JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
|
|
- Farida Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SIBLING RIVALLY PADA BALITA DI PUSKESMAS SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 CANTRY LUMBAN GAOL DOSEN TETAPAKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI ABSTRACT Sibling rivalry occurs when a child feels begin to lose a parent and feel siblings are rivals in getting the attention and affection of parents, this happens because parents provide different treatment on their children. Sibling rivalry usually arises when the age difference between siblings too close and the presence of the sister thought time and attention too much. Distance ages commonly trigger sibling rivalry is the distance between the ages of 1-3 years and appeared at the age of 3-5 years and then reappeared at the age of 8-12 years. This study aimed to determine the descriptive picture of Knowledge Capital about Sibling Rivalry in children under five in Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat Regency in The population in this study are all mothers with toddlers a number of 32 respondents, the sampling technique with accidental sampling. The results showed that mothers' knowledge of sibling rivally enough majority that is 23 respondents (71.9%) and good minority ie 4 respondents (12.4%), as well as the lack of knowledge that is 5 respondents (15.8%). In order to introduce her pregnancy the mother advised her son to avoid sibling rivally. Health care workers are advised to provide counseling to the mother how to avoid sibling rivally Keywords : Knowledge Capital, Sibling Rivally PENDAHULUAN Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang. Pertama kalinya seorang anak mengembangkan dirinya secara sosial adalah kepada keluarganya sendiri. Anak berhubungan secara emosional ke ayah, ibu, dan saudara saudaranya Anak akan mendapatkan kasih sayang, perhatian dan pola asuh dari keluarga, berdasarkan fakta keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak apabila hubungan antar saudara baik, maka hubungan keluarga pun akan cenderung baik pula, sebaliknya bila hubungan antar saudara kurang baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga lainnya (Hurlock, 2011). Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupakan waktu yang ideal untuk memahami dari mana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan. Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairah karena mendapat teman baru, takut akan ditelantarkan, dan sering kecewa ketika adik tidak mau segera bermain. (Dewi dan sunarsih,2011). Permasalahan berakar saat anak kedua lahir, semua perhatian tercurah hanya kepadanya. Akan tetapi setelah sang adik lahir, sang kakak merasa tersisih karena dalam pandangannya, kedua orangtua mengabaikan dirinya karena kehadiran sang adik. Berbagai cara dilakukan anak pertama untuk mendapatkan kembali perhatian dari kedua orangtuanya, akan tetapi cara yang digunakan sering kali tidak menyenangkan banyak pihak. Kakak mengganggu adik, diam-diam mencubit adik yang tak berdaya, atau mungkin merusak mainan adik. Tidak jarang orang tua hanya marah pada sikakak, tanpa menyadari bahwa dia justru sedang sedih. Memberi hukuman padanya hanya akan menambah rasa benci pada sang adik (Brazelton, 2011). Setiap anak memang dilahirkan berbeda, meskipun itu saudara kandung pastilah ada bedanya, hanya saja perbedaan itu tidak boleh diperuncing sehingga timbul perbedaan dari sikap orang tua terhadap masingmasing anak, sehingga timbul istilah anak emas dan bukan anak emas. Mereka akan saling 21
2 berusaha mencari cara agar lebih baik dari saudara kandungnya (Indrawati & Nugroho, 2006). Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan orangtua dan merasa saudara kandungnya adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua, ini terjadi karena orang tua memberikan perlakuan yang berbeda pada anak-anak mereka. Sibling rivalry biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat dan kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry berkonstribusi dalam membentuk kepribadian anak pada periode formatif, yaitu pada periode usia sekolah. Pengetahuan orangtua mengenai dasar keterampilan menjadi orangtua, keinginan, waktu dan kesempatan yang tersedia untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat menciptakan hubungan antara saudara kandung yang sehat untuk kesehatan anak secara umum (Boyse, 2010). Orang tua harus selalu menunjukan bahwa semua sama-sama mendapatkan kasih sayang. Jangan membandingkan salah satu dengan yang lain baik keunggulannya maupun kekurangannya. Anak-anak harus didorong untuk senang bersama, dan saling membantu, tidak boleh menanggapi secara berlebihan laporan salah satu saudaranya yang berlebihan dan menyalahkan salah satunya (Suherni, 2009). Pengetahuan ibu sangat penting dalam menghadapi masalah pada anak yang sangat mengganggu yaitu kehadiran anggota baru (adik) atau gangguan dari kakaknya. Ibu yang memiliki anak harus menyediakan banyak waktu dan tenaga untuk mengorganisasi kembali hubungan dengan anak-anaknya. Banyak permasalahan yang timbul, oleh karena itu memberikan perhatian yang lebih pada anak yang lain, sehingga akan menimbulkan reaksi sibling rivalry. Hal ini tidak dapat disangkal bahwa perselisihan antara saudara kandung akan selalu ada. Sibling Rivalry biasanya terjadi apabila masing-masing pihak berusaha untuk lebih unggul dari yang lain. Kemungkinan sibling Rivalry akan semakin besar apabila berjenis kelamin sama dan jarak usia keduanya cukup dekat antara 1-3 tahun (Bahiyatun, 2009). Menurut McNerney dan Joy (dalam Asupah, 2008), berdasarkan pengalaman yang diungkapkan beberapa orang Amerika dilaporkan 55% mengalami kompetisi dalam keluarga dan umur antara 3-5 tahun merupakan kategori tertinggi (dalam http: // jrscience.wcp.muohio.edu diunduh tanggal 26 Mei 2012). Masalah ini sering dimulai setelah kelahiran anak ke dua. Menurut Boyle (2007) hampir 75% anak mengalami reaksi sibling Rivalry, reaksi yang sering ditampakkan adalah anak lebih agresif, memukul atau melukai kakak maupun adiknya, membangkang kepada ibunya, rewel, sering marah yang meledak ledak, sering menangis tanpa sebab, menjadi lebih dekat kepada ibu (Edelman, 2009). Survei pendahuluan di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat tahun diketahui bahwa terdapat 9 pasangan adik kakak dengan rentang usia rata-rata 4 tahun yang bisa dimungkinkan terjadi persaingan saudara kandung. Berdasarkan hasil wawancara dari 6 ibu, 5 diantaranya anaknya mengalami sibling rivalry dan anak mengalami reaksi negative seperti: keluarga mengatakan bahwa sering terjadi iri dan sikap cemburu kakak terhadap adiknya, misalnya berebut mainan dan terutama ketika kelahiran awal adiknya si kakak sering merengek minta digendong dan iri ketika adiknya dimandikan, kakak ikut-ikutan minta dimandikan, memukul adiknya, mengompol setelah adik lahir, suka marah, mencari perhatian baik kepada satu maupun kedua orang tua, dan memiliki pikiran negatif terhadap saudara kandung. Hal ini membuat kerepotan ibu karena jarak antara kakak adik tidak beda jauh antara 1 tahun sampai 3 tahun dan ibu mengurus anak-anaknya sendirian, jika terdapat pertengkaran antara kakak adik ibu hanya menasihati dan menjauhkan adik dari kakaknya, seharusnya ibu bersikap yang adil jika adik yang salah harus dihukum sedangkan jika kakak yang menang diberikan penghargaan yang berupa hadiah main-mainan. Dikarenakan hal tersebut berdampak untuk tahap perkembangan selanjutnya anak akan cenderung pendiam ataupun agresif. Kurangnya informasi tentang sibling rivalry dalam keluarga di Puskesmas Selesei Kabupaten langkat tahun Dampak dari sibling rivalry bagi orangtua ataupun anak membuat peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih lanjut bagaimana cara mengatasi sibling rivalry pada anak usia pra sekolah. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan 22
3 penelitian dengan judul : Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Sibling Rivalry pada anak Balita di Puskesmas Selesei kabupaten langkat tahun TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai tingkatan yaitu : Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebulumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu sruktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Umur Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk atau meningkatkan 23
4 kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya (Hendra, 2010). Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu. Dimana primigravida wanita yang hamil untuk pertama kali, para wanita yang melahirkan aterem, primipara wanita yang melahirkan bayi aterem sebanyak satu kali, multipara wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali,dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali, grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterem lebih dari lima kali (Manuaba, 2008). Sibling Rivalry Sibling Rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih (Suherni,2008).Sibling Rivalry suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudara kandung yang baru dilahirkan. Perasaan cemburu ini pun dapat timbul terhadap sang ayah. Kadang-kadang para ayah menjadi cemburu terhadap hubungan antar ibu/istrinya dengan anak-anak mereka sendiri, bayi adalah produk dari hubungan mereka dan semestinya memperkaya hubungan itu (Nurjanah, 2010). Sibling rivalry biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak orang tua (Setiawati, 2008). Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 8 12 tahun, dan pada umumnya, sibling rivalry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan. Namun persaingan antar saudara cenderung memuncak ketika anak bungsu berusia 3 atau 4 tahun (Woolfson, 2006). Bagi keluarga yang memiliki pendidikan yang cukup untuk mendidik anak-anaknya, maka akan berlakuk adil sehungga semua merasa memdapat kasih sayang yang sama. Akan tetapi yang bagi kurang mengerti bagaimana mendidik anak yang baik, yang umumnya terjadi didaerah pedesaan dengan keluarga yang miskin dan pendidikannya rendah, karena kekurang tahuannya cara mendidik anak, sangat mungkin anak yang menangis dicubit bahkan mungkin dicambuk dan lain-lain cara penyiksaan fisik. Tentu hal itu sangat fatal dan berbahaya di tilik dari pendidikan perkembangan anak (Nurjanah, 2010). Ciri Ciri Sibling Rivalry Ciri Ciri khas yang sering muncul pada sibling rivalry, yaitu: egois, suka berkelahi, memiliki kedekatan yang khusus dengan salah satu orangtua, mengalami gangguan tidur, kebiasaan menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan menuntut perhatian lebih banyak (Sains, 2009). Terdapat dua macam reaksi sibling rivalry, secara langsung yaitu biasanya berupa perilaku agresif seperti memukul, mencubit, atau bahkan menendang. Reaksi yang lainnya adalah reaksi tidak langsung seperti, munculnya kenakalan, rewel, mengompol atau pura-pura sakit (Sulistiawati, 2009). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sibling rivalry dapat diartikan sebagai kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih. Faktor-Faktor Penyebab Sibling Rivalry Faktor penyebab sibling rivalry diantaranya karena orang tua membagi perhatian dengan orang lain, mengidolakan anak tertentu, rasa kesal orang tua, serta kurangnya pemahaman diri. Faktor penyebab sibling rivalry adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri anak itu sendiri seperti temperamen, sikap masing-masing anak mencari perhatian orang tua, perbedaan usia atau jenis kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak yang lain. Faktor yang disebabkan karena orang tua yang salah dalam mendidik anak 24
5 seperti sikap membanding-bandingkan, dan adanya anak emas diantara anak yang lain (Sains, 2009). Ada banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua mereka. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru/bayi. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.dinamika keluarga dalam memainkan peran. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga. Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya. Lusa (2010) Mengantisipasi Sibling Rivalry Cara mengantisipasi perubahan sikap dan perilaku anak adalah dengan menyiapkan mereka untuk kelahiran adiknya Mulai memperkenalkan pada organ reproduksi dan seksual. Beri penjelasan yang konkret tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan menunjukan gambar sederhana tentang uterus dan perkembangan janin. Beri kesempatan anak untuk ikut gerakan janin. Libatkan anak dalam perawatan bayi. Beri pengertian mendasar tentang perubahan suasana rumah, seperti alasan pindah kamar.lakukan aktivitas seperti biasa dan lakukan bersama dengan anak, seperti smendingeng sebelum tidur atau piknik bersama. ( Bahiyatun, 2009), Penatalaksanaan Sibling Rivalry Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya kecemburuan pada anak melalui cara-cara seperti Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik (selama masa kehamilan). Jadikan sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama. Biarkan sang kakak membantu menjaga adiknya. Sediakan waktu untuk anak yang lebih tua. Pembesuk harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian. Ajari sang kakak untuk mengajari adik baru lagu-lagu dan berbagai permainan. Beberapa cara untuk menangani kecemburuan pada anak Lihat tanda-tandanya, jika kita melihat tanda-tanda ini tenangkan anak sebelum menjadi terlalu marah. Alihkan perhatiannya, bila melihat anak menjadi terganggu oleh saudaranya, ada baiknya kita alihkan perhatiannya. Tentramkan anak, yakinkan bahwa kita dan sang adik sangat mencintainya. Tunjukkan minat dan bakat sang kakak. Beri sang kakak beberapa kegiatan. Jangan membandingkan sang kakak dengan saudara yang lebih muda. Mengatasi Sibling Rivalry Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi Sibling Rivalry Orang tua tidak perlu langsung campur tangan, kecuali saat terdapat tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, demikian rupa sehingga menyelesaikan masalah dengan anka-anak, bukan untuk anak-anak. Cara memisahkan dua anak yang konflik menjurus kefisik, tidak boleh menyalahkan salah satu, akan tetapi akan keduanya dihargai, seakan sama-sama benar, cara memberikan nasehat bahwa salah satu itu salah dengan memberika contoh-contoh tetapi tidak langsung itu. Jika anak-anak memperebutkan benda yang sama, orang tua harus dapat memberikan teknik pengajaran agar keduanya dapat menggunakan secara bergantian yang adil dan menggembirakan. Memberi kesempatan setiap anak mengungkapan apa yang dirasakan tentang saudaranya, dan membawa anak dapat mengendalikan emosinya bahkan dibawa ke teknik yang bersahabat. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak, hal ini bias memperdalam sibling rivalry, jangan memberikan cap pada anak tentang kekurangannya atau kelebihannya dari pada anak yang lain. Kesabaran dan keuletan serta contoh contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cata pendidikan anak- 25
6 anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus (Suherni, 2008). Sibling rivalry juga dapat dikurangi kemungkinan terjadinya dengan mengajarkan anak untuk memperlakukan saudara kandungnya seperti teman dengan cara Persiapkan sebelum kelahiran Persiapkan kepada si kakak bahwa dia akan mempunyai adik baru, yang akan menemaninya bermain ketika sudah besar nanti. Ajari dia untuk menyayangi adiknya sebelum adiknya lahir. Biarkan dia menepuk perut ibu dan mengelusnya dengan sayang sambil pura sedang menyayangi adiknya. Biarkan dia menciumi adiknya dan ngobrol dengannya. Ajari dia akan beberapa manfaat jika adiknya sudah lahir nanti. Buat si kakak merasa berharga. Saat datang pengunjung yang membawakan hadiah kepada si adik baru, libatkan kakak dalam aktivitas terima hadiah ini. Jika dia mengatakan bahwa para hadiah itu untuknya, jangan ditentang. Katakan bahwa hadiah itu untuk semua anak ibu : kakak dan adiknya. Biarkan kakak merasakan senangnya diberi hadiah dengan menerimanya dan membuka bungkus kadonya serta menatanya. Berbagi Waktu Hal yang paling menjengkelkan bagi seorang anak adalah ketika dia harus membagi ibunya kepada adik barunya. Karena selama ini ibu adalah miliknya semata. Bisa saja kita katakan kepadanya bahwa kita akan membagi waktu kita bersamanya secara adil, walaupun pada praktiknya itu tidak akan mungkin terjadi. (Sains, 2009).Oleh karena itu, siasatilah kegiatan bersama si kecil dan kakaknya. Buatlah waktu bersama dengan anak kita. Sementara kita menyusuinya misalnya, kita bisa sambil mendongengi si kakak atau mengajarinya belajar. Atau sambil menyuapi si adik, kita bisa sambil menemani kakak bermain. Atau ajak kakak untuk bermain bersama dengan adiknya. Ajarkan anak untuk mendapatkan hal lain yang lebih positif Anak yang memang sedang dalam taraf egosentris sering akan berpikir Apa yang akan kudapatkan dengan hadirnya adik baru?. Ketika dia mendapati bahwa kemudian ternyata yang dijumpainya adalah ibunya yang mempunyai sedikit waktu untuk dirinya, ajarkan kepadanya untuk mendapatkan waktu spesial. Waktunya yang hilang dengan dengan ibunya mungkin bisa digantikan dengan perhatian yang lebih besar dari ayahnya atau anggota keluarga yang lainnya. Mintalah ayah atau anggota keluarga yang lain untuk mengajak kakak jalan keluar dan memberinya sedikit kebebasan untuk memilih es krim misalnya. Katakan kepadanya bahwa ini adalah waktu spesial yang bisa didapatnya dengan kehadiran adiknya. Awali hari dengan harmoni Jika memungkinkan, awali hari ibu dengan bercanda bersama si kakak selama menit pertama. Sisihkan menit untuk bercanda dengannya. Ini akan memberikan kepercayaan kepadanya bahwa dia tidak kehilangan waktu bersama ibunya. Tingkatkan sensitivitas terhadap saudara kandung Belajar hidup bersama dalam satu keluarga adalah pelajaran pertama seorang anak untuk bisa bergaul dengan anak-anak lainnya. Orang tua adalah fasilitator dalam menciptakan hubungan yang rukun (Yuni, 2010). Segi Positif Sibling Rivalry Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting. Cara cepat berkompromi dan bernegoisasi. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif (Suherni, 2008). Dampak Dari Sibling Rivalry. Akan timbul perasaan tidak puas hati seperti ketidakpuasan hati terhadap ibu bapak, sikap suka mendesak, memperkecilkan, bertengkar atau berkelahi sesama saudara kandung, ketidak seimbangan pemberian kasih sayang yang diberi oleh ibu bapak, tidak mempunyai masa untuk bergembira bersama saudara kandung. Sehingga perasaan ini akan menyebabkan tingkah laku yang negative termasuk berkelakuan buruk diantara satu sama lain, tidak menghormati sesame sendiri (Keyle B, 2009). Antara saudara kandung tidak rukun dan lebih memilih untuk lebih dekat den gan prang lain dari pada dengan saudaranya dan yang sering menjadi pelarian adalah saudara sepupu, sebab dengan saudara sepupu yang bersangkutan dapat merasakan aura persaudaraan dengan resiko persaingan yang minimum. Dampak yang paling fatal dari sibling rivalry adalah putusnya tali persaudaraan juka kelak orang tua meninggal. Permasalahan ini bias menyebabkan pembunuhan seperti oleh dua orang putra Nabi Adam AS, yaitu Habil dan Qabil (atau Cain 26
7 dan Abel dalam Alkitab). Hal ini juga merupakan salah satu sejarah yang terjadi karena sibling rivalry. METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul tentang Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Sibling Rivalry pada anak balita di Puskesmas Selesei kabupaten langkat tahun Variabel Penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry Pada Anak Balita Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat tahun Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Puskesmas Selesei kabupaten Langkat. Waktu Penelitian waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah selama 6 bulan yang di mulai dari periode Januari sampai Juni Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan anak berusia 1-5 tahun di Puskesmas Selesei Kabupaten langkat tahun Sampel Teknik pengambilam sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah total populasi, dengan cara keseluruhan dari pada populasi dijadikan sampel. Metode Penggumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer yang datanya diambil langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Prosesnya dengan membagikan kuesioner pada ibu yang memiliki anak dan diberikan pejelasan tentang kuesioner bagaimana cara pengisiannya, serta menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti oleh responden dengan jumlah kuesioner sebanyak 20. Setelah kuesioner terisi, peneliti mengumpulkannya kembali. Teknik Pengolahan Data Metode Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulakan data yang dilakukan dalam penelitian. data yang terkumpul di olah secara manual dengan langkahlangkah sebagai berikut : Editing adalah upaya untuk memeriksakan kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 27
8 Coding Data telah diedit dalam bentuk angka (kode), maka responden telah diubah menjadi nomor responden. Tabulating Untuk mempermudah analis data serta mengambil kesimpulan, data telah dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan telah dihitung persentasenya untuk setiap variabel yang diisi. Teknik Analisa Data Analisa data yang dilakukan dengan melihat persentase data yang terkumpul yang disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi yang dilakukan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepastian yang ada (Hidayat,2010). HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Telah dilakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat tahun 2017, didapatkan hasil penelitian bahwa Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita sebanyak 18 pasang. Dari 18 pasang ditemukan 6 (33,3%) ibu yang belum mengetahui tentang Sibling Rivalry 5 (27,7%). Dari hasil tersebut maka diperoleh data sebagai berikut. Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat tahun Tabel Karakteristik Responden di Puskesmas Selesei. No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Umur < 20 Tahun Tahun > 35 Tahun ,7 34,4 21,9 2 Pendidikan SMP SMU Perguruan Tinggi 3 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total ,9 22,2 30,3 Total , ,5 Total Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa dari 80 responden, mayoritas umur < 20 tahun yaitu orang 35 (43,7%) dan minoritas umur > 35 tahun yaitu 17 orang (21,9%), berdasarkan pendidikan mayoritas SMP yaitu 38 orang (37,5%) dan minoritas perguruan tinggi yaitu 24 orang (21,8%), berdasarkan pekerjaan mayoritas tidak bekerja yaitu 50 orang (62,5%). Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat Tahun Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Baik 10 12,4 2 Cukup 57 71,9 28
9 3 Kurang 13 15,7 Total Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita dari 80 responden mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 57 responden (71,9%) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu 10 responden (12,4%). Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 57 responden (71,9%) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu 10 responden (12,4%), serta pengetahuan kurang yaitu 13 responden (15,8%). Menurut Notoadmojo (2010) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah kita melakukan penginderaan terhadap objek tertentu dan pengetahuan tersebut lebih banyak diperoleh dari panca indera manusia.hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu sudah memehami bagaimana memperkenalkan kehamilannya pada anaknya (kakaknya) yang lain. Yaitu dengan memberitahukan bahwa sebentar lagi dia akan mempunyai adik, sehingga dia akan menjadi kakak yang senarnya seorang kakak harus ikut serta menjaga adiknya, dan menyayanginya. Hal demikian dapat memberikan rasa nyaman pada seorang kakak sehingga akan menghindari terjadinya sibling rivally. Memperkenalkan kehamilan kita pada anak kita menimbulkan kepercayaan diri seorang anak sehingga dia tidak akan merasa kehilangan kasih sayang dari ibunya. Sibling Rivalry suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudara kandung yang baru dilahirkan. Perasaan cemburu ini pun dapat timbul terhadap sang ayah. Kadang-kadang para ayah menjadi cemburu terhadap hubungan antar ibu/istrinya dengan anak-anak mereka sendiri, bayi adalah produk dari hubungan mereka dan semestinya memperkaya hubungan itu (Nurjanah, 2010). Sibling rivalry biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak orang tua (Setiawati, 2008). Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 8 12 tahun, dan pada umumnya, sibling rivalry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan. Namun persaingan antar saudara cenderung memuncak ketika anak bungsu berusia 3 atau 4 tahun (Woolfson, 2006).Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghindari terjadinya sibling rivally adalah dengan memperkenalkan kehamilan ibu kepada anaknya, mengajak anak untuk ikut membantu melengkapi kebutuhan adiknya, membiasakan anak untuk melakukan kegiatan sendiri (sebagai pendewasaan) agar anak dapat melakukan semua kegiatan sendiri untuk menghindari ketergantungan kepada orang tuanya.pengetahuan cukup adalah karena sumber informasi yang sudah didapat dari keluarga, tetangga dan petugas kesehatan. Pengetahuan yang cukup juga didasarkan karena mayoritas ibu tidak bekerja yang artinya lebih banyak waktu untuk anaknya dalam memperkenalkan kehamilannya kepada anaknya (kakaknya) sehingga diharapkan seorang anak tidak stress dalam menanti kelahiran adiknya sehingga tidak akan terjadi sibling rivally. Dari hasil penelitian tentang bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Sibling Rivalry pada Balita di Puskesmas Kabupaten Langkat tahun 2015 maka pembahasan dari hasil penelitian diatas adalah sebagai berikut : Faktor umur yang mempengaruhi tentang sibling rivally. Mayoritas Sibling Rivalry berdasarkan faktor umur adalah menunjukkan bahwa dari 19 pasang ditemukan umur < 20 tahun yaitu 35 orang (43,7%) dan Minoritas berdasarkan Faktor umur yang belum mengetahui tentang Sibling Rivallry > 35 tahun yaitu 17 orang (21,9%). 29
10 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sidi Gazalba pada tahun 2014 bahwa < 20 tahun yaitu 35 orang (43,7%) dan Minoritas berdasarkan Faktor umur yang belum mengetahui tentang Sibling Rivallry > 35 tahun yaitu 17 orang (21,9%). Faktor pendidikan yang mempengaruhi tentang sibling rivally. Mayoritas Sibling Rivalry berdasarkan faktor Pendidikan adalah tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 38 (46,9 %), tingkat SMA sebanyak 18 (22,2%), Dan Minoritas Sibling Rivallry berdasarkan Faktor pendidikan adalah tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 24 (30,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sidi Gazalba pada tahun 2014 bahwa 38 (46,9 %), tingkat SMA sebanyak 18 (22,2%), Dan Minoritas Sibling Rivallry berdasarkan Faktor pendidikan adalah tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 24 (30,3%). Faktor Pekerjaan yang mempengaruhi tentang sibling rivally. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil yang menunjukan mayoritas penyebab Sibling Rivalry berdasarkan pekerjaan terdapat pada masyarakat yang tidak bekerja yaitu sebanyak 30 (37,5 %), tingkat yang tidak bekerja sebanyak 50 (60,5%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sidi Gazalba pada tahun 2014 bahwa berdasarkan pekerjaan terdapat pada masyarakat yang bekerja yaitu sebanyak 30 (37,5 %), tingkat yang tidak bekerja sebanyak 50 (60,5%). Faktor Pengetahuan yang mempengaruhi tentang Sibling Rivalry. Mayoritas Sibling Rivalry berdasarkan faktor Pengetahuan adalah tingkat Baik yaitu sebanyak 10 (12,4%), tingkat Cukup sebanyak 57 (71,9%), Dan Minoritas Sibling Rivallry berdasarkan Faktor pengetahuan adalah tingkat Kurang sebanyak 13 (15,7%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sidi Gazalba pada tahun 2014 bahwa tingkat Baik yaitu sebanyak 10 (12,4%), tingkat Cukup sebanyak 57 (71,9%), Dan Minoritas Sibling Rivallry berdasarkan Faktor pengetahuan adalah tingkat Kurang sebanyak 13 (15,7%). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilaksanakan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat tahun 2015 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mayoritas Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak Balita berdasarakan Faktor Umur terdapat pada tingkat bawah yaitu sebanyak 35 (43,7 %), tingkat menengah 28 (34,4%) tingkat atas sebanyak 17 (21,9%). 2. Mayoritas Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita berdasarakan berdasarakan Faktor Pendidikan terdapat pada tingkat bawah yaitu SMP sebanyak 38 (46,9%), tingkat menengah SMA 18 (22,2%) tingkat atas Perguruan Tinggi sebanyak 24 (30,3%). 3. Mayoritas Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita berdasarakan tingkat Pekerjaan Minoritas yaitu sebanyak yang Bekerja 30 (37,5 %), Dan Mayoritas Tidak bekerja 50 (62,5%). 4. Mayoritas Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita berdasarakan tingkat Pengetahuan Baik yaitu sebanyak 10 (12,4 %), tingkat Cukup sebanyak 57 (71,9%) Dan tingkat Kurang 13 (15,7%). Saran. Setelah penulis menyimpulkan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada anak balita di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat tahun saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 30
11 1. Bagi Masyarakat Diharapkan kepada seluruh masyarakat, khususnya di Puskesmas Selesei agar memantau Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry. 2. Bagi Institusi Akademik Kebidanan Kharisma Husada Binjai Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan sumbangan pemikiran di bidang Kesehatan serta sebagai masukan bagi Mahasiswa Akbid Kharisma Husada Binjai serta bagi peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihama, Yogyakarta. Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Bahiyatun, Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Brazelton, Kakak Adik Rukun. Jakarta. Boyse, Sibling Rivalry. Jakarta Edelman, Mengatasi Persaingan Kakak Beradik, BIB, Jakarta. Hurlock, E, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta. Hidayat,Azis, Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Salemba Medica, Jakarta. Indrawaty dan Nugroho Fenomena Sibling Rivalry. Kennedy Bila Anak Cemburu, Erlangga, Jakarta. Notoadmojo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Suherni, dkk, Perawatan Masa Nifas, Penerbit Fitramaya, Yogyakarta. Sujiyatini, dkk, Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas, Cyrilius Publisher, Yogyakarta. Sulistiawati, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Penerbit Andi, Jakarta. Woolfson, Persaingan Saudara Kandung, Erlangga, Jakarta. Yuni, Sibling Rivalry, Medan. 31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Definisi Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupakan waktu yang ideal untuk memahami dari mana bayi berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan antara dua orang kakak beradik bukan sesuatu yang baru. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga akan memberikan pengaruh dalam perkembangan sosial dan emosional anak terutama anak prasekolah. Emosi yang rentan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1), keluarga adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Tentang Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbedaan kecepatan tumbuh dan gaya penampilannya (Sujiono, 2007). Perbedaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, baik diantara laki-laki maupun perempuan. Masing-masing dari mereka mempunyai tubuh yang berlainan, perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor lingkungan dan bawaan yang berbeda. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak. Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Masa Akhir Kanak-Kanak 2.1.1. Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KEMUKIMAN KANDANG KECAMATAN KLUET SELATAN ACEH SELATAN TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KEMUKIMAN KANDANG KECAMATAN KLUET SELATAN ACEH SELATAN TAHUN 2014 ERVINA IRAWATI Mahasiswa D-IV Kebidanan Universitas Ubudiyah
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH
PENELITIAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH Novi Wandari*, Sulastri**, Mashaurani Yamin** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu
BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG Oleh Tiurma tiurmapulungan@gmail.com Dosen S-1 Keperawatan-Ners/Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan, hal ini terjadi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POLA ASUH DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POLA ASUH DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KAMPUNG MEDE RT 006 RW 02 BEKASI TIMUR TAHUN 2012 JURNAL LINDA K TELAUMBANUA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemburu merupakan emosi yang biasa ditemukan dan alami terjadi pada anak-anak. Cemburu pertama kali terlihat ketika sang kakak punya adik baru. Hal itu dikenal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sibling Rivalry BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal ini adalah saudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah dua orang atau lebih yang terhubung karena ikatan perkawinan yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dan satu sama lain saling bergantung. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Menurut Reiss (dalam Lestari, 2012;4), keluarga adalah suatu kelompok
Lebih terperinciFENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY)
FENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: YOGA WALUYO F. 100 060 177 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SIBLING RIVALRY DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TANJUNG GUSTA MEDAN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SIBLING RIVALRY DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TANJUNG GUSTA MEDAN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Ahli Madya Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami lompatan perkembangan, kecepatan perkembangan yang luar. usia emas (golden age) yang tidak akan terulang lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini atau disebut juga dengan awal masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting dalam sepanjang hidupnya. Sebab masa itu adalah masa pembentukan pondasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Selain itu, keluarga juga merupakan sekumpulan orang yang tinggal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training Toilet training atau latihan berkemih dan defekasi adalah salah satu tugas perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).
Lebih terperinciKurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PARITAS, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN BOUNDING ATTACHEMENT PADA IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BEREUNEUN KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Kurnia Mutiara Prodi
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN Endang Rusdjianti, Iga Puput Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI merupakan makanan terbaik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ners akan melakukan penelitian tentang
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya
Lebih terperinciDarmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
PERILAKU PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DI BPM IDI ISTIADI BANJARBARU (Breast Care Behavior In Postpartum Mother at BPM IDI Istiadi Banjarbaru) Darmayanti Wulandatika Program Studi D3 Kebidanan
Lebih terperinciRia Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR
PENELITAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Ilham*, Eny**, Herliana*** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya Abstrak Sebagian
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG
GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak usia 0-3 tahun merupakan masa untuk berkenalan dan belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang dikehendaki tidak dapat terpenuhi. Rasa kecewa, marah, sedih dan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK
Hidayah et al., Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Primipara.. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA AN K USIA 6 TAHUN DENGAN SIBLING RIVALRY DIDESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO
ASUHAN KEBIDANAN PADA AN K USIA 6 TAHUN DENGAN SIBLING RIVALRY DIDESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO FALA DEVIYANA 1211010108 Subject : Anak usia 6 tahun, sibling rivalry. DESCRIPTION
Lebih terperinciSibling Rivalry Pada Anak Usia Todler
Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler Indanah 1*, Dewi Hartinah 2 1 Stikes Muhammadiyah Kudus 2 Stikes Muhammadiyah Kudus *Email: indanah@stikesmuhkudus.ac.id) Keywords: Sibling Rivalry, Todler Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal
Lebih terperinciPENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK
PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN Syaifurrahman Hidayat, Prodi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Wiraraja Sumenep, e-mail: dayat.fik@wiraraja.ac.id ABSTRAK Anak yang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung maupun tidak langsung seperti pada media massa dan media cetak. Seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agresivitas bukan merupakan hal yang sulit ditemukan di dalam kehidupan masyarakat. Setiap hari masyarakat disuguhkan tontonan kekerasan, baik secara langsung
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah suatu kelompok kecil yang mempunyai hubungan darah atau pertalian antara satu sama lain dan tinggal bersama, yang terdiri dari suami, istri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014
HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Domaria : (Dosen Stikes Putra Abadi Langkat) ABSTRACT: Indicator
Lebih terperinciHUBUNGAN ANAK YANG MENGALAMI SIBLING RIVALRY TERHADAP PERILAKU TOILET TRAINING
HUBUNGAN ANAK YANG MENGALAMI SIBLING RIVALRY TERHADAP PERILAKU TOILET TRAINING Susilowati*, Ike Tilam Masitotul M.** *Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **Perawat Puskesmas Badas Toilet training merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN
GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Monita Nathania, Sulasmi, Mohdari. Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan
Lebih terperinciDongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak
Dongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak Latar Belakang Masalah Anak Anak merupakan subjek-subjek dengan dunianya sendiri yang melingkupi diri sendiri saja. Sedikit demi sedkit anak belajar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan saat yang menggembirakan dan ditunggutunggu oleh setiap pasangan suami istri untuk melengkapi sebuah keluarga. Memiliki anak adalah suatu anugerah
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciRomy Wahyuny, Lismawati : Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Postpartum Blues di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I
Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Postpartum Blues di Wilayah Kerja Puskesmas Overview Knowledge Postpartum Mother About Post Partum Blues in Puskesmas Romy Wahyuny* Lismawati** *Dosen Prodi
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG Vinsensia Kewa 1), Ni Luh Putu Eka Sudiwati 2), Vita Maryah Ardiyani
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penentuan Jarak Kehamilan Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan yang akan datang (Alwi,
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU
PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU Astini Siringo-Ringo*, Siti Saidah Nasution** *Mahasiswi Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen
Lebih terperinciREPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar anak tumbuh bersama dengan setidaknya satu saudara kandung (Volling dan Blandon, 2003). Keterikatan dengan saudara kandung, baik itu kakak maupun adik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciPERSEPSI IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG DUKUNGAN SUAMI MENJELANG PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS KRETEK
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 239 PERSEPSI IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG DUKUNGAN SUAMI MENJELANG PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS KRETEK Iin Setiyani 1*, Reni Merta Kusuma 2 1*,2 Program
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA USIA BALITA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA USIA BALITA Dwi Purnamasari 1) Derison Marsinova Bakara 1) Yanti Sutriyanti 1) 1) Prodi Keperawatan Curup Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK
KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Adriana Palimbo 2, Hamsiah* 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hurlock (1980) masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL
26 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL Ekawati 1*, Haniah 2 ¹,2 Program Studi Kebidanan Stikes
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU DAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KOMUNITI INDONESIA MESAIEED QATAR 2012 ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU DAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KOMUNITI INDONESIA MESAIEED QATAR 2012 Sri Rejeki 1, Amin Samiasih, Tri Astuti, 1 Fakultas Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, salah satunya adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari Komnas Perlindungan anak,
Lebih terperinciPERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO
260 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Veryudha Eka Prameswari 1*, Indah Kusmindarti 2, Linda
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Nurhasanah1, Nunung Nurjanah2, Juju Juweriah3 123Akademi
Lebih terperinciPENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA
PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI ABSTRAK Aninggar Citra Sari, Ana Wigunantiningsih
Lebih terperinciDevelopmental and Clinical Psychology
DCP 2 (1) (2013) Developmental and Clinical Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI Ayu Citra Triana Putri, Sri Maryati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kitamenemukan pendamping yaitu suami atau istri. Hubungan dengan. saudarakandung adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki
79 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain orang tua, orang terdekat yang dilihat seorang anak yaitusaudara kandung. Saudara kandung ialah teman terdekat kita hingga kitamenemukan pendamping
Lebih terperinciPERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK
PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Anak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari Tahu dan ini akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan dengan saudara merupakan jenis hubungan yang berlangsung dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat bertahan hingga
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk UPAYA MENGATASI SIBLING RIVALRY MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Eli
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN Arifah Istiqomah, Titin Maisaroh Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan, Bantul e-mail : ariffah@yahoo.com
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GENDONG KULON BABAT LAMONGAN TAHUN 2010
HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GENDONG KULON BABAT LAMONGAN TAHUN 21 Zuhrotun Nisa *, Lilis Maghfuroh**, Supanik***.......ABSTRAK....... Kehadiran/kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama seperti halnya tahap-tahap perkembangan pada periode sebelumnya, pada periode ini, individu
Lebih terperinciHUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI WILAYAH KRING TIMUR DESA PACAREJO SEMANU GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI WILAYAH KRING TIMUR DESA PACAREJO SEMANU GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 080201089
Lebih terperinciMUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN DIAPER ANAK PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA TODDLER DI KAMPUNG NGADIMULYO PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL
ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL I. PENGERTIAN DAN PROSES SOSIALISASI Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1990). Tuntutan sosial pada perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN Feri Andriawan Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Pengetahuan orang tua dalam perkembangan emosi anak memiliki peranan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES
Lebih terperinci