RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018"

Transkripsi

1

2

3 REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 MEMACU INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN

4

5 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Sistematika... 2 BAB 2 KERANGKA EKONOMI MAKRO, ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PENDANAAN PEMBANGUNAN Perkembangan Ekonomi Terkini Perekonomian Global Perekonomian Domestik Perkiraan Ekonomi Tahun Tantangan dan Risiko Ekonomi Global dan Domestik Sasaran dan Arah kebijakan Ekonomi Makro Kebutuhan Investasi dan Sumber Pembiayaan Kebutuhan Investasi Sumber Pembiayaan Arah Pengembangan Wilayah Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Arah Pengembangan Wilayah Papua Arah Pengembangan Wilayah Kepulauan Maluku Arah Pengembangan Wilayah Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara Arah Pengembangan Wilayah Pulau Sulawesi Arah Pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan Arah Pengembangan Wilayah Pulau Jawa Arah Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera Pendanaan Pembangunan Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa DAFTAR ISI i - 1

6 BAB 3 TEMA DAN SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN dan Nawacita Tema Pembangunan Strategi Pembangunan Pendekatan Penyusunan RKP Tahun Sasaran Pembangunan... 4 BAB 4 PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Pendidikan Arah Kebijakan Dan Sasaran Umum Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L Dan Sebaran Lokasi Kesehatan Arah Kebijakan Dan Sasaran Umum Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L Dan Sebaran Lokasi Pembangunan Perumahan dan Permukiman Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Arah Kebijakan Dan Sasaran Umum Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek Kementerian/Lembaga I DAFTAR ISI

7 4.5 Ketahanan Energi Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Program Prioritas Kegiatan Prioritas Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Ketahanan Pangan Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Penanggulangan Kemiskinan Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Program Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Infrasruktur, Konektivitas, Dan Kemaritiman Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Program Prioritas Infrastruktur, Konektivitas dan Kemaritiman Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Proyek K/L dan sebaran lokasi pada Program Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Pembangunan Wilayah Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Program Prioritas Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Politik, Hukum, Dan Pertahanan Dan Keamanan DAFTAR ISI i - 3

8 Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Arah Kebijakan Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Proyek K/L dan Sebaran Lokasi BAB 5 PEMBANGUNAN BIDANG PENGARUSUTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG Revolusi Mental Kesetaraan Gender (PUG) Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim Pemerataan Antarkelompok Pendapatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA Kependudukan dan Keluarga Berencana Kesehatan Pendidikan Perpustakaan Pemuda dan Olahraga Agama Kebudayaan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak BIDANG PEMBANGUNAN EKONOMI Keuangan Negara Stabilitas Harga Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Perdagangan Dalam Negeri Kerjasama Ekonomi Internasional Jasa Keuangan Ekonomi Kreatif I DAFTAR ISI

9 5.3.8 Badan Usaha Milik Negara Data dan Informasi Statistik Ketenagakerjaan BIDANG IPTEK BIDANG PEMBANGUNAN POLITIK Pembangunan Politik Politik Luar Negeri BIDANG APARATUR BIDANG PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN TATA RUANG Informasi Geospasial Tata Ruang Perkotaan Kawasan Strategis BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP BAB 6 KAIDAH PELAKSANAAN Kerangka Kelembagaan Dan Kerangka Regulasi... 1 BAB 7 PENUTUP... 1 DAFTAR ISI i - 5

10 DAFTAR TABEL TABEL 2.1 PERTUMBUHAN PDB SISI PERMINTAAN (PERSEN)... 5 TABEL 2.2 PERTUMBUHAN PDB SISI PRODUKSI (PERSEN)... 5 TABEL 2.3 SASARAN EKONOMI MAKRO TABEL 2.4 SASARAN PERTUMBUHAN PDB SISI PENGELUARAN 2018 (PERSEN) TABEL 2.5 SASARAN PERTUMBUHAN PDB SISI PRODUKSI 2018 (PERSEN) TABEL 2.6 KEBUTUHAN INVESTASI TABEL 2.7 SUMBER PEMBIAYAAN INVESTASI TABEL 2.8 SASARAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH TABEL 2.9 ARAH KEBIJAKAN DANA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN TABEL 3.1 SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN TABEL 4.1 SASARAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN... 1 TABEL 4.2 TABEL 4.3 TABEL 4.4 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN VOKASI... 6 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU... 8 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU PRIORITAS NASIONAL PENDIDIKAN TABEL 4.5 SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TABEL 4.6 TABEL 4.7 TABEL 4.8 TABEL 4.9 TABEL 4.10 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS: PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS: PENGUATAN PREVENTIF PROMOTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT I DAFTAR ISI

11 TABEL 4.11 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PREVENTIF PROMOTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT TABEL 4.12 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN PERUMAHAN LAYAK TABEL 4.13 PROYEK PRIORITAS NASIONAL AIR BERSIH DAN SANITASI TABEL 4.14 TABEL 4.15 TABEL 4.16 TABEL 4.17 TABEL 4.18 TABEL 4.19 TABEL 4.20 TABEL 4.21 TABEL 4.22 TABEL 4.23 KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL REFORMASI ADMINISTRASI PERTANAHAN DAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR BANGUNAN GEDUNG KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BANTUAN PERUMAHAN KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN PASAR PEMBIAYAAN PRIMER DAN SEKUNDER PERUMAHAN KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN RUMAH VERTIKAL BESERTA PSU KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN RUMAH SWADAYA BESERTA PSU KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SISI DEMAND KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SISI SUPPLY KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PERENCANAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAFTAR ISI i - 7

12 TABEL 4.24 TABEL 4.25 TABEL 4.26 TABEL 4.27 TABEL 4.28 TABEL 4.29 TABEL 4.30 TABEL 4.31 TABEL 4.32 TABEL 4.33 TABEL 4.34 TABEL 4.35 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT TERKAIT AIR MINUM & SANITASI TERUTAMA DI DAERAH DGN AKSES RENDAH 52 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN SANITASI YANG TERINTEGRASI TERUTAMA DI DAERAH DENGAN AKSES RENDAH (AIR MINUM) KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN SANITASI YANG TERINTEGRASI TERUTAMA DI DAERAH DENGAN AKSES RENDAH (SANITASI) KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN MANAJEMEN LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI DI DAERAH DENGAN AKSES RENDAH KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL JAGA AIR : PENINGKATAN KETAHANAN SUMBER DAYA AIR DOMESTIK DI 15 DAS PRIORITAS AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL SIMPAN AIR : PENINGKATAN KETERSEDIAAN DAN KUANTITAS AIR DI KOTA-KOTA BESAR DAN METROPOLITAN SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS NASIONAL I DAFTAR ISI

13 TABEL 4.36 TABEL 4.37 TABEL 4.38 TABEL 4.39 TABEL 4.40 TABEL 4.41 TABEL 4.42 TABEL 4.43 TABEL 4.44 TABEL 4.45 TABEL 4.46 TABEL 4.47 TABEL 4.48 TABEL 4.49 TABEL 4.50 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI SASARAN PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN PANGAN TAHUN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAFTAR ISI i - 9

14 TABEL 4.51 TABEL 4.52 TABEL 4.53 TABEL 4.54 TABEL 4.55 TABEL 4.56 TABEL 4.57 ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN SASARAN KEGIATAN PRIRORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI TABEL 4.58 DAFTAR PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA TABEL 4.59 RENCANA PROYEK PINA TABEL 4.60 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL KONEKTIVITAS DAN KEMARITIMAN DALAM RPJMN TABEL 4.61 PROGRAM PRIORITAS DAN PROYEK NASIONAL TABEL 4.62 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS AKSESIBILITAS DALAM RKP TABEL 4.63 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS KONEKTIVITAS DALAM RKP TABEL 4.64 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN DALAM RKP TABEL 4.65 SASARAN, KEGIATAN DAN TARGET PEMBANGUNAN TABEL 4.66 PROGRAM PRIORITAS DAN PROYEK PRIORITAS TABEL 4.67 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH TABEL 4.68 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH TABEL 4.69 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN I DAFTAR ISI

15 TABEL 4.70 TABEL 4.71 TABEL 4.72 TABEL 4.73 TABEL 4.74 TABEL 4.75 TABEL 4.76 TABEL 4.77 TABEL 4.78 TABEL 4.79 TABEL 4.80 TABEL 4.81 TABEL 4.82 TABEL 4.83 TABEL 5.1 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PERDESAAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PERCEPATAN PEMBANGUNAN PAPUA SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS KEPASTIAN HUKUM SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMASI BIROKRASI HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS KEPASTIAN HUKUM HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMASI BIROKRASI CONTOH PROGRAM, KEGIATAN PRIORITAS, DAN SASARAN REVOLUSI MENTAL... 3 TABEL 5.2 SASARAN PUG TAHUN DAFTAR ISI i - 11

16 TABEL 5.3 SASARAN FISKAL TABEL 5.4 PROGRAM DAN SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KEUANGAN UNTUK MENCAPAI SASARAN KEUANGAN NEGARA TABEL 5.5 SASARAN INFLASI 2018 (%) TABEL 5.6 STRATEGI PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL TAHUN TABEL 5.7 PROGRAM DAN SASARAN K/L TERKAIT BIDANG STABILISASI HARGA. 37 TABEL 5.8 SASARAN UTAMA BIDANG PEMBANGUNAN POLITIK YANG AKAN DICAPAI PADA AKHIR PERIODE TAHUN TABEL 5.9 SASARAN POLITIK LUAR NEGERI TABEL 5.10 SASARAN BIDANG APARATUR TABEL 5.11 SASARAN PEMBANGUNAN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL TABEL 5.12 SASARAN PEMBANGUNAN BIDANG TATA RUANG TABEL 5.13 TABEL SASARAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA TAHUN TABEL 6.1 ARAH KEBIJAKAN KERANGKA KELEMBAGAAN I DAFTAR ISI

17 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA... 1 GAMBAR 2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA MAJU TAHUN GAMBAR 2.3 PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG TAHUN GAMBAR 2.4 PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS GLOBAL... 4 GAMBAR 2.5 PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN (MILIAR USD)... 7 GAMBAR 2.6 PERKEMBANGAN PENDAPATAN NEGARA TAHUN GAMBAR 2.7 PERKEMBANGAN BELANJA NEGARA TAHUN GAMBAR 2.8 PERKEMBANGAN DEFISIT ANGGARAN TAHUN GAMBAR 2.9 POSISI UTANG PEMERINTAH PUSAT TAHUN GAMBAR 2.10 PERKEMBANGAN INFLASI YOY DAN MTM (PERSEN) GAMBAR 2.11 PERKEMBANGAN INFLASI BERDASARKAN KOMPONEN (PERSEN, YOY) GAMBAR 2.12 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD (RP/USD) GAMBAR 2.13 INDIKATOR PERBANKAN KONVENSIONAL GAMBAR 2.14 INDIKATOR PERBANKAN KONVENSIONAL GAMBAR 2.15 INDIKATOR PERBANKAN SYARIAH GAMBAR 2.16 INDIKATOR PERBANKAN SYARIAH GAMBAR 2.17 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL TAHUN 2018 (%) GAMBAR 2.18 PERKIRAAN PERTUMBUHAN VOLUME PERDAGANGAN GLOBAL TAHUN 2018 (%) GAMBAR 2.19 RESIKO EKONOMI GLOBAL GAMBAR 2.20 STRUKTUR DANA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN GAMBAR 3.19 PROGRAM PRIORITAS NAWACITA... 2 GAMBAR 4.1 GAMBAR 4.2 GAMBAR 4.3 PENAJAMAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN PADA TAHUN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN VOKASI... 6 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU... 7 GAMBAR 4.4 PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN GAMBAR 4.5 PROGRAM PRIORITAS: PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DAFTAR ISI i - 13

18 GAMBAR 4.6 GAMBAR 4.7 GAMBAR 4.8 GAMBAR 4.9 GAMBAR 4.10 GAMBAR 4.11 GAMBAR 4.12 GAMBAR 4.13 GAMBAR 4.14 GAMBAR 4.15 GAMBAR 4.16 GAMBAR 4.17 GAMBAR 4.18 PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT PROGRAM PRIORITAS: PENGUATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA,PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA GAMBAR 4.19 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI GAMBAR 4.20 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI I DAFTAR ISI

19 GAMBAR 4.21 GAMBAR 4.22 GAMBAR 4.23 GAMBAR 4.24 GAMBAR 4.25 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN GAMBAR 4.26 PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN GAMBAR 4.27 GAMBAR 4.28 GAMBAR 4.29 GAMBAR 4.30 GAMBAR 4.31 GAMBAR 4.32 GAMBAR 4.33 GAMBAR 4.34 GAMBAR 4.35 GAMBAR 4.36 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN (KIS) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM INDONESIA PINTAR (KIP) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAFTAR ISI i - 15

20 GAMBAR 4.37 GAMBAR 4.38 PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM SUBSIDI BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PETA RENCANA LOKUS SEBARAN PROYEK PRIORITAS DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN GAMBAR 4.39 PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR GAMBAR 4.40 GAMBAR 4.41 GAMBAR 4.42 GAMBAR 4.43 PROGRAM PRIORITAS DALAM MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN KEGIATAN PRIORITAS DALAM MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN PROYEK PRIORITAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS AKSESIBILITAS PROYEK PRIORITAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS KONEKTIVITAS ADAPUN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS KONEKTIVITAS DALAM RKP 2018 ADALAH SEBAGAI BERIKUT : GAMBAR 4.44 GAMBAR 4.45 GAMBAR 4.46 GAMBAR 4.47 PROYEK PRIORITAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LEVEL PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN DI KALIMANTAN, NTT, DAN PAPUA PEMBANGUNAN BANDARA DI KAWASAN PERBATASAN DI KALIMANTAN, NTT, DAN PAPUA GAMBAR 4.48 PETA PERSEBARAN DAERAH TERTINGGAL GAMBAR 4.49 GAMBAR 4.50 PETA PERSEBARAN DAN KLASIFIKASI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI RENCANA DUKUNGAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PADA JALUR UTAMA LOGISTIK GAMBAR 4.51 PENGEMBANGAN ANTAR MODA ANGKUTAN BARANG GAMBAR 4.52 PENGEMBANGAN ANTAR MODA ANGKUTAN PENUMPANG GAMBAR 4.53 GAMBAR 4.54 GAMBAR 4.55 PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN BERDASARKAN KLASIFIKASINYA KONSEP KETERPADUAN JARINGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN SKEMA PEMBAGIAN PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMBIAYAAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN I DAFTAR ISI

21 GAMBAR 4.56 GAMBAR 4.57 GAMBAR 4.58 GAMBAR 4.59 GAMBAR 4.60 GAMBAR 4.61 GAMBAR 4.62 GAMBAR 4.63 GAMBAR 4.64 GAMBAR 4.65 GAMBAR 4.66 GAMBAR 4.67 GAMBAR 4.68 GAMBAR 4.69 GAMBAR 4.70 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN KALIMANTAN PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN NUSA TENGGARA TIMUR PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN PAPUA PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN LAUT PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL KALIMANTAN PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PAPUA PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL JAWA BALI PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL SUMATERA PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL MALUKU PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL SULAWESI PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NUSA TENGGARA DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI (KISMK), SUMATERA UTARA DUKUNGAN KAWASAN INDONESIA MOROWALI INDUSTRIAL PARK (IMIP), SULAWESI TENGAH DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI BANTAENG (KIBA), SULAWESI SELATAN DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN (MBTK) GAMBAR 4.71 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS BITUNG GAMBAR 4.72 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS TANJUNG KELAYANG GAMBAR 4.73 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS SORONG GAMBAR 4.74 GAMBAR 4.75 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MOROTAI DAN SEKITARNYA DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) BOROBUDUR DAN SEKITARNYA DAFTAR ISI i - 17

22 GAMBAR 4.76 GAMBAR 4.77 DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) DANAU TOBA DAN SEKITARNYA DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) MANDALIKA DAN SEKITARNYA GAMBAR 4.78 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI CPO DUMAI PELINTUNG GAMBAR 4.79 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI TANJUNG BUTON GAMBAR 4.80 GAMBAR 4.81 GAMBAR 4.82 GAMBAR 4.83 GAMBAR 4.84 GAMBAR 4.85 GAMBAR 4.86 GAMBAR 4.87 GAMBAR 4.88 GAMBAR 4.89 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI TERPADU WILMAR BOJONEGARA SERANG DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI JAVA INTERNATIONAL INDUSTRIAL AND PORT ESTATE (JIIPE) GRESIK DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI PALM OIL GREEN ECONOMIC ZONE (POGEZ) BERAU DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI PELABUHAN INTERNASIONAL (KIPI) TANAH KUNING PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN JALUR UTAMA LOGISTIK SUMATERA PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN JALUR UTAMA LOGISTIK KALIMANTAN KEGIATAN PEMBANGUNAN ANTAR MODA SUMATERA DAN JAWA KEGIATAN PEMBANGUNAN ANTAR MODA KALIMANTAN, SULAWESI, MALUKU, DAN PAPUA PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN PERKOTAAN GAMBAR 4.90 LOKASI PEMBANGUNAN PROYEK PALAPA RING GAMBAR 4.91 LOKASI PEMBANGUNAN KUMULATIF AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET GAMBAR 4.92 KEGIATAN PRIORITAS DAN PROYEK PRIORITAS GAMBAR 4.93 GAMBAR 4.94 GAMBAR 4.95 GAMBAR 4.96 PRIORITAS NASIONAL POLITIK, HUKUM, DAN PERTAHANAN KEAMANAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS KEPASTIAN HUKUM I DAFTAR ISI

23 GAMBAR 4.97 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMASI BIROKRASI GAMBAR 5.1 KONTRIBUSI UMKM DALAM PEREKONOMIAN (2015) GAMBAR 5.2 PERKEMBANGAN USAHA KOPERASI GAMBAR 6.1 PERAN KERANGKA REGULASI DALAM PEMBANGUNAN... 2 GAMBAR 6.2 URGENSI INTEGRASI KERANGKA REGULASI... 2 GAMBAR 6.3 PRINSIP-PRINSIP KERANGKA REGULASI... 3 GAMBAR 6.4 PENJABARAN ASPEK ASPEK KRITERIA REGULASI... 3 DAFTAR ISI i - 19

24

25 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 merupakan penjabaran tahun keempat pelaksanaan Peraturan Presiden (Perpres) No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang memuat sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan. Penyusunan RKP merupakan upaya menjaga kesinambungan pembangunan terencana dan sistematis yang dilaksanakan terutama, oleh Pemerintah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel untuk mewujudkan visi misi Presiden Republik Indonesia. Dokumen RKP 2018 disusun dengan tema Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan. Penyusunan RKP 2018 dengan prinsip money follows program menggunakan pendekatan Holistik-Tematik, Integratif, dan Spasial dengan penajaman substansi perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi. Pendekatan tersebut dilakukan dalam rangka mengupayakan integrasi substansi (hulu-hilir/holistik); integrasi spasial (keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi); pembagian kewenangan (kerangka regulasi) antarkementerian/lembaga (K/L), provinsi, kabupaten/kota; dan pembagian sumber pendanaan (kerangka pendanaan) K/L, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Dana Alokasi Khusus (DAK), pembiayaan investasi, dan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), serta upaya pemanfaatan Pembiayaan Investasi Non APBN (PINA). Pada penyusunan RKP 2018 penajaman dilakukan terhadap Prioritas Nasional (PN) dan Program Prioritas (PP), yang semula 23 PN dan 88 PP pada RKP 2017 menjadi 10 PN dan 30 PP. Penajaman PN dan PP merupakan sebuah terobosan dalam upaya memperkuat RKP 2018, dan menjadi kunci untuk mengintegrasikan pembangunan antark/l dan daerah. Pelaksanaan rencana pada RKP 2018 mengacu pada pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan, tatakelola pemerintahan yang baik, gender, dan anti narkoba; kerangka kelembagaan dan regulasi; serta norma-norma pembangunan. Selanjutnya, RKP 2018 menjabarkan lebih rinci PN ke dalam PP, Kegiatan Prioritas (KP), dan Proyek Prioritas Nasional (ProPN). Penjabaran PN dilakukan untuk menjaga kesinambungan antara dokumen perencanaan dan penganggaran, dan menjadi upaya pengendalian pencapaian sasaran PN. Sesuai amanat Undang-Undang (UU) No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), RKP 2018 memuat prioritas pembangunan; rancangan kerangka ekonomi makro; program-program K/L, lintas K/L, dan lintas wilayah; kerangka regulasi, dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 1.2 Tujuan Rencana Kerja Pemerintah 2018 disusun sebagai pedoman pelaksanaan bagi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana yang tercantum RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

26 dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pada Pemerintah Pusat, RKP 2018 digunakan sebagai pedoman bagi K/L pada saat menjabarkan ProPN ke dalam Rencana Kerja (Renja) K/L 2018, yang kemudian diuraikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) K/L 2018, untuk selanjutnya dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) Selanjutnya, pada Pemerintah Daerah, RKP 2018 digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RKP Daerah (RKPD) 2018 dalam lingkup PN, yang kemudian dituangkan dalam rancangan peraturan daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sistematika Sistematika penulisan RKP 2018 adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN yang memuat latar belakang, tujuan, dan sistematika. BAB 2 KERANGKA EKONOMI MAKRO, ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH, DAN PENDANAAN PEMBANGUNAN yang memuat rancangan kerangka ekonomi makro dan arah kebijakan dan strategi pembangunan untuk faktor-faktor pendorong kemajuan ekonomi, sasaran dan arahan kebijakan pengembangan wilayah, dan kerangka pendanaan. BAB 3 TEMA DAN SASARAN PEMBANGUNAN yang memuat agenda prioritas pembangunan yang dilengkapi dengan sasaran utama pembangunan. BAB 4 PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL yang memuat sasaran dan arah kebijakan prioritas nasional, program prioritas, kegiatan prioritas, proyek prioritas nasional, serta proyek K/L. BAB 5 PEMBANGUNAN BIDANG yang memuat sasaran dan arah kebijakan program K/L. BAB 6 KAIDAH PELAKSANAAN yang memuat isu-isu pengarusutamaan, kerangka regulasi, dan norma-norma pembangunan. BAB 7 PENUTUP 1-2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

27 BAB 2 KERANGKA EKONOMI MAKRO, ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PENDANAAN PEMBANGUNAN 2.1 Perkembangan Ekonomi Terkini Perekonomian Global Ekspansi perekonomian global pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 3,1 persen, lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,2 persen. Masih lambatnya proses pemulihan ekonomi global juga tercermin dari pertumbuhan volume perdagangan internasional yang cenderung melambat. Kinerja perekonomian global yang masih belum pulih ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara utama, seperti: AS, kawasan Eropa, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan Jepang. Proses penyeimbangan ekonomi (economic rebalancing) yang terjadi di RRT, ketidakpastian ekonomi paska keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), ketidakpastian pemilihan Presiden Amerika Serikat, dan permintaan global yang masih rendah adalah beberapa faktor penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara utama. GAMBAR 2.1 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA Dunia Negara Maju Negara Berkembang Sumber: WEO IMF Januari 2017 Di tahun 2017, perekonomian global diperkirakan akan tumbuh lebih baik, dengan laju sebesar 3,4 persen. Penggerak pertumbuhan ekonomi global ini terutama berasal dari negara-negara berkembang yang diperkirakan tumbuh sebesar 4,5 persen, lebih baik dari tahun 2016 yang hanya mencapai 4,1 persen. Pemulihan ekonomi diperkirakan juga akan terjadi di negara maju, yang didorong oleh ekspektasi kebijakan yang lebih pro terhadap pertumbuhan ekonomi di AS dan dampak Brexit yang relatif kecil terhadap perekonomian kawasan Eropa. Perbaikan aktivitas perekonomian global ini diperkirakan akan mendorong peningkatan volume perdagangan dunia, sehingga volume perdagangan dunia diperkirakan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

28 akan tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global, yaitu sekitar 3,4 persen di tahun GAMBAR 2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA MAJU TAHUN GAMBAR 2.3 PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG TAHUN Amerika Serikat Jepang Kawasan Eropa RRT Brazil India Rusia ASEAN Sumber: WEO IMF Januari 2017, lembaga statistik masing-masing negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Indikator terkini ekonomi RRT menunjukkan turunnya risiko hard-landing dari perekonomian RRT, seiring dengan kebijakan stimulus yang dilaksanakan oleh pemerintah RRT. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi RRT mampu tumbuh 6,8 persen di triwulan IV, lebih tinggi dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya sebesar 6,7 persen. Peningkatan aktivitas perekonomian di RRT juga terlihat dalam dua bulan pertama tahun Output industri mampu tumbuh stabil di atas enam persen di bulan Januari dan Februari, sementara impor juga tumbuh tinggi didorong oleh peningkatan aktivitas di sektor konstruksi. Namun, tingginya tingkat utang, terutama utang perusahaan, dan ekspansi kredit yang masih cukup cepat, masih menjadi risiko yang dapat mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam. Rencana pemerintah AS untuk meningkatkan tarif impor dari RRT juga dapat berdampak pada kinerja ekspor dan ekonomi RRT. Amerika Serikat (AS). Walaupun terdapat ketidakpastian implementasi kebijakan pemerintahan baru di bawah Presiden Trump, optimisme terhadap kondisi ekonomi AS terus meningkat. Indeks harga saham (Indeks Dow Jones) dan tingkat keyakinan konsumen AS mencapai rekor tertinggi didorong oleh kebijakan yang lebih pro terhadap pertumbuhan ekonomi, antara lain pemotongan pajak perusahaan dan peningkatan belanja infrastruktur. Pertumbuhan ekonomi AS tercatat 1,6 persen pada tahun Peningkatan optimisme ekonomi AS, kenaikan tingkat inflasi dan turunnya tingkat pengangguran pada rentang target bank sentral the Fed diperkirakan akan mempercepat proses normalisasi kebijakan 2 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

29 moneter di AS. Kenaikan Fed Fund rate diperkirakan akan terjadi minimal dua kali di tahun Pertumbuhan ekonomi AS tahun 2017 diperkirakan sebesar 2,3 persen. Kekhawatiran akan kebijakan pemerintahan baru AS yang lebih menutup diri terhadap perdagangan internasional dan tren penurunan produktivitas tenaga kerja adalah beberapa risiko yang dapat menghambat percepatan peningkatan pertumbuhan ekonomi di AS. Kawasan Eropa. Terlepas dari keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit), aktivitas ekonomi di negara-negara kawasan Eropa menunjukkan tanda-tanda positif. Beberapa indikator kawasan Eropa menunjukkan sentimen positif, seperti: sentimen bisnis yang tetap kuat, naiknya inflasi dengan tingkat tertinggi dalam empat tahun terakhir, serta tingkat pengangguran yang turun di bawah satu digit. Kebijakan stimulus, salah satunya kebjiakan quantitave easing yang diterapkan oleh bank sentral Eropa, merupakan faktor pendorong perbaikan perekonomian negara-negara kawasan Eropa. Ke depan, hasil pemilihan umum yang akan terjadi di Belanda, Prancis, dan Jerman serta proses kelanjutan negosiasi Brexit diperkirakan berpotensi memberikan pengaruh terhadap arah perkembangan perekonomian negara-negara di kawasan Eropa. Jepang. Kebijakan abenomics hingga saat ini belum memberikan dampak positif sebagaimana diinginkan. Di satu sisi, relaksasi kebijakan moneter dan stimulus fiskal yang dilakukan pemerintah berdampak pada peningkatan investasi di sektor perumahan. Namun di sisi lain, kenaikan harga dan peningkatan pajak penjualan berdampak terhadap perlambatan konsumsi rumah tangga. Perubahan positif terjadi di sektor manufaktur dan ekspor yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan, seiring dengan perbaikan di perekonomian global, mulai naiknya harga komoditas, dan depresiasi Yen terhadap dolar AS. Ekspor masih merupakan kontributor bagi pertumbuhan ekonomi Jepang, sehingga pada tahun 2016 masih dapat tumbuh sebesar 1,0 persen. Negara lainnya. Perekonomian India pada tahun 2016 tercatat tumbuh sebesar 7 persen sepanjang tahun 2016, walaupun banyak pihak yang masih meragukan angka statistik tersebut. Kebijakan demonetisasi yang diperkirakan akan berdampak negatif cukup besar terhadap konsumsi ternyata tidak berpengaruh terhadap realisasi pertumbuhan konsumsi. Indikator lain menunjukkan tumbuhnya industri manufaktur ketika investasi turun dan kredit ke sektor tersebut mengalami penurunan. Ekonomi India pada tahun 2017 diperkirakan lebih baik dengan laju pertumbuhan pada kisaran 7,2 persen. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

30 GAMBAR 2.4 PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS GLOBAL Indeks Harga Logam (2010=100) Minyak WTI (USD/bbl) Minyak Brent (USD/bbl) Batubara, Australia (USD/mt) Sumber: World Bank Harga komoditas. Perbaikan perekonomian global perlahan mulai memberikan dampak terhadap kenaikan harga komoditas. Harga minyak dunia meningkat seiring dengan keputusan negara OPEC dan Non-OPEC untuk mengurangi produksi minyak dunia. Namun kenaikan tersebut cenderung melambat seiring dengan masih tingginya suplai minyak dunia, terutama seiring dengan peningkatan produksi di AS. Sementara itu, harga batu bara meningkat cukup tajam didorong oleh peningkatan permintaan dan turunnya produksi batu bara RRT karena kebijakan pemerintah RRT mengurangi kapasitas produksinya. Namun, harga batu bara kembali menurun di sekitar angka USD 80 per metric ton karena adanya relaksasi kebijakan pembatasan produksi batu bara RRT. Harga batu bara dunia sangat dipengaruhi oleh kondisi permintaan batu bara dari RRT (konsumsi RRT >50% konsumsi dunia). Selanjutnya, peningkatan permintaan RRT karena adanya stimulus pemerintah dan ekspektasi realisasi belanja infrastruktur pemerintahan baru AS juga mendorong kenaikan harga logam di pasar internasional. Ke depan, harga komoditas diperkirakan akan mengalami peningkatan secara perlahan, sehingga tingkat harga komoditas tahun 2017 akan relatif lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Perekonomian Domestik Pertumbuhan Ekonomi Sejalan dengan pemulihan perekonomian global yang masih terbatas, pertumbuhan ekonomi domestik naik menjadi 5,0 persen pada tahun 2016, dari sebelumnya sebesar 4,8 persen di tahun Kenaikan pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh stabil dan perbaikan kinerja ekspor. Inflasi yang rendah dan stabil mampu menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tingkat 5,0 persen, sementara kinerja ekspor didorong oleh kenaikan harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti 4 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

31 batubara dan CPO, yang meningkat sejak pertengahan kedua tahun Meski masih mengalami kontraksi sebesar 1,7 persen, tetapi penurunan ekspor tidak sedalam tahun sebelumnya sebesar 2,1 persen. Perlambatan pertumbuhan terjadi pada investasi, sementara konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sepanjang tahun Perlambatan pada investasi dan konsumsi pemerintah salah satunya disebabkan oleh terjadinya penghematan anggaran di pertengahan tahun Sebagai akibatnya realisasi belanja modal hanya mencapai 80,6 persen dari APBN-P, sementara realisasi belanja pegawai dan barang mencapai 89,1 dan 85,3 persen. Perlambatan investasi juga tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai titik terendah sejak Over-capacity yang terjadi di perusahaan dan meningkatnya risiko seiring dengan kenaikan NPL menjadi salah satu penyebab perlambatan investasi. TABEL 2.1 PERTUMBUHAN PDB SISI PERMINTAAN (PERSEN) Uraian * Pertumbuhan PDB ,1-5,3 Konsumsi Rumah Tangga ,1-5,3 Konsumsi LPNRT (0.6) 6.6 7,6-7,7 Konsumsi Pemerintah 5.3 (0.1) 4,0-6,4 Investasi (PMTB) ,4-5,7 Ekspor Barang dan Jasa (2.1) (1.7) 1,1-2,7 Impor Barang dan Jasa (6.4) (2.3) 1,3-3,3 Sumber: BPS *Outlook (Perhitungan Bappenas) TABEL 2.2 PERTUMBUHAN PDB SISI PRODUKSI (PERSEN) Uraian * Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ,4-3,7 Pertambangan dan Penggalian (5.1) 0.0 1,2-1,4 Industri Pengolahan ,6-4,9 Pengadaan Listrik dan Gas, dan Air Bersih ,8-5,3 Pengadaan Air ,3-4,6 Konstruksi ,1-7,4 Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi Mobil dan Sepeda Motor ,9-5,3 Transportasi dan Pergudangan ,0-8,4 Penyedia Akomodasi dan Makan Minum ,1-5,3 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

32 Uraian * Informasi dan Komunikasi ,9-10,3 Jasa Keuangan ,0-10,4 Real Estate ,0-5,2 Jasa Perusahaan ,4-7,5 Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan ,0-4,2 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,2-5,4 Jasa Lainnya ,8-8,0 Sumber: BPS *Outlook (Perhitungan Bappenas) Dari sisi produksi, sektor pertambangan dan penggalian, transportasi dan pergudangan, dan jasa keuangan dan asuransi adalah beberapa sektor yang mampu tumbuh lebih baik di tahun 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor pertambangan dan penggalian kembali tumbuh positif di tahun 2016, didorong oleh kenaikan harga komoditas batu bara dan logam di pasar internasional. Perlambatan terjadi pada dua sektor penyumbang PDB terbesar, yakni pertanian dan industri pengolahan, yang masing-masing tumbuh sebesar 3,2 dan 4,3 persen, melambat dari tahun sebelumnya sebesar 3,8 dan 4,4 persen. Faktor cuaca menjadi penyebab turunnya pertumbuhan di sektor pertanian, sementara turunnya permintaan menjadi penyebab turunnya kinerja sektor industri pengolahan. Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih tinggi, pada kisaran 5,1 5,3 persen, sejalan dengan ekspektasi kinerja perekonomian global yang lebih baik dan berbagai upaya pemerintah, termasuk melalui implementasi yang efektif dari berbagai paket kebijakan. Peningkatan kualitas belanja pemerintah akan dilakukan, seiring dengan terbatasnya ruang fiskal, di antaranya melalui penyaluran subsidi yang lebih tepat sasaran: distribusi tertutup gas elpiji 3 kg dan pengurangan subsidi listrik 900VA; peningkatan belanja modal yang lebih produktif, dan efektivitas transfer ke daerah dan dana desa. Investasi diperkirakan akan tumbuh didorong oleh investasi langsung sebagai dampak relaksasi DNI dan perbaikan iklim usaha melalui peningkatan pencapaian dalam EoDB. Ekspor diperkirakan kembali tumbuh positif, dibantu oleh kenaikan harga komoditas, tetapi relatif terbatas karena peningkatan permintaan dunia yang diperkirakan masih moderat. Impor akan meningkat didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan barang modal serta penolong untuk investasi di dalam negeri. Dari sisi produksi, langkah pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur, meningkatkan iklim investasi, dan membentuk kawasan industri diperkirakan akan mampu meningkatkan pertumbuhan sektor industri pengolahan di tahun Kenaikan harga komoditas, terutama batu bara dan logam, serta kebijakan pemerintah merelaksasi ekspor mineral mentah akan membantu meningkatkan kinerja sektor pertambangan penggalian. Sementara itu, faktor cuaca yang lebih mendukung dan kebijakan reformasi subsidi pupuk dan benih, diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian. 6 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

33 Neraca Pembayaran Neraca pembayaran mengalami perbaikan di tahun 2016 secara terbatas. Perbaikan ini ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurunnya defisit transaksi berjalan ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan barang dan jasa. Namun, surplus neraca perdagangan barang yang meningkat sebesar 9,6 persen pada tahun 2016 disebabkan oleh peningkatan ekspor nonmigas yang naik lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan impor nonmigas. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut terutama disumbang oleh naiknya harga komoditas ekspor (terutama: minyak sawit dan batu bara) yang tumbuh positif. Di sisi impor, pertumbuhan impor nonmigas mengalami kontraksi yang berasal dari rendahnya impor barang modal. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan dan rendahnya harga. Pada neraca perdagangan jasa, penurunan defisit didukung oleh menurunnya pembayaran jasa freight seiring dengan penurunan impor barang dan kenaikan penerimaan jasa perjalanan. Secara keseluruhan tahun 2016, defisit neraca perdagangan jasa menurun sebesar 25,4 persen menjadi USD6,5 miliar. Pada sisi neraca transaksi modal dan finansial, tercatat surplus yang signifikan didukung oleh peningkatan surplus pada investasi langsung dan portofolio serta menurunnya defisit pada investasi lainnya. Surplus tersebut tercatat sebesar USD29,2 miliar, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada tahun 2015 yang hanya sebesar USD16,8 miliar. Walaupun tahun 2016 terdapat risiko meningkatnya ketidakpastian perekonomian global pasca pemilihan Presiden AS dan kenaikan Fed Fund Rate (FFR), investasi langsung dan portofolio dapat tumbuh tinggi sebesar 41,3 persen dan 16,6 persen didukung oleh sentimen positif terhadap prospek perekonomian domestik dan implementasi Undang- Undang Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa meningkat menjadi USD 116,4 Miliar tahun 2016, setara dengan 8,4 dalam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah (jauh di atas standar kecukupun internasional, yaitu 3 bulan impor). GAMBAR 2.5 PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN (MILIAR USD) Tansaksi Berjalan Transaksi Modal dan Finansial Neraca Keseluruhan Cadangan Devisa Sumber: Bank Indonesia, diolah RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

34 Rp Triliun Rp Triliun Prospek neraca pembayaran pada tahun 2017 diperkirakan akan terus membaik walaupun cenderung terbatas. Transaksi berjalan diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan harga komoditas global, membaiknya kondisi perekonomian negara-negara mitra dagang utama Indonesia, dan kebijakan dalam negeri yang mendukung peningkatan produktivitas. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial diperkirakan akan terbatas karena terdapat risiko ketidakpastian global akibat rencana penerapan kebijakan proteksionis dan ekspansi fiskal Pemerintah AS Keuangan Negara Pada tahun 2016, kondisi fiskal secara umum belum mencapai target yang ditetapkan. Masih rendahnya harga komoditas serta pemulihan ekonomi global dan domestik yang terbatas menjadi penyebab sulitnya kondisi fiskal di tahun Dalam kondisi tersebut pendapatan negara pada tahun 2016 berhasil mencapai Rp1.551,8 triliun, atau meningkat 2,9 persen dibandingkan realisasi tahun Peningkatan tersebut berasal dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sedangkan penerimaan Hibah mengalami penurunan. GAMBAR 2.6 PERKEMBANGAN PENDAPATAN NEGARA TAHUN ,000 GAMBAR 2.7 PERKEMBANGAN BELANJA NEGARA TAHUN ,500 1,500 1,875 1,000 1, Perpajakan PNBP Hibah Transfer ke Daerah dan Dana Desa Pemerintah Pusat *) Realisasi sementara **) APBN Sumber: Kementerian Keuangan Realisasi Penerimaan Perpajakan tahun 2016 mencapai Rp1.283,6 triliun atau 83,4 persen dari target APBN-P. Angka Penerimaan Perpajakan tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan realisasi Penerimaan Perpajakan tahun 2015 sebesar Rp1.240,4 triliun atau 83,3 persen dari target APBN-P. Program tax amnesty yang diterapkan pada pertengahan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

35 turut menopang Penerimaan Perpajakan, dengan realisasi hingga bulan Desember tahun 2016 sebesar Rp107 triliun atau sekitar 0,9 persen PDB. Secara umum realisasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Penerimaan Perpajakan dalam 5 (lima) tahun terakhir yang mencapai 93,2 persen dari target APBN-P. Tax ratio juga terus mengalami penurunan menjadi 10,3 persen PDB pada akhir tahun 2016, lebih rendah dibandingkan rata-rata selama lima tahun terakhir yang mencapai 11,0 persen PDB. Pada tahun 2017, kinerja pendapatan negara diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan pemulihan ekonomi global, tren peningkatan harga komoditas, serta dampak positif kebijakan tax amnesty yang diharapkan dapat memperluas dan memperbaiki basis pajak. Penerimaan Perpajakan tahun 2017 ditargetkan mencapai Rp1.498,9 triliun atau 10,9 persen dari PDB. Rasio ini lebih tinggi dibandingkan realisasi 2016 yang hanya sebesar 10,3 persen dari PDB. Dari sisi Belanja Negara, realisasi tahun 2016 mencapai Rp1.859,5 triliun, meningkat sebesar 2,9 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp1.806,5 triliun. Peningkatan Belanja Negara berasal dari belanja Transfer Daerah dan Dana Desa yang mencapai Rp710,9 triliun atau 91,6 persen terhadap target APBN-P. Sebaliknya realisasi Belanja Pemerintah Pusat mengalami penurunan dari Rp1.183,3 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp1.148,6 triliun atau 87,9 persen terhadap target APBN-P. Pada tahun 2017, Belanja Negara diperkirakan mengalami peningkatan seiring akselerasi pembangunan infrastrukur dan pemenuhan belanja yang bersifat wajib (mandatory spending), seperti: belanja pendidikan, kesehatan, DAU, DBH, Dana Otsus, serta Dana Desa, serta meningkatnya kebutuhan belanja mengikat seperti pembayaran bunga utang, belanja pegawai, belanja operasional dan belanja subsidi. Berdasarkan kondisi tersebut, Belanja Pemerintah Pusat ditargetkan sebesar Rp1.315,5 triliun (9,6 persen terhadap PDB), sedangkan Transfer ke Daerah dan Dana Desa ditargetkan sebesar Rp764,9 triliun (5,6 persen terhadap PDB). Defisit APBN tahun 2016 dapat ditekan menjadi 2,46 persen terhadap PDB, lebih rendah dibandingkan defisit tahun 2015 yang mencapai 2,59 persen terhadap PDB. Adanya kebijakan self blocking yang dilakukan pada pertengahan tahun 2016 bertujuan untuk mengurangi tekanan defisit anggaran tahun Untuk tahun 2017, sesuai dengan proyeksi pendapatan dan Belanja Negara, maka defisit APBN diperkirakan mencapai Rp330,1 triliun (2,41 persen dari PDB), tetap dijaga dibawah 3 persen PDB. Dari sisi pembiayaan, realisasi pembiayaan tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015, mencapai Rp330,3 triliun (lebih tinggi dibandingkan target APBN-P). Hal ini kemudian berpengaruh pada peningkatan utang pemerintah pusat sebesar 9,5 persen dari 2015, menjadi Rp3.467 triliun. Surat Berharga Negara (SBN) masih mendominasi sumber utang pemerintah pusat dengan proporsi 78,9 persen. Secara umum, rasio utang pemerintah pusat tahun 2016 mencapai 27,9 persen PDB, meningkat dibandingkan tahun 2015 (27,4 persen PDB). Sementara itu, kebutuhan Belanja Negara yang semakin meningkat menyebabkan rasio utang pemerintah pusat tahun 2017 diperkirakan mencapai 28,2 persen PDB; yang sebagian besar bersumber dari SBN dengan proporsinya diperkirakan mencapai 79,3 persen atau sebesar Rp2.816 triliun. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

36 Rp Triliun Rp Triliun GAMBAR 2.8 PERKEMBANGAN DEFISIT ANGGARAN TAHUN GAMBAR 2.9 POSISI UTANG PEMERINTAH PUSAT TAHUN (90) (180) 6,000 4,500 3, (270) (1.14) 1,500 (360) (1.86) - (450) (2.33) (2.15) (2.59) (2.46) (2.41) Rp triliun % PDB SBN Pinjaman Rasio Utang ( % PDB) *) Real. Sementara **) APBN Sumber: Kementerian Keuangan Moneter Stabilitas moneter pada tahun 2016 relatif terjaga tercermin dari perkembangan inflasi dan nilai tukar Rupiah. Pergerakan Inflasi Umum (Headline Inflation) selama tahun 2016 stabil dan selalu berada dalam rentang target inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dan disepakati oleh Pemerintah sebesar 4±1 persen (Gambar 2.10). Pada akhir tahun 2016, inflasi year-on-year (YoY) sebesar 3,02 persen dan inflasi month-to-month (MtM) sebesar 0,42 persen menurun dibandingkan inflasi pada akhir tahun 2015 yang sebesar 3,35 persen (YoY) dan 0,96 persen (MtM). Inflasi pada akhir tahun 2016 ini merupakan inflasi terendah selama tujuh tahun terakhir (sejak akhir tahun 2009). Stabilitas inflasi tahun 2016 juga tercermin pada pergerakan inflasi inti dan administered prices. Inflasi inti dan administered price pada akhir tahun 2016 cukup rendah masingmasing sebesar 3,07 persen dan 0,21 persen (YoY). Rendahnya inflasi administered price disebabkan oleh rendahnya harga minyak dunia dan tidak adanya kebijakan pemerintah terkait harga BBM. Sementara itu, pergerakan inflasi harga bergejolak (volatile food) cukup tinggi mencapai 5,92 persen. Tingginya inflasi volatile food disebabkan oleh terbatasnya pasokan bahan pangan akibat dampak dari El-Nino pada awal tahun 2016 dan La Nina yang terjadi di beberapa kawasan di Indonesia pada akhir tahun Pada sisi permintaan, tingginya inflasi volatile food tidak terlepas dari beberapa faktor musiman lainnya seperti peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional dan Tahun Baru RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

37 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 GAMBAR 2.10 PERKEMBANGAN INFLASI YOY DAN MTM (PERSEN) GAMBAR 2.11 PERKEMBANGAN INFLASI BERDASARKAN KOMPONEN PERSEN, YOY) YoY MtM (skala kanan) Core Volatile Food Adm. Prices Sumber: BPS Memasuki awal tahun 2017, di bulan Januari inflasi YoY sebesar 3,49 persen dan inflasi MtM sebesar 0,97 persen, meningkat dibandingkan bulan Desember Peningkatan inflasi terutama berasal dari komponen administered price, yaitu peningkatan tarif perpanjangan STNK dan tarif listrik. Inflasi pada akhir tahun 2017 diperkirakan mencapai 4,5 persen, dengan memperhitungkan dampak kebijakan administered price yang akan ditempuh sepanjang tahun 2017, yaitu: kenaikan tarif listrik 900 VA secara bertahap, distribusi LPG 3 kg secara tertutup, dan kenaikan BBM non-subsidi (kebijakan BBM satu harga). Sementara itu, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD selama tahun 2016 cenderung menguat dimana pada awal tahun 2016 nilai tukar Rupiah sebesar Rp13.830,- per USD dan pada akhir tahun 2016 menjadi sebesar Rp13.473,- per USD (atau menguat 2,6 persen dibandingkan awal tahun). Penguatan tersebut sejalan dengan peningkatan aliran dana masuk terutama di Surat Utang Negara (SUN). Sementara itu, outflow yang terjadi di pasar saham berkurang setelah kenaikan (Fed Fund Rate) FFR dan bahkan mendorong inflow di akhir Desember Persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik telah mendorong aliran dana masuk. Memasuki awal tahun 2017 nilai tukar Rupiah melanjutkan penguatannya, di mana pada 22 Februari 2017 posisi nilai tukar Rupiah sebesar Rp per USD. Penguatan nilai tukar Rupiah karena melemahnya USD secara global sebagai akibat dari meningkatnya ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

38 Triliun Rupiah GAMBAR 2.12 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD (RP/USD) 14,100 13,900 13,700 13,500 13,300 13,100 12, Sumber: Bloomberg Sektor Keuangan Perbankan. Di tengah berbagai ketidakpastian perekonomian global tahun 2016, kondisi ketahanan sektor keuangan secara umum masih relatif terjaga. Beberapa indikator di perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan non-bank tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun pertumbuhannya mengalami sedikit perlambatan. Perbankan Konvensional GAMBAR 2.13 INDIKATOR PERBANKAN KONVENSIONAL GAMBAR 2.14 INDIKATOR PERBANKAN KONVENSIONAL INDIKATOR CAR (%) 19,57 21,39 22,93 NPL (%) 2,16 2,49 2,93 ROA (%) 2,85 2,32 2,23 LDR (%) 89,42 92,11 90,7 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Aset Perbankan (Triliun Rp) Dana Pihak Ketiga , , , , , , Total Kredit 3, , , Di sektor perbankan, meskipun terjadi perlambatan ekonomi global, kinerja sektor perbankan konvensional secara umum masih tetap terjaga dengan baik. Indikator rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) pada tahun 2016 tercatat masih jauh di atas ketentuan CAR minimum (8 persen). Rasio CAR bahkan mengalami peningkatan yaitu dari 21,39 persen pada tahun 2015, dan meningkat menjadi 22,93 persen pada tahun 12 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

39 2016. Sementara itu, kondisi kredit yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan atau NPL) mengalami pelemahan. Pelemahan kondisi perekonomian menjadi salah satu faktor rendahnya kemampuan debitur untuk membayar kredit, sehingga mendorong peningkatan rasio NPL perbankan. Rasio NPL meningkat dari 2,49 persen tahun 2015, dan terus meningkat menjadi 2,93 persen pada tahun Akan tetapi, angka tersebut masih berada di bawah batas ketentuan yang ditetapkan yaitu sebesar 5 persen. Profitabilitas perbankan cenderung stabil selama tiga tahun terakhir meskipun sedikit menurun pada tahun Kondisi tersebut tercermin dari rasio Return On Asset (ROA) yang tetap berada di angka 2 persen selama tahun Indikator perbankan lainnya seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) sempat berada pada level yang harus diwaspadai, yaitu 92,1 persen pada tahun Kondisi tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan jumlah kredit di tengah perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Rasio LDR membaik pada tahun 2016 karena mengalami penurunan sebesar 141 bps dari 92,1 pada 2015 menjadi 90,7 pada tahun Kegiatan intermediasi perbankan menunjukkan pertumbuhan yang baik terlihat dari adanya peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit yang disalurkan oleh perbankan. Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan sebesar 9,6 persen pada tahun 2016, yaitu dari Rp4.413 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp4.836 triliun pada tahun Sementara itu dari sisi kredit, jumlah kredit yang disalurkan mengalami peningkatan. Total kredit tumbuh melambat sebesar 7,9 persen pada tahun 2016, yaitu dari Rp4.057 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp4.377 triliun pada tahun Keuangan Syariah. Sementara itu dari sisi sektor keuangan syariah, kinerja dan ketahanan sistem keuangan syariah juga dinilai cukup kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kesehatan perbankan syariah. Rasio kecukupan modal (CAR) meningkat hingga 15,9 persen di tahun 2016 dari 15,0% di tahun sebelumnya. Angka tersebut jauh berada di atas ketentuan modal minimum, yaitu 8,0 persen. Indikator pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) mengalami penurunan dari 4,3 persen di tahun 2015 menjadi 4,2 persen pada tahun Lemahnya kondisi perekonomian tidak berdampak pada kemampuan debitur dalam mengembalikan dana pembiayaan. Sementara dari segi profitabilitas, indikator return on asset (ROA) perbankan syariah mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 10 bps menjadi 0,9 persen dari 0,8 persen di tahun sebelumnya. Rasio pembiayaan terhadap deposit (FDR) menunjukkan penurunan hingga 88,8 persen di tahun 2016 dari tahun sebelumnya sebesar 92,1 persen. Kondisi tersebut lebih disebabkan oleh peningkatan DPK yang signifikan dibanding pertumbuhan pembiayaan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

40 Triliun Rupiah GAMBAR 2.15 INDIKATOR PERBANKAN SYARIAH GAMBAR 2.16 INDIKATOR PERBANKAN SYARIAH INDIKATOR CAR (%) 15,74 15,02 15,95 NPF (%) 4,33 4,34 4,16 ROA (%) 0,78 0,83 0,94 FDR (%) 91,50 92,14 88, Total Aset Dana Pihak Ketiga Pembiayaan Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Selanjutnya, kegiatan intermediasi perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang baik. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan pada akhir tahun 2016 naik masing-masing sebesar 20,8% (YoY) dan 16,4% (YoY). Jumlah DPK meningkat dari Rp231 triliun pada 2015 menjadi Rp279 triliun di tahun Sementara itu, jumlah pembiayaan yang disalurkan meningkat dari Rp212 triliun pada 2015 menjadi Rp248 triliun di tahun Kenaikan DPK dan pembiayaan ini menyusul pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah yang mencapai 5,3% di akhir tahun Industri keuangan non bank syariah juga mencatat pergerakan yang positif. Kondisi tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan aset industri keuangan non bank (IKNB) syariah sebesar 36,7 persen pada tahun 2016 atau meningkat hingga Rp88,7 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp64,8 triliun. Secara rinci, pada tahun 2016, pertumbuhan aset takaful tercatat sebesar 25,3 persen menjadi Rp33,2 triliun dari tahun 2015 sebesar Rp26,5 triliun; pertumbuhan aset lembaga pembiayaan syariah sebesar 61,8 persen menjadi Rp36,9 triliun dari Rp22,8 triliun pada tahun sebelumnya; pertumbuhan aset lembaga keuangan syariah lain sebesar 18,9 persen menjadi Rp18,4 triliun dari tahun 2015 sebesar Rp15,5; dan pertumbuhan lembaga keuangan mikro syariah sebesar 133 persen menjadi Rp63,0 miliar dari Rp27,0 miliar pada tahun Disamping itu, jumlah perusahaan IKNB syariah meningkat sebesar 14,5 persen dari 110 perusahaan pada tahun 2015 menjadi 126 perusahaan di tahun 2016, dimana jumlah perusahaan takaful sebanyak 58 perusahaan; lembaga pembiayaan syariah sebanyak 49 perusahaan; lembaga keuangan khusus syariah tidak mengalami kenaikan jumlah perusahaan; dan lembaga keuangan mikro syariah menjadi 13 perusahaan. Aset dan Investasi BUMN. Aset BUMN mengalami peningkatan sebesar 9,8 persen dari Rp5.760 triliun pada 2015 menjadi Rp6.325 triliun pada Pertumbuhan aset antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya investasi BUMN yang salah satunya dibiayai dengan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk memperkuat permodalan BUMN dalam rangka melaksanakan program prioritas nasional untuk mewujudkan kedaulatan energi, kedaulatan pangan, membangun infrastruktur dan mendukung keberpihakan Negara 14 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

41 kepada usaha mikro, kecil dan menengah. Realisasi penyaluran PMN pada tahun 2015 sebesar Rp41,4 triliun untuk 36 BUMN. Sementara, pada tahun 2016 telah dialokasikan PMN untuk 23 BUMN dengan nilai Rp34,32 triliun. Seiring dengan pertumbuhan BUMN, peran belanja modal BUMN menjadi cukup penting dalam pembentukan investasi. 2.2 Perkiraan Ekonomi Tahun 2018 Pada tahun 2018, perekonomian Indonesia diperkirakan akan kembali melanjutkan momentum peningkatan pertumbuhan ekonomi. Proses konsolidasi dan restrukturisasi ekonomi yang antara lain melalui perbaikan iklim investasi dan peningkatan infrastruktur, akan mulai menunjukkan hasil. Aktivitas perekonomian dan perdagangan global yang meningkat, dengan didukung oleh kenaikan harga komoditas meski cenderung terbatas, akan mampu memberikan dorongan terhadap perekonomian domestik. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mampu mencapai 5,6 persen di tahun 2018 melalui kebijakan yang menyeluruh dan tepat sasaran Tantangan dan Risiko Ekonomi Global dan Domestik Pertumbuhan ekonomi global di tahun 2018 diperkirakan akan kembali meningkat sebesar 3,6 persen dan diikuti oleh peningkatan pertumbuhan volume perdagangan global yang mencapai 4,1 persen. Pertumbuhan ekonomi global tersebut akan ditopang oleh ekonomi maju yang tumbuh sebesar 2,0 persen dan ekonomi negara berkembang yang tumbuh sebesar 4,8 persen. GAMBAR 2.17 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL TAHUN 2018 (%) Dunia Negara Maju Negara Berkembang Dunia Negara Maju Negara Berkembang RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

42 GAMBAR 2.18 PERKIRAAN PERTUMBUHAN VOLUME PERDAGANGAN GLOBAL TAHUN 2018 (%) Sumber: IMF (diolah) World Advanced Economies Emerging Market and Developing Economies Seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi global tersebut, harga komoditas juga diperkirakan akan meningkat secara moderat. Dari sisi domestik, berbagai upaya restrukturisasi ekonomi diharapkan dapat melanjutkan tren perbaikan pertumbuhan ekonomi di tahun Namun terlepas dari berbagai perkembangan positif tersebut, perekonomian Indonesia masih dihadapkan pada tantangan dan risiko sebagai berikut: GAMBAR 2.19 RESIKO EKONOMI GLOBAL Tantangan Global Risiko meningkatnya proteksionisme di beberapa negara utama. Perbaikan aktivitas perekonomian dan perdagangan di tingkat global akan dihadapkan pada beberapa risiko, seperti kebijakan pemerintahan baru AS yang ingin meningkatkan tarif terhadap negara-negara tertentu akan berdampak pada perdagangan global. Selain AS, hasil pemilihan umum di Prancis dan Jerman, misalnya, juga dapat berujung pada peningkatan kebijakan perdagangan yang lebih restriktif di negaranegara tersebut RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

43 Risiko pelemahan dan proses penyeimbangan (rebalancing) ekonomi RRT. Risiko yang masih dihadapi oleh pemerintah RRT adalah tingginya tingkat hutang, terutama di korporasi, serta penyaluran kredit yang terlalu cepat. Oleh sebab itu, pemerintah RRT berencana menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih ketat untuk mengurangi risiko terjadinya hard landing. Resiko lain yang masih akan dihadapi oleh ekonomi RRT adalah rencana kebijakan AS untuk menaikkan tarif impor barang asal RRT, yang diperkirakan memberikan dampak besar terhadap kinerja ekspor RRT. Ketidakpastian paska negosiasi Brexit. Meski hingga saat ini dampak Brexit terhadap perekonomian Eropa relatif terbatas, masih terdapat kemungkinan dampak yang lebih besar akan terasa ketika proses negosiasi berakhir dan Inggris keluar dari Uni Eropa. Kemungkinan terburuk adalah ketika Brexit diikuti juga oleh negara-negara lain. Berlanjutnya kenaikan tingkat suku bunga di negara maju. Bank sentral AS sudah memberikan indikasi akan kembali dinaikkannya Fed Fund Rate pada tahun Jika ekonomi AS terus meningkat, maka kenaikan tingkat suku bunga tersebut akan berlanjut pada tahun 2018 (tingkat suku bunga jangka panjang the Fed pada kisaran 3 persen). Selain di AS, pemulihan ekonomi di kawasan Eropa juga dapat mendorong normalisasi kebijakan moneter oleh bank sentral Eropa. Potensi kenaikan tingkat suku bunga dunia dapat menyebabkan arus modal keluar dari Indonesia, mengingat kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia mendekati 40 persen. Harga komoditas berada pada level yang rendah. Meskipun harga komoditas sudah mengalami kenaikan pada paruh kedua tahun 2016, tetapi kenaikannya masih relatif moderat dan berada pada level harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pada era commodity boom. Kenaikan harga komoditas juga sangat bergantung pada realisasi stimulus fiskal di AS dan RRT. Ketika kebijakan pemerintah AS tidak sesuai rencana atau RRT mengalami perlambatan yang lebih besar dari perkiraan, maka harga komoditas akan berpotensi berisiko ke bawah. Penurunan tingkat produktivitas di beberapa negara dunia dan fenomena aging population di negara-negara maju berpotensi menyebabkan pertumbuhan ekonomi global yang relatif terbatas dalam jangka menengah. Risiko meningkatnya tensi geopolitik dan aksi terorisme di berbagai belahan dunia dapat juga berdampak pada sentimen dan tingkat keyakinan di pasar global Tantangan Domestik Terbatasnya ruang untuk stimulus fiskal. Ruang stimulus fiskal yang masih terbatas disebabkan oleh masih relatif rendahnya tingkat rasio penerimaan perpajakan, keseimbangan primer yang negatif, dan tingkat defisit anggaran yang mendekati batas yang diperbolehkan oleh Undang-Undang. Indikasi adanya efek crowding out seiring dengan belanja dan defisit yang membesar juga membatasi ruang gerak pemerintah untuk mendorong perekonomian. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

44 Masih lemahnya aktivitas sektor swasta. Rendahnya pertumbuhan kredit perbankan memberikan indikasi aktivitas sektor swasta yang masih rendah. Beberapa faktor penyebabnya adalah penurunan permintaan, operasionalisasi industri masih berada di bawah kapasitas terpasang, serta meningkatnya Non Performing Loan (NPL) Tren penurunan pertumbuhan ekonomi potensial. Beberapa faktor penyebabnya adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja, dan rendahnya jumlah kuantitas dan kualitas infrastruktur Sasaran dan Arah kebijakan Ekonomi Makro Sasaran Ekonomi Makro Pada tahun 2018, ekonomi makro Indonesia diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi. Sasaran ekonomi makro pada tahun 2018 adalah sebagai berikut: TABEL 2.3 SASARAN EKONOMI MAKRO * 2018 (range) 2018 (titik) Perkiraan Besaran-besaran Pokok Pertumbuhan PDB (%) 5,0 5,1-5,3 5,4-6,1 5,6 Laju inflasi, IHK (%): Rata-rata 3,5 3,5±1 3,5±1 4,0 Laju inflasi, IHK (%): Akhir periode 3,0 3,5±1 3,5±1 4,0 Nilai Tukar Nominal (Rp/USD) Neraca Pembayaran Pertumbuhan Ekspor Nonmigas (0,3) 3,8-5,9 3,3-4,4 3,6 Pertumbuhan Impor Nonmigas (0,9) 4,4-6,9 4,5-5,3 4,8 Cadangan Devisa (USD milar) 116,4 121,0-121,4 130,4-133,4 131,4 - dalam bulan impor 8,7 8,4-8,6 8,6-8,7 8,6 Defisit Neraca Transaksi Berjalan (% PDB) (1,8) (1,8) - (2,0) (2,0)-(2,4) (2,2) Keuangan Negara Penerimaan Perpajakan (% PDB) 10,3 10,9-11,0 Belanja Modal (% PDB) 1,3 1,4-1,8 Subsidi Energi (% PDB) 0,9 0,6-0, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

45 * 2018 (range) 2018 (titik) Surplus/Defisit APBN (% PDB) (2,5) (2,4) - (2,2) Stok Utang Pemerintah (% PDB) 29,2 29,7-30,3 Investasi Peringkat Indonesia pada EoDB 91 Menuju 40 - Menuju 40 Pertumbuhan Investasi (PMTB) (%) 4,5 5,4-5,7 6,3-8,0 6,9 Realisasi investasi PMA dan PMDN (Triliun Rp) 612,8 678, Rasio PMDN (%) 35,3 36,3-37,6 Target Pembangunan Tingkat Kemiskinan 10,7 10,5 9,0-10,0 9,5 Tingkat Pengangguran Terbuka 5,61 5,6 5,3-5,5 5,4 Gini Rasio 0,397 0,39-0,38 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,19 70,10-71,38 *Outlook (Perhitungan Bappenas), kecuali angka keuangan negara dan target pembangunan yang berdasarkan APBN 2017 ** Angka sasaran RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

46 Arah Kebijakan Kerangka besar arah kebijakan ekonomi makro Indonesia untuk tahun 2018 dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut: Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 5,6% Sisi Permintaan Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen membutuhkan reformasi kebijakan yang menyeluruh dan tepat sasaran, serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk menyatukan langkah dalam mencapai target tersebut. Dalam kondisi pemulihan ekonomi global yang diperkirakan masih terbatas dan ruang fiskal yang juga terbatas, pencapaian target 5,6 persen harus didorong oleh peningkatan permintaan domestik melalui investasi dan konsumsi rumah tangga. Investasi harus tumbuh minimal 20 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

47 persen pada tahun 2018, sementara konsumsi rumah tangga harus tumbuh sebesar persen. TABEL 2.4 SASARAN PERTUMBUHAN PDB SISI PENGELUARAN 2018 (PERSEN) Uraian 2018 (range) 2018 (point) Pertumbuhan PDB 5,4 6,1 5.6 Konsumsi Rumah Tangga 5,2-5,4 5,3 Konsumsi LPNRT 8,5 8,7 8,6 Konsumsi Pemerintah 3,3 4,1 3,8 Investasi (PMTB) 6,3 8,0 6,9 Ekspor Barang dan Jasa 2,8 3,8 3,1 Impor Barang dan Jasa 3,2 4,0 3,5 Percepatan pertumbuhan investasi sebesar 6,9 persen terutama diharapkan bersumber dari investasi swasta (private-led) dan optimalisasi investasi pemerintah. Upaya percepatan investasi swasta perlu dilakukan dengan terus memperbaiki iklim investasi dan usaha serta menghapuskan hambatan berkembangnya sektor swasta di sektor-sektor utama dan prioritas. Kebijakan untuk mendorong investasi akan dilakukan melalui antara lain: (1) deregulasi peraturan; (2) perbaikan iklim investasi secara berkesinambungan terutama di daerah; (3) percepatan fasilitasi masalah investasi (seperti: RTRW, infrastruktur, penguatan data potensi investasi, dan penyelesaian pengaduan masalah investasi); (4) pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi; dan (5) perbaikan iklim tenaga kerja. Sementara itu, investasi di sisi pemerintah akan dilakukan melalui optimalisasi realokasi belanja non produktif menjadi belanja investasi, penyerapan belanja pemerintah yang lebih merata di setiap kuartal dalam tahun anggaran, serta mendorong tingkat realisasi belanja pemerintah yang lebih tinggi. Selain itu, pemerintah akan melakukan prioritasisasi yang lebih baik dengan memfokuskan pembangunan pada proyek prioritas nasional yang mendorong produktivitas dan peningkatan aktivitas sektor swasta. Konsumsi rumah tangga, yang peranannya mencapai sekitar 56 persen dari PDB, harus ditingkatkan pertumbuhannya sehingga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang besar. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah kebijakan yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan konsumsi masyarakat dapat meningkat dengan laju yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Upaya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan daya beli masyarakat adalah: (1) meningkatkan ketersediaan lapangan kerja yang layak; (2) fasilitasi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (3) pengendalian harga, terutama harga barang-barang kebutuhan pokok, serta (4) subsidi yang lebih tepat sasaran kepada kelompok masyarakat miskin. Kelompok masyarakat miskin memiliki marginal propensity to consume yang lebih tinggi dari kelompok kaya, sehingga bantuan yang diberikan akan langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

48 Pertumbuhan konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) juga diperkirakan meningkat, didukung oleh akan dilaksanakannya dua event besar di Indonesia pada tahun 2018, yakni Asian Games dan pertemuan tahunan IMF dan World Bank. Selain itu, pelaksanaan pilkada serentak di 171 daerah juga akan berdampak positif pada pertumbuhan konsumsi LNPRT. Dengan ruang fiskal yang semakin terbatas, perlu penajaman peranan kebijakan fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun Peran kebijakan fiskal salah satunya terlihat dari komponen konsumsi pemerintah di PDB yang diharapkan dapat tumbuh 3,8 persen. Adapun arah kebijakan fiskal yang akan dilakukan adalah: 1. Pada sisi penerimaan negara, arah kebijakan difokuskan dalam rangka optimalisasi Penerimaan Perpajakan, antara lain (i) peningkatan efektivitas pengumpulan pajak melalui pembentukan Badan Penerimaan Negara, (ii) penggalian potensi pajak berbasis sektoral dengan mengoptimalkan fungsi pengawasan, (iii) penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan, guna mendorong reindustrialisasi yang berkelanjutan, (iv) pemutakhiran database basis pajak, terutama melalui keterbukaan data informasi perbankan, (v) perkuatan penggunaan IT untuk mendukung bidang perpajakan, (vi) peningkatan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, (vii) peningkatan pengawasan pada sektor perdagangan dan Orang Pribadi, dan (viii) peningkatan efektivitas penegakan hukum bagi penyelundup pajak (tax evasion). 2. Pada sisi Belanja Negara, arah kebijakan difokuskan pada optimalisasi Belanja Negara yang produktif, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, antara lain (i) Efisiensi belanja non prioritas melalui pengurangan pendanaan bagi kegiatan yang konsumtif dalam alokasi anggaran Kementerian/Lembaga, (ii) rancang ulang kebijakan subsidi guna mewujudkan subsidi yang rasional penganggarannya dan tepat sasaran, (iii) refocusing belanja yang bersifat wajib (mandatory spending); (iv) rancang ulang pemanfaatan anggaran sektor pendidikan yang sebesar 20 persen dari total APBN agar lebih terencana dan tepat guna, dimana sebagian dana tersebut agar disisihkan sebagai dana abadi pendidikan (Sovereign Wealth Fund); (v) penguatan dan restrukturisasi belanja modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengarahkan pada belanja modal produktif seperti pariwisata, infrastruktur, sarana dan prasarana ekonomi produktif serta daerah perbatasan; (vi) Efektivitas belanja bantuan sosial melalui perluasan program yang berdampak langsung pada pengurangan kemiskinan; dan (vii) sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam sasaran penerima bantuan sosial serta menghindari tumpang tindih antar program dengan pemanfaatan basis data terpadu. 3. Pada sisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa, arah kebijakan difokuskan pada peningkatan alokasi dan pemanfaatan serta efektivitas belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa secara proporsional untuk mendukung terlaksananya agenda prioritas, antara lain (i) peningkatan alokasi transfer ke daerah yang menunjang belanja produktif bagi pengembangan ekonomi daerah; (ii) peningkatan dana desa hingga 10 persen dari dan di luar dana transfer ke daerah untuk memenuhi amanat UU No.6 tahun 2014 dengan prioritas penggunaan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa; (iii) percepatan penyelesaian RUU tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD) yang merupakan revisi dari UU 33/2004; 22 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

49 (iv) peningkatan kualitas evaluasi Perda/Raperda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD); (v) peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan PDRD dan (vi) pemberian rewards kepada daerah yang berprestasi dalam kinerja. 4. Pada sisi pembiayaan, arah kebijakan difokuskan pada perimbangan antara risiko dan manfaat serta pengelolaan aset, antara lain (i) pemanfaatan Sisa Anggaran Lebih (SAL), (ii) optimalisasi perencanaan dan pemanfaatan pinjaman untuk kegiatan produktif antara lain melalui penerbitan sukuk berbasis proyek, (iii) pengelolaan Surat Berharga Negara melalui pengembangan pasar SBN domestik dan pengembangan metode penerbitan SBN valas yang lebih fleksibel, dan (vi) implementasi manajemen kekayaan utang (Asset Liability Management ALM) untuk mendukung pengelolaan utang dan kas negara. Dari sisi eksternal, meski pemulihan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan harga komoditas global masih terbatas, pertumbuhan ekspor harus tetap diupayakan meningkat. Pertumbuhan ekspor diharapkan tumbuh sebesar 3,8 persen didukung utamanya oleh peningkatan ekspor jasa melalui peningkatan sektor pariwisata, upaya diversifikasi ekspor, dan pendalaman pasar yang sudah ada. Di sisi lain, impor akan tumbuh 4,0 persen didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi. Sisi Penawaran Dari sisi penawaran, enam sektor utama yang memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup besar diharapkan mampu menjadi penghela pertumbuhan ekonomi. Keenam sektor tersebut adalah industri pengolahan khususnya industri pengolahan nonmigas; pertanian dalam arti luas; perdagangan; konstruksi; informasi dan komunikasi; serta jasa keuangan. TABEL 2.5 SASARAN PERTUMBUHAN PDB SISI PRODUKSI 2018 (PERSEN) Uraian Pertumbuhan (%) Peranan thd PDB Range Point (%) Sumber Pertumbuhan (%) Industri Pengolahan 5,1 5,7 5,3 21,2 1,1 Konstruksi 7,7 8,4 7,9 10,2 0,8 Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,6 6,3 5,8 13,3 0,8 Informasi dan Komunikasi 10,5 11,9 10,9 5,4 0,6 Jasa Keuangan 10,6 11,5 11,0 4,4 0,5 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3,6 4,0 3,8 12,4 0,5 Transportasi dan Pergudangan 8,3 9,2 8,5 4,2 0,3 Pertambangan dan Penggalian 1,4 1,7 1,6 7,6 0,1 Pengadaan Listrik, Gas, dan Produksi Es 5,8 6,8 6,1 1,1 0,1 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

50 Sektor pertanian dalam arti luas ditargetkan tumbuh 3,8 persen, yang didorong oleh (i) Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan mengamankan irigasi yang sudah beroperasi sekaligus meningkatkan sawah yang terairi oleh irigasi, (ii) subsidi benih dan pupuk yang lebih tepat sasaran, (iii) peningkatan perikanan budidaya (melalui revitalisasi tambak yang belum operasional dan peningkatan pakan ikan) dan rumput laut, (iv) penggantian alat untuk perikanan tangkap, (v) Revitalisasi hutan tanaman industri (HTI), dan (vi) valuasi jasa kehutanan. Sektor Industri pengolahan ditargetkan akan tumbuh mencapai 5,3 persen dengan didorong oleh: (i) realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara) serta energi (realisasi proyek-proyek pembangkit listrik untuk mendukung program MW), dan (ii) mulai efektifnya operasionalisasi kawasan kawasan industri seperti Kawasan Industri Sei Mangkei, Kuala Tanjung, Ketapang, dan Morowali yang secara akses jalan dan listrik sudah cukup memadai. Selain itu peningkatan investasi akan lebih banyak diarahkan untuk mendukung pertumbuhan industri pengolahan. Sektor konstruksi ditargetkan tumbuh 7,9 persen yang didukung oleh (i) meningkatnya pembangunan konstruksi untuk sektor ketenagalistrikan seiring dengan pelaksanaan Program Percepatan Pembangkit GW serta program sebelumnya yakni MW (ii) implementasi program pembangunan infrastruktur pemerintah untuk konektivitas dan perumahan/pemukiman (fasilitas bantuan subsidi perumahan), dan (iii) kebijakan ekonomi makro dan kebijakan makroprudensial yang mendukung stabilitas ekonomi sehingga dapat mendorong perkembangan sektor konstruksi swasta. Sektor informasi dan komunikasi ditargetkan tumbuh 10,9 persen didorong oleh (i) perluasan jaringan 4,0G dan 4,5G untuk meningkatkan kualitas dan pemakaian data pengguna, dan (ii) optimalisasi operasionalisasi dan pembangunan fiber optik nasional yakni palapa ring untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh fasilitas komunikasi dan informasi komersial sehingga dapat lebih ditingkatkan lagi pelayanannya sekaligus meningkat jumlah pengguna. Sektor perdagangan ditargetkan tumbuh sebesar 5,8 persen dengan didukung oleh (i) meningkatkan aktivitas industri pengolahan sehingga mendorong peningkatan aktivitas penyediaan pasokan dan distribusi pemasaran, (ii) peningkatan konsumsi rumah tangga yang mendorong peningkatan aktivitas transaksi perdagangan, (iii) peningkatan ekspor dan impor yang mendorong peningkatan aktivitas ekspedisi dan distribusi barang, dan (iv) kebijakan pemerintah yang semakin kondusif dalam mendorong pengembangan usaha dan wirausaha baru. Sektor jasa keuangan ditargetkan tumbuh sebesar 11 persen, yang akan didukung oleh kebijakan yang dapat mendorong: (i) peningkatan keuangan inklusif, melalui perluasan pemanfaatan inovasi teknologi; (ii) peningkatan penetrasi layanan keuangan di desa dan kota khususnya melalui peningkatan jumlah agen layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking), perluasan penggunaan tabungan dengan karakter basic saving account (BSA), serta pembiayaan mikro, dan asuransi mikro dalam rangka pemberdayaan pelaku Usaha Mikro dan Kecil; (iii) penguatan edukasi keuangan khususnya terkait pemanfaatan inovasi teknologi dalam layanan keuangan dan perlindungan konsumen; serta (iv) pengembangan keuangan syariah RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

51 Selain keenam sektor utama di atas, beberapa sektor lain juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Beberapa sektor lain tersebut adalah listrik dan gas, transportasi dan pergudangan, serta pertambangan dan penggalian. Sektor listrik dan gas ditargetkan tumbuh 6,1 persen yang akan didorong oleh: (i) operasionalisasi pembangkit listrik yang diperkirakan sudah pada tahap SLO/COD dalam rangka mencapai target MW dan program MW (ii) meningkatnya rasio elektrifikasi rumah tangga dan industri (iii) meningkatnya konsumsi gas bumi baik untuk rumah tangga maupun transportasi seiring dengan program pembangunan jaringan gas kota (jargaskot), penyesuaian harga gas yang lebih kompetitif, serta pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Sektor transportasi dan pergudangan ditargetkan tumbuh 8,5 persen yang akan didorong oleh: (i) perbaikan logistik dan infrastruktur yang meningkatkan konektivitas sehingga menekan biaya transportasi dan pergudangan, (ii) peningkatan aktivitas perdagangan barang dan jasa, (iii) peningkatan mobilitas masyarakat Indonesia antar wilayah seiring dengan membaiknya sistem dan sarana transportasi; serta (iv) penerapan inovasi teknologi informasi ke dalam sistem transportasi dan layanan antar. Sektor pertambangan dan penggalian ditargetkan tumbuh 1,6 persen yang akan didorong oleh: (i) perbaikan harga bahan mineral, termasuk migas, yang diperkirakan akan kembali meningkat dan stabil di tahun 2018, (ii) realisasi kebijakan relaksasi ekspor barang mineral yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot kembali ekspor minerba. Menjaga stabilitas ekonomi Indonesia Stabilitas ekonomi Indonesia sangat penting untuk tetap dijaga, karena ekonomi yang stabil akan meningkatkan kepercayaan pasar dan menjaga keyakinan konsumen pada tingkat yang baik. Kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi akan dititikberatkan pada upaya untuk: (i) menjaga stabilitas harga, yaitu melalui inflasi yang terjaga sesuai target dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah; (ii) menjaga neraca pembayaran yang tetap solid; serta (iii) menjaga stabilitas sistem keuangan yang antara lain melalui kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial. Pada tahun 2018, inflasi diperkirakan masih menghadapi risiko dari dampak kebijakan lanjutan administered price dan adanya peningkatan harga komoditas minyak dunia. Akan tetapi dampak peningkatan inflasi tidak sebesar tahun 2017, sehingga pada tahun 2018 inflasi ditargetkan berada pada kisaran 4,0 persen. Sementara itu, nilai tukar diperkirakan akan berada di sekitar Rp per USD dengan kecenderungan terdepresiasi (melemah) seiring dengan masih berlangsungnya ketidakpastian ekonomi global. Nilai tukar diperkirakan masih sesuai fundamentalnya dan stabil pada rentang yang ditentukan, sehingga dapat tetap menjaga kepercayaan pasar, menjaga daya saing ekspor, menarik investasi masuk, serta menghasilkan surplus neraca berjalan. Stabil dan rendahnya inflasi akan didorong oleh stabilitas komponen inflasi volatile food, administered price, dan inflasi inti. Arah kebijakan pengendalian inflasi yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah melalui: (i) penguatan infrastruktur logistik pangan di daerah, khususnya pergudangan, penyediaan data lalu lintas barang khususnya komoditas pangan; (ii) penggunaan insentif fiskal untuk mendorong pemerintah daerah dalam rangka stabilisasi harga; (iii) penguatan kerjasama antardaerah; (iv) perbaikan pola tanam; (v) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

52 penyediaan produk olahan bahan pangan oleh industri pangan olahan; (vi) edukasi masyarakat mengenai pola konsumsi dan alternatif pangan pokok; (vi) serta penguatan koordinasi antara Pemerintah dengan BI (baik di tingkat pusat maupun daerah) melalui forum Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPI/ TPID) yang sudah didukung oleh Peraturan Presiden mengenai Tim Pengendalian Inflasi yang rencananya akan disahkan pada tahun Stabilitas ekonomi juga tercermin dari defisit neraca berjalan yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, tetapi defisit ini masih dapat terjaga dalam batas yang aman. Penerimaan ekspor tahun 2018 diperkirakan mencapai USD 158,1 miliar, didorong oleh penerimaan dari ekspor nonmigas yang diperkirakan sebesar USD 141,3 miliar seiring dengan peningkatan harga komoditas global dan implementasi kebijakan diversifikasi negara tujuan ekspor dan pendalaman/pemantapan di pasar yang telah ada (existing). Sementara itu, pengeluaran impor diperkirakan sebesar USD 147,8 miliar, didorong oleh besarnya impor nonmigas diperkirakan sebesar USD 122,5 miliar, seiring dengan meningkatkan aktivitasi produksi dalam negeri dan peningkatan investasi yang membutuhkan bahan baku dan barang modal. Sementara itu, defisit sektor jasa-jasa yang diperkirakan akan menurun menjadi USD4,2 miliar karena adanya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang cukup siginifikan. Dengan demikian, neraca transaksi berjalan pada tahun 2018 diperkirakan defisit sebesar USD21,2 miliar atau 2,1 persen terhadap PDB. Defisit transaksi berjalan diperkirakan masih dapat ditutupi oleh neraca modal dan finansial yang diperkirakan masih akan mengalami surplus di tahun Surplus neraca modal dan finansial didukung oleh prospek perekonomian domestik yang semakin baik akibat implementasi kebijakan pada tahun-tahun sebelumnya. Arus masuk Investasi langsung asing (neto) diperkirakan masih cukup kuat pada kisaran USD13,3 miliar karena didukung oleh semakin membaiknya iklim investasi, meningkatnya kemudahan berusaha di Indonesia, serta daya tarik ekonomi Indonesia sebagai pasar yang besar dan tumbuh. Namun demikian, pemulihan negara maju terutama AS dapat beresiko terhadap melambatnya arus masuk investasi portofolio (neto) ke Indonesia sehingga pertumbuhannya akan cenderung moderat. Secara keseluruhan, surplus neraca pembayaran pada tahun 2018 diperkirakan mencapai USD 7,3 miliar dengan cadangan devisa di atas kecukupan standar internasional, yaitu sebesar USD 131,4 miliar atau setara dengan 8,6 bulan impor. Stabilitas ekonomi juga akan dijaga melalui penerapan kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial agar dapat mencegah dan memitigasi perilaku sistem keuangan yang pro terhadap siklus ekonomi (prosiklikalitas) dan risiko sistemik. Kebijakan makroprudensial merupakan penerapan prinsip kehati-hatian pada sistem keuangan, dimana fokus kebijakan tidak hanya pada lembaga keuangan saja, namun juga mencakup elemen sistem keuangan lainnya seperti pasar keuangan, korporasi, rumah tangga dan infrastuktur keuangan. Sementara itu, kebijakan mikroprudensial dapat memitigasi resiko yang dihadapi dari institusi keuangan dengan mengukur tingkat kesehatan dan kinerja dari institusi keuangan. Koordinasi yang kuat antara kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial dapat menjaga terciptanya stabilitas dan ketahanan sistem keuangan secara menyeluruh RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

53 Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada dasarnya dapat dicapai dengan memberikan stimulus permintaan yang sebesar-besarnya. Namun, kebijakan stimulus dari sisi permintaan yang tidak diiringi dengan upaya perubahan ekonomi secara struktural (kebijakan sisi penawaran) dapat menyebabkan ekonomi mengalami overheating. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi perlu untuk dijaga keberlanjutannya dalam jangka panjang, agar Indonesia dapat keluar dari jebakan negara berpendatan menengah (middle income trap). Untuk itu, Pemerintah tidak hanya akan menitikberatkan pada pertumbuhan tinggi jangka pendek, tetapi juga akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang, melalui peningkatan produktivitas ekonomi dan memastikan terjadinya proses transformasi struktural di perekonomian. Adapun kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi adalah: (i) pembangunan infrastruktur secara masif, yang ditujukan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah Indonesia; (ii) pembenahan regulasi agar lebih pro bisnis; (iii) pembenahan pasar tenaga kerja; serta (iv) reformasi fiskal dan reformasi sektor keuangan terutama sektor perbankan dan pasar modal; (v) pengembangan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi ekonomi; dan (vi) peningkatan kualitas sumber daya manusia. Terkait sumber daya manusia, peningkatan kualitas sumber daya manusia tercermin dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM 1 Indonesia meningkat dari 69,55 pada tahun 2015 menjadi 70,19 pada tahun 2016 didukung oleh perbaikan di bidang kesehatan, yakni peningkatan angka harapan hidup menjadi 70,9 pada tahun 2016; bidang pendidikan, di antaranya peningkatan harapan lama sekolah penduduk usia 7 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah untuk penduduk usia 25 tahun masing-masing menjadi 12,72 dan 7,95 pada tahun 2016; dan bidang ekonomi, yakni peningkatan pengeluaran per kapita menjadi Rp pada tahun Pada tahun 2018, IPM ditargetkan meningkat menjadi sebesar 71,38. Untuk mencapai target tersebut, selain melalui arah kebijakan dan pencapaian sasaran ekonomi, arah kebijakan lain yang diperlukan adalah (1) meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas yang difokuskan pada upaya untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak, penguatan upaya promotif dan preventif untuk mendorong masyarakat hidup sehat, dan penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular; (2) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan melalui percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun untuk menjamin layanan pendidikan dasar berkualitas dan memperluas akses pendidikan menengah berkualitas, peningkatan kualitas pembelajaran, serta pemerataan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi; serta (3) menjaga daya beli masyarakat terutama golongan menengah kebawah, sehingga pengeluaran riil masyarakat per kapita dapat lebih baik dari tahun sebelumnya. 1 Angka IPM ini menggunakan metode baru. Dalam RPJMN , target IPM dihitung dengan menggunakan metode lama dimana komponen penyusun IPM terdiri dari angka harapan hidup (AHH), rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, dan pendapatan. Mulai tahun 2015, pengukuran IPM dilakukan dengan metode baru, dimana angka melek huruf digantikan dengan angka harapan lama sekolah dan indeks dihitung dengan rata-rata geometrik. Metode perhitungan ini dinilai lebih relevan dalam menggambarkan perubahan situasi pembangunan manusia. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

54 Pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan juga mensyaratkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif tersebut tercermin di antaranya melalui penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan. Penurunan tingkat pengangguran terbuka bergantung pada kinerja pertumbuhan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja yang baik seluas-luasnya. Pada tahun 2018, pemerintah menargetkan penciptaan lapangan kerja sebanyak dua juta orang dan penurunan tingkat pengangguran terbuka pada kisaran 5,4 persen. Untuk mencapai target tersebut, upaya strategis penciptaan lapangan kerja sejalan dengan strategi pencapaian target pertumbuhan ekonomi, di antaranya: (1) Meningkatkan investasi, terutama yang banyak menciptakan lapangan kerja formal; (2) Memprioritaskan pengembangan industri manufaktur padat pekerja; (3) Meningkatkan program Pemerintah yang banyak menciptakan lapangan kerja, seperti infrastruktur dan perluasan kesempatan berusaha; (4) Mengurangi hambatan di pasar kerja dengan mendorong hubungan industrial yang harmonis dan menciptakan iklim ketenagakerjaan yang kondusif; dan (5) Meningkatkan keahlian dan kompetensi tenaga kerja. Didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan tingkat inflasi yang stabil, serta pencapaian sasaran makro yang lain, tingkat kemiskinan di akhir tahun 2018 ditargetkan turun pada kisaran 9,5 persen. Penurunan tingkat kemiskinan juga diarahkan melalui kebijakan penanggulangan kemiskinan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan program jaminan dan bantuan sosial secara tepat sasaran antara lain melalui penyaluran bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran melalui satu kartu. Hal ini diharapkan juga memperluas inklusi keuangan dan kepesertaan jaminan sosial; 2. Pemenuhan kebutuhan dasar melalui: a) perluasan penyediaan sarana dan prasarana dasar; b) peningkatan inklusivitas pelayanan dasar; dan c) peningkatan pemanfaatan Basis Data Terpadu untuk mensasar kebutuhan dasar 40% penduduk berpendapatan terendah, seperti dokumen kependudukan dan perumahan. 3. Perluasan akses usaha mikro, kecil, dan koperasi antara lain melalui: a) peningkatan kualitas produk dan akses jangkauan pemasaran bagi usaha mikro dan kecil; b) peningkatan akses terhadap permodalan usaha; dan c) peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha. Pada tahun 2018, tingkat ketimpangan di masyarakat diharapkan juga dapat mengalami perbaikan. Gini rasio, sebagai salah satu ukuran tingkat ketimpangan, ditargetkan turun menjadi 0,38. Target ini dapat dicapai jika pembangunan ekonomi dapat dinikmati lebih merata oleh seluruh masyarakat dan lapangan kerja tersedia, termasuk bagi penduduk miskin dan rentan. Beberapa upaya untuk memutus siklus ketimpangan antar generasi juga dilakukan melalui: (1) Perbaikan akses yang menunjang kegiatan ekonomi produktif, termasuk akses kepemilikan lahan dan permodalan; (2) Penciptaan lapangan kerja melalui peningkatan keterampilan terutama bagi pekerja rentan dan perluasan kesempatan kerja agar kesejahteraannya terus meningkat dan berkelanjutan; (3) Perlindungan sosial bagi kelompok miskin dan rentan, termasuk bila terjadi guncangan terkait kesehatan, lapangan pekerjaan, sosial dan ekonomi; (4) Pemberantasan korupsi dan perbaikan tata kelola program-program pembangunan secara konsisten, agar manfaat pembangunan dapat lebih dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

55 Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah aspek lingkungan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang meningkat diharapkan dicapai melalui kebijakan-kebijakan yang tetap mampu menjaga daya dukung lingkungan. 2.3 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pembiayaan Kebutuhan Investasi Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2018, kebutuhan investasi yang diperlukan sekitar Rp5240 triliun. Dari total kebutuhan investasi tersebut, investasi pemerintah akan menyumbang 8,5 persen, sebesar Rp 443 triliun. Selain dari pemerintah, belanja modal BUMN diharapkan dapat ditingkatkan hingga mencapai Rp 655 triliun. Sisanya akan berasal dari swasta sebesar Rp 4142triliun, dimana dalam bentuk PMA dan PMDN akan menyumbang sebesar Rp 795 triliun. TABEL 2.6 KEBUTUHAN INVESTASI 2018 Uraian Nilai (Rp Triliun) Share (Persen) Total Kebutuhan Investasi ,0 a. Investasi Pemerintah 443 8,5 b. Investasi BUMN ,5 c. Investasi Swasta ,0 - PMA dan PMDN ,2 - Swasta Lainnya , Sumber Pembiayaan Untuk memenuhi kebutuhan investasi di tahun 2018, maka dibutuhkan sumber pembiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sumber pembiayaan dalam negeri dapat diperoleh dari kredit perbankan, penerbitan saham, penerbitan obligasi, data internal BUMN serta dana internal masyarakat. Dana internal masyarakat merupakan penyumbang terbesar dalam sumber pembiayaan yaitu sebesar 62,1 persen dari total. Sumber pembiayaan lainnya berasal dari kredit perbankan yaitu sebesar 8,1 persen; penerbitan obligasi sebesar 10,1 persen; dana internal BUMN sebesar 6,3 persen; serta penerbitan saham 2,0 persen dari total. Sumber pembiayaan luar negeri diperkirakan akan diperoleh dari penanaman modal asing, hutang swasta, dan hibah. Sumber pembiayaan luar negeri diperkirakan dapat memberikan kontribusi untuk tahun 2018 sebesar 11,0 persen dari total seluruh pembiayaan yang diperlukan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

56 TABEL 2.7 SUMBER PEMBIAYAAN INVESTASI 2018 Uraian Share (Persen) Kredit Perbankan 8,1 Luar Negeri 11,0 Penerbitan Saham 2,0 Penerbitan Obligasi 10,5 Belanja Modal BUMN 6,3 Dana Internal Masyarakat 62,1 2.4 Arah Pengembangan Wilayah Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Sesuai dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018, maka pengembangan wilayah akan ditujukan pada pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Pertumbuhan pembangunan daerah pada tahun 2018 akan didorong melalui pertumbuhan peranan sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Peningkatan kontribusi sektor-sektor tersebut dilakukan seiring dengan terus dikembangkannya kawasankawasan strategis di wilayah yang menjadi main prime mover (pendorong pertumbuhan utama) antara lain Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, Kawasan Perkotaan (megapolitan dan metropolitan), Kawasan Pariwisata serta Kawasan yang berbasis pertanian dan potensi wilayah seperti agropolitan dan minapolitan. Dari sisi pemerataan pembangunan, kebijakan pembangunan daerah diarahkan untuk pengurangan kesenjangan antarwilayah terutama untuk pembangunan kawasan barat dan kawasan timur Indonesia, termasuk wilayah perdesaan, daerah tertinggal dan perbatasan. Kebijakan yang dilakukan adalah dengan mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan infrastruktur serta mendorong peningkatan investasi di wilayah Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan, dan Sumatera; dengan tetap menjaga momentum pembangunan Wilayah Jawa. Pengembangan wilayah didasarkan pada 7 (tujuh) pengembangan wilayah pulau yang meliputi Wilayah Pulau Papua, Wilayah Kepulauan Maluku, Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Wilayah Pulau Sulawesi, Wilayah Pulau Kalimantan, Wilayah Pulau Jawa-Bali dan Wilayah Pulau Sumatera.Sasaran pengembangan wilayah tahun 2018ditujukanpada pertumbuhan dan pemerataan antarwilayah dengan lebih meningkatkan peran ekonomi wilayah luar Jawa RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

57 TABEL 2.8 SASARAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH Wilayah Sumatera 22,21 22,12 22,02 Jawa 58,29 58,59 58,34 Kalimantan 8,15 7,75 7,68 Sulawesi 5,92 6,34 6,43 Bali dan Nusa Tenggara 3,06 3,09 3,10 Maluku 0,52 0,54 0,55 Papua 1,85 1,88 1, Arah Pengembangan Wilayah Papua Pada tahun 2018, peran wilayah Papua terhadap perekonomian nasional diharapkan meningkat dengan fokus pengembangan wilayah pada potensi dan keunggulan wilayah Papua. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan intrawilayah Papua, khususnya wilayah pegunungan dan pesisir pantai. Pada tahun 2018, Wilayah Pulau Papua diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya menjadi sebesar 1,88 persen terhadap perekonomian nasional dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sekitar 6,81 persen pada tahun Wilayah Papua berpotensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi Indonesia bagian timur melalui kelimpahan sumber daya alamnya di berbagai sektor baik perikanan, pertanian/perkebunan, industri agro dan pangan, pariwisata bahari dan alam, maupun pertambangan. Arah kebijakan pembangunan di Wilayah Pulau Papua juga ditujukan untuk mendukung upaya untuk mewujudkan pusat pengembangan wilayah berbasis Kampung Masyarakat Adat dengan didukung prasarana dan sarana yang handal. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

58 Wilayah Papua 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,81 Sasaran Tingkat Kemiskinan 25,85 Pariwisata Raja Ampat Kab. Raja Ampat, Papua Barat Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 3,60 Pembangunan Jalur KA Sorong - Manokwari (Pengadaan Lahan) KEK Sorong KabSorong, Papua Barat Pengembangan Pelabuhan Arar Pembangunan dermaga penyeberangan Batanta Pembangunan Jalan Lingkar Sorong Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) Warsamson Indikator Prov.Papua Barat 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,96 Tingkat Kemiskinan 22,44 Tingkat Pengangguran 5,30 KI Bintuni Kab. Bintuni, Papua Barat PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN Pembangunan Jalan Oksibil - Towe Hitam Indikator Prov.Papua 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,75 Tingkat Kemiskinan 26,82 Tingkat Pengangguran 3,0 Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018 Kawasan Strategis Prioritas RPJMN Arah Pengembangan Wilayah Kepulauan Maluku Peran wilayah Kepulauan Maluku terhadap perekonomian nasional diharapkan meningkat di tahun 2018 dengan fokus pengembangan wilayah pada potensi dan keunggulan wilayah Maluku. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan intrawilayah Maluku, khususnya dalam hal peningkatan konektivitas wilayah kepulauan. Pada tahun 2018, Wilayah Kepulauan Malukudiharapkan dapat meningkatkan kontribusinya menjadi sebesar 0,54 persen terhadap perekonomian nasional dengan ratarata pertumbuhan ekonomi sekitar 6,10 persen di tahun Wilayah Kepulauan Maluku memiliki potensi sumber daya laut dan mineral yang cukup signifikan.melihat kondisi tersebut, arah kebijakan pembangunan Kepulauan Maluku difokuskan kepada pendayagunaan sumberdaya kelautan, daratan, serta pengembangan kawasan perbatasan berwawasan lingkungan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

59 Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Morotai sebagai kawasan pariwisata juga diharapkan dapat menopang peningkatan di sektor jasa. Di sisi sektor pertanian, peningkatan peran terhadap nasional didorong melalui optimalisasi dalam mewujudkan lumbung ikan nasionalyang berkelanjutan di wilayah Kepulauan Maluku serta pusat pertumbuhan ekonomi berbasis minyak dan gas bumi lepas pantai, perkebunan rempahrempah, serta kehutanan yang berkelanjutan dengan memperhatikan ekosistem Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil termasuk pengembangan minapolitan. Wilayah Maluku 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,10 Sasaran Tingkat Kemiskinan 12,52 Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 4,90 Indikator Prov. Maluku Utara 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,20 Tingkat Kemiskinan 5,59 Tingkat Pengangguran 3,80 Indikator Prov. Maluku 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6.01 Tingkat Kemiskinan 17,34 Tingkat Pengangguran 6,10 KEK Morotai Kab. Morotai, Maluku Utara Penyelesaian Jalur Akses dan peningkatan status jalan eksisting Lingkar Luar Morotai (trans morotai) ruas Wayabula Sofifi Pembangunan Bandar Udara Pitu Pengembangan Pelabuhan Wayabula Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut Daruba Rekonstruksi Jalan Laimu - Werinama Pembangunan Dermaga Penyeberangan Weda Pembangunan Dermaga Penyeberangan Gorom Pembangunan Dermaga Penyeberangan Leti Pembangunan Dermaga Penyeberangan Moa Rekonstruksi Jalan Piru - Waisala Pembangunan Jalan Larat - Lamdesar Timur Rekonstruksi Jalan Lingkar Pulau Marsela Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut di Saumlaki Arah Pengembangan Wilayah Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara Peran wilayah Bali - Kepulauan Nusa Tenggara terhadap perekonomian nasional diharapkan meningkat di tahun 2018 dengan fokus pengembangan wilayah pada potensi dan keunggulan wilayah. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan intrawilayah Bali - Kepulauan Nusa Tenggara dan antar wilayah, khususnya dalam hal peningkatan konektivitas wilayah kepulauan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

60 Pada tahun 2018, Wilayah Kepulauan Bali-Nusa Tenggaradiharapkan dapat meningkatkan kontribusinya menjadi sebesar 3,15 persen terhadap perekonomian nasional dengan ratarata pertumbuhan ekonomi sekitar 6,22 persen selama 2018.Wilayah Kepulauan Bali - Nusa Tenggara memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, peternakan, perikanan, terutama pariwisata. Pengembangan kawasan metropolitan serta kawasan pariwisata Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika diharapkan dapat menjadi pusat-pusat pertumbuhan yang mendorong peningkatan sektor jasa. Dari sisi pengembangan sektor pertanian diarahkan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata, perikanan dan kelautan, pertanian yang berdaya saing dengan prinsip berkelanjutan melalui pengembangan kawasan minapolitan serta upaya untuk mewujudkan sebagai lumbung ternak nasional.sementara peningkatan sektor industri pengolahan diarahkan melalui peningkatan industri pangan (pengolahan ikan, garam, kopi), industri pengolah mutiara, industri kerajinan tenun. Bendungan Telaga Waja Wilayah Bali Nusa Tenggara 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,22 Sasaran Tingkat Kemiskinan 13,87 Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 2,80 Bendungan Telaga Waja Pembangunan Bendungan Tanju Dan Bendungan Mila (Rababaka Kompleks) PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT DI NUNBAUN SABU PEMBANGUNAN JALAN POROS TENGAH KUPANG Destinasi Pariwisata Utama Bali Pembangunan Bendungan Bintang Bano Pariwisata Mandalika Kab. Lombok Tengah, NTB Pembangunan Marina/Pelabuhan Cruise 20x1000 meter Percepatan pembangunan Politeknik Pariwisata Lombok Pengembangan sekolah menengah kejuruan pariwisata Pariwisata Labuan Bajo Kab. Manggarai Barat, NTT PEMBANGUNAN JEMBATAN LILIBA Pembangunan Jalan Akses Bandara Komodo Pembangunan Jalan Labuan Bajo - Boleng - Terang Kedindi Pembangunan Jalan Patung Caci - Wae Kesambi - Batu Cermin (6 Km) Peningkatan Struktur Jalan Akses Pariwista Waerebo Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018 Kawasan Strategis Prioritas RPJMN Indikator Prov. Bali 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,19 Tingkat Kemiskinan 4,14 Tingkat Pengangguran 1,70 Indikator Prov. NTB 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,48 Tingkat Kemiskinan 15,34 Tingkat Pengangguran 3,40 Indikator Prov. NTT 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,89 Tingkat Kemiskinan 20,36 Tingkat Pengangguran 2, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

61 2.4.5 Arah Pengembangan Wilayah Pulau Sulawesi Pada tahun 2018, peran wilayah Sulawesi terhadap perekonomian nasional diharapkan terus meningkat dengan fokus pengembangan wilayah pada potensi dan keunggulan wilayah Sulawesi. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan intrawilayah Sulawesi dan dengan wilayah lainnya. Pada tahun 2018, Wilayah Pulau Sulawesi diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya menjadi sebesar 6,34 persen terhadap perekonomian nasional dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 7,83 persen pada tahun Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau yang berpotensi besar baik sebagai penggerak ekonomi, sumber kebudayaan Indonesia, maupun sumber keanekaragaman hayati Indonesia. Sektor pertanian, perikanan, pariwisata, dan pertambangan menjadi keunggulan Pulau Sulawesi.Pengembangan di sektor pertanian diarahkan untuk mewujudkan lumbung pangan padi nasional di bagian selatan Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung nasional di bagian utara Pulau Sulawesi serta pusat perkebunan kakao berbasis bisnis di bagian tengah Pulau Sulawesi. Peningkatan peran di sektor jasa didorong dengan pengembangan kawasan metropolitan serta pengembangan akses dan infrastruktur transportasiuntuk perdagangan ke luar Indonesia.Selain itu, pengembangan Kawasan Pariwisata diharapkan dapat mendorong peningkatan sektor jasa. Sedangkan peningkatan sektor industri pengolahan akan didorong dengan industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kakao dan pengembangan industri barang dari rotan serta pembangunan industri pengolahan logam dasar dan non logam dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

62 Wilayah Sulawesi 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 7,83 Sasaran Tingkat Kemiskinan 9,96 Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 4,00 Jalur Kereta Api Manado-Bitung (Pengadaan Lahan) Jalan Bebas Hambatan Manado-Bitung KI Morowali Kab.Morowali, Sulteng Pelebaran Jalan Pelabuhan Bungku - Kawasan Industri KI Morowali 42 KM Pembangunan Gedung Politeknik Tahap m2 Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi antara Makassar- Parepare Segmen 2 (Barru- Parepare) (SBSN) Pembangunan Bandara Morowali Pariwisata Tana Toraja Sulawesi Selatan KEK Bitung Kab. Bitung, Sulut Flyover akses dari KEK ke Pelabuhan Bitung Pembangunan Waste Water Treatment Plant Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di Sekitar KEK KI Bantaeng Kab.Bantaeng, Sulsel Pembangunan Water Treatment Plant Kawasan Industri Bantaeng Preservasi Jalan Bantaeng - Bulukumba 29 KM Pembangunan Jalan Poros, Jalan Lingkungan dan Gapura Kawasan Industri Bantaeng 30 KM Pariwisata Wakatobi Sulawesi Tenggara Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018 Kawasan Strategis Prioritas RPJMN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

63 Indikator Prov. Gorontalo 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,80 Tingkat Kemiskinan 16,50 Tingkat Pengangguran 2,50 Indikator Prov. Sulawesi Utara 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,45 Tingkat Kemiskinan 7,35 Tingkat Pengangguran 5,50 Indikator Prov. Sulawesi Barat 2018 Pertumbuhan Ekonomi 7,14 Tingkat Kemiskinan 10,60 Tingkat Pengangguran 2,30 Indikator Prov. Sulawesi Tengah 2018 Pertumbuhan Ekonomi 10,79 Tingkat Kemiskinan 12,87 Tingkat Pengangguran 3.00 Indikator Prov. Sulawesi Tenggara 2018 Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Tingkat Kemiskinan 11,69 Tingkat Pengangguran 2.20 Indikator Prov. Sulawesi Selatan 2018 Pertumbuhan Ekonomi 7,56 Tingkat Kemiskinan 8,24 Tingkat Pengangguran 4, Arah Pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan Pada tahun 2018, peran wilayah Kalimantan terhadap perekonomian nasional diharapkan terus meningkat dengan fokus pengembangan wilayah pada potensi dan keunggulan wilayah Kalimantan. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan intrawilayah Kalimantan, khususnya kesenjangan di daerah perbatasan dan dengan wilayah lainnya. Pada tahun 2018, Wilayah Pulau Kalimantan diharapkan memberikan kontribusi sebesar 7,75 persen terhadap perekonomian nasional dengan rata pertumbuhan ekonomi sekitar 3,59 persen di tahun 2018.Pulau Kalimantan memiliki limpahan sumber daya alam yang besar, terutama dalam hal kehutanan dan pertambangan. Disisi lain, pulau yang didominasi kawasan hutan tersebut perlu dijaga kelestariannya terutama sebagai paru-paru Indonesia. Agroforestry menjadi salah satu konsep yang bisa diterapkan selama tidak merusak RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

64 keseimbangan daya dukung lingkungan dan sebagai upaya untuk berproduksi tanpa mengubah tutupan lahan secara drastis. Pengembagan sektor jasa didorong dengan pengembangan kawasan metropolitan. Dalam konteks antrawilayah di pulau Kalimantan, diarahkan untuk mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah termasuk pengembangan jaringan transportasi antarmoda yang terpadu dan efisien untuk menghubungkan kawasan produksi komoditas unggulan menuju bandar udara dan/atau pelabuhan, dan antarkawasan perkotaan, serta membuka keterisolasian wilayah. Pengembangan di sektor industri pengolahan ditopang dengan upaya untuk mewujudkan kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan yang sekaligus dapat mendukung industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi. Beberapa kawasan strategis yang diarahkan menjadi motor penggeraka perekonomian wilayah Kalimantan anatara lain Kawasan Ekonomi Khusus Maloy. Di masa mendatang berbagai upaya reklamasi dan kegiatan pascatambang pada kawasan peruntukan pertambangan sangat diperlukan untuk memulihkan kualitas lingkungan dan ekosistem. Mengingat wilayah Kalimantan yang cukup luas, maka sektor pertanian akan didorong untuk mewujudkan swasembada pangan dan menjadikan wilayah Kalimantan sebagai salah satu lumbung pangan nasional melalui pengembangan sentra pertanian tanaman pangan dan sentra perikanan yang didukung dengan industri pengolahan dan industri jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

65 Wilayah Kalimantan 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 3,59 Sasaran Tingkat Kemiskinan 5,40 Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 5,10 PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN : Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 Pembangunan Jalan Bts. Kec. Siding/Seluas Bts. Kec. Sekayam/Entikong Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Era - Batas Prov. Kaltim Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Pinoh - Ela Hilir - Batas Prov. Kalteng Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Rasau - Sepulau - Batas Kapuas Hulu/Sintang Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Temajok - Badau Pembangunan Pelabuhan Laut Padang Tikar KI. Landak/Ketapang Kab. Landak, Kalbar Pembangunan Jembatan Landak II Pembangunan Bandar Udara Tebelian Pembangunan Jalan Sei Kelik - Siduk Pembangunan Jalan Ruas Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran- Tumbang Samba Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018 KI Jorong Kab. Tanah Laut, Kalsel Pelabuhan Banjarmasin KI Batulicin Kab. Tanah Bumbu, Kalsel Kawasan Strategis Prioritas RPJMN Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan KEK. MBTK Kab. Kutai Timur, Kaltim Pembangunan Pelabuhan CPO Maloy Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan Sangata - SP. Perdau - Muara Lembak - Sangkulirang - Maloy Pembanguan Jalan Akses KEK Maloy Pengembangan Bandara Sangatta Pembangunan PLTU Kaltim, 2x100 MW Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda Pembangunan Jalur KA Balikpapan Samarinda (pembebasan lahan) KETAHANAN PANGAN Pembangunan Bendungan Tapin (Lanjutan) Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai (Lanjutan) Pembangunan Drainase Utama Veteran Kota Banjarmasin Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Banjarbakula Pembangunan Prasarana Air Baku Embung Aji Raden Kota Balikpapan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas Pengendalian Banjir Sungai Kalahien Pengendalian Banjir Sungai Martapura di Kota Banjarmasin Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

66 Indikator Prov. Kalimantan Utara 2018 Pertumbuhan Ekonomi 4,19 Tingkat Kemiskinan 4,81 Tingkat Pengangguran 4,60 Indikator Prov. Kalimantan Barat 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,16 Tingkat Kemiskinan 6,86 Tingkat Pengangguran 2,30 Indikator Prov. Kalimantan Timur 2018 Pertumbuhan Ekonomi 1,62 Tingkat Kemiskinan 5,02 Tingkat Pengangguran 7,20 Indikator Prov. Kalimantan 2018 Tengah Pertumbuhan Ekonomi 7,18 Tingkat Kemiskinan 5,14 Tingkat Pengangguran 2,30 Indikator Prov. Kalimantan 2018 Selatan Pertumbuhan Ekonomi 5,19 Tingkat Kemiskinan 4,22 Tingkat Pengangguran 3, Arah Pengembangan Wilayah Pulau Jawa Pada tahun 2018, peran wilayah Jawa terhadap perekonomian nasional diperkirakan sedikit menurun seiring dengan semakin meningkatnya kontribusi wilayah di luar Jawa terhadap perekonomian nasional, namun perekonomian wilayah Jawatetap tumbuh positif. Pengembangan wilayah Jawa diarahkan pada pengembangan potensi dan keunggulan wilayah Jawa. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan, khususnya kesenjangan antara wilayah utara dan selatan Jawa. Pada tahun 2018, Wilayah Pulau Jawa diperkirakan akan menurun kontribusinya menjadi sebesar 58,59 persen terhadap perekonomian nasional dengan menjaga momentum pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sekitar 5,63 persen selama Sebagai penggerak ekonomi nasional, Pulau Jawa merupakan pusat dari kegiatan Industri nasional serta penghubung antara kegiatan pertanian dengan non pertanian.dari segi pertanian, salah satu potensi terbesar Pulau Jawa adalah kondisi tanahnya yang sangat cocok untuk produksi pangan, terutama padi sehingga diarahkan untuk mewujudkan lumbung pangan nasional yang berkelanjutan.sedangkan dari segi Industri, pulau Jawa telah dilengkapi dengan ketersediaan dan kualitas infrastruktur serta sumberdaya manusia yang yang memadai. Potensi lain yang dimiliki adalah posisinya secara geografis maupun ekonomis sebagai hub perdagangan domestik maupun internasional.strategi 40 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

67 pengembangan Pulau Jawa selain diharapkan mengarah pada pemertahanan lahan pertanian, juga pada peningkatan keterhubungan (linkages) antara kegiatan pertanian, industri (pengolahan maupun kreatif), serta perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan. Sumbangan terhadap peningkatan pertumbuhan sektor jasa didorong melalui pengembangan kawasan megapolitan dan metropolitan yang didukung pemantapan jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi. Peningkatan sektor jasa didorong pula dengan mewujudkan pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata sertaberbagai penyelenggaraan pertemuan, konferensi, dan pameran. Wilayah Jawa 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,63 Sasaran Tingkat Kemiskinan 9,45 Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 5,90 JALUR KA MENUJU PELABUHAN TANJUNG EMAS TOL PEMBANGUNAN JALAN AKSES TOL CIMANGGIS - NAGRAK Pelabuhan Tanjung Priok JALUR KA MENUJU BANDARA KERTAJATI TOL SOLO-KERTOSONO JALUR KA MENUJU PELABUHAN TANJUNG PERAK Bandara Kertajati Pelabuhan Tanjung Emas PEMBANGUNAN JALUR GANDA KA ANTARA MAJA-RANGKAS BITUNG (SBSN) TOL PEMBANGUNAN JALAN TOL CILEUNYI - SUMEDANG - DAWUAN PHASE II DAN III REAKTIVASI JALUR KA MAGELANG YOGYAKARTA JALUR KA MENUJU BANDARA KULONPROGO Pariwisata Borobudur dan sekitranya Kab. Magelang, Jawa Tengah Peningkatan struktur jalan dari Semarang - Magelang Yogyakarta Pembangunan Jalan Lintas Pantai Selatan Jawa (Temon-Bugel-Girijati-Baron-Jepitu-Jerukwudel) Peningkatan kapasitas dan kualitas Bandara Kulon Progo JALUR GANDA KA MADIUN JOMBANG (SBSN) KEDUNGBANTENG-MADIUN (SBSN) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

68 Indikator Prov. DKI Jakarta 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,81 Tingkat Kemiskinan 3,23 Tingkat Pengangguran 5,50 Indikator Prov. Jawa Tengah 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,34 Tingkat Kemiskinan 12,10 Tingkat Pengangguran 3,90 Indikator Prov. Jawa Timur 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,56 Tingkat Kemiskinan 11,06 Tingkat Pengangguran 3,60 Indikator Prov. Banten 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,52 Tingkat Kemiskinan 5,11 Tingkat Pengangguran 8,40 Indikator Prov. DI.Yogyakarta 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,17 Tingkat Kemiskinan 13,63 Tingkat Pengangguran 2,40 Indikator Prov. Jawa Barat 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,75 Tingkat Kemiskinan 8,32 Tingkat Pengangguran 7, Arah Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera Peran wilayah Sumatera pada tahun 2018 terhadap perekonomian nasional diharapkan meningkat. Pengembangan wilayah Sumatera diarahkan pada pengembangan potensi dan keunggulan wilayah. Pengembangan infrastruktur dalam RKP 2018 diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan, khususnya kesenjangan antara wilayah barat dan timur Sumatera. Pada tahun 2018, Wilayah Pulau Sumatera kontribusinya diperkirakan sebesar 22,12 persen terhadap perekonomian nasional dengan menjaga momentum pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sekitar 5,35 persen selama tahun Pulau Sumatera mempunyai potensi besar pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan/ kelautan. Pengembangan sentra perkebunan atau pertanian dengan konsep agrobisnis dapat menjadi satu potensi ekonomi untuk dikembangkan antara lain pengembangan sentra perkebunan agrobisnis kelapa sawit, karet, kopi,dan tembakau. Di sisi lain, wilayah Sumatera jugua diarahkan untuk sebagai salah satu wilayah untuk mewujudkan swasembada pangan dan lumbung pangan nasional. Dari sisi peningkatan sektor industri pengolahan, posisi geografis wilayah Sumatera yang strategis sebagai pintu utama perdangan internasional, diarahkan untuk mewujudkan pusat industri yang berdaya saing antara lain industri kimia dasar, industri pangan, industri 42 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

69 elektronika dan industri kapal. Sedangkan pengembangan sektor jasa di wilayah Sumatera didukung oleh pengembangan kawasan metropolitan sebagai pusat-pusat serta pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Kelayang. Peningkatan sektor jasa juga ditopang dengan perwujudan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah. Wilayah Sumatera 2018 Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,35 Sasaran Tingkat Kemiskinan 10,25 Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka 4,80 KPBPB Sabang KEK & KI SEI MANGKEI Kab. Simalungun, Sumut Beberapa Rencana Proyek K/L Pembangunan rumah susun Pembangunan Jalan Poros dan Jalan Lingkungan 3,5 km dan 6,5 km Cakupan Geoid teliti sebagai referensi tinggi bagi peta dasar skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK dan KI Pariwisata Danau Toba Kab. Samosir, Sumut Beberapa Rencana Proyek K/L Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi- Pematang Siantar Preservasi dan Pelebaran Jalan Panguruan - Ambarita - Tomok - Onan Rungu KSPN Danau Toba Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele - Panguruan - Nainggolan - Onan Rungu KSPN Danau Toba Bandar Udara Sibisa (Parapat) KSPN Danau Toba Jalan Bebas Hambatan Medan Kuala Namu KPBPB Batam, Bintan, Karimun KEK TANJUNG API-API Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan KEK TANJUNG KELAYANG Kab. Belitung, P. Bangka Belitung Beberapa Rencana Proyek K/L Pengembangan Bandara Udara Hanandjoeddin Pembangunan Waduk Gunung Tajam (400 liter/detik) Pelebaran Jalan Nasional Tanjung Pandan Tanjung Tinggi Penyediaan Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

70 Indikator Aceh 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,61 Tingkat Kemiskinan 15,86 Tingkat Pengangguran 7,00 Indikator Prov. Kep. Riau 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,79 Tingkat Kemiskinan 5,26 Tingkat Pengangguran 6,45 Indikator Prov. Sumatera Utara 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,82 Tingkat Kemiskinan 9,18 Tingkat Pengangguran 5,30 Indikator Prov. Sumatera 2018 Barat Pertumbuhan Ekonomi 5,60 Tingkat Kemiskinan 6,03 Tingkat Pengangguran 4,40 Indikator Prov. Riau 2018 Pertumbuhan Ekonomi 3,07 Tingkat Kemiskinan 7,40 Tingkat Pengangguran 6,30 Indikator Prov. Jambi 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,65 Tingkat Kemiskinan 7,57 Tingkat Pengangguran 2,70 Indikator Prov. Bengkulu 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,83 Tingkat Kemiskinan 16,75 Tingkat Pengangguran 3,00 Indikator Prov. Sumatera Selatan 2018 Pertumbuhan Ekonomi 5,54 Tingkat Kemiskinan 12,81 Tingkat Pengangguran 3,70 Indikator Prov. Kep.Bangka 2018 Belitung Pertumbuhan Ekonomi 5,30 Tingkat Kemiskinan 4,42 Tingkat Pengangguran 2,10 Indikator Prov. Lampung 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6,55 Tingkat Kemiskinan 12,84 Tingkat Pengangguran 4, Pendanaan Pembangunan Kerangka pendanaan merupakan salah satu bagian dari rencana tindak pencapaian sasaran prioritas pembangunan berdasarkan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kerangka pendanaan pada RKP tahun 2018 tetap difokuskan pada peningkatan kualitas belanja publik dengan tetap memperhatikan pendanaan untuk rencana pencapaian prioritas nasional. Kebijakan pendanaan tetap diarahkan untuk memperkuat money follow program sebagaimana telah diimplentasikan pada RKP tahun Untuk RKP tahun 2018 dilakukan perkuatan pada aspek pengendalian program. Dalam kerangka pengendalian tersebut, perencanaan dan penganggaran 10 prioritas pembangunan nasional dilakukan hingga tingkat proyek prioritas di tiap Kementerian/Lembaga dengan keluaran dan lokasi yang jelas RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

71 Perencanaan dan pendanaan proyek prioritas tersebut disertai dengan langkah pengintegrasian kebijakan antar sektor. Sebagai contoh pengembangan kawasan wisata Danau Toba mencakup integrasi proyek prioritas pembangunan jalan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU dan Pera), proyek prioritas peningkatan Akademi Pariwisata di daerah Sumatra Utara, proyek pembangunan bandar udara di Kementerian Perhubungan dan proyek prioritas lain. Terakhir adalah integrasi sumber pendanaan tersebut juga mencakup integrasi APBN (belanja K/L, Non K/L dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa) dan sumber-sumber pendanaan lainnya di luar APBN. Dengan demikian, kerangka pendanaan yang disusun diarahkan secara terpadu baik antar instansi, antar tingkatan pemerintah maupun antara pemerintah dan masyarakat dengan didukung oleh kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa dibagi dalam 4 komponen, yaitu: (1) Dana Transfer Umum yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU); (2)Dana Transfer Khusus yang terdiri atas Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non Fisik ; (3) Dana Insentif Daerah; (4) Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta; dan (5) Dana Desa. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

72 GAMBAR 2.20 STRUKTUR DANA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2018 Pajak Dana BagiHasil SDA Dana Perimbangan DAK Reguler Transfer ke Daerah Dana Insentif Daerah Dana AlokasiUmum DAK Fisik DAK Penugasan DAK Afirmasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa DAK Non Fisik Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan D.I.Yogyakarta Dana Desa Sumber: Kedeputian Bidang Pengembangan Regional Bappenas, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

73 TABEL 2.9 ARAH KEBIJAKAN DANA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2018 No. Jenis Dana Transfer ke Daerah Definisi dan Arah Kebijakan 1 Dana Perimbangan 1.1 Dana Transfer Umum Dana Transfer Umum merupakan transfer ke daerah yang bersifat block grant, yaitu penggunaannya sepenuhnya menjadi kewenangan daerah. Pemerintah Daerah memiliki diskresi untuk menggunakan Dana Transfer Umum sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara mempercepat pembangunan dan difokuskan untuk meningkatkan sarana/prasarana dan kualitas layanan publik Dana Bagi Hasil (DBH) DBH merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan angka persentase tertentu, untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH dibagi menjadi dua jenis yaitu DBH Pajak dan Sumber Daya Alam (SDA). DBHdialokasikan untuk mengatasi ketimpangan fiskal vertikal, dengan fokus alokasi kepada daerah penghasil yang dilakukan dengan arah kebijakan: (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) Meningkatkan transparansi danakuntabilitas pengelolaan DBH; Menetapkan alokasi DBH tepat waktu dan tepat jumlah sesuai dengan rencana penerimaan berdasarkan potensi daerah penghasil; Menyempurnakan sistem penganggaran dan pelaksanaan atas PNBP yang dibagihasilkan ke daerah; Memperbaiki pola penyaluran dengan mempertimbangkan manajemen kas negara dan kas daerah; Memperkuat sistem pengendalian, monitoring, dan evaluasi atas penggunaan DBH yang penggunaannya sudah ditentukan; Mempercepat penyelesaian kurang bayar DBH dalam hal masih terdapat kurang bayar; Membagi penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10 persen secara merata kepada seluruh kabupaten/kota; Menambah cakupan DBH PBB, selain PBB sektor pertambangan, perkebunan, dan perhutanan, juga termasuk sektor lainnya, yaitu PBB perikanan dan PBB atas kabel bawah laut; Memperluas penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang semula berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai hanya dapat digunakan untuk mendanai lima kegiatan, yaitu: (a) peningkatan kualitas bahan baku; (b) pembinaan industri; (c) pembinaan lingkungan sosial; (d) sosialisasi ketentuan di bidang cukai; dan/atau (e) pemberantasan barang kena cukai ilegal, diubah menjadi dapat juga digunakan untuk mendanai kegiatan yang lain sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah (block grant) dengan porsi maksimal 50 persen dari besarnya alokasi DBH CHT per daerah; Mengalokasikan DBH SDA Kehutanan yang berasal dari Dana Reboisasi dari semula ke kabupaten/kota penghasil menjadi ke provinsi penghasil, sejalan dengan pengalihan kewenangan di bidang kehutanan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; Mendorong peningkatan optimalisasi dan efektivitas penggunaan DBH SDA, khususnya DBH SDA Kehutanan-Dana Reboisasi yang menjadi kewenangan provinsi dan sisa DBH SDA DR-Dana Reboisasi yang menjadi kewenangan kabupaten/kota; (xii) Menegaskan sifat DBH SDA sebagai dana block grant dengan menghilangkan earmarked 0,5 persen dari DBH SDA Minyak dan Gas Bumi untuk bidang pendidikan; RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

74 No. Jenis Dana Transfer ke Daerah Definisi dan Arah Kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) DAU merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Adapun arah kebijakan DAU: (i) (ii) (iii) (iv) (v) Mendorong penajaman pemanfaatan DAU melalui rasionalisasi belanja pegawai di Daerah; Mendorong efektivitas DAU dalam pemenuhan pelayanan dasar (SPM); Menyempurnakan formulasi perhitungan PDN Neto dan kebutuhan fiskal daerah (IKK sebagai faktor pengali) dalam perhitungan alokasi DAU; Memperhitungkan dampak pengalihan pendidikan SMA/SMK dan urusan lainnya dari kabupaten/kota ke provinsi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, terhadap peningkatan beban kebutuhan belanja pegawai APBD provinsi, melalui perubahan bobot Alokasi Dasar dan/atau proporsi pembagian DAU provinsi dan kabupaten/kota; Memberikan afirmasi kepada daerah kepulauan, tertinggal, dan perbatasan. 1.2 Dana Transfer Khusus Dana Transfer Khusus merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakanurusandaerah (sesuai dengan pembagian urusan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah) dan sesuaidenganprioritasnasional (bersifat specific grant) Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 1. Jenis dan bidang DAK Fisik disempurnakan sesuai dengan prinsip money follow program, berbasis proposal, serta sinkronisasi DAK dengan belanja K/L; dan 2. Penguatan peran Provinsi dalam sinkronisasi usulan DAK Fisik. a DAK Reguler 1. Membantu mendanai kegiatan untuk penyediaan pelayanan dasar sesuai UU 23/ 2014 dengan target pemenuhan Standar Pelayanan Minimal dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan; 2. Membiayai kegiatan untuk bidang: (i) Pendidikan; (ii) Kesehatan dan KB; (iii) Air Minum; (iv) Sanitasi; (v) Perumahan dan Permukiman; (vi) Pasar; (vii) Industri Kecil dan Menengah (IKM); (viii) Pertanian; (ix) Kelautan dan Perikanan; (x) Pariwisata; dan (xi) Jalan. b DAK Afirmasi 1. Membantumempercepat pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar pada Lokasi Prioritas yang termasuk kategori daerah perbatasan, kepulauan, tertinggal, dan transmigrasi (Area/Spatial Based); 2. Bidang yang akan dibiayai oleh DAK Afirmasi pada tahun 2018 adalah: (i) Kesehatan (Puskesmas); (ii) Perumahan dan Permukiman; (iii) Transportasi; (iv) Pendidikan; (v) Air Minum; (vi) Sanitasi; (vii) Pertanian. c DAK Penugasan 3. Mendukung pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2018 yang menjadi kewenangan Daerah, lingkup kegiatan spesifik serta lokasi prioritas tertentu; 4. Bidang yang dibiayai oleh DAK Penugasan adalah: (i) Pendidikan (SMK); (ii) Kesehatan (RS Rujukan dan Pratama); (iii) Air Minum; (iv) Sanitasi; (v) Jalan; (vi) Irigasi; dan (vii) Pasar; (viii) Energi Skala Kecil; dan (ix) Lingkungan Hidup dan Kehutanan DAK Non Fisik 1. Merupakan dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dana ini merupakan perubahan nomenklatur dari dana transfer lainnya di tahun 2015 dan dana-dana hasil pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang menjadi kewenangan daerah; 2. Akan meningkatkan kualitas DAK Non Fisik melalui penerapan performance based& pemantauan penggunaan; 3. Jenis DAK Non Fisik adalah: (i) Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (ii) Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD); (iii) Bantuan Operasional Kesehatan dan Keluarga Berencana (BOK 48 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

75 No. Jenis Dana Transfer ke Daerah Definisi dan Arah Kebijakan dan BOKB); (iv) Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD; (v) Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru PNSD; (vi) Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (P2UKM); (vii) Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan; dan (viii) Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus. 2 Dana Insentif Daerah (DID) 3 Dana Otonomi Khusus (Dana Otsus) dan Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta Dana Insentif Daerah (DID) bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaan keuangan dan kesehatan fiskal daerah, pelayanan dasar publik, serta perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan dengan arah kebijakan: (i) Menyederhanakan dan menajamkankriteria pengalokasian DID; (ii) Menilai kinerja melalui pengelompokan/ klastering berdasarkan antara lain : Kinerja tata kelola keuangan daerah; Kinerja pelayanan publik; Kinerja pengentasan kemiskinan. Dana Otonomi Khusus yang diberikan kepada Provinsi Papua, Papua Barat, dan Aceh ditujukan untuk mendanai bidang kesehatan dan pendidikan (Dana Otsus Papua dan Papua Barat), infrastruktur (Dana Tambahan Otsus Infrastruktur Papua dan Papua Barat), serta pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan (Dana Otsus Aceh) dengan arah kebijakan: (i) Meningkatkan kualitas perencanaan Dana Otsus Papua, Papua Barat, dan Aceh dalam pencapaian target pembangunan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang; (ii) Mendorong peningkatan pengelolaan dan optimalisasi pemanfaatan Dana Otsus sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (iii) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pemeriksaan secara menyeluruhsesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan (iv) Mendorong pelaporan atas pelaksanaan kegiatan oleh Pemerintah Daerah secara akuntabel dan transparan. Sedangkan arah kebijakan untuk Dana Keistimewaan D.I.Y adalah: (i) Meningkatkan kualitas perencanaan dan ketepatan penggunaan Dana Keistimewaan DIY; (ii) Meningkatkan pemantauan dan evaluasi dalam rangka mendukung efektivitas penyelenggaraan keistimewaan DIY; dan (iii) Mendorong percepatan pelaporan atas pelaksanaan kegiatan oleh pemerintah daerah. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

76 No. Jenis Dana Transfer ke Daerah Definisi dan Arah Kebijakan 4 Dana Desa 1. Dana Desa merupakan alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa ditentukan sepuluh persen dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap yang pengalokasiannya berdasarkan jumlah Desa dan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan Desa. 2. Dana Desa ditranfer melalui APBD kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer ke APB Desa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterima di RKUD. 3. Penggunaan Dana Desa ditujukan untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah, serta meningkatkan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Untuk mewujudkan hal tersebut, arah kebijakan Dana Desa adalah: (i) (ii) (iii) (iv) (v) Mengalokasikan Dana Desa yang mencerminkan keberpihakan (afirmasi) terhadap masyarakat desa-desa tertinggal termasuk di daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan; Meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Desa dengan antara lain: a. Memperbaiki pelaksanaan penyaluran; b. Menciptakan pelaporan pertanggungjawaban Keuangan Desa termasuk Dana Desa yang terintegrasi dan tidak menyulitkan. c. MenyediakanSistem Informasi Pelaporan dan Pengendalian Dana Desa yang terpadu, mudah diakses dan dilaksanakan; Meningkatkan kapasitas perangkat desa melalui pelatihan dan pendampingan desa guna meningkatkan efektifitas pengelolaan dan penggunaan Dana Desa; Meningkatkan kinerjapendampingandesadalammendorongpenggunaan Dana Desa yang efektif; Meningkatkan penggunaan Dana Desa yang berfokus pada program dankegiatandengan dayaungkittinggidanberdampaklangsungterhadap: a. Perbaikanpelayanandasarpublik di desa yang lebihberkualitas; b. Pengentasankemiskinan di desa; c. Peningkatankesejahteraanmasyarakatdesa RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

77 BAB 3 TEMA DAN SASARAN PEMBANGUNAN 3.1 RPJMN dan Nawacita Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun merupakan penjabaran dari Visi Misi Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla yang secara garis besar memuat: VISI PEMBANGUNAN NASIONAL : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis berlandaskan negara hukum 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

78 GAMBAR PROGRAM PRIORITAS NAWACITA 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial 1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh Warga Negara 2. Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9 Program Prioritas Nawacita 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 5. Meningkatkan kualitas hidup masnusia dan masyarakat Indonesia 3.2 Tema Pembangunan RKP Tahun 2015 yang disusun oleh Kabinet Indonesia Bersatu II dengan tema Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan dan kemudian direvisi melalui Perpres Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan RKP 2015, dengan fokus pembangunan pada infrastruktur. RKP Tahun 2016 sebagai penjabaran tahun kedua dari RPJMN disusun dengan tema Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan RKP Tahun 2017 disusun dengan tema Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah. Selanjutnya, RKP Tahun 2018 disusun dengan tema: Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan 3-2 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

79 3.3 Strategi Pembangunan Strategi pembangunan dirumuskan dalam: (1) Norma pokok pembangunan Kabinet Kerja; (2) Prioritas pembangunan yang dibagi ke dalam 3 (tiga) dimensi pembangunan dan kondisi perlu; dan (3) Penekanan (fokus) tahunan yang tercermin dalam tema pembangunan. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar berikut: RKP Tahun 2015 yang disusun oleh Kabinet Indonesia Bersatu II dengan tema Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan dan kemudian direvisi melalui Perpres Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan RKP 2015, dengan fokus pembangunan pada infrastruktur. RKP Tahun2016 sebagai penjabaran tahun kedua dari RPJMN disusun dengan tema Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan RKP Tahun 2017 disusun dengan tema Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah. Selanjutnya, RKP Tahun 2018 disusun dengan tema: Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

80 3.4 Pendekatan Penyusunan RKP Tahun 2018 Amanat konstitusi menegaskan bahwa anggaran negara dan daerah adalah instrumen untuk mencapai tujuan nasional dan tujuan daerah. Untuk itu politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh tujuan atau manfaat yang akan dicapai (policydriven), dan bukan semata-mata dikendalikan oleh ketersediaan anggaran (budget-driven) atau karena tugas fungsi organisasi (tusi). Teknis perencanaan dan anggaran dimaksudkan untuk memastikan tujuan pembangunan dapat dicapai dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya (Pemerintah dan swasta); dan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan keadilan. Dalam penyusunan RKP 2018 pendekatan perencanaan yang digunakan adalah: Tematik-Holistik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional dirancang koordinasi berbagai kementerian atau lembaga yang terkait. Sebagai contoh untuk mencapai Kedaulatan Pangan diperlukan koordinasi antara Kementerian Pertanian, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Agraria dan Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perdagangan, serta Pemerintah Daerah. Integratif: Kegiatan pembangunan direncanakan secara terintegrasi. Sebagai contoh, dalam hal pencapaian Kedaulatan Pangan tidak bisa hanya dengan peningkatan produktivitas lahan yang tersedia tetapi juga dengan upaya menghentikan konversi lahan produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian organik, pengendalian harga dan impor pangan (kombinasi berbagai program/kegiatan). Spasial: Kegiatan pembangunan yang direncanakan harus menunjukkan lokasi. Sebagai contoh, dalam hal pembangunan sawah baru, lokas harus didukung dengan irigasi dan terintegrasi dengan jalan, gudang, pasar yang ada maupun yang direncanakan. Dengan memperhatikan pada: 1. Perkuatan perencanaan dan penganggaran untuk RKP Pengendalian perencanaan. 3. Perkuatan perencanaan berbasis kewilayahan. 4. Perkuatan integrasi sumber pendanaan. 3.5 Sasaran Pembangunan Sasaran Pembangunan tahun 2018 adalah sebagai berikut: TABEL 3.1 SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2018 Indikator Ekonomi Skenario 2018 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,1 (5,4 6,1) Pengangguran (%)(Realisasi & Penyesuaian Target) 5,3-5,5 3-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

81 Indikator Ekonomi Skenario 2018 Angka Kemiskinan (%)(Realisasi & Penyesuaian Target) 9,0-10,0 Gini Ratio (indeks)(realisasi & Penyesuaian Target) 0,38 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMAS) Inflasi (%): average 3,5 1 Nilai Tukar (USD/IDR): average ICP (USD/Barrel) 55 Lifting Minyak (ribu barrel/hari) 830 Lifting Gas (BOE/hari) Selanjutnya, sasaran pembangunan dan arah kebijakan sektoral akan disajikan dalam masing-masing prioritas pembangunan yang terkait. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

82

83 BAB 4 PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 4.1 Pendidikan Pembangunan pendidikan memiliki peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kompetensi dan keahlian yang berdaya saing, serta memiliki karakter dan budi pekerti yang unggul. Pembangunan pendidikan diselenggarakan untuk menjamin tersedianya akses pendidikan yang merata dan meningkatnya kualitas, relevansi serta daya saing pendidikan. Pemenuhan akses layanan pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan cakupan penduduk untuk dapat menyelesaikan pendidikan sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta dapat menurunkan kesenjangan tingkat pendidikan antarkelompok masyarakat, antarwilayah, dan antarjenis kelamin. Peningkatan layanan pendidikan berkualitas akan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, keahlian yang sesuai dan dapat mendorong pembangunan nasional secara menyeluruh. Belum optimalnya layanan pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang dapat diserap pasar kerja merupakan tantangan dalam pendidikan. Peran pendidikan dalam mendorong pembangunan ekonomi, serta penanggulangan kemiskinan perlu menjadi perhatian. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan vokasi. Dalam meningkatkan kebekerjaan, pendidikan vokasi diharapkan menjadi upaya percepatan untuk mengasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan keahlian yang lebih siap masuk pasar kerja, termasuk melakukan rintisan usaha secara mandiri/wirausaha. Pendidikan dan pelatihan vokasi yang berkualitas juga diharapkan menghasilkan lulusan dengan kemampuan adaptasi yang cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar kerja. Sementara itu, peningkatan kualitas guru merupakan upaya mendesak yang perlu segera mendapatkan penanganan untuk mendorong perbaikan kualitas pembelajaran. Penguatan kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional guru ditujukan untuk mendudukan kembali peran guru sebagai fasilitator yang akan mendukung berjalannya proses pembelajaran yang lebih efektif, aktif dan berkualitas. Upaya peningkatan kualitas guru juga mencakup pengelolaan, penempatan, distribusi, dan redistribusi yang didasarkan pada pemetaan kebutuhan komprehensif, dan sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah Arah Kebijakan Dan Sasaran Umum Sasaran Umum TABEL 4.1 SASARAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Sasaran 2014 (Baseline) Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun 8,2 tahun 8,3 tahun 8,5 tahun 8,6 tahun 8,7 Tahun 8,8 tahun RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

84 Sasaran 2. Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 3. Prodi perguruan tinggi berakreditasi minimal B 2014 (Baseline) 94,1% (2013) 50,4% (2013) ,8% 95,1% 95,4% 95,8% 96,1 % 55,9% 58,8% 61,8% 64,8% 68,4 % 4. Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 81,6% 84,2% 5. Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 77,9% 81,0% 6. Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 82,8% 84,6% 7. Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B 48,2% 53,8% 56,6% 59,4% 62,2% 65,0% 8. Prodi vokasi berakreditasi minimal B n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 9. Persentase lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi memiliki sertifikasi kompetensi n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 10. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,85 (2012) 0,86 0,87 0,88 0,89 0, Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,53 (2012) 0,58 0,58 0,59 0,59 0, Rasio APK PT antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,07 (2012) 0,29 0,36 0,42 0,48 0, Persentase guru berkualifikasi minimal S1/D-IV* n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 14. Persentase guru memiliki kompetensi profesional (subject knowledge dan paedagogical knowledge)* n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 2-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

85 Sasaran 2014 (Baseline) Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) ** (2012) - Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara) n.a. n.a. 427; 50 n.a. - Sains (Ranking 64 dari 65 Negara) n.a. n.a. 438; 50 n.a. - Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara) n.a. n.a. 446; 45 n.a. Keterangan: *) akan ditetapkan kemudian setelah kelompok guru sasaran kualifikasi dan sertifikasi disepakati dan ditetapkan **) Programme for International Student Assessment (PISA) dilakukan 3 tahun sekali 16. Meningkatnya integritas lingkungan pendidikan -SD-PT- (tidak mencontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikat palsu, plagiarisme); 17. Terlaksananya pendidikan menyenangkan dan bebas intimidasi dan kekerasan (bullying free environment); 18. Tersedianya kurikulum dan proses pembelajaran yang progresif sesuai kebutuhan zaman; dan 19. Tersedianya Pendidikan Agama dan etika yang menumbuhkan akhlak mulia. Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja, antara lain dengan: a. pengembangan pendidikan vokasi yang mendukung pembangunan prioritas nasional yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, pengembangan dunia usaha dan pariwisata, kemaritiman, pengembangan daerah 3T, dan percepatan pembangunan Papua; b. pengembangan model pendidikan vokasi yang didorong oleh upaya kerjasama dengan dunia usaha/industri; c. pengembangan program studi/program keahlian/paket keahlian pendidikan vokasi berbasis kepada proyeksi kebutuhan lulusan pendidikan vokasi; d. penyelesaian penyusunan kurikulum paket keahlian pendidikan vokasi berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia); e. peningkatan kualitas satuan dan peningkatan kualitas penilaian kompetensi lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi; f. peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dan kecakapan kerja; g. peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran dan praktek kerja pendidikan vokasi; dan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

86 h. pemenuhan ketersediaan, kualitas, kompetensi dan profesionalisme pendidik vokasi. 2. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan guru yang merata, antara lain dengan: a. peningkatan kualitas calon guru melalui revitalisasi LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), dan penjaringan mahasiswa LPTK yang selektif; b. peningkatan efektifitas pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menghasilkan guru-guru berkualitas; c. peningkatan profesionalisme guru yang mencakup kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan yang efektif; d. peningkatan pengelolaan, penempatan, dan pendistribusian guru berdasarkan pemetaan komprehensif mengenai kebutuhan dan ketersediaan guru; dan e. peningkatan kualitas sistem penilaian kinerja guru sebagai acuan untuk pembinaandan peningkatan kompetensi guru. 3. Mempercepat pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun dengan meningkatkan pemerataan akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas, meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan penanganan anak tidak sekolah, dan memberikan peluang lebih besar kepada anak dari keluarga kurang mampu, anak berkebutuhan khusus dan anak di daerah pascakonflik, daerah bencana, dan daerah 3T(tertinggal, terluar, terdepan); 4. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan tinggi berkualitas, dan meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi; 5. Meningkatkan kapasitas pendidikan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pusat pengembangan inovasi dalam mendorong pembangunan; 6. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat; dan 7. Meningkatkan kualitas pendidikan karakter dan budi pekerti, pendidikan kewargaan, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan Program Prioritas Pembangunan pendidikan diselenggarakan untuk semua jenjang pendidikan, dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, baik formal dan nonformal, serta pendidikan masyarakat, pendidikan karakter dan budi pekerti, serta pendidikan kewargaan, pendidikan agama dan keagamaan. Untuk meningkatkan akses, kualitas, relevansi dan daya saing pendidikan, aspek utama yang dibangun antara lain mencakup penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan berkualitas, peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan, pengembangan pembelajaran berkualitas, penyediaan bantuan pendidikan yang efektif, pemenuhan sarpras pendidikan berkualitas, penguatan kelembagaan pendidikan tinggi, dan peningkatan kapasitas iptek, inovasi, dan daya saing pendidikan tinggi. 4-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

87 Pada tahun 2018, pembangunan pendidikan diprioritaskan pada Program Prioritas Pendidikan Vokasi, dan Program Prioritas Peningkatan Kualitas Guru. Peningkatan kualitas pendidikan vokasi untuk mendorong peningkatan kebekerjaan difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat mendekatkan kompetensi, keahlian, dan keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri/swasta dan pengembangan prioritas nasional. Sedangkan, peningkatan kualitas guru didorong melalui perbaikan sistem rekruitmen guru, pendidikan, pelatihan/pembinaan kompetensi, penilaian guru, serta penempatan guru secara merata. GAMBAR 4.1 PENAJAMAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN PADA TAHUN 2018 Peningkatan Relevansi Pendidikan Penyediaan Guru dan Dosen yang Berkualitas dan Penempatan yang Merata Peningkatan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Peningkatan Relevansi Pendidikan Penyediaan Guru dan Dosen yang Berkualitas dan Penempatan yang Merata Peningkatan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Peningkatan Kapasitas Iptek, Inovasi, dan Daya Saing Perguruan Tinggi Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Pengembanga n Pembelajaran yang Berkualitas Peningkatan Kapasitas Iptek, Inovasi, dan Daya Saing Perguruan Tinggi Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Pengembanga n Pembelajaran yang Berkualitas Penguatan Kelembagaan Perguruan Tinggi Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Karakter Penguatan Kelembagaan Perguruan Tinggi Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Karakter Peningkatan Ketersediaan Sarana dan Prasarana yang Berkualitas Penyediaan Bantuan Pendidikan yang Efektif Peningkatan Ketersediaan Sarana dan Prasarana yang Berkualitas Penyediaan Bantuan Pendidikan yang Efektif Pendidikan Vokasi PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN PRIORITAS NASIONAL Peningkatan Kualitas Guru RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

88 4.1.3 Kegiatan Prioritas 1. Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Pendidikan Vokasi Untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, terdapat 5 (lima) Kegiatan Prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu: (1) Penguatan Kemitraan dengan Dunia Usaha/Industri; (2) Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Vokasi; (3) Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dan Kecakapan Kerja; (4) Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan Vokasi yang Berkualitas, dan (5) Peningkatan Kualitas Pendidik Vokasi. GAMBAR 4.2 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN VOKASI KP.1 Penguatan Kemitraan dengan Dunia Usaha/Dunia Industri KP.5 Peningkatan Kualitas Pendidik Vokasi KP.4 Pemenuhan Sarpras Pendidikan Vokasi yang Berkualitas PENINGKATAN KUALITAS DAN RELEVANSI PENDIDIKAN VOKASI PROGRAM PRIORITAS 1 KP.3 Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dan Kecakapan Kerja KP.2 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Vokasi TABEL 4.2 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN VOKASI No. Kegiatan Prioritas Sasaran Penguatan Kemitraan dengan Dunia Usaha/Dunia Industri Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Vokasi 200 satuan pendidikan vokasi yang bekerjasama dengan DU/DI 24 kurikulum paket keahlian/bidang keahlian/prodi vokasi yang dikembangkan berbasis SKKNI satuan pendidikan diakreditasi xx prodi vokasi diakreditasi 800 lulusan vokasi mengikuti sertifikasi kompetensi 6-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

89 No. Kegiatan Prioritas Sasaran Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dan Kecakapan Kerja Pemenuhan Sarpras Pendidikan Vokasi yang Berkualitas Peningkatan Kualitas Pendidik Vokasi orang mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan kecakapan kerja xx lulusan pendidikan vokasi xx satuan pendidikan vokasi dilakukan penguatan sarana dan prasarananya 275 satuan pendidikan vokasi baru 300 guru vokasi memenuhi standar kualifikasi sesuai ketentuan guru vokasi tersertifikasi guru mengikuti program keahlian ganda 2. Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Peningkatan Kualitas Guru Untuk menjamin penyediaan guru yang berkualitas dan penempatan yang merata, terdapat 4 (empat) Kegiatan Prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu: (1) Revitalisasi LPTK; (2) Peningkatan Profesionalisme Guru; (3) Pengelolaan dan Distribusi Guru; dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Guru. GAMBAR 4.3 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU KP.1 Revitalisasi LPTK KP.4 Peningkatan Kesejahteraan Guru Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Penempatan yang Merata KP.2 Peningkatan Profesionalisme Guru PROGRAM PRIORITAS 2 KP.3 Pengelolaan dan Distribusi Guru RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

90 TABEL 4.3 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU No. Kegiatan Prioritas Sasaran 1. Revitalisasi LPTK xx LPTK yang memenuhi persyaratan xx prodi LPTK yang memenuhi persyaratan 2. Peningkatan Profesionalisme Guru guru yang ditingkatkan kompetensinya guru yang disertifikasi guru yang ditingkatkan kualifikasi S1/DIV guru yang berkinerja baik guru yang mengikuti KKG/MGMP (kelompok kerja guru/musyawarah guru mata pelajaran) 3. Pengelolaan dan Distribusi Guru 34 kab/kota yang menyusun perencanaan kebutuhan dan penataan guru mata pelajaran umum 500 Sarjana Mengajar di daerah 3T Guru Garis Depan yang ditempatkan di daerah 3T 4. Peningkatan Kesejahteraan Guru guru yang mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG) guru yang mendapatkan tunjangan khusus guru yang mendapatkan tunjangan fungsional guru yang mendapatkan insentif penghargaan dan perlindungan 8-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

91 4.1.4 Proyek Prioritas Nasional 1. Proyek Prioritas pada Program Prioritas Pendidikan Vokasi Penguatan Kemitraan dengan Dunia Usaha/Dunia Industri PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN VOKASI Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Vokasi Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dan Kecakapan Kerja Pemenuhan Sarpras Pendidikan Vokasi yang Berkualitas Peningkatan Kualitas Pendidik Vokasi Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Penguatan Pengembangan Model Kerjasama Satuan Pendidikan dengan Industri/Swasta Proyek Peningkatan Pemagangan dan Praktek Kerja Kerjasama dengan Industri/Swasta Proyek Pengembangan Sistem Insentif/Regulasi untuk Mendorong Peran Industri/Swasta dalam Pendidikan Vokasi Proyek Pengembangan Karir Lulusan Pendidikan Vokasi Proyek Penyelarasan Kurikulum Pendidikan Vokasi Proyek Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan Vokasi Proyek Peningkatan Penilaian Kompetensi Lulusan Pendidikan Vokasi Proyek Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dan Kecakapan Kerja Proyek Peningkatan Prasarana Pembelajaran dan Praktek Kerja Pendidikan Vokasi Proyek Peningkatan Kualitas Sarana Pembelajaran dan Praktek Kerja Pendidikan Vokasi Proyek Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Pendidik Vokasi 2. Proyek Prioritas pada Program Prioritas Peningkatan Kualitas Guru PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Revitalisasi LPTK Peningkatan Profesionalisme Guru Pengelolaan dan Distribusi Guru Peningkatan Kesejahteraan Guru Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Peningkatan Kapasitas LPTK Proyek Peningkatan Kompetensi Guru Proyek Pemetaan Kebutuhan dan Pemerataan Distribusi Guru Proyek Penyediaan Tunjangan Guru Proyek Penilaian Kinerja Guru Proyek Pemenuhan Guru di daerah 3T Proyek Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan Guru Proyek Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Proyek Sertifikasi Guru RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

92 10-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek K/L Dan Sebaran Lokasi No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Proyek Pengembangan Karir Lulusan Pendidikan Vokasi Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir yang melakukan kemitraan Penyusunan Tracer Study (Sekolah Vokasi Kominfo) SMK yang Melaksanakan Layanan Bursa Kerja Khusus (BKK) Provinsi Di Yogyakarta Anggaran (Rp. Juta) 1 dokumen 400 Pusat 0 Dokumen 0 Pusat 42 Sekolah SMK yang Memasarkan Tamatan Pusat 42 Sekolah Proyek pengembangan sistem insentif/regulasi untuk mendorong peran industri/swasta dalam pendidikan vokasi Inisiasi perumusan kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah dengan industri/swasta dalam pengembangan pendidikan vokasi Koordinasi kebijakan bidang ketenagakerjaan dalam rangka penyusunan Inpres tentang Peta Jalan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Pembukaan Prodi Khusus Blok Masela Pengelolaan/ pengembangan PTN Baru dan Akademi Komunitas Instansi Pelaksana Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Kementerian Komunikasi Dan Informatika Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat 6 kab/kota 3000 Kementerian Dalam Negeri Pusat 100 Persen 2000 Pusat Pusat 10 program studi 72 pendidikan tinggi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

93 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Pengembangan Pendidikan Polteknik dan Akademi Komunitas Industri di Kawasan Industri Pengembangan SMK Kelautan Pendukung Kemaritiman Pengembangan SMK Pertanian Pendukung Ketahanan Pangan Pengembangan SMK yang Melaksanakan Teaching Factory/Technopark Pengembangan Teaching Industry Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Pusat 1 Politeknik Kementerian Perindustrian Pusat 70 Lokasi Pusat 160 Sekolah Pusat 220 Sekolah Provinsi DKI Jakarta 30 Teaching Industry dan produk inovasi Penyelenggaraan Kerjasama SMK dengan Industri Pusat 60 Sekolah Promosi penanaman modal sektor pendidikan vokasi SMK yang Melaksanakan Penyelarasan Program Keahlian (Dual System) 4 Tahun Promosi penanaman modal sektor pendidikan vokasi Proyek Peningkatan Pemagangan dan Praktek Kerja Kerjasama dengan Industri/Swasta Mahasiswa dari perguruan tinggi negeri yang melakukan kemitraan Pusat 2 kegiatan 1500 Pusat 480 Sekolah Pusat 2 kegiatan 1500 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Koordinasi Penanaman Modal Pusat 2200 Orang Kementerian Pertanian Pemagangan siswa SMK Pusat 200 Siswa 2508 Peserta didik kursus dan pelatihan mengikuti magang pada dunia usaha dan industri (DUDI) Pusat 1000 Orang 2000 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

94 12-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Proyek Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan Vokasi Akreditasi lembaga kursus dan pelatihan Pusat Lembaga Anggaran (Rp. Juta) Akreditasi SMK/MAK Pusat Sekolah Proyek Peningkatan Penilaian Kompetensi Lulusan Pendidikan Vokasi Pembentukan atau pengembangan Tempat Uji Kompetensi (TUK)/ Lembaga Sertifikasi Kompetensi Pusat 800 Sekolah Peningkatan sertifikasi lulusan SMK Pusat 1500 Siswa SMK yang Menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1/P2 Proyek Penyelarasan Kurikulum Pendidikan Vokasi Kurikulum Berbasis Kompetensi program kursus dan pelatihan Pusat 800 sekolah Pusat 4 Sekolah 800 Peningkatan sertifikasi lulusan SMK Pusat 1500 Siswa SMK yang Menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1/P2 Pusat 800 sekolah Instansi Pelaksana Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Diklat transportasi darat dan perkeretaapian untuk masyarakat Pusat 6992 orang Kementerian Perhubungan Diklat transportasi laut untuk masyarakat Pusat Orang Kementerian Perhubungan

95 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Diklat transportasi udara untuk masyarakat Pusat 7075 Orang Kementerian Perhubungan Jumlah siswa yang mengikuti pendidikan menengah pertanian di SMK-PP Madrasah yang Melaksanakan Program Keterampilan/Kejuruan Pusat Orang Kementerian Pertanian Pusat 26 lembaga Kementerian Agama Pelatihan masyarakat desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi Pelatihan vocational bagi SDM KUMKM di 23 Provinsi Pendidikan kecakapan kerja untuk angkatan kerja muda Pendidikan ketrampilan kewirausahaan/ berwirausaha untuk angkatan kerja muda Pendirian Politeknik dan Prodi Khusus untuk Kebutuhan Industri Pengelolaan/Pengembangan PTN baru dan Akademi Komunitas Pusat 0 Orang 0 Pusat 2350 Orang Pusat Orang Pusat orang 150 Pusat 12 Politeknik Pusat 72 Perguruan Tinggi Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Pusat Orang Peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan vokasi Penumbuhan wirausahawan muda pertanian dalam rangka regenerasi petani (kelompok) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pemuda Dan Olah Raga Pusat 5 kab/kota 1500 Kementerian Pertanian Pusat 500 kab/kota Kementerian Pertanian

96 14-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Penyelenggaraan Diklat Bidang Tambang Bawah Tanah Penyelenggaraan pendidikan tenaga nuklir Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Energi dan Mineral Penyelenggaraan pendidikan vokasi kelautan dan perikanan Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Siswa yang mendapatkan Beasiswa Kewirausahaan Proyek Peningkatan Kualitas Sarana Pembelajaran dan Praktek Kerja Pendidikan Vokasi Pemenuhan Fasilitas Pendidikan Iptek Nuklir Pengembangan KHDTK sebagai sarana pembelajaran kediklatan Proyek Pengembangan KHDTK sebagai sarana pembelajaran kediklatan Anggaran (Rp. Juta) Pusat 2 lokasi Provinsi Di Yogyakarta 420 Mahasiswa 3800 Kab. Cepu 800 Mahasiswa Pusat 7943 Orang Pusat 450 Orang Pusat 5765 orang Provinsi Di Yogyakarta 1 laporan Pusat 2 Unit 5874 Pusat Sekolah yang Mendapatkan Alat Produksi Utama Pusat 60 Sekolah Sekolah yang Mendapatkan Peralatan Pendidikan Pusat 3672 Sekolah Instansi Pelaksana Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Kementerian Kelautan Dan Perikanan Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

97 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Proyek Peningkatan Prasarana Pembelajaran dan Praktek Kerja Pendidikan Vokasi Pembangunan kampus baru Akademi Perkeretaapian Madiun Kab. Madiun Anggaran (Rp. Juta) Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMK Pusat 126 Unit Penyelesaian Pembangunan Kampus Terpadu (Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP)) Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Ruang Belajar SMK yang direhabilitasi Pusat 3309 Ruang Ruang Kelas Baru (RKB) SMK yang dibangun Pusat 3749 Sekolah Ruang Perpustakaan SMK yang dibangun Pusat 500 Ruang Ruang Praktik Siswa/ Keterampilan SMK yang dibangun SMK-PP yang terpenuhi sarana dan prasarananya (unit) Instansi Pelaksana Lulusan Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Lulusan Kementerian Perhubungan Pusat 5299 Sekolah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat 3 Unit 6000 Kementerian Pertanian STPP yang terpenuhi sarana dan prasarananya Pusat 7 Unit Kementerian Pertanian Proyek Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Guru dan Dosen Pendidikan Vokasi Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Bangunan dan Listrik Pusat 1222 Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

98 16-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Mesin dan Teknik Industri Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Otomotif dan Elektronika Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Pariwisata Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Pertanian Guru yang Mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Seni dan Budaya Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (Bangunan dan Listrik) Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (Bisnis dan Pariwisata) Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (keluatan, perikanan, teknologi informasi dan komunikasi) Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (Mesin dan Teknik Industri) Anggaran (Rp. Juta) Pusat 6906 Orang Pusat 4693 Orang Pusat Orang Pusat Orang Pusat 3425 Orang Pusat Orang Pusat 2000 orang Pusat 2467 orang Pusat 1771 Orang Pusat 2015 Orang Instansi Pelaksana Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

99 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (Otomotif dan Elektronika) Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (Pertanian) Penguatan Guru Mapel Adaptif yang memiliki keterampilan sebagai Guru Mapel Produktif (Seni dan Budaya) Peningkatan kualitas guru dan dosen pendidikan vokasi Anggaran (Rp. Juta) Pusat 2506 orang Pusat 3086 Orang Pusat 1155 Orang Instansi Pelaksana Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat 390 Orang 6630 Kementerian Pertanian Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya TABEL 4.4 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KUALITAS GURU PRIORITAS NASIONAL PENDIDIKAN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 1 Proyek Peningkatan Kapasitas LPTK Proyek Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan LPTK Pusat 7 Lembaga 7000 Kementerian Agama Revitalisasi LPTK Pusat 75 LPTK Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi

100 18-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 2 Proyek Penilaian Kinerja Guru Penilaian Angka Kredit Guru dan Tenaga Kependidikan pada Madrasah Pusat 2000 Orang 2000 Kementerian Agama Penilaian Kinerja Guru Dikdas Pusat Orang Penilaian Kinerja Guru Dikmen Pusat orang Penilaian Kinerja Guru PAUD Pusat Orang Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Pusat 7548 Orang Penilaian Kinerja Pengawas Pusat 1320 Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 4 Proyek Peningkatan Kompetensi Guru Bantuan Pemberdayaan IGRA/KKG/MGMP/Pokjawas Madrasah Bantuan Pemberdayaan KKG/MGMP/Pokjawas Pendidikan Agama Islam Pusat 1404 Orang Kementerian Agama Pusat 250 orang 7500 Kementerian Agama Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas yang Mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Dikdas yang Mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pusat 4008 Orang Pusat 1600 orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

101 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Guru Dikmen yang Mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pusat 1178 orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Guru PAI yang Meningkat Kompetensinya Pusat 6010 Orang Kementerian Agama Guru Pendidikan Agama Katolik (GPAK) Tingkat Dasar dan Menengah yang Meningkat Kompetensinya Guru SDTK, SMPTK, dan SMTK yang memperoleh peningkatan Kompetensi/Pembinaan Kepala SDTK, SMPTK, dan SMTK yang memperoleh Peningkatan Kompetensi/Pembinaan Pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Agama dan Keagamaan Buddha 34 Provinsi 7000 Lokasi Kementerian Agama Pusat orang Kementerian Agama Pusat 255 Orang Kementerian Agama Pusat 3174 Orang 9582 Kementerian Agama Pendidik yang Terbina Kemahiran Berbahasa Indonesia melalui Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Provinsi DKI Jakarta 2500 Orang 4011 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Guru Madrasah Pusat 5000 Orang Kementerian Agama Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di luar negeri Provinsi DKI Jakarta 220 orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Pengawas Pendidikan Agama Katolik yang Meningkat Kompetensinya Pengawas SDTK, SMPTK, dan SMTK yang memperoleh Peningkatan Kompetensi/Pembinaan Pusat 150 Orang 1650 Kementerian Agama Pusat 390 orang Kementerian Agama

102 20-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran umum (Dikdas) Pusat 4420 kelompok Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran umum (Dikmen) Pusat 3040 Kelompok Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran umum (PAUD) Pusat 2296 Kelompok Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran umum pada SDTK, SMPTK, SMTK Penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Bimas Katolik Penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Mapel Agama Hindu Pusat 1602 orang Kementerian Agama 34 Provinsi 153 Lokasi 4090 Kementerian Agama Pusat 120 Orang 2778 Kementerian Agama Penguatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/ Musyarawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Pusat 2192 kelompok Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan Kompetensi Guru Agama Buddha PNS Pusat 2231 Orang 5689 Kementerian Agama Peningkatan Kompetensi Guru Instruktur Nasional pada RA, MI, MTs, MA Pusat 1500 Orang 7500 Kementerian Agama Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (Bahasa) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

103 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (IPA) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (Matematika) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Bimbingan Konseling) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan kompetensi guru pada bidang mata pelajaran umum (Tematik) Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Peningkatan Kompetensi Laboran dan Pustakawan Master Pusat 500 Orang 2500 Kementerian Agama Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (pengawas) Pusat Orang Pusat 8916 Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Pengembangan Pendidikan Karakter Pusat 1 kebijakan 900 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) Tenaga Kependidikan pada Sekolah Keagamaan Katolik yang Meningkat Kompetensinya Pusat 330 Orang 4750 Kementerian Agama

104 22-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Tenaga Pendidik Keagamaan Katolik Tingkat Dasar dan Menengah yang Mengikuti Kompetensi Pusat 340 Orang 3300 Kementerian Agama 5 Proyek Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Bantuan Kualifikasi S1 Ustadz pada Pend. Diniyah Formal Pusat 200 Orang 1200 Kementerian Agama Bantuan peningkatan kualifikasi S1 bagi guru dikdas (on-going) Bantuan peningkatan kualifikasi S1 bagi guru dikmen (on-going) Bantuan peningkatan kualifikasi S1 bagi guru PAUD (on-going) Pusat Orang Pusat 1061 orang Pusat 2824 Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Bantuan peningkatan kualifikasi S1 bagi guru pendidikan agama hindu (on-going) Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah yang memperoleh Bantuan Peningkatan Kualifikasi S1/D4 Pusat 100 orang 3060 Kementerian Agama Pusat 20 orang 6000 Kementerian Agama Guru/pengawas Madrasah penerima beasiswa S2 Pusat 200 Orang 8000 Kementerian Agama 6 Proyek Sertifikasi Guru Beasiswa SM3T/PPG/PPGT bagi guru Pusat Mahasiswa Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi GPAI yang Mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pusat 1000 orang 4000 Kementerian Agama Guru Madrasah dan RA yang tersertifikasi (PLPG) Pusat Orang Kementerian Agama

105 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Guru SDTK, SMPTK dan SMTK yang mengikuti Program PLPG Pusat 500 orang Kementerian Agama Sertifikasi guru Dikdas Pusat Orang Sertifikasi guru Dikmen Pusat Orang Sertifikasi guru TK Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 7 Proyek Pemenuhan Guru di daerah 3T Penempatan Guru Garis Depan (GGD) Pusat 3500 Orang Penempatan Sarjana Mengajar di daerah 3T Pusat 500 Orang Proyek Pemetaan Kebutuhan dan Pemerataan Distribusi Guru Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Perencanaan kebutuhan dan Penataan Guru Produktif (Dikdas) Perencanaan kebutuhan dan Penataan Guru Produktif (Dikmen) Perencanaan kebutuhan dan Penataan Guru Produktif (Paud dan Dikmas) Perencanaan kebutuhan dan Penataan Guru Produktif (Tenaga Kependidikan) Pusat 34 kab/kota Pusat 34 Kab/Kota Pusat 34 kab/kota Pusat 34 Dokumen Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

106 24-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 9 Proyek Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan Guru Guru dan Pengawas PAI Berprestasi Penerima Penghargaan Pusat 200 orang 2200 Kementerian Agama Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan bagi Guru (Dikdas) Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan bagi Guru (Dikmen) Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan bagi Guru (PAUD dan Dikmas) Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan bagi Tenaga Kependidikan (Kepala Sekolah) Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan bagi Tenaga Kependidikan (Pengawas) Penyediaan Penghargaan dan Perlindungan bagi Tenaga Kependidikan Lainnya 10 Proyek Penyediaan Tunjangan Guru Pusat 2953 orang Pusat 2297 orang Pusat 2625 orang Pusat 1484 orang Pusat 1156 Orang Pusat 641 orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS pada Bimas Buddha Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS pada Bimas Katolik Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS pada Bimas Kristen Pusat 1800 Orang 6480 Kementerian Agama Pusat 798 Orang 2394 Kementerian Agama Pusat 4251 Orang Kementerian Agama

107 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Dasar Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Menengah Pusat Orang Pusat Orang Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru Pendidikan Agama Hindu Non PNS pada Bimas Hindu Penyediaan Tunjangan Fungsional Guru/Ustadz Pendidikan Keagamaan Islam Non PNS Penyediaan Tunjangan Khusus Guru Madrasah Non PNS Penyediaan Tunjangan Khusus Guru Non PNS pada Bimas Kristen Pusat 1200 Orang 4438 Kementerian Agama Pusat Orang Kementerian Agama Pusat 4500 Orang Kementerian Agama Pusat 107 Orang Kementerian Agama Penyediaan Tunjangan Khusus Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Penyediaan Tunjangan Khusus Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Dasar Penyediaan Tunjangan Khusus Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Menengah Pusat 1190 Orang Pusat Orang Pusat 3454 orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Madrasah Non PNS Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Non PNS pada Bimas Buddha Pusat Orang Kementerian Agama Pusat 230 Orang 6753 Kementerian Agama

108 26-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Non PNS pada Bimas Katolik Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Non PNS pada Bimas Kristen Pusat 1171 Orang Kementerian Agama Pusat 3442 Orang Kementerian Agama Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Dasar Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Menengah Pusat Orang Pusat orang Pusat Orang Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Penyediaan Tunjangan Profesi Guru PAI Non PNS Pusat Guru Kementerian Agama Penyediaan Tunjangan Profesi Guru Pendidikan Agama Hindu Non PNS pada Bimas Hindu Tenaga Pendidik dan Kependidikan Agama dan Keagamaan Buddha daerah khusus (3T ) yang mendapatkan Tunjangan Khusus Pusat 220 orang 6250 Kementerian Agama Pusat 20 Orang 600 Kementerian Agama Tunjangan Fungsional Guru Madrasah Non PNS Pusat Guru Kementerian Agama Tunjangan Profesi dan Kehormatan Pusat Dosen Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi

109 4.2 Kesehatan Arah Kebijakan Dan Sasaran Umum Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya status kesehatan ibu dan anak, membaiknya status gizi masyarakat, menurunanya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular, meningkatnya perlindungan finansial, dan meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan tahun 2018 diarahkan pada prioritas yaitu 1) peningkatan kesehatan ibu dan anak, 2) pencegahan dan pengendalian penyakit, dan 3) penguatan promotif dan preventif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Sasaran Indikator TABEL 4.5 SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2014 Baseline 1. Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak, dan Gizi Masyarakat a. Persalinan di fasilitas kesehatan (%) b. Kunjungan Antenatal (K4) (%) c. Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (%) d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak bawah dua tahun (Baduta) (%) e. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) per perempuan usia reproduksi tahun f. Angka Prevalensi Pemakaian Konstrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) suatu cara (all method) (%) 70,4 (2013) 70,4 (2013) 71,3 (2013) 32,9 (2013) 2,6 (SDKI 2012) 61,9 (SDKI 2012) 2. Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Prevalensi HIV (%) b. Prevalensi Tuberkulosis per penduduk c. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria d. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta e. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis 0,46 (2014) 297 (2013) Sasaran Akhir RPJMN ,0 77,0 81,0 82,0 85,0 72,0 74,0 76,0 78,0 80,0 75,0 78,0 81,0 85,0 90,0 31,3 30,5 29,6 28,8 28,0 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 65,2 65,4 65,6 65,8 66,0 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 280,0 271,0 262,0 254,0 245, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

110 Indikator f. Jumlah kabupaten/kota yang dilakukan intervensi eliminasi schistosomiasis g. Prevalensi merokok pada usia 18 tahun (%) h. Prevalensi tekanan darah tinggi (%) i. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (%) 2014 Baseline Sasaran Akhir RPJMN ,2 (2013) 25,8 (2013) 15,4 (2013) 3. Meningkatnya Perlindungan Finansial a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (%) 51,8 (Okt, 2014) 6,9 6,4 5,9 5,6 5,4 25,0 24,6 24,2 23,8 23,4 15,4 15,4 15,4 15,4 15, ,0 b. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta) 86,4 88,2 92,4 92,4 96,0 107,2 4. Meningkatnya Perlindungan Finansial, Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Obat serta Sumber Daya Kesehatan a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu puskesmas yang tersertifikasi akreditasi b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki 1 RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional (Kab/Kota) c. Persentase Kab/Kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi (%) d. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan (Unit) e. Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis f. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas g. Persentase obat yang memenuhi syarat h. Persentase makanan yang memenuhi syarat 10 (2014) 71,2 (2013) (2013) , , (2014) 87,6 (2013) 92 92, , ,1 88,6 89,1 89,6 90,1 5. Meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 28-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

111 Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan kesehatan, mencakup : 1. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, melalui: a. akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) untuk mendukung penurunan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan; b. mempercepat perbaikan gizi masyarakat khususnya penurunan stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif yang didukung oleh bukti yang kuat; 2. Memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, melalui: a. meningkatkan pengendalian penyakit menular (HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit tropis terabaikan/neglected tropical diseases); b. meningkatkan pencegahan, deteksi dini, dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular; c. meningkatkan cakupan dan pemerataan imunisasi dasar lengkap. 3. Mempercepat pelaksanaan upaya promotif dan preventif dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, melalui: a. memperkuat kerjasama lintas sektor dalam intervensi determinan sosial di luar sektor kesehatan; b. meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat; c. meningkatkan lingkungan sehat. 4. Meningkatkan perluasan kepesertaan dan pengelolaan sistem pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); 5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas; 6. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan terutama di daerah tertinggal dan daerah perbatasan; 7. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan, serta memperkuat pengawasan obat dan makanan termasuk penguatan regulasi dan kelembagaan Program Prioritas Program Prioritas Pada tahun 2018, pembangunan kesehatan diprioritaskan pada tiga program prioritas, mencakup: 1) peningkatan kesehatan ibu dan anak, 2) pencegahan dan pengendalian penyakit, 3) penguatan promotif dan preventif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

112 GAMBAR 4.4 PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN Penguatan Promotif dan Preventik Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Peningkatan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kegiatan Prioritas 1. Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, terdapat tiga kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu: 1) peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, 2) peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan 3) perbaikan kualitas gizi ibu dan anak. GAMBAR 4.5 PROGRAM PRIORITAS: PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Peningkatan Kualitas Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak Perbaikan Kualitas gizi ibu dan Anak 30-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

113 TABEL 4.6 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS: PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak a. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak b. Perbaikan kualitas gizi Ibu dan Anak puskesmas yang bekerjasama dengan UTD dan RS dalam pelayanan darah untuk menurunkan AKI Sample Registration Survey (SRS) kematian dan penyebab kematian spesifik (1 riset) 71.1% dari total jumlah faskes yang bekerjasama dengan SJSN Kesehatan) memperoleh sarana layanan KB Pemenuhan alat dan obat kontrasepsi bagi 54,5 % dari jumlah PUS yang menjadi peserta BPJS 80 persen ibu hamil kurang energi kronis (KEK) yang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 85 persen balita kurus yang mendapatkan PMT c. Peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak Pengawasan pangan fortifikasi nasional Pelatihan pengasuhan anak di 14 provinsi 10 persen keluarga yang memiliki bayi bawah dua tahun (baduta) terpapar 1000 hari pertama kehidupan puskesmas yang siap diakreditasi 10 RS pengampu yang memenuhi jejaring pelayanan telemedicine 147 RS yang siap diakreditasi 150 tim penugasan tenaga kesehatan secara team based (Nusantara Sehat) Penyediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan 34 Provinsi 3 RS vertikal di Kawasan Indonesia Timur Pembentukan Balai POM di 40 Kab/Kota 550 pelayanan publik bidang kesehatan daerah melalui penerapan PPK- BLUD pada SKPD atau unit kerja penyedia layanan kesehatan di daerah 2. Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Untuk meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit, terdapat tiga kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu: 1) pencegahan dan pengendalian penyakit menular, 2) pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, 3) surveilans, imunisasi, penyakit dan karantina kesehatan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

114 GAMBAR 4.6 PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Surveilans, Imunisasi, Penyakit dan Karantina Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular TABEL 4.7 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Pencegahan dan Pengendalian Penyakit a. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular unitsarana dan prasaranapenanggulangan TB unitsarana prasarana pengendalian HIV-AIDS 725 orang dengan HIV/AIDS yang direhabilitasi sosial 240 orang yang difasilitasi PUG/PPRG dalam pencegahan dan pengendalian TB dan HIV/AIDS 20 kab/kotadengan eliminasi malaria 70 kab/kota dengan intensifikasi penemuan kasus kusta Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis di 125 Kab/Kota 20 unitsarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian schistosomiasis 300 ha restorasi ekosistem untuk pengendalian penyebaran keong di TN Lore Lindu 32-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

115 Program/Kegiatan Prioritas b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) c. Surveilans, Imunisasi, Penyakit dan Karantina Kesehatan Sasaran paketsarana dan prasarana Posbindu PTM paketsarana dan prasarana Pandu PTM Deteksi dini faktor risiko PTM di 514 kab/kota alat pengendali mutu vaksin Penguatan 30 Pos Kesehatan Desa 3. Kegiatan Prioritas pada Penguatan Promotif dan Preventif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat GAMBAR 4.7 PROGRAM PRIORITAS: PENGUATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT Peningkatan Lingkungan Sehat Penguatan Preventif Promotif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Peningkatan Konsumsi Pangan Sehat Peningkatan pemahaman Hidup Sehat TABEL 4.8 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS: PENGUATAN PREVENTIF PROMOTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Penguatan Preventif Promotif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (kumulatif) 45 persen penyehatan air melalui pengawasan sarana air minum a. Lingkungan Sehat Pengawasan pasar sehat di pasar Penghapusan penggunaan merkuri di 3 lokasi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

116 Program/Kegiatan Prioritas b. Konsumsi Pangan Sehat Sasaran 26 persen penyehatan pangan melalui pengawasan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat 100 desa pangan aman sekolah yang diintervensi keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) 25 industri dengan penerapan dan pembinaan keamanan pangan melalui CPPOB pada industri makanan, hasil laut dan perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) di 34 Provinsi 100 kabupaten/kota yang melaksanakan minimal 5 tema kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat c. Peningkatan Pemahaman Hidup Sehat 126 komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dan Makanan aman Penggerakan masyarakat sebagai implementasi kampanye germas di 100 kab/kota sarana/prasarana standardisasi dan infrastruktur olahraga Proyek Prioritas Nasional 1. Proyek Prioritas Nasional pada Program Prioritas Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak Perbaikan kualitas gizi ibu dan anak Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Pemenuhan JKN/KIS Penyediaan fasilitas kesehatan yang berkualitas Penurunan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Penurunan stunting Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan Penyediaan dan peningkatan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan 34-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

117 2. Proyek Prioritas Nasional pada Program Prioritas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Pencegahan dan pengendalian penyakit menular Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular Surveilans, imunisasi, penyakit dan karantina kesehatan Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Pencegahan dan pengendalian TB dan HIV/AIDS Pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular Peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap Pengendalian malaria Pengendalian penyakit tropis terabaikan/ Neglected Tropical Diseases (NTD) 3. Proyek Prioritas pada Program Prioritas Penguatan Preventif Promotif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PREVENTIF PROMOTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Peningkatan lingkungan sehat Peningkatan konsumsi pangan sehat Peningkatan pemahaman hidup sehat Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Peningkatan kualitaslingkungan hidup sehat Peningkatan konsumsi pangan sehat Kampanye hidup sehat RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

118 36 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek K/L Dan Sebaran Lokasi TABEL 4.9 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Penurunan Kematian Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Peningkatan puskesmas yang bekerjasama dengan UTD dan RS dalam pelayanan darah untuk menurunkan AKI Riset Sample Registration Survey (SRS) kematian dan penyebab kematian spesifik Pemenuhan sarana pelayanan KB (penyediaan sarana pelayanan KB) Pengelolaan permintaan dan pemenuhan kebutuhan alokon di faskes 34 Provinsi puskesmas Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana 6.036,7 Kementerian Kesehatan 34 Provinsi 1 Penelitian ,0 Kementerian Kesehatan Pusat dan 34 Provinsi Pusat dan 34 Provinsi 71.1% (dari total jumlah faskes yang bekerjasama dengan SJSN) Kesehatan) 54,5 % (dari jumlah PUS yang menjadi peserta BPJS) ,7 BKKBN ,2 BKKBN Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Penguatan Pemahaman Masyarakat tentang Program KKBPK Pusat dan 34 Provinsi 40 media (26 media promosi KIE dan 14 media lini bawah) ,7 BKKBN

119 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Peningkatan advokasi program KKBPK bagi stakeholder dan mitra kerja Peningkatan keterlibatan laki-laki dalam penurunan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Pemenuhan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Penguatan secondary prevention pelayanan kesehatan dalam JKN Penyediaan sarana fasilitas kesehatan yang berkualitas Pendirian RS vertikal di Kawasan Indonesia Timur Pemenuhan jejaring pelayanan telemedicine Pusat dan 34 Provinsi 9 provinsi (Jabar, Jateng, DIY, Kalbar, Bali, NTB, NTT, Bengkulu, Kepri) 90 persen dari 36 pimpinan K/L; 85 persen dari 34 gubernur; 70 persen dari 514 Bupati/ Walikota Anggaran (Rp. Juta) ,0 9 Provinsi 1.000,0 Instansi Pelaksana BKKBN Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Pusat 2 dokumen 2.000,0 Kementerian Kesehatan 3 Provinsi (Maluku, NTT, Papua) 34 Provinsi 3 RS ,3 Kementerian Kesehatan 10 RS Pengampu ,6 Kementerian Kesehatan Integrasi rekam medis 34 Provinsi 15 RS 2.412,6 Kementerian Kesehatan Penyiapan puskesmas yang siap diakreditasi (Kecamatan) 34 Provinsi ,3 Kementerian Kesehatan Penyiapan RS yang siap diakreditasi (Kabupaten) 34 Provinsi ,0 Kementerian Kesehatan Peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan daerah melalui penerapan PPK-BLUD pada SKPD atau unit kerja penyedia layanan kesehatan di daerah 34 Provinsi 550 unit kerja/skpd 1.590,0 Kementerian Dalam Negeri Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

120 38 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Pemenuhan Tenaga kesehatan 5 Penugasan tenaga kesehatan secara team based (Nusantara Sehat) minimal 5 orang Wajib Kerja Sarjana (WKS) bagi lulusan dokter spesialis Bantuan pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PDGS) Bantuan biaya pendidikan bagi tenaga kesehatan yang belum D3 Penyediaan dan peningkatan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan 28 Provinsi dan 91 Kab/Kota 150 tim (800 orang) Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana ,0 Kementerian Kesehatan 150 RS di 34 Provinsi orang ,3 Kementerian Kesehatan 34 Provinsi orang ,5 Kementerian Kesehatan 34 Provinsi orang ,0 Kementerian Kesehatan Penyediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan 34 Propinsi 34 Propinsi ,1 Kementerian Kesehatan Sampling produk alat kesehatan dan PKRT Pembentukan Balai POM di Kabupaten/Kota Sampel obat yang diuji dengan parameter kritis Cakupan pengawasan sarana distribusi obat dan makanan Alat laboratorium yang diadakan 34 Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan 33 provinsi (Kecuali Kaltara) 33 provinsi (Kecuali Kaltara) 33 provinsi (Kecuali Kaltara) 2000 sampel produk 40 Kab/Kota , sampel , sarana , alat , ,4 Kementerian Kesehatan Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

121 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Sertifikasi layak edar alat kesehatan produksi dalam negeri Pengkajian dan penerapan teknologi farmasi dan medika 6 Penurunan Stunting Penyediaan Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil kurang energi kronis (KEK) Penyediaan makanan tambahan (PMT) bagi balita kurus (balita kurus) Pelacakan dan konfirmasi kasus gizi Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) Pengawasan pangan fortifikasi nasional Pusat Kota Tangerang Selatan 34 Provinsi/ 514 Kab/Kota 34 Provinsi/ 514 Kab/Kota 34 Provinsi/ 514 Kab/Kota 34 Provinsi/ 514 Kab/Kota 33 provinsi (Kecuali Kaltara) 1 Laboratorium Anggaran (Rp. Juta) 0,0 Instansi Pelaksana Badan Standardisasi Nasional 2 pilot plant 8.000,0 BPPT 80% ibu Hamil KEK 85% balita kurus ,2 Kementerian Kesehatan ,7 Kementerian Kesehatan 100% ,0 Kementerian Kesehatan 514 Kab/Kota ,0 Kementerian Kesehatan ,0 Pelatihan Pengasuhan Anak 14 Provinsi 14 Provinsi 2.800,0 Peningkatan promosi pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan Pusat dan 34 Provinsi 10% dari total keluarga yang memiliki baduta terpapar 1000 hari pertama kehidupan Badan Pengawas Obat dan Makanan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak ,9 BKKBN Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

122 40 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 TABEL 4.10 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Pencegahan dan Pengendalian TB dan HIV/AIDS Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan TB Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana 34 Provinsi unit ,0 Kementerian Kesehatan Pengadaan sarana prasarana pengendalian HIV-AIDS 34 Provinsi unit ,5 Kementerian Kesehatan Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV/AIDS 34 Provinsi 725 orang 8.171,0 Kementerian Sosial Fasilitasi PUG/PPRG dalam pencegahan dan pengendalian TB dan HIV/AIDS Promosi Bersama Lindungi Anak melalui "Kilau Generasi Bebas HIV/AIDS 2 Pengendalian Malaria Penyediaan sarana dan prasarana/ logistik pencegahan dan pengendalian Malaria Assesment Eliminasi Malaria (Eliminasi kabupaten/kota & Eliminasi Provinsi) 3 Pengendalian Penyakit Tropis Terabaikan/ Neglected Tropical Diseases 9 Provinsi 240 orang 1.000,0 6 Provinsi 1 kegiatan 3.000,0 Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Pusat dan 34 Provinsi 8 jenis ,0 Kementerian Kesehatan 20 Kab/Kota 20 Kab/Kota 1.000,0 Kementerian Kesehatan Intensifikasi penemuan kasus kusta 91 Kab/Kota 91 Kab/Kota ,4 Kementerian Kesehatan Sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian filariasis dan kecacingan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis 176 Kab/Kota RDT ,0 Kementerian Kesehatan 279 Kab/Kota 125 Kab/Kota ,0 Kementerian Kesehatan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

123 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Penyediaan sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian schistosomiasis Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Kab Sigi dan Kab Poso 20 unit ,1 Kementerian Kesehatan Pengamanan Kawasan TN Lore Lindu Kab Sigi dan Kab Poso ,18 ha 5.000,0 Penerapan intervensi metode agroengineering di daerah buffer TN Lore Lindu Restorasi ekosistem untuk pengendalian penyebaran keong di TN Lore Lindu 4 Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Kabupaten Poso 500 ha ,0 Kabupaten Poso 300 ha ,0 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sarana dan prasarana Posbindu PTM Pusat paket Kementerian Kesehatan Deteksi dini faktor risiko PTM 34 Provinsi 514 Kab/Kota Kementerian Kesehatan Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Posbindu PTM Pusat 2 paket 7.000,0 Kementerian Kesehatan Sarana Prasarana dalam implementasi KTR Pusat 600 unit 2.100,0 Kementerian Kesehatan 5 Peningkatan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Penyediaan alat pengendali mutu vaksin 32 Provinsi unit ,5 Kementerian Kesehatan Penguatan kelembagaan Posyandu dalam pengelolaan pelayanan sosial dasar Pusat unit ,0 Kementerian Dalam Negeri Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

124 42 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 TABEL 4.11 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PREVENTIF PROMOTIF GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT No Proyek Prioritas Nasional/ Proyek K/L Lokasi Target Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Sehat Penyehatan sanitasi melalui pendekatan STBM 34 Provinsi, 514 kab/kota Penyehatan Air Melalui Pengawasan Sarana Air Minum Anggaran (Rp. Juta) ,9 Instansi Pelaksana Kementerian Kesehatan 34 Provinsi, 514 kab/kota 45% 5.947,9 Kementerian Kesehatan Pengawasan pasar sehat 34 Provinsi, 514 kab/kota ,0 Kementerian Kesehatan Penghapusan penggunaan merkuri 3 lokasi (Pacitan Jawa Timur, Banyumas Jawa Tengah, Buru Maluku (preventif) Paboyo Sulawesi Tengah, Gunung Pulau Buru Maluku, Sekotong NTB) 3 lokasi ,0 Fasilitasi pelatihan daur ulang sampah 34 Provinsi ,0 Kampanye hidup sehat melalui pengelolaan sampah untuk peningkatan produktivitas perempuan 5 Provinsi (Jatim, Kalsel, Sulsel, Papua, dan Riau) orang 2.000,0 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Penyelenggaraan rumah ibadah bersih dan sehat lokasi lokasi ,0 Kementerian Agama 2 Peningkatan Konsumsi Pangan Sehat Penyehatan pangan melalui pengawasan tempat 34 Provinsi, 514 kab/kota 26% 6.908,2 Kementerian Kesehatan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat Desa pangan aman 31 Provinsi (kecuali Kaltara, Maluku Utara, Sulawesi Barat) 100 desa ,0 Badan Pengawas Obat dan Makanan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

125 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/ Proyek K/L Lokasi Target 2018 Sekolah yang diintervensi keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) Penerapan dan Pembinaan Keamanan Pangan melalui CPPOB pada Industri Makanan, hasil Laut dan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) 10 propinsi (Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan) Anggaran (Rp. Juta) sekolah ,0 Instansi Pelaksana Badan Pengawas Obat dan Makanan 34 Provinsi 25 industri 1.500,0 Kementerian Perindustrian 34 Provinsi 34 Provinsi ,0 Pengkajian dan penerapan teknologi Agroindustri Kota Tangerang Selatan 1 prototype 500,0 3 Kampanye Hidup Sehat Kementerian Kelautan Dan Perikanan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) Penyebarluasan Informasi 5 tema germas melalui ,0 34 Provinsi 100 Kab/Kota Kementerian Kesehatan berbagai media di daerah Penggerakan masyarakat sebagai implementasi 100 Kab/Kota 100 Kab/Kota ,0 Kementerian Kesehatan kampanye germas Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat Badan Pengawas Obat dan 122 KIE 126 KIE ,0 dan Makanan aman Makanan ,5 Kementerian Pemuda dan Pengembangan Olahraga Pendidikan 34 Provinsi orang Olahraga Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Kementerian Pemuda dan 5 Provinsi orang ,0 Khusus Olahraga Kementerian Pemuda dan Pengembangan Olahraga Rekreasi 4 Provinsi orang ,0 Olahraga Peningkatan Standardisasi dan Infrastruktur Kementerian Pemuda dan 34 Provinsi ,6 Olahraga sarana/prasarana Olahraga Penyusunan Regulasi Kebijakan Cukai Hasil Pusat 1 regulasi 400,0 Kementerian Keuangan Tembakau Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

126 4.3 Pembangunan Perumahan dan Permukiman Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Rencana Kerja Pembangunan Pemerintah tahun 2018 untuk prioritas nasional pembangunan perumahan dan permukiman dikembangkan sejalan dengan arah kebijakan, sasaran dan target RPJMN , yaitu: 1. Meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian layak, aman, dan terjangkau melalui penciptaan iklim kondusif dalam penyediaan perumahan, penyediaan hunian baru, fasilitasi peningkatan kualitas hunian, serta fasilitasi pembiayaan perumahan. 2. Meningkatkan kualitas dan penyediaan infrastruktur dasar permukiman melalui perencanaan dan penataan kawasan permukiman. 3. Peningkatan akses air minum dan sanitasi yang layak melalui sinergi pembangunan infrastruktur, manajemen layanan terpadu, serta peningkatan keterlibatan dan perubahan perilaku masyarakat. 4. Menjamin ketahanan air melalui pembangunan dan pengelolaan infrastruktur air baku dan sanitasi, serta optimasi sistem eksisting air minum dan pelaksanaan bauran air Program Prioritas Prioritas nasional perumahan dan permukiman diwujudkan ke dalam dua program prioritas, yaitu (i) Program Penyediaan Perumahan Layak dan; (ii) Program air Bersih dan Sanitasi. Program Penyediaan perumahan Layak fokuskan untuk meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai. Kinerja pembangunan perumahan selama 5 tahun kedepan tersebut diindikasikan melalui beberapa indikator: i) backlog kepenghunian; ii) persentase penurunan rumah tidak layak huni; dan iii) persentase penurunan luas kawasan permukiman kumuh. Pengurangan backlog kepenghunian ditargetkan turun sebesar 4,4juta rumah tangga pada tahun 2019 dimana 2,2 juta menjadi porsi pemerintah (baseline 2014:7,6 juta rumah tangga). Persentase penurunan jumlah rumah tidak layak huni ditargetkan sebesar 44,1 persen (dari 3,4 juta tahun 2014 menjadi 1,9 juta rumah tidak layak huni pada tahun 2019), sedangkan target persentase penurunan luas kawasan permukiman kumuh di perkotaan adalah 100 persen (dari ha pada tahun 2014 menjadi 0 ha pada tahun 2019). Sementara itu, Program Air Bersih dan Sanitasi difokuskan untuk menjamin pencapaian akses universal, dimana kinerja pembangunannya diindikasikan melalui: i) persentase akses air minum; dan ii) persentase akses sanitasi. Akses air minum ditargetkan mencapai 100 persen pada tahun 2019 (dari 70 persen di tahun 2014) dan akses sanitasi juga ditargetkan mencapai 100 persen (dari 61,06 persen pada tahun 2014) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

127 4.3.3 Kegiatan Prioritas Untuk mencapai sasaran Program Prioritas Penyediaan Perumahan Layak, dikembangkan beberapa kegiatan prioritas yang dinilai perlu mendapatkan dukungan dari seluruh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan pemerintah daerah baik pada level provinsi dan kabupaten/kota. Beberapa kegiatan prioritas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penciptaan Iklim Kondusif Perumahan MBR 2. Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Perumahan MBR 3. Fasilitasi Pembiayaan Perumahan MBR 4. Pengentasan Permukiman Kumuh Kegiatan prioritas penciptaan iklim kondusif perumahan MBR ditujukan untuk meningkatkan iklim kondusif dari seluruh rangkaian proses bisnis penyediaan rumah baik dari sisi suplai maupun permintaan. Kinerja kegiatan prioritas ini diindikasikan melalui efektivitas dan efisiensi dukungan kerangka regulasi, kelembagaan, dan finansial terhadap kelancaran rangkaian proses bisnis penyediaan rumah baik dari sisi suplai maupun permintaan. Kegiatan prioritas penyediaan dan peningkatan kualitas perumahan MBR ditujukan untuk menjamin penyediaan dan peningkatan kualitas perumahan yang layak bagi MBR. Kinerja kegiatan ini diindikasikan melalui jumlah hunian layak baru MBR termasuk PSU yang terbangun dan jumlah hunian MBR yang terfasilitasi peningkatan kualitas (revitalisasi). Kegiatan prioritas fasilitasi pembiayaan perumahan MBR ditujukan untuk menjamin kemudahan bagi MBR dalam mengakses fasilitas pembiayaan perumahan, serta bagi pengembang perumahan MBR dalam kemudahan kredit konstruksi. Kinerja kegiatan ini diindikasikan melalui jumlah rumah tangga yang terfasilitasi pembiayaan perumahan dan jumlah pengembang perumahan MBR yang terfasilitasi kredit konstruksi. Kegiatan prioritas pengentasan permukiman kumuh ditujukan untuk mengentaskan permukiman kumuh baik dari aspek pencegahan dan pengentasan. Kinerja kegiatan ini diindikasikan melalui jumlah Kab/Kota yang memiliki rencana penanganan kawasan kumuh dan luasan kawasan kumuh yang tertangani dan meningkat kualitas permukimannya. Terkait dengan program prioritas Air Bersih dan Sanitasi, kegiatan prioritas yang dikembangkan difokuskan untuk peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta penjaminan ketersediaan air baku. Kegiatan prioritas peningkatan air bersih dan sanitasi ditujukan untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang aman, sedangkan kegiatan prioritas ketersediaan air baku ditujukan untuk menjamin ketersediaan air baku yang berkualitas untuk kebutuhan pelayanan air minum dan sanitasi Proyek Prioritas Nasional Setiap kegiatan prioritas yang telah dikembangkan diterjemahkan ke dalam beberapa proyek prioritas nasional. Matriks berikut ini menyajikan proyek nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas sebagai Proyek prioritas Nasional (ProPN) tahun RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

128 TABEL 4.12 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN PERUMAHAN LAYAK Kegiatan Prioritas Penciptaan Iklim Kondusif Perumahan MBR Proyek Prioritas Nasional Reformasi administrasi pertanahan dan perizinan pembangunan perumahan Peningkatan pembinaan dan pengawasan standar bangunan gedung Pengembangan sistem informasi bantuan perumahan Pengembangan Pasar Pembiayaan Primer dan Sekunder Perumahan Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Perumahan MBR Penyediaan rumah vertikal beserta PSU Penyediaan rumah khusus beserta PSU Fasilitasipenyediaanrumahswadayabeserta PSU Fasilitasi Pembiayaan Perumahan MBR Pengentasan Permukiman Kumuh Fasilitasi pembiayaan perumahan sisi demand Fasilitasi pembiayaan perumahan sisi supply Perencanaan perumahan dan kawasan permukiman Pengembangan infrastruktur kawasan permukiman TABEL 4.13 PROYEK PRIORITAS NASIONAL AIR BERSIH DAN SANITASI Kegiatan Prioritas Peningkatan akses air bersih dan sanitasi Proyek Prioritas Nasional Peningkatan perilaku hidup bersih & sehat terkait air minum & sanitasi terutama di daerah dgn akses rendah Penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi terintegrasi terutama di daerah dgn akses rendah Peningkatan manajemen layanan air minum dan sanitasi terutama di daerah dengan akses rendah Peningkatan ketersediaan air baku Jaga Air : Peningkatan ketahanan sumber daya air Simpan Air : Peningkatan ketersediaan dan kuantitas air Proyek K/L dan Sebaran Lokasi Proyek prioritas nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas wajib didukung oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dengan sebaran lokasi yang didasarkan pada kriteria lokasi prioritas nasional. Kriteria lokasi prioritas nasional untuk 46-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

129 kegiatan prioritas penyediaan perumahan layak dikelompokan ke dalam kategori sebagai berikut: 1. Pembangunan hunian vertikal rusunawa di fokuskan pada Kota Metropolitan (12 kawasan Metropolitan (RPJMN )), Kota Besar (14 Kota Besar (PP No.26/2008)), Kawasan Industri (fokus 2018): KI Morowali, KI Bantaeng, KI Sei Mangkei; 2. Pembangunan hunian vertikal rusunami difokuskasn pada kawasan Transit oriented development oleh Perumnas: Tanjung Barat, Pondok Cina, dan Bogor; 3. Pembinaan standar bangunan difoukskan di wilayah rawan bencana; 4. Pembangunan rumah khusus difokuskan di Pasca bencana, pulau terpencil, daerah tertinggal, wilayahperbatasan (tenaga medis, pendidik, dan petugas keamanan perbatasan); 5. Pembangunan rumah swadaya dilaksanakan di seluruh wilayah namun dengan proporsi dukungan pusat yang disesuaikan dengan kapasitas fiskal daerah; 6. Pengentasan kawasan kumuh difokuskan di 12 kawasan metropolitan (sesuai yang tercantum di RPJMN ). Sedangkan untuk pembangunan air minum dan sanitasi, kriteria lokasi prioritas nasional dikelompokan ke dalam kategori sebagai berikut: 1. Daerah dengan akses air minum dan sanitasi dibawah rata-rata nasional (diluar daerah afirmasi/daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah kepulauan, kawasan kumuh, daerah rawan bencana; 2. Daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah kepulauan, kawasan kumuh, daerah rawan bencana; 3. Lokasi Strategis (lokasi pembangunan berskaala regional). Daerah yang memenuhi kriteria lokasi prioritas tidak serte merta akan menjadi lokasi proyek prioritas nasional jika kriteria kesiapan teknis tidak terpenuhi. Oleh karena itu, selain kriteria lokasi, pemenuhan kriteria tekis menjadi hal yang harus diperhatikan oleh pemeirntah daerah dan K/L pelaksana proyek. Terkait dengan penjabaran dukungan proyek K/L terhadap proyek prioritas nasional, berikut ini pemetaan yang telah dilakukan terkait proyek K/L pendukung masing-masing proyek prioritas nasional. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

130 TABEL 4.14 KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL REFORMASI ADMINISTRASI PERTANAHAN DAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN Nama Proyek K/L K/L Pelaksana Rumusan Output Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kawasan dan Pertanahan Kemendagri Pembinaan yang dilaksanakan Penyertaan modal kepada perumnas untuk penyediaan perumahan KemenPUPR Penyertaan modal yang diberikan Peningkatan pendaftaran hak tanah dan guna tata ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Pendaftaran hak tanah dan guna tata ruang yang berhasil ditingkatkan ditingkatkan TABEL 4.15 KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR BANGUNAN GEDUNG Nama Proyek K/L K/L Pelaksana Rumusan Output Penyelenggaraan Bangunan Gedung Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Gedung KemenPUPR KemenPUPR Bangunan gedung yang diselenggarakan Penataan bangunan dan gedung yang diselenggarakan PeraturanPenataanBangunan dan Lingkungan KemenPUPR Peraturan yang disusun Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Bangunan Gedung KemenPUPR Pembinaan yang dilakukan Pengawasan yang dilakukan TABEL 4.16 KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BANTUAN PERUMAHAN Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Sistem Informasi Penyediaan Perumahan KemenPUPR Sistem informasi yang disediakan 48-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

131 Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pengembangan Sistem Informasi Pembiayaan Perumahan KemenPUPR Sistem informasi yang disediakan TABEL 4.17 KEGIATAN PRIORITAS PENCIPTAAN IKLIM KONDUSIF PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN PASAR PEMBIAYAAN PRIMER DAN SEKUNDER PERUMAHAN Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pendayagunaan Sumber-Sumber Pembiayaan Perumahan KemenPUPR Sumber pembiayaan yang didayagunakan TABEL 4.18 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN RUMAH VERTIKAL BESERTA PSU Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output PSO Selisih Tarif untuk Rusunawa KemenPUPR PSO yang dilaksanakan Pembangunan Rumah Susun untuk MBR KemenPUPR Rumah susun MBR yang dibangun TABEL 4.19 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pembangunan Rumah Pasca Bencana PembangunanRumah Dinas PetugasPerbatasan KemenPUPR KemenPUPR Rumah Pasca Bencana yang dibangun Rumah Dinas Petugas Perbatasan yang dibangun Pembangunan Rumah Nelayan KemenPUPR Rumah Nelayan yang dibangun RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

132 TABEL 4.20 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN RUMAH SWADAYA BESERTA PSU Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Rumah Swadaya Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan - Rehabilitasi Sosial RTLH Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan - Rehabilitasi Sosial RTLH KemenPUPR KemenPUPR Kemensos Kemensos Bantuan stimulan yang diberikan Bantuan stimulan yang diberikan Rehabilitasi sosial RTLH yang diberikan Rehabilitasi sosial RTLH yang diberikan TABEL 4.21 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SISI DEMAND Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output KPR Sejahtera Tapak yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan KPR Sarusun yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan KPR Sewa Beli untuk Sarusun yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan KPR Swadaya yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan Bantuan uang muka perumahan Bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT) Kebijakan, Strategi, Analisis Makro, dan Program Pembiayaan Perumahan KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR Fasilitasi KPR Sejahtera Tapak yang diberikan Fasilitasi KPR Sarusun yang diberikan Fasilitasi KPR Sewa Beli yang diberikan Fasilitasi KPR Swadaya yang diberikan Bantuan uang muka perumahan yang diberikan Bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT)diberikan Kebijakan dan strategi yang disusun MOU Kerjasama Pembiayaan Perumahan KemenPUPR MOU yang disepakati 50-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

133 Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Materi Teknis Pengembangan Pola Pembiayaan Perumahan KemenPUPR Materi Teknis yang disusun Rumusan Rapermen Pola Pembiayaan Perumahan KemenPUPR Pembinaan yang diberikan Bantuan Teknis yang diberikan Diseminasi Sistem Pembiayaan Perumahan KemenPUPR Diseminasi yang dilaksanakan Pembinaan dan Bantuan Teknis pada Lembaga Jasa Keuangan (LJK), Pemerintah dan Pemerintah Daerah KemenPUPR Pembinaan yang diberikan Bantuan Teknis yang diberikan Rencana Pelaksanaan Pengendalian Bantuan Pembiayaan Perumahan KemenPUPR Rencana yang disusun Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pengendalian pelaksanaan bantuan pembiayaan KemenPUPR Pemantauan yang dilaksanakan Promosi, Perencanaan, dan Bantuan Hukum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (BLU) KemenPUPR Promosi yang dilakukan Perencanaan yang dilakukan Bantuan hukum yang diberikan TABEL 4.22 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SISI SUPPLY Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Kredit Konstruksi yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan KemenPUPR Bantuan kredit konstruksi yang diberikan TABEL 4.23 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PERENCANAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman KemenPUPR Peraturan yang disusun Pembinaan yang diberikan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

134 Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pengawasan yang dilakukan Penyusunan RTR KSN Perkotaan Pembinaan Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN RTR KSN yang disusun Pembinaan yang dilakukan RDTR yang tersusun TABEL 4.24 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN MBR PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Penanganan Kawasan Permukiman Khusus Penanganan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR KemenPUPR Penanganan yang diberikan Penanganan yang diberikan Penanganan yang diberikan Pembangunan yang dilaksanakan TABEL 4.25 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT TERKAIT AIR MINUM & SANITASI TERUTAMA DI DAERAH DGN AKSES RENDAH Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Fasilitasi pelaksanaan Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Pilar 1,2, dan 3 Kemenkes Fasilitasi yang diberikan Fasilitasi pelaksanaan STBM di perkotaan Kemenkes Fasilitasi yang diberikan Fasilitasi pemicuan di sekolah Kemenkes Fasilitasi yang diberikan Fasilitasi pelaksanaan bank sampah KLHK Fasilitasi yang diberikan 52-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

135 TABEL 4.26 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN SANITASI YANG TERINTEGRASI TERUTAMA DI DAERAH DENGAN AKSES RENDAH (AIR MINUM) Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Penyediaan SPAM perdesaan KemenPUPR (koordinator), KemendesPDTT SPAM Perdesaan yang dibangun Penyediaan SPAM perkotaan KemenPUPR SPAM Perkotaan yang dibangun Penyediaan SPAM kawasan khusus KemenPUPR SPAM Kawasan Khusus yang dibangun Penyediaan SPAM regional KemenPUPR SPAM Regional yang dibangun TABEL 4.27 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN SANITASI YANG TERINTEGRASI TERUTAMA DI DAERAH DENGAN AKSES RENDAH (SANITASI) Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pembangunan IPAL kawasan KemenPUPR IPAL Kawasan yang dibangun Pembangunan IPAL skala kab/kota KemenPUPR IPAL Skala Kab/Kota yang dibangun Pembangunan IPAL regional KemenPUPR IPAl Regional yang dibangun Penyediaan infrastruktur pengelolaan air limbah skala komunal/setempat di kawasan khusus Pembangunan IPAL USK di 15 DAS prioritas KKP, KemendesPDTT KLHK Infrastruktur pengelolaan air limbah skala komunal/setempat di kawasan khusus yang dibangun IPAL USK yang dibangun Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) KemenPUPR IPLT yang dibangun Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) skala Regional KemenPUPR TPA Regional yang dibangun Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) skala Kab/Kota KemenPUPR TPA skala kab/kota yang dibangun RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

136 Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Antara KemenPUPR TPS Antara yang dibangun Pembangunan drainase perkotaan dan permukiman KemenPUPR Drainase Perkotaan yang dibangun Drainase permukiman yang dibangun Penyediaan sarana sanitasi sekolah KemenPUPR Sarana sanitasi sekolah yang disediakan TABEL 4.28 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN MANAJEMEN LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI DI DAERAH DENGAN AKSES RENDAH Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pengembangan RUU Air Minum KemenPUPR RUU yang disusun Pengembangan RUU Perusahaan Daerah Kemendagri RUU yang disusun Pengembangan NSPK bersama tentang prosedur pemanfaatan air tanah dan air baku di hutan, sungai, embung, dan danau. Fasilitasi penyusunan dan peningkatan kualitas Rencana Aksi Daerah (RAD) AMPL Fasilitasi sinergi SSK-RAD AMP-Dokumen perencanaan Daerah (RPJMD-Renstra) KemenPUPR (koordinator), KLHK, KemenESDM Kemendagri Kemendagri NSPK yang disusun RAD yang disusun RAD yang direvisi Dokumen SSK-RAD AMPL yang sinergi dengan dokumen perencanaan daerah Fasilitasi penyusunan RPAM operator KemenPUPR Dokumen RPAM Operator yang disusun Fasilitasi penyusunan RPAM komunal KemenPUPR Dokumen RPAM komunal yang disusun Fasilitasi (Penyusunan dan Review) Pembangunan Jangka Menengah (PJM) Proaksi dan Sinergi dengan Rencana Pembangunan Desa Pengembangan kelembagaan masyarakat pengelola sarana air minum dan sanitasi Kemendagri KemendesPDTT PJM Proaksi yang disusun PJM Proaksi yang direvisi PJM Proaksi yang sinergi dengan Rencana Pembangunan Desa Lembaga Masyarakat Pengelola Sarana yang dikembangkan 54-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

137 Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pengembangan kelembagaan pengelola sarana SPAM IKK, regional, khusus termasuk BUMD KemenPUPR Lembaga Pengelola Sarana yang dikembangkan Pengembangan NSPK manajemen aset infrastruktur air minum dan sanitasi berbasis masyarakat Kemenkeu (Koordinator), KemenPUPR NSPK yang disusun Pendampingan pengembangan layanan lumpur tinja terjadwal (LLTT KemenPUPR Pendampingan yang diberikan Pendampingan Penyusunan dan Pemutakhiran Dokumen Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) KemenPUPR Pendampingan yang diberikan Pendampingan Penyusunan Masterplan air limbah, persampahan, drainase KemenPUPR Pendampingan yang diberikan Pendampingan penyusunan Peraturan Daerah (Perda) terkait AMPL KemenPUPR Pendampingan yang diberikan Pengembangan fasilitas investasi air minum dan sanitasi KemenPUPR Fasilitas investasi air minum dan sanitasi yang dikembangkan Fasilitasi SPAM PDAM KemenPUPR Fasilitasi yang diberikan Fasilitasi SPAM Non-DAM KemenPUPR Fasilitasi yang diberikan TABEL 4.29 KEGIATAN PRIORITAS PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL JAGA AIR : PENINGKATAN KETAHANAN SUMBER DAYA AIR DOMESTIK DI 15 DAS PRIORITAS Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Konservasi Sumber Daya Air KemenPUPR Sumber Daya Air yang dikonservasi RehabilitasiSarana dan Prasarana Air Baku KemenPUPR Sarana dan Prasarana Air Bakuyang direhabilitasi Pembangunandindingpenahanabrasisungai KemenPUPR Dindingpenahanabrasisungai yang dibangun Pemantauan kualitas sungai KLHK Pemantauan kualitas sungai yang dilakukan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

138 Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pemantauan kualitas effluent infrastruktur sanitasi KLHK Pemantauan kualitas effluent infrastruktur sanitasi yang dilakukan TABEL 4.30 AIR BERSIH DAN SANITASI PROYEK K/L PENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL SIMPAN AIR : PENINGKATAN KETERSEDIAAN DAN KUANTITAS AIR DI KOTA-KOTA BESAR DAN METROPOLITAN Nama Proyek K/L yang diusulkan K/L Pelaksana Rumusan Output Pembangunan sarana dan prasarana air baku KemenPUPR Sarana dan prasarana air baku yang dibangun Pelaksanaan program Penampungan Air Hujan (PAH) KemenPUPR Program PAH yang dilaksanakan Pembangunan waduk dan embung di wilayah rawan air Pembenahan sistem drainase perkotaan berbasis water charging KemenPUPR KemenPUPR Waduk dan embung yang dibangun di wilayah rawan air Sistem drainase perkotaan yang dibenahi menjadi berbasis water charging Penyediaan sumur resapan di 15 DAS prioritas KLHK Sumur resapan yang dibangun Rehabilitasi hutan dan lahan di daerah imbuhan air tanah KLHK Luasan hutan dan lahan di daerah imbuhan air tanah yang trehabilitasi 56-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

139 4.4 Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Arah Kebijakan Dan Sasaran Umum Sasaran Umum TABEL 4.31 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Sasaran 1. Sasaran Pembangunan Pariwisata 2014 (Baseline) Kontribusi terhadap PDB Nasional (%) Wisatawan mancanegara (orang) Wisatawan nusantara (orang) 4,2 n.a n.a n.a n.a 8,0 9,2 juta 10,0 juta 12,0 juta 15,0 juta 18,0 juta 20,0 juta 250 juta 254 juta 260 juta 265 juta 270 juta 275 juta Devisa (Rp triliun) 120,0 144,6 172,8 185,9 232,0 260,0 2. Sasaran Pembangunan Industri Pengolahan Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan (%) 4,7 6,1 6,9 7,4 5,3 5,6 Kontribusi PDB Industri (%) 20,70 20,80 21,00 21,10 20,83 21,1 Kawasan Industri (KI)/ Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 74 KI /7 KEK n.a 10 KEK 14 KI /12 KEK 3 KI /5 KEK 14 KI /14 KEK 3. Sasaran Peningkatan Investasi dan Ekspor Pertumbuhan Investasi (PMTB) (%) Realisasi investasi PMA dan PMDN (Rp Triliun) 4,6 5,1 5,2 6,0-6,6 8,0 12,1 463,1 519,5 594,8 678,8 863,0 933,0 Kontribusi PMDN (%) 33,7 33, ,3 37,6 38,9 Pertumbuhan ekspor produk nonmigas (%) Rasio ekspor jasa terhadap PDB (%) -2,6-9,8 5,3 7,0-10,4 3,6 12,3 2,6 2,6 2,8 2,9 2,6 3,5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

140 Sasaran 2014 (Baseline) Kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor (%) 41,3 39,5 47,0 51,0 57,0 65,0 4. Sasaran Penciptaan Lapangan Kerja Penyediaan lapangan kerja (orang) 1,7 juta 191,2 ribu + 2,0 juta + 2,0 juta + 2,0 juta +2,0 juta Tenaga kerja formal (%) 40,5 42,1 43,6 46,0 48,0 51,0 Pelatihan kerja (orang) Sertifikasi (orang) Sumber: RPJMN , RKP 2015, RKP 2016, RKP 2017 dan estimasi sementara untuk 2018 Arah Kebijakan Prioritas nasional pengembangan dunia usaha dan pariwisata diarahkan untuk mendorong investasi di pusat-pusat pertumbuhan baru dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi. Program-program prioritas yang akan dilaksanakan diharapkan dapat menjawab tantangan pada tahun 2018 yaitu peningkatan daya saing industri pengolahan, ekspor, pariwisata dan kemudahan investasi, yang didukung pusat-pusat pertumbuhan baru dan tenaga kerja yang berdaya saing, produktif, dan kompeten. Secara rinci arah kebijakan tersebut disajikan dalam tabel 4.32 sebagai berikut. TABEL 4.32 ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Arah Kebijakan 1. Peningkatan kontribusi sektor pariwisata, peningkatan daya saing tiga kawasan pariwisata, dan peningkatan kesiapan destinasi wisata prioritas lainnya melalui dukungan (i) pemasaran pariwisata nasional; (ii) pembangunan destinasi pariwisata; (iii) pembangunan industri pariwisata, dan (iv) pembangunan kelembagaan pariwisata. 2. Percepatan pengembangan lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) prioritas berbasiskan potensi ekonomi wilayah didorong melalui (i) percepatan industrialisasi/hilirisasi pengolahan sumber daya alam (SDA); (ii) percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur; (iii) pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek); (iv) pengembangan regulasi dan kebijakan, serta (v) perbaikan iklim investasi dan iklim usaha. 3. Percepatan pembangunan Kawasan Industri (KI) terutama di luar Jawa berdasarkan keunggulan wilayah yang didukung dengan percepatan pembangunan infrastruktur dan energi, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) 4. Pembenahan iklim investasi di pusat dan daerah, melalui deregulasi peraturan, penguatan PTSP daerah dan standardisasi perizinan, penyelesaian masalah investasi, pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi, serta peningkatan perlindungan konsumen dan persaingan usaha 58-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

141 Arah Kebijakan 5. Penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya didorong dengan peningkatan iklim ketenagakerjaan dan hubungan industrial, melalui: (a) percepatan penyempurnaan UU Ketenagakerjaan, terutama harmonisasi dengan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional; (b) mendorong terlaksananya perundingan bipartit untuk menghasilkan kesepakatan bersama di tingkat perusahaan; dan (c) penguatan sistem pengawasan ketenagakerjaan dengan menyelesaikan penataan kelembagaan. 6. Pengembangan keahlian tenaga kerja melalui: (a) peningkatan keterpaduan dan efektivitas sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi; (b) penguatan kemitraan (azas triple helix) yang mendorong relevansi dan inovasi program pelatihan dengan industri; dan (c) penguatan layanan informasi pasar kerja terutama di kawasan industri. 7. Peningkatan populasi dan daya saing industri, dan penguatan pertumbuhan ekonomi kreatif yang didukung perbaikan ekosistem, kualitas produk, penguatan rantai pasok, dan penerapan teknologi. 8. Peningkatan perdagangan luar negeri melalui peningkatan kinerja ekspor barang dan jasa terutama pada sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Program Prioritas Prioritas Nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata mencakup 5 Program Prioritas yang disajikan pada Gambar 4.8. Program prioritas difokuskan untuk mempercepat pembangunan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa, dan daya saing perekonomian melalui: (i) Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata; (ii) Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); (iii) Pengembangan 3 Kawasan Industri; (iv) Perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja; dan (v) Pengembangan ekspor barang dan jasa. Setiap Program Prioritas diuraikan lebih lanjut ke dalam Kegiatan Prioritas sebagaimana terdapat pada Gambar 4.9 sampai dengan Gambar 4. GAMBAR 4.8 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA 4.1. Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata 4.5. Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa 4. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA 4.2. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus 4.4. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja 4.3. Pengembangan 3 Kawasan Industri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

142 4.4.3 Kegiatan Prioritas Program Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata Berdasarkan arahan Presiden RI, Program Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata pada tahun 2018 difokuskan untuk mengakselerasi pengembangan 3 destinasi wisata prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur dan sekitarnya, dan Mandalika dan sekitarnya. Pengembangan ketiga destinasi wisata ini beriringan dengan upaya-upaya penyiapan destinasi wisata lainnya untuk dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya. Percepatan pembangunan Kawasan Pariwisata tahun 2018 diarahkan untuk mewujudkan sasaran (i) Terbangunnya aksesibilitas darat, laut, dan udara di dalam dan sekitar kawasan; (ii) Tersedianya atraksi yang beragam dan berkualitas di dalam dan sekitar kawasan; (iii) Tersedianya amenitas pariwisata yang memadai dan berkualitas di dalam dan sekitar kawasan; (iv) Tersedianya SDM pariwisata yang handal; (v) Efektivitas pemasaran terutama ke negara-negara sumber utama wisatawan mancanegara; dan (vi) Meningkatnya branding dan keberlanjutan destinasi wisata unggulan. GAMBAR 4.9 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembanga n Danau Toba Dukungan Pengembanga n Destinasi Prioritas 4.1. PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA Pengembanga n Borobudur dan Sekitarnya Pengembanga n Mandalika dan Sekitarnya TABEL 4.33 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 1. Program Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata 1. Pengembangan Danau Toba a. Terbangunnya aksesibilitas (darat, laut, dan udara) di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Danau Toba 60-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

143 No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran b. Tersedianya atraksi di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Danau Toba c. Tersedianya amenitas pariwisata di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Danau Toba d. Efektivitas pemasaran ke negara-negara sumber utama wisatawan mancanegara e. Meningkatnya branding dan keberlanjutan destinasi wisata unggulan 2. Pengembangan Borobudur dan Sekitarnya 3. Pengembangan Mandalika dan Sekitarnya 4. Dukungan Pengembangan Destinasi Prioritas a. Terbangunnya aksesibilitas (darat dan udara) di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Borobudur dan sekitarnya b. Tersedianya atraksi di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Borobudur c. Tersedianya amenitas pariwisata di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Borobudur d. Efektivitas pemasaran ke negara-negara sumber utama wisatawan mancanegara e. Meningkatnya branding dan keberlanjutan destinasi wisata unggulan a. Terbangunnya aksesibilitas (darat, laut, dan udara) di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Mandalika b. Tersedianya atraksi di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Mandalika c. Tersedianya amenitas pariwisata di dalam dan sekitar Destinasi Prioritas Mandalika dan sekitarntya d. Efektivitas pemasaran ke negara-negara sumber utama wisatawan mancanegara e. Meningkatnya branding dan keberlanjutan destinasi wisata unggulan a. Tersusunnya Integrated Masterplan (IMP) 3 Destinasi Prioritas (Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, dan Wakatobi) b. Meningkatnya branding dan keberlanjutan destinasi wisata unggulan Program Prioritas Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus Pada tahun 2018, terdapat 5 (lima) KEK yang menjadi prioritas yaitu KEK Sorong, KEK Tanjung Kelayang, KEK Bitung, KEK MBTK, dan KEK Morotai. Penetapan kelima lokasi tersebut berdasarkan hasil evaluasi terhadap perkembangan indikator ketersediaan lahan, komitmen daerah, dan keterkaitan dengan prioritas nasional lainnya. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

144 Percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tahun 2018 menekankan pada pelaksanaan 5 (lima) sasaran utama yaitu tersusunnya rencana detail tata ruang sekitar KEK, terbangunnya infrastruktur dalam kawasan, terbangunnya infrastruktur luar kawasan, terbangunnya konektivitas kawasan, dan meningkatnya kapasitas SDM dan tenaga terampil. Sasaran pada setiap kegiatan prioritas KEK mengindikasikan hubungan hulu hilir (holistik) dalam pembangunan KEK yang merefleksikan kebutuhan masingmasing KEK. GAMBAR 4.10 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Percepatan Pembangunan KEK Sorong Percepatan Pembangunan KEK Morotai 4.2. PENGEMBANGAN 5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS Percepatan Pembangunan KEK Tanjung Kelayang Percepatan Pembangunan KEK Maloy Batuta Trans-Kalimantan (MBTK) Percepatan Pembangunan KEK Bitung TABEL 4.34 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KEK PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 2 Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 1. Percepatan Pembangunan KEK Sorong a. Kesesuaian tata ruang KEK Sorong Tersediaanya Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK Tersediannya model dinamika spasial KEK Sorong Tersediannya Data Batimeteri dan Garis Pantai 62-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

145 No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran b. Terbangunnya konektivitas Kawasan: Terbangunnya infrastruktur jembatan akses Pelabuhan Arar (cs) Terbangunnya Dermaga Penyeberangan yang mendukung KEK Sorong Terbangunnya Jalan yang mendukung KEK Sorong c. Meningkatnya investasi KEK Sorong Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) dalam kawasan Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan 2. Percepatan Pembangunan KEK Tanjung Kelayang d. Meningkatnya kapasitas SDM dan tenaga terampil bidang industri a. Kesesuaian tata ruang KEK Tanjung Kelayang Tersediaanya Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK Tersediaanya model dinamika spasial KEK Tanjung Kelayang Tersedianya Data Batimetri dan Garis Pantai b. Terbangunnya konektivitas Kawasan Meningkatnya lebar jalan Tanjung Pandan Sp. Empat Sijuk (Akses Bandara) Pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan Terbangunnya Dermaga Penyeberangan yang mendukung KEK Sorong c. Meningkatnya investasi KEK Sorong Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) dalam kawasan Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan 3. Percepatan Pembangunan KEK Bitung d. Meningkatnya kapasitas SDM dan tenaga terampil bidang pariwisata a. Kesesuaian tata ruang KEK Bitung Tersusunya Rencana Detail Tata Ruang sekitar KEK Bitung Tersedianya Data Batimetri dan Garis Pantai b. Terbangunnya infrastruktur di luar Kawasan Terbangunnya PTLP Lahedong V&VI (FTP 2) Terbangunnya PLTG/GU/MG Minahasa Peaker c. Terbangunnya konektivitas Kawasan Terbangunnya jalan Tol Manado Bitung (Multiyears) d. Meningkatkan investasi KEK Bitung Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) dalam kawasan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

146 No. Program/Kegiatan Prioritas 4. Percepatan Pembangunan KEK Maloy-Batuta Trans Kalimantan (MBTK) 5. Percepatan Pembangunan KEK Morotai Sasaran Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan e. Meningkatnya kapasitas SDM dan tenaga terampil bidang industri dan perikanan a. Kesesuaian tata ruang KEK MBTK Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang Sekitar KEK MBTK Tersedianya Data Batimetri dan Garis Pantai b. Terbangunnya infrastruktur di dalam Kawasan Terbangunnya Tangki Timbun CPO c. Terbangunnya konektivitas Kawasan Terbangunnya jalan akses pelabuhan Sangatta Terbangunnya Bandara Sangatta Pengembangan Pelabuhan Maloy Terbangunnya jalan yang mendukung KEK MBTK Terbangunnya jembatan yang mendukun KEK MBTK d. Meningkatnya investasi KEK MBTK Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) dalam kawasan Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan a. Kesesuaian tata ruang KEK Morotai Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang Sekitar KEK Morotai Tersedianya Data Batimetri dan Garis Pantai b. Terbangunnya konektivitas Kawasan Terbangunnya Lingkar Luar Morotai (trans morotai) ruas Sofi Wayabula Terbangunnya Bandar Udara Pitu c. Meningkatnya kapasitas SDM dan tenaga terampil bidang pariwisata Program Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Industri Program Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Industri pada tahun 2018 diarahkan untuk mempercepat penyiapan KI Sei Mangkei, KI Morowali dan KI Bantaeng agar dapat beroperasi secara optimal dan menarik investasi baru. Potensi ketiga KI ini dalam mendorong pengolahan sumber daya alam cukup besar sehingga diharapkan hasilnya dapat mendukung akselerasi pembangunan ekonomi lokal dan nasional, serta berkontribusi pada pertumbuhan industri dan ekspor. Percepatan pembangunan Kawasan Industri tahun 2018 diarahkan untuk mewujudkan sasaran kegiatan yang meliputi (i) tersedianya lahan kawasan yang selaras dengan rencana tata ruang; (ii) meningkatnya kesiapan operasional Kawasan Industri, termasuk infrastruktur dan ketersediaan SDM; serta (iii) meningkatnya investasi dalam kawasan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

147 GAMBAR 4.11 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembangan KI Sei Mangkei Dukungan Pengembangan KI lainnya 4.3. PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI (KI) Pengembangan KI Morowali Pengembangan KI Bantaeng Dukungan juga diberikan untuk penyiapan KI lainnya baik yang terkait dengan penanganan masalah dan tantangan (debottlenecking) maupun percepatan pembangunan infrastruktur dan penyiapan SDM. TABEL 4.35 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS NASIONAL No. 3. Program/Kegiatan Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Industri 1. Pengembangan KI Sei Mangkei Sasaran a. Tersedianya lahan dan tercapainya kesesuaian tata ruang Tersedianya lahan clean and clear dan sudah mendapatkan izin lokasi serta izin usaha kawasan industri Tersusunnya Perda RDTR di sekitar KI (materi teknis, lokasi bimbingan teknis penyusunan RDTR, peraturan substansi, peta dasar skala 1:5000, dan Raperda RDTR) b. Meningkatnya kesiapan operasional Kawasan Industri Sei Mangkei Pembangunan Fly Over Sei Mangke dan Simpang Kuala Tanjung Pembangunan jalan KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Belawan Beroperasinya Pusat Inovasi pendukung kawasan industri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

148 No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran c. Meningkatnya investasi Kawasan Industri Sei Mangke Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) dalam kawasan Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan 2. Pengembangan KI Morowali 3. Pengembangan KI Bantaeng a. Tersedianya lahan dan kesesuaian tata ruang Tersedianya lahan clean and clear dan sudah mendapatkan izin lokasi dan izin usaha kawasan industri Tersusunnya Perda RDTR di sekitar KI (materi teknis, lokasi bimbingan teknis penyusunan RDTR, peraturan substansi, peta dasar skala 1:5000, dan Raperda RDTR) b. Meningkatnya kesiapan operasional Kawasan Industri Morowali Beroperasinya politeknik dan pusat inovasi logam di dalam kawasan industri Tersedianya rumah susun sewa yang layak dan terjangkau untuk tenaga kerja di Morowali Pelebaran jalan kawasan industri-pelabuhan Bungku Pelebaran Jalan Pelabuhan Bungku - Kawasan Industri Pelebaran Jalan Tomata-Beteleme-Kolonodale Pembangunan Jalan Akses Bandara Morowali Pembangunan Jalan Dalam Kota Bungku; Dalam desa Onepute Jaya; Dalam Kota Bahodopi; Dalam Desa Bahomakmur;Keurea Bahomakmur oleh Pemerintah Daerah Tersedianya pengelola kawasan industri yang kompeten c. Meningkatnya investasi Kawasan Industri Morowali Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan a. Tersedianya lahan dan kesesuaian tata ruang Tersedianya lahan clean and clear dan sudah mendapatkan izin lokasi dan izin usaha kawasan industri Tersusunnya Perda RDTR di sekitar KI (materi teknis, lokasi bimbingan teknis penyusunan RDTR, peraturan substansi, peta dasar skala 1:5000, dan Raperda RDTR) b. Meningkatnya kesiapan operasional Kawasan Industri Bantaeng Tersedianya akademi komunitas logam di Kawasan Industri Bantaeng lanjutan Preservasi Jalan Bantaeng-Bulukumba Tersedianya pengelola kawasan industri yang kompeten 66-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

149 No. Program/Kegiatan Prioritas 4. Dukungan Pengembangan KI Lainnya Sasaran c. Meningkatnya investasi Kawasan Industri Bantaeng Meningkatnya jumlah perusahaan (tenant) Meningkatnya nilai investasi industri/dunia usaha dalam kawasan a. Tersedianya lahan dan kesesuaian tata ruang b. Meningkatnya kesiapan operasional 11 Kawasan Industri Prioritas lainnya c. Meningkatnya investasi di 11 Kawasan Industri lainnya Program Prioritas Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja GAMBAR 4.12 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembangan Infrastruktur Skala Kecil dan Menengah Pelaksanaan Harmonisasi dan Simplifikasi Peraturan Perizinan Pengembagan Layanan Perizinan Terpadu Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan Fasilitasi Penyelesaian Masalah Investasi 4.4. PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA Peningkatan Populasi dan Daya Saing Industri Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Persaingan Usaha yang Sehat Perluasan Integrasi Sistem Informasi Pasar Kerja Pengembangan Keahlian Tenaga Kerja Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Program Prioritas Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja diarahkan untuk membenahi iklim investasi di pusat dan daerah melalui deregulasi peraturan, penguatan PTSP daerah dan standardisasi perizinan, penyelesaian masalah investasi, serta pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi guna meningkatkan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan sektor riil, serta mendukung kepastian dan perlindungan usaha. Hal ini merupakan upaya yang terintegrasi dengan peningkatan kapasitas infrastruktur dan sektor riil, khususnya RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

150 industri pengolahan, ekonomi kreatif, serta usaha kecil dan menengah dalam membuka peluang usaha yang terbuka secara optimal. Perbaikan kinerja sektor riil diharapkan dapat mendukung penciptaan lapangan kerja yang baik di sektor-sektor produktif. Pada saat yang sama, keahlian dan kompetensi tenaga kerja diperkuat untuk mendorong peningkatan produktivitas perekonomian. Serta pembangunan infrastruktur mutu seperti Laboratorium Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) yang bertujuan meningkatkan kualitas produk agar berdaya saing di pasaran Berbagai upaya tersebut diatas diharapkan dapat meningkatkan daya saing perekonomian secara keseluruhan. TABEL 4.36 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 4. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja 1. Pelaksanaan Harmonisasi dan Simplifikasi Peraturan Perizinan 2. Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu 3. Percepatan Fasilitasi Penyelesaian Masalah Investasi 4. Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Persaingan Usaha yang Sehat 5. Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Meningkatnya kualitas iklim penanaman modal Meningkatnya kualitas Layanan Perizinan secara elektronik a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis b. RTR KSN yang dipantau dan dievaluasi kesesuaiannya dengan Perpres c. Meningkatnya kualitas iklim penanaman modal dan realisasi investasi d. Tersedianya data PMTB yang telah didisagregasi berdasarkan institusi (pemerintah, swasta, dan BUMN) dan berdasarkan sektor yang terdiri dari 17 lapangan usaha e. Meningkatnya kualitas sistem informasi potensi investasi daerah dan tersedianya sistem informasi untuk percepatan proyek infrastruktur a. Terlaksananya penanganan pengaduan konsumen di sektor prioritas b. Implementasi competition compliance oleh pelaku usaha di sektor prioritas c. Implementasi manual kebijakan persaingan di 10 K/L/I/D d. Pengembangan indeks persaingan usaha e. Terlaksananya penegakan hukum terhadap praktek persaingan usaha tidak sehat a. Meningkatnya kepatuhan perusahaan dalam penggunaan tenaga kerja asing yang didukung oleh sistem informasi TKA online terpadu; b. Meningkatnya kualitas dan transparansi sistem pengawasan ketenagakerjaan; c. Terlaksananya perundingan bipartit di tingkat perusahaan dengan mengedepankan prinsip negosiasi yang beritikad baik; d. Terlaksananya revisi UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, terutama harmonisasi dengan UU 40/2004 tentang SJSN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

151 No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 6. Pengembangan Keahlian Tenaga Kerja a. Terpetakannya potensi wilayah/lokal dan mengidentifikasi kebutuhan keahlian tenaga kerja berdasarkan potensi wilayah; b. Tersusunnya standar kompetensi kerja nasional Indonesia berdasarkan kerangka kualifikasi dan okupansi; c. Meningkatnya peran industri dalam penyusunan standar kompetensi dan skema sertifikasi, serta dalam pelaksanaan diklat; d. Meningkatkan kompetensi dan kuantitas instruktur dan tenaga pelatihan; e. Terlaksananya pengadaan sarana pelatihan kerja di lembaga diklat sesuai kebutuhan industri; f. Terlaksananya pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi; g. Terlaksananya sertifikasi kompetensi tenaga kerja; h. Terlaksananya pemagangan berbasis kompetensi di industri; i. Meningkatnya jumlah tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten; j. Terbangunnya bengkel pelatihan sebagai tempat pelatihan bersama; k. Tersusunnya skema dana pengembangan pelatihan. 7. Perluasan Integrasi Sistem Informasi Pasar Kerja 8. Peningkatan Populasi dan Daya Saing Industri 9. Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif 10. Pengembangan Infrastruktur Skala Kecil dan Menengah a. Meningkatnya keterhubungan informasi antara pencari kerja dengan pemberi kerja dengan prioritas di kawasan industri. a. Meningkatnya jumlah industri sedang dan besar b. Tumbuhnya industri kecil c. Meningkatnya daya saing dan produktivitas (nilai ekspor dan nilai tambah per tenaga kerja) a. Meningkatnya pertumbuhan PDB ekonomi kreatif b. Meningkatnya jumlah tenaga kerja dengan keahlian di bidang ekonomi kreatif c. Meningkatnya nilai ekspor barang dan jasa ekonomi kreatif Program Prioritas Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Program Prioritas Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa pada tahun 2018 diarahkan untuk mendukung kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia guna meningkatkan daya saing ekspor melalui upaya peningkatan daya saing produk ekspor nonmigas. Peningkatan daya saing produk ekspor non migas dilakukan melalui peningkatan fasilitas ekspor dan kualitas, serta standar produk ekspor Indonesia, yang juga didukung dengan pemanfaatan hasil diplomasi perdagangan internasional dan kegiatan promosi ekspor. Selain itu, kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia pada tahun 2018 juga akan diarahkan untuk mengembangkan ekspor jasa, terutama sektor jasa yang memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

152 GAMBAR 4.13 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Peningkatan Fasilitasi Ekspor Pengembangan Ekspor Jasa Bernilai Tambah Tinggi 4.5. PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA Peningkatan Kualitas dan Standar Produk Ekspor Pengembangan Jaringan Kemitraan Usaha Peningkatan dan Pemanfaatan Akses Pasar serta Efektivitas Promosi TABEL 4.37 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 5 Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa 1. Peningkatan Fasilitasi Ekspor 2. Peningkatan Kualitas dan Standar Produk Ekspor a. Pengembangan sistem fasilitasi pembiayaan perdagangan b. Pengembangan kebijakan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor bagi Industri Kecil dan Menengah (KITE- IKM) c. Terlaksananya integrasi antara INATRADE dan INSW d. Peningkatan kemudahan layanan fasilitasi ekspor dan impor di bidang perdagangan luar negeri e. Penerbitan dokumen Laporan Surveyor (LS) bagi industri kecil produk industri kehutanan a. Meningkatnya infrastruktur pengujian kualitas dan standar produk ekspor b. Meningkatnya pengakuan standar Indonesia oleh negara mitra c. Tersedianya informasi terkait standar dan mutu untuk 8 negara mitra tujuan ekspor d. Pengembangan 50 desain produk ekspor dan 50 merk produk ekspor bagi UMKM dan Koperasi 70-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

153 No. Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 3. Peningkatan dan Pemanfaatan Akses Pasar serta Efektivitas Promosi 4. Pengembangan Jaringan Kemitraan Usaha 5. Pengembangan Ekspor Jasa Bernilai Tambah Tinggi a. Penurunan hambatan tarif dan non tarif di negara tujuan ekspor b. Tersedianya 1 FTA Centre dan 4 Pusat FTA Daerah c. Pengembangan citra produk Indonesia (nation branding) d. Terlaksananya promosi dagang luar negeri dan Trade Expo Indonesia e. Tersedianya 1 Pusat Promosi Ekspor Regional di daerah dan 2 marketing point di wilayah perbatasan f. Tersedianya informasi dan analisa pasar ekspor (customer service center) g. Pendidikan dan pelatihan ekspor bagi eksportir pemula a. Perkuatan kemitraan rantai nilai/pasok bagi koperasi a. Pertumbuhan ekspor jasa b. Tersedianya statistik perdagangan jasa Proyek Prioritas Nasional Program Prioritas Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata GAMBAR 4.14 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

154 Program Prioritas Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus GAMBAR 4.15 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembangan 3 Kawasan Industri GAMBAR 4.16 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA 72-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

155 Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja GAMBAR 4.17 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA, PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa GAMBAR 4.18 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA,PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

156 74-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Kementerian/Lembaga Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata TABEL 4.38 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN PARIWISATA No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Pengembangan Danau Toba Persiapan aktivasi KA Siantar - Parapat Kota Pematangsiantar 1 unit Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele - Panguruan - Nainggolan - Onan Rungu KSPN Danau Toba (MYC) Preservasi dan Pelebaran Jalan Panguruan - Ambarita - Tomok - Onan Rungu KSPN Danau Toba (MYC) Provinsi Sumatera Utara 1 paket (SBSN) Provinsi Sumatera Utara 1 paket (SBSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Tersedianya jalur evakuasi bencana Kab. Samosir BNPB Sarana dan Prasarana Kebencanaan Peningkatan sarana dan prasarana Akademi Kota Medan 1 paket Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Pariwisata Medan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan Kota Medan 1 paket Kementerian Pariwisata Infrastruktur, Konektivitas, Kualanamu Tebing Tinggi (PHLN) dan Kemaritiman Pembangunan sarpras ekowisata pada Provinsi Sumatera Utara 9 unit Kementerian Lingkungan kawasan konservasi di Danau Toba Hidup Dan Kehutanan Publikasi pariwisata mancanegara melalui media online untuk destinasi pariwisata prioritas Danau Toba Pusat impresi Klik Views Kementerian Pariwisata

157 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata prioritas Danau Toba melalui Pendampingan Masyarakat dan Gerakan Sadar Wisata Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Danau Toba (paket perjalanan dan atraksi) di Asia Tenggara Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Danau Toba (paket perjalanan dan atraksi) di Asia Pasifik Promosi 10 destinasi pariwisata prioritas MICE berskala Nasional/Internasional di Sumatera Utara Dukungan pendidikan Akademi Pariwisata Medan Percepatan operasionalisasi Badan Otorita Danau Toba Provinsi Sumatera Utara orang Kementerian Pariwisata Pusat 3 kegiatan Kementerian Pariwisata Pusat 3 kegiatan Kementerian Pariwisata Provinsi Sumatera Utara 6 kegiatan Kementerian Pariwisata Provinsi Sumatera Utara 1 paket Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Provinsi Sumatera Utara 1 paket Kementerian Pariwisata Pengembangan Mandalika dan sekitarnya 1. Pembangunan sarpras pariwisata pada kawasan konservasi di Kawasan Mandalika dan sekitarnya 2. Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Mandalika (paket perjalanan dan atraksi) di Asia Pasifik 3. Pembangunan Faspel dan Dermaga II Pelabuhan Lembar Provinsi Nusa Tenggara Barat 6 unit Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Pusat 3 kegiatan Kementerian Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat 4. Pembangunan jalan Penunjak-Sengkol-Kuta Provinsi Nusa Tenggara Barat 1 paket Kementerian Perhubungan Transportasi Perkotaan 1 paket Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

158 76-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 5. UPTP BLK Lombok Timur Kab. Lombok Timur 1 Unit Kementerian Ketenagakerjaan Penyiapan tenaga kerja di sektor pariwisata 6. Percepatan pembangunan Politeknik Pariwisata Lombok Kab. Lombok Timur 1 paket Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi 7. Tersedianya jalur evakuasi bencana Kab. Lombok Tengah BNPB Sarana dan Prasarana Kebencanaan 8. Pemberdayaan masyarakat di destinasi Kab. Lombok Tengah 420 orang 920 Kementerian Pariwisata pariwisata prioritas Mandalika melalui Pendampingan Masyarakat dan Gerakan Sadar Wisata 9. Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Pusat 3 kegiatan Kementerian Pariwisata Mandalika (paket perjalanan dan atraksi) di Asia Tenggara 10. Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Pusat 4 kegiatan Kementerian Pariwisata Mandalika (paket perjalanan dan atraksi) di Eropa 11. Promosi 10 destinasi pariwisata prioritas Provinsi Nusa Tenggara 3 kegiatan 825 Kementerian Pariwisata MICE berskala Nasional/Internasional di Nusa Tenggara Barat Barat 12. Dukungan pendidikan Politeknik Pariwisata Lombok Kab. Lombok Timur 1 paket Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Pengembangan Borobudur dan sekitarnya 1. Pembangunan sarpras pariwisata pada kawasan konservasi di Kawasan Borobudur dan sekitarnya 2. Reaktivasi & Pembangunan KA Magelang Yogyakarta (RM) & Jalur Ganda Kroya Kutoarjo Provinsi Jawa Tengah 6 unit Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kab. Magelang, Kab. Purworejo, Kota Yogyakarta, Kab. Cilacap, Kab. Sleman 1 paket (SBSN) Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

159 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 3. Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Pusat 3 kegiatan Kementerian Pariwisata Borobudur dkst. (paket perjalanan dan atraksi) di Asia Pasifik 5. Tersedianya jalur evakuasi bencana Kab. Magelang BNPB Sarana dan Prasarana Kebencanaan 6. Pemberdayaan masyarakat di destinasi Provinsi Jawa Tengah 420 orang 890 Kementerian Pariwisata pariwisata prioritas Borobudur dskt. Melalui Pendampingan Masyarakat dan Gerakan Sadar Wisata (orang) 7. Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Pusat 3 kegiatan Kementerian Pariwisata Borobudur dskt. (paket perjalanan dan atraksi) di Asia Tenggara 8. Misi Penjualan destinasi pariwisata prioritas Pusat 2 kegiatan Kementerian Pariwisata Borobudur dskt. (paket perjalanan dan atraksi) di Timur Tengah 9. Promosi 10 destinasi pariwisata prioritas Provinsi Jawa Tengah 9 kegiatan Kementerian Pariwisata MICE berskala Nasional/Internasional di Jawa Tengah 10. Percepatan operasionalisasi Badan Otorita Borobudur Provinsi Jawa Tengah 1 paket Kementerian Pariwisata Dukungan pengembangan destinasi prioritas lainnya 1. Pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata prioritas lainnya melalui Pendampingan Masyarakat dan Gerakan Sadar Wisata Provinsi NTT, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Maluku Utara orang Kementerian Pariwisata

160 78-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 2. Penyususunan Tourism Integrated Pusat 7 dokumen Kementerian Pariwisata Masterplan 7 destinasi prioritas (BTS, Wakatobi, Labuan Bajo, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kep. Seribu, Morotai) 3. Event Karya Seni Pusat 30 event Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 4. Pembangunan laboratorium praktik perhotelan Politeknik Pariwisata Makassar Kota Makassar 1 paket Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi 5. Pelatihan dan Sertifikasi SDM pariwisata ( orang yang terdiri dari pelatihan dasar dan sertifikasi) 6. Pemasaran Investasi Berdasar Sektor Pendukung Prioritas Nasional 7. Pelatihan Asesor Kepariwisataan (2.500 orang yang terdiri dari orang workplace assesor dan orang recognicition of current competencies) 8. Dukungan pendidikan Politeknik Pariwisata Makassar (termasuk rencana pengembangan pendidikan tinggi vokasi kepariwisataan di Kawasan Timur Indonesia sebesar Rp 4M) 9. Dukungan pendidikan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 10. Peningkatan sarana dan prasarana Politeknik Pariwisata Makassar 11. Dukungan pendidikan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali 12. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Pusat orang Kementerian Pariwisata Pengembangan Percepatan Pelatihan 0 Badan Koordinasi Penanaman Modal Pusat orang Kementerian Pariwisata Pengembangan Percepatan Pelatihan Kota Makassar 1 paket ,7 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Kota Bandung 1 paket 80,300.0 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Kota Makassar 1 paket 29,000.0 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Kab. Badung 1 paket 87,959.3 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Kab. Badung 1 paket 4,000.0 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi

161 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 13. Dukungan pendidikan Politeknik Pariwisata Kota Palembang 1 paket 30,000.0 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Palembang 14. Percepatan Pembangunan Politeknik Kota Palembang 1 paket 150,000.0 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Pariwisata Palembang 15. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah Kota Bandung 0 0 Kementerian Pariwisata Pendidikan Vokasi Tinggi Pariwisata Bandung 16. Pembuatan pola perjalanan (travel pattern) Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DIY, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bali, Provinsi NTB, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sumatera Utara Kementerian Pariwisata Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus TABEL 4.39 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Percepatan Pembangunan KEK Sorong 1. Penyediaan Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK Kab. Sorong 185 NPL Badan Informasi Geospasial (BIG)

162 80-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 2 3 Pemodelan dinamika spasial KEK Sorong untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, lingkungan dan spasial pengembangan KEK Sorong Penyusunan Data Batimetri dan Garis Pantai (4500 Line Km) Kab. Sorong 1 Model Badan Informasi Geospasial (BIG) Kab. Sorong 4500 line km 4. Pembangunan jembatan akses Pelabuhan Arar Kab. Sorong 225 m Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kota Sorong Kab. Sorong 1 Unit Pembangunan Jalan Fakfak-Werba-Sibori-Hurimber Kab. Fakfak 5 km Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Fakfak - Hurimber - Bofuwer Windesi Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Snopy - Kebar Prafi Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Ambuni Tandia Pembangunan Dermaga Penyeberangan Batanta Percepatan Pembangunan KEK Tanjung Kelayang Penyediaan Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK Pemodelan dinamika spasial KEK Tanjung Kelayang untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, lingkungan dan spasial pengembangan KEK Sorong Kab. Fakfak 26,48 km Kab. Manokwari Kab. Teluk Bintuni Kab. Raja Ampat 3. Penyusunan Data Batimetri dan Garis Pantai Kab. Belitung 4. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan 13 km 91, km Unit Badan Informasi Geospasial (BIG) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kab. Belitung 106 NPL Badan Informasi Geospasial (BIG) Kab. Belitung 1 Model Badan Informasi Geospasial (BIG) 2000 line km Badan Informasi Geospasial (BIG) Kab. Belitung 1 Unit Kementerian Perhubungan

163 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Rekonstruksi struktur jalan Tanjung Pandan Sp. Empat Sijuk (Akses Bandara) Pembangunan Dermaga Penyebrangan Pulau Liat Pongok Kab. Belitung 10 km Kab. Bangka Selatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 1 Unit Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Percepatan Pembangunan KEK Bitung 1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di Sekitar KEK Kota Bitung 1 Matek Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung (Multiyears) Kota Bitung 6 km ,8 3. Penyusunan Data Batimetri dan Garis Pantai Kota Bitung 2000 line km 4. PLTP Lahendong V&VI (FTP 2) Kab. Minahasa 2x20 MW Non APBN Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Badan Informasi Geospasial (BIG) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 5. PLTG/GU/MG Minahasa Peaker Kab. Minahasa 150 MW Non APBN Perusahaan Listrik Negara (PLN) Percepatan Pembangunan KEK MBTK 1. Penyusunan Data Batimetri dan Garis Pantai 2. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di Sekitar KEK 3. Pembangunan Tangki Timbun CPO (@5.000 ton) 4. Pembangunan Pelabuhan Maloy 5. Pembangunan Bandara Sangatta Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Timur 2000 line km 1 Matek Badan Informasi Geospasial (BIG) Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) 2 Unit Kementerian Perindustrian 1 Unit Kementerian Perhubungan 1 Unit Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

164 82-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 6. Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Sangatta Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Tanjung Redep-Tanjung Batu Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi I & V Peningkatan Kapasitas Jalan Sp. Blusuh - Tukuq - Bts. Kalteng Peningkatan Kapasitas Jalan Sp. Blusuh - Sp.Damai - Sp.Br.Tongkok Kab. Kutai Timur 1 km Kementerian Perhubungan Kab. Berau 10 km Kota Samarinda Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Barat 11,42 km km km Pelebaran Jalan Batu Aji Kuaro Kab. Paser 5 km Pembangunan Jembatan Pulau Balang Percepatan Pembangunan KEK Morotai Kota Balikpapan 800 m Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di Sekitar KEK 2. Penyusunan Data Batimetri dan Garis Pantai 3. Pembangunan Jalan Sofi Wayabula 4. Pembangunan Bandar Udara Pitu Kab. Pulau Morotai Kab. Pulau Morotai Kab. Pulau Morotai Kab. Pulau Morotai 1 Matek line km 12 km Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Badan Informasi Geospasial (BIG) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 1 Unit Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Sumber: Estimasi sementara untuk penyusunan RK

165 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Pengembangan 3 Kawasan Industri TABEL 4.40 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN 3 KAWASAN INDUSTRI No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Pengembangan KI Sei Mangkei 1. Pembangunan Fly Over Sei Mangke dan Simpang Kuala Tanjung Sei Mangke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2. Pembangunan jalan KA antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung Prov. Sumatera Utara (SBSB) Kementerian Perhubungan 3. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Belawan (PHLN) Pelindo 1 4. Percepatan penetapan Raperda tentang RTRW dan RRTR Provinsi/Kab/Kota di sekitar Kawasan Industri Pusat 34 provinsi 200 Kementerian Dalam Negeri Pembangunan Perdesaan 5. Operasional Pusat Inovasi KEK Sei Mangke Sei Mangke 1 unit Kementerian Perindustrian 6. Bimbingan Teknis Pemetaan RDTR Kabupaten/Kota di Sekitar KI Sei Mangke 7. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di sekitar Kawasan Industri Prov. Sumatera Utara Kab. Simalungun Badan Informasi Geospasial (BIG) Kemnterian Agraria dan tata Ruang/ BPN

166 84-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 8. Peningkatan SDM lokal Sei Mangke di PTKI Medan Provinsi Sumatera Utara 100 orang Kementerian Perindustrian 9. Jln Simpang Pasar Baru - Sei Bejangkar/Bts. Kab. Batubara; Tanah Jawa-Boluk; Perdagangan- Indrapura/Bts. Kab. Batubara; Perdagangan-Tanjung Kasau/Bts. Kab. Batubara; Simpang Dolok Merangir- Simpang Pajak Nagori Provinsi Sumatera Utara 143,0 (DAK) Kab Simalungun Pengembangan KI Morowali 1. Percepatan penetapan Raperda tentang RTRW dan RRTR Provinsi/Kab/Kota di sekitar Kawasan Industri Pusat 43 provinsi 200 Kementerian Dalam Negeri Pembangunan Perdesaan 2. Pengembangan Pusat Inovasi Logam Morowali Kab. Morowali 1 unit Kementerian Perindustrian 3. Bandar Udara Morowali Kab. Morowali 1 143,66 Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 4. Pembangunan Gedung Politeknik Tahap 4 Kab. Morowali Kementerian Perindustrian 5. Pelebaran Jalan Pelabuhan Bungku - Kawasan Industri Morowali Kab. Morowali 42 Km Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Konektivitas 6. Pelebaran Jalan Tomata-Beteleme-Kolonodale Kab. Morowali 1 Paket Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Konektivitas 7. Pembangunan Jalan Akses Bandara Morowali Kab. Morowali 1 Paket Konektivitas 8. Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM bidang produksi komponen yang berbasis teknologi skala medium ke atas Kab. Morowali Kementerian Perindustrian

167 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 9. Pembangunan Jalan Dalam Kota Bungku; Dalam desa Onepute Jaya; Dalam Kota Bahodopi; Dalam Desa Bahomakmur;Keurea Bahomakmur Pengembangan KI Bantaeng Kab. Morowali (APBD) Kabupaten Morowali 1. Percepatan penetapan Raperda tentang RTRW dan RRTR Provinsi/Kab/Kota di sekitar Kawasan Industri Pusat 34 provinsi 200 Kementerian Dalam Negeri Pembangunan Perdesaan 2. Peta lingkungan Indonesia skala 1: Prov. Sulawesi Selatan Badan Informasi Geospasial (BIG) 3. Pembangunan Akademi Komunitas Bantaeng Tahap 3 Kab. Bantaeng M Kementerian Perindustrian 4. Preservasi Jalan Bantaeng-Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan 1 Paket Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Konektivitas Dukungan Pengembangan KI 1. Fasilitasi Promosi Penanaman Modal Daerah di Dalam Negeri Pusat 3 kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Pembangunan Penampungan Air Baku beserta jaringan pipa di KI Mandor Kab. Landak Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 3. Pembangunan Jembatan Landak II KI Mandor Kab. Landak Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 4. Peningkatan penerapan INSW dalam pelaksanaan ekspor limbah B3 Provinsi Banten Kemnterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

168 86-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 5. Penyediaan Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KI 6. Peningkatan penerapan INSW dalam pelaksanaan kegiatan ekspor dan impor B3 Pusat Badan Informasi Geospasial (BIG) Pusat Kemnterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 7. Pembangunan Politeknik pendukung Kawasan Industri Dumai dan Batulicin Dumai dan Batulicin Kementerian Perindustrian Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja TABEL 4.41 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Pelaksanaan Harmonisasi dan Simplifikasi Peraturan Perizinan Sinkronisasi kebijakan dan implementasi perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan Pemerintah Pusat Peningkatan kemudahan layanan fasilitasi ekspor dan impor di bidang perdagangan luar negeri Pusat 200 Pelaksanaan SIPO Daerah Kementerian Perdagangan Pusat 15 perijinan 1000 Kementerian Perdagangan 3. Rencana aksi peningkatan peringkat kemudahan berusaha (EoDB) Pusat Menuju peringkat Badan Koordinasi Penanaman Modal

169 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 4. Peningkatan Koordinasi Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor Pusat 3,5 Hari Kementerian Perdagangan 5. Penyederhanaan Perizinan yang Menghambat Investasi Pusat 1 Kegiatan 900 Badan Koordinasi Penanaman Modal 6. Fasilitasi dan Diseminasi Kebijakan Penanaman Modal Pusat 2 Kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal 7. Pelaksanaan Simpilfikasi, Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perizinan Investasi Tingkat Pusat/Kementerian Lembaga dan Daerah Pusat 2 Paket Rumusan Rekomendasi Badan Koordinasi Penanaman Modal 8. Deregulasi dan Harmonisasi Pengaturan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Pusat 120 Daerah Kementerian Dalam Negeri 9. Pembatalan Perda dan Perkada Bermasalah Pusat 100 Persen Kementerian Dalam Negeri Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu 1. Pengembangan Sistem Perizinan Nasional Pusat 2. Pengadaan Alat Pendukung Sistem Perizinan Nasional 2 Paket Sistem Aplikasi dan Kajian Pusat 1 Paket Pengembangan Database Pusat 1 Paket Pengembangan Data Center Pengeluaran Persetujuan dan Perizinan Penanaman Modal Pusat Pusat 1 Paket (13 Server, 2 Storage, dan 26 Switch) dan 1 Paket NOC persetujuan dan perizinan 6. Fasilitasi Penanaman Modal Pusat persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal 1.398,8 Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal

170 88-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Pembuatan/Pemutakhiran Sistem E-Monev PTSP Fasilitasi Daerah Dalam Penerapan PTSP yang Prima (Kab/Kota) Pusat 1 Paket Kementerian Dalam Negeri Pusat 51 Kab/Kota Kementerian Dalam Negeri Percepatan Fasilitasi Penyelesaian Masalah Investasi 1. Fasilitasi Legalisasi RTR KSN Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang Kota Sabang 1 Laporan 800 Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/BPN 2. Penyediaan Data Investasi/PMTB Berdasarkan Sektor dan Institusi Pusat 1 paket data Badan Pusat Statistik 3. Pemutakhiran Data Potensi Investasi Daerah Pusat 34 Provinsi Badan Koordinasi Penanaman Modal 4. Perkuatan Peta Potensi dan Peluang Investasi Daerah Pusat 514 Daerah 2.337,5 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5. Pengembangan Sistem Informasi Potensi Investasi Daerah Pusat 1 sistem Badan Koordinasi Penanaman Modal 6. Fasilitasi Penyelesaian Masalah Investasi Wilayah I, II, II, Dan IV Pusat 20,30,65,30 perusahaan 4.944,0 Badan Koordinasi Penanaman Modal 7. Fasilitasi Rencana dan Implementasi Investasi Sektor Industri Agribisnis dan Sumber Daya Alam Lainnya, Jasa dan Kawasan, Infrastruktur Pusat 10 proyek, 6 kajian, dan 6 kajian Badan Koordinasi Penanaman Modal 8. Pengembangan Kerjasama Kepemilikan Modal BUMD Antara Pemda dan Pihak Ketiga 14 Provinsi Kementerian Dalam Negeri 9. Fasilitasi Peningkatan Kualitas Pengelolaan Aset Daerah 4 Provinsi Kementerian Dalam Negeri 10. Pemasaran Investasi berdasar sektor pendukung prioritas nasional (KEK, KI, Pariwisata,berorientasi ekspor, energi, Pusat Badan Koordinasi Penanaman Modal

171 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya ketahanan pangan) Peningkatan Perlindungan Konsumen Dan Persaingan Usaha Yang Sehat 1. Penanganan pengaduan konsumen Pusat 85 layanan pengaduan Kementerian Perdagangan 2. Pengawasan kegiatan perdagangan Pusat 150 pengawasan Kementerian Perdagangan Penanganan perkara pelanggaran persaingan usaha Implementasi manual kebijakan persaingan di K/L/I Pusat dan Daerah 5. Penilaian merger dan akuisisi Pusat Pusat 58 penanganan perkara Pusat 13implementasi 1.232,7 45 penilaian merger dan akuisisi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) 6. Pengembangan indeks persaingan usaha di sektor prioritas Pusat Study/kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) 7. Implementasi competition compliance oleh pelaku usaha Pusat 1 sektor prioritas 200 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Peningkatan Populasi Dan Daya Saing Industri 1. Revitalisasi Sentra IKM Pusat 1500 IKM Kementerian Perindustrian Penumbuhan Industri Garam Industri dan Petrokimia Penyusunan sistem insentif dan regulasi untuk mendorong peran industri/swasta dalam mendukung pendidikan vokasi yang sesuai kebutuhan Pusat 2 unit Kementerian Perindustrian Pusat 2 peraturan Kementerian Perindustrian

172 90-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 4. Pengembangan SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 5. Penguatan Inovasi Litbang di Industri Pusat 800 orang Kementerian Perindustrian Provinsi DKI Jakarta 45 Produk Inovasi Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Sertifikasi TKDN produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Peningkatan kemampuan teknologi lembaga pendidikan vokasi industri pengolahan kayu Pusat 300 produk Kementerian Perindustrian Kota Semarang Kementerian Perindustrian Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Fasilitasi peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur TIK bagi pelaku ekonomi kreatif (jumlah orang) Fasilitasi peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik bagi pelaku ekonomi kreatif (jumlah infrastruktur fisik) Pembinaan dan pendukungan untuk pengembangan pasar dalam negeri bagi pelaku ekonomi kreatif (orang) Peningkatan permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif pada akses perbankan Fasilitasi pengakuan HKI bagi pelaku ekonomi kreatif Pengembangan Data dan Informasi Statistik Ekonomi Kreatif di 34 Provinsi Pusat Orang Badan Ekonomi Kreatif Pusat 55 Unit Badan Ekonomi Kreatif Pusat Orang Badan Ekonomi Kreatif Pusat (miliar rupiah) Badan Ekonomi Kreatif Pusat Produk Badan Ekonomi Kreatif Pusat 1 Kegiatan Badan Pusat Statistik Iklim Ketenagakerjaan Dan Hubungan Industrial

173 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Peningkatan Kapasitas Perundingan Hubungan Industrial Penguatan Integrasi Sistem Informasi Tenaga Kerja Asing di Daerah Rembuk Tripartit Pembahasan Revisi UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan di 3 Regional Pusat 1930 Perjanjian Kerja Bersama, 430 perusahaan, 4000 orang Kementerian Ketenagakerjaan Pusat 50 Kab/Kota 6000 Kementerian Ketenagakerjaan Pusat 1000 perusahaan Dokumen 8000 Kementerian Ketenagakerjaan 4. Peningkatan Kapasitas Pengusaha Penyusunan Struktur dan Skala Upah Melalui Kemitraan Multi pihak Pusat 430 Perusahaan 3036 Kementerian Ketenagakerjaan 5. Peningkatan Penyusunan Perjanjian Kerja Bersama di Perusahaan Pusat 430 Perjanjian Kerja Bersama 2600 Kementerian Ketenagakerjaan 6. Pengembangan Skema Kemitraan Multipihak Pencegahan Perselisihan Hubungan Industrial Pusat 1500 Perjanjian Bersama 4025 Kementerian Ketenagakerjaan 7. Pengembangan Skema Kemitraan Multipihak Peningkatan Kapasitas Teknik Negosiasi Pusat 4000 Orang Kementerian Ketenagakerjaan Pengembangan Keahlian Tenaga Kerja Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Pengembangan Pusat Pengembangan Keahlian (Skill Development Center) Pendidikan Tinggi Vokasi di 8 Politeknik Industri Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi Pendidikan Kejuruan Industri di 9 SMK Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi Pusat Orang Pusat 45 lembaga pelatihan kerja Kemennaker, Kemenperin, KemenPUPR, KemenESDM, Kemkominfo Kemennaker, Kemenperin Pusat Orang Kementerian Perindustrian Pusat 6256 Orang Kementerian Perindustrian

174 92-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Pendidikan D1 Dan D2 Meliputi Kimia Analis, Logistik, Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi,Instrumentasi dan Kontrol,Teknik Kimia Logam, Alas Fasilitasi Pengembangan Teaching Factory oleh Industri Inkubator Bisnis untuk Pembentukan Wirausaha Industri di Pusdiklat Industri dan Balai Diklat Industri Pembangunan Gedung Pendidikan Vokasi Industri di SMTI Banda Aceh, STTT Bandung, AKA Bogor, ATK Yogyakarta, SMAK Bogor, SMAK Padang, SMTI Yogyakarta,S Pusat 310 Orang 6400 Kementerian Perindustrian Pusat 25 Lokasi Kementerian Perindustrian Pusat 2 lokasi 4000 Kementerian Perindustrian Pusat 10 Lokasi Kementerian Perindustrian 9. Pendidikan Akademi Komunitas Industri Pusat 12 Lokasi Kementerian Perindustrian 10. Pendidikan Pelatihan Penjenjangan dan Teknis Industri Pusat 250 Orang Kementerian Perindustrian 11. Pendidikan TPL di 8 Politeknik Industri Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi untuk pengembangan wirausaha baru Pusat 150 Orang Kementerian Perindustrian 12. Pengembangan Sarana Workshop di BLK Pusat 112 BLK Kementerian Ketenagakerjaan Pemagangan Berbasis Standar Kompetensi (Standar Industri, SKKNI, Standar Internasional) 34 Provinsi Orang Kementerian Ketenagakerjaan Penyusunan 300 Standar Kompetensi Kerja Pusat 300 SKKNI Kementerian Ketenagakerjaan 15. Pelatihan Berbasis Kompetensi 34 Provinsi Orang Kementerian Ketenagakerjaan

175 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 16. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja 17. Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Pemerintah 18. Pengembangan Sarana Workshop di BLK (BLK Kategori Cukup) 19. Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Konstruksi 20. Pelatihan Berbasis Kompetensi bidang Komunikasi dan Informatika 34 Provinsi Orang Kementerian Ketenagakerjaan 34 Provinsi 1250 Orang Kementerian Ketenagakerjaan Pusat 50 BLK Kementerian Ketenagakerjaan Pusat Orang Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Pusat Orang Kementerian Komunikasi Dan Informatika 21. Pelatihan Berbasis Kompetensi bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Pusat Orang Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Perluasan Integrasi Sistem Informasi Pasar Kerja 1. Pengintegrasian Bursa Kerja Pemerintah, Bursa Kerja Khusus dan Bursa Kerja Swasta dengan Informasi Pasar Kerja Nasional 2. Peningkatan Kualitas Informasi Pasar Kerja Sesuai dengan Standar Kualitas Nasional Pusat 100 BKP, BKK dan BKS Kementerian Ketenagakerjaan Pusat 100 BKP Kementerian Ketenagakerjaan

176 94-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa TABEL 4.42 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA No. Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya Peningkatan Fasilitasi Ekspor 1. Pengembangan sistem fasilitasi pembiayaan perdagangan Pusat 2. Evaluasi kebijakan da otomasi fasilitas KITE IKM dalam rangka dukungan pengembangan IKM 100 pelaku usaha yang difasilitasi Pusat 1 paket Integrasi INATRADE dan INSW Pusat 1 Sistem Kesepakatan kerjasama pengembangan ekspor Kajian Pengembangan Penanaman Modal Sektor Industri Agribisnis dan SDA Ketelusuran teknis ekspor produk industri kehutanan Peningkatan kemudahan layanan fasilitasi ekspor dan impor di bidang perdagangan luar negeri Peningkatan Kualitas Dan Standar Produk Ekspor 1. Peningkatan peran Indonesia Design Development Center Pusat 5 kesepakatan Pusat 3 Kajian Pusat dokumen Laporan Surveyor (LS) bagi IKM industri kehutanan Pusat 50 pelaku usaha Pusat 50 desain produk ekspor 2. Pengembangan merk produk ekspor Pusat 50 merk produk ekspor Kementerian Perdagangan Kementerian Keuangan Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan

177 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target Koperasi dan UMKM yang difasilitasi standardisasi dan mutu produk ekspor Anggaran (Rp. Juta) Pusat 500 koperasi dan UMKM Instansi Pelaksana Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 4. Pendampingan dan mentoring aplikasi Sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan Dokumen V-Legal untuk industri furnitur dan kerajinan kayu 5. pembangunan fasilitas laboratorium riset pengujian mutu produk 6. Pengembangan layanan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Sul-Sel dan SumSel Pusat 50 orang Kab. Tangerang 4 laboratorium Pusat 2 Lokasi Kementerian Perindustrian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Badan Standardisasi Nasional 7. Pengembangan sarana pengujian Pusat 3 paket alat laboratorium Kementerian Perdagangan 8. Penyediaan sistem informasi standar dan mutu yang berlaku di negara tujuan ekspor Pusat 8 negara 320 Kementerian Perdagangan 9. Keberterimaan sertifikat mutu Pusat 1 MoU Peningkatan Dan Pemanfaatan Akses Pasar Serta Efektivitas Promosi Pencitraan produk ekspor Penyediaan informasi dan analisa pasar ekspor (export helpdesk) Fasilitasi pelaku ekonomi kreatif di pameran/roadshow luar negeri Peserta export coaching programme Pusat 7 kegiatan Pusat 26 informasi Pusat 25 Orang Pusat 25 pendampingan pelaku usaha Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Perdagangan

178 96-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Kegiatan Prioritas/Proyek K/L Lokasi Target Pemasaran Investasi Berdasar Sektor Pendukung Prioritas Nasional Pusat Promosi Ekspor Regional di Daerah Marketing point di wilayah perbatasan Promosi dagang luar negeri dan Trade Expo Indonesia Pengembangan AEC Center di pusat menjadi FTA Center Pilot project pengembangan Pusat FTA Daerah Penanganan isu hambatan perdagangan non-tarif antara RI dengan negara mitra Pengembangan Jaringan Kemitraan Usaha 1. Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Pusat Badan Koordinasi Penanaman Modal Sulawesi Selatan 1 pusat promosi ekspor Kementerian regional Perdagangan Pusat 2 marketing point Kementerian Perdagangan Pusat 24 kegiatan Kementerian Perdagangan Pusat 1 FTA Center Kementerian Perdagangan Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan 4 Pusat FTA Daerah Pusat 25 penanganan Koperasi yang diperkuat dalam kemitraan rantai nilai / pasok Pengembangan Ekspor Jasa Bernilai Tambah Tinggi Pengembangan produk ekspor jasa dan ekonomi kreatif Meningkatnya akses pasar jasa Indonesia di pasar internasional Penyediaan statistik perdagangan jasa Pusat 3 Produk 2.090,6 Pusat 1 Dokumen Pusat 1 Dokumen Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

179 4.5 Ketahanan Energi Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Pembangunan energi dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti terbatasnya pasokan energi primer dan infrastruktur energi. Pada sisi penyediaan perlu dilakukan optimalisasi pasokan minyak bumi, gas, batubara serta peningkatan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya melalui peningkatan kapasitas infrastruktur energi nasional. Pada sisi pemanfaatan, perlu terus digalakkan dan ditingkatkan efisiensi penggunaan energi di berbagai sektor. Sasaran Umum No. Indikator Baseline (realisasi) 2016 (realisasi) 2017 (target) 2018 (target) Produksi Sumber Daya Energi Minyak Bumi (ribu BM/hari) (Sept) Gas Bumi (ribu SBM/hari) (Sept) Batubara (Juta Ton) (Sept) Penggunaan Dalam Negeri (DMO) Gas Bumi (%) (Sept) Batubara (%) (Sept) Listrik Rasio Eletrifikasi (%) 81,5 88,3 89,9 (Sept) 92,7 93,9 96,6 Konsumsi Listrik Per Kapita (kwh) ,7 (Agus) Penambahan Kapasitas Pembangkit (Termasuk yang sedang Konstruksi 2014) (MW) Infrastruktur Energi Kilang Minyak (unit) 0 Penandatan ganan Perpres Kilang dan Studi Pra FS - - Pelaksana an EPC dan PMC 1 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

180 No. Indikator Baseline (realisasi) 2016 (realisasi) 2017 (target) 2018 (target) 2019 FSRU/Regasifikasi /LNG Recieving Terminal (unit) Jaringan Pipa Gas (kumulatif, km) SPBG (unit)* Jaringan Gas Kota (SR)* 5. Porsi EBT dakam Bauran Energi * Termasuk BUMN , ARAH KEBIJAKAN Arah kebijakan prioritas nasional bidang ketahanan energi terdiri dari: 1. Meningkatkan produksi energi primer; 2. Meningkatkan cadangan energi; 3. Meningkatkan peranan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi; 4. Meningkatkan aksesibilitas energi; 5. Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi Program Prioritas Prioritas Nasional Bidang Ketahanan Energi mencakup 2 (dua) Program Prioritas, yakni: 1) Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Konservasi Energi, dan 2) Pemenuhan Kebutuhan Energi, seperti yang disajikan pada gambar dibawah ini. GAMBAR 4.19 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI EBT dan Konservasi Energi Ketahanan Energi Pemenuhan Kebutuhan Energi 98-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

181 4.5.3 Kegiatan Prioritas Kedua program prioritas bidang Ketahanan Energi selanjutnya diterjemahkan ke dalam sejumlah kegiatan prioritas. Program Prioritas EBT dan Konservasi Energi diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) kegiatan prioritas dan Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi diterjemahkan ke dalam 6 (enam) kegiatan prioritas. 1. Program Prioritas EBT dan Konservasi Energi Program Prioritas EBT dan Konservasi Energi diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) kegiatan prioritas yaitu: (1) Penyempurnaan feed-in tariff, subsidi, dan kelembagaan EBT; (2) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hidro dan Nuklir; (3) Pengembangan Bioenergi; (4) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP); (5) Pengembangan industri penunjang EBT dan konservasi energi; (6) Pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik skala kecil (Small Grid System); (7) Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien. Penetapan ketujuh kegiatan tersebut didasarkan pada hasil evaluasi pada RKP GAMBAR 4.20 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI 7 Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien 1 Penyempurnaan Feed In Tariff dan Subsidi EBT 2 Pengembangan PLT Berbasis Hidro dan Nuklir 6 Pengembangan Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System) EBT & Konservasi Energi 3 Pengembangan Bioenergi 5 Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi 4 Pengembangan PLTP RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

182 TABEL 4.43 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator 1. Penyempurnaan feed-in tariff, subsidi, dan kelembagaan EBT 2. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hidro dan Nuklir a. Tersusunnya formulasi harga, besaran, serta regulasi penerapan subsidi/insentif pengembangan EBT, dengan indikator: Jumlah regulasi Feed In Tariff aneka EBT sebanyak 3 regulasi, Jumlah regulasi penyaluran insentif Feed In Tariff EBT sebanyak 1 regulasi, Jumlah regulasi pembentukan Dana Ketahanan Energi sebanyak 1 regulasi. a. Terbangunnya pembangkit listrik berbasis hidro, dengan indikator: Jumlah PLTMH yang terbangun sebanyak 3 unit/jumlah PLTM yang terbangun sebanyak 3 unit, Jumlah dokumen Pra FS/FS dan DED PLTM dan PLTMH yang tersusun sebanyak 3 FS/DED, Jumlah dokumen Hasil Studi Potensi PLTMH yang tersusun sebanyak 2 dokumen, Kapasitas terpasang PLTM/PLTMH di kawasan konservasi non taman nasional sebesar KW, Kapasitas terpasang PLTM/PLTMH di taman nasional sebesar KW, Jumlah dokumen kajian Perencanaan Penanaman Modal di PLT Berbasis Hidro yang tersusun sebanyak 2 kajian. b. Terwujudnya pengembangan pembangkit listrik berbasis nuklir Jumlah lokasi Mineral Logam Tanah Jarang (REE) yang dieksplorasi sebanyak 1 lokasi, Jumlah kajian penerapan sistem energi nuklir sebanyak 7 kajian, Jumlah kajian teknis reaktor daya eksperimental yang terbangun sebanyak 3 dokumen teknis, Jumlah perizinan reaktor daya nuklir yang dikeluarkan sebanyak 1 perizinan. 3. Pengembangan Bioenergi a. Terwujudnya pembangunan infrastruktur bioenergi, dengan indikator: Jumlah Pilot project PLT Biogas dari limbah sawit yang terbangun sebanyak 1 unit, Jumlah inovasi teknologi bioenergi sebanyak 6 inovasi, Jumlah limbah industri yang dimanfaatkan sebagai sumber energi sebanyak 500 ton, Jumlah limbah non B3 yang dimanfaatkan melalui pembangunan reaktor biomassa sebanyak 100 ton, Jumlah limbah B3 yang dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif sebanyak liter per hari RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

183 No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator 4. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 5. Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi 6. Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System) a. Terbangunnya Pembangkit Listrik Panas Bumi, dengan indikator: Jumlah PLTP skala kecil yang terbangun sebanyak 1 unit. b. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, dengan indikator : Jumlah WKP yang dilelang sebanyak 5 WKP, Jumlah WKP yang baru sebanyak 1 WKP, Jumlah lokasi Survei Pendahuluan Panas Bumi yang direkomendasikan, Jumlah lokasi Survei Aliran Panas Bumi yang direkomendasikan, Jumlah lokasi Survei Terpadu 3G dan AMT yang direkomendasikan, Jumlah lokasi Survei Magnetotelurik Panas Bumi yang direkomendasikan. c. Meningkatnya teknologi dan kemampuan SDM dalam negeri di bidang panas bumi Jumlah pendidikan dan pelatihan bidang panas bumi (EBTKE) sebnayak 40 pendidikan dan pelatihan. a. Tersusunnya regulasi terkait insentif untuk industri penggerak EBT dalam negeri. Jumlah regulasi insentif pajak untuk Industri Dalam Negeri Penggerak EBT sebanyak 1 regulasi, Jumlah paket kebijakan industri EBT Dalam Negeri sebanyak 1 paket. b. Meningkatnya teknologi pengembangan EBT dan konservasi energi dalam negeri Jumlah dokumen SNI Modul Surya, Turbin Air, Trubin Angin, Metoda Uji Syngas yang tersusun sebanyak 4 dokumen, Jumlah sarana pengujian kualitas teknologi Ssolar PV yang terbangun, Jumlah riset pengembangan energi terbarukan bagi industri Dalam Negeri, Jumlah dokumen Pemetaan Penanaman Modal Sektor Industri Penyedia EBT yang disusun sebanyak 6 dokumen. a. Terwujudnya pemanfaatan teknologi Small Grid System Jumlah dokumen Skema Pendanaan Pembangunan Small Grid System yaitu 1 skema pendanaan, Jumlah lokasi Pemasangan LTSHE di 15 provinsi dan 58 Kabupaten/Kota, Jumlah unit Pembangkit Listrik Hibrida Mandiri yang dikembangkan sebanyak 7 unit, Jumlah unit Smart Micro Grid kawasan perdesaan dan atau perkotaan terbangun sebanyak 4 unit, Jumlah kebijakan terkait insentif pengembangan usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil sebanyak 1 kebijakan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

184 No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator 7. Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien a. Terwujudnya penerapan konservasi energi dan teknologi energi bersih Jumlah obyek Manajemen dan Penghematan Energi dan Air di Bangunan Gedung Pemerintah/BUMN/BUMD sebanyak 30 objek perusahaan, Jumlah objek Investment Grade Audit (IGA) sebanyak 6 objek, Jumlah Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang diturunkan yaitu sebanyak 33 juta ton, Jumlah Jenis Peralatan yang sesuai dengan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Hemat Energi sebanyak 4 jenis peralatan Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi Program prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi diterjemahkan ke dalam 6 (enam) kegiatan prioritas, yaitu (1) Pembangunan Pembangkit, Transmisi, dan Distribusi Listrik; (2) Peningkatan produksi minyak dan gas bumi; (3) Peningkatan Kapasitas Infrastruktur minyak dan gas bumi; (4) Pemenuhan DMO batubara dan gas bumi; (5) Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas bumi; (6) Pembentukan cadangan penyangga energi. Penetapan keenam kegiatan tersebut didasarkan pada hasil evaluasi RKP GAMBAR 4.21 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI 6 Pembentukan Cadangan Penyangga Energi 1 Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik 2 Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Pemenuhan Kebutuhan Energi 5 Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas Bumi 3 Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi 4 Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

185 TABEL 4.44 SASARAN PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator 1. Pembangunan pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik 2. Peningkatan produksi minyak dan gas bumi 3. Peningkatan kapasitas infrastruktur minyak dan gas bumi a. Terbangunnya pembangkit listrik, beserta jaringan transmisi dan gardu induk Jumlah kapasitas pembangunan pembangkit listrik yang dibangun sebesar MW, Jumlah panjang jaringan transmisi yang dibangun sepanjang kms, Jumlah kapasitas gardu induk yang dibangun sebesar MVA, Jumlah panjang jaringan distribusi yang dibangun sepanjang kms, Jumlah kapasitas gardu distribusi yang dibangun sebesar 330 MVA, Jumlah kebijakan terkait pemantauan dan pengendalian pembangunan ketenagalistrikan sebanyak 3 kebijakan, Jumlah provinsi yang menerima bimtek penyusunan/peninjauan kembali RTRW dan penyusunan RDTR untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik sebanyak 34 provinsi, b. Terwujudnya perluasan jaringan distribusi dan penyambungan listrik untuk rumah tangga tidak mampu Jumlah rumah tangga yang menerima perluasan jaringan distribusi dan penyambungan listrik sebanyak unit. c. Terlaksananya penetapan harga energi listrik serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran Jumlah kebijakan terkait harga dan subsidi listrik sebanyak 1 kebijakan. a. Meningkatnya produksi minyak dan gas bumi Jumlah produksi minyak bumi sebanyak 800 ribu BM/hari, Jumlah produksi gas bumi sebanyak ribu SBM/hari. b. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional dan non konvensional Jumlah WK Migas konvensional yang ditawarkan sebanyak 7 WK, Jumlah WK Migas non konvensional yang ditawarkan sebanyak 2 WK, Promosi investasi migas, Kajian rencana penanaman modal di kawasan penunjang migas sebanyak 2 kajian, Jumlah regulasi migas yang direvisi (UU Migas) sebanyak 1 rancangan PP. a. Terbangunnya infrastruktur gas bumi Jumlah jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun sebanyak SR, Ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi yang dibangun sepanjang ,7 km, Jumlah instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas kota sebanyak 50 unit b. Terbangunnya infrastruktur minyak bumi Persentase pembangunan kilang minyak grass root dan RDMP sebesar 30%, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

186 No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator 4. Pemenuhan DMO batubara dan gas bumi 5. Peningkatan cadangan minyak dan gas bumi 6. Pembentukan cadangan penyangga energi Jumlah Rumusan Rencana Pembangunan (Pra-FS) untuk Kilang Skala Kecil sebanyak 1 rumusan. c. Terlaksananya konversi BBM ke BBG Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk nelayan sebanyak unit, Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk kendaraan sebanyak unit. d. Terlaksananya penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran Jumlah kebijakan formulasi harga dan besaran subsidi bahan bakar sebanyak 1 paket kebijakan, Jumlah paket perdana LPG 3 kg untuk Rumah Tangga dan usaha mikro sebanyak paket. Meningkatnya pemanfaatan batubara dan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri DMO Batubara sebesar 32%, DMO Gas Bumi sebesar 63%, Produksi batubara sebesar 406 juta ton. a. Meningkatnya cadangan minyak dan gas bumi Jumlah cadangan minyak bumi sebanyak MMSTB, Jumlah cadangan gas bumi sebanyak 144 TSCF. b. Terselenggaranya kegiatan eksplorasi migas untuk peningkatan penemuan cadangan baru Jumlah sumber daya migas konvensional dan non konvensional sebanyak 90,07 BBOE, Survei Seismik 2D yang dilaksanakan sepanjang km, Survei Seismik 3D yang dilaksanakan sebesar km 2., Jumlah pemboran eksplorasi sumur migas sebanyak 49 sumur, Survei laut cekungan migas untuk mendukung WK migas sepanjang km, Akuisisi Seismik 2D di Selabangka dan Singkawang, Jumlah lokasi pelaksanaanlitbang Energi Migas Kelautan (studi potensi gas biogenik dan pengkayaan data gas (tersier) di 1 lokasi. Tersedianya cadangan penyangga energi Strategi dan kebijakan kebijakan penyediaan dan pengelolaan cadangan penyangga energi sebanyak 2 paket kebijakan, Cadangan minyak mentah sebesar 1,6 juta barel (setara dengan 1-1,5 hari konsumsi BBM), Jumlah roadmap Cadangan Penyangga Migas sebanyak 1 rumusan Proyek Prioritas Nasional Kegiatan prioritas nasional selanjutnya diterjemahkan ke dalam beberapa proyek prioitas nasional. Tujuh kegiatan prioritas pada program prioritas EBT dan Konservasi Energi diterjemahkan ke dalam 14 (empat belas) proyek prioritas nasional. Enam kegiatan prioritas pada program prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi diterjemahkan ke dalam 20 (dua puluh) proyek prioritas nasional. Penjabaran proyek prioritas nasional untuk program prioritas EBT dan konservasi energi dapat digambarkan pada gambar 4.22 dan 4.23 sebagai berikut: RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

187 GAMBAR 4.22 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI PROGRAM PRORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS 1. Penyempurnaan Feed In-Tariff, Subsidi dan Kelembagaan EBT dan Nuklir 2. Pengembangan PLT Berbasis Hidro dan Nuklir 3. Pengembangan Bioenergi PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS 1. Penyempurnaan Regulasi Feed in-tariff EBT 2. Pembentukan Dana Ketahanan Energi (DKE) 1. PembangunanPLT Berbasis Hidro 2. Pembangunan PLT Nuklir/Thorium 1. Pembangunan Infrastruktur Bioenergi KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS 4. Pengembangan PLT Panas Bumi 5. Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi 6. Pengembagan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System) 7. Implementasi Teknologi Energi Bersih dan Efisien PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS 1. Pembangunan PLTP 2. Peningkatan Kualitas Data Cadangan Panas Bumi 3. Peningkatan Capacity Building Panas Bumi 4. Pembangunan Research Center 1. Penyusunan Regulasi Insentif untuk Idustri EBT Dalam Negeri 2. Riset Teknologi EBT dan Konservasi Energi Bagi Industri Nasional 3. Pembangunan Sarana Pengujian Kualitas Aneka EBT 1. Pembangunan Jaringan Tenaga Listrik Skala kecil 1. Penghematan Energi dan Air pada Bangunan/Gedung RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

188 GAMBAR 4.23 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI PROGRAM PRORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI KEGIATAN PRIORITAS 1. Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik KEGIATAN PRIORITAS 2. Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi KEGIATAN PRIORITAS 3. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS 1. Pembangunan Pembangkit Listrik, beserta Jaringan Transmisi dan Gardu Induk 2. Perluasan Jaringan Distribusi dan Penyambungan Listrik untuk Rumah Tangga Tidak Mampu 3. Penetapan Harga Energi Listrik Serta Penerapan Kebijakan Subsidi yang Tepat Sasaran 1. Produksi/Lifting Minyak dan Gas Bumi 2. Penawaran WK Migas Konvensional 3. Penawaran WK Migas Non Konvensional 4. Penyempurnaan regulasi migas 5. Peningkatan daya tarik investasi migas 6. Peningkatan pemanfaatan teknologi untuk eksplorasi migas non konvensional 1. Pembangunan Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga 2. Pelaksanaan konversi BBM ke BBG untuk Nelayan 3. Pelaksanaan konversi BBM ke BBG untuk Kendaraan 4. Pembangunan Kilang dan RDMP (Refinery Development Master Plan) 5. Pembangunan ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi 6. Penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran KEGIATAN PRIORITAS 4. Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi KEGIATAN PRIORITAS 5. PeningkatanCadangan Minyak dan Gas Bumi KEGIATAN PRIORITAS 6. Pembentukan Cadangan Penyangga Energi PROYEK PRIORITAS 1. Penyediaan Alokasi Gas Domestik 2. Pemantauan dan pengawasan penyediaan Batubara untuk Kebutuhan Dalam Negeri PROYEK PRIORITAS 1. Survei Sumber Daya Migas Konvensional dan Non Konvensional 2. Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi PROYEK PRIORITAS 1. Pembangunan Cadangan Penyangga Energi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

189 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek K/L dan Sebaran Lokasi TABEL 4.45 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI No. Proyek Prioritas/Proyek KL Lokasi Target A. Kegiatan Prioritas: PENYEMPURNAAN FEED-IN TARIFF, SUBSIDI DAN KELEMBAGAAN EBT Anggaran (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Pro PN: a) Penyempurnaan Regulasi Feed-in Tariff EBT 1. Penyusunan Regulasi Pengusahaan Aneka EBT 2 regulasi 538,00 KESDM Keterkaitan dengan Prioritas lain 2. Regulasi Penyaluran Insentif Feed In Tariff EBT 1 regulasi 400,00 Kemenkeu Pro PN: b) Pembentukan Dana Ketahanan Energi 1. Regulasi Pembentukan Dana Ketahanan Energi 1 regulasi 400,00 Kemenkeu B. Kegiatan Prioritas: Pengembangan PLT Hidro dan Nuklir Pro PN: a) Pembangunan PLT Berbasis Hidro 1. Pembangunan PLT Minihidro Kab.Pegunungan 3 unit 100,610,00 KESDM Bintang, Kab. Supiori, Kab. Ilaga, 2. Pembangunan PLT Mikrohidro Kab. Toba Samosir, 3 unit 14,930,00 KESDM Kab. Pidie Jaya, Kab. Landak 3. Penyusunan Pra FS/FS dan DED EBT Berbasis Kab. Solok, Kab. 3 FS/DED 1.050,00 KESDM Hidro (PLTMH/PLTM) Limapuluh Kota, Kab. Pasaman 4. Studi Potensi PLTMH Pusat 2 Dokumen 2.909,00 KESDM 5. Pembangunan Mini/Mikrohidro di Kawasan Konservasi Non Taman Nasional kw KLHK

190 108 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas/Proyek KL Lokasi Target 6. Pembangunan Mini/Mikrohidro di Taman Nasional TN Kayan Mentarang (Kaltara), TN Betung Kerihun (Kalbar), TN Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar), TN Rawa Aopa Watumohai (Sultra Anggaran (Rp.Juta) Instansi Pelaksana kw KLHK 7. Perencanaan Penanaman Modal di PLT Berbasis Pusat 2 kajian BKPM Hidro Pro PN: b) Pengembangan PLT Nuklir/Thorium 1. Eksplorasi Mineral Logam Tanah Jarang (REE) Kab Ketapang, Kalimanatan Barat 1 lokasi 397,83 KESDM Keterkaitan dengan Prioritas lain 2. Pengkajian dan Penerapan Sistem Energi Nuklir 7 kajian BATAN 3. Kajian Teknis Pembangunan Reaktor Daya 3 dokumen kajian BATAN Eksperimental 4. Perizinan Reaktor Daya 1 perizinan 3.792,87 BAPETEN C. Kegiatan Prioritas: Pengembangan Bioenergi Pro PN: a) Pembangunan Infrastruktur Bioenergi 1. Inovasi Teknologi Bioenergi BPPT 2. Pilot Project PLT Biogas dari Limbah sawit 1 unit BPPT 3. Pemanfaatan limbah Industri Sebagai Sumber Energi 4. Pemanfaatan Limbah Non B3 Melalui Pembangunan Reaktor Biomassa 5. Pemanfaatan Limbah B3 Menjadi Bahan Bakar Alternatif Kab. Katingan 500 Ton KLHK Kab. Cilacap 100 Ton KLHK Kab. Gresik Liter/hari KLHK

191 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas/Proyek KL Lokasi Target D Kegiatan Prioritas : Pengembangan PLTP Pro PN: a) Pembangunan PLT Panas Bumi 1. Pelelangan Wilayah Kerja Panas Bumi dan Penugasan Kepada BUMN/BLU untuk Melakukan Kegiatan Pengusahaan Panas Bumi 2. Penyiapan, Penetapan, dan Evaluasi Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan, Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi, dan Wilayah Kerja Panas Bumi Anggaran (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Sumatera Selatan, NTT, Maluku Utara, Jawa Barat, Sumatera Barat 5 WKP Lelang KESDM Sumatera Barat 1 WKP Baru 803,00 KESDM Keterkaitan dengan Prioritas lain b) Pro PN: Peningkatan Kualitas Data Cadangan Panas Bumi 1. Survei Pendahuluan Panas Bumi Kab. Paser (Kaltim), Kab. Seram (Maluku), Kab. Kepulauan Nias (Sumut) 2. Survey Aliran Panas (Heat Flow) Kab. Ngada (NTT), Kab. Pasaman Barat (Sumbar), Kab. Toli Toli (Sulawesi Tengah) 3. Survei Terpadu Geologi, Geokimia, Gayaberat, dan AMT Kab. Pidie (NAD), Kab. Gowa (Sulsel), Kab. Bulukumba (Sulsel), Kab. Luwu Utara (Sulsel), Kab. Sula (Maluku Utara) 4. Survei Magnetotelurik Panas Bumi Kab. Ngada (NTT), Kab. Solok Selatan (Sumbar), Kab. Sidrap (Sulsel), Kab. Luwu 3 Rekomendasi 753,97 KESDM 3 Rekomendasi 1.049,83 KESDM 5 Rekomendasi 4.005,44 KESDM 5 Rekomendasi 3.050,44 KESDM

192 110 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas/Proyek KL Lokasi Target Anggaran (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Utara (Sulsel), Kab. Barru (Sulsel Pro PN: c) Peningkatan Capacity Building Panas Bumi 1. Diklat Teknis Bidang KEBTKE Lainnya Pusat 40 Diklat 6.588,09 KESDM Pro PN: d) Pembangunan Research Center Panas Bumi 1. Pengembangan Pusat Penelitian Panas Bumi 0 0 Kemristek 2. Pembangunan PLTP Skala Kecil 1 unit BPPT Keterkaitan dengan Prioritas lain E Kegiatan Prioritas: Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi Pro PN: a) Penyusunan Regulasi Insentif untuk Industri Energi Terbarukan Dalam Negeri 1. Penyusunan Regulasi Insentif Pajak untuk Industri Pusat 1 regulasi 400,00 Kemenkeu Dalam Negeri Penggerak EBT 2. Penyusunan Paket Kebijakan Industri EBT Dalam Pusat 1 paket 0 Kemenperin Negeri Pro PN: b) Pembangunan Sarana Pengujian Kualitas Aneka EBT 1. Penyusunan Standardisasi Nasional Indonesia: Pusat 4 dokumen SNI 2383,075 KESDM Modul Surya, Turbin Air, Turbin Angin, Metoda Uji Syngas 2. Pembangunan Sarana Pengujian Kualitas Teknologi Pusat 0 0 BPPT Solar PV 3. Pembangunan Sarana Pengujian Kualitas Teknologi Pusat 0 0 BSN Solar PV Pro PN: c) Riset Teknologi Energi Terbarukan Bagi Industri Nasional 1. Riset Pengembangan Energi Terbarukan Bagi Industri Dalam Negeri Pusat 0 0 Kemristek

193 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas/Proyek KL Lokasi Target Anggaran (Rp.Juta) Instansi Pelaksana 2. Riset Pengembangan Energi Terbarukan Bagi Pusat 0 0 Kemenperin Industri Dalam Negeri 3. Pemetaan Penanaman Modal di Sektor Industri Pusat 6 Dokumen BKPM Penyedia EBT Keterkaitan dengan Prioritas lain F. Kegiatan Prioritas: Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System) Pro PN: a) Pembangunan Jaringan Tenaga Listrik Skala Kecil 1. Pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi Terlampir 15 Provinsi 58 Kab/Kota ,00 KESDM (LTSHE) di Wilayah Pedesaan Gelap Gulita LTSHE 2. Pengembangan Teknologi Sistem Manajemen 7 unit LIPI Pembangkit Listrik Hibrida Mandiri 3. Pembangunan Smart Micro Grid di Kawasan 4 unit BPPT perdesaan dan atau perkotaan G. Kegiatan Prioritas: Implementasi Teknologi Bersih Dan Efisien Pro PN: a) Penghematan Energi dan Air pada Bangunan/Gedung 1. Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Seluruh Indonesia 30 objek perusahaan 1.569,143 KESDM Manajemen Energi dan pelaksanaan penghematan energi di Industri dan Bangunan Gedung 2. Pelaksanaan Investment Grade Energi Audit Seluruh Indonesia 6 obyek 1.500,00 KESDM (IGA) Di Sektor Industri dan Bangunan Gedung 3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Target Seluruh Indonesia 33,6 Juta Ton CO2 387,00 KESDM Penurunan Emisi CO2 di Sektor Energi 4. Mandatory Penerapan Standar Kinerja Energi Seluruh Indonesia 2 jenis peralatan 890,00 KESDM Minimum (SKEM) dan Label Hemat Energi pada Peralatan Pemanfaat Energi 5. Penyusunan Insentif untuk Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System) Pusat 1 kebijakan 400,00 Kemenkeu

194 112 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 TABEL 4.46 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek KL Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya A. Kegiatan Prioritas: Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik a) Pro PN: Perluasan Jaringan Distribusi dan Penyambungan Listrik untuk Rumah Tangga Tidak Mampu 1. Smart Mikro Grid di Kawasan perdesaan dan atau perkotaan Provinsi Nusa Tenggara Timur 1 Unit Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 3. DAK Listrik Perdesaan Pusat RTS Daerah Proyek Non K/L Pendukung Proyek Prioritas Pro PN: b) Pembangunan Pembangkit Listrik, beserta Jaringan Transmisi dan Gardu Induk 1. Percepatan penetapan Raperda tentang RTRW dan RRTR Prov/Kab/Kota untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik 2. Pengendalian Pembangunan Pembangkit Listrik MW 3. Pengendalian Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu Induk ( kms/ MVA) 4. Pengendalian Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu Distribusi ( kms/330 MVA) Pusat 34 Provinsi 0 Kementerian Dalam Negeri Pusat 1 Kebijakan KESDM Pusat 1 Kebijakan KESDM Pusat 1 Kebijakan KESDM 5. Pembangunan Pembangkit Listrik Pusat MW Badan Usaha (PLN dan IPP) Proyek Non K/L Pendukung Proyek Prioritas 6. Pembangunan Jaringan Transmisi Pusat kms Badan Usaha (PLN) Proyek Non K/L Pendukung Proyek Prioritas 7. Pembangunan Gardu Induk Pusat MVA Badan Usaha (PLN) Proyek Non K/L Pendukung Proyek Prioritas 8. Pembangunan Jaringan Distribusi Pusat kms Badan Usaha (PLN) Proyek Non K/L Pendukung Proyek Prioritas

195 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek KL Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 9. Pembangunan Gardu Distribusi Pusat 330 MVA Badan Usaha (PLN) Proyek Non K/L Pendukung Proyek Prioritas Pro PN: c) Penetapan harga energi listrik dan penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran 1 Penetapan harga dan mekanisme subsidi listrik Pusat 1 Kebijakan 7.728,00 B. Kegiatan Prioritas : Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi a) Pro PN: Produksi/Lifting Minyak dan Gas Bumi 1. Pemantauan dan Evaluasi Hasil Produksi serta Pemanfaatan Minyak dan Gas Bumi Pro PN: b) Penawaran WK Migas Konvensional Pusat SBM 780,02 1. Penawaran WK Migas Konvensional 7 WK 843,20 KESDM 2. Survei Keprospekan Migas 9 rekomendasi WK Migas 7146,36 KESDM Pro PN: c) Penawaran WK Migas Non Konvensional 1. Penawaran Langsung WK Migas Non 2 WK 510,15 KESDM Konvensional 2. Percepatan Pengusahaan Migas Non Konvensional 2 WK 793,41 KESDM d) Pro PN: Peningkatan Daya Tarik Investasi Migas 1. Promosi Investasi Migas 28,36 milliar 798,97 KESDM US$ 2. Perencanaan penanaman modal di Kawasan Penunjang Migas 2 kajian 4.000,00 BKPM Pro PN: e) Peningkatan Pemanfaatan Teknologi untuk Eksplorasi Migas Non Konvensional

196 114 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek KL Lokasi Target Pemantauan dan Evaluasi Peningkatan Produksi Minyak Bumi dengan Metode EOR Pro PN: f) Penyempurnaan Regulasi Migas Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana 633,08 KESDM Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 1. Penyusunan Revisi Undang-Undang Migas Pusat 1 Rancangan PP 809,20 C. Kegiatan Prioritas: a) Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Pro PN: Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga 1. Pembangunan Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga Sumatera: Kab. TJ Enim, Kota Prabumulih, Kab. Deli Serdang, Kota Medan. Jawa: Kota Semrang, Kab Blora, Kab Bekasi, Kab Pasuruan, Kab Bogor, Kab Tuban, Kab Sidoarjo. Daerah Lain: Kab Sorong, Kota Balikpapan, Kota Sorong, Kota Tarakan, Kota Samarinda, Bontang SR ,55 KESDM 2. PMC Pembangunan Infrastruktur Jaringan Gas 1 Dokumen ,00 KESDM Bumi Untuk Rumah Tangga 3. Pengadaan instalasi Pengujian Izin Tipe Meter Gas Pusat 1 Instalasi Kementerian Perdagangan

197 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek KL Lokasi Target Pengadaan instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas Pro PN: b) Pelaksanaan Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan 1. Pilot Project konversi BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Nelayan 2. Sosialisasi, Verifikasi, dan Pengawasan Pilot Project konversi BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Nelayan 3. Pendataan Kapal Nelayan dan Sosialisasi Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Pro PN: c) Pelaksanaan Konversi BBM ke BBG untuk Kendaraan 1. Konversi BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Kendaraan Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana Pusat 50 Unit Kementerian Perdagangan Provinsi Bali, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, ProvinsiGorontalo, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat Cirebon, Indramayu, Lampung, Surabaya, Gresik, Semarang, Jakarta 2. Sosialisasi, Verifikasi, dan Pengawasan Konversi BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Kendaraan Pro PN: d) Pembangunan Kilang dan RDMP (Refinery Development Master Plan) unit ,00 KESDM , , Unit , ,00 Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

198 116 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek KL Lokasi Target Koordinasi rencana pembangunan dan pengembangan kilang minyak grass root dan RDMP 2. Koordinasi rencana pembangunan kilang minyak skala kecil e) Pro PN: Pembangunan ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi Pusat 30% pembangunan Anggaran (Rp. Juta) 622,24 Pusat 1 Pra-FS 626,84 1. Fasilitasi pembangunan ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi Pusat km + 13,298,7 km Pro PN: f) Penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran 1. Perhitungan dan evaluasi formulasi harga dan subsidi bahan bakar migas 2. Paket Perdana Konversi Minyak Tanah ke LPG Tabung 3 kg 3. Sosialisasi, Verifikasi, dan Pengawasan Paket Perdana konversi minyak tanah ke LPG Tabung 3 kg 4. Pendataan calon penerima Paket Perdana konversi minyak tanah ke LPG Tabung 3 kg D. Kegiatan Prioritas: Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi a) Pro PN: Penyediaan Alokasi Gas Domestik Jayapura, Manokwari 1500 Instansi Pelaksana Pusat 1 Kebijakan 462,31 KESDM Paket ,00 KESDM 2415,00 KESDM 1.610,00 KESDM 1. Updating sistem pelaporan kegiatan usaha niaga Pusat 887,53 KESDM migas 2. Intensifikasi Pemanfaatan Gas Bumi pada Sektor Rumah Tangga, Transportasi dan Industri Pusat 63% 6.088,81 KESDM Pro PN: b) Pemantauan dan Pengawasan Penyediaan Batubara untuk Kebutuhan Dalam Negeri 1. Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Batubara Dalam Negeri Pusat 32% 703,60 KESDM Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya

199 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek KL Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Instansi Pelaksana 2. Perencanaan Produksi dan Penjualan Mineral dan Pusat 406 Juta Ton 1.666,50 KESDM Batubara E. Kegiatan Prioritas : Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Pro PN: a) Survei sumber daya migas konvensional dan non-konvensional 1. Litbang Pengkayaan Data Dasar ESDM dan Konsepsi Geologi Kelautan Strategis Wilayah Perairan Arafura 2. Litbang Energi Migas Kelautan Perairan Utara Bali-Lombok Pro PN: b) Eksplorasi minyak dan gas bumi 1. Fasilitasi Eksplorasi Migas Survei Seismik 2 D Pusat km km 1 lokasi 7.619,61 KESDM 1 lokasi ,33 KESDM 1.760,00 KESDM 2. Fasilitasi Eksplorasi Migas Survei Seismik 3 D Pusat km ,00 KESDM 3. Fasilitasi Pemboran Eksplorasi Migas Pusat 49 Sumur 2.200,00 KESDM 4. Akusisi Seismik 2D Selabangka dan Singkawang F. Kegiatan Prioritas : Pembentukan Cadangan Penyangga Energi Pro PN: a) Pembangunan Cadangan Penyangga Energi 2 wilayah ,28 KESDM Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Lainnya 1. Rekomendasi strategis penyediaan dan pengelolaan Cadangan Penyangga Energi 2. Penyusunan Roadmap dan Implementasi Cadangan Penyangga Migas Pusat 2 paket 711,00 KESDM kebijakan Pusat 1 roadmap 480,01 KESDM

200 4.6 Ketahanan Pangan Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Sasaran Umum TABEL 4.47 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018 Sasaran Umum 2014 (Baseline) 2015 (Realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target) Padi (juta ton GKP) 70,60 73,40 76,20 77,00 79,30 Jagung (juta ton) 19,10 20,30 21,40 22,40 23,40 Kedelai (juta ton) 0,92 1,30 1,82 1,90 2,30 Gula (juta ton) - 3,20 Daging sapi (juta ton) 0,45 0,46 0,59 0,64 0,71 Jeruk (juta ton) - 1,80 Ikan (juta ton) 10,60 13,60 14,80 16,00 17,36 Garam (juta ton) 2,50 3,30 3,60 3,80 4,10 Pembangunan jaringan irigasi (juta ha, kumulatif) 8,90 9,05 9,16 6,41 9,76 Rehabilitasi jaringan irigasi (juta ha) 2,71 0,49 0,63 0,72 0, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

201 Pembangunan waduk (groundbreaking) (buah) Pembangunan waduk lanjutan (buah) On-going Sumber: RPJMN , BPS, RKP Arah Kebijakan Untuk mencapai sasaran umum di atas, Prioritas Nasional Ketahanan Pangan diarahkan untuk: 1. Meningkatkan ketersediaan, kualitas dan keragaman komoditas pangan terutama dari produksi dalam negeri; 2. Memperlancar sistem distribusi pangan antar wilayah dan antar waktu; 3. Menjaga aksesibilitas pangan dan mengembangkan pola konsumsi pangan sehat; 4. Memperbaiki data statistik pangan dan pertanian, termasuk perikanan Program Prioritas Arah kebijakan Prioritas Nasional Ketahanan Pangan tersebut dikelompokkan ke dalam dua program prioritas, yaitu: 1. Program Prioritas Peningkatan Produksi Pangan, dan 2. Program Prioritas Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian Kegiatan Prioritas 1. Program Prioritas Peningkatan Produksi Pangan dilaksanakan melalui kegiatan prioritas: a. Peningkatan produksi padi; b. Peningkatan produksi jagung; c. Peningkatan produksi gula; d. Peningkatan produksi daging sapi; e. Peningkatan produksi ikan dan garam; f. Peningkatan produksi jeruk dan buah lainnya. 2. Program Prioritas Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian dilaksanakan melalui kegiatan prioritas: a. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi; b. Pembangunan dan rehabilitasi bendungan dan embung; c. Perbaikan data statistik pangan; d. Pembangunan sarana pasca panen; e. Pembangunan sarana dan prasarana distribusi pangan dan pertanian; f. Pembangunan sarana dan prasarana konsumsi pangan sehat; g. Pembangunan alat dan mesin pertanian; h. Perluasan lahan pertanian. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

202 4.6.4 Proyek Prioritas Nasional GAMBAR 4.24 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS Produksi Padi 79,3 juta ton Produksi Jagung 23,4 juta ton Produksi Gula 3,2 juta ton Produksi Daging Sapi 710 ribu ton Produksi Ikan 17,3 juta ton dan garam 4,1 juta ton Produksi Jeruk 1,9 juta ton dan buah lainnya PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS Pengembangan sistem perbenihan padi di 15 provinsi Pengembangan sistem perbenihan jagung di 10 provinsi Pengembangan benih tebu Penyediaan pakan ternak di 13 sentra/kawasan sapi potong Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Penyediaan benih buah di 8 provinsi Pengembangan teknologi budidaya padi di 15 provinsi Pengembangan teknologi budidaya jagung di 10 provinsi Perluasan area tebu di 9 provinsi Produksi benih ternak di 13 sentra/kawasan sapi potong Peningkatan produksi perikanan budidaya Perluasan areal jeruk dan buah lainnya di 8 provinsi Bantuan benih padi di 15 provinsi Bantuan benih jagung hibrida di 10 provinsi Pengembangan dan penelitian teknologi budidaya tebu Penyediaan bibit ternak di 13 sentra/kawasan sapi potong Sistem perkarantinaan dan keamanan hayati ikan Pengembangan teknologi varietas unggul buah lokal yang komersial Subsidi pupuk untuk padi di 15 provinsi Subsidi pupuk untuk jagung di 10 provinsi Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan Penguatan kelembagaan pembibitan produksi ternak di 13 sentra/kawasan sapi potong Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Pengendalian OPT buah Asuransi dan bantuan puso padi di 15 provinsi Bantuan puso untuk jagung di 10 provinsi Penanggulangan penyakit dan gangguan reproduksi hewan di 13 sentra/kawasan sapi potong Peningkatan produksi garam Penguatan penyuluhan padi di 15 provinsi Penguatan penyuluhan jagung di 10 provinsi Asuransi sapi di 13 sentra/kawasan sapi potong Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir dan Laut Penyediaan fasilitas dan pelatihan padi Sistem Perkarantinaan Keamanan Hayati Nabati Sistem Perkarantinaan Keamanan Hayati Hewani Sistem Perkarantinaan Keamanan Hayati Nabati RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

203 GAMBAR 4.25 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi Pembangunan dan rehabilitasi bendungan dan embung Perbaikan data statistik pangan Alat dan mesin pertanian Sarana pasca panen Sarana dan prasarana distribusi pangan dan pertanian Sarana dan prasarana konsumsi pangan dan pertanian Perluasan lahan pertanian PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Operasi dan pemeliharaan bendungan dan embung Survei pertanian antar sensus (SUTAS) Bantuan alat dan mesin prapanen padi Revitalisasi penggilingan padi Resi gudang Peningkatan keamanan dan mutu pangan Penyusunan/peni njauan kembali RTRW dan RDTR yang memasukkan LP2B Rehabilitasi jaringan irigasi Rehabilitasi bendungan Survei produktivitas tanaman padi Bantuan alat dan mesin prapanen jagung Penyaluran alat pasca panen perkebunan Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Penguatan kualitas konsumsi pangan Optimasi lahan Pembangunan jaringan irigasi Rehabilitasi embung Survei konversi gabah ke beras Bantuan alat dan mesin prapanen tebu Pembangunan dan fasilitasi sarana prasarana rumah potong hewan Fasilitasi sarana dan prasarana kelembagaan pasar ternak Peningkatan keragaman konsumsi pangan Cetak sawah Pembangunan konservasi tanah dan air dalam bentuk sipil teknis dan vegetatif Pembangunan bendungan Kerangka sampling area Pengembangan skema pendanaan dan kredit alat dan mesin pertanian Pembangunan bangsal pasca panen dan teknik pengemasan Revitalisasi pasar Keterpaduan rencana program sarana dan prasarana pertanian Pembangunan embung Penginderaanj auh untuk data statistik pangan Pembangunan cold storage hortikultura dan perikanan Penguatan karantina pangan dan pertanian Verifikasi luas baku lahan sawah Pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

204 122 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek K/L dan Sebaran Lokasi TABEL 4.48 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Kegiatan Prioritas : Produksi Padi 79.3 juta ton Pengembangan sistem perbenihan padi di 15 provinsi sentra produksi Pengembangan sistem perbenihan padi di 15 provinsi sentra produksi Pengembangan sistem perbenihan padi di 15 provinsi sentra produksi Pengembangan teknologi budidaya padi di 15 provinsi sentra produksi Budidaya padi di 15 provinsi sentra produksi Asuransi dan bantuan puso di 15 provinsi sentra produksi Penguatan penyuluhan padi di 15 provinsi sentra produksi Pembangunan Desa Mandiri Benih (unit) Sekolah Lapang Desa Mandiri Benih Produksi benih sumber padi (ha) Sekolah Lapang Iklim Pangan Pengembangan National Science Techno Park Bantuan saprodi untuk budidaya padi Asuransi Usaha Tani Padi Penyuluhan padi Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian BMKG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (BATAN) Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Fasilitas Pengembangan Desa Mandiri Benih Fasilitas Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan Peningkatan pemanfaatan informasi iklim untuk peningkatan produksi pangan Agro Techno Park dan National Science Techno Park Fasilitas Penerapan Budidaya Padi Jumlah WKBPP yang dibina oleh penyuluh pertanian melalui Sekolah Lapangan Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT

205 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Penyediaan pupuk bersubsidi dan pendampingan padi di 15 provinsi sentra produksi Kegiatan Prioritas : Produksi Jagung 23,4 juta ton Subsidi pupuk untuk jagung di 10 provinsi sentra produksi Pengembangan sistem perbenihan jagung di 10 provinsi sentra produksi Pengembangan sistem perbenihan jagung di 10 provinsi sentra produksi Pengembangan sistem perbenihan jagung di 10 provinsi sentra produksi Pengembangan teknologi budidaya jagung di 10 provinsi sentra produksi Pupuk Bersubsidi untuk padi Pupuk bersubsidi untuk jagung Produksi benih sumber jagung Sekolah Lapang Desa Mandiri Benih Produksi benih sumber jagung (Ha) Pengembangan teknologi termasuk untuk lahan ex tambang dan pemetaan Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Pupuk Bersubsidi Fasilitas Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel, Sumsel, Sumut, Lampung, Sumbar, NTB, Aceh, Banten, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTT Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Budidaya jagungdi 10 provinsi sentra produksi Bantuan puso untuk jagung di 10 provinsi sentra produksi Penguatan penyuluhan jagung di 10 provinsi sentra produksi Kegiatan Prioritas : Produksi Gula 3,2 juta ton Bantuan untuk budidaya jagung Bantuan puso untuk jagung Penyuluhan jagung Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung Jumlah WKBPP yang dibina oleh penyuluh pertanian melalui Sekolah Lapangan Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Jatim, Jateng, Sulsel, Sumut, Lampung, NTB, Jabar, NTT, Gorontalo, Sumbar Pengembangan Tanaman dan Penyediaan Benih Tebu Perluasan Rawat ratoon Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Tersalurkan dan termanfaatkannya kegiatan perluasan (Ha) Tersalurkan dan termanfaatkannya kegiatan rawat ratoon (Ha) NTB, Sumsel, Jatim, Sulsel, Lampung, Jabar Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sulsel, NTB, Sumsel, Lampung, Gorontalo

206 124 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Bongkar ratoon Kementerian Pertanian Tersalurkan dan termanfaatkannya kegiatan bongkar ratoon (Ha) Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sulsel, Sumsel, Lampung, Gorontalo Penyediaan benih unggul Kementerian Pertanian Tersalurkan dan termanfaatkannya kegiatan penyediaan benih unggul (Ha) NTB, Sumsel, Jatim, Sulsel, Lampung, Jabar, Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Kementerian Pertanian Terbangunnya penguatan kelembagaan dan kemitraan petani (propinsi) PG Eksisting (Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sulsel, NTB, Sumsel, Lampung, Gorontalo); PG Baru (NTT, Sultra) Pengawalan percepatan peningkatan produksi dan produktivitas tebu rakyat Kementerian Pertanian Terlaksananya peningkatan produksi dan produkstivitas tebu rakyat (Propinsi) PG Eksisting (Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sulsel, NTB, Sumsel, Lampung, Gorontalo); PG Baru (NTT, Sultra) Perluasan areal budidaya tebu di DIY, Jabar, Jateng, Jatim, Maluku Utara, Sulsel, NTB, Sulteng, dan Sultra Penyuluhan tebu Jenis bantuan unit alsin tebu Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Jumlah WKBPP yang dibina oleh penyuluh pertanian melalui Sekolah Lapangan Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan, Gorontalo Jateng, DIY, Gorontalo, NTB, Sumsel, Jatim, Sulsel, Lampung, Jabar, Sultra*, Malut*, NTT* Kegiatan Prioritas : Produksi Daging Sapi 710 ribu ton Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Penyediaan pakan ternak di 17 sentra/kawasan sapi potong Produksi Benih Ternak Perluasan hijauan pakan ternak Produksi pakan ternak olahan Produksi semen beku di BBIB Singosari dan BIB Lembang Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Luas lahan hijauan pakan ternak (ha) produksi pakan olahan (ton) Jumlah semen beku (dosis) Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Gorontalo, Sultra, Sulteng Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Gorontalo, Sultra, Sulteng Lokasi Prioritas : Jabar dan Jatim

207 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Penyediaan Bibit Ternak Penguatan Kelembagaan Pembibitan dan Produksi Ternak di 17 sentra/kawasan sapi potong Percepatan peningkatan populasi ternak sapi potong Penguatan kelembagaan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan di 17 sentra/kawasan peternakan Penanggulangan penyakit dan gangguan reproduksi hewan di 17 sentra/kawasan sapi potong Penanggulangan penyakit dan gangguan reproduksi hewan di 17 sentra/kawasan sapi potong Penanggulangan penyakit dan gangguan reproduksi hewan di 17 sentra/kawasan sapi potong Pemeliharaan dan produksi bibit ternak di BPTU HPT Bantuan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak Optimalisasi reproduksi ternak Asuransi sapi Penyediaan obat dan vaksin hewan Pengendalian dan penanggulangan PHMSZ Pelayanan kesehatan oleh Tenaga Harian Lepas (THL) Kegiatan Prioritas : Produksi Jeruk 1,84 juta ton dan Buah Lainnya Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Peningkatan kualitas bibit unggul (ekor) Jumlah sentra perbibitan ternak (lokasi) Jumlah akseptor kawin suntik (akseptor) Jumlah ternak sapi yang diasuransikan (ekor) Jumlah obat dan vaksin hewan yang diproduksi dan yang digunakan (dosis) Jumlah dosis vaksinasi Penyakit Hewan Menular Startegis dan Zoonosis (PHMSZ) (dosis) Jumlah THL medik dan paramedik (orang) Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Provinsi: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Bali Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Jambi, Sulsel, Sultra, Sulteng Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Jambi, Sulsel, Sultra, Sulteng Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Jambi, Sulsel, Sultra, Sulteng, DKI, Banten Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Jambi, Sulsel, Sultra, Sulteng Seluruh Propinsi Lokasi prioritas di sentra/kawasan sapi potong: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Jambi, Sulsel, Sultra, Sulteng Pembangunan Desa Pertanian Organik Berbasis Tanaman Buah Desa Pertanian Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura Kementerian Pertanian 100 desa

208 126 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Perluasan Areal Budidaya Jeruk dan Buah Lainnya di 8 Provinsi Penyediaan benih buah di 8 provinsi Penyediaan benih buah di 8 provinsi Gerakan Pengendalian OPT Buah Perluasan Areal Budidaya Jeruk Jumlah produksi benih jeruk Jumlah produksi benih buah lainnya Gerakan Pengendalian OPT Jeruk SLPHT Jeruk Kegiatan Prioritas : Produksi Ikan 17,3 juta ton dan Garam 4,1 juta ton Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Jumlah produksi benih jeruk Jumlah produksi benih buah lainnya Gerakan Pengendalian OPT Jeruk SLPHT Jeruk Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Bantuan kapal perikanan Kementerian kelautan dan perikanan Kapal perikanan yang terbangun 34 provinsi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Pembinaan dan implementasi integrasi sistem perizinan pusatdaerah Kementerian kelautan dan perikanan Sistem perizinan pusat-daerah yang terintegrasi Pusat Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Pembinaan POKMASWAS Kementerian kelautan dan perikanan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) yang berperan aktif dalam membantu pengawasan SDKP 34 Provinsi

209 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Bantuan alat tangkap perikanan Kementerian kelautan dan perikanan Alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang terbangun dan dioperasionalkan 34 provinsi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Pengkajian stok ikan di wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Kementerian kelautan dan perikanan Kajian Stok Sumber Daya Perikanan di WPP NRI yang Dihasilkan Pusat Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Pembangunan kapal pengawas Kementerian kelautan dan perikanan Kapal Pengawas yang dibangun Pusat Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Inovasi Teknologi Adaptif Lokasi (Induk unggul) Kementerian kelautan dan perikanan Komponen Inovasi Perikanan yang Dihasilkan Pusat Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di 11 WPP Penyediaan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Lembaga penerbangan dan antariksa nasional (lapan) Peningkatan produksi perikanan budidaya Revitalisasi kawasan budidaya (tambak, kolam dan perairan umum) Kementerian kelautan dan perikanan Kawasan Budidaya yang Prasarananya Mampu Dioperasionalkan secara Tepat Guna Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Papua, Jambi, Sumatera Selatan, NTB, Bengkulu, Lampung, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, Kaltara, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulsel, Gorontalo Peningkatan produksi perikanan budidaya Bantuan peralatan pembuatan pakan ikan mandiri Kementerian kelautan dan perikanan Kelompok produsen pakan yang dibina 34 Provinsi Peningkatan produksi perikanan budidaya Pengembangan technopark perikanan Badan pengkajian dan penerapan teknologi (bppt) Kawasan Techno Park (Pekalongan)

210 128 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Peningkatan Produksi Garam Sarpras Produksi Garam Rakyat (geomembran, gudang garang, rumah prisma) Kementerian kelautan dan perikanan Luas Lahan Garam yang di Fasilitasi Jabar, Jateng, Jatim, NTB, NTT, Sulsel Peningkatan Produksi Garam Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Sekolah Lapang Iklim Garam di 11 Provinsi Pasar ikan modern Bmkg Kementerian kelautan dan perikanan Sarana dan prasarana pasar yang disediakan dan dimanfaatkan DKI Jakarta, Jatim Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Cold storage Kementerian kelautan dan perikanan Sarana dan prasarana logistik yang dibangun dan dimanfaatkan Aceh, Kaltim, Sultra, Sulteng, NTT, Babel, Lampung, NTB, Jateng, Jabar, DI Yogyakarta, Maluku, Papua Barat, Sumbar, Kalsel, Maluku Utara Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Pembangunan Pasar Ikan Bersih Kementerian kelautan dan perikanan Sarana dan prasarana pasar yang disediakan dan dimanfaatkan Sulsel, Aceh, Sulut, Kepri, Jambi Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Sarana Sistem Rantai Dingin dan Pengolahan (cool box, freezer, alat pengolah) Kementerian kelautan dan perikanan Lokasi sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan yang dibangun dan dimanfaatkan 34 Provinsi Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Penerapan Dan Pembinaan Keamanan Pangan Melalui Cppob Pada Industri perikanan Kementerian perindustrian Pelatihan bagi industri makanan, hasil laut dan perikanan Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan bantuan mesin dan peralatan teknologi proses es balok untuk meningkatkan daya simpan produk hasil laut Kementerian perindustrian

211 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Pengembangan Sistem Logistik dan Lumbung Ikan Bantuan mesin dan perlatan industri pengolahan rumput laut (Alkali treatment gracilaria) (lanjutan) Kementerian perindustrian Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir dan Laut Sarana dan Prasarana Kawasan Konservasi Kementerian kelautan dan perikanan Kawasan Konservasi yang ditata menuju pengelolaan Efektif Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir dan Laut Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan dan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian kelautan dan perikanan Kawasan konservasi baru yang ditetapkan/dicadangkan di tingkat Nasional dan Daerah Jatim, Papua, Jateng, Sulut Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir dan Laut Penyusunan RZ Provinsi Kementerian kelautan dan perikanan Provinsi yang memiliki rencana zonasi ditetapkan melalui peraturan perundangan DKI Jakarta, Sumut, Sumbar, Kalbar, Aceh, Sulteng, Bali, Riau Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir dan Laut Penyusunan RZ KSN/KSNT Kementerian kelautan dan perikanan KSN dan KSNT yang memiliki rencana zonasi ditetapkan melalui peraturan perundangan (Kawasan) Sistem Perkarantinaan dan Keamanan Hayati Ikan Kepatuhan pelaku usaha terhadap Standarisasi sistem perkarantinaan ikan dan jaminan mutu hasil perikanan Kementerian kelautan dan perikanan Penerapan sistem manajemem mutu pada laboratorium penguji Pusat Peningkatan produksi perikanan budidaya menjadi 26,72 juta ton, terdiri dari ikan 10,55 juta ton dan rumput laut 16,17 juta ton Pengembangan technopark perikanan Badan pengkajian dan penerapan teknologi (bppt) Kawasan Techno Park (Pekalongan)

212 130 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Difusi produk functional food Pengembangan technopark perikanan Lembaga ilmu pengetahuan indonesia (lipi) Badan pengkajian dan penerapan teknologi (bppt) Difusi produk functional food Kawasan Techno Park (Pekalongan) TABEL 4.49 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Kegiatan Prioritas : Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, air tanah, rawa, dan tambak Pembangunan Konservasi tanah dan air dalam bentuk sipil teknis dan vegetatif Pembangunan Konservasi tanah dan air dalam bentuk sipil teknis dan vegetatif Rehabilitasi jaringan irigasi Rehabilitasi di Hulu DAS Prioritas dan KPH Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Sempadan Sungai (ha) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tanaman Rehabilitasi Lahan Kritis Tanaman Rehabilitasi Lahan Kritis Rehabilitasi jaringan irigasi Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DIY, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Papua Barat, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan Rehabilitasi jaringan irigasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tambak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rehabilitasi jaringan irigasi Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Papua Barat, Sulawesi Selatan

213 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Kegiatan Prioritas : Pengelolaan waduk, embung, situ, serta bangunan penampung air lainnya Pembangunan bendungan Pembangunan Bendungan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Berlangsungnya pembangunan 30 waduk lanjutan dan groundbreaking pembangunan 9 waduk baru Baliem, Purworejo, Sumbawa Barat, Bolango Hulu, Ciawi, Sumedang, Komering II, Kolaka Timur, Lau Simeme, Ciamis dan Tasikmalaya, Kudus, Manikin, Mbay, Muara Sei Gong, Pamukkulu, Paselloreng, Randugunting, Riam Kiwa, Rotiklot, Rukoh, Sadawarna, Semantok, Sidan, Sindang Heula, Sukamahi, Sukaraja III, Tapin, Telaga Waja, Temef, Tiro, Way Apu, Way Sekampung, Bendo, Gondang, Keureto, Lolak, Pidekso, Raknamo Kegiatan Prioritas : Perluasan lahan pertanian Cetak sawah Jumlah cetak sawah Kementerian Pertanian Cetak Sawah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat Optimasi lahan Jumlah penanaman padi pasca cetak sawah Kementerian Pertanian Optimasi Lahan Pertanian 34 Provinsi Kegiatan Prioritas : Alat dan mesin pertanian Bantuan alat dan mesin pertanian pra panen Penyaluran dan pemanfaatan bantuan Alsin Budidaya Tebu Jumlah bantuan alat dan mesin padi yang tersalurkan Jumlah Bantuan Unit Alsin Tebu Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Alat dan Mesin Pertanian Tersalurkan dan Termanfaatkannya Bantuan Alat dan Mesin Budidaya Tebu Jabar,Jateng,Jatim,Lampung,Sulsel,Sumsel

214 132 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi Kegiatan Prioritas : Sarana pasca panen Revitalisasi penggilingan padi Jumlah alat penggilingan padi yang tersalurkan Kementerian Pertanian Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 34 Provinsi Pembangunan dan Fasilitasi Sarana Prasarana Rumah Potong Hewan (RPH) Pembangunan Bangsal Pascapanen Pembangunan Cold Storage Hortikultura Penyaluran alat pascapanen perkebunan Penyaluran alat pascapanen perkebunan Jumlah RPH yang dibangun dan difasilitasi Jumlah Bangsal Pascapanen Jumlah Cold Storage Hortikultura Jumlah kelompok tani (KT) penerima alat pasca panen perkebunan Jumlah bantuan alat pengolahan perkebunan Kegiatan Prioritas : Sarana dan prasana pelatihan pertanian Penyediaan fasilitas dan pelatihan pertanian melalui Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian Kementerian Pertanian 34 Provinsi Kementerian Pertanian Bangsal Pascapanen 34 Provinsi Kementerian Pertanian Cold Storage Hortikultura 34 Provinsi Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kegiatan Prioritas : Sarana dan prasarana distribusi pangan dan pertanian di 34 provinsi Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Fasilitasi sarana dan prasarana kelembagaan pasar ternak Lumbung pangan masyarakat Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM)/Toko Tani Indonesia (TTI) Jumlah Kelembagaan Pasar Ternak yang difasilitasi Tumbuhnya petani muda di P4S dalam rangka Regenerasi Petani (P4S) (Magang) 34 Provinsi 34 Provinsi Kementerian Pertanian Lumbung pangan masyarakat 33 Prov Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM)/Toko Tani Indonesia (TTI) Terfasilitasinya pengembangan sarana dan kelembagaan pasar 16 Prov

215 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Instansi Pelaksana Output Lokasi penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Penguatan distribusi dan stabilitas harga pangan Asistensi pelaksanaan penyuluhan pertanian Implementasi Pemberdayaan Pasar Rakyat Terpadu Nasional Penyediaan data harga dan pasokan barang kebutuhan pokok dan barang penting yang akurat Pembangunan/revitalisa si pasar rakyat Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) Kementerian Dalam Negeri KEMENTERIAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN Kegiatan Prioritas : Sarana dan prasarana peningkatan konsumsi pangan di 34 provinsi Peningkatan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat Peningkatan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat Kawasan Mandiri Pangan Pemberdayaan pekarangan pangan Terbentuknya lembaga penyuluhan Pasar rakyat yang meningkat omzetnya Data harga dan non harga pasokan barang kebutuhan pokok dan barang penting yang akurat Terbangunnya/Direvitalisasinya Pasar Rakyat Meningkatnya hasil pembinaan dan pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Pusat. Komponen Kegiatan: (1) 'Fasilitasi penyusunan NSPK penyuluhan pertanian; (2) 'Penetapan layanan dan kodefikasi anggaran di daerah; (3) 'monitoring pembentukan lembaga penyuluhan pertanian Pusat Pusat Pusat Pusat Kementerian Pertanian Kawasan Mandiri Pangan Kepri, Kalbar, Kaltara, Jateng, Sultra, Sulut, NTT, Papua, Papua Barat, Maluku, Malut, Bengkulu Kementerian Pertanian Pemberdayaan Pekarangan Pangan 34 Prov

216 4.7 Penanggulangan Kemiskinan Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Sasaran Umum Selain menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas agar dapat memperbaiki distribusi pendapatan penduduk kelompok 40 persen terbawah, pemerintah juga terus menyempurnakan program-program untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan pengangguran agar kesejahteraan rakyat dapat terus meningkat. Upaya tersebut adalah untuk menurunkan tingkat kemiskinan pada kisaran 9,0-10,0 persen, tingkat pengangguran menjadi 5,3-5,5 persen, dan gini rasio menjadi 0,38 pada tahun Sasaran umum prioritas nasional penanggulangan kemiskinan dituangkan dalam tabel TABEL 4.50 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN No Sasaran 2014 (Baseline) Sasaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar a. Kepemilikan Akte Kelahiran 68,16 72,30 74,00 75,00 76,00 77,40 b. Akses Penerangan 94,74 95,79 96,84 97,90 98, c. Akses Air Minum Layak 55,70 64,56 73,42 82,28 91, d. Akses Sanitasi Layak 20,24 36,19 52,14 68,10 84, Sasaran Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran a. Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan/KIS (individu) 86,4 juta 88,2 juta 92,4 juta 92,4 juta 96 juta 107,2 juta b. Bantuan Pendidikan/KIP (anak usia sekolah) 11,0 Juta 20,3 Juta 19,7 Juta 19,7 Juta 19,7 Juta 21,6 Juta c. Bantuan Tunai Bersyarat/PKH (keluarga) 2,8 Juta 3,5 Juta 6 Juta 6 Juta 6 Juta 6 Juta d. Daerah yang menerapkan Bantuan Pangan Non Tunai kota dan ujicoba beberapa kabupaten 98 kota/ 95 kabupaten 300 kabupaten/ kota RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

217 No Sasaran 2014 (Baseline) e. Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Kepala Keluarga) 15,5 Juta 15,5 Juta 15,5 Juta 14,05 Juta 5,5 Juta 3 Juta f. Target semesta kepesertaan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan - 19,3 juta (baseline) 22,6 juta 26,2 juta 29,7 juta 34,4 juta 3. Sasaran Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi Pertumbuhan rata-rata kontribusi UMKM dan koperasi dalam pembentukan PDB per tahun (persen) 7,71 6,5 (target) 6,7 7,0 7,2 7,5 Subsidi bunga bagi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Rp Triliun) Target penyaluran KUR (Rp Triliun) Suku bunga efektif KUR per tahun (persen) 3,409 3,04 10,5 9,02 n.a n.a n.a n.a n.a Kewirausahaan (orang) Kontribusi modal anggota koperasi (persen) 52,7 53,0 (target) 53, ,5 55 Sumber: RPJMN dan estimasi sementara untuk 2018 Arah Kebijakan Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan tahun 2018 yang terdiri dari tiga strategi diuraikan dalam Tabel TABEL 4.51 ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN Arah Kebijakan 1. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran Pelaksanaan program jaminan dan bantuan sosial secara tepat sasaran: 1. Penyaluran bantuan sosial dan subsidi energi melalui satu kartu untuk mendukung inklusi keuangan 2. Peningkatan cakupan kepesertaan jaminan sosial. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

218 2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar 3. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi 1. Perluasan penyediaan sarana dan infrastruktur dasar 2. Peningkatan inklusivitas pelayanan dasar 3. Peningkatan efektivitas penggunaan Basis Data Terpadu untuk sasaran 40 persen penduduk berpendapatan terendah. 4. Peningkatan akses masyarakat terhadap kepemilikan dokumen kependudukan 1. Peningkatan kualitas produk dan akses jangkauan pemasaran bagi usaha mikro dan kecil; 2. Peningkatan layanan kredit bagi usaha mikro dan akses permodalan usaha; 3. Peningkatan keterampilan dan layanan usaha; 4. Peningkatan kompetensi kewirausahaan yang berorientasi pada pertumbuhan; dan 5. Penguatan kelembagaan koperasi, kemitraan, dan perlindungan usaha Program Prioritas Prioritas Nasional Penanggulangan Kemiskinan memiliki 3 Program Prioritas yang disajikan pada Gambar Dari setiap Program Prioritas diuraikan lebih lanjut ke dalam Kegiatan Prioritas dalam Gambar 4.27 sampai dengan Gambar GAMBAR 4.26 PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN 7.1 Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran 7. Penanggulangan Kemiskinan 7.3 Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi 7.2 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Dalam mendukung Prioritas Nasional Penanggulangan Kemiskinan, program prioritas didorong untuk mempercepat penurunan tingkat kemiskinan dan pertumbuhan yang merata yang dapat dinikmati oleh 40 persen penduduk berpendapatan terendah melalui: (1) Pelaksanaan program jaminan dan bantuan sosial tepat sasaran; (2) Pemenuhan kebutuhan dasar; dan (3) Perluasan akses usaha mikro, kecil, dan koperasi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

219 Kegiatan Prioritas 1. Program Prioritas Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran Program prioritas jaminan dan bantuan sosial tepat sasaran, khususnya program bantuan sosial difokuskan untuk kelompok penduduk berpendapatan 40 persen terbawah. Berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT), data penerima manfaat bantuan pangan non tunai, PKH dan subsidi energi mulai diintegrasikan untuk disalurkan melalui satu kartu di seluruh wilayah perkotaan dan sebagian wilayah perdesaan. Perluasan ini berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana. Sementara program jaminan sosial yang terdiri dari Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan diperuntukkan tidak hanya kelompok 40 persen terbawah tetapi juga diperluas pada semua penduduk (program JKN) dan pekerja (Jaminan Sosial Ketenagakerjaan). Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil Evaluasi Paruh Waktu Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Ketenagakerjaan dilakukan penyesuaian target semesta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sesuai dengan perubahan asumsi makro pertumbuhan ekonomi. GAMBAR 4.27 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1. Peningkatan Efektivitas Penyaluran Bantuan Pangan 5. Pemantapan Pelaksanaan Subsidi Energi Tepat Sasaran 7.1 Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran 2. Penguatan Pelaksanaan Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) 4. Peningkatan Efektivitas Bantuan Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah 3. Peningkatan Pelayanan Jaminan Sosial RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

220 TABEL 4.52 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran 1. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran Peningkatan Efektifitas Penyaluran Bantuan Pangan a. Terlaksananya subsidi pangan bagi 5,5 juta keluarga miskin dan rentan di 321 Kabupaten b. Terlaksananya bantuan pangan non tunai di 98 Kota dan 95 Kabupaten dengan cakupan sekitar 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) 2. Penguatan Pelaksanaan Bantuan Tunai Bersyarat a. Tersalurkannya bantuan tunai bersyarat bagi 3 juta keluarga miskin (PKH) dan melalui mekanisme non tunai kepada sebanyak 3 juta keluarga penerima manfaat 3. Peningkatan Pelayanan Jaminan Sosial a. Terlaksananya bantuan iuran kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi 96 juta penduduk miskin dan rentan (termasuk bayi baru lahir) b. Terlaksananya perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan di 34 provinsi. c. Penyesuaian target kepesertaan SJSN Ketenagakerjaan per segmen peserta menjadi Penerima Upah sebesar 19,476,319; Jasa Konstruksi sebesar 7,755,584; Bukan Penerima Upah sebesar 2,420,928; dan total target semesta sebesar 29,652, Peningkatan Efektifitas Bantuan Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah a. Tersalurkannya bantuan tunai pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi 19,7 juta anak usia sekolah bagi keluarga sangat miskin dan miskin b. Terlaksananya fasilitasi anak tidak sekolah bagi anak tidak sekolah dari keluarga miskin dan rentan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

221 No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Pemantapan Pelaksanaan Subsidi Energi Tepat Sasaran a. Terlaksananya subsidi listrik untuk daya 450 VA dan 900 VA bagi 23,01 juta rumah tangga miskin dan rentan b. Terlaksananya subsidi elpiji 3 Kg bagi 25,7 juta rumah tangga miskin dan rentan dan 2,3 juta UMK 1. Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada tahun 2018, program prioritas pemenuhan kebutuhan dasar memiliki empat kegiatan prioritas yang tercantum dalam Gambar Kegiatan utama yang akan dilakukan menitikberatkan pada koordinasi lintas sektor terkait pelayanan dasar sehingga masyarakat miskin dan rentan mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai standar. GAMBAR 4.28 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1. Penyediaan Layanan Dasar 7.2 Pemenuhan Kebutuhan Dasar 3. Peningkatan Akses Masyarakat Kepada Kepemilikan Dokumen Kependudukan 2. Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Dasar RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

222 TABEL 4.53 SASARAN KEGIATAN PRIRORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar 1. Penyediaan Layanan Dasar a. Pembangunan Rumah Susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak unit b. Terbangunnya sebanyak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Pedesaan, Pesisir, Pulau-pulau kecil, dan Perbatasan antar negara c. Tersedianya lapangan kerja sementara melalui kegiatan padat karya pembangunan 20 jembatan di daerah terpencil dan padat karya infrastruktur sebanyak pekerja di 200 Kab/Kota. d. Pemberian Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi jiwa penyandang disabilitas dan jiwa lanjut usia e. Alat bantu khusus bagi penyandang disabilitas sebanyak unit 2. Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Dasar a. Terbangunnya sistem pemutakhiran pendataan kemiskinan dan pelayanan sosial yang responsif melalui Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) di 140 Kabupaten/Kota b. Terlaksananya pelatihan pendampingan bagi: Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Tenaga Kesejahteraan Sosial Kemasyarakatan (TKSK) 3. Peningkatan Akses Masyarakat Kepada Kepemilikan Dokumen Kependudukan a. Terlaksananya pelayanan terpadu pencatatan sipil di 34 provinsi b. Terlaksananya pengembangan inovasi perluasan jangkauan pencatatan kelahiran (akta kelahiran) di 9 provinsi. c. Terlaksananya pemeliharaan dan pengembangan sistem konektivitas NIK, data kependudukan dan KTP elektronik dengan 35 K/L untuk pelayanan publik RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

223 2. Program Prioritas Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi Pada tahun 2018, terdapat 5 (lima) kegiatan prioritas yang menjadi fokus bagi perluasan akses usaha mikro, kecil, dan menengah yaitu (1) Peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, (2) Perluasan akses pembiayaan, (3) Pengembangan keterampilan dan layanan usaha, (4) Pengembangan kewirausahaan, dan (5) Penguatan kelembagaan koperasi, kemitraan, dan perlindungan usaha. Pelaksanaan kegiatan prioritas tersbeut akan didukung sinergi dan keterpaduan dengan pemangku kepentingan, serta penguatan basis data. GAMBAR 4.29 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1. Peningkatan Kualitas Produk dan Akses Pemasaran 5. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan Kemitraan Usaha 7.3 Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2. Perluasan Akses Pembiayaan 4. Pengembangan Kewirausahaan 3. Pengembangan Keterampilan dan Layanan Usaha TABEL 4.54 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi 1. Peningkatan Kualitas Produk dan Akses Pemasaran a. Peningkatan akses dan jangkauan pemasaran usaha dalam negeri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

224 No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran b. Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana usaha bagi KUMKM c. Peningkatan penerapan sertifikasi, standardisasi, merek, dan pengemasan bagi produk KUMKM d. Peningkatan produktivitas koperasi/ sentra usaha mikro 2. Perluasan Akses Pembiayaan a. Peningkatan modal usaha bagi KUMKM dan kelompok usaha b. Peningkatan akses usaha mikro untuk memperoleh KUR dan kredit usaha lainnya c. Peningkatan penyediaan modal awal bagi wirausaha baru 3. Pengembangan Keterampilan dan Layanan Usaha a. Peningkatan pengembangan layanan usaha KUMKM di daerah b. Peningkatan kompetensi SDM KUMKM melalui pelatihan, pendampingan, dan pemagangan 4. Pengembangan Kewirausahaan a. Peningkatan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan b. Peningkatan kapasitas perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk dapat memfasilitasi calon wirausaha baru melalui inkubator teknologi 5. Penguatan Kelembagaan Koperasi, Kemitraan, dan Perlindungan Usaha a. Peningkatan kapasitas koperasi melalui pelatihan bagi SDM koperasi b. Peningkatan perbaikan tata kelola dan penataan kelembagaan koperasi c. Peningkatan fasilitasi kelembagaan usaha koperasi bagi BUM Desa dan kelompok usaha masyarakat d. Peningkatan kemitraan antar KUMKM dan antara KUMKM dengan usaha besar/ investor e. Peningkatan kepastian badan hukum bagi koperasi yang dibentuk usaha mikro melalui fasilitasi akta koperasi Perluasan akses bagi usaha mikro, kecil dan koperasi, sangat diperlukan terutama untuk meningkatkan produktivitasnya yang masih rendah. Hal ini merupakan akibat dari keterbatasan akses usaha mikro, kecil, dan koperasi ke sumber daya produktif, seperti pembiayaan, bahan baku, informasi, teknologi, dan layanan sistem pendukung. Dari sisi pengembangan kewirausahaan, ekosistem kewirausahaan yang kondusif juga perlu ditingkatkan untuk menciptakan SDM wirausaha baru yang unggul.sementara dari sisi koperasi, sebagian besar koperasi belum mampu meningkatkan efisiensi dan posisi tawar usaha mikro dan kecil.berbagai sasaran kegiatan pada program prioritas perluasan akses usaha mikro, kecil, dan koperasi merupakan bagian dari upaya menjawab kendala dan tantangan yang dihadapi saat ini RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

225 4.7.3 Proyek Prioritas Nasional a. Proyek Prioritas Nasional 1. Program Prioritas Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran GAMBAR 4.30 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan Efektivitas Bantuan Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Peningkatan Pelayanan Jaminan Sosial Peningkatan Efektifitas Penyaluran Bantuan Pangan Penguatan Pelaksanaan Bantuan Tunai Bersyarat Pemantapan Pelaksanaan Subsidi Energi Tepat Sasaran PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS Penyaluran bantuan sosial melalui satu kartu untuk mendukung inklusi keuangan Bantuan pendidikan untuk siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK melalui KIP Beasiswa Mahasiswa Miskin/Bidik Misi Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional Penguatan Kelembagaan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Perluasan Bantuan Pangan Non Tunai di seluruh kota dan sebagian kabupaten Subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah (Rastra) Penyaluran Bantuan PKH Secara Non Tunai Penyaluran Bantuan PKH Secara Reguler Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Subsidi listrik daya 450 VA dan 900 VA Subsidi elpiji 3 kg RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

226 2. Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Dasar GAMBAR 4.31 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan Akses Masyarakat Kepada Kepemilikan Dokumen Kependudukan PROYEK PRIORITAS Percepatan kepemilikan akta kelahiran melalui advokasi, sosialisasi dan pelayanan terpadu Peningkatan pemanfaatan data kependudukan untuk pelayanan publik Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Dasar PROYEK PRIORITAS Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Penerapan indikator pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu di bidang kesehatan dan sosial, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan dan kawasan permukiman Pemantapan bagi organisasi dan pekerja sosial Penyediaan Layanan Dasar PROYEK PRIORITAS Penyediaan Infrastruktur Dasar Air Minum, Sanitasi, jalan, dan infrastruktur dasar lainnya Penyediaan Rumah Susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Bantuan Subsidi Bunga Kredit Perumahan dan Pembiayaan KPR, Swadaya, Sejahtera Tapak, Sarusun Pelaksanaan Belanja APBD untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan Pembangunan Rumah Bagi Warga Komunitas AdatTerpencil Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang Disabilitas dan Lanjut Usia 3. Program Prioritas Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi GAMBAR 4.32 PROYEK PRIORITAS NASIONAL PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

227 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek K/L dan Sebaran Lokasi TABEL 4.55 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS JAMINAN DAN BANTUAN SOSIAL TEPAT SASARAN Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Kegiatan Prioritas : Peningkatan Pelayanan Jaminan Sosial Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional Kementerian Kesehatan Pusat Peningkatan kesertaan ber-kb (MKJP) bagi PBI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat ,74 Verifikasi dan Validasi Data Kementerian Sosial Pusat Koordinasi, Advokasi dan Sosialisasi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN/KIS) Kementerian Kesehatan Pusat Penguatan Kelembagaan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pusat Kegiatan Prioritas : Peningkatan Efektifitas Bantuan Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin MA/Ulya Melalui KIP Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin MA/Ulya Melalui KIP Kementerian Agama Pusat Kementerian Agama Pusat

228 146-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin MI/Ula Melalui KIP Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin MTs/Wustha Melalui KIP Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin SD Melalui KIP Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin SMA Melalui KIP Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin SMK Melalui KIP Bantuan Pendidikan Untuk Siswa Miskin SMP Melalui KIP Kementerian Agama Pusat Kementerian Agama Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Beasiswa Bidikmisi Kementerian Agama Pusat Penjangkauan Anak Tidak Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penyediaan Bantuan Bagi Anak Tidak Sekolah Kementerian Sosial 34 Provinsi Kegiatan Prioritas : Pemantapan Pelaksanaan Subsidi Energi Tepat Sasaran Kegiatan Prioritas : Penguatan Pelaksanaan Bantuan Tunai Bersyarat Penyaluran Bantuan Bagi Keluarga Miskin Secara Reguler Penyaluran Bantuan Bagi Keluarga Miskin Secara Non Tunai Kementerian Sosial 34 Provinsi Kementerian Sosial 34 Provinsi

229 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Kegiatan Prioritas : Peningkatan Efektifitas Penyaluran Bantuan Pangan Bantuan Pangan melalui Voucher/ Layanan Keuangan Digital Kementerian Sosial 34 Provinsi TABEL 4.56 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Kegiatan Prioritas : Peningkatan akses masyarakat kepada kepemilikan dokumen kependudukan Pemeliharaan dan pengembangan sistem koneksitas NIK, data kependudukan dan KTP elektronik Kementerian Dalam Negeri Pusat 35 K/L Advokasi/bimbingan teknis terpadu kepemilikan akta kelahiran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pusat Pengembangan inovasi perluasan jangkauan pencatatan kelahiran (akta kelahiran) Kementerian Dalam Negeri 9 Provinsi 9 Provinsi Pengembangan pola pelayanan terpadu pencatatan sipil Kementerian Dalam Negeri 34 Provinsi 34 Provinsi Sosialisasi di 20 Kab/Kota tentang hak anak untuk memperoleh akta kelahiran secara gratis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pusat

230 148-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Kegiatan Prioritas : Peningkatan tata kelola pelayanan dasar Pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu Kementerian Sosial 34 Provinsi Peningkatan Kapasitas bagi organisasi dan pekerja sosial Kementerian Sosial 34 Provinsi Peningkatan kualitas Belanja APBD Bidang Infrastruktur dan Perumahan Penerapan Indikator Pelayanan Dasar Bagi Masyarakat Kurang Mampu di Bidang Pekerjaan Umum, dan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kab/Kota) Penerapan Indikator Pelayanan Dasar bagi Masyarakat Kurang Mampu di Bidang Pendidikan Penerapan Indikator Pelayanan Dasar bagi Masyarakat Kurang Mampu di Bidang Kesehatan dan Sosial Kementerian Dalam Negeri 120 Daerah 953 Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Kegiatan Prioritas : Penyediaan layanan dasar Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Rumah Swadaya Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pusat Pusat Pusat

231 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Bantuan Uang Muka Prumahan KPR Sarusun yang Difasilitasi Bantuan Pembiiayaan KPR Sejahtera Tapak yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan KPR Sewa Beli untuk Sarusun yang Difasilitasi bantuan Pembiayaan KPR Swadaya yang Difasilitasi Bantuan Pembiayaan Padat Karya Infrastruktur Kawasan Perdesaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat Kab/Kota 200 Kab/Kota Padat Karya Infrastruktur Kawasan Perdesaan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Korban Bencana Sosial Kementerian Sosial Pusat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Korban Bencana Sosial Kementerian Sosial Pusat Pembangunan Rumah Bagi Warga Komunitas Adat Terpencil Kementerian Sosial Pusat Pembangunan Rumah Susun Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pusat Penyediaan Sarana Prasarana Lingkungan di Perdesaan Kementerian Sosial Pusat

232 150-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek KL Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Penyediaan Sarana Prasarana Lingkungan di Pesisir, PPK, dan PAN Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Pedesaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Pesisir, PPK dan PAN Kementerian Sosial Pusat Kementerian Sosial Pusat Kementerian Sosial Pusat Bantuan Darurat Korban Bencana Alam Nasional Kementerian Sosial Pusat Bantuan Paska Bencana Nasional Kementerian Sosial Pusat Pendampingan Psikososial Korban Bencana Kementerian Sosial Pusat Penyediaan Taruna Siaga Bencana Kementerian Sosial Pusat Pemberian Pelayanan Home Care bagi Lanjut Usia Kementerian Sosial Pusat Pengembangan dan pembinaan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat ,30 Penyediaan Literasi Khusus bagi penyandang disabilitas Kementerian Sosial Pusat Koordinasi Kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Provinsi DKI Jakarta

233 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN TABEL 4.57 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PERLUASAN AKSES USAHA MIKRO, KECIL, DAN KOPERASI Proyek Prioritas Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Kegiatan Prioritas : Peningkatan Kualitas Produk dan Akses Pemasaran Fasilitasi Sertifikasi, Standardisasi, Merek, dan Pengemasan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Badan Ekonomi Kreatif, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat 317,329 UMKM Pengembangan Sarana Prasarana Usaha bagi UMKM Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Sosial Pusat 18 pasar, 7500 e- warong Penguatan Sistem Bisnis bagi Koperasi/Sentra Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Badan Standardisasi Nasional, serta Badan Ekonomi Kreatif Pusat 84 Koperasi/ Sentra Perluasan Akses Pemasaran Kementerian Perdagangan, Pusat 6 pameran, 2900 pedagang Kegiatan Prioritas : Perluasan Akses Pembiayaan Peningkatan modal usaha bagi KUMKM dan kelompok usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Sosial. Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan 34 Provinsi KUBE, 450 kelompok tani desa hutan, 75 koperasi

234 152-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Proyek Prioritas Instansi Pelaksana Lokasi Target 2018 Anggaran (Rp. Juta) Keterkaitan dengan Prioritas lainnya Peningkatan akses usaha mikro untuk memperoleh KUR dan pendampingan sertifikasi tanah Kementerian Koperasi dan UKM 34 Provinsi Usaha Mikro Peningkatan penyediaan modal awal bagi wirausaha baru Kementerian Koperasi dan UKM 34 Provinsi 512 Orang Kegiatan Prioritas : Pengembangan Keterampilan dan Layanan Usaha Peningkatan Keterampilan Usaha BPOM Pusat 1500 UMKM Pengembangan Layanan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Pusat 9 PLUT Kegiatan Prioritas : Pengembangan Kewirausahaan Pelatihan Kewirausahaan Pengembangan Inkubator Bisnis Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Koperasi dan UKM, Badan Ekonomi Kreatif, Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kegiatan Prioritas : Penguatan Kelembagaan Koperasi, Kemitraan dan Perlindungan Usaha Fasilitasi Kelembagaan Usaha Koperasi Bagi BUMDes dan Kelompok Usaha Masyarakat 34 Provinsi Orang Pusat 90 Inkubator, 50 Perguruan Tinggi, 1 Paket Pelatihan, Kementerian Koperasi dan UKM 34 Provinsi 2780 Kelompok Pengembangan dan Pengawasan Kemitraan Usaha Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Pusat 1 database Perbaikan Tata Kelola Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Pusat 1000 Orang Legalitas Kelembagaan Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Pusat 500 Unit 2.400

235 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Sumber: Estimasi sementara untuk penyusunan RKP 2018 GAMBAR 4.33 PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN (KIS) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN

236 154-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 GAMBAR 4.34 PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN

237 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN GAMBAR 4.35 PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN

238 156-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 GAMBAR 4.36 PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM INDONESIA PINTAR (KIP) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN

239 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN GAMBAR 4.37 PETA RENCANA SEBARAN PENERIMA PROGRAM SUBSIDI BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN

240 158-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 GAMBAR 4.38 PETA RENCANA LOKUS SEBARAN PROYEK PRIORITAS DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN

241 4.8 Infrasruktur, Konektivitas, Dan Kemaritiman Sesuai dengan kerangka umum pembangunan infrastruktur RPJMN , Prioritas Nasional Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman dititikberatkan pada: (1) penyediaan pelayanan dasar; (2) infrastruktur mendukung sektor unggulan; serta (3) infrastruktur perkotaan. Pembangunan infrastruktur membutuhkan dana yang sangat besar. Keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam melakukan pemerataan pembangunan infrasruktur sehingga diperlukan pemrioritasan penggunaan sumber pendanaan. Paradigma baru pembangunan infrastruktur terkait aspek pendanaan adalah menjadikan APBN/APBD sebagai sumberdaya terakhir (last resource) sebagaimana terlihat pada Gambar 4.1. Paradigma ini diharapkan dapat terwujud dengan adanya berbagai peluang sumber pendanaan baik melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA). GAMBAR 4.39 PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Pemanfaatan skema KPBU diharapkan semakin berkembang dengan adanya dukungan regulasi terkait KPBU, berbagai fasilitasi penyiapan proyek dan koordinasi lintas instansi pemerintah. Pada tahun 2018, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang telah disiapkan dengan skema KPBU, yaitu: RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

242 TABEL 4.58 DAFTAR PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA No Proyek Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) 1 Sistem Penyediaan Air Minum Bandar Lampung PDAM Kota Bandar Lampung 2 Pengembangan Pelabuhan Kabil (Terminal Tanjung Sauh), Batam BP Batam 3 Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara Kementerian Perhubungan 4 Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Bitung, Sulawesi Utara Kementerian Perhubungan 5 Pengembangan Pelabuhan Baru Makassar, Sulawesi Selatan Kementerian Perhubungan 6 Pengembangan Pelabuhan Patimban, Jawa Barat Kementerian Perhubungan 7 Pembangunan Perkeretaapian Pulau Batam BP. Batam 8 Kereta Api Perkotaan Kota Medan, Sumatera Utara Kota Medan 9 Jalan Tol Sukabumi Ciranjang BPJT 10 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Seksi Selatan BPJT 11 Jalan Tol Akses Tanjung Priok BPJT 12 Jalan Tol Yogyakarta Solo BPJT 13 Jalan Tol Yogyakarta Bawen BPJT 14 Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka, Jawa Barat Prov. Jawa Barat 15 Sistem Penyediaan Air Minum Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat PDAM Kota Bekasi 16 Sistem Penyediaan Air Minum Kota Pekanbaru, Riau PDAM Kota Pekanbaru 17 Sistem Penyediaan Air Minum Sindang Heula, Banten PDAM Regional Prov. Banten 18 Satelit Multifungsi Kementerian Kominfo 19 Pengembangan Lembaga Pemasyarakatan Industri di Nusa Kambangan, Jawa Tengah Kementerian Hukum dan HAM 20 Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Papua Prov. Papua 21 Pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Sam Ratulangi, Sulawesi Utara Kemenristek-Dikti 22 Penerangan Jalan Umum, Kota Bandung Kota Bandung 23 Penerangan Jalan Umum, Kota Surakarta Kota Surakarta 24 Pembangunan Marine Institute di Undip Kemenristek-Dikti 25 Pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Udayana, Bali Kemenristek-Dikti 26 Pembangunan Politeknik Batam Kemenristek-Dikti 27 Pembangunan Asrama UIN Malang Kementerian Agama 28 Pembangunan Rumah Sakit PerguruanTinggi UIN Jakarta Kementerian Agama RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

243 No Proyek Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) 29 Pembangunan UIN Makasar Kementerian Agama 30 Pengembangan RS Pirngadi Medan Kota Medan 31 Pengembangan RS Sidoarjo Kota Sidoarjo 32 Pengolahan Sampah (Waste to Energy) Kota Tangerang Kota Tangerang Pemerintah berkomitmen untuk mendorong innovative financing melalui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA). PINA merupakan skema pembiayaan dengan memanfaatkan sumber-sumber dana jangka panjang seperti dana pensiun dan asuransi. Pemerintah berperan sebagai penghubung serta fasilitator untuk melakukan konsolidasi dana jangka panjang yang kemudian diarahkan untuk pembiayaan proyek investasi. Pada tahun 2018, Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang telah diidentifikasi akan mendapatkan fasilitasi melalui skema PINA, yaitu: TABEL 4.59 RENCANA PROYEK PINA Pelaksana (BUMN) Proyek PP Energi 1. PLTU Meulaboh (2x200 MW) (~Rp. 7,3 Triliun) Waskita Toll Road 1. Jalan Tol Waskita Toll Road (9ruas) Tahap 2 (~Rp 70 triliun) 2. Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (~Rp 9 Triliun) Hutama Karya 1. Jalan Tol Kuala Tanjung Tebing Tinggi Prapat (~ Rp 8 Triliun) Indonesia Power 1. PLTU Kalbar 1 (2x100 MW) (~5,3 Triliun) Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Arah kebijakan Prioritas Nasional infrastruktur, konektivitas, dan kemaritiman tahun 2018, antara lain: 1. Pengembangan aksesibilitas melaluipenyediaan infrastruktur transportasi sebagai upaya pemenuhan pelayanan dasar pada kawasan perbatasan dan kawasan tertinggal. Penyediaan infrastruktur transportasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kawasan, meningkatkan perekonomian, serta memudahkan akses bagi pelayanan dasar lainnya seperti kesehatan dan pendidikan. 2. Pengembangan konektivitas untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi, jalur utama logistik, dan integrasi antarmoda dalam rangka mendorong pengembangan wilayah strategis.pengembangan wilayah strategis di luar Pulau Jawa diharapkan dapat menekan disparitas antar wilayah dan memperlancar mobilisasi barang. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

244 3. Pengembangan transportasi perkotaan (pengembangan jalan perkotaan dan proyek pengembangan angkutan massal perkotaan) untuk mendorong efisiensi mobilitas perkotaan dan mengurangi berbagai eksternalitas negatif (kemacetan, kerugian ekonomi, kerugian waktu, dan pencemaran lingkungan) 4. Pemerataan pembangunan infrastruktur TIK khususnya di daerah perbatasan dan tertinggal, serta memastikan utilisasi TIK di sektor e-government, e-kesehatan, e- Pendidikan, e-logistik dan e-commerce. Sasaran Umum Sesuai dengan pentahapan dalam RPJMN dan arah kebijakan di atas, maka sasaran umum Prioritas Nasional Konektivitas dan Kemaritiman adalah sebagai berikut: TABEL 4.60 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL KONEKTIVITAS DAN KEMARITIMAN DALAM RPJMN Indikator 2014 (Baseline) Sasaran Akhir RPJMN a. Pengembangan Pelabuhan Non Komersil (lokasi) (kumulatif) b. Rata-rata dwelling time (hari) c. Terbangunnya jalur KA termasuk jalur ganda (Km) ,43 186,99 619,49 902,3 1353, (kumulatif) d. Terbangunnya jalan baru (Km) , (kumulatif) e. Pengembangan jalan tol (Km) (kumulatif) f. Terbangunnya bandara baru /peningkatan bandara yang ada g. Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Udara (trayek) h. Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Laut (trayek) i. Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Sungai dan Penyeberangan (trayek) j. Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut k. Pengembangan pelabuhan penyeberangan l. Pembangunan (penyelenggaraan) kapal perintis m. Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Jalan (trayek) n. Tersedianya Subsidi Perintis Kereta Api (lintas) o. Meningkatnya Pangsa pasar angkutan umum (%) (lanjutan) 15 (lanjutan) 15 (lanjutan) 15 (kumulatif) (kumulatif) * 0* 104 (kumulatif) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

245 p. Berkembangnya jaringan kereta api perkotaan (kota) 2 3 (kumulatif) 5 (kumulatif) 7 (kumulatif) 7 (kumulatif) 10 (kumulatif) q. Berkembangannya sistem BRT dan Transit (kota) (kumulatif) 20 (kumulatif) 23 (kumulatif) 23 (kumulatif) 34 (kumulatif) r. Menurunnya rasio angka 0,042 0,039 0,035 0,032 0,028 < 0,025 kecelakaan kereta api (kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api) s. Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan (% dari kondisi baseline) t. Jaringan tulang punggung serat optik nasional di ibukota kabupaten/kota 372 (kumulatif) 400 (kumulatif) 419 (kumulatif) 446 (kumulatif) 479 (kumulatif) 514 (kumulatif) *) Pada Tahun 2017 tidak ada pembangunan baru kapal angkutan laut perintis, hanya melanjutkan kapal yang sudah dibangun dengan multi years Program Prioritas Infrastruktur, Konektivitas dan Kemaritiman Prioritas Nasional pembangunan infrastruktur, konektivitas, dan maritim mencakup dua program prioritas, yaitu: (1) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi (darat, laut, udara, dan intermoda); dan (2) Pengembangan telekomunikasi dan informatika. GAMBAR 4.40 PROGRAM PRIORITAS DALAM MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN Pengembangan Telekomunikas i & Informatika INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS & KEMARITIMAN Pengembangan Sarana & Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara & Intermoda) Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara dan Intermoda) Kegiatan prioritas yang mendukung Program Prioritas Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara dan Intermoda) mencakup tiga kegiatan, yaitu: (1) Aksesibilitas; (2) Konektivitas; serta (3) Transportasi Perkotaan. Kegiatan Prioritas RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

246 Aksesibilitas berfokus pada kegiatan pengembangan dan pembangunan transportasi yang mendukung kawasan perbatasan dan daerah tertinggal. Kegiatan Prioritas Konektivitas fokus kepada kegiatan pembangunan untuk mendukung jalur utama logistik dan pusatpusat pertumbuhan seperti kawasan pertanian produktif, kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, serta kawasan strategis pariwisata nasional. Selain itu, kegiatan prioritas tersebut juga menekankan pengembangan integrasi antarmoda dalam rangka meningkatkan konektivitas. Kegiatan Prioritas Transportasi Perkotaan memiliki fokus pengembangan transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan efisien melalui pengembangan angkutan massal perkotaan dan pengembangan jaringan jalan perkotaan. GAMBAR 4.41 KEGIATAN PRIORITAS DALAM MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN LEVEL Konektivitas Kegiatan Transportasi untuk mendukung kawasan pusat pusat pertumbuhan, jalurutama logistik dan integrasi antar Kegiatan Transportasi untuk mendukung transportasi berkelanjutan melalui pengembangan angkutan masal perkotaan Transportasi Perkotaan Pengembangan Sarana & Prasarana & Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara & Intermoda) Aksesibilitas Kegiatan Transportasi untuk mendukung kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal TABEL 4.61 PROGRAM PRIORITAS DAN PROYEK NASIONAL Program Prioritas: Pengembangan Sarana & Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara & Inter-moda) Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Konektivitas Aksesibiltas Transportasi Perkotaan Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

247 Dukungan untuk Kawasan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dukungan untuk Kawasan Perbatasan Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan Jalur Utama Logistik Dukungan untuk Daerah Tertinggal Pengembangan Jalan Perkotaan Integrasi Antarmoda 1. Kegiatan Prioritas Aksesibilitas Kegiatan Prioritas Aksesibilitas meliputi (1) penyediaan dan pengembangan: (i) transportasi darat; (ii) angkutan penyeberangan dan poros penghubung; (iii) pelabuhan; (iv) jalan akses dan jalan paralel perbatasan; (v) bandar udara; serta (2) subsidi operasi dan pelayanan transportasi keperintisan di kawasan perbatasan dan daerah tertinggal. GAMBAR 4.42 PROYEK PRIORITAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS AKSESIBILITAS LEVEL 3 Dukungan untuk daerah tertinggal Aksesibilitas Dukungan untuk kawasan perbatasan Adapun sasaran kegiatan prioritas aksesibilitas dalam RKP 2018 adalah sebagai berikut : TABEL 4.62 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS AKSESIBILITAS DALAM RKP 2018 No Kegiatan/ProyekPrioritas Sasaran Pembangunan 2018 Aksesibilitas 1 Dukungan untuk Kawasan Perbatasan Pembangunan 466 kilometer jalan paralel perbatasan (Kalimantan, NTT, dan Papua) Pembangunan akses jalan di daerah tertinggal untuk membuka isolasi wilayah di 82 kabupaten tertinggal Penyediaan subsidi perintis angkutan jalan di 300 trayek RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

248 No Kegiatan/ProyekPrioritas Sasaran Pembangunan Dukungan untuk Daerah Tertinggal Tersedianya subsidi perintis kereta api di 6 lintas Pembangunan 16 dermaga penyeberangan Penyediaan subsidi perintis angkutan sungai dan penyeberangan di 249 trayek Pembangunan lintas penyeberangan (Sabuk Utara dan Lintas Selatan ke Tengah) Penyediaan subsidi bagi 105 trayek angkutan laut perintis Pengembangan 34 bandara di kawasan perbatasan dan daerah tertinggal Penyediaan subsidi bagi 252 rute penerbangan perintis Penyediaan 3 lokasi hub jembatan udara di Papua (Wamena, Timika, dan Dekai) 2. Kegiatan Prioritas Konektivitas Kegiatan Prioritas Konektivitas meliputi: (1) pengembangan dan pembangunan moda transportasi darat (jalan, kereta api, dan angkutan sungai dan penyeberangan), laut, dan udara; (2) integrasi antarmoda; serta (3) pengembangan tol laut melalui pembangunan dan pengembangan pelabuhan-pelabuhan. GAMBAR 4.43 PROYEK PRIORITAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS KONEKTIVITAS LEVEL 3 Dukungan untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi Konektivitas Intergrasi antar moda Jalur Utama Logistik RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

249 Adapun sasaran kegiatan prioritas konektivitas dalam RKP 2018 adalah sebagai berikut : TABEL 4.63 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS KONEKTIVITAS DALAM RKP 2018 No Kegiatan/ProyekPrioritas Sasaran Pembangunan 2018 Konektivitas 1 Dukungan untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi 2 Jalur Utama Domestik Pembangunan dan peningkatan jalan lintas utama (jalan trans), jalan arteri, jalan tol, dan jalan akses menuju kawasan perekonomian strategis, bandara, dan pelabuhan. Pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis. Perbaikan manajemen dan pengelolaan pelabuhan. 3 Integrasi Antar Moda Pengembangan reaktivasi jalur kereta api regional (KA Sumatera, KA Jawa, KA Kalimantan, dan KA Sulawesi) Pengembangan dan reaktivasi KA menuju pelabuhan dan bandara. Pengembangan coastal shipping. Pembangunan dan pengembangan simpul-simpul transportasi. 3. Kegiatan Prioritas Transportasi Perkotaan Kegiatan Prioritas transportasi perkotaan meliputi: (1) pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan yang berbasis bus dan rel; (2) peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan; (3) penerapan manajemen sistem transportasi; serta (4) penguatan integrasi kelembagaan transportasi. GAMBAR 4.44 PROYEK PRIORITAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN LEVEL 3 Pengembangan Angkutan Masal Perkotaan Transportasi Perkotaan Pengembangan Jalan Perkotaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

250 Adapun sasaran kegiatan prioritas trasnportasi perkotaan dalam RKP 2018 adalah sebagai berikut : TABEL 4.64 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN DALAM RKP 2018 No Kegiatan/ProyekPrioritas Sasaran Pembangunan 2018 Transportasi Perkotaan 1 Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan Pengembangan jaringan kereta api perkotaan di 7 wilayah perkotaan. Pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) di 23 wilayah perkotaan. 2 Pengembangan Jalan Perkotaan Penyediaan subsidi angkutan KA perkotaan Penyediaan fasilitas perlengkapan lalu lintas jalan (ATCS). Peningkatan rasio jalan perkotaan menjadi sekitar delapan persen melalui pembangunan underpass/flyover, jalan lingkar, dan jalan tol. Peningkatan kecepatan rata-rata jalan perkotaan menjadi 17 kilometer/jam Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Pembangunan infrastruktur dan konektivitas telekomunikasi dan informatika dilakukan dalam rangka pemerataan akses informasi dan komunikasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan ini diharapkan tidak hanya menjamin akses informasi bagi masyarakat, namun juga mendukung tumbuhnya berbagai sektor unggulan. Sektor telekomunikasi dan informatika harus dapat mendorong sektor lain dalam meningkatkan efisiensi, memperluas cakupan layanan, maupun menyediakan berbagai inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Program prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika terdiri atas lima kegiatan prioritas, yaitu: (1) pembangunan jaringan pitalebar; (2) akses internet dan telekomunikasi untuk daerah non komersil; (3) pemerataan penyiaran publik hingga daerah perbatasan dan terpencil; (4) Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah; serta (5) dukungan TIK pada sektor prioritas (e-commerce, e-health, dll) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

251 GAMBAR 4.45 PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LEVEL 2 Pembangunan Jaringan Pitalebar Dukungan TIK pada sektor prioritas (ecommerce, e- health, dll) Pengembangan Telekomunikasi & Informatika Akses Internet dan Telekomunikasi untuk Daerah Non Komersil Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah Penguatan penyiaran di daerah perbatasan Sumber : Bappenas, 2017 Adapun sasaran, kegiatan, target serta program prioritas dan proyek prioritas dijabarkan dalam tabel 4.63 dan tabel 4.64 sebgai berikut : TABEL 4.65 SASARAN, KEGIATAN DAN TARGET PEMBANGUNAN No Kegiatan/Proyek Prioritas Indikator 1 Pembangunan jaringan pitalebar Jaringan tulang punggung serat optik nasional menjangkau 479 kabupaten/kota (93%) Persentase (%) ketersediaan tambahan spektrum frekuensi untuk pitalebar nirkabel 2 Akses telekomunikasi dan internet di daerah non komersil 3 Penguatan Penyiaran Di Daerah Perbatasan Jumlah BTS yang dibangun 125 unit Jumlah penyediaan akses internet broadband 800 lokasi Jumlah Desa Broadband Terpadu 125 lokasi Jangkauan siaran LPP RRI dan LPP TVRI terhadap populasi masing-masing mencapai 92% dan 78% Jumlah lokasi pemancar LPP yang direvitalisasi di daerah perbatasan dan 3T pada 20 lokasi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

252 No Kegiatan/Proyek Prioritas Indikator 4 5 Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah Dukungan TIK pada sektor prioritas (e-commerce, e-health, dll) Indeks e-pemerintahan nasional mencapai 3,2 (skala 4,0) Pemantauan titik strategis jaringan internet pada 49 titik Pilot telemedicine Jaringan pendidikan nasional TABEL 4.66 PROGRAM PRIORITAS DAN PROYEK PRIORITAS Pengembangan Telekomunikasi Dan Informatika Program Prioritas: Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Akses Internet dan Telekomunikasi untuk Daerah Non Komersil Pemerataan Penyiaran Publik Hingga Daerah Perbatasan dan Terpencil Optimalisasi Penggunaan TIK Pada Instansi Pemerintah Dukungan TIK Pada Sektor Prioritas (Ecommerce, E- health, Dll) Pembangunan Jaringan Pita Lebar Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas Pembangunan BTS Di Daerah Blankspot Layanan Telekomunikasi Pembangunan Pemancar LPP RRI Di Daerah Perbatasan, Terpencil Dan Pulau Terluar Implementasi Masterplan, Arsitektur E-government Nasional, Dan Piloting Datacenter Nasional Layanan Pemberian Domain.Id Gratis Palapa Ring (Pembangunan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional) Jasa Akses Internet Broadband Di Wilayah Layanan Telekomunikasi Pembangunan Pemancar LPP TVRI Di Daerah Perbatasan, Terpencil Dan Pulau Terluar Pemantauan Jaringan Internet Pada ISP/NAP/IX/ Titik Strategis Lainnya Melalui Sistem Deteksi Dini Fasilitasi Technopreneur Untuk Memperoleh Seed Funding Penataan Spektrum Frekuensi Radio Untuk Mendukung Mobile Broadband Desa Broadband Terpadu Pembangunan Pemancar Transmisi Dan Distribusi Penyiaran Radio Publik Pengintegrasian Sistem dan Layanan serta data strategis nasional Dukungan TIK Dalam Layanan Kesehatan Pembangunan Pemancar Transmisi Dan Distribusi Penyiaran Televisi Publik Jaringan Pendidikan Nasional Dan E- education Penyediaan Siaran Di Daerah Perbatasan Penggunaan internet yang produktif Pelaksanaan Siaran Digital Televisi Publik RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

253 4.8.5 Proyek Prioritas Nasional Proyek Prioritas Nasional pada Program Prioritas Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara dan Intermoda) 1. Dukungan untuk Kawasan Perbatasan Dukungan untuk kawasan perbatasan diprioritaskan terutama pada kawasan yang berbatasan langsung (darat) di 5 (lima) lokasi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, NTT, dan Papua kemudian kawasan yang tidak berbatasan langsung (pulau-pulau terluar). Dukungan untuk kawasan perbatasan berupa pembangunan jalan paralel perbatasan serta pembangunan bandara di kawasan perbatasan. Proyek prioritas untuk mendukung kawasan perbatasan diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan transportasi dan mobilitas masyarakat di wilayah perbatasan, meningkatkan kegiatan ekspor dan import serta menurunkan biaya logistik (khususnya biaya transportasi), serta meningkatkan keamanan wilayah perbatasan sebagai halaman depan Negara. GAMBAR 4.46 PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN DI KALIMANTAN, NTT, DAN PAPUA Pembangunan jalan di perbatasan difokuskan kepada 2 (dua) kriteria, yaitu: (1) pembangunan jalan paralel perbatasan yang belum tersambung dan belum berfungsi untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas wilayah; dan (2) pembangunan jalan akses menuju paralel perbatasan dan menuju pintu perbatasan untuk meningkatkan pelayanan dan aksesibilitas. Target pembangunan jalan perbatasan pada tahun 2018 di Kalimantan adalah tembus/tersambungnnya jalan paralel perbatasan dan akses pintu masuk perbatasan dengan total sepanjang 337,7 kilometer yang meliputi wilayah Kalimantan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

254 Barat, Timur dan Utara. Di NTT, pembangunan jalan perbatasan direncanakan sepanjang 176,2 kilometer dengan fokus jalan paralel perbatasan dan akses pintu masuk perbatasan di Atambua dan Motomasin. Sedangkan pembangunan jalan perbatasan di Papua akan dilakukan semaksimal mungkin dan bertahap pada ruas Oksibil Towe Hitam. Pembangunan bandar udara di daerah perbatasan memiliki tiga kriteria sebagai berikut: (1) mendukung keamanan wilayah dan mampu melayani pesawat berpenumpang 50 orang dengan pesawat hercules C-130; (2) memiliki sarana dan prasarana penunjang bandara sehingga mampu mengelola/mengendalikan/melayani operasi penerbangan; (3) dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landasan 3C (landas pacu m m). Target pembangunan bandara perbatasan pada tahun 2018 adalah dapat digunakan untuk mendarat oleh pesawat Hercules di Kalimantan dan pesawat Boeing di Nusa Tenggara Timur serta penambahan frekuensi penerbangan di NTT, serta peningkatan Bandara Oksibil sebagai hub (pusat distribusi logistik di wilayah pegunungan tengah) di Papua. GAMBAR 4.47 PEMBANGUNAN BANDARA DI KAWASAN PERBATASAN DI KALIMANTAN, NTT, DAN PAPUA Sedangkan pada kawasan perbatasan yang tidak berbatasan langsung atau pulau-pulau terluar direncanakan pembangunan bandara diantaranya di Kepulauan Riau, Anambas, Natuna, Siau Tagulandang Biaro, Talaud, dan Maluku Barat Daya. Pembangunan selain Bandara, terdapat rencana infrastruktur meliputi: (1) pembangunan dermaga penyeberangan; (2) pembangunan pelabuhan; pembangunan lintas penyeberangan yang meliputi Sabuk Utara dan Lintas Selatan ke Tengah; (3) pembangunan jaringan jalan; serta (4) pembangunan atau pengembangan bandara RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

255 2. Dukungan untuk Daerah Tertinggal Dukungan pada daerah tertinggal diprioritaskan untuk membuka keterisolasian dan meningkatkan aksesibilitas di 82 kabupaten tertinggal. Pembangunan di daerah tertinggal diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik dan produk unggulan daerah, meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan, serta mempercepat pembangunan dan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik. Pembangunan di daerah tertinggal meliputi pembangunan akses jalan, pengembangan bandara, subsidi angkutan udara dan laut perintis, pengembangan inland waterways, serta pembangunan lintas penyeberangan. Khusus untuk daerah tertinggal di Papua dan Papua Barat difokuskan pada pengembangan jalan dan bandara, terutama di Pegunungan Tengah yang belum terhubung oleh jaringan jalan sehingga masih sangat tergantung pada sistem transportasi udara (berupa pengembangan hub udara di Wamena, Timika, dan Dekai). GAMBAR 4.48 PETA PERSEBARAN DAERAH TERTINGGAL 3. Dukungan untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dukungan untuk pusat pertumbuhan ekonomi difokuskan pada pembangunan kawasan strategis di luar Jawa yang meliputi kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan industri (KI), serta kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN). Kinerja Kawasan Strategis didorong dengan pembangunan tol laut yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan disparitas antarwilayah. Pemberian dukungan untuk pusat pertumbuhan ekonomi didasarkan kepada potensi dari kawasan serta kesiapan masingmasing kawasan dan proyek. Secara garis besar pemilihan kawasan yang menjadi prioritas untuk mendapatkan dukungan adalah sebagai berikut: RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

256 1. Kawasan memiliki potensi besar dengan komitmen kuat dari anchor tenant dan Pemerintah Daerah, serta telah memiliki infrastruktur pendukung (KI Morowali, KI Bantaeng, KI Sei Mangkei, KEK Sorong, KEK Bitung, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan [MBTK], KI Buli, KI Bitung, dan KI Palu). 2. Kawasan industri yang dapat meningkat pesat dengan sedikit pembangunan infrastruktur (KI Gresik, KI Dumai, KI Serang, KI Berau, KI Tanjung Buton, KI Tanah Kuning). 3. Destinasi wisata unggulan yang memiliki multipliereffect yang luas (KSPN: Danau Toba, Borobudur dan Mandalika; serta KEK Pariwisata: Tanjung Kelayang dan Morotai). 4. Destinasi tujuh KSPN lainnya ( Kepulauan Seribu, Bromo Semeru Tengger, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Morotai). 5. Kawasan strategis yang telah ditetapkan dan didukung oleh rencana Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yaitu KEK Maluku. 6. Kawasan prioritas lain yang belum mendapat penanganan khusus, namun tetap perlu mendapat dukungan(kerinci, Bali Utara, Bali Barat, Enggano, Batam-Bintan, Tanjung Puting, PKN Gorontalo, PKN Mamuju). GAMBAR 4.49 PETA PERSEBARAN DAN KLASIFIKASI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI 4. Jalur Utama Logistik Dukungan pada Jalur Utama Logistik meliputi pembangunan pada jalur yang melayani distribusi barang dengan kapasitas tinggi. Jalur antarpulau dilayani oleh hub dan feeder tol laut dengan dukungan kapal hingga 4000 TEU s. Jalur intra pulau antara pelabuhan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

257 dengan titik-titik sentra logistik dilayani dengan jaringan kereta api, Coastal Shipping, jaringan jalan tol dan jalan arteri dengan kapasitas muatan sumbu hingga sepuluh ton. Pembangunan sistem jalur utama logistik di darat yang terintegrasi dapat menurunkan biaya logistik secara signifikan, dimana komponen biaya transportasi terbesar berada di darat (mencapai hingga 71% dari total biaya transportasi). Dukungan transportasi untuk Jalur Utama Logistik meliputi pengembangan dan pembangunan 24 pelabuhan strategis tol laut; jalan lintas utama (trans) dan akses pelabuhan; jalur kereta api regional; serta coastal shipping. GAMBAR 4.50 RENCANA DUKUNGAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PADA JALUR UTAMA LOGISTIK 5. Integrasi Antar Moda Dukungan pembangunan pada Integrasi Antarmoda ditujukan untuk menghubungkan sistem transportasi sampai ke titik akhir distribusi barang dan tujuan penumpang. Pengembangan integrasi antarmoda dilaksanakan melalui pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang mendukung keterpaduan antarmoda serta dukungan terhadap kemanfaatan simpul-simpul transportasi. Dukungan transportasi pada pengembangan integrasi antarmoda meliputi pembangunan dan integrasi moda kereta api dan jalan menuju ke pelabuhan dan bandara. Pengembangan integrasi antarmoda secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1) pengembangan antarmoda angkutan barang yang memiliki fokus pada pengembangan fasilitas antarmoda yang menyediakan dan mengintegrasikan pilihan-pilihan moda angkutan pada simpul integrasi; serta (2) pengembangan antarmoda angkutan penumpang yang berfokus pada pengembangan fasilitas yang didukung dengan pusat kegiatan yang terpadu dalam mencapai efisiensi pola tata ruang dan pergerakan penumpang. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

258 GAMBAR 4.51 PENGEMBANGAN ANTAR MODA ANGKUTAN BARANG GAMBAR 4.52 PENGEMBANGAN ANTAR MODA ANGKUTAN PENUMPANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

259 6. Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan Pengembangan angkutan massal perkotaan difokuskan pada pengembangan sistem transportasi massal yang berbasis bus maupun rel di wilayah perkotaan. Pengembangan transportasi umum diharapkan dapat meningkatan pangsa angkutan umum menjadi 28 persen, mengurangi kemacetan di wilayah perkotaan, meminimalkan kerugian perekonomian akibat kemacetan yang diperkirakan mencapai US$5 milyar per tahun, meningkatkan daya saing (competitiveness) perkotaan Indonesia, serta mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh sektor transportasi. Pengembangan transportasi angkutan massal perkotaan juga diharapkan dapat meningkatkan mobilitas serta efisiensi pergerakan masyarakat di wilayah perkotaan. Kriteria pengembangan angkutan massal perkotaan meliputi: (1) pengembangan KA, LRT, dan BRT pada perkotaan Jabodetabek, Bandung Raya, dan Gerbangkertosusila yang memiliki populasi lebih dari 5 juta penduduk dengan kotribusi PDB Nasional lebih dari Rp.200 trilyun dan Kota Palembang (berdasarkan arahan Presiden); (2) pengembangan KA dan BRT pada Kota Medan, Makassar, Semarang dan Padang yang memiliki populasi 1 hingga 5 juta jiwa; serta(3) pengembangan BRT pada ibu kota provinsi yang memiliki populasi kurang dari 1 juta jiwa. Pengembangan angkutan massal perkotaan juga perlu diintegrasikan dengan perencanaan fasilitas non-motorized transport (NMT), perencanaan tata ruang lainnya, dan penataan angkutan umum perkotaan yang telah ada untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan sesuai standar pelayanan minimum (SPM). Pengembangan angkutan massal perkotaan juga membutuhkan pengembangan konsep koridor atau panduan bagi sistem pengembangan angkutan umum massal perkotaan. Panduan tersebut mengatur peran pemerintah daerah, swasta, dan pemerintah pusat dalam pembangunan dan pengoperasian angkutan umum massal berbasis rel maupun jalan, serta sistem angkutan umum yang akan dikembangkan. GAMBAR 4.53 PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN BERDASARKAN KLASIFIKASINYA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

260 GAMBAR 4.54 KONSEP KETERPADUAN JARINGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN GAMBAR 4.55 SKEMA PEMBAGIAN PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMBIAYAAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN 7. Pengembangan Jalan Perkotaan Pengembangan jalan perkotaan ditujukan untuk meningkatkan rasio, kapasitas, dan kualitas jaringan jalan kota dalam rangka mengurangi kemacetan serta meningkatkan kecepatan rata-rata jalan perkotaan. Kriteria pengembangan jalan di perkotaan meliputi: (1) pengembangan flyover/underpass untuk mengatasi kemacetan dan debottlenecking lalu lintas perkotaan; (2) pengembangan jalan lingkar perkotaan untuk penurunan kemacetan perkotaan sekaligus mendukung jalur logistik (mengalihkan arus menerus agar tidak terkonsentrasi pada titik tertentu); serta (3) pengembangan jaringan jalan tol guna penambahan kapasitas jaringan jalan perkotaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

261 4.8.6 Proyek K/L dan Sebaran Lokasi 1. Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Dukungan untuk Kawasan Perbatasan Pembangunan jalan paralel perbatasan diprioritaskan untuk mempercepat tersambungnya jalan paralel di Kalimantan (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara), perbatasan NTT dan Papua. GAMBAR 4.56 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN KALIMANTAN 2018 Pembangunan jalan paralel perbatasan di Kalimantan diharapkan dapat menghubungkan Aruk (Kab. Sambas) hingga Nunukan di Kalimantan Utara. Gambaran secara umum, pembangunan jalan paralel perbatasan di Kalimantan dapat dilihat pada gambar 4.56 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

262 GAMBAR 4.57 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN NUSA TENGGARA TIMUR 2018 GAMBAR 4.58 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN PAPUA 2018 Sementara untuk jalan perbatasan di Papua diprioritaskan pada ruas jalan Ubreb Towe Hitam sampai dengan Oksibil yang dilakukan secara bertahap. Gambaran secara umum, pembangunan jalan perbatasan di Papua dapat dilihat pada gambar RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

263 GAMBAR 4.59 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PERBATASAN LAUT 2018 Untuk pembangunan infrastruktur di perbatasan laut, diprioritaskan pada wilayah-wilayah pulau terluar dan rawan konflik internasional. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di perbatasan laut dapat dilihat pada gambar Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Dukungan untuk Daerah Tertinggal Penetapan daerah tertinggal pada RPJMN tahun tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun pada tahun 2018 dukungan pada daerah tertinggal diprioritaskan untuk membuka keterisolasian dan meningkatkan aksesibilitas di 82 kabupaten tertinggal. GAMBAR 4.60 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL KALIMANTAN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

264 Kegiatan prioritas untuk daerah tertinggal di Pulau Kalimantan di fokuskan pada daerah yang dekat dengan daerah perbatasan dimana sebagian besar berada di daerah Kalimantan Barat dan Utara. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau Kalimantan dapat dilihat pada gambar Kegiatan prioritas daerah tertinggal di Pulau Papua di fokuskan pada daerah yang masih terisolasi, sehingga dapat meningkatkan aksesibiltas di daerah Papua. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau papua dapat dilihat pada gambar GAMBAR 4.61 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PAPUA 2018 GAMBAR 4.62 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL JAWA BALI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

265 Kegiatan prioritas daerah tertinggal di Pulau Jawa relatif lebih sedikit, dimana kegiatan ini lebih banyak di Pulau Madura dan Pesisir Timur Pulau Jawa. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau Jawa dapat dilihat pada gambar GAMBAR 4.63 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL SUMATERA 2018 Kegiatan prioritas daerah tertinggal di Pulau Sumatera lebih banyak di daerah Pesisir barat Pulau Sumatera dan sebagian daerah di Bengkulu. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau Sumatera dapat dilihat pada gambar GAMBAR 4.64 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL MALUKU 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

266 Kegiatan prioritas daerah tertinggal di Kepulauan Maluku dan Maluku Utara tersebar merata di kepualaun Maluku dan Maluku Utara, dimana kegaiatan prioritas ini ditunjukkan untuk membuka isolasi dan meningkatakan aksesibilitas antar kepulauan. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau Sumatera dapat dilihat pada gambar Kegiatan prioritas daerah tertinggal di Pulau Sulawesi di fokuskan di daerah Sulawesi Tengah untuk meningkatkan aksesibilitas dengan daerah sekitar yang sudah tidak tertinggal. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau Sulawesi dapat dilihat pada gambar GAMBAR 4.65 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL SULAWESI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

267 GAMBAR 4.66 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NUSA TENGGARA 2018 Kegiatan prioritas daerah tertinggal di Pulau Nusa Tenggara tersebar di wilayah Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang ditujukkan untuk meningkatkan aksesibiltas antar pulau. Gambaran secara umum, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal Pulau Sulawesi dapat dilihat pada gambar Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Dukungan untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dukungan infrastruktur pada pusat pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti KEK, KI dan KSPN di prioritaskan pada penyediaan aksesibilitas dan konektivitas yang ditujukkan untuk mengurangi disparitas antar wilayah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Gambaran secara umum proyek prioritas yang mendukung pusat pertumbuhan ekonomi sebagaimana gambar 4.67s.d RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

268 GAMBAR 4.67 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI (KISMK), SUMATERA UTARA2018 GAMBAR 4.68 DUKUNGAN KAWASAN INDONESIA MOROWALI INDUSTRIAL PARK (IMIP), SULAWESI TENGAH RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

269 GAMBAR 4.69 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI BANTAENG (KIBA), SULAWESI SELATAN 2018 GAMBAR 4.70 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN (MBTK) 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

270 GAMBAR 4.71 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS BITUNG 2018 GAMBAR 4.72 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS TANJUNG KELAYANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

271 GAMBAR 4.73 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS SORONG 2018 GAMBAR 4.74 DUKUNGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MOROTAI DAN SEKITARNYA 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

272 GAMBAR 4.75 DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) BOROBUDUR DAN SEKITARNYA 2018 GAMBAR 4.76 DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) DANAU TOBA DAN SEKITARNYA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

273 GAMBAR 4.77 DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) MANDALIKA DAN SEKITARNYA 2018 GAMBAR 4.78 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI CPO DUMAI PELINTUNG 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

274 GAMBAR 4.79 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI TANJUNG BUTON 2018 GAMBAR 4.80 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI TERPADU WILMAR BOJONEGARA SERANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

275 GAMBAR 4.81 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI JAVA INTERNATIONAL INDUSTRIAL AND PORT ESTATE (JIIPE) GRESIK 2018 GAMBAR 4.82 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI PALM OIL GREEN ECONOMIC ZONE (POGEZ) BERAU 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

276 GAMBAR 4.83 DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI PELABUHAN INTERNASIONAL (KIPI) TANAH KUNING Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Jalur Utama Logistik GAMBAR 4.84 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN JALUR UTAMA LOGISTIK SUMATERA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

277 GAMBAR 4.85 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN JALUR UTAMA LOGISTIK KALIMANTAN 2018 Infrastruktur konektivitas merupakan pilar utama dalam mewujudkan kelancaran mobilitas penumpang dan barang pada jalur utama logistik. Pembangunan infrastruktur konektivitas ditujukan dalam rangka mengurangi bottleneck dan memperkuat konektivitas untuk mendukung sistem logistik nasional yang difokuskan pada pembangunan jalur utama logistik antara lain pembangunan infrastruktur jalan tol, pembangunan jalan-jalan lintas pulau, pembangunan jalur baru dan jalur ganda kereta api, pembangunan bandara baru dan pembangunan bandara lama, penngembangan pelabuhan laut dab pelabuhan penyeberangan, penyelesaian akses-akses jalan dan kereta menuju outlet pelabuhan dan bandara. Gambaran secara umum proyek prioritas yang mendukung jalur utama logistik sebagaimana gambar 4.84 s.d Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Integrasi Antar Moda Pembangunan infrastruktur antar moda difokuskan pada : pembangunan jalan akses maupun akses jalur KA baik yang menuju pelabuhan maupun yang menuju bandara serta fasilitas pelayanan transportasi intermoda di simpul simpul ataupun outlet-outlet transportasi sehingga dapat diwujudkan keterpaduan jaringan transportasi yang efisien dan efektif serta terjangkau oleh masyarakat. Gambaran secara umum proyek prioritas yang mendukung integrasi antarmoda sebagaimana gambar 4.86 s.d RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

278 GAMBAR 4.86 KEGIATAN PEMBANGUNAN ANTAR MODA SUMATERA DAN JAWA 2018 GAMBAR 4.87 KEGIATAN PEMBANGUNAN ANTAR MODA KALIMANTAN, SULAWESI, MALUKU, DAN PAPUA Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

279 Pengembangan transportasi perkotaan difokuskan kepada pengembangan sistem transportasi yang berimbang melalui pengembangan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan berbasis rel, BRT, maupun Sistem Transit serta mempercepat penyelesaian jalur-jalur lingkar dan perlintasan tidak sebidang (flyover) di perkotaan maupun perlintasan antara kereta api dan jalan raya. Gambaran secara umum proyek prioritas yang mendukung pengembangan angkutan massal perkotaan sebagaimana gambar 4.88 s.d GAMBAR 4.88 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN Proyek K/L dan Sebaran Lokasi terkait Pengembangan Jalan Perkotaan GAMBAR 4.89 PROYEK K/L DAN SEBARAN LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN PERKOTAAN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

280 Proyek Prioritas Nasional pada Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika 1. Pembangunan Jaringan Pitalebar Palapa Ring Proyek Palapa Ring dilakukan untuk membangun jaringan pitalebar yang menghubungkan ibukota kabupaten dan kota (IKK) yang berada pada daerah nonkomersil. Pihak swasta hanya akan membangun aringan serat optik pada daerah komersil. Intervensi pemerintah diperlukan untuk memastikan akses informasi berkecepatan tinggi bagi masyarakat pada daerah nonkomersil. Proyek Palapa Ring terbagi dalam tiga paket (Paket Barat, Tengah, dan Timur) dan ditargetkan dapat mengkoneksikan 57 IKK (target 2018 sejumlah 22 IKK). 2. Penyediaan spektrum frekuensi untuk pitalebar nirkabel (mobile broadband) Selain dibangun melalui penggelaran jaringan serat optik, akses pita lebar juga dilakukan juga melalui pembangunan pitalebar nirkabel melalui berbagai teknologi telekomunikasi terbaru seperti teknologi 3G/4G/LTE. Penataan frekuensi diperlukan untuk menyediakan kebutuhan kanal frekuensi dari setiap teknologi pitalebar nirkabel, sehingga akses kecepatan tinggi dapat diberikan seseuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Akses Telekomunikasi dan Internet untuk Daerah Non Komersil Penyediaan akses telekomunikasi dan internet di daerah nonkomersil (daerah perbatasan, daerah tertinggal, maupun daerah terpencil lainnya) dilakukan melalui: (1) pembangunan base tranceiver station (BTS); (2) penyediaan akses internet broadband,; serta (3) Pembangunan desa broadband terpadu (DBT). Selain itu, dengan meningkatnya pemanfaatan satelit oleh berbagai instansi pemerintah untuk kebutuhan akses informasi, perlu dirancang satelit multifungsi yang dapat dipergunakan secara bersama-sama. 4. Penguatan Penyiaran Di Daerah Perbatasan Pemerataan penyiaran publik dilakukan melalui pembangunan pemancar LPP RRI dan LPP TVRI di daerah perbatasan, terpencil dan pulau terluar, penyediaan siaran dan program untuk daerah perbatasan, serta pelaksanaan siaran digital televisi publik. 5. Optimalisasi Penggunaan TIK Pada Instansi Pemerintah Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah dilakukan melalui implementasi Masterplan, arsitektur e-government Nasional, integrasi sistem elektronik pemerintah dan piloting data center nasional, serta memastikan keamanan infrastruktur TIK nasional melalui pemantauan jaringan internet pada berbagai titik strategis untuk menghindari terjadinya gangguan pada jaringan internet RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

281 6. Dukungan TIK Pada Sektor Prioritas (e-commerce, e-health, Dll) Infrastruktur TIK diprioritaskan untuk dapat dimanfaatkan pada beberapa sektor utama, : (1) e-commerce melalui pemberian domain.id gratis dan fasilitasi pembentukan technopreneur; (2) e-health melalui dukungan TIK untuk layanan kesehatan, baik melalui pengembangan berbagai aplikasi/konten layanan kesehatan maupun penerapan pilot telemedicine untuk pemerataaan akses kesehatan; (3) e-education melalui pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan melalui pengembangan aplikasi pendidikan dan penyediaan akses jaringan internet bagi sekolah-sekolah; serta (4) pemanfaatan internet untuk aktivitas produktif Proyek K/L dan sebaran lokasi pada Program Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika 1. Pembangunan Jaringan Serat Optik Palapa Ring Pembangunan proyek Palapa Ring terbagi atas 3 paket dengan lokasi sebagai berikut : Paket Barat meliputi Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas (5 kabupaten). Paket Tengah meliputi Kabupaten Sangihe, Kabupaten Siau Tanggulandan Biaro, Kabupaten Talaud, Kabupaten Morowali, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Muna, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Kep. Morotai, Kabupaten Pulau Taliabu, Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Mahakam Ulu (17 kabupaten/kota). GAMBAR 4.90 LOKASI PEMBANGUNAN PROYEK PALAPA RING Paket Timur meliputi Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

282 Jayawijaya, Kabupaten Nabire, Kabupaten Yapen pulau, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Paniai, Kabupaten Keerom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Supiori, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Puncak, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Pegunungan Arfak (35 kabupaten/kota). 2. Pembangunan BTS, Akses Internet Broadband, Desa Broadband Terpadu, dan Penyiaran Perbatasan Pembangunan BTS, akses internet broadband, dan Desa Broadband Terpadu (DBT) dilakukan di daerah non komersil, seperti daerah perbatasan, tertinggal, maupun daerah berketerbatasan lainnya. GAMBAR 4.91 LOKASI PEMBANGUNAN KUMULATIF AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET 4.9 Pembangunan Wilayah Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Pembangunan wilayah ditujukan untuk: (1) Peningkatan kesejahteraan masyarakat; (2) Pengurangan kesenjangan antar wilayah; (3) Pengurangan risiko bencana; dan (4) Peningkatan keserasian pemanfaatan ruang dan pertanahan. Sasaran pembangunan wilayah dalam RKP 2018 antara lain: RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

283 TABEL 4.67 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH Indikator 2014 Baseline Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal & Kawasan Perbatasan Persentase pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal (%) Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal (%) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal Pengembangan Pusat Ekonomi Kawasan Perbatasan 3 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN Pembangunan Kecamatan lokpri kawasan perbatasan 111 lokpri 50 lokpri 100 lokpri 150 lokpri 187 lokpri 187 lokpri Pembangunan infrastruktur pendukung PLBN (Gedung Inti PLBN) -- 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN Sasaran Pembangunan Perdesaan Pengurangan desa tertinggal menjadi desa berkembang desa desa desa desa desa Peningkatan desa berkembang menjadi desa mandiri desa 600 desa desa desa desa Peningkatan konektivitas Desa-Kota melalui pembangunan ekonomi hulu-hilir dan pengelolaan kawasan perdesaan untuk mempercepat kemandirian desa Kawasan 28 Kawasan 39 Kawasan 39 Kawasan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

284 Indikator 2014 Baseline Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi untuk percepatan desa tertinggal menjadi berkembang Kaw/ 7 SP 43 Kaw/ 22 SP 86 Kaw/ 43 SP 130 Kaw/ 65 SP 144 Kaw/ 72 SP Sasaran Penurunan IRBI Rata-rata Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Nasional Rata-rata IRBI 136 Kabupaten/Kota sasaran prioritas nasional Sasaran Percepatan Pembangunan Papua Pertumbuhan Ekonomi 1. Papua 2. Papua Barat Tingkat Kemiskinan 1. Papua 2. Papua Barat Tingkat Pengangguran 1. Papua 2. Papua Barat IPM 1. Papua 2. Papua Barat Konektivitas 1. Papua 2. Papua Barat Rasio Elektrifikasi 1. Papua 2. Papua Barat Presentase Rumah Tangga yang Menghuni Permukiman Layak 1. Papua 2. Papua Barat , , , , , RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

285 Indikator 2014 Baseline Presentase Rumah Tangga yang Menghuni Air Bersih Layak 1. Papua 2. Papua Barat Persentase Rumah Tangga yang mengakses sanitasi layak 1. Papua 2. Papua Barat Luas Daerah Irigasi 1. Papua 2. Papua Barat Konektivitas 1. Papua 2. Papua Barat Presentase Rumah Tangga Menggunakan HP 1. Papua 2. Papua Barat ,5 79, Presentase Rumah Tangga Mengakses Internet 1. Papua 2. Papua Barat 6,86 13,3 8,98 17, Eradikasi Malaria 1. Papua 2. Papua Barat Penurunan Angka Kematian Ibu 1. Papua 2. Papua Barat Penurunan Angka Kematian Bayi 1. Papua 2. Papua Barat Pengendalian HIV/AIDS 1. Papua 2. Papua Barat RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

286 Indikator Sasaran Reforma Agraria 2014 Baseline A. Tersedianya Sumber Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) Bidang dan Kawasan yang di inventarisasi (Ha) Ha Ha Ha Ha Ha Luas kawasan hutan yang akan dilepaskan Data penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar Ha Ha Ha Ha Ha B. Pemberian Hak Milik Atas Tanah yang Meliputi Redistribusi Tanah dan Legalisasi Aset (Reforma Aset) Bidang tanah yang diredistribusi Bidang Bidang Bidang Bidang 4,5 Juta Ha Sertipikat HAT (Hak Atas Tanah) Bidang Ha Ha Bidang 4,5 Juta Ha C. Meningkatnya Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Tercakupnya peta agraria (tercakupnya peta dasar/tercakupnya peta tematik/tercakupnya peta nilai tanah/kdkn/jrsp) Ha Ha Ha 13,4 Juta Ha Sertipikat HAT (Hak Atas Tanah) Jumlah sistem informasi hukum di bidang agraria dan tata ruang Bidang Ha Ha Ha 7 Juta Ha - 17 provinsi 17 provinsi 17 provinsi 34 Provinsi D. Meningkatnya Pelayanan Pertanahan Tersusunnya dokumen perencanaan/ program/ anggaran/ data/ informasi/ kebijakan bidang tata kelola kepegawaian Kementerian ATR/BPN - Penerimaa n juru ukur Penerimaa n juru ukur Penerimaa n Juru Ukur 30% dari jumlah total pegawai Kementerian ATR/BPN Sistem teknologi operasional pertanahan, tata ruang dan lahan pertanian pangan berkelanjutan 430 kantor pertanah an 539 kantor pertanahan 539 kantor pertanahan 539 kantor pertanahan 539 Kantor Pertanahan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

287 Indikator 2014 Baseline E. Meningkatnya Kepastian Ketersediaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Jumlah peraturan di bidang agraria dan tata ruang - 1 perpres 1 Permen, terbentukn ya lembaga penyediaan tanah Operasiona l lembaga penyediaan tanah Tersusunnya peraturan perundangan pembentukan lembaga penyediaan tanah Tersusunnya dokumen monitoring dan evaluasi program pengadaan tanah - Operasiona l lembaga penyediaan tanah Operasiona l lembaga penyediaan tanah Pembelian tanah untuk pembangunan kepentingan umum oleh Lembaga Penyediaan Tanah di Lokasi Prioritas Dalam rangka mewujudkan sasaran-sasaran tersebut, arah kebijakan pembangunan wilayah diarahkan kepada: TABEL 4.68 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH NO BIDANG ARAH KEBIJAKAN 1 Pembangunan Daerah Tertinggal & Kawasan Perbatasan 2 Pembangunan Perdesaan Pemenuhan pelayanan dasar publik Percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas Promosi potensi untuk percepatan pembangunan Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung SDM yang berkualitaspeningkatan kualitas pelayanan lintas batas dan keamanan di kawasan perbatasan Negara Penguatan koordinasi kelembagaan pengelola kawasan perbatasan negara Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum di Desa termasuk di permukiman transmigrasi; Pembangunan sumber daya manusia, pemberdayaan, dan modal sosial budaya masyarakat termasuk di permukiman transmigrasi; Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa termasuk di permukiman transmigrasi; Penguatan pemerintahan desa; Pengawalan implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan; Pengembangan ekonomi kawasan termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong pusat pertumbuhan dan keterkaitan desa-kota; Pengelolaan sumber daya alam desa dan kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi dan sumber daya hutan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

288 NO BIDANG ARAH KEBIJAKAN 3 Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang penanggulangan bencana Pemenuhan sarana dan prasarana kebencanaan Percepatan pemulihan Daerah Pascabencana Penataan ruang dan lingkungan hidup berkelanjutan Penguatan kelembagaan dan regulasi kebencanaan 4 Reforma Agraria Reforma agraria melalui redistribusi tanah dan bantuan pemberdayaan masyarakat 5 Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat Membangun sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif Pencapaian proporsi kompetensi SDM ideal bidang pertanahan untuk mencapai kebutuhan minimum juru ukur pertanahan Penyediaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan Memperkuat ekonomi lokal berbasis wilayah adat Mempercepat pembangunan infrastruktur dasar Meningkatkan perlindungan sosial dan menurunkan tingkat kemiskinan Mempercepat konektivitas antar wilayah Mengembangkan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan wilayah strategis lainnya Menguatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dalam pengelolaan di bidang politik, hukum, perthanan dan keamanan di wilayah Papua Program Prioritas Pembangunan Wilayah didukung oleh 5 (lima) program prioritas, antara lain: Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal Percepatan pembangun an Papua Pembangunan Perdesaan PEMBANGUNAN WILAYAH Reforma Agraria Pencegahan dan Penanggulang an Bencana RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

289 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN GAMBAR 4.92 KEGIATAN PRIORITAS DAN PROYEK PRIORITAS Program Prioritas Pembangunan Wilayah Perbatasan Dan Daerah Tertinggal Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Peningkatan sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara Pelayanan Dasar di Daerah tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas Kelembagaan dan Regulasi Pengelolaan Kawasan Perbatasan PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS Pembangunan, Peningkatan Kapasitas, dan Pemeliharaan jalan & jembatan Pembangunan dermaga Pembangunan dan rehabilitasi bandara Pelayanan angkutan keperintisan Penyediaan Akses Telekomunikasi Penyediaan Moda Transportasi Penyediaan akses ketenagalistrikan Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Pemerintahan Kawasan Perbatasan Negara Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Air Bersih Pembangunan/ rehabilitasi Ruang Kelas Baru Pembangunan/ rehabilitasi gedung sekolah Pembangunan/ rehabilitasi Puskesmas/Pustu Pengadaan alat kesehatan Penyediaan akses ketenagalistrikan Distribusi tenaga pendidik Distribusi tenaga kesehatan Pengembangan Kompetensi Fungsional dan Teknis Aparatur Pemda Penguatan kapasitas tenaga kerja dan pelaku usaha Penyediaan Bahan Baku dan Input Produksi Peningkatan Kapasitas Nelayan/Petani/ Pelaku Ekonomi Kreatif Pemberian Bantuan peralatan pengolahan pasca panen Pemberian Fasilitas Kredit Usaha Ekonomi Produktif / UMKM Fasilitasi Pemasaran dan Pengendalian Harga Komoditas Lokal Perijinan, Kemitraan dan Penguatan Kelembagaan Usaha Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kawasan PLBN Patroli Pengamanan Batas dan Tanda Batas Wilayah Penyelesaian Segmen Batas Pengelolaan Kawasan Maritim Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan Operasionalisasi Unit Pengelola Teknis Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Pembuatan Peta Kawasan Perbatasan, Database Regulasi dan Dokumen Teknis Pengelolaan Perbatasan Penataan Kelembagaan Diplomasi Perundingan Kerjasama Multilateral Regulasi Eksport Import Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan Peraturan tentang Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Harmonisasi Peraturan Perundangan Pengelolaan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan

290 208-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Program Prioritas Pembangunan Perdesaan Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum di Desa termasuk di permukiman transmigrasi Pembangunan SDM, pemberdayaan, dan modal sosial budaya masyarakat termasuk di permukiman transmigrasi Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa termasuk di permukiman transmigrasi Penguatan pemerintahan desa Pengawalan implementasi Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan Pengembangan ekonomi kawasan termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong pusat pertumbuhan dan keterkaitan desa-kota Pengelolaan sumber daya alam desa dan kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi dan sumber daya hutan PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS Penyediaan Sarana Prasarana Permukiman (Perumahan, Sanitasi, dan Air Penyediaan Pelayanan Dasar Pendidikan dan Kesehatan Penyediaan Sarana Prasarana Listrik dan Komunikasi Penyusunan NSPK SPM Desa sesuai Kondisi Geografis Wilayah Penyediaan Sarana Prasarana Pendukung Sosial dan Ekonomi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa dan Desa Adat dalam Seluruh Tahapan Pembangunan Desa Pendidikan di Desa Berbasis Keterampilan dan Kewirausahaan Peningkatan Peran Aktif Masyarakat Desa sebagai Tenaga Pendidikan dan Kader Kesehatan Pengembangan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat dalam Kebudayaan dan Kearifan Lokal Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pembangunan Desa, termasuk Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas Penyiapan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta Akses Internet Desa untuk Interaksi Masyarakat Desa, serta antar desa Pembentukan dan Penataan BUMDesa, serta Penguatan Kelembagaan BUMDesa Pembinaan, Pendampingan dalam Pengembangan Usaha dan Kewirausahaan terutama UMKM Peningkatan Kapasitas dan Aksesibilitas Masyarakat Desa dalam Pemanfataan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna Penguatan Permodalan dan Akses Pasar Penataan Wilayah, Penataan Kewenangan serta Administrasi Pemerintahan Desa Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Desa dalam Tata Kelola Pemerintahan Desa Pembinaan Kelembagaan Pemerintahan Desa Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah dan Masyarakat Desa dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa Peningkatan Kapasitas Desa dalam Penyediaan Informasi Desa dan Evaluasi Perkembangan Desa Supervisi dan Pemantauan Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa Sistem Informasi Hasil Pembangunan Desa serta Pelaporan Terpadu Pengelolaan Keuangan Desa termasuk Dana Desa dan Alokasi Dana Desa Penataan Kawasan Sentra Nelayan Pengembangan dan Penguatan Destinasi Wisata Pembangunan dan/atau Rehabilitasi Jalan, Jembatan sebagai penghubung kawasan perdesaan dengan pusatpusat pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah Pengembangan Kerjasama Pengembangan Kawasan termasuk Pengembangan BUMDes bersama Peningkatan Fungsi Pasar Antar Desa dan Pusat Pemasaran Penerapan Teknologi dan inovasi termasuk Pengembangan pendidikan kejuruan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing Redistribusi lahan dan hak atas tanah kepada petani, buruh lahan, dan nelayan Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, Penguatan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan hidup dan teknologi tepat guna Penataan dan Perencanaan Kawasan Hutan Peningkatan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan Penetapan, penataan, dan pengelolaan kawasan perdesaan

291 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana Sarana dan Prasarana Kebencanaan Pemulihan Daerah Pascabencana Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Penguatan Kelembagan dan Regulasi Proyek Prioritas Nasional Sosialisasi dan Simulasi Bencana Pembentukan dan pelatihan SDM Penanggulangan Bencana Pembentukan Masyarakat Tangguh Bencana pada daerah risiko bencana tinggi Proyek Prioritas Nasional Penyediaan Sistem Peringatan Dini Pembangunan Serta Penyediaan Logistik dan Peralatan Kebencanaan Pembangunan infrastruktur mitigasi bencana Proyek Prioritas Nasional Pemulihan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah pascabencana Pemulihan pelayanan dasar di daerah pascabencana Proyek Prioritas Nasional Penataan ruang kawasan rawan bencana untuk meningkatkan kapasitas kawasan Rehabilitasi pesisir Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS Rawan Bencana Proyek Prioritas Nasional Penyusunan Kajian Penanggulangan Bencana Penguatan koordinasi penanggulangan bencana Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana Pengembangan teknologi kebencanaan Penyediaan Layanan Dasar Data dan Informasi Bencana

292 210-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian Konflik Agraria Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria Kepastian Hukum dan Legalisasi atas Tanah Obyek Reforma Agraria Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan, Pemanfaatan dan Produksi atas TORA Kelembagaan Pelaksana Reforma Agraria Pusat dan Daerah Proyek Prioritas Nasional Proyek Prioritas Nasional Proyek Prioritas Nasional Proyek Prioritas Nasional Proyek Prioritas Nasional Reviu Peraturan Perundangan Untuk Mendukung Pelaksanaan Reforma Agraria Penyelesaian Konflik Agraria Mengidentifikasi dan Memverifikasi Kasus-kasus Konflik Agraria Struktural di Berbagai Sektor Strategis Menganalisa dan Menyusun Pendapat Hukum serta Merekomendasikan Penyelesaian Kasus Konflik Agraria Melakukan Reviu terhadap Hak/Ijin Usaha serta Merubah Tata Batas Kawasan Hutan untuk Rakyat Koordinasi dan Supervisi dengan K/L dalam Menjalankan Rekomendasi Penyelesaian Kasus-kasus Konflik Agraria Mediasi dan Alternative Dispute Resolution (ADR) Lainnya untuk Mempercepat Penyelesaian Konflik Agraria di Semua Sektor Strategis Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) dan Identifikasi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) Identifikasi dan Redistribusi Tanah Bekas Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan, Tanah Terlantar dan TORA Lainnya Identifikasi dan Legalisasi Aset Tanah Milik Masyarakat Miskin Kawasan Hutan yang akan dilepaskan untuk TORA Perbaikan proporsi petugas ukur dan pemetaan serta petugas Reforma Agraria di Kab/Kota Peningkatan cakupan peta dasar pertanahan Peningkatan cakupan bidang tanah bersertipikat melalui legalisasi aset (PRONA, sertipikasi lintas sektor) terutama bagi rakyat miskin Publikasi tata batas kawasan hutan Legalisasi untuk penguatan hak bersama atas TORA hasil redistribusi Legalisasi untuk tanah transmigrasi Sosialisasi peraturan terkait adat/ulayat dan legalisasi pengakuan wilayah adat Koordinasi lokasi dan target pemberdayaan serta perencanaan tata guna pada TORA Penyediaan, dan pengembangan teknologi sarana-prasarana dalam produksi dan pengolaan hasil pertanian, peternakan dan perkebunan Penyediaan bantuan permodalan dan pengembangan kelembagaan petani untuk akses modal usaha Penyediaan bantuan pendampingan dan pembangunan infrastruktur untuk perbaikan ekosistem dan produksi pada TORA Interkoneksi dengan dunia usaha dan pemasaran hasil produksi Sekolah lapang petani subyek penerima manfaat reforma agraria untuk perbaikan tata guna tanah dan produksi Penyediaan Pedoman teknis dalam kerangka RA Pembentukan dan operasionalisasi gugus tugas pelaksanaan Reforma Agraria di Tk. Pusat Pembentukan dan operasionalisasi gugus tugas pelaksanaan RA di Tk. Daerah Penyusunan Perpres Lembaga Penyediaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Menyusun Prioritas Lokasi Bagi Penyediaan Tanah untuk Kepentingan umum

293 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Program Prioritas Percepatan Pembangunan Papua Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Penguatan Ekonomi Lokal Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar Pengembangan Konektivitas Wilayah Pengelolaan Sumber Daya Alam Unggulan Perlindungan Sosial dan Pemberantasan Kemiskinan Penataan Kelembagaan dan Regulasi, dan Tanah Ulayat PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS Pembangunan sekolah berasrama SD, SMP, dan SMA di wilayah pegunungan tengah/daerah sulit secara geografis Penerapan kurikulum kontekstual Papua menuju kurikulum nasional Penyediaan tempat tinggal guru di sekitar sekolah, fokus: di daerah pegunungan Redistribusi dan reaktivasi guru, penyediaan tenaga pendidik SM3T dan GGD Penyediaan dan distribusi buku ajar Peningkatan profesionalisme guru Penyediaan alat laboratorium dan perpustakaan Pembangunan & Pengembangan RS Rujukan, RS Pratama, & RS Pendidikan serta Revitalisasi Puskesmas Pencegahan dan Pengendalian TB dan HIV/AIDS Pengendalian malaria Penurunan Kematian Ibu, bayi dan anak Pengendalian penyakit kusta dan frambusia Penurunan Stunting Penyediaan dan distribusi obat dan alkes, serta peningkatan mutu farmasi dan obat lokal Perluasan akses pelayanan kesehatan Kaki Telanjang dan Nusantara Sehat Penyediaan, persebaran dan peningkatan kualitas SDM kesehatan Pemenuhan pelayanan telemedicine di rumah sakit Kampanye hidup sehat, lingkungan hidup sehat dan deteksi dini penyakit Peningkatan konsumsi pangan sehat Penguatan sistem informasi, manajemen, mitra kesehatan nasional Peningkatan hasil perikanan tangkap dan budidaya rumput laut di WA Bomberay dan Saereri Budidaya pala di Papua Pengembangan produk turunan sagu, keladi, betatas, dan pisang Peningkatan produksi kopi dan coklat Pendampingan dan pengiriman tenaga sukarelawan (penyuluh) Pelatihan keterampilan pengelolaan keungan keluarga untuk ibu rumah tangga Pengembangan fasilitas pendukung pelabuhan ikan di Biak dan perumahan Pembangunan Desa Mandiri Benih dan Penanganan Gangguan terhadap Sektor Unggulan Fasilitasi pasar mama-mama dan Pengendalian Harga Industri Lokal Pemberdayaan dan Pendampingan Petani/ Nelayan Lokal Aktivasi pelabuhan pelelangan ikan omor di Kabupaten Asmat dan peran investor untuk menggerakan industri perikanan lokal Pengolahan buah merah Pembangunan honai sehat dan hunian layak Pembangunan infrastruktur air minum ( spam perkotaan, pedesaan dan kawasan khusus, penampung air hujan, embung) dan Pembangunan TPA Peningkatan manajemen layanan air minum dan sanitasi Rehabilitasi hutan dan lahan di daerah imbuhan air tanah Peningkatan elektrifikasi:, pembangunan PLTMG, PLTM, PLTU, PLTS (tersebar), PLTM (tersebar),pltbm (tersebar), PLTD Pembangunan depo pertamina hingga pelosok dan APMS (agen penyalur minyak dan solar di daerah terisolir) Irigasi Pertanian Penyelesaian Pembangunan dan Ruas Jalan Trans Papua & Jalan Prioritas dan Strategis Pembangunan dan Fungsionalisasi Pelabuhan Umum dan Bandara Penyiapan Pusat Pengembangan Layanan Angkutan Udara, Laut Perintis, dan Sungai Normalisasi Sungai Penguatan Kuantitas dan Kualitas SDM Perhubungan Udara dan Laut Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api Peningkatan Akses Informasi Penyediaan lahan dan penataan ruang Konektivitas/ Aksesibilitas Insentif Fiskal dan Non Fiskal Menciptakan Iklim Investasi Penyediaan Tenaga Terampil dan Kelembagaan Pengelola yang Profesional Ketersediaan Energi dan Infrastruktur Dasar serta Fasilitas Umum Ketersediaan Bahan Baku Industri Bantuan iuran kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Perluasan kepersertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Integrasi KIS dan Kartu Papua Sehat (KPS) Jaminan dan bantuan sosial tepat sasaran Pemenuhan kebutuhan dasar Peningkatan daya saing UMKM dan Koperasi Kebijakan afirmasi untuk pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur di wilayah Papua dan Papua Barat Peningkatan kapasitas ASN melalui diklat perencanaan dan penganggaran kontekstual Papua Penguatan Pengawasan kinerja dan displin ASN Peningkatan pengawasan BPKP dan KPK dalam pelaksanaan pembangunan Pemetaan tanah ulayat Diskresi terhadap pemberlakuan ketentuan standarisasi Guru dan tenaga kesehatan untuk wilayah Papua Fasilitasi penyelesaian perdasi dan perdasus Pemantapan wawasan kebangsaan dan karakter bangsa Pendidikan Politik Penguatan dan pemberdayaan forum forum dialog kewaspadaan Membangun pos pengaman dan sabuk pengaman perbatasan Menyelesaikan tindak pidana korupsi dan tindak pidana yang dilakukan aparat penegak hukum dan pelanggaran HAM Mencegah peredaran narkoba dan miras Membangun pos pengaman dan sabuk pengaman perbatasan Melaksanakan program bela negara

294 212-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Proyek K/L dan Sebaran Lokasi 1. Program Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan TABEL 4.69 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NO Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan Dengan PN Lain Kegiatan Prioitas: Peningkatan Sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan, Peningkatan Kapasitas, dan Pemeliharaan jalan & jembatan 1 Pembangunan Jalan di Daerah Tertinggal 10 kab 40 Km Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 Pembangunan Jalan Sirip Perbatasan 6 kab 30 Km Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 3 Pembangunan Jalan di Kawasan Perbatasan 4 Pembangunan Jalan Pararel Kawasan Perbatasan Negara Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan dermaga 1 Pelabuhan/Dermaga/Jetty/Tambatan Perahu di Kawasan Perbatasan Negara 37 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan Negara Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan dan rehabilitasi bandara 1 Pembangunan/Peningkatan Bandara Di Kawasan Perbatasan 22 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan Negara 3455,387 Km ,21 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 143 Unit Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

295 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN NO Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan Dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Pelayanan angkutan keperintisan 1 Pengadaan Kapal Perintis di Kawasan Perbatasan Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Akses Telekomunikasi 1 Pembangunan BTS di Kawasan Perbatasan 2 Pembangunan Jaringan Internet di Kawasan Perbatasan Negara 12 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 37 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 42 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 19 Unit 129,000 Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 130 Unit Kementerian Kominfo Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 816 Unit Kementerian Kominfo Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Proyek Prioritas Nasional: Moda Transportasi 1 Pengadaan Kapal Barang di Pulau Kecil dan Terluar 2 Pengadaan Kapal Penumpang di Pulau Kecil dan Terluar 3 Pengadaan Kapal ASDP 3 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 4 Kab 4 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 4 Kab 4 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Pemerintahan Kawasan Perbatasan Negara 19 Unit Kementerian Perhubungan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 1 Pembangunan Sarpras Pemerintahan di Kawasan Perbatasan Negara 7 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 7 Unit Kementerian Dalam Negeri Kegiatan Prioritas: Pelayanan Dasar di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Air Bersih 1 Pembangunan Sarana Air Bersih 14 Kab 1400 KK Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2 Pembangunan Sarpras Air Bersih di Kabupaten Kawasan Perbatasan Negara 7 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Perumahan dan Permukiman

296 214-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 NO Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan Dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan/rehabilitasi Puskesmas/Pustu 1 Pembangunan/Rehabilitasi Puskesmas/Pustu di Kawasan Perbatasan Negara 37 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan Kementerian Kesehatan Kesehatan Proyek Prioritas Nasional: Pengadaan alat kesehatan 1 Pengadaan Alat Kesehatan di Kawasan Perbatasan Negara 14 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan Kementerian Kesehatan Kesehatan Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan akses ketenagalistrikan 1 Pembangunan PLTS 14 Kab 14 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2 Pembangunan PLTS/PLTMG/PLTH/PLTD di Kawasan Perbatasan Negara 39 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan Kementerian ESDM Ketahanan Energi Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pendidikan 1 Pembangunan/rehabilitasi ruang kelas baru 15 Kab 60 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2 Pembangunan asrama siswa dan guru 10 Kab 10 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 3 Pembangunan/rehabilitasi ruang kelas baru SD 4 Pembangunan/rehabilitasi ruang kelas baru SMP Kawasan Perbatasan Negara 5 Pembangunan/rehabilitasi ruang kelas baru SMA Kawasan Perbatasan Negara 33 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 11 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 16 Kabupaten/Kota Kawasan Perbatasan 1328 RKB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 109 RKB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 84 RKB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kegiatan Prioritas: Penguatan Kapasitas SDM Proyek Prioritas Nasional: Distribusi tenaga pendidik 1 Penempatan Sarjana Mengajar di daerah 3T ,7 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2 Penempatan Guru Garis Depan (GGD) ,7 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Pendidikan

297 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN NO Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan Dengan PN Lain 3 Penyediaan Tunjangan Khusus Guru Non PNS pada Jenjang Pendidikan Dasar ,2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Prioritas Nasional: Pengembangan Kompetensi Fungsional dan Teknis dari Daerah Tertinggal 1 Bimbingan Teknis Aparatur Pengelola Pusat 13 provinsi Badan Nasional Pengelola Kawasan Perbatasan Negara Perbatasan 2 Pelaksanaan Kompetensi Fungsional Pusat Kementerian Dalam Negeri dan Teknis dari Daerah Tertinggal 3 Pelaksanaan Kompetensi Fungsional Pusat Kementerian Dalam Negeri dan Teknis dari Daerah Tertinggal Lingkup Pusat KEGIATAN PRIORITAS: PENGEMBANGAN EKONOMI DI DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA Proyek Prioritas Nasional: Pemberian Bantuan Peralatan Pengolahan Pasca Panen 1 Bantuan Budidaya Garam (Aquaculture) Sabu Raijua, Maluku 3 Kab Kementerian Desa, Daerah Tenggara Barat, Pulau Tertinggal dan Transmigrasi Morotai 2 Bantuan peningkatan produksi dan nilai tambah terhadap UMKM/ koperasi/ BUMADES di daerah tertinggal 3 Revitalisasi dan pendampingan pasar rakyat yang dikelola koperasi di daerah tertinggal, perbatasan, dan pasca bencana Proyek Prioritas Nasional: Fasilitasi Pemasaran dan Pengendalian Harga Komoditas Lokal 1 Fasilitasi Pemasaran Produk Unggulan Daerah Tertinggal melalui e- commerce/outlet 15 produk unggulan 16 Kab Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 85 unit Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2 Pembangunan Pasar Kecamatan 3 Kab 3 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Proyek Prioritas Nasional: Perijinan, Kemitraan dan Penguatan Kelembagaan Usaha 1 Pengembangan Investasi Kawasan Perbatasan Negara 12 pelaku usaha Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pendidikan

298 216-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 NO Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan Dengan PN Lain 2 Replikasi Inovasi Daerah bidang Pelayanan Perizinan di Daerah Tertinggal 4 lokasi Kementerian Dalam Negeri Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Bahan Baku dan Input Produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan 1 Pembangunan Embung dan Bangunan Air Lainnya Kegiatan Prioitas: Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas 10 unit Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kawasan PLBN 1 Pembangunan Infrastruktur Perumahan, Sambas, Sanggau, 62 Rumah Kemen PUPR Perumahan dan Permukiman Di PLBN Kapuas Hulu, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Jayapura 2 Pembangunan Pagar Pengaman Zona Sambas, Sanggau, 6600 meter Kemen PUPR Inti PLBN Kapuas Hulu, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Jayapura Proyek Prioritas Nasional: Patroli Pengamanan Batas dan Tanda Batas Wilayah 1 Penyelenggaraan Kegiatan Operasi Keamanan Laut Secara Bersama Di Wilayah Perairan Yurisdiksi Indonesia : Seluruh Titik Perairan Indonesia Seluruh Titik Perairan Indonesia 12 Kegiatan 2500 Bakamla Proyek Prioritas Nasional: Pengelolaan Kawasan Maritim 1 Pengawasan Karantina di Perbatasan Pusat 6 Lokasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Proyek Prioritas Nasional: Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan 1 Pengawasan Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Aceh, 13 Provinsi Kementerian ATR/BPN

299 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN NO Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan Dengan PN Lain 2 Fasilitasi Legislasi draf Rencana Tata Ruang KSN Perbatasan Negara Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau Pusat 1 Perpres 250 Kementerian ATR/BPN Proyek Prioritas Nasional: Operasionalisasi Unit Pengelola Teknis Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu 1 Operasionalisasi 7 PLBN Terpadu Sambas, Sanggau, 7 PLBN BNPP Kapuas Hulu, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Jayapura Proyek Prioritas Nasional: Penyelesaian Segmen Batas 1 Perundingan penyelesaian 9 OBP di Kalimantan Pusat 9 OBP Kementerian Luar Negeri Kegiatan Prioritas: Kelembagaan dan Regulasi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Proyek Prioritas Nasional: Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan 1 Penyusunan Rancangan Peraturan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 2 Fasilitasi Legislasi Draft Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara Pusat 24 Rancangan Peraturan Kementerian ATR/BPN Pusat 10 Peraturan Kementerian ATR/BPN Proyek Prioritas Nasional: Peraturan tentang Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan 1 Penyusunan Model Kelembangaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara Pusat 1 Peraturan BNPP Proyek Prioritas Nasional: Pembuatan Peta Kawasan Perbatasan, Database Regulasi, Dan Dokumen Teknis Pengelolaan Perbatasan 1 Penyediaan peta batas negara Kalimantan Utara, ntt 318 NLP 4800 BIG Proyek Prioritas Nasional : Penataan Kelembagaan Diplomasi Perundingan 1 Penyusunan Model Kelembangaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara Pusat 1 Peraturan 2000 BNPP

300 2. Program Prioritas Pembangunan Perdesaan Kebijakan untuk Pelaksanaan Kegiatan Prioritas Pengawalan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagai berikut: 1. Sosialisasi dan advokasi regulasi perlu dilakukan secara paralel oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Terpadu. 2. Pengalokasian Dana Desa yang mencerminkan keberpihakan (afirmasi) terhadap masyarakat desa-desa tertinggal termasuk di daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan. 3. Pelaporan pertanggungjawaban Keuangan Desa termasuk Dana Desa yang terintegrasi dan tidak menyulitkan. 4. Sistem Informasi Pelaporan dan Pengendalian Dana Desa yang terpadu, mudah diakses dan dilaksanakan. 5. Meningkatkan penggunaan Dana Desa yang berfokus pada program dan kegiatan dengan daya ungkit tinggi dan berdampak langsung terhadap: a. Perbaikan pelayanan dasar publik di desa yang lebih berkualitas; b. Pengentasan kemiskinan di desa; c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. 6. Pemantauan dan Pengendalian Terpadu antar Kementerian/Lembaga dalam Pengawalan UU Desa. Kebijakan untuk Pelaksanaan Proyek KL terkait Pendampingan Desa Tahun Anggaran 2018, sebagai berikut: 1. Standardisasi, advokasi dan evaluasi dilakukan oleh Pemerintah Pusat. 2. Rekrutmen pendamping desa secara akuntabel dan transparan dengan melibatkan sepenuhnya pemerintah daerah baik pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam perekrutan, pelatihan, penempatan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pendampingan. 3. Calon pendamping yang direkrut diutamakan berasal dari daerah setempat, memahami budaya dan bahasa daerah setempat serta memiliki kemampuan dan komitmen untuk mendamping desa dan pemerintah desa. 4. Penyediaan Pendampingan Desa (Pendamping Profesional yaitu Tenaga Ahli di kabupaten, Pendamping Desa di kecamatan dan Pendamping Lokal Desa di desa) dari APBN. 5. Pelatihan aparat pemerintah pusat, provinsi sampai dengan kabupaten/kota dalam rangka peningkatan tata kelola pemerintahan desa yang baik, diharapkan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat memberikan pelatihan kepada aparat pemerintah desa dengan menggunakan dana APBD-nya. 6. Penyiapan Pedoman Pendampingan Desa yang mudah dipahami dan dilaksanakan dengan memperhatikan keberagaman masyarakat dan wilayah RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

301 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN TABEL 4.70 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PERDESAAN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Kegiatan Prioritas : Pemenuhan SPM di Desa termasuk Permukiman Transmigrasi Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Sarana Prasarana Permukiman (Perumahan, Sanitasi, dan Air Bersih) 1 Pembukaan lahan Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke 2 Pembangunan Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga dan SAB Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Pelayanan Dasar Pendidikan dan Kesehatan 1 Fasilitasi tenaga pendidikan, kesehatan, mental spiritual, dan seni budaya Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Barat, Kab. Pidie, Kota Subulussalam, Kab. Aceh Utara, Kab. Aceh Besar, Kab. Bireuen, Kab. Aceh Tengah, Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Jaya, Kab. Simeleu, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur, Kab. Pidie Jaya, Kab. Aceh Singkil, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Pasaman Barat, Kab. Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Ha 8.122,1 Kemendesa PDTT 900 unit ,3 Kemendesa PDTT 171 orang ,0 Kemendesa PDTT Keterkaitan dengan PN Lain

302 220 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Bengkalis, Kab. Sarolangun, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Kaur, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Ogan Komiring Ilir, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan Ilir, Kab. Musi Rawas, Kab. Lahat, Kab. Bangka Barat, Kab. Kubu Raya, Kab. Sambas, Kab. Kayong Utara, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Ketapang, Kab. Melawi, Kab. Sanggau, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Kapuas, Kab. Lamandau, Kab. Katingan, Kab. Seruyan, Kab. Gunung Mas, Kab. Sukamara, Kab. Barito Timur, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Kutai Timur, Kab. Bulungan, Kab. Nunukan, Kab. Tanah Tidung, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, Kab. Pohuwato, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Toli-Toli, Kab. Buol, Kab. Poso, Kab. Morowali, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Donggala, Kab. Sigi, Kab. Parigi Moutong, Kab. Morowali Utara, Kab. Luwu Timur, Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja Utara, Kab. Wajo, Kab. Luwu Utara, Kab. Soppeng, Kab. Takalar, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Mamasa, Kab. Mamuju, Kab. Polewali Mandar, Kab. Muna, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka, Kab. Buton, Kab. Kolaka Timur, Kab. Muna Barat, Kab. Maluku Tengah, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Kab. Kepulauan Sula, Kab. Bima, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Sumbawa, Kab. Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain

303 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Kepulauan Sula, Kab. Sumba Timur, Kab. Ende, Kab. Sikka, Kab. Alor, Kab. Belu, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Timor Tengah Selatan, Kab. Rote Ndao, Kab. Sumba Barat, Kab. Malaka, Kab. Manggarai Barat, Kab. Nagekeo, Kab. Keerom, Kab. Merauke, Kab. Teluk Wondama, Kab. Manokwari, Kab. Fak Fak Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Sarana Prasarana Listrik dan Komunikasi 1 Pembangunan sarana penerangan listrik Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Sarana Prasarana Pendukung Sosial dan Ekonomi 1 Pembangunan fasilitas umum Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke 2 Pembangunan drainase Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana 18 unit 9.000,0 Kemendesa PDTT 90 unit ,1 Kemendesa PDTT 135 km 158,8 Kemendesa PDTT Keterkaitan dengan PN Lain

304 222 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 3 Pembangunan jalan dan gorong-gorong Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke 4 Pembangunan jembatan Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke 5 Peningkatan fasilitas umum Kab. Konawe Selatan, Kab. Ogan Ilir, Kab. Konawe Utara, Kab. Bengkulu Utara 6 Pengadaan catu pangan Kab. Dharmasraya, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyausin, Kab. Ogan Ilir, Kab. Lahat, Kab. Kayong Utara, Kab. Sintang, Kab. Kapuas, Kab. Bulungan, Kab. Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Morowali, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Mamasa, Kab. Polewalimandar, Kab. Konawe, Kab. Kolaka Timur, Kab. Kepulauan Sula, Kab. Belu, Kab. Nagekeo, Kab. Merauke, Kab. Manokwari, Kab. Manokwari Selatan 50 km ,9 Kemendesa PDTT 135 unit 2.545,0 Kemendesa PDTT 20 unit 4.000,0 Kemendesa PDTT Kepala Keluarga ,3 Kemendesa PDTT

305 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Anggaran 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Instansi Pelaksana (Rp.Juta) Kegiatan Prioritas : Penanggulangan Kemiskinan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa termasuk di Permukiman Transmigrasi Proyek Prioritas Nasional: Pembentukan dan Penataan BUMDesa, serta Penguatan Kelembagaan BUMDesa 1 Penguatan BUMDesa agar Berkembang dan Mandiri 2 Pelaksanaan Kelanjutan peningkatan kesejahteraan keluarga berbasis pemberdayaan masyarakat (PKKPM) Pusat 1200 unit 85,000.0 Kemendesa PDTT Pusat 50 kec 52,000.0 Kemendesa PDTT Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Pembinaan, Pendampingan dalam Pengembangan Usaha dan Kewirausahaan 1 Peningkatan produksi pertanian Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Barat, Kab. Pidie, Kota Subulussalam, Kab. Aceh Utara, Kab. Aceh Besar, Kab. Bireuen, Kab. Aceh Tengah, Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Jaya, Kab. Simeleu, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur, Kab. Pidie Jaya, Kab. Aceh Singkil, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Dharmasraya, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Ogan Komiring Ilir, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan Ilir, Kab. Lahar, Kab. Kayong Utara, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sanggau, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Kapuas, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Kutai Timur, Kab. Bulungan, Kab. Boalemo, Gorontalo, Kab. Pohuwato, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Morowali, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Morowali Utara, Kab. Takalar, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Mamasa, Kab. Mamuju, Kab. Polewali Mandar, Kab. Muna, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka, Kab. Buton, Kab. Kolaka Timur, Kab. Muna Barat, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Tengah, Ton ,2 Kemendesa PDTT

306 224 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Kab. Kepulauan Sula, Kab. Sumba Timur, Kab. Belu, Kab. Rote Ndao, Kab. Nagekeo, Kab. Keerom, Kab. Merauke, Kab. Manokwari, Kab. Fak Fak, Kab. Manokwari Selatan 2 Peningkatan jumlah wirausaha Pusat 50 orang 500,0 Kemendesa PDTT Proyek Prioritas Nasional: Penguatan Permodalan dan Akses Pasar 1 Pembentukan Lembaga Ekonomi Pusat 50 lembaga 500,0 Kemendesa PDTT Kegiatan Prioritas : Pembangunan SDM, Pemberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa termasuk di Permukiman Transmigrasi Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa dan Desa Adat dalam Seluruh Tahapan Pembangunan Desa 1 Peningkatan Kinerja Tenaga Lini 34 provinsi ,6 BKKBN Lapangan 2 Pelaksanaan pendampingan desa pada Pusat orang 2,240,772.0 Kemendesa PDTT desa Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan Partiripasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pembangunan Desa, termasuk Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas 1 Implementasi Program KKBPK melalui Kampung KB 34 provinsi 50% desa miskin 243,4 BKKBN Proyek Prioritas Nasional: Pengembangan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat dalam Kebudayaan dan Kearifan Lokal 1 Pengembangan Kelembagaan Sosial Budaya di SP/kawasan Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Barat, Kab. Pidie, Kota Subulussalam, Kab. Aceh Utara, Kab. Aceh Besar, Kab. Bireuen, Kab. Aceh Tengah, Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Jaya, Kab. Simelue, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur, Kab. Pidie Jaya, Kab. Aceh Singkil, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Pasaman Barat, Kab. Bengkalis, Kab. Sarolangun, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Kaur, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Ogan Komiring Ilir, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan Ilir, Kab. Musi Rawas, Kab. Lahat, Kab. Bangka Barat, Kab. Kubu Raya, Kab. Sambas, Kab. Kayong Utara, Kab. Kapuas Hulu, Kab. 171 unit ,0 Kemendesa PDTT

307 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Ketapang, Kab. Melawi, Kab. Sanggau, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Kapuas, Kab. Lamandau, Kab. Katingan, Kab. Seruyan, Kab. Gunung Mas, Kab. Sukamara, Kab. Barito Timur, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Kutai Timur, Kab. Bulungan, Kab. Nunukan, Kab. Tanah Tidung, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, Kab. Pohuwato, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Toli-Toli, Kab. Buol, Kab. Poso, Kab. Morowali, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Donggala, Kab. Sigi, Kab. Parigi Moutong, Kab. Morowali Utara, Kab. Luwu Timur, Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja Utara, Kab. Wajo, Kab. Luwu Utara, Kab. Soppeng, Kab. Takalar, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Mamasa, Kab. Majene, Kab. Mamuju, Kab. Polewali Mandar, Kab. Muna, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka, Kab. Buton, Kab. Kolaka Timur, Kab. Muna Barat, Kab. Maluku Tengah, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Kab. Kepulauan Sula, Kab. Bima, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Sumbawa, Kab. Sumba Timur, Kab. Ende, Kab. Sikka, Kab. Alor, Kab. Belu, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Timor Tengah Selatan, Kab. Rote Ndao, Kab. Sumba Barat, Kab. Malaka, Kab. Manggarai Barat, Kab. Nagekeo, Kab. Keerom, Kab. Merauke, Kab. Teluk Wondama, Kab. Manokwari, Kab. Fak Fak Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain

308 226 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Kegiatan Prioritas : Penguatan Pemerintahan Desa Proyek Prioritas Nasional: Pembinaan Kelembagaan Pemerintahan Desa 1 Penerapan model perencanaan pembangunan partisipatif dengan sistem penyusunan RAPBDesa secara partisipatif Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Pusat desa Kementerian Dalam Negeri Proyek Prioritas Nasional: Penataan Wilayah, Penataan Kewenangan serta Administrasi Pemerintahan Desa 1 Bimbingan Teknis penyusunan dan penyelesaian RTR di daerah Pusat 165 aparat desa Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 2 Fasilitasi penyelesaian RTR KSN Pusat 9 RTR Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa 1 Penerapan sistem informasi pengelolaan keuangan dan aset desa 2 Pelatihan Pengelolaan kepada Pengelola Keuangan Desa untuk Mendorong Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa 3 Terlaksananya Pilot project format birokrasi Pemdes (organisasi, PNS, Perencanaan, Penganggaran, Pengawasan) untuk implementasi dana desa dan RAPBDesa Pusat 20 kab 2000 Kementerian Dalam Negeri Pusat 2000 orang Kementerian Keuangan Pusat 5 prov 6893 Kementerian Dalam Negeri Kegiatan Prioritas: Pengawalan Implementasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2016 Tentang Desa Secara Sistematis, Konsisten, dan Berkelanjutan Proyek Prioritas Nasional: Supervisi dan Pemantauan Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa 1 Terlaksananya Pelatihan Aparatur Permerintah Pusat dan Provinsi (ToMT) untuk mempersiapkan calon pelatih Kabupaten - Pelatihan Aparatur Desa (PAD) Pusat 250 orang 3843 Kementerian Dalam Negeri 2 Pelatihan Aparatur Pemerintah Kab/Kota (ToT) untuk mempersiapkan calon pelatih pada Pelatihan Pembina Teknis Pemerintah Desa (PTPD) Pusat 868 orang 5657 Kementerian Dalam Negeri Keterkaitan dengan PN Lain

309 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Pusat 1170 orang Kementerian Dalam Negeri No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target Terlaksananya Pelatihan Aparatur Pemerintah Kab/Kota (ToT) untuk mempersiapkan calon pelatih pada Pelatihan Aparatur Desa (PAD) Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Pengembangan Ekonomi Kawasan termasuk Kawasan Transmigrasi untuk Mendorong Pusat Pertumbuhan dan Keterkaitan Desa-Kota Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan dan/atau Rehabilitasi Jalan, Jembatan sebagai penghubung kawasan perdesaan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah 1 Pembangunan/rehabilitasi jalan antar Desa/Kawasan Pusat Kementerian Desa PDTT 2 Pembangunan/rehabilitasi jembatan antar Desa/Kawasan 3 Pembangunan dan peningkatan jalan Kab. Pesisir Selatan, Kab. Mamuju Tengah, Kab. Ogan Ilir, Kab. Konawe Selatan, Kab. Banyuasin, Kab. Boalemo, Kab. Maluku Tengah, Kab. Kayong Utara, Kab. Luwu Timur Pusat Kementerian Desa PDTT 45 km Kementerian Desa PDTT Proyek Prioritas Nasional: Penerapan Teknologi dan inovasi termasuk Pengembangan pendidikan kejuruan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing 1 Penerapan teknologi pengolahan hasil dan pemasaran Pusat 5 unit 2.500,0 Kementerian Desa PDTT Proyek Prioritas Nasional: Pengembangan dan Penguatan Destinasi Wisata 1 Pembangunan/rehabilitasi Sarana dan Prasarana desa/kawasan untuk mendukung destinasi pariwisata Pusat Kementerian Desa PDTT Proyek Prioritas Nasional: Pengembangan Kerjasama Pengembangan Kawasan termasuk Pengembangan BUMDes bersama 1 Fasilitasi Kerjasama Kelembagaan Pemerintah dan Non Pemerintah Pusat ,0 Kementerian Desa PDTT 2 Peningkatan kerjasama antar desa Pusat Kementerian Desa PDTT Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan Fungsi Pasar Antar Desa dan Pusat Pemasaran 1 Pembangunan/rehabilitasi pasar antar desa dalam rangka mendukung bisnis/pusat bisnis Pusat Kementerian Desa PDTT

310 228 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 Anggaran 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 (Rp.Juta) Kegiatan Prioritas: Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa dan Kawasan Perdesaan termasuk Kawasan Transmigrasi dan Sumber Daya Hutan Proyek Prioritas Nasional: Redistribusi Lahan dan Hak Atas Tanah Kepada Petani, Buruh Lahan, dan Nelayan 1 Pencadangan tanah Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Aceh Utara, Kab. Simeuleu, Kab. Aceh Singkil, Kab. Nagan Raya, Kab. Bener Meriah, Kab. Pidie Jaya 2 Penerbitan Sertifikat HPL Kawasan Transmigrasi 3 Advokasi penyelesaian masalah pertanahan Kab. Dharmasraya, Kab. Lingga, Kab. Bengkalis, Kab. Rejang Lebong, Kab. Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Kubu Raya, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Pulang Pisau, Kab. Barito Utara, Kab. Tana Tidung, Kab. Boalemo, Kab. Konawe Selatan, Kab. Bolaang Mongondow, Kab. Halmahera Tengah Kab. Aceh Barat, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Solok Selatan, Kab. Dumai, Kab. Toli-Toli, Pusat 4 Fasilitasi sertifikasi lahan transmigrasi Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Barat, Kab. Pidie, Kota Subulussalam, Kab. Aceh Utara, Kab. Aceh Besar, Kab. Bireuen, Kab. Aceh Tengah, Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Jaya, Kab. Simelue, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur, Kab. Pidie Jaya, Kab. Aceh Singkil, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Dharmasraya, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Ogan Komiring Ilir, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan Ilir, Kab. Lahat, Kab. Kayong Utara, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sanggau, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Kapuas, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Bulungan, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, Kab. Pohuwato, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Morowali, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Morowali Utara, Kab. Takalar, Kab. Sidenreng Rappang, Instansi Pelaksana 15 Ha 1.125,0 Kementerian Desa PDTT 16 Ha 2.000,0 Kementerian Desa PDTT 706 bidang 1.059,0 Kementerian Desa PDTT bidang Kementerian Desa PDTT Keterkaitan dengan PN Lain

311 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Kab. Mamasa, Kab. Majene, Kab. Mamuju, Kab. Polewali Mandar, Kab. Muna, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka, Kab. Buton, Kab. Kolaka Timur, Kab. Muna Barat, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Tengah, Kab. Kepulauan Sula, Kab. Belu, Kab. Keerom, Kab. Merauke, Kab. Manokwari, Kab. Fak Fak, Kab. Manokwari Selatan Proyek Prioritas Nasional: Penataan dan Perencanaan Kawasan Hutan 1 Fasilitasi Rancangan Tata Hutan dan 24 Provinsi KLHK Rancangan Rencana Pengelolaan Hutan KPH 2 Inventarisasi Sumber Daya Hutan 24 Provinsi KLHK 3 Penataan batas kawasan hutan 22 Provinsi KLHK 4 Penelaahan dan penyelesaian penetapan kawasan hutan 24 Provinsi 90% kawasan hutan ditetapkan KLHK Proyek Prioritas Nasional: Penetapan, Penataan, dan Pengelolaan Kawasan Perdesaan 1 Penyusunan Rancangan Masterplan Kab. Belitung, Kab. Gorontalo, Kab KemenATR Pengembangan Kawasan Perdesaan Pamekasan 2 Penyusunan NSPK Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Desa Pusat KemenATR 3 Penataan Persebaran Penduduk di Permukiman Transmigrasi pada Kawasan Transmigrasi Kab. Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lahat, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Kayong Utara, Kab. Lamandau, Kab. Mamasa, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Gorontalo, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Manokwari, Kab. Merauke 900 Kepala Keluarga ,9 Kementerian Desa PDTT Keterkaitan dengan PN Lain

312 230 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional/Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana 4 Perencanaan Pembangunan dan Pusat 15 dokumen 9.277,5 Kementerian Desa Pengembangan Kawasan Transmigrasi PDTT 5 Penetapan Rencana Kawasan Pusat 52 dokumen 9.191,0 Kementerian Desa Transmigrasi PDTT 6 Penyusunan Naskah Kerjasama antar Pemerintah Daerah Asal dan Pemerintah Daerah Tujuan Pusat 20 dokumen 550,0 Kementerian Desa PDTT Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan Akses Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan 1 Pengelolaan kolaboratif hutan konservasi Seluruh Kawasan Konservasi KLHK bersama masyarakat desa sekitar kawasan hutan konservasi non taman nasional 2 Pengelolaan kolaboratif hutan konservasi Seluruh Kawasan Konservasi KLHK bersama masyarakat desa sekitar kawasan hutan konservasi di sekitar Taman Nasional 3 Pengelolaan hutan produksi (KPHP) untuk Wilayah KPHP KLHK produksi barang dan jasa berbasis kemitraan dengan masyarakat desa 4 Penyiapan dan Pemberian akses kelola kawasan hutan untuk masyarakat dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat dan kemitraan 33 Provinsi KLHK Keterkaitan dengan PN Lain

313 3. Program Prioritas Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Arah kebijakan penanggulangan bencana pada RPJMN adalah (1) mengurangi risiko bencana; (2) meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Dalam RKP 2018, terdapat 5 Kegiatan Prioritas yang penetapannya didasarkan kepada strategistrategi Kebijakan Penanggulangan Bencana dalam RPJMN Keterkaitan 5 kegiatan prioritas terhadap strategi-strategi Kebijakan Penanggulangan Bencana adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Prioritas Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana mengacu pada strategi nasional berikut: (a) Mendorong dan menumbuh kembangkan budaya sadar bencana; (b) Peningkatan sosialisasi dan diseminasi PRB kepada masyarakat; (c) Penyediaan dan penyebarluasan informasi kebencanaan kepada masyarakat; (d) Pelatihan menghadapi bencana secara berkala dan berkesinambungan; (e) Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur; (f) Simulasi dan gladi kesiapsiagaan menghadapi bencana secara berkala dan berkesinambungan; dan (f) Pengembangan Desa Tangguh Bencana. 2. Kegiatan Prioritas Sarana dan Prasarana Kebencanaan mengacu pada strategi nasional berikut: (a) Membangun dan menumbuhkan kearifan lokal dalam membangun dan mitigasi bencana; (b) Penyedian sistem peringatan dini bencana; (c) Pengembangan serta pemanfaatan IPTEK dan pendidikan; (d) Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan; (e) Peningkatan kapasitas manajemen dan pendistribusian logistik kebencanaan. 3. Kegiatan Prioritas Pemulihan Daerah Pascabencana mengacu pada strategi nasional Peningkatan kualitas hidup masyarakat daerah pasca bencana. 4. Kegiatan Prioritas Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan mengacu pada strategi nasional : (a) Pemeliharaan dan penataan lingkungan di daerah rawan bencana alam; (b) Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan dan review RTRWP/K/K. 5. Kegiatan Prioritas Penguatan Kelembagaan dan Regulasi untuk penguatan kelembagaan regulasi kebencanaan antar stakeholder diwujudkan dengan strategi sebagai berikut: (a) Integrasi PRB dalam perencanaan nasional dan daerah; (b) Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana; (c) Pemanfaatan kajian dan peta risiko untuk penyusunan RPJMD; (d) Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana di Pusat dan daerah; (e) Penyusunan rencana kontijensi kabupaten/kota; (f) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder. Langkah pelaksanaan Kegiatan Prioritas Penanggulangan Bencana mengedepankan prinsip-prinsip: 1. Langkah dan upaya pengurangan risiko, pencegahan dan penanganan bencana perlu dilakukan dengan sistematik, terukur, terencana dan berkelanjutan; RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

314 2. Pendekatan yang ideal dalam mengurangi risiko dan kerentanan, mencegah dan mengatasi bencana adalah sebagai berikut: (a) Pendekatan Berbasis Komunitas; (b) Pendekatan berbasis kawasan atau wilayah; (c) Pendekatan peningkatan kapasitas dan komptensi aparat dan masyarakat; (d) Perluasan kerjasama dan kemitraan (jejaring) antarpelaku baik daerah, nasional maupun internasional. 3. Penguatan manajemen data dan informasi bencana hidrometeorologi untuk mendukung penyusunan perencanaan kebijakan penanggulangan bencana, yaitu pengenalan siklus dan pola akan meningkatkan kualitas perencanaan penanganan bencana hidrometeorologi. 4. Manajemen komunikasi yang optimal dalam membangun kerjasama, kemitraan, kolaborasi dan koordinasi baik internal maupun eksternal (Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, LSM, Perguruan Tinggi, dan Negara/Lembaga Donor), yaitu penanganan bencana hidrometeorologi secara holistik. 5. Meningkatkan akses masyarakat pada daerah terpencil, terluar, tertinggal, dan wilayah pesisir yang rawan bencana hidrometeorologi dan perubahan iklim bencana terhadap layanan publik informasi kebencanaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

315 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN TABEL 4.71 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana Proyek Prioritas Nasional: Pembentukan Masyarakat Tangguh Bencana pada Daerah Risiko Bencana Tinggi 1 Pembentukan Program Desa Tangguh Bencana 2 Pembentukan dan pembinaan masyarakat peduli api (MPA) di wilayah provinsi rawan karhutla Pusat 272 Desa Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat 300 Desa Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan 3 Pembentukan Kota Tangguh Bencana Pusat 18 Kota/Kab Badan Nasional Penanggulangan Bencana Proyek Prioritas Nasional: Pembentukan dan pelatihan SDM Penanggulangan Bencana 1 Pelatihan relawan penanggulangan bencana 2 Penyelenggaraan operasi dan latihan SAR 3 Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Masyarakat Daerah Tangguh Bencana Pusat Orang Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat 34 Paket 181,3 Badan SAR Nasional Pusat 30 Orang Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi

316 234 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Sosialisasi dan Simulasi Bencana 1 Gladi dan Simulasi PB di Kabupaten/Kota 2 Kampanye dan Penyadartahuan Pencegahan Karhutla ke Masyarakat dan Pihak Terkait Lainnya 3 Kampanye dan penyadartahuan pencegahan dan penanggulangan bencana kepada masyarakat Pusat 15 Kab/Kota Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat 300 Desa Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Pusat 35 Paket Badan SAR Nasional Kegiatan Prioritas: Sarana dan Prasarana Kebencanaan Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan infrastruktur mitigasi kebencanaan 1 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengendali Banjir 2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengendali Sedimen / Lahar Prov. Aceh, Prov. Banten, Prov. Bengkulu, Prov. DKI Jakarta, Prov. Jawa Tengah, Prov. Kalimantan Barat, Prov. Kalimantan Selatan, Prov. Kalimantan Tengah, Prov. Lampung, Prov. Sumatera Barat, Prov. Sumatera Selatan, Prov. Sumatera Utara, Prov. Bali, Prov. Banten, Prov. Jawa Barat, Prov. Maluku, Prov. Sulawesi Selatan, Prov. Sumatera Barat 266,23 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 22 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

317 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 3 Pembangunan Pengaman Pantai Prov. DKI Jakarta, Prov. Jambi, Prov. Kalimantan Barat, Prov. Bali, Prov. Gorontalo, Prov. NTT, Prov. Jawa Barat, Prov. Papua Barat, Prov. Banten, Prov. Jawa Tengah, Prov. Kalimantan Timur, Prov. Sulawesi Utara, Prov. Maluku, Prov. Bengkulu, Prov. Sulawesi Barat, Prov. Aceh, Prov. NTB, Prov. Kalimantan Tengah, Prov. Maluku Utara, Prov. Sulawesi Tengah, Prov. Jawa Timur, Prov. Sulawesi Tenggara, Prov. Papua Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan sistem peringatan dini 95 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 1 Penyediaan Layanan Peringatan Dini Iklim Ekstrim Skala Kecamatan dengan Tingkat Akurasi 65% - 75% 2 Penyediaan Layanan Informasi Gempabumi Dan Peringatan Dini Tsunami (Parameter) Pusat 1 Lokasi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Pusat 1 Lokasi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika 3 Pengembangan Sistem Analisa dan Penyebaran Informasi Situasi Siaga Bencana Pusat 1 Sistem Badan Nasional Penanggulangan Bencana

318 236 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan serta penyediaan logistik dan peralatan kebencanaan 1 Pengadaan perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan 2 Mobilisasi tim dan logistik penanggulangan krisis kesehatan Pusat 12 Unit 1.209,5 Kementerian Kesehatan Pusat 12 Unit 7.907,7 Kementerian Kesehatan Proyek Prioritas Nasional: Pengembangan teknologi kebencanaan 1 Pelayanan teknologi modifikasi cuaca Pusat 4 Layanan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi 2 Penggunaan informasi cuaca antariksa Pusat 75 Layanan Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional 3 Penggunaan Decision Support System Dinamika Atmosfer Ekuator Pusat 75 Analisis Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan layanan dasar data dan informasi bencana 1 Peningkatan layanan data dan informasi kebencanaan di Pusat Pengendali Operasi di daerah 2 Penyediaan informasi terkait potensi rawan bencana serta analisa mitigasi bencananya Pusat 11 Lokasi 9.532,9 Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat 10 Analisis Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional Kegiatan Prioritas: Pemulihan Daerah Pascabencana Proyek Prioritas Nasional: Pemulihan pelayanan dasar di daerah pascabencana 1 Pendampingan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan Lingkungan di daerah pasca bencana Pusat 6 Lokasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana

319 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Pemulihan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah pascabencana 1 Koperasi dan UMKM yang difasilitasi penanganan dampak bencana 2 Pendampingan dan pemulihan ekonomi masyarakat di daerah pascabencana Pusat 100 Unit Kelola 1.697,74 Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Pusat 11 Lokasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kegiatan Prioitas: Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Proyek Prioritas Nasional: Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana untuk Meningkatkan Kapasitas Kawasan 1 Pengendalian Kualitas KLHS Berbasis DDDT sebanyak 100 KLHS pertahun 2 Penyusunan RTR KSN Kawasan Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan-Nusakambangan (pacangsanak) 3 Review Kelayakan KLHS Sebanyak 100 KLHS per tahun Pusat 50 KLHS 1.522,09 KLHK Kab. Cilacap 1 Raperpres Kementerian ATR/BPN Pusat 15 KLHS 2.203,09 KLHK Proyek Prioritas Nasional: Rehabilitasi Pesisir 1 Pembangunan Breakwater Concrete Prov. Aceh Prov Bangka Belitung Prov. Jawa Barat Prov. Maluku Prov. Sulawesi Tenggara Prov. Sumatera Barat 36 lokasi KKP 2 Pembangunan Sabuk Pantai Pusat 10 km KKP 3 Penulihan Ekosistem Pantai Lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada 7 kawasan prioritas Kab. Gorontalo Kab. Kotabaru Kab. Tojo Una-una Kepulauan Seribu Kota Makassar 5 lokasi KLHK

320 238 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla 1 Patroli terpadu pencegahan karhutla di wilayah jawa, bali, Nusra, Sulawesi, Papua, sumatera, dan kalimantan 2 Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui darat oleh Manggala Agni 3 Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara Pusat 781 Desa KLHK Pusat 5000 hari ops Proyek Prioritas Nasional: Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada DAS Rawan Bencana 1 Perlindungan keanekaragaman hayati di kawasan konservasi taman nasional dapat dilindungi dari gangguan kebakaran hutan 2 Rehabilitasi hutan dan lahan pascabencana banjir/tanah longsor secara sipil teknis: DPn 500 unit, GP 1500 unit, SRA 3000 unit di 5 DAS 3 Rehabilitasi hutan dan lahan pascabencana banjir/tanah longsor secara vegetatif Kegiatan Prioitas: Penguatan Kelembagaan dan Regulasi KLHK Pusat 1kegiatan KLHK Pusat ha KLHK Pusat unit KLHK Pusat ha KLHK Proyek Prioritas Nasional: Harmonisasi Kebijakan dan Regulasi Penanggulangan Bencana 1 Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana Kab. Bima, Kab. Jayapura, Kab. Pekalongan, Kab. Pidie, Kab. Purworejo, Kab. Sorong, Kota Bandar Lampung, Kota Manado, Kota Palu 9 Masterplan Kementerian ATR/BPN

321 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2 Penyusunan Platform Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Pusat 1 Platform Kementerian ATR/BPN 3 Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Pusat 31 Dokumen Rencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana Proyek Prioritas Nasional: Penguatan Koordinasi Penanggulangan Bencana 1 Penyusunan Kebijakan dan Kerjasama Internasional Bidang Dalkarhutla Pusat 1Kegiatan KLHK Proyek Prioritas Nasional: Penyusunan Kajian Penanggulangan Bencana 1 KLHS Rencana Zonasi Wilayah Pesisir yang Terjamin Kelayakan dan Kualitasnya 2 Penyusunan kajian dan Peta Risiko Kab/Kota Pusat 5 Kegiatan KLHK Pusat 87 Kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana 4. Program Prioritas Reforma Agraria TABEL 4.72 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Kegiatan Prioitas: Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian Konflik Agraria Proyek Prioritas Nasional: Reviu Peraturan Perundangan Untuk Mendukung Pelaksanaan Reforma Agraria Penyelesaian Konflik Agraria 1 Revisi dan Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Pusat 1 paket Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Keterkaitan dengan PN Lain

322 240 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Mengidentifikasi dan Memverifikasi Kasus-kasus Konflik Agraria Struktural di Berbagai Sektor Strategis 1 Kegiatan Beracara di Pengadilan (Kantah) 2 KEGIATAN BERACARA DI PENGADILAN (KANWIL) Seluruh Provinsi 221 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Menganalisa dan Menyusun Pendapat Hukum serta Merekomendasikan Penyelesaian Kasus Konflik Agraria 1 Penanganan Konflik Tanah Dan Ruang Pusat 30 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2 Penanganan Sengketa Tanah Dan Ruang Pusat 30 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 3 Pencegahan masalah Sengketa dan konflik agraria, pemanfaatan ruang dan tanah 4 Penanganan dan Penyelesaian Perkara Tanah dan Ruang Pusat 30 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Pusat 40 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Melakukan Reviu terhadap Hak/Ijin Usaha serta Merubah Tata Batas Kawasan Hutan untuk Rakyat 1 Pengendalian, Pemanfaatan Tata Ruang Dan Penguasaan Tanah (Pembinaan/Sosialisasi/Evaluasi/Konsu ltasi) Seluruh Provinsi 448 Satker 6.105,07 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

323 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L 2 Penyelenggaraan Penanganan Masalah Agraria Dan Tata Ruang di Daerah (V) Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Seluruh Provinsi 448 Satker 6.105,07 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Koordinasi dan Supervisi dengan K/L dalam Menjalankan Rekomendasi Penyelesaian Kasus-kasus Konflik Agraria 1 PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN (KANTAH) 2 PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN (KANWIL) 3 PENGKAJIAN KASUS PERTANAHAN (KANTAH) 4 PENGKAJIAN KASUS PERTANAHAN (KANWIL) Seluruh Provinsi 3000 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 1000 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 571 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Kasus 237 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Mediasi dan Alternative Dispute Resolution (ADR) Lainnya untuk Mempercepat Penyelesaian Konflik Agraria di Semua Sektor Strategis 1 PELAYANAN PENGADUAN DAN INFORMASI KASUS PERTANAHAN (KANTAH) 2 PELAYANAN PENGADUAN DAN INFORMASI KASUS PERTANAHAN (KANWIL) Kegiatan Prioritas: Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria Seluruh Provinsi 438 Kasus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Kasus 406 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) dan Identifikasi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) 1 Data Tekstual dan Spasial P4T Bidang Tanah Kategori I s.d V (Non Kawasan Hutan) Seluruh Provinsi Bidang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

324 242 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target Penguatan Simpul Jaringan dalam JIGN Pusat 28 Simpul Jaringan Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana 6.500,00 Badan Informasi Geospasial Proyek Prioritas Nasional: Identifikasi dan Redistribusi Tanah Bekas Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan, Tanah Terlantar dan TORA Lainnya Keterkaitan dengan PN Lain 1 Bidang Tanah yang diiventarisasi Tanah Bekas Hak/Bekas Kawasan/Tanah Kritis 2 Pemantauan dan Evaluasi HAPT dan Perizinan 3 Pemantauan Lapangan Potensi Tanah Terindikasi Terlantar 4 Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Terlantar Seluruh Provinsi 37 Bidang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 5 Penertiban Tanah Terindikasi Terlantar Seluruh Provinsi 195 SK HAT/DPAT Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 6 Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Hak atas Tanah dan Dasar Penguasaan atas tanah Pertanian 7 Rekomendasi SK Penetapan Tanah Terlantar 8 Verifikasi Data Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar dalam rangka Pemantapan Tecun 9 Pengelolaan Infrastruktur Investasi Geospasial Nasional Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Pusat 1 Data Center Badan Informasi Geospasial

325 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Identifikasi dan Legalisasi Aset Tanah Milik Masyarakat Miskin 1 Penyelenggaraan Penataan Hubungan Hukum Keagrariaan di Daerah (Legalisasi Aset) Seluruh Provinsi Bidang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Kawasan Hutan yang akan dilepaskan untuk TORA 1 Penyediaan data dan peta TORA Pusat ha Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 2 Penataan batas lokasi kawasan hutan yang teridentifikasi untuk TORA Pusat km Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 3 Penetapan pelepasan kawasan hutan sebagai TORA Pusat Km Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kegiatan Prioritas: Kepastian Hukum dan Legalisasi Hak atas Tanah Obyek Reforma Agraria Proyek Prioritas Nasional: Perbaikan proporsi petugas ukur dan pemetaan serta petugas reforma agraria di Kab/Kota 1 Pembinaan Organisasi dan Pengelolaan Kepegawaian Kementerian ATR/BPN Pusat orang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan cakupan peta dasar pertanahan 1 Penyediaan Peta Morfometri Bentang Lahan skala 1: Penyediaan Peta Penutup Lahan skala 1: Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat Lampung, Sumsel, Sumbar, Jambi, Babel, Kepri, Bengkulu, Gorontalo 7 Provinsi Badan Informasi Geospasial 8 Provinsi Badan Informasi Geospasial

326 244 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 3 Penyediaan Peta Sistem Lahan skala 1: Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumsel, Babel, Sumut 6 Provinsi Badan Informasi Geospasial 4 Penyediaan Peta Rupabumi Indonesia Termutakhirkan Sebagian Pulau Jawa 400 NLP Badan Informasi Geospasial 5 Akuisisi Data Informasi Geospasial Dalam Rangka Penyediaan Peta Rupabumi Indonesia Termutakhirkan 7 Kota Metropolitan (Kota Balikpapan, Kota Banjarmasin, Kota Makassar, Kota Medan, Kota Palembang, Kota Pekan Baru, Kota Semarang) km Badan Informasi Geospasial 6 Penyediaan Jaring InaCORS Pulau Sumatera Badan Informasi Geospasial 7 PETA DASAR PERTANAHAN DARI CITRA SATELIT SKALA 1 : Seluruh Provinsi Ha Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 8 Peta dasar RDTR Skala 1: 5000 Pusat 75 lokasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 9 Peta Bidang Tanah, Ruang dan Perairan Pusat Ha Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 10 Peta Tematik Seluruh Provinsi Ha Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Peningkatan cakupan bidang tanah bersertipikat melalui legalisasi aset (PRONA, sertipikasi lintas sektor) terutama bagi rakyat miskin 1 Data dan Informasi Penataan Hubungan Hukum Keagrariaan (Validasi Buku Tanah) Seluruh Provinsi Bidang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

327 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2 Neraca Penatagunaan Tanah Seluruh Provinsi 123 Neraca Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 3 PEMUTAKHIRAN DATA HAT, DPAT DAN PERIJINAN Seluruh Provinsi 448 Subyek/ Obyek SHAT Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 4 Potensi Obyek Konsolidasi Tanah Seluruh Provinsi 148 Peta Potensi 5 Sertipikat Konsolidasi Tanah Seluruh Provinsi Bidang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 6 Pelaksanaan Asistensi/Supervisi dalam penyusunan peta dasar pertanahan Pusat ,00 Badan Informasi Geospasial Proyek Prioritas Nasional: Publikasi tata batas kawasan hutan 1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (Batas kawasan Hutan) Seluruh Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Legalisasi untuk penguatan hak bersama atas TORA hasil redistribusi 1 Penyelenggaraan Penataan Agraria di Daerah Seluruh Provinsi bidang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Sosialisasi peraturan terkait adat/ulayat dan legalisasi pengakuan wilayah adat 1 Pengembangan dan pengelolaan administrasi Hukum dan Bantuan Hukum Kementerian ATR/BPN Seluruh provinsi 33 Provinsi ,00 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

328 246 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan, Pemanfaatan dan Produksi atas TORA Proyek Prioritas Nasional: Koordinasi lokasi dan target pemberdayaan serta perencanaan tata guna pada TORA 1 Penyelenggaraan Penataan Hubungan Hukum Keagrariaan di Daerah Seluruh Provinsi 152 Kelompok Masyarakat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2 Kebijakan Model Pemberdayaan Masyarakat Pusat 5 Kebijakan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kegiatan Prioritas: Kelembagaan Pelaksana Reforma Agraria Pusat dan Daerah Proyek Prioritas Nasional: Penyediaan Pedoman teknis dalam kerangka RA 1 Revisi Peraturan Berkaitan Pertanahan Pusat 1 paket Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Pembentukan dan operasionalisasi gugus tugas pelaksanaan Reforma Agraria di Tk. Pusat 1 Terbentuknya Tim Operasionalisasi Gugus Tugas Pelaksanaan Reforma Agraria di Tk. Pusat Pusat 1 paket Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Pembentukan dan operasionalisasi gugus tugas pelaksanaan RA di Tk. Daerah 1 Terbentuknya Tim Operasionalisasi Gugus Tugas Pelaksanaan Reforma Agraria di Tk. Daerah Seluruh Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Proyek Prioritas Nasional: Penyusunan Perpres Lembaga Penyediaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan umum 1 Pengembangan dan pengelolaan administrasi Hukum dan Bantuan Hukum Kementerian ATR/BPN Pusat 2 Paket 3000 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

329 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Menyusun Prioritas Lokasi Bagi Penyediaan Tanah untuk Kepentingan umum 1 Data dan Informasi Pengadaan Tanah Seluruh Provinsi 35 Data/ informasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2 Pembinaan/Sosialisasi/Evaluasi/ Konsultasi (Supervisi Pengadaan tanah) Seluruh Provinsi 448 Satker Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 3 Peta Potensi Nilai Tanah (Pembaharuan Peta Zona Nilai Tanah) Seluruh Provinsi Hektar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 4 Penyediaan Informasi Geospasial Tematik Potensi SDA Pulau-Pulau Kecil Pulau Kecil Terluar Kab. Bengkalis 2 Gugus Pulau 3.000,00 Badan Informasi Geospasial 5. Program Prioritas Percepatan Pembangunan Papua TABEL 4.73 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PERCEPATAN PEMBANGUNAN PAPUA No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan sekolah berasrama SD, SMP, dan SMA 1 Penyediaan lahan ulayat Kemendikbud dengan Pemda 2 Pembangunan sekolah berasrama Kemendikbud

330 248 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional: Redistribusi dan reaktivasi guru 1 Penempatan Sarjana Mengajar di daerah 3T 2 Penempatan Guru Garis Depan (GGD) Kemendikbud Kemendikbud Kegiatan Prioritas: Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Proyek Prioritas Pembangunan & Pengembangan RS Rujukan, RS Pratama, & RS Pendidikan serta Revitalisasi Puskesmas 1 Pembangunan RS Rujukan provinsi menuju Tipe A, RS Dok II Jayapura 2 Pembangunan RS Rujukan regional menuju Tipe B, RS Rujukan di Wamena Kemenkes Kemenkes 3 RS Pratama Waropen Kemenkes 4 RS Pendidikan Sorong Kemenkes Proyek Prioritas Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi 1 Deteksi Ibu Hamil Kemenkes 2 Pembuatan rumah singgah persalinan Kemenkes Proyek Prioritas Pencegahan dan Pengendalian TB dan HIV/AIDS 1 Pengadaan alat dan pelaksanaan tes urine ASN 2 Rehabilitasi sosial penderita HIV/AIDS dan TB Kemenkes Kemenkes Proyek Prioritas Pembangunan Jaringan Telemedicine 1 Pembangunan jaringan telemedicine Sorong Jayapura 1 RS Pengampu Kemenkes

331 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas Penguatan Ekonomi Lokal Proyek Prioritas Peningkatan produksi kopi dan coklat 1 Revitalisasi lahan, intensifikasi dan ekstensifikasi 2 Fasilitasi pendampingan teknik budidaya dan pascapanen Kementan Kementan Proyek Prioritas: Pengolahan buah merah 1 Pendataan luas area potensial budidaya buah merah Kementan 2 Ekstensifikasi areal budidaya Kementan 3 Pengembangan pusat pembenihan buah merah Kegiatan Prioritas: Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar Proyek Prioritas: Pembangunan honai sehat dan hunian layak Kementan 1 Pembangunan baru rumah swadaya Kemen PU Proyek Prioritas Pembangunan infrastruktur air minum ( spam perkotaan, pedesaan dan kawasan khusus, penampung air hujan, embung) dan sanitasi (IPAL) 1 Pembangunan fasilitas air minum untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga 2 Pembangunan fasilitas sanitasi untuk rumah tangga Kemen PU Kemen PU Proyek Prioritas: Peningkatan elektrifikasi 1 Pembagian SHS (solar home system) Kemen ESDM

332 250 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2 pembangunan PLTS Terpusat, PLT Biomassa, PLTMH Kemen ESDM Proyek Prioritas: Irigasi pertanian 1 Pembangunan Jaringan Irigasi di Provinsi Papua dan Papua Barat Kemen PU Kegiatan Prioritas: Pengembangan Konektivitas Wilayah Proyek Prioritas: Penyelesaian Pembangunan dan Ruas Jalan Trans Papua & Jalan Prioritas dan Strategis 1 Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Mameh - Bintuni Kab. Teluk Bintuni 4,4 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 2 Pembangunan Jalan Sugapa - Beoga Kab. Puncak Jaya 25 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 3 Pembangunan Jalan Beoga - Ilaga Kab. Puncak Jaya 15 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 4 Pembangunan Jembatan Holtekamp Kab. Biak-Numfor 500 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 5 Pembangunan Jembatan Ruas Jalan Mugi - Batas Batu 6 Pembangunan Jalan Habema - Kenyam - Mumugu Kab. Yahukimo 30 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kab. Nduga 10 Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat 7 Pembangunan Jalan Dekai - Oksibil Kab. Yahukimo Km Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Proyek Prioritas : Pembangunan dan Fungsionalisasi Pelabuhan Umum dan Bandara 1 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan sungai di Mumugu Kab. Asmat Kementerian Perhubungan

333 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2 Pengembangan pelabuhan laut di Agats Kab. Asmat Kementerian Perhubungan 3 Pembangunan Pelabuhan di Bade Kab. Merauke Kementerian Perhubungan 4 Pengembangan Bandar Udara Dekai Kab. Yahukimo Kementerian Perhubungan 5 Pengembangan Bandar Udara Mapenduma Kab. Nduga Kementerian Perhubungan 6 Pengembangan Bandar Udara Kenyam Kab. Nduga Kementerian Perhubungan 7 Bandar Udara Oksibil (Kab. Pegunungan Bintang) Kab. Bintang Pegunungan Kementerian Perhubungan 8 Bandar Udara Ilaga (Kab. Puncak) Kab. Puncak Kementerian Perhubungan 9 Bandar Udara Illu (Kab. Puncak Jaya) Kab. Puncak Jaya Kementerian Perhubungan 10 Bandar Udara Kobagma (Kobakma/Taria; Kab. Membramo Tengah) Kab. Tengah Membramo Kementerian Perhubungan 11 Bandar Udara Tanah Merah (Kab. Boven Digoel) Kab. Boven Digoel Kementerian Perhubungan Proyek Prioritas: Pengembangan Layanan Angkutan Udara, Laut Perintis, dan Sungai 1 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Batanta Kab. Raja Ampat Kementerian Perhubungan 2 Pembangunan Dermaga Wasior Kab. Teluk Wondama Kementerian Perhubungan Proyek Prioritas: Peningkatan Akses Informasi 1 Proyek Palapa Ring (pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional) Kemen Kominfo

334 252 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2 BTS di Daerah Blankspot Layanan Telekomunikasi 3 Jasa Akses Internet Broadband di Wilayah Layanan Telekomunikasi Kemen Kominfo Kemen Kominfo 4 Desa Broadband Terpadu Kemen Kominfo Kegiatan Prioritas: Pengelolaan sumber daya alam unggulan Proyek Prioritas Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sorong 1 Penyediaan lahan ulayat Kemenko Maritim dengan Pemda 2 Pengembangan SMK Perikanan Kemendikbud 3 Revitalisasi dan modernisasi Balai Latihan Kerja (BLK) Kemenko Maritim Proyek Prioritas Pembangunan Kawasan Industri Bintuni 1 AMDAL Kemenperin dan Pemda 2 Penyediaan tanah ulayat Kemenperin dan Pemda 3 Penetapan harga gas bumi tertentu Kemen ESDM Proyek Prioritas Kawasan Ekonomi Khusus Pangan Dan Kawasan Strategis Ekonomi Pangan (KSEP) Merauke 1 AMDAL Kemenko Perekonomian 2 Konektivitas darat yang menghubungkan kebun kelapa sawit dengan lokasi penggilingan dan pelabuhan Kemenko Perekonomian

335 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L 3 Pembangunan Terminal Agribisnis, Pergudangan dan Pelabuhan Ekspor di Serapuh & Wogikel; 4 Penyiapan teknologi budidaya pertanian dan perkebunan berbasis IPTEK (pra dan pasca panen) di Merauke Lokasi Target 2018 Proyek Prioritas pengembangan wisata kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih Anggaran 2018 (Rp.Juta) 1 Pelaksanaan Sail Teluk Cendrawasih Kemenpar Kegiatan Prioritas: Perlindungan sosial dan pemberantasan kemiskinan 1 Bantuan iuran kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Seluruh kab/kota di Papua & Papua Barat 2 Program Keluarga Harapan (PHK) Seluruh kab/kota di Papua & Papua Barat 3 Program Kartu Indonesia pintar Seluruh kab/kota di Papua & Papua Barat Instansi Pelaksana Kemenko Perekonomian Kemenko Perekonomian Kemensos Kemensos Kemensos 4 Bantuan Pangan non tunai Kab. Jayawijaya Kemensos Kegiatan Prioritas: Penataan kelembagaan & regulasi, dan tanah ulayat Keterkaitan dengan PN Lain 1 Aparatur di wilayah Papua dan Papua Barat 2 3 Peningkatan kapasitas ASN melalui diklat perencanaan dan penganggaran kontekstual Papua Pemetaan tanah ulayat Kemenpan RB Lembaga Administrasi Negara Kementerian ATR/BPN

336 4.10 Politik, Hukum, Dan Pertahanan Dan Keamanan Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Sasaran Umum TABEL 4.74 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN Sasaran 2014 (baseline) Sasaran Pembangunan Pertahanan Pemenuhan MEF TNI (%) Potensi Kontribusi Industri Pertahanan Nasional (%) 28,1 36,0 44,5 53,1 62,0 71,2 21,3 35,0 41,6 45,5 49,8 53,8 Sasaran Pembangunan Politik dan Keamanan Skor Indeks Demokrasi Indonesia Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus Tindak Pidana (%) Laju Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Pencapaian target indeks perlindungan WNI/BHI di luar negeri (%) 63,72 73,04 72,82 74,3 74, ,02 0,05 0,05 0,04 0,03 0,03 N/A N/A XX 79, 73 82,21 82,21 Sasaran Pembangunan Hukum Indeks Pembangunan Hukum (Skala 0-1) 0,48 0,50 0,51 0,57 0,58 0,64 0,65 0,72 0,75 Indeks Persepsi Korupsi (Skor 1-100/Ranking) 34/107 dari /88 dari 168 NA Indeks Penegakan Hukum Tipikor (Skala 1 100) NA NA NA NA NA Kenaikan Indeks 20% RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

337 Sasaran 2014 (baseline) Indeks Perilaku Anti Korupsi (Skala 0-5) 3,61 3,59 NA* 3,80 3,90 4 Sasaran Pembangunan Aparatur Negara Indeks E-Government (K/L; Prov; Kab/Kota) - 2.9;-;- 3.0;3.0; ;3.2; ;3.3; ;3.4;3.4 Opini WTP atas laporan keuangan (K/L; Prov;Kab;Kota) - 78% 57% 36% 46% 82% 64% 42% 51% 87% 75% 60% 65% 91% 85% 70% 75% 100% 100% 80% 85% Presentasi K/L; Prov; Kab/Kota) yang memiliki indeks reformasi birokrasi baik (kategori B ke atas) - 53% 20% 5% 59% 30% 15% 40% 25% 64% 69% 50% 35% 75% 60% 45% Presentasi instansi Pemerintah (K/L; Provinsi; Kab/Kota) yang akuntabel (Skor atas SAKIP kategori B keatas) - 65% 39% 11.5% 70% 48% 21% 75% 57% 30.5% 80% 66% 40% 85% 75% 50% Tingkat e- procurement % 50% 60% 70% 80% Tingkat kapabilitas APIP level 3 (K/L;Prov;Kab/Kota) %;0;0 20%; 20%; 10% 40%; 40%; 30% 60%; 60%; 50% 85%; 85%; 70% Tingkat Kepatuhan Kementerian; Lembaga; Prov; Kab/Kota Dalam Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Zona Hijau) 17%; 10%; 9%; 1% 38%; 32.5%; 31.75%; 15.75% 58%; 55%; 54.5%; 30.5% 78%; 77.5%; 77.25%; 45.25% 100%; 100%; 100%; 60% Tingkat Maturitas SPIP Level 3 (k/l; Prov; Kab/Kota) 2,41%; 0%; 6,78% 25%; 25%; 10% 45%; 45%; 30% 65%; 65%; 50% 85%; 85%; 70% RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

338 Arah Kebijakan TABEL 4.75 ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN Arah Kebijakan Pembangunan Pertahanan Pembangunan Politik dan Keamanan Pembangunan Hukum Penguatan Pertahanan: 1. Peningkatan Keselamatan dan Kesejahtaraan Prajurit 2. Pembangunan MEF II 3. Pengembangan Industri Pertahanan 4. Penguatan Pertahanan Wilayah Perbatasan Stabilitas Politik dan Keamanan: 1. Penguatan Lembaga Demokrasi, Kebebasan Sipil, dan Hak-Hak Politik 2. Penanggulangan Terorisme dan Konflik Sosial Politik 3. Peningkatan Akses dan Kualitas Informasi Publik 4. Perlindungan WNI/BHI di luar negeri yang kuat 5. Pemantapan Peran dan Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang mendukung kepentingan nasional 6. Penguataan Diplomasi Ekonomi dan Kerjasama Pembangunan Internasional yang efektif 7. Penguatan Diplomasi Politik dan Keamanan yang mendukung kedaulatan NKRI dan perdamaian dunia 8. Penguatan Diplomasi Maritim sejalan dengan cita-cita Poros Maritim Dunia 9. Penciptaan Kondisi Aman yang Cepat dan Tanggap 10. Peningkatan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba 11. Pengamanan Wilayah Laut Yurisdiksi Indonesia 12. Intelijen dan Kontra Intelijen Kepastian Hukum: 1. Penegakan hukum yang berkualitas 2. Pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif 3. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan Pembangunan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi : 1. Perluasan Implementasi e-government yang terintegrasi 2. Penguatan Implementasi Standar Pelayanan Publik dan Kapasitas SDM Pelayanan 3. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan dan Manajemen SDM Aparatur 4. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

339 Program Prioritas Prioritas Nasional Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan mencakup 4 Program Prioritas yang disajikan pada Gambar Setiap Program Prioritas diuraikan lebih lanjut ke dalam Kegiatan Prioritas seperti pada Gambar sampai dengan Gambar GAMBAR 4.93 PRIORITAS NASIONAL POLITIK, HUKUM, DAN PERTAHANAN KEAMANAN 1. Penguatan Pertahanan 4. Reformasi Birokrasi Politik, Hukum, dan Pertahanan Kemananan 2. Stabilitas Politik dan Keamanan 3. Kepastian Hukum Untuk mendukung Prioritas Nasional Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Program Prioritas difokuskan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi pembangunan, melalui: (1) Penguatan Pertahanan; (2) Stabilitas Politik dan Keamanan; (3) Penegakan Hukum; dan (4) Reformasi Birokrasi Kegiatan Prioritas 1. Program Prioritas Penguatan Pertahanan Pada TA 2018 terdapat 4 Kegiatan yang menjadi prioritas, dengan dasar penetapan yang terdiri dari penekanan khusus, kelanjutan dari kebijakan Minimum Essential Force (MEF) serta respon terhadap meningkatkan ancaman di wilayah perbatasan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

340 GAMBAR 4.94 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN 1. Peningkatan Keselamatan dan Kesejehatera an Prajurit 4. Penguatan Pertahanan Wilayah Perbatasan Penguatan Pertahanan 2. Pembangu nan MEF II 3. Pengemban gan Industri Pertahanan TABEL 4.76 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN No Kegiatan Prioritas Sasaran 1 Keselamatan dan Kesejahteraan Prajurit Meningkatnya Profesionalisme dan Kesejahteraan Prajurit a. Meningkatnya latihan dan kesiapsiagaan OMSP b. Terjaminnya perumahan prajurit 2 Pembangunan MEF II Meningkatnya Kesiapan Alutsista a. Meningkatnya keterpaduan Trimatra b. Meningkatnya pertahanan darat c. Meningkatnya pertahanan laut d. Meningkatnya pertahanan udara 3 Pengembangan Industri Pertahanan 4 Penguatan Pertahanan Wilayah Perbatasab Meningkatnya kapasitas litbang pertahanan Meningkatnya Penjagaan dan Pengawasan Wilayah Perbatasan a. Meningkatnya pertahanan wilayah perbatasan darat RI-PNG b. Meningkatnya pertahanan wilayah perbatasan darat RI- Malaysia c. Meningkatnya pertahanan wilayah perbatasan darat RI- RDTL d. Meningkatnya pertahanan di wilayah perbatasan maritim Kepulauan Natuna RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

341 2. Program Prioritas Stabilitas Politik dan Keamanan GAMBAR 4.95 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN 12. Penguatan Lembaga Demokrasi, Kebebasan Sipil, dan Hak-Hak Politik 1. Penanggulangan Terorisme dan Konflik Sosial Politik 2. Peningkatan Akses dan Kualitas Informasi Publik 11. Intelijen dan Kontra Intelijen 3. Penciptaan Kondisi Aman yang Cepat dan Tanggap 10. Penguatan Diplomasi Maritim Stabilitas Politik dan Keamanan 4. Pengamanan Wilayah Laut Yurisdiksi Indonesia 9. Penguatan Diplomasi Politik dan Keamanan 5. Peningkatan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba 8. Penguatan Diplomasi Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan 7. Pemantapan Peran di ASEAN 6. Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri Pada TA 2018 terdapat 11 Kegiatan yang menjadi prioritas, dengan dasar penetapan yang terdiri dari respon terhadap potensi gangguan politik keamanan, amanat Nawa Cita serta kelanjutan upaya meningkatkan kualitas layanan publik. TABEL 4.77 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN No Kegiatan Prioritas Sasaran 1 Penguatan Lembaga Demokrasi, Kebebasan Sipil, dan Hak-Hak Politik Peningkatan skor Indeks Demokrasi Indonesia RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

342 No Kegiatan Prioritas Sasaran 2 Penanggulangan Terorisme dan Konflik Sosial Politik 3 Peningkatan Akses dan Kualitas Informasi Publik 4 Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri a. Pencegahan Konflik Sosial Berlatar Belakang SARA b. Peningkatan Daya Tangkal Masyarakat dari Pengaruh Radikal Terorisme a. Peningkatan Partisipasi dan Dukungan Masyarakat terhadap Pemerintah b. Pemerataan Penyebaran Informasi kepada Masyarakat di Seluruh Indonesia, terutama di daerah 3 T c. Peningkatan Kualitas Konten Informasi Publik d. Peningkatan Kualitas SDM Bidang Komunikasi dan Informatika Terwujudnya Perlindungan WNI/BHI di luar negeri yang kuat: a. Tercapainya target indeks perlindungan WNI/BHI di luar negeri sebesar 82,21 5 Pemantapan Peran di ASEAN Terwujudnya Peran dan Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang mendukung kepentingan nasional: 6 Penguatan Diplomasi Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Internasional 7 Penguatan Diplomasi Politik dan Keamanan a. Dihasilkannya grand strategy nasional pemanfaatan ASEAN dan penguatan peran serta kepemimpinan Indonesia di ASEAN b. Dihasilkannya Regulasi untuk mendukung Sektor Jasa Indonesia dalam Era MEA Terwujudnya Diplomasi Ekonomi dan Kerjasama Pembangunan Internasional yang efektif a. Meningkatnya peran sektor swasta dalam Kerjasama Selatan- Selatan dan Triangular b. Menguatnya pelaksanaan KSST Indonesia di Kawasan Asia, Pasifik, Afrika dan Amerika Latin c. Terbentuknya single agency KSST d. Meningkatnya akses produk dan jasa ekspor Indonesia ke pasar prospektif Terwujudnya Diplomasi Politik dan Keamanan yang mendukung kedaulatan NKRI dan perdamaian dunia a. Tercapainya Visi 4,000 Peacekeepers b. Terpilihnya RI sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB Penguatan Diplomasi Maritim Penguatan diplomasi maritim Indonesia melalui strategi: b. Meningkatnya kepemimpinan Indonesia dalam berbagai kerjasama maritim internasional c. Meningkatnya peran aktif Indonesia dalam menciptakan dan menjaga perdamaian dan keamanan kelautan d. Meningkatnya kepemimpinan dan peran aktif dalam penyusunan norma internasional bidang kelautan e. Percepatan perundingan penetapan batas maritim, penetapan ekstensi landas kontinen dan pembakuan nama pulau 9 Penciptaan Kondisi Aman yang Cepat dan Tanggap Terwujudnya Kondisi Aman yang Cepat dan Tanggap: a. Pencegahan Proaktif Potensi Kejahatan dan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat b. Penanganan Kejahatan serta Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat c. Peningkatan Pelayanan Kepolisian yang Bermartabat d. Peningkatan Kesejahteraan Personel Polri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

343 No Kegiatan Prioritas Sasaran 10 Pengamanan Wilayah Laut Yurisdiksi Indonesia 11 Peningkatan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba 12 Intelijen dan Kontra Intelijen Meningkatnya Kapasitas Surveillance Keamanan Laut: a. Peningkatan Operasi Keamanan Laut di Wilayah Rawan b. Peningkatan Kemampuan Keamanan Laut Terwujudnya Masyarakat yang bebas narkoba: Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Menguatnya kapasitas keamanan siber dan intelijen: a. Deteksi Dini Keamanan Nasional b. Siber dan Persandian Negara 3. Program Prioritas Kepastian Hukum GAMBAR 4.96 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS KEPASTIAN HUKUM 1. Penegakan Hukum yang Berkualitas Kepastian Hukum 3. Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak atas keadilan 2. Pencegahan & Pemberantasan Korupsi yang Efektif Pada TA 2018 terdapat 3 Kegiatan yang menjadi prioritas, dengan dasar penetapan yang terdiri dari peningkatan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum, optimalisasi upaya pengurangan tindak pidana korupsi, serta menjamin akses masyarakat terhadap hak atas keadilan. TABEL 4.78 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS KEPASTIAN HUKUM No Kegiatan Prioritas Sasaran 1 Penegakan Hukum yang Berkualitas Meningkatkan Kepercayaan Publik terhadap Penegakan Hukum: a. Terlaksananya penanganan perkara yang berkualitas RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

344 No Kegiatan Prioritas Sasaran b. Terbangunnya Sistem Penanganan Perkara Terpadu berbasis teknologi informasi c. Terselenggaranya pelayanan hukum yang memenuhi kebutuhan masyarakat d. Menurunnya jumlah regulasi yang bermasalah dan/atau berpotensi bermasalah 2 Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang Efektif Optimalisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi: a. Terlaksananya konsolidasi upaya pencegahan tindak pidana korupsi b. Optimalisasi pengelolaan aset hasil tindak pidana korupsi 3 Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak atas Keadilan Terpenuhinya Akses Masyarakat terhadap Hak atas Keadilan: a. Terbangunnya sistem penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terpadu b. Terselenggaranya pelaksanaan bantuan hukum secara optimal 4. Program Prioritas Reformasi Birokrasi GAMBAR 4.97 KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMASI BIROKRASI 1. Perluasan Implementasi e- Government yang terintegrasi 4. Penguatan Tata Kelola dan Manajemen SDM Aparatur Reformasi Birokrasi 2. Penguatan Implementasi Standar Pelayanan Publik dan Kapasitas SDM Pelayanan 3. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Pada TA 2018 terdapat 4 Kegiatan yang menjadi prioritas, dengan dasar penetapan yang terdiri dari efisiensi tatalaksana penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan publik, mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien, serta meningkatkan integritas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

345 TABEL 4.79 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMASI BIROKRASI No Kegiatan Prioritas Sasaran 1 Perluasan implementasi e- government yang terintegrasi Efisiensi tatalaksana penyelenggaraan pemerintahan: Diterapkannya aplikasi e-gov berbagi pakai (e-office, e- Planning, e-budgeting, e-performance, e-manajemen Kepegawaian, e-pengaduan) pada 623 K/L/D Diterapkannya e-arsip di 142 K/L/D Terintegrasinya Sistem Monev-Next Generation online PBJ dengan RENJA dan RKA K/L serta OM SPAN Terintegrasinya e-planning, e-budgeting, e-reporting antara Bappenas dengan Kemenkeu dan KemenPAN dan RB Diterapkannya pelayanan publik online di 50% RSUD, PTSP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Polres, dan Puskesmas seluruh Indonesia 2 Penguatan implementasi standar pelayanan pubik dan kapasitas SDM pelayanan Meningkatnya kualitas pelayanan publik: Diterapkannya standar pelayanan publik pada seluruh unit pelayanan publik Terlaksananya pelatihan aparatur pelayanan publik di masing masing unit pelayanan publik Terlaksananya tindaklanjut atas Laporan Pengaduan Masyarakat 3 Penguatan tatakelola dan manajemen SDM aparatur 4 Peningkatan integritas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Terwujudnya birokrasi yang efektif dan efisien: Terlaksananya penataan kelembagaan LPNK Terbentuknya agen perubahan RB di K/L/Pemda Tersusunnya grand design public administration Terlaksananya pengawasan nilai dasar, kode etik, kode perilaku, dan sistem merit ASN Tersusunnya rencana pengembangan kapasitas ASN, termasuk pemenuhan minimum training rate ASN 20 jam/tahun Terlaksananya inovasi dalam kebijakan publik Meningkatnya nilai indeks RB Instansi Pemerintah Meningkatnya integritas dan akuntabilitas kinerja intansi pemerintah: Terlaksananya pengawasan yang independen dan profesional Terlaksananya penguatan kapasitas dan standarisasi LPSE Diterapkannya penegakan disiplin dan sistem integritas aparatur negara di seluruh K/L/D Meningkatnya skor atas SAKIP K/L/D RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

346 Proyek Prioritas Nasional 1. Program Prioritas Penguatan Pertahanan 2. Program Prioritas Stabilitas Politik dan Keamanan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

347 3. Program Prioritas Kepastian Hukum RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

348 4. Program Prioritas Reformasi Birokrasi Proyek K/L dan Sebaran Lokasi 1. Program Prioritas Penguatan Pertahanan TABEL 4.80 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioitas: Keselamatan dan Kesejahteraan Prajurit Proyek Prioritas Nasional: Pembangunan dan Rehabilitasi Perumahan Prajurit 1 Pembangunan dan rehabilitasi perumahan Prajurit Mabes TNI 2 Pembangunan dan rehabilitasi perumahan Prajurit TNI AD 3 Pembangunan dan rehabilitasi 100 rumah Kemhan/TNI 500 rumah Kemhan/TNI 200 rumah Kemhan/TNI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

349 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain perumahan Prajurit TNI AL 4 Pembangunan dan rehabilitasi perumahan Prajurit TNI AU 200 rumah Kemhan/TNI Proyek Prioritas Nasional: Pemantapan Latihan dan Kesiapsiagaan Operasi Militer Selain Perang 1 Latihan Bersama Internasional di Dalam Negeri Matra Darat orang Kemhan/TNI 2 Latihan Matra Laut 4 latihan Kemhan/TNI 3 Latihan Matra Udara orang Kemhan/TNI Kegiatan Prioritas: Pembangunan MEF II Proyek Prioritas Nasional: Interoperability Pertahanan Integratif Trimatra 1 Senjata infanteri dan Senjata Kelompok 2 Munisi kaliber kecil (MKK) 3 Munisi kaliber besar (MKB) 4 Kendaraan taktis dan tempur 5 Pemeliharaan dan Perawatan Alutsista Integratif 6 Sarana dan prasarana integratif 100 pucuk Kemhan/TNI 1 set Kemhan/TNI 1set Kemhan/TNI 100 unit Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI Proyek Prioritas Nasional Pertahanan Teritorial Strategis 1 Meriam 105 (pengganti Meriam 76) 2 Batalyon Kemhan/TNI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

350 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2 Senjata Lawan Tank (SLT) 3 Remote Control Weapon System (RCWS) 1 Paket Kemhan/TNI 1 Paket Kemhan/TNI 4 Material Zeni 1 Paket Kemhan/TNI 5 Harwat Alutsista Matra Darat 6 Sarpras Alutsista Matra Darat 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI Proyek Prioritas Nasional Pertahanan Laut dan Dukungan Poros Maritim 1 Pembangunan Kapal OPV m (tahap I) 2 Meriam 105 (Alutsista Marinir) 3 Harwat Alutsista Matra Laut 4 Dermaga KRI di Lampung (Tahap I) 2 unit Kemhan/TNI 1 Batalyon Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI 1 Paket Kemhan/TNI Proyek Prioritas Nasional Pertahanan Ruang Udara Nasional 1 Tambahan Peluncur Rudal Jarak Sedang Multi Fungsi dan Radar 2 Rudal air to air (AMRAAM. AIM- 9X-2) 2 Paket Peluncur dan 1 Paket Radar 14 unit AIM- 9X-2 dan 20 unit AMRAAM Kemhan/TNI Kemhan/TNI 3 Modernisasi Command Center Kohanudnas 4 Revitalisasi Avionic Pesawat Hawk 109/209 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

351 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 5 Harwat Alutsista Matra Udara 6 Sarpras Alutsista Matra Udara 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI Kegiatan Prioritas: Pemberdayaan Industri Pertahanan Proyek Prioritas Nasional Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan 1 Pengembangan KF-X/IF-X 2 Pengembangan Propelan 3 Pengembangan Kapal Selam 4 Pengembangan Tank Boat 5 Pengembangan Rudal 6 Pengembangan Roket 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI 1 paket Kemhan/TNI Kegiatan Prioritas: Penguatan Pertahanan Wilayah Perbatasan Proyek Prioritas Nasional Pemantapan Pertahanan di Wilayah Natuna dan Perbatasan 1 Pembangunan Sarpras di Wilayah Natuna 2 Pembangunan Sarpras di Wilayah Papua 3 Pembangunan Sarpras di Nusa Tenggara 4 Pembangunan Sarpras di Kalimantan 1 Dermaga dan 1 Apron Lanud 1 Dermaga dan 1 Apron Lanud 1 Dermaga dan 1 Apron Lanud 400 km Jalur Perintis dan 25 Pos Perbatasan Kemhan/TNI Kemhan/TNI Kemhan/TNI Kemhan/TNI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

352 2. Program Prioritas Stabilitas Politik dan Keamanan TABEL 4.81 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Penguatan Lembaga Demokrasi. Kebebasan Sipil dan Hak-hak Politik Proyek Prioritas Nasional Pendidikan Pemilih 1. Sosialisasi Kebijakan KPU Kepada Stakeholder (Partai Politik, LSM, Ormas, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat) Pusat dan Daerah 2 Kegiatan KPU 2. Sosialisasi Pilkada Serentak 2018 Pusat dan Daerah 2 Kegiatan KPU 3. Pembentukan Rumah Pintar Pemilu Pusat dan Daerah 233 Satuan Kerja KPU 4. Pendidikan Pemilih Kepada Pemilih Pemula, Perempuan, dan Disabilitas Pusat dan Daerah Orang KPU 5. Pendidikan Pemilih Kepada Daerah Partisipasi Rendah, Daerah Potensi Pelanggaran Pemilu Tinggi, dan Daerah Rawan Konflik/bencana) Pusat dan Daerah 422 Satuan Kerja KPU 6. Kerjasama dengan Media Massa Terkait dengan Informasi Pemilu dan Pemilukada Pusat dan Daerah 2 Laporan KPU 7. Pengelolaan Media Indormasi 8. Penerbitan Bahan Informasi Pemilu dan Pemilukada Pusat dan Daerah Pusat dan Daerah 1 Laporan KPU 1 Laporan KPU Proyek Prioritas Nasional Pemutakhiran Data Pemilih RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

353 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 1. Pemutakhiran Data Pemilih Pusat dan Daerah 1 Dokumen KPU Proyek Prioritas Nasional Pengawasan Pemilu Partisipatif 1. Pendidikan Pengawasan Partisipatif di Pusat dan 34 Daerah Pusat dan Daerah 2 Laporan 7.712,10 Bawaslu 2. Piloting Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Pemilu Partisipatif di Pusat dan Daerah Pusat dan Daerah 2 Laporan Bawaslu 3. Pengawalan implementasi Pilkada seluruh daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Pusat 171 Daerah yang Melaksanaka n Pilkada Kementerian Dalam Negeri 4. Program Nasional Survei Pemilu Langsung 2019 Pusat dan Daerah 1 Laporan LIPI Proyek Prioritas Nasional Bantuan Keuangan Partai Politik 1. Bantuan keuangan dan peningkatan kapasitas parpol Pusat Suara Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri endagri Kegiatan Prioritas: Penanggulangan Terorisme dan Konflik Sosial Politik Proyek Prioritas Nasional Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa 1. Proyek Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Pusat 12 Provinsi Kemenkopolhuk am 2. Peningkatan kapasitas ormas melalui penguatan kepemimpinan dan kaderisasi yang berwawasan kebangsaan dan memperkuat ketahanan nasional Pusat 100 Ormas (200 peserta) Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

354 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 3. Tersusunnya dan Terlaksananya Renaksi Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Nasional dan Daerah (34 Provinsi) 4. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 5. Verifikasi Keabsahan dan Kelengkapan Administrasi Pengajuan Bantuan Keuangan Kepada 10 Parpol 6. Fasilitasi Audit Bantuan Keuangan Parpol 7. Pelaksanaan Rakornas Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) 8. Penyelenggaraan Forum Dialog Pusat Pendidikan Karakter dan Wawasan Kebangsaan yang Beroperasi Efektif Pusat 34 provinsi Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri Pusat 10 Parpol Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri Pusat 10 Parpol 600 Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri Pusat 10 Parpol 149 Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri Pusat 34 Provinsi Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri Pusat 34 Provinsi Ditjen Politik dan PUM. Kemendagri 9 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi, Kab/Kota Pusat 529 Kab/Kota Kementerian Agama 10 Pengembangan Indeks Kerukunan Umat Beragama Pusat 1 Dokumen Kementerian Agama 11 Peningkatan Kesejahteraan Penyuluh Agama Islam Pusat dan Daerah Orang Kementerian Agama 12 Peningkatan Kesejahteraan Penyuluh Agama Katolik Pusat dan Daerah 3800 Orang Kementerian Agama RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

355 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 13 Peningkatan Kesejahteraan Penyuluh Agama Buddha Pusat dan Daerah 1647 Orang Kementerian Agama 14 Peningkatan Kesejahteraan Penyuluh Agama Hindu Pusat dan Daerah 1700 Orang Kementerian Agama 15 Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Pusat dan Daerah Orang Kementerian Agama 16 Peningkatan Kesejahteraan Penyuluh Agama Kristen Pusat dan Daerah 4140 Orang Kementerian Agama Proyek Pelibatan Kementerian/Lembaga dan Masyarakat Dalam Pencegahan Terorisme 1. Pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme (melalui FKPT) Pusat 32 Kegiatan BNPT 2. Pelaksanaan deradikalisasi di dalam dan luar Lapas Pusat 922 Orang BNPT 3. Operasionalisasi Pusat Deradikalisasi Pusat 20 Orang BNPT 4. Kontra Propaganda Pusat 10 Operasi BNPT 5. Koordinasi antar Kementerian/Lembaga pada pelaksanaan program penanggulangan terorisme Pusat 4 Laporan BNPT Kegiatan Prioritas Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Informasi Publik Proyek Prioritas Nasional Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik 1. Penyusunan Konten Berbasis Agenda Setting Pusat 48 Dokumen Kemkominfo RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

356 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Diseminasi Informasi Program Prioritas Pemerintah dan Kampanye Isu Strategis Pusat dan Daerah 500 Kegiatan Kemkominfo 3. Diseminasi Informasi Melalui Kolaborasi Komunikator Pemerintah di Kawasan Perbatasan dan Wilayah 3T Daerah 200 Daerah Perbatasan dan 3T Kemkominfo 4. Dashboard Sistem Komunikasi Pemerintah Pusat 1 Dokumen Kemkominfo 5. Nawacita Digital Library Pusat 1600 Konten Kemkominfo 6. Integrasi Pengelolaan Kanal/Media Informasi Nasional Pusat dan Daerah 1 Dokumen Kemkominfo 7. Peningkatan Kapasitas Kapabilitas SDM Bidang Informasi dan Komuniaksi Publik Pusat dan Daerah 800 Orang Kemkominfo Proyek Optimalisasi Keterbukaan Informasi Publik. Penyiaran dan Pers 1. Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Pusat 50% Komisi Informasi Pusat 2. Pengawasan Siaran TV dan Radio 3. Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi 4. Indeks Kemerdekaan Pers Pusat dan Daerah Pusat dan Daerah Pusat dan Daerah 34 Provinsi Komisi Penyiaran Indonesia 4 Dokumen Komisi Penyiaran Indonesia 1 Dokumen Dewan Pers Proyek Pendidikan. Pelatihan dan Sertifikasi Bidang Kominfo 1. Pelatihan dan sertifikasi berbasis SKKNI bidang Kominfo Pusat dan Daerah Peserta Kemkominfo RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

357 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Pendidikan Diploma-IV, Strata-1, dan Pendidikan Pelatihan Teknis Sekolah Tinggi Multimedia Daerah Istimewa Yogyakar ta (DIY) Mahasiswa Kemkominfo Kegiatan Prioritas: Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri Proyek Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Perlindungan WNI dan BHI di Luar Negeri 1. Proyek Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Perlindungan WNI dan BHI di Luar Negeri Pusat Skor Indeks Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri Kementerian Luar Negeri 2. Proyek Pembangunan Sistem Administrasi Kependudukan WNI di Luar Negeri 3. Pengembangan Unit Pelayanan Publik (UPP) / Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) untuk TKI Pusat 1 sistem Kementerian Luar Negeri 10 Unit Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) 3. Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB) dari debarkasi ke daerah asal orang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Kegiatan Prioritas: Pemantapan Peran di ASEAN Proyek Prioritas Penguatan dan Peningkatan Peran Sekretariat Nasional ASEAN - Indonesia 1. Proyek Penguatan dan Peningkatan Peran Sekretariat Nasional ASEAN - Indonesia Pusat Kementerian Luar Negeri 2. Regulasi Fasilitas Pajak dan Bea Cukai Sektor Jasa Indonesia dalam MEA Pusat 2 Regulasi 800 Kementerian Keuangan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

358 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Ekonomi dan Kerjasama Pembangunan Proyek Prioritas Peningkatan Peran Swasta dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) 1. Proyek Penyusunan Road Map Pelibatan Sektor Swasta dalam Kerangka KSST Pusat 1 Roadmap Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPE NAS Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Ekonomi dan Kerjasama Pembangunan Proyek Prioritas Pembentukan single agency KSST 1. Pembentukan Single Agency KSST 2. Persiapan Sarana Prasarana Single Agency KSST 3. Persiapan dukungan SDM Single Agency KSST 4. Persiapan struktur kelembagaan Single Agency 5. Persiapan dukungan regulasi Single Agency KSST Pusat 1 Lembaga Kementerian Luar Negeri Pusat 1 Paket Kementerian Luar Negeri Pusat 1 Paket 500 Kementerian Luar Negeri Pusat 1 Paket Kementerian Luar Negeri Pusat 1 Paket 500 Kementerian Luar Negeri Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Ekonomi dan Kerjasama Pembangunan Proyek Prioritas Penguatan Pelaksanaan KSST Indonesia di Kawasan Asia. Pasifik. Afrika dan Amerika Latin 1. Penguatan Pelaksanaan KSST Indonesia di Asia. Pasifik. Afrika. dan Amerika Latin 2. Kolaborasi Riset Indonesia dan Negara- Negara Pasifik Pusat 18 Negara Kementerian Luar Negeri Pusat Kementerian Luar Negeri 3. Penguatan Pelaksanaan KSST Indonesia untuk organisasi regional di Kawasan Pasifik Pusat 4 organisasi regional di Pasifik yang menerima manfaat Kementerian Luar Negeri 4. Training Course on Strategic Partnership with Moslem Religious Leaders (MRLs) on Family Planning Program Provinsi Nusa Tenggara Barat 20 Peserta 480 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

359 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 5. Training Course on Empowering Women through Family Planning and Economic Development Intervention 6. Training on Comprehensive Righ- Based Family Planning Services 7. Internship for the Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM) Youth Moslem Leaders Philiipines Pusat 20 Peserta 480 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat 10 Peserta 213 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat 20 Peserta 480 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 8. OST on Population Reproductive Health and Family Planning for General Office Population and Family Planning of Vietnam Pusat 20 Peserta (Vietnam) 480 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 9. Bridging Leadership Training on Family Planning Programme for District Officials Pusat 15 Peserta (pemerintah daerah di Indonesia) 62 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 10. Pelatihan Manajemen Kearsipan Bagi Palestina dan Timor Leste 11. Pelatihan Sistem Transportasi Lalu Lintas Jalan 12. Pelatihan Analisis dan Manajemen Investigasi Keselamatan Lalu Lintas Udara 13. Pelatihan Teknik Audit dan Pengembangan Manual Keamanan 14. Identifikasi dan Advokasi Desa dalam Pelepasan Hak Atas Lahan Hutan 15. Perencanaan dan Tanggap Darurat untuk Bandara dan GSPS Pusat 55 Peserta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) 1 Negara Kementerian Perhubungan Pusat 15 Negara Kementerian Perhubungan Pusat 15 Negara Kementerian Perhubungan Pusat 15 Negara Kementerian Perhubungan Pusat 15 Negara Kementerian Perhubungan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

360 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 16. Pencegahan dan Investigasi Kecelakaan Barang 17. PBN Operational and Approval Pusat 15 Negara Kementerian Perhubungan Pusat 15 Negara Kementerian Perhubungan 18. Pelatihan dan sharing informasi pengawasan vaksin di Indonesia kepada beberapa negara anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC)/OKI Provinsi DKI Jakarta 7 Negara 987 Badan Pengawas Obat dan Makanan 19. Bantuan ambulans dan alat kesehatan 20. Bantuan peralatan kesehatan 21. Reguler Third Country Training Program (TCPT) Maternal and Child Health Handbook 22. Implementasi Kerjasama Metrologi Legal dalam rangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Trianggular 23. Beasiswa Program Darmasiswa RI Pusat 1 Negara Kementerian Kesehatan Pusat 1 Negara Kementerian Kesehatan Pusat 5 Negara 120 Kementerian Kesehatan Pusat 1 Kerjasama Kementerian Perdagangan Pusat 650 Orang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 24. Beasiswa Unggulan Pusat 10 Orang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Ekonomi dan Kerjasama Pembangunan Proyek Prioritas Penguatan Diplomasi Ekonomi di Pasar Prospektif Penguatan Diplomasi Ekonomi di Pasar Prospektif Amerika Selatan Penguatan Diplomasi Ekonomi di Pasar Prospektif Afrika Penguatan Diplomasi Ekonomi di Pasar Prospektif Amerika Tengah Penguatan Diplomasi Ekonomi di Pasar Prospektif Asia Selatan dan Tengah Pusat Kementerian Luar Negeri Pusat Kementerian Luar Negeri Pusat Kementerian Luar Negeri Pusat 4 Negara Kementerian Luar Negeri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

361 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 5. Partisipasi dalam kerjasama bilateral dan multilateral 6. Penyusunan bahan posisi pertemuan kerjasama bilateral dan multilateral bidang penanaman modal 7. Partisipasi dalam kerjasama regional 8. Penyusunan bahan posisi pertemuan kerjasama regional bidang penanaman modal 9. Penyelenggaraan kerjasama penanaman modal 10. Penyelenggaraan forum fasilitasi minat outward investment 11. Kajian terkait peluang dan kebijakan investasi untuk outward investment 12. Koordinasi Kebijakan Bidang Kerjasama Ekonomi Asia 13. Koordinasi Kebijakan Bidang Kerjasama Ekonomi Amerika dan Pasifik Pusat 20 Kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 20 Kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 26 Kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 26 Kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 6 MoU Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 5 Forum Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 2 Telaah 597 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat 100% Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Pusat 100% 500 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Politik dan Keamanan Proyek Prioritas Penguatan Perundingan Perbatasan 1. Perundingan batas dan kerjasama wilayah Negara (Sosekmalindo. JIM. JBC RI - PNG. JBC RI - RDTL. dan Sekber Sosek Malindo RI - Malaysia) Pusat 5 Kesepakatan Kementerian Dalam Negeri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

362 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Peningkatan keterlibatan K/L dalam berkontribusi dalam penyelesaian/penangan an permasalahan perundingan perbatasan negara Pusat 10 K/L Kementerian Dalam Negeri Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Politik dan Keamanan Proyek Prioritas Pencapaian Visi Peacekeepers 1. Proyek Pencapaian Visi Peacekeepers Pusat - Persentase Kementerian Luar Negeri Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Politik dan Keamanan Proyek Prioritas Pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 1. Proyek Pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB Pusat 1 Paket Kementerian Luar Negeri Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Maritim Proyek Prioritas Penguatan Kepemimpinan Indonesia dalam Kerjasama Internasional Kelautan 1. Pengembangan kerjasama maritim di Bidang Konservasi Laut dan Perikanan dan kerjasama jaringan pelabuhan Indonesia - Afrika 2. Kerjasama pembangunan berkelanjutan dan capacity building dalam kerangka IORA dalam masalah ketahanan pangan, klimatologi, konservasi dan wisata 3. Kerja sama Mutual Recognition Sertifikat Anak Buah Kapal (Kapal Barang dan Kapal Pesiar) RI - Denmark 4. Rangkaian Dialog Maritim Tiga Negara Samudra Hindia (Indonesia, India, Srilanka) Pusat 2 Forum Kementerian Luar Negeri Pusat 4 Forum Kementerian Luar Negeri Pusat 1 Negara 293 Kementerian Luar Negeri Pusat 3 Negara 750 Kementerian Luar Negeri RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

363 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 5. Implementasi Joint Declaration dengan prioritas pada IUU Fishing, Keselamatan dan diklat; dan rangkaian dialog kemaritiman dengan Australia dengan prioritas konektivitas dan wisata bahari Pusat Kementerian Luar Negeri 6. Pembentukan Jejaring dan Kemitraan Kawasan Konservasi Pusat 33 Kemitraan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Maritim Proyek Prioritas Peningkatan Peran Aktif Dalam Menciptakan dan Menjaga Perdamaian dan Keamanan Kelautan 1. Pembaharuan MoU dan penyusunan Plan Of Action Indonesia - Chile Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Maritim Pusat 1 Negara 150 Kementerian Luar Negeri Proyek Prioritas Peningkatan Peran Aktif Indonesia dalam Penyusunan Norma Internasional Kelautan Perluasan kerjasama dengan negara-negara agar mendukung pengarusutamaan Transnational Organized Fisheries Crime Perumusan Instrumen dan Perjanjian Regional tentang Fisheries Crime dan Pencemaran Laut Kegiatan Prioritas: Penguatan Diplomasi Maritim Pusat Kementerian Luar Negeri Pusat Kementerian Luar Negeri Proyek Prioritas Percepatan Perundingan Penetapan Batas Maritim, Penetapan Ekstensi Landas Kontinen dan Pembakuan Nama Pulau 1. Perundingan batas laut Indonesia, dengan prioritas India, Timor Leste, Filipina; reviu upaya pengembalian Flight Information Region (FIR); dan publikasi batas terluar ZEE sesuai UNCLOS untuk mendukung kebijakan satu peta. Pusat 12 Perundingan Kegiatan Prioritas: Penciptaan Kondisi Aman yang Cepat dan Tanggap Kementerian Luar Negeri Proyek Prioritas Nasional Pencegahan Proaktif Potensi Kejahatan dan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat 1. Pengamanan Penyelenggaraan Games 2018 Asian Personel POLRI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

364 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Pengamanan Hari Besar Nasional dan Rekayasa Lalu Lintas Personel 8 Lokasi dengan jumlah personel orang POLRI POLRI Proyek Prioritas Nasional Penanganan Kejahatan dan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat 1. Penyelesaian tindak pidana terorisme 2. Penyelesaian Tindak Pidana Kejahatan Siber 60% POLRI 65% POLRI 1(satu) Sistem Peralatan "Tactical Web Intelligent Solution" 1 (satu) Sistem "Big Data Analysis" Peningkatan Alsus Cellebrite. Spektor. FTK. AntAnalyzer untuk 7 CCISO Polda Metro. Polda Sumut.Polda Sumsel. Polda Kepri. Polda Jatim. Polda Bali. Proyek Prioritas Peningkatan Pelayanan Kepolisian yang Bermartabat Peningkatan Layanan Ruang Pelayanan Khusus (RPK) Kepolisian sesuai Standar Pelayanan Minimal Peningkatan Layanan Laboratorium Forensik Pemenuhan kebutuhan alat visum di RS Bhayangkara POLRI POLRI POLRI 4 lokasi POLRI sampel BB 100 unit (7 labfor cabang) POLRI POLRI 1 paket POLRI RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

365 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 4. Percepatan Quick Response Kepolisian 5. Peningkatan Kualitas SDM Kepolisian Tahap 1 (perbaikan Command Center) Tahap 1 (platform National Integrated Emergency Response) 500 orang assessment uji kompetensi penyidik 200 orang peserta diklat ABH bagi Penyidik orang peserta diklat keahlian orang yang direkrut 330 unit almatsus untuk assessment centre di 11 Polda Proyek Prioritas Peningkatan Kesejahteraan Personel Polri 1. Pembangunan dan rehabilitasi perumahan dinas Personel Polri 2. Peningkatan Pelayanan RS Bhayangkara unit POLRI 5 lokasi POLRI Kegiatan Prioritas: Pengamanan Wilayah Laut Yurisdiksi Indonesia Proyek Prioritas Peningkatan Kemampuan Keamanan Laut 1. Pengadaan Pesawat 1 pesawat Bakamla 2. Pengadaan Kapal 110 m Tahap 2 3. Pengadaan Kapal 80 m Tahap 2 4. Pengadaan Kapal 80 m Tahap 1 2 Kapal (100%) 2 Kapal (100%) 3 Kapal (60%) Bakamla Bakamla Bakamla RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

366 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Peningkatan Operasi Kamla di Wilayah Rawan 1. Operasi Udara 27 operasi Bakamla 2. Operasi Udara Bersama Terkoordinasi Bilateral 4 operasi Bakamla Kegiatan Prioritas Peningkatan Penanggulangan Penyahgunaan Narkoba Proyek Prioritas Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba 1. Pelaksanaan Screening (Tes Urin) di Instansi Pemerintah Aparatur BNN 2. Pelaksanaan Operasi Bersinar (Berantas Sindikat Narkoba) 34 provinsi (Pusat dan Daerah) BNN 3. Pengembangan Laboratorium Uji Narkoba 4. Peningkatan Kapasitas Balai Rehabilitasi BNN sebagai Center of Excellence 5. Penyelesaian tindak pidana narkoba 1 Lab BNN 1 Balai BNN kasus POLRI Kegiatan Prioritas: Intelijen dan Kontra Intelijen Proyek Prioritas Deteksi Dini Keamanan Nasional 1. Pengadaan Alat dan Teknologi Intelijen 8 paket BIN Proyek Prioritas Siber dan Persandian Negara 1. Fasilitasi Operasional Sistem Keamanan Informasi Berklasifikasi K/L/D/I dan VVIP 2. Pembangunan Infrastruktur Jaring Analisa Sinyal 3. Pembangunan National Cyber Security Operation Centre 100 Operasi Lemsaneg Penyiapan Infrastruktur JAS Sentul Pematangan Lahan Nunukan Lemsaneg 1 sistem Lemsaneg RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

367 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN Program Prioritas Kepastian Hukum TABEL 4.82 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS KEPASTIAN HUKUM No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Penegakan Hukum yang Berkualitas Proyek Prioritas Nasional Pemenuhan Biaya Penanganan Perkara Pidana Umum di Tahap Penyidikan dan Penuntutan 1. Penanganan Perkara Pidana Umum di Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri Pusat perkara Kejaksaan RI Proyek Prioritas Pengurangan Kelebihan Kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan 1. Penanganan Rehabilitasi bagi WBP Penyalahguna Narkotika di UPT Pemasyarakatan Pusat orang Kementerian Hukum dan HAM 2. Bahan makanan narapidana Daerah 1 paket Pembangunan/Rehabilitasi LP/Rutan dalam rangka Penanganan Over Kapasitas Daerah 13 satker Pembangunan LPKA Daerah 6 satker Pembangunan Lapas Perempuan dan Rutan Perempuan Daerah 13 satker

368 286-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 6. Pembangunan lapas khusus high risk Daerah 1 satker Pembangunan bapas Daerah 26 satker Pelaksanaan lapas industri Pusat 1 paket Proyek Prioritas Dukungan Teknologi Informasi dalam Proses Penanganan Perkara (SPPT-TI) 1. Penguatan Pilot Project SPPT TI (perluasan pilot project ke tingkat banding) melalui Bimtek/Sosialisasi (berdasarkan MoU) Pusat 4 kegiatan 500 Mahkamah Agung Kejaksaan RI 2. Implementasi Pilot Project SPPT berbasis IT Pusat 1 laporan Pilot Project Sistem Peradilan Pidana Terpadu berbasis TI (SPPT-TI) di tingkat banding Pusat 5 Polda Kepolisian 4. Peningkatan kapasitas server SDP Pusat 1 paket Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pelayanan Hukum yang mendukung Kemudahan Berusaha 1. Penyelenggaraan Konsultasi Teknis dan Bimbingan Teknis Permohonan Paten 2. Penyelenggaraan Konsultasi Teknis dan Bimbingan Teknis Permohonan Merek Pusat permohonan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pusat permohonan Perluasan Akses Usaha Mikro. Kecil. dan Koperasi 3. Penyelenggaraan Konsultasi Teknis dan Bimbingan Teknis Permohonan Desain Industri Pusat permohonan 4.720

369 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Peningkatan Kapasitas SDM Apgakum dan Pemahaman Masyarakat tentang SPPA 1. Sertifikasi Hakim Sistem Peradilan Pidana Anak Pusat 80 orang 906 Mahkamah Agung 2. Pelaksanaan Diklat Penanganan ABH Pusat 2 angkatan diklat 30 orang Kejaksaan RI 3. Peningkatan Kualitas SDM Kepolisian Pusat 500 orang Kepolisian RI Program Prioritas Stabilitas Politik dan Keamanan; 4. Pengawasan Penanganan Terpadu Korban kekerasan terhadap Anak (KtA) 5. Diklat Berbasis Kompetensi di Bidang SPPA bagi Aparatur Penegak Hukum Pusat 15 0 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pusat 270 orang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (sama dengan Pro PN Penguatan Sistem Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak) 6. Diklat berbasis kompetensi dibidang pembimbing kemasyarakatan BAPAS Pusat 320 orang Evaluasi dan Penguatan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 1. Tim executive review peraturan perundangundangan Pusat 1 paket Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

370 288-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan dan pencabutan peraturan peruuan yang berperspektif HAM 3. Penyusunan Peraturan Perundangan dan Kebijakan yang terkait dengan Pengelolaan Perkotaan Berkelanjutan Pusat 15 rekomendasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Pusat 2 Permendagri 200 Kementerian Dalam Negeri Penegakan Hukum di Bidang Sumber Daya Alam 1. Diklat kebakaran hutan dan lahan Pusat 2 30 orang 2. Diklat illegal fishing dan mineral batubara Pusat 2 30 orang 480 Kejaksaan RI Pelaksanaan Penyidikan lanjutan Tindak Pidana Kehutanan Pusat 3 perkara Sertifikasi hakim lingkungan hidup Pusat 80 orang 906 Mahkamah Agung 5. Pengawasan Pengamatan Penelitian dan Pemeriksaan (WASMATLITRIK) Indikasi Pelanggaran Pemangaatan Ruang 6. Pendidikan dan Pelatihan PPNS Penataan Ruang 7. Proyek Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 34 Provinsi 33 Provinsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Pusat 200 orang Provinsi 750 pengaduan

371 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 8. Proyek Pencegahan Tindak Pidana Kehutanan dan Pengamanan Kawasan Hutan dan Peredaran Hasil Hutan 34 Provinsi Ha Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kegiatan Prioritas: Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang Efektif Proyek Prioritas Kolaborasi Pencegahan Korupsi 1. Komitmen, Kebijakan dan Peraturan Anti Korupsi pada KLOP Pusat 8 komitmen/kebijak an Komisi Pemberantasan Korupsi 2. Melaksanakan Aksi Kolaboratif melalui Partisipasi Publik atas inisiatif KLOP Pusat 5 sektor Koordinasi dan Supervisi Strategi Nasional Anti-korupsi Pusat 1 laporan Penguatan Jaringan Masyarakat Anti KKN di Kejati dan Kejari dan TP4D Pusat kegiatan Kejaksaan RI Proyek Prioritas Pembenahan Tata Kelola Aset Hasil Tindak Pidana Korupsi di tingkat pusat 1. Optimalisasi Pengelolaan Aset Hasil Tipikor untuk Penegakan Hukum 2. Peningkatan Kapasitas Aparat Penegak Hukum dalam Pengelolaan Aset Pusat 45 perkara Komisi Pemberantasan Korupsi Pusat 500 orang

372 290-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Pelaksanaan Pemulihan aset di dalam dan luar negeri 3. Pengadaan Infrastruktur untuk Mendukung Rupbasan (Pembangunan Rupbasan) 4. Peningkatan kapasitas SDM petugas rupbasan sebagai penilai Pusat 1 laporan Kejaksaan RI Pusat 1 satker Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pusat 126 orang Kegiatan Prioritas Penghormatan. Perlindungan dan Pemenuhan Hak Atas Keadilan Proyek Prioritas Penguatan Sistem Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak 1. Pengembangan dan pemantauan pelaksanaan SPPT-PKKTP 2. Pengawasan Penanganan Terpadu Korban kekerasan terhadap Anak (KtA) Pusat 2 konsep Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Pusat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 3. Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan Pusat 750 jiwa Kementerian Sosial Proyek Prioritas Peningkatan Kerjasama Organisasi Bantuan Hukum (OBH) dan Paralegal di Kab/Kota dalam Penyaluran Bantuan Hukum 1. Pengawasan dan Pembinaan OBH 34 Provinsi 33 kegiatan 700 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2. Verifikasi dan Akreditasi OBH 34 Provinsi 33 kegiatan 2.475

373 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 3. Peningkatan pemerataan layanan bantuan hukum oleh OBH Pusat 1 kegiatan Bantuan Hukum Litigasi Pusat orang/kasus Bantuan Hukum Non Litigasi 34 Provinsi kegiatan Program Prioritas Reformasi Birokrasi TABEL 4.83 HIGHLIGHT PROYEK PRIORITAS NASIONAL DAN PROYEK KEMENTERIAN/LEMBAGA PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMASI BIROKRASI No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Kegiatan Prioritas: Perluasan implementasi e-government yang terintegrasi Proyek Prioritas Nasional Integrasi Sistem Monev-Next Generation online PBJ dengan RENJA dan RKA K/L serta OM SPAN 1. Integrasi sistem monitoring PBJ dengan OM SPAN 2. Integrasi sistem perencanaan PBJ dengan Renja dan RKA KL Pusat 1 sistem 3.002,0 LKPP Pusat 1 sistem 2.855,2 LKPP

374 292-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional Penerapan pelayanan publik online di 50% RSUD, PTSP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Polres, dan Puskesmas seluruh Indonesia 1. Penerapan e-services dalam penyelenggaraan layanan publik Daerah Wilayah I 50% RSUD, PTSP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Polres, dan Puskesmas 6.000,0 Kementerian PAN RB Daerah Wilayah II 50% RSUD, PTSP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Polres, dan Puskesmas Daerah Wilayah III 50% RSUD, PTSP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Polres, dan Puskesmas Proyek Prioritas Desain Penerapan e-arsip di 142 K/L/D 1. Penerapan SIKN - JIKN di seluruh Instansi Pusat dan 60 simpul jaringan 5.500,0 Arsip Nasional Daerah Republik Indonesia (ANRI) 2. Penerapan SIKD TIK di Instansi Pusat Pusat 76 K/L 8.000,0

375 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 3. Penerapan SIKD TIK di Pemerintah Daerah I Daerah 33 prov/kota 9.200,0 4. Penerapan SIKD TIK di Pemerintah Daerah II Daerah 33 prov/kota 6.500,0 Proyek Prioritas Nasional Pengintegrasian e-planning, e-budgeting, e-reporting antara Bappenas dengan Kemenkeu dan KemenPAN dan RB 1. Pengintegrasian Sistem Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan Pusat 1 sistem terintegrasi Tbc Bappenas 2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pusat 1 sistem terintegrasi Tbc Kemenkeu Proyek Prioritas Nasional Penerapan aplikasi e-gov berbagi pakai (e-office, e-planning, e-budgeting, e-performance, e-manajemen Kepegawaian, e-pengaduan) pada 623 K/L/D 1. Penerapan aplikasi SIMDA Keuangan yang terintegrasi dengan aplikasi Lainnya 2. Penerapan kebijakan penyelenggaraan sistem pemerintahan berbasis elektronik Pusat 301 Pemda 3.011,0 BPKP Pusat 1 kebijakan 4.200,0 KEMENPAN RB 3. Penyediaan infrastruktur untuk aplikasi e- Government berbagi pakai Pusat 5 aplikasi e-gov berbagi pakai, 1 jaringan intra pemerintah, 1 data center e- government Tbc KEMENKOMINFO 4. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen ASN Pusat 1 Sistem ,0 BKN 5. Penerapan sistem e-budgeting Provinsi 34 Provinsi 900,0 Kemendagri

376 294-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 6. Penyelarasan, sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan dan pengendalian pembangunan pusat dan daerah Provinsi 34 Provinsi ,0 Kegiatan Prioritas: Penguatan implementasi standar pelayanan pubik dan kapasitas SDM pelayanan Proyek Prioritas Nasional Tindaklanjut atas laporan pengaduan masyarakat 1. Penyelesaian laporan pengaduan di Pemerintah Pusat 2. Penyelesaian laporan pengaduan di Pemerintah Daerah 3. Optimalisasi upaya penanganan pengaduan izin lingkungan, izin PPLH, dan PUU Pusat 100 % 3.700,0 Ombudsman RI Pusat 100 % 7.700,0 Pusat 100 % ,0 Kementerian LH dan Kehutanan Proyek Prioritas Nasional Penerapan Standar Pelayanan Publik Pada Seluruh Unit Pelayanan Publik 1. Penerapan SPM bidang pendidikan, PU, perumahan dan permukiman, kesehatan, sosial, dan trantibumlinmas 2. Fasilitasi penerapan NSPK bidang budaya, pariwisata, catatan sipil, industri, perdagangan, penanaman modal, KUKM, tata ruang, pertanahan, kehutanan, ESDM, LH, pangan, tenaga kerja, pemuda dan olahraga, kearsipan, transmigrasi, kependudukan, perhubungan, kelautan dan perikanan, komunikasi dan informasi, statistik dan persandian Pusat 34 provinsi Kemendagri Pusat 27 NSPK

377 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain Proyek Prioritas Nasional Pelatihan Aparatur Pelayanan Publik Di Masing-Masing Unit Pelayanan Publik 1. Pelatihan revolusi mental untuk pelayanan publik Pusat 500 peserta Lembaga Administrasi Negara Kegiatan Prioritas: Penguatan tatakelola dan manajemen SDM aparatur Proyek Prioritas Nasional Penataan kelembagaan LPNK 1. Audit organisasi/evaluasi kelembagaan LPNK Wilayah I, II, III Pusat 15 LPNK Kemenpan RB Proyek Prioritas Nasional Pembentukan agen perubahan reformasi birokrasi 1. Pelaksanaan diklat RLA Pusat 150 Peserta ,0 LAN 2. Pengembangan Program pendidikan, pelatihan dan pengembangan kader pimpinan ASN Pusat 1 sistem diklat ,0 LAN Proyek Prioritas Nasional Penyusunan grand design public administration 1. Penyusunan grand design public administration Pusat 1 Dokumen 5.000,0 LAN Proyek Prioritas Nasional Penguatan inovasi dalam kebijakan publik 1. Replikasi inovasi pelayanan publik Pusat 100% ,0 Kemenpan RB

378 296-4 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 2. Akselerasi Inovasi tata kelola pemerintahan Pusat 10 champion innovation ,0 LAN Proyek Prioritas Nasional Pengawasan Nilai Dasar, Kode Etik, Kode Perilaku dan Sistem Merit ASN 1. Penerapan sistem merit ASN pada 17 Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah 17 Instansi Pemerintah ,0 KASN 2. Penyusunan kebijakan pelaksanaan sistem merit dalam manajemen ASN P0usat 1 kebijakan 2.400,0 KemenPAN RB Proyek Prioritas Nasional Penyusunan rencana pengembangan kapasitas ASN, termasuk pemenuhan minimum training rate 20 jam/tahun 1. Pelatihan penyusunan rencana pengembangan kapasitas ASN Pusat 100 Peserta 3.000,0 LAN 2. Penyusunan pedoman pemenuhan minimum training rate ASN 20 jam per tahun Pusat 1 pedoman, 1 sistem informasi diklat ASN 5.000,0 LAN Kegiatan Prioritas: Peningkatan integritas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Pengawasan yang independen dan profesional 1. Pelaksanaan Pengawasan atas tata kelola pelaksanaan Nasional/Proyek Strategis Nasional (PSN) 2. Peningkatan Kualitas penerapan SPIP menuju level 3 di K/L/P Pusat 225 PSN dan Program Kelistrikan Pusat 86 KL; 34 Provinsi; 508 Kab/Kota ,0 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ,0 3. Pelaksanaan diklat jabatan fungsional auditor (JFA) Pusat orang ,0

379 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN No. Proyek Prioritas Nasional / Proyek K/L Lokasi Target 2018 Anggaran 2018 (Rp.Juta) Instansi Pelaksana Keterkaitan dengan PN Lain 4. Pelaksanaan Diklat Teknis Substansi untuk auditor dan PKN Pusat orang ,0 5. Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) menuju level 3 di K/L/P Pusat 86 KL; 34 Provinsi; 508 Kab/Kota ,0 Proyek Prioritas Nasional Penguatan Kapasitas Dan Standarisasi LPSE 1. Penguatan kapasitas, infrastruktur, dan cloud LPSE Pusat 34 provinsi ,7 LKPP 2. Penilaian Standarisasi LPSE Pusat 635 LPSE 6.865,2 LKPP Proyek Prioritas Nasional Penegakan disiplin dan pembinaan integritas SDM Aparatur (ASN) 1. Penyusunan kebijakan sistem integritas nasional Pusat 1 kebijakan 1.500,0 Kemenpan RB 2. Penyediaan data dan informasi pelanggaran disiplin ASN di K/L/D Pusat 1 database 1.500,0 BKN

380

381 BAB 5 PEMBANGUNAN BIDANG 5.1 PENGARUSUTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG Revolusi Mental Revolusi mental merupakan gerakan kolektif yang melibatkan seluruh komponen bangsa, yang ditempuh melalui peningkatan peran dan efektivitas lembaga-lembaga negara dan pemerintahan, serta pranata sosial-budaya di masyarakat untuk mendorong Indonesia tumbuh menjadi bangsa unggul, berprestasi tinggi, produktif, dan berdaya saing. Dalam pelaksanaan program-program prioritas revolusi mental dengan pendekatan multisektor, kementerian/lembaga telah mengarusutamakan isu revolusi mental dengan alokasi anggaran di masing-masing K/L. Sasaran Umum dan Arah Kebijakan Pembangunan Revolusi Mental dimaksudkan untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap dan perilaku yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, mandiri, dan sejahtera. Adapun sasaran umum pembangunan revolusi mental diukur melalui indikator sebagai berikut. Indikator Baseline 2014 Capaian Sasaran Akhir RPJMN (2019) MENINGKATNYA INTEGRITAS Indeks Perilaku Anti Korupsi (Skala 1-5) 3,61 3,59 3,63 3,70 3,75 Indeks Penegakan Hukum Berkualitas (Skala 0-1) Penegak Hukum yang mendapat sanksi karena melanggar disiplin dan/atau pelanggaran hukum Persentase keterbukaan penanganan kasus pidana 0,34 0,36 0,38 0,40 0,44 16% 31% 45% 61% 91% 50% 55% 60% 75% 90% Peningkatan kualitas peraturan perundang-undangan 47,3 48,1 49,0 49,8 51,5 Penurunan beban peraturan perundang-undangan 4,0 4,1 4,2 4,3 4,5 MENINGKATNYA ETOS KERJA Peningkatan kualitas pelayanan publik di Kementerian 64% 85% 100% 100% 100% RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

382 Indikator Baseline 2014 Capaian Sasaran Akhir RPJMN (2019) Peningkatan jumlah wirausaha N/A orang Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional N/A 92,3% 92,5% 92,7% 93,1% Peningkatan semangat persaingan usaha yang sehat (cooperate and compete) N/A 40% 50% 60% 75% Perilaku hidup bersih dan sehat N/A 30% 40% 50% 80% MENINGKATNYA GOTONG ROYONG Indeks Pembangunan Masyarakat (toleransi, gotong royong, rasa aman) Berkurangnya jumlah konflik/kekerasan di kalangan masyarakat Persentase ruang publik yang bebas muatan negatif (penyebar kebencian, radikalisme dan pornografi) 0,56 N/A <5 <5 <5 <5 <5 100% 100% 100% 100% 100% 100% Indeks Pembangunan Gender 70,5 (2013) Berdasarkan sasaran umum tersebut di atas, kebijakan pengarusutamaan revolusi mental diarahkan pada lima program prioritas. Pertama, reformasi birokrasi pemerintahan, melalui: (a) layanan publik prima (cepat, mudah, ringkas, transparan, dan birokrasi yang responsif); (b) program pembangunan dan belanja pemerintah didasarkan azas manfaat, bermutu, efisien, dan efektif; (c) penerapan disiplin, reward dan punishment, dan sistem merit dalam birokrasi. Kedua, penegakan hukum dan kelembagaan politik, melalui: (a) penegakan hukum, kode etik, dan disiplin aparat pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat; (b) harmonisasi dan simplifikasi peraturan perundangan untuk mendorong kreatifitas masyarakat; (c) penanganan perkara yang transparan dan memuaskan; (d) pendidikan dan penghormatan etika dalam politik. Ketiga, peneguhan jati diri dan karakter bangsa, melalui: (a) pendidikan berbasis karakter (percaya diri, disiplin, jujur, dan kerja keras); (b) lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan bebas dari intimidasi dan kekerasan (bullying free school environment); (c) pendidikan agama dan etika yang mengajarkan akhlak mulia (keutuhan keluarga, 2-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

383 kesalehan sosial, dan toleransi); (d) peningkatan jiwa patriot, suka menolong, dan cinta tanah air. Keempat, penguatan daya rekat sosial dalam kemajemukan, melalui: (a) pengembangan ruang publik yang ramah dan bebas dari penyebaran kebencian; (b) peningkatan kerja sama dan kesetiakawanan sosial; (c) peningkatan peran lembaga agama, keluarga, dan media publik yang mengajarkan perdamaian dan toleransi. Kelima, peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa, melalui: (a) peningkatan etos kerja (kerja keras, kreatif, dan profesional) serta mendorong semangat inovasi dan kewirausahaan; (b) penumbuhan budaya konsumen cerdas dan cinta produk dalam negeri; (c) internalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat (cooperate and compete, bekerja berorientasi hasil bermutu dan nilai tambah) Dalam rangka pelaksanaan program prioritas Revolusi Mental, seluruh sektor memberikan dukungan secara sinergis dan terintegrasi melalui pencapaian sasaran kegiatan masingmasing. TABEL 5.1 CONTOH PROGRAM, KEGIATAN PRIORITAS, DAN SASARAN REVOLUSI MENTAL Program/ Kegiatan Prioritas Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik Sasaran K/L Penanggung Jawab Penegakan Disiplin dan Kode Etik Aparat Pemerintah dan Penegak Hukum Penerapan Gerakan Aparat Menuju Indonesia Ramah di 34 Provinsi Kemendagri Penegakan Hukum yang Berkualitas Menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas dibanding tahun sebelumnya (%) Polri Reformasi Birokrasi Pemerintahan Simplifikasi Sistem Perijinan, Mengurangi Jumlah Ijin dan Transparan Promosi Layanan Elektronik menuju E-budgeting dan E- reporting, Complaint Center Meningkatnya Indeks kepuasan masyarakat atas mutu pelayanan persetujuan, perizinan, dan fasilitas penanaman modal di PTSP Pusat menjadi 3,2 dariskala 4 (minimal B) Penerapan fasilitaskesehatan yang menerapkan sistem rujukan pelayanan kesehatan online (puskesmas dan RS) di 1 RS Rujukan Nasional, 1 Rujukan Propinsi, 4 Rujukan Reg, 8 RSUD, dan 40 Puskesmas BKPM Kemenkes Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa Konsumen Cerdas dan Cinta Produk Dalam Negeri Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional menjadi sebesar 92,40% Kemenperin RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

384 Program/ Kegiatan Prioritas Internalisasi Nilai-Nilai dan Prinsip Persaingan Usaha Yang Sehat Sasaran Peningkatan pemahaman dunia usaha terkait nilainilai persaingan usaha yang sehat menjadi sebesar 60% K/L Penanggung Jawab KPPU Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa Pendidikan Berbasis Karakter Lingkungan Satuan Pendidikan Yang Bersih, Sehat, Ramah dan Bebas Kekerasan Penguatan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK)di 34 Provinsi Terbentuknya 40 Model SRA di 20 provinsi (Provinsi Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sultra, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat) Kemendagri Kemen PPPA Daya Rekat Sosial dalam Kemajemukan Toleransi dan Hidup Rukun Penyelenggaraan dialog lintas agama di 1.500kecamatan Kemenag Gotong Royong, Kesukarelawan dan Solidaritas Penguatan karakter bangsa bagi masyarakat untuk penanaman nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial bagi Orang Kemensos Kesetaraan Gender (PUG) Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional terkait keadilan dan kesetaraan gender. PUG dilaksanakan dengan mengintegrasikan perspektif gender menjadi bagian integral dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan. Secara umum kesetaraan gender di Indonesia semakin membaikatau kesenjangan pencapaian pembangunan manusia berbasis gender semakin mengecil. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG) dari 90,34 pada tahun 2014 menjadi 91,03 pada tahun 2015 dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) meningkat dari 70,68 menjadi 70,83. Sasaran Secara umum, sasaran PUG tahun 2018 yaitu meningkatnya kesetaraan gender, yang diukur melalui: TABEL 5.2 SASARAN PUG TAHUN 2018 No Indikator Baseline 2014 Capaian Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 90,34 91,03 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 4-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

385 No Indikator Baseline 2014 Capaian Sasaran Akhir RPJMN (2019) 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70,68 70,83 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Secara khusus, sasaran PUG adalah: (1) Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan, yang diukur melalui status kesehatan ibu, angka harapan hidup laki-laki dan perempuan, rasio angka melek huruf (AMH) laki-laki dan perempuan, rata-rata lama sekolah/harapan lama sekolah laki-laki dan perempuan, sumbangan pendapatan penduduk perempuan di sektor non pertanian, tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, serta persentase perempuan sebagai pengambil keputusan di legislatif, eksekutif, yudikatif, dan tenaga profesional; (2) Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), yang diukur melalui prevalensi/jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan (KtP); dan (3) Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, yang diukur melalui peraturan perundang-undangan, data terpilah dan data kekerasan terhadap perempuan, SDM terlatih, dan terlaksananya koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) serta pencegahan dan penanganan KtP. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam mencapai keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan pada tahun 2018 yaitu: 1. Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan, yang dilakukan melalui strategi: (i) peningkatan koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) terkait Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (KGPP); (ii) peningkatan upaya (model) layanan pemberdayaan perempuan yang diadopsi oleh Pemda/SKPD; (iii) peningkatan ketersediaan data terpilah dan percepatan pelaksanaan PUG melalui PPRG di K/L/Pemda; (iv) peningkatan pemahaman dan komitmen K/L/Pemda tentang PUG; dan (v) peningkatan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dan dunia usaha tentang KGPP. 2. Meningkatkan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk TPPO, yang dilakukan melalui strategi: (i) peningkatan upaya pencegahan KtP, termasuk Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) melalui berbagai media; (ii) peningkatan koordinasi/sinergi antar K/L, pusat/daerah, maupun unit layanan terkait pencegahan dan penanganan KtP, termasuk TPPO; (iii) peningkatan perlindungan, penegakan, dan pengawasan hukum bagi korban KtP; (iv) peningkatan pemahaman aparat penegak hukum, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha tentang berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan; dan (v) penyediaan data kekerasan terhadap perempuan, termasuk diseminasi hasil survei kekerasan terhadap perempuan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

386 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, yang dilakukan melalui strategi: (i) pelaksanaan review dan harmonisasi peraturan perundang-undangan dan aturan pelaksanaan terkait PUG dan KtP; (ii) penguatan koordinasi dan kapasitas Tim Penggerak PPRG tingkat pusat dan daerah; (iii) peningkatan kapasitas K/L/SKPD untuk percepatan pelaksanaan PPRG dengan memastikan ketersediaan dan kualitas 7 prasyarat PUG/PPRG di K/L/Pemda tersebut; (iv) penguatan sistem dan pemanfaatan data terpilah dan data KtP; (v) pemanfaatan dana dekonsentrasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan KtP di provinsi/kab/kota; dan (vi) pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PUG/PPRG dan KtP Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim Bidang Perubahan Iklim Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tahun 2018 masih terus memperkuat upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya. Mitigasi perubahan iklim dengan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dilakukan pada 5 (lima) sektor prioritas, yaitu Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan Transportasi, Industri, serta Pengelolaan Limbah. Sementara, kegiatan adaptasi perubahan iklim difokuskan pada upaya membangun ketahanan ekonomi, ketahanan tatanan kehidupan, baik secara fisik maupun ekonomi dan sosial, serta menjaga ketahanan ekosistem dan wilayah khusus untuk mendukung sistem kehidupan masyarakat yang tahan terhadap dampak perubahan iklim. Sasaran 1. Menurunkan emisi GRK pada lima sektor prioritas tahun 2018 sebesar 22,7% (dari target 26% di tahun 2020); 2. Menyusun strategi kebijakan nasional terkait adaptasi perubahan iklim yang akan diimplementasikan di setiap sektor oleh K/L. Arah Kebijakan 1. Penguatan upaya mitigasi perubahan iklim, melalui: a. Peningkatan dan pengembangan kegiatan penurunan emisi pada sektor utama kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi dan transportasi, industri dan limbah, antara lain melalui pengembangan pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan, rehabilitasi hutan dan lahan, pengembangan energi baru dan terbarukan, efisiensi dan konservasi energi, serta pengelolaan sampah domestik; b. Peningkatan kontribusi swasta dan masyarakat dalam penurunan emisi GRK; c. Mengembangkan dan mobilisasi sumberdaya untuk perubahan iklim, termasuk penguatan pengelolaan pendanaan hibah untuk penanganan perubahan iklim, termasuk melalui Lembaga Wali Amanat Perubahan Iklim (ICCTF); d. Peningkatan inventarisasi GRK di Pusat dan Daerah. 6-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

387 2. Penguatan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) dengan melakukan: a. Peningkatan kapasitas stakeholder K/L dalam perencanaan aksi nasional adaptasi perubahan iklim serta penguatan koordinasi antar K/L di tingkat pusat; b. Penguatan mekanisme dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan adaptasi di pusat dan daerah; c. Finalisasi sistem informasi dan database kerentanan, sistem penandaan kegiatan adaptasi perubahan iklim, dan memperkuat proyeksi dan sistem informasi iklim. Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Sasaran No. Indikator Pembangunan Sasaran Akhir RPJMN (2019) Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan, Pengelolaan DAS serta Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati 1. Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati a. Meningkatnya populasi 25 spesies satwa terancam punah (sesuai red list of threatened IUCN) Sebesar 6% sesuai baseline data tahun 2013 Sebesar 8% sesuai baseline data tahun 2013 Sebesar 10% sesuai baseline data tahun 2013 b. Jumlah kawasan ekosistem esensial (KEE) yang memiliki lembaga yang difasilitasi pembentukannya 19 KEE 33 KEE 48 KEE Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana serta Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan 1. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 65 65,5 65,5 66,5 66,5 68,5 b. Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya 12,46 juta ton 18,68 juta ton 24,5 juta ton 2. Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan a. Digitalisasi Peralatan MKGU 80% 90% 100% b. Meningkatnya pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang mendukung prioritas nasional ketahanan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman dan kelautan, serta konektivitas nasional (pembangunan pariwisata, desa tertinggal, dan industri dan KEK) 100% RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

388 Arah Kebijakan 1. Peningkatan Konservasi, Pengelolaan DAS serta Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati a. Pelestarian dan pemanfaatan ekonomi keanekaragaman hayati, melalui: (1) Peningkatan kelestarian lingkungan hidup; (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas Kehati dengan melakukan perlindungan spesies, ekosistem dan genetik; dan (3) Pengembangan dan penerapan kebijakan pelestarian keanekaragaman hayati baik secara in-situ dan eks-situ. 2. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Penanggulangan Bencana serta Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan a. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, melalui: (1) Penurunan beban pencemaran air, udara, dan lahan; (2) Pengendalian pencemaran pesisir dan laut; (3) Pengolahan sampah melalui bank sampah dan pusat daur ulang sampah; (4) Penerapan Extended Producer Responsibility (EPR); dan (5) Pemanfaatan sampah untuk sumber energi. b. Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan, melalui: (1) Peningkatan pengelolaan sistem data dan informasi penanganan perubahan iklim; (2) Peningkatan ketersediaan data untuk monitoring gempabumi dan tsunami; dan (3) Peningkatan kecepatan waktu diseminasi informasi iklim dan kebencanaan Pemerataan Antarkelompok Pendapatan Sasaran Sasaran utama adalah menurunkan Gini Rasio mendekati 0,38 pada tahun Arah Kebijakan Dalam upaya penurunan ketimpangan antar kelompok pendapatan, kebijakan diarahkan utamanya kepada masyarakat yang tergolong di bawah 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah, yaitu petani termasuk petani perkebunan dan nelayan, pekerja tidak penuh termasuk pekerja rentan, usaha mikro dengan pekerja keluarga, serta penduduk miskin tanpa kepemilikan aset. Penguatan masyarakat rentan tersebut dilakukan melalui pendekatan yang komprehensif dengan penguatan lima aset penting untuk dapat mandiri secara berkesinambungan, yaitu aset sumber daya alam, kohesi sosial, sarana dan prasarana, akses terhadap pembiayaan (finansial), serta penguatan sumber daya manusia.kebijakan peningkatan pemerataan tersebut diterjemahkan sebagai berikut: 1. Menciptakan pertumbuhan inklusif a. Meningkatkan kualitas kebijakan fiskal dengan mengutamakan pengeluaran infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia, penguatan keahlian dan keterampilan, dan pengeluaran sosial lainnya untuk masyarakat rentan b. Memperkecil gap bunga pembiayaan perusahaan besar dan perusahaan kecil c. Menciptakan iklim ketenagakerjaan yang baik serta mendorong hubungan industrial yang harmonis 8-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

389 d. Menciptakan lapangan kerja yang baik dengan tetap menjaga kesempatan yang sama antar gender dan penyandang disabilitas e. Menjamin sistem pajak berkeadilan yang mendukung redistribusi yang lebih merata antara lain melalui kebijakan progressive land value tax, capital gain tax, un-utilized asset tax, pembiayaan untuk lahan pertanian dan perumahan di kota, serta tax amnesty bagi pemilik lahan besar. 2. Memperbesar investasi padat pekerja a. Mendorong pengeluaran pemerintah yang efektif dalam penciptaan lapangan kerja, antara lain melalui pembangunan infrastruktur padat pekerja b. Memperkuat regulasi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif terutama untuk meningkatkan investasi padat pekerja, termasuk memperluas industri manufaktur dalam menciptakan lapangan kerja baru yang berkualitas 3. Memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha mikro a. Meningkatkan akses permodalan dan layanan kredit mikro antara lain melalui penyempurnaan sistem KUR ke arah pembiayaan usaha yang non-bankable b. Memperluas pendampingan dan pengembangan kelompok usaha melalui program pemagangan wirausaha dan pengembangan inkubator c. Mendorong kebijakan dan harmonisasi peraturanperundangan untuk mewujudkan kemudahan, kepastian, dan perlindungan usaha mikro dan kecil d. Mendorong perluasan kerjasama dengan dunia usaha dalam memperkuat rantai pasok dan produksi dengan usaha mikro dan kecil e. Penataan dan pendataan pasar tradisional/ modern, toko tradisional dan toko modern, pengaturan jarak, lokasi dan zonasi pasar maupun toko modern, kewajiban menyerap produk setempat, akses yang terbuka bagi pengusaha mikro dan kecil ke dalam sistem distribusi. 4. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif a. Penguatan sistem asistensi sosial yang ditujukan untuk mengelola berbagai risiko, pembukaan kesempatan dan lingkungan yang inklusif agar masyarakat kurang mampu memiliki penghidupan yang layak, dan jaminan sosial yang memadai b. Meningkatkan efektivitas asistensi sosial KIS, KIP, KKS melalui penyaluran nontunai c. Memperluas cakupan kepesertaan SJSN Kesehatan dan Ketenagakerjaan d. Memperluas harmonisasi sistem administrasi JKN dan SJSN Ketenagakerjaan e. Mengembangkan pendekatan inovatif dalam memperluas cakupan perlindungan sosial bagi pekerja informal 5. Meningkatkan dan memperluas pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu a. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur layanan dasar (supply side) dan penjangkauan oleh masyarakat miskin (demand side) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

390 b. Memperkuat kelembagaan dan sistem penyediaan layanan dasar c. Mendorong sinergi penentuan target penyediaan layanan dasar d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan layanan dasar sesuai standar minimum e. Penyediaan perumahan yang terjangkau (social housing dan housing financing) 6. Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian, perkebunan dan kelautan perikanan a. Peningkatan akses terhadap lahan dan aset produktif bagi masyarakat kurang mampu, baik petani maupun nelayan budi daya, antara lain melalui penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk mencegah penguasaan lahan pertanian oleh non-pertanian, maupun legalisasi aset dan/atau land reform untuk petani rentan. b. Land-consolidation untuk sawah riset bibit, sarana pasca panen, sinergi logistik, dan pasar bibit, alsintan dan saprodi lain c. Penguatan data dan sistem informasi lahan dan tata guna lahan antara lain melalui (i) pendataan dan penegakan aturan lahan dan (ii) pendataan dan penetapan kebijakan replanting komoditi perkebunan lainnya. d. Memperkuat peranan koperasi yang didukung swasta dan BUMN untuk meningkatkan nilai tambah e. Dukungan riset, sinergi pasar, off-taker hasil bumi, dan rantai nilai hilirisasi 7. Menjaga stabilitas harga dan menekan laju inflasi dengan membangun instrumen untuk menekan harga terutama bahan makanan serta melakukan verifikasi harga di pasar. 8. Meningkatkan keterampilan dan keahlian masyarakat melalui penguatan pendidikan vokasi dan keterampilan/ keahlian terutama pada sektor prioritas dan industri unggulan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Kualitas tatakelola pemerintahan (good governance) adalah prasyarat tercapainyasasaran pembangunan nasional,baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten ditandai dengan berkembangnya aspek keterbukaan akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi masyarakat. Penerapan kebijakan pengarusutamaan tatakelola pemerintahan yang baik ditujukan untuk menjawab dua persoalan, yakni (a) penguatan kapasitas pemerintah, dan (b) perluasan ruang partisipasi masyarakat. Dalam RKP 2018, strategi perbaikan tatakelola pemerintahan dilakukan melalui (i) peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik; (ii) peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan; (iii) peningkatan kapasitas birokrasi melalui pelaksanaan reformasi birokrasi di pusat dan daerah; serta (iv) peningkatan kualitas pelayanan publik RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

391 Sasaran No Indikator Sasaran 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) I. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik I.1 % jumlah PPID di K/L/Pemda 90% 100% I.2 % K/L/D yang melakukan kerjasama dengan media massa dalam rangka Public Awareness Campaign I.3 % K/L/D yang mempublikasikan dokumen perencanaan dan penganggaran I.4 % K/L/D yang mempublikasikan laporan keuangan dan kinerja (LAKIP) 85% 100% 90% 100% 90% 100% II. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan II.1 II.2 III.3 % K/L/D yang melaksanakan Forum Konsultasi Publik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan % K/L/D yang mempublikasikan program dan kegiatan prioritas di instansi masing-masing % K/L/D yang memiliki website yang mudah diakses, interaktif serta memiliki data dan informasi mutakhir 90% 100% 70% 100% 90% 100% III. Peningkatan kapasitas birokrasi melalui Reformasi Birokrasi III.1 % K/L/D yang telah menyusun Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Instansi 100% 100% III.2 % K/L/D yang telah melakukan penataan organisasi 90% 100% III.3 % K/L/D yang telah menyusun SOP utama sesuai dengan proses bisnis organisasi/unit kerja 90% 100% III.4 Jumlah K/L/D yang membangun dan menerapkan e- Government (e-planning, e-budgeting, e-procurement, e- Performance/e-Reporting)secara integratif 90% 100% III.5 % K/L/D yang menggunakan Computer Assisted Test(CAT) system dalam rekrutmen CPNS 100% 100% III.6 % K/L/D yang menerapkan sasaran kinerja pegawai 70% 100% III.7 % jumlah K/L/D yang menerapkan sistem pengendalian internal pemerintah level 3 50% 80% III.8 % Jumlah K/L/D yang memperoleh Opini WTP 80% 100% III.9 % Jumlah K/L/D yang memperoleh Skor Laporan Kinerja B 70% 100% RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

392 No Indikator Sasaran 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) III.10 % Jumlah K/L/D yang menerapkan e-arsip 30% 50% III.11 III.12 III.13 % pelanggaran atas netralitas dan sistem merit ASN yang ditindaklanjuti % Jumlah K/L.D yang melaksanakan inovasi dalam kebijakan publik % Jumlah K/L/D yang menyusun rencana pengembangan kapasitas ASN 100% 100% 80% 100% 50% 70% IV. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik IV.1 % unit penyelenggara pelayanan publik yang sudah menerapkan Standar Pelayanan 90% 100% IV.2 IV.3 IV.4 % unit penyelenggara pelayanan publik yang memiliki Unit Pengaduan Masyarakat berbasis teknologi informasi (LAPOR!) % unit penyelenggara pelayanan publik yang memiliki sistem informasi pelayanan publik berbasis IT (e-services) % unit penyelenggara pelayanan publik yang melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 90% 100% 90% 100% 80% 100% Arah Kebijakan No Arah Kebijakan Kegiatan Prioritas 1 Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik 1. Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi pada setiap badan publik di provinsi/kab/kota 2. Kerjasama dengan media massa dalam rangka public awareness campaign 3. Publikasi dokumen perencanaan dan penganggaran ke dalam website masing-masing instansi 4. Publikasi laporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah 2 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan 5. Penciptaan forum-forum konsultasi publik dalam rangka penyusunan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanan kebijakan 6. Publikasi informasi terkait program dan kegiatan prioritas di instansi pemerintah 7. Pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses dan mudah dipahami 12-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

393 No Arah Kebijakan Kegiatan Prioritas 3 Peningkatan kapasitas birokrasi 8. Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi 9. Restrukturisasi organisasi dan tata kerja instansi 10. Percepatan penerapan sistem pengendalian internal pemerintah di setiap unit organisasi pemerintah 11. Penyusunan laporan keuangan yang akuntabel dan sesuai denganstandar Akuntansi Pemerintahan 12. Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara(SIMAK BMN) dan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) 13. Penerapan Sistem Seleksi Berbasis CAT system di seluruh instansi pemerintah 14. Pengembangan dan penerapan e-government secara terintegrasi 15. Penerapan e-arsip di tiap unit organisasi pemerintah 16. Penyusunan laporan kinerja yang berkualitas dan berbasis teknologi informasi 17. Inovasi dalam kebijakan publik, (k) Pengawasan atas pelaksanaan netralitas dan sistem merit ASN, dan 18. Penyusunan rencana pengembangan kapasitas ASN. 4 Peningkatan kualitas pelayanan publik 19. Penerapan Standar Pelayanan Publik untuk seluruh unit pelayanan publik 20. Integrasi sistem pengelolaan pengaduan secara nasional (SP4N) 21. Penerapan e-services 22. Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat 5.2 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA Kependudukan dan Keluarga Berencana Sasaran No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Pelayanan KB a. Angka kelahiran total (TFR) per perempuan usia reproduksi, Per perempuan usia reproduktif tahun 2,60 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

394 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) b. Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi (CPR) suatu cara (all method)- % (1) Tingkat putus pakai kontrasepsi-% (2) persentase Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)-% 57,9 60,5 60,7 60,9 61,1 61,3 27,1 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 18,3 20,50 21,19 21,70 22,30 23,50 c. Angka kebutuhan ber- KB tidak terlayani (unmet need)-% 11,4 (8,6) 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 2. Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) a b Persentase PUS yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang semua jenis metode kontrasepsi modern-% Persentase pengetahuan masyarakat tentang isu kependudukan-% Pembinaan Remaja a. Angka kelahiran pada remaja kelompok usia tahun (age spesific fertility rate/asfr years old) - Per perempuan usia tahun b. Median usia kawin pertama perempuan (pendewasaan usia kawin pertama)-usia ,1 20,6 20,7 20,8 20, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

395 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 4. Pembangunan Keluarga a. Persentase pemahaman dan kesadaran orangtua, remaja dan/atau anggota keluarga tentang fungsi keluarga-% Regulasi, Kelembagaan, serta Data daninformasi a. Menguatnya kapasitas kelembagaan pembangunan bidang kependudukan dan keluarga berencana di pusat dan daerah - Terbentu knya kelembag aan pembang unan bidang KKB secara bertahap Terbentu knya kelembag aan pembang unan bidang KKB secara bertahap Terbentukn ya kelembaga an pembangun an bidang KKB secara bertahap Terbentu knya kelembag aan pembang unan bidang KKB secara bertahap Terbentuknya kelembagaan pembangunan bidang KKB secara bertahap b Tersedianya landasan hukum dan kebijakan yang sinergi dan harmonis antara pembangunan bidang kependudukan dan KB terhadap bidang pembangunan lainnya - Peraturan perundan gan terkait dengan perkemb angan program Peraturan perundan gan terkait dengan perkemb angan program Peraturan perundang an terkait dengan perkemban gan program Peraturan perundan gan terkait dengan perkemb angan program Peraturan perundangan terkait dengan perkembangan program C Meningkatnya ketersediaan dan kualitas data dan informasi pembangunan KKB yang akurat dan tepat waktu, serta pemanfaatan data dan informasi tersebut untuk perencanaan dan evaluasi hasilhasil pembangunan. - Tersedian ya dan termanfa atkannya data dan informasi pembang unan bidang KKB dari berbagai sumber Tersedian ya dan termanfa atkannya data dan informasi pembang unan bidang KKB dari berbagai sumber Tersediany a dan termanfaat kannya data dan informasi pembangun an bidang KKB dari berbagai sumber Tersedian ya dan termanfa atkannya data dan informasi pembang unan bidang KKB dari berbagai sumber Tersedianya dan termanfaatkanny a data dan informasi pembangunan bidang KKB dari berbagai sumber RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

396 Arah Kebijakan Meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui: 1. Menguatkan akses pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas, baik dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan maupun Non-SJSN Kesehatan melalui penyediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi (alokon), penyediaan pelayanan medis pemasangan kontrasepsi, dan penyediaan fasilitas kesehatan reproduksi serta sarana dan prasarana kesehatan reproduksi; 2. Menguatkan advokasi kepada para pembuat kebijakan melalui berbagai mediasi media dan audiensi, serta menguatkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat (khususnya PUS) melalui berbagai bauran media dan tenaga lapangan KKB tentang program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di setiap wilayah dan kelompok masyarakat; 3. Meningkatkan pembinaan kesehatan reproduksi remaja dalam rangka pendewasaan usia perkawinan dan penyiapan kehidupan berkeluarga, melalui pusat konseling kesehatan reproduksi remaja serta bina keluarga remaja; 4. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pembangunan keluarga; 5. Menguatkan kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana yang efektif, dan menyusun landasan hukum melalui penyerasian kebijakan pembangunan bidang kependudukan dan KB, serta menguatkan data dan informasi kependudukan dan keluarga berencana Kesehatan Sasaran Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak, dan Gizi Masyarakat a. Persalinan di fasilitas kesehatan (%) b. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (%) d. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (%) 70,4 (2013) 75,0 77,0 81,0 82,0 85,0 38,0 (2013) ,6 (2013) n.a. 18,3 n.a n.a (2013) n.a. n.a n.a n.a 9,5 2. Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Prevalensi HIV (%) 0,46 (2014) <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

397 Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) b. Prevalensi Tuberkulosis per penduduk c. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria d. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta e. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis f. Prevalensi merokok pada usia 18 tahun (%) g. Prevalensi tekanan darah tinggi (%) h. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (%) i. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan j. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun (2013) 280,0 271,0 262,0 254,0 245, ,2 (2013) 6,9 6,4 5,9 5,6 5,4 25,8 (2013) 25,0 24,6 24,2 23,8 23,4 15,4 (2013) 15,4 15,4 15,4 15,4 15,4 15, n.a. n.a. n.a. n.a Meningkatnya Perlindungan Finansial a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (%) 51,8 (Okt, 2014) ,0 b. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta) 86,4 88,2 92,4 92,4 94,4 107,2 4. Meningkatnya Perlindungan Finansial, Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Obat serta Sumber Daya Kesehatan a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

398 Indikator Baseline puskesmas yang tersertifikasi akreditasi Sasaran Akhir RPJMN (2019) b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki 1 RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional (Kab/Kota) c. Persentase Kab/Kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi (%) d. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan (Unit) e. Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis f. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas g. Persentase obat yang memenuhi syarat h. Persentase makanan yang memenuhi syarat i. Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif) 10 (2014) ,2 (2013) , (2013) , (2014) 92 92, , ,6 (2013) 88,1 88,6 89,1 89,6 90, Meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 6. Meningkatnya penggunaan obat rasional 7. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness) Arah Kebijakan 1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia; 2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat terutama pada periode seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK); 3. Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, serta penyehatan lingkungan; 4. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan; 18-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

399 5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas; 6. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan terutama di daerah tertinggal dan daerah perbatasan; 7. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan serta meningkatkan pengawasan obat dan makanan; 8. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; 9. Menguatkan manajemen, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi kesehatan; 10. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan serta penguatan kerangka regulasi kerjasama pemerintah dan swasta Pendidikan Sasaran No. Indikator 2014 *) Capaian 2016 **) Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini APK PAUD (usia 3-6 tahun) 66,81 60,00 72,97 75,07 77,23 2. Angka Partisipasi Pendidikan Dasar APK SD/MI/sederajat 111,04 109,31 111,43 113,41 114,09 APM SD/MI/sederajat 91,28 96,82 92,20 94,03 94,78 APK SMP/MTs/ sederajat 101,57 90,12 105,29 106,70 106,94 APM SMP/MTs/ sederajat 79,42 77,95 81,29 82,00 82,02 3. Angka Partisipasi Pendidikan Menengah APK SMA/SMK/MA/ sederajat 79,22 80,89 88,14 89,74 91,63 APM SMA/SMK/MA/ sederajat 55,26 59,95 63,39 65,29 67,48 4. Angka Partisipasi Pendidikan Pendidikan Tinggi APK PT 28,51 27,98 32,95 34,84 36,73 Keterangan: *) merupakan angka baseline RPJMN **) sumber: Susenas 2016, BPS RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

400 Arah Kebijakan 1. Mempercepat pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun untuk menjamin penduduk usia sekolah mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas, dan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah berkualitas, antara lain melalui: a. pemberian bantuan pendidikan bagi anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu yang diselenggarakan melalui Program Indonesia Pintar; b. peningkatan penanganan anak usia sekolah yang tidak bersekolah untuk mendapatkan pendidikan sesuai usia dan jenjang, baik formal maupun nonformal; c. penguatan penyelenggaraan pendidikan khusus dan layanan khusus, termasuk perluasan penerapan pendidikan inklusif sebagai upaya pemenuhan hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan; dan d. pemenuhan kebutuhan satuan pendidikan menengah berdasarkan pada upaya pemenuhan SPM (catatan: apabila tahun 2017, SPM Dikmen sudah selesai penyusunannya), dengan memperhatikan ketersediaan jenis satuan pendidikan sederajat pada wilayah yang sama. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain, melalui penguatan penjaminan mutu, pengembangan kurikulum yang memberikan keterampilan abad ke-21, penerapan kurikulum nasional secara efektif dan efisien, serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang kredibel dan komprehensif; 3. Meningkatkan kualitas, pengelolaan, dan penempatan guru dan tenaga kependidikan yang merata; 4. Meningkatkan pemerataan akses, kualitas,dan relevansipendidikan tinggi melalui pengembangan program studi dan bidang ilmu secara proporsional antara bidang sains-keteknikan dan ilmu-ilmu sosial-humaniora, agar selaras dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan industri; 5. Meningkatkan daya saing pendidikan tinggi dengan memperkuat kelembagaan perguruan tinggi melalui otonomi dan meningkatkan kapasitas perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) melalui risetriset inovatif (dasar dan terapan), serta menjadi kekuatan pendorong dalam penerapan inovasi teknologi dalam berbagai bidang pembangunan; 6. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini, serta mendorong penerapan PAUD holistik integratif; 7. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, antara lain, melalui pendidikan dan pelatihan kecakapan kerja dan kewirausahaan, pendidikan keaksaraan dan kesetaraan; 8. Meningkatkan kualitas dan penerapan pendidikan kewargaan untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat toleransi dan penghargaan pada keragaman sosialbudaya, serta pemahaman dan pengamalan nilai-nilai dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik (good citizen); 20-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

401 9. Meningkatkan kualitas muatan dan proses pembelajaran pendidikan agama untuk menumbuhkan pribadi berakhlak mulia, toleran, dan saling menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda; 10. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan keagamaan; 11. Meningkatkan perluasan penerapan prinsip-prinsip sekolah ramah anak (SRA) pada seluruh satuan pendidikan; 12. Memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam penyelenggaraan layanan pendidikan berkualitas; dan 13. Meningkatkan efektivitas pemanfaatan anggaran pendidikan di pusat dan daerah, dan mendorong peningkatan Perpustakaan Sasaran No. Indikator Baseline (2014) 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan (juta orang) 1,7 2,12 2,2 2. Koleksi Perpustakaan Nasional (ribu) Perpustakaan daerah yang sesuai dengan standar (unit) Arah Kebijakan Pembangunan bidang perpustakaan diarahkan untuk: 1. Meningkatkan budaya gemar membaca melalui: a. Pembudayaan kegemaran membaca b. Pemilihan duta baca daerah c. Sinergi antara perpustakaan dengan satuan pendidikan 2. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan melalui: a. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi b. Peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan serta naskah kuno termasuk karya cetak dan karya rekam c. Pengembangan kompetensi dan profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan d. Perkuatan kerjasama dan jejaring perpustakaan dengan berbagai lembaga pemerintah, swasta, dan dunia usaha. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

402 3. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian fisik dan kandungan informasi bahan pustaka dan naskah kuno melalui: a. Konservasi fisik bahan perpustakaan dan naskah kuno b. Pelestarian kandungan informasi bahan perpustakaan dan naskah kuno Pemuda dan Olahraga Sasaran No Indikator Baseline 2014 Sasaran 2017 Sasaran 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan Meningkat Meningkat Meningkat Pemuda yang difasilitasi sebagai Kader Kewirausahaan (orang) per tahun Pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan keterampilan kreativitas seni, budaya dan ekonomi kreatif (orang) per tahun Pemuda kader yang difasilitasi dalam pengembangan kepedulian, kesukarelawanan, dan kepeloporan (orang) per tahun ) ) ) Budaya olahraga Meningkat Meningkat Meningkat Meningkatnya persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga (persen) Peserta olahraga massal, petualang, tantangan dan wisata (orang) per tahun 26,9 30,9 32,9 35, Prestasi olahraga Meningkat Meningkat Meningkat Peringkat pada Asian Games (peringkat) Peringkat Asian Paragames (peringkat) Peringkat pada SEA Games (peringkat) Peringkat pada ASEAN Paragames (peringkat) 17 4) 10 besar 4) 9 4) 8 besar 4) 5 1) 3 4) 1(Juara Umum) 2 2 4) 1(Juara Umum) 22-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

403 No Indikator Baseline 2014 Sasaran 2017 Sasaran 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) Olahragawan Andalan yang dibina (orang) per tahun Bibit olahragawan yang difasilitasi dalam Pemanduan Bakat Cabang Olahraga Unggulan (orang) per tahun Olahragawan yang difasilitasi dalam pengembangan olahragawan berbakat (orang) per tahun Jumlah PPLP/PPLM yang memenuhi standar (unit) n.a Penghargaan kepada olahragawan dan tenaga keolahragaan yang berprestasi (emas/perak/perunggu)2) 4/5/11 (Asian Games 2014) 70/117/22 3) (SEA Games 2017) 22/45/32 3) (Asian Games 2018) 75/120/24 3) (SEA Games 2019) 9/11/18 116/105/53 18/22/35 3) 118/107/24 3) (Asian Paragames 2018) (ASEAN Paragames 2017) (Asian Paragames 2018) (ASEAN Paragames 2019) Keterangan: 1) Perbaikan Target, 2) Indikator Baru, 3) Prediksi Sesuai Target Peringkat Arah Kebijakan Pembangunan kepemudaan dan keolahragaan diarahkan untuk: 1. Meningkatkan pelayanan kepemudaan yang berkualitas melalui: a. penguatan koordinasi strategis lintas sektor penyelenggaraan pelayanan kepemudaan; b. peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda. 2. Meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan pemuda melalui: a. pengembangan sentra pemberdayaan pemuda; b. pengembangan wawasan, kapasitas, kepedulian, kesukarelawanan, dan kreatifitas pemuda; c. peningkatan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepemimpinan dan kepeloporan. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berolahraga melalui: a. perkuatan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga tradisional dan layanan khusus melalui Gerakan Nasional Masyarakat Sehat; b. penguatan regulasi dalam rangka mendukung dan mengajak masyarakat dalam kegiatan berolahraga. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

404 4. Meningkatkan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional,melalui: a. pengembangan sentra keolahragaan untuk pembibitan olahragawan; b. penyediaan sarana dan prasarana olahraga sesuai standar internasional, terutama melalui kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU); c. peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan Program Indonesia Emas (PRIMA). 5. Terwujudnya sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi olahraga di Asian Games XVIII dan Asian Paragames Tahun 2018 melalui: a. perkuatan INASGOC seperti yang diamanatkan dalam Keppres No.22/2016 tentang perubahan atas Keppres No.15/2015 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, dan pelaksanaan Inpres No.2/2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018; b. pemberian penghargaan kepada olahragawan dan tenaga keolahragaan yang berprestasi; c. pengembangan industri dan promosi olahraga Agama Sasaran No. Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama Jumlah penyuluh agama yang ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya (kumulatif) 2. Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan hidup umat beragama Persentase pelayanan FKUB yang memenuhi standar 18 (2015) Penyelenggaraan dialog lintas agama di tingkat provinsi, kab/kota, dan kecamatan (kumulatif) Desa sadar kerukunan Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama (kumulatif) Persentase lembaga agama yang difasilitasi dalam melaksanakan pelayanan keagamaan 22,10 (2015) 29,46 33,30 Jumlah Kantor Urusan Agama (KUA) yang memenuhi standar pelayanan dalam layanan administrasi keagamaan (2015) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

405 No. Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 4. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah Indeks kepuasan jemaah haji 82,69 86,50 87,50 - Jumlah Petugas PPIH yang berkualitas Rehabilitasi dan pengembangan asrama haji Meningkatnya kualitas tata kelola pembangunan bidang agama yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel (kumulatif) Opini Laporan Keuangan Kementerian Agama WTP WTP WTP Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Agama (persen) Persentase Temuan Audit 45 (2015) Arah Kebijakan 1. Meningkatkan pemahaman, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan melalui: a. Peningkatan kualitas dan peran penyuluh agama; b. Penyelenggaraan bimbingan perkawinan pra-nikah dan pembinaan keluarga harmonis (sakinah, kristiani, bahagia, sukinah, hitthasukhaya). 2. Meningkatkan harmoni sosial dan kerukunan umat beragama melalui: a. Penyelenggaraan dialog internal dan lintas agama di tingkat kabupaten/kota, dan kecamatan; b. Perkuatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; c. Fasilitasi pengembangan desa sadar kerukunan. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama melalui: a. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga agama; b. Peningkatan pengelolaan dan fungsi rumah ibadat; c. Peningkatan kualitas pengelolaan dana sosial keagamaan; d. Peningkatan kualitas fasilitas layanan keagamaan. 4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji melalui: a. Peningkatan kuota jemaah haji; b. Peningkatan pembinaan calon jemaah haji; RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

406 c. Peningkatan kualitas pelayanan akomodasi, katering, dan transportasi jemaah haji; d. Peningkatan perlindungan jemaah haji; e. Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) f. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana, pengelolaan dan fungsi asrama haji; 5. Meningkatkan tata kelola pembangunan bidang agama melalui: a. Peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan program dan kegiatan; b. Peningkatan kualitas kapasitas SDM aparatur pemerintah Kebudayaan Sasaran No. Indikator Baseline (2014) 2018 Sasaran Akhir RPJMN Kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya Peserta Internalisasi Nilai Warisan Budaya (juta) Peserta Internalisasi Nilai-nilai Sejarah (ribu) 1,1 34,5 1, ,21 35,5 2. Apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya Apresiasi karya seni oleh masyarakat (even) 3. Kualitas pengelolaan dalam upaya pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Jumlah mata budaya yang dilestarikan (unit) 4. Kerjasama dan pertukaran informasi budaya antardaerah serta antara Indonesia dan mancanegara Negara yang menjalin hubungan kerja sama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia (Non kumulatif) 5. Kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan dalam mendukung upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan SDM kesenian dan Cagar Budaya (orang) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

407 Arah Kebijakan Pembangunan kebudayaan diarahkan untuk mendukung terwujudnya insan Indonesia yang bermartabat, berkarakter dan berjati diri yang mampu menjunjung tinggi nilai budaya bangsa dan peradaban luhur di tengah pergaulan global, melalui: 1. penguatan karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan berorientasi iptek; 2. peningkatan apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya dengan menyediakan sarana yang memadai serta fasilitasi produksi film yang mengandung pesan-pesan revolusi mental dan restorasi sosial; 3. peningkatan pelindungan, pengembangan, pemanfaatan warisan budaya serta penguatan sistem registrasi warisan budaya yang terstruktur dan akurat; 4. peningkatan promosi budaya antarprovinsi dan promosi budaya Indonesia ke mancanegara; 5. peningkatan kualitas SDM, penelitian dan pengembangan arkeologi, serta sarana dan prasarana untuk pengembangan karya budaya masyarakat Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Sasaran No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 90,34 91,03 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 70,68 70,83 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 3. Jumlah K/L/Pemda yang menerapkan PUG/PPRG Masih sedikit Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Seluruh K/L/Pemda 4. Jumlah bidang pembangunan yang memiliki data terpilah jenis kelamin 5. Jumlah Perundangundangan yang responsif gender Masih sedikit Masih sedikit Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

408 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 6. Jumlah SDM K/L/Pemda yang terlatih PUG/PPRG 7. Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan Masih sedikit Cenderung meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Arah Kebijakan Untuk mencapai sasaran pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tahun 2018, salah satu arah kebijakannya adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, yang dilakukan antara lain melalui strategi: 1. Pelaksanaan review dan harmonisasi peraturan perundang-undangan dan aturan pelaksanaan terkait PUG dan Kekerasan terhadap Perempuan (KtP); 2. Penguatan koordinasi dan kapasitas Tim Penggerak Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) tingkat pusat dan daerah; 3. Peningkatan kapasitas K/L/SKPD untuk percepatan pelaksanaan PPRG dengan memastikan ketersediaan dan kualitas 7 prasyarat PUG/PPRG di K/L/Pemda tersebut; 4. Penguatan sistem dan pemanfaatan data terpilah dan data KtP; 5. Pemanfaatan dana dekonsentrasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan KtP di provinsi/kab/kota; dan 6. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PUG/PPRG dan KtP Perlindungan Anak Sasaran No 1. Indikator Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Baseline 2014 Anak lakilaki: 38,62 persen; Anak perempuan: 20,48 persen (2013) Sasaran Akhir RPJMN (2019) Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun 2. Jumlah Kabupaten/Kota menuju Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 239 Kab/kota n/a n/a RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

409 Arah Kebijakan Arah kebijakan perlindungan anak adalah meningkatkan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak yang optimal, perlindungan anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya, serta efektivitas kelembagaan perlindungan anak, melalui: 1. Peningkatan pemenuhan hak anak dengan menciptakan lingkungan yang ramah anak melalui pelayanan kesehatan ramah anak, pengembangan sekolah ramah anak, penyediaan informasi layak anak, serta mengembangkan partisipasi anak sebagai pelopor dan pelapor dalam rangka mewujudkan kabupaten/kota layak anak. 2. Peningkatan pencegahan kekerasan terhadap anak melalui pelatihan pengasuhan anak serta pengawasan penanganan terpadu korban kekerasan terhadap anak. 3. Advokasi/bimbingan teknis terpadu kepemilikan akta kelahiran 4. Peningkatan kapasitas: (a)perencana lintas K/L/SKPD dalam pelaksanaan Sistem Perlindungan Anak dan (b) kapasitas aparat penegak hukum dalam pelaksanaan Undang-undang No. 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 5. Pelaksanaan kegiatan advokasi dan sosialisasi melalui media publik tentang perlindungan anak termasuk untuk anak yang memerlukan perlindungan khusus 6. Pendampingan pelaksanaan gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di tingkat desa dalam rangka peningkatan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam perlindungan anak 7. Pelaksanaan koordinasi secara berkala untuk penguatan jejaring lintas K/L/SKPD dalam penguatan dan harmonisasi landasan hukum, sistem data anak melalui survei kekerasan terhadap anak, dan peningkatan kapasitas SDM unit layanan terkait perlindungan anak termasuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). 5.3 BIDANG PEMBANGUNAN EKONOMI Pembangunan ekonomi pada tahun 2018 diarahkan untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen (range: 5,4-6,1 persen) secara tematik, holistik, dan terintegrasi dengan memacu investasi dan memantapkan pembangunan infrastruktur untuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas Keuangan Negara Sasaran Dari sisi penerimaan negara, pada tahun 2018 penerimaan perpajakan yang merupakan komponen utama penerimaan negara ditargetkan sebesar 11,0 persen terhadap PDB. Target tersebut didasarkan pada peningkatan basis pajak dari program tax amnesty serta peningkatan konsumsi rumah tangga dan Pemerintah. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

410 Dari sisi pengeluaran negara, sasaran kebijakan keuangan negara ditujukan untuk meningkatkan kualitas Belanja Negara. Belanja subsidi, terutama subsidi energi, terus diturunkan dan dialihkan kepada belanja yang lebih produktif seperti belanja modal untuk pembangunan sarana dan prasarana. Dengan kebijakan tersebut, proporsi subsidi energi adalah sebesar 0,7 persen terhadap PDB dan besarnya Belanja Barang adalah sama dengan tahun Dengan demikian, ruang gerak fiskal lebih tersedia untuk membiayai belanja prioritas dalam bentuk alokasi belanja modal. Porsi Belanja Modal terus meningkat menjadi sebesar 1,8 persen terhadap PDB. Alokasi Belanja Modal tersebut ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Alokasi Belanja Bantuan Sosial ditingkatkan proporsinya terhadap PDB. Sasaran belanja Bantuan Sosial adalah bantuan bagi masyarakat terutama yang berada pada 40 persen lapisan ekonomi terbawah. Pada tahun 2018, sasaran Bantuan Sosial pada Program Keluarga Harapan (PKH) ditingkatkan dari 6 juta keluarga menjadi 10 juta keluarga. Dengan adanya peningkatan penerima PKH tersebut, belanja Bantuan Sosial meningkat pada kisaran 0,6 persen PDB. Selanjutnya upaya untuk meningkatkan kualitas Belanja Negara juga dilakukan pada transfer ke daerah dan dana desa. Transfer ke Daerah dialokasikan secara cermat dan fokus terutama pada perbaikan mekanisme alokasi, penyaluran, dan pemanfaatannya. Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan dengan menggunakan formula dinamis yang disesuaikan dengan pendapatan negara. Dengan demikian, pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola DAU secara optimal. Dana Alokasi Khusus (DAK) ditujukan untuk mengurangi kesenjangan ketersediaan layanan publik di daerah melalui sinkronisasi program antardaerah dan antarsumber pendanaan. Dana Desa ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pada tahun 2018, alokasi Dana Desa meningkat menjadi sebesar 10 persen dari Transfer ke Daerah. Hal ini sesuai dengan amanat UU No 6 Tahun Peningkatan alokasi Dana Desa diharapkan disertai dengan pemantauan terhadap efektivitas pemanfaatan Dana Desa, yang antara lain pengentasan kemiskinan, perbaikan sarana dan prasarana, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Dari sisi pembiayaan, dengan mempertimbangkan kebutuhan pendanaan pembangunan dan adanya ketentuan batas maksimum defisit anggaran yang sebesar 3 persen PDB, ruang gerak fiskal tahun 2018 semakin terbatas. Defisit APBN ditargetkan sebesar 2,2 persen terhadap PDB dan rasio utang terhadap PDB sebesar 30,3 persen. TABEL 5.3 SASARAN FISKAL No Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN Penerimaan Perpajakan (% PDB) 11,0 16,0*) 2 Subsidi energi (% PDB) 0,7 0,6 3 Belanja modal (% PDB) 1,8 3,9 4 Surplus/Defisit APBN (% PDB) -2,2-1,0 5 Rasio utang pemerintah (% PDB) 30,3 20,0 *)termasuk pajak daerah 30-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

411 Arah Kebijakan dan Strategi Perkuatan Untuk mencapai sasaran keuangan negara pada tahun 2018 kebijakan fiskal diarahkan sebagai berikut: 1. Pada sisi penerimaan negara, arah kebijakan difokuskan dalam rangka optimalisasi Penerimaan Perpajakan, antara lain pada: (i) peningkatan efektivitas pengumpulan pajak melalui pembentukan Badan Penerimaan Negara,; (ii) penggalian potensi pajak berbasis sektoral dengan mengoptimalkan fungsi pengawasan,; (iii) penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan, guna mendorong reindustrialisasi yang berkelanjutan, (iv) pemutakhiran database basis pajak, terutama melalui keterbukaan data informasi perbankan, (v) perkuatan penggunaan IT untuk mendukung bidang perpajakan, (vi) peningkatan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, (vii) peningkatan pengawasan pada sektor perdagangan dan Orang Pribadi, dan (viii) peningkatan efektivitas penegakan hukum bagi penyelundup pajak (tax evasion). Catatan: rubah semua koma (,) menjadi titik koma (;) untuk uraian penomoran dalam keseluruhan penulisan 2. Pada sisi Belanja Negara, arah kebijakan difokuskan pada optimalisasi Belanja Negara yang produktif, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, antara lain pada (i) efisiensi belanja non prioritas melalui pengurangan pendanaan bagi kegiatan yang konsumtif dalam alokasi anggaran Kementerian/Lembaga, (ii) rancang ulang kebijakan subsidi guna mewujudkan subsidi yang rasional penganggarannya dan tepat sasaran, (iii) refocusing belanja yang bersifat wajib (mandatory spending); (iv) rancang ulang pemanfaatan anggaran sektor pendidikan yang sebesar 20 persen dari total `APBN agar lebih terencana dan tepat guna, dimana sebagian dana tersebut agar disisihkan sebagai dana abadi pendidikan (Sovereign Wealth Fund); (v) penguatan dan restrukturisasi belanja modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengarahkan pada belanja modal produktif untuk pembangunan kawasan pariwisata, sarana dan prasarana ekonomi produktif, serta daerah perbatasan; (vi) efektivitas belanja bantuan sosial melalui perluasan program yang berdampak langsung pada pengurangan kemiskinan; dan (vii) sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam sasaran penerima bantuan sosial serta menghindari tumpang tindih antar program dengan pemanfaatan basis data terpadu. 3. Pada sisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa, arah kebijakan difokuskan pada peningkatan alokasi dan pemanfaatan serta efektivitas belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa secara proporsional untuk mendukung terlaksananya agenda prioritas, antara lain pada: (i) peningkatan alokasi transfer ke daerah yang menunjang belanja produktif bagi pengembangan ekonomi daerah; (ii) peningkatan dana desa hingga 10 persen dari dan di luar dana transfer ke daerah untuk memenuhi amanat UU No. 6 tahun 2014 dengan prioritas penggunaan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa; (iii) percepatan penyelesaian RUU tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD) yang merupakan revisi dari UU 33/2004; (iv) peningkatan kualitas evaluasi Perda/Raperda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD); (v) peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan PDRD dan (vi) pemberian reward kepada daerah yang berprestasi dalam kinerja. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

412 4. Pada sisi pembiayaan, arah kebijakan difokuskan pada perimbangan antara risiko dan manfaat serta pengelolaan aset, antara lain pada: (i) pemanfaatan Sisa Anggaran Lebih (SAL), (ii) optimalisasi perencanaan dan pemanfaatan pinjaman untuk kegiatan produktif antara lain melalui penerbitan sukuk berbasis proyek, (iii) pengelolaan Surat Berharga Negara melalui pengembangan pasar SBN domestik dan pengembangan metode penerbitan SBN valas yang lebih fleksibel, dan (vi) implementasi manajemen kekayaan utang (Asset Liability Management ALM) untuk mendukung pengelolaan utang dan kas negara. Guna mewujudkan sasaran dan arah kebijakan fiskal kebijakan tersebut dilaksanakan 11 (sebelas) program pembangunan pada Kementerian Keuangan selaku otoritas fiskal. Dari 11 (sebelas) program pembangunan tersebut yang langsung terkait dengan pencapaian sasaran Bidang Keuangan Negara adalah 8 (delapan) program pembangunan, yaitu: (i) Program Pengelolaan Anggaran Negara; (ii) Program Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah; (iii) Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara; (iv) Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang; (v) Program Perumusan Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan; (vi) Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak; (vii) Program Pengawasan, Pelayanan dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai; dan (viii) Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. Selanjutnya, 3 (tiga) program lainnya merupakan program pendukung, yaitu: (i) Program Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Departemen Keuangan; (ii) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Keuangan; dan (iii) Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Keuangan. Selanjutnya ke-11 (sebelas) program pembangunan yang ada di Kementerian Keuangan tersebut disampaikan pada tabel 5.4 TABEL 5.4 PROGRAM DAN SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KEUANGAN UNTUK MENCAPAI SASARAN KEUANGAN NEGARA No Program/ Indikator Sasaran/ Target 1. Program Pengelolaan Anggaran Negara Pengelolaan APBN yang Berkualitas dan PNBP yang Optimal Akurasi Perencanaan APBN (%) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Persentase Implementasi Single Source Database PNBP 2. Program Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perbendaharaan Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Daerah Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 32-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

413 No Program/ Indikator Sasaran/ Target 3. Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perbendaharaan Persentase kinerja pelaksanaan anggaran Kementerian/Lembaga Indeks jumlah Laporan Keuangan K/L dan Laporan Keuangan BUN yang andal dengan opini audit yang baik Indeks kepuasan pengguna layanan 4. Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang Pengelolaan kekayaan negara yang optimal, penyelesaian pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang yang profesional Rasio Utilisasi Aset terhadap Total Aset Tetap Rasio Dana Aktif BUMN/Lembaga di bawah Kemen. Keuangan terhadap Total Ekuitas Jumlah Penerimaan Kembali (recovery) yang Berasal dari Pengeluaran APBN Persentase Hasil Pengurusan Piutang Negara Persentase Hasil Lelang Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 5. Program Perumusan Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan yang berkesinambungan serta kerjasama keuangan internasional yang optimal Persentase rekomendasi kebijakan yang ditetapkan dan/atau diterima Menteri Tingkat akurasi proyeksi asumsi makro Deviasi proyeksi APBN Persentase usulan kebijakan Indonesia yang diadopsi dalam kerja sama ekonomi dan keuangan internasional 6. Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak Penerimaan pajak yang optimal Persentase realisasi penerimaan pajak terhadap target Persentase tingkat kepatuhan formal wajib pajak Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan DJP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

414 No Program/ Indikator Sasaran/ Target 7. Program Pengawasan, Pelayanan dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai i) Optimalisasi pengawasan untuk mendukung fungsi community protection serta border management; dan ii) Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai yang optimal dan peningkatan kelancaran arus barang Sistem Logistik Nasional Waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs clearance) Persentase realisasi penerimaan bea dan cukai terhadap target Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh kejaksaan ( P21) Persentase keberhasilan joint audit 8. Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Pembiayaan dan risiko yang terkendali untuk mendukung kesinambungan fiskal Persentase pengadaan utang sesuai kebutuhan pembiayaan Persentase pencapaian target risiko portofolio utang Persentase pencapaian tingkat likuiditas pasar Surat Berharga Negara Tingkat akurasi pembayaran utang Persentase rekomendasi mitigasi risiko keuangan negara yang diterima/ditetapkan Menteri Keuangan Persentase pencapaian target pemenuhan dukungan pemerintah atas proyek KPBU infrastruktur prioritas 9. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Departemen Keuangan Terwujudnya tata kelola yang baik dan kualitas layanan dan dukungan yang tinggi pada semua Eselon I di Kementerian Keuangan. Rata-rata indeks tata kelola Kementerian Keuangan Indeks kepuasan pengguna layanan Setjen Indeks Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan (BA 015) 10. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Keuangan Persentase Informasi Perbuatan Koruptif yang Dilaporkan ke KPK/Penegak Hukum Pengawasan, Pengendalian mutu dan penegakan hukum yang efektif Persentase Rekomendasi Hukuman Disiplin yang Ditindaklanjuti 34-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

415 No Program/ Indikator Sasaran/ Target 11. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Keuangan Mengembangkan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi Nilai Peningkatan Kompetensi SDM Persentase Jam Pelatihan Pegawai Terhadap Jam Kerja Kementerian Keuangan Persentase Lulusan Pendidikan dan Pelatihan dengan Predikat Minimal Baik Indeks Persepsi Peserta Diklat terhadap Proses Pembelajaran Stabilitas Harga Stabilitas harga merupakan prasyarat utama terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Gejolak dan tingginya inflasi secara langsung dapat mengurangi daya beli masyarakat dan daya saing suatu negara, yang pada akhirnya akan menggerus tingkat kesejahteraan masyarakat. Melihat besarnya dampak inflasi bagi masyarakat, Pemerintah beserta semua pemangku kepentingan perlu mengupayakan langkah-langkah yang nyata untuk menjaga stabilitas harga baik di tingkat regional maupun nasional. Sasaran Sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2018 perlu didukung oleh stabilitas inflasi dan nilai tukar. Pada tahun 2018, inflasi diperkirakan masih menghadapi risiko dari dampak kebijakan lanjutan administered price dan adanya peningkatan harga minyak dunia. Akan tetapi dampak tersebut tidak sebesar tahun 2017, sehingga pada tahun 2018 sasaran inflasi ditargetkan sebesar 4,0 persen (Tabel X.X). Ke depan, seiring dengan semakin meningkatnya koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam pengendalian harga dan didukung oleh terbangunnya sarana dan prasarana logistik pangan, maka sasaran inflasi tahun 2019 sebesar 3,5 persen diprediksi akan dapat tercapai. TABEL 5.5 SASARAN INFLASI 2018 (%) Indikator Sasaran 2018 Sasaran Akhir RPJMN 2019 Tingkat inflasi 4,0 3,5 Sementara itu, pada tahun 2018 nilai tukar diharapkan akan berada pada rentang Rp per USD. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global. Namun demikian, nilai tukar Rupiah akan terus dijaga sesuai fundamentalnya untuk menjaga daya saing ekspor dan surplus neraca berjalan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

416 Arah Kebijakan dan Perkuatan Untuk mencapai sasaran inflasi pada tahun 2018 kebijakan stabilitas harga diarahkan pada pengendalian komponen inti (core), harga bergejolak (volatile food), dan harga diatur pemerintah (administered price). Secara umum, arah kebijakan tersebut difokuskan pada: (i) penguatan infrastruktur logistik pangan di daerah, khususnya pergudangan, penyediaan data lalu lintas barang terutama komoditas pangan; (ii) penggunaan insentif fiskal untuk mendorong pemerintah daerah dalam rangka stabilisasi harga; (iii) penguatan kerjasama antardaerah; (iv) perbaikan pola tanam; (v) penyediaan produk olahan oleh industri pangan; (vi) edukasi masyarakat mengenai pola konsumsi dan alternatif pangan pokok; (vii) serta perkuatan koordinasi antara Pemerintah dengan BI (baik di tingkat pusat maupun daerah) melalui forum Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPI/TPID) yang sudah didukung oleh Peraturan Presiden mengenai Tim Pengendalian Inflasi yang disahkan pada tahun Arah kebijakan stabilitas harga dijabarkan ke dalam strategi pengendalian inflasi nasional. Sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia, strategi pengendalian inflasi nasional tahun 2018 dapat dilihat dalam Tabel 5.6. TABEL 5.6 STRATEGI PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL TAHUN 2018 Aspek Harga Bergejolak (Volatile) Komponen Inflasi Inti (Core) Diatur Pemerintah (Administered Prices) Produksi Menjaga keberlanjutan pasokan dengan perluasan area pertanian dan irigasi Produksi/penanaman varietas pangan sesuai preferensi lokal, untuk mengurangi biaya angkut akibat mendatangkan dari daerah lain Diversifikasi energi dan meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) Insentif untuk pembangunan infrastruktur energi non-bbm Distribusi Membangun jaringan toko tani dan depo bahan kebutuhan pokok Mendorong pengembangan jaringan gas kota untuk mengurangi impor LPG Efisiensi tata niaga dan mengurangi margin pedagang besar Harga dan ekspektasi harga Implementasi Perpres No.71 Tahun 2015 (antara lain penetapan harga, pengelolaan stok, pengendalian ekspor dan impor) Menetapkan harga minimum kabupaten untuk daerah sentra dan melanjutkan harga referensi yang didukung oleh sosialisasi kepada publik dan Kebijakan fiskal yang akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi Membangun kredibilitas kebijakan moneter, antara lain melalui pencapaian sasaran inflasi, konsistensi dan komunikasi kebijakan Mengarahkan nilai tukar agar sesuai dengan fundamentalnya Mengurangi subsidi secara bertahap Penyesuaian harga LPG 3 Kg sesuai harga keekonomian secara bertahap dan tertutup. Review variabel perhitungan struktur biaya transportasi dan review kebijakan penetapan batas atas dan bawah tarif listrik dan 36-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

417 Aspek Harga Bergejolak (Volatile) meningkatkan akses informasi harga pangan Komponen Inflasi Inti (Core) Mengendalikan imported inflation melalui peningkatan ekspor non-sda, misalnya ekspor manufaktur dan penyediaan bahan baku lokal Diatur Pemerintah (Administered Prices) angkutan (antarkota antarprovinsi) Kelembagaan Mengembangkan sistem pembiayaan usaha tani untuk mengurangi ketergantungan kepada tengkulak Menyederhanakan izin terkait infrastruktur listrik Kerjasama antardaerah yang mengalami surplus-defisit komoditas Rancangan untuk menjaga Stabilitas Harga berkaitan erat dengan beberapa Prioritas Nasional (PN). Beberapa PN utama yang terkait dengan stabilitas harga, diantaranya adalah: (i) PN III-Perumahan dan Permukiman, (ii) PN IV-Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, (iii) PN V-Ketahanan Energi, (iv) PN VI-Ketahanan Pangan, (v) PN VII- Penanggulangan Kemiskinan, (vi) PN VIII-Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman, (vii) PN IX-Pengembangan Wilayah, serta (viii) PN X-Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. Masing-masing PN tersebut dijabarkan dalam program K/L terkait. Sebagai contoh, program Kementerian Pertanian dan Program Kementerian Perdagangan yang mendukung stabilitas harga disampaikan pada Tabel 5.7. Alokasi anggaran dari program tersebut melekat pada masing-masing K/L. TABEL 5.7 PROGRAM DAN SASARAN K/L TERKAIT BIDANG STABILISASI HARGA No Program/ Indikator Sasaran/Target Kementerian Pertanian 1. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Meningkatnya akses petani/peternak pada skim kredit program bersubsidi, sistem bagi hasil, komersial, dan bantuan langsung Terbentuknya dan terfasilitasinya Gapoktan dengan Stimulus Dana Penguatan Modal Usaha. 2. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Meningkatnya diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat Jumlah desa mandiri pangan yang diberdayakan 3. Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Mengembangkan Pendidikan Menengah Pertanian Generasi muda pertanian yang mengikuti pendidikan menengah pertanian RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

418 No Program/ Indikator Sasaran/Target Kementerian Perdagangan 1. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Pengembangan Kapasitas Logistik Peningkatan kapasitas pelaku usaha dagang kecil menengah Menurunnya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah Menurunnya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu Meningkatnya Konsumsi Produk Dalam Negeri Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang PDN Pertumbuhan omzet pedagang pasar rakyat tipe A yang telah direvitalisasi Jumlah UKM yang bermitra dengan retail modern Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kementerian Perdagangan 2. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang NonMigas Meningkatnya Pelayanan Bidang Perdagangan Luar Negeri Menurunnya Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor Persentase Capaian Kebijakan Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3. Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Penurunan hambatan tarif dan non-tarif di negara mitra Penurunan rata-rata tarif terbobot di negara mitra FTA (6 negara; berdasarkan baseline 2013) Penurunan index Non - Tariff Measures (baseline tahun 2013 berdasarkan data WTO 4. Program Peningkatan Perdagangan Berjangka Komoditi Meningkatnya pembinaan, pengaturan, pengawasan, dan pengembangan bidang perdagangan berjangka komoditi, sistim resi gudang, dan pasar lelang Jumlah hari penyelesaian perizinan pelaku usaha PBK setelah dokumen lengkap dan benar Pertumbuhan nilai Resi Gudang yang diterbitkan Pertumbuhan volume transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 5. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen Meningkatnya Pemberdayaan Konsumen Meningkatnya kinerja organisasi dan kualitas pelayanan publik Indeks Keberdayaan Konsumen Persentase penanganan pengaduan konsumen Persentase ketepatan waktu penyelesaian pelayanan perijinan bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) 38-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

419 5.3.3 Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian Indonesia. GAMBAR 5.1 KONTRIBUSI UMKM DALAM PEREKONOMIAN (2015) Pada tahun 2015, jumlah UMKM mencapai 60,6 juta unit atau 99,9 persen dari pelaku usaha nasional. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja UMKM mencapai 132,3 juta orang. Selain itu, pada tahun tersebut, kontribusi UMKM dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 61 persen dan meningkat sebesar 2,8 persen dari tahun sebelumnya. Hingga tahun 2015, koperasi yang mewadahi usaha-usaha masyarakat, termasuk UMKM, juga menunjukkan perkembangan yang positif. Selama periode tiga tahun terakhir, jumlah unit koperasi mengalami peningkatan sebesar rata-rata 2,9 persen per tahun, sehingga pada tahun 2015 jumlahnya mencapai unit. Selain itu, selama tahun 2012 hingga tahun 2015 partisipasi masyarakat terhadap keanggotaan koperasi juga mengalami peningkatan seperti ditunjukkan pada peningkatan jumlah anggota koperasi sebesar ratarata 3,5 persen per tahun. Peningkatan keanggotaan tersebut diikuti dengan peningkatan kinerja koperasi yang tercermin dari pertumbuhan rata-rata modal, volume, dan sisa hasil usaha pada periode yang sama yaitu sebesar 27,9 persen, 22,5 persen, dan 25,8 persen. Kendala utama yang masih dihadapi dalam pengembangan usaha mikro terutama berkaitan dengan produktivitas usaha mikro yang masih rendah. Rendahnya produktivitas tersebut berkaitan erat dengan keterbatasan akses usaha mikro ke sumber daya produktif seperti pembiayaan, bahan baku, teknologi, dan informasi. Hal tersebut didukung dengan status usaha mikro yang sebagian besar masih informal dan rendahnya kompetensi pelaku usaha mikro, mulai dari kemampuan manajemen usaha, keterampilan usaha, hingga kemampuan bermitra dengan investor dan usaha besar lainnya. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

420 GAMBAR 5.2 PERKEMBANGAN USAHA KOPERASI Berbeda dengan usaha mikro, kendala yang dihadapi usaha kecil dan menengah lebih kepada keterbatasan kemampuan pelaku usaha kecil dan menengah dalam merespon perubahan pasar yang cepat dan keterbatasan kemampuan untuk dapat bertahan di tengah dinamika perekonomian, baik nasional maupun global. Keterbatasan akses ke sistem pendukung seperti layanan pembiayaan formal dan layanan informasi menjadi penyebab utama keterbatasan kemampuan pelaku usaha kecil dan menengah tersebut. Dari sisi koperasi, kendala utama yang dihadapi berkaitan dengan keterbatasan kemampuan sumber daya manusia koperasi dalam mengelola organisasi dan koperasi yang menekankan pada partisipasi dan kontribusi anggota. Secara umum, UMKM dan koperasi masih perlu mengeksplorasi potensi-potensi pengembangan usaha yang sedang berkembang saat ini, baik dalam lingkup nasional maupun dalam lingkup global, dan terlibat di dalamnya. Modernisasi tata kelola usaha dan organisasi merupakan hal mendasar yang perlu dilakukan oleh UMKM dan koperasi untuk dapat berkontribusi lebih dalam pengembangan ekonomi nasional dan terlibat dalam jaringan produksi dan pemasaran, baik nasional maupun global. Sasaran Sasaran pembangunan bidang UMKM dan Koperasi yaitu pertama, meningkatnya kontribusi UMKM dan koperasi dalam perekonomian yang ditunjukkan dengan pertumbuhan nilai PDB sebesar 6,5-7,5 persen, yang didukung dengan meningkatnya kontribusi serapan tenaga kerja, ekspor non-migas, dan investasi. Kedua, meningkatnya daya saing UMKM yang diukur dari pertumbuhan produktivitas sebesar 5,0-7,0 persen, yang diikuti dengan meningkatnya proporsi UMKM dalam mengakses pembiayaan formal serta peningkatan UMKM dalam menerapkan standardisasi mutu dan sertifikasi produk. Ketiga, tumbuhnya unit wirausaha baru yang memiliki prospek usaha yang tinggi 40-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

421 dan inovatif. Sasaran ini dicapai melalui dukungan sinergi program pusat dan daerah. Keempat, meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi yang ditunjukkan oleh kenaikan modal sendiri (kontribusi anggota) menjadi sebesar 54 persen, yang diikuti dengan pertumbuhan anggota dan volume usaha koperasi. Arah Kebijakan dan Perkuatan Kebijakan pengembangan UMKM dan koperasi diarahkan untuk meningkatkan kesiapan UMKM dan koperasi untuk dapat berdaya saing di pasar nasional dan global melalui peningkatan kapasitas usaha dan organisasi bagi pelaku UMKM dan koperasi, dan penyediaan produk berkualitas baik yang memadai bagi pasar nasional dan global. Strategi perkuatan yang akan dilaksanakan antara lain: 1. Peningkatan kualitas produk dan akses jangkauan pemasaran bagi usaha mikro dan kecil melalui perluasan akses dan jangkauan pemasaran usaha, pengembangan sarana dan prasarana usaha, fasilitasi untuk sertifikasi, standardisasi, merek, dan pengemasan, dan penguatan sistem bisnis bagi koperasi/ sentra usaha mikro; 2. Peningkatan layanan kredit bagi usaha mikro dan akses permodalan usaha melalui peningkatan modal usaha, peningkatan akses usaha mikro untuk memperoleh KUR dan kredit usaha lainnya, dan penyediaan modal awal bagi wirausaha baru; 3. Peningkatan keterampilan dan layanan usaha melalui pengembangan layanan usaha KUMKM di daerah dan peningkatan kompetensi SDM KUMKM melalui pelatihan, pendampingan, dan pemagangan; 4. Peningkatan kompetensi kewirausahaan yang berorientasi pada pertumbuhan melalui pelatihan kewirausahaan dan peningkatan kapasitas perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk dapat memfasilitasi calon wirausaha baru melalui inkubator teknologi; 5. Penguatan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pelatihan bagi SDM koperasi, peningkatan perbaikan tata kelola dan penataan kelembagaan koperasi, fasilitasi kelembagaan usaha koperasi bagi BUM Desa dan kelompok usaha masyarakat, dan peningkatan kemitraan antar KUMKM dan antara KUMKM dengan usaha besar/ investor; dan 6. Peningkatan kemudahan, kepastian, dan perlindungan usaha melalui fasilitasi akta koperasi Perdagangan Dalam Negeri Sasaran No Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat unit unit (Kumulatif) 2. Pemberdayaan Terpadu Nasional Pasar Rakyat 100 unit 450 unit (Kumulatif) 3. Pertumbuhan PDB Riil Sub Kategori Perdagangan Besar dan Eceran 7,7% 8,2 % RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

422 No Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 4. Koefisien Variasi Harga Kebutuhan Pokok Antar Waktu <9 % < 9 % 5. Koefisien Variasi Harga Kebutuhan Pokok Antar Wilayah < 13,8 % < 13 % Arah Kebijakan dan Perkuatan Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri tahun 2018 diarahkan untuk memastikan pencapaian sasaran pembangunan perdagangan dalam negeri dalam RPJMN sehingga perdagangan dalam negeri menjadi lebih efisien dan adil, yang ditempuh melalui: (i) penataan sistem distribusi dan logistik serta tata niaga bahan kebutuhan pokok dan penting; (ii) penumbuhan iklim usaha perdagangan; (iii) penguatan perlindungan konsumen Strategi yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 adalah: 1. Pembangunan sarana dan prasarana perdagangan, dengan fokus pada: (i) pembangunan/revitalisasi pasar rakyat dan pemberdayaan terpadu pasar rakyat sesuai dengan kaidah di dalam SNI Pasar Rakyat; (ii) pembangunan dan pengembangan gudang dengan Sistem Resi Gudang (SRG) terutama bagi gudang yang telah over capacity dan gudang yang sudah berdiri namun belum mengimplementasikan ataupun menerbitkan SRG, dan mengoptimalkan sinergi antara SRG dan pasar lelang; (iii) penyusunan konsep pengembangan Pusat Distribusi Regional (PDR) dan pembangunan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) sesuai kebijakan di dalam Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional; (iv) pembangunan sarana perdagangan lainnya seperti bantuan sarana usaha bagi pedangan mikro, kecil dan menengah serta untuk mendukung kebijakan prioritas presiden, seperti gerai maritim, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok dan penting; (v) mendorong partisipasi PEMDA, Swasta, BUMN, BUMD untuk berkontribusi pada peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perdagangan. Strategi ini juga akan mendukung Prioritas Nasional Ketahanan Pangan dan juga Pembangunan Wilayah. 2. Pengelolaan manajemen informasi harga serta stok, yang akan dilakukan melalui: (i) Implementasi sistem pemantauan harga dan stok bahan kebutuhan pokok di pasar rakyat yang telah mendapat pemberdayaan, pusat distribusi, dan sarana perdagangan lainnya termasuk Gerai Maritim; (ii) pemanfaatan sistem informasi harga dan stok bahan kebutuhan pokok untuk melakukan pengambilan kebijakan pengendalian harga terutama bagi bahan kebutuhan pokok, serta kebijakan impor pangan; (iii) melanjutkan kebijakan pembenahan tata niaga pangan; (iv) memfasilitasi pengembangan perdagangan antar wilayah sebagai upaya mengendalikan harga dan pasokan terutama bahan kebutuhan pokok 3. Peningkatan upaya perlindungan konsumen, yang akan dititikberatkan pada: (i) implementasi strategi nasional dan aksi nasional perlindungan konsumen; (ii) pembenahan regulasi terkait metrologi legal, dan fasilitasi kelembagaan metrologi 42-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

423 legal di daerah; (iii) pelaksanaan kebijakan tertib niaga dengan melibatkan partisipasi masyarakat. 4. Pengembangan iklim usaha perdagangan, yang meliputi: (i) implementasi peta jalan transaksi perdagangan melalui sistem elektronik (e-commerce); (ii) pengembangan kapasitas dan pembinaan PMKM agar dapat bermitra dengan pelaku ritel modern, dan menumbuhkan waralaba serta jumlah pelaku usaha dagang kecil terutama di luar Jawa; (iii) penyederhanaan perijinan atau pendaftaran usaha dan bantuan pembinaan guna mendorong peningkatan jumlah pelaku usaha perdagangan, baik konvensional, maupun berbasis elektronik Kerjasama Ekonomi Internasional Sasaran No Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Penurunan rata-rata tarif terbobot di negara mitra FTA (6 negara; berdasarkan baseline 2013) 2. Penurunan index Non-Tariff Measures (baseline tahun 2013 berdasarkan data WTO) 3. Pertumbuhan nilai ekspor yang menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) Preferensi 7,33 6,78 24,58 20,0 9,0% 10% 4. Persentase pengamanan kebijakan nasional di fora internasional 85,0 % 90,0 % 5. Persentase pemahaman terhadap hasil kerjasama perdagangan internasional 64,0 % 65,0 % Arah Kebijakan dan Perkuatan Dalam rangka mendorong terciptanya kegiatan kerjasama ekonomi internasional yang lebih selektif, dan dengan mengutamakan kepentingan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pada sektor perdagangan (ekspor), pariwisata, dan investasi, maka pada tahun 2018, kebijakan kerjasama ekonomi internasional difokuskan pada peningkatan: (i) koordinasi antar sektor dalam melakukan negosiasi di bidang kerjasama ekonomi internasional; (ii) peran serta Indonesia di bidang kerjasama ekonomi internasional dalam mendukung perekonomian nasional; serta (iii) fasilitasi pemanfaatan hasil kerjasama ekonomi internasional. Arah kebijakan tersebut di atas akan dicapai melalui beberapa strategi, yaitu dengan melakukan: 1. penjajakan terhadap kemungkinan melakukan perjanjian kerjasama ekonomi internasional secara bilateral dengan negara-negara prospektif dan potensial, terutama di kawasan Amerika Latin, Afrika, dan Eropa Timur. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

424 2. pengkoordinasian antar sektor dalam rangka menyelesaikan skema perjanjian kerjasama ekonomi internasional yang masih dalam tahap negosiasi atau perundingan, terutama pada: (a) skema perjanjian kerjasama bilateral, yaitu: (i) Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement; (ii) Indonesia-Chile Free Trade Agreement; (iii) Indonesia-Peru Free Trade Agreement; serta (iv) Indonesia-Turki Free Trade Agreement; (b) skema kerjasama regional, yaitu: (i) persiapan implementasi Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025 dan Master Plan of ASEAN Connectivity 2025; serta (iii) skema kerjasama multilateral, yaitu: Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). 3. peningkatan pemanfaatan hasil-hasil kerjasama perdagangan internasional, antara lain dengan: (i) memperluas peran dan layanan, termasuk menambah jumlah Free Trade Area Center, terutama di daerah-daerah pusat industri yang berorientasi dan berpotensi ekspor; (ii) membangun database perundingan kerjasama ekonomi internasional yang dilakukan oleh Indonesia; dan (iii) mengembangkan sistem informasi yang dapat memfasilitasi para pelaku usaha untuk memanfaatkan hasil-hasil perundingan kerjasama ekonomi internasional. penganalisaan dan perumusan antisipasi dampak ekonomi dari kebijakan perdagangan yang ditempuh oleh Amerika Serikat, antara lain dengan menjajaki peluang membangun kerjasama perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat, termasuk melakukan intensifikasi perdagangan dengan pasar-pasar prospektif lainnya di kawasan Asia dan Eropa Jasa Keuangan Sasaran No Indikator 2017 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1 Peran dan fungsi, serta koordinasi antar lembaga dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan pendalaman pasar keuangan Meningkat Meningkat 2 Ekosistem yang kondusif untuk mendorong akses masyarakat terhadap layanan keuangan dan membangkitkan sektor riil Meningkat Meningkat Arah Kebijakan dan Perkuatan Sasaran pembangunan bidang jasa keuangan akan dicapai melalui arah kebijakan sebagai berikut: 1. Pengembangan dan pelaksanaan agenda dan peta jalan terkait keuangan inklusif dan stabilitas sistem keuangan melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah, dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan. 2. Peningkatan akses layanan jasa keuangan yang inklusif, transparan dan efisien melalui perluasan pemanfaatan inovasi teknologi dalam penyaluran bantuan dan transaksi 44-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

425 pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah desa dengan didukung oleh kerangka regulasi yang proporsional antar resiko, biaya, dan manfaat. 3. Pengurangan kesenjangan penetrasi layanan keuangan di desa dan kota khususnya melalui: (i) peningkatan jumlah agen layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking); (ii) perluasan penggunaan tabungan dengan karakter basic saving account (BSA), pembiayaan mikro, dan asuransi mikro dalam rangka pemberdayaan pelaku Usaha Mikro dan Kecil. 4. Penguatan edukasi keuangan khususnya terkait pemanfaatan inovasi teknologi dalam layanan keuangan serta penguatan regulasi terkait dalam kerangka perlindungan konsumen dan pengaturan integritas dan reliabilitas data yang disajikan perusahaan keuangan. 5. Pengembangan keuangan syariah, antara lain melalui upaya untuk: (i) Mendorong percepatan pengembangan sektor keuangan syariah melalui pelaksanaan agenda kerja yang tercantum dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI) melalui Komite Nasional keuangan Syariah (KNKS); (ii) Melaksanakan sosialisasi dan edukasi mengenai keuangan syariah yang dipimpin oleh KNKS kepada pemangkupemangku kepentingan di bidang keuangan dan masyarakat, serta mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat/pelaku usaha tentang keuangan syariah; (iii) Peningkatan peran lembaga keuangan syariah dalam pelaksanaan program Pemerintah dan sistem pembayarannya; (iv) Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam lembaga keuangan syariah, dan (v) Mendorong perbaikan dalam transparansi, akuntabilitas, kepemilikan, dan profesionalisme dalam pengelolaan dana sosial keagamaan Ekonomi Kreatif Sasaran Sasaran pembangunan ekonomi kreatif pada tahun 2018 adalah sebagai berikut: (1) Pertumbuhan PDB ekonomi kreatif sebesar 6,25 persen; (2) Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif sebesar 16,7 juta orang; dan (3) Nilai Ekspor Barang dan Jasa Ekonomi Kreatif sebesar 21,0 Milliar USD. Arah Kebijakan dan Perkuatan Arah kebijakan pembangunan ekonomi kreatif adalah memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di sepanjang rantai nilai yang dimulai dari tahap kreasi, produksi, pemasaran dan distribusi, konsumsi, hingga konservasi. Strategi yang akan dilaksanakan yaitu: 1. Peningkatan kualitas SDM pelaku kreatif. Strategi ini dilaksanakan melalui pengintegrasian kemampuan analisis dan berpikir kreatif dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi; serta bimbingan, pelatihan dan pendampingan. 2. Pengembangan ekosistem yang kondusif melalui penyediaan kepastian usaha dan kreasi (hak atas kekayaan intelektual/hki, formalisasi usaha, dan pajak), fasilitas riset, ruang kreatif, inkubator, insentif, akses permodalan, akses terhadap RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

426 infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta peluang untuk membangun kemitraan dan investasi. 3. Peningkatan akses pasar bagi produk kreatif di dalam dan luar negeri melalui penciptaan dan penguatan brand, fasilitasi untuk membuka pasar baru, dan fasilitasi kebijakan perdagangan juga diperlukan untuk perluasan pasar produk kreatif Badan Usaha Milik Negara Sasaran No Indikator 2017 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1 Peran BUMN sebagai agen pembangunan yang kuat dan berdaya saing Meningkat Meningkat Arah Kebijakan dan Perkuatan Arah kebijakan peningkatan peran BUMN sebagai agen pembangunan yang kuat dan berdaya saing yaitu: 1. Meningkatkan peran BUMN dalam peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat khususnya dalam sektor-sektor prioritas pembangunan. 2. Meningkatkan kinerja BUMN (produktivitas, efisiensi biaya, dan profitabilitas). 3. Melanjutkan upaya restrukturisasi untuk meningkatkan efektivitas dan daya saing BUMN, antara lain melalui pembentukan perusahaan induk (holding) Data dan Informasi Statistik Sasaran No. Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Meningkatnya kepercayaan pengguna terhadap kualitas data BPS 2. Meningkatnya kualitas hubungan dengan sumber data (respondent engagement) 80 persen 80 persen 93 persen 94 persen 3. Memastikan pengendalian mutu yang ekonomis, efektif, dan efisien 11 self assesment 13 self assesment 4. Meningkatnya kualitas hubungan dengan pengguna data (user engagement) 84 persen 84 persen 5. Meningkatnya koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan SSN 150 metadata 150 metadata 46-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

427 Adapun sasaran lain dalam rangka perbaikan kualitas dan ketersediaan data statistik pada tahun 2018 adalah: 1. Perbaikan Statistik untuk mendukung Prioritas Nasional a. Prioritas Nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, yang dititikberatkan pada: ii. i. Penyediaan disagregasi data investasi/pmtb berdasarkan sektor (17 lapangan usaha) dan institusi (pemerintah, swasta, dan BUMN). Pengembangan Data dan Informasi Statistik Ekonomi Kreatif di 34 Provinsi, yang akan dilakukan melalui Survei Ekonomi Kreatif pada tahun Hasil survei ini akan diperoleh informasi dan data yang lengkap terkait subsektor ekonomi kreatif termasuk kontribusinya dalam perekonomi nasional dan daerah. iii. Pengembangan Data dan Informasi Statistik Pariwisata, Penyusunan Nesparnas, dan Tabel I-O Pariwisata. Pada tahun 2018, pengembangan data pariwisata dititikberatkan pada: (i) Keberlanjutan penyusunan Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas), yang mencakup: struktur ekonomi sektor pariwisata, struktur pengeluaran wisatawan dan besarannya, struktur input sektor terkait pariwisata, struktur investasi pariwisata dan kontribusinya dalam investasi nasional, struktur pekerja di sektor pariwisata dan kontribusinya pada pekerja nasional, dan peran sektor pariwisata pada perekonomian nasional; (ii) Pembenahan nesparnas menjadi Tourism Satelite Account (TSA) yang mengikuti kaidah dan standar penyusunan TSA internasional; iv. Penyusunan Tabel Input Output (I-O) khusus sektor pariwisata, yang akan memberikan gambaran struktur sektor pariwisata dalam perekonomian nasional, serta akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam melakukan proyeksi perekonomian nasional khususnya sektor pariwisata, pengaruhnya bagi pertumbuhan ekonomi, sektor-sektor yang mempengaruhi pariwisata, serta ketenagakerjaan pariwisata. b. Ketahanan Pangan, yang akan dititikberatkan pada: i. Perbaikan luas baku lahan sawah, dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jarak jauh (remote sensing) SPOT 6/7 dan pemetaan spasial ii. iii. Perbaikan data produktivitas tanaman padi yang dilakukan melalui survei produktivitas tanaman padi (ubinan), dengan target ubinan pada level Kabupaten/Kota. Perbaikan data produksi beras juga dilakukan dengan melaksanakan survei konversi gabah ke beras dengan target rumah tangga di tingkat Provinsi. Nilai konversi Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah Kering Giling (GKG) yang ada saat ini menggunakan hasil dari Survei Susut Panen dan Pasca Panen Gabah/Beras yang dilakukan oleh BPS dan Kementerian Pertanian tahun 2012, dimana pemutakhiran nilai konversi gabah perlu dilakukan minimal setiap tiga RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

428 iv. tahun. Survei ini akan menghasilkan data konversi gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan gabah kering giling (GKG) ke beras. Perbaikan data luas panen dengan penerapan penginderaan jarak jauh (remote sensing) oleh LAPAN dan penerapan metode kerangka sampling area (KSA) oleh BPPT untuk menghitung luas panen padi dengan target pada level Kecamatan seluruh Indonesia. Data yang dihasilkan antara lain jumlah indikator/data terkait dengan luas panen, luas tanam, dan prediksi luas panen. Metodologi kerangka sampling area (KSA) diharapkan dapat menggantikan metode eye estimate yang selama ini digunakan dan tingkat akurasinya yang rendah. Uji coba survei KSA sudah dilakuan sejak tahun 2015 di dua kabupaten sentra produksi beras nasional, yaitu Indramayu dan Garut, Jawa Barat; kemudian dilanjutkan uji coba kedua tahun 2016 di seluruh kabupaten di Propinsi Jawa Barat, serta uji coba ketiga di semua propinsi di Pulau Jawa pada Survei tersebut diantaranya akan mengambil sampel blok sensus dan sampel rumah tangga petani padi dan rumah tangga untuk pengukuran lahan sawah. Sebagai negara besar dengan wilayah yang luas, pengumpulan data melalui metode remote sensing dan KSA merupakan metode yang optimal dan dapat mewakili semua variasi yang ada termasuk kondisi pada daerah-daerah yang sulit dijangkau transportasi. v. Pelaksanaan survei pertanian antar sensus (SUTAS) dengan target blok sensus, pada level Kabupatan/Kota. SUTAS dilaksanakan pada tahun antara sensus pertanian (ST) tepat pada 2018 yang mencakup 82 indikator. Data yang dihasilkan antara lain luas tanam pertanian, jumlah usaha rumah tangga usaha padi, jumlah petani yang mengelola tanaman pangan, besarnya luas tanam palawija lainnya per sub round, jumlah rumah tangga yang mengusahakan pertanian. 2. Kegiatan Statistik Periodik, yang wajib dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu: a. Survei Biaya Hidup (SBH), yang digunakan sebagai dasar penghitungan inflasi nasional, dan dilaksanakan setiap lima tahun. Hal ini sangat perlu dilakukan karena: adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dalam lima tahun serta adanya cakupan inflasi bagi provinsi baru. b. Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (NTP), untuk dapat menyediakan data statistik harga produsen perdesaan (sektor pertanian) dan harga konsumen perdesaan. c. Pendataan Potensi Desa, yang akan menghasilkan data terkait infrastruktur desa, sekolah, rumah sakit, aparat desa, keuangan desa, dan sebagainya. d. Pilot Survei Sensus Penduduk 2020 (SP2020), sebagai persiapan pelaksanaan Sensus Penduduk tahun Penyediaan data untuk indikator dan meta data Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), dengan sasaran tahun 2018 adalah tersedianya data dan informasi untuk 321 indikator TPB Indonesia dalam sistem informasi satu data TPB. Indikator TPB Indonesia ini terdiri atas 87 indikator yang sesuai dengan indikator global dan 234 merupakan indikator proksi nasional (Tier 1 dan Tier 2) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

429 4. Pengembangan Satu Data Nasional, dengan sasaran tahun 2018 adalah uji coba implementasi pada seluruh Kementerian/Lembaga, dalam melaksanakan pilot project satu data secara internal dengan bentuk klinik intensif, dan ujicoba integrasi satu data antar tujuh kementerian/lembaga yang telah melaksanakan pilot project pada tahun 2017, serta evaluasi pelaksanaan pada akhir tahun Penyediaan data rutin, untuk menjaga ketersediaan seri data yang berkesinambungan, dan terdiri atas kegiatan survei rutin dan kegiatan kompilasi statistik. Kegiatan survei rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya antara lain adalah: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), Survei Industri Besar dan Sedang, Survei Pertambangan, Energi dan Konstruksi, Survei Harga Konsumen, Survei Harga Perdagangan Besar, Survei Transportasi, Survei Bidang Jasa dan Pariwisata, Survei Tanaman Pangan dan Holtikura, Survei Perkebunan, Survei Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, Penyusunan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan lain sebagainya. Adapun kegiatan kompilasi statistik antara lain adalah: data statistik ekspor dan impor, jumlah wisatawan mancanegara, dan lain-lain. Arah Kebijakan dan Perkuatan Kebijakan data statistik pada tahun 2018 diarahkan untuk mewujudkan ketersediaan data dan informasi statistik yang lebih berkualitas, yang memenuhi kriteria akurat, cepat, relevan, aktual, tepat waktu (timeliness), mudah diakses (accessibility), serta konsisten (koheren); untuk dapat mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan yang lebih berbasis fakta (evidence-based policy). Untuk itu, pengembangan data dan informasi statistik tahun 2018 akan diprioritaskan pada: 1. Pengembangan data dan statistik untuk mendukung perumusan dan implementasi prioritas nasional, terutama prioritas nasional Ketahanan Pangan (program prioritas: peningkatan produksi pangan) serta prioritas nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata (program prioritas: pengembangan pariwisata dan perbaikan iklim investasi). 2. Pelaksanaan survei periodik yang wajib dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu: Pendataan Potensi Desa (Podes), Survei Biaya Hidup (SBH), Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (NTP), dan Pilot Survei Sensus Penduduk Penyediaan data dan informasi untuk memenuhi kebutuhan indikator dan metadata Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) serta pengembangan sistem informasi indikator dan data TPB. Hal ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia terhadap global serta untuk memudahkan dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan TPB di Indonesia. 4. Pengembangan satu data nasional yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi terkini serta peningkatan peran forum data nasional, dengan mengutamakan pada: (i) perbaikan alur koordinasi data antar instansi pemerintah; (ii) transparansi data; (iii) peningkatan layanan publik untuk dapat segera menggunakan data sesuai dengan kebutuhannya; (iv) pengembangan inovasi teknologi informasi; (v) efisiensi, dengan mencegah terjadinya pengulangan dataset dan biaya akuisisi data. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

430 5. Penyediaan data rutin untuk menjaga keberlanjutan data, dengan lebih berkualitas dan tepat waktu, yang antara lain melalui: proses pemutakhiran tepat waktu, peningkatan kualitas metodologi kegiatan statistik sesuai dengan standar nasional dan internasional, peningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai penghasil data yang berkualitas, peningkatan koordinasi dengan instansi penyedia data, peningkatan peran teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pengolahan data. 6. Pelaksanaan reformasi birokrasi lembaga statistik yang meliputi empat pilar meliputi: peningkatan kualitas data, pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia; penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta sarana kerja; dan penguatan kelembagaan dan hubungan dengan sumber data dan pengguna data Ketenagakerjaan Sasaran No Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) PENINGKATAN TATA KELOLA PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN 1 Tersusunnya peta jalan penempatan dan perlindungan pekerja migran 1 peta jalan Peta jalan (grand design) penempatan dan perlindungan pekerja migran 2 Terlaksananya revisi UU No. 39/2004 Revisi UU No. 39/2004 Revisi UU No. 39/ Terbentuknya sistem penempatan pekerja migran zero unskill yang terintegrasi dan berbasis NIK 4 Pusat pelayanan terpadu satu pintu (LTSP) di daerah kantong TKI 1 sistem terintegrasi 20 kabupaten/kota Sistem penempatan pekerja migran zero unskill yang terintegrasi Sistem dan mekanisme pelayanan yang terpadu Arah Kebijakan dan Perkuatan Dalam upaya mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dan meningkatkan pelayanan pekerja migran untuk bekerja di luar negeri, arah kebijakan yang akan ditempuh pada tahun 2018 adalah sebagai berikut: 1. Menyelesaikan penyusunan grand design atau peta jalan penempatan dan perlindungan pekerja migran; 2. Menyelesaikan revisi UU No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri yang menekankan pada aspek perlindungan dan menyusun aturan turunannya; 50-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

431 3. Menyempurnakan sistem informasi pekerja migran dengan menyelesaikan integrasi sistem informasi yang mencatat dinamika pekerja migran yang dimiliki oleh BNP2TKI, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, dinas tenaga kerja, dan pemerintah desa. Nomor Identitas Kependudukan (NIK) menjadi dasar integrasi sistem informasi pekerja migran ini; 4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam peningkatan pelayanan bagi pekerja migran untuk meminimalisasi biaya transaksi, sehingga pelayanan menjadi mudah, murah, dan responsif; 5. Meningkatkan cakupan layanan informasi pasar kerja di daerah dengan pasar kerja luar negeri. 5.4 BIDANG IPTEK Sasaran 1. Meningkatnya dukungan Iptek terhadap peningkatan daya saing produksi melalui hilirisasi hasil penelitian bibit tanaman pangan dan ternak; 2. Meningkatnya dukungan Iptek terhadap keberlanjutan dan pemanfaatan SDA dengan mendorong pemakaian hasil teknologi untuk pengembangan energi baru dan terbarukan; 3. Tersedianya desain pesawat N-219 versi amfibi (seaplane) untuk mendukung pengembangan pariwisata dan logitistik daerah pinggiran dan terpencil; 4. Terbangunnya enam Science dan Techno Park (STP) sebagai percontohan; dan 5. Meningkatnya dukungan bagi kegiatan Iptek termasuk penyediaan SDM, sarpras, kelembagaan dan jaringan. Arah Kebijakan Pembangunan Iptek diarahkan untuk: 1. Peningkatan dukungan Iptek bagi daya saing sektor produksi melalui: a. Penyelanggaraan litbang (riset): dengan output teknologi/produk baru terdifusi ke sektor produksi dengan fokusi pada bidang: (i) pangan dan pertanian; (ii) energi, energi baru dan terbarukan; (iii) kesehatan dan obat; (iv) transportasi; (v) telekomunikasi, informasi dan komunikasi; (vi) teknologi pertahanan dan keamanan; dan (vii) material maju; b. Layanan perekayasaan dan teknologi dalam bentuk penyediaan sarana perekayasaan, disain, dan pengujian; c. Layanan infrastruktur mutu yang mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi, dan pengujian mutu; d. Layanan pengawasan tenaga nuklir yang mencakup pengawasan penggunaan tenaga nuklir di industri, pertanian, kesehatan, dan energi; dan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

432 e. Penguatan kerja sama swasta-pemerintah-perguruan tinggi khususnya untuk sektor pertanian dan industri serta pengembangan wirausahawan pemula lewat pembangunan inkubator dan modal ventura. 2. Peningkatan dukungan Iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang mencakup: a. Sumber daya hayati (bioresources) yang meliputi eksplorasi, konservasi dan peningkatan kemanfaatan flora, fauna, dan mikroba Indonesia bagi kesejahteraan rakyat; serta melindungi flora, fauna, dan mikroba Indonesia dari ancaman kepunahan akibat perdagangan domestik dan internasional; b. Sumber daya nirhayati yang meliputi teknologi eksplorasi dan pengelolaan sumber daya alam, baik mengkaji produk perekayaan teknologi eksplorasi sumber daya kebumian maupun penerapan teknologi pengelolaan sumber daya air terpadu; c. Penginderaan jauh yang meliputi penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek untuk pengembangan penginderaan jauh, antara lain: a) Pemanfaatan data penginderaan jauh; b) Pengembangan satelit; dan c) Pengembangan roket sipil; dan d. Mitigasi perubahan iklim yang meliputi kegiatan pengembangan teknologi hijau, pengukuran emisi karbon, dan penelitian atmosfir, seperti antara lain: konservasi SDA, teknologi proses menuju industri hijau, dan infrastruktur hijau perkotaan. 3. Peningkatan dukungan Iptek dalam rangka penyiapan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju dan modern, melalui perkuatan kontribusi penelitian di bidang sosial dan kemanusiaan dengan membentuk enam simpul (hub) penelitian sosial kemasyarakat di seluruh Indonesia dengan LIPI sebagai pusatnya. 4. Pembangunan Iptek dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar, melalui: (i) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek; (ii) Pembangunan sarana dan prasarana Iptek antara lain revitalisasi Puspitek; (iii) Pembangunan repositori dan diseminasi informasi Iptek; dan (iv) Peningkatan jaringan Iptek melalui konsorsium riset. 5.5 BIDANG PEMBANGUNAN POLITIK Pembangunan Politik Sasaran Sasaran utama Bidang Pembangunan Politik yang akan dicapai pada akhir periode tahun 2018 adalah : 52-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

433 TABEL 5.8 SASARAN UTAMA BIDANG PEMBANGUNAN POLITIK YANG AKAN DICAPAI PADA AKHIR PERIODE TAHUN 2018 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Indeks Demokrasi Indonesia 63,72 74,60 75,00 Indeks Lembaga Demokrasi 72,24 78,00 79,00 Indeks Kebebasan Sipil 79,00 86,00 87,00 Indeks Hak-Hak Politik 46,25 67,00 68,00 2. Skor Indeks Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri N/A Arah Kebijakan Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan bidang politik, maka arah kebijakan dan strategi yang akan ditempuh selama tahun 2018 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan peran kelembagaan demokrasi dan mendorong kemitraan lebih kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil, melalui strategi: (a) Pengembangan kebijakan kepemiluan yang demokratis termasukyang terkait dengan pembiayaan kampanye pemilu danpengawasan pemilu yang partisipatif; (b) Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggarapemilu; (c) Fasilitasi peningkatan peran parpol; (d) Penguatan danpemberdayaan organisasi kemasyarakatan untuk keberlanjutanperannya dalam mendorong proses demokratisasi; (e) Penguatankoordinasi pemantapan pelaksanaan demokrasi pada lembagapemerintah; (f) Penguatan kerja sama masyarakat politik,masyarakat sipil, masyarakat ekonomi, dan media dalammendorong proses demokratisasi. 2. Memperbaiki perundang-undangan bidang politik, yang ditempuh melalui strategi : (a) Pengaturan pembiayaan partai politik melalui APBN/APBD untuk membangun parpol sebagai piranti dasar bangunan demokrasi. 3. Jaminan dan pemenuhan kebebasan sipil, hak-hak dan kewajiban politik rakyat, dan meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik yang akan ditempuh dengan strategi: (a) Pendidikan politik untuk aparatur negara dan masyarakat di pusat dan daerah; (b) Pengembangan pusat pendidikan pemilih dan pengawasan pemilu yang partisipatif; (c) Pendidikan politik bagi kelompok perempuan, politisi perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal/rentan lainnya; (d) Pelaksanaan pendidikan pemilih yang memperhatikan kelompok marjinal. 4. Membangun Keterbukaan Informasi Publik dan Komunikasi Publik, melalui strategi: (a) Pengembangan kebijakan bidang komunikasi dan informasi termasuk keterbukaan informasi publik, pengelolaan dan penyebaran informasi publik; (b) Fasilitasi dorongan bagi pembentukan dan penguatan peran PPID Badan Publik dalam mengelola dan memberikan pelayanan informasi secara berkualitas; RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

434 (c) Penyediaan konten informasi publik berkualitas untuk meningkatkan kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan sosialnya terutama di daerah terdepan, terluar, tertinggal dan rawan konflik; (d) Penguatan media centre, media komunitas, media publik lainnya dan kelompok informasi masyarakat (KIM), sebagai media penyebaran informasi publik yang efektif; (e) Kampanye publik terkait revolusi mental; (f) Penguatan SDM bidang komunikasi dan informasi; (g) Penguatan Government Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat; (h) Penguatan Komisi Informasi Pusat (KIP)/Provinsi dan Dewan Pers. 5. Mendorong masyarakat untuk dapat mengakses informasi publik dan memanfaatkannya, melalui strategi: (a) Penguatan literasi media dalam peningkatan kesadaran, kemampuan dan kapasitas masyarakat untuk memilih dan memanfaatkan media sesuai dengan kebutuhannya; (b) Diseminasi informasi publik terkait dengan prioritas program pembangunan nasional melalui berbagai media. 6. Meningkatkan kualitas penyiaran, melalui strategi: (a) Penguatan/penegakan peran Komisi Penyiaran Indonesia dalam menjaga keragaman dan kualitas konten pada Lembaga Penyiaran Publik (LPP) dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS). 7. Menguatkan iklim kondusif bagi berkembangnya demokrasi yang beradab, memelihara perdamaian, dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan, yang akan ditempuh dengan strategi: (a) Penyusunan Rencana Aksi Tim Terpadu tentang Penanganan Konflik Sosial; (b) Pengembangan kebijakan pemeliharaan perdamaian berlandaskan wawasan kebangsaan dan karakter bangsa; (c) Pembangunan/penguatan pusat pendidikan kebangsaan dan karakter bangsa yang terintegrasi dan komprehensif, serta menjunjung tinggi penghormatan pada multikulturalisme dan HAM, meningkatkan kualitas sikap toleransi dan menghormati perbedaan, dan anti diskriminasi; (d) Peningkatan wawasan kebangsaan dan karakter bangsa bagi aparatur negara dan masyarakat; (e) Pelembagaan forum komunikasi, konsolidasi, dan dialog untuk pemantapan demokrasi, dan penanganan konflik/kewaspadaan dini di masyarakat; (f) Penguatan kelembagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan konflik; (g) Penguatan koordinasi antarlembaga pemerintah, pemerintah pusat dan daerah, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pemeliharaan perdamaian; (h) pengembangan sistem komunikasi antara pemerintah dan masyarakat; (i) perbaikan peta potensi kerawanan konflik di tingkat nasional dan daerah; (j) Penyusunan data base pemetaan nilai-nilai dasar yang berasal dari kebudayaan yang ada di Indonesia; (k) Penerapan sistem deteksi dini konflik; (l) Kampanye revolusi mental di kalangan aparatur pemerintah dan BUMN/BUMD. 8. Menciptakan iklim kondusif untuk penanganan terorisme dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman terorisme, melalui strategi: (a) Pengembangan jaringan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT); (b) Penguatan penanggulangan terorisme terkait dengan pencegahan bagi berkembangnya ideologi dan gerakan radikal terorisme (c) Penguatan penanggulangan terorisme terkait penindakan ideologi radikal terorisme, organisasi radikal dan anti Pancasila; (d) Penguatan kerja sama bilateral, regional, dan global 54-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

435 tentang counter terrorism, berbasis negara dan masyarakat sipil; (e) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan penanggulangan terorisme kepada aparat negara dan masyarakat sipil Politik Luar Negeri Sasaran TABEL 5.9 SASARAN POLITIK LUAR NEGERI No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Skor Indeks Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri N/A Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kualitas perlindungan WNI/BHI di luar negeri melalui strategi penguatan sistem kelembagaan perlindungan WNI/BHI di luar negeri; penguatan Diplomasi Perlindungan WNI/BHI di luar negeri; penguatan penyelesaian kasus WNI/BHI; pembangunan sistem administrasi kependudukan luar negeri. 2. Meningkatkan kesiapan publik domestik dan meningkatnya peran (kontribusi) dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN melalui strategi penguatan Sekretariat Nasional ASEAN Indonesia, termasuk penyusunan Grand Strategy Pemanfaatan ASEAN dan peningkatan peran/kepemimpinan Indonesia di ASEAN. 3. Menguatkan diplomasi ekonomi Indonesia dalam forum bilateral, multilateral, regional dan global melalui strategi penguatan diplomasi perluasan pasar prospektif. 4. Meningkatkan peran Indonesia dalam kerja sama selatan selatan dan triangular melalui strategi pembentukan single agency KSST dan penguatan pelaksanaan KSST di Kawasan Asia, Pasifik, Afrika dan Amerika Latin. 5. Memperkuat diplomasi politik dan keamanan Indonesia melalui strategi peningkatan partisipasi Indonesia dalam pengiriman pasukan pemelihara perdamaian dan penguatan diplomasi Indonesia di PBB yang efektif; 6. Memperkuat diplomasi maritim Indonesia melalui strategi peningkatan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai kerjasama maritim internasional, meningkatkan peran aktif Indonesia dalam menciptakan dan menjaga perdamaian dan keamanan kelautan; peningkatan kepemimpinan dan peran aktif dalam penyusunan norma internasional bidang kelautan dan percepatan perundingan penetapan batas maritim, penetapan ekstensi landas kontinen dan pembakuan nama pulau. 7. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global melalui strategi pelaksanaan kerja sama internasional dalam mengatasi masalah global yang mengancam umat manusia, seperti penyakit menular, perubahan iklim, penyebaran senjata ringan ilegal, dan peredaran narkotika; dan fasilitasi untuk mendorong penempatan putra-putri terbaik RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

436 Indonesia di dalam organisasi internasional dan regional khususnya di PBB, OKI dan Sekretariat ASEAN. 8. Meningkatkan promosi dan pemajuan demokrasi dan HAM melalui strategi promosi demokrasi dan HAM di tingkat regional dan internasional dan pemantapan dialog HAM dan interfaith di level bilateral, regional dan internasional. 9. Menata kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif yang dilandasi kepentingan nasional dan jati diri sebagai negara maritim dan infrastruktur diplomasi Indonesia melalui strategi evaluasi dan konsolidasi perwakilan Republik Indonesia di luar negeri secara regular untuk melaksanakan kebijakan polugri yang berkarakter bebas aktif, berlandaskan kepentingan nasional dan jatidiri negara maritim; dan perluasan partisipasi publik dalam proses perumusan kebijakan dan diplomasi. 5.6 BIDANG APARATUR Sasaran TABEL 5.10 SASARAN BIDANG APARATUR No Indikator Satuan A. Sasaran 1: Implementasi e-government yang terintegrasi 1. Indeks e-government Nasional 2015 (Baseline) Target a. Kementerian/Lembaga skor 2,66 3,3 3,4 b. Provinsi Skor 2,2 3,3 3,4 c. Kabupaten/Kota skor 2,3 3,3 3,4 B. Sasaran 2: Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas 1. Tingkat Kepatuhan atas Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Zona Hijau) a. Kementerian % b. Lembaga % 10 77,5 100 c. Provinsi % 9 77, d. Kabupaten/Kota % 1 45,25 60 C. Sasaran 3: Birokrasi yang efektif dan efisien 1. Persentase Instansi Pemerintah yang Memiliki Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B ke atas) a. Kementerian/Lembaga % RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

437 No Indikator Satuan 2015 (Baseline) Target b. Provinsi % NA c. Kabupaten/Kota % NA Penggunaan E-Procurement terhadap Belanja Pengadaan % D. Sasaran 3: Birokrasi yang bersih dan akuntabel 1. Opini WTP atas LaporanKeuangan a. Kementerian/Lembaga % b. Provinsi % c. Kabupaten % d. Kota % Tingkat Kapabilitas APIP (Level 3)* a. Kementerian/Lembaga % NA b. Provinsi % NA c. Kabupaten/Kota % NA Tingkat Kematangan (Maturitas) SPIP (Level 3)* a. Kementerian/Lembaga % NA b. Provinsi % NA c. Kabupaten/Kota % NA Instansi Pemerintah yg Akuntabel (Skor B atas LAKIP) a. Kementerian/Lembaga % 60, b. Provinsi % 30, c. Kabupaten/Kota % 2, Arah Kebijakan Kebijakan pembangunan bidang aparatur negara diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas dan perluasan cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi pada seluruh instansi pemerintah, dengan strategi: RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

438 1. Penerapan e-government yang terintegrasi, dengan menerapkan aplikasi generik berbagi pakai pada instansi pemerintah di pusat dan daerah antara lain berkaitan dengan e-office, e-planning, e-budgetting, e-performance, e-procurement, e-service, e- MSDM, dan e-arsip, serta membangun satu pangkalan data center nasional; 2. Peningkatan standar kualitas pelayanan dan penguatan kapasitas aparatur pelayanan publik, antara lain melalui optimalisasi penerapan standar pelayanan publik, standar pelayanan minimum pada seluruh unit dan bidang pelayanan publik, pengembangan budaya pelayanan, serta pendidikan dan pelatihan aparatur pelayanan; 3. Penguatan tata kelola pemerintahan dan manajemen sumber daya manusia aparatur, antara lain melalui penataan kelembagaan LPNK, optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi instansi pemerintah, penyusunan grand design administrasi publik, dan pengembangan kapasitas ASN nasional; 4. Peningkatan integritas dan akuntabilitas kinerja birokrasi, antara lain melalui pengembangan dan implementasi sistem integritas aparatur, penguatan sistem pengawasan melalui optimalisasi penerapan SPIP, penguatan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan penguatan kapasitas dan kualitas pengadaan barang/jasa pemerintah. 5.7 BIDANG PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN TATA RUANG Informasi Geospasial Sasaran Perencanaan pembangunan yang memiliki kualitas baik dihasilkan melalui proses penyusunan dan analisa berbasis bukti, data dan informasi (evidence based information) yang berasal dari seluruh pemangku kepentingan baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat untuk dapat menghasilkan rencana pembangunan yang holistik. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional telah mengamanatkan bahwa dalam kerangka kegiatan perencanaan pembangunan harus mengintegrasikan aspek wilayah/spasial ke dalamnya. Aspek wilayah/spasial dapat berupa data dan informasi spasial yang akurat dan dapat dipertanggunjawabkan. Tantangan yang seringkali dihadapi diantaranya adalah belum adanya kesesuaian antara rencana pembangunan dengan rencana tata ruang sebagai perwujudan aspek spasial, dan masih terjadi tumpang tindih jenis dan kepemilikan data antar pemangku kepentingan sebagai produsen dan pemilik data. Pada tahun 2014, Badan Informasi Geospasial (BIG) selaku koordinator dan penanggungjawab data dan Informasi Geospasial nasional telah membentuk infrastruktur data spasial nasional yaitu Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN). Namun kondisinya saat ini masih banyak data dan informasi geospasial yang tidak dapat diakses atau hanya secara terbatas. Pembatasan akses dipicu oleh regulasi yang ada maupun adanya ego sektoral di antara instansi pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah mengenai kepemilikan dan keengganan untuk berbagi pakai data. Di sisi lain, instansi pemerintah pusat dan/atau daerah juga dihadapkan pada masalah kapasitas sumberdaya manusia 58-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

439 maupun infrastruktur yang masih terbatas untuk mengumpulkan, mengolah, dan mengelola data. TABEL 5.11 SASARAN PEMBANGUNAN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL No Indikator Satuan Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1 Penyelenggaraan Standarisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial a Jumlah Simpul Jaringan IG yang dikembangkan Simpul Jaringan b Jumlah simpul Jaringan IG yang dibangun Simpul Jaringan c Jumlah simpul Jaringan IG yang dibina Simpul Jaringan d Jumlah SDM tersertifikasi Orang Pembangunan Informasi Geospasial Dasar a Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) dan Lingkungan Laut Nasional (LLN) NLP 72 NLP 76 NLP 224 NLP b Tanda batas negara Pilar c d Survei Penamaan dan Pendaftaran Pulau Peta Rupabumi Indonesia Skala Kecil dan Menengah Pulau NLP Arah Kebijakan Untuk mencapai sasaran utama, arah kebijakan pembangunan data dan informasi geospasial di tahun 2018 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan koordinasi penyelenggaraan Informasi Geospasial, melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) bidang Informasi Geospasial secara rutian setiap tahun 2. Optimalisasi penyebarluasan dan pemanfaatan data dan informasi geospasial yang akurat dan mutakhir untuk perencanaan pembangunan melalui: a. Pengembangan Clearinghouse Data dan Informasi Geospasial di tingkat nasional b. Standardisasi dokumentasi, pengumpulan, pengelolaan, dan pertukaran data 3. Pemenuhan SDM pengelolaan dan penyebaran data dan informasi geospasial melalui: a. Peningkatan kerjasama dengan lembaga pendidikan atau perguruan tinggi dalam menentukan kurikulum pendidikan di bidang data dan informasi geospasial. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

440 b. Pengadaan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan dan penyebaran data dan informasi geospasial 4. Penyelenggaraan data dan informasi geospasial untuk mendukung Program Prioritas lain percepatan pembangunan KEK Sorong, percepatan pembangunan KEK Tanjung Kelayang dan Reforma Agraria, melalui: a. Penyediaan Peta Dasar Skala 1:5000 untuk Penyusunan RDTR di sekitar KEK b. Penguatan simpul jaringan dalam JIGN c. Pengelolaan Infrastruktur Investasi Geospasial Nasional d. Penyediaan Peta Morfometri Bentang Lahan skala 1: e. Penyediaan Peta Penutup Lahan skala 1: f. Penyediaan Peta Sistem Lahan skala 1:50.000, g. Penyediaan Peta Rupabumi Indonesia Termutakhirkan, h. Akuisisi Data Informasi Geospasial Dalam Rangka Penyediaan Peta Rupabumi Indonesia Termutakhirkan i. Penyediaan Jaring InaCORS j. Pelaksanaan Asistensi/Supervisi dalam penyusunan peta dasar pertanahan k. Penyediaan Informasi Geospasial Tematik Potensi SDA Pulau-Pulau Kecil. 5. Penyediaan teknologi dan industri penyelenggaraan Informasi Geospasial secara mandiri, melalui: a. Penguatan kerjasama luar negeri di bidang Informasi Geospasial b. Penguatan kemitraan antar akademisi, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan industri dan kemandirian teknologi Informasi Geospasial nasional Tata Ruang Sasaran Pembangunan Bidang Pembangunan Kewilayahan dan Tata Ruang meliputi: TABEL 5.12 SASARAN PEMBANGUNAN BIDANG TATA RUANG No Indikator Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1 Tersedianya peraturan perundang-undangan Bidang Tata Ruang yang lengkap, harmonis, dan berkualitas a Proses legislasi peraturan perundangan Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN) - 1 Peraturan Perundangan 1 Peraturan Perundangan 60-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

441 No Indikator Sasaran Akhir RPJMN (2019) b Harmonisasi peraturan perundangan - 1 Kajian: Bidang TR dengan Bidang Pertanahan (pemanfaatan ruang bawah bumi) 5 Kajian 2 Meningkatnya kapasitas kelembagaan Bidang Tata Ruang a Terbentuknya forum masyarakat dan dunia usaha dalam rangka pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang - Terbentuknya percontohan forum masyarakat di 5 kota/kab Tersusunnya tata cara pembentukan dan tata kerja forum masyarakat dan dunia usaha Terselenggaranya pembinaan SDM Bidang Tata Ruang di pusat dan daerah dengan kurikulum terstandarisasi - Terlaksananya pembinaan SDM Bidang Tata Ruang di pusat dan daerah dengan menggunakan kurikulum yang terstandarisasi Terlaksananya evaluasi pembinaan SDM bidang tata ruang di pusat dan daerah yang menggunakan kurikulum terstandarisasi 3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang a Penyediaan peta skala 1:5000 untuk RDTR 260 RDTR 1319 RDTR Penyusunan Peraturan Zonasi yang lengkap untuk menjamin implementasi RTR 5 Peraturan Zonasi KSN Perbatasan Tersusunnya Peraturan Zonasi untuk seluruh KSN Perbatasan Arah kebijakan 1. Meningkatkan ketersediaan regulasi bidang tata ruang yang efektif dan harmonis dicapai melalui: (a) Proses legislasi peraturan perundangan-undangan PRUN (b) harmonisasi antar peraturan perundangan 2. Meningkatkan pembinaan kelembagaan penataan ruang dicapai melalui: (a) peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha (b) Pembinaan SDM Bidang Tata Ruang di pusat dan daerah dengan menggunakan kurikulum yang terstandarisasi 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dicapai melalui: (a) Penyediaan peta skala 1:5000 untuk RDTR (b) penyusunan Peraturan Zonasi yang lengkap untuk menjamin implementasi RTR. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

442 5.7.3 Perkotaan Sasaran Sasaran pembangunan wilayah dan tata ruang untuk pembangunan perkotaan tahun 2018 adalah sebagai berikut: No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1 Pembangunan kawasan metropolitan baru di luar Pulau Jawa-Bali 2 Peningkatan peran dan sekaligus perbaikan manajemen pembangunan di kawasan perkotaan Metropolitan yang sudah ada - 3 Kawasan Metropolitan - 6 Kawasan Metropolitan 3 Kawasan Metropolitan 7 Kawasan Metropolitan 3 Optimalisasi kota otonom berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa 43 kota belum optimal perannya 15 Kota Otonom Sedang 20 Kota Otonom Sedang 4 Pembangunan 10 Kota Baru - 8 kota baru 10 kota baru Arah Kebijakan Pembangunan perkotaan memiliki nilai penting dalam pemenuhan Nawacita ketiga yakni pengurangan kesenjangan dengan fokus membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam hal ini dapat dimaknai dengan memperkuat kota di luar Jawa dan Bali. Kota-kota di Indonesia perlu dipersiapkan untuk menjadi Kota Masa Depan Berkelanjutan yang mampu mengelola urbanisasi serta menghadapi tantangan perkotaan secara global. Arah pembangunan perkotaan tahun 2018 untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus untuk mendukung dua Prioritas Nasional yaitu: Perencanan Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan dengan arah kebijakan yang meliputi: 1. Penguatan Tata Kelola Pembangunan Perkotaan, melalui: a. Menyusun peraturan perundangan yang terkait dengan Pengelolaan Perkotaan, Standar Pelayanan Perkotaan (SPP), Kebijakan Perkotaan dan berbagai peraturan teknis lainnya dalam rangka perwujudan Kota Berkelanjutan; b. Mengembangkan sistem pengendalian dan fasilitasi pengelolaaan perkotaaan dan pemenuhan SPP dalam rangka perwujudan Kota Berkelanjutan; c. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan inovatif; d. Menyelenggarakan sosialisasi, pendidikan, pelatihan dan pembinaan bagi aparatur pemerintah dalam mengelola Kota Berkelanjutan; e. Mempercepat pembangunan perkotaan melalui mekanisme dan lembaga kerjasama pembangunan antar kota dan antara kota-kabupaten, baik dalam negeri dan luar negeri (sister city); f. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota melalui pencitraan kota (city branding) 62-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

443 2. Pengembangan Wilayah, melalui: a. Mengembangkan wilayah perkotaan metropolitan dan besar dengan: Meningkatkan peran dan fungsi kawasan metropolitan melalui: (i) revitalisasi kelembagaan, penguatan kerangka hukum, dan penyediaan pendanaan; (ii) Merencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP); (iii) Membangun kota hijau (green city) dalam skala; (iv) Mengembangkan kota yang berketahanan iklim dan bencana (resilient city); (v) Mengembangkan kota cerdas (smart city) yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); b. Mengembangkan wilayah perkotaan Sedang melalui: (i) Mengembangkan simpul transportasi antar PKN dan PKW; (ii)merencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam bentuk sarana prasarana permukiman, transportasi publik, sarana prasarana; (iii) Membangun kota hijau; (iv) Mengembangkan kota yang berketahanan iklim dan bencana (resilient city). c. Mengembangkan Kawasan Perkotaan di Kabupaten melalui: (i) Merencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP); (ii) Merencanakan dan mengembangkan Kota Baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa Bali Kawasan Strategis Sasaran No. Indikator Baseline 2014 *) 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) 1. Pembangunan Kawasan Strategis Pembangunan Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa Kawasan Pedagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) 4 KPBPB 4 KPBPB 4 KPBPB Kawasan Ekonomi Khusus 7 KEK 11 KEK 14 KEK Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)yaitu meningkatkan nilai tambah dan nilai investasi kawasan melalui strategi: 1. Pengembangan potensi pariwisata dan hilirisasi industri dikawasan KPBPB 2. Pembangunan infrastruktur pendukung kawasan melalui skema KPBU 3. Optimalisasi peran dan fungsi Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk mempermudah perizinan investasi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

444 4. Optimalisasi pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Politeknik untuk peningkatan kualitas SDM dan tenaga kerja profesional bidang industri Arah kebijakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu (1) mempercepat pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah terutama di luar Jawa dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur; serta (2) meningkatkan pertumbuhan investasi di luar Pulau Jawa melalui strategi: 1. Percepatan pengadaan lahan kawasan 2. Percepatan hilirisasi industri berdasarkan potensi wilayah 3. Percepatan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan 4. Peningkatan kualitas SDM lokal di bidang industri dan pariwisata dengan pemanfaat Balai Latihan Kerja (BLK) dan Politeknik 5. Pengelolaan tata kelembagaan yang baik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 6. Peningkatan promosi investasi untuk menjaring lebih banyak investor 5.8 BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA Sasaran Sasaran utama bidang pembangunan sarana dan prasarana pada tahun 2018 adalah sebagai berikut: TABEL 5.13 TABEL SASARAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA TAHUN 2018 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) Sub bidang Perumahan dan Permukiman 1. Meningkatnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terhadap hunian layak a. Tersalurkannya bantuan pembiayaan perumahan Angka kekurangan rumah (backlog) perspektif kepenghunian sebesar 7,6 juta rumah tangga KPR FLPP: rumah tangga KPR swadaya: rumah tangga Bantuan uang muka: rumah tangga Angka kekurangan rumah (backlog) perspektif kepenghunian sebesar 5 juta rumah tangga melalui: KPR FLPP: rumah tangga KPR Swadaya: rumah tangga b. Terfasilitasinya bantuan pembiayaan Kredit Konstruksi unit 64-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

445 No Indikator Baseline c. Terfasilitasinya penyediaan hunian layak melalui pembangunan baru Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Rumah Swadaya: rumah tangga Sasaran Akhir RPJMN (2019) Bantuan uang muka: rumah tangga Bantuan stimulan pembangunan baru rumah swadaya: rumah tangga d. Terfasilitasinya penyediaan hunian layak melalui peningkatan kualitas secara swadaya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar 3,4 juta rumah tangga Peningkatan kualitas hunian rumah tangga Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar 1,9 juta rumah tangga melalui peningkatan kualitas hunian layak untuk 1,5 juta rumah tangga 2. Berkurangnya kawasan permukiman kumuh menjadi 0 persen a. Meningkatnya kualitas permukiman kumuh daerah perkotaan Penanganan Ha (Kondisi kumuh 100 persen) Penanganan Ha (Kondisi kumuh 15 persen) Penanganan Ha (Kondisi kumuh 0 persen) b. Meningkatnya kualitas permukiman kawasan khusus Ha Ha 3. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan a. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan bangunan gedung Seluruh kabupaten/kot a Seluruh kabupaten/kot a Seluruh kabupaten/kota b. Terselenggaranya penataan bangunan 54 Kawasan* m m 2 c. Terselenggaranya bangunan gedung 54 Kawasan* m m 2 4. Meningkatkan akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan a. Proporsi rumah tangga yang memiliki akses air minum b. Proporsi rumah tangga yang memiliki akses pengelolaan air limbah domestik 70 persen 92 persen 69,42 persen (Akses Layak 61,1 persen; Akses Dasar 8,34 persen) 91,60 persen (Akses Layak 77,85 persen; Akses Dasar 13,7 persen) 100 persen 100 persen (85 persen akses layak dan 15 persen akses dasar) c. Cakupan pelayanan persampahan perkotaan 48,1 persen (47,7 persen sampah terangkut; dan 0,4 persen sampah diolah melalui 3R 89,62 persen (73,54 persen sampah terangkut; dan 16,08 persen sampah diolah melalui 3R 100 persen (80 persen sampah terangkut dan 20 persen sampah diolah melalui 3R) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

446 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) Sub bidang transportasi 1 Pengembangan Pelabuhan Non Komersil (lokasi) (kumulatif) 2 Rata-rata dwelling time (hari) Terbangunnya jalur KA termasuk jalur ganda (Km) 954, , (kumulatif) 4 Terbangunnya jalan baru (Km) (kumulatif) 5 Pengembangan jalan tol (Km) (kumulatif) 6 Terbangunnya bandara baru /peningkatan bandara yang ada 1 15 (lanjutan) 15 (kumulatif) 7 Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Udara (trayek) 8 Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Laut (trayek) 9 Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Sungai dan Penyeberangan (trayek) 10 Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut Pengembangan pelabuhan penyeberangan (kumulatif) 12 Pembangunan (penyelenggaraan) kapal perintis 13 Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Jalan (trayek) 14 Tersedianya Subsidi Perintis Kereta Api (lintas) 15 Meningkatnya Pangsa pasar angkutan umum (%) 50 0* 104 (kumulatif) Berkembangnya jaringan kereta api perkotaan (kota) 17 Berkembangannya sistem BRT dan Transit (kota) 2 8 (kumulatif) (kumulatif) 10 (kumulatif) 34 (kumulatif) 18 Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api (kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api) 19 Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan (% dari kondisi baseline) 0,042 0,028 < 0, RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

447 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) Sub bidang Komunikasi dan Informatika 1 Persentase jangkauan siar dan jangkauan populasi dalam negeri (LPP TVRI) 32 wilayah; 41 populasi 61,4 wilayah; 78,2 populasi 72 wilayah; 88 populasi 2 Persentase jangkauan siar dan jangkauan populasi dalam negeri (LPP RRI) 69 wilayah; 77 populasi 89 wilayah; 92 populasi 94 wilayah; 94 populasi 3 Jumlah BTS yang dibangun di daerah blank spot 286 unit (jumlah existing) unit 4 Jumlah penyediaan akses internet di wilayah non komersial 5 Kantor Pos Cabang Layanan Universal (KPCLU) yang beroperasi 6 Persentase jangkauan pemancar TV digital terhadap populasi N/A lokasi Indeks e-government nasional 2,7 3,2 3,4 Sub Bidang Energi dan Ketenagalistrikan 2 1 Ketenagalistrikan Rasio Elektrifikasi (%) 84, ,6% Konsumsi Listrik per Kapita (kwh) Energi Kilang Minyak (unit) 0 Pelaksanaan EPC dan PMC 1 Pembangunan FSRU/Regasifikasi (unit)* Jaringan Pipa Gas (kumulatif, km) Pembangunan SPBG (unit)* Catatan: *Dibangun oleh Badan Usaha (BU). ** Merupakan target tahunan: 2014 angka realisasi. Peningkatan sambungan rumah termasuk kerjasama dengan BU dan diharapkan pada tahun 2019 secara kumulatif mencapai lebih kurang 1,3 juta SR. *** Hanya mencakup jumlah SR yang dibangun melalui APBN 2 Sebagaimana tertuang pada Bab 4 Prioritas Nasional Kedaulatan Energi RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

448 No Indikator Baseline Sasaran Akhir RPJMN (2019) Sub bidang Sumber Daya Air 1 Pembangunan jaringan irigasi hektar hektar (akumulasi) hektar 2 Rehabilitasi jaringan irigasi hektar hektar (akumulasi) hektar 3 Pembangunan pengendali banjir 4 Pembangunan pengaman pantai 5 Pembangunan pengendali Lahar/Sedimen km 798,22 km (akumulasi) km 277 km 130,34 km 531 km (akumulasi) 179 buah 45 buah (akumulasi) 95 buah 6 Pembangunan bendungan 11 selesai 21 dalam pelaksanaan 18 selesai 39 dalam pelaksanaan 29 selesai 36dalam pelaksanaan 7 Pembangunan embung/bangunan penampung air buah 197 buah (akumulasi) 625 buah 8 Pembangunan air baku 51,43 m 3 /detik 22,43 m 3 /detik(akumulasi) 67 m 3 /detik Arah Kebijakan 1. Sub bidang Perumahan dan Permukiman a. Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian baru yang layak, aman, dan terjangkau melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, dan bantuan stimulan pembangunan rumah swadaya serta menciptakan iklim yang kondusif dalam penyediaan perumahan. b. Meningkatkan kualitas hunian dan permukiman bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui bantuan stimulan perumahan swadaya, menyediakan prasarana, sarana dan utilitas,serta menyelesaikan rencana penanganan kawasan kumuh dalam rangka pencegahan dan penanganan permukiman kumuh. c. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi yang layak melalui sinergi pembangunan infrastruktur, menerapkan manajemen layanan terpadu, serta meningkatkan keterlibatan dan perubahan perilaku masyarakat. 2. Sub bidang transportasi a. Mempercepat pembangunan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung penguatan jaringan utama logistik, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (kawasan pertanian produktif, KEK, Kawasan Industri dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), integrasi antarmoda dalam rangka memudahkan pergerakan orang maupun barang dan memaksimalkan kemanfaatan simpul-simpul transportasi. Jaringan utama logistik didukung dengan pengembangan tol laut sebagai 68-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

449 pelayanan jaringan antarpulau dan pengembangan jaringan KA, coastal shipping, serta jaringan jalan sebagai pelayanan jalur intrapulau. b. Meningkatkan jaringan transportasi untuk mendukung aksesibilitas pelayanan pada daerah tertinggal, rawan bencana, serta wilayah perbatasan, terutama yang berbatasan langsung (perbatasan darat) di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. c. Mengembangkan transportasi massal perkotaan berbasis bus dan kereta serta meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan dan integrasi kelembagaan transportasi. d. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pelayanan transportasi sesuai dengan standar keselamatan internasional. e. Membangun dan meningkatkan kapasitas bandara terutama pada kawasan pariwisata nasional serta bandara-bandara lainnya untuk meningkatkan aksesibilitas, konektivitas, serta pengembangan wilayah dan mendukung penanganan bencana. 3. Sub bidang Komunikasi dan Informatika a. Melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur TIK di seluruh wilayah hingga menjangkau daerah perbatasan, daerah tertinggal, maupun daerah nonkomersil lainnya, melalui pembangunan infrastruktur jaringan pitalebar (serat optik/nirkabel), infrastruktur telekomunikasi di daerah blank spot, maupun infrastruktur penyiaran publik. b. Mengembangkan ekosistem TIK pada berbagai sektor terkait serta berbagai lapisan masyarakat untuk memastikan pemanfaatan infrastruktur TIK yang produktif dalam rangka menuju pertumbuhan ekonomi berbasis digital. c. Mengoptimalkan perencanaan dan pemanfaatan sumber daya terbatas terkait dengan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit. d. Mempercepat implementasi e-government yang terintegrasi, interoperabilitas, serta menggunakan pendanaan yang efektif. e. Mendorong tingkat literasi TIK, di antaranya dalam bentuk penyertaan digital melalui pelatihan, sosialisasi, dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat luas di bidang TIK. f. Mendorong daya saing industri TIK, baik industri manufaktur, perangkat, konten, layanan, dan lainnya untuk menuju kemandirian yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. g. Merevitalisasi sektor penyiaran terkait penataan spektrum frekuensi untuk mendukung penyiaran digital serta memperkuat Lembaga Penyiaran Publik (RRI dan TVRI) sebagai lembaga penyiaran yang independen, netral, serta tidak komersial, dalam hal prasarana penyiaran dan pembuatan produksi siaran. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

450 4. Sub Bidang Energi dan Ketenagalistrikan a. Mempercepat pembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan dengan: (i) mempercepat pembangunan infrastruktur energi; dan (ii) mempercepat pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik serta jaringan transmisi dan distribusi. b. Memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan dengan: (i) memperluas jangkauan pelayanan ketenagalistrikan ke wilayah perdesaan, terpencil dan perbatasan; dan (ii) mengembangkan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan ke pusat pertumbuhan ekonomi dan objek/proyek prioritas nasional. c. Mendorong diversifikasi energi dengan: (i) mendorong penggunaan sumber daya energi lokal untuk penggunaan setempat; dan (ii) mendorong diversifikasi energi untuk transportasi dan rumah tangga. d. Kebijakan pendanaan dan harga dengan: (i) pemberian subsidi listrik yang lebih terarah dan tepat sasaran; dan (ii) insentif, pemberian subsidi (green subsidy), dan kebijakan harga yang tepat, termasuk dengan intervensi pendanaan pemerintah, dukungan pendanaan pemerintah pada badan usaha (BU), dan kebijakan harga yang mencerminkan struktur biaya. e. Mendorong peran badan usaha dengan: (i) mengembangkan tata kelola sistem ketenagalistrikan yang lebih sehat dan berkelanjutan; (ii) mendorong pembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan melalui pembiayaan non-apbn; dan (iii) meningkatkan peran badan usaha dalam mendorong diversifikasi pemanfaatan energi. f. Mengembangkan penggunaan komponen/industri ketenagalistrikan nasional. 5. Sub Bidang Sumber Daya Air a. Menjamin ketahanan air melalui pembangunan dan pengelolaan infrastruktur air baku dan sanitasi, serta optimasi sistem eksisting air minum dan pelaksanaan bauran air. b. Meningkatkan kesiapan pembangunan infrastruktur sumber daya air yang dimulai dari desain, identifikasi masalah yang timbul akibat pembangunan, dan langkahlangkah penyelesaiannya sehingga tidak terhambat pada saat proses konstruksi dan pemanfaatan infrastruktur terbangun. c. Meningkatkan ketersediaan air baku melalui pembangunan intake dan water conveyance untuk PDAM, pemanfaatan air limbah untuk pertanian (safe-use of waste water for agriculture), pemanfaatan teknologi untuk mengolah air buangan (re-use) dan mengolah air laut (reverse osmosis/desalinasi), serta mendorong konsep 6R (reduce, reuse, recover, recycle, replenish, dan resilient) untuk meningkatkan ketahanan air. d. Meningkatkan dan menjaga kehandalan jaringan irigasi baik di daerah irigasi kewenangan pusat maupun daerah, mensinergikan rencana pembangunan waduk, jaringan irigasi dan cetak sawah, menyambungkan jaringan irigasi primer hingga 70-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

451 kuarter, meningkatkan peran serta petani dalam perencanaan dan pengelolaan irigasi partisipatif, serta meningkatkan kehandalan jaringan irigasi melalui penyediaan teknologi berbasis aplikasi dan sumber daya manusia yang memadai sebagai manajer irigasi. e. Meningkatkan kapasitas tampung per kapita melalui pembangunan waduk, embung/situ, dan bangunan penampung air lainnya yang didukung oleh peningkatan keamanan bendungan dan menjaga kapasitas tampung waduk eksisiting melalui peningkatan kualitas daerah aliran sungai (DAS) dan kualitas air DAS, serta menjaga kelestarian lingkungan di wilayah hulu melalui edukasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan lahan yang semestinya dan melakukan restorasi fungsi lingkungan sesuai dengan fungsinya. f. Meningkatkan perlindungan terhadap daya rusak air melalui river restoration, penataan sempadan sungai, perbaikan kualitas air, dan coastal management dan didukung pencegahan tindakan-tindakan yang mengganggu prasarana atau menyebabkan bencana, seperti pelarangan ekstraksi air tanah yang berlebihan dan penyerobotan sempadan sungai untuk hunian serta penegakkan hukum yang terkoordinasi antar lembaga terkait pelaksanaan tata ruang yang sesuai dengan peruntukan. g. Meningkatkan kapasitas pengelolaan ketatalaksanaan penyelenggaraan infrastruktur. h. Meningkatkan kapasitas akuntabilitas pembangunan infrastruktur. i. Meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan infrastruktur. j. Meningkatkan kapasitas dan pengembangan sumberdaya manusia bidang infrastruktur. k. Meningkatkan kapasitas pengelolaan konstruksi infrastruktur. 6. Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi dalam Pembiayaan Infrastruktur a. MenerapkanValue for Money (VfM) dalam menentukan prioritas dan memilih mekanisme pelaksanaan (delivery mechanism) yang paling efektif dan efisien dalam keseluruhan siklus proyek. b. Mendorong pembiayaan infrastruktur melalui APBN/APBD sebagai the last resources. c. Menyediakan anggaran oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melalui APBN dan/atau APBD bagi pelaksanaan tahapan proses persiapan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). d. Menerapkan Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 untuk mendorong percepatan penyediaan infrastruktur dengan skema KPBU melalui : i. Kepastian pengembalian investasi dengan pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif (user charge) atau pembayaran atas ketersediaan layanan (availability payment). RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

452 ii. Penyediaan dukungan pemerintah dengan Viability Gap Funding (VGF) dan/atau bentuk lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. iii. Penyediaan jaminan pemerintah. e. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur negara dan konsultan serta peningkatan kapasitas kelembagaan KPBU di Indonesia. f. Mendorong implementasi KPBU di daerah dengan mengusulkan setidaknya satu proyek KPBU di salah satu pemerintah daerah di satu provinsi (Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota). g. Mendorong pengembangan alternatif pembiayaan infrastruktur dengan innovative financing melalui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA). Highlight Proyek KPBU TA No. Kegiatan Sasaran TPPAS Regional Jawa Barat di Nambo a. Penetapan Pemenang Lelang b. Pengadaan tanah Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 2 Proyek Palapa Ring Paket Timur Fasilitasi perizinan oleh PJPK Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 3 Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu a. Proses Financial Closing b. Proses pengadaan lahan Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 4 Pembangunan Jalan Tol Kerian-Legundi-Bunder-Manyar a. Proses Financial Closing b. Pengadaan lahan Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 5 Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek Elevated II a. Proses Financial Closing Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 6 Pembangunan Jalan Tol Batang - Semarang a. Proses Financial Closing b. Pengadaan lahan Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 7 Pembangunan Jalan Tol Serang- Panimbang a. Proses Financial Closing b. Pengadaan lahan Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 8 Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak a. Pengadaan badan usaha b. Pengadaan lahan Terpilihnya badan usaha pelaksana KPBU 72-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

453 No. Kegiatan Sasaran Pembangunan Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi a. Pengadaan badan usaha b. Pengadaan lahan Terpilihnya badan usaha pelaksana KPBU 10 Sistem Penyediaan Air Minum Kota Bandar Lampung Pengadaan badan usaha Terpilihnya badan usaha pelaksana KPBU 11 Kereta api perkotaan Kota Batam Penyiapan FBC dan Pengadaan Badan Usaha Pengadaan badan usaha 12 Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Papua Penyiapan FBC dan Pengadaan Badan Usaha Pengadaan badan usaha 13 Pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Sam Ratulangi, Sulawesi Utara Penyiapan FBC dan Pengadaan Badan Usaha Pengadaan badan usaha 14 Integrasi Transportasi Perkotaan (LRT dan BRT) Kota Medan, Sumatera Utara Penyiapan FBC dan Pengadaan Badan Usaha Pengadaan badan usaha 15 Pengembangan Lembaga Pemasyarakatan Industri di Nusa Kambangan, Jawa Tengah Penyiapan FBC dan Pengadaan Badan Usaha Pengadaan badan usaha 16 Sistem Penyediaan Air Minum Kota Pekanbaru Penyiapan FBC dan Pengadaan Badan Usaha Pengadaan badan usaha 17 Satelit Multifungsi Penyusunan Pra studi Kelayakan KPBU Pengadaan badan usaha 18 Penerangan Jalan Umum Kota Bandung Penyusunan Pra studi Kelayakan KPBU Tersusun Dokumen Pra Studi Kelayakan 13 Tiga Proyek KPBU di Universitas (Kemristek-Dikti) Penyusunan Pra studi Kelayakan KPBU Tersusun Dokumen Pra Studi Kelayakan 20 Dua Proyek KPBU di fasilitas pendidikan (Kemenag) Penyusunan Pra studi Kelayakan KPBU Tersusun Dokumen Pra Studi Kelayakan Highlight Proyek PINA TA No. Kegiatan Sasaran PLTU Kalbar dan PLTU-PLTU yang dikembangkan oleh Indonesia Power a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 2 Jalan Tol Waskita Toll Road a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

454 No. Kegiatan Sasaran Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu oleh Waskita Toll Road a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 4 Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat oleh Hutama Karya a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 5 PLTU Meulaboh (2x200 MW) oleh PP Energi a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Pemenuhan perolehan pembiayaan (Financial Close) 6 24 Pelabuhan Tol Laut oleh Pelindo 1-4 a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Penyusunan rencana aksi 7 5 Ruas Jalan Tol PT Jasamarga a. Identifikasi kebutuhan fasilitasi b. Perumusan skema Penyusunan rencana aksi 5.9 BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Sasaran No. Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) Pengembangan Agribisnis, Produksi Hasil Hutan, Produk Perikanan dan Jasa Lingkungan 1. Hasil Perkebunan (ribu ton) a. Kelapa Sawit b. Karet c. Kakao d. Teh e. Kopi f. Kelapa Hasil Hortikultura (ribu ton) a. Mangga b. Nenas c. Manggis RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

455 No. Indikator 2018 Sasaran Akhir RPJMN (2019) d. Salak e. Kentang Produksi Hasil Hutan dan Jasa Lingkungan a. Produksi kayu bulat dari hutan alam (juta m 3 ) b. Produksi kayu bulat dari hutan tanaman (juta m 3 ) c. Produksi dan ragam hasil hutan bukan kayu (ton) d. Nilai ekspor produk industri kehutanan (US$ Miliar) e. Produksi kayu dari hutan rakyat (Juta m3) f. PNBP dari investasi pemanfaatan hutan produksi (Rp Triliun) 5,9 29 (kumulatif 5 tahun) (kumulatif 5 tahun) ,64 40,37 (kumulatif 5 tahun) (kumulatif 5 tahun) 2,958 3, Pengembangan Produk Perikanan a. Nilai ekspor hasil perikanan (US$ Miliar) 8,5 9,5 b. Volume produk olahan (juta ton) 6,5 6,8 c. Produksi Rumput Laut (juta ton) 16,2 19,5 d. Konsumsi ikan masyarakat (kg/kapita/tahun) 50,6 54,5 Peningkatan Nilai Tambah Industri Mineral dan Pertambangan Berkelanjutan 1. Peningkatan Produksi Mineral (ton) a. Tembaga b. Emas c. Perak d. Timah e. Feronikel f. Nikel Matte Peningkatan Nilai Tambah/Hilirisasi a. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Mineral Dalam Negeri/Smelter (unit) b. Penetapan formula harga mineral (penetapan) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

456 No. Indikator 2018 c. Pengawasan produksi dan pemasaran (perusahaan mineral) Sasaran Akhir RPJMN (2019) Optimalisasi Penerimaan Negara: a. Penerimaan negara (Rp Triliun) 45,6 225,9 b. Dana bagi hasil (Rp Triliun) 21,5 106,2 c. Investasi Sub Sektor Minerba (Rp Triliun) 87,9 414,8 4. Pertambangan Berkelanjutan a. Reklamasi wilayah berkas tambang (ha) b. Recovery pada penambangan batubara (%) c. Recovery pada penambangan mineral (%) d. Pengawasan pertambangan mineral tanpa ijin/ilegal (daerah) e. Pengawasan pertambangan batubara tanpa ijin/ilegal (daerah) Pengembangan Jasa Kelautan serta Kerja Sama Regional dalam Pengelolaan Kelautan a. Jumlah kemitraan konservasi perairan 7 10 b. Jumlah jasa kelautan yang dimanfaatkan 3 5 Peningkatan Konservasi, Pengelolaan DAS serta Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati 1. Konservasi Hutan dan Tata Kelola Hutan a. Operasionalisasi KPH (unit) 189 KPH yang terdiri dari: 89 KPHP, 80 KPHL dan 20 KPHK Non Taman Nasional 629 KPH: 347 KPHP, 182 KPHL dan 100 KPHK Non Taman Nasional (kumulatif 5 tahun) b. KPH yang menerapkan prinsip pengelolaan hutan produksi lestari (KPHP) c. Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi hingga memperoleh METT minimal 70% (unit) Pengelolaan DAS a. Pulihnya kesehatan DAS Prioritas (DAS) 2 15 (kumulatif 5 tahun) b. Terjaganya/meningkatnya jumlah mata air di DAS Prioritas melalui konservasi sumber daya air (DAS) 2 15 (kumulatif 5 tahun) 76-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

457 No. Indikator 2018 c. RPDAST yang diinternalisasi ke dalam RTRW (RPDAST) Sasaran Akhir RPJMN (2019) (kumulatif 5 tahun) 3. Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati a. Meningkatnya populasi 25 spesies satwa terancam punah (sesuai red list of threatened IUCN) Sebesar 8% sesuai baseline data tahun 2013 Sebesar 10% sesuai baseline data tahun 2013 b. Jumlah taman nasional (TN) yang memiliki sanctuary spesies satwa terancam punah (TN) c. Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan alam (Rp Miliar) d. Jumlah kawasan ekosistem esensial (KEE) yang memiliki lembaga yang difasilitasi pembentukannya (kumulatif 5 tahun) (kumulatif 5 tahun) 33 KEE 48 KEE Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana serta Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan 1. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 65,5 66,5 66,5 68,5 b. Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya 18,68 juta ton 24,5 juta ton 2. Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana a. Menurunnya Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) di tingkat nasional b. Menurunnya rata-rata IRBI pada 136 Kabupaten/Kota sasaran prioritas nasional 3. Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan a. Digitalisasi Peralatan MKGU 90% 100% b. Meningkatnya pelayanan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika yang mendukung prioritas nasional ketahanan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman dan kelautan serta konektivitas nasional (pembangunan pariwisata, desa tertinggal, dan industri dan KEK) RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

458 Arah Kebijakan A. Pengembangan Agribisnis, Produksi Hasil Hutan, Produk Perikanan dan Jasa Lingkungan 1. Peningkatan ketersediaan bahan baku industri sektor pertanian berbasis perkebunan dan hortikultura yang memenuhi kebutuhan industri dan kaidah lingkungan (keberlanjutan). 2. Peningkatan kesejahteraan petani perkebunan dan hortikultura melalui peningkatan ketersediaan input produksi, penguatan askesibilitas sumber pembiayaan dan pasar, fasilitasi kemitraan petani dan industri yang melindungi kepentingan petani dan nelayan, dan stabilisasi harga tingkat produsen yang menguntungkan. 3. Pengembangan industri hasil pengolahan melalui peningkatan kemudahan berinvestasi dalam negeri, peningkatan dukungan infrastruktur, ketersediaan bahan baku berkualitas, dan pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri. 4. Peningkatan daya saing produk olahan perikanan untuk memenuhi pasar dalam negeri dan perluasan pasar ekspor, melalui (i) penetapan standard mutu olahan; (ii) peningkatan kemampuan penetrasi pasar regional dan global. 5. Peningkatan produksi rumput laut, melalui: (i) pengembangan kawasan kebun bibit rumput laut dan sarana dan prasarana usaha budidaya rumput laut; serta (ii) peningkatan penanganan pasca panen dalam rangka menjaga kualitas dan harga rumput laut. 6. Peningkatan konsumsi ikan masyarakat, melalui: (i) promosi gerakan makan ikan masyarakat; dan (ii) peningkatan ketersediaan pasokan ikan yang berkualitas. 7. Pengembangan industri pengolahan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu untuk meningkatkan nilai tambah sektor kehutanan, melalui: (i) peningkatan kemampuan kelompok tani hutan dalam pengembangan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu, dan (ii) pengembangan teknologi pengolahan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu untuk meningkatkan nilai tambah. 8. Peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya hutan untuk memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan, peningkatan pendapatan dan kelestarian fungsi hutan. 9. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan untuk industri hulu hingga industri hilir dalam rangka mengembangkan keterpaduan industri berbasis hasil hutan (forest-based cluster industry) untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi industri dan peningkatan value supply chain. B. Peningkatan Nilai Tambah Industri Mineral dan Pertambangan Berkelanjutan 1. Peningkatan nilai tambah/hilirisasi yaitu melalui (a) Peningkatkan keterpaduan pengembangan industri, (b) Penerapan insentif fiskal dan non fiskal untuk mendorong investasi pengembangan industri pengolahan dan pemurnian dalam negeri, serta (c) Peningkatkan kepastian hukum pengusahaan pertambangan, terutama terkait kewajiban pengolahan dan pemurnian di dalam negeri; 78-5 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

459 2. Penanganan Pertambangan Tanpa Izin (PETI) dan penerapan pertambangan berkelanjutan, yaitu melalui (a) Penegakan standar pertambangan berkelanjutan, (b) Pembinaan dan pendampingan pada operasi penambangan skala kecil dan bantuan teknologi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan peningkatan hasil tambang, (c) Pengelolaan dan peningkatan jumlah inspektur tambang di provinsi pasca berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta (d) Penegakan keharusan pengelolaan limbah dan area pasca tambang C. Peningkatan Ketahanan Masyarakat terhadap Bencana di Pesisir dan Laut serta Kerjasama Antar Regional dan Internasional dalam Konservasi Laut 1. Pengelolaan jasa kelautan dalam rangka pengembangan ekonomi; 2. Revitalisasi masyarakat adat, tradisional dan lokal di pulau-pulau kecil; 3. Perluasan lingkup kerjasama kelautan di tingkat regional dan global, antara lain melalui pengelolaan Large Marine Ecosystem, termasuk Coral Triangle Initiative (CTI), Mangrove for the Future (MFF), Arafura and Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA), dan Marine Biodiversity; 4. Penguatan kerjasama pengelolaan laut antar daerah, seperti Teluk Tomini, Teluk Bone, dan Selat Karimata. D. Peningkatan Konsevrasi, Pengelolaan DAS serta Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati 1. Konservasi hutan dan tata kelola hutan, melalui: (1) Pembentukan dan operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH); dan (2) Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan hutan konservasi di tingkat tapak; 2. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), melalui: (1) Pemulihan dan perlindungan mata air di 15 DAS prioritas dan rawan bencana; (2) Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan berbasis DAS; dan (3) Perbaikan koordinasi dan pemahaman para pihak dalam upaya peningkatan kualitas RTRW berbasis DAS. 3. Pelestarian dan pemanfaatan ekonomi keanekaragaman hayati, melalui: (1) Peningkatan Peningkatan kelestarian lingkungan hidup, (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas Kehati dengan melakukan perlindungan spesies, ekosistem dan genetik, (3) Pengembangan dan penerapan kebijakan pelestarian keanekaragaman hayati baik secara in-situ dan eks-situ. E. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Penanggulangan Bencana, serta Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan 1. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, melalui: (1) Penurunan beban pencemaran air, udara, dan lahan; (2) Pengendalian pencemaran pesisir dan laut; (3) Pengolahan sampah melalui bank sampah dan pusat daur ulang sampah; (4) Penerapan Extended Producer Responsibility (EPR); dan (5) Pemanfaatan sampah untuk sumber energi. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

460 2. Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Kebencanaan, melalui: (1) Peningkatan pengelolaan sistem data dan informasi penanganan perubahan iklim; (2) Peningkatan ketersediaan data untuk monitoring gempabumi dan tsunami; dan (3) Peningkatan kecepatan waktu diseminasi informasi iklim dan kebencanaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

461 BAB 6 KAIDAH PELAKSANAAN 6.1 Kerangka Kelembagaan Dan Kerangka Regulasi Sasaran Sasaran penguatan kerangka kelembagaan pemerintah adalah untuk mewujudkan kerangka kelembagaan yang mampu melaksanakan kebijakan pembangunan, urusan pemerintahan dan pelayanan publik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Perwujudan tersebut ditandai dengan dengan adanya lembaga-lembaga yang tepat fungsi, tepat ukuran, dengan tatakelola hubungan inter dan antarlembaga yang harmonis dan sinergis, serta didukung oleh aparatur sipil negara yang profesional, beretika, dan berintegritas. Arah Kebijakan TABEL 6.1 ARAH KEBIJAKAN KERANGKA KELEMBAGAAN No Arah Kebijakan Kegiatan Prioritas 1 Penguatan SDM 1. Penataan beban kerja yang proporsional, dengan didukung oleh jumlah, kapasitas dan distribusi yang proporsional 2. Peningkatan kompetensi ASN 3. Perbaikan pola karir 4. Pemberian insentif dan disinsentif 5. Penguatan sistem evaluasi kinerja 2 Penguatan Organisasi 1. Penambahan struktur/unit organisasi 2. Penambahan/penguatan/penggabungan fungsi/kewenangan untuk merespon persoalan kekosongan dan/atau ketidaksesuaian kewenangan, fragmentasi dan tumpang tindih. 3. Penguatan budaya kerja organisasi. 4. Penguatan budaya kerja ASN 3 Penguatan Jaringan dan Tatakelola Kerja 4 Penguatan Tatakelola Layanan Publik 1. Penambahan/penguatan mekanisme koordinasi internal dan eksternal (antarlembaga) 2. Penambahan/penguatan tatalaksana pembuatan keputusan (kebijakan dan/atau regulasi) 3. Penambahan/perbaikan/penggabungan prosedur-mekanisme penanganan konflik antarunit organisasi 4. Pembentukan/penguatan manajemen data dan informasi 5. Pembuatan/penguatan tatalaksana pengawasan dan pengendalian 1. Pembentukan/penguatan tatalaksana pelayanan publik 2. Pembentukan/penguatan tatalaksana pengaduan masyarakat Kerangka Regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

462 Peran Kerangka Regulasi dalam pembangunan, yakni: GAMBAR 6.1 PERAN KERANGKA REGULASI DALAM PEMBANGUNAN Memberikan kemudahan bagi aktivitas masyarakat dan mengurangi beban masyarakat Mendorong potensi kreatif warga negara lebih mudah dilaksanakan Mendorong efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan negara dan pembangunan Memiliki nilai tambah atau insentif bagi pelaku usaha untuk mendukung sasaran Karena setiap penetapan Regulasi melahirkan biaya, semakin buruk kualitas regulasi akan mengakibatkan besarnya biaya yang harus ditanggung masyarakat. Kerangka Regulasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh hasil analisa dampak dan biaya yang ditimbulkan. Untuk itu regulasi merupakan pilihan tindakan terakhir setelah semua tindakan yang bersifat nonregulasi tidak memungkinkan diimplementasikan. Urgensi integrasi Kerangka Regulasi dalam RKP 2018: GAMBAR 6.2 URGENSI INTEGRASI KERANGKA REGULASI Untuk memastikan terjadinya sinergi, pengintegrasian perencanaan RKP 2018, hasil pembahasan Kerangka Regulasi akan menjadi bahan penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Pemerintah dan Program Penyusunan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden Tahun RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

463 Prinsip-Prinsip Kerangka Regulasi yang menjadi koridor dalam penyusunan, yakni: GAMBAR 6.3 PRINSIP-PRINSIP KERANGKA REGULASI Dalam rangka memastikan dukungan kerangka regulasi yang baik pada pelaksanaan RKP 2018 perlu dilakukan melalui beberapa batu uji berdasarkan aspek legalitas, aspek kebutuhan dan aspek kemanfaatan (memberi manfaat yang besar dan tidak menimbulkan beban yang berlebihan). Penjabaran aspek-aspek tersebut diturunkan kedalam kriteria regulasi sebagai berikut, yakni: GAMBAR 6.4 PENJABARAN ASPEK ASPEK KRITERIA REGULASI Kebijakan terkait Kerangka Regulasi dalam rangka mendukung pencapaian pembangunan nasional juga perlu ditempuh melalui upaya simplifikasi regulasi (pemangkasan, penyerderhanaan, deregulasi). Upaya simplifikasi terus didorong oleh berbagai intansi dengan koordinasi ditingkat pusat maupun daerah. Kedepannya secara bersama-sama RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

464 peningkatan kualitas regulasi menjadi perhatian, karena pengurangan kuantitas tanpa dibarengi dengan perbaikan dari sisi mekanisme, sistem, dan peningkatan kapasitas perumus kebijakan dan pembentuk regulasi akan menimbulkan siklus permasalahan yang sama, yakni hambatan atau tumpang tindih regulasi yang berdampak terhadap implementasi kebijakan yang direncanakan. Permasalahan sinergi kebijakan pembangunan dengan regulasi yang ada atau perlu dibentuk perlu di atasi sejak dari hulu hingga hilir dengan pendekatan perencanaan penganggaran berbasis program (money follow program) dan efektifitas serta penguatan kerjasama antar lembaga yang lebih terpadu. Hal ini merupakan bagian penting langkah-langkah percepatan pelaksanaan pencapaian sasaran RKP 2018 dan Nawa Cita. 4-6 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

465 BAB 7 PENUTUP Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 adalah dokumen rencana kerja pemerintah yang ditujukan sebagai acuan dan pedoman bagi kementerian/lembaga dalam melaksanakan pembangunan. RKP Tahun 2018 merupakan pelaksanaan tahun ketiga RPJMN , sehingga dapat dijadikan momentum yang tepat untuk melakukan refleksi sekaligus percepatan dan perbaikan atas kekurangan pelaksanaan pembangunan di dua tahun pertama RPJMN Dengan mengangkat tema "Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur Untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas", RKP 2018 diharapkan mampu memberikan daya ungkit yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Berbeda dengan tahun sebelumnya, RKP 2018 menetapkan 10 Prioritas Pembangunan Nasional, yaitu: Pendidikan; Kesehatan; Perumahan dan Permukiman; Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata; Ketahanan Energi; Ketahanan Pangan; Penanggulangan Kemiskinan; Infrastruktur, Konektivitas dan Kemaritiman; Pembangunan Wilayah; dan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. Kesepuluh prioritas tersebut ditetapkan dengan menggunakan pendekatan perencanaan Tematik, Holitik, Integratif, dan Spasial untuk mewujudkan pembangunan yang komprehensif, terkoordinasi dengan baik, bersinergi, dan terpadu antara kebijakan pembangunan nasional dengan kebutuhan pembangunan wilayah dan daerah. Penyusunan RKP 2018 dilakukan secara lebih rinci yaitu menjabarkan Prioritas Nasional (PN), Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas (KP) ke dalam Proyek Prioritas Nasional (ProPN) agar mempermudah dalam mengawal pencapaian sasaran prioritas nasional sebagai bagian dalam pelaksanaan money follow program. Secara umum, RKP Tahun 2018 menjadi acuan bagi Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional dan daerah, sebagaimana berikut: Pertama, bagi Kementerian/Lembaga, RKP 2018 menjadi acauan dalam dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL), yang kemudian dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) dengan tetap mempertahankan prinsip manfaat untuk rakyat, dan akhirnya dijabarkan dalam APBN 2018; dan kedua, bagi Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota), RKP 2018 menjadi acuan dalam penyusunan RKPD 2018, untuk kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran Dalam melakukan penyusunan RKP 2018, Pemerintah telah mendapat banyak masukan, baik dari Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/Pemerintah Daerah maupun akademisi dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan rencana kerja yang baik. Lebih jauh, penyusunan RKP 2018 juga telah mengikuti kaidah pelaksanaan (kerangka pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka pelayanan umum dan investasi) yang baik. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menegaskan bahwa pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan adalah mata rantai yang penting dalam pembangunan. Perencanaan yang kredibel hanya akan terwujud jika didukung oleh pemantauan, evaluasi dan pengendalian pembangunan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN

466 yang berkualitas. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan RKP 2018, pemantauan, evaluasi dan pengendalian pembangunan atas pelaksanaan program/kegiatan pembangunan yang tercantum dalam RKP 2018 wajib dilaksanakan oleh seluruh Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota dan Kepala Perangkat Daerah dengan tujuan untuk: pertama, memastikan tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan; kedua, memastikan penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif, akuntabel dan partisipatif; dan ketiga, melakukan pelaporan atas perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang menjadi kewenangan kepada Presiden dan masyarakat umum, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. Keterbatasan anggaran negara setiap tahun menuntut peran pemerintah untuk meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha untuk berkontribusi pada pelaksanaan pembangunan. Peran pemerintah sebagai regulator dan operator perlu disikapi dengan merubah pardigma penyelenggaraan negara. Perpindahan peran yang semula operator menjadi regulator dan fasilitator menjadikan pemerintah harus lebih fokus pada sektor yang strategis dan menekankan pada quality goverment spending dalam perencanaan pembangunan nasional dan pecapaian target dan sasaran visi misi dari Presiden dalam RKP 2018 agar target-target dan sasaran RKP 2018 ini dapat tercapai dengan baik. 2-7 RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

467

468

Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) REPUBLIK INDONESIA peraturan presiden republik indonesia nomor 79 tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 peraturan presiden republik indonesia nomor 79 tahun 2017 tentang Rencana

Lebih terperinci

MEMACU INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN

MEMACU INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2018 MEMACU INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN HALAMAN INI DIBIARKAN

Lebih terperinci

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1- SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018

Lebih terperinci

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang & ir PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1- SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

RINGKASAN APBN TAHUN 2017 RINGKASAN APBN TAHUN 2017 1. Pendahuluan Tahun 2017 merupakan tahun ketiga Pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewujudkan sembilan agenda priroritas (Nawacita)

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana

Lebih terperinci

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016 Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENYAMPAIAN KETERANGAN PEMERINTAH ATAS RANCANGAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017

Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017 Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017 Kementerian PPN/Bappenas menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas)

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 BAB 2 PRIORITAS NASIONAL DAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA.... 2-1 A. PRIORITAS NASIONAL 2.1 PRIORITAS NASIONAL 1: REFORMASI

Lebih terperinci

ALOKASI PADA PRIORITAS RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2019

ALOKASI PADA PRIORITAS RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2019 ALOKASI PADA PRIORITAS RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2019 Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat Jakarta, 18 April 2018 2 REPUBLIK PENGANTAR PP

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

UMKM & Prospek Ekonomi 2006 UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA Palembang, 7 Maret 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Tantangan Pembangunan 2 TANTANGAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan 1 2 Siklus Ekonomi 3 Sumber: BI Ekonomi Domestik Beberapa Risiko Ekonomi Global Meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh ekspektasi kenaikan

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/2/Th.XIX, 5 Februari 216 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN IV- TUMBUH 5,4 PERSEN TERTINGGI SELAMA TAHUN EKONOMI INDONESIA TAHUN TUMBUH 4,79 PERSEN

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XVII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,05 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2015 Perekonomian Lampung triwulan I-2016

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Tabel... iv. Daftar Gambar... ix. BAB I Pendahuluan... 1

Daftar Isi. Daftar Tabel... iv. Daftar Gambar... ix. BAB I Pendahuluan... 1 Daftar Isi Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... ix BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018... 3 1.3 Prinsip

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

Laporan Perekonomian Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014

Lebih terperinci

EVALUASI PARUH WAKTU RPJMN Kerja Nyata Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

EVALUASI PARUH WAKTU RPJMN Kerja Nyata Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian EVALUASI PARUH WAKTU RPJMN 2015-2019 Kerja Nyata Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS. 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS. 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar Jakarta, 21 Oktober 2015 Sebagai kementerian non teknis yang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025 RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH I. Pendahuluan Dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Visi-Misi Presiden serta Agenda Prioritas Pembangunan (NAWA CITA),

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB

Lebih terperinci

PDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp miliar.

PDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp miliar. PDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp15.184 miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp 11.451 miliar. Perekonomian triwulan II-2015 tumbuh sebesar 3,93 persen, namun mengalami

Lebih terperinci

SOSIALISASI USULAN APBN TAHUN 2OI8 DALAM APLIKASI E-MUSRENBANG BAPPENAS 2O17. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR Ir. AZWAN, M.Si

SOSIALISASI USULAN APBN TAHUN 2OI8 DALAM APLIKASI E-MUSRENBANG BAPPENAS 2O17. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR Ir. AZWAN, M.Si SOSIALISASI USULAN APBN TAHUN 2OI8 DALAM APLIKASI E-MUSRENBANG BAPPENAS 2O17 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR Ir. AZWAN, M.Si Pengantar 1. Pendekatan Penyusunan RKP 2018 dilakukan dengan Perkuatan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016 No. 74/11/19/Th. X, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III- TUMBUH 3,83 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN TRIWULAN

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG EKONOMI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I-2016 TUMBUH 3,30 PERSEN, MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I- No. 32/05/19/Th.X,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

DALAM RANGKAHUTKE72 DAN

DALAM RANGKAHUTKE72 DAN LAMPI RANPI DATO KENEGARAAN PRESI DEN REPUBLI KI NDONESI A DALAM RANGKAHUTKE72 PROKLAMASIKEMERDEKAANREPUBLI KI NDONESI A DIDEPANSI DANG BERSAMA DEWANPERWAKI LANDAERAHREPUBLI KI NDONESI A DAN DEWANPERWAKI

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah perlu memperhatikan korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional, dan regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia

Lebih terperinci

Tahun terakhir RPJMN

Tahun terakhir RPJMN 1 2 3 4 2 1 DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 5 Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 Pendidikan Kesehatan Perumahan (Nawacita 4) Kepastian dan Penegakan Hukum RKP 2015*) Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017

LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017 LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017 Table Daftar of Isi: Contents Perkembangan Ekonomi Ekonomi Global Global World Economic Outlook (WEO) April 2017; World Economic Outlook (WEO) April 2017;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,

Lebih terperinci

Berita Resmi Statistik

Berita Resmi Statistik 6 November 2017 2 Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Berita Resmi Statistik 6 November 2017 Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3896 910/7101 TENTANG : KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 5/5/Th.XVIII, 5 Mei 5 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-5 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-5 TUMBUH,7 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I- Perekonomian Indonesia yang diukur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi disampaikan pada Forum Sinkronisasi Perencanaan Strategis 2015-2019 Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Kebijakan Energi Nasional Yogyakarta, 13 Agustus 2015

Lebih terperinci

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 merupakan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015 No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 0,22 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA Kuliah SEI pertemuan 11 NANANG HARYONO, S.IP., M.Si DEPARTEMEN ADMINISTRASI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 Perencanaan Pembangunan Ekonomi ARTHUR LEWIS dalam buku DEVELOPMENT

Lebih terperinci

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta, 30 April 2018 2 Pendahuluan: Agenda Penyusunan RKP 2019 Januari

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3. 1. Arah Kebijakan Ekonomi 3.1.1. Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Peningkatan dan perbaikan kondisi ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/02/18 Tahun XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 TUMBUH 5,15 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Lampung

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci