PELAKSANAAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD BESUKI SITUBONDO ARI RIZKI RACHESHI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD BESUKI SITUBONDO ARI RIZKI RACHESHI"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD BESUKI SITUBONDO ARI RIZKI RACHESHI SUBJECT: Dokumentasi Proses Keperawatan, Diabetes Melitus DESCRIPTION: Segala aktivitas yang dilakukan perawat terhadap klien harus terdokumentasikan dengan baik. Dokumentasi keperawatan sewaktu-waktu dapat dijadikan barang bukti dipengadilan jika terjadi gugatan yang dilakukan oleh klien maupun keluarganya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus di RSUD Besuki Situbondo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancang bangun survei. Variabel penelitian adalah pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus. Subjek penelitian ini adalah semua data dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus selama periode Januari-April 2015 sebanyak 18 dokumen. Pengambilan data dilakukan di RSUD Besuki Situbondo pada bulan Juni Pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus termasuk dalam kategori baik yaitu 15 data (83,3%). Sebagian kecil pelaksanaan dokumentasi termasuk dalam kategori tidak baik yaitu 3 data (16,7%). Pada aspek pengkajian baik yaitu 18 data (100%), aspek diagnosa keperawatan baik yaitu 18 data (100%), aspek rencana keperawatan baik yaitu 11 data (61,1%), aspek tindakan keperawatan tidak baik yaitu 12 data (66,7%), aspek evaluasi keperawatan baik yaitu 9 data (50%) dan aspek catatan asuhan keperawatan baik yaitu 17 data (94,4%). Pelaksanaan dokumentasi keperawatan pada aspek rencana keperawatan,, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan perlu ditingkatkan. Peran rumah sakit sangat penting untuk memfasilitasi hal tersebut. ABSTRACT All activities undertaken by nurse to the clients must be well documented. Nursing documentation at any time can be used as legal evidence if there is any lawsuit by the client or their family. The purpose of this study was to investigate the implementation of documentation of nursing process on patients with diabetes mellitus at RSUD Besuki Situbondo. This research is a descriptive study with survey design. Research variable is the implementation of documentation of nursing process on patients with diabetes mellitus. The subjects were all data of documentation of nursing process on patients with diabetes mellitus during the period from January to April 2015, a total of 18 documents. 1

2 Data was collected at RSUD Besuki Situbondo in June Data collection used documentation techniques. Data was analyzed by using frequency distribution. The result suggest that nearly all implementation of documentation of nursing process on patients with diabetes mellitus fall into good category, as many as 15 (83,3%). A small number of implementation of the documentation fall into not good, 13 (16,7%). Regarding the aspect of good assessment of the data, as many as 18 (100%), aspect of good nursing diagnose, as many as 18 (100%), good aspect of the nursing plan, as many as 11 data (61,1%), aspect of nursing actions that are not good, as many as 12 (66,7%), good nursing evaluation aspect are 9 (50%) and good nursing care record aspect are 17 (94,4%). Implementation of nursing documentation on the aspect of nursing plans, nursing actions and nursing evaluation needs to be improved. The role of the hospital is very important to facilitate this. Keywords : Nursing Process Documentation, Diabetes Mellitus. Contributor : 1. Budi Prasetyo, M.Kep., Ns. 2. Dr. Nurwidji, MHA.,M.Si. Date : 8 Juli 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document Summary : Latar Belakang Mutu asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan dan bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan di mata masyarakat. Dokumentasi umumnya dianggap terlalu rumit, beragam, dan menyita waktu, namun dokumentasi keperawatan yang tidak dilakukan dengan tepat, lengkap dan akurat dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dalam aspek legal, perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika pasien menuntut ketidakpuasan atas pelayanan keperawatan (Anwar, 1980 dalam Susanto, 2010). Segala aktivitas yang dilakukan perawat terhadap klien harus terdokumentasikan dengan baik. Dokumentasi keperawatan harus jelas terbaca, tidak boleh memakai istilah atau singkatan-singkatan yang tidak lazim, juga berisi uraian yang jelas, tegas, dan sistematis, hal ini dimaksudkan untuk menghindari disfungsi komunikasi. Banyaknya tindakan keperawatan yang bersifat dependen membuat perawat berisiko menjadi kambing hitam atas kesalahan yang sebenarnya bukan berasal dari perawat. Dampak yang timbul akibat disfungsi komunikasi ini akan membahayakan keselamatan klien. Dokumentasi keperawatan sewaktu-waktu dapat dijadikan barang bukti dipengadilan jika terjadi gugatan yang dilakukan oleh klien maupun keluarganya (Asmadi, 2008). Hambatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan telah diteliti oleh Komite Pekerja Perawat di Maryland terhadap 933 orang perawat didapatkan data bahwa 81% pendokumentasian asuhan keperawatan menyita waktu sehingga berdampak langsung terhadap pelayanan, 36% menyelesaikan pendokumentasian setelah jam kerja selesai, 63% kelebihan jam kerja harus dibayar oleh rumah sakit, 55% perawat melakukan pendokumentasian secara berlebihan, 64% pendokumentasian dilakukan 2

3 secara manual, 36% melakukan secara elektronik (komputer) (Gugerty, B., Maranda, M.J., Beachley,M & Navaro, V.B, 2007). Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Besuki Situbondo dari analisa yang dilakukan pada 10 dokumentasi proses keperawatan terdapat 5 dokumentasi yang tidak baik, diantara aspek perencanaan, diagnosa keperawatan, evaluasi dan tindakan. Sedangkan 5 dokumentasi sudah baik karena telah memenuhi standart dokumentasi proses keperawatan. Penyelenggaraan dokumentasi keperawatan telah ditetapkan dalam SK Menkes No. 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan SK Dirjen Yanmed No. YM tahun 1993 tentang Standar Asuhan Keperawatan. Dokumen asuhan keperawatan sangat diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat akan tetapi pada kenyataannya perlengkapan pengisian dokumen masih kurang perhatian sehingga masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang isinya belum lengkap (Diyanto, 2007). Standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan menyimpulkan pelayanan atau asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit sudah sesuai dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Salah satu standar yang dipergunakan untuk menilai pelayanan keperawatan adalah penilaian terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Penilaian tersebut mencakup catatan setiap tahap dari lima langkah proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi pada buku rekam medis pasien (Depkes, 2005). Dokumentasi keperawatan harus mencerminkan data data yang akurat dan menghindari terjadinya kesalahfahaman dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawa, sehingga dokumentasi tidak sekedar catatan tetapi merupakan alat komunikasi vital antar tenaga atau tim kesehatan, pendidikan, dan program penelitian. Selain itu dokumentasi keperawatan bermanfaat karena mempunyai nilai hukum, jaminan mutu, keuangan, dan akreditasi (Asmuji, 2009). Menghadapi kondisi yang demikian itu perawat rumah sakit perlu memahami dan menyadari bahwa pelayanan keperawatan yang dilakukan pelayanan terhadap pasien harus dilakukan secara profesional disertai rasa tanggung jawab dan tanggung gugat. Undang-undang No. 23 tahun 1992 merupakan wujud rambu-rambu atas hak dan kewajiban tenaga kesehatan termasuk para perawat dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan. Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan merupakan salah satu alat pembuktian atas perbuatan perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan (Diyanto, 2007). Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian dalam bentuk analisis pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus di RSUD Besuki Situbondo. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Variabel penelitian adalah pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus. Subjek penelitian ini adalah semua data dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus pada bulan Juni 2015 sebanyak 18 dokumen. Pengambilan data dilakukan di RSUD Besuki Situbondo pada tanggal Juni Pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. 3

4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus termasuk dalam kategori baik yaitu 15 data (83,3%). Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah keperawatan. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien/ keluarganya tentang informasi/ data yang penting tentang keadaannya. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi (Depkes, 2005). Standar baku penilaian kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yang telah disepakati harus memenuhi tuntutan-tuntutan legalitas yang mencakup hal-hal yang terkait dengan formulir standarisasi, analisis kinerja yang jelas, pelayanan keperawatan termasuk kemampuan tenaga keperawatan di dalamnya dan berhubungan dengan tingkatan pelatihan (Swansburg, 1993 dalam Asmuji, 2009). Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan di RSUD Besuki ditunjukkan dengan sudah banyak perawat RSUD Besuki yang melakukan dokumentasi mulai dari tahap pengkajian sampai dengan perencanaan tindakan keperawatan. Hanya beberapa dokumen yang kurang lengkap dalam tindakan keperawatan. Penilaian kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan harus memenuhi ketentuanketentuan sesuai dengan standar baku yang telah disepakati. Dalam hal ini, kinerja perawat harus memenuhi tuntutan-tuntutan legalitas yang mencakup hal-hal yang terkait dengan dengan formulir standarisasi, analisis kinerja yang jelas, termasuk kemampuan tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penilaian kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan dengan cara audit dokumentasi yang didasarkan pada standar praktik asuhan keperawatan dan ketentuan lain yang terkait dengan menggunakan instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit. Pada aspek pengkajian dalam pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus, seluruhnya termasuk dalam kategori baik yaitu 18 data (100%). Pengumpulan data pengkajian dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat. Pengumpulan data status kesehatan pasien merupakan kunci dari penilaian standar ini. Data dapat dikumpulkan melalui anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan juga dapat menggunakan data penunjang lainnya. Data status kesehatan pasien harus sistematis, akurat, lengkap/ menyeluruh, singkat, jelas, dan berkesinambungan yang mencakup data bio-psiko-sosio-spiritual. Data yang dikaji harus sesuai dengan pedoman pengkajian (Depkes, 2005). Penelitian Asmuji (2009) juga menyebutkan rata-rata nilai kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan pada aspek pengkajian adalah 70,4% yaitu kategori baik. Rata-rata nilai kinerja keperawatan di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso mengalami peningkatan setelah adanya kelompok kerja keperawatan yaitu sebesar 78,6%. Pada aspek pengkajian semua sub aspek telah dilakukan dengan baik, antara lain data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, data dikaji sejak pasien masuk sampai dengan pulang dan masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan pola atau fungsi tubuh. Data yang dikaji merupakan hasil anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, dan data penunjang lainnya yang dilakukan perawat RSUD Besuki Situbondo sehingga data yang didapat sistematis, akurat, lengkap, jelas, dan berkesinambungan yang mencakup data bio-psiko-sosio-spiritual. Data pengkajian 4

5 yang dilakukan oleh perawat di RSUD Besuki Situbondo mengunakan format yang telah disediakan dalam bentuk isian singkat sehingga memudahkan perawat untuk melakukan pengkajian secara lebih rinci dan lengkap. Kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan tercermin dalam baiknya dokumentasi pengkajian. Secara substansi pelaksanaan dokumentasi keperawatan dapat dipengaruhi oleh adanya kelompok kerja. Kelompok kerja perawat di RSUD Besuki Situbondo terstruktur dengan baik dan setiap perawat telah memiliki tugas masing- masing ketika menangani pasien. Kelompok kerja keperawatan yang ada di RSUD Besuki Situbondo lebih baik dibandingkan di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso, karena perawat di RSUD Besuki Situbondo memiliki koordinasi dan komunikasi yang baik sehingga ada pemahaman yang sama dalam penulisan dokumentasi keperawatan yang memudahkan perawat untuk memperbaiki mutu dokumentasi asuhan keperawatan. Pada aspek diagnosa keperawatan dalam pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus seluruhnya termasuk dalam kategori baik yaitu 18 data (100%). Susunan diagnosa sudah tepat dan dilakukan secara aktual. Pendokumentasian keperawatan pada aspek diagnosa keperawatan kelengkapan data dalam merumuskan diagnosa aktual/potensial. Data hasil pengkajian dianalisis guna merumuskan diagnosa keperawatan. Pada tahap ini terdapat tiga komponen, yaitu problem atau masalah, etiologi atau kemungkinan penyebab, dan sign/symptom atau tanda dan gejala. Hal hal yang dinilai pada standar ini adalah apakah diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, apakah diagnosa keperawatan aktual dirumuskan, apakah diagnosa keperawatan resiko dirumuskan (Depkes, 2005). Penelitian yang dilakukan Hartati dan Anis (2011) didapatkan bahwa pendokumentasian tahap diagnosa keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah adalah cukup dengan skor 60%. Penyusunan diagnosa keperawatan yang dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah masih ada yang bersifat umum dan belum spesifik. Disamping itu pada perumusan diagnosa aktual masih ada beberapa yang tidak mencantumkan sign atau symptom yang menjadi persyaratan utama bahwa diagnosa itu dikatakan aktual. Diagnosa keperawatan di RSUD Besuki Situbondo ditulis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dan merumuskan diagnosa aktual/potensial. Dalam penulisan diagnosa keperawatan, perawat di RSUD Besuki Situbondo merumuskan masalah dari hasil data pengkajian sehingga diagnosa keperawatan yang ditulis akurat, sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap pasien. Diagnosa keperawatan juga mencerminkan problem (masalah), etiologi (penyebab) dan sign/simptom (gejala). Dimana antara problem (masalah) yang terjadi berkaitan erat dengan etiologi (penyebab) serta sesuai dengan sign/simptom (gejala) yang dialami oleh pasien. Selain itu, perawat di RSUD Besuki Situbondo juga menuliskan diagnosa keperawatan resiko yang mungkin terjadi. Terdapat perbedaan yang mencolok antara hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Besuki Situbondo dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah. Diagnosa keperawatan yang dilakukan di RSUD Besuki Situbondo lebih spesifik karena dirumuskan berdasarkan masalah yang ada. Selain itu, diagnosa keperawatan juga mencerminkan problem, etiologi dan sign/symptom sehingga diagnosa keperawatan di RSUD Besuki Situbondo memenuhi persyaratan utama bahwa diagnosa itu dikatakan aktual. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar aspek rencana keperawatan dalam pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus 5

6 termasuk dalam kategori baik yaitu 11 data (61,1%). Pendokumentasian perencanaan keperawatan di RSUD Besuki Situbondo selalu memperhatikan urutan prioritas masalah dan perubahan kondisi pasien. Perencanaan keperawatan meliputi penetapan prioritas masalah, penetapan tujuan, dan rencana tindakan keperawatan. Hal-hal yang dinilai pada standar ini antara lain apakah rencana tindakan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan, apakah rencana tindakan disusun menurut urutan prioritas, apakah tujuan mengandung komponen subyek, perubahan yang diinginkan, kondisi pasien dan atau kriteria hasil, apakah rencana tindakan mengacu pada tujuan, jelas, dan rinci, apakah rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan lain (Depkes, 2005). Penelitian Asmuji (2009) juga menyebutkan rata-rata nilai kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan pada aspek perencanaan adalah 69,97% yaitu kategori baik. Kinerja perawat dalam penulisan perencanaan keperawatan di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso tergolong baik. Namun, masih kurangnya motivasi perawat dalam melakukan perbaikan pada proses pendokumentasian perencanaan keperawatan membuat dokumentasi asuhan keperawatan menjadi monoton dan tidak bervariasi. Penulisan perencanaan keperawatan di RSUD Besuki Situbondo selalu memperhatikan perumusan tujuan yang hendak dicapai dari intervensi yang telah diberikan. Rencana tindakan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan, urutan prioritas, mengandung komponen pasien, perubahan kondisi pasien dan mengacu pada tujuan serta menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain. Peningkatan yang cukup signifikan rata-rata nilai kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi perencanaan sebelum dan setelah ada kelompok kerja. Namun, masih ada beberapa aspek yang belum memenuhi standar asuhan keperawatan, yaitu dalam rencana tindakan tidak menggambarkan keterlibatan keluarga. Sama halnya dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asmuji (2009), penulisan perencanaan keperawatan di RSUD Besuki Situbondo termasuk dalam kategori baik. Namun disisi lain, perawat yang melakukan proses perencanaan keperawatan di RSUD Besuki Situbondo maupun di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso belum memiliki inisiatif untuk memperbaiki mutu pendokumentasian perencanaan keperawatan menjadi lebih memuaskan sehingga penulisan pendokumentasian perencanaan keperawatan tidak terlihat monoton dan lebih bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar aspek tindakan keperawatan dalam pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus termasuk dalam kategori tidak baik yaitu 12 data (66,7%). Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian perawat dalam mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi. Pelaksanaan atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan ini dokumentasi menjadi sangat penting karena merupakan pernyataan dari kegiatan atau aktivitas yang otentik dari perawat. Tahap ini perawat melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah dibuat. Pada tahap ini hal hal yang dinilai antara lain apakah tindakan mengacu pada rencana tindakan yang telah dibuat, apakah ada revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi, apakah tindakan yang telah dilakukan dicatat dan ada tanda tangan perawat yang melakukan (Depkes, 2005). Penelitian yang dilakukan Hartati dan Anis (2011) didapatkan bahwa pendokumentasian tahap tindakan keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah adalah cukup dengan skor 57%. Namun, pada aspek pelaksanaan evaluasi 6

7 tiap tindakan yang telah dilakukan masih dalam kategori kurang dan mempengaruhi aspek yang lain yaitu pelaksanaan revisi tindakan. Hal yang tidak dilakukan pada aspek tindakan keperawatan adalah perawat tidak mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan perawat tidak melakukan revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi. Rendahnya nilai kinerja perawat tersebut dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan disebabkan karena selama ini belum ada pemahaman yang sama terhadap pentingnya dokumentasi asuhan keperawatan. Hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hartati dan Anis (2011), memperoleh hasil yang hampir sama. Keduanya mendapat kategori kurang dalam hal evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan pelaksanaan revisi tindakan. Namun secara keseluruhan, penelitian Hartati mendapat skor yang lebih baik dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Pada aspek evaluasi keperawatan dalam pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus termasuk dalam kategori baik yaitu 9 data (50%). Sebagian besar data yang kurang dalam aspek evaluasi keperawatan adalah pencatatan hasil evaluasi. Pendokumentasian keperawatan pada aspek evaluasi keperawatan paling sedikit data tidak lengkap pada aspek evaluasi mengacu pada tujuan. Pada tahap evaluasi perawat mengevaluasi kemajuan status kesehatan pasien terhadap tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, melakukan revisi terhadap data dasar dan perencanaan jika ada perubahan masalah pada pasien (Depkes, 2005). Penelitian Asmuji (2009) juga menyebutkan rata-rata nilai kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan pada aspek evaluasi adalah 93,81% yaitu kategori sangat baik. Kinerja perawat di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso sangat baik tercermin dari kelengkapan pendokumentasian evaluasi keperawatan yang mendapat nilai yang sangat tinggi sebelum ataupun setelah adanya kelompok kerja keperawatan. Dilihat dari status data pasien yang sebagian besar evaluasi telah dilakukan oleh perawat mengacu pada standar atau kriteria hasil yang telah ditetapkan pada tujuan keperawatan, tetapi masih terdapat beberapa data hasil evaluasi yang tidak dicatat. Terlihat pada status pasien yang telah dikaji bahwa kriteria keberhasilan yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi ini tidak selalu dicantumkan. Berdasarkan nilai acuan pada standar minimal pelayanan di rumah sakit dari Depkes, kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan sudah baik. Penelitian ini tidak lebih baik dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asmuji (2009). Terlihat pada catatan evaluasi keperawatan yang dilakukan di RSUD Besuki Situbondo masih setengahsetengah. Perawat tidak melakukan pencatatan pada hasil evaluasi sehingga menyulitkan perawat dalam menentukan kriteria hasil yang telah dicapai. Berbeda dengan kinerja perawat di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso yang penulisan evaluasinya sudah lengkap sehingga memudahkan perawat dalam melaksanakan kriteria hasil yang belum tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh aspek catatan asuhan keperawatan dalam pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus termasuk dalam kategori baik yaitu 17 data (94,4%). Setiap langkah keperawatan pada aspek catatan asuhan keperawatan hampir seluruhnya dilakukan dengan baik. Catatan tindakan keperawatan dilakukan dengan menulis pada format yang baku, pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan, pencatatan dilakukan dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar, setiap melakukan tindakan / kegiatan 7

8 perawat mencantumkan paraf / nama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan dan berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Depkes, 2005). Penelitian yang dilakukan Hartati dan Anis (2011) didapatkan bahwa pendokumentasian tahap catatan asuhan keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah adalah cukup dengan skor 56%. Skor tersebut berada pada batas minimal. Hal ini dapat dilihat pada aspek penulisan tindakan dengan mencantumkan tanggal saja atau hanya paraf tanpa nama terang. Aspek catatan asuhan keperawatan pasien diabetes melitus di RSUD Besuki Situbondo hampir seluruhnya dilakukan dengan baik, terlihat data hampir seluruhnya lengkap pada semua aspek, seperti perawat menulis dokumentasi keperawatan pada format yang baku, pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan, pencatatan dilakukan dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar, setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan paraf/nama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan dan berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Aspek ini merupakan hal yang sangat penting karena sebagai wujud dari tanggung jawab (responsibilitas) dan tanggung gugat (akuntabilitas) perawat. Hasil penelitian ini jauh lebih baik dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Terbukti dengan penulisan catatan asuhan keperawatan pada aspek penulisan tindakan yang dilakukan secara lengkap mulai dari penulisan tanggal dan jam serta mencantumkan paraf dan nama terang. Simpulan Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan pada pasien diabetes melitus di RSUD Besuki Situbondo termasuk dalam kategori baik yaitu 15 data (83,3%). Sebagian kecil pelaksanaan dokumentasi termasuk dalam kategori tidak baik yaitu 3 data (16,7%). Rekomendasi Tempat penelitian dapat memfasilitasi peningkatan pembuatan dokumentasi keperawatan pada aspek rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan dalam dokumentasi keperawatan di RSUD Besuki Situbondo. Penelitian ini dapat digunakan dalam perencanaan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Hendaknya dapat mengembangkan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dokumentasi keperawatan seperti, pendidikan perawat, pelatihan dan pengalaman kerja perawat serta mengambil data primer dan melibatkan wawancara kepada perawat. Alamat Correspondensi : - Alamat rumah : Jalan Kenanga RT.03 RW.02 Kalimas, Besuki, Situbondo - racheshi@gmail.com - No. HP :

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang menggunakan proses keperawatan yang memiliki suatu nilai hukum yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyedia pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat adalah perawat. Kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011 PENDOKUMENTASIAN TENTANG PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG BAROKAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Indah Indrajati, M.Basirun Al Ummah 2, Tri Sumarsih, 3, 2,3Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG JAWA TENGAH

ANALISIS KELENGKAPAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG JAWA TENGAH ANALISIS KELENGKAPAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG JAWA TENGAH Hartati, Handoyo, M. Madkhan Anis ABSTRAK Dokumentasi keperawatan merupakan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Kerja 2.1.1 Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dimana dalam memperkirakan beban kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan tentang tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan secara menyeluruh, sistematis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ISSN 2407-7232 JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN Volume 1, No. 2, Agustus 2015 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Lingkungan Berpengaruh dengan Kejadian ISPA pada Balita Tugas Keluarga

Lebih terperinci

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN Sekolah TinggiIlmuKesehatan Kendal ISSN : Print 2089-0834 GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN Tina Solawati 1, Qurrotul Aeni 1, Dewi Sulistiyowati 1 Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG 1 ANALISIS FAKTOR FAKTOR PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 Program Studi Magister Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses keperawatan yang memiliki nilai hukum yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien. Oleh sebab itu, rekam medis haruslah

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengertian Asuhan keperawatan adalah Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan

Lebih terperinci

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen Asuhan Keperawatan RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen pada proses keperawatan Pengkajian Diagnosis Perencanaan Implementasi evaluasi langkah awal dalam proses keperawatan PENGKAJIAN proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang integral dari sistim pelayanan kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien khususnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistim pelayanan kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien khususnya untuk penyembuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat (Widuri) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA Widuri 1, Maryadi 2, Lestari

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN 96 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Nama saya Arisman Pasaribu (111121104), mahasiswa pada Fakultas Ilmu Keperawatan, Medan. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Beban Kerja Perawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT X JAKARTA 2015 RELATIONSHIP CHARACTERISTICS AND MOTIVATION WITH DOCUMENTING NURSING CARE AT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tinggi tingkat kecerdasan dan sosial ekonomi masyarakat, maka pengetahuan mereka terhadap penyakit, biaya, administrasi maupun upaya penyembuhan semakin baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai profesi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit diwajibkan untuk menyelenggarakan rekam medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu diselengarakan

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN PERAWAT PADA STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

ANALISIS KEPATUHAN PERAWAT PADA STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010 KES MAS ISSN : 1978-0575 ANALISIS KEPATUHAN PERAWAT PADA STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010 45 Citra Ega Lestari, Rosyidah Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN (Analysis Of Nursing Documentation Application Standard With The Quality Of Service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR PROSES KEPERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP CILACAP. Rachmat Susanto 1 1. Akademi Keperawatan Seruling Mas, Maos-Cilacap

PENERAPAN STANDAR PROSES KEPERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP CILACAP. Rachmat Susanto 1 1. Akademi Keperawatan Seruling Mas, Maos-Cilacap PENERAPAN STANDAR PROSES KEPERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP CILACAP Rachmat Susanto 1 1 Akademi Keperawatan Seruling Mas, Maos-Cilacap ABSTRACT The objective of health development is to improve the ability

Lebih terperinci

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 aprilia dwi a 1, Harjanti 2, Bambang W 3 mahasiswa apikes mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai

Lebih terperinci

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness 60 Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis Improving Medical Record Completeness GINI WURYANDARI* *Rumah Sakit Daerah Balung, Jember ABSTRACT The percentage of inpatient Medical Record data at Balung General

Lebih terperinci

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan PENDAHULUAN Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena adanya dokumentasi yang baik, informasi

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KLIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAERAH BESUKI SITUBONDO

TINGKAT KEPUASAN KLIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAERAH BESUKI SITUBONDO TINGKAT KEPUASAN KLIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAERAH BESUKI SITUBONDO YULIKA SULISYOWATI NIK 1212020034 SUBJECT: Kepuasan, JAMKESMAS, Pelayanan Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi yang terus-menerus mengalami perkembangan. Perkembangan yang terjadi tidak hanya pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan bagian penting dalam penanganan kesehatan pasien pada saat sekarang maupun di masa mendatang. Sebagai pemberi informasi mengenai status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas yang masing-masing

Lebih terperinci

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK ABSTRACT NURUL ARIFAH Based on quantitative analysis revealed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi keperawatan. Profesi perawat dinilai sebagai profesi yang memiliki resiko

BAB I PENDAHULUAN. profesi keperawatan. Profesi perawat dinilai sebagai profesi yang memiliki resiko 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesadaran masyarakat tentang hukum telah memberikan implikasi terhadap profesi keperawatan. Profesi perawat dinilai sebagai profesi yang memiliki resiko hukum sehingga

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 20 HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. Yayuk Eny*), Enny

Lebih terperinci

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH Diajukan kepada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar

KUESIONER PENELITIAN. Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar KUESIONER PENELITIAN Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar A. Petunjuk pengisian 1. Mohon bantuan dan kesediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat penyelenggaraan upaya kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang sangat berperan penting dalam upaya pencapaian Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksananan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Siagian (2002) dalam Manullang (2006: 193), motivasi adalah sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang menimbulkan keinginan atau upaya mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit 2.1.1 Sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46 MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM PARAGRAF 3 REKAM MEDIS Pasal 46 Law & Regulation UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN 1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam

Lebih terperinci

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL Husnul Wirdah 1 ; Muhmmad Yusuf 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Defenisi perawat Perawat (Nurse) berasa dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seorang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan bagian terpenting dari suatu fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan harus mengupayakan rekam medis yang lengkap dan akurat berdasarkan semua

Lebih terperinci

Mira Asmirajanti Fikes Universitas Esa Unggul Jl. Raya Arjuna no. 9 Jakarta Barat

Mira Asmirajanti Fikes Universitas Esa Unggul Jl. Raya Arjuna no. 9 Jakarta Barat GAMBARAN PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENERIMA PASIEN BARU, ORIENTASI PASIEN BARU, PEMENUHAN NUTRISI MELALUI NGT DAN MEMBERIKAN OBAT MELALUI NEBULIZER DI RUANG LUKMANUL HAKIM RUMAH SAKIT AL IHSAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber ingatan yang harus didokumentasikan, dipertanggungjawabkan dan dilaporkan oleh setiap tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA Nurul Nuryani 1, Dwi Dahlia Susanti 2 1 Staf RS Tasik Medika Citratama, 2 Dosen Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit karena jumlahnya dominan (55-65%) serta merupakan profesi yang memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada setiap kegiatan yang dilakukan dalam suatu pekerjaan untuk setiap bidang keilmuan pasti ada sebuah pelaporan, pelaporan adalah satu diantara rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016 TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016 Yulia Indah Setyaningrum*), Maryani Setyowati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015 ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015 Fahmi Syaeful Anwar 1, Diana Barsasella 2 1,2 Program Studi DIII Pikes Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan

Lebih terperinci

Dokumentasi dalam Bahasa Inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi dengan tulisan diatasnya.

Dokumentasi dalam Bahasa Inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi dengan tulisan diatasnya. KONSEP DOKUMENTASI Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka, baik berbentuk tulisan maupun berbentuk rekaman lainnya seperti pita suara/kaset, video, film, gambar dan foto (Suyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan dan asuhan keperawatan terhadap pasien merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan untuk membantu pasien memulihkan dan meningkatkan kemampuan dirinya.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hatta (2010) Rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Hal ini terjadi karena adanya publikasi WHO pada tahun 2004 tentang penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan pelayanan kesehatan tidak lagi hanya sekedar untuk memperoleh pengobatan dan perawatan tetapi juga membutuhkan pelayanan kesehatan dalam upaya pemeliharaan

Lebih terperinci

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS) KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS) (Quality of Nursing Documentation and Nurse s Objective Workload Based on Time and Motion Study

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK REVIEW PREPAREDNESS OF ACCREDITATION KARS 2012 BASE ON STANDARDS OF APK 3.2, APK 3.2.1, AND APK 3.3 IN PERMATA BUNDA HOSPITAL PURWODADI Siti Margiana *), Eti Rimawati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I Instrumen Penelitian PENJELASAN MENJADI RESPONDEN PERAWAT PELAKSANA Teman Sejawat yang Terhormat. Saya, Putro Simeulu, Nim 117046009. Mahasiswa Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

LAELA MIFTAHUL JANNAH

LAELA MIFTAHUL JANNAH QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS INCOMPLETENESS CHARGING DOCUMENT PATIENTMEDICAL RECORD IN THE CASE OF DISEASE WARDTYPHOID IN 1 ST QUARTER 2014 HOSPITAL SUNAN KALIJAGA DEMAK ABSTRACT LAELA MIFTAHUL

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun oleh: ISNANI J

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun oleh: ISNANI J GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DIABETES MILITUS PADA RUANG MULTAZAM DAN FIRDAUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit SEPTO PAWELAS ARSO, SKM, MARS Materi Kuliah Organisasi Manajemen Rumah Sakit Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS DIPONEGORO Persyaratan RS Minimal

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PENERAPAN STANDAR OPERASIOANAL PROSEDUR TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RSU MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2010 NO RESPONDEN: NAMA : UMUR : MASA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT Danik Lestari 1, Nuryati 2 1,2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada email: daniqq_27@yahoo.co.id, nur3yati@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN:

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN: Tradition of Excellence PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN: IMPLEMENTASI Dicky Endrian Kurniawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Melaksanakan pendokumentasian pelaksanaan tindakan keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

`NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA AYU SELVYA I

`NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA AYU SELVYA I `NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA AYU SELVYA I31111031 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis, setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis pelayanan

Lebih terperinci