BAB 2 LANDASAN TEORI. data untuk menghasilkan informasi untuk membuat keputusan. khusus sistem informasi yang memproses transaksi keuangan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. data untuk menghasilkan informasi untuk membuat keputusan. khusus sistem informasi yang memproses transaksi keuangan."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, merekam, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk membuat keputusan. Menurut Hall (2001, p9), sistem informasi akuntansi adalah bagian khusus sistem informasi yang memproses transaksi keuangan. Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000, p342), sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dengan suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen lain dan merubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai macam pengguna. Jadi sistem informasi akuntansi adalah bagian khusus sistem informasi yang mengumpulkan, merekam, menyimpan dan memproses data dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai macam pengguna dan untuk mendukung proses pembuatan keputusan. 2.2 Audit Pengertian Audit Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2003, p11), auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan 8

2 seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Messier, Glover, dan Prawitt (2006, p13), auditing adalah proses sistematis dari pengevaluasian dan perolehan bukti-bukti yang berhubungan dengan kejadian dan tindakan ekonomi untuk menentukan tingkatan keterkaitan antar asersi dan membangun kriteria untuk mengkomunikasikan hasilnya kepada orang yang berkepentingan atau user. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Jenis-jenis Audit Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong- On-Wing (2000, p 342), audit terdiri dari 6 jenis yaitu: 1. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional berfokus pada efisiensi dan efektivitas dimana segala sumber daya digunakan untuk menyelesaikan tugas sebagai prosedur dan tindakan sesuai dengan peraturan yang dibuat. 2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) 9

3 Audit kepatuhan berfokus pada peraturan, hukum pemerintahan, pengendalian dan kewajiban lain kepada pihak eksternal yang harus dipatuhi. 3. Manajemen Proyek dan Audit Pengendalian Perubahan (Project Management and Change Control Audit) Sebelumnya diketahui sebagai audit pengembangan sistem. Berfokus pada efisiensi dan efektivitas dimana fase-fase yang berbeda dari daur hidup pengembangan sistem dilakukan. 4. Audit Pengendalian Internal (Internal Control Audit) Audit pengendalian internal berfokus pada pengevaluasian struktur pengendalian internal. 5. Audit Laporan Keuangan ( Financial Statement Audit ) Audit laporan keuangan berfokus pada kejujuran laporan keuangan hasil operasi dan arus kas. 6. Audit Kecurangan (Fraud Audit) Audit kecurangan merupakan suatu tindakan audit dalam mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah kecurangan sedang terjadi, telah terjadi atau akan terjadi dan untuk memecahkan masalah dengan memperbaiki tanggung jawab. 2.3 Pengendalian Intern Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001, p163), sistem pengendalian internal merupakan struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang 10

4 dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Hall (2001, p138), sistem pengendalian internal merupakan kebijakan, praktik dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi, mempromosikan efisiensi operasi perusahaan, mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Menurut Cascarino (2007, p57), pengendalian internal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen untuk meningkatkan lingkungan dalam upaya mencapai tujuan. Dihasilkan dari perencanaan manajemen, perorganisasian dan kepimpinan, dan yang lainnya (seperti pengendalian manajemen, pengendalian internal, dan lain-lain). Jadi pengendalian internal adalah praktik, prosedur dan proses yang digunakan oleh organisasi untuk menjaga aktiva perusahaan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Tujuan Pengendalian Internal Menurut Cascarino (2007, p59), secara keseluruhan tujuan pengendalian internal secara rinci diantaranya : 1. Integritas dan tingkat kepercayaan informasi 11

5 Jika manajemen tidak dapat mempercayai integritas dan kehandalan dari informasi yang ada dan diproses di dalam sistem informasi, semua informasi harus dicurigai untuk beberapa kasus, hal ini akan lebih merusak organisasi daripada kehilangan informasi itu sendiri. 2. Ketaatan dengan peraturan, perencanaan, prosedur, hukum dan undang - undang yang berlaku Hukum dan peraturan merupakan kewajiban dari luar dan harus ditaati. Ketidakcukupan sistem informasi dapat membuat organisasi melanggar hukum yang ada di negara sehingga akibatnya organisasi akan kehilangan keunggulannya, penalti dan hukuman dapat dijatuhi pada karyawan perusahaan. 3. Perlindungan atas aset Kehilangan harta (aset) adalah salah satu dari sekian banyak resiko yang terlihat yang dapat organisasi hadapi dan khususnya mengakibatkan penerapan dari sebagian besar pengendalian yang terlihat, seperti kunci pada pintu, keamanan, penjagaan barang berharga dan lain-lain. Di dalam sebuah organisasi yang berdasarkan sistem informasi, pengendalian aset dapat termasuk pengendalian yang tidak dapat diukur seperti perlindungan ganda, pemisahan tugas dan teknik autentikasi komputer. 4. Operasional yang efisien dan efektif Efektivitas meliputi pencapaian tujuan yang diharapkan dan harus menjadi pusat perhatian dari segala bentuk pengendalian dan kegiatan operasional. Efisiensi dikelompokkan sebagai ukuran dari kepastian 12

6 atas penggunaan dari sumber daya yang jarang diperoleh serta termasuk mengurangi penghamburan sebagai usaha untuk pengurangan penggunaan sumber daya Fungsi Pengendalian Internal Menurut Cascarino (2007, p6), fungsi pengendalian internal diklasifikasikan dalam 5 tipe yaitu : 1. Pengendalian pencegahan (preventive) Pengendalian preventive adalah pencegahan yang dilakukan sebelum masalah terjadi tetapi tidak pernah 100% efektif sehingga tidak dapat sepenuhnya tergantung pada pengendalian ini. Pengendalian preventive ini meliputi batasan oleh pengguna, kebutuhan password, dan pemisahan tugas. 2. Pengendalian pendeteksian (detektif) Pengendalian ini mendeteksi permasalahan setelah masalah timbul dan lebih mudah dilakukan daripada mengecek setiap transaksi dengan pengendalian preventive. Pengendalian ini meliputi keefektifan pelatihan pengunaan audit dan laporan-laporan pengecualian. 3. Pengendalian pengoreksian (corrective) Pengendalian ini mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi oleh pengendalian detektive dan biasanya ada campur tangan sistem informasi. Pengendalian ini meliputi proses rencana perbaikan (Disaster Recovery Plans) dan kemampuan perbaikan 13

7 transaksi. Pengendalian corrective memiliki resiko yang tinggi karena terjadi pada lingkup yang tidak biasa dan dibutuhkan keputusan untuk melakukannya serta dibutuhkan pertimbangan dalam pelaksanaan. Contoh pengendalian corrective adalah jejak-jejak audit, selisih laporan-laporan, kesalahan statistik, pendukung, pemulihan dan lain-lain. 4. Pengendalian langsung Pengendalian ini dirancang untuk menghasilkan keputusan yang positif dan meningkatkan kebiasaan yang dapat diterima. Pengendalian ini tidak hanya mencegah perilaku yang tidak diinginkan dan yang pada umumnya terdapat kebijaksanaan dalam suatu situasi. Akan tetapi juga memberitahukan kepada semua pemakai dari komputer bahwa menjadi tanggung jawab mereka untuk menyakinkan terdapat backup yang cukup dan disimpan semestinya. Bagaimanapun pengendalian ini dapat diawasi dan tindakan dapat diambil ketika pengendalian dilaksanakan. 5. Pengendalian kompensasi Pengendalian ini dapat dilakukan ketika kelemahan didalam suatu pengendalian dapat dikompensasi oleh pengendalian lain. Pengendalian ini digunakan untuk membatasi resiko dan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dibenarkan ketika auditor menghadapi integrasi sistem yang rumit dan struktur pengendalian yang melibatkan gabungan dari pengolahan sistem dan pengendalian dari area operasional yang beranekaragam. 14

8 2.3.4 Komponen Pengendalian Internal COSO (Committee of Sponsoring Organizations) menurut Cascarino (2007, p49), berfungsi untuk membangun struktur pengendalian intern yang baik dalam memperkuat pengendalian intern di perusahaan, COSO memperkenalkan suatu pengendalian yang lebih luas daripada model pengendalian akuntansi tradisional dan mencakup manajemen risiko, dimana pengendalian intern terdiri atas 5 (lima) komponen yang saling terkait yaitu 1. Lingkungan pengendalian (control environment) menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orangorangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. 2. Penaksiran resiko (risk assessment) adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. 3. Kegiatan Pengendalian (control activities) adalah kebijakan dari prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. 4. Informasi dan komunikasi (information and communication) merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab mereka. Sistem informasi mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk 15

9 mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang dan ekuitas. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. 5. Pemantauan (monitoring) adalah proses menentukan mutu kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi Jenis-jenis Pengendalian Internal Pengendalian internal terdiri dari 2 jenis yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi Pengendalian Umum Menurut Weber (1999), pengendalian umum terdiri dari : 1. Pengendalian Top Management (Top Management Control) Menurut Weber (1999, p69) pada tindakan pengendalian ini auditor harus mengevaluasi apakah manajemen senior telah mengatur fungsi sistem informasi dengan baik. Fungsi dari kontrol ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja aktual agar dapat mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang sudah direncanakan. Manajemen harus dapat melihat hal-hal dimana sistem informasi membawa perubahan organisasi dan perolehan yang kompetitif yang diperlukan untuk bertahan. Di dalam 16

10 organisasi yang mendukung, manajemen harus melihat hal-hal yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem organisasi saat ini. 2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem (Systems Development Management Control ) Menurut Weber (1999, p103), tipe pengendalian ini mengingatkan fungsi manajemen pengembangan sistem yang bertanggung jawab terhadap fungsi analisa, desain, pengembangan, implementasi dan maintenance sistem informasi. Audit pada manajemen pengembangan sistem dapat dimulai dari 3 bentuk pendekatan audit yakni concurrent audit, postimplementation dan general audit. Auditor harus memilih model dari proses pembangunan sistem untuk memberikan dasar evaluasi. Auditor harus mampu untuk menerapkan sudut pandang berkesinambungan dari proses pembangunan sistem dimana mereka dapat menentukan aktivitas apa yang harus dilaksanakan, bagaimana hal itu diwujudkan dan kapan hal itu akan diwujudkan. 3. Pengendalian Manajemen Program (Programming Management Control) Menurut Weber (1999, p157) mengarahkan kepada pembuatan atau pergantian perangkat lunak (software) yang berkualitas tinggi. Pengendalian ini dimulai dengan fase utama dari daur hidup pengembangan program. Dengan pengembangan sistem ini, auditor dapat menggunakan model daur hidup untuk mengerti, merencanakan dan melaksanakan tugas lebih baik lagi yang harus 17

11 dilengkapi untuk memperoleh software yang berkualitas tinggi. Selama proses audit, model ini juga dapat membantu di dalam pengumpulan bukti audit dan membantu di dalam proses evaluasi bukti-bukti audit. 4. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resources Management Control) Menurut Weber (1999, p205) organisasi mulai mengenali bahwa data adalah sumber daya kritis yang harus dikelola dengan baik. Terdapat solusi teknis dan administratif untuk masalah yang dihadapi di dalam mengelola data. Ada empat tujuan utama yang harus dicapai oleh pengelola data, yaitu : a. Sharability : pemakai data yang berbeda di dalam organisasi sebaiknya dapat mengakses dan menggunakan data yang sama. b. Availability : apabila data digunakan bersama-sama, maka pemakai harus dapat masuk dan menggunakan data tersebut pada saat dibutuhkan dari lokasi dan dengan format yang mereka butuhkan. c. Evolvability : fasilitas yang ada untuk mengelola data harus dapat dikembangkan dengan mudah sesuai dengan perubahan yang diperlukan oleh pemakai. d. Integrity : Jika data digunakan oleh banyak pemakai, maka keakuratan, keaslian dan kelengkapan data harus terpelihara. 18

12 5. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Control) Menurut Weber (1999, p242) administrator keamanan sistem informasi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa aset sistem informasi aman. Aset aman bila kemungkinan kehilangan yang dapat timbul berada pada level yang dapat diterima. Berikut ini adalah beberapa ancaman keamanan yang dihadapi fungsi sistem informasi dan pertahanan yang dapat diimplementasikan. Auditor harus mengerti konsekuensi dari ancaman ini terhadap tujuan audit dan pengendalian yang efektif. a. Fire Damage Bencana karena kebakaran adalah ancaman yang paling serius bagi keamanan fisik dari aset sistem informasi. Beberapa hal ini dapat dilaksanakan untuk memberikan sistem perlindungan dari kebakaran, yakni : 1) Alarm kebakaran manual dan otomatis ditempatkan di lokasi yang strategis di dalam organisasi dimana aset sistem informasi yang bernilai material ditempatkan. 2) Sistem pemadam api otomatis yang diletakkan di lokasi strategis mengandung : air, karbondioksida dan gas halon yang tidak membahayakan bagi manusia. 3) Terdapat petunjuk yang menunjukkan dimana alarm otomatis atau manual ditempatkan. 4) Selain petunjuk tersebut, terdapat sistem pemadam kebakaran otomatis. 19

13 5) Bangunan dimana aset sistem informasi material ditempatkan dibangun dari bahan bangunan yang tahan api dan memiliki struktur yang stabil ketika bencana kebakaran terjadi. 6) Untuk mengurangi risiko dari kerusakan karena api, maka kawat elektrik harus ditempatkan di dalam pembungkus atau saluran yang tahan api. b. Bencana air Bencana air dari aset sistem ini dapat disebabkan dari bencana kebakaran; sebagai contoh sistem pemadam api mengeluarkan air yang merusak hardware. Bencana air karena berbagai hal, misalnya: topan, tornado, es, dan hujan panas. Berikut ini adalah cara untuk melindungi aset sistem informasi dari bencana karena air, yakni : 1) Memiliki langit-langit, dinding dan lantai yang tahan air 2) Memiliki sistem pengeringan yang mencukupi 3) Memakai alarm pada tempat yang strategis dimana aset sistem informasi ditempatkan 4) Pada area berpotensi banjir, meletakkan aset sistem informasi di daerah yang tidak terjangkau oleh air. 5) Memiliki stop kontak utama untuk segala saluran air 6) Menggunakan pipa pengering otomatis yang dapat dikenali oleh alarm dan aktif apabila ada api. 20

14 c. Variasi energi Variasi energi dikarenakan karena meningkatnya energi, menurunnya energi atau kehilangan energi. Ketidakstabilan energi ini dapat merusak tidak hanya operasional dari perangkat keras tetapi juga sistem yang diperlukan untuk menjaga lingkungan operasional yang dapat diterima yakni lingkungan yang bebas dari debu dan relatif konstan dengan cuaca dan pemakai. Pengendalian alternatif yang dapat digunakan misalnya : ruangan tertentu harus terkunci untuk melindungi karyawan, mengurangi akses tidak sah atas penggunaan perangkat keras, perangkat lunak dan data. d. Kerusakan struktural Kerusakan struktural pada aset sistem informasi dapat terjadi pada beberapa bentuk : gempa bumi, angin, lumpur, salju, tanah longsor dan lain sebagainya. Kerusakan struktural dapat mengakibatkan bencana lain. Contoh : api dapat merusak lantai dimana komputer dan peralatan lain diletakkan. e. Polusi Polusi dapat merusak disk drive sehingga data yang penting dapat saja hilang. Waktu yang berharga juga dapat hilang karena digunakan untuk memperbaiki peralatan tersebut. Polusi juga dapat menyebabkan kebakaran. Komponen polusi yang utama ialah debu. Beberapa cara yang dapat diambil untuk mengurangi debu, misalnya langit-langit, dinding, lantai, lemari penyimpanan dan peralatan harus dibersihkan secara berkala. 21

15 f. Intrusi yang tidak sah Pencurian data dapat dicegah, salah satunya ialah kamera seharusnya tidak diletakkan di dalam bangunan dimana harta diletakkan. Intrusi yang tidak sah terdiri dari dua jenis, yaitu : 1) Secara fisik masuk ke perusahaan dan mengambil harta bagian sistem informasi atau melakukan pengrusakan. 2) Tidak masuk secara fisik ke perusahaan tetapi menggunakan cara lain seperti menggunakan receiver untuk melakukan penyadapan. g. Virus dan Worms Virus adalah sebuah program yang memerlukan sistem operasi komputer lain untuk masuk ke program lain, virus dapat terjangkit dengan mudah, melalui file yang dikirimkan sebagai attachment pada . Seperti virus, worm juga memperbanyak diri dengan maksud yang tidak berbahaya. Jika virus menyerang program yang lain, maka worm biasanya berdiri sendiri, sebagai sebuah program mandiri. Berikut langkah-langkah pengendalian untuk jaringan terbuka, yakni : 1) Membentuk kelompok administrasi keamanan jaringan yang akan bertanggung jawab atas keamanan jaringan organisasi 2) Membentuk pengendalian untuk pengguna jaringan agar diikuti sehingga mengurangi ancaman seperti worms 3) Waspada terhadap kelemahan di dalam sumber daya jaringan yang dapat mempengaruhi sekuritas. 22

16 h. Penyalahgunaan software, data dan pelayanan Perusahaan dapat mengalami kerugian karena software, data dan pelayanan yang mereka miliki disalahgunakan, sebagai contoh di bawah ini adalah tipe penyalahgunaan yang dapat terjadi, yaitu : 1) Perangkat lunak yang dikembangkan oleh perusahaan dicuri oleh karyawan atau pesaing. Perusahaan kehilangan pendapatan dari penjualan perangkat lunak yang dikembangkannya. 2) Perusahaan tidak berhasil untuk menjaga kerahasiaan data yang disimpan pada database, hal itu dapat mengakibatkan terjadinya pemberitaan yang kurang baik. Pengendalian dapat ditingkatkan jika administrator keamanan bertanggung jawab atas perolehan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 6. Pengendalian Manajemen Operasi (Operations Management Control ) Menurut Weber (1999, p288) pengendalian ini bertanggung jawab di dalam fungsi keseharian perangkat keras dan perangkat lunak. Ada beberapa fungsi dimana pengendalian operasional dilakukan. Di antaranya yakni : a. Operasional komputer Kontrol terhadap kegiatan operasional komputer ini mendukung aktivitas yang mendukung kegiatan rutin dari software / hardware yang tersedia. Kegiatan ini meliputi pengendalian operasional, pengendalian jadwal dan pengendalian perawatan. 23

17 b. Pengendalian jaringan komunikasi Manajer operasional bertanggung jawab atas kegiatan rutin dari operasional WAN atau LAN yang digunakan oleh organisasi mereka. Pada WAN (Wide Area Network), operator harus mampu untuk mengidentifikasikan error yang terjadi pada jalur komunikasi dan mengatur ulang jaringan untuk mengakomodasi semuanya. Sedangkan pada LAN (Local Area Network), manajemen operasional bertanggung jawab pada fasilitas file server. c. Pemasukan dan persiapan data Secara umum, semua sumber data untuk aplikasi sistem dikirim ke bagian persiapan data untuk diketik dan diverifikasi sebelum dimasukkan ke dalam sistem komputer. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh operator komputer dan sebagian besar dimasukkan secara langsung menggunakan peralatan tertentu seperti scanner atau dari mouse komputer. d. Pengendalian produksi Pengendalian produksi terdiri dari lima fungsi utama, yakni : 1) Menerima dan mengirim input dan output. 2) Menjadwalkan pekerjaan. 3) Tingkatan persetujuan pelayanan dari manajemen terhadap pemakai. 4) Pengendalian transfer harga atau pembebanan. 5) Perolehan kebutuhan. 24

18 e. Help Desk / Technical Support Fungsi bagian ini pada bagian operasional terdiri dari dua, yaitu membantu pemakai akhir untuk mendapatkan hardware dan software serta menyediakan dukungan teknis untuk membantu mengatasi masalah. 7. Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance Management Control ) Menurut Weber (1999, p332) manajemen jaminan kualitas terlibat di dalam memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan oleh fungsi sistem informasi mencapai tujuan tertentu dan proses pembangunan, implementasi, operasional, dan perawatan dari sistem informasi dilengkapi dengan sekumpulan standar kualitas. Pada beberapa hal, tujuan dan fungsi dari jaminan kualitas dan auditor adalah sama. Keduanya memusatkan pada sistem informasi berkualitas tinggi yang dibangun, diimplementasikan, dioperasikan dan dirawat. Keduanya juga mengumpulkan bukti dan mengevaluasi tingkat kepercayaan dari pengendalian sistem informasi. Sebagai hasil, auditor mendapatkan pengendalian yang lebih baik dan mengurangi pengujian substantif ketika fungsi jaminan kualitas bekerja dengan benar Pengendalian Aplikasi Menurut Weber (1999, p365), pengendalian sistem aplikasi berkaitan dengan menjamin sistem aplikasi individu untuk menjaga aset, menjamin integritas data, dan mencapai objektif perusahaan dengan efektif dan efisien. 25

19 1. Pengendalian Batasan (Boundary Control) Menurut Weber (1999, p367), subsistem batasan menentukan hubungan antara pemakai komputer dengan sistem komputer itu sendiri. Pengendalian di dalam subsistem batasan memiliki 3 tujuan, yakni : a. Membangun identitas dan autentikasi dari pemakai yang sah. b. Membangun identitas dan autentikasi dari sumber daya sistem komputer yang dibutuhkan oleh pemakai. c. Membatasi tindakan yang diambil oleh pemakai untuk menggunakan komputer ketika melakukan tindakan otorisasi. Ada beberapa jenis pengendalian pada subsistem batasan, yakni : a. Pengendalian Kriptografi Pengendalian kriptografi dirancang untuk mengamankan data pribadi dan untuk menjaga modifikasi data oleh orang yang tidak berwenang, Hal ini dilakukan dengan cara mengacak data sehingga tidak memiliki arti bagi orang yang tidak dapat menguraikan data tersebut. b. Pengendalian Akses Jenis pengendalian yang umum digunakan di dalam subsistem batasan adalah pengendalian akses. Pengendalian akses membatasi penggunaan dari sumber daya sistem komputer kepada pemakai yang memiliki autorisasi, membatasi tindakan autorisasi pemakai berhubungan dengan sumber daya yang ada dan 26

20 meyakinkan bahwa pemakai hanya dapat memperoleh sumber daya sistem komputer yang autentik. c. PIN (Personal Identification Number) Sebuah PIN secara sederhana adalah sejenis password. PIN adalah nomor rahasia yang mengacu kepada seseorang dimana di dalam hubungannya sebagai identitas dari orang tersebut, PIN diperlukan untuk melakukan verifikasi atas autentikasi dari seseorang. d. Tanda tangan digital Tanda tangan diperlukan untuk membangun autentikasi dari orang-orang yang terlibat. Selain itu tanda tangan juga mencegah pengirim surat atau bagian dari kontrak mengingkari partisipasi mereka di dalam kontrak. Tanda tangan digital sama seperti tanda tangan analog, hanya saja tanda tangan digital terdiri dari bilangan string 0 atau 1. Tanda tangan digital tidak bersifat konstan seperti tanda tangan analog, karena itu tanda tangan digital tidak dapat dipalsukan. e. Kartu plastik PIN dan tanda tangan digital digunakan untuk tujuan autentikasi, kartu plastik digunakan untuk tujuan identifikasi. Kartu ini juga dapat digunakan untuk menyimpan informasi yang dibutuhkan di dalam proses autentikasi. 27

21 f. Pengendalian Jejak Audit Secara berkala, jejak audit dianalisis untuk mendapatkan adanya kelemahan pengendalian pada sistem. Analisis secara manual atau otomatis dapat digunakan. Sebagai contoh, manajemen dapat mengamati jejak audit atas kejadian yang tidak biasa. Banyak data yang dikumpulkan pada jejak audit akuntansi, juga digunakan untuk keperluan jejak audit operasional.sebagai contoh, catatan waktu mulai dan selesainya pemakaian sistem dapat digunakan untuk menganalisis pemakaian dari subsistem. 2. Pengendalian Masukan (Input Control) Menurut Weber (1999, p417) komponen di dalam subsistem input bertanggung jawab untuk membawa data dan perintah ke dalam sistem informasi. Dari sudut pandang auditor, pengendalian input penting karena ada 3 alasan, yakni : a. Banyak pengendalian yang ada pada subsistem input, sehingga auditor menghabiskan banyak waktu untuk menguji kelayakan pengendalian input. b. Aktivitas subsistem input terkadang melibatkan campur tangan manusia yang rutin sehingga bisa terjadi kesalahan karena manusia. c. Subsistem input sering menjadi target atas tindakan penyimpangan. 28

22 Auditor terlebih dahulu harus mengerti bagaimana sistem aplikasi memperoleh data input. Ada beberapa metode input data diantaranya yakni : a. Menggunakan keyboard dari komputer personal. b. Pembacaan data langsung menggunakan mark sensing, image reader, point of sale device, ATM. c. Memasukkan kode secara langsung menggunakan komputer personal, layar sentuh, joystick atau melalui suara maupun video. Ada beberapa tipe pengendalian di dalam subsistem input, diantaranya yakni : a. Desain dokumen sumber Beberapa metode input data menggunakan dokumen sumber untuk mencatat data yang akan dientri pada komputer. Dokumen sumber digunakan bila terdapat interval waktu antara waktu terjadinya data dengan waktu input berbeda. b. Desain layar entri data Jika data dimasukkan melalui monitor, maka diperlukan desain yang berkualitas terhadap layar tampilan data entri agar mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan agar tercapai efisiensi dan efektivitas entri data pada subsistem input. 1) Screen organization Layar harus dirancang agar rapi dan seimbang, elemen data harus dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. 2) Caption design 29

23 Judul data yang harus dientri, yang tampil di layar memberikan keterangan tentang data apa yang harus dimasukkan pada field di layar. 3) Data entry field design Lokasi yang harus diisi data harus berada di sebelah judul data yang harus dientri dan dapat dibuat dengan berbagai cara misalnya garis atau kotak. 4 ) Warna Pada saat melakukan disain entri data di layar, warna dapat digunakan agar perhatian dapat dilakukan pada suatu field yang harus dientri. 5 ) Response time Selama proses entri data, respon time adalah interval antara satu data yang sudah selesai dientri dan disimpan sampai dengan waktu layar siap untuk dientri kembali. c. Pengendalian kode data Kode dari data memiliki 2 tujuan yakni : 1) Data secara unik mengidentifikasikan entitas sebagai anggota dari sebuah kelompok atau kumpulan. 2) Untuk tujuan identifikasi, kode lebih rapi dari pada deskripsi tekstual atau naratif karena data membutuhkan sedikit karakter untuk membawa sejumlah informasi di dalamnya. 30

24 Oleh karena itu, auditor harus mengevaluasi kualitas dari sistem pengkodean yang digunakan dari sistem aplikasi untuk menentukan data yang mempengaruhi tujuan efisiensi, efektivitas dan integritas data. d. Pemeriksaan jumlah digit Check digit adalah jumlah digit berulang yang ditambahkan ke dalam kode yang memungkinkan keakuratan dari karakter lain di dalam kode yang akan diperiksa. Check digit dapat berfungsi sebagai awalan atau akhiran dari karakter atau dapat ditempatkan dimanapun di bagian tengah kode. Ketika kode dimasukkan, sebuah program menghitung ulang jumlah digit untuk menentukan apakah digit yang dimasukan dan digit yang dihitung berjumlah sama. Jika jumlahnya sama, kode tersebut sepenuhnya benar. Jika berbeda, kode tersebut akan error. e. Pengendalian batch Beberapa dari pengendalian yang sederhana dan paling efektif dari data yang dimasukkan adalah pengendalian batch. Ada 2 tipe dari batch yakni: 1) Batch fisik yang terdiri dari sekelompok transaksi unit fisik. Sebagai contoh, dokumen sumber dapat diperoleh lewat surat, yang digabungkan ke dalam batch dan diikat menjadi satu kemudian diberikan kepada petugas data input untuk dimasukkan ke dalam sistem aplikasi pada terminal. 31

25 2) Batch logis adalah kumpulan dari transaksi yang digabungkan bersama-sama atas dasar logis. Sebagai contoh, petugas yang berbeda dapat menggunakan terminal yang sama untuk memasukkan transaksi ke dalam sistem aplikasi. Petugas tetap menjaga kontrol total dari transaksi yang telah mereka masukkan. Input program transaksi secara logis dimasukkan ke dalam nomor identifikasi petugas. Setelah beberapa periode, input program mempersiapkan kontrol total untuk rekonsiliasi dengan kontrol total petugas. f. Validasi masukan Data input ke dalam sistem aplikasi harus divalidasi sesegera mungkin setelah datanya diambil dan sedekat mungkin dengan sumber datanya. Setiap ada kesalahan pada data yang tidak diperbaiki sesegera mungkin harus dituliskan ke dalam file error. Karena pemakai dapat lupa untuk memperbaiki kesalahan tersebut.ada empat jenis data input validasi yang harus dicek ketika data dimasukkan pada terminal, yaitu : 1) Field check Dengan field check, tes validasi yang dilakukan ialah mengecek apakah field-field tertentu hanya terdiri dari data numerik atau karakter numerik tertentu saja. 2) Record check Dengan record check, tes validasi yang dilakukan pada field tergantung hubungan logika field itu dengan field yang lain pada 32

26 record. Misalkan nilai gaji pada suatu field menginformasikan jabatan seseorang di field lain. 3) Batch check Dengan batch check, tes validasi melakukan pengujian apakah karakteristik dari batch record yang dimasukkan sama dengan karakteristik yang telah ditetapkan pada batch. Contoh : auditor dapat mengecek apakah total dari field keuangan di dalam batch record sama dengan grand total yang diberikan untuk batch. 4) File check Dengan file check, tes validasi melakukan pengujian apakah karakteristik pada file yang digunakan selama pemasukan data adalah sama dengan karakteristik data pada file. Contoh : jika auditor memvalidasi beberapa karakteristik dari data sistem aplikasi dari file master, auditor dapat mengecek apakah mereka menggunakan versi terakhir dari file master. g. Pengendalian jejak audit Jejak audit pada subsistem input memelihara kronologis kejadian data dari waktu ke waktu dan instruksi yang diterima serta yang dimasukkan dalam sistem aplikasi sampai waktu penentuan data tersebut valid dan dapat dikirimkan kepada subsitem yang lain, yang terdapat pada sistem aplikasi. 3. Pengendalian Komunikasi (Communication Control) Menurut Weber (1999, p469) subsistem komunikasi bertanggung jawab di dalam pengiriman data di antara subsistem lain di dalam sistem dan 33

27 untuk mengirim data atau untuk menerima data dari sistem yang lain. Pada saat data dikirimkan melalui media transmisi, ada tiga jenis kerusakan yang dapat terjadi, yaitu : a. Attenuation Melemahnya signal yang terjadi pada media pengirim, hal ini terjadi karena jarak pengiriman yang jauh. b. Delay distortion Terjadi distorsi pada signal apabila data melewati media perantara seperti kabel coaxial, optic fibre karena komponen dengan frekuensi yang berbeda adalah subjek untuk penundaan yang terjadi. Distorsi dapat berakibat pada data digital karena energi dari signal di dalam posisi satu bit dapat berpindah kepada posisi bit lain. c. Noise Noise ialah signal elektrik acak yang menurunkan kinerja dari media transmisi. Oleh karena itu ada beberapa pengendalian pada subsistem komunikasi, yakni: 1) Pengendalian komponen fisik Salah satu cara untuk mengurangi kesalahan di dalam subsistem komunikasi ialah untuk memilih komponen fisik yang memiliki karakteristik yang membuat mereka dapat dipercaya dan menyediakan pengendalian atau fitur yang meringankan resiko yang ditimbulkan. 34

28 2) Pengendalian topologi jaringan Topologi jaringan komunikasi menjelaskan lokasi dari node di dalam jaringan, bagaimana node ini dihubungkan dan kemampuan data transmisi dari hubungan di antara node. Ada beberapa jenis topologi jaringan,yakni : a) LAN (Local Area Network) topologi Local Area Network terdiri dari beberapa topologi, yakni: (1) Topologi Bus Di dalam topologi bus ini, node di dalam jaringan dihubungan secara parallel pada jaringan komunikasi tunggal. (2) Topologi Tree Di dalam topologi ini, node pada jaringan dihubungkan pada cabang jalur komunikasi yang tidak memiliki akhir. Topologi tree menggunakan signal analog daripada signal digital. (3) Topologi Ring Di dalam topologi ring, node di dalam jaringan dihubungkan menggunakan repeater pada jalur komunikasi yang digambarkan sebagai lingkaran yang tertutup. Repeater adalah peralatan aktif yang memasukkan data ke dalam jaringan, menerima data dari jaringan dan memindahkan data dari jaringan. (4) Topologi Star Di dalam topologi star, node di dalam jaringan dihubungkan dari poin ke poin konfigurasi kepada hub utama. 35

29 (5) Topologi Hybrid Tipe dari topologi hybrid juga digunakan di dalam LAN. Sebagai contoh, di dalam topologi star-bus, node dihubungkan dengan jalur komunikasi yang panjang kepada bus yang pendek. Jaringan star-bus dapat diperluas dengan mudah, sederhana dengan menghubungkan kabel lain pada bus. b) Wide Area Network Topologi Topologi yang paling umum digunakan dari topologi WAN adalah topologi mesh. Di dalam topologi mesh setiap node secara konseptual di dalam jaringan dapat memiliki hubungan poin ke poin dengan setiap node lain. Topologi mesh dapat dipercaya karena data dapat melalui jalur alternatif di dalam jaringan. Jika satu jalur gagal, metode konsentrasi yang digunakan mengijinkan data untuk melalui jalur lain. 4. Pengendalian Proses (Processing Control) Menurut Weber (1999, p516), subsistem proses bertanggung jawab di dalam menghitung, mengurutkan, mengelompokkan, dan merangkum data. Komponen utama di dalam subsistem proses adalah processor utama dimana program digunakan, memori utama dan virtual dimana data dan instruksi program disimpan, sistem operasi yang mengatur sumber daya sistem, dan program aplikasi yang melaksanakan instruksi untuk mencapai kebutuhan pemakai tertentu. Pengendalian proses mencegah, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan dari data yang diterima dari proses input subsistem 36

30 atau subsistem komunikasi kepada data yang disimpan ke dalam database, dibagikan melalui jaringan atau menjadi output dari subsistem. 5. Pengendalian Database (Database Control) Menurut Weber (1999, p559), subsistem database bertanggung jawab di dalam mendefinisikan, membuat, memodifikasi, menghapus, dan membaca data di dalam sistem informasi. Database menjaga data yang berhubungan dengan aspek statis dari objek yang sebenarnya dan hubungannya serta data yang berupa prosedur yang berhubungan dengan aspek dinamis dari objek yang sebenarnya dan hubungannya. Komponen utama dari subsistem database adalah DBMS (Database Management System) yang digunakan untuk memanajemen data, program aplikasi yang melakukan kegiatan operasional data, processor utama dan penyimpanan utama dimana operasional diwujudkan, dan media penyimpanan yang menjaga duplikasi permanent / semipermanent dari database. Pengendalian harus diterapkan di dalam subsistem database untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dari komponennya dan untuk melindungi integritas data yang disimpan di dalam database. 6. Pengendalian Keluaran (Output Control) Menurut Weber (1999, p612), subsistem output menyediakan fungsi yang menentukan isi dari data yang akan disediakan untuk pemakai, dimana data akan dibentuk dan disajikan kepada pemakai, dan data yang akan disiapkan dan dibagikan kepada pemakai. Ada beberapa jenis pengendalian pada subsistem keluaran, diantaranya yakni : 37

31 a. Pengendalian inference Pengendalian inference dilakukan pada database statistikal yakni database yang hanya dapat diakses oleh pemakai hanya statistik saja, bukan isi dari data individual. Pengendalian ini harus dilakukan agar dapat mencegah 4 jenis kompromi yang dapat terjadi, yakni : 1) Positif compromise, yakni pemakai menyatakan bahwa seseorang memiliki nilai atribut tertentu. 2) Negative compromise, pemakai menyatakan bahwa seseorang tidak memiliki nilai atribut tertentu. 3) Exact compromise, pemakai menyatakan bahwa seseorang memiliki nilai tertentu. 4) Approximate compromise, pemakai menyatakan bahwa seseorang memiliki rentang nilai tertentu. b. Pengendalian distribusi dan produksi output batch Batch output adalah output yang dihasilkan pada beberapa fasilitas operasional dan sesudah itu dikirim atau disimpan oleh custodian atau pemakai output tersebut. Output ini menggunakan banyak formulir, contohnya, print out laporan kontrol manajemen berisi table, grafik, atau image. Kontrol terhadap batch output dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa laporan tersebut akurat, lengkap dan tepat waktu yang hanya dikirim / diserahkan kepada pemakai yang berhak. 1) Pengendalian file printer Jika program laporan tidak dapat dicetak langsung oleh printer, output menunggu giliran pencetakan. Perangkat lunak sistem mengatur file 38

32 yang akan dicetak. Ketika printer siap, perangkat lunak membaca file dan siap mencetak. 2) Printing controls Pengendalian pencetakan memiliki 3 bagian : a) untuk meyakinkan bahwa laporan dicetak di printer yang tepat; b) untuk mencegah pihak tidak berwenang untuk melakukan scan data yang tercetak dalam laporan; dan c) meyakinkan bahwa pengendalian yang tepat dilakukan untuk form dan instrumen yang ada. c. Pengendalian distribusi dan produksi output online Pengendalian terhadap produksi dan distribusi atas output yang dilakukan melalui online dilakukan secara garis lurus, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa hanya bagian yang memiliki wewenang saja dapat melihat output melalui online tersebut, proteksi terhadap integritas output pada saat dilakukan pengiriman melalui media komunikasi, memastikan bahwa online output hanya dapat dilihat oleh bagian yang berwenang dan proteksi terhadap kemungkinan terjadinya pengcopyan oleh pihak yang tidak berwenang pada saat output dikirim melalui media komunikasi. d. Pengendalian jejak audit Penelusuran jejak audit menyajikan bahwa output disajikan untuk user yang menerima output, ketika output diterima dan tindakan yang akan diambil sehubungan dengan output. Penelusuran jejak audit dapat menyajikan data yang diperlukan untuk merespon permintaan informasi. Jika data yang salah ditemukan dalam output organisasi, penelusuran 39

33 jejak audit juga dapat digunakan untuk menentukan orang yang akan menggunakan output untuk mengambil keputusan. Penelusuran jejak audit juga dapat digunakan untuk menentukan apakah user yang tidak sah dapat mengakses subsistem output. 2.4 Audit Sistem Informasi Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999, p10), audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah sebuah sistem komputer telah menetapkan sistem pengendalian yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta terjamin integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p648), audit sistem informasi pada umumnya digunakan untuk menggambarkan dua jenis dari aktivitas terkait komputer yang berbeda. Aktivitas pertama untuk menggambarkan proses dari mengevaluasi dan mereview pengendalian internal didalam sistem pemrosesan data elektronik. Aktivitas kedua untuk menggambarkan penggunaan komputer oleh auditor untuk meningkatkan pengerjaan audit yang meskipun dapat dikerjakan secara manual. Jadi audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti dari aktivitas terkait komputer yang berbeda untuk menggambarkan proses dari mengevaluasi dan mereview 40

34 pengendalian internal, semua aktiva dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta terjamin integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi Tujuan audit sistem informasi Menurut Weber (1999, p11), tujuan dari audit sistem informasi adalah 1. Mengamankan aset Aset audit sistem informasi meliputi hardware, software, fasilitas, orang (pengetahuan), file-file data, dokumentasi sistem dan perlengkapan. Aset harus dilindungi dengan sistem pengendalian internal. Hardware dapat dirusak dengan kejahatan. Software dan isi dari file data dapat dicuri atau dihancurkan. 2. Mampu menjaga integritas data Integritas data adalah konsep pokok dalam audit sistem informasi. Data menjadi salah satu aset terpenting bagi suatu perusahaan. Keadaan data dinyatakan memiliki beberapa sifat yaitu kelengkapan, kekuatan, kemurnian dan kejujuran. Jika integritas data tidak dipelihara dengan baik maka organisasi tidak memiliki gambaran yang benar atas diri sendiri atau kejadian yang terjadi. Menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data. 41

35 3. Meningkatkan keefektifan sistem Menyempurnakan dalam pencapaian tujuan sistem informasi yang efektif. Mengevaluasi efektivitas menyiratkan pengetahuan dari kebutuhan pemakai. Untuk mengevaluasi suatu laporan sistem informasi dengan cara yang memudahkan pengambilan keputusan oleh para pemakai, auditor harus mengetahui karakteristik dari para pemakai dan lingkungan pengambilan keputusan dengan baik. 4. Meningkatkan efisiensi sistem Suatu sistem informasi yang efisien menggunakan sumber daya minimum untuk mencapai tujuan. Sistem informasi menggunakan berbagai sumber daya seperti : lingkungan sekitar, sistem software dan pekerja Tahapan Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999, p47), tahapan atau proses audit terdiri dari: 1. Perencanaan audit Perencanaan adalah fase awal dari audit. Bagi auditor eksternal, hal ini berarti menginvestigasi klien untuk menentukan apakah penugasan audit harus diterima, menugaskan staf yang tepat untuk kegiatan audit, memperoleh surat penugasan, memperoleh latar belakang informasi dari klien, mengerti tanggung jawab klien dan melakukan prosedur review untuk mengerti bisnis klien lebih baik dan mengidentifikasi area resiko dari audit. 42

36 2. Tes pengendalian Tes pengendalian auditor ketika mereka mengakses resiko dari pengendalian untuk pernyataan sedikitnya dari level maksimum. Mereka bergantung kepada pengendalian sebagai dasar untuk mengurangi tes yang berbiaya lebih. Pada tahapan ini di dalam audit, bagaimanapun, auditor tidak mengetahui apakah pengendalian teridentifikasi beroperasi secara efektif. Tes dari pengendalian mengevaluasi apakah pengendalian material, yang sebenarnya dapat dipercaya. Fase ini biasanya dimulai dengan berfokus pada pengendalian manajemen. 3. Tes dari transaksi Auditor menggunakan tes transaksi ini untuk mengevaluasi apakah error atau proses yang tidak biasa dari transaksi telah menjadi pernyataan yang keliru dari informasi keuangan yang bersifat material. Tes dari transaksi menyangkut menelusuri jurnal dari dokumen sumber mereka, memeriksa file harga dan melakukan tes pada ketepatan komputer. Komputer cukup berguna untuk melakukan tes ini dan auditor dapat mengunakan software audit umum untuk mengecek apakah bunga yang dibayarkan pada akun di bank telah dihitung dengan benar. Dari sudut pandang operasional, auditor menggunakan tes transaksi untuk mengevaluasi apakah transaksi atau kejadian telah ditangani secara efektif dan efisien. 43

37 4. Tes keseimbangan atau hasil keseluruhan (Test of balances or overal result) Auditor melakukan tes keseluruhan untuk memperoleh bukti audit yang cukup untuk membuat keputusan akhir dari kehilangan suatu kesalahan pernyataan akun yang terjadi ketika sistem informasi gagal untuk menjaga aset, meningkatkan integritas data dan mencapai efisiensi dan efektivitas sistem. Secara umum, tes atas keseluruhan dari audit adalah bagian paling mahal dari audit. Oleh karena itu, auditor harus merancang dan melakukan tes ini dengan hati-hati. 5. Penyelesaian audit (Completion of the audit) Pada fase akhir dari audit ini, auditor eksternal mengambil beberapa tes tambahan untuk membawa kumpulan bukti audit untuk diakhiri. Auditor harus membuat keputusan mengenai apakah kehilangan material atau kesalahan akun telah terjadi dan dilaporkan. Pada kesimpulan atas audit, fungsi penting yang auditor tunjukkan adalah untuk memberikan manajemen dokumentasi laporan dari kelemahan pengendalian yang telah mereka identifikasikan, konsekuensi potensial dari kelemahan pengendalian ini dan beberapa rekomendasi untuk tindakan pencegahan. Terdapat 4 tipe opini audit yakni : a. Disclamer ialah jenis opini audit dimana auditor tidak memberikan pendapat atas kegiatan audit yang dilakukan 44

38 b. Adverse ialah jenis opini audit dimana auditor menyimpulkan bahwa kehilangan material atau kesalahan pernyataan pelaporan keuangan bernilai material telah terjadi. c. Qualified ialah jenis opini audit dimana auditor menyimpulkan bahwa kehilangan atau kesalahan pernyataan pelaporan keuangan telah terjadi tapi tidak bernilai material. d. Unqualified ialah jenis opini audit dimana auditor menyimpulkan bahwa tidak terjadi kehilangan atau pernyataan kesalahan akun. 2.5 Teori Penetapan Nilai Resiko Berdasarkan Mailwald (2003, p149), resiko adalah kombinasi dari ancaman dan kerentanan. Sedangkan kerentanan sendiri berarti sifat-sifat yang mudah diserang dan ancaman adalah tindakan atau situasi yang mungkin mengganggu keamanan lingkungan sistem informasi. Maka resiko dapat dirumuskan : Resiko (R) = Ancaman (T) + Kerentanan (V) Resiko secara kualitatif dapat dibagi menjadi 3 tingkatan : 1. Rendah (Low) adalah tingkatan kerentanan yang menggambarkan resiko dalam organisasi dimana tindakan tertentu yang harus diambil mengurangi resiko yang kecil ini. 2. Menengah (Medium) adalah tingkatan yang menggambarkan resiko yang berhubungan dengan ketersediaan, integritas, kerahasiaan dan akuntabilitas dari informasi, sistem dan peralatan fisik lain. Tindakan untuk menghilangkan kerentanan ini sangat dianjurkan. 45

39 3. Tinggi (High) adalah tingkatan kerentanan pada tahap ini telah menghadapi bagian kritis dari ketersediaan, integritas, kerahasiaan dan akuntabilitas dari informasi, sistem dan peralatan fisik lain. Tindakan perbaikan harus diambil secepat mungkin untuk menghilangkan kerentanan tersebut. Berdasarkan Peltier (2001, p80), matrik prioritas penilaian resiko Ancaman Bisnis High Medium Low High A B C Kerentanan Medium B B C Low C C D Tabel 2.1 Matrik Prioritas Penilaian Resiko Apabila dinyatakan secara kuantitatif, maka nilai dari tabel diatas dapat dinyatakan sebagai berikut : A dinyatakan bernilai 3 (High) B dinyatakan bernilai 2 (Medium) C dinyatakan bernilai 1 (Low) D dinyatakan bernilai 0 (Low) Pengendalian yang sudah diterapkan dijadikan ukuran lebih lanjut untuk menentukan tingkatan resiko, sehingga level dari perumusan resiko di atas menjadi : Level of Risk = Control Value Risk 46

40 2.6 Standar Audit Ada beberapa standar audit yang digunakan sebagai pedoman di dalam melakukan kegiatan audit, baik yang digunakan secara internasional maupun yang digunakan secara nasional. Salah satu standar internasional yang digunakan ialah COBIT, yang telah memenuhi persyaratan sebagai pedoman di dalam melakukan kegiatan audit sistem informasi COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Menurut Cascarino (2007, p 48), COBIT adalah sumber pedoman terbaik. COBIT menjembatani celah atau gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan masalah teknis TI. Setiap petunjuk diorganisasikan oleh proses manajemen TI yang dikenal sebagai framework COBIT. COBIT dimaksudkan untuk digunakan dalam bisnis dan manajemen TI oleh Auditor Sistem Informasi. Oleh karena itu pemakaiannya memungkinkan untuk mengerti tujuan bisnis dan komunikasi yang terbaik serta rekomendasi, dibuat untuk dimengerti secara umum dan sebagai referensi standar yang baik. Berdasarkan COBIT 4.0, COBIT meliputi : 1. Control Objectives Level tinggi dan secara umum memberikan pernyataan pengendalian minimum yang terbaik. Menurut COBIT 4.0 (2005, p14), COBIT menganggap desain dan implementasi pengendalian aplikasi otomatis menjadi tanggungjawab TI, mencakup bagian Akuisisi dan 47

41 Implementasi, berdasarkan kebutuhan bisnis yang ditetapkan dalam standar COBIT. Control objective terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu: a. Planning and Organization Domain ini meliputi strategi dan taktik yang berkonsentrasi pada identifikasi cara TI bisa menjadi kontribusi terbaik untuk mencapai tujuan bisnis. Selanjutnya, realisasi visi strategi perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur dalam pandangan yang berbeda. Akhirnya, suatu organisasi yang sebenarnya akan baik apabila prasarana teknologi diletakkan pada tempatnya. b. Acquisition and Implementation Strategi teknologi informasi, solusi teknologi informasi perlu untuk diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh seperti halnya sistem yang terintegrasi dan diterapkan ke dalam proses bisnis. Perubahan dan pemeliharaan sistem yang sedang berjalan mencakup area untuk membuat solusi yang selanjutnya digunakan untuk memenuhi tujuan bisnis. c. Delivery and Support Daerah ini memiliki kaitan dengan penyampaian dalam penyerahan kebutuhan layanan, manajemen keamanan, layanan pendukung untuk pengguna dan manajemen data serta fasilitas operasional. 48

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Audit Sistem Informasi Persediaan 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke (1996, p.1), Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Persediaan pada PT. Timur Jaya. 4. PROGRAM KERJA AUDIT 4.. Ruang Lingkup Audit Ruang Lingkup yang

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM

EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM Noerlina N.,S. Jurusan Komputerisasi Akuntansi Bina Nusantara University Jakarta Jl. KH syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat Telp.(021) 53696954 Email :

Lebih terperinci

PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER

PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER SA Seksi 314 PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER Sumber: PSA No. 60 PENDAHULUAN 01. Dalam Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR. Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR. Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting sangat diperlukan, karena jika tidak terdapat pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II

Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II Kelompok 2 : Ahmad Furqon Adhitya Yudha Kartika Agus Purnawan Bayu Nirwana Copyright @ SIA II - Kelompok 2 Pengendalian Risiko Dari Ancaman

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA BENGKEL GAC AUTO SERVICE Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat setelah melakukan wawancara dan observasi, yang hasilnya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi mendorong perusahaanperusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian sebelumnya. Berikut ini akan disajikan penelitian terdahulu untuk mendukung

Lebih terperinci

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi HOME DAFTAR ISI B3 Auditing Obyektif Mengetahui phase-phase dalam audit sistem informasi Mengetahui proses evaluasi dan pengujian dalam audit sistem informasi 3.1 Phase Audit Sistem Informasi Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN 4.1 Rencana Audit Rencana audit yang dilakukan selama proses audit pada Sistem Informasi Penjualan PT. PERDANA BANGUN PUSAKA. Tbk adalah sebagai berikut : a. Lakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan KUESIONER EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEMITRAAN PETERNAKAN INTI RAKYAT (PIR) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT DOMAIN KE- (DELIVERY AND SUPPORT): STUDI KASUS PADA PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI SEMARANG

Lebih terperinci

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart L1 Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional L I - 1 Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional 1. Adanya pemisahan tugas Pembagian dan pemisahan tugas sesuai sesuai dengan dengan wewenang dan tanggung jawab wewenang dan tanggung

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER 1/total Outline PENGENDALIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN BEBERAPA PRINSIP KEANDALAN KETERSEDIAAN PENGAMANAN KETERPELIHARAAN INTEGRITAS PENGENDALIAN KEANDALAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

KEAMANAN DAN KONTROL. A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya

KEAMANAN DAN KONTROL. A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya KEAMANAN DAN KONTROL A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya B. HUBUNGAN KONTROL DENGAN KEAMANAN Keamanan adalah proteksi/perlindungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan PT. Hezzel Farm Indonesia. Dalam pengumpulan temuan audit diperoleh dari dokumentasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM - 1 - DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG... 2 II. RUANG LINGKUP SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Integritas Pemrosesan A. Pengendalian Input Adanya pengendalian input adalah hal yang penting karena apabila input yang masuk tidak akurat,

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI BAB1. PENDAHULUAN

KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI BAB1. PENDAHULUAN KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI BAB1. PENDAHULUAN Sistem Informasi Dunia merupakan sebuah sistem yang berbasis komputer yang memungkinkan perusahaan multinasional untuk menyelaraskan kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB IV PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB IV PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. Ancaman-ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi 1. Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

2/5/2015. Internal Control Concepts. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Overview

2/5/2015. Internal Control Concepts. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Overview Internal Control Concepts CDG4I3 / Audit Sistem Informasi Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE - 2014 Overview 1. Definition 2. Systems of Internal Control 3. Elements of Internal Control 4. Control Objectives

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin.

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2003, p5), sistem informasi akuntansi adalah subsistem atau bagian dari MIS (Management

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY Titien S. Sukamto AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY Audit terhadap fasilitas pengolahan TI, biasanya merujuk pada Data Center, yang merupakan inti dari

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI N. Tri Suswanto Saptadi POKOK BAHASAN 1. Pengertian Pengendalian Internal. 2. Metodologi Audit. 3. Jenis jenis Prosedur Audit. 4. Lapisan Pengendali Aplikasi. 5. Resiko Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

-KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI-

-KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI- 1 -KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan teori yang dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

Lampiran 3.16 : Rekap Stock barang L11

Lampiran 3.16 : Rekap Stock barang L11 Lampiran 3.16 : Rekap Stock barang L11 Lampiran 3.17 : Form Transaksi Luar Kota L12 L13 C. Fitur-Fitur Aplikasi yang Mendukung Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi Lampiran 4.1 : Fitur untuk Pembatasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber daya, seperti

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Menimbang. Mengingat. Menetapkan PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 5 FASE PERANCANGAN

BAB 5 FASE PERANCANGAN BAB 5 FASE PERANCANGAN A. Perancangan Secara Umum Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Analisis sistem dan desain sistem

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI FRONT OFFICE PADA HOTEL ISTANA NELAYAN

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI FRONT OFFICE PADA HOTEL ISTANA NELAYAN 106 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI FRONT OFFICE PADA HOTEL ISTANA NELAYAN 4.1 Persiapan dan Perencanaan Audit Pada bab ini akan dibahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Front Office

Lebih terperinci

Nama : Muh. Arifin Nim : Sistem Informasi Akuntasni

Nama : Muh. Arifin Nim : Sistem Informasi Akuntasni Nama : Muh. Arifin Nim : 120462201007 Sistem Informasi Akuntasni NO 1 Pengendalian Sistem Input Data Umum Pada EDP (Electronic data processing) Sebagaimana kita ketahui pada dasarnya, Audit Sistem Informasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Buku Besar dan Pelaporan. Anda harus mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar buku besar dan pelaporan

Lebih terperinci