Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya perubahan ke arah yang lebih baik. Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri. Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas sektor. Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan menjadi faktor kunci keberhasilan program-program pembangunan. Penyelenggaraan sistem informasi administrasi kependudukan di Kabupaten Serang dilaksanakan berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang administrasi kependudukan dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 tahun 2007 tentang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, yang bertujuan untuk : a. memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk; memberikan perlindungan status hak sipil penduduk; b. menyediakan data dan informasi kependudukan mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya; c. mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan terpadu; dan d. menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Berkenaan dengan penyajian data dan informasi kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, Hal. 1

2 maka data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya dari sisi kuantitas dan dikemas secara baik, sederhana dan informatif yang disajikan secara berkelanjutan. B. Tujuan Menyajikan data perkembangan kependudukan Kabupaten Serang semester I tahun 2016 sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan. Data dan Informasi Penduduk yang dihasilkan dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan serta untuk kepentingan penelitian dan swasta. C. Ruang Lingkup Data yang digunakan dalam buku Data Kependudukan Kabupaten Serang Semester I Tahun 2016 ini merupakan data kependudukan hasil konsolidasi dan pembersihan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri semester I tahun Pada data kependudukan hasil konsolidasi, penduduk Kabupaten Serang yang dianggap ganda dengan daerah lain karena berdomisili di lebih dari satu daerah maka dianggap sudah pindah dan harus di hapus dengan dasar domisili terakhir yang dipertahankan atau dianggap sebagai penduduk daerah yang sah. Buku Data Kependudukan Kabupaten Serang Semester I Tahun 2016 ini meliputi : 1. Data Kuantitas Penduduk, 2. Data Mobilitas Penduduk, dan 3. Data Kepemilikan Dokumen Penduduk Kabupaten Serang Hal. 2

3 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERANG A. Letak Geografis dan Topografis Daerah Gambar 1. Peta Kabupaten Serang Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Propinsi Banten, terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. Luas wilayah secara administratif tercatat 1.482,21 Km 2 yang terbagi atas 29 (dua puluh sembilan) wilayah kecamatan dan 326 desa. Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5 50 sampai dengan 6 21 Lintang Selatan dan sampai dengan 106º22 Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan dengan : Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa; Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang; Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda; Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Hal. 3

4 Masyarakat Kabupaten Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam yang taat dan patuh. Masyarakat Kabupaten Serang memiliki religiositas tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Kabupaten Serang relatif mampu membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang. Perjalanan panjang sejarah dan keterbukaan Kabupaten Serang telah membentuk masyarakat terdiri atas berbagai suku. Bukan hanya Jawa dan Sunda, tapi juga menyambut kedatangan bangsa Arab, Cina, dan India. Kini semuanya telah menyatu, menjadi masyarakat Serang. Mereka hidup rukun damai dalam komunitas besar, tinggal menyebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk Kabupaten Serang hanya 1,4 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan berimbang, dan laju populasi 1,2%. Penduduk tersebar merata di wilayah kabupaten seluas km2, hidup di dataran rendah dari 0 m sampai m di atas permukaan laut. B. Wilayah Administrasi Kabupaten Serang terdiri dari 29 Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Kramatwatu; 2. Kecamatan Waringinkurung; 3. Kecamatan Bojonegara; 4. Kecamatan Pulo Ampel; 5. Kacamatan Ciruas; 6. Kecamatan Kragilan; 7. Kecamatan Pontang; 8. Kecamatan Tirtayasa; 9. Kecamatan Tanara; 10. Kecamatan Cikande; 11. Kecamatan Kibin; 12. Kecamatan Carenang; 13. Kecamatan Binuang; 14. Kecamatan Petir; 15. Kecamatan Tunjungteja; 16. Kecamatan Baros; 17. Kecamatan Cikeusal; Hal. 4

5 18. Kecamatan Pamarayan 19. Kecamatan Kopo; 20. Kecamatan Jawilan; 21. Kecamatan Ciomas; 22. Kecamatan Pabuaran; 23. Kecamatan Padarincang; 24. Kecamatan Anyar; 25. Kecamatan Cinangka; 26. Kecamatan Mancak; 27. Kecamatan Gunungsari; 28. Kecamatan Bandung; 29. Kecamatan Lebak Wangi; Jumlah Desa di Kabupaten Serang sebanyak 326 Desa, yaitu : - Kecamatan Kramatwatu terdiri dari 15 Desa; - Kecamatan Waringinkurung terdiri dari 11 Desa; - Kecamatan Bojonegara terdiri dari 11 Desa; - Kecamatan Pulo Ampel terdiri dari 9 Desa; - Kecamatan Ciruas terdiri dari 15 Desa; - Kecamatan Kragilan terdiri dari 12 Desa; - Kecamatan Pontang terdiri dari 11 Desa; - Kecamatan Tirtayasa terdiri dari 14 Desa; - Kecamatan Tanara terdiri dari 9 Desa; - Kecamatan Cikande terdiri dari 13 Desa; - Kecamatan Kibin terdiri dari 9 Desa; - Kecamatan Carenang terdiri dari 8 Desa; - Kecamatan Binuang terdiri dari 7 Desa; - Kecamatan Petir terdiri dari 15 Desa; - Kecamatan Tunjungteja terdiri dari 9 Desa; - Kecamatan Baros terdiri dari 14 Desa; - Kecamatan Cikeusal terdiri dari 17 Desa; - Kecamatan Pamarayan terdiri dari 10 Desa; - Kecamatan Kopo terdiri dari 10 Desa; - Kecamatan Jawilan terdiri dari 9 Desa; - Kecamatan Ciomas terdiri dari 11 Desa; - Kecamatan Pabuaran terdiri dari 8 Desa; Hal. 5

6 - Kecamatan Padarincang terdiri 14 Desa; - Kecamatan Anyar terdiri dari 12 Desa; - Kecamatan Cinangka terdiri dari 14 Desa; - Kecamatan Mancak terdiri dari 14 Desa; - Kecamatan Gunungsari terdiri dari 7 Desa; - Kecamatan Bandung terdiri dari 8 Desa; - Kecamatan Lebak Wangi terdiri dari 10 Desa. Hal. 6

7 BAB III DATA KEPENDUDUKAN A. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam data kependudukan ini adalah data registrasi penduduk yang dihasilkan melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Semester I Tahun B. Kuantitas Penduduk 1. Jumlah Penduduk Pada semester I tahun 2016, Kabupaten Serang memiliki jumlah penduduk sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang tersebar di 29 (Dua puluh sembilan) Kecamatan. Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah No. Kecamatan n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 KRAMATWATU 46, , , WARINGINKURUNG 21, , , BOJONEGARA 22, , , PULO AMPEL 18, , , CIRUAS 37, , , KRAGILAN 35, , , PONTANG 21, , , TIRTAYASA 20, , , TANARA 18, , , CIKANDE 47, , , KIBIN 23, , , CARENANG 17, , , BINUANG 13, , , PETIR 27, , , TUNJUNGTEJA 20, , , BAROS 25, , , CIKEUSAL 33, , , PAMARAYAN 26, , , KOPO 26, , , JAWILAN 28, , , CIOMAS 20, , , PABUARAN 21, , , PADARINCANG 33, , , ANYAR 27, , , CINANGKA 28, , , MANCAK 23, , , GUNUNGSARI 10, , , BANDUNG 16, , , LEBAK WANGI 16, , , TOTAL KABUPATEN 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Hal. 7

8 Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Gambaran ini terlihat di seluruh Kecamatan. Gambar 2. Grafik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 100,000 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang tergolong daerah yang padat, hal ini dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Dengan luas wilayah 1.482,21 Km2 didiami oleh jiwa atau dengan kepadatan sebesar 957,8 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap km2 wilayah Kabupaten Serang didiami sebanyak 957,8 jiwa.jika diperhatikan di setiap Kecamatan, tampak bahwa Kecamatan Cikande dengan luas wilayah 41,92 Km2 didiami oleh penduduk sebanyak jiwa yang tersebar di 13 Desa atau rata-rata tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan jiwa/km 2, dengan kata lain di Kecamatan Cikande untuk setiap Km 2 didiami sebanyak jiwa. Kemudian untuk tingkat kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Gunungsari dengan kepadatan penduduk rata-rata 318 jiwa untuk setiap Km 2. Kepadatan penduduk per wilayah di Kabupaten Serang perlu mulai diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka kedepan Kabupaten Serang akan menjadi daerah yang padat dengan implikasi penurunan daya dukung dan daya tampung, terutama di kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal. 8

9 Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan No. Kecamatan Penduduk Luas Wilayah Kepadatan (1) (2) (3) (4) (5) 1 KRAMATWATU 90, WARINGINKURUNG 42, BOJONEGARA 43, PULO AMPEL 36, CIRUAS 73, , KRAGILAN 69, , PONTANG 42, TIRTAYASA 41, , TANARA 36, CIKANDE 93, , KIBIN 45, , CARENANG 34, , BINUANG 26, PETIR 52, , TUNJUNGTEJA 39, , BAROS 48, CIKEUSAL 65, , PAMARAYAN 50, KOPO 50, JAWILAN 54, , CIOMAS 39, , PABUARAN 40, PADARINCANG 64, , ANYAR 53, CINANGKA 54, , MANCAK 43, , GUNUNGSARI 20, BANDUNG 31, LEBAK WANGI 32, , TOTAL KABUPATEN 1,419,657 1, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi, dan pertumbuhan penduduk total. Hal. 9

10 Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Serang dapat dilihat pada tabel 3. Jumlah penduduk tahun sekarang adalah data penduduk bulan Juni 2016, sedangkan jumlah peduduk tahun sebelumnya merupakan data penduduk bulan Juni tahun Pertumbuhan penduduk yang dihitung merupakan penambahan penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Serang tergolong relatif cukup rendah. Selama kurun waktu Juni 2015 sampai dengan Juni 2016, pertumbuhan penduduk mencapai 1,20 persen. Angka pertumbuhan penduduk ini dihitung berdasarkan data hasil SIAK yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Semester I Tahun No. Kecamatan Tabel 3. Angka Pertumbuhan Penduduk Jumlah Penduduk Tahun Sekarang Jumlah Penduduk Tahun Sebelumnya Angka Pertumbuhan Penduduk n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 KRAMATWATU 90, , , WARINGINKURUNG 42, , BOJONEGARA 43, , PULO AMPEL 36, , CIRUAS 73, , , KRAGILAN 69, , , PONTANG 42, , TIRTAYASA 41, , TANARA 36, , CIKANDE 93, , , KIBIN 45, , CARENANG 34, , BINUANG 26, , PETIR 52, , , TUNJUNGTEJA 39, , BAROS 48, , , CIKEUSAL 65, , PAMARAYAN 50, , KOPO 50, , , JAWILAN 54, , , CIOMAS 39, , , PABUARAN 40, , , PADARINCANG 64, , , ANYAR 53, , , CINANGKA 54, , , MANCAK 43, , , GUNUNGSARI 20, , , BANDUNG 31, , , LEBAK WANGI 32, , TOTAL KABUPATEN 1,419, ,402, , Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Hal. 10

11 4. Penduduk Wajib KTP Penduduk Wajib KTP merupakan penduduk dengan usia 17 (tujuh belas) Tahun ke atas atau mereka yang berusia di bawah 17 (tujuh belas) tahun dengan status perkawinan Kawin, Cerai Hidup atau Cerai Mati. Penduduk Wajib KTP biasanya mendapat perhatian yang lebih khususnya dalam partisipasi politik berhubungan dengan hak pilihnya, mereka yang tidak berprofesi sebagai TNI/Polri akan masuk ke dalam daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4). Di Kabupaten Serang terdapat jiwa penduduk wajib KTP atau sebesar 73,51 persen dari jumlah penduduk sebanyak jiwa penduduk, terdiri dari orang laki-laki (51,45%) dan orang perempuan (48,55%). Tabel 4. Penduduk Wajib KTP < 17 Tahun & Sudah Menikah 17 Tahun Keatas No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Jumlah Wajib KTP n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 KRAMATWATU , , WARINGINKURUNG , , BOJONEGARA , , PULO AMPEL , , CIRUAS , , KRAGILAN , , PONTANG , , TIRTAYASA , , TANARA , , CIKANDE , , KIBIN , , CARENANG , , BINUANG , , PETIR , , TUNJUNGTEJA , , BAROS , , CIKEUSAL , , PAMARAYAN , , KOPO , , JAWILAN , , CIOMAS , , PABUARAN , , PADARINCANG , , ANYAR , , CINANGKA , , MANCAK , , GUNUNGSARI , , BANDUNG , , LEBAK WANGI , , TOTAL KABUPATEN , , ,043, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Hal. 11

12 C. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi 1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing. Tabel 5. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Serang sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara tahun (73,13%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk kelompok umur tahun (10,14%) dan kelompok umur tahun (10,10%). Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa penduduk laki-laki yang terbesar berada pada kelompok umur tahun, begitu pula pada penduduk perempuan berada pada kelompok umur tahun. Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar merupakan penduduk usia kerja (usia produktif) dan sisanya sebanyak 22,73 persen merupakan penduduk usia muda (berusia di bawah 15 tahun) dan 4,15 persen merupakan penduduk usia lanjut (65 ke atas). Tabel 5. Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kelompok Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah Umur n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , > 75 7, , , Jumlah 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Penduduk berusia kurang dari 15 tahun harus menjadi perhatian karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi kelompok tenaga kerja baru yang memerlukan skill dan kualitas sumber daya manusia yang memadai baik keterampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Hal. 12

13 > ,000-60,000-40,000-20, ,000 40,000 60,000 80, ,000 Perempuan Laki-laki Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan. Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Serang Interpretasi Gambar piramida menunjukkan bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian pula pada jumlah penduduk di kelompok umur 5-14 tahun, berarti dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini. Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok umur tahun menunjukkan jumlah yang paling besar. Kelompok umur ini merupakan kelompok usia produktif, dibutuhkan fasilitas pendidikan tinggi dan lapangan kerja untuk menampung penduduk kelompok ini. Penduduk lansia (65 tahun ke atas) menunjukkan proporsi yang masih kecil yaitu 4,15 persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai di antisipasi, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar lainnya. Hal. 13

14 2. Rasio Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya jumlah penduduk laki-laki dengan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangungan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen. Kelompok Umur Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sex Ratio Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) ,694 39, Dalam 100 Pr ada 108 Lk ,883 56, Dalam 100 Pr ada 107 Lk ,351 59, Dalam 100 Pr ada 107 Lk ,858 63, Dalam 100 Pr ada 106 Lk ,497 69, Dalam 100 Pr ada 107 Lk ,912 68, Dalam 100 Pr ada 109 Lk ,670 64, Dalam 100 Pr ada 106 Lk ,076 60, Dalam 100 Pr ada 99 Lk ,376 52, Dalam 100 Pr ada 103 Lk ,727 45, Dalam 100 Pr ada 106 Lk ,244 33, Dalam 100 Pr ada 110 Lk ,129 27, Dalam 100 Pr ada 109 Lk ,533 17, Dalam 100 Pr ada 1115 Lk ,000 12, Dalam 100 Pr ada 101 Lk ,789 8, Dalam 100 Pr ada 102 Lk > 75 7,691 7, Dalam 100 Pr ada 98 Lk Jumlah 731, , Dalam 100 Pr ada 106 Lk Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Tabel 6. menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin atau sex ratio di Kabupaten Serang adalah 107,43 yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat orang penduduk laki-laki. Jika dilihat dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan kecuali pada kelompok umur tahun dan kelompok umur diatas 75 tahun, sedangkan jika dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 107,97 yang artinya terdapat balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan. Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan. Hal. 14

15 3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Rasio ketergantungan atau rasio beban tanggungan (dependency ratio) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia non produktif (penduduk usia di bawah 15 tahun dan penduduk usia 65 tahun atau lebih) dengan banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia tahun). Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh penduduk produktif (15-64 tahun) terhadap penduduk tidak produktif (<15 tahun dan 65 tahun ke atas). Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Demikian pula penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Rasio ketergantungan ini merupakan indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah. Tabel 7. Penduduk menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, Umur Tua Kelompok Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah Umur n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (Umur Muda) 166, , , (Umur Produktif) 535, , ,038, > 65 (Umur Tua) 29, , , Total Kabupaten 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Dari Tabel 7 tampak bahwa 73,13 persen penduduk Kabupaten Serang merupakan penduduk usia produktif (usia kerja) yang berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) sebesar 22,73 persen dan penduduk yang dianggap sudah tidak produktif lagi sebesar 4,15 persen. Hal. 15

16 Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif lakilaki lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan. Hal yang sama terlihat juga pada penduduk usia belum produktif (0-14 tahun), demikian halnya pada kelompok usia tidak produktif lagi (diatas 65 tahun) terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan. Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia produktif dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan Kabupaten Serang pada semester 1 tahun 2016 sebesar 26,88 per 100 penduduk usia kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di Kabupaten Serang mempunyai tanggungan sekitar penduduk usia non produktif 22,73 persen diantaranya berasal dari kelompok usia muda dan 4,15 persen lainnya berasal dari kelompok usia lanjut. Tabel 8. Rasio Ketergantungan Rasio Ketergantungan Jenis Kelamin Muda Tua Total (1) (3) (5) (7) Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Rasio ketergantungan total Kabupaten Serang jika dirinci menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih besar daripada perempuan, demikian pula pada usia lanjut angka beban tanggungan laki-laki menjadi lebih tinggi daripada perempuan. Perempuan yang berusia lanjut terus bertambah jumlahnya melebihi laki-laki karena usia perempuan relatif lebih panjang. D. Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial 1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dibuktikan dengan adanya ijazah atau surat tanda Hal. 16

17 tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang. Tabel 9. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Tidak/Belum Sekolah 140, , , Belum Tamat SD/Sederajat 61, , , Tamat SD/Sederajat 271, , , SLTP/Sederajat 131, , , SLTA/Sederajat 110, , , Diploma I/II 2, , , Akademi/Diploma III/S. Muda 3, , , Diploma IV/Strata I 10, , , Strata II Strata III Total Kabupaten 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Dari Tabel 9. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan masih relatif rendah, lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Serang (38,67%) tamat SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat tersebut untuk penduduk perempuan lebih tinggi dari penduduk lakilaki. Namun untuk persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk lakilaki lebih tinggi dari persentase penduduk perempuan. demikian pula pada jenjang pendidikan SLTA/Sederajat, proporsi penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki lebih tinggi daripada penduduk perempuan. 2. Komposisi Penduduk menurut Jenis Pekerjaan Status ekonomi keluarga dapat dilihat dari kegiatan ekonomi kepala keluarga maupun anggota serta seberapa besar sumbangan mereka terhadap pot ekonomi keluarga. Oleh sebab itu informasi mengenai kepala keluarga menurut status pekerjaan perlu diketahui untuk perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk. Dilihat dari kegiatan ekonomi, bahwa sekitar 31,44 persen penduduk di Kabupaten Serang bekerja. Angka ini lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, ini menunjukkan bahwa akses terhadap pekerjaan untuk perempuan terbatas. Hal. 17

18 Tabel 10. Penduduk Bekerja No. Jenis Pekerjan Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 BELUM/TIDAK BEKERJA 216, , , MENGURUS RUMAH TANGGA , , PELAJAR/MAHASISWA 127, , , PENSIUNAN 2, , BEKERJA 384, , , TOTAL KABUPATEN 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun Jumlah dan Proporsi Penduduk Bekerja menurut Jenis Pekerjaan Indikator ini menunjukkan proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan terhadap jumlah penduduk yang bekerja di setiap lapangan pekerjaan. Proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan menunjukkan distribusi atau penyebaran penduduk yang bekerja. Indikator ini berguna untuk membantu pemerintah dalam memfokuskan kebijakan ketenagakerjaan. Tabel 11. Proporsi Penduduk menurut Jenis Pekerjaan Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah No. Jenis Pekerjan n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 BELUM/TIDAK BEKERJA 216, , , MENGURUS RUMAH TANGGA , , PELAJAR/MAHASISWA 127, , , PENSIUNAN 2, , PEGAWAI NEGERI SIPIL 6, , , TENTARA NASIONAL INDONESIA KEPOLISIAN RI PERDAGANGAN 7, , , PETANI/PEKEBUN 41, , , PETERNAK NELAYAN/PERIKANAN 3, , INDUSTRI KONSTRUKSI TRANSPORTASI KARYAWAN SWASTA 60, , , KARYAWAN BUMN 1, , KARYAWAN BUMD KARYAWAN HONORER 1, , BURUH HARIAN LEPAS 157, , , BURUH TANI/PERKEBUNAN 13, , , BURUH NELAYAN/PERIKANAN 1, , BURUH PETERNAKAN PEMBANTU RUMAH TANGGA TUKANG CUKUR TUKANG LISTRIK Hal. 18

19 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 26 TUKANG BATU TUKANG KAYU TUKANG SOL SEPATU TUKANG LAS/PANDAI BESI TUKANG JAHIT TUKANG GIGI PENATA RIAS PENATA BUSANA PENATA RAMBUT MEKANIK SENIMAN TABIB PARAJI PERANCANG BUSANA PENTERJEMAH IMAM MASJID PENDETA WARTAWAN USTADZ/MUBALIGH JURU MASAK PROMOTOR ACARA ANGGOTA BPK WAKIL BUPATI ANGGOTA DPRD PROP ANGGOTA DPRD KAB./KOTA DOSEN GURU 1, , , PILOT PENGACARA NOTARIS ARSITEK AKUNTAN KONSULTAN DOKTER BIDAN PERAWAT APOTEKER PSIKIATER/PSIKOLOG PELAUT PENELITI SOPIR , PIALANG PARANORMAL PEDAGANG , PERANGKAT DESA KEPALA DESA BIARAWAN/BIARAWATI WIRASWASTA , PEKERJAAN LAINNYA TOTAL KABUPATEN 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun Komposisi Penduduk Menurut Agama Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta Hal. 19

20 merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Agama No. Agama Jumlah n(jiwa) % (1) (2) (3) (4) 1 Islam 1,408, Kristen 7, Katholik 2, Hindu Budha Konghuchu Kepercayaan Total Kabupaten 1,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Penduduk Kabupaten Serang pada umumnya memeluk agama Islam sebesar 99,24 persen, diikuti kemudian pemeluk agama Kristen sebesar 0,55 persen dan Katholik sebesar 0,16 persen. 5. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi. Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang tua untuk pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga. Bagian ini menggambarkan jumlah dan proporsi penduduk menurut status kawin di Kabupaten Serang. Status kawin meliputi belum kawin, kawin, cerai hidup dan cerai mati. Dalam hal ini konsep perkawinan difokuskan pada keadaan dimana seorang lakilaki dan perempuan hidup bersama dalam jangka waktu lama secara sah (de jure) maupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto). Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebijakan dalam mengembangkan program-program pembangunan Hal. 20

21 keluarga dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan keluarga berencana/pembangunan keluarga. Tabel 13. Penduduk menurut Staatus Perkawinan Laki-laki Perempuan Jumlah No. Status Perkawinan n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Belum Kawin 381, , , Kawin 341, , , Cerai Hidup 3, , , Cerai Mati 5, , , Total Kabupaten 731, , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 Tabel di atas menyajikan komposisi penduduk menurut status perkawinan, dalam komposisi di atas terlihat bahwa persentase penduduk laki-laki belum kawin di Kabupaten Serang lebih tinggi dari pada penduduk Perempuan. Di samping itu, terlihat pula persentase penduduk yang berstatus cerai penduduk laki-laki lebih rendah daripada penduduk perempuan. Hal ini terjadi pula di semua wilayah kecamatan. Proporsi penduduk dengan status cerai hidup dan cerai mati lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan laki-laki yang bercerai baik karena perceraian maupun karena ditinggal meninggal istri lebih cepat melakukan perkawinan kembali dibandingkan perempuan. Perempuan lebih banyak pertimbangan untuk menikah kembali terutama apabila perempuan tersebut mandiri secara ekonomi. Menarik untuk diperhatikan pada status cerai hidup, bahwa proporsi penduduk berstatus cerai hidup lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Kemandirian perempuan secara ekonomi serta peningkatan kesadaran tentang hak-hak perempuan dalam rumah tangga, seringkali menjadi penyebab keberanian perempuan menggugat cerai. Bila dilihat status kawin menurut kelompok umur pada tabel 14 terlihat untuk status kawin paling tinggi terdapat pada kelompok umur tahun sebesar jiwa atau 7,64 persen dari jumlah penduduk, pada status kawin cerai hidup paling banyak terdapat di kelompok umur tahun sebesar jiwa atau 0,17 persen dari jumlah penduduk, sedangkan untuk status kawin cerai mati Hal. 21

22 paling banyak terdapat di kelompok umur tahun sebesar jiwa atau 0,47 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Serang. Tabel 14. Penduduk menurut Kelompok Umur dan Status Kawin Kelompok Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah No. Umur n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % n(jiwa) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , > , , , Total Kabupaten 677, , , , ,419, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Tahun 2015 Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup lebih banyak berada pada umur tahun, sementara penduduk yang berstatus cerai mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya yakni 50 tahun ke atas. Penduduk berumur muda yang cerai hidup biasanya segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi mereka lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai mati. Menarik untuk diperhatikan adalah adanya penduduk usia remaja (15-19 Tahun) yang sudah berstatus kawin yang jumlahnya cukup tinggi yakni orang, status cerai hidup 22 orang dan yang berstatus cerai mati sebesar 6 orang. Hal ini memerlukan perhatian pemerintah Kabupaten Serang yang berkaitan masalah kehamilan, persalinan dan paska melahirkan (kesehatan reproduksi) dan pelayanan KB. 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan Informasi tentang banyaknya penduduk penyandang cacat dan jenis kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan publik yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah dianggap kurang Hal. 22

23 dan masih banyak perlakuan diskrimintaif dalam pelayanan publik kepada kelompok ini. Berbagai kantor pelayanan publik belum ramah penyandang cacat terutama cacat fisik, bahkan untuk pelayanan administrasi kependudukan. Informasi jumlah penyandang cacat terutama cacat fisik dapat digunakan untuk dasar perencanaan pembangunan berbagai fasilitas umum yang ramah penyandang cacat, pelayanan fasilitas penddikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini. Pada Tabel 15. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di Kabupaten Serang tidak terlalu besar yaitu 593 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Kabupaten Serang yaitu jiwa (0,04%). Meskipun proporsinya kecil, penduduk penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Serang untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti pendidikan, kesehatan dan fasilitas layanan umum lainnya. Tabel 15. Penduduk menurut Jenis Penyandang Cacat No. Jenis Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Fisik Netra/Buta Rungu/Wicara Mental/Jiwa Fisik Mental Lainnya Total Kabupaten Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2015 E. Data Keluarga Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik, pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga tetapi juga kualitasnya. Hal. 23

24 Informasi tentang keluarga dan komposisi anggota keluarga, diperlukan dalam perencanaan maupun implementasi kebijakan pemenuhan pelayanan dasar. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu keluarga inti (Nuclear family) dan keluarga luas (extended family) Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kandung, anak angkat maupun adopsi yang belum kawin, atau ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu dengan anak-anak yang belum kawin. Keluarga luas (extended family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orangtua, mertua maupun kerabat-kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala keluarga. Jumlah Keluarga dan Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga Banyaknya jumlah anggota keluarga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan dan kesejahteraan dalam satu keluarga, dimana diasumsikan semakin kecil jumlah anggota keluarga biasanya akan semakin baik tingkat kesejahteraannya. Rata-rata jumlah anggota keluarga biasanya digunakan untuk melihat perubahan paradigm dari keluarga luas menjadi keluarga kecil. Penduduk Kabupaten Serang pada Semester 1 Tahun 2016 sebesar jiwa dan terdiri dari keluarga, maka rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 3,37 artinya bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Serang berkisar antara 3-4 orang. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Kabupaten Serang lebih banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga 3-4 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata jumlah anggota keluarga di setiap kecamatan juga terdiri dari 3-4 orang per keluarga Jumlah keluarga di Kabupaten Serang sebanyak keluarga ini tersebar di 29 kecamatan. Kecamatan Cikande memiliki jumlah keluarga terbesar yaitu keluarga (6,71%) kemudian di ikuti oleh Kecamatan Kramatwatu sebanyak keluarga (5,98%). Sedangkan jumlah keluarga terkecil berada di Kecamatan Gunungsari yaitu keluarga (1,32%). Hal. 24

25 Informasi tentang rata-rata jumlah anggota keluarga ini dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan program keluarga berencana di wilayah Kabupaten Serang. Tabel 16. Jumlah Penduduk, Keluarga dan Rata-rata Anggota Keluarga No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 KRAMATWATU 90, , WARINGINKURUNG 42, , BOJONEGARA 43, , PULO AMPEL 36, , CIRUAS 73, , KRAGILAN 69, , PONTANG 42, , TIRTAYASA 41, , TANARA 36, , CIKANDE 93, , KIBIN 45, , CARENANG 34, , BINUANG 26, , PETIR 52, , TUNJUNGTEJA 39, , BAROS 48, , CIKEUSAL 65, , PAMARAYAN 50, , KOPO 50, , JAWILAN 54, , CIOMAS 39, , PABUARAN 40, , PADARINCANG 64, , ANYAR 53, , CINANGKA 54, , MANCAK 43, , GUNUNGSARI 20, , BANDUNG 31, , LEBAK WANGI 32, , TOTAL KABUPATEN Penduduk Keluarga Rata-rata Anggota n (jiwa) % n (jiwa) % Keluarga 1,419, , Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2015 Hal. 25

26 BAB IV MOBILITAS PENDUDUK Mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah.selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan wilayah, pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan. Mobilitas penduduk ada dua tipe yaitu mobilitas permanen atau yang disebut dengan migrasi dan mobilitas non permanen. Kedua tipe ini berpengaruh positif maupun negatif di daerah asal maupun di daerah tujuan. Oleh sebab itu pengarahan mobilitas perlu dilakukan agar persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung maupun daya tampung lingkungan baik fisik maupun sosial Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Atau dengan kata lain, migrasi diartikan perpindahan permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah dan daya tarik (pull factor) wilayah lainnya. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan jaminan kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi peluang ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang menarik seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong dan daya tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk pindah ke tepat lain, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi sosial politik dan lain sebagainya dan biasanya migrasi lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi. Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Terdapat 5 (lima) klasifikasi migrasi penduduk antara lain pindah/datang : 1. Dalam Satu Desa/Kelurahan Mobilitas perpindahan penduduk Kabupaten Serang dalam satu Desa selama kurun waktu satu semester di tahun 2016 tercatat dalam SIAK sebanyak penduduk. Hal. 26

KATA PENGANTAR. Serang, Maret 2016 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SERANG TTD

KATA PENGANTAR. Serang, Maret 2016 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SERANG TTD KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan buku Data Kependudukan Tahun 2015. Buku

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk per Kecamatan

Jumlah Penduduk per Kecamatan Jumlah Penduduk per Kecamatan Kecamatan Pria Wanita Jumlah Kode Nama n % n % n % 1 33.72.01 LAWEYAN 48.879 17.93% 50.923 18,16% 99.802 18,05% 2 33.72.02 SERENGAN 26.320 9.66% 27.453 9,79% 53.773 9,73%

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK WAJIB KTP BERDASARKAN KOTA/KAB ADM. DAN JENIS KELAMIN DI PROV. DKI JAKARTA STATUS 31 DESEMBER 2014

JUMLAH PENDUDUK WAJIB KTP BERDASARKAN KOTA/KAB ADM. DAN JENIS KELAMIN DI PROV. DKI JAKARTA STATUS 31 DESEMBER 2014 NO JUMLAH PENDUDUK WAJIB KTP BERDASARKAN KOTA/KAB ADM. DAN DI PROV. DKI JAKARTA STATUS 31 DESEMBER 2014 NAMA KAB/KOTA ADM 1 KEP. SERIBU 8.644 8.269 16.913 2 JAKARTA PUSAT 400.577 391.966 792.543 3 JAKARTA

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN MARET TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN MARET TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN TOTAL 1. SAMALANGA 6.979 0 0 0 2 0 0 6.981 2. JEUNIEB 6.831 0 0 0 0 0 0 6.831 3. PEUDADA 7.698

Lebih terperinci

FORMULIR PENCATATAN PEMBATALAN PERKAWINAN

FORMULIR PENCATATAN PEMBATALAN PERKAWINAN Kode : F-2.17 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DINAS/KANTOR :. :. Kode. F-2.17 Kode Wilayah : FORMULIR PENCATATAN PEMBATALAN PERKAWINAN I. DATA SUAMI 1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nomor Kartu Keluarga

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN JANUARI TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN JANUARI TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN TOTAL 1. SAMALANGA 6,956 0 0 0 2 0 0 6,958 2. JEUNIEB 6,807 0 0 0 0 0 0 6,807 3. PEUDADA 7,669

Lebih terperinci

KEDUBES R.I. :... :... Kode Negara : FORMULIR PELAPORAN PERKAWINAN LUAR NEGERI

KEDUBES R.I. :... :... Kode Negara : FORMULIR PELAPORAN PERKAWINAN LUAR NEGERI Kode : F-2.13 Kode. F-2.13 KEDUBES R.I. :... :... Kode : FORMULIR PELAPORAN PERKAWINAN LUAR NEGERI I. DATA SUAMI 1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nomor Kartu Keluarga (Nomor KK) 3. Nomor Paspor 4.

Lebih terperinci

DINAS/KANTOR :... Kode Wilayah : FORMULIR PENCATATAN PERKAWINAN

DINAS/KANTOR :... Kode Wilayah : FORMULIR PENCATATAN PERKAWINAN Kode : F-2.12 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA :... Kode. F-2.12 DINAS/KANTOR :... Kode Wilayah : FORMULIR PENCATATAN PERKAWINAN I. DATA SUAMI 1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nomor Kartu Keluarga (Nomor

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN AGUSTUS TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN AGUSTUS TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN 1. SAMALANGA 7.109 0 0 0 2 0 0 7.111 2. JEUNIEB 6.954 0 0 0 0 0 0 6.954 3. PEUDADA 7.837 1

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN BIREUEN BULAN OKTOBER TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN BIREUEN BULAN OKTOBER TAHUN 2017 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN NO NAMA KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 1. SAMALANGA 13,365 13,384 26,749 2. JEUNIEB 12,870 12,850 25,720 3. PEUDADA 14,241 14,371 28,612 4. JEUMPA 18,880 18,796 37,676

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN APRIL TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN APRIL TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN 1. SAMALANGA 6.987 0 0 0 2 0 0 6.989 2. JEUNIEB 6.843 0 0 0 0 0 0 6.843 3. PEUDADA 7.710 1

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK MENURUT STRUKTUR UMUR DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN BIREUEN - PROVINSI ACEH BULAN SEPTEMBER TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK MENURUT STRUKTUR UMUR DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN BIREUEN - PROVINSI ACEH BULAN SEPTEMBER TAHUN 2017 JUMLAH PENDUDUK MENURUT STRUKTUR UMUR DAN JENIS KELAMIN - PROVINSI ACEH NO STRUKTUR UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN 1. 0-4 20.297 18.796 39.093 2. 5-9 21.870 20.424 42.294 3. 10-14 20.519 19.226 39.745 4. 15-19

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN MEI TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN MEI TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN TOTAL 1. SAMALANGA 7.031 0 0 0 2 0 0 7.033 2. JEUNIEB 6.900 0 0 0 0 0 0 6.900 3. PEUDADA 7.762

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN JULI TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN JULI TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN 1. SAMALANGA 7.086 0 0 0 2 0 0 7.088 2. JEUNIEB 6.941 0 0 0 0 0 0 6.941 3. PEUDADA 7.806 1

Lebih terperinci

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN FEBRUARI TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN FEBRUARI TAHUN 2017 JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA NO NAMA KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU KEPERCAYAAN 1. SAMALANGA 6.956 0 0 0 2 0 0 6.958 2. JEUNIEB 6.807 0 0 0 0 0 0 6.807 3. PEUDADA 7.669 1

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK LAHIR-MATI DAN PINDAH-DATANG

DATA PENDUDUK LAHIR-MATI DAN PINDAH-DATANG DATA PENDUDUK LAHIR-MATI DAN PINDAH-DATANG KAB/KOTA : KOTA METRO BULAN : April 2016 No Kecamatan Jumlah Penduduk Awal bulan Lahir Bulan Ini Mati Bulan Ini Datang Bulan Ini Pindah Bulan Ini Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BATAS JUMLAH SPP-UP PADA SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang No. 02/3604/Th. I, 3 Juli 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang 1 1 5.

Lebih terperinci

https://anambaskab.bps.go.id

https://anambaskab.bps.go.id Kecamatan Siantan Dalam Angka 2015/ Siantan Sub District in Figures, 2015 Katalog BPS / Catalogue BPS : 1102001.2105040 Ukuran Buku / Book Size : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman / Pages Number: xii + 52

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 783 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KECAMATAN DAN PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DI KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang B A B I P E N D A H U L U A N Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa perkembangan kependudukan dilakukan

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA a. Kecamatan Jetis NO DESA/KELURAHAN L P JUMLAH 1 PATALAN 5,982 6,175 12,157 2 CANDEN 6,005 6,021 12,026 3 SUMBERAGUNG 7,583

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN PADA SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan

Lebih terperinci

PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN SEKADAU 2014

PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN SEKADAU 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN SEKADAU 2014 Drs. YOHANES JHON, MM SEKRETARIS DAERAH Bupati Sekadau Simon Petrus, S.Sos, M.Si, Wakil Bupati Sekadau Rupinus, SH, M.Si, Kepala Biro Dukcapil Drs. Sopiandi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI IV.1 Kabupaten Serang IV.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Serang terletak di ujung barat wilayah Propinsi Banten dan posisi 105º7 106º 22 Bujur Timur serta 5º 50

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN peubah dalam model yang akan membatasi keberhasilan model. Beberapa batasan yang dijadikan sebagai asumsi dalam model ini adalah : a. Laju pertambahan limbah dari industri yang masuk ke sungai mengikuti

Lebih terperinci

Rupinus, SH, M.Si Rupinus, SH, M.Si Aloysius, SH, M.Si Ignasius Boni, SH, MH

Rupinus, SH, M.Si Rupinus, SH, M.Si Aloysius, SH, M.Si Ignasius Boni, SH, MH Bupati Sekadau Rupinus, SH, M.Si saat pembukaan Sosialisasi Kebijakan Kependudukan Penuntasan Perekaman Biometrik KTP-EL, Akta Kelahiran 0-18 Tahun dan Pemberian Kartu Identitas Anak (KIA) Bupati Sekadau

Lebih terperinci

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015 PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015 Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan kearah

Lebih terperinci

PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN SEKADAU 2015 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015

PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN SEKADAU 2015 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN SEKADAU 2015 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 Drs. YOHANES JHON, MM SEKRETARIS DAERAH Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2013

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2013 PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 18 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA KEPENDUDUKAN UNTUK PEMBANGUNAN DATABASE KEPENDUDUKAN BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis Gambar 3.1 : Peta Kabupaten Gresik Kota Gresik sendiri mempunyai semboyan Gresik Berhias Iman. Kalimat ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Deskripsi Tempat Penelitian Untuk membantu mengetahui tentang persepsi warga Kemiri terhdap mahasiswa asal Papua, maka perlu dijelaskan tentang lokasi objek penelitian

Lebih terperinci

FORMULIR PENCATATAN PERKAWINAN

FORMULIR PENCATATAN PERKAWINAN Kode : F-2. 12 PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA :... DINAS / KANTOR :... Kode Wilayah : FORMULIR PENCATATAN PERKAWINAN I. DATA SUAMI 1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nomor Kartu Keluarga (Nomor KK) 3. Nomor

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK Pasal 2 Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh : a. Dokumen Kependudukan; b. pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN A. Keadaan Geografis Pantai Anyer a. Luas wilayah dan letak geografis 1 Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Propinsi Banten, terletak

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, maka keadaan yang demikian itu menuntut Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan. Undang Undang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kondisi Kebun Buah Mangunan 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

Dasar Hukum, Pengertian dan Kewenangan

Dasar Hukum, Pengertian dan Kewenangan Dasar Hukum, Pengertian dan Kewenangan DASAR HUKUM 1. Undang-udang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan 2. Undang-udang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari 15 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. kuning dan bawahnya tanah hitam gambut derajat celcius sampai dengan 34.2 derajat celcius.

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. kuning dan bawahnya tanah hitam gambut derajat celcius sampai dengan 34.2 derajat celcius. BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Urung merupakan sebuah desa dari wilayah kecamatan kundur utara kabupaten karimun yang terdiri dari tanah datar dan berbukit.tanah yang ada didesa Urung

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 STATISTIK PENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 i STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1401 Katalog BPS : 2101023.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm : ix + 57 halaman

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN I. UMUM Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN

BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN V.1 Analisa Indeks Prasarana Jalan (IPJ) V.1.1 Kualifikasi dan Pembobotan Variabel Indeks Prasarana Jalan Untuk mengestimasi skor IPJ di suatu wilayah, sebagaimana

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go ii Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : 978-979-064-314-7 No. Publikasi: 04000.1109 Katalog

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Keadaan Geografis Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara 110 0 9 48.02 sampai 110 0 58 37.40 Bujur Timur dan 5 0 43 20.67 sampai 6 0 74 25.83 Lintang Selatan.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. Nomor : 027 / Dis.Pend Tanggal : 30 Maret 2012

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. Nomor : 027 / Dis.Pend Tanggal : 30 Maret 2012 RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH Satuan Kerja Perangakat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan dikan dan Kebudayaan Kabupaten, alamat Jalan Penancangan Baru No. 36, mengumumkan Rencana Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan Syukur kita Panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Serang Tahun 2017 ini

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI PATI,

TENTANG BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02 19 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Sejarah Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya yaitu berdiri diawali dengan adanya kepala

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG KLAS 1A

KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG KLAS 1A KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG KLAS 1A Nomor : W.29.UI/ /SK/Kpn.Srg/V/2017 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG Nomor : W.29.UI/1147/SK/Kpn.Srg/VIII/2015 tanggal Oktober

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Kecamatan Pakem adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kecamatan Pakem merupakan kecamatan paling utara Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

Dasar Hukum, Pengertian dan Kewenangan

Dasar Hukum, Pengertian dan Kewenangan Dasar Hukum, Pengertian dan Kewenangan DASAR HUKUM 1. Undang-udang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan 2. Undang-udang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23

Lebih terperinci

BPJS KESEHATAN. Visi BPJS Kesehatan : Misi BPJS Kesehatan : Oleh Nama :PUTRI UTAMI F. NPM :AP CAKUPAN SEMESTA 2019

BPJS KESEHATAN. Visi BPJS Kesehatan : Misi BPJS Kesehatan : Oleh Nama :PUTRI UTAMI F. NPM :AP CAKUPAN SEMESTA 2019 BPJS KESEHATAN Visi BPJS Kesehatan : CAKUPAN SEMESTA 2019 Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

Lebih terperinci

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 108/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 01 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk Profil Barito Utara 00 SUMBER DAYA MANUSIA A. Penduduk. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk, maka semua Kecamatan yang berada di Kabupaten Barito Utara mempunyai kepadatan

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan :

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI SERANG NOMOR : 042/Kep.388 Huk.Org/2016 TENTANG PETUGAS PENGELOLA JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN 2016 BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI NOMOR : 14 TAHUN 1999 TANGGAL : 7 OKTOBER 1999 PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA I. UMUM 1. Penduduk merupakan titik sentral dari pembangunan yang berkelanjutan,

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA 3.1. Pengertian Demografi Untuk dapat memahami keadaan kependudukan di suatu daerah atau negara, maka perlu didalami kajian demografi.

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Kondisi lingkungan sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk yang semakin tinggi memberikan tekanan yang cukup

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci