4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Partisipan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Partisipan"

Transkripsi

1 4.1. Gambaran Umum Partisipan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di kelompok tani Tranggulasi dapat diperoleh gambaran umum menyangkut, umur, pendidikan, peran, lama menekuni aktifitas, serta luas lahan. Adapun keterangan dari partisipan secara umum dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel Gambaran Umum Partisipan No Nama Umur (tahun) Pendidikan Peran Lama Menekuni Aktifitas (tahun) Luas Lahan (m 2 ) 1 Abdul 40 SMA Petani Wahab 2 Harto 56 SD Petani Slamet 3 Cipto 70 SD Petani dan Ketua Koperasi 4 Retna Suparmi 40 S1 Tim Penyuluh dan Pelatihan Kabupaten 9-5 Beh Ooi Gin Semarang 33 S1 Perusahaan Pemasaran Oge Tranggulasi Farm 6 Agus Prabowo 47 S1 Pegepul Seraphine 7 Sukristyonubowo 54 S3 Balai Penelitian Tanah Bogor 8 Sarwoto 50 S1 Bank Perkreditan Daerah Sumber: Data primer, Gambaran Umum Key Informant Adapun gambaran umum mengenai key informant, yang merupakan pendiri dan ketua dari kelompok tani Tranggulasi, serta sekaligus tokoh kunci untuk kegiatan berusaha tani sayuran organik yaitu Bapak Pitoyo Ngatimin. Bapak Pitoyo merupakan ketua dan pendiri kelompok tani Tranggulasi, Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Peran kelembagaan Pertanian dalam Kegiatan Usaha Tani Sayuran Organik Untuk menunjukan peran serta dampak positif dan negatif dari kelembagaan pertanian yang meliputi: peran kelembagaan petani, peran kelembagaan pemerintah dan peran kelembagaan swasta, akan diuraikan pada sub bab berikut ini. 12

2 Peran Kelembagaan Petani Dari data penelitian yang telah diperoleh, kelembagaan petani memberikan banyak peran kepada petani di dalam berusaha tani sayuran organik. Gambaran ini dapat dilihat pada tabel Tabel 4.2.Peran Kelembagaan Petani Kelembagaan Petani Variabel Peran Dampak Positif Kelompok tani Gabungan kelompok tani Koperasi - Menyediakan forum bagi anggota petani. - Menampung dan menyalurkan aspirasi dari semua anggota kelompok - Membantu dalam memasarkan produk. - Meningkatkan jumlah produksi - Memasarkan produk dari petani - Memberikan pinjaman bagi anggota kelompok - Menyediakan saprodi pertanian - Menjaga kestabilan harga saprodi pertanian Sumber: Data primer, Semua anggota petani dapat berkumpul untuk membicarakan masalah usaha tani sayuran organik dan itu terjadwal. - Semua anggota petani berhak menanyakan dan memberikan masukan. - Mencukupi permintaan kebutuhan pasar. - Adanya kegiatan pelatihanpelatihan, pemberian informasi mengenai alat pengemasan produk dan pengolahan lahan organik. - Menampung produk sayuran organik yang berasal dari petani untuk dipasarkan ke konsumen. - Petani memperoleh pinjaman uang dengan nilai maksimal peminjaman Rp Petani tidak perlu mencari saprodi sampai keluar daerah - Harga yang dibebankan ke petani sudah termasuk biaya transportasi sehingga petani tidak perlu bersusah payah untuk membeli sendiri. Negatif - Dalam rapat materi yang dibahas mengenai keuangan sehingga petani kurang merasa nyaman. - Pendapat yang dikemukakan petani tidak dilaksanakan. - Sistem retur kepada anggota kelompok tani. - Kurangnya pelatihan dari dalam kelompok tani Tranggulasi itu sendiri. - Adanya sistem retur ke petani. - Modal yang diberikan masih dirasa kurang. - Ketersediaan bibit yang tidak kontinyu. - Harga saprodi lebih tinggi dibandingkan harga pasaran. Kelembagaan dalam kelompok tani dirasa cukup memberikan dampak terhadap partisipasi keanggotaanya. Dengan adanya faktor lembaga, kehadiran para petani di dalam berbagai pertemuan tentunya akan meningkat pula. Hal ini tergambarkan dalam ungkapan Bapak Wahab: Rapat yang dilakukan pada tanggal 6 pukul 21:00 setiap bulanya, yang dilaksanakan dirumah-rumah para petani. Diharapkan dapat membahas dan menyelesaikan masalah yang terjadi mengenai proses produksi hingga pemasaran. Kehadiran para anggota dalam setiap pertemuan menumbuhkan sosialisasi yang baik antara anggota sehingga, mereka tidak enggan dalam memberikan masukan di setiap forum rapat yang diadakan. Hal yang sama seperti yang diungkapkan di dalam penelitian Rusmono, (2012) bahwa setiap anggota kelompok tani diharapkan dapat mengemukakan pendapat, keinginan, masalah-masalah yang

3 14 dihadapi dalam pengelolaan kelompok tani dan pengembangan agribisnis. Namun sayangnya lembaga dalam aplikasinya, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak yang negatif yaitu kurangnya tanggapan terhadap aspirasi anggota serta adanya kegiatan penarikan uang pinjaman yang kemudian mengakibatkan menurunya minat anggota petani untuk mengikuti rapat. Hal ini seperti yang diungkapakan dibawah ini: Setiap rapat saya selalu meminta uang ke petani yang belum melunasi dan melewati tenggang waktu pembayaran, agar uang tersebut bisa digunakan untuk kegiatan lain dalam kelompok (Bapak Slamet). Petani merasa malu untuk datang ke rapat kelompok, sebab di dalam rapat anggota juga kami membahas masalah keuangan (Bapak Pitoyo). Kelembagaan petani dalam gabungan kelompok tani memberikan kemudahan bagi anggota petani. Kemudahan dirasakan dengan adanya bantuan produk sayuran organik dari kelompok satu ke kelompok tani lainya. Bantuan diberikan apabila kelompok tani Tranggulasi kekurangan produk maka kelompok tani lainya akan memberikan produk mereka untuk mencukupi permintaan konsumen begitupula sebaliknya. Serta adanya pelatihan-pelatihan sesama kelompok yang dilakukan seperti teknik budidaya dan penggunaan alat-alat pertanian. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Wahab: Gabungan kelompok tani yang bernama KOMPOR, terdiri dari kelompok tani mardi santoso, Bangkit merbabu dan Tranggulasi melakukan kerjasama dalam pemenuhan produk yang akan dipasarkan ke konsumen. serta melakukan pelatihan dalam teknik budidaya serta pemasaran diantara kelompok Kerjasama tersebut memberikan hal positif karena dapat meningkatkan jalannya usaha tani sayuran organik. Menurut Syahyuti (2011), gapoktan menjadi lembaga gerbang (gateway institution) penghubung antara petani yang berada di dalam satu daerah dengan lembaga-lembaga lain di luarnya serta saling membantu dalam usaha tani yang dijalankan. Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi pemenuhan pemasaran produk pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani. Namun di dalam pelatihan yang diberikan kelompok tani Tranggulasi kepada kelompok lainya membuat kelompok tani Tranggulasi tidak mendapatkan pengetahuan baru. Hal ini seperti yang diucapkan Bapak Wahab: Kelompok tani lainya harus memberikan kualitas produk sayuran organik yang baik kepada kelompok tani tranggulasi yang nantinya akan dipasarkan ke konsumen. apabila produk tersebut jelek akan dikembalikan walaupun dalam jumlah yang banyak karena sudah ada perjanjian terlebih dahulu.

4 15 Koperasi yang berada di kelompok tani Tranggulasi ini berdiri sejak tahun 2003, berguna untuk membantu petani dalam peminjaman uang, penyedia saprodi pertanian. Koperasi ini juga, membantu dalam memasarkan produk dari petani yang selanjutnya akan dijual kepada lembaga pemasaran atau langsung ke konsumen. Dari sisi lain koperasi juga merupakan pedagang perantara dari produk pertanian yang dihasilkan oleh anggotanya. Kegiatan ini mencakup perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya lainnya agar penyediaan sarana produksi atau input usaha tani memenuhi kriteria tepat waktu, jumlah, jenis, mutu, harga dan produk (Herman, 2013). Dengan adanya koperasi usaha sayuran organik yang dijalankan oleh petani semakin meningkat dalam hal pemasaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan dibawah ini: Koperasi memberikan modal uang ke petani dengan jumlah maksimal Rp ,00 dan bunga sebesar 0,5%. Dikoperasi juga menyediakan alat semprot, mulsa, obat obatan, pupuk cair dan pacul (Bapak Slamet). Dibentuknya koperasi membantu petani dalam pemasaran, sehingga petani tidak usah bingung hendak memasarkan produknya dimana dan petani sekarang tidak perlu ragu kalu produknya busuk akibat tidak ada yang membeli (Bapak Pitoyo). Seiring dengan berjalannya waktu koperasi mempunyai dampak negatif yang mengganggu jalannya usaha tani sayuran organik tentang tingkat stabilitas ketersedian bibit. Hal ini dijelaskan oleh Bapak slamet: Koperasi hanya menyediakan bibit-bibit untuk jenis sayuran tertentu, sedangkan bibit yang tidak disediakan koperasi, harus diperoleh dari luar yaitu di penjual bibit yang berada di daerah Kopeng, namun terkadang penjual bibit ini juga biasanya tidak menyediakan, sehingga mengganggu proses usaha tani sayuran organik. Saya juga terus berusaha mencari bibit yang dibutuhkan sampa saya mendapatkanya. Dalam menanggapi masalah ini koperasi harus bisa menciptakan bibit sendiri untuk semua jenis sayuran, yang hendak ditanaman oleh anggota petani agar tidak mengganggu proses usaha tani sayuran organik terutama permintaan pasar Peran Kelembagaan Pemerintah Dari data penelitian yang telah diperoleh, kelembagaan pemerintah memberikan banyak peran kepada petani di dalam berusaha tani sayuran organik. Gambaran ini dapat dilihat pada tabel. 4.3.

5 16 Tabel 4.3. Peran Kelembagaan Pemerintah Kelembagaan Pemerintah Variabel Peran Dampak Positif Penyuluhan dan pelatihan - Mengunggulkan pertanian organik. - Meningkatkan teknik budidaya sayuran organik. - Mengendalikan hama penyakit. Penelitian - Melakukan analisis pupuk dan air Perbankan - Mempercepat proses peminjaman modal - Member pinjaman modal untuk mencukupi usaha tani sayuran organik Sumber: Data primer, Memberikan keuntungan ekonomis bagi petani dan kesehatan bagi konsumen - Sekolah lapang bagi petani dalam melakukan praktek proses penyemaian, agroklimatologi dan penggunaan pupuk cair. - Pemberian obat-obatan dan racun di lahan petani. - Membantu didalam menganalisis jenis pupuk dan kandungan air irigasi. - Petani dapat membeli kebutuhan yang diperlukan dalam mencukupi usaha tani sayuran organiknya. - Petani semakin dapat meningkatkan usaha tani sayuran organik. Negatif - Pengaplikasian yang tergolong sulit. - Waktu petani tersita untuk mengikuti pelatihan. - Petani harus mengeluarakan biaya yang lebih besar dalam membeli obat dan racun. - Ketidak mandirian petani. - Petani harus memberikan jaminan sertifakat tanah. - Adanya biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga. Dalam mengusahakan agribisnis sayuran organik ada hubungan kerjasama yang dilakukan petani dengan Dinas Pertanian Kab. Semarang mengenai penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan yang dilakukan seperti seminar dan workshop. Bagi petani dalam membudidayakan sayuran organik dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Bagi konsumen yang mengkonsumsinya dapat memberikan kesehatan. Pelatihan juga dilakukan untuk memberi bekal kepada petani dalam budidaya sayuran organik. Serta penanggulangan hama penyakit dilakukan oleh tim penyuluh pertanian. Hal ini sesuai dengan penjelasan dibawah ini: Penyuluhan sering dilakukan ke petani dengan melakukan seminar tingkat pusat di Jakarta, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Semarang. Workshop diberikan kepada petani agar petani menjual produk mereka ke supermarket dan dibeli supermarket dengan harga yang tinggi dibandingkan menjual ke pasar tradisional, karena produk petani yang dijual ke pasar tradisional akan dibeli rendah oleh konsumen (Ibu Retna). Ya, sering adanya penyuluhan yang diberikan dari dinas kabupaten dan kecamatan (Bapak Pitoyo). Dampak negatif dari adanya penyuluhan dan pelatihan yang diberikan terhadap para petani adalah petani harus bekerja keras dengan proses teknik budidaya sayuran organik yang lebih intensif. Produk sayuran organik berbeda dengan

6 17 sayuran yang non organik sebab peluang terkenanya hama dan penyakit lebih besar. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ibu Retna: Dengan menanam sayuran organik selain memberikan keuntungan ekonomis yang tinggi, petani juga harus ekstra keras bekerja dalam mengusahakan sayuran organik serta penyuluh pertanian juga tidak bisa hanya menepatkan diri pada sayuran organik, komoditas lain juga harus diperhatikan. Dalam proses teknik budidaya sayuran organik, pemeliharaaan dan perawatan secara tepat tidak hanya dilakukan setelah terjadinya gangguan hama dan penyakit, tetapi dari awal penanaman, merupakan tindakan pencegahan yang baik. Perawatan yang dimaksud meliputi pemupukan, pengairan atau penyiraman, penyiangan dan sebagainya (Palungkun, 1992). Dengan dilakukanya penelitian dari bagian Litbang Tanah Bogor, untuk mengetahui berapa besar kandungan unsur hara pada pupuk dan kadar lumpur air irigasi yang digunakan oleh petani. Sebab hal ini sangat mempengaruhi kualitas produk dari usaha tani sayuran organik. Menurut penelitian Maryam (2009) pupuk kandang adalah urin dan kotoran lain yang diproduksi oleh ternak dan bukan merupakan kompos. Pupuk yang dibuat dari bahan dasar hewan sering digunakan dalam jumlah besar mencapai 2 ton atau lebih sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran tanah dan air oleh sebab itu perlu memperhatikan keasaman bahan, kadar air, tahap dekomposisi, vertifikasi dengan melakukan analisis labolatorium seperti yang tertera pada lampiran. Hal ini ditegaskan oleh Bapak Kris: Dengan penelitian ini diharapkan kualitas dari sayuran organik yang diproduksi oleh kelompok tani Tranggulasi tetap terjaga dimata konsumen dan lembaga pemasaran.. Penelitian yang sudah terlaksana ini tidak terlepas dari aplikasi negatif yang diberikan badan penelitian. Ketergantungan dengan lembaga peneliti dalam menganalisis masalah-masalah yang terjadi dan petani harus membayar setiap hasil penelitian dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam usaha tani sayuran organik. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Pitoyo: Iya, kita tidak bisa menganalisis pupuk dan air yang kita gunakan sendiri serta petani harus tergantung kepada tim peneliti sehingga petani menjadi kurang mandiri. Hasil penelitian ini harus kita bayar dan apabila ada penelitian yang geratis saya mau. Dalam penelitian ini modal usaha tani sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi berasal dari Bank Jateng, dengan pemberian modal cepat tanpa perlu melalui serangkaian aturan-aturan yang membuat petani bingung. Sehingga dapat membantu petani mencukupi usaha tani sayuran organik. Menurut penelitian Nurmanaf (2013), sumber pembiayaan lembaga formal yang menjadi pilihan dan

7 18 dekat dengan masyarakat di pedesaan adalah Bank Mandiri, Bank BNI, BPD melalui BPR dan BKK dan lain-lain juga dapat diakses masyarakat. Tergantung dari petani ingin memilih akses yang mudah dan cepat dalam proses peminjaman serta pemberian modal yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut: Dalam proses peminjaman uang kelompok tani Tranggulasi kami prioritaskan juga, karena kelompok ini sering meminjam modal serta sudah saling kenal satu sama lainya (Bapak Sarwoto). Dalam proses peminjaman uang oleh petani ke bank prosesnya sangat lancar dan uang cepat didapatkan oleh petani, biasanya uang dipinjam untuk kebutuhan kelompok bukan kebutuhan individu saja (Bapak Slamet). Dalam peminjaman modal yang dilakukan oleh petani, bank harus penyimpan sertifikat tanah petani sebagai jaminan apabila petani tidak mampu mengembalikan uang yang dipinjam. Hal ini ditegaskan oleh bapak Pitoyo: Petani juga harus memberikan jaminan lahan mereka dengan nilai jual yang tinggi seperti sertifikat lahan dan rumah sebagai jaminan di bank. Contohnya sertifikat rumah saya yang dijadikan jaminan. Apabila kelompok tidak mampu mengembalikan uang yang dipinjam, rumah saya akan diambil oleh pihak bank Peran Kelembagaan Swasta Dari data penelitian yang telah diperoleh, kelembagaan swasta memberikan banyak peran kepada petani di dalam berusaha tani sayuran organik Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Peran Kelembagaan Swasta Kelembagaan Swasta Variabel Peran Dampak Positif Perusahaan pemasaran dan pengepul - Harga yang sebanding - Memperluas jaringan konsumen Sumber: Data primer, Harga yang diberikan ke petani mengikuti perkembangan harga pasar. - Pemasaran dalam negeri ke Superindo dan individu sedangkan pemasaran luar negeri ke Oge Tranggulasi Farm dan Live Wall. Negatif - Pembayaran produk yang dibeli dari petani tidak tepat waktu - Belum adanya sinkronisasi data permintaan dan penawaran komoditi. Di dalam proses pemasaran produk, petani menjual komoditi sayuran organik ke Oge Tranggulasi Farm sebagai perusahaan pemasaran dan Seraphine sebagai pengepul. Peran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, sesuai dengan penelitian Riyanto (2012) salah satu prinsip penting dalam penentuan harga bagi manajemen perusahaan adalah menitik beratkan kemampuan dan kemauan membeli dengan harga yang telah disepakati bersama. Pemasaran makin bergeser dari mencoba memaksimumkan keuntungan pada suatu transaksi menjadi memaksimumkan hubungan manfaat dengan pihak lain (Wijayanti, 2009).

8 19 Lembaga pemasaran membantu petani memasarkan produk mereka ke konsumen dengan harga yang cukup tinggi, diharapkan menguntungkan bagi petani dan lembaga pemasaran itu sendiri serta dapat memperluas jaringan konsumen. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara di bawah ini: Kami membeli produk sayuran organik dengan harga yang cukup tinggi dan selalu di ikuti dengan harga pasar sayuran serta saya mencoba menawarkan produk kepada Live well disingapura dan akhirnya perusahaan tersebut mengambil produk ke petani sampai saat ini (Bapak Beh Ooi Gin). Ya produk yang kami ambil dari petani sangat berkualitas dan disukai oleh banyak konsumen sehingga kami sering mengambil produk untuk dibawa ke Superindo Semarang, Solo dan Yogyakarta serta penambahan rekan bisnis yang berasal dari warung organik, Magelang (Bapak Agus). Kerjasama dilakukan dengan perusahaan pemasaran dan pedagang pengumpul agar petani lebih mudah memasarkan produk, dengan harga yang sesuai (Bapak Cipto). Selain membantu petani, lembaga pemasaran memberikan dampak negatif dimana produk yang dibeli dari petani, tidak dibayarkan langsung ke petani, hingga melewati batas waktu kesepakatan dalam proses pembayaran seperti perusahaan pemasaran Oge Tranggulasi Farm. Permasalahan ini mengakibatkan perputaran uang di petani tidak lancar. Hal ini ditegaskan oleh Bapa Pitoyo: Tersendatnya pembayar membuat petani harus meminjam modal ke bank agar usaha tani sayuran organik tetap berjalan lancar, dan kami juga tetap percaya kepada lembaga pemasaran, bahwa uang tersebut akan tetap di bayar Potensi Pengembangan Usaha tani Sayuran Organik Kelompok Tani Tranggulasi. Dalam upaya menggali potensi pengembangan usaha tani sayuran organik akan dilihat faktor internal dan eksternal menyangkut kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (treath) di kelompok tani Tranggulasi. Penelitian ini juga memfokuskan pada perumusan alternatif strategi pengembangan usaha tani sayuran organik yang dikelola oleh kelompok tani Tranggulasi. Untuk itu digunakan analisis SWOT, sehingga dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta alternatif strategi untuk mengembangkan usaha tani sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi. Untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang potensi pengembangan usaha tani sayuran organik dengan analisis SWOT, maka akan dilakukan secara bertahap dengan menganalisis matrik IFAS dan EFAS serta matrik SWOT.

9 Matrik (IFAS) Internal Factor Analysis Summary. Matrik IFAS yang berisi kekuatan dan kelemahan kelompok tani Tranggulasi digunakan untuk mengetahui indikator yang mempunyai pengaruh besar di dalam faktor internal Tabel (IFAS) Internal Factor Analysis Summary Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan (Strengths) - Kelompok tani yang aktif dan kompak - Mudah menerima inovasi baru - Struktur organisasi yang jelas ,20 0, ,20 0,80 0,80 Total 0,70 2,80 Kelemahan (Weaknesses) - Kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak luar - Kekurangan modal - Sistem retur 0,15 0,10 0, ,30 0,20 0,10 Total 0,30 0,60 Total rata-rata 1, 00 3, 40 Sumber: Data primer, 2013 Dari matrik IFAS untuk elemen kekuatan dan kelemahan diperoleh nilai indeks akumulatif skor 3,40. Untuk nilai indeks elemen kekuatan memiliki nilai skor 2,80, hal ini menunjukan adanya elemen kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan elemen kelemahan. Melihat hasil ini potensi pengembangan usaha tani sayuran organik memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan kelemahan secara internal. Dengan demikian sebenarnya usaha tani sayuran organik ini telah mampu mengatasi kelemahan yang ada. Dari hasil analisis dalam matrik IFAS faktor strategis yang merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh di dalam kelompok tani tranggulasi adalah kelompok tani yang aktif dan kompak dengan nilai skor 1,20. Karena dari awal berdirinya kelompok tani tranggulasi setiap para anggota sudah mempunyai tekat untuk menciptakan dan mengusahan pertanian organik khususnya sayuran organik demi menciptakan lingkungan yang alami dan meningkatkan nilai ekonomis bagi petani. Sementara untuk faktor mudah menerima inovasi baru dan struktur organisasi yang jelas juga memberikan dampak yang penting bagi kekuatan yang dimiliki oleh kelompok tani, dengan nilai skor masing-masing 0,80 Faktor internal yang merupakan kelemahan terbesar dalam kelompok tani Tranggulasi adalah sistem retur dengan nilai bobot terendah yaitu 0,10. Sistem retur yang masih diberlakukan membuat petani mengalami sedikit kerugian.

10 Matrik (EFAS) External Factor Analysis Summary. Matrik EFAS yang berisi peluang dan ancaman kelompok tani Tranggulasi digunakan untuk mengetahui indikator yang mempunyai pengaruh besar di dalam faktor eksternal Tabel (EFAS) External Factor Analysis Summary. Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Raiting Peluang (Opportunies) - Pasar - Penggunaan teknologi dalam Inovasi Produk. - Menjadi tempat wisata sayuran organik. 0,35 0,15 0, ,40 0,45 1,00 Total 0,75 2,85 Ancaman (Treaths) - Banyak Saingan Pelaku pasar - Berkurangya lahan untuk pertanian organik - Pembayaran yang tidak lancar oleh perusahaan 0,05 0,10 0, ,15 0,10 0,10 Total 0,25 0,35 Total rata-rata 1,00 3,20 Sumber: data primer 2013 Dari matrik EFAS untuk elemen peluang dan ancaman diperoleh nilai indeks akumulatif skor 3,20. Untuk nilai indeks elemen peluang memiliki skor 2,85, hal ini menunjukan adanya elemen peluang yang lebih besar dibandingkan dengan elemen ancaman. Melihat hasil ini potensi pengembangan usaha tani sayuran organik memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman secara eksternal. Dengan demikian sebenarnya usaha tani sayuran organik ini telah mampu mengatasi ancaman yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan matrik EFAS, faktor strategis yang merupakan ancaman terbesar dan paling berpengaruh bagi kelompok tani Tranggulasi adalah berkurangnya lahan untuk pertanian organik disebabkan pembangunan tempat tinggal yang dilakukan terus menerus. Terhambatnya pembayaran produk yang dibeli perusahaan pemasaran dari petani dengan nilai skor 0,10, mengakibatkan petani kekurangan modal. Sementara untuk faktor banyak saingan pelaku pasar juga memberikan dampak yang penting bagi kelompok tani, dengan nilai skor 0,15. Faktor esternal yang menjadi peluang terbesar dan paling berpengaruh yaitu pasar dengan nilai skor 1,40. Pasar yang dimiliki kelompok tani tranggulasi saat ini sudah bekerjasama dengan perusahaan pemasaran yang besar dilihat dari jumlah produk yang diambil ke petani dan dikenal oleh banyak konsumen. Sehingga perusahaan pemasaran lainya akan melakukan kerjasama kedepannya. Kelompok tani ini mempunyai basis dalam elemen kekuatan dan peluang dalam menjalankan usaha tani sayuran organik.

11 Matrik (SWOT) Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix Tujuan dari tahap pencocokan matrik SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matrik SWOT akan dipilih untuk implementasi. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu strategi S-O (strength-opportunities), strategi W-O (weaknesses-opportunities), strategi S-T (strength - threats), dan strategi W-T (weaknesses -threats) Tabel (Matrik SWOT) Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix IFAS STRENGTHS (S) (KEKUATAN) 1. Kelompok tani yang aktif dan kompak 2. Mudah menerima inovasi baru WEAKNESSES (W) (KELEMAHAN) 1. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak luar 2. Kekurangan Modal EFAS 3. Struktur organisasi yang jelas 3. Sistem retur OPPORTUNIES (O) (PELUANG) 1. Pasar 2. Penggunaan teknologi dalam Inovasi Produk 3. Menjadi tempat wisata sayuran organik TREATHS (T) (ANCAMAN) 1. Banyak Saingan Pelaku pasar 2. Berkurangnya lahan untuk pertanian organik 3. Pembayaran yang tidak lancar oleh perusahaan Sumber : Analisis data primer, 2013 STRATEGI SO (Strengths- Opportunities) - Mendorong kelompok tani yang aktif dan kompak dapat menjadi modal untuk menguasai pasar. (O 1, S 1 ) STRATEGI ST (Strengths- Threats) - Melakukan inovasi baru kelompok tani dapat memenangkan persaingan pasar. (S 2, T 1 ) STRATEGI WO (Weaknesses- Opportunities) - Memperkuat struktur organisasi kelompok tani untuk membuka komunikasi dengan pihak perusahaan pemasaran dan konsumen. (W 1, O 1 ) STRATEGI WT (Weaknesses- Threats) - Membangun komunikasi dengan pihak perusahaan pemasaran agar pembayaran tepat waktu sehingga kelompok tani memiliki modal kerja (W 1, W 2, T 3 ) Terdapat 4 jenis strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kelompok tani Tranggulasi: 1) Strategi S-O (Strengths-Opportunities) Strategi S-O disusun dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang yang ada. Keaktifan dan kekompakan kelompok tani digunakan untuk mengatur penanaman jenis sayuran yang berbeda ditiap musim tanam. Dengan demikian masa panen komoditi sayuran akan berkesinambungan dan dapat memenuhi kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri dan secara tidak langsung kelompok tani pada akhirnya menguasai pasar. 2) Strategi W-O (Weakness-Opportunities) Strategi W-O disusun untuk mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan struktur organisasi yang jelas, kelompok tani dapat menugaskan satu orang pengurus, sebagai juru bicara kelompok tani Tranggulasi untuk membangun komunikasi dengan pihak

12 23 lain. Terjalinnya komunikasi dengan para pihak terutama pihak perusahaan pemasaran dan konsumen maka kelompok tani mudah memasarkan hasil produknya dan juga mudah mengakses permodalan kepada pihak perbankan. 3) Strategi S-T (Strengths-Threats) Strategi S-T strategi yang disusun dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman bagi pengembangan usaha tani. Dilakukan dengan melakukan inovasi baru seperti menanam jenis sayuran unggul yang disukai pasar dan menggunakan kemasan yang lebih menarik dan simple serta promosi melalui media cetak dan elektronik. Hal ini akan membuat kelompok tani mudah memenangkan persaingan pasar dan menguasai pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 4) Strategi W-T (Weakness-Threats) Startegi W-T disusun dengan dasar meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman yang ada dalam pengembangan usaha tani. Membangun komunikasi yang baik dengan kedua belah pihak, diharapkan ada rasa saling pengertian dan memahami satu dengan yang lain. Pihak perusahaan memahami bahwa pembayaran komoditi yang lancar, akan menjadi modal usaha kelompok tani dan usaha kelompok tani Tranggulasi menjadi lancar serta berkesinambungan. Berkesinambunganya usaha kelompok tani maka supply komoditi dari kelompok tani kepada perusahaan menjadi semakin lancar. Kesimpulanya dengan komunikasi yang baik maka semua pihak diuntungkan. Strategi penyusunan matrik SWOT sesuai yang dilakukan oleh (Wijayanti, 2009).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI TRANGGULASI

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI TRANGGULASI Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI TRANGGULASI KETUA I PITOYO NGATIMIN KETUA II HARTO SLAMET SEKRETARIS : BENDAHARA : I. ABDUL WAHAB I. JUMARI II. SUPARYONO II. SAEFRUDIN SEKSI PRODUKSI SEKSI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menganalisis

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR Supristiwendi, SP, M.Si 1 /Zulvani 2 1 Dosen Tetap Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : ISSN :

AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : ISSN : AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : 11 23 ISSN : 1411-1063 ANALISIS SWOT TATANIAGA SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) Pujiharto 1) dan Sri Wahyuni 2) 1) Fakultas

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Novia Endah Lestari NPM : 15212396 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Ir. Titiek i kirewati, MM ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan secara organik.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci menjabarkan secara rinci situasi dan kondisi poktan sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI Nama : Chellshie Lia Prastika M. NPM : 11212589 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Makin menjamurnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY 7.1. Karakteristik Responden 7.1.1. Tingkat Umur Tingkat umur responden berkisar antara 40-60 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU Sri Ayu Kurniati Dan Jumanto Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Pekanbaru 28284

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelompok Tani Kelompoktani adalah kelembagaan petanian atau peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya)

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 18 3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada desa percontohan budidaya rumput laut yakni Desa Sathean Kecamatan Kei

Lebih terperinci

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN LELE ASAP DAN IKAN PARI ASAP DI KUB MINA BAROKAH DESA KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO WACHIDATUS SA ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN KREDIT MACET TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PT. BPR TUNAS ARTHA JAYA PARE KEDIRI

STRATEGI PENANGANAN KREDIT MACET TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PT. BPR TUNAS ARTHA JAYA PARE KEDIRI STRATEGI PENANGANAN KREDIT MACET TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PT. BPR TUNAS ARTHA JAYA PARE KEDIRI ZAENAL FANANI Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui cara

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI Nama : Sheena Anghelina Adam NPM : 18210226 Kelas : EA16 Dosen Pembimbing : Emilianshah Banowo, S.SOS., MM ABSTRAK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun)

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun) Lampiran 1 Karakteristik Sampel Agroindustri Salak Petani Salak Umur Pendidikan Tanggungan (orang) Bertani Luas Lahan (Ha) 1 43 12 3 15 1 2 48 12 4 19 3 3 38 12 4 6 2 4 39 12 4 11 1 5 43 9 4 12 2 6 53

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP CEMARA VOLUME 1 NOMOR 1 NOPEMBER 015 ISSN: 087-484 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP Fatmawati 1, dan Henny Dianawati 1 Fakultas Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET Faktor pendukung dan penghambat merupakan elemen yang diidentifikasi untuk menentukan dan mempengaruhi keberhasilan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA NAMA : GITA RACHMAWATI NPM : 13210024 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : Ir. TITIEK IREWATI, MM BAB I PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kakao Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi Perkebunan Unggulan, hal ini tergambar dari

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Nilai dan Konstribusi Subsektor Tanaman Pangan Terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Ngawi Produktivitas tenaga kerja subsektor tanaman pangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar pada perekonomian negara Indonesia. Salah satu andalan perkebunan Indonesia

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di RSIFC khususnya di gudang Instalasi Farmasi. Hasil penelitian meliputi tahap penyimpanan dan analisis SWOT untuk mengetahui posisi Instalasi Farmasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012 1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.50 buah pulau, dengan luas laut sekitar 3,5 juta km. Potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan bernilai ekonomi tinggi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA 91 BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA Kegiatan KT dalam mengatasi permasalahan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA A. Analisis aspek Studi Kelayakan Bisnis pada UD Sinar Terang Wonocolo Surabaya 1. Aspek Hukum a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) nomor : 503/5428.A/436.6.11/2010 b.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 201, p -0 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci