LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM) Duta PHBS sebagai Peer Group Educator Anak Usia SD pada Pengembangan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Mulyorejo 1 Surabaya Oleh: Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes, Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep, M.KKK, Dibiayai oleh DIPA Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Sumber Biaya Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Tahun 2016 Nomor 947/UN3/2016 Tanggal 22 April 2016 UNIVERSITAS AIRLANGGA November 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul I b M : Duta PHBS sebagai Peer Group Educator Anak Usia SD pada Pengembangan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Mulyorejo 1 Surabaya 2. Pelaksana a. Nama Lengkap : Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes b. NIDN : c. Jabatan/Golongan : Lektor Kepala/ IV A d. Program Studi : DIII Hiperkes dan Keselamatan Kerja e. Nomor HP : f. Alamat surel ( ) : erwindyah.2012@gmail.com 3. Anggota (1) a. Nama Lengkap : Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK b. NIDN : c. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 4. Anggota (2) a. Nama Lengkap : Ratih Damayanti, S.KM., M.Kes b. NIDN : c. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 5. Anggota (3) a. Nama Lengkap : Yunita Putri Linggarwati, S.KM b. NIDN : - c. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 6. Institusi Mitra a. Nama Institusi Mitra : SDN Mulyorejo 1 Surabaya b. Alamat : Jl. Mulyorejo No. 184 Surabaya c. Penanggung Jawab : Dinas Pendidikan Kota Surabaya Biaya : Rp ,- Surabaya, 15 November 2016 Mengetahui, Dekan Ketua, (Dr. H. Widi Hidayat, S.E., MSi., Ak., CA., CMA) (Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes) NIP NIP Menyetujui, Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) (Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com) NIP ii

3 Ringkasan Perilaku hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat, terutama pada anak usia sekolah. Rahmawati (2008) menyampaikan bahwa WHO telah mengidentifikasi diare sebagai penyebab kematian balita di dunia sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Setiap tahun diperkirakan anak meninggal dunia karena diare (rahmawati 2008). Berdasarkan survei pendahuluan kepada siswa dan siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai PHBS sudah baik. Namun jika dilihat dari angka kesakitan (penyakit menular) di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo masih belum mencerminkan perilaku bersih dan sehat. Penyakit yang tertinggi pada wilayah Puskesmas Mulyorejo yaitu diare dan dysentri sebanyak 74 orang pada tahun 2015, penyakit tertinggi selanjutnya yaitu TB paru BTA (+) sebanyak 11 orang, serta penyakit demam berdarah dengue dan demam dengue sebanyak 8 orang dan 4 orang. Walaupun pengetahuan siswasiswi SDN Mulyorejo 1 sudah baik, ternyata tidak dibarengi dengan perilaku yang mencerminkan PHBS. Pembentukan perilaku dimulai sejak usia dini terutama usia sekolah dasar diharapkan mampu menghasilkan perubahan perilaku diri sendiri dan orang sekitarnya terutama keluarga. Hal tersebut yang yang mendasari pengusulan kegiatan bertema perilaku hidup bersih dan sehat. Pengabdian masyarakat yang dilakukan kali ini adalah berupa program pembinaan PHBS di lingkungan sekolah. Pada pengabdian ini dadaran program adalah murid SD kelas 3 dan 5 dan orang tuan murid Strategi yang digunakan adalah : 1) melakukan pre test mengenai PHBS; 2) memberikan health education mengenai PHBS dengan menggunakan panggung boneka; 3) memberikan health education pada orang tua sasaran dengan metode ceramah dan diskusi; 4) memperbaiki wastafel dan toilet; 5) memilih duta PHBS untuk melakukan health education pada teman sebayanya (peer group) untuk melakukan perilaku PHBS. Duta PHBS harus melakukan monitoring jentik nyamuk dan sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Instrumen yang disediakan berupa lembar balik dan kartu PHBS (untuk monitoring jentik nyamuk dan sampah oleh duta PHBS) dan leaflet.6) Tim juga melakukan swab test untuk melihat adanya kuman di tangan sasaran (sampel sebanyak 20 orang); 7) melakukan post test pada sasaran. Hasil pengabdian masyarakat ini menujukkan bahwa nilai rerata post test ada peningkatan, dan pada pemantauan jentik nyamuk dan sampah. Pemantauan jentik nyamuk iii

4 dan sampah dilakukan pada bulan September dan Oktober. Pada bulan Oktober jentik nyamuk sudah tidak ditemukan lagi, namun sampah masih tetap ditemukan. Selanjutnya dilakuan publikasi hasil pengabdian masyarakat pada expo riset dan pengabdian masyarakat universitas airlangga. Saran yang dapat diberikan adalah: 1. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan para duta PHBS oleh para guru kelas melalui evaluasi buku monitoring PHBS yang telah diberikan 2. Pihak sekolah dapat melakukan swab test kembali untuk mengukur tingkat angka kuman para siswa 3. Melibatkan siswa berprestasi yang lain untuk menjadi duta PHBS agar menjadi role model para siswa SDN Mulyorejo 1 iv

5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL i HALAMAN PENGESAHAN ii RINGKASAN iii DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Permasalahan Mitra 3 BAB II TARGET DAN LUARAN 4 2.1Target Program 4 2.2Luaran Program 4 BAB III METODE PELAKSANAAN Solusi yang ditawarkan Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan 8 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 10 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 30 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 31 DAFTAR PUSTAKA 32 LAMPIRAN v

6 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup yang senantiasa menjaga kesehatan. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang diluncurkan pada tahun 2006 dimana bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat agar menjadi sehat (Gomo et al, 2013). Salah satu hal yang menjadi indikator program ini adalah kegiatan yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi. Higiene sanitasi merupakan pengembangan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja. Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya.selain itu, usia sekolah (termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Perilaku hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat, terutama pada anak usia sekolah. Rahmawati (2008) menyampaikan bahwa WHO telah mengidentifikasi diare sebagai penyebab kematian balita di dunia sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Setiap tahun diperkirakan anak meninggal dunia karena diare (rahmawati 2008). Penyakit infeksi parasit cacing juga merupakan salah satu masalah besar bagi masyarakat terutama pada negeri berkembang dan negara miskin. Dua milyar orang terinfeksi penyakit ini di seluruh dunia, dan di Indonesia penyakit in menyebar di pedesaan dan perkotaan. Data yang diperoleh berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa infeksi kecacingan di sekolah dasar (SD) di beberepa 1

7 provinsi di indonesia menujukkan prevalensi sebesar 60%-80%, sedangkan untuk semua umur 40%-60% (Umar, 2007). Berdasarkan survei pendahuluan kepada siswa dan siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai PHBS sudah baik. Namun jika dilihat dari angka kesakitan (penyakit menular) di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo masih belum mencerminkan perilaku bersih dan sehat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tahun 2015, Penyakit 5 besar yang terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Kasus Penyakit Menular Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo No. Nama Penyakit Usia (5 14 tahun) 1. Diare 74 orang 2. Dysentri 74 orang 3. TB Paru BTA (+) 11 orang 4. Demam berdarah dengue 8 orang 5. Demam dengue 4 orang Penyakit yang tertinggi pada wilayah Puskesmas Mulyorejo yaitu diare dan dysentri sebanyak 74 orang pada tahun 2015, penyakit tertinggi selanjutnya yaitu TB paru BTA (+) sebanyak 11 orang, serta penyakit demam berdarah dengue dan demam dengue sebanyak 8 orang dan 4 orang. Walaupun pengetahuan siswa-siswi SDN Mulyorejo 1 sudah baik, ternyata tidak dibarengi dengan perilaku yang mencerminkan PHBS. Pembentukan perilaku dimulai sejak usia dini terutama usia sekolah dasar diharapkan mampu menghasilkan perubahan perilaku diri sendiri dan orang sekitarnya terutama keluarga. Hal tersebut yang yang mendasari pengusulan kegiatan bertema perilaku hidup bersih dan sehat. Kesehatan anak merupakan salah satu unsur kesehatan yang terpenting, karena masa 0-6 tahun merupakan usia emas dimana usia ini anak mengalami perkembangan fisik, motorik, emosional, intelektual, bahasa dan sosial berlangsung sangat cepat (Siswanto, 2009). Peningkatan pemeliharaan kesehatan 2

8 sangat penting karena kualitas anak sangat dipengaruhi oleh kesehatan semasa tumbuh kembang anak. Kondisi yang lebih sehat sejak usia anak akan memberi kesempatan tumbuhnya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas di masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan program pembinaan PHBS di lingkungan sekolah. Indikator pembinaan PHBS meliputi 8 hal yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya. Melalui tercapainya 8 indikator ini diharapkan terdapat peningkatan status kesehatan pada anak usia sekolah yang menjadi mitra Permasalahan Mitra SDN Mulyorejo 1 terletak di daerah pemukiman padat penduduk dan dekat dengan pesisir pantai. Pedagang makanan kecil dan jajanan masih berjualan di sekitar lingkungan sekolah. Berdasarkan pengamatan, selalu ada siswa yang membeli makanan di luar lingkungan sekolah pada setiap jam istirahat. Fasilitas yang tersedia masih belum mendukung terlaksananya program PHBS. Sebenarnya sudah ada wastafel dan toilet untuk menunjang program PHBS namun ketika dilakukan pengecekan ternyata wastafel yang tersedia tidak berfungsi di karenakan kran air yang rusak, toilet kotor dan kurang terawat (lampiran 5). Lingkungan SDN Mulyorejo 1 juga jauh dari kata bersih karena masih banyak sampah berceceran dan fasilitas tempat sampah yang masih minim (lampiran 5). Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan upaya pembinaan program PHBS di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan siswa. Upaya pembinaan ini akan dilaksanakan dengan cara pengembangan fasilitas dan program PHBS serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa. Evaluasi akan dilakukan pada 8 indikator program PHBS yang disesuaikan dengan kondisi di lingkungan sekolah. 3

9 BAB 2 TARGET DAN LUARAN 2.1 Target Program Berdasarkan permasalahan yang telah disepakati dengan mitra maka yang menjadi target program pembinaan PHBS di sekolah dasar ini adalah siswa kelas 1 hingga kelas 5 pada SDN Mulyorejo di Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Kriteria yang menjadi target program adalah: 1. Sekolah dasar yang berada di lingkungan Universitas Airlangga kampus C Mulyorejo 2. Pelaksanaan program PHBS belum baik yang ditandai dengan masih terjadinya penyakit menular (misal: diare), fasilitas untuk pelaksanaan program PHBS masih belum baik (misal: kamar mandi, tempat cuci tangan). Pertimbangan sasaran program adalah siswa kelas 1 dan 5 adalah karena siswa kelas 6 akan menghadapi Ujian Nasional. Sehingga program PHBS dapat tetap berjalan tanpa mengganggu jalannya Ujian Nasional. 2.2 Luaran Program Luaran program yang dihasilkan dalam program pembinaan PHBS di lingkungan sekolah ini adalah duta PHBS (peer group), PHBS Card, media dan sarana promosi PHBS (media atau alat peraga), pelayanan kesehatan (pengukuran berat dan tinggi badan) dan fasilitas cuci tangan beserta petunjuknya, artikel dan laporan kegiatan. 1. Duta PHBS Duta PHBS adalah perwakilan siswa untuk melakukan pemantauan program PHBS. Yang mana kegiatannya adalah mencakup 8 indikator PHBS yaitu : 1. mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, 2. menggunakan jamban yang bersih dan sehat, 3. konsumsi jajanan sehat di kantin, 4. olahraga yang teratur dan terukur, 5. memberantas jentik nyamuk, 6. tidak merokok di sekolah, 4

10 7. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, 8. membuang sampah pada tempatnya. Duta PHBS bertugas untuk melakukan self-monitoring (pemantauan mandiri) kepada teman-teman sekelasnya. Duta PHBS ini adalah bentuk pelaksanaan dari fungsi peer group yang bertujuan untuk mengingatkan, memantau dan mengevaluasi jalannya program PHBS. Selain itu, duta PHBS ini dimaksudkan agar terjadi pemberdayaan dan pendidikan usia sekolah dalam penerapan PHBS. Duta PHBS akan dibantu oleh wali kelas dan pihak sekolahnya dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Berikut ini adalah rincian tugas dari Duta PHBS : Tabel 2.1 Tugas Duta PHBS SDN Mulyorejo 1 Surabaya No. Indikator PHBS Tugas Duta PHBS 1. mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, Mengingatkan dan mencatat berapa orang temannya yang telah melakukan kegiatan mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun 2. menggunakan jamban Mengingatkan dan mencatat berapa orang yang bersih dan sehat, temannya yang telah membersihkan jamban/toilet sekolah setelah BAK/BAB Mencatat keadaan toilet setiap hari (bergiliran/terjadwal). 3. konsumsi jajanan sehat di kantin, Mengingatkan dan mencatat berapa orang temannya yang telah mengonsumsi jajanan sehat dari kantin atau luar kantin 4. olahraga yang teratur dan terukur, Mengajak teman-teman sekelasnya untuk melakukan olah raga ringan 10 menit sebelum pelajaran dimulai 5. memberantas jentik Secara bergiliran, duta PHBS melakukan nyamuk, pemeriksaan jentik nyamuk di toilet sekolah setiap 2 hari sekali. 5

11 No. Indikator PHBS Tugas Duta PHBS 6. membuang sampah pada tempatnya. Memeriksa ruang kelas atau lingkungan sekitar sekolah apakah masih ada sampah yang berserakan atau tidak. Jika ada sampah yang berserakan, duta PHBS memberikan contoh kepada teman-temannya atau mengingatkan teman-temannya untuk membuang sampah pada tempatnya. Tugas duta PHBS pada pengabdian tahun 2016 adalah hanya no. 5 dan 6 (memeriksa jentik nyamuk dan mengobservasi ada tidaknya sampah berserakan di sekolah menggunakan PHBS card yang disediakan. 2. PHBS Card PHBS Card adalah kartu kendali untuk melakukan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh duta PHBS. Duta PHBS akan memberikan tanda centang (check list) kepada kartu kendali atas apa yang telah dia kerjakan (pemantauan 2 program PHBS). Komponen yang ada pada PHBS Card adalah program PHBS, hari, kolom check list dan jumlah siswa yang patuh terhadap program PHBS. Pada pengabdian tahun ini, duta PHBS hanya memonitor 2 indikator (pemantauan jentik nyamuk dan sampah). 3. Fasilitas yang akan diberikan sebagai bentuk pelaksanaan program dan evaluasi pada 8 indikator program PHBS yaitu: a. Wastafel (renovasi), sabun dan tempat sabun untuk program cuci tangan pakai sabun b. Senter/sentolop untuk program bebas jentik nyamuk c. PHBS card (berisi lembar monitoring) d. Renovasi toilet 4. Media Penyuluhan Program PHBS a. Media Lembar Balik Media lembar balik ini ditujukan kepada sasaran kelas 3 hingga kelas 5 b. Panggung Boneka Media panggung boneka ditujukan untuk siswa kelas 1 dan 2 6

12 Gambar 2.3 Panggung Boneka Melalui pertimbangan sasaran adalah anak usia sekolah dasar, maka indikator tidak merokok di sekolah tidak dilakukan evaluasi. Pertimbangan ini akan disampaikan kepada mitra, karena usia kriteria ini kurang tepat untuk anak usia sekolah dasar kelas 1 dan 2. Indikator penimbangan berat badan dan tinggi badan telah dilaksanakan setiap 6 bulan sekali oleh Puskesmas Mulyorejo. Jadi, dalam pelaksanaan indikator tersebut, pelaksana program akan bekerja sama dengan Puskesmas Mulyorejo. Setelah program ini selesai, SDN Mulyorejo 1 Surabaya diharapkan dapat mandiri melaksanakan program PHBS dengan dibantu oleh siswasiswinya yang tergabung dalam Duta PHBS. Duta PHBS dapat dipilih secara mandiri berdasarkan prestasi oleh wali kelas dan pihak sekolah untuk keberlanjutan PHBS ini secara mandiri. 7

13 BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Solusi yang ditawarkan Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra yang dijabarkan pada bab sebelumnya, berikut alternatif solusi yang ditawarkan: 1. penyegaran pengetahuan mengenai PHBS terhadap siswa sekolah dasar dengan menggunakan edukasi dan pelatihan 2. pembentukan peer group (duta PHBS) untuk mengedukasi teman sekelas agar dapat melaksanakan PHBS 3. evaluasi terhadap pelaksanaan indikator PHBS di sekolah 4. penyediaan fasilitas yang mendukung terlaksananya PHBS 3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini merujuk pada 4 langkah action research yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Perizinan ke UPT Dinas Pendidikan Nasional, Sekolah dan Puskesmas b. Sosialisasi program pembinaan PHBS di sekolah dasar yang melibatkan siswa, guru dan tim pelaksana. c. Penyusunan program penyuluhan, pelayanan dan pembangunan fasilitas. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan yang dilaksanakan adalah: a. Edukasi Program PHBS untuk siswa b. Pembangunan fasilitas cuci tangan c. Mendemonstrasikan metode cuci tangan bersih d. Pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk e. Pengukuran berat dan tinggi badan tiap bulan 8

14 f. Menyediakan fasilitas tempat sampah 3. Observasi, monitoring dan evaluasi Observasi dilakukan terhadap proses implementasi kegiatan berdasarkan indikator program PHBS. Instrumen yang digunakan untuk observasi dan monitoring berupa check list berdasarkan kriteria indikator program PHBS yang dinamai Kartu PHBS SDN Mulyorejo 1. Berikut ini adalah kegiatan evaluasi : Tabel 3.1 Evaluasi Kegiatan Sasaran No Kegiatan Orang Tua/ Siswa Wali Murid 1 Pre test Dilakukan di awal Dilakukan pada program pertemuan orang tua/wali murid 2 Post test Dilakukan di akhir Dilakukan pada program pertemuan orang tua/wali murid 3 Swab Tangan Dilakukan di awal Guru, staf dan pengelola kantin Dilakukan di awal program Dilakukan di akhir program 4. Refleksi Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihankelebihan terhadap kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi terhadap keberlangsungan atau pengembangan kegiatan berikutnya. 9

15 BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini, telah berpengalaman dalam kegiatan kemasyarakatan terkait dengan kesehatan masyarakat terutama higiene dan sanitasi. Ketua tim pengusul merupakan seorang dokter yang telah berpengalaman dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaksanaan program IbM ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis. Melalui pengalaman yang dimiliki oleh ketua tim, maka pelaksanaan kegiatan IbM di kecamatan mulyorejo akan bisa berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang baik oleh para mitra. Anggota tim adalah tenaga profesional dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaganya dapat diandalkan dalam rangka memberikan pelatihan dan pembinaan kepada mitra dalam pembinaan materi dan telah berpengalaman dalam menangani kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam penerapan IPTEKS. Dengan demikian keberlanjutan kegiatan IbM ini dapat dijamin, sehingga diharapkan akan terbentuk program PHBS yang berkualitas. Berikut ini adalah tim pengusul kegiatan IbM : Tabel 4.1 Pengusul kegiatan IbM No Nama Posisi 1 Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes Ketua 2 Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK Anggota 3 Ratih Damayanti, S.KM., M.Kes Anggota 4 Yunita Putri Linggarwati, S.KM Anggota 10

16 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun program yang sudah dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu : 1. Pemilihan Duta PHBS Duta PHBS adalah perwakilan siswa SDN Mulyorejo 1 dari kelas 5A dan kelas 5B yang bertugas melakukan pemantauan program PHBS. Pemilihan duta dilakukan di ruang perpustakaan SDN Mulyorejo 1. Kandidat peserta duta PHBS dipilih secara acak oleh wali kelas masing masing. Terdapat perwakilan 10 siswa/siswi dari 2 kelas (kelas 5A dan 5B) masing-masing 5 orang dari tiap kelas nya. Sebelum berkompetisi pemilihan duta, 10 siswa/siswi tersebut kami jelaskan mengenai tugas duta PHBS serta kami contohkan performance menjadi duta PHBS yang baik. Media yang digunakan untuk menjalankan tugas Duta PHBS yaitu dengan Lembar Balik. Lembar Balik tersebut berisi penjelasan dari 8 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 11

17 Gambar 5.1. Anggota tim sedang menjelaskan isi materi dalam lembar balik kepada finalis duta phbs Gambar 5.2. Finalis duta PHBS latihan mempraktekkan performance nya menjadi duta 12

18 Setelah kami berikan penjelasan dan latihan menjadi duta PHBS, kami berikan waktu jeda untuk finalis duta PHBS untuk belajar dan mempaktikkan sendiri ketika di sekolah maupun di rumah, kemudian tibalah waktu kompetisi duta untuk menampilkan performance terbaiknya menjadi duta yang kemudian di pilih juara 1, 2, 3 dan juara harapan. Gambar Performance finalis duta PHBS Gambar 5.4. Tim penilai finalis duta phbs 13

19 Gambar 5.5. Tim dan finalis duta phbs setelah kompetisi didapatkan juara 1,2, 3 dan juara harapan 2. PHBS Card PHBS Card adalah kartu kendali untuk melakukan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh duta PHBS. PHBS card sudah kami buat dan kita bagikan kepada finalis duta PHBS. Duta PHBS bertugas memonitoring 8 indikator PHBS (mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, konsumsi jajanan sehat di kantin, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, dan membuang sampah pada tempatnya) yang ada di lingkungan sekolah mereka. Mereka memonitoring setiap seminggu sekali yang kemudian hasilnya di catat pada PHBS Card. Setiap duta PHBS mempunyai pembagian tempat berbeda beda (lantai 1, 2 dan 3) dalam melakukan monitoring. 14

20 Gambar 5.6 PHBS Card 3. Pembenahan Fasilitas Sarana dan Prasarana Pembenahan fasilitas sarana dan prasana bertujuan untuk menunjang terselenggaranya program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pembenahan tersebut yaitu membenahi kran dan saluran wastafel yang tidak lancar, mengganti pintu toilet yang rusak, dan memberikan sabun pencuci tangan pada wastafel sekolah. 15

21 Gambar 5.7. Pintu yang rusak sebelum di perbaiki dan sesudah di ganti dengan pintu yang baru Gambar 5.8. Pipa saluran wastafel yang sudah di renovasi 16

22 Gambar 5.9. Penyediaan sabun cuci tangan pada wastafel 4. Media Penyuluhan PHBS a. Media Lembar Balik Media lembar balik ini digunakan oleh duta PHBS untuk memberikan informasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat kepada sesama teman. Isi dari lembar balik mencakup 8 indikator perilaku hidup bersih dan sehat beserta gambar gambar yang menarik sehingga siswa siswi sd yang lain tertarik untuk memperhatikannya. 17

23 Gambar 5.10 Lembar Balik PHBS Gambar Duta PHBS menggunakan lembar balik untuk metode penyuluhan 18

24 b. Panggungg Boneka Metode ini dipilih menyesuaikan dengan sasaran program (anak SD). Media penyuluhan dengan panggung boneka ini diberikan pada siswa siswi SDN Mulyorejo 1 kelas 3 dan kelas 5. Dalam menampilkan panggung boneka ini kita bekerja sama dengan mahasiswa prodi DIII Hiperkes dan KK untuk memerankan yang ada dalam skenario. Skenario cerita panggung boneka ini di buat dengan membahas masalah masalah yang ada di sekitar lingkungann sekolah yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga siswa siswi SD pun mudah untuk memahami maksud penyuluhan kami. Didukung dengan perabotan dan boneka yang lucu sehingga siswa siswi SD lebih antusias dalam memperhatikan. Gambar Panggung Boneka 19

25 Gambar Siswa siswi SD sedang memperhatikan media penyuluhan dengan panggung boneka Gambar Tim memberikan reward kepada siswa siswi yang memperhatikan jalannya cerita dan bisa menjawab pertanyaan dari Tim 20

26 Gambar Tim berfoto bersama siswa siswi seusai penyuluhan dengan panggung boneka c. Leaflet Leaflet diberikan pada wali murid yang datang pada saat penyuluhan untuk orang tua siswa siswi. Leaflet ini di buat bertujuan orang tua dapat membaca dan mempelajari 8 indikator PHBS sehingga bisa mengajarkan dan menerapkan pada anak anak mereka pada saat di rumah. Gambar 5.15 Leaflet PHBS Tampak depan 21

27 Gambar Leaflet PHBS Tampak Belakang 5. Penyuluhan Orang Tua Siswa/i SDN Mulyorejo I Guna mendukung kegiatan program perilaku hidup bersih dan Sehat untuk siswa siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya kita juga mengundang orang tua untuk turut bekerja sama membimbing putra putri nya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkannya pada saat di rumah. Peran orang tua wali murid ini di rasa sangat penting penting untuk mendukung kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Karena alasan tersebut kami sebagai tim memberikan edukasi dan informasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Para orang tua pun terlihat antusias dengan acara ini terlihat banyak wali murid yang datang menghadiri acara tersebut. 22

28 Gambar Tim memberikan penyuluhan PHBS pada orang tua siswa siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya Gambar Orang Tua siswa siswi terlihat antusias mendengarkan penyuluhan 23

29 6. Swab Tes Swab tes ini dilakukan untuk menjadi salah satu indikator keberhasilan program pengabdian masyarakat ini. Pengujian Swab pada tangan ini dilakukan pada saat awal sebelum diberikan intervensi (Penyuluhan dan Pelatihan) dan di akhir setelah diberikan intervensi. Pengujian swab ini di lakukan pada perwakilan anak SD mulyorejo 1 dipilih secara acak. Dalam pengujian swab ini kami bekerja sama dengan Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) surabaya untuk mengambil sampel dan memeriksanya. Gambar Petugas BTKL sedang mengambil sampel untuk pengujian swab 24

30 Gambar Siswa siswi bergantian menunggu untuk diambil sampel untuk swab tes Sejumlah 20 siswa perwakilan dari kelas 3 dan 5 terpilih secara acak untuk diperiksa angka kuman pada tangan (Swab test). Berdasarkan gambar 5.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel yang menjalani swab yaitu sebanyak 14 siswa (70%) masih belum bebas kuman, sedangkan sisanya sebanyak 6 siswa (30%) telah bebas kuman. Oleh karena itu, penerapan PHBS di sekolah menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan. Hasil analisis swab test yang dilakukan oleh BBTKLPP pada bulan Agustus 2016 disajikan pada gambar berikut: 25

31 Gambar 5.20 Hasil analisis swab test siswa SD Mulyorejo 1 Surabaya 2016 Pelaksanaan prinsip PHBS di sekolah dapat menjadi sebuah tindakan preventif untuk mencegah timbulnya penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun kuman lainnya. Salah satu prinsip dalam PHBS adalah cuci tangan yang benar. Penelitian Rosdiana (2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara personal higiene dengan terjadinya enterobiasis pada siswa SD (p value = 0,002). Penelitian ini sesuai dengan penelitiann yang dilakukan Kim et al. (2010), yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan n yang signifikan antara faktorkebersihan pribadi (personal hygiene) anak dan infeksi cacing Enterobius vermicularis penyebab enterobiasis. Personal hygiene yang buruk pada anak seperti jarang mandi, tidak membersihkan kaki dan tangan setelah bermain, tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar serta kuku kotor akan mempengaruhi kesehatan anak, sehingga jika ada telur cacing Enterobius vermicularis yang terhirup bersama debu ataupun telur cacing yang masuk ke dalam tubuh anak melalui tangan anak yang kotor akan menyebabkan anak tersebut terinfeksi enterobiasis. Kebersihan diri yang kurang akan menjembatani masuknya telur cacing Enterobius vermicularis penyebab enterobiasiss (Perdana dan Setjajadi, 2013; Kim et al, 2010). 26

32 7. Pre dan Post Test Sebagai indikator untuk menilai pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan maka diberikan pre dan post test. Sebuah instrumen (lembar pertanyaan) yang berisi mengenai prinsip dasar PHBS di sekolah disusun untuk melakukan kegiatan pre dan post test. Sebelum dilakukan tindakan pertunjukan panggung boneka, penyuluhan, dan pemilihan duta PHBS, telah dilakukan pemberian pre test kepada siswa kelas 3 dan kelas 5 pada bulan Agustus Post test dilakukan pada tanggal 2 November Berikut disajikan hasil pre test dan post test. Rencana post test akan dilakukan pada bulan Oktober, namun karena bersamaan dengan kegiatan lain yang ada di SD Mulyorejo I, maka post test dilaksanakan tanggal 2 November. Hasil Pre test dan post test disajikan pada grafik berikut ini: : pre test post test kelas 3A kelas 3B kelas 5A kelas 5B Gambar 5.21 Rerata nilai pre test dan post tetst siswa SD Mulyorejo 1 Surabaya 2016 Berdasarkan gambar 5.21, diketahui bahwa rerata nilai post test meningkat pada kelas 3B dan 5A, sedangkan pada kelas 3A dan 5B tetap. Berdasarkan gambar 5.21 hasil pots tes dapat diketahui bahwa rerata nilai tertinggi ada pada kelas 5B dan rerata terendah pada kelas 3A. Perbedaan 27

33 mendasar dari post test ini adalah proses penyuluhan dilakukan oleh para duta PHBS terpilih. Pretest sebelumnya dilakukan tanpa adanya perlakuan terhadap siswa kelas 5 dan kelas 3. Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal individu (Ahmadi, 2004). Hasil penilaian pre test dan post test dapat dipengaruhi oleh faktor tersebut. Penelitian Siagian (2012) menunjukkan pengaruh positif antara minat belajar dengan hasil prestasi belajar. Minat merupakan salah satu faktor internal dan merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010) Pemberian buku monitoring terhadap duta PHBS terpilih menjadi salah satu fasilitas untuk identifikasi indikator terlaksananya PHBS. Indikator dalam buku monitoring PHBS adalah jentik nyamuk dan sampah. Kedua indikator tersebut mudah dilakukan pengamatan oleh duta PHBS yang terpiluih. Berikut disajikan hasil monitoring selama bulan September: Tabel 5.1 Hasil Monitoring PHBS Bulan September oleh Duta PHBS SD Mulyorejo 1 Surabaya No Jentik nyamuk Lokasi Jentik Sampah Duta Minggu Nyamuk Minggu kamar mandi kamar mandi Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa teramati jentik nyamuk di lokasi kamar mandi oleh dua duta PHBS, sedangkan duta yang lain tidak menemukan jentik nyamuk. Seluruh duta juga selalu menemukan sampah di lingkungan sekolah. Berikut disajikan hasil monitoring selama bulan Oktober: 28

34 Tabel 5.2 Hasil Monitoring PHBS Bulan Oktober oleh Duta PHBS SD Mulyorejo 1 Surabaya No Jentik nyamuk Lokasi Jentik Sampah Duta Minggu Nyamuk Minggu Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jentik nyamuk di sekolah oleh duta PHBS, tidak menemukan jentik nyamuk. Seluruh duta juga selalu menemukan sampah di lingkungan sekolah. Evaluasi monitoring PHBS seharusnya dilakukan setiap 6 bulan sekali, namun dalam laporan ini masih dapat dievaluasi untuk bulan September dan Oktober. Setelah dilakukan kegiatan pemilihan duta PHBS, pelaksanaan monitoring PHBS oleh duta, maka seharusnya penilaian jumlah angka kuman tangan (Swab test) dilakukan kembali. Hal ini dilakukan sebagai indikator apakah prinsip PHBS terutama cuci tangan dengan benar telah dipahami dan dilaksanakan oleh para siswa. Jentik nyamuk sudah tidak ditemukan lagi pada bulan Oktober namun, sampah masih tetap ditemukan di lingkungan sekolah. Ketersediaan sarana pembuangan sampah menjadi salah satu pemicu masih ditemukannya sampah di lingkungan sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadyana (2012), menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang menyebabkan siswa SD masih membuang sampah sembarangan yaitu sikap, dukungan guru, keterpaparan oleh media, dan sarana. 29

35 BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Tahapan Pengabdian Selanjutnya Melakukan publikasi jurnal atau poster presentation. Berikut disajikan tabulasi tahapan selanjutnya: Tabel 6.1. Rencana Tahapan Pengabdian Selanjutnya No Kegiatan Bulan Desember Januari Penyusunan draft artikel/poster 2 Review artikel/poster 3 Revisi artikel/poster 4 Pengiriman ulang Pelaksanaan kegiatan pada tabel 6.1 akan diikuti oleh tim penelitian dengan seksama. Draft poster telah tersusun dan dipublikasikan pada acara expo hasil riset dan pengabdian masyarakat di Universitas Airlangga. 30

36 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu: 1. Seluruh program (Duta PHBS, PHBS Card, Pembenahan fasilitas, pembuatan media penyuluhan) telah terlaksana dengan baik dan lancar. 2. Terdapat peningkatan nilai evaluasi (post test) pada kelas 3B, 5A, dan 5B, namun kelas 3A mengalami penuruan nilai sebesar 0,13 poin. 3. Jentik nyamuk dan sampah di lingkungan sekolah pada bulan September masih ditemukan oleh duta PHBS. 4. Jentik nyamuk tidak ditemukan di lingkungan sekolah pada bulan Oktober masih ditemukan oleh duta PHBS, namun sampah masih ditemukan. 7.2 Saran Saran yang dapat diberikan adalah: 1. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan para duta PHBS oleh para guru kelas melalui evaluasi buku monitoring PHBS yang telah diberikan 2. Pihak sekolah dapat melakukan swab test kembali untuk mengukur tingkat angka kuman para siswa 3. Melibatkan siswa berprestasi yang lain untuk menjadi duta PHBS agar menjadi role model para siswa SDN Mulyorejo 1 31

37 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Supriyono,Widodo Psikologi Belajar. Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Promosi Kesehatan Di Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta Gomo, M.J., Umboh, J.M.L., Pandelaki, A.J Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Sekolah pada Siswa Kelas Akselerasi di SMPN 8 Manado. Jurnal e-biomedik. 1(1): Kim, D.H., Hyun, M.S., Joo, Y.K., Min, K.C., Mee, K.P., Sin, Y.K., Boo, Y.K.,Hak S,Y., Parents Knowledge about Enterobiasis Might Be One of the Most Important Risk Factor for Enterobiasis in Childern. Korean J Parasitol. Vol. 48, No.2: Nurhadyana, Intan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Membuang Sampah pada Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bantar Gebang. Skripsi. Universitas Indonesia: Jakarta Perdana, A.S., dan Sedjajadi, K., Hubungan Higene Tangan dan Kuku dengan Kejadian Enterobiasis Pada Siswa SDN Kenjeran No. 248 Kecamatan Bulak Surabaya.Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.7, No.1: Rahmawati, Elfy Analisis Kebutuhan Program Promosi Pencegahan Diare pada Anak Dibawah Usia Dua Tahun. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 24 (1): 111 Slameto Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta 32

38 Siagian, Roida Eva Flora Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal formatif. 2(2): Siswanto, Hadi Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Pustaka Rihana: Jakarta. Umar, Zaidina Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD Di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Kesehatan Masyarakat. 2 (2): 250 Rosdiana, Erlieza Hubungan Antara Personal Hygiene dan Kejadian Infeksi Enterobiasis Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Mojorejo 01 Bendosari Sukoharjo. Naskah Publikasi. UMS: Yogyakarta 33

39 LAMPIRAN

40

41

42

43

44

45

46

47

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekolah dasar merupakan tempat belajar anak usia antara 7-12 tahun, kelompok tingkat kerawanan tinggi karena dalam proses pertumbuhan. Karakteristik anak sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian intergral dari pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar dapat melakukan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dalam suatu negara yang sangat potensial bagi pembangunan nasional. Maka diperlukan bimbingan serta pembinaan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH M.Adam MT, Nurhidayati, Ade Suhendra dan Robi Putra Mahasiswa Universitas Muara Bungo Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit cacing kremi merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis dan tersebar luas di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat tidak sehat

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*) EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Tolokan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang memiliki angka kasus diare tertinggi. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu untuk melangsungkan kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya

Lebih terperinci

PENYULUHAN KESEHATAN SD MUHAMMADIYAH NGADIWINATAN YOGYAKARTA

PENYULUHAN KESEHATAN SD MUHAMMADIYAH NGADIWINATAN YOGYAKARTA LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER PENYULUHAN KESEHATAN SD MUHAMMADIYAH NGADIWINATAN YOGYAKARTA Oleh: dr. Ekorini Listiowati, MMR Aryanti Ambarsari Eva Nur Fadilla Sussy Listiarsasih Rizkiana Prihanti

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya : Dengan sesungguhnya

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Rossalina Adi Wijayanti #1, Novita Nuraini #2, Arisanty Nur Setia R #3 # Jurusan Kesehatan, Politeknik

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah : Siswa-siswa dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan visi pembangunan nasional dan

Lebih terperinci

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011 sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN 1 PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN Sudaryanta 1, Swasti Artanti 2, Ni matul Ulya 3 Email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan

Lebih terperinci

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta UPAYA KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA PADA IBU NELAYAN DI MUARA ANGKE, JAKARTA Intan Silviana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah antara lain cuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan di kantin sekolah, Buang Air Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, dan tumpuan harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat (Din

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA INDA AINI NOOR FADILAH MA 0712072 INTISARI Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut juga sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana di maksud

Lebih terperinci

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MELALUI PROMOSI KESEHATAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DUSUN SAWAHAN DESA PENDOWOHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL Rizsanti Meirina Satar 1,Diny Lidya 1, Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempertahankan kesehatan anak merupakan tanggung jawab orang tua, namun demikian sekolah-sekolah umum dan departemen kesehatan telah berkontribusi dalam upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Menurut Mikail (2011, dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Menurut UU Kesehatan

Lebih terperinci

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya.

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SRI LESTARI 201110201128 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usus yang masih tinggi angka kejadian infeksinya di masyarakat. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. usus yang masih tinggi angka kejadian infeksinya di masyarakat. Penyakit ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterobius vermicularis atau cacing kremi adalah salah satu jenis cacing usus yang masih tinggi angka kejadian infeksinya di masyarakat. Penyakit ini mempunyai daerah

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN Tantut Susanto 1), Lantin Sulistyorini 2) 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember (penulis 1) email: susanto_unej@yahoo.com 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian penting terhadap pencapaian tumbuh kembang anak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19 LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19 KETUA: TIM PENGABMAS Ns. Neila Sulug, S.Pd, M.Kes Ns. Silviani, S.Kep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya parasit berupa cacing kedalam tubuh manusia karena menelan telur cacing. Penyakit ini paling umum tersebar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Personal higiene adalah suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk memperbaiki status kesehatannya.

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

Oleh : Hari Astika Arta ABSTRAK

Oleh : Hari Astika Arta ABSTRAK PEMBIASAAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN POSTER SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG 2 KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh : Hari Astika

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 87 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan siswa-siswi tingkat sekolah dasar di Kedaung Wetan masih keliru. Mereka beranggapan bahwa hanya mencuci

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 ) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA FOOBORNE DISEASE PADA SISWA SDN LANDUNG SARI 02 MALANG

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA FOOBORNE DISEASE PADA SISWA SDN LANDUNG SARI 02 MALANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA FOOBORNE DISEASE PADA SISWA SDN LANDUNG SARI 02 MALANG Fidi N.A Dameanti, Herawati, Masdiana C. Padaga, Ajeng Erika, Citra Sari Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian infestasi kutu kepala di Indonesia cukup tinggi karena sering menyerang masyarakat luas, hal ini berkaitan dengan iklim negara kita yang tropis dan memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh Edukasi PHBS Terhadap Pengetahuan dan Skill Siswa Sekolah Dasar

Pengaruh Edukasi PHBS Terhadap Pengetahuan dan Skill Siswa Sekolah Dasar Pengaruh Edukasi PHBS Terhadap Pengetahuan dan Skill Siswa Sekolah Dasar Tetti Solehati, S.Kp.,M. Kep.email:tsh_tetti@yahoo.com Dr. Sri Susilawati, drg. M.Kes. email:srisusilawati27@gmail.com Mamat Lukman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan, yaitu memelihara kesehatan yang bermutu (promotif), menjaga kesehatan (preventif),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara

Lebih terperinci

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Reni Zuraida, Efrida Warganegara, Dyah Wulan Sumekar, Ety Aprilliana Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL IPTEK TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGBM) PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN

Lebih terperinci

PENYULUHAN CUCI TANGAN DI SDN BRAWOHAN KECAMATAN GAYAM BOJONEGORO. Maldiana, 2 ikmaludin Akbar

PENYULUHAN CUCI TANGAN DI SDN BRAWOHAN KECAMATAN GAYAM BOJONEGORO. Maldiana, 2 ikmaludin Akbar PENYULUHAN CUCI TANGAN DI SDN BRAWOHAN KECAMATAN GAYAM BOJONEGORO 1 Sudalhar, 1 Akhmad Zainul, 2 Putri Ama Nirmala, 2 Uhti Farihah, 2 Sismei Putri Utami, 2 Sofiana Maldiana, 2 ikmaludin Akbar 1 Dosen Pengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem LAMPIRAN 1 Nama : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : 1401100082 PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) No. Kegiatan Penelitian Septem Novem Desembe Februar Oktober Januari ber ber r i Maret April Mei

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL INSAN KOTA PALANGKA RAYA

PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL INSAN KOTA PALANGKA RAYA Nurhalina, Suratno dan Jarot Marchel : Pembinaan dan Pendampingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan masih menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah.

Lebih terperinci

Oleh: Aulia Ihsani

Oleh: Aulia Ihsani Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING. ABSTRAK

IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING.     ABSTRAK IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING Sri Margowati 1) ; Febru Puji Astuti 2) 1). Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang email: margowati@yahoo.co.id 2).Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun

Lebih terperinci

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

Upaya penerapan PHBS di Sekolah BAB I PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313 Kabupaten Sumedang PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp 0261-202114 Sumedang 45313 Puskesmas Sumedang Selatan KERANGKA ACUAN (TERM OF

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015 STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015 Athanasia Budi Astuti, Sunarsih Rahayu, Sri Mulyanti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes RI, 2012). Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah diperkirakan

Lebih terperinci