adalah Muhammad Iqbal, seorang petani muda yang berhasil menjadi pemimpin koperasi dan menjadi inspirasi untuk kaum muda lainnya untuk bertani kakao.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "adalah Muhammad Iqbal, seorang petani muda yang berhasil menjadi pemimpin koperasi dan menjadi inspirasi untuk kaum muda lainnya untuk bertani kakao."

Transkripsi

1 Kisah Sukses Berkontribusi pada Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari Perserikatan Bangsa Bangsa melalui Program Produksi Kakao Berkelanjutan

2 KATA PENGANTAR Program Produksi Kakao Berkelanjutan (Sustainable Cocoa Production Program - SCPP) telah membuat kemajuan yang luar biasa dalam kaitannya dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDG) dari Perserikatan Bangsa Bangsa di sektor kakao di Indonesia. Dari awal, pendekatan SCPP yang berkelanjutan telah menyatukan aspek masyarakat, profit, dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Dengan dukungan donor swasta dan publik, SCPP telah berkontribusi pada tujuan dari total 7 tujuan SDG dengan menciptakan industri kakao yang mendukung inovasi, keberlanjutan dan kesejahteraan petani. Pada halaman-halaman di edisi ini, anda akan dibawa mengenal sosok - sosok luar biasa yang didukung SCPP dan membuat perubahan di masyarakat. Ada Muhajar dan Halimah, pasangan yang berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan komunitas mereka mengenai nutrisi dan ketahanan pangan. Individu luar biasa lainnya adalah Muhammad Iqbal, seorang petani muda yang berhasil menjadi pemimpin koperasi dan menjadi inspirasi untuk kaum muda lainnya untuk bertani kakao. Edisi Kisah Sukses kali ini juga mengenalkan Petrus Pedro, petani yang sangat menjanjikan dari wilayah SCPP yang paling muda di Flores, yang berpotensi untuk menjadi Pemimpin Petani dan mendorong konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Dan terakhir, kami juga menyoroti pendekatan inovatif yang dilakukan Koperasi Koka Jaya dengan membuat skema voucher pupuk, yang memastikan anggota koperasi yang paling kurang beruntung tetap bisa mendapatkan pupuk sehingga mereka bisa meningkatkan produksi dan keluar dari kemiskinan. Selamat membaca! Manfred Borer Country Director Swisscontact Indonesia Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia 2

3 DAFTAR ISI 04 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG BERKUALITAS DALAM MENINGKATKAN DAN PENDAPATAN 06 PENGETAHUAN DAN KETEKUNAN ADALAH CARA KELUAR DARI KEMISKINAN Novalinda : ID , Desa Sumanik, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat Haeruddin: ID , Desa Gattareng, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan 08 MEMBUKA JALAN UNTUK MASYARAKAT YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN 0 SOSOK PETANI MUDA MEMIMPIN MASA DEPAN SEKTOR I Putu Kariana: ID , Desa Labagu, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah Muhammad Iqbal: ID , Desa Juli Meunasah Teungoh, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh 2 KERJASAMA MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN NUTRISI DAN KETAHANAN PANGAN 4 MENINGKATKAN DAN mengatasi PERUBAHAN IKLIM Muhajar: ID , Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Mangngoy: ID , Desa Guliling, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat 6 TUMPANGSARI UNTUK MENDUKUNG KONSUMSI DAN YANG BERTANGGUNG JAWAB 8 KEBIJAKAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN AKSES LAYANAN KEUANGAN Petrus Pedro Corebima: ID , Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur Koperasi Koka Jaya: ID 007, Desa Paru Cot, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh Tim penyusun PENERBIT Swisscontact Indonesia EDITOR Denny Herlambang Slamet Enggi Dewanti Meg Phillips Megan King Megi Wahyuni DESAIN & ARTWORKING Roy Prasetyo Rendy Syahputra Tammi Suryani TM incorporated 3

4 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG BERKUALITAS DALAM MENINGKATKAN DAN PENDAPATAN ID Desa Sumanik, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat Novalinda Novalinda (53) adalah seorang petani kakao otodidak, yang percaya bahwa pengetahuan dan pendidikan penting dalam mencapai sukses bertani kakao. Hanya berbekal beberapa buku dasar tentang budidaya kakao, Novalinda memulai usaha kakao nya dan sekarang sudah berhasil memproduksi lima ton kakao dari hanya sekitar,5 hektar kebun miliknya. 4

5 Farmer Field School PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG BERKUALITAS DALAM MENINGKATKAN DAN PENDAPATAN Novalinda, yang masih aktif menjadi guru SMA ini, harus pintar membagi waktu untuk mengajar, berkebun, dan bergabung dalam Sekolah Lapangan (SL) untuk Petani dari Barry Callebaut dan Swisscontact. Dia menyampaikan pengetahuan yang dipelajari dari Sekolah Lapangan (SL) ke suaminya, Jamaan, agar mereka juga dapat bersama-sama mengelola kebun. Novalinda fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN Guru yang Belajar Pada tahun 2007, Novalinda dan suaminya memutuskan untuk mengubah,5 hektar area kebun bagi hasil mereka menjadi kebun kakao, dan ditanami 800 pohon kakao. Sambil menunggu kakao mereka berbuah, mereka menanam tanaman jangka pendek seperti pisang dan jeruk diantara pohon-pohon kakao untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setahun berikutnya, Novalinda menambahkan 700 bibit kakao lagi melalui subsidi dari pemerintah lokal. Setelah 22 bulan, panen pertama ternyata hasilnya sangat sedikit karena mereka telah memangkas cabang-cabang pohonnya dengan tidak benar. Mereka menyadari bahwa mereka perlu meningkatkan keterampilan budidaya kakao mereka dan memutuskan untuk bergabung dalam 0 hari pelatihan SL untuk Petani di bulan Oktober 204. Melalui Sekolah Lapangan untuk Petani, kami dapat berlatih secara langsung teknik-teknik seperti sambung samping dan sambung pucuk di kebun percontohan. Sebelumnya kami hanya membaca saja mengenai hal ini. Sekarang kami sudah melakukan sambung samping terhadap tanaman yang kurang produktif dengan jenis superior seperti BL-50 untuk hasil produksi yang lebih baik kata Novalinda. Dari Satu ke Lima Ton Hanya dalam waktu dua tahun, mereka telah mampu menggandakan produksi mereka hingga lima kali lipat, dari satu ton di tahun 204 menjadi lima ton di tahun 206. Novalinda dan suaminya berbagi tugas dalam mengerjakan kebun mereka. Jamaan fokus untuk memelihara kebun dengan standar yang tinggi, dibantu oleh dua orang pekerja pada saat pemupukan dan musim panen. Novalinda bertanggung jawab untuk penanganan paska panen seperti fermentasi sampai penjualan biji kakao kepada pembeli berikutnya di rantai nilai. Novalinda masih terus mengajar, sehingga suaminya membuatkan membuatkan area belajar di kebunnya agar Novalinda dapat secara sukarela melatih petani lainnya di desa mereka. Banyak petani lain datang ke kebun mereka untuk meminta saran dan entris dengan gratis agar mereka juga dapat memperbaiki kebun mereka. Berdasarkan catatan penjualan di bulan Desember 206, pasangan ini mendapatkan Rp. 9 juta (USD 676) per bulan setelah dipotong ongkos pekerja, pupuk, dan zakat (2.5% pembayaran wajib keagamaan). Berkat kakao juga, anak perempuan mereka, Jumiatul Janovia (27) dapat menyelesaikan pendidikan S jurusan kebidanan. Keberhasilan Novalinda tidak hanya memberikan manfaat untuk keluarganya, tapi juga bermanfaat untuk komunitas kakao disekitarnya. PELATIHAN GAP Basic GNP GFP BASELINE (203) POST-LINE (206) TANGGAL 7-Okt Des-204 -Nov-206 PRODUKTIVITAS KEBUN,5 ha.500 kg.000 kg /HEKTAR,5 ha kg 3.29 kg /HEKTAR Fakta Foto.500 kg /POHON.900 2,6 kg /POHON KAMI BERHARAP BAHWA PROGRAM INI DAPAT BERLANjut MENDUKUNG PETANI KECIL SEPERTI KAMI KARENA MASIH BANYAK PETANI DI LUAR SANA YANG BERNIAT UNTUK BELAJAR DAN MENCAPAI PRODUKTIVITAS YANG LEBIH TINGGI Novalinda (kanan) memperlihatkan pada Duta Besar Raymond Furrer, Kepala Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi negara Swiss, biji kakao yang sudah difermentasi pada saat kunjungan SECO di Tanah Datar pada bulan Desember 206 5

6 TM PENGETAHUAN DAN KETEKUNAN MODAL KELUAR DARI KEMISKINAN ID Desa Gattareng, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan HaeruddiN Ketika Haeruddin (49) berjuang dengan kondisi kesehatannya yang kurang baik, pendapatan yang tidak cukup dan keluarga yang makin besar, dia beralih pada budidaya kakao untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan bantuan dari Cargill, Mondelēz International dan Swisscontact, Haeruddin behasil menjadi Petani Andalan untuk melatih petani kakao lainnya di Soppeng, Sulawesi Selatan. 6

7 Farmer Field School PENGETAHUAN DAN KETEKUNAN ADALAH CARA KELUAR DARI KEMISKINAN Pada tahun 2009, Haeruddin melakukan penanaman ulang kembali 800 pohon kakao di satu hektar kebunnya, dibawah rimbunan pepohonan, meniru petani kakao sukses lainnya di daerah tempat tinggal nya. Tetapi, pendapatan dari panen yang dihasilkan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, oleh karena itu dia bertekad untuk mencari pendekatan lain dalam budidaya kakao Meningkatkan Produksi dan Berkontribusi pada Keberlanjutan Haeruddin memutuskan untuk menjadi peserta Sekolah Lapang (SL) untuk Petani di bulan Oktober 204. Dengan pengetahuan dan keterampilan teknis yang baru dipelajarinya, dia saat ini menjadi Pemimpin Petani SCPP dan memfasilitasi sesi Budidaya Tanaman Kakao (Good Agricultural Practices / GAP). Dia terjun langsung melatih 30 petani lainnya yang berada di bawah kelompok petani Harapan Areppae. Seperti telah diajarkan di Sekolah Lapang, dia memangkas dan memupuk pohon kakaonya dengan pupuk kandang dari kambingkambing miliknya dan pupuk lainnya yang sesuai. Seperti halnya petani kakao lain di daerah itu, Haeruddin menggabungkan sistem kebun dan ternak. Dia memberi makan kambingnya dengan dedaunan dari pohon-pohon pelindung dan hanya mengeluarkan tambahan Rp. 40,000 (USD 3,) selama setahun untuk biaya-biaya tambahan lain yang diperlukan untuk ternak kambingnya. Dengan sistem terpadu kebunternak ini, saya mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp. 7 juta (USD 525) setahun dan mendapatkan sistem yang berkelanjutan dan berdikari kata Haeruddin. Menetapkan Standar Pada tahun 204, hasil panennya hanya 450 kg, tapi setelah pelatihan naik menjadi 896 kg di bulan Desember 206, yang berarti menggandakan pendapatannya dari kakao. Haeruddin tetap antusias dan percaya bahwa hasil kebunnya akan lebih besar lagi setelah semua pohonnya disambung samping. Selain dari pelatihan GAP, istrinya Rahimawati (37), juga mengikuti pelatihan Pengelolaan Gizi Keluarga (Good Nutritional Practices/ GNP) dan Pengelolaan keuangan Keluarga (Good Financial Practices/GFP). Dengan semua dukungan yang di dapatkan oleh Haeruddin dan keluarganya, hanya dalam waktu setahun, penghasilannya mencapai sebesar Rp. 30 juta (USD 2.308) hanya dari kebun kakao. Kesuksesannya dalam budidaya kakao memotivasi beberapa tetangganya untuk berkebun kakao. Haeruddin yang terlibat aktif dalam kelompok tani Harapan Areppae, mencatat bahwa penjualan dari kelompok tani ke unit pembelian Cargill dan Mondelēz adalah yang tertinggi di daerahnya. Berkat kerja keras dan kemampuannya untuk memimpin, Haeruddin mendapatkan kesempatan untuk menghadiri ulang tahun ketiga Hari Kakao Indonesia di Jogjakarta pada bulan September 205. Ketika berada di Jogjakarta, saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan pengetahuan dan petunjuk yang sangat berharga dari sesama petani sukses lainnya dari seluruh penjuru Indonesia. Saya percaya bahwa keberhasilan akan didapatkan oleh mereka yang tekun dan saya sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepada saya kata Haeruddin. ISTRI DAN ANAK SAYA SANGAT BERSEMANGAT MEMBACA modul PENGELOLAAN BUDIDAYA YANG SAYA GUNAKAN SEBAGAI petani andalan. SAYA SENANG BAHWA SAYA NANTINYA DAPAT MENERUSKAN KEBUN INI KEPADA ANAK SAYA DAN MENUNJANG KEHIDUPAN KELUARGA UNTUK GENERASI-GENERASI BERIKUTNYA Haeruddin fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN PELATIHAN GNP GFP GAP Basic GBP - Koordinasi dan SL GAP - Paska Panen dan Akses Pasar GAP Basic GBP - Koordinasi & SL ha 450 kg 450 Kg /HEKTAR ha 896 kg 896 KG /HEKTAR BASELINE (204) POST-LINE (206) Fakta Foto.000 0,45 kg /POHON.000 TANGGAL 8-Feb-5 4-Mar-5 23-Okt-4 2-Nov-4 7-Jan-5 25-Jul-6 5-Agu-6 PRODUKTIVITAS KEBUN 0,90 kg /POHON Haeruddin dan Rahimawati sedang membantu pekerjaan rumah anak mereka diantara pohon-pohon kakao di kebun. 7

8 MEMBUKA JALAN UNTUK MASYARAKAT YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN ID Desa Labagu, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah I Putu Kariana I Putu Kariana (37) berhasil menjadi seperti sekarang ini dengan meneladani petani kakao lainnya. Dia menjadi petani kakao panutan dan inspirasi untuk generasi muda karena ia memilih tinggal di desa dan mendukung masyarakatnya, daripada pindah ke kota besar untuk mencari kerja. 8

9 Farmer Field School MEMBUKA JALAN UNTUK MASYARAKAT YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN I Putu Kariana memboyong keluarganya dari pulau dewata Bali ke Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah pada tahun 996. Setelah bekerja di sektor konstruksi untuk beberapa tahun, dia memutuskan untuk berkebun kakao ketika dia melihat kesuksesan petani kakao lainnya. Belajar mengenai Keberlanjutan Tidak mau tinggal diam melihat kesuksesan orang lain, pada tahun 999, I Putu menanam pohon kakao di lahan seluas dua hektar. Dalam 5 tahun, kebunnya berkembang menjadi 6 hektar, 3 hektar diantaranya ditanami pohon kakao muda yang menjanjikan.sejak bergabung dalam Sekolah Lapangan (SL) dari ECOM dan Swisscontact di bulan Oktober 204, produksi kebunnya telah naik secara signifikan. Berdasarkan catatannya di bulan Desember 206, dia sekarang mampu memproduksi 6 ton biji kakao setiap tahunnya, menghasilkan pendapatan per tahun sebesar Rp. 86 juta (USD 4,307). Salah satu aspek paling penting dari SL adalah mengajarkan petani bahwa pupuk dan pestisida bukanlah metoda satusatunya untuk pengendalian hama dan penyakit. Ancaman penyakit pembuluh kayu atau Vascular-Streak Dieback menurun ketika saya menerapkan apa yang sudah dipelajari di Sekolah Lapangan untuk Petani. Ternyata kuncinya adalah memangkas sekitar 20cm dari area yang terkena infeksi, dimana solusi ini tidak pernah saya ketahui sebelum mengikuti Sekolah Lapangan untuk Petani, I Putu menjelaskan. I Putu dan petani lainnya juga belajar mengenai pengaturan dari tanaman pelindung, penanaman kembali pohon kakao, kebersihan dan pemupukan yang aman sebagai bagian dari SL untuk Petani. Dikarenakan lahan yang miring, dia juga harus mengeluarkan uang Rp. 30 juta (USD 2,308) setiap tahun untuk ongkos pekerja. Saya memerlukan pekerja tambahan untuk terasering, sanitasi dan pemupukan. Pada musim puncak, saya bahkan harus menambah 20 orang pekerja harian untuk memetik pucuk yang matang dan membawa biji kopi turun dari bukit katanya. Membangun Masyarakat yang Berkelanjutan Berkat pengetahuan dan pelatihan kepemimpinan di Sekolah Lapangan untuk Petani, I Putu telah menjadi penyelia untuk kelompok tani lokal Jaya Makmur. Dia juga mengawasi 20 petani yang tersebar di 4 kelompok petani yang berbeda. Kelompok tani Jaya Makmur berencana memperluas dan mendirikan koperasi sehingga petani kecil di daerahnya dapat meningkatkan akses terhadap pasar dan meningkatkan pendapatan. Sebagai contoh, kami mempunyai pembibitan kakao yang hanya untuk keperluan anggota, tetapi karena semakin banyak petani yang ingin merehabilitasi kebunnya, pangsa pasar semakin besar, kata I Putu. Mereka berharap bahwa petani di daerahnya didukung untuk mendapatkan sertifikasi agar bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar. Melalui anak perusahaan ECOM TMCI, petani mendapatkan harga yang layak. Ada saat dimana saya menerima harga premium sebesar Rp. 200 per kg untuk biji kakao yang saya jual ke TMCI, karena mereka melebihi standar TMCI. Ketika semua petani dapat mencapai standar yang sama, maka tidak diragukan lagi kita bisa mengembalikan kejayaan kakao I Putu menyimpulkan. SETELAH MENERIMA PELATIHAN, SAYA DAPAT MEMBANTU KELUARGA LAINNYA DAN MEMBAGI PENGETAHUAN MENGENAI BERKEBUN YANG BERKELANJUTAN UNTUK MENCIPTAKAN MASYARAKAT YANG SEJAHTERA DARI USAHA KEBUN I Putu Kariana fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN PELATIHAN GAP Basic GBP 4,5 ha 2.20 kg 49 Kg /HEKTAR 6 ha BASELINE (204) POST-LINE (206) 6.00 kg.002 KG /HEKTAR Fakta Foto TANGGAL 5-Okt-4 7-Okt-6 PRODUKTIVITAS KEBUN ,74 kg /POHON 5.000,2 kg /POHON I Putu (kanan) sedang memperlihatkan kepada petani lain cara yang benar memangkas cabangcabang yang kecil 9

10 SOSOK PETANI MUDA MEMIMPIN MASA DEPAN SEKTOR ID Desa Juli Meunasah Teungoh, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal (26) melalui hari-harinya di District Cocoa Clinic (DCC) Bireuen, lokasi Koperasi Perkebunan Kakao Bireuen (KPKB) berada. Dia menyelesaikan pelatihan Praktik Budidaya Kakao (Good Agricultural Practices/ GAP) pertamanya di tahun 200 dan seyogyanya menyelesaikan kuliahnya di tahun 205. Setelah menunda kuliahnya untuk mendukung keluarganya melalui kebun kakao, dia baru-baru ini melanjutkan kuliah di bidang agri-bisnis dan perkebunan yang berkelanjutan. 0

11 Farmer Field School SEORANG PETANI MUDA MEMIMPIN MASA DEPAN UNTUK SEKTOR Dia memulai dari hanya 400 pohon kakao dan 56 pohon kelapa yang berfungsi sebagai pohon pelindung. Meskipun tidak memiliki lahan yang luas, namun menurutnya, ukuran lahan tidak menentukan tingginya hasil dan kualitas, tetapi yang penting adalah bagaimana pohon-pohon tersebut dipelihara. Dia membuktikan bahwa budidaya kakao tidak hanya untuk generasi tua dan mencontohkan apa yang dapat dicapai melalui cara budidaya kakao yang professional. Melangkah pada Ketidakpastian Pada tahun 200, Igbal bergabung dengan Swisscontact melalui Program Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA) dan berpartisipasi dalam kelompok pertama Pelatihan untuk Pelatih (ToT) yang dilaksanakan di desanya Juli Mee Teungoh, Bireuen. Setelah pelatihan, dia bertekad untuk merehabilitasi pohon kakao nya yang sudah tua yang ditanam di tahun 992 oleh orang tuanya. Pada saat itu, rekan-rekan petani merespon negatif atas apa yang saya lakukan karena tidak mengerti mengenai praktik pertanian ini. Saya yakini bahwa usaha saya akan berhasil dan kebun saya akan menghasilkan, papar Iqbal. Produksi tahunannya sebelum intervensi PEKA hanya 350 kg/ tahun. Sejak saat itu, berdasarkan catatan di bulan Desember 206, kebunnya mengasilkan 90 kg/ tahun. Sekarang banyak rekan petani yang datang dan meminta entris untuk disambung samping ke pohon kako mereka untuk peningkatan produksi. Lebih lanjut lagi, dia juga memproduksi bibit kakao berdasarkan permintaan dan menjualnya dengan harga bervariasi, mulai dari Rp.3000 sampai Rp per bibit. Kepemimpinan dan Kerjasama Keterlibatan Iqbal dengan Swisscontact diteruskan melalui SCPP, setelah PEKA selesai di tahun 202. Dia kemudian menjadi fasilitator di proyek penjangkauan SCPP di Bireuen Pada tahun 203, Iqbal terpilih untuk menjadi anggota Sistem Manajemen Internal (Internal Management System -IMS) di program sertifikasi UTZ. Dua tahun kemudian, Iqbal menjadi manajer Koperasi Perkebunan Kakao Bireuen (KPKB), yang didirikan pada bulan Mei 205. Saat ini, Iqbal mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk aktivitas IMS dan membina unit bisnis koperasinya. Dia jua berperan sebagai pengendali kualitas, dimana menambahkan pendapatannya sebesar Rp. 75 per kg. Di tahun 206, dengan dukungan dari JeBe Koko, Iqbal mendapatkan pelatihan Good Business Practices (GBP) untuk IMS, kemampuan penelusuran, dan sertifikasi Perdagangan biji kakao telah menjadi sumber pendapatan utama baik untuk KPKB maupun Iqbal sendiri. Sebagai manager, dia juga layak menerima 3% dari keuntungan tahunan yang dihasilkan oleh koperasi. Dia memperikirakan menerima penghasilan sekitar Rp juta (USD,26,500) dari total penjualan di tahun 206. Kualitas kakao KPKB yang tinggi menarik perhatian PT. Pipiltin di Jakarta, yang akhirnya Pipiltin menyetujui kontrak khusus pembelian biji kakao. Pipiltin membayar harga premium sekitar 60% per kg dari biji kakao yang dihasilkan di area yang sama. Pada tahun ini, Iqbal berhasil mendapatkan Rp. 4,8 juta dari hasil penjualan 35,5 kg biji kualitas tinggi miliknya, dimana ini belum termasuk penjualan biji yang biasa, berikut tambahan pendapatan dari penjualan bibit, pengendalian kualitas, dan perannya sebagai manajer. Berkat pemahamannya tentang kompleksitas penanaman kakao, Iqbal menerima undangan ke Jakarta pada tanggal 22 November 206, Iqbal dianugerahi penghargaan peringkat tiga terbaik dalam kompetisi nasional memperingati Hari Kakao Indonesia ke-4 dalam kategori kualitas biji kakao terbaik. SAYA SEKARANG MAMPU UNTUK MEMBIAYAI KULIAH ADIK SAYA, SAYA SENDIRI, DAN MENYOKONG SELURUH KELUARGA Muhammad Iqbal fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN PELATIHAN TANGGAL GAP Basic 3-Nov-0 GNP 24-Apr-3 GBP - IMS, Traceability and Certification -Okt-4 GAP Basic 28-Sept-0 GAP Basic 8-Feb-4 GBP - IMS, Traceability and Certification 9-Sept-4 GFP 24-Feb-5 GBP - Group and Cooperative Development 7-Mei-5 GBP - Group and Cooperative Development 4-Agu-5 GBP - IMS, Traceability and Certification 25-Agu-5 GBP - IMS, Traceability and Certification 5-Okt-5 GBP - IMS, Traceability and Certification 8-Jun-6 PRODUKTIVITAS KEBUN ha 352 kg 352 Kg /HEKTAR ha 90 kg 90 KG /HEKTAR BASELINE (200) POST-LINE (206) Fakta Foto 400 0,88 kg /POHON 450 2,02 kg /POHON Muhammad Iqbal (kedua dari kiri) baru saja menerima penghargaan ketiga pada kategori kakao terbaik pada Hari Kakao Indonesia 206

12 incorporated GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN NUTRISI DAN KETAHANAN PANGAN ID Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Muhajar Di banyak belahan dunia, perkebunan kakao seringkali dihubungkan dengan kemiskinan dan kurang gizi. Muhajar (56) dan keluarganya merupakan salah satu dari petani kecil kakao di Program Produksi Kakao Berkelanjutan (SCPP) yang telah mendapatkan Praktik Pengelolaan Gizi (Good Nutritional Practices/GNP). Saat ini, Muhajar dan istrinya, Halimah (53), mendidik masyarakat di desanya untuk meningkatkan pola makan masyarakat. 2

13 Farmer Field School KERJASAMA MASYARAKAN DALAM MENINGKATKAN NUTRISI DAN KETAHANAN PANGAN Mars dan Swisscontact menyadari bahwa peningkatan produksi kebun produksi dari kebun kakao bukan satu-satunya cara dalam meningkatkan penghidupan. Sebagai bagian dari kolaborasi mereka, SCPP memberikan pelatihan pengelolaan gizi di kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Para petani juga mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan kebun sayuran di rumah mereka selain benih untuk mulai ditanam. Halimah mengikuti pelatihan selama dua hari di bulan Agustus 205 dengan bersemangat. Sekarang dia mengerti cara menyiapkan makan dengan benar dan cara menyimpan makanan untuk mencegah hilangnya vitamin dan mineral. Menanam Benih untuk Pertumbuhan Muhajar dan Halimah mengembangkan kebun di rumah, dimana mereka menanam berbagai macam sayuran yang kaya nutrisi seperti sawi, bayam, kangkung, dan mentimun. Halimah memelihara kebunnya secara organik dengan hanya menggunakan pupuk buatan rumahan yang dibuat Muhajar dari materi organik yang terdapat di kebun kakao miliknya. Hanya 20 hari setelah mendapatkan pelatihan Praktik Pengelolaan Gizi (Good Nutritional Practices/ GNP), dia sudah mendapatkan panen dan menikmati bayam yang bernutrisi (Amaranth) dan dikembangkan secara organik, dan menjual kelebihan panen ke pedagang toko di dekat rumahnya. Ketika saya pertama datang ke toko, penjaga toko menyambut baik bayam yang saya bawa dan bahkan berkata bahwa saya bisa menjadi pemasok rutin karena sayuran organik jarang ada di daerah kami, kata Halimah. Menjual hasil sayuran organik yang ditanam sendiri sangat menyenangkan dan memotivasi Halimah untuk memproduksi lebih banyak lagi sayuran dan mempertahankan pasokan kebunnya. Halimah sudah memasok toko lokal beberapa kali sejak memulai kebun sayurannya dan bahkan memenuhi kebutuhan pembeli secara langsung di daerahnya. Saat ini kami akan menanam lebih banyak sayuran karena permintaannya lebih banyak dari yang kami bayangkan, tambah Muhajar. Mengatasi Malnutrisi bersama Komunitas Halimah dan Muhajar memotivasi tetangga-tetangga mereka untuk mulai menanam sayuran di rumah, tidak hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tapi juga untuk meningkatkan kualitas asupan makanan mereka. Muhajar menawarkan pupuk buatannya sendiri secara cuma-cuma kepada mereka yang baru memulai menanam sayuran dan menyarankan kepada keluarga petani untuk tidak selalu bergantung pada pedagang lokal karena harga dan ketersediaan selalu berubah. Muhajar tahu bahwa masyarakat akan ragu untuk membeli sayuran yang mahal, yang dapat mengakibatkan malnutrisi dan terhambatnya tumbuh kembang pada anak-anak. Halimah berbagi pengetahuan nutrisi dengan penduduk lainnya di desa dan dia selalu senang ketika melihat bahwa keluarga lainnya, terutama ibu-ibu dan anak-anak, mulai mengkonsumsi lebih banyak sayuran. Kelompok tani Muhajar membuat kolam ikan masyarakat untuk memastikan asupan protein yang lancar, dimana hal ini seringkali terlupakan dalam nutrisi di asupan makanan masyarakat. Mereka memulai dengan hanya tiga kolam ikan, dan sekarang telah menjadi enam kolam. Ada juga kolam-kolam ikan yang dimiliki perorangan. Anggota kelompok belajar dari kolam ikan bersama dan menerapkan apa yang sudah dipelajari di kolam ikan milik mereka, Muhajar menjelaskan. Meskipun kelompok ini belum secara komersial menjual hasil ikannya, panen bisa dilakukan secara teratur dan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Bahkan pemerintah lokal pun sudah mendengar mengenai inisiatif masyarakat ini dan ingin bekerjasama dengan Mars dan Swisscontact untuk mengatasi kekurangan gizi di keluarga petani kakao. KEBUN SAYURAN BISA MENJADI BISNIS YANG MENJANJIKAN! BUKAN HANYA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI, TETAPI BISA DITAWARKAN KE PEDAGANG LOKAL DAN MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI KEBUN KITA Muhajar fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN GAP Basic GNP PELATIHAN GBP - Coordination Field Days GEP SAAT INI,6 ha.704 kg.065 kg /HEKTAR informasi nutrisi Skor keragaman diet individu Fakta Foto TANGGAL 3-Apr-5 5-Agu-5 28-Apr-5 26-Apr-6 PRODUKTIVITAS KEBUN Ukuran kebun sayur ,49 kg /POHON Dari 6/9 ke 9/9 Dari 0 M 2 ke 50 M 2 Muhajar disamping kolam ikannya di tempat tinggalnya di Luwu Utara, Sulawesi Selatan tahun 205 tahun 206 tahun 205 tahun 206 3

14 MENINGKATKAN DAN MENGATASI PERUBAHAN IKLIM ID Desa Guliling, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat MangngoY Mari bertemu Mangngoy (70), pensiunan guru yang telah menjadi petani kakao selama lebih dari dua puluh dua tahun. Karena kenaikan suhu global, produk kakao berkualitas tinggi semakin sulit dihasilkan. Melalui Nestlé dan Sekolah Lapang (SL) dari Swisscontact, selain belajar meningkatkan teknik penanaman kakao, Mangngoy juga belajar dampak perubahan iklim dan bagaimana efeknya terhadap hasil panen. Dia mencoba untuk meminimalkan jejak karbonnya dan mengajak petani lainnya untuk melakukan hal yang serupa. 4

15 Farmer Field School MENINGKATKAN DAN MELAWAN PERUBAHAN IKLIM Mangngoy mulai menanam 700 pohon kakao di area kebunnya seluas satu hektar tanpa pengetahuan mengenai budidaya kakao. Pada awalnya, pohon-pohonnya menghasilkan panen yang baik, namun hal ini tidak berlanjut lama dikarenakan oleh perubahan iklim yang menyebabkan anomali cuaca dan perkembangbiakan hama dan penyakit secara cepat. Belajar mengenai Kompleksitas Iklim Naiknya temperatur global, emisi karbondioksida dan kelembaban menyebabkan berkembangbiaknya hama dan penyakit dengan cepat yang mempengaruhi kebun kakao di daerahnya. Penggerek buah kakao (Cocoa pod borer), buah busuk hitam (black pod) dan vascular streak dieback (VSD) merusak sebagian besar kebun saya yang menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan kualitas yang rendah, Mangngoy menjelaskan. Pada tahun 203, Nestlé dan Sekolah Lapang Swisscontact mulai beroperasi di daerah ini. Bersama-sama dengan petani lokal lainnya, dia menerima pelatihan mengenai Praktik Budidaya Kakao yang Baik (Good Agricultural Practices/ GAP), Penanganan Hama Terpadu (Integrated Pest Management /IPM) dan penggunaan yang bertanggungjawab input tanaman seperti pupuk. Ketika petani dilatih untuk memakai pupuk secara benar, meningkatkan penggunan materi organik untuk pemeliharaan tanah dan pada saat yang bersamaan menanam tanaman pelindung yang tepat, total jejak karbon mereka akan berkurang secara signifikan. Dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, Mangngoy dapat mengatasi masalah di kebunnya dan meningkatkan produksi dari,2 menjadi 2 ton/hektar/tahun. Berdasarkan catatannya di tahun 205, dia mendapatkan penghasilan sekitar Rp. 69 juta (USD 5,307) dalam setahun dari penjualan biji kakao ke BT Cocoa. Teladan dalam Aksi Memerangi Perubahan Iklim Mangngoy tidak berhenti disana. Dia juga mengikuti sesi pelatihan Training of Trainers dalam Pengelolaan Lingkungan Yang baik (Good Environmental Practices/GEP) yang diselenggarakan oleh Swisscontact dan Nestlé sehingga dia dapat mengajar petani lainnya tentang cara menurunkan emisi gas rumah kaca dari kebun mereka. Dia tau bahwa banyak petani masih meragukan dampak akibat dari perubahan ikilm terhadap produktivitas kebun mereka, tetapi Mangngoy sudah mengalaminya sendiri. Dia telah mengalami bagaimana anomali cuaca mengakibatkan terlambatnya musim panen, menurunkan hasil panennya sampai hanya sebesar 800kg di tahun 206. Tahun ini dia mengamati bahwa pola cuaca juga berubah, tetapi dia tetap optimis untuk melanjutkan usahanya dalam membuat kebunnya lebih ramah lingkungan. Untuk memanfaatkan limbah hasil pertanian, saya membuat lubang kompos tempat menimbun limbah organik untuk memperkaya organisme mikro di dalam tanah, agar penggunaan pupuk dapat berkurang. Saya juga sedikit demi sedikit telah mengurangi penggunaan pupuk pabrikan yang tidak alami dan akhirnya akan mencoba untuk hanya menggunakan pupuk alami yang saya, jelas Mangngoy. ADANYA PELATIHAN MENGENAI PRAKTIK PENGELOLAAN LINGKUNGAN YANG BAIK DAPAT MEMBUKA JALAN UNTUK PERKEBUNAN YANG BERKELANJUTAN YANG PADA AKHIRNYA MENGHASILKAN SUMBER PENGHASILAN YANG BERKELANJUTAN UNTUK PETANI DI INDONESIA Mangngoy fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN PELATIHAN GAP Basic GNP GAP - Pasca Panen dan Akses Pasar GBP - IMS, ketertelusuran dan Sertifikasi GBP - IMS, ketertelusuran dan Sertifikasi GBP - IMS, ketertelusuran dan Sertifikasi GBP - Pengembangan Kelompok dan Koperasi GBP - IMS, ketertelusuran dan Sertifikasi GBP - IMS, ketertelusuran dan Sertifikasi GBP - IMS, ketertelusuran dan Sertifikasi GEP - ToT 2 ha.80 kg 590 Kg /HEKTAR 2 ha /HEKTAR BASELINE (203) POST-LINE (205).960 kg 980 KG fakta foto 700,69 kg /POHON.000 TANGGAL 9-Apr-3 5-Jul-3 2-Jan-4 9-Jun-5 5-Apr-5 28-Apr-5 2-Mei-5 5-Agu-5 2-Okt-5 30-Okt-5 20-Agu-6 PRODUKTIVITAS KEBUN,96 kg /POHON Mangngoy memperlihatkan Kartu identitas Cocoa Trace Farmer miliknya ketika dia menjual biji kakaonya kepada unit pembelian lokal di Mamuju 5

16 TUMPANGSARI UNTUK MENDUKUNG KONSUMSI DAN YANG BERTANGGUNG JAWAB Petrus Pedro Corebima ID Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur Bulan Agustus 206, Petrus Pedro Corebima (63) bergabung dalam Sekolah Lapangan (SL) yang di implementasikan oleh VECO yang sudah aktif di Flores sejak tahun 200. Program ini melebarkan operasinya di Flores melalui Green Prosperity Sustainable Cocoa Production Program (GP-SCPP). GP-SCPP adalah kerjasama antara Konsorsium Swisscontact dan Millennium Challenge Account-Indonesia untuk mempromosikan praktik-praktik lingkungan yang berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan dan penghidupan petani kakao. 6

17 Farmer Field School TUMPANGSARI UNTUK MENDUKUNG KONSUMSI DAN YANG BERTANGGUNG JAWAB Setelah mengikuti Sekolah Lapang, Petrus menerapkan Praktik Pengelolaan Lingkungan yg Baik (Good Environmental Practices/ GEP) di seluruh kebunnya. Hasilnya, dia melihat lebih sedikit hama dan penyakit dan pohon-pohon kakao-nya terlihat lebih sehat. Berdasarkan catatan hasil panennya selama Januari sampai Desember 206, dia berhasil memproduksi.208 kg biji kakao. Ekosistem Berkelanjutan yang Mengurangi Produksi Limbah Kemampuan untuk melakukan tumpang sari dari beberapa komoditas tanaman adalah salah satu keuntungan dari menanam kakao. Seperti saran yang pernah diterimanya, Petrus sudah memulai menumpangsarikan kebun kakaonya dengan pohon kelapa dan gamal yang menaungi pohon kakaonya. Tanaman jangka pendek seperti nanas, ubi, dan singkong menghasilkan secara cepat, sehingga dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari keluarga. Selain itu, dia juga memelihara ternak seperti babi dan kambing. Keputusan untuk memadukan ternak dan kebun juga berarti mengurangi produksi limbah, mengurangi biaya pekerja untuk pengendalian gulma dan akses terhadap produk peternakan seperti susu dan daging. Sisa-sia kulit kakao (cacao pod husks) mengandung serat, protein, lemak dan juga asam organik yang cocok untuk dijadikan pakan ternak. Pupuk kandang dari ternak dapat digunakan sebagai bahan pupuk sehingga menurunkan biaya agri-input. Petrus juga menjual hasil sampingan dari pohon kakao untuk penghasilan tambahan. Selain menjual biji kakao kering, dia juga menjual batang entris dan bibit kakao. Kakao adalah tanaman yang sangat menguntungkan, apalagi adanya kesempatan bisnis sampingan yang memberikan penghasilan tambahan untuk keluarga saya. Berkat keterampilan melakukan sambung pucuk, Petrus telah berhasil membuat bisnis pembibitan kakao. Bibit unggul hasil sambung pucuknya sudah dipasarkan tidak hanya di kabupaten-kabupaten Flores Timur, dimana dia tinggal tetapi juga dipasarkan ke kabupaten terdekat lainnya. Usaha pembenihan ini memberikan penghasilan tambahan sebesar Rp. 7,5 juta (USD 560) setahun. Dari seluruh usahanya ini, Petrus mendapatkan Rp ,000 (USD 3.300) di tahun 206. Produksi yang Berkelanjutan untuk Masa Depan Industri Kakao Petrus telah mendapatkan Rp. 35,3 juta (USD 2.600) dari hasil penjualan biji kakaonya ke koperasi lokal, KSU Jantan, dimana dia juga menjadi anggota aktif. Sebagai petani andalan, Petrus membantu memfasilitasi pelatihan Budidaya Kakao yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) dan Pengelolaan Lingkungan Yang baik (Good Environmental Practices/GEP) untuk 37 rekan petani lainnya di dalam kelompok tani Tali Tulun. KSU Jantan juga memproduksi produk kakao yang sudah mereka olah sendiri seperti mentega kakao dan bubuk kakao. Koperasi ini menyadari pentingnya keberlanjutan dan Petrus ingin melihat berlanjutnya kerjasama antara KSU Jantan dan GP-SCPP yang didanai MCA-Indonesia. Petrus berencana untuk meneruskan pengetahuannya tentang budidaya yang berkelanjutan kepada anak-anaknya Anak lelaki saya sudah menunjukkan ketertarikan untuk melanjutkan mengurus kebun saya, dia sudah lulus menyandang sarjana pertanian perguruan tinggi disini. Sementara ini, saya akan terus meningkatkan kualitas kebun saya dan membuatnya lebih ramah lingkungan. Pelatihan GEP merupakan tahap pertama untuk menjadi petani yang tersertifikasi. Mitra swasta dari Swisscontact sedang mempertimbangkan opsi untuk memberikan harga yang tinggi untuk kakao yang tersertifikasi yang dihasilkan di Flores. Hal ini sebagai penghargaan atas jerih payah dan ketekunan petani seperti Petrus dalam memperhatikan ekosistem dan memberikan insentif petani lainnya untuk mengikuti jejaknya. PEMAHAMAN SAYA TENTANG EKOSISTEM TANAMAN DAN PRAKTIK - PRAKTIK YANG RAMAH LINGKUNGAN TELAH MENINGKAT. SAYA TELAH MAMPU MEMBUAT KOMPOS SENDIRI DAN MEMUPUK TANAMAN SAYA DENGAN PUPUK ORGANIK YANG SAYA BUAT SENDIRI Petrus Pedro Corebima fakta petani kakao PARTISIPASI PELATIHAN PELATIHAN GAP GEP 2 ha /HEKTAR BASELINE (206).208 kg 604 POST-LINE TANGGAL 24-Mei-6 -Des-6 PRODUKTIVITAS KEBUN 800,5 kg /POHON Post-line AKAN DI AMBIL DI TAHUN 207 fakta foto Petrus sedang menunjukkan kepada istrinya, Yasinta, bagaimana cara memanen buah kakao dari salah satu pohon kakao nya. Hal ini juga akan dia lakukan ketika melatih rekan-rekan petani lainnya di Flores. 7

18 KEBIJAKAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN AKSES LAYANAN KEUANGAN ID 007 Desa Paru Cot, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh Koperasi Koka jaya Pupuk sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan pohon kakao dan hasilnya. Ketika praktik-praktik yang direkomendasikan dilakukan (termasuk menambahkan materi organik yang cukup), hal ini akan berkontribusi pada keberlanjutan kebun kakao dengan cara memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan persediaan karbon di dalam tanah, yang artinya menurunkan gas rumah kaca yang dilepaskan. Tetapi, seringkali petani mempunyai akses yang terbatas pada jasa layanan keuangan yang memungkinkan mereka untuk membeli pasokan agriinput dan mengikuti petunjuk pemupukan yang benar. 8

19 KEBIJAKAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN AKSES LAYANAN KEUANGAN Para petani di Pidie Jaya - Aceh, mengalami keterbatasan yang serupa, mengeluhkan bahwa potensi produksi tidak maksimal karena keterbatasan mereka mendapatkan pupuk. Petani harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan utama lainnya seperti biaya pendidikan, makanan, dan pengeluaran utama lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, Koka Jaya, salah satu koperasi petani pertama yang didukung Program Produksi Kakao Berkelanjutan (SCPP), mencoba melakukan skema voucher pupuk untuk para anggotanya, dimana pada akhirnya akan meningkatkan produksi petani dan meningkatkan penjualan kakao dari koperasi. Koka Jaya fakta petani kakao DATA KOPERASI Tanggal didirikan November 203 Skema Voucher Pupuk Koka Jaya didirikan pada bulan November 203 dan saat ini mempunyai 208 anggota (yang tersertifikasi UTZ maupun petani konvensional) di 62 desa di Kabupaten Pidie Jaya. Modalnya didapatkan dari tabungan anggota, sumber dana dari kreditor dan pembagian hasil dari unit bisnis nya. Hanya tiga tahun setelah didirikan, Koka Jaya telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 434 juta (USD ) sebagai modal. Koperasi ini mengelola kegiatan yang menguntungkan seperti memasok bibit kakao, kompos, batang entris yang tersertifikasi, dan juga memfasilitasi penjualan biji kakao (yang tersertifikasi UTZ maupun konvensional) untuk anggota dan non-anggota. Koka Jaya seudah membuktikan bahwa dia layak kredit ketika koperasi ini sudah mengembalikan pinjaman pertamanya ke Rabobank sesuai dengan perjanjian dan mendapatkan kredit lainnya di akhir tahun 206. Pinjaman dari Rabobank digunakan untuk modal kerja untuk usaha perdagangan biji kakao dari koperasi. Seperti dianjurkan oleh SCPP, Koka Jaya meluncurkan pendanaan bersyarat untuk agri-input di bulan Mei 206, dimulai dengan mengalokasikan voucher untuk anggota yang menjual biji kakao mereka secara aktif ke koperasi. Skema ini pada dasarnya adalah pinjaman tanpa syarat kepada petani yang membutuhkan. Untuk melaksanakan hal ini, koperasi bekerjasama dengan pedagang agri-input yang terpercaya dimana voucher pupuk ini bisa dicairkan. Untuk memastikan pembayaran, Koka Jaya mendaftarkan unit pembelian biji kakao yang terkait dengan koperasi. Petani mempunyai opsi untuk membayar cicilan selama enam bulan, yang artinya bahwa ketika mereka menjual kakao mereka, unit pembelian menyisihkan sebagian pembayaran untuk dibayarkan ke Koka Jaya. Petani juga mempunyai opsi untuk membayar pinjaman sekaligus pada akhir bulan ke-enam. Seluruh pihak termasuk petani penerima pinjaman, unit pembelian, dan ketua kelompok tani yang anggotanya menerima pinjaman harus bertanggungjawab untuk memastikan pengembalian pinjaman. Hasil yang Terbukti Pada bulan November 206, seperti telah dituliskan dalam perjanjian, tujuh anggota dari Kelompok Tani Reuleut, yang menerima pendanaan pertama di bulan Mei 206, telah berhasil mengembalikan pinjaman dalam bentuk voucher pupuk secara penuh sejumlah Rp. 6 juta (USD 450). Pengembalian dari Reuleut telah didistribusikan kembali kepada empat anggota koperasi lainnya dari kelompok yang sama. Sementara itu, dua kelompok tani lainnya yang menerima pendanaan di bulan Juni dan Agustus 206, telah menunjukkan komitmen mereka untuk membayar cicilan setiap kali mereka melakukan transaksi. Mereka diharapkan untuk dapat melunasi cicilannya pada bulan Desember 206 dan Februari 207. Secara keseluruhan, Koka Jaya telah menyalurkan Rp. 27,2 juta (USD 2.000) dalam bentuk voucher pupuk kepada 29 petani. Koperasi juga menerima sedikit bagi hasil dari voucher, dimana berarti jumlah uang yang dikembalikan ke Koka Jaya di bulan Pebruari 207 seharusnya sebesar Rp. 28,4 juta (USD 2.30). Di waktu yang akan datang, Koka Jaya berencana untuk menyediakan pasokan agri-input kepada petani yang lebih luas dengan menjadi sub-distributor sendiri melalui kerjasama dengan Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Pidie Jaya. Dengan demikian, Koka Jaya dapat meningkatkan keuntungannya untuk mempertahankan skema yang mereka buat. Model bisnis ini sangat menjanjikan dan harus direplikasi unutk jenis agri-input lainnya seperti bibit kakao dan direplikasi oleh koperasi petani kakao lainnya di seluruh area SCPP ketika mereka sudah mempunyai cukup modal untuk menerapkannya. keanggotaan 208 ANGGOTA Partisipasi Perempuan 0% Posisi kepemimpinan DI ISI Oleh PEREMPUAN 452 Tons BIJI Bersertifikat yang Terjual pada tahun 206 MODAL IDR (USD ) Dalam ekuitas total IDR (USD 2.80) keuntungan fakta foto Ini adalah salah satu contoh voucher pupuk yang diberikan kepada anggota koperasi Koka Jaya 9

20 Swisscontact Indonesia Country Office The VIDA Building 5th Floor Kav Jl. Raya Perjuangan, No. 8 Kebon Jeruk 530 West Jakarta Indonesia Phone Fax Swisscontact - SCPP Sumatra Komplek Taman Setiabudi Indah Jl. Chrysant, Blok E, No. 76 Medan 2032 North Sumatra Indonesia Phone Fax Swisscontact - SCPP Sulawesi Graha Pena th Floor Kav Jl. Urip Sumoharjo, No. 20 Makassar South Sulawesi Indonesia Phone Fax

Komponen GNP * dalam Sustainable Cocoa Production Program. Sebuah Pembelajaran dari Sulawesi. * Good Nutritional Practices / Praktik Gizi Keluarga

Komponen GNP * dalam Sustainable Cocoa Production Program. Sebuah Pembelajaran dari Sulawesi. * Good Nutritional Practices / Praktik Gizi Keluarga Komponen GNP * dalam Sustainable Cocoa Production Program Sebuah Pembelajaran dari Sulawesi * Good Nutritional Practices / Praktik Gizi Keluarga Kantor Pusat Swisscontact Hardturmstrasse 123 CH-8005 Zurich

Lebih terperinci

Pembiayaan Lahan bagi Petani Kakao

Pembiayaan Lahan bagi Petani Kakao Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Pembiayaan Lahan bagi Petani Kakao cara melakukannya Desain Produk I Beberapa Limitasi Edisi #2 Kantor Pusat Swisscontact Hardturmstrasse 123 CH-8005 Zurich

Lebih terperinci

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia SWISSCONTACT Head Office Hardturmstrasse 123 CH-8005 Zurich Phone : +41 44 454 17 17 Fax : +41 44 454 17 97 Email : info@swisscontact.ch Website

Lebih terperinci

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia SWISSCONTACT Head Office Hardturmstrasse 123 CH-8005 Zurich Phone : +41 44 454 17 17 Fax : +41 44 454 17 97 Email : info@swisscontact.ch Website

Lebih terperinci

swisscontact Cerita Sukses Generasi Penerus Petani Kakao

swisscontact Cerita Sukses Generasi Penerus Petani Kakao swisscontact Cerita Sukses Generasi Penerus Petani Kakao Prakata Keberlangsungan produksi kakao telah menjadi perhatian dunia saat ini. Dengan banyaknya tantangan yang memperburuk produktivitas kakao

Lebih terperinci

PEDAGANG KAKAO SEBAGAI AGEN TABUNGAN

PEDAGANG KAKAO SEBAGAI AGEN TABUNGAN Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia PEDAGANG KAKAO SEBAGAI AGEN TABUNGAN UPAYA MENINGKATKAN MENABUNG Mengapa menggunakan pedagang kakao sebagai agen menabung dan bagaimana caranya? Edisi #2 Kantor

Lebih terperinci

Cocoa. Kingdom of the Netherlands. Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra

Cocoa. Kingdom of the Netherlands. Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra R Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra Swiss Confederation Federal Department of Economic Affairs, Education and Research EAER State Secretariat

Lebih terperinci

swisscontact Cerita sukses petani kakao

swisscontact Cerita sukses petani kakao swisscontact Cerita sukses petani kakao Bustami Muhammad Sabar, petani kakao dari Aceh Barat Daya dan peserta sekolah lapang yang di adakan oleh Swisscontact, telah berhasil meningkatkan produksi kakaonya

Lebih terperinci

PEREMPUAN DALAM MATA RANTAI KAKAO: SUSTAINABLE COCOA PRODUCTION PROGRAM

PEREMPUAN DALAM MATA RANTAI KAKAO: SUSTAINABLE COCOA PRODUCTION PROGRAM PEREMPUAN DALAM MATA RANTAI KAKAO: SUSTAINABLE COCOA PRODUCTION PROGRAM 1 Desember 2016 Putri Mumpuni Gender and Community Development Specialist - Swisscontact 1 1 Facts & Figures 2015 1000+ Employees

Lebih terperinci

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi

Lebih terperinci

Duta Besar Swiss H.E. Dr. Yvonne Baumann Kunjungan ke Bone. The Field Travel. Rekap Inti. Sulawesi Selatan, 10 November 2014

Duta Besar Swiss H.E. Dr. Yvonne Baumann Kunjungan ke Bone. The Field Travel. Rekap Inti. Sulawesi Selatan, 10 November 2014 Journal The Field Travel Rekap Inti Duta Besar Swiss H.E. Dr. Yvonne Baumann Kunjungan ke Bone Sulawesi Selatan, 10 November 2014 2 Kemitraan 3 Pengalaman 6 Pemerintah-Swasta Langsung Komitmen yang Kuat

Lebih terperinci

Membangun pasar kopi inklusif

Membangun pasar kopi inklusif Membangun pasar kopi inklusif Manfaat dari kekuatan kopi Potensi kopi Indonesia sangat besar, karenanya Indonesia dikenal sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia dan sektor kopi mempekerjakan ratusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen RI N G K ASA N KEG IATA N 6 8 MARET, 2017, BENER MERIAH (KABUPATEN GAYO, ACEH 13 16 MARET, 2017, TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI 2 Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI: Kemitraan

Lebih terperinci

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK 7.1. Pola Usahatani Pola usahatani yang dimasukkan dalam program linier sesuai kebiasaan petani adalah pola tanam padi-bera untuk lahan sawah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Apabila dikelola secara baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara.

Lebih terperinci

Kisah-Kisah Sukses Pertanian Kakao Berkelanjutan: Mengubah Kehidupan dan Membangun Komunitas

Kisah-Kisah Sukses Pertanian Kakao Berkelanjutan: Mengubah Kehidupan dan Membangun Komunitas Kisah-Kisah Sukses Pertanian Kakao Berkelanjutan: Mengubah Kehidupan dan Membangun Komunitas Kata Pengantar Anda akan membaca kisah-kisah terbaru dari Swisscontact Sustainable Cocoa Production Program

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KAKAO LESTARI

PENGELOLAAN KAKAO LESTARI PENGELOLAAN KAKAO LESTARI Sebagai bagian dari upaya mempromosikan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, MCA-Indonesia membangun kemitraan publik-swasta dan dengan lembaga swadaya masyarakat

Lebih terperinci

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Oleh : Binti Masruroh Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia

Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia Laporan Tahunan 215 Daftar Isi Latar Belakang Program Peta Cluster Pendekatan Menyeluruh 212-215 Hasil Program sampai dengan Desember 215 Mengukur Dampak

Lebih terperinci

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Oleh: Agus Wahyudi (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 17 23 November 2010)

Lebih terperinci

Kisah-Kisah Sukses. Langkah Menuju Pertanian Kakao Profesional

Kisah-Kisah Sukses. Langkah Menuju Pertanian Kakao Profesional Kisah-Kisah Sukses Langkah Menuju Pertanian Kakao Profesional Kementerian Dalam Negeri R Kata Pengantar Daftar Isi Sejak hari pertama program ini diluncurkan, SCPP bersama dengan mitra swastanya tanpa

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan

Lebih terperinci

The Field Travel. Presiden Jokowi. Blusukan untuk Kakao Mamuju - Sulawesi Barat, 6 November 2014

The Field Travel. Presiden Jokowi. Blusukan untuk Kakao Mamuju - Sulawesi Barat, 6 November 2014 Journal The Field Travel Presiden Jokowi Blusukan untuk Kakao Mamuju - Sulawesi Barat, 6 November 2014 Selamat Datang di Journal Manfred Borer Program Director Sustainable Cocoa Production Program (SCPP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao memegang peranan penting dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan devisa negara, pengadaan lapangan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Tabel dan Daftar Gambar Daftar Singkatan/Daftar Istilah Kata Pengantar/Tentang SCPP.

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Tabel dan Daftar Gambar Daftar Singkatan/Daftar Istilah Kata Pengantar/Tentang SCPP. Daftar Isi Penyusun Budi Christiana Kontributor Kuwat Karyadi Swisscontact Program Team Zeth Lapomi Disain Rendy Syahputra Roy Prasetyo Tammi Suryani Foto Irfan Saputra Megi Wahyuni Rendy Syahputra Roy

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber

Lebih terperinci

Daftar Isi. ii iii/iv vi/vii Penyusun Budi Christiana. Desain Gary Aiman Rendy Syahputra Roy Prasetyo Tammi Suryani

Daftar Isi. ii iii/iv vi/vii Penyusun Budi Christiana. Desain Gary Aiman Rendy Syahputra Roy Prasetyo Tammi Suryani Daftar Isi Penyusun Budi Christiana Kontributor: Kuwat Karyadi Swisscontact Program Team Christina Sulistyo Rini Denny Herlambang Slamet Zeth Lapomi Desain Gary Aiman Rendy Syahputra Roy Prasetyo Tammi

Lebih terperinci

Manfaat limbah menjadi sumber energi bagi dunia usaha

Manfaat limbah menjadi sumber energi bagi dunia usaha Manfaat limbah menjadi sumber energi bagi dunia usaha Bayangkan jika limbah diubah menjadi sumber energi Masih banyak rumah tangga dan dunia usaha di Indonesia yang memiliki akses terbatas untuk mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor pertanian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera Sebagai Penguat Kelembagaan Petani di Sulawesi Tenggara

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera Sebagai Penguat Kelembagaan Petani di Sulawesi Tenggara Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera Sebagai Penguat Kelembagaan Petani di Sulawesi Tenggara Diany Faila Sophia Hartatri 1), Febrilia Nur Aini 1), dan Misnawi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Lebih terperinci

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan European Union Potensi rotan ramah lingkungan Manfaat rotan ramah lingkungan Solo, (Provinsi Jawa Tengah) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) SNV menyadari besarnya kebutuhan akan produk rotan Indonesia yang

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

[ nama lembaga ] 2012

[ nama lembaga ] 2012 logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/7/Th. IV, 1 Juli 216 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 215 PRODUKSI PADI TAHUN 215 NAIK 28,8 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun 215 sebanyak 2,33 juta ton gabah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha)

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian. Iklim tropis yang ada di Indonesia mendukung berkembangnya sektor pertanian

Lebih terperinci

Pembelajaran Pada Portofolio Pertanian Berkelanjutan (Community-Based Sustainable Agriculture)

Pembelajaran Pada Portofolio Pertanian Berkelanjutan (Community-Based Sustainable Agriculture) GREEN PROSPERITY PROJECT Pembelajaran Pada Portofolio Pertanian Berkelanjutan (Community-Based Sustainable Agriculture) DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN PENERIMA HIBAH JENDELA-2 PSDABM MCA- INDONESIA DI BOGOR

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di Indonesia Tahun Pertanian ** Pertanian. Tenaga Kerja (Orang)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di Indonesia Tahun Pertanian ** Pertanian. Tenaga Kerja (Orang) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa, dari jumlah penduduk tersebut sebagian bekerja dan menggantungkan sumber perekonomiannya

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut Yohanes Andika Tj. 2013110060 Al Faisal Mulk 2013110067 M. Ibnu Haris 2014110011 Abstrak Kebijakan asuransi

Lebih terperinci

Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia

Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia Laporan Tahunan 2014 Daftar Isi 4 6 8 12 22 12 24 14 26 15 16 17 Wilayah Implementasi SCPP Latar Belakang dan Pendekatan Pencapaian Program sampai 2014 Praktik

Lebih terperinci

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA Perkebunan kakao merupakan salah satu sektor unggulan di bidang pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara dimana sekitar 52% total

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 46/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang subsidi pupuk merupakan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KAKAO Penyebaran Kakao Nasional Jawa, 104.241 ha Maluku, Papua, 118.449 ha Luas Areal (HA) NTT,NTB,Bali, 79.302 ha Kalimantan, 44.951 ha Maluku,

Lebih terperinci

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017 Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA Volume 7, Agustus 2017 IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN April - Juni 2017 Rendahnya kejadian kebakaran hutan Musim panen utama padi dan jagung lebih tinggi dari

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011] BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan pertanian, dalam pemenuhan kebutuhan hidup sektor ini merupakan tumpuan sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Rehabilitasi dan Reklamasi Pasca Tambang

Rehabilitasi dan Reklamasi Pasca Tambang Tropenbos International Indonesia Programme TBI INDONESIA Rehabilitasi dan Reklamasi Pasca Tambang Mewujudkan Bentang Alam yang Produktif Making Knowledge Work for Forest and People Mewujudkan Bentang

Lebih terperinci

Daftar Isi. Editor Dirk Lebe Zul Fadhli Meg Philips. Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Foto Singkatan Pendahuluan

Daftar Isi. Editor Dirk Lebe Zul Fadhli Meg Philips. Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Foto Singkatan Pendahuluan Daftar Isi Editor Dirk Lebe Zul Fadhli Meg Philips Desain dan Grafik Roy Prasetyo Tammi Suryani Irfan Sahputra Rendy Syahputra Foto Irfan Saputra Megi Wahyuni Rendy Syahputra Roy Prasetyo Tammi Suryani

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th XI.,1 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Isi Penyusun Budi Christiana Kuwat Karyadi Zul Fadhli Kontributor: Swisscontact Program Team Christina Sulistyo Rini Dirk Lebe Denny Herlambang Slamet Kunto Binawan Ubat Romaida Siregar Private

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Private Sector Cargill Team Mars Team. Penyusun Budi Christiana Kuwat Karyadi Zul Fadhli

Daftar Isi. Private Sector Cargill Team Mars Team. Penyusun Budi Christiana Kuwat Karyadi Zul Fadhli Daftar Isi Penyusun Budi Christiana Kuwat Karyadi Zul Fadhli Kontributor Abdul Syukur Sialana Ahmad Mudir Alvius Alwi Armyati Christina Sulistyo Rini Denny Herlambang Slamet Fatta La Baasi Mangnoy Muliadi

Lebih terperinci

Profil. Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis

Profil. Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis Profil Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis Siapa kami Nilai - nilai kami Swisscontact adalah sebuah yayasan swasta dari Swiss yang beroperasi secara independen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Good Agricultural Practices

Good Agricultural Practices Good Agricultural Practices 1. Pengertian Good Agriculture Practice Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang dihaslikan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat

Lebih terperinci

Berkembangnya perkebunan kopi dari waktu ke waktu dapat memunculkan kekhawatiran terhadap kelestarian kawasan hutan di Aceh Tengah dan Bener Meriah

Berkembangnya perkebunan kopi dari waktu ke waktu dapat memunculkan kekhawatiran terhadap kelestarian kawasan hutan di Aceh Tengah dan Bener Meriah Berkembangnya perkebunan kopi dari waktu ke waktu dapat memunculkan kekhawatiran terhadap kelestarian kawasan hutan di Aceh Tengah dan Bener Meriah Gayo merupakan daerah dataran tinggi di wilayah tengah

Lebih terperinci

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,

Lebih terperinci

BULETIN. Siapa Penyedia Pangan bagi Dunia? Tantangan Ajinomoto Co., Inc.

BULETIN. Siapa Penyedia Pangan bagi Dunia? Tantangan Ajinomoto Co., Inc. BULETIN Siapa Penyedia Pangan bagi Dunia? Tantangan Ajinomoto Co., Inc. Ajinomoto Co., Inc. ( Ajinomoto Co. ) lahir melalui riset yang dilakukan seorang ilmuwan lebih dari 100 tahun lalu. Saat itu, tidak

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN

Lebih terperinci

STABILISASI HARGA PANGAN

STABILISASI HARGA PANGAN STABILISASI HARGA PANGAN Oleh : Dr.Ir. Nuhfil Hanani AR DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2008 PERANAN KOMODITAS PANGAN PRODUSEN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN KONSUMEN RUMAH TANGGA AKSES UNTUK GIZI KONSUMEN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU 1 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU 2 3 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Proyek Kemakmuran Hijau atau Green Prosperity Project adalah sebuah proyek yang dinaungi Compact Indonesia dengan Millenium Challenge Corporation (MCC)

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 87/Permentan/SR.130/12/2011 /Permentan/SR.130/8/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK

Lebih terperinci

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015 No. 01/07/74/Th. III, 01 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebanyak 660.720 ton gabah kering giling

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH

PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH (Januari 2016) CV. AGRO BINTANG SEJAHTERA Jl. Terusan Noch Kartanegara No. 1A Kel. Kota Wetan Kec. Garut Kota Kab. Garut Jawa Barat Hp. 081321801417 (Khaerul

Lebih terperinci

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF 15-60 TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA Pengantar : Prof. Dr. Haryono Suyono, MA., PhD. YAYASAN ANUGERAH KENCANA BUANA, JAKARTA APAKAH ERA BONUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka 2. 1. Tinjauan Agronomis Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Sejarah

Lebih terperinci

Kartu Tani Bawang. 05 Oktober PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Padang

Kartu Tani Bawang. 05 Oktober PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Padang Kartu Tani Bawang 05 Oktober 2017 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Padang Latar Belakang 1. Ketahanan Pangan dicanangkan oleh pemerintah melalui berbagai program untuk membentuk masyarakat

Lebih terperinci

Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!!

Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!! KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!! NAMA : ELI RUSTIKA DEWI NIM : 11.01.2930 KELAS JURUSAN : 11-D3TI-02 : TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 a. Abstrak I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci