IMPLEMENTASI HYBRID PARALLELIZATION PADA ALGORITME GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT ERWANSYAH ADRIANTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI HYBRID PARALLELIZATION PADA ALGORITME GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT ERWANSYAH ADRIANTAMA"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI HYBRID PARALLELIZATION PADA ALGORITME GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT ERWANSYAH ADRIANTAMA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Implementasi Hybrid Parallelization pada Algoritme Global Pairwise Alignment adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2015 Erwansyah Adriantama NIM G

4 ABSTRAK ERWANSYAH ADRIANTAMA. Implementasi Hybrid Parallelization pada Algoritme Global Pairwise Alignment. Dibimbing oleh WISNU ANANTA KUSUMA. Algoritme pairwise alignment (PA) merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam penjajaran sekuens. PA terbagi menjadi 2 jenis yaitu global pairwise alignment (GPA) dan local pairwise alignment. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan ukuran data sekuens bertambah besar sehingga pemrosesan data tersebut akan memakan waktu yang sangat lama apabila hanya dikerjakan dalam satu prosesor. Oleh karena itu, suatu metode pemrosesan paralel dibutuhkan untuk mempersingkat waktu komputasi. Penelitian ini bertujuan mempercepat algoritme GPA menggunakan skema partisi data blocked columnwise dengan menggunakan metode hybrid parallelization. Hybrid parallelization dilakukan dengan menggabungkan metode sistem memori terdistribusi dengan sistem memori bersama. Hasil penelitian menunjukkan nilai speedup pada percobaan menggunakan 2, 3, dan 4 komputer masing-masing adalah 5.3, 6.9, dan 7.77 pada ukuran data pasang basa dan nilai efisiensi berturut-turut adalah 66%, 58%, dan 49%. Kinerja terbaik dicapai menggunakan 4 komputer, sedangkan skalabilitas memori terbaik diperoleh menggunakan 2 komputer. Kata kunci: hybrid parallelization, memori bersama, memori terdistribusi, pairwise alignment, pemrosesan paralel ABSTRACT ERWANSYAH ADRIANTAMA. Implementation of Hybrid Parallelization on Global Pairwise Alignment Algorithm. Supervised by WISNU ANANTA KUSUMA. Pairwise alignment (PA) algorithms is a method frequently used in sequence alignment. PA is divided into two kinds, i.e., global pairwise alignment (GPA) and local pairwise alignment. Rapid technology development produces huge sequence data. It will be time consuming if it is done by single processor. Therefore, it is necessary to use a parallel processing method to shorten the computation time. This research aims to accelerate GPA algorithm using blocked columnwise data partition scheme using hybrid parallelization. Hybrid parallelization is formed by combining distributed memory parallelization with shared memory parallelization. The results of this research showed the values of speedup using 2, 3, and 4 computers were 5.3, 6.9, and 7.77 respectively at the size of base pair long sequence data, and the efficiency values were 66%, 58%, dan 49%, respectively. The best performance is obtained by using 4 computers, meanwhile the best memory scalability is obtained by using 2 computers. Keywords: distributed memory, hybrid parallelization, pairwise alignment, parallel processing, shared memory

5

6 IMPLEMENTASI HYBRID PARALLELIZATION PADA ALGORITME GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT ERWANSYAH ADRIANTAMA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

7 Penguji: 1 Karlina Khiyarin Nisa, SKom MT 2 Husnul Khotimah, SKomp MKom

8 Judul Skripsi : Implementasi Hybrid Parallelization pada Algoritme Global Pairwise Alignment Nama : Erwansyah Adriantama NIM : G Disetujui oleh DrEng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014 ini ialah bioinformatika, dengan judul Implementasi Hybrid Parallelization pada Algoritme Global Pairwise Alignment. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1 Ayah dan ibu, Yuswan Farmanta dan Erny Emalia, yang telah memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang kepada penulis. 2 Bapak Wisnu Ananta Kusuma selaku pembimbing yang telah memberi banyak arahan kepada penulis. 3 Ibu Karlina Khiyarin Nisa dan Ibu Husnul Khotimah selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan. 4 Bapak Auriza Akbar yang banyak memberikan saran dalam pembuatan algoritme. 5 Teman teman Ilmu Komputer 48 yang telah mendukung saya dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2015 Erwansyah Adriantama

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE 2 Tahapan Penelitian 2 Lingkungan Pengembangan 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Implementasi Algoritme Hybrid Parallelization 5 Verifikasi Kebenaran Algoritme 8 Evaluasi Kinerja 9 SIMPULAN DAN SARAN 12 Simpulan 12 Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 13

11 DAFTAR GAMBAR 1 Tahapan penelitian 3 2 Skema hybrid parallelization pada partisi blocked columnwise 4 3 Pseudocode program GPA sekuensial (Akbar et al. 2015) 6 4 Pseudocode algoritme GPA dengan metode hybrid parallelization 6 5 Matriks inisialisasi menggunakan 4 komputer 7 6 Ilustrasi perhitungan matriks pada baris 1 kolom Matriks perhitungan algoritme GPA 8 8 Ilustrasi komunikasi data antar komputer 8 9 Perbandingan waktu eksekusi 9 10 Perbandingan speedup Perbandingan efisensi Perbandingan speedup dengan penelitian sebelumnya Perbandingan efisiensi dengan penelitian sebelumnya 11

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Penjajaran sekuens adalah cara untuk mengurutkan sekuens dari DNA, RNA atau protein untuk mengidentifikasi kemiripan pada tiap sekuensnya. Ada beberapa metode yang terdapat dalam penjajaran sekuens, salah satunya pairwise alignment. Algoritme pairwise alignment (PA) merupakan algoritme yang hanya dapat menjajarkan dua buah sekuens. Algoritme ini sangat efisien dalam perhitungan dan sering dipakai untuk metode yang tidak memerlukan presisi yang tinggi. PA menggunakan teknik pemrograman dinamis untuk memperoleh hasil penjajaran optimal dengan kompleksitas O(n 2 ), dengan n merupakan panjang sekuens, dengan asumsi kedua panjang sekuens sama (Akbar et al. 2015). Algoritme PA sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu global pairwise alignment (GPA) (Needleman dan Wunsch 1970) dan local pairwise alignment (Smith dan Waterman 1981). Perbedaan dari kedua algoritme ini adalah pemberian nilai negatif, apabila terdapat nilai negatif pada local pairwise alignment, nilai tersebut akan diubah menjadi nol. Perkembangan teknologi DNA sequencer yang semakin pesat, menyebabkan data yang akan diproses semakin besar. Salah satu solusi untuk mengatasi pertumbuhan data yang semakin besar adalah dengan mempercepat waktu komputasi dengan komputasi paralel. Komputasi paralel adalah metode mempercepat suatu proses dengan menggunakan banyak pemroses. Paralelisasi PA telah beberapa kali dilakukan, seperti CudaSW (Liu et al. 2013), ParAlign (Rognes 2001) dan paralelisasi menggunakan memori bersama dengan beberapa skema partisi oleh Akbar et al. (2015). Penelitian Akbar et al. (2015) menggunakan empat skema partisi untuk dibandingkan yaitu, row-wise, antidiagonal, blocked-columnwise, dan blocked-columnwise loop unrolling dengan penjadwalan manual. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa skema blocked-columnwise loop unrolling dengan penjadwalan manual merupakan skema yang memiliki efisiensi tertinggi. Paralelisasi dengan sistem memori terdistribusi menggunakan pustaka message passing interface (MPI) sangat memungkinkan menggunakan skema blocked-columnwise, akan tetapi tidak dapat diketahui apakah tiap thread dalam prosesor mengerjakan semua task secara merata. Oleh karena itu, penelitian ini menitikberatkan akselerasi algoritme GPA dengan skema partisi data blocked columnwise dengan menggunakan hybrid parallelization antara sistem memori terdistribusi dan sistem memori bersama untuk memaksimalkan kinerja keseluruhan thread. Hasil speedup dan efisiensi dari penelitian ini akan dibandingkan dengan algoritme GPA penelitian Akbar et al. (2015) yang menggunakan skema blocked column-wise menggunakan penjadwalan manual dan loop unrolling.

14 2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara memparalelkan algoritme GPA dengan menggunakan metode hybrid parallelization dan apakah hasil paralel tersebut akan lebih efisien daripada hasil paralel dengan menggunakan sistem memori bersama. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan akselerasi pada algoritme GPA dengan menggunakan hybrid parallelization antara memori terdistribusi dan memori bersama serta menghitung speedup dan efisiensi dari algoritme GPA yang diakselerasi. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan algoritme paralel dengan kinerja yang tinggi sehingga dapat mengurangi waktu komputasi penjajaran sekuens menggunakan algoritme GPA secara signifikan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada paralelisasi algoritme GPA dengan skema blocked column-wise menggunakan sistem memori terdistribusi dan skema row-wise menggunakan sistem memori bersama yang dikembangkan oleh Akbar et al. (2015). Paralelisasi dilakukan dengan menggunakan standar OpenMP pada sistem memori bersama dan message passing interface (MPI) pada sistem memori terdistribusi. Data yang digunakan dibangkitkan secara acak dengan jumlah 1000, 2000, 4000, 8000, dan pasang basa. METODE Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu implementasi algoritme, verifikasi kebenaran algoritme, dan evaluasi kinerja. Pada implementasi algoritme dilakukan penerapan skema hybrid parallelization terhadap algoritme GPA. Verifikasi kebenaran algoritma merupakan proses membandingkan hasil dari skema hybrid parallelization dengan hasil yang valid. Proses terakhir yaitu evaluasi kinerja, yaitu membandingkan waktu eksekusi ratarata, speedup, dan efisiensi. Gambar 1 merupakan ilustrasi dari metode penelitian.

15 3 Implementasi algoritme hybrid parallelization Verifikasi kebenaran algorime Evaluasi kinerja Gambar 1 Tahapan penelitian Algoritme hybrid parallelization diimplementasikan pada 3 percobaan, yaitu paralelisasi dengan menggunakan 2, 3, dan 4 komputer. Masing-masing percobaan tersebut akan dihitung waktu eksekusi, speedup, dan besar efisensi. Implementasi algoritme hybrid parallelization Global pairwise alignment merupakan algoritme yang digunakan untuk mengukur kemiripan 2 rangkaian DNA. Algoritme ini menerapkan prinsip dynamic programming dengan kompleksitas n 2. Perhitungan skor pada setiap sel matriks GPA dilihat dari skor tertinggi dari 3 kemungkinan arah penjajaran yaitu atas, kiri dan diagonal. Skor atas dan kiri dihitung dengan mengurangi skor GAP dan skor pada sel tersebut. Skor diagonal dihitung dengan melihat similarity pada kedua residu DNA yang disejajarkan. Apabila kedua residu sama, maka skor ditambahkan dengan skor MATCH, sedangkan apabila tidak sama, maka skor ditambahkan dengan skor MISMATCH. Implementasi paralel dilakukan dengan menggabungkan dua metode yaitu, memori terdistribusi dan memori bersama. Standar pada sistem memori terdistribusi menggunakan MPI dengan memakai pustaka MPICH2, sedangkan pada sistem memori bersama menggunakan OpenMP. Skema yang digunakan adalah skema blocked columnwise yang dikembangkan oleh Akbar et al. (2015). Meskipun efisiensi dan speedup terbaik diperoleh dari skema blocked columnwise dengan loop unrolling, implementasi skema tersebut sulit diimplementasikan. Desain paralelisasi menggunakan Foster s design methodology yang terdiri dari empat tahapan yaitu partitioning, communication, agglomeration, dan mapping (Quinn 2003). Berikut penjelasan masing-masing tahapan Foster s design methodology pada algoritme paralel ini. 1 Partitioning Pada tahapan ini, dilakukan pembagian data dan komputasi menjadi bentuk yang lebih sederhana atau dapat disebut sebagai task. Jumlah kolom matriks GPA pada tahap ini akan dibagi sesuai dengan banyaknya komputer yang digunakan, sedangkan jumlah baris akan dibagi berdasarkan jumlah thread yang ada pada tiap komputer yang digunakan. Sehingga tiap komputer tidak harus mengerjakan semua kolom. 2 Communication Penentuan komunikasi antar task dilakukan pada tahap ini. Komunikasi antar komputer pemroses data dilakukan dengan menggunakan MPI_Send dan MPI_Recv. Komunikasi melibatkan thread yang mengerjakan baris i pada prosesor k dengan thread yang mengerjakan baris i pada prosesor sebelumnya (k-1) dan prosesor sesudahnya (k+1). Tiap-tiap prosesor akan mengirimkan data pada kolom terakhirnya ke kolom pertama prosesor sesudahnya.

16 4 3 Agglomeration Tahapan ini dilakukan penggabungan task untuk mengatur beban kerja pada tiap pemroses data. Tiap komputer pada skema ini akan mendapatkan jumlah data sebanyak m n/p dengan m dan n adalah panjang dua sekuens yang digunakan dan p adalah banyak komputer pemroses data yang digunakan. 4 Mapping Tahapan ini dilakukan penyerahan task pada tiap-tiap komputer. Komputer ke-k akan menerima data dengan panjang kolom (k n/p)+1 sampai kolom (k+1) n/p dengan baris sebanyak m, dengan m dan n adalah panjang data sekuens pertama dan kedua serta p adalah jumlah komputer. Data tersebut akan diolah per baris oleh masing-masing thread yang terdapat dalam masingmasing komputer secara rowwise. Gambar 2 menunjukan skema partisi yang akan digunakan pada 3 komputer dan 4 thread. Komputer 1 Komputer 2 Komputer 3 Thread Gambar 2 Skema hybrid parallelization pada partisi blocked columnwise Verifikasi kebenaran algoritme Verifikasi kebenaran algoritme dilakukan dengan membandingkan data hasil algoritme GPA yang sudah diparalelkan dengan metode hybrid dengan hasil algoritme sekuensial dari penelitian Akbar et al. (2015) sebagai pembanding hasil yang valid. Verifikasi dilakukan dengan menggunakan data berjumlah 1000, 2000, 4000, 8000, dan pasang basa. Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan waktu eksekusi, speedup dan efisiensi dengan jumlah komputer yang beragam dan dengan hasil komputasi algoritme sekuensialnya. Waktu eksekusi diambil dari rata-rata waktu eksekusi program dengan sepuluh kali pengulangan. Perhitungan nilai speedup dan efisiensi masing-masing dilakukan menggunakan Persamaan 1 dan 2 (Grama et al. 2003). S = Ts Tp (1)

17 5 E = S P (2) Nilai speedup (S) didapatkan dari hasil bagi antara waktu eksekusi sekuensial (Ts) dengan waktu eksekusi paralel (Tp). Efisiensi (E) didapat dengan membagi speedup (S) dengan jumlah prosesor (P). Dalam penelitian ini jumlah prosesor adalah jumlah keseluruhan thread yang dipakai dalam setiap percobaan. Speedup terbesar akan dibandingkan dengan program algoritme GPA sistem memori bersama dengan menggunakan blocked-columnwise dengan penjadwalan manual dan loop unrolling hasil penelitian Akbar et al. (2015) pada lingkungan dan data yang sama. Efisiensi pada penelitian ini menggunakan jumlah thread sebagai pembagi karena data yang diproses secara paralel dilakukan dengan memaksimalkan tiap thread pada setiap core komputer. Alasan menggunakan jumlah thread sebagai pembagi adalah karena hybrid parallelization menggunakan library OpenMP yang memparalelkan data antar-thread. Lingkungan Pengembangan Spesifikasi perangkat keras yang digunakan pada penelitian ini adalah empat buah komputer dengan CPU Intel Core i GHz dengan 4 core CPU dengan masing-masing core memiliki 1 thread dan memiliki RAM 4 GB, serta OS Ubuntu Saucy Salamander. Perangkat lunak yang digunakan adalah Sublime text 2.0.2, GCC compiler dengan OpenMP, dan library MPICH2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dimulai dengan penjelasan bagaimana implementasi dari algoritme hybrid parallelization, kemudian dilanjutkan dengan verifikasi kebenaran algoritme dan diakhiri dengan membandingkan nilai efisiensi dan speedup. Berikut adalah hasil dan pembahasan dari penelitian ini. Implementasi Algoritme Hybrid Parallelization Algoritme sekuensial yang dipakai dalam penelitian ini merupakan algoritme GPA sekuensial dari hasil penelitian Akbar et al. (2015). Gambar 3 merupakan pseudocode dari algoritme sekuensial. Mengacu pada Gambar 3, pseudocode yang memiliki bagian looping akan diparalelkan. Implementasi hybrid parallelization dimulai dengan mengaktifkan fungsi thread pada pustaka MPI menggunakan MPI_Init_thread dengan value MPI_MULTIPLE agar semua thread dapat melakukan komunikasi antar prosesor. Berikutnya kolom matriks GPA dibagi menjadi blok-blok berdasarkan jumlah komputer pemroses yg tersedia. Pembagian blok kolom untuk pengerjaan dengan memori terdistribusi dilakukan secara manual.

18 6 MATCH = +1 MISMATCH = -1 GAP = -3 SIMILARITY(a,b) if a == b return MATCH else return MISMATCH PAIRWISE-ALIGNMENT For i=1 to m For j=1 to n diag =Score i-1,j-1 +SIMILARITY(Xi, Yj) i-1,j-1 diag = Score i-1,j-1 + SIMILARITY Scorei,j = MAX { up =Score i-1,j + GAP (X i,y j) up = Score i-1,j + GAP + left = left Score = i,j-1 Score + i, GAP j-1 + GAP Return Score Gambar 3 Pseudocode program GPA sekuensial (Akbar et al. 2015) Penentuan kolom pertama (jfirst) dilakukan dengan rumus (rank n/p)+ 1 dan penentuan kolom terakhir (jlast) dilakukan dengan rumus (rank+1) n/p dengan rank adalah tag tiap komputer pemroses data, n adalah panjang sekuens DNA kedua dan p adalah jumlah keseluruhan komputer pemroses data. Ketika data sudah diterima pada setiap komputer, data tersebut akan dikerjakan secara paralel antar-thread dengan sistem memori bersama secara row-wise. Apabila data tersebut sudah mencapai jlast, data akan dikirim oleh thread ke prosesor berikutnya pada baris yang sama. Gambar 4 adalah pseudocode dari algoritme hybrid paralellization. MATCH = +1 MISMATCH = -1 GAP = -3 SIMILARITY(a,b) If a == b return MATCH else return MISMATCH endif HYBRID-PARALLELIZATION rank = MPI_Comm_rank Jfirst = rank*n/p + 1 Jlast = (rank+1)*n/p $OMP Parallel static,1 For i=1 to n If not first processor MPI_Recv(Scorei,jfirst-1, source processor, source thread) // receive data EndIf For j=jfirst to jlast While up is empty Wait EndWhile diag diag =Score = Score i-1,j-1 i-1,j-1 +SIMILARITY(Xi, + Yj) (X i,y j) Scorei,j = MAX { up = up Score =Score + GAP i-1,j + i-1,j GAP left = left Score = Score i, j-1 + GAP i,j-1 + GAP EndFor If not last processor MPI_Send(Scorei,jlast, destination processor, destination thread) EndIf EndFor $OMP Parallel End Return Score Gambar 4 Pseudocode algoritme GPA dengan metode hybrid parallelization

19 7 Algoritme pada Gambar 4 memiliki beberapa subproses, yaitu inisialisasi matriks, perhitungan skor, dan komunikasi antar komputer pemroses. 1 Inisialisasi matriks Proses ini akan membentuk matriks kosong sebagai matriks inisiliasi sesuai dengan jumlah thread dan komputer yang akan digunakan dalam paralelisasi. Kolom matriks (i) akan dibagi sesuai dengan jumlah komputer yang dipakai dan baris matriks (j) akan dibagi secara merata sebanyak jumlah thread pada setiap komputer. Gambar 5 mengilustrasikan inisialisasi matriks dengan menggunakan 4 komputer dengan masing-masing komputer memiliki 4 thread. GAP Komputer 1 Komputer 2 Komputer 3 Komputer 4 GAP G G C T T T G C Thread 1 Thread 2 Thread 3 A C G Thread 4 T Gambar 5 Matriks inisialisasi menggunakan 4 komputer 2 Perhitungan skor pada matriks Perhitungan skor dimulai dengan mengisi skor awal pada baris dan kolom GAP di matriks. Untuk setiap sel berikutnya skor akan dihitung dengan menggunakan Persamaan 3. diag diag = = Score Scorei-1,j-1 + SIMILARITY (Xi,Yj) i-1,j-1+similarity(xi, Score i,j = MAX { up = up Scorei-1,j =Score + GAP i-1,j+ GAP (3) left = left = Score i, j-1 + GAP Scorei,j-1 + GAP Nilai SIMILARITY ditentukan dengan melihat kecocokan dari potongan sekuens DNA yang akan disejajarkan. Jika kedua potongan tersebut sama, maka nilai SIMILARITY akan diisi dengan menggunakan nilai MATCH, jika berbeda, maka nilai diisi dengan menggunakan nilai MISMATCH. Nilai MATCH, MISMATCH, dan GAP masing-masing adalah 1, -1, dan -3. Gambar 6 dan Gambar 7 memperlihat proses perhitungan skor pada matriks GPA. Score 1,1 = MAX(diag, up, left) = MAX(Score 0,0 + SIMILARITY(X 1,1), Score 0,1 + GAP, Score 1,0 + GAP) = MAX( 0 + MISMATCH, (-3) + (-3), (-3) + (-3) ) = MAX(-1, -6, -6) Score 1,1 = -1 Gambar 6 Ilustrasi perhitungan matriks pada baris 1 kolom 1

20 8 Komputer 1 Komputer 2 Komputer 3 Komputer 4 GAP G G A T T T G C GAP Thread 1 A Thread 2 C Thread 3 G Thread 4 T Gambar 7 Matriks perhitungan algoritme GPA 3 Komunikasi data antar komputer Data pada kolom pertama satu komputer menerima data dari kolom terakhir komputer sebelumnya. Hal tersebut diketahui sebagai komunikasi antar komputer. Gambar 8 merupakan ilustrasi dari komunikasi yang terjadi pada dua komputer. Gambar 8 Ilustrasi komunikasi data antar komputer Verifikasi Kebenaran Algoritme Implementasi algoritme GPA yang digunakan telah diuji konsistensinya dengan membandingkan hasil dengan algoritme GPA sekuensial yang dipakai pada penelitian Akbar et al. (2015). Pengujian dilakukan dengan data yang memiliki ukuran yang berbeda, yaitu dengan panjang 1000, 2000, 4000, 8000, dan pasang basa. Seperti yang terlihat pada Tabel 1, semua keluaran algoritme hybrid parallelization yang dihasilkan serupa dengan algoritme sekuensial. Dapat disimpulkan bahwa implementasi algoritme hybrid parallelization 100% sesuai dengan algoritme sekuensial. Tabel 1 Perbandingan hasil algoritme Data (bp) Skor algoritme Skor algoritme hybrid sekuensial

21 9 Evaluasi Kinerja Analisis waktu eksekusi rata-rata Analisis waktu eksekusi dilakukan dengan mengambil waktu rata-rata pada 10 kali pengujian pada jumlah penggunaan komputer yang berbeda. Perhitungan waktu eksekusi menggunakan fungsi MPI_Wtime. Gambar 9 menunjukkan bahwa algoritme hybrid parallelization yang diterapkan pada 3 percobaan menunjukan pengurangan waktu eksekusi yang signifikan dibanding algoritme sekuensial pada ukuran data lebih dari 4000 pasang basa. Pengujian pada data berjumlah 1000 pasang basa belum menunjukan perbedaan waktu eksekusi yang signifikan. Hal tersebut ditunjukan oleh selisih waktu eksekusi antara algoritme sekuensial dengan 3 percobaan paralelisasi yang bernilai di bawah 0.1 detik. Selisih waktu eksekusi mulai mengalami peningkatan pada jumlah data 4000 pasang basa. Selisih waktu eksekusi terbesar diperoleh pada jumlah data pasang basa dengan menggunakan 4 komputer. Lampiran 1 menampilkan nilai waktu eksekusi dari algoritme sekuensial dan 3 percobaan paralelisasi untuk jumlah data 1000, 2000, 4000, 8000, dan pasang basa. Waktu eksekusi Waktu Ekskusi (detik) (detik) Ukuran Data data (bp) (bp) Sekuensial 2 Komputer 3 Komputer 4 Komputer Sekuensial 2 Komputer 3 Komputer 4 Komputer Gambar 9 Perbandingan waktu eksekusi Analisis speedup Analisis speedup dilakukan dengan membandingkan jumlah pemakaian komputer pada proses paralel. Seperti yang terlihat pada Gambar 10, speedup tertinggi dicapai dengan menggunakan 4 komputer dengan nilai 7.77 pada pasang basa, sedangkan pada ukuran data yang sama, yang terendah dicapai menggunakan 2 komputer dengan nilai Hal ini disebabkan beban masingmasing komputer yang besar sehingga menghasilkan speedup yang kecil. Percobaan menggunakan 4 komputer menunjukan peningkatan speedup yang signifikan pada jumlah data 4000 pasang basa sampai 8000 pasang basa yang disebabkan oleh waktu komunikasi yang lebih besar dibanding waktu eksekusi pada data dibawah 4000 pasang basa. Lampiran 1 menampilkan perbandingan speedup tiap percobaan.

22 Speedup Speedup Ukuran Data data (bp) 2 komputer 2 Komputer 3 komputer 3 Komputer 4 komputer 4 Komputer Gambar 10 Perbandingan speedup Analisis efisiensi Perhitungan efisiensi dilakukan dengan membagi speedup dengan jumlah thread yang dipakai oleh keseluruhan komputer yang digunakan dalam percobaan. Gambar 11 menunjukan bahwa efisiensi dengan menggunakan 2 komputer merupakan efisiensi tertinggi dengan nilai 66% dan 4 komputer merupakan yang terendah dengan nilai 49% pada ukuran data pasang basa. Efisiensi pada 4 komputer yang kecil menunjukkan speedup yang dicapai tidak sebanding dengan pemakaian memori. Lampiran 1 menunjukan nilai perbandingan pada keseluruhan percobaan Efisiensi 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Ukuran Data data (bp) 2 komputer 2 Komputer 3 komputer 3 Komputer 4 komputer 4 Komputer Gambar 11 Perbandingan efisensi Perbandingan dengan penelitian sebelumnya Penelitian serupa dilakukan oleh Akbar et al. (2015) yaitu memparalelisasi algoritme GPA menggunakan sistem memori terdistribusi. Dari beberapa skema yang digunakan, skema blocked-columnwise dengan penjadwalan manual dan loop unrolling memberikan hasil paling optimal. Berikutnya akan dilakukan perbandingan antara speedup dan efisiensi dari algoritme hybrid parallelization yang menggunakan 4 komputer dengan algoritme GPA menggunakan skema blocked-columnwise dengan penjadwalan manual dan loop unrolling. Perbandingan speedup dan efisiensi dilakukan pada penggunaan 4 komputer

23 karena percobaan menggunakan 4 komputer mengalami penurunan waktu eksekusi yang terbesar dibanding algoritme GPA sekuensial. Gambar 12 memperlihatkan peningkatan speedup yang signifikan dari penelitian ini yang bernilai 7.77 jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang bernilai 3.59 pada ukuran data pasang basa. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pada program hasil penelitian ini cukup baik. Pada data 1000 sampai 4000 pasang basa, speedup program dengan implementasi hybrid justru lebih kecil dibandingkan implementasi paralel sistem memori bersama. Percobaan yang sudah dilakukan menunjukan bahwa penyebab hal ini adalah communication overhead yang lebih besar dari waktu komputasi pada masing-masing komputer Speedup Speedup Ukuran data (bp) Penelitian ini Penelitian Akbar et al. (2015) Gambar 12 Perbandingan speedup dengan penelitian sebelumnya Gambar 13 menunjukkan bahwa efisiensi pada penelitian ini yang bernilai 49% lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang bernilai 89.7%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa skalabilitas pemakaian thread tidak cukup baik. 100% 80% Efisiensi Efisiensi 60% 40% 20% 0% Ukuran data (bp) (bp) Penelitian ini Penelitian Akbar et et al. al. (2015) Gambar 13 Perbandingan efisiensi dengan penelitian sebelumnya

24 12 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini berhasil menerapkan hybrid parallelization antara sistem memori bersama dan sistem memori terdistribusi dengan skema blockedcolumnwise. Speedup yang dihasilkan pada penelitian ini pada percobaan 2, 3, dan 4 komputer masing-masing adalah 5.3, 6.9, dan 7.77 pada ukuran data pasang basa. Nilai speedup terbaik dari ketiga percobaan dua kali lipat lebih besar dari nilai speedup terbaik dari penelitian Akbar et al. (2015) yang sebesar Hasil efisiensi setiap percobaan tergolong kecil yaitu 66%, 58%, dan 49%. Nilai efisiensi pada percobaan yang memiliki speedup terbaik justru jauh lebih rendah dari efisiensi terbaik dari penelitan Akbar et al. (2015) yang sebesar 89.7% pada ukuran data pasang basa. Penyebab hal ini adalah ongkos komunikasi antar komputer terlalu besar, sehingga menyebabkan penurunan efisiensi. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mengembangkan algoritme ini dengan menggunakan hybrid paralelization menggunakan sistem memori terdistribusi dengan GPU, menambahkan gap extension pada data dan penggunaan data yang lebih besar. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan hasil speedup dan efisensi pemrosesan paralel. Perbaikan pada skema pembagian data juga dapat mengatasi masalah komunikasi antar komputer. DAFTAR PUSTAKA Akbar AR, Sukoco H, Kusuma WA Comparison of data partitioning schema of parallel pairwise alignment on shared memory system. TELKOMNIKA. 13(2):694. doi: /telkomnika.v13i Grama A, Gupta A, Karypis G, Kumar V Introduction to Parallel Computing. Ed ke-2. Edinburgh (GB): Benjamin/Cummings. Liu Y, Wirawan A, Schmidt B CUDASW++ 3.0: accelerating Smith- Waterman protein database search by coupling CPU and GPU SIMD instructions. BMC Bioinformatics. 14(1):117. Needleman SB, Wunsch CD A general method applicable to the search for similarities in the amino acid sequence of two protein. Journal of Molecular Biology. 48(3): doi: / (70) Quinn MJ Parallel Programming in C with MPI and OpenMP. New York (US): McGraw-Hill. Rognes T ParAlign: a parallel sequence alignment algorithm for rapid and sensitive database searches. Nucleic Acids Research. 29(7): Smith TF, Waterman MS Identification of common molecular subsequences. Journal of Molecular Biology. 147(1): doi: / (81)

25 13 Lampiran 1 Hasil eksekusi program penelitian Data 1000 bp Waktu eksekusi (detik) Pengulangan Sekuensial komputer komputer komputer Waktu rata-rata Speedup Efisiensi 9% 4% 3% Data 2000 bp Waktu eksekusi (detik) Pengulangan Sekuensial komputer komputer komputer Waktu rata-rata Speedup Efisiensi 20% 10% 7%

26 14 Lanjutan Data 4000 bp Waktu eksekusi (detik) Pengulangan Sekuensial komputer komputer komputer Waktu rata-rata Speedup Efisiensi 46% 27% 16% Data 8000 bp Waktu eksekusi (detik) Pengulangan Sekuensial komputer komputer komputer Waktu rata-rata Speedup Efisiensi 62% 47% 39%

27 15 Lanjutan Data bp Waktu eksekusi (detik) Pengulangan Sekuensial komputer komputer komputer Waktu rata-rata Speedup Efisiensi 66% 58% 49%

28 16 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1993 di Medan (Sumatera Utara). Lulus dari SMAN 47 Jakarta Selatan pada tahun 2011 dan penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis pernah bergabung di dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer sebagai anggota divisi edukasi dan bekerja sebagai asisten praktikum penerapan komputer dan algoritme dan pemrograman pada departiemen Ilmu Komputer IPB Dramaga.

AKSELERASI GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT DENGAN SKEMA PARTISI BLOCKED COLUMN-WISE PADA SISTEM MEMORI TERDISTRIBUSI MAULANA RIZAL IBRAHIM

AKSELERASI GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT DENGAN SKEMA PARTISI BLOCKED COLUMN-WISE PADA SISTEM MEMORI TERDISTRIBUSI MAULANA RIZAL IBRAHIM AKSELERASI GLOBAL PAIRWISE ALIGNMENT DENGAN SKEMA PARTISI BLOCKED COLUMN-WISE PADA SISTEM MEMORI TERDISTRIBUSI MAULANA RIZAL IBRAHIM DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SKEMA PARTISI DATA ALGORITME PAIRWISE ALIGNMENT PARALEL PADA SISTEM SHARED MEMORY AURIZA RAHMAD AKBAR

PERBANDINGAN SKEMA PARTISI DATA ALGORITME PAIRWISE ALIGNMENT PARALEL PADA SISTEM SHARED MEMORY AURIZA RAHMAD AKBAR PERBANDINGAN SKEMA PARTISI DATA ALGORITME PAIRWISE ALIGNMENT PARALEL PADA SISTEM SHARED MEMORY AURIZA RAHMAD AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Program Dinamis pada Penyejajaran Sekuens dengan Algoritma Smith Waterman

Penerapan Algoritma Program Dinamis pada Penyejajaran Sekuens dengan Algoritma Smith Waterman Penerapan Algoritma Program Dinamis pada Penyejajaran Sekuens dengan Algoritma Smith Waterman Afif Bambang Prasetia (13515058) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian implementasi pemrograman paralel dalam deteksi tepi menggunakan metode operator Sobel dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C++. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

Pendekatan Dynamic Programming untuk Menyelesaikan Sequence Alignment

Pendekatan Dynamic Programming untuk Menyelesaikan Sequence Alignment Pekatan Dynamic Programming untuk Menyelesaikan Sequence Alignment Ray Andrew Obaja Sinurat - 13515073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel

Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel OLEH : SUPRIYANTO (G651090191) OKE HENDRADHY (G651090101) KAMALUDDIN MAHFUDZ (G651090231) DEPARTEMEN

Lebih terperinci

NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL

NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL Untuk Shared-Memory Model Global Local Untuk Distributed Memory Machine Parameter suatu konstanta yang sudah dikomunikasikan antar prosesor. Umum +, x, if else endif ; while

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA

PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA Eko Adi Sarwoko Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Perancangan arsitektur pemaralelan merupakan salah satu tahap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dari masing masing metode computing dan juga analisa dari hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan pada waktu proses dengan

Lebih terperinci

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU)

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi.

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. PARALLEL PROCESSING Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah satu teknik melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Muhammad Indra NS - 23515019 1 Program Magister Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL

NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL Untuk Shared-Memory Model Global Local Untuk Distributed Memory Machine Parameter Æ suatu konstanta yang sudah dikomunikasikan antar prosesor. Umum +, x, Å if else endif

Lebih terperinci

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN David Soendoro Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Alamat: Jalan Ganeca No.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Cluster PC Multicore Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh algortima paralel pada kinerja komputasi paralel. Untuk itu konfigurasi hardware disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer

Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer Novan Parmonangan Simanjuntak(13509034) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) 1 Machudor Yusman, 2 Anie Rose Irawati, 3 Achmad Yusuf Vidyawan 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan

Lebih terperinci

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE Murti Retnowo Jurusan Manajemen Informatika, UTY, Yogyakarta e-mail: nowo.yogya@gmail.com ABSTRAK Penelitian dalam pemrosesan

Lebih terperinci

AES pipeline yang diharapkan. Implementasinya akan menggunakan prosedur komunikasi MPI point-to-point send-receive untuk aliran proses penyandian.

AES pipeline yang diharapkan. Implementasinya akan menggunakan prosedur komunikasi MPI point-to-point send-receive untuk aliran proses penyandian. 7 Studi Pustaka Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan semua informasi atau literatur yang terkait dengan penelitian. Informasi tersebut didapat dari buku, internet, dan artikel yang

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH Kode MK: TSK-617 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pengajar : Eko Didik Widianto, ST, MT Semester : 6 KONTRAK PEMBELAJARAN Nama

Lebih terperinci

10. PARALLEL PROCESSING

10. PARALLEL PROCESSING 10. PARALLEL PROCESSING Parallel Processing Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MODEL PARALEL HYBRID DENGAN MPI DAN OPENMP PADA METODE CONJUGATE GRADIENT ANGGI HARYO SAKSONO

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MODEL PARALEL HYBRID DENGAN MPI DAN OPENMP PADA METODE CONJUGATE GRADIENT ANGGI HARYO SAKSONO ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MODEL PARALEL HYBRID DENGAN MPI DAN OPENMP PADA METODE CONJUGATE GRADIENT ANGGI HARYO SAKSONO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

OPTIMISASI PUSTAKA UNTUK PERKALIAN MATRIKS MENGGUNAKAN ALGORITMA STRASSEN BERBASIS OPENCL

OPTIMISASI PUSTAKA UNTUK PERKALIAN MATRIKS MENGGUNAKAN ALGORITMA STRASSEN BERBASIS OPENCL OPTIMISASI PUSTAKA UNTUK PERKALIAN MATRIKS MENGGUNAKAN ALGORITMA STRASSEN BERBASIS OPENCL Arvin 1), Sutrisno 2), Pujianto Yugopuspito 3) 1),2),3) Teknik Informatika, Universitas Pelita Harapan UPH Tower,

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPUTASI PARALEL PADA ALGORITMA TREE BASED OF CONSISTENCY OBJECTIVE FUNCTION FOR EVALUATION ALIGNMENT

KAJIAN KOMPUTASI PARALEL PADA ALGORITMA TREE BASED OF CONSISTENCY OBJECTIVE FUNCTION FOR EVALUATION ALIGNMENT KAJIAN KOMPUTASI PARALEL PADA ALGORITMA TREE BASED OF CONSISTENCY OBJECTIVE FUNCTION FOR EVALUATION ALIGNMENT (T-COFFEE) DALAM MASALAH MULTIPLE SEQUENCE ALIGNMENT Muhammad Fauzan 1, Gatot Fatwanto Hertono

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITME FAKTORISASI PENYARING KUADRIK BESERTA IMPLEMENTASINYA SECARA PARALEL RADEN BAGUS DIMAS PUTRA

ANALISIS ALGORITME FAKTORISASI PENYARING KUADRIK BESERTA IMPLEMENTASINYA SECARA PARALEL RADEN BAGUS DIMAS PUTRA ANALISIS ALGORITME FAKTORISASI PENYARING KUADRIK BESERTA IMPLEMENTASINYA SECARA PARALEL RADEN BAGUS DIMAS PUTRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM DINAMIS DENGAN ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH PADA PENSEJAJARAN DNA DAN PROTEIN

IMPLEMENTASI PROGRAM DINAMIS DENGAN ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH PADA PENSEJAJARAN DNA DAN PROTEIN IMPLEMENTASI PROGRAM DINAMIS DENGAN ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH PADA PENSEJAJARAN DNA DAN PROTEIN Joseph Rich Aryanto Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Aswin Swastika¹, Z.k. Abdurahman Baizal², Rimba Widhiana Ciptasari³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Aswin Swastika¹, Z.k. Abdurahman Baizal², Rimba Widhiana Ciptasari³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH SEBAGAI ALAT BANTU MENDETEKSI PLAGIARISME SOURCE CODE (STUDI KASUS : TUGAS PRAKTIKUM LABORATORIUM COMMON STT TELKOM) ANALISYS AND IMPLEMENTATION OF

Lebih terperinci

TEMPORAL QUESTION ANSWERING SYSTEM BAHASA INDONESIA ADI DARLIANSYAH

TEMPORAL QUESTION ANSWERING SYSTEM BAHASA INDONESIA ADI DARLIANSYAH TEMPORAL QUESTION ANSWERING SYSTEM BAHASA INDONESIA ADI DARLIANSYAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 TEMPORAL QUESTION ANSWERING

Lebih terperinci

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut : PC Intel Core2Duo 1.8 GHz RAM 2 GB VGA GeForce 7600GT 256 MB

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut : PC Intel Core2Duo 1.8 GHz RAM 2 GB VGA GeForce 7600GT 256 MB dapat dipecah ke dalam tiga proses yaitu query weighting, scoring, dan sorting. Proses pertama, query weighting adalah pemboboton setiap term pada query yang akan ditemukembalikan. Proses selanjutnya,

Lebih terperinci

Deskripsi. Buku Ajar 3/1/2010. Pengajar. Materi Kuliah. Materi Kuliah #2. Komputasi Paralel. Kuliah 01: Pendahuluan

Deskripsi. Buku Ajar 3/1/2010. Pengajar. Materi Kuliah. Materi Kuliah #2. Komputasi Paralel. Kuliah 01: Pendahuluan // Komputasi Paralel Kuliah : Pendahuluan Yeni Herdiyeni http://www.cs.ipb.ac.id/~yeni/paralel Departemen Ilmu Komputer IPB Semester Genap Deskripsi Membahas kebutuhan dan klasifikasi mesin paralel (SISD,

Lebih terperinci

PENJAJARAN LOKAL SEKUEN DNA MENGGUNAKAN ALGORITME SMITH-WATERMAN FARIZ ASHAR HIMAWAN

PENJAJARAN LOKAL SEKUEN DNA MENGGUNAKAN ALGORITME SMITH-WATERMAN FARIZ ASHAR HIMAWAN PENJAJARAN LOKAL SEKUEN DNA MENGGUNAKAN ALGORITME SMITH-WATERMAN FARIZ ASHAR HIMAWAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: DNA, bioinformatika, sekuens, Needleman-Wunsch, Lempel-Ziv, algoritma pensejajaran DNA, frase sempurna

ABSTRAK. Kata kunci: DNA, bioinformatika, sekuens, Needleman-Wunsch, Lempel-Ziv, algoritma pensejajaran DNA, frase sempurna ABSTRAK Ilmu Bioinformatika meneliti tentang perubahan yang dialami oleh DNA, serta membantu memberikan tanda terhadap mutasi genetika yang terjadi. Untuk membandingkan sekuens DNA dan mencari tahu bagaimana

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI

PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, dilakukan analisis pendahuluan dari waktu eksekusi algoritma Shell sort dan Quick sort untuk mengetahui titik perpotongan data antara kedua algoritma. Setelah

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA QUICKSORT, 3 WAY QUICKSORT, DAN RADIXSORT SKRIPSI PLOREN PERONICA PASARIBU

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA QUICKSORT, 3 WAY QUICKSORT, DAN RADIXSORT SKRIPSI PLOREN PERONICA PASARIBU ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA QUICKSORT, 3 WAY QUICKSORT, DAN RADIXSORT SKRIPSI PLOREN PERONICA PASARIBU 131421038 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Artificial Neural Network Artificial neural network (ANN) / jaringan saraf tiruan adalah konsep yang merefleksikan cara kerja dari jaringan saraf biologi kedalam bentuk artificial

Lebih terperinci

PARALELISASI MULTIPLE SEQUENCE ALIGNMENT ASRIL ADI SUNARTO

PARALELISASI MULTIPLE SEQUENCE ALIGNMENT ASRIL ADI SUNARTO PARALELISASI MULTIPLE SEQUENCE ALIGNMENT ASRIL ADI SUNARTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA TERNARY COMMA CODE (TCC) DAN LEVENSTEIN CODE DALAM KOMPRESI FILE TEXT SKRIPSI ZULAIHA YULANDARI

PERBANDINGAN ALGORITMA TERNARY COMMA CODE (TCC) DAN LEVENSTEIN CODE DALAM KOMPRESI FILE TEXT SKRIPSI ZULAIHA YULANDARI PERBANDINGAN ALGORITMA TERNARY COMMA CODE (TCC) DAN LEVENSTEIN CODE DALAM KOMPRESI FILE TEXT SKRIPSI ZULAIHA YULANDARI 121401140 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANDASAN TEORI 2.1 Komputasi Paralel Teknologi komputasi paralel sudah berkembang lebih dari dua dekade, penggunaannya semakin beragam mulai dari kebutuhan perhitungan di laboratorium fisika nuklir,

Lebih terperinci

PENJAJARAN GLOBAL SEKUEN DNA MENGGUNAKAN ALGORITME NEEDLEMAN-WUNSCH AGUNG WIDYO UTOMO

PENJAJARAN GLOBAL SEKUEN DNA MENGGUNAKAN ALGORITME NEEDLEMAN-WUNSCH AGUNG WIDYO UTOMO PENJAJARAN GLOBAL SEKUEN DNA MENGGUNAKAN ALGORITME NEEDLEMAN-WUNSCH AGUNG WIDYO UTOMO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor

Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor Murni dan Tri Handhika Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok {murnipskm, trihandika}@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR

UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR oleh: MOH. KHAWARIZMIE ALIM F14101030 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

OPTIMALISASI ALGORITMA DAN QUERY DENGAN MENGEKSPLOITASI KEMAMPUAN PROSESOR MULTI-CORE STUDI KASUS: PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA PERPAJAKAN PNS

OPTIMALISASI ALGORITMA DAN QUERY DENGAN MENGEKSPLOITASI KEMAMPUAN PROSESOR MULTI-CORE STUDI KASUS: PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA PERPAJAKAN PNS i Tesis OPTIMALISASI ALGORITMA DAN QUERY DENGAN MENGEKSPLOITASI KEMAMPUAN PROSESOR MULTI-CORE STUDI KASUS: PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA PERPAJAKAN PNS ANTONIUS BIMA MURTI WIJAYA No. Mhs.: 115301622/PS/MTF

Lebih terperinci

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Vandika, Kinerja Algoritma Paralel untuk Pencarian Kata dengan Metode Boyer-Moore Menggunakan PVM KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Maria Angela Kartawidjaja

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya pada perkembangan komputer. Adapun salah satu teknologi yang mendukung cepatnya perhitungan

Lebih terperinci

Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor

Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor 1 Murni dan 2 Tri Handhika 1,2 Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok 1 murnipskm@sta.gunadarma.ac.id,

Lebih terperinci

Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy

Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy Irdham Mikhail Kenjibriel (13508111) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

OPERASI MATRIKS. a 11 a 12 a 13 a 14 A = a 21 a 22 a 23 a 24 a 31 a 32 a 33 a 34 a 41 a 42 a 43 a 44

OPERASI MATRIKS. a 11 a 12 a 13 a 14 A = a 21 a 22 a 23 a 24 a 31 a 32 a 33 a 34 a 41 a 42 a 43 a 44 OPERASI MATRIKS Topik yang akan dibahas transpose perkalian TRANSPOSE Definisi: a 11 a 12 a 13 a 14 A = a 21 a 22 a 23 a 24 a 31 a 32 a 33 a 34 a 41 a 42 a 43 a 44 a 11 a 21 a 31 a 41 A T = a 12 a 22 a

Lebih terperinci

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA)

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Muhammad Ismail Faruqi / 13503045 PROGRAM

Lebih terperinci

Sequence Alignment Menggunakan Algoritma Smith Waterman 1

Sequence Alignment Menggunakan Algoritma Smith Waterman 1 Sequence Menggunakan Algoritma Smith Waterman 1 1 Inte Christinawati Bu ulölö, 2 Nopelina Simamora, 3 Sabar Tampubolon, 4 Allan Pinem Politeknik Informatika Del Jl. Sisingamangaraja, Sitoluama Kabupaten

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL

KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C7 KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL Andri Lesmana Wanasurya 1) Maria Angela Kartawidjaja 2) 1) Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma

Lebih terperinci

Model Pemrograman Paralel

Model Pemrograman Paralel Model Pemrograman Paralel Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Lab Embedded, Siskom - Undip @2011 eko didik widianto (siskom undip) SK617 Pengolahan Paralel 1 / 22 Pengolahan Paralel Pokok Bahasan Konsep

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Dalam bab ini akan dibahas mengenai pemanfaatan cluster untuk melakukan komputasi paralel dengan OCTAVE MPITB. Program yang digunakan sebagai uji coba adalah program perkalian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITME ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) SECARA PARALEL SAYED ZULFIKAR

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITME ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) SECARA PARALEL SAYED ZULFIKAR ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITME ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) SECARA PARALEL SAYED ZULFIKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1, Hal.: 13-18 ISSN 1978-1873 ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT Machudor Yusman, Aristoteles* dan Anie Rose Irawati Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS 120803060 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Citra Digital Citra merupakan gambar yang merepresentasikan sesuatu. Citra dapat berupa gambar dari sebuah atau kumpulan obyek. Citra digital merupakan citra yang dapat diolah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pengolahan Paralel : AK012215 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Agar mahasiswa mengerti akan apa yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode rapid application development (RAD), dengan alur pengerjaan sebagai berikut: Gambar

Lebih terperinci

MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA. oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM :

MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA. oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM : MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM : 622009010 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Sistem Komputer Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Needleman-Wunsch sebagai Salah Satu Implementasi Program Dinamis pada Pensejajaran DNA dan Protein

Penerapan Algoritma Needleman-Wunsch sebagai Salah Satu Implementasi Program Dinamis pada Pensejajaran DNA dan Protein Penerapan lgoritma Needleman-Wunsch sebagai Salah Satu Implementasi Program Dinamis pada Pensejajaran DN dan Protein Muhamad Reza Firdaus Zen 1, Sila Wiyanti Putri 2, Muhamad Fajrin Rasyid 3 Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Rancangan Arsitektur Sistem Arsitektur sistem yang akan dikembangkan dari penelitian ini terdiri dari 2 Komponen, yaitu: Komponen pertama adalah Komponen web, yaitu bagian

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA Andri Lesmana Wanasurya Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Indonesia andri.lesmana@atmajaya.ac.id Maria

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Skenario Pengujian Program aplikasi diimplementasikan pada sebuah PC quadcore dan cluster 4 PC quadcore untuk mendapatkan perbandingan kinerja antara algoritma paralel

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA KOMPRESI ARITHMETIC CODING PADA FILE TEKS DAN CITRA DIGITAL SKRIPSI SARIFAH

ANALISIS KINERJA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA KOMPRESI ARITHMETIC CODING PADA FILE TEKS DAN CITRA DIGITAL SKRIPSI SARIFAH ANALISIS KINERJA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA KOMPRESI ARITHMETIC CODING PADA FILE TEKS DAN CITRA DIGITAL SKRIPSI SARIFAH 061401090 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan Multiprocessor - Time Sharing Arsitektur dan Organisasi Komputer Disusun Oleh: Iis Widya Harmoko Ronal Chandra Yoga Prihastomo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur Agenda Agenda presentasi adalah

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SISTEM IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT MENGGUNAKAN FUZZY LOCAL BINARY PATTERN NGAKAN NYOMAN KUTHA KRISNAWIJAYA

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SISTEM IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT MENGGUNAKAN FUZZY LOCAL BINARY PATTERN NGAKAN NYOMAN KUTHA KRISNAWIJAYA KOMPUTASI PARALEL UNTUK SISTEM IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT MENGGUNAKAN FUZZY LOCAL BINARY PATTERN NGAKAN NYOMAN KUTHA KRISNAWIJAYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER) SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER) Minggu Media Tugas Referensi 1 Pendahuluan butuhan akan komputer paralel Quinn, Agar mahasiswa mengerti akan apa yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra

Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra Abduh Riski 1 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember riski.fmipa@unej.ac.id

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square

Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Tahir Arazi NIM : 1350505 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT

ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN ii Proses join query dalam sistem basis data terdistribusi

Lebih terperinci

Program Dinamis untuk Menyelesaikan Sequence Alignment

Program Dinamis untuk Menyelesaikan Sequence Alignment Program Dinamis untuk Menyelesaikan Sequence Alignment Harum Lokawati 13515109 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13515109@std.stei.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN RANCANGAN

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN RANCANGAN BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN RANCANGAN 3.1 Kebutuhan Program Hitung Dalam bab ini akan dibahas tentang perancangan algoritma yang dibagi menjadi perancangan tampilan dan perancangan program yang terdiri

Lebih terperinci

APLIKASI DYNAMIC PROGRAMMING DALAM ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH UNTUK PENJAJARAN DNA DAN PROTEIN

APLIKASI DYNAMIC PROGRAMMING DALAM ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH UNTUK PENJAJARAN DNA DAN PROTEIN APLIKASI DYNAMIC PROGRAMMING DALAM ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH UNTUK PENJAJARAN DNA DAN PROTEIN Dian Perdhana Putra - 13507096 Teknik Informatika ITB Jl. Ganesha 10 Bandung e-mail: if17096@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA) SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA) Minggu Media Tugas Referensi 1 Pendahuluan butuhan akan komputer paralel Quinn, Agar mahasiswa mengerti akan apa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Simulasi pemrograman paralel pada medan elektromagnetik berdimensi satu dengan metode Finite Difference Time Domain (FDTD) dilakukan untuk menampilkan secara grafis medan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1301

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1301 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1301 Evaluasi Kinerja Sparse Matrix-Vector Multiplication menggunakan Format Penyimpanan CSR dan BCSR pada MPI Performance Evaluation

Lebih terperinci

APLIKASI PARALEL BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN PUSTAKA MPICH DAN GLPK

APLIKASI PARALEL BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN PUSTAKA MPICH DAN GLPK APLIKASI PARALEL BRANCH AND BOUND UNUK MENELESAIKAN VEHICLE ROUING PROBLEM MENGGUNAKAN PUSAKA MPICH DAN GLPK F.X. Arunanto, Arie Hintono Jurusan eknik Informatika, Fakultas eknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

Desain dan Analisis Algoritma Modifikasi Hungarian untuk Permasalahan Penugasan Dinamis Pada Studi Kasus Permasalahan SPOJ Klasik 12749

Desain dan Analisis Algoritma Modifikasi Hungarian untuk Permasalahan Penugasan Dinamis Pada Studi Kasus Permasalahan SPOJ Klasik 12749 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Desain dan Analisis Algoritma Modifikasi Hungarian untuk Permasalahan Penugasan Dinamis Pada Studi Kasus Permasalahan SPOJ

Lebih terperinci

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Adityo Jiwandono, 13507015 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai komunitas di antaranya akademik, peneliti, bisnis dan industri dihadapkan pada pertambahan kebutuhan komputasi yang semakin besar dan komplek. Kebutuhan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMROGRAMAN PARALEL DALAM DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE OPERATOR SOBEL TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PEMROGRAMAN PARALEL DALAM DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE OPERATOR SOBEL TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PEMROGRAMAN PARALEL DALAM DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE OPERATOR SOBEL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Oleh:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE GENERATE AND TEST DALAM PENYELESAIAN PUZZLE 2048 BERBASIS MOBILE SKRIPSI

IMPLEMENTASI METODE GENERATE AND TEST DALAM PENYELESAIAN PUZZLE 2048 BERBASIS MOBILE SKRIPSI IMPLEMENTASI METODE GENERATE AND TEST DALAM PENYELESAIAN PUZZLE 2048 BERBASIS MOBILE SKRIPSI DEVINA PRATIWI HALIM 101401094 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 PeP- 115 Pemrosesan Paralel pada Menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI I/O PARALEL PADA ALGORITME ENKRIPSI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) MUHAMMAD ZULFIKAR HANDANA

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI I/O PARALEL PADA ALGORITME ENKRIPSI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) MUHAMMAD ZULFIKAR HANDANA ANALISIS DAN IMPLEMENTASI I/O PARALEL PADA ALGORITME ENKRIPSI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) MUHAMMAD ZULFIKAR HANDANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKLTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL PEMROSESAN KEBUTUHAN KOMPUTER Simulasi sirkulasi global laut di Oregon State University Lautan dibagi ke dalam 4096 daerah membentang dari timur ke barat, 1024 daerah membentang dari utara ke selatan dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU 060823001 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DAN DEKOMPRESI GAMBAR DIGITAL

IMPLEMENTASI ALGORITMA HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DAN DEKOMPRESI GAMBAR DIGITAL IMPLEMENTASI ALGORITMA HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DAN DEKOMPRESI GAMBAR DIGITAL KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER [SKRIPSI] ISABELLA JUDITHIO NIM. 0608605070 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci