ASUHAN KEBIDANAN PADA AN K USIA 6 TAHUN DENGAN SIBLING RIVALRY DIDESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Transkripsi

1 ASUHAN KEBIDANAN PADA AN K USIA 6 TAHUN DENGAN SIBLING RIVALRY DIDESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO FALA DEVIYANA Subject : Anak usia 6 tahun, sibling rivalry. DESCRIPTION Kehadiran seorang anggota keluarga baru berpengaruh terhadap anak yang lebih tua, bila perbedaan usia antara 2-3 tahun bisa dikatakan merupakan suatu ancaman bagi anak yang lebih tua. Orang tua harus dapat mengarahkan anak tanpa ada yang membela suatu pihak sehingga salah satu anak tidak ada yang merasa tersisihkan dan merasa iri. Studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada An K dengan sibling rivalry. Studi kasus dilakukan pada tanggal 22 Mei 2015 sampai 05 Juni 2015, subyek studi kasus adalah An K umur 6 tahun. Metode studi kasus yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan tehnik 5 langkah, antara lain : pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi Hasil studi kasus An K umur 6 tahun yang mengalami sibling rivalry, diperoleh bahwa selama 2 minggu dilakukan studi kasus mulai tanggal 22 Mei 2015 sampai 05 Juni 2015, rasa cemburu sudah mulai berkurang ditandai dengan anak sudah mulai tidak marah. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada An K umur 6 tahun dengan sibling rivalrytidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Dalam mengatasi terjadinya sibling rivalry, orang tua hendaknya memahami setiap perilaku, sifat dan perkembangan anak sehingga dapat mencengah dan mengatasi apabila terjadi sibling rivaly. ABSTRACT The presence of a new family member affects the older child, if the difference between 2-3 years of age can be said to constitute a threat to the older child. Parents should be able to direct the child without anyone defending a party that one of the children no one feels excluded and envy. This case study aimed to implement midwifery care in child "K" with sibling rivalry. The case study was conducted on May 22, 2015 until June 5, 2015, the subject of case Study was child "K" age of 6 years. Case study method used was descriptive method using 5-step techniques, among others: assessment, diagnosis and problem identification, intervention, implementation, and evaluation An case study results "K" 6 years old who experienced sibling rivalry, found that during the two weeks of the case study starting on May 22, 2015 until June 5, 2015, jealousy has begun to diminish marked with children have started to not upset.

2 After Midwifery Care in child "K" 6 years old with a sibling rivalry there was no incompatibility between the review of cases with a review of the theory. In coping with sibling rivalry, parents should understand each behavior, the nature and development of children can be prevented or overcome so that in case of sibling rivaly. Keywords: Children aged 6 years, sibling rivalry. Contributor : 1. Nurun Ayati K,SST.,M.Kes 2. Dhonna Anggreni, SKM Date : 26 Juni 2015 Type material :Laporan Penelitian Identifier :- Right : Summary :- LATAR BELAKANG Problem antara saudara kandung merupakan fenomena yang wajar dialami oleh semua keluarga. Pada dasarnya setiap individu memiliki pribadi yang berbeda antara satu sama yang lainnya. Orang tua harus dapat mengarahkan anak tanpa ada yang membela satu pihak sehingga salah satu anak tidak ada yang merasa tersisihkan dan merasa iri. Apabila orang tua tidak dapat bertindak sebagai pihak netral maka akan ada konflik-konflik tidak sehat yang terus ada dalam interaksi antar saudara. Konflik tersebut yang terus dibiarkan akan menjadi sebuah persaingan yang tidak sehat di dalam keluarga yang seharusnya tidak boleh terjadi. Berdasarkan fakta keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak apabila hubungan antar saudara baik, maka hubungan keluarga pun akan cenderung baik pula. Sebaliknya jika hubungan antar saudara kurang baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga lainnya (Hurlock, 2009). Kehadiran seorang anggota keluarga baru berpengaruh terhadap anak yang lebih tua, bila perbedaan usia antara 2-3 tahun bisa dikatakan merupakan suatu ancaman bagi anak yang yang lebih tua. Pada saat usia anak yang paling tua masih kecil, konsep diri belum mateng sehingga muncul perasaan terancam (Wong Donna, 2008) Pemahaman ibu tentang tumbuh kembang anak akan menentukan mutu tumbuh kembang anak itu sendiri. Anak dalam fase tumbuh kembang, sangat membutuhkan perhatian ekstra dari ibu. Salah satu masalah anak yang sangat mengganggu dirinya yaitu kehadiran anggota keluarga baru (adik) atau gangguan dari kakaknya yang juga menuntut perhatian ibu karena kesibukannya ibu dalam mengurus pekerjaan rumah sehingga perhatiannya menjadi berkurang, hal tersebut menyebabkan anak mencari perhatian dari ibu dengan cara bersaing dan menjadi penyebab pertengkaran antara saudara. Anak yang merasa tidak menerima perhatian, disiplin, respons dan perlakuan sama seperti saudaranya maka anak akan menjadi marah dan iri terhadap saudaranya.

3 Peneliti belum menemukan adanya hasil penelitian-penelitian yang menyebutkan besarnya angka kejadian sibling Rivalry secara pasti Negara barat 82% dari beberapa keluarga, anak-anaknya mengalami sibling Rivalry (Puspa, 2008). Menurut Shopiana (2008), seorang psikolog memperoleh data dari pekalongan diperoleh 68,5% anak mengalami sibling Rivalry dari 80 anak (Shopiana, 2008 dikutip Agustin, 2013). Menurut McNerney dan joy dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), berdasarkan pengalaman yang diungkapkan beberapa orang Amerika dilaporkan 55% mengalami kompetisi dalam keluarga dan umur antara tahun merupakan kategori tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Darajad (2006) dikelurahan Sumbersari Malang diperoleh data dari 25 responden yaitu 18 orang responden menyatakan tidak terjadi sibling rivalry dengan jumlah prosentase 72 %, dan 7 orang menyatakan terjadi sibling rivalry dengan jumlah prosentase 28%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan 20 maret 2015 di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Melalui wawancara dengan orang tua anak diketahui bahwa perkembangan anak yang menderita Sibling Rivalry mengalami gangguan emosi diantaranya adalah mengalami kemunduran atau depresi, suka mengejek, kritis. Hal ini telah dibuktikan dengan perkembangan anak lainnya yang tidak mengalami Sibling Rivalry. Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru. Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairah karena mendapat teman bermain baru, takut akan dilantarkan, dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain. Temperamin anak tertentu dan cara orang tua, memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaingan yang terjadi diantara saudara kandung (Dewi, 2011). Sibling Rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak merupakan hal yang biasa yang terjadi sibling rivalry itu. Serta sibling rivalty juga merupakan kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak karena kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga, yang dalam hal ini adalah saudara kandungnya (Bahlyatun, 2009). Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencengah timbulnya kecemburuan pada anak melalui cara-cara berikut: a) Melibatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik (selama masa kehamilan), b) Menjadikan kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama. c) Membiarkan kakak membantu menjaga adiknya. d) Menyediakan waktu untuk anak yang lebih tua. e) Pembesuk harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian. f) Mengajari kakak untuk mengajari adik baru lagu-lagu dan berbagai permainan. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang Asuhan Kebidanan yang diberikan pada pasien.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan merupakan analisis dari penulis mengenai kesenjangankesenjangan yang terjadi antara teori dan asuhan kebidanan yang akan di bahas dalam bab 4. Penulis menyusun dan mempelajari tinjauan teori sibling rivalry, serta melaksanakan asuhan kebidanan sibling rivalry pada kasus nyata dengan pendekatan terapeutik kebidanan. Untuk memudahkan penyusunan bab pembahasan, penulis mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah asuhan kebidanan yaitu pengkajian, penentuan diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tinjauan kasus pada An. K usia 6 tahun dengan sibling rivalry didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan anak yang pertama selalu iri pada anak yang kedua, sedangkan data objektif terdapat hasil seperti: keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, BB sekarang : 12 kg, tinggi badan : 100 cm. Anak pertama merengek-rengek pada saat es cream anak kedua tidak sama dengannya. Tinjauan teori pada sibling rivalry terdapat data subjektif dengan keluhan yang diketahui ibu pada anak sesuai dengan karakteristik pada sibling rivalry, yaitu: Mengalami kemunduran atau depresi seperti : merengek atau marah jika keinginannya tidak terkabul, pemurung, Suka membantah orang tua (Setiawati dan Zulkaida, 2007) Berdasarkan data subjektif dan data subjektif yang telah diperoleh tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori yang ada karena karakteristik yang dialami An K sudah sesuai dengan teori pada karakteristik anak yang mengalami sibling rivalry. Asuhan kebidanan pada tinjauan kasus ini ditemukan diagnosa An K umur 6 tahun dengan Sibling Rivalry : keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, BB sekarang : 12 kg, tinggi badan : 100 cm, anak pertama merengek-rengek pada saat es cream anak kedua tidak sama dengannya, anak sering cemburu, sering membantah orang tua. Menurut Samalin dan Whitney (Leovnawati, 2005) bahwa anak yang mengalami Sibling Rivalry mempunyai karakteristik sebagai berikut : mengalami kemunduran atau depresi : Suatu tingkah laku yang mengalami kemunduran, yang lebih sesuai untuk taraf perkembangan sebelumnya, misalnya mengenyot jari, menggigit kuku, merengek atau marah jika keinginannya tidak terkabul, pemurung : Suatu keadaan jiwa atau atau suasana hati yang dicirikan dengan kesedihan, hilangnya minat terhadap pengerjaan sesuatu, dan sangat rendahnya reaktifitas terhadap rangsangan. Anak merasa sedih karena pikirannya sendiri yang mengatakan bahwa orang tua lebih menyayangi saudaranya, suka membantah orang tua : sebagai suatu bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dirasakan, yaitu perhatian orang tua, maka anak sering membangkang. Masalah yang muncul pada tinjauan kasus An K adalah gangguan emosional. Menurut Widyastuti (2008) masalah yang muncul pada sibling rivalry selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kebutuhan anak pada kasus ini yaitu komunikasi antara ibu dan anak. Menurut Anderson (2006) keluarga yang memiliki pendidikan yang cukup untuk

5 mendidik anak-anaknya, maka akan berlaku adil sehingga semua merasa mendapat kasih sayang yang sama. Dari data yang sudah dikumpulkan pada penentuan diagnosa, masalah dan kebutuhan tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori. Pada perencanaan tinjauan kasus Sibling Rivalry, lakukan pendekatan secara terapeutik kepada klien dan keluarga, ajarkan orang tua tentang cara mengatasi sibling rivalry, jadikan sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama, ajarkankan sang kakak membantu menjaga adiknya, menyediakan waktu untuk anak yang lebih tua, anjurkan orang tua untuk memperhatikan anak yang lebih tua, anjurkan kakak untuk mengajari adik lagulagu baru dan berbagai permainan, anjurkan orang tua tidak perlu langsung campur tangan, anjurkan orang tua untuk berfikir positif pada anaknya. Penatalaksanaan Sibling Rivalry menurut Kennnedy (2005) adalah menganjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan orang tua tentang cara mengatasi sibling rivalry dengan menjlain kedekatan pada anak, jadikan sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama, aiarkan sang kakak membantu menjaga adiknya, sediakan waktu untuk anak yang lebih tua, orang tua harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian, ajari sang kakak untuk mengajari adik lagu-lagu baru dan berbagai permainan, orang tua tidak perlu langsung campur tangan, kecuali saat terdapat tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik, jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak, hal ini bisa memperdalam sibling rivalry. Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus anak K dengan Sibling Rivalry, melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga menggunakan komunikasi terapeutik, dengan senyum salam sapa sopan dan santun, memastikan ibu dan keluarga dapat kooperatif dalam pemberian tindakan medis. menganjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan orang tua tentang cara mengatasi sibling rivalry dengan menjalin kedekatan pada anak, orang tua tidak membeda-bedakan kedua anak, mengajarkan kakak untuk menciptakan kepercayaan diri, memotivasi halhal positif dengan saling berbagi cerita dan saling menyemangati, mengajarkan sang kakak membantu menjaga adiknya, dengan disaat adiknya bermain, menganjurkan orang tua harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian, dengan memberikan sesuatu yang menjadi kesukaan anak, memberitahukan sang kakak untuk mengajari adik lagu-lagu baru dan berbagai permainan dengan memfasilitasi alat mainan untuk anak, menganjurkan kepada kedua orang tua untuk tidak member tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak, dengan memberikan rasa kepercayaan diri contohnya :lebih menonjolkan hal terbaik yang pernah dilakukan. Menurut Kennedy (2005) tinjauan teori pada anak dengan Sibling Rivalry dengan menganjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan orang tua tentang cara mengatasi sibling rivalry dengan menjlain kedekatan pada anak, jadikan sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama, aiarkan sang kakak membantu menjaga adiknya, sediakan waktu untuk anak yang lebih tua, orang tua harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian, ajari sang kakak untuk mengajari adik lagu-lagu baru dan berbagai permainan orang tua tidak perlu langsung campur tangan, kecuali saat terdapat

6 tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak, hal ini bisa memperdalam sibling rivalry. Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana tindakan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Pada tinjauan kasus setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An K dengan Sibling Rivalry ditemukan hasil kecemburuan anak sudah mulai berkurang, kakak sudah diajarkan cara menciptakan kepercayaan diri dengan memotivasi hal-hal positif seperti saling berbagi cerita dan saling menyemangati, kakak mulai membantu menjaga adiknya dengan mengajak bermain, orang tua sudah memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian, kakak mulai mengajari adiknya lagu-lagu baru dan berbagai permainan, orang tua sudah mulai mengerti tidak membeda-bedakan antara sifat kakak dan adik. Dari hasil evaluasi dari kriteria hasil yaitu anak tidak merasa cemburu pada saudaranya dan anak tidak suka marah sudah teratasi sehingga tindak ada kesenjangan pada tahap ini. Pada Asuhan Kebidanan An K umur 6 tahun mengalami Sibling Rivalry Kesimpulan Pada saat subjektif pada asuhan kebidanan An K umur 6 tahun Sibling Rivalry sesuai dengan teori konsep dasar pada asuhan kebidanan An K umur 6 tahun dengan Sibling Rivalry. Diagnosa kebidanan yang didapat sesuai dengan data pada pengkajian. Intervensi dilakukan sesuai dengan teori pada asuhan anak dengan Sibling Rivalry. Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan intervensi tinjauan teori pada asuhan anak dengan Sibling Rivalry. Evaluasi dilakukan setelah pelksanaan asuhan kebidanan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil. Simpulan Pada Asuhan Kebidanan An K umur 6 tahun mengalami Sibling Rivalry Kesimpulan pada saat subjektif pada asuhan kebidanan An K umur 6 tahun Sibling Rivalry sesuai dengan teori konsep dasar pada asuhan kebidanan An K umur 6 tahun dengan Sibling Rivalry. Diagnosa kebidanan yang didapat sesuai dengan data pada pengkajian. Intervensi dilakukan sesuai dengan teori pada asuhan anak dengan Sibling Rivalry. Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan intervensi tinjauan teori pada asuhan anak dengan Sibling Rivalry. Evaluasi dilakukan setelah pelksanaan asuhan kebidanan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil. SARAN Menambah pengetahuan ibu lebih memahami setiap perilaku, sifat dan perkembangan anak sehingga dapat mencegah dan mengatasinya apabila terjadi sibling Rivalry. Disarankan ibu juga menambah informasi dan pengetahuan terutama pada anak dengan Sibling Rivalry. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih memahami tentang sibling rivalry sehingga bisa memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu-ibu misalnya pada saat imunisasi. Dapat menjadi pengetahuan dan keterampilan bagi institusi pendidikan melakukan pengabdian kepada masyarakat seperti penyuluhan-penyuluhan

7 langsung mengenai sibling rivalry sehingga pengetahuan ibu bertambah dan bisa mencegah terjadinya sibling rivalry. Lebih menyempurnakan penelitian ini dengan mecari penanganan yang baru dan efektif pada sibling rivalry. Alamat correspondensi: dhepo_devi@yahoo.co.id No Hp : Alamat : Desa pecaron klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo