BAB V HASIL ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL ANALISA DATA"

Transkripsi

1 BAB V HASIL ANALISA DATA 5.1 Hasil Pembahasan CPM Hasil diagram gambar 4.1 (CPM proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C tersebut terlihat hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dapat ditunjukkan secara spesifik, yaitu menggunakan hubungan FS (Finish to Start) dan mudah untuk diupdate, serta dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan karena mempunyai hubungan matematis. Selain itu, CPM juga dapat menunjukkan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga apabila terjadi keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan yang akan dikoreksi menjadi mudah dilakukan. CPM pada proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C, dengan perhitungan maju dan mundur, lintasan kritis dari diagram CPM proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C (lihat gambar 4.1) adalah urutan kegiatan yang melalui Kegiatan A (Proses Engraving), Kegiatan B (Assembly Bracket), Kegiatan C (Harness and Takalan ), Kegiatan D (Assembly Spring and Wishbone), Kegiatan F (Axle), Kegiatan I (Assembly Engine to ), Kegiatan L (Assembly Muffler), 66

2 67 Kegiatan M (Assembly Cabin to ), Kegiatan P (Assembly Tire to ), dan Kegiatan Q (Final Assy). Lintasan kritis ini ditandai dengan anak panah berwarna merah dengan waktu penyelesaian proyek yaitu 1003 menit. Item-item kegiatan yang melalui lintasan kritis tersebut perlu pengawasan ketat, dan juga tidak boleh terlambat agar waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan tidak mengalami keterlambatan. Walaupun CPM memiliki beberapa kelebihan diatas, metode CPM ini terlihat menjadi tidak efektif dan kompak bila diterapkan pada kegiatan tumpang tindih dan kegiatan yang bersifat berulang karena terlalu banyak mengandung hubungan dan menciptakan dummy yang sangat banyak untuk memecah kegiatan. Hal itu disebabkan karena CPM hanya mempunyai satu hubungan ketergantungan yaitu hubungan finish to start saja. Selain itu, jaringan CPM juga tidak dapat mengindikasikan tingkat produktivitas kegiatan berulang, sehingga tidak dapat mendekti inefisiensi penggunaan alokasi sumber daya yang disebabkan oleh berhentinya suatu pekerjaan. Disamping itu, CPM juga tidak dapat menunjukkan hambatan atau gangguan antar kegiatan di dalam jaringan kerjanya.

3 68 OF 2528 C : Berikut adalah gambar diagram CPM proyek pembuatan truk tipe Gambar 5.1 Diagram Network CPM 5.2. Hasil Pembahasan PERT Dengan menggunakan analisis network planning dengan menggunakan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique), proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu 1003,2 menit. Serangkaian aktivitas yang masuk kedalam lintas kritis dalam metode PERT pada proyek ini sama dengan metode CPM yaitu urutan kegiatan yang melalui Kegiatan A (Proses Engraving), Kegiatan B (Assembly Bracket), Kegiatan C (Harness and Takalan ), Kegiatan D (Assembly Spring and Wishbone), Kegiatan F (Axle), Kegiatan I (Assembly Engine to ), Kegiatan L (Assembly Muffler), Kegiatan M (Assembly Cabin to ), Kegiatan P (Assembly Tire to ), dan Kegiatan Q (Final Assy). Lintas kritis yang terjadi dalam metode PERT dapat dilihat pada gamabr 4.2. dengan analisa bahwa

4 69 jalur kritis merupakan jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya satu tahap kegiatan dengan kegiatan dengan tahap mulainya kegiatan berikutnya. Dalam analisis pembuatan truk tipe OF 2528 C di PT. Mercedes- Benz Indonesia dengan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) juga didapatkan varians dari masing-masing kegiatan. Pada masing-masing kegiatan proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C di PT. Mercedes-Benz Indonesia yang melintasi lintasan kritis ini dihasilkan varians sebesar 70,3 dengan standar deviasi sebesar 8,4 menit. Standar variasi ini dapat digunakan untuk mengukur besarnya probabilitas proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C di PT. Mercedes-Benz Indonesia sesuai waktu yang telah dihitung dengan waktu normal pada diagram CPM yaitu selama 1003 menit. Dari pehitungan probabilitas tersebut didapatkan hasil bahwa besarnya peluang untuk terselesaikannya pengerjaan proyek selama 1003,2 menit adalah sebesar 49,20%. Berikut adalah lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT :

5 70 Gambar 5.2 Diagram Network PERT Disamping memiliki kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh CPM, metode PERT juga memiliki kelebihan lain, yaitu dapat memperkirakan kemungkinan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Namun, metode PERT ini masih memiliki kelemahan yang sama dengan CPM, yaitu tidak dapat menunjukkan hambatan atau gangguan antar kegiatan dan tidak dapat memperlihatkan dan mempertahankan perhitungan kecepatan produksi. 5.3 Analisa Komparasi Dari perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek diatas, maka penulis dapat menghasilkan analisa komparasi dari segi waktu. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut:

6 71 Pada penelitian ini metode yang dipakai untuk penjadwalan adalah metode CPM dan PERT. Perbandingan waktu kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1 Perbandingan Waktu Uraian CPM PERT Selisih Waktu ( Menit ) ,2 0,2 Grafik Perbandingan Metode Terhadap Waktu Waktu (Menit) CPM PERT Metode Penjadwalan Gambar 5.3 Grafik Perbandingan Metode CPM dan PERT Berdasarkan tabel dan grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa metode CPM lebih efektif dan efisien daripada metode PERT dalam proyek ini, dengan selisih waktu 0,2 menit. 5.4 Menentukan waktu penyelesaian untuk pembuatan truk tipe OF 2528 C.

7 72 Berdasarkan hasil dari perhitungan menggunakan metode CPM diatas maka dihasilkan lintasan kritis adalah kegiatan A, B, C, D, F, I, L, M, P, Q. Kurun waktu penyelesaian proyek atau waktu siklusnya adalah 1003 menit dengan total tenaga kerja 10 orang yang pengerjannya masingmasing menggunakan 1 kegiatan 1 operator. Pengukuran jenis ini disebut langsung karena pengamat waktu berada di lokasi objek pengukuran sedang diamati atau diproses oleh operator. Dengan demikian, secara langsung pengamat melakukan pengukuran atas waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator (objek pengamatan) dalam penyelesaian pekerjaannya. Maka data hasil waktu penyelesaian pada proses pembuatan truk tipe OF 2528 C dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Data Waktu Penyelesaian Jalur Kritis pada proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C. Kegiatan Simbol Man Power Waktu Penyelesaian (Menit) Engraving Process A 1 51 Assembly Bracket B 1 37 Harness and Takalan C Assembly Spring and Wishbone D Axle F Assembly Engine To I 1 119

8 73 Assembly Muffler to L Assembly Cabin to M Assembly Tire To P Final Assembly Q 1 91 Total Tenaga Kerja dan Waktu Penyelesaian Sumber : Data peneliti yang diolah Berdasarkan target yang telah ditentukan oleh perusahaan yang sebesar 7 unit/hari maka perhitungan menentukan waktu takt time nya adalah sebagai berikut: Target Produksi = 7 Unit/hari Dalam 1 hari effective working hours = 7,3 jam Asumsi Takt Time = Maka Takt Time = 7,3/7 = 1,04 jam atau 62,4 menit. Berdasarkan hasil dari waktu penyelesaian pada tabel diatas menunjukkan bahwa masih adanya pembagian pekerjaan yang tidak merata atau tidak seragam di antara stasiun kerja melihat masih terdapat perbedaan waktu over atau menganggur dari setiap stasiun. Setelah mengetahui hasil waktu penyelesaian atau lead time maka langkah selanjutnya adalah membalancingkan waktu penyelesaian dengan metode yang digunakan untuk menganalisis yaitu dengan pembuatan peta kerja berdasarkan pengamatan langsung. Berdasarkan hasil analisis peta kerja maka terdapat sebuah usulan yaitu dengan adanya penambahan tenaga

9 74 kerja atau man power. Adapun perhitungan membalancing waktu penyelesaian proses produksi pada jalur kritis pembuatan truk tipe OF 2528 C dengan usulan penambahan tenaga kerja pada proses Harness and Takalan adalah sebagai berikut : Waktu penyelesaian kegiatan Harness and Takalan = 120 menit Man Power Aktual = 1 operator Tak Time = 62,4 menit Asumsi Man Power = Maka, usulan man power = 120/62,4 menit = 1,92 = 2 MP. Maka perataan data waktu penyelesaian proses produksi dengan usulan penambahan tenaga kerja berdasarkan takt time pada proses pembuatan truk tipe OF 2528 C dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Data waktu penyelesaian proses produksi pada jalur kritis dengan usulan penambahan tenaga kerja berdasarkan takt time pada proses pembuatan truk tipe OF 2528 C Kegiatan Simbol Man Power (Aktual) Waktu Penyelesai an (Menit) Takt Time (Menit) Man Power (Usulan) Waktu Penyelesai an Usulan (Menit) Engraving Process A , Assembly Bracket B , Harness and Takalan C , Assembly Spring and D ,4 2 55

10 75 Wishbone Axle F , Assembly Engine To Assembly Muffler to Assembly Cabin to Assembly Tire To I , L , M , P , Final Assembly Q , Total Man Power dan Waktu Penyelesaian Sumber : Data peneliti yang diolah Berdasarkan perhitungan waktu penyelesaian proses produksi pada tabel 5.3 diatas, diketahui bahwa dengan target dari perusahaan sebesar 7 unit/hari maka takt time untuk produksi truk tipe OH 2528 C adalah sebesar 62,4 menit/unit. Sedangkan diketahui waktu penyelesaian jalur kritis aktual untuk produksi truk tipe OH 2528 C dengan tenaga kerja aktual yaitu masing-masing 1 tenaga kerja dengan total tenaga kerja yaitu 10 orang maka didapatkan total waktu penyelesaian sebesar 1003 menit/ hari dengan cycle time nya sebesar 135 menit. Maka dinyatakan waktu

11 76 penyelesaian aktual tersebut tidak dapat memenuhi target takt time yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Maka dari itu, dilakukan sebuah usulan penambahan tenaga kerja yang total tenaga kerja aktualnya adalah sebanyak 10 tenaga kerja menjadi 19 tenaga kerja dengan rincian engraving process tetap 1 orang, assembly bracket 1 orang, harness and takalan menjadi 2 orang, assembly spring and wishbone menjadi 2 orang, axle menjadi 3 orang, assembly engine to chassis menjadi 2 orang, assembly muffler to chassis menjadi 2 orang, assembly cabin to chassis menjadi 2 orang, assembly tire menjadi 2 orang dan final assy menjadi 2 orang. Berdasarkan hasil pada tabel 4.6 diketahui bahwa dengan penambahan tenaga kerja tersebut total waktu penyelesaian nya berubah menjadi 523 menit/unit dengan cycle time nya sebesar 60 menit. maka dengan effektivitas waktu yang tersedia dalam 1 hari sebanyak 7,3 jam atau 438 menit/hari, maka produksi per hari berdasarkan cycle time usulan adalah = 7,3 unit/hari atau melebihi dari target yang sudah ditentukan perusahaan sebanyak 7 unit/hari. Berikut adalah tabel perbandingan total waktu penyelesaian, total man power dan cycle time pada proses produksi pembuatan truk tipe OF 2528 C aktual dengan adanya usulan penambahan tenaga kerja. Tabel 5.4 Perbandingan total waktu penyelesaian, total man power dan cycle time pada jalur kritis proses produksi pembuatan truk tipe OF 2528 C aktual dengan adanya usulan penambahan tenaga kerja Data Hasil Total Man Total Waktu Cycle Takt Waktu Pada Power Penyelesaian Time Time

12 77 Jalur Kritis (Menit) (Menit) (Menit) Aktual ,4 Usulan ,4 Sumber : Data peneliti yang diolah 5.5 Diagram Yamazumi Diagram yamazumi biasanya digunakan untuk membantu dalam mendesain sel-sel produksi dan memonitor perbaikan terus menerus. Dengan yamazumi, akan memungkinkan untuk memvisualisasikan berbagai elemen kerja yang berlangsung dalam proses produksi kemudian membandingkan dengan output yang dibutuhkan konsumen. Grafik yamazumi berbentuk tumpukan sederhana dari bar chart dari lamanya waktu setiap aktivitas dalam proses produksi. Dalam membuat diagram yamazumi untuk melihat keseimbangan lini dari proses produksi membutuhkan takt time dimana takt time yang telah ditentukan perusahaan adalah 62,4 menit/ unit atau 7 unit/hari. Berarti untuk menggunakan metode yamazumi pada setiap proses waktunya tidak lebih dari 62,4 menit. Berikut ini adalah grafik yamazumi menggunakan data waktu penyelesaian usulan dapat dilihat di gambar 5.4

13 78 Minute Engravi ng Process 37 Assemb ly Bracket Harness and Takalan Proses Produksi Truk tipe OF 2528 C Assemb ly Spring and Wishbo ne Main Line Axle Assemb ly Engine To Assemb ly Muffler to Target Takt Time/ unit = 62,4 menit Assemb ly Cabin to Assemb ly Tire To Final Assemb ly Battery Box With Air tank Engine Cycle Time Man Power 110 Cab rear suspens ion Air intake Cycle Time Takt Time Man Power Tire 39 Bumper Gambar 5.4 diagram yamazumi produksi truk tipe OF 2528 C Menurut gambar 5.4 kita bisa lihat produksi yang dijalankan dengan total 25 tenaga kerja aktual masih kurang efisien karena masih terdapat naik turunya grafik yang sangat signifikan dari beberapa proses yang kurang dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh perusahaan sebesar 62,4 menit. Terdapat 1 proses yang sangat melebihi waktu takt time yang tersedia yaitu sebesar 110 menit pada proses tire. Sedangkan sebaliknya, pada proses battery box, engine, cab rear, air intake, dan bumper memiliki waktu yang sangat rendah dari waktu takt time yang tersedia, yang masing-masing waktunya adalah 25 menit, 17 menit, 25 menit, 7 menit, dan 39 menit. Oleh sebab itu berikut ini adalah usulan agar waktu penyelesaian proses yang ada tidak melewati batas waktu takt time yang telah ditentukan oleh perusahaan yaitu dengan cara penggabungan proses kerja yang mempunyai waktu kurang atau lebih dari takt time yaitu

14 79 62,4 menit. Berikut adalah diagram yamazumi setelah adanya penggabungan proses kerja dapat dilihat pada gambar 5.5. Minute Engravin Assembl g Process y Bracket Proses Produksi Truk tipe OF 2528 C Harness and Takalan Main Line Assembl y Spring and Wishbon e Axle Assembl y Engine To Target Takt Time/ unit = 62,4 menit Assembl y Muffler to Assembl y Cabin to Assembl y Tire To Final Assembl y Waktu Proses Battery Box With Air tank Cab rear suspensio n& Air Intake Waktu Proses Takt Time Man Power Tire Bumper & Tire Gambar 5.5 diagram yamazumi produksi truk tipe OF 2528 C setelah adanya penggabungan proses kerja Berdasarkan gambar 5.5 terlihat bahwa pada diagram yamazumi di atas sudah terdapat waktu yang tidak terlalu jauh dari waktu takt time, dimana sebelumnya proses tire sebesar 110 menit dan melebihi takt time, setelah digabungkan proses dengan bumper maka menjadi sebesar 56 menit. Sedangkan bumper bertambah menjadi 57 menit. Adapun proses lain, seperti battery box digabung dengan engine sehingga menjadi waktu 55 menit, dan proses cab rear suspension digabung dengan air intake dan menjadi sebesar 55 menit. Waktu tersebut menjadi seimbang atau tidak terlalu rendah dari waktu takt time sehingga dapat mengurangi waktu menganggurnya.

15 80 Berdasarkan gambar 5.4 dan gambar 5.5 terlihat bahwa pada diagram yamazumi di atas ketika sebelum adanya penggabungan proses kerja dan sesudah adanya proses penggabungan proses kerja disetiap proses akan membuat lini perakitan truk tipe OF 2528 C menjadi lebih optimal. Dengan total tenaga kerja usulan sebanyak 23 orang dari jumlah tenaga kerja aktual sebanyak 25 tenaga kerja, artinya terjadi pengurangan tenaga kerja yang sangat baik untuk perusahaan karena dapat menghemat penggunaan operator. Dengan pengurangan jumlah proses kerja itu berarti berkurang pula jumlah operator di lini proses engine dan air intake untuk pembuatan truk tipe OF 2528 C. 5.6 Hasil Perbandingan Waktu Penyelesaian Proses Kerja Antara Pemetaan Kerja dengan Evaluasi Diagram Yamazumi Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel diatas diketahui bahwa jumlah proses kerja pada kondisi aktual yakni 17 proses kerja yang memiliki total tenaga kerja sebanyak 25 orang menunjukkan adanya ketidakseimbangan pada beberapa lintasan produksi sehingga perlu dilakukan perbaikan yaitu dengan menggabungkan proses kerja dengan metode grafik yamazumi. Dengan adanya penggabungan proses maka didapatkan bahwa jumlah proses kerja berkurang menjadi 15 proses kerja dimana proses engine dan air intake digabung dengan proses battery box dan cab rear.

16 81 Maka dengan pengurangan jumlah proses kerja maka jumlah tenaga kerja menjadi berkurang menjadi 23 orang, dimana dengn mengurangi jumlah operator maka biaya upah kerja dapat direduksi. Selain itu, dengan berkurangnya waktu menganggur maka akan semakin banyak waktu kerja produktif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah produksi. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang diusulkan memberikan solusi yang baik dan dengan menerapkan metode tersebut maka masalah yang dihadapi perusahaan akan terselesaikan. Akan tetapi, total waktu penyelesaian tidak berubah tetap 746 menit dan cycle time nya juga tetap 60 menit yang artinya dibawah waktu dari takt time yang sudah ditentukan sebesar 62,4 menit atau memenuhi target dari perusahaan. Berikut adalah tabel perbandingan antara sebelum dengan sesudah adanya penggabungan proses kerja pada pembuatan truk tipe OF 2528 C. Tabel 5.5 Tabel Perbandingan Waktu Penyelesaian Proses Kerja Antara Sebelum Dengan Sesudah Adanya Penggabungan Proses Kerja Pada Pembuatan Truk Tipe OF 2528 C Kegiatan Simb ol Man Power (Aktual ) Total Waktu Penyelesaian aktual (Menit) Man Power (Usulan ) Total Waktu Penyelesaian Usulan (Menit) Cycle Time (Menit) Takt Time (Menit) Engraving Process A Assembly Bracket B Harness and Takalan C ,4 Assembly Spring and Wishbone D

17 82 Axle F Assembly Engine To Assembly Muffler to Assembly Cabin to Assembly Tire To I L M P Final Assembly Q Battery Box with Air Tank E Engine G 1 17 Cab rear Suspension J 1 25 Air Intake K Tire N Bumper O Total Man Power dan Waktu Penyelesaian Sumber: Data peneliti yang diolah Berikut adalah tabel perbandingan dari waktu aktual dengan pemerataan kerja dan evaluasi diagram yamazumi. Tabel 5.6 Perbandingan Waktu Penyelesaian, Cycle Time, dan Man Power dari Waktu Aktual dengan pemerataan kerja dan evaluasi diagram yamazumi. Total Waktu Cycle Man Takt

18 83 Penyelesaian Time power Time (Menit) (Menit) (Menit) Aktual ,5 16 Dengan Pemerataan Kerja ,4 Evaluasi Yamazumi Sumber : Data Peneliti yang diolah Berdasarkan perbandingan di atas, didapatkan hasil waktu penyelesaian paling optimal yaitu sebesar 523 Menit dari waktu penyelesaian aktual 1003 menit dan dengan total tenaga kerja 23 orang atau terjadi kenaikan 7 orang dari total tenaga kerja aktual, dan dengan cycle time nya 60 Menit atau lebih cepat dari cycle time awal sebesar 135,5 menit. Cycle time tersebut dapat memenuhi target perusahaan atau takt time sebesar 62,4 menit.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data pada proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C yang akan dijadikan sebagai penelitian pada skripsi ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR Optimalisasi Penjadwalan Waktu Pada Proyek Perancangan Pembuatan Truk Tipe 2528 di Gedung Commercial Vehicle PT. Mercedes-Benz Indonesia Dengan Metode CPM dan PERT Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang ada pada bab sebelumnya, maka akan dilakukan analisis guna mengetahui hasil yang lebih optimal. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan Laporan Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 40 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Penelitian pendahuluan Pengamatan langsung,diskusi,tanya jawab Studi pustaka Buku Media referensi internet Pengumpulan data Pengumpulan Sejarah dan Data Umum

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode

BAB V ANALISA HASIL. Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode BAB V ANALISA HASIL Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode penjadwalan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode CPM dan metode PERT. Dari kedua metode tersebut dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Halaman Motto dan Persembahan... iii Intisari... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 125 BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Dari Ketiga Metode Tabel 5.1 Hasil Perbandingan dari ketiga Metode METODE OBJEK PERCOBAAN 1 PERCOBAAN 2 Line Efficiency 91.37% 94.41% RPW Balance

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Line Balancing Line Balancing merupakan metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan/berhubungan dalam suatu lintasan atau

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan (Sumber: Company Profil PT.IGP) Gambar 4.1 Layout IGP Group IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan frame

Lebih terperinci

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

BAB VII SIMULASI CONVEYOR BAB VII SIMULASI CONVEYOR VII. Pembahasan Simulasi Conveyor Conveyor merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap. Keterangan yang menjelaskan suatu

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM Ade Saparudin 1, Sri Setyaningsih 2, dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH PT. Maruni DayaSakti merupakan Perusahaan Glass Processing yang bergerak dibidang Architectural Glass dengan varian product yang meliputi: Tempered Glass,

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN 50 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data pada penyusunan laporan akhir ini didapatkan Berdasarkan hasil observasi dan survey selama penelitian ini berlangsung di

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Perbandingan Metode CPM dan PERT Berdasarkan hasil pengolahan data pada Bab IV, metode analisis jaringan kerja (Network Analysis) yang digunakan untuk penyusunan jadwal yaitu teknik

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Carinda Adistiara *1), Susy Susmartini *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang berurutan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan dipergunakan untuk membuktikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER Disusun oleh: Nama : Eka Kurnia Npm : 32412408 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : I. Ir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Line Balancing 2.1.1 Pengertian Line Balancing Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing) menurut beberapa para ahli : Menurut Gasperz (2004)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Dalam melakukan proses penulisan laporan tugas akhir mengenai perancangan sistem kerja dari proses perakitan engine, penulis melakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode

BAB V ANALISA HASIL. Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode BAB V ANALISA HASIL Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode penjadwalan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode CPM dan metode PERT. Dari kedua metode tersebut dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1 Landasan Teori Keseimbangan lini perakitan (line balancing) merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) GEA GEBY AURORA SYAFRIDON

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) GEA GEBY AURORA SYAFRIDON ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keseimbangan Lini (Line Balancing) Aliran proses produksi suatu departemen ke departemen yang lainnya membutukan waktu proses (waktu siklus) produk tesebut. Apabila terjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR TUGAS AKHIR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR WINDIARTO ABISETYO NRP 3106100105 DOSEN PEMBIMBING Farida Rachmawati, ST., MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efektifitas 2.1.1. Pengertian Efektifitas Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

Peristiwa paling akhir / waktu paling lambat dari event (SPL) adalah: a. EET b. ETL c. ETC d. LET e. TEL

Peristiwa paling akhir / waktu paling lambat dari event (SPL) adalah: a. EET b. ETL c. ETC d. LET e. TEL LATIHAN UAS 2 Suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan maupun gangguan dan konflik produksi adalah a. CPM b. Gantt Chart c. UML d. PERT e. WBS Adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi maksud dari optimalisasi pada penelitian ini adalah proses pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun 2000-2010 mencapai 2,15% per tahun, lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk nasional pada periode yang

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1. Landasan Teori Line Balancing Menurut Gaspersz (2004), line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK IT

PERENCANAAN PROYEK IT PERENCANAAN PROYEK IT INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI (DIAMBIL DARI MCLEOD AND SMITH, MANAGING IT PROJECTS CH 9) DR. R. RIZAL ISNANTO, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Tahap pertama merupakan penentuan hubungan tiap kegiatan

Tahap pertama merupakan penentuan hubungan tiap kegiatan 103 Perencanaan ulang yang diusulkan yaitu dengan menggunakan metode CCPM (Critical Chain Project Management). CCPM merupakan suatu metode baru dalam penjadwalan proyek agar selesai tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keseimbangan Lintasan berkaitan dengan bagaimana operasi yang ditunjuk pada stasiun kerja dapat dioptimalkan melalui menyeimbangkan kegiatan yang ditugaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Optimasi adalah persoalan yang sangat penting untuk diterapkan dalam segala sistem maupun organisasi. Dengan optimalisasi pada sebuah sistem

Lebih terperinci

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT Ricky Martua Sihombing NRP : 0521053 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan BAB II LANDASAN TEORI Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori berdasarkan tinjauan kepustakaan yang berhubungan dengan persoalan penjadwalan proyek dengan GPR. 2. 1 Konsep Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada setiap pelaku bisnis untuk melakukan inovasi dan perbaikan dalam setiap lini kegiatannya, agar

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu Program Mata Kuliah Terbuka MANAJEMEN PROYEK Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu MATERI DAN REFERENSI Dokumen ini merupakan rangkaian dari dokumen pembelajaran program mata kuliah terbuka MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang dengan ditandai banyaknya pembangunan. Dalam bidang konstruksi, penjadwalan sangat penting

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle time

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle time BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Keseimbangan Lintasan Keseimbangan lintasan adalah lintasan produksi dimana material berpindah secara kontinyu dengan laju rata-rata yang sama melalui sejumlah stasiun kerja,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA Disusun oleh: Nama : Rizki Arisandi Npm : 36412550 Jurusan : Teknik Industri Dosen Pembimbing : Mohammad Okki

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI TIME WASTE PADA PROSES PRODUKSI DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA TUGAS SARJANA

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI TIME WASTE PADA PROSES PRODUKSI DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA TUGAS SARJANA PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI TIME WASTE PADA PROSES PRODUKSI DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP) Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP) Umi marfuah 1), Cholis Nur Alfiat 2) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual BAB V ANALISA HASIL 5.1. Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi aktual saat ini tidak seimbang penyebab utama terjadinya ketidak seimbangan lintasan

Lebih terperinci

Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) ABSTRAK

Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) ABSTRAK Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) Tubagus Irwan Julkarnaen 1, Lely Herlina 2, Kulsum 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tahapan dalam melakukan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tahapan dalam melakukan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan dalam melakukan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 3.1. Pengamatan Awal Pengamatan awal merupakan tahap awal dengan melakukan peninjauan langsung untuk

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PEMASANGAN ACCESSORIES MOBIL YARIS DI PT. TOYOTA ASTRA MOTOR

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PEMASANGAN ACCESSORIES MOBIL YARIS DI PT. TOYOTA ASTRA MOTOR PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PEMASANGAN ACCESSORIES MOBIL YARIS DI PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Nama : Dede Rahmat Paradise NPM : 31411796 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Perencanaan Penjadwalan 3.1.1 Umum Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang akhirnya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da ANALISA PERANCANGANSISTEM INFORMASI PERT DAN PCM PERTEMUAN IR. H.SIRAIT, MT Analisis Sistem Model Perencanaan Jaring Kerja Network Planning ( NWP ) adalah metode untuk perencanaan, monitoring dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Line Balancing Line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station

Lebih terperinci

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Adi Kristianto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN Parasian Sihombing NRP : 0221071 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME Syamsir, Andi Pawennari, Nadzirah Ikasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric Abstrak Heru Saptono 1),Alif Wardani 2) JurusanTeknikMesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan perusahaan yang cukup ketat. Banyak usaha yang dapat dilakukan suatu perusahaan agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap menjaga mutu dan produktivitasnya untuk dapat bersaing di pasar dunia, maka PT

BAB I PENDAHULUAN. tetap menjaga mutu dan produktivitasnya untuk dapat bersaing di pasar dunia, maka PT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi dan saratnya persaingan pasar dibidang komponen automotive, maka perusahaan komponen automotive khususnya filter, harus tetap menjaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh industri di era globalisasi ini dituntut untuk menghadapi persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh industri di era globalisasi ini dituntut untuk menghadapi persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seluruh industri di era globalisasi ini dituntut untuk menghadapi persaingan yang lebih kompetitif untuk menghadapi persaingan pasar yang cukup ketat.

Lebih terperinci

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti Pertemuan - PM DN PERT RITIL PTH METHOD ND PROGRM EVLUTION REVIEW TEHNIQUE Pengelolaan Proyek Sistem Informasi opyright y Nurul dhayanti PERT & PM Definisi PERT dan PM adalah suatu alat manajemen proyek

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keseimbangan lintasan perakitan berhubungan erat dengan produksi massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat kerja,

Lebih terperinci