SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13"

Transkripsi

1 Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BERBAGAI DAERAH II SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru 1.3. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mampu memahami Perundingan Linggarjati. 2. Mampu memahami Agresi Militer Belanda I. 3. Mampu memahami Perundingan Renville. 4. Mampu memahami Agresi Militer Belanda II. 5. Mampu memahami Pemerintah Darurat Republik Indonesia. A. Perundingan Linggarjati Kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA pada 29 September 1945 menyebabkan terjadinya ketegangan hubungan antara Sekutu-NICA dengan Indonesia. Hal ini berujung pada kontak senjata antara kedua belah pihak. Untuk meredakan ketegangan, Sir Philip Christison selaku Panglima Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI-Sekutu)

2 memprakarsai beberapa pertemuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia mengenai maksud kedatangan tentara asing ke Indonesia. Pertemuan atas prakarsa Sir Philip Christison dilakukan dua kali sebagai berikut. 1. Pertemuan Soekarno-Van Mook pada 25 Oktober Pertemuan Syahrir-Van Mook pada 17 November Kedua pertemuan tersebut mengalami kegagalan karena pihak Belanda yang diwakili Van Mook sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda bersikeras menjadikan Indonesia sebagai negara persemakmuran Belanda. Kegagalan prakarsa Sir Philip Christison membuat Inggris menugaskan Sir Archibald Clark Kerr, diplomat Inggris mengundang perwakilan Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, Belanda. Adapun delegasi yang berunding dalam Perundingan Hooge Veluwe adalah sebagai berikut. 1. Delegasi Indonesia: Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, dan Mr. A.K. Pringgodigdo. 2. Delegasi Belanda: Dr. Van Mook, Prof. Logemann, Dr. Idenburgh, Dr. Van Royen, Prof. Van Asbeck, Sultan Hamid II, dan Letkol. Surio Santosa. 3. Pihak Sekutu sebagai penengah: Sir Archibald Clark Kerr. Akan tetapi, perundingan ini gagal karena Belanda hanya mau mengakui kedaulatan RI atas Jawa dan Madura. Di samping itu, Belanda mampu memainkan permainan politik dengan menampilkan dua orang Indonesia dalam delegasinya seakan-akan masalah yang terjadi di Indonesia adalah perpecahan dalam negeri Indonesia bukan disebabkan oleh Belanda. Gambar 4.1 Perundingan Linggarjati, tampak Soekarno dan Hatta. Sumber: id.wikipedia.org Pihak Inggris sekali lagi menawarkan bantuan sebagai perantara dan penengah dalam menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda. Melalui Lord Killearn sebagai utusan Inggris, perundingan pendahuluan antara Indonesia Belanda dilaksanakan pada 7 Oktober 1946 di Jakarta. Pihak Indonesia diwakili oleh Sudarsono, Jenderal Sudirman, dan Jenderal Urip Sumoharjo. Pihak Belanda diwakili oleh Prof Schermercon. Perundingan selanjutnya dilaksanakan pada 10 November 1946 di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan Belanda diwakili oleh Van Mook. Hasil Perundingan Linggarjati diumumkan pada 15 November

3 Hasil perundingan ditandatangani pada 25 Maret Isinya sebagai berikut. 1. Belanda mengakui wilayah Indonesia secara de facto yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. 2. Republik Indonesia bersama Belanda bekerja sama membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS). 3. Bersama-sama membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Gambar 4.2 Wilayah Indonesia (berwarna) setelah Perundingan Linggarjati. Sumber: id.wikipedia.org Perundingan Linggarjati menimbulkan pro dan kontra di Indonesia. Bagi kelompok kontra, Perundingan Linggarjati dianggap bentuk kegagalan Indonesia dalam menjaga kedaulatan Indonesia, sedangkan di pihak pro, perundingan Linggarjati dianggap jalan terbaik untuk menghindari perang dengan Belanda. Untuk menyelesaikan masalah ini, pemerintah menambah jumlah anggota KNIP agar pemerintah mendapat dukungan suara untuk menandatangani perundingan Linggarjati. Perundingan ini dianggap tidak menguntungkan bagi Indonesia karena membuat daerah Indonesia semakin sempit. Akan tetapi, Indonesia tetap menandatangani pada 25 Maret 1947 dengan pertimbangan sebagai berikut. 1. Cara terbaik untuk menghindari jatuhnya korban jiwa karena kemampuan militer Indonesia masih jauh di bawah militer Belanda. 2. Cara untuk mengundang simpati dari dunia internasional. 3. Perdamaian dengan gencatan sejata dapat memberi waktu bagi tentara Indonesia untuk melakukan konsolidasi. 3

4 Dampak dari Perundingan Linggarjati adalah berkurangnya dukungan terhadap Perdana Menteri Syahrir karena bertanggung jawab atas berkurangnya wilayah Indonesia yang kemudian berujung pada kejatuhan Kabinet Syahrir. Meskipun dikatakan merugikan bagi Indonesia, Perundingan Linggarjati berhasil mengundang simpati internasional yang ditandai dengan adanya pengakuan kedaulatan dari Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet. SUPER "Solusi Quipper" Isi Perundingan Linggarjati bisa kita ingat melalui kumpulan kata kunci berikut. Belanda mendepak (de facto) SUWARA (Sumatra, Jawa, Madura) RIS bersama UNI dan Ratu Belanda. B. Agresi Militer Belanda I Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatra yang dimulai 27 Juli 5 Agustus Agresi Militer Belanda I dilatarbelakangi oleh perselisihan antara Belanda dan RI akibat perbedaan penafsiran mengenai Perundingan Linggarjati, yaitu status RI. Belanda menganggap RI adalah bagian dari negara persemakmurannya setelah Perundingan Linggarjati. Hubungan RI-Belanda semakin memanas ketika 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum yang harus dijawab dalam 14 hari. Berikut isi dari Nota Ultimatum tersebut. 1. Membentuk pemerintahan bersama. 2. Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga bersama. 3. Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah-daerah yang diduduki Belanda. 4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama (gendarmerie) termasuk daerah-daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda. 5. Menyelenggarakan pemilikan bersama atas impor dan ekspor. Perdana Menteri Syahrir tidak menyetujui poin gendarmerie. Hal ini menyebabkan Belanda tidak mengakui lagi Perundingan Linggarjati pada 20 Juli 1947 melalui pernyataan dari Van Mook, Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Adapun tujuan Agresi Militer Belanda adalah sebagai berikut. 4

5 1. Mengepung ibu kota Jakarta. 2. Merebut daerah-daerah penghasil makanan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan daerah perkebunan tembakau di Sumatra Timur. 3. Menghancurkan kekuatan tentara Indonesia. Agresi Militer Belanda I dimulai malam hari pada 21 Juli 1947 di Jawa dan Sumatra. Akan tetapi, kekuatan TNI belum cukup kuat menghadang serangan Belanda sehingga TNI terpencar dan melakukan perang gerilya. Taktik gerilya cukup efektif karena berhasil membatasi gerak tentara Belanda. Gerak pasukan Belanda hanya terbatas di kota-kota, sedangkan TNI masih berkuasa di hutan dan desa-desa. Agresi Militer Belanda I banyak memakan korban, beberapa tokoh nasional yang menjadi korban dari Agresi Militer Belanda I adalah Adi Sucipto, Abdurahman Saleh, dan Adi Sumarmo yang gugur setelah pesawat yang mereka tumpangi ditembak jatuh di Yogyakarta. Tindakan Agresi Militer Belanda mengundang berbagai kecaman internasional, seperti kecaman dari negaranegara Timur Tengah, Inggris, bahkan India serta Australia meminta agar Agresi Militer Belanda 1 dimasukkan dalam berita acara Dewan Keamanan PBB. Pada 4 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata. Atas tekanan PBB, gencatan senjata untuk menghentikan Gambar 4.3 Iring-iringan pasukan Belanda dalam agresi militer Belanda 1. Sumber: id.wikipedia.org agresi militer disetujui Belanda pada 15 Agustus Pada 25 Agustus 1947, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai penengah penyelesaian konflik antara RI dengan Belanda selanjutnya. C. Perundingan Renville Penyelesaian Agresi Militer Belanda 1 diprakarsai oleh KTN selaku wakil PBB di Indonesia. Adapun anggota KTN adalah sebagai berikut. 1. Richard Kirby dari Australia sebagai Wakil Indonesia. 2. Paul van Zeeland dari Belgia sebagai Wakil Belanda. 3. Frank Graham dari Amerika sebagai penengah. 5

6 Perundingan Renville merupakan salah satu usaha KTN untuk mengakhiri konflik Indonesia-Belanda. Adapun pelaksanaan Perundingan Renville dihadiri oleh: 1. Delegasi Indonesia dipimpin Perdana Menteri Amir Syarifuddin; 2. Delegasi Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo; dan 3. Delegasi KTN dipimpin oleh Frank Porter Graham dari Amerika Serikat. Gambar 4.4 Suasana perundingan Renville. Tampak Haji Agus Salim salah satu wakil Indonesia. Sumber: id.wikipedia.org Perundingan tersebut dilaksanakan di atas geladak Kapal Amerika Serikat, USS Renville pada 8 Desember 1947 dan ditandatangani pada 17 Januari 1948 yang isinya sebagai berikut. 1. Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia. 2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda. 3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Gambar 4.5 Wilayah Indonesia (merah) setelah perundingan Renville. Sumber: Wikipedia.org SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat isi Perundingan Renville, kalian bisa ingat kumpulan kata kunci berikut. Belah Tengah Yoga Sumo Pisah Mundur (Belanda Jawa Tengah Yogya Sumatra Memisahkan Mundur) 6

7 Perundingan ini makin mempersulit posisi Indonesia karena wilayah RI makin sempit. Kesulitan itu bertambah setelah Belanda melakukan blokade ekonomi terhadap Indonesia dan Indonesia terpaksa harus menarik mundur TNI dari daerah-daerah gerilya kemudian hijrah ke wilayah Indonesia yang paling dekat. Walaupun Perundingan Renville merugikan, pemerintah Indonesia mempunyai pertimbangan sebagai berikut. 1. Persediaan amunisi TNI untuk perang semakin menipis. Apabila menolak perundingan, dikhawatirkan timbul peperangan yang akan timbul korban besar di pihak TNI. 2. Dewan Keamanan PBB memberikan jaminan kepada Indonesia untuk menolong dengan melakukan pemungutan suara yang akan dimenangkan oleh pihak Indonesia. Akibatnya, timbul reaksi keras di kalangan pemimpin-pemimpin RI yang mengakibatkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin yang dianggap telah menjual negara kepada Belanda. Pada 29 Januari 1948, Perdana Menteri Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kemudian digantikan oleh kabinet Hatta. Kerugian yang diterima Indonesia akibat Perundingan Renville menyebabkan terjadinya beberapa pemberontakan dalam negeri. 1. Amir Syarifuddin yang kecewa akhirnya menjadi oposisi kabinet Hatta dan bersama Muso mengadakan pemberontakan PKI di Madiun pada 18 September Kartosuwiryo sebagai pemimpin laskar Hizbullah enggan menarik mundur pasukannya dari kantong gerilya di Jawa Barat dan mendirikan Negara Islam Indonesia pada 4 Agustus D. Agresi Militer Belanda II Agresi Militer Belanda II dimulai 19 Desember Belanda memanfaatkan situasi politik Indonesia yang sedang kacau karena pemberontakan PKI Madiun setelah Perundingan Renville. Perundingan Renville membawa dampak buruk bagi situasi politik Indonesia. Indonesia terpaksa menarik mundur TNI dari daerah gerilya sehingga menimbulkan kecaman dari kalangan pemimpin RI yang berujung jatuhnya Kabinet Amir Syarifudin. Pada kelanjutannya, Amir Syarifudin menjadi oposisi bagi kabinet Hatta dan terlibat dalam pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur. 7

8 Belanda mengambil kesempatan untuk mengambil alih Indonesia. Adapun dalih Belanda untuk melakukan Agresi Militer II adalah RI tidak menjalankan hasil perundingan Renville karena terjadi pelanggaran gencatan senjata oleh RI. Hal ini menyebabkan Belanda tidak mengakui lagi Perundingan Renville. Pernyataan ini disampaikan pada 18 Desember Sebagai tindak lanjut dari pernyataan Belanda, pada 19 Desember 1948, pukul 06.00, Belanda melakukan serangan ke lapangan udara Maguwo. Dalam tempo singkat, Belanda berhasil menguasai ibu kota RI, Yogyakarta. Selain menguasai Yogyakarta, Belanda juga menangkap pemimpin RI, seperti Soekarno (presiden RI), Hatta (Perdana Menteri RI), Syahrir (Penasihat Presiden), dan Agus Salim (Menteri Luar Negeri). Keberhasilan Belanda menangkap para pemimpin RI karena para pemimpin RI bersikeras tinggal di Yogyakarta agar tetap dekat dengan KTN. Tujuan Belanda melakukan Agresi Militer II adalah menunjukkan pada dunia pemerintahan RI dan kekuatan militernya sudah tidak ada lagi. 1. Reaksi RI terhadap Agresi Militer Belanda II a. Bidang Politik Sebelum penangkapan para pemimpin RI, Presiden Soekarno berhasil mengirimkan pesan kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) agar pemerintahan RI tetap berjalan sebagaimana mestinya. Gambar 4.6 Pejuang Indonesia sedang siaga di perbatasan Yogyakarta. Sumber: Wikipedia.org Apabila Syafruddin Prawiranegara tidak dapat menjalankan tugasnya, presiden memerintahkan Sudarsono, L. N. Palar, dan A. A. Maramis yang ada di New Delhi, untuk membentuk pemerintahan RI di India. PDRI berhasil mengirimkan pesan kepada PBB pada 23 Desember 1948, RI bersedia menghentikan peperangan dan berunding dengan Belanda. Tindakan RI mendapatkan dukungan dari dunia internasional. 1.) PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan pertempuran. Pada 28 Januari 1949, KTN dibubarkan dan diganti dengan UNCI (United Nations Commisions for Indonesia). 8

9 2.) India dan Pakistan yang melarang pesawat Belanda untuk mendarat di wilayah India dan Pakistan. 3.) Amerika Serikat yang menghentikan semua bantuan ke Belanda hingga Belanda menghentikan permusuhan dengan RI. b. Bidang Militer Jatuhnya Ibu Kota Yogyakarta diperkirakan oleh Belanda akan membuat kekuatan TNI hancur, namun perkiraan Belanda salah. TNI di bawah pimpinan Jenderal Sudirman masih mampu melakukan perang gerilya dan pergerakan TNI cukup merepotkan Belanda. Peran dari Kolonel A.H. Nasution juga patut diperhitungkan dengan gagasannya dalam Perintah Siasat No. 1. TNI harus menyusup ke belakang garis musuh dan membentuk kantong-kantong gerilya sehingga Pulau Jawa menjadi medan gerilya yang luas. Puncak dari peranan TNI dalam Agresi Militer Belanda II adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 yang ditujukan untuk merebut Ibu Kota Yogyakarta dari Belanda. Serangan Umum 1 Maret 1949 meraih keberhasilan. TNI berhasil menduduki Yogyakarta selama 6 Jam dan berhasil menyiarkan ke seluruh dunia tentang keberhasilan Serangan Umum 1 Maret Arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah TNI berhasil menunjukkan pada dunia bahwa pemerintah RI masih memiliki kekuatan dan sanggup mempertahankan kemerdekaannya. 2. Dampak Agresi Militer Belanda II Akhirnya, desakan dari Amerika Serikat pada 7 Februari 1949 dan negara-negara anggota PBB membuat Belanda mau menerima resolusi PBB untuk menghentikan pertempuran. Atas prakarsa UNCI, RI dan Belanda dipertemukan dalam Perundingan Roem-Royen yang dimulai sejak 7 Mei 1949 untuk menyelesaikan konflik kedua negara tersebut. Pada Juni 1949, Belanda mulai menarik mundur tentaranya dari Yogyakarta. E. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia 1. Arti dan Definisi PDRI kepanjangan dari Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. PDRI dibentuk oleh Syafruddin Prawiranegara setelah jatuhnya ibu kota Yogyakarta dan ditangkapnya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta, dan Menteri Luar Negeri H. Agus Salim. 9

10 Pembentukan PDRI mempunyai arti bahwa pemerintahan Indonesia tetap berfungsi walaupun para pemimpin RI dan ibu kota RI telah jatuh ke tangan Belanda. Selain itu, adanya PDRI membuat RI memperoleh dukungan internasional ketika Belanda memberitakan RI sudah tidak ada. Ternyata, PDRI mampu menunjukkan pemerintahan RI masih ada dan berfungsi. PDRI mampu mengirimkan pesan kepada PBB pada 23 Desember 1948 untuk mengajukan gencatan senjata dan mengadakan perundingan dengan Belanda. 2. Latar Belakang Pembentukan Latar belakang pembentukan PDRI adalah tertangkapnya Soekarno dan Hatta dalam aksi Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember Sesaat sebelumnya, pemerintah sempat mengirimkan pesan kawat pada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara yang sedang berada di Bukittinggi untuk membentuk PDRI. Pesan kawat yang kedua bahwa apabila usaha Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk PDRI gagal di Sumatra maka mandat diserahkan pada Sudarsono, A. A. Maramis, dan L. N. Palar untuk membentuk pemerintah pelarian RI di India. Gambar 4.7 Syafruddin Prawiranegara, Ketua PDRI. Sumber: Wikipedia.org Pada 22 Desember 1948, Syafruddin Prawiranegara, Teuku Mohammad Hasan, Kolonel Hidayat, Lukman Hakim, Manati Sitompul, dan Sutan Muhammad Rusli mengadakan rapat di Halaban, Payakumbuh, Sumatra Barat. Rapat ini menghasilkan keputusan PDRI dibentuk dengan susunan pemerintahan sebagai berikut. a. Ir. Syafruddin Prawiranegara: Ketua PDRI/Menteri Pertahanan/ Menteri Penerangan/ Menteri Luar Negeri ad interim. b. Mr. T. M. Hassan: Wakil Ketua PDRI/Menteri Dalam Negeri/ Menteri PPK/Menteri Agama. c. Mr. Sutan Mohammad Rasjid: Menteri Keamanan/Menteri Sosial, Pembangunan, Pemuda. d. Mr. Lukman Hakim: Menteri Keuangan/ Menteri Kehakiman. e. Ir. Mananti Sitompul: Menteri Pekerjaan Umum/ Menteri Kesehatan. f. Ir. Indracaya: Menteri Perhubungan/Menteri Kemakmuran. 3. Penyerahan Mandat Pemerintahan Saat Agresi Militer Belanda II dilaksanakan, Soekarno dan beberapa pejabat negara memutuskan untuk tinggal di Yogyakarta agar tetap dekat dengan KTN walaupun dengan risiko akan ditangkap Belanda. 10

11 Pada 19 Desember 1948 pagi, sebelum penyerangan Belanda ke Yogyakarta, Kabinet Hatta melakukan sidang untuk memutuskan jika terjadi sesuatu terhadap pemimpin negara maka pemerintah akan memberikan mandat pada Syafrudin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran untuk membentuk Pemerintahan Darurat. Untuk menjaga kemungkinan pemerintahan RI tetap berfungsi, sebelum Soekarno dan Hatta ditangkap oleh Belanda, pemerintah memberikan pesan kawat kepada Syafruddin Prawiranegara dan perwakilan RI di India. Isi kawat pesan tersebut sebagai berikut. Pertama, memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatra. Kedua, jika usaha Syafruddin gagal maka mandat diberikan kepada Sudarsono, A. A. Maramis, dan L. N. Palar yang sedang ada di India untuk mendirikan pemerintah dalam pengasingan di New Delhi, India. Ternyata, Syafruddin tidak pernah menerima kawat itu. Akan tetapi, beliau tetap berinisiatif untuk membentuk pemerintahan sendiri. Inisiatif ini berdasarkan permintaan Hatta pada November 1948 yang telah mengajak Syafruddin ke Bukittinggi dan memintanya tetap di sana untuk mempersiapkan berdirinya pemerintahan darurat. Permintaan Hatta didasarkan pada hubungan Belanda RI yang memanas setelah perundingan Renville. Menurut Hatta, akan ada kemungkinkan serangan Belanda dan jika ibu kota RI di Jawa jatuh. Oleh karena itu, Syafruddin harus membentuk pemerintahan darurat agar pemerintahan RI tetap berfungsi. Gambar 4.8 Rumah Syafruddin Prawiranegara yang dijadikan kantor PDRI. Sumber: Wikipedia.org Pada 22 Desember 1948, setelah mendengar berita jatuhnya Yogyakarta, Syafruddin Prawiranegara, Teuku Mohammad Hasan, Kolonel Hidayat, Lukman Hakim, Manati Sitompul, dan Sutan Muhammad Rusli mengadakan rapat di Halaban, Payakumbuh, 11

12 Sumatra Barat. Rapat ini menghasilkan keputusan PDRI dibentuk dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua. Pembentukan PDRI juga mendapatkan dukungan dari Jenderal Sudirman beserta TNI dan rakyat Indonesia terutama yang ada di Sumatra. Oleh sebab itu, berkat dukungan rakyat dan pejabat pemerintahan, PDRI dapat menjalankan tugasnya untuk melanjutkan perjuangan RI. 4. Kecaman dari Internasional Menjelang pertengahan 1949, posisi Belanda makin terjepit. Dunia internasional mengecam agresi militer Belanda II. Sementara di Indonesia, pasukan Belanda tidak pernah berhasil berkuasa penuh. Hal ini disebabkan oleh faktor berikut. a. TNI berhasil menerapkan strategi perang gerilya sehingga Belanda hanya berhasil menguasai kota besar, sedangkan tempat selain kota, seperti desa dan hutan, tetap menjadi daerah kekuasaan TNI. b. Pembentukan PDRI dan keberhasilan memancarkan berita tentang kelanjutan perjuangan RI menunjukkan RI masih tetap ada walaupun para pemimpinnya telah ditangkap. Keberhasilan TNI dan pembentukan PDRI membuka mata dunia sehingga menimbulkan kecaman di dunia internasional kepada Belanda. Bentuk kecamannya ditunjukkan oleh beberapa negara berikut. a. Kecaman dari Negara Indonesia Timur dan Negara Pasundan yang merupakan boneka Belanda. b. Konferensi Asia yang diusulkan Myanmar dan India pada Januari 1949 di New Delhi, India. Konferensi ini dihadiri oleh negara Asia, Afrika, dan Australia untuk membahas masalah Indonesia yang kemudian disampaikan ke PBB. c. PBB mengutuk tindakan Belanda karena tidak menghormati PBB dengan melanggar perundingan Renville yang ditandatangani di depan KTN yang merupakan wakil dari PBB. d. Kecaman Amerika Serikat berupa penghentian bantuan ekonomi kepada Belanda hingga Belanda mau menghentikan agresinya. PDRI juga melakukan perlawanan bersenjata terhadap Belanda di Sumatra, yang ditandai adanya pemerintahan daerah militer di Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan. Selain itu, adanya Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh TNI yang berhasil menduduki Yogyakarta selama 6 jam, membuat Belanda semakin tersudut di mata internasional. 12

13 Arti Penting Serangan Umum 1 Maret 1949: RI dan TNI berhasil menunjukkan pada dunia bahwa RI masih mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengadakan perlawanan dalam mempertahankan kemerdekaan. Hal ini memaksa Belanda untuk mengadakan gencatan senjata dan perundingan dengan RI. Adapun perundingan-perundingan tersebut, yaitu perundingan Roem-Royen, Perundingan Inter Indonesia, dan Konferensi Meja Bundar. 5. Pengembalian Mandat Pemerintahan Pengembalian mandat dari PDRI ke Pemerintah Indonesia berkaitan erat dengan Perundingan Roem-Royen. Hasil Perundingan Roem-Royen menyebabkan Belanda harus mengembalikan para pejabat pemerintahan yang ditawan. Pada 6 Juli 1949, pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta. Kembalinya presiden dan wakil presiden beserta pejabat lainnya ke Yogyakarta menyebabkan terjadinya dualisme pemerintahan RI. Untuk mengatasi masalah tersebut, RI mengutus Dr. J. Leimena, Moh. Natsir, dan dr. Halim ke Bukittinggi untuk meminta Syafruddin Prawiranegara datang ke Jakarta. Awalnya, perundingan ini berjalan alot karena dalam Perundingan Roem-Royen, PDRI tidak diundang untuk ikut-serta dan Perundingan Roem-Royen yang merugikan Indonesia. Akan tetapi, untuk menjaga Indonesia dari perpecahan, Syafruddin mau datang ke Yogyakarta untuk menyerahkan mandatnya ke pemerintah Indonesia dalam sidang kabinet pada 13 Juli

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Page1 BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA I. Perjuangan Bersenjata Setelah Perang Pasifik, Indonesia ditangani oleh Pasukan Sekutu yang bernama Allied Forces

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia mendapat gangguan dari pihak Belanda. Hal ini terbukti dengan adanya pasukan Belanda yang ikut membonceng pasukan sekutu. Belanda ingin menjajah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

Materi Sejarah Kelas XII IPS

Materi Sejarah Kelas XII IPS 2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN. Kata Kunci

BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN. Kata Kunci BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN AN INDONESIA Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah mempelajari

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA (1911 1989) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Nasional Pengusulan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan

Lebih terperinci

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN Pada Bab sebelumnya telah dibahas mengenai Serangan Umum 1 Maret yang dilaksanakan oleh TNI sebagai pembuktian masih adanya kekuatan Militer Indonesia kepada pihak Belanda.

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit )

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit ) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode D) ferryandriyanto, S. Pd. 1. Kekecewaan Kahar Muzakar karena keinginannya menggabungkan

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I Makalah Sejarah Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah berikan rahmat dan karunianya pada kami hingga kami sukses merampungkan makalah ini yang alhamdulillah pas pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A PR IPS 11. Sebutkan 10 macam rumah adat beserta provinsinya! Jawab: 1) Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD). Rumah Adat : Rumah Krong Bade 2) Provinsi Sumatera Utara

Lebih terperinci

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA 3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No :

TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No : LAMPIRAN 88 89 TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) Nama Sekolah Kelas/Semester Mata pelajaran : SD Mangunsari 05 Salatiga : VI/2 : Ilmu Pengetahuan Sosial Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2016 Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 L A M P I R A N 79 LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama sekolah : SD N Blotongan 01 Mata pelajaran Kelas/semester

Lebih terperinci

BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI

BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia PETA KONSEP MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menandai akhir Perang Dunia II. Dalam situasi demikian, tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE

BAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE BAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE Bab ini akan membahas mengenai upaya penyelesaian konflik Indonesia dan Belanda melalui perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville, kedua perjanjian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA. : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) LAMPIRAN 70 71 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jauh Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara sudah melakukan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jauh Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara sudah melakukan hubungan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara sudah melakukan hubungan diplomasi antar satu kerajaan dengan kerajaan lainnya

Lebih terperinci

Transkrip wawancara dengan kepala sekolah SMA N 1 Teladan Yogyakarta

Transkrip wawancara dengan kepala sekolah SMA N 1 Teladan Yogyakarta 90 Lampiran 3. Transkrip wawancara Transkrip wawancara dengan kepala sekolah SMA N 1 Teladan Yogyakarta Identitas Informan Nama : Rudy Prakanta, S.Pd., M.Eng. Jenis Kelamin : laki-laki Pekerjaan : Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar : 1. Menganalisis Perjuangan sejak Proklamasi hingga Lahirnya 1.1. Menganalisis

Lebih terperinci

Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949

Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949 Konferensi Meja Bundar Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember KMB ="Konferensi Meja Bundar" Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban

Lebih terperinci

PERJUANGAN RAKYAT BATANGHARI MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA II SKRIPSI

PERJUANGAN RAKYAT BATANGHARI MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA II SKRIPSI PERJUANGAN RAKYAT BATANGHARI MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA II 1948-1949 SKRIPSI OLEH : RAHMA WINATA I1A113016 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI 2017 ABSTRAK Rahma Winata.

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL SMP NEGERI 37 SEMARANG TAHUN PELAJARAN

ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL SMP NEGERI 37 SEMARANG TAHUN PELAJARAN ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL SMP NEGERI 37 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015-2016 MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS : IX HARI/TANGGAL : WAKTU : PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah lebih dahulu nama,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki

Lebih terperinci

PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM

PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM 080210302030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD SEJARAH PERKEMBANGAN UUD [18 Agustus 1945 dan Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959] Dr. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2017 Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset,

Lebih terperinci

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

BAB IX AGRESI MILITER BELANDA 1 DAN 2

BAB IX AGRESI MILITER BELANDA 1 DAN 2 BAB IX AGRESI MILITER BELANDA 1 DAN 2 Pada bab ke 9 ini kita akan membahas tentang aksi Agresi Militer Belanda ke wilayah Indonesia. Adapun menurut Belanda aksi agresi militer ini merupakan aksi pegamanan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KABINET HATTA I DALAM MENJALANKAN PEMERINTAHAN UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN INTERNASIONAL

BAB IV STRATEGI KABINET HATTA I DALAM MENJALANKAN PEMERINTAHAN UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN INTERNASIONAL BAB IV STRATEGI KABINET HATTA I DALAM MENJALANKAN PEMERINTAHAN UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN INTERNASIONAL A. Hasil Program Kerja Kabinet Hatta I Masa kerja Kabinet Hatta I dimulai pada tanggal 29 Januari

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIRSEMESTER GENAP Tahun Pelajaran

ULANGAN AKHIRSEMESTER GENAP Tahun Pelajaran ULANGAN AKHIRSEMESTER GENAP Tahun Pelajaran 2016 2017 Mata Pelajaran : SEJARAH Kelas : XI( Sebelas ) Program Keahlian : Semua Program Waktu : 90 menit I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANGBENAR!

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

Perang Paderi Bonjol (Sumatera barat) Tuanku Imam Bonjol (Peto Syarif/Mohammad Shahab)

Perang Paderi Bonjol (Sumatera barat) Tuanku Imam Bonjol (Peto Syarif/Mohammad Shahab) RANGKUMAN SEJARAH NASIONAL TEST TKD CPNS Perjuangan Rakyat Indonesia Melawan Penjajahan Belanda Perang perjuangan Periode Lokasi Tokoh Perang Rakyat Maluku 1817 Saparua dan pulau-pulau Pattimura (Thomas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI 1947-1949 Skripsi Disusunoleh : Andry Anggiat M.H I1A113004 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSISTAS JAMBI 2017 Abstrak Andry Anggiat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MODUL kelas XII PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN 1945-1949 DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga Lahirnya

Lebih terperinci

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MODUL kelas XII PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN 1945-1949 DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisis Perjuangan Bangsa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) I. Satuan Pendidikan : SDN Lempuyangan I Yogyakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V (lima) / II (dua) Pertemuan ke- :

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode E) Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Preanger Stelsel mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

Keywords: Role Mohamad Roem, In Negotiations Roem-Royen

Keywords: Role Mohamad Roem, In Negotiations Roem-Royen ROEM MOHAMAD ROLE IN INDONESIA DIPLOMACY 1924 UP TO 1968 Compiled by: Nove Irovani Marbun 1, Ridwan Melay 2, Tugiman 3 History Education program Teachers Training and Education Faculty - Riau University

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

PERUNDINGAN ROEM-ROIJEN DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1949

PERUNDINGAN ROEM-ROIJEN DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1949 PERUNDINGAN ROEM-ROIJEN DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1949 U. Runalan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-UNIGAL artefak@unigal.ac.id ABSTRAK Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN ( ) Insan Fahmi Siregar. Abstract PENDAHULUAN

PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN ( ) Insan Fahmi Siregar. Abstract PENDAHULUAN PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN (1945-1960) Insan Fahmi Siregar Abstract liberal democracy era, Masyumi members had seats in parliament and the party supplied prime ministers Key

Lebih terperinci