BAB II KAJIAN PUSTAKA. maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non"

Transkripsi

1 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskrisi Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas menurut Suryobroto (2009: 191) adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang kreatif berbeda dengan apa yang telah ada. Dari potensi kreatif seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan, kinerja, atau karya baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas. Menurut Sukmadinata (2009: 104) kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsurunsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif. Satiadarma dalam bukunya (2003: 109) mengemukakan 8

2 24 kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri berpikir kreatif maupun berpikir efektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kegiatan untuk menghasilkan, menciptakan, dan mengekspresikan diri serta melakukan hal-hal yang bersifat inovatif baik sesuatu yang baru ataupun kombinasi dari yang sudah ada sebelumnya, hal tersebut dilakukan untuk dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan disekitarnya. Kreativitas tidak harus menghasilkan produk namun bisa berupa ide-ide atau gagasangagasan. b. Pengembangan Kreativitas Pengembangan kreativitas siswa menurut Munandar (2009: 45) perlu meninjau empat aspek dari kreativitas yaitu pribadi, pendorong (press), proses, dan produk (4p dari kreativitas) 1) Pribadi Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganya. Ungkapan kreatif adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang produktif.

3 25 2) Pendorong Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkunganya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. 3) Proses Mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Proses pengembangan kreativitas yang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif. 4) Produk Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong ( press ) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Pendidik harus menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.

4 26 c. Membangkitkan Kreativitas di Sekolah Menurut Satiadarma dan Waruwu (2003: ) membangkitkan kreativitas di sekolah yaitu : 1) Sikap Guru Cara yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah dengan mendorong motivasi instrinsik. Motivasi instrinsik akan tumbuh, jika guru memungkinkan anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas tertentu di kelas. Beberapa peneliti menugaskan anak membaca teks ilmu penegetahuan sosial dengan tiga cara instruksi yang berbeda : a) tidak diarahkan (non directed), b) tidak diawasi tetapi diarahkan (non-controlling but directed), dan c) diawasi plus diarahkan (controlling and directed). Seorang guru yang mendorong otonomi anak menggunakan pendekatan memberikan gagasan, saran, dan bimbingan, tetapi tidak memberikan jawaban dan petunjuk eksplisit dan hasilnya anak-anak sangat kreatif. 2) Metode pembelajaran Metode atau teknik belajar kreatif berorientasi pada pengembangan potensi berpikir siswa, yakni mengaitkan fungsi berpikir divergen menjadi teknik-teknik sumbang saran, daftar penulisan gagasan, teknik pemecahan masalah yang merangsang siswa untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan.

5 27 3) Suasana pengajaran yang menyenangkan Suasana pengajaran yang hanya mendukung keamanan dan kebebasan yang membuat para siswa untuk mengembangkan pikiran-pikiran kreatifnya, sehingga akan berani mengembangkan pikiran-pikiran yang bersifat eksploratif. 4) Pengaturan kelas Pengaturan ruang kelas menjadi sumber pendukung para siswa untuk membaca, menjajaki, dan meneliti. Misalnya, gambargambar, perpustakaan mini, dan alat-alat yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan konstruktif. 5) Persiapan guru Guru harus bertugas mendorong siswanya untuk mengembankan kreativitas dalam menjajaki tugas-tugas baru. Dalam pengajarannya guru memberikan waktu untuk memikirkan dan mengembangkan ide atau gagasan kreatif. d. Indikator Kreativitas Indikator kreativitas siswa menurut pakar psikologi dalam Munandar (2009: 37) adalah sebagai berikut : 1) Imajinatif 2) Mempunyai minat luas 3) Melit (ingin tahu) 4) Penuh energi 5) Percaya diri 6) Berani dalam pendirian dan keyakinan

6 28 e. Penilaian Kreativitas Menurut Munandar (2009: 192) mengemukakan penilaian kreativitas kognitif meliputi : 1). Berpikir lancar yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan. 2). Berpikir luwes atau fleksibel yaitu mempunyai arah pemikiran yang berbeda-beda tidak monoton. 3). Berpikir orisinil yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, jawaban yang berbeda dari yang lainnya. 4). Berpikir terperinci atau elaborasi yaitu memperluas gagasangagasan. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi belajar adalah hasil pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur menggunakan instrumen tes atau instrument yang relevan, sehingga prestasi belajar diartikan sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada priode tertentu. Menurut Arifin (2011: 12) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, yang kemudian diartikan dalam bahasa

7 29 Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha (learning autcome). Istilah prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar (achievement) mempunyai fungsi utama, antara lain : 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat rasa ingin tahu. 3) Prestasi belajar bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Menurut Ahmadi (2013: 138) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu : 1) Faktor internal Terdiri dari : a) Faktor jasmani baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh saat anak tumbuh. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun sifat yang diperoleh yang terdiri atas faktor intelektif dan faktor nonintelektif. Faktor intelektif meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. Faktor non-intelektif yaitu unsusr-unsur kepribadian seperti sikap, minat, motivasi, kebutuhan diri,

8 30 penyesuaian diri dan emosi. 2) Faktor eksternal Terdiri atas: a) Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan rumah, dan lingkungan kelompok. b) Faktor budaya meliputi adat istiadat, teknologi, kesenian dan ilmu pengetahuan. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas bermain serta iklim. d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan. Dari beberapa pendapat prestasi belajar di atas, dapat disimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai siswa berupa suatu keberhasilan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar yang diperoleh siswa setelah diadakan evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai rapor. 3. Teknik Pembelajaran Mind Mapping a. Teknik Pembelajaran Majid (2013: 231) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran merupakan siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode yang disususn

9 31 berdasarkan pendekatan yang dianut. Menurut Roestiyah (2008: 1) teknik penyajian pelajaran adalah suatu cara yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara atau siasat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar bisa diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. b. Mind Mapping Menurut Buzan (2013: 4) mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind mapping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita, sedangkan menurut Buzan (2013: 60) mind mapping juga merupakan alat yang ramah otak karena melibatkan kedua sisi otak karena mind mapping menggunakan gambar, warna dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersamaan dengan kata, angka, dan logika (wilayah otak kiri). Menurut Martin (Trianto, 2011: 158) yang dimaksud peta konsep atau mind mapping adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Windura mengemukakan (2013: 12) mind mapping

10 32 merupakan : 1) Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak. 2) Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan otak sesuai dengan cara kerja alamiahnya. 3) Sistem belajar dan berpikir yang mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi. 4) Sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan apa yang terjadi secara internal di dalam otak kita saat belajar dan berpikir. 5) Sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak saat belajar dan berpikir. Dari definisi mind mapping di atas dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah teknik mencatat dan mengingat yang kreatif dan efektif yang menggunakan bantuan gambar dan warna yang memadukan kerja otak kanan dan otak kiri secara bersamaan sehingga memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal. Menurut Windura (2013: 32) langkah-langkah cara membuat mind mapping : 1) Kertas diletakkan dan diposisikan dalam keadaan mendatar. 2) Tentukan topik apa yang ingin anda mind map (biasanya itu akan menjadi topik utama yang anda pikirkan atau topik bab pelajaran). 3) Buatlah pusat mind map di tengah-tengah kertas berupa pusat

11 33 gambar mind map ini sering disebut central image. Beri judul juga. 4) Buatlah cabang utama yang merupakan cabang yang memancar langsung dari pusat mind map. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang yang berbeda. 5) Informasi yang ditulis di atas cabang dan jumlah 1 buah kata saja, yaitu kata kunci. 6) Kembangkan cabang utama dengan cabang-cabang lain berikutnya yang berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan cabang induknya. Gunakan warna yang sama dengan cabang induknya. 7) Gambar harus selalu ditambahkan untuk memperkuat informasi. Tujuh langkah untuk membuat mind mapping menurut Buzan (2013: 15) yaitu sebagai berikut : 1) Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami. 2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Gambar sentral akan membuat kita lebih fokus, membantu kita konsentrasi, dan mengaktifkan otak. 3) Menggunakan warna yang menarik, karena bagi otak, warna

12 34 sama menariknya dengan gambar, membuat mind mapping lebih hidup menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan. 4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan tingkat dua dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua atau tiga, atau empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. 5) Buat garis hubung yang melengkung bukan garis lurus karena akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang pohon jauh lebih menarik dari mata. 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis kerena dengan kata kunci tunggal dapat memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping. 7) Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral memiliki seribu makna. Manfaat mind mapping menurut Buzan (2013: 6) : 1) Merencanakan 2) Berkomunikasi 3) Menjadi lebih kreatif 4) Menghemat waktu 5) Menyelesaikan masalah

13 35 6) Memusatkan perhatian 7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran 8) Mengingat dengan lebih baik 9) Belajar lebih cepat dan efisien 10) Melihat gambar keseluruhan Manfaat mind mapping menurut Windura (2013: 14) adalah sebagai berikut : 1) Mencatat 2) Meringkas 3) Mengarang 4) Berpikir analisis 5) Berpikir kreatif 6) Merencanakan 7) Mengurai artikel bacaan 8) Mengurai soal cerita matematika, sains dan lainnya Macam-macam mind mapping menurut Nur (Trianto, 2011: 160) ada emapat yaitu: 1) Pohon jaringan atau nerwork tree 2) Rantai kejadian atau events chain 3) Siklus atau cycle concept map 4) Laba-laba atau spaider concept map Kelebihan mind mapping sebagai berikut:

14 36 Kelebihan mind mapping menurut Alamsyah (2009: 23) 1) Dapat melihat gambar secara menyeluruh dan jelas. 2) Dapat melihat detainya tanpa kehilangan benang merahnya antar topik. 3) Terdapat pengelompokan informasi. 4) Menarik perhatian mata dan tidak membosankan. 5) Memudahkan untuk berkonsentrasi. 6) Proses pembuatanya menyenangkan karena melibatkan gambar, warna, dan lain-lain. 7) Mudah mengingat karena ada penanda-penanda visualnya. 4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS Menurut Trianto (2010: 171) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Menurut Sapriya (2011: 194) Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bakwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan sosial, keadaan sosial dengan lingkungan sekitar dan masalah-masalah yang timbul akibat adanya hubungan masyarakat dengan lingkungannya yang mencakup sejarah, sosiologi, geografi dan ekonomi.

15 37 b. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial dirancang untuk mengembangkan ilmu penetahuan, pemahaman, dan penerapan siswa dalam kehidupan di dalam lingkup masyarakat yang selalu berubah-ubah menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Hal tersebut didasari karena suatu saat nanti pastinya siswa akan memasuki langsung kehidupan di masyarakat yang didalamnya terdapat berbagai jenis sosial yang akan menimbulkan tantangan bagi siswa. Sehingga dengan bekal pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan siswa mampu membekali diri dan bersaing dengan yang lainnya di dalam kehidupan masyarakat. Menurut Trianto (2010: 176) tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah yang terjadi di masyarakat, memiliki sifat mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan trampil dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat pribadi maupun bersifat sosial. Menurut Sapriya (2011: 194) tujuan mata pelajaran IPS adalah : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

16 38 dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 173) yakni agar peserta didik memiliki kemampuan sebagi berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:174) ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu : 1) Manusia, tempat, dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya. 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. d. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

17 39 SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan sebagai berikut : Tabel 2.1 SK KD IPS Kelas V SK (Standar Kompetensi) 2. Menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. KD (Kompetensi Dasar) 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan 1) Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Kemerdekaan Pada tanggal 17 Aagustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi banyak pihakpihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha mengambil alih kekuasaan dari tentara Jepang. Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga dibeberapa tempat terjadi pertempuran antara tentara Jepang, Inggris dan Belanda dengan rakyat Indonesia. a) Pertempuran Surabaya Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara sekutu yang di pimpin oleh Brigadir Jendral Mallaby mendarat di Tanjung Perak, Surabaya dan diikuti oleh NICA. Tanggal 28 Oktober hingga 31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat.

18 40 Ketika terdesak, tentara sekutu menggusulkan perdamaian dengan mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengadakan gencatan senjata di Surabaya. Dalam insiden antara rakyat Surabaya dan tentara sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh. Letnan Jendral Christison panglima sekutu di Indonesia, meminta pemerintah Indonesia menyerahkan orang-orang yang dicurigai membunuh Jendral Mallaby. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh. Tanggal 10 November 1945 tentara sekutu mengepung Surabaya. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Bung Tomo rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada tentara sekutu, dan pertempuran terjadi sampai awal bulan Desember. Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai hari Pahlawan. b) Pertempuran Ambarawa Tanggal 20 Oktober 1945 datang tentara Inggris yang dibawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang dengan tujuan untuk membebaskan tentara sekutu secara sepihak sehingga terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Akhirnya pasukan Inggris terdesak mundur ke Ambarawa dan Letkol Isdiman gugur. Pada tanggal 15 Desember 1945 Kolonel Sudirman terjun langsung dalam pertempuran dan

19 41 akhirnya menggalahkan sekutu. Karena jasanya sekarang tanggal 18 Desember diperingati sebagai hari Infantri. c) Pertempuran Medan Area 9 Oktober 1945 pasukan sekutu yang diboncengi Belanda dan NICA dibawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi bentrok antara pemuda dengan pasukkan Jepang. Hal tersebut menjadi awal mula pertempuran yang kemudian dikenal dengan pertempuran Medan Area. d) Bandung Lautan Api Bulan Oktober 1945 pasukkan Inggris memasuki kota Bandung. Pada tanggal 21 November 1945 sekutu mengultimatum. Hal tersebut tidak di hiraukan ultimatum tersebut diulang tanggal 29 Maret Akhirnya dengan berat hati TKR dan rakyat meninggalkan kota Bandung. Sebelum keluar Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang markas sekutu dengan membumihanguskan Bandung bagian selatan, dan peristiwa itu dikenal dengan sebuah lagu yaitu halo-halo Bandung. e) Agresi Militer Belanda Agresi militer Belanda yaitu serangan yang dilakukan Belanda kepada negara Republik Indonesia yang bertujuan untuk melucuti tentara Jepang dan mengembalikan

20 42 Indonesia sebagai negara jajahan dan membatalkan kemerdekaanya. Perjuangan rakyat Indonesia menyadarkan sekutu bahwa untuk mengalahkan Indonesia tidak bisa dilakukan dengan senjata saja. Sekutu menempuh cara lain dengan melakukan perundingan yang dinamakan perundingan Linggarjati yang dilaksanakan tanggal 10 November 1946 di Desa Linggarjati Cirebon Jawa Barat. Ternyata Belanda melanggar isi perjanjian tersebut dan tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan serangan militer ke wilayah RI yang kemudian disebut Agresi Militer Belanda 1 yang bertujuan menguasai hasil perkebunan dan pertambangan. Mengetahui hal tersebut PBB membentuk Komisi Tiga Neraga (Australia, Belgia dan Amerika Serikat) yang berhasil membawa Belanda dan Indonesia ke meja perundingan yang dilaksanakan mulai tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika yang menghasilkan perjanjian Renville. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifudin dan Belanda oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Agresi Militer Belanda berlangsung pada tanggal 21 Juli 1947 sampai 19 Desember 1948, dan pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi

21 43 Militer II bertujuan menghancurkan Indonesia dengan menduduki kota-kota penting di Pulau Jawa. Agresi Militer II Belanda berhasil menahan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan pejabat tinggi negara. Dengan semboyan sekali merdeka tetap merdeka rakyat Indonesia tetap melakukan perang gerilya yang akhirnya mendapat protes keras dari PBB. Oleh karena itu dewan keamanan PBB mengadakan sidang pada tanggal 24 Januari 1949, dan memerintahkan Belanda untuk menghentikan agresinya. Akhirnya Belanda menginggalkan Yogyakarta dan melepaskan Presiden Soekarno dan wakil Presiden Mohammad Hatta dan pejabat petinggi negara yang ditawan. 2) Menghargai Jasa Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan a) Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda Untuk menghadapi pertikaian Indonesian dengan Belanda, PBB membentuk komisi baru yaitu United Nation Commision For Indonesia (UNCI). Berkat peranan UNCI Indonesia berhasil melakukan Perundingan dengan Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen. Perundingan tersebut dinamakan Roem-Royen. Salah satu keputusan

22 44 Roem-Royen adalah diselenggarakannya Konfrensi Meja Bundar (KMB). Pada tanggal Agustus 1949 KBM dibuka di Den Haag, Belanda. Indonesia diwakili oleh Drs. Moh Hatta BFO diwakili Oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Belanda diwakili oleh Mr. J. H Van Marseveen, sedangkan PBB diwakili oleh Chritclev. Pada tanggal 2 November 1949 tercapai persetujuan KMB dan penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan dan tanggal 27 Desember 1949 dilakukan upacara penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan. Dengan peristiwa tesebut secara resmi Belnda mengakui kedaulatan Bangsa Indonesia di seluruh wilayah bekas jajahannya, naskah tersebut di tandatangani Drs. Moh. Hatta dan Ratu Juliana. b) Peranan Beberapa Tokoh Dalam Memepertahankan Kemerdekaan 1) Ir. Soekarno Tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia. Berkat diplomasi

23 45 Presiden Soekarno dan Bung Hatta, sekutu yang dipimpin Christisio mau mengakui keberadaan RI. Tanggal 1 Oktober 1945, Letjen Christision menyatakan bakwa tidak akan merebut pemerintahan RI. Selama perang kemerdekaan sampai kedaulatan Bung Karno tetap menggunakan cara diplomasi dalam perjuangannya. Tercermin dari pidatonya di Magelang Tanggal 16 Maret 1946 beliau mengatakan bahwa ada jalan perjuangan besar bagi bangsa Indonesia, satu diantaranya jalan diplomasi. 2) Drs. Mohammad Hatta Tanggal 17 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta bersama Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta diangkat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia perjuangan Bung Hatta dilakukan dengan cara diplomasi. Beliau mengadakan diplomasi dengan pihak penjajah maupun negara-negara lain agar kedaulatan Indonesia diakui dunia. Tanggal 13 Januari 1948 diadakan perundingan di Kaliurang oleh Komisi Tiga Negara dengan Indonesia.

24 46 Drs. Moh. Hatta, Ir. Soekarno, Sultan Syahrir, dan Jendral Soedirman wakil dari Indonesia. Tanggal 23 Agustus Drs. Moh. Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam KMB di Den Haag, Belanda. Tanggal 27 Desember 1949 Bung Hatta mewakili Republik Indonesia Serikat menandatangani perjanjian KMB. 3) Sri Sultan Hamengku Buwono IX Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah seorang raja di Yogyakarta. Beliau seorang demokrat sejati. Pada awal Januari 1946 pemerintah memindahkan kedudukan pemerintahan RI ke Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono IX menyambut hangat kepindahan tersebut. Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil meminta kesanggupan Letkol Soeharto unuk mempersiapkan serangan umum. Pada tanggal 27 Desember 1949 Sri Sultan Hamengku Bouwono IX mewakili Indonesia menendatangani naskah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda di Jakarta. 4) Jendral Soedirman Jendral Soedirman adalah pejuang yang gigih. 12 Desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin pertempuran melawan sekutu di Ambarawa dan menjadikan beliau panglima besar TKR. Kolonel

25 47 Soedirman merupakan tokoh yang mempelopori perang gerilya di Ambarawa. Pada tanggal 3 Juli 1947 semua badan kelaksanaan dimasukkan dalam 1 wadah yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dipimpin oleh Jendral Soedirman. B. Penelitian yang relevan Teknik mind mapping telah banyak diteliti dan hasilnya dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Ridwan Nur Cahyo Nugroho pada tahun 2011 dengan judul Penggunaan Metode Pembelajaran Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Di SMA MTA Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode mind mapping, ternyata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar ekonomi siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan yang menunjukkan bahwa kondisi awal siswa, dari total keseluruhan jumlah siswa sebanyak 33 siswa dengan perolehan rata-rata sebesar 60,15. Pembelajaran ekonomi dengan menggunakan mind map pada siklus I dan Siklus II Kreativitas dan hasil belajar ekonomi terus meningkat. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata-rata 67,27. Sedangkan kreativitas siswa diketahui dengan perolehan

26 48 rata-rata kelas 72,12. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II mengalami pengkatan perolehan menjadi 83,48 dan untuk kreativitas siswa juga mengalami peningkatan menjadi 83,93. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode mind map yang menekankan pada pemaksimalan otak kiri dan otak kanan, terbukti dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Enni Kurnia dan Waspodo Tjipto mahasiswa Universitas dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan model Mind mapping, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan yang menunjukkan kondisi awal yang dihadapi, siswa masih pasif dalam proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh siswa masih di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah sebesar 70. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping menunjukkan terjadinya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) Data hasil observasi motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 56,25% menjadi 71,25% dengan kategori tinggi. (2) Data

27 49 hasil angket motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 66,70% menjadi 76,94% dengan kategori tinggi. (3) Rata-rata hasil tes siklus mengalami peningkatan, rata-rata pada siklus I yaitu 75,18 meningkat menjadi 90,18 pada siklus II. (4) Dari hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa secara umum siswa termotivasi dalam belajar. siswa meningkat setelah belajar menggunakan metode Mind Map. Perbedaan penelitian terletak pada variabel yang diteliti yaitu kreativitas dan hasil belajar siswa yang dilakukan dengan teknik mind mapping. Sedangkan pada peneliti yang sebelumnya mengenai kreativitas dan hasil belajar siswa jika dilakukan dengan mind mapping. C. Kerangka berpikir Pembelajaran mind mapping merupakan salah satu aplikasi pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran, dengan teknik mind mapping dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan konsep atau pengetahuan melalui gambar yang dihubungkan dengan garis penghubung yang akan membentuk suatu peta konsep. Dengan pembelajaran mind mapping diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa secara optimal. Dapat dijelaskan bahwa kodisi awal peneliti belum menggunakan teknik mind mapping dalam proses belajar sehingga kreativitas dan prestasi siswa masih rendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di semester 2. Setelah peneliti

28 50 melakukan tindakan dua kali pada siklus 1 dan siklus 2, yang diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan menerapkan teknik mind mapping dalam proses belajar maka kreativitas dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan meningkat. Kerangka berpikir sebagai berikut: Kondisi awal kreativiatas dan prestasi siswa rendah Penelitian belum dengan mind Prestasi belajar dan kreativitas rendah Siklus I Siklus II Menggunakan mind mapping Tindakan Kondisi akhir meningkatnya kreativitas dan prestasi belajar Diduga melalui mind mapping meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa Gambar 2.1 skema kerangka berpikir penelitian D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pertimbangan beberapa pendapat di atas, dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan teknik mind mapping diduga dapat meningkatkan kreativitas siswa pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V MI

29 51 Muhammadiyah Lumbir. 2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan teknik mind mapping diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V MI Muhammadiyah Lumbir.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) LAMPIRAN 70 71 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Soal Evaluasi Nama Sekolah : Hari, tanggal : Mata Pelajaran : Nama : Kelas : No.absen : Nilai: Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil perbaikan pelasanaan tindakan kelas melalui

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil perbaikan pelasanaan tindakan kelas melalui BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perbaikan pelasanaan tindakan kelas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) pada mata pelajaran IPS kelas V A SD Kasihan Bantul

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 62 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 63 64 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN PENELITIAN 65 66 LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGAN UJI INSTRUMEN 67 68 LAMPIRAN 4 RPP SIKLUS 1 RPP SIKLUS 2 69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum pembelajaran adalah suatu prilaku individu yang dilakukan secara sadar atau sengaja untuk mencapai perubahan tingkah laku dan bertambahnya pengetahuan

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Kelompok Eksperimen. Sekolah : SD Negeri Dukuh 02. Kelas/ Semestar:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Kelompok Eksperimen. Sekolah : SD Negeri Dukuh 02. Kelas/ Semestar: 49 Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Kelompok Eksperimen Sekolah : SD Negeri Dukuh 02 Mata Pelajaran : Kelas/ Semestar: Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Sosial V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Page1 BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA I. Perjuangan Bersenjata Setelah Perang Pasifik, Indonesia ditangani oleh Pasukan Sekutu yang bernama Allied Forces

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 L A M P I R A N 79 LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama sekolah : SD N Blotongan 01 Mata pelajaran Kelas/semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo semester II

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) I. Satuan Pendidikan : SDN Lempuyangan I Yogyakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V (lima) / II (dua) Pertemuan ke- :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

Materi Sejarah Kelas XII IPS

Materi Sejarah Kelas XII IPS 2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan. Menurut

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN Pada Bab sebelumnya telah dibahas mengenai Serangan Umum 1 Maret yang dilaksanakan oleh TNI sebagai pembuktian masih adanya kekuatan Militer Indonesia kepada pihak Belanda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan Silabus Sekolah : Kelas : V Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha

Lebih terperinci

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita BAHASA INDONESIA NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL 5 6 Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan 5.1 Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Metode Bermain Peran a. Pengertian Metode Bermain Peran Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah dasar merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas V masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas V masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Data Awal Hasil Belajar IPS Siswa Data awal yang diperoleh peneliti melalui observasi siswa dan wawancara dengan guru kelas, diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No :

TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No : LAMPIRAN 88 89 TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) Nama Sekolah Kelas/Semester Mata pelajaran : SD Mangunsari 05 Salatiga : VI/2 : Ilmu Pengetahuan Sosial Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2016 Waktu

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Belajar Sardiman A.M (1996: 22) mengatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dicapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode E) Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Preanger Stelsel mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam

Lebih terperinci

BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI

BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia PETA KONSEP MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara, seperti halnya di Indonesia kualitas pendidikan juga harus ditingkatkan supaya tercipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TUGAS PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TUGAS PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TUGAS PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP Tri Endro Utomo triendrokd1@gmail.com Prodi Pendidikan Matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A PR IPS 11. Sebutkan 10 macam rumah adat beserta provinsinya! Jawab: 1) Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD). Rumah Adat : Rumah Krong Bade 2) Provinsi Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD a. Karakteristik Siswa Kelas V SD Pada umumnya siswa kelas V SD berusia sekitar 9-11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun Oleh : INTAN JULIANA Mahasiswi Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi. Dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas. Peneliti sebagai perencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang tidak terlepas dari persoalan- persoalan yang berhubungan dengan perhitungan matematika dan konsep- konsep materi yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai hasil dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar... (Faisal Arbi Harsanto) 543 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV IMPROVING THE SOCIAL LEARNING ACHIEVEMENT BY MIND MAPPING AT Oleh: Faisal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bab 1 pasal 1 disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan pemerintah negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci