BAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor lingkungan dan bawaan yang berbeda. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya (Soetjiningsih, 1995). Kehadiran seorang saudara akan memberikan kontribusi bagi perkembangan sosial dan emosional seorang anak, serta hampir tidak akan pernah bisa dihindari adanya persaingan antar saudara kandung (sibling rivalry). Sibling rivalry adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya di alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara kandungnya (Nursalam, 2005). Pada umumnya terlihat jelas ketika hadirnya adik baru yang banyak menuntut perhatian dan menghabiskan waktu orang tua. Perkembangan awal anak usia 1-5 tahun merupakan masa keemasan (golden age) yang terdiri dari masa egosentris, menentang dan imitasi. Disamping itu, anak baru mengenal dunianya sendiri dan belum memahami tentang pandangan dan perasaan orang lain. Anak tidak mampu berbagi kasih sayang dan perhatian orang tua karena masih tergantung pada orang tua dan belum dapat membangun hubungan yang mapan dengan teman-teman dan orang dewasa lainnya. Perawat pediatrik bertanggungjawab dalam melaksanakan upaya pemeliharaan kesehatan anak termasuk masalah sibling rivalry. Hal iniditujukan

2 untuk mempersiapkan generasi yang akandatang yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara bertanggung jawab oleh orang tua, sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Permasalahan sibling rivalry pada anak muncul karena sikap orang tua yang salah kepada anak. Namun, tidak banyak dibahas secara detail dan belum pernah dibuktikan secara autentik kebenarannya. Sibling rivalry dapat terjadi pada anak minimal satu bulan sekali. Hal ini berdasarkan dari penelitian di Amerika dengan jarak usia anak dengan saudara kandung rata-rata 1,5 tahun di dapatkan hasil sebanyak 48 % mengalami sibling rivalry (Blackwell Publishing, 2008). Berdasarkan data the Demographic and Health Survey (DHS) dari tahun 1990 sampai 2001 menemukan di 55 negara termasuk Indonesia, wanita yang tinggal di pedesaan cenderung memilih jarak kelahiran lebih pendek atau kurang dari tiga tahun. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan di desa yang mendorong segera punya anak kembali. Selain itu, berdasarkan hasil survey yang dilakukan Richadson (2007), pada kenyataannya anak tidak sendirian, 78% keluarga memilki lebih dari satu anak dan suka atau tidak, sebagian besar anak mempunyai adik saat mereka masih kecil. Penelitian dari pusat Perinatologi dan Perkembangan Manusia menunjukan bahwa jarak kelahiran antara 27 sampai 32 bulan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi (BKKBN, 2009). Data di Indonesia menunjukan 36% kelahiran memiliki jarak yang kurang dari 3 tahun dan 15% yang memiliki jarak kelahiran kurang dari 24 bulan. Dan

3 setiap tahun di indonesia 600 wanita mengalami kegagalan KB (Soemarjati, 2004). Dari referensi yang lainnya, perasaan sibling rivalry biasanya terjadi antara 2 anak atau lebih yang usianya berdekatan. Sibling rivalry biasanya lebih lazim terjadi ketika jarak usia anak antara 1-3 tahun. Sibling rivalry akan lebih terlihat ketika umur mereka 3-5 tahun dan terjadi lagi pada umur 8-12 tahun pada usia sekolah (Millman dan Schaifer, 2007). Salah satu faktor penyebab sibling rivalry adalah sikap orang tua, hal ini disebabkan karena orang tua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan, dan adanya anak emas diantara anak yang lain (Priatna dan Yulia, 2006). Di samping itu sikap orang tua yang khas terdiri dari melindungi secara berlebihan, permisivitas, memanjakan, penolakan, penerimaan, dominasi, tunduk pada anak, favoritisme dan ambisi orang tua (Hurlock, 2003). Sikap orang tua yang khas di rumah mempengaruhi kecenderungan seorang anak untuk bersaing dengan saudara kandungnya. Sibling rivalry sering terjadi tanpa sebab yang jelas. Semakin terasa pada anak yang sama jenis kelaminnya dan dekat jarak usianya (Millman dan Schaifer, 2007). Menurut Yulia dan Priatna (2006), terjadinya sibling rivalry berasal saat adik lahir. Perhatian yang tadinya tertumpah kepada anak sulung sekarang beralih ke adiknya. Anak sulung merasa di abaikan, frustasi, marah, dan bahkan tidak di cinta. Untuk menarik kembali perhatian dari orang tua, anak menunjukkan reaksi sibling rivalry seperti agresif, memukul/melukai si adik, membangkang, rewel, mengalami kemunduran, semula tidak mengompol sekarang

4 mengompol lagi, sering marah yang meledak-ledak, sering menangis tanpa sebab dan menjadi lebih kolokan/lengket ke ibu. Di usia yang sangat muda ini, anak belum mampu mencari alasan dengan benar. Dalam pandangannya, kedua orang tua mengabaikan dirinya karena kehadiran si adik. Kondisi ini sering menimbulkan sikap jengkel anak sulung pada adiknya. Karena ketidakberanian anak untuk memunculkan sikap jengkel dan kesal itu, adik yang sering menjadi sasaran amarahnya. Sibling rivalry sangat mempengaruhi sikap anak. Hal tersebut karena keluarga memang lingkungan pertama yang ditemui anak. Menurut Seto (2004), lahirnya adik baru merupakan permasalahan di mana anak harus membagi cinta, kasih sayang, dan perhatian orang tua kepada adiknya. Rasa cemburu sering kali berasal dari rasa takut yang dikombinasikan dalam rasa marah karena adanya ancaman terhadap harga diri seseorang dan hubungan itu sendiri. Permasalahan sibling rivalry merupakan hal yang sangat perlu mendapat perhatian dari orang tua dan perawat pediatrik karena merupakan suatu realita yang dapat dijumpai hampir di semua keluarga yang memiliki anak lebih dari satu. Sibling rivalry dapat menciptakan rasa cemas bagi orang tua. Jika hal ini dibiarkan berlanjut dapat membuat orang tua menjadi stres dan menantang. Perawat dapat memberikan bimbingan strategi antisipasi yang tepat terkait dengan sikap orang tua dalam menghadapi sibling rivalry pada anak. Seringkali orang tua membutuhkan bantuan dari perawat pediatrik untuk berkonsultasi yang merupakan bentuk asuhan untuk membantu orang tua yang menghadapi sibling rivalry ( Nursalam, 2005). Jika sibling rivalry tidak ditangani

5 dengan baik, persaingan tidak sehat dan perasaan iri hati di antara saudara kandung dapat berlangsung hingga anak beranjak remaja bahkan dewasa (Seto, 2004). Oleh karena itu, penulis mengetahui betapa pentingnya tenaga kesehatan menindak lanjuti masalah kesehatan gangguan emosional anak yaitu masalah sibling rivalry. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan sikap orang tua dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun. Penulis mengambil wilayah untuk penelitian di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan survey pendahuluan pada data sekunder dari Ketua Dusun Sanggrahan yang sekaligus sebagai Ibu kader posyandu jumlah balita yang memiliki adik 23 anak. menunjukan di RT 4 terdapat 4 pasangan adik kakak dengan rentang usia rata-rata 2-4 tahun yang bisa dimungkinkan terjadi persaingan saudara kandung. Dari hasil wawancara dengan para Ibu di Dusun Sanggrahan mengemukakan bahwa sering terlihat anak bersaing dengan saudara kandung dalam merebutkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang tua. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat di asumsikan bahwa permasalahan sibling rivalry perlu di antisipasi orang tua agar anak dapat menerima kehadiran adiknya sehingga tidak berlanjut hingga anak dewasa. Oleh karena itu, perlu di identifikasi sikap orang tua yang mempengaruhi sibling rivarly, sehingga dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

6 1. Bagaimanakah karakteristik usia, jarak kelahiran dan jenis kelamin anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 2. Bagaimanakan gambaran sikap orang tua yang terdiri atas melindungi, permisifitas, memanjakan, penolakan, penerimaan, domisasi, tunduk pada anak, favoritism dan ambisi kepada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 3. Bagaimana gambaran sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 4. Adakah hubungan antara sikap orang tua dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 5. Adakah hubungan sikap orang tua melindungi secara berlebihan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 6. Adakah hubungan sikap orang tua permisifitas dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun SanggrahanDesa Mangunrejo Kepanjen? 7. Adakah hubungan sikap orang tua memanjakan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 8. Adakah hubungan sikap orang tua penolakan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 9. Adakah hubungan sikap orang tua penerimaan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 10. Adakah hubungan sikap orang tua domisasi dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 11. Adakah hubungan sikap orang tua tunduk pada anak dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen?

7 12. Adakah hubungan sikap orang tua favoritism dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 13. Adakah hubungan ambisi orang tua dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap orang tua dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Wilayah Kerja Puskesmas Kepanjen. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik usia, jarak kelahiran dan jenis kelamin anak di Dusun sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. b. Mengidentifikasi sikap orang tua pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. c. Mengidentifikasi sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. d. Menganalisis hubungan sikap orang tua dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. e. Menganalisis hubungan sikap orang tua melindungi secara berlebihan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen.

8 f. Menganalisis hubungan sikap orang tua permisifitas dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun SanggrahanDesa Mangunrejo Kepanjen. g. Menganalisis hubungan sikap orang tua memanjakan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. h. Menganalisis hubungan sikap orang tua penolakan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. i. Menganalisis hubungan sikap orang tua penerimaan dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen j. Menganalisis hubungan sikap orang tua domisasi dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen k. Menganalisis hubungan sikap orang tua tunduk pada anak dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen l. Menganalisis hubungan sikap orang tua favoritism dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen. m. Menganalisis hubungan ambisi orang tua dengan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo Kepanjen.

9 1.4 Manfaat a) Bagi Puskesmas Kepanjen Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi yang benar tentang sibling rivalry (persaingan antara saudara kandung) bagi para ibu, keluarga, masyarakat dan petugas puskesmas di Dusun Sanggrahan Desa Mangunrejo kecamatan Kepanjen. b) Bagi Ilmu Keperawatan Untuk memajukan perkembangan ilmu keperawatan anak terkait dengan antisipasi dan strategi yang di lakukan ibu terhadap reaksi sibling rivalry pada anak. c) Bagi Orang Tua Atau Responden Menambah pengetahuan ibu mengenai upaya-upaya strategi yang harus di lakukan ibu untuk mencegah reaksi sibling rivalry pada anak, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya sibling rivalry dengan meningkatkan kesiapan untuk menghadapinya dan dapat mengantisipasi timbulnya sibling rivalry bagi para orang tua maupun calon orang tua. d) Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan yang berguna dari hasil penelitian yang dilakukan di masyarakat khususnya dalam pencegahan dan penanganan munculnya sibling rivalry serta menerapkan teori dan menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan sikap orang tua dan sibling rivalry pada anak 1-5 tahun.

10 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan sikap orang tua dengan sibling rivalry pada anak belum pernah dilakukan, namun penelitian yang memiliki kemiripan pernah dilakukan oleh Setiawati dan Zulkaida (2007), yaitu Sibling Rivalry Pada Anak Sulung Yang Diasuh Oleh Single Father. Menggunakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian yaitu 2 anak perempuan umur 9 dan 8 tahun yang diasuh oleh single father mengalami sibling rivalry yang ditunjukan dengan bentuk perlakuan fisik, verbal, maupun non verbal ketika marah, kadar sibling rivalry di antara ke-2 subjek berbeda, sibling rivalry pada subjek pertama lebih bersifat agresif dari pada subjek kedua. Penelitian tentang Sibling Rivalry ini juga dilakukan oleh Rosita (2004), berjudul Sibling Rivalry Pada Anak Kembar, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teknik pengambilan Sampel dengan teknik Snow Ball serta menggunakan metode interview observasi. Adapun teknik analisa data yaitu menggunakan verifikasi (diambil kesimpulan) dan teknik keabsahan data yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi sibling rivalry pada anak kembar yaitu marah, menangis, dan berusaha merebut milik saudara kembarnya. Penelitian tentang sibling rivalry juga pernah dilakukan oleh Santi (2006), yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Munculnya Sibling Rivalry. Jenis metode penelitian yang digunakanadalah metode Deskriptif. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling sejumlah 25 orang tua yang memiliki anak lebih dari 2 dengan usia 3-6 tahun dan memiliki

11 jarak kelahiran kurang dari 3 tahun. Pola asuh orang tua dan munculnya sibling rivalry diukur dengan menggunakan kuestioner dan disimpulkan berdasarkan keterangan dengan analisa deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah pola asuh orang tua autoritatif muncul sibling rivalry 20%, tidak muncul sibling rivalry 72%, pola asuh orang tua otoriter muncul sibling rivalry 8%. Sedangkan pola asuh orang tua pemanja dan penelantar tidak ditemukan pada responden. Selain itu, penelitian tentang sibling rivalry jaga pernah dilakukan oleh Yuliati (2007), yang berjudul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Preschool. Jenis penelitian menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner. Di dapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tingakat pengetahuan ibu dengan reaksi sibling rivalry pada usia preschool. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya sibling rivalry dengan menggunakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan kuantitatif.. Perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan yaitu penelitian ini mengkaji sikap orang tua yang mempengaruhi muncunya sibling rivalry tanpa batasan diasuh oleh orang tua yang utuh atau single father, tidak terbatas pada anak kembar atupun tidak, tidak mengidentifikasi keluarga yang tinggal satu rumah, serta tempat yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan kecepatan tumbuh dan gaya penampilannya (Sujiono, 2007). Perbedaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan kecepatan tumbuh dan gaya penampilannya (Sujiono, 2007). Perbedaan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, baik diantara laki-laki maupun perempuan. Masing-masing dari mereka mempunyai tubuh yang berlainan, perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupakan waktu yang ideal untuk memahami dari mana bayi berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami lompatan perkembangan, kecepatan perkembangan yang luar. usia emas (golden age) yang tidak akan terulang lagi.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami lompatan perkembangan, kecepatan perkembangan yang luar. usia emas (golden age) yang tidak akan terulang lagi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini atau disebut juga dengan awal masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting dalam sepanjang hidupnya. Sebab masa itu adalah masa pembentukan pondasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK PRA-SEKOLAH DI TLOGOMAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK PRA-SEKOLAH DI TLOGOMAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK PRA-SEKOLAH DI TLOGOMAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG Lisnawati 1), Ni Luh Putu Eka 2), Ani Sutriningsih 3) 1 ) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemburu merupakan emosi yang biasa ditemukan dan alami terjadi pada anak-anak. Cemburu pertama kali terlihat ketika sang kakak punya adik baru. Hal itu dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga akan memberikan pengaruh dalam perkembangan sosial dan emosional anak terutama anak prasekolah. Emosi yang rentan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan antara dua orang kakak beradik bukan sesuatu yang baru. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Definisi Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal

Lebih terperinci

SIBLING RIVALRY PADA ANAK SULUNG YANG DIASUH OLEH SINGLE FATHER

SIBLING RIVALRY PADA ANAK SULUNG YANG DIASUH OLEH SINGLE FATHER Auditorium Kampus Gunadarma, 2122 Agustus 2007 ISSN : 1858 2559 SIBLING RIVALRY PADA ANAK SULUNG YANG DIASUH OLEH SINGLE FATHER Indah Anita Zulkaida Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Indah_setiawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GENDONG KULON BABAT LAMONGAN TAHUN 2010

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GENDONG KULON BABAT LAMONGAN TAHUN 2010 HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GENDONG KULON BABAT LAMONGAN TAHUN 21 Zuhrotun Nisa *, Lilis Maghfuroh**, Supanik***.......ABSTRAK....... Kehadiran/kelahiran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KEMUKIMAN KANDANG KECAMATAN KLUET SELATAN ACEH SELATAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KEMUKIMAN KANDANG KECAMATAN KLUET SELATAN ACEH SELATAN TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KEMUKIMAN KANDANG KECAMATAN KLUET SELATAN ACEH SELATAN TAHUN 2014 ERVINA IRAWATI Mahasiswa D-IV Kebidanan Universitas Ubudiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan dengan saudara merupakan jenis hubungan yang berlangsung dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat bertahan hingga

Lebih terperinci

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler Indanah 1*, Dewi Hartinah 2 1 Stikes Muhammadiyah Kudus 2 Stikes Muhammadiyah Kudus *Email: indanah@stikesmuhkudus.ac.id) Keywords: Sibling Rivalry, Todler Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1),

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1), keluarga adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak. Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak. Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Masa Akhir Kanak-Kanak 2.1.1. Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KOMUNITI INDONESIA MESAIEED QATAR 2012 ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU DAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KOMUNITI INDONESIA MESAIEED QATAR 2012 ABSTRAK PENGETAHUAN IBU DAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KOMUNITI INDONESIA MESAIEED QATAR 2012 Sri Rejeki 1, Amin Samiasih, Tri Astuti, 1 Fakultas Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan saat yang menggembirakan dan ditunggutunggu oleh setiap pasangan suami istri untuk melengkapi sebuah keluarga. Memiliki anak adalah suatu anugerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset penting bagi sebuah keluarga dan bangsa yang mempunyai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Shabrina Khairunnisa 16511716 3PA01 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POLA ASUH DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POLA ASUH DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POLA ASUH DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KAMPUNG MEDE RT 006 RW 02 BEKASI TIMUR TAHUN 2012 JURNAL LINDA K TELAUMBANUA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Tentang Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Menurut Reiss (dalam Lestari, 2012;4), keluarga adalah suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan, hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sibling Rivalry pada remaja akhir. Persaingan antar saudara kandung oleh Amijoyo dalam Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sibling Rivalry pada remaja akhir. Persaingan antar saudara kandung oleh Amijoyo dalam Kamus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry pada remaja akhir 1. Pengertian sibling rivalry pada remaja akhir Persaingan antar saudara kandung oleh Amijoyo dalam Kamus Indonesia-Inggris (2009) disebut sebagai

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH PENELITIAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH Novi Wandari*, Sulastri**, Mashaurani Yamin** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Selain itu, keluarga juga merupakan sekumpulan orang yang tinggal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI 0 HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak usia 0-3 tahun merupakan masa untuk berkenalan dan belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang dikehendaki tidak dapat terpenuhi. Rasa kecewa, marah, sedih dan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Sibling Rivarly dengan Kemampuan Penyesuaian Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Ulil Albab Mertoyudan

Hubungan Antara Sibling Rivarly dengan Kemampuan Penyesuaian Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Ulil Albab Mertoyudan Hubungan Antara Sibling Rivarly dengan Kemampuan Penyesuaian Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Ulil Albab Mertoyudan Reni Mareta 1), Robiul Fitri Masithoh 2) 1,2 Fakultas Ilmu Kesehatan, email: renimareta@ummgl.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara berkesinambungan dan saling berkaitan yang berlangsung secara teratur dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.

Lebih terperinci

Developmental and Clinical Psychology

Developmental and Clinical Psychology DCP 2 (1) (2013) Developmental and Clinical Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI Ayu Citra Triana Putri, Sri Maryati

Lebih terperinci

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id Jurnal Kebidanan 08 (02) 127-224 Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id HUBUNGAN SIBLING RIVALRY DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA ANAK USIA 11 12 TAHUN DI SD 02 GENUK UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hospitalisasi adalah keadaan sakit dan harus dirawat dirumah sakit, yang terjadi pada anak dan keluarganya, yang mana menimbulkan suatu kondisi yang krisis baik anak

Lebih terperinci

TERAPI PERILAKU UNTUK MENGURANGI PERILAKU SIBLING RIVALRY PADA ANAK. Oleh: Esty Aryani Safithry ABSTRAK

TERAPI PERILAKU UNTUK MENGURANGI PERILAKU SIBLING RIVALRY PADA ANAK. Oleh: Esty Aryani Safithry ABSTRAK TERAPI PERILAKU UNTUK MENGURANGI PERILAKU SIBLING RIVALRY PADA ANAK Oleh: Esty Aryani Safithry ABSTRAK Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua dan merasa bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Sibling Rivalry Strategi koping orangtua Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan koping Gambar Fokus Penelitian B. Jenis dan Desain Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANAK YANG MENGALAMI SIBLING RIVALRY TERHADAP PERILAKU TOILET TRAINING

HUBUNGAN ANAK YANG MENGALAMI SIBLING RIVALRY TERHADAP PERILAKU TOILET TRAINING HUBUNGAN ANAK YANG MENGALAMI SIBLING RIVALRY TERHADAP PERILAKU TOILET TRAINING Susilowati*, Ike Tilam Masitotul M.** *Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **Perawat Puskesmas Badas Toilet training merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang besar, dan masing-masing individu itu sendiri harus memulai dan mencoba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang besar, dan masing-masing individu itu sendiri harus memulai dan mencoba 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan sifat yang sejatinya dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan kecil sampai kegiatan yang

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN Syaifurrahman Hidayat, Prodi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Wiraraja Sumenep, e-mail: dayat.fik@wiraraja.ac.id ABSTRAK Anak yang sehat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA USIA BALITA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA USIA BALITA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA USIA BALITA Dwi Purnamasari 1) Derison Marsinova Bakara 1) Yanti Sutriyanti 1) 1) Prodi Keperawatan Curup Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak pra sekolah adalah anak yang berumur 36-60 bulan, pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, dimana panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan

Lebih terperinci

KEJADIAN TEMPERTANTRUM DILIHAT DARI POLA ASUH DAN URUTAN ANAK DALAM KELUARGA. Ihda Mauliyah Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

KEJADIAN TEMPERTANTRUM DILIHAT DARI POLA ASUH DAN URUTAN ANAK DALAM KELUARGA. Ihda Mauliyah Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK KEJADIAN TEMPERTANTRUM DILIHAT DARI POLA ASUH DAN URUTAN ANAK DALAM KELUARGA Ihda Mauliyah Dosen D Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK merupakan bagian pertumbuhan yang secara kejiwaan tunduk

Lebih terperinci

FENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY)

FENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY) FENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: YOGA WALUYO F. 100 060 177 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SIBLING RIVALRY PADA ANAK KEMBAR YANG BERBEDA JENIS KELAMIN. Oleh : Nopijar ABSTRAK

SIBLING RIVALRY PADA ANAK KEMBAR YANG BERBEDA JENIS KELAMIN. Oleh : Nopijar ABSTRAK SIBLING RIVALRY PADA ANAK KEMBAR YANG BERBEDA JENIS KELAMIN Oleh : Nopijar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sibling rivalry yang terjadi pada anak kembar yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah, rezeki, amanah dan kekayaan yang paling berharga bagi orangtua dan keluarganya. Suatu kebahagian bagi orangtua yang selalu berharap agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, seseorang yang sudah berkeluarga sangat berharap mempunyai anak, jika anak dalam keadaan sehat, orang tua pun senang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya antara usia 13 dan 20 tahun.

Lebih terperinci

FAKTOR DOMINAN PADA KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

FAKTOR DOMINAN PADA KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH FAKTOR DOMINAN PADA KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH Afrinda Lailya Hanum, Abdul Aziz Alimul Hidayat 1 Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan 1 Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH AUTHORITARIAN DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH AUTHORITARIAN DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH AUTHORITARIAN DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Cucu Sopiah, M. Sih Setija Utami, M. Yang Roswita Magister Sains Psikologi Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air. Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. Mereka adalah calon generasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diterapkan oleh orang tua subjek, dan tingkat sbling rivalry subjek.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diterapkan oleh orang tua subjek, dan tingkat sbling rivalry subjek. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Dari jumlah 76 sampel yang layak di analisis dari nilai beda minimal 3 pada tiap pola asuh berjumlah 62. Berikut ini akan diuraikan gambaran subjek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kitamenemukan pendamping yaitu suami atau istri. Hubungan dengan. saudarakandung adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki

BAB I PENDAHULUAN. kitamenemukan pendamping yaitu suami atau istri. Hubungan dengan. saudarakandung adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki 79 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain orang tua, orang terdekat yang dilihat seorang anak yaitusaudara kandung. Saudara kandung ialah teman terdekat kita hingga kitamenemukan pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,

BAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah dua orang atau lebih yang terhubung karena ikatan perkawinan yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dan satu sama lain saling bergantung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia. Pada tahap ini, lanjut usia akan mengalami perubahan-perubahan pada kondisi fisik maupun psikis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap penting untuk dikembangkan karena sebagai dasar untuk. perkembangan sosial selanjutnya (Maulana, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap penting untuk dikembangkan karena sebagai dasar untuk. perkembangan sosial selanjutnya (Maulana, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa prasekolah, karena pada masa ini anak mengalami kemajuan perkembangan yang optimal terutama perkembangan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya, anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang rentang kehidupan individu, banyak hal yang dipelajari dan mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman bersama keluarga dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu keadaan yang sehat dan utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI KELURAHAN TUGU KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2012 SKRIPSI HARYANI 0806457060

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Titiek Idayanti¹, Surya Mustikasari²

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Titiek Idayanti¹, Surya Mustikasari² HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Titiek Idayai¹, Surya Mustikasari² Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : ti2k.nurul@gmail.com

Lebih terperinci

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan   ABSTRAK ATRAUMATIC CARE MENURUNKAN KECEMASAN HOSPITALISASI PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSU dr. SOEGIRI LAMONGAN (The Atraumatic Care Reduce Anxiety Hospitalization Preschool Children in Anggrek Room

Lebih terperinci

DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b

DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b PENGARUH KELUARGA TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 54321 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enuresis adalah inkontinensia urin pada usia dimana seharusnya seorang anak sudah mampu berkemih secara normal namun anak tidak dapat melakukannya sehingga

Lebih terperinci

MENGATASI SIBLING RIVALRY DALAM KELUARGA MELALUI KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR DENGAN TEKNIK REFRAMING PADA SISWA KELAS VII E DI MTs NU UNGARAN

MENGATASI SIBLING RIVALRY DALAM KELUARGA MELALUI KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR DENGAN TEKNIK REFRAMING PADA SISWA KELAS VII E DI MTs NU UNGARAN MENGATASI SIBLING RIVALRY DALAM KELUARGA MELALUI KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR DENGAN TEKNIK REFRAMING PADA SISWA KELAS VII E DI MTs NU UNGARAN Skripsi Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, gelisah yang dapat menimbulkan ketegangan fisik yang tinggi. Hal ini ditimbulkan sebagai reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan jiwa yang dikarekteristikkan oleh emosi negatif yang kuat dan mengatasi rasa takut dimasa depan. Biasanya ditandai dengan gejala kecemasan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN FAKTOR POSTNATAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI WILAYAH LAMPUNG UTARA Ricca Dini Lestari*, Nora Isa Tri Novadela* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang e-mail

Lebih terperinci

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2017 HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2017 Sri Dinengsih 1 Melly Agustina 2 Program studi DIV Kebidanan

Lebih terperinci

DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI

DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Ayu Citra Triana Putri 1550408066 JURUSAN

Lebih terperinci

Pengaruh Urutan Kelahiran pada Kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi X Jakarta

Pengaruh Urutan Kelahiran pada Kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi X Jakarta Pengaruh Urutan Kelahiran pada Kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi X Jakarta Untung Subroto et al. Pengaruh Urutan Kelahiran pada Kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi X Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung maupun tidak langsung seperti pada media massa dan media cetak. Seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung maupun tidak langsung seperti pada media massa dan media cetak. Seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agresivitas bukan merupakan hal yang sulit ditemukan di dalam kehidupan masyarakat. Setiap hari masyarakat disuguhkan tontonan kekerasan, baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu dari kata adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Secara psikologis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG Vinsensia Kewa 1), Ni Luh Putu Eka Sudiwati 2), Vita Maryah Ardiyani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Persiapan penelitian ini dimulai dengan menentukan tempat yang digunakan untuk penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK 1-5 TAHUN DI DUSUN SANGGRAHAN DESA MANGUNREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEPANJEN MALANG SKRIPSI

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK 1-5 TAHUN DI DUSUN SANGGRAHAN DESA MANGUNREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEPANJEN MALANG SKRIPSI HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK 1-5 TAHUN DI DUSUN SANGGRAHAN DESA MANGUNREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEPANJEN MALANG SKRIPSI Oleh : RIZALIA EKA DHARMAYANTI NIM. 07060099 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan cukup

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi anak dan kemampuan untuk menguasai keterampilan motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi anak dan kemampuan untuk menguasai keterampilan motorik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak merupakan pribadi yang menakjubkan yang ingin mencapai banyak hal sekaligus. Perkembangan psikologi, sosial dan kognitif anak bergantung pada interaksi anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penentuan Jarak Kehamilan Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan yang akan datang (Alwi,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN PENELITIAN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN Rohayati *, Purwati * Gangguan tumbuh kembang pada anak batita di Indonesia tahun 2010 adalah 53,3%, tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan tentang latar belakang masalah, perumusan penelitian, tujuan umum dan tujuan khusus penelitian serta manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti. selanjutnya dalam menjalani kehidupan. Tiap-tiap tahap perkembangan kehidupan

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti. selanjutnya dalam menjalani kehidupan. Tiap-tiap tahap perkembangan kehidupan BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahap-tahap perkembangan tertennt Manusia hams melewati sant tahap ke tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Beberapa pandangan dasar pendekatan kualitatif menurut Sarantakos antara lain adalah suatu realitas

Lebih terperinci

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Menua (menjadi tua) adalah proses menghilangnya kemampuan pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun mempertahankan struktur dan

Lebih terperinci