BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI"

Transkripsi

1 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI IV.1 Kabupaten Serang IV.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Serang terletak di ujung barat wilayah Propinsi Banten dan posisi 105º7 106º 22 Bujur Timur serta 5º 50 6º 21 Lintang Selatan dengan batas wilayah : Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang Sebelah barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda Sebelah timur : Kabupaten Tangerang Letak geografis yang demikian merupakan keuntungan bagi Kabupaten Serang. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Wilayah Kabupaten Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ratarata dalam sebulan 97,6 mm dan 14 hari hujan. Sekitar 74,44 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang digunakan untuk lahan pertanian. Berdasarkan luas daerah dan pembagian daerah administrasi di pemerintahan Kabupaten Serang memiliki 34 kecamatan, sebagaimana Tabel IV.1 berikut. Tabel IV.1 Luas Daerah dan Pembagian Daerah Adminstrasi di Kabupaten Serang No Kecamatan Luas Area Banyaknya (Km 2 ) (%) Desa Kelurahan 1 Cinangka 111,47 6, Padarincang 99,12 5, Ciomas 48,53 2, Pabuaran 79,14 4, Gunungsari 48,60 2,80 7

2 52 Tabel IV.1 (lanjutan) Luas Daerah dan Pembagian Daerah Adminstrasi di Kabupaten Serang No Kecamatan Luas Area Banyaknya (Km 2 ) (%) Desa Kelurahan 6 Baros 44,07 2, Petir 46,94 2, Tanjung Teja 39,52 2, Curug 49,60 2, Cikeusal 88,25 5, Pamarayan 41,92 2, Bandung 25,18 1, Jawilan 38,95 2, Kopo 44,69 2, Cikande 50,53 2, Kibin 33,51 1, Kragilan 51,56 2, Walantaka 48,48 2, Cipocok Jaya 31,54 1, Serang 25,88 1, Taktakan 47,88 2, Waringinkurung 51,29 2, Mancak 74,03 4, Anyar 56,81 3, Bojonegara 30,30 1, Pulo Ampel 32,56 1, Kramatwatu 48,59 2, Kesemen 63,36 3, Ciruas 40,61 2, Pontang 64,85 3, Carenang 36,40 2, Binuang 26,17 1, Tirtayasa 64,46 3, Tanara 49,30 2,84 9 Total 1.734, Sumber : Pemerintah Kabupaten Serang Pada tabel di atas terlihat bahwa luas wilayah Kabupaten Serang 1.734,09 km 2, dengan Kecamatan Cinangka memiliki wilayah terluas 111,47 km 2 atau 6,43% luas

3 53 wilayah Kabupaten Serang dan wilayah Kecamatan Bandung mempunyai luas wilayah terkecil dengan luas 25,18km 2 atau 1,45% luas wilayah Kabupaten Serang. VI.1.2 SosioEkonomi penduduk di Kabupaten Serang pada tahun 2006 berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) sebesar jiwa. Laju pertumbuhan selama periode ( ) sebesar 1,74 persen, ratarata anggota rumah tangga di Kabupaten Serang sebesar 3,89 orang per rumah tangga, dan tingkat kepadatan penduduk mencapai sekitar jiwa per kilometer persegi di mana sebagian besar penduduknya mendiami daerah pedesaan. dan kepadatan penduduk menurut daerah administrasi di Kabupaten Serang dapat dilihat pada Tabel IV.2. Tabel IV.2 dan Penduduk di Kabupaten Serang Penduduk 2004 Penduduk 2005 Penduduk 2006 No Kecamatan 1 Cinangka , , ,24 2 Padarincang , , ,24 3 Ciomas , , ,56 4 Pabuaran , , ,05 5 Gunungsari , , ,87 6 Baros , , ,03 7 Petir , , ,28 8 Tanjung Teja , , ,54 9 Curug , , ,24 10 Cikeusal , , ,16 11 Pamarayan , , ,60 12 Bandung , , ,94 13 Jawilan , , ,80 14 Kopo , , ,98 15 Cikande , , ,48 16 Kibin ,853, , ,74 17 Kragilan , , ,67 18 Walantaka , , ,39 Sumber : BPS Kabupaten Serang

4 54 Tabel IV.2 (lanjutan) dan Penduduk di Kabupaten Serang Penduduk 2004 Penduduk 2005 Penduduk 2006 No Kecamatan 19 Cipocok Jaya , , ,80 20 Serang , , ,85 21 Taktakan , , ,50 22 Waringinkurung , , ,47 23 Mancak , , ,40 24 Anyar , , ,62 25 Bojonegara , , ,35 26 Pulo Ampel , , ,36 27 Kramatwatu , , ,52 28 Kesemen , , ,72 29 Ciruas , , ,53 30 Pontang , , ,15 31 Carenang , , ,30 32 Binuang , , ,50 33 Tirtayasa , ,73 34 Tanara , , ,63 Total , , ,62 Sumber : BPS Kabupaten Serang Ditinjau dari lapangan usaha utama bagi penduduk yang bekerja, sector pertanian merupakan tempat bekerja utama bagi sebagian besar penduduk Kabupaten Serang. Pada sektor ini 30,45 persen/ orang menggantungkan hidupnya. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,82 persen/ orang). Sementara penduduk Kabupaten Serang paling sedikit 0,31 persen atau orang bekerja pada sektor listrik, gas dan air bersih. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah Pendapatan Regional. Pendapatan Regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dikurangi penyusutan, pajak tak langsung dan ditambah pendapatan Netto yang mengalir dari daerah lain. Ditinjau dari penghitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Serang meningkat 9.44 persen yaitu dari miliar rupiah pada tahun 2005 menjadi

5 miliar rupiah pada tahun Sedangkan menurut penghitungan atas dasar harga konstan 2000, PDRB Kabupaten Serang meningkat dengan laju pertumbuhan PDRB sebesar 4,08 persen. Untuk pendapatan perkapita yang merupakan indikator untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro yang dihitung dari PDRB atas dasar harga berlaku, pada tahun 2006 menunjukkan peningkatan sebesar 6,64 persen yaitu dari Rp , pada tahun 2005 menjadi Rp , pada tahun PDRB dan Pendapatan Perkapita pada masingmasing tahun di Kabupaten Serang periode selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV.3 dan Tabel IV.4 berikut. Tabel IV.3 PDRB Kabupaten Serang PDRB Nilai Konstan 2000 (Juta Rupiah) PDRB Nilai Berlaku (Juta Rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Serang Tabel IV.4 PDRB Perkapita Kabupaten Serang PDRB Perkapita Atas Dasar Nilai Konstan 2000 (Rupiah) PDRB Perkapita Atas Dasar Nilai Berlaku (Rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Serang VI.1.3 Prasarana dan Sarana Transportasi Wilayah Panjang jalan di Kabupaten Serang pada akhir tahun 2006 adalah 1.048,34 km yang dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten. Menyimak panjang jalan, jika dirinci menurut pengelolaannya maka 8,01 persen diantaranya adalah jalan Negara, 26,54 persen jalan propinsi dan sisanya 65,45 persen jalan kabupaten. Jalan negara dan jalan propinsi seluruhnya telah diaspal, sedangkan

6 56 untuk jalan kabupaten yang telah diaspal hanya 58,37 persen, sisanya masih berupa jenis permukaan kerikil dan tanah. Selengkapnya data mengenai Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan (Km) dapat dilihat pada Tabel IV.5. Populasi kendaraan bermotor yang terdapat dalam data Samsat Kabupaten Serang pada tahun 2006 sejumlah buah, naik persen dibandingkan keadaan tahun Pada Tabel IV.6 berikut diperlihatkan Banyaknya Kendaraan Angkutan Bermotor di Kabupaten Serang dari Tahun Tabel IV.6 Banyaknya Kendaraan Menurut Jenisnya di Kabupaten Serang Tahun No Jenis Kendaraan Mobil Penumpang Bus Truk Sepeda Motor Total Sumber : Samsat Serang Jalan sebagai prasarana perhubungan darat yang utama untuk melayani pergerakan arus barang dan manusia apabila dikaitkan dengan perkembangan kendaraan sebagai sarana perhubungan yang begitu pesat baik jumlah maupun jenisnya, tentunya membawa konsekuensi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya, baik yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, kondisi jalan, maupun lingkungan alam/kondisi geografi. Berdasarkan data dari Polres Serang, jumlah kecelakaan di Kabupaten Serang pada tahun 2006 sebanyak 57 kejadian dengan jumlah korban terinci yang dapat dilihat pada Tabel IV.7 berikut.

7 57 Tabel IV.7 Kecelakaan Lalu Lintas dan Korban di Kabupaten Serang Tahun Kecelakaan Korban (orang) Meninggal Luka Berat Luka Ringan IV.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RUTR dan RTRW) Kabupaten Serang, kawasan pengembangan wilayah andalan meliputi : 1. Kawasan Andalan Pertanian Lahan Basah, yang meliputi wilayah Kecamatan Kramatwatu, Kasemen, Pontang, Tirtayasa, Kragilan, Carenang, Pamarayan dan Kecamatan Kopo. 2. Kawasan Pengembangan Pertanian Lahan Kering, meliputi wilayah Kecamatan Petir, Cikeusal, Walantaka, Baros, Pabuaran, Ciomas, Padarincang, Mancak, Anyer dan Kecamatan Waringinkurung. 3. Kawasan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Perkebunan, meliputi wilayah Kecamatan Pabuaran, Waringinkurung, Mancak, Ciomas, Padarincang, Anyer dan Cinangka. 4. Kawasan Pengembangan Peternakan yang meliputi wilayah Kecamatan Kopo, Pamarayan, Cikeusal, Petir, Curug, Pabuaran, Walantaka dan Baros. 5. Kawasan Pengembangan Kehutanan yang meliputi wilayah Kecamatan Cinangka, Padarincang, Ciomas, Waringinkurung, Pabuaran, Kramatwatu dan Bojonegara. 6. Kawasan Pengembangan Perikanan, meliputi wilayah Kecamatan Tirtayasa, Kasemen dan Kramatwatu. Wilayah Pengembangan perikanan laut meliputi, wilayah Serang Utara/Teluk Banten dan Pantai Barat/Selat Sunda. 7. Kawasan Pengembangan Industri, meliputi (1) wilayah Serang Barat, yaitu Kecamatan Anyer, Kramatwatu dan Bojonegara dan (2) Serang Timur yang meliputi Wilayah Kecamatan Cikande, Kopo, Kragilan, dan Walantaka. 8. Kawasan Pengembangan Pertambangan dan Penggalian, meliputi wilayah Kecamatan Bojonegara dan Cikeusal. Potensi Pertambangan dan Galian yang terdapat di Kabupaten Serang. 9. Kawasan Pengembangan Parawisata, meliputi :

8 58 a. Wisata Pantai di Kecamatan Anyer, Cinangka dan Bojonegara. b. Wisata Bahari dan Kepulauan, terdiri atas Wisata Bahari Selat Sunda, Pulau Sanghiang, Pulau Panjang dan Pulau Dua. c. Wisata Pegunungan Wisata Air Panas Batukuwung di Padarincang dan Rawa Dano di Kecamatan Mancak. d. Wisata Purbakala berupa Kawasan Situs Banten Lama di Kecamatan Kasemen. e. Agro Wisata, yang terletak di Kecamatan Cinangka, Padarincang, Anyer, Mancak dan Ciomas. 10. Pengembangan Kawasan Andalan Khusus yang meliputi Kawasan Perencanaan Pelabuhan Bojonegara Kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Serang ini diharapkan dapat meningkatkan investasi dengan didukung oleh debirokratisasi perizinan dengan membentuk Pelayanan Satu Atap. Kebijakan ini untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi birokrasi, khususnya bidang perizinan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dan investor dalam mengembangan usahanya. Dengan kebijakan Pelayanan Perizinan Satu Atap, para investor diberikan penentuan tarif pemberian izin usaha dan pembayaran yang transparan. Untuk lebih jelasnya bagaimana jaringan jalan berikut statusnya, pada Gambar IV.1 dapat dilihat Peta Jaringan Ruas Jalan Kabupaten di Kabupaten Serang.

9 59 Gambar IV.1 Peta Jaringan Ruas Jalan Kabupaten di Kabupaten Serang Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Serang

10 60 Tabel IV.5 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan (Km) di Kabupaten Serang Tahun Status Jalan Keadaan Negara Propinsi Kabupaten (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) I. Jenis Permukaan A. Diaspal B. Kerikil C. Tanah D. Tidak dirinci 55,270 83,97 108,60 94, ,00 321,24 667,80 112,00 72,50 511,21 105,10 69,80 507,94 108,37 69,80 817,58 112,00 72,50 679,61 105,10 69,80 870,17 108,37 69,80 II Kondisi Jalan A. Baik B. Sedang C. Rusak D. Rusak Berat 33,217 14,998 7,055 53,923 39,825 0,762 64,00 92,70 7,60 3,70 217,21 92,70 7,60 3,70 114,92 217,88 132,20 387,30 151,35 126,98 93,58 314,20 176,93 145,93 115,65 247,60 202,06 272, , ,30 215,35 219,68 101,18 317,90 394,14 238,63 123,25 251,30 III. Kelas Jalan A. Kelas I B. Kelas II C. Kelas III D. Kelas IIIA E. Kelas IIIB F. Kelas IIIC G. Tidak dirinci 20,420 34,850 83,97 83,97 42,460 52,050 32,38 52,05 32,38 52,05 852,30 686,11 686,11 20,420 42, ,20 83,97 32,38 686,11 52,05 83,97 32,38 686,11 52,05 Keterangan : (11) = (2) + (5) + (8) (12) = (3) + (6) + (9) (13) = (4) + (7) + (10)

11 61 IV.2 Kabupaten Pandeglang IV.2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Propinsi Banten, secara geografis terletak antara ' ' Lintang Selatan dan antara ' Bujur Timur dengan luas daerah sebesar ,91 ha atau km 2. Kota Pandeglang sebagai Ibukota Kabupaten terletak pada jarak 26 km dari Ibukota Propinsi Banten, dan 111 km dari Ibukota Negara, Jakarta. Batasan wilayah administrasi daerah Kabupaten Pandeglang adalah : Sebelah utara : Kabupaten Serang Sebelah selatan : Samudera Indonesia Sebelah barat : Selat Sunda Sebelah timur : Kabupaten Lebak Topografi wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki dataran yang sebagian besar merupakan dataran rendah, yakni di daerah bagian tengah dan selatan, dengan variasi ketinggian antara meter di atas permukaan laut, dengan luas sekitar 85,07% dari keseluruhan luas kabupaten. Kedua daerah ini umumnya merupakan dataran dengan ketinggian gununggunungnya yang relatif rendah yaitu Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (623 m), Gunung Tilu (582 m) dan Gunung Raksa (320 m). Luas kedua wilayah Tengah dan Selatan tersebut sekitar 85,07% dari luas kabupaten. Sementara daerah Utara memiliki luas sekitar 14,93% dari luas keseluruhan kabupaten, dengan karakteristik utamanya sebagai dataran tinggi karena memiliki gununggunung seperti Gunung Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m). Dari segi geomorfologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk ke dalam Zona Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Dari sisi sumber daya air, Kabupaten Pandeglang memiliki relatif cukup banyak sumber air dalam bentuk daerah aliranaliran sungai yang dimiliki kabupaten ini. Berdasarkan luas daerah dan pembagian daerah administrasi di pemerintahan Kabupaten Pandeglang memiliki 31 kecamatan, sebagaimana Tabel IV.8 berikut.

12 62 Tabel IV.8 Luas Daerah dan Pembagian Daerah Adminstrasi di Kabupaten Pandeglang No Kecamatan Luas Area (Km 2 ) (%) 1 Sumur 258,54 9,41 2 Cimanggu 259,73 9,46 3 Cibaliung 221,88 8,08 4 Cibitung 180,72 6,58 5 Cikeusik 322,76 11,75 6 Cigeulis 199,65 7,27 7 Panimbang 248,28 9,04 8 Munjul 75,25 2,74 9 Angsana 64,84 2,36 10 Sindangresmi 65,20 2,37 11 Picung 56,74 2,07 12 Bojong 50,72 1,85 13 Saketi 54,13 1,97 14 Cisata 44,81 1,63 15 Pagelaran 42,76 1,56 16 Patia 45,48 1,66 17 Sukaresmi 57,30 2,09 18 Labuan 15,66 0,57 19 Carita 41,87 1,52 20 Jiput 59,73 2,17 21 Cikedal 26,00 0,95 22 Menes 34,89 1,27 23 Mandalawangi 80,19 2,92 24 Cimanuk 23,64 0,86 25 Cipeucang 21,16 0,77 26 Banjar 30,50 1,11 27 Kaduhejo 33,57 1,22 28 Mekarjaya 31,34 1,14 29 Pandeglang 42,58 1,55 30 Cadasari 29,20 1,06 31 Karangtanjung 27,77 1,01 Total 2.746, Sumber : Pemerintah Kabupaten Pandeglang

13 63 Pada tabel di atas terlihat bahwa luas wilayah Kabupaten Pandeglang 2.746,89 km 2, dengan Kecamatan Cikeusik memiliki wilayah terluas 322,76 km 2 atau 11,75% luas wilayah Kabupaten Pandeglang dan wilayah Kecamatan Labuan mempunyai luas wilayah terkecil dengan luas 15,66 km 2 atau 0,57% luas wilayah Kabupaten Pandeglang. IV.2.2 SosioEkonomi Salah satu sumber data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilakukan oleh BPS aatas nama Pemerintah setiap sepukuh tahun sekali yang jatuh pada tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol). Dasar hukum yang melandasinya adalah Undangundang No.6 Tahun 1960 yang selanjutnya diganti menjadi UndangUndang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Sumber lain adalah registrasi penduduk dan survey kependudukan. Registrasi penduduk dilaksanakan oleh Kantor Desa/Kelurahan yang dikumpulkan setiap bulan berdasarkan KEPRES Nomor: 52/1997. Dengan demikian data registrasi penduduk ini memiliki keterkaitan dengan tertib administrasi di kantor desa/kelurahan. Hingga kini data statistik yang dihasilkan melalui registrasi belum dapat digunakan sebagai pembanding terhadap informasi yang diperoleh melalui Sensus atau Survei secara baik. Walau demikian keterangan dari registrasi penduduk ini tetap berguna untuk mengikuti perkembangan kependudukan yang diharapkan muncul setiap tahun, sehingga informasi tersebut sangat berati pada tahuntahun antara dua Sensus Penduduk. Tabel IV.9 dan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Tahun 2004 No Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk Penduduk 1 Sumur 258, ,15 2 Cimanggu 259, ,18 3 Cibaliung 221, ,26 4 Cibitung 180, ,22 5 Cikeusik 322, ,79 6 Cigeulis 199, ,27 7 Panimbang 248, ,40 8 Munjul 132, ,73 9 Angsana 72, ,54

14 64 Tabel IV.9 (lanjutan) dan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Tahun 2004 No Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk Penduduk 10 Picung 56, ,80 11 Bojong 50, ,99 12 Saketi 54, ,91 13 Cisata 44, ,28 14 Pagelaran 42, ,54 15 Patia 102, ,69 16 Labuan 15, ,84 17 Carita 41, ,05 18 Jiput 59, ,62 19 Cikedal 26, ,58 20 Menes 34, ,25 21 Mandalawangi 80, ,38 22 Cimanuk 40, ,41 23 Cipeucang 21, ,53 24 Banjar 45, ,77 25 Kaduhejo 33, ,56 26 Pandeglang 42, ,32 27 Cadasari 29, ,54 28 Karangtanjung 27, , , , , , , ,93 Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang Pada tahun 2005 terjadi penambahan jumlah kecamatan sebanyak 3 buah, yaitu Kecamatan Sindangresmi, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Mekarjaya, sehingga komposisi dari luas wilayah administrasi mengalami perubahan pula. Lebih lengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Pandeglang pada tahun dapat dilihat pada Tabel IV.10 berikut. Tabel IV.10 dan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Tahun Penduduk 2005 Penduduk 2006 No Kecamatan (Jiwa/Km 2 ) 1 Sumur , Cimanggu , Cibaliung , ,47 4 Cibitung , ,41 5 Cikeusik , ,39 6 Cigeulis , ,27

15 65 Tabel IV.10 (lanjutan) dan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Tahun No Kecamatan Penduduk 2005 Penduduk Panimbang , ,70 8 Munjul , ,95 9 Angsana , ,12 10 Sindangresmi , ,36 11 Picung , ,15 12 Bojong , ,97 13 Saketi , ,75 14 Cisata , ,65 15 Pagelaran , ,86 16 Patia , ,82 17 Sukaresmi , ,37 18 Labuan , ,81 19 Carita , ,22 20 Jiput , ,48 21 Cikedal , ,96 22 Menes , ,98 23 Mandalawangi , ,22 24 Cimanuk , ,55 25 Cipeucang , ,33 26 Banjar , ,31 27 Kaduhejo , ,43 28 Mekarjaya , ,00 29 Pandeglang , ,41 30 Cadasari , ,32 31 Karangtanjung , ,54 Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang , ,06 Berdasarkan data hasil registrasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, penduduk Kabupaten Pandeglang pada tahun 2004 tercatat orang. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang meningkat menjadi orang dan berjumlah orang di tahun 2006.

16 66 Berdasarkan data di atas, sebaran penduduk realtif tidak merata, Kecamatan dengan penduduk terjarang yaitu Kecamatan Sumur dengan ratarata sebanyak 83 jiwa/km 2, sementara wilayah yang terpadat adalah Kecamatan Labuan, yaitu sebanyak jiwa/km 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pandeglang tahun 2006 sesuai hasil perhitungan atas dasar harga berlaku sebesar Rp miliar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2006 sebesar Rp miliar. Apabila dibandingkan tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 11,84% dan PDRB atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 4,6%. Secara lengkap PDRB Kabupaten Pandeglang dari tahun dapat dilihat pada Tabel.IV.11. PDRB per kapita Kabupaten Pandeglang tahun 2006 atas dasar harga berlaku sebesar Rp per tahun per orang, dengan laju PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 sebesar 4,2%. Hal ini disajikan pada Tabel.IV.12. Tabel IV.11 PDRB Kabupaten Pandeglang PDRB Nilai Konstan 2000 (Juta Rupiah) PDRB Nilai Berlaku (Juta Rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Tabel IV.12 PDRB Perkapita Kabupaten Pandeglang PDRB Per Kapita Atas Dasar Nilai Konstan 2000 (Rupiah) PDRB Per Kapita Atas Dasar Nilai Berlaku (Rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang VI.2.3 Prasarana dan Sarana Transportasi Wilayah Perhubungan darat merupakan salah satu sektor yang cukup besar peranannya dalam pembangunan karena kontribusinya untuk menembus isolasi daerah. Pembangunan

17 67 akan semakin meningkat kalau lalu lintas perhubungan darat tidak mengalami hambatan, terutama dalam membawa hasil produksi dan bahan baku. Di Kabupaten Pandeglang peranan perhubungan darat cukup dominan terutama untuk transportasi dan menyalurkan produk ekonomi daerah. Panjang jalan otonom daerah di Kabupaten Pandeglang pada akhir tahun 2006 adalah 434,6 Km. Bila dirinci menurut jenis permukaan maka sebesar 85,41% merupakan jalan beraspal, kerikil 4,99% dan tanah 9,59%. Kondisi jalan di Kabupaten Pandeglang cukup memprihatinkan. Dari seluruh jalan yang ada hanya terdapat 20% dalam kondisi baik dan 60% dalam kondisi sedang, sementara selebihnya dalam keadaan rusak dan rusak berat. Hal ini berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan pemakai jalan. Selengkapnya data mengenai Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan (Km) dapat dilihat pada Tabel IV.13. Populasi kendaraan bermotor yang terdapat dalam data Samsat Kabupaten Pandeglang pada tahun 2006 sejumlah buah, naik 19,36 persen dibandingkan keadaan tahun Pada Tabel IV.14 berikut diperlihatkan Banyaknya Kendaraan Angkutan Bermotor di Kabupaten Pandeglang dari Tahun Tabel IV.14 Banyaknya Kendaraan Menurut Jenisnya di Kabupaten Pandeglang Tahun No Jenis Kendaraan Mobil Pribadi Bus Truk Sepeda Motor Total Sumber : Samsat Pandeglang Jalan sebagai prasarana perhubungan darat yang utama untuk melayani pergerakan arus barang dan manusia apabila dikaitkan dengan perkembangan kendaraan sebagai sarana perhubungan yang begitu pesat baik jumlah maupun jenisnya, tentunya

18 68 membawa konsekuensi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya, baik yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, kondisi jalan, maupun lingkungan alam/kondisi geografi. Berdasarkan data dari Polres Pandeglang, jumlah kecelakaan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2006 sebanyak 33 kejadian dengan jumlah korban terinci yang dapat dilihat pada Tabel IV.15 berikut. Tabel IV.15 Kecelakaan Lalu Lintas dan Korban di Kabupaten Pandeglang Tahun Kecelakaan Korban (orang) Meninggal Luka Berat Luka Ringan IV.2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RUTR dan RTRW) Kabupaten Pandeglang, sebaran rencana alokasi pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Pandeglang pada pokoknya terdiri dari rencana alokasi kawasan lindung, dan alokasi kawasan budidaya. Rencana alokasi ruang wilayah Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel IV.16, pada tabel tersebut dikemukakan beberapa Rencana Alokasi ruang mulai dari Kawasan lindung, kawasan budidaya pertanian dan kawasan budidaya non pertanian. Tabel IV.16 Rencana Alokasi Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang JENIS PEMANFAATAN Kawasan Lindung A. Hutan Lindung B. Kawasan Resapan Air C. Sempadan Pantai D. Sempadan Sungai LOKASI Kecamatan Mandalawangi, Jiput dan Labuan Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung Aseupan Kecamatan Labuan, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Cibaliung dan Cikeusik Kecamatan Pandeglang, Cimanuk, Cisata, Jiput, Labuan, Pagelaran, Panimbang Cikeusik, Picung, Cimanggu dan Sumur

19 69 Tabel IV.16 (lanjutan) Rencana Alokasi Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang JENIS PEMANFAATAN E. TN Ujung Kulon Kawasan Budidaya (1) Hutan Produksi (2) Tanaman Pangan Lahan Basah LOKASI Pantai pesisir barat dan selatan. Kecamatan Labuan, Bojong, Picung, Munjul, Angsana, Cigeulis, Cibaliung, Cimanggu, Sumur dan Cikeusik Kecamatan Karangtanjung, Cadasari, Pandeglang, Banjar, Cimanuk, Mandalawangi, Jiput, Cipeucang, Pagelaran, Panimbang, Cikeusik, Saketi, Cisata, Cikedal dan Menes. (3) Tanaman Pangan Lahan Kering (4) Tanaman Perkebunan (5) Tanaman Hortikultura (6) Agrowisata (7) Peternakan (8) Perikanan Laut (9) Perikanan Tambak (10) Kawasan Pariwisata (11) Kawasan Militer (12) Pemukiman Perkotaan (13) Pemukiman Pedesaan Sumber : RTRW Kabupaten Pandeglang Kecamatan Cadasari, Kaduhejo, Mandalawangi, Jiput, Menes, Saketi, Bojong, Picung, Munjul, Angsana, Cibaliung, Cigeulis, Cimanggu, Sumur dan Cikeusik. Kecamatan Bojong, Picung, Munjul, Cikeusik, Cibaliung dan Cimanggu. Kecamatan, Kaduhejo, Mandalawangi, Cimanuk, Jiput, Menes Kecamatan Menes, Pagelaran, Cigeulis, Panimbang, Mandalawangi dan Labuan Kecamatan Bojong, Munjul, Angsana dan Cibaliung. Kecamatan Labuan, Panimbang, Pagelaran, Patia, Sumur dan Cikeusik Kecamatan Labuan, Cikeusik dan Cimanggu. Kecamatan Labuan, Cimanuk, Cikedal, Mandalawangi, Panimbang, Sumur, Pandeglang, Saketi, Jiput, Banjar, Pagelaran, Patia, Cigeulis, Cimanggu dan Cikeusik Kecamatan Pagelaran dan Cimanggu. Di setiap Ibu Kota Kecamatan. Di seluruh Kecamatan.

20 70 Tabel IV.13 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan (Km) di Kabupaten Pandeglang Tahun Status Jalan Keadaan Negara Propinsi Kabupaten (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) I. Jenis Permukaan E. Diaspal F. Kerikil G. Tanah H. Tidak dirinci 169, , ,593 85,900 85, , ,250 80,780 17, ,250 80,780 17, ,200 21,700 41, ,410 80,780 17, ,410 80,780 17, ,727 21,700 41,700 II Kondisi Jalan E. Baik F. Sedang G. Rusak H. Rusak Berat 101,725 45,929 21, ,725 45,929 21, ,725 77,262 21,606 49,011 36,197 0,692 49,011 36,197 0,692 49, ,564 0, , ,224 90,950 87, , , ,610 51,890 86, ,760 65,190 21, , , ,248 87, , , ,908 51, , ,586 87,488 21,730 III. Kelas Jalan H. Kelas I I. Kelas II J. Kelas III K. Kelas IIIA L. Kelas IIIB M. Kelas IIIC N. Tidak dirinci 17, ,360 17, ,360 17, ,610 82,290 3,610 82,290 3, , , , ,600 21, ,950 21, ,950 21, ,940 Keterangan : (11) = (2) + (5) + (8) (12) = (3) + (6) + (9) (13) = (4) + (7) + (10)

21 71 Gambar IV.2 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Pandeglang Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Pandeglang

Propinsi BANTEN. Total Kabupaten/Kota

Propinsi BANTEN. Total Kabupaten/Kota Propinsi BANTEN Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 8 : 154 : Rp. 236.193 : Rp. 16.353 : Rp. 252.545 92 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN

09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN 09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN 98 Urea SP36 KCl Urea SP36 KCl Urea SP36 KCl Banten/ 1. Ciledug Kodya Tangerang 2. Larangan

Lebih terperinci

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 108/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 108/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 01 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 27/DPD RI/II/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN CIBALIUNG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN TINGKAT KECAMATAN DI LINGKUNGAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang No. 02/3604/Th. I, 3 Juli 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang 1 1 5.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN A. Keadaan Geografis Pantai Anyer a. Luas wilayah dan letak geografis 1 Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Propinsi Banten, terletak

Lebih terperinci

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA NO URUT KECAMATAN DESA/KEL REKAPITULASI HASIL PENDATAAN TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2013 1. KABUPATEN : PANDEGLANG 3. TAHUN ANGGARAN : 2013 2. PROVINSI : BANTEN 4. NO. KODE KABUPATEN : 01 5. NO. KODE PROVINSI

Lebih terperinci

Kabupaten Pandeglang. Data Agregat Per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANDEGLANG

Kabupaten Pandeglang. Data Agregat Per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANDEGLANG Kabupaten Pandeglang Data Agregat Per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANDEGLANG Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2008 Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PADA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN peubah dalam model yang akan membatasi keberhasilan model. Beberapa batasan yang dijadikan sebagai asumsi dalam model ini adalah : a. Laju pertambahan limbah dari industri yang masuk ke sungai mengikuti

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak Geografis, Topografi, Curah Hujan, dan Jenis Tanah Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5 50' - 6 21' Lintang Selatan dan 105 7' 106

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis 43 KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografis Provinsi Banten dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. Wilayah Provinsi Banten berasal dari sebagian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 151,4 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 151,4 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 151,4 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 14 TAHUN 2004 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2004

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 14 TAHUN 2004 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2004 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 14 TAHUN 2004 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BATAS JUMLAH SPP-UP PADA SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2003 SERI D.15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN KORIDOR PANDEGLANG SAKETI - LABUAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 783 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KECAMATAN DAN PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DI KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN PADA SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68%

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68% Kota Serang akan melipui enam kecamatan, yaitu Kecamatan Serang, Kasemen, Cipocok jaya, Walantaka, Curug, dan Taktakan. Kota Serang memiliki luas wilayah 266,74 km2 atau melipui 15,38 persen dari luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2013 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 37 TAHUN 2001 SERI D.11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 782 TAHUN : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2009-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYESUAIAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

2. KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI, KABUPATEN/KOTA DAN KECA PROVINSI BANTEN DAN MALUKU

2. KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI, KABUPATEN/KOTA DAN KECA PROVINSI BANTEN DAN MALUKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat membawa pengaruh besar di berbagai bidang kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam segala bidang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB V POTENSI KABUPATEN PANDEGLANG. A. Potensi Kabupaten Pandeglang. 1. Pertanian

BAB V POTENSI KABUPATEN PANDEGLANG. A. Potensi Kabupaten Pandeglang. 1. Pertanian BAB V POTENSI KABUPATEN PANDEGLANG A. Potensi Kabupaten Pandeglang 1. Pertanian Tanaman buah - buahan Durian, Manggis, Pisang dan Nenas Lokasi Kecamatan Cadasari, Banjar, Mandalawangi, Saketi, Panimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat- Nya, Alhamdulillah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pandeglang

Lebih terperinci

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI BANTEN KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 3601 PANDEGLANG 6 30 36 3602 LEBAK 15 25 40 3603 TANGERANG 7 36 43 3604 SERANG 15 15 30

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2009-2029

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2009-2029 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2009-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Kelurahan;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Kelurahan; SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN

BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN V.1 Analisa Indeks Prasarana Jalan (IPJ) V.1.1 Kualifikasi dan Pembobotan Variabel Indeks Prasarana Jalan Untuk mengestimasi skor IPJ di suatu wilayah, sebagaimana

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN 2011-2016 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 1 Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG KLAS 1A

KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG KLAS 1A KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG KLAS 1A Nomor : W.29.UI/ /SK/Kpn.Srg/V/2017 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI SERANG Nomor : W.29.UI/1147/SK/Kpn.Srg/VIII/2015 tanggal Oktober

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

dokumen dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan atas nama : Hasil rapat pleno rekapitulasi dukungan Bakal Pasangan Calon

dokumen dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan atas nama : Hasil rapat pleno rekapitulasi dukungan Bakal Pasangan Calon MODEL BA.7-KWK PERSEORANGAN REKAPITULASI DUKUNGAN BAKAL PASANGAN CALON PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI BANTEN TAHUN 2017 DI TINGKAT KABUPATEN PANDEGLANG Pada hari ini

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2015 Nama / Kegiatan PERKIRAAN BIAYA (Rp.) Volume Sumber PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA 1 Pelayanan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

ANALISA KARAKTERISTIK SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN KUDUS

ANALISA KARAKTERISTIK SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN KUDUS ANALISA KARAKTERISTIK SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN KUDUS M. Debby Rizani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H P R O V I N S I B A N T E N

P E M E R I N T A H P R O V I N S I B A N T E N P E M E R I N T A H P R O V I N S I B A N T E N Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Provinsi Banten Tahun 2014 I. Latar Belakang: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI BANTEN Sebelum penetapan kawasan strategis, Provinsi Banten telah memiliki Kawasan Andalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 42 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Makassar terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan pada koordinat 119 18 30.18 sampai 119 32 31.03 BT dan 5 00 30.18 sampai 5 14

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serang Tahun 2013 sebanyak 127.438 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Serang Tahun 2013 sebanyak 14 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang berada di ujung Barat

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi meliputi sistem perkotaan atau pusat permukiman dalam wilayah, dan sistem jaringan prasarana wilayah yang

Lebih terperinci

PROVINSI KOTA NAMA PUSKESMAS ALAMAT PUSKESMAS

PROVINSI KOTA NAMA PUSKESMAS ALAMAT PUSKESMAS PROVINSI KOTA NAMA PUSKESMAS ALAMAT PUSKESMAS Banten Kota Tangerang Selatan Setu Jl. Raya Puspitek No. 1 Ds. Setu, Kec. Setu Banten Kota Tangerang Selatan Kranggan Jl, Puspitek No. 1, Kec. Setu Banten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN PANDEGLANG: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ONE STOP TOURISM

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN PANDEGLANG: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ONE STOP TOURISM Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN PANDEGLANG: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ONE STOP TOURISM Pengenalan Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011

PENGUMUMAN PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 PENGUMUMAN PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 No. Fungsi / Urusan Program / Sumber Perkiraan Biaya Mulai Pelaksanaan Jenis Pengadaan Keterangan 1 Program

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB 2 POTENSI DAN REALITAS

BAB 2 POTENSI DAN REALITAS BAB 2 POTENSI DAN REALITAS 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Propinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau

Lebih terperinci