KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL"

Transkripsi

1 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C7 KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL Andri Lesmana Wanasurya 1) Maria Angela Kartawidjaja 2) 1) Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jl. Jenderal Sudirman 51, Jakarta Indonesia ABSTRACT Institution have employees and usually calculating salaries that consist of various components, such as basic salary, allowance, tax, etc. In general, the calculation of payroll is carried out by serial computation using a single computer. This process is time-consuming especially for institution that has many employees with various status and condition. In this research we propose a parallel computation to do the calculation of employee s payroll, using three computers (each processor has minimum two cores) connected to a network and a Message Passing Interface (MPI) to create a virtual parallel platform. The result of our experiment indicates an acceptable performance, especially when the employee number is sufficiently large. By using two processors the speedup can reach up to 4.75 for six parallel process. Key words komputasi paralel, payroll; gaji karyawan; MPI.NET 1. Pendahuluan Banyak institusi memiliki karyawan dalam jumlah yang besar dan setiap periode waktu tertentu, umumnya bulanan, melakukan perhitungan gaji karyawan. Gaji setiap karyawan terdiri dari sejumlah komponen gaji, yaitu: gaji pokok, tunjangan fungsional, tunjangan resiko, tunjangan komunikasi, tunjangan jabatan struktural, tunjangan transport, iuran ikatan karyawan, potongan Jamsostek, iuran BPJS, potongan pajak, dsb. Setiap komponen gaji memiliki cara perhitungan yang berbeda, dan setiap karyawan dapat memiliki komponen gaji yang berbeda pula. Komponen gaji tertentu berkaitan dengan sejumlah faktor, misalnya golongan karyawan, status tanggungan pajak, presensi karyawan, dsb. Perhitungan gaji dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi payroll. Biasanya proses perhitungan gaji memakan waktu relatif lama dan membutuhkan lebih banyak waktu seiring dengan meningkatnya jumlah karyawan dan kompleksitas komponen gaji. Aplikasi payroll secara umum melakukan setiap proses perhitungan secara serial. Proses perhitungan gaji yang memakan waktu lama akan menghambat kinerja Departemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Department / HRD) pada suatu institusi, misalnya ketika proses perhitungan gaji sedang berjalan maka transaksi perubahan data karyawan tidak dapat dilakukan. Di era modern seperti saat ini, banyak komputer sudah memiliki prosesor multicore (dual core, quad core, hexa core, octa core, dst.) dan terhubung dengan komputer lainnya dalam suatu jaringan komputer. Proses perhitungan gaji secara serial belum memanfaatkan keunggulan dari prosesor multicore dan/atau beberapa komputer dalam jaringan komputer yang mampu melakukan proses secara paralel dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, aplikasi payroll yang dapat melakukan proses secara paralel memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi waktu proses perhitungan gaji. Sebagai ilustrasi, jika perhitungan gaji untuk satu orang karyawan memerlukan waktu satu detik maka dengan komputasi serial proses perhitungan gaji untuk 6000 orang karyawan akan memerlukan waktu 6000 detik (100 menit). Jika menggunakan komputasi paralel dengan dua proses yang berjalan bersamaan, diperkirakan waktu yang diperlukan mendekati 3000 detik (50 menit). Berdasarkan ilustrasi tersebut, waktu proses perhitungan gaji dengan komputasi paralel lebih efisien dibandingkan komputasi serial. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah meningkatkan efisiensi waktu proses perhitungan gaji melalui implementasi komputasi paralel. Untuk mendukung maksud dan tujuan ini, dibuat suatu prototipe aplikasi payroll yang dapat melakukan proses komputasi secara paralel. Metode penelitian terdiri atas tiga bagian utama, yaitu perancangan model sistem dan aplikasi, pembuatan aplikasi, serta pengujian melalui model percobaan. Tahap perancangan model sistem dilakukan untuk menentukan bagian dari proses perhitungan gaji yang dapat dipecah dan dijalankan secara paralel (paralelisasi), menentukan pembagian beban komputasi pada seluruh prosesor yang digunakan dalam proses perhitungan, dan menentukan pola komunikasi antar proses. Paralelisasi dengan membagi proses perhitungan gaji per karyawan, yaitu instruksi proses perhitungan gaji yang berulang dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap karyawan yang berbeda. Perancangan aplikasi untuk menentukan struktur data dalam tabel pada 39

2 C7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 Relational Database Management System (RDBMS) dan menentukan jenis aplikasi yang akan dibuat. Pembuatan aplikasi dilakukan berdasarkan rancangan yang sudah dibuat. Aplikasi dibuat dengan menggunakan Integrated Development Environment (IDE) Microsoft Visual Studio versi Framework.NET yang akan digunakan adalah versi 2.0 dan seluruh program akan ditulis dalam bahasa pemrograman C#. RDBMS yang akan digunakan adalah Microsoft SQL Server versi Tahap pengujian dilakukan melalui simulasi model percobaan dengan menggunakan data karyawan fiktif yang dibentuk di awal pengujian. Jumlah komponen gaji yang digunakan adalah empat belas, dan data karyawan yang digunakan sebanyak 1000 karyawan. Percobaan model pertama menggunakan dua buah komputer (satu komputer sebagai server basis data dan satu komputer lainnya untuk menjalankan proses perhitungan). Percobaan model kedua menggunakan tiga buah komputer (satu komputer sebagai server basis data dan dua komputer lainnya untuk menjalankan proses perhitungan). Seluruh komputer saling terhubung dalam jaringan komputer dengan topologi star. Komputer sebagai server basis data memiliki spesifikasi prosesor Intel Core i7-3630qm 2.4 GHz dan memori 8GB, sedangkan komputer untuk menjalankan proses perhitungan memiliki spesifikasi prosesor Intel Core i5-3230m 2.6 GHz dan memori 4GB. Pengujian menggunakan jumlah proses paralel yang berbeda, yaitu satu, dua, tiga, empat, dst. pada satu dan beberapa prosesor, dan juga dilakukan pengukuran besarnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses perhitungan gaji bagi seluruh karyawan. Dari hasil pengukuran dapat dihitung peningkatan kinerja komputasi paralel dengan menggunakan relative speedup sebagai metrik. Sampai dengan tulisan ini dibuat, belum ditemukan penelitian yang sudah dipublikasikan terkait komputasi paralel menggunakan Message Passing Interface (MPI).NET untuk melakukan perhitungan gaji karyawan. Penelitian komputasi paralel menggunakan MPI yang sudah pernah dilakukan di antaranya adalah untuk implementasi pengolahan paralel pola Williamson Array dalam Pembangunan Matriks skew-hadamard [1], dan untuk menghitung nilai akhir mata kuliah Metode Numerik di Jurusan Matematika Universitas Andalas [2]. Kedua penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini, baik dari sisi cara maupun langkah perhitungannya. Penelitian paralel untuk pola Williamson Array dalam Pembangunan Matriks skew-hadamard dan perhitungan nilai akhir mata kuliah Metode Numerik yang disebutkan di atas menggunakan MPI dengan bahasa pemrograman C, sedangkan penelitian ini menggunakan MPI.NET dengan bahasa pemrograman C#. C# adalah bahasa pemrograman dalam platform Microsoft.NET untuk komputasi berkinerja tinggi dengan fitur modern, object oriented programming (OOP), dan mendukung pengembangan aplikasi yang dapat terhubung melalui jaringan. Selain itu, penelitian ini menggunakan RDBMS untuk penyimpanan datanya dan hal ini tidak ditemukan dalam kedua penelitian terdahulu. Komputasi paralel adalah solusi yang menarik untuk mempercepat proses perhitungan gaji, di samping peningkatan kemampuan komputasi melalui pembaharuan perangkat keras seperti prosesor, memori, dan harddisk. Perangkat keras yang memiliki kinerja komputasi lebih tinggi dapat mempercepat proses perhitungan gaji, namun peningkatan ini tidak dapat berlangsung terus, karena akan dibatasi oleh kecepatan maksimum yang dapat dimiliki elektron-elektron (3 x 10 8 m/s) dan oleh jarak minimum antara elemen-elemen internal IC yang masih dapat diwujudkan. Dalam komputasi paralel, peningkatan kinerja komputasi dapat dicapai dengan menambahkan jumlah pemrosesan sesuai kebutuhan. Penambahan jumlah pemrosesan didasarkan pada jumlah inti prosesor, jumlah prosesor pada suatu komputer, dan jumlah komputer yang terhubung dalam suatu jaringan komputer. Di samping itu, pendistribusikan beban komputasi harus seimbang, dan komunikasi antar proses harus dibuat seminimal mungkin. Komputasi paralel selain meningkatkan efisiensi waktu proses, juga meningkatkan efisiensi penggunaan perangkat keras terutama prosesor dan memori. Dari penelitian ini dapat diketahui peningkatan efisiensi waktu proses perhitungan gaji dengan penggunaan komputasi paralel dan pengaruh jumlah proses paralel terhadap waktu proses perhitungan gaji. 2. Komputasi Paralel Suatu sistem komputasi paralel didefinisikan sebagai kombinasi dari algoritma paralel dan arsitektur komputer paralel yang digunakan dalam eksekusi program paralel. Dengan demikian kinerja sistem komputasi paralel perlu dievaluasi berdasarkan algoritma dan arsitekturnya. 2.1 Arsitektur Komputer Paralel Menurut Flynn, berdasarkan aliran instruksi dan aliran data, komputer dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok, yaitu Single Instruction Stream, Single Data Stream (SISD), Single Instruction Stream, Multiple Data Stream (SIMD), Multiple Instruction Stream, Single Data Stream (MISD), dan Multiple Instruction Stream, Multiple Data Stream (MIMD) [3][4]. Sistem komputer paralel termasuk dalam kelompok MIMD. Kelompok ini memiliki sejumlah prosesor yang masingmasing beroperasi pada sejumlah data. Berdasarkan ruang pengalamatan, sistem komputer MIMD dapat dibagi menjadi sistem multiprosesor dan sistem multikomputer. Sistem multiprosesor adalah sistem komputer paralel dengan pemakaian memori tunggal secara bersama-sama, sedangkan sistem 40

3 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C7 multikomputer adalah sistem komputer paralel dengan setiap CPU memiliki memorinya sendiri dan independen. Oleh karena sistem multikomputer menggunakan memori yang terpisah, diperlukan saluran interkoneksi untuk menghubungkan komputer-komputer tersebut. 2.2 Topologi Jaringan Komputer Saluran interkoneksi untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya dapat memiliki berbagai topologi di antaranya topologi bus, topologi ring, dan topologi star [5] seperti ditunjukkan pada Gambar 1, 2, dan 3. Gambar 1 Topologi bus Topologi bus adalah topologi yang paling sederhana. Topologi ini hanya menggunakan sebuah kabel coaxial di sepanjang node (komputer) dan umumnya pada ujung kabel coaxial tersebut dipasang konektor T sebagai kabel end to end. Gambar 2 Topologi ring Topologi ring adalah topologi yang menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dalam suatu rangkaian melingkar dengan bentuk mirip sebuah cincin. Topologi ini biasanya hanya untuk Local Area Network (LAN). Gambar 3 Topologi star Topologi star merupakan topologi yang menggunakan perangkat switch atau hub untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Pada penelitian ini, seluruh komputer yang digunakan dalam percobaan saling terhubung dalam jaringan komputer dengan topologi star. 2.3 Message Passing Interface (MPI) MPI adalah suatu sistem yang kompleks. Secara keseluruhan, MPI menyediakan 129 fungsi terkait pemrograman untuk komputasi paralel [6]. MPI sebagai salah satu protokol komunikasi dapat digunakan dalam pemrograman untuk komputasi paralel. Komunikasi dalam MPI dapat dilakukan baik secara point-to-point maupun secara collective. MPI digunakan untuk memberikan kinerja paralel yang tinggi, scalable, dan mudah dimigrasikan dari platform komputasi yang satu ke platform komputasi yang lain (portable). MPI banyak digunakan dalam komputasi paralel berkinerja tinggi [7][8][9]. MPI.NET adalah implementasi MPI untuk lingkungan pengembangan berbasis Microsoft.NET. MPI.NET menyediakan dukungan untuk seluruh bahasa pemrograman berbasis.net, terutama bahasa pemrograman C# [10]. C# merupakan salah satu bahasa pemrograman untuk komputasi berkinerja tinggi (High- Performance Computing) [11] dengan fitur modern dan kompatibilitas yang baik dengan berbagai RDBMS. 2.4 Speedup Untuk mengukur kinerja komputasi paralel ada beberapa metrik yang lazim digunakan, misalnya waktu eksekusi, peningkatan kecepatan atau biasa disebut sebagai speedup, efisiensi prosesor dan memori, serta biaya komputasi. Salah satu metrik kinerja yang umum digunakan adalah speedup [12]. Secara umum speedup dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu absolute speedup dan relative speedup. Absolute speedup mengukur peningkatan kinerja suatu program paralel dibandingkan dengan program sekuensial yang memiliki waktu eksekusi paling singkat. Oleh karena program sekuensial yang paling cepat untuk suatu masalah belum tentu merupakan program sekuensial yang paling cepat untuk masalah lain, maka sebagai program sekuensial diambil program aplikasi yang umum digunakan untuk memecahkan masalah. Relative speedup mengukur peningkatan kinerja yang diperoleh dengan menjalankan suatu program paralel pada sejumlah prosesor dibandingkan terhadap program paralel yang sama yang dijalankan pada satu prosesor. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran seberapa besar peningkatan kinerja yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah prosesor yang bekerja bersama-sama, sehingga wajar untuk 41

4 C7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 menggunakan relative speedup sebagai metrik. Secara matematis relative speedup didefinisikan sebagai: T1 Sp... (1) T p dengan T 1 dan T p masing-masing adalah waktu eksekusi program paralel pada satu dan pada p prosesor. 3. Hasil Percobaan Seluruh percobaan yang dilakukan menggunakan data karyawan fiktif yang dibentuk di awal pengujian dan menggunakan komponen gaji sebanyak empat belas, yaitu: 1. Gaji Pokok 2. Tunjangan Fungsional 3. Tunjangan Resiko 4. Tunjangan Komunikasi 5. Tunjangan Jabatan Struktural 1 6. Tunjangan Jabatan Struktural 2 7. Tunjangan Transport 8. Bruto Gaji 9. Iuran Ikatan Karyawan 10. Potongan Jamsostek 11. Iuran BPJS TK-JP 12. Iuran BPJS Kesehatan 13. Potongan Pajak 14. Netto Gaji Data karyawan yang digunakan sebanyak 1000 karyawan. Masing-masing karyawan memiliki rincian data pribadi, status pekerja, status tanggungan pajak, departemen, golongan, langkah, kelompok, posisi, status PHK, NPWP, presensi kehadiran kerja, dan jabatan jika menjabat struktural. Contoh hasil perhitungan gaji untuk salah satu karyawan dalam percobaan ditunjukkan pada Gambar 4. Percobaan dengan model pertama dilakukan dengan menggunakan jumlah proses paralel satu hingga dua belas. Untuk masing-masing jumlah proses paralel dilakukan percobaan sebanyak lima kali, sehingga total percobaan yang dilakukan untuk model pertama sebanyak 60 kali. Hasil percobaan model pertama ditunjukkan pada Tabel 1. Percobaan dengan model kedua dilakukan dengan menggunakan jumlah proses paralel dua, empat, enam, delapan, sepuluh, dan dua belas. Untuk masing-masing jumlah proses paralel dilakukan percobaan sebanyak lima kali, sehingga total percobaan yang dilakukan untuk model kedua sebanyak 30 kali. Hasil percobaan model kedua ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 1 Hasil percobaan model pertama Jumlah Proses Paralel Model Pertama Waktu Proses Rata-Rata (milidetik) Relative Speedup Tabel 2 Hasil percobaan model pertama dan kedua Jumla h Model Pertama Model Kedua Waktu Proses Waktu Proses Proses Relative Relative Rata-Rata Rata-Rata Paralel Speedup Speedup (milidetik) (milidetik) Gambar 4 Contoh hasil perhitungan gaji salah satu karyawan Perbandingan relative speedup terhadap jumlah proses paralel pada percobaan model pertama dapat dilihat pada Gambar 5, sedangkan perbandingan relative speedup antara percobaan model pertama dan kedua dapat dilihat pada Gambar 6. 42

5 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C7 menghasilkan kinerja komputasi dan relative speedup yang lebih baik. Gambar 5 Perbandingan relative speedup model pertama. Percobaan dalam penelitian ini masih menggunakan jumlah data dan komputer yang terbatas. Penelitian masih berjalan dan akan dilakukan percobaan lain dengan jumlah data yang lebih banyak, peningkatan jumlah komputer, dan penambahan model percobaan. Penelitian komputasi paralel ini masih mungkin untuk dikembangkan dengan menambah jumlah dan variasi komponen gaji yang memiliki cara perhitungan lebih kompleks. Kemungkinan pengembangan lainnya adalah penerapan komputasi paralel untuk aplikasi selain payroll, misalnya simulasi perhitungan anggaran perusahaan, simulasi perubahan suku bunga bagi nasabah perbankan, dsb. Gambar 6 Perbandingan relative speedup model pertama dan kedua. 4. Kesimpulan Dari penelitian dan hasil percobaan yang diperoleh dapat disimpulkan: Komputasi paralel pada aplikasi payroll dapat meningkatkan efisiensi waktu proses perhitungan gaji. Kinerja komputasi dan relative speedup meningkat sejalan dengan penambahan proses paralel sampai jumlah tertentu. Dari hasil percobaan ini, penambahan proses paralel sampai dengan empat, baik pada percobaan model pertama maupun kedua, masih menghasilkan peningkatan kinerja komputasi dan relative speedup yang signifikan. Jumlah proses paralel yang terlalu banyak, lebih dari empat dalam percobaan ini, menghasilkan waktu proses rata-rata yang tidak konsisten terhadap jumlah proses paralelnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan kemampuan komputer yang menyimpan basis data dan kapasitas jaringan komputer. Penggunaan jumlah komputer yang lebih banyak dengan jumlah proses paralel yang tepat dapat REFERENSI [1] Suharini, Y. S. dan Indriasari, M., 2014, Implementasi Pengolahan Paralel Pola Williamson Array dalam Pembangunan Matriks skew-hadamard, Jurnal IPTEK 9 (1): 1-7. [2] Bahri, S., 2010, Pemograman Paralel Untuk Menghitung Nilai Akhir Mata Kuliah Metode Numerik di Jurusan Matematika Unand, Working Paper, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas (Unpublished). [3] Hwang, K., 1993, Advanced Computer Architecture: Parallelism, Scalability, Programmability, New York: McGraw-Hill. [4] Hennessy, J. L. dan Patterson, D. A., 2012, Computer Architecture: A Quantitative Approach, 5 th ed., San Francisco: Morgan Kaufmann. [5] Wilkinson, B. dan Allen, M., 2005, Parallel Programming: Techniques and Applications Using Networked Workstations and Parallel Computers, 2 nd ed, New Jersey: Prentice Hall. [6] Foster, I., 1994, Designing and Building Parallel Programs: Concepts and Tools for Parallel Software Engineering, Boston: Addison-Wesley Publishing. [7] Sayatan, S. et al., 2006, High Performance and Scalable MPI over InfiniBand with Reduced memory Usage: An In depth Performance Analysis, Proceedings of the 2006 ACM/IEEE conference on Supercomputing. [8] Message Passing Interface Forum, MPI: A Message Passing Interface Standard, [9] Message Passing Interface Forum, MPI: Extension to the Message Passing Interface, [10] Tanpa tahun, MPI.NET: High-Performance C# Library for Message Passing, diakses tanggal [11] Willcock, J. et al., 2002, Using MPI with C# and the Common Language Infrastructure, Indiana University Computer Science Department Technical Report 570. [12] Culler, D. et al., 1997, Parallel Computer Architecture: A Hardware/Software Approach, San Francisco: Morgan Kaufmann. 43

6 C7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 Andri Lesmana Wanasurya, memperoleh gelar S.T. dari Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Saat ini sebagai mahasiswa Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Maria Angela Kartawidjaja, memperoleh gelar M.Kom. dan Doktor dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia pada tahun 1994 dan Saat ini sebagai staf pengajar Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dari tahun 1985 hingga saat ini. 44

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA Andri Lesmana Wanasurya Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Indonesia andri.lesmana@atmajaya.ac.id Maria

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH Kode MK: TSK-617 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pengajar : Eko Didik Widianto, ST, MT Semester : 6 KONTRAK PEMBELAJARAN Nama

Lebih terperinci

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL PEMROSESAN KEBUTUHAN KOMPUTER Simulasi sirkulasi global laut di Oregon State University Lautan dibagi ke dalam 4096 daerah membentang dari timur ke barat, 1024 daerah membentang dari utara ke selatan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

ORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA

ORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA ORGANISASI KOMPUTER II STMIK AUB SURAKARTA Umumnya sistem multiprosesor menggunakan dua hingga selusin prosesor. Peningkatan sistem multiprosesor menggunakan jumlah prosesor yang sangat banyak ratusan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pengolahan Paralel : AK012215 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Agar mahasiswa mengerti akan apa yang dimaksud

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu:

PENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu: PENGOLAHAN PARALEL PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Komputer Paralel Dahulu: Ilmu klasik didasarkan pada observasi, teori dan eksperimen Observasi dari fenomena menghasilkan hipotesa Teori dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER) SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER) Minggu Media Tugas Referensi 1 Pendahuluan butuhan akan komputer paralel Quinn, Agar mahasiswa mengerti akan apa yang dimaksud

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

PENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Vandika, Kinerja Algoritma Paralel untuk Pencarian Kata dengan Metode Boyer-Moore Menggunakan PVM KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Maria Angela Kartawidjaja

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan Multiprocessor - Time Sharing Arsitektur dan Organisasi Komputer Disusun Oleh: Iis Widya Harmoko Ronal Chandra Yoga Prihastomo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur Agenda Agenda presentasi adalah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA) SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA) Minggu Media Tugas Referensi 1 Pendahuluan butuhan akan komputer paralel Quinn, Agar mahasiswa mengerti akan apa

Lebih terperinci

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi.

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. PARALLEL PROCESSING Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah satu teknik melakukan

Lebih terperinci

Kebutuhan pengolahan paralel

Kebutuhan pengolahan paralel PEMROSESAN PARALEL Kebutuhan pengolahan paralel Motivasi : Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. Contoh : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

>> KLASIFIKASI ARSITEKTURAL

>> KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Sri Supatmi,S.Kom >> KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Ada 3 skema klasifikasi arsitektural sistem komputer, yaitu: 1. Klasifikasi Flynn Didasarkan pada penggandaan alur instruksi dan alur data dalam sistem komputer.

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi & Arsitektur Komputer Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagianbagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

10. PARALLEL PROCESSING

10. PARALLEL PROCESSING 10. PARALLEL PROCESSING Parallel Processing Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARSITEKTURAL

KLASIFIKASI ARSITEKTURAL ArKom 02 (Klasifikasi Sistem Komputer) PDF 2 / 1-9 KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Ada 3 skema klasifikasi arsitektural sistem komputer, yaitu: 1. Klasifikasi Flynn Didasarkan pada penggandaan alur instruksi

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1, Hal.: 13-18 ISSN 1978-1873 ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT Machudor Yusman, Aristoteles* dan Anie Rose Irawati Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Super computer . Perkembangan Science dan Komputasi Numerik Fenomena Alam Observasi Hypotesis Percobaan untuk Pembuktian Percobaa n fisik Teori Komputasi numerik (simulasi) Fenomena Alam : Suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dari masing masing metode computing dan juga analisa dari hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan pada waktu proses dengan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KOMPUTER. Satu CPU yang mengeksekusi instruksi satu persatu dan menjemput atau menyimpan data satu persatu.

ARSITEKTUR KOMPUTER. Satu CPU yang mengeksekusi instruksi satu persatu dan menjemput atau menyimpan data satu persatu. ARSITEKTUR KOMPUTER Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Klasifikasi Arsitektur komputer (Michael Flynn), berdasarkan karakteristiknya termasuk banyaknya processor, banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

Deskripsi. Buku Ajar 3/1/2010. Pengajar. Materi Kuliah. Materi Kuliah #2. Komputasi Paralel. Kuliah 01: Pendahuluan

Deskripsi. Buku Ajar 3/1/2010. Pengajar. Materi Kuliah. Materi Kuliah #2. Komputasi Paralel. Kuliah 01: Pendahuluan // Komputasi Paralel Kuliah : Pendahuluan Yeni Herdiyeni http://www.cs.ipb.ac.id/~yeni/paralel Departemen Ilmu Komputer IPB Semester Genap Deskripsi Membahas kebutuhan dan klasifikasi mesin paralel (SISD,

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor

Arsitektur Komputer. Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Arsitektur Komputer Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Klasifikasi Arsitektur komputer (Michael Flynn), berdasarkan karakteristiknya termasuk banyaknya processor, banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL

ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL JETri, Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN 1412-0372 ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto* Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANDASAN TEORI 2.1 Komputasi Paralel Teknologi komputasi paralel sudah berkembang lebih dari dua dekade, penggunaannya semakin beragam mulai dari kebutuhan perhitungan di laboratorium fisika nuklir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, teknologi informasi jaringan komputer akan memegang peranan yang sangat menentukan dalam kompetisi di dunia mendatang. Keberhasilan dalam menguasai teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Cluster PC Multicore Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh algortima paralel pada kinerja komputasi paralel. Untuk itu konfigurasi hardware disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. BAB 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Database merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan aplikasi berbasis teknologi informasi. Dalam berbagai jenis aplikasi, database digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem menurut jefrry fitzgerald [ jog05 ] atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem menurut jefrry fitzgerald [ jog05 ] atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem menurut jefrry fitzgerald [ jog05 ] sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) 1 Machudor Yusman, 2 Anie Rose Irawati, 3 Achmad Yusuf Vidyawan 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan

Lebih terperinci

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE Murti Retnowo Jurusan Manajemen Informatika, UTY, Yogyakarta e-mail: nowo.yogya@gmail.com ABSTRAK Penelitian dalam pemrosesan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (computer based

BAB III LANDASAN TEORI. menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (computer based BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Sebuah sistem informasi tidak harus melibatkan komputer, tetapi dalam prakteknya sistem informasi lebih sering dikait-kaitkan dengan komputer. Sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. xiv. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. xiv. 1.1 Latar Belakang xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memarkir mobil pada sebuah tempat yang terbatas memerlukan penanganan yang baik. Hal ini untuk mencegah terjadinya kemacetan pada areal parkir. Pada areal parkir

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PERANGKAT LUNAK BERBASIS VIRTUAL MACHINE

PENGEMBANGAN SISTEM PERANGKAT LUNAK BERBASIS VIRTUAL MACHINE PENGEMBANGAN SISTEM PERANGKAT LUNAK BERBASIS VIRTUAL MACHINE Amil Ahmad Ilham, Novi Nur Rahmilah Ayu M Program Studi S1 Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Perpustakaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sebelum membahas tentang sistem informasi akademik, perlulah memahami konsep dasar sistem informasi terlebih dahulu. Untuk memahami tentang konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Toko Melody Agung adalah sebuah toko yang bergerak pada bidang penjualan dan pembelian alat-alat elektronik seperti AC, kulkas, tv dan lain sebagainya. Terletak

Lebih terperinci

Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer

Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer Novan Parmonangan Simanjuntak(13509034) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 PeP- 115 Pemrosesan Paralel pada Menggunakan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel

Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel OLEH : SUPRIYANTO (G651090191) OKE HENDRADHY (G651090101) KAMALUDDIN MAHFUDZ (G651090231) DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang semakin maju ini, banyak komunitas seperti di bidang kedokteran, penelitian, bisnis maupun akademik yang membutuhkan komputasi yang cepat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut. Untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Distributor adalah sebuah badan atau perseorangan yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen dalam jumlah besar. Kinerja distributor cukup berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjualan, pembelian, dan inventori merupakan hal yang paling penting dari sebuah perusahaan. Tanpa pencatatan yang baik dalam penjualan, pembelian maupun inventori,

Lebih terperinci

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM Iwan Pratama Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang Ignatius.iwan93@gmail.com Abstract Parallel computing

Lebih terperinci

Komputasi Paralel Sebagai Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Komputasi

Komputasi Paralel Sebagai Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Komputasi Thomas Anung Basuki Komputasi Paralel Sebagai Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Komputasi Intisari Makalah ini membahas komputasi paralel pada jaringan komputer menggunakan PVM. Untuk memperjelas,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation)

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation) BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap dari proses implementasi system merupakan bagian dari pengembangan system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation) Merupakan

Lebih terperinci

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2)

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2016 Pokok Bahasan Pendahuluan Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan STMIK AMIKOM Purwokerto merupakan perguruan tinggi komputer yang memiliki 2 program studi unggulan, yaitu program studi sistem informasi dan teknik

Lebih terperinci

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU)

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam pembuatan laporan serta pengambilan keputusan pimpinan.

BAB II LANDASAN TEORI. dalam pembuatan laporan serta pengambilan keputusan pimpinan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Wulandari (2012) melakukan penelitian pada PT BIG Surabaya yaitu menganalisis dan merancang sistem yang mengatasi kesalahan dalam pencatatan data presensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang sudah semakin maju ini, keamanan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia pada setiap waktu (Navratilova,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu kerangka kerja yang sangat

BAB III LANDASAN TEORI. antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu kerangka kerja yang sangat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Sistem informasi berasal dari dua kata yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu kerangka kerja yang sangat terpadu serta

Lebih terperinci

Tugas Arsitektur Komputer Lanjut

Tugas Arsitektur Komputer Lanjut Tugas Arsitektur Komputer Lanjut Nama : Dedi triyanto NIM : 0504 Soal 1.1 Integer arithmetic 45000 x 1 45000 Data transfer 000 x 4000 Floating point 15000 x 0000 Control transfer 8000 x 1000 + Total (C)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Informasi dibangun oleh dua unsur yaitu sistem dan informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Informasi dibangun oleh dua unsur yaitu sistem dan informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem Informasi dibangun oleh dua unsur yaitu sistem dan informasi. Untuk lebih jelas mengenai Sistem Informasi maka akan diuraikan lebih jelas

Lebih terperinci

Materi 1: Pendahuluan

Materi 1: Pendahuluan Materi 1: Pendahuluan I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Mengapa Belajar Organisasi Komputer? Komputer mrpkn jantung dari komputasi tanpa komputer semua disiplin ilmu2 di bidang

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 59-64, Agustus 2001, ISSN : 1410-8518 KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT Suhartono Jurusan Matematika UNDIP

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman :: Pendahuluan

Bahasa Pemrograman :: Pendahuluan Bahasa Pemrograman :: Julio Adisantoso ILKOM IPB 20 Pebruari 2011 Deskripsi Konsep bahasa pemrograman (functional programming, logic programming, concurent programming, imperative programming, object oriented

Lebih terperinci

PARALEL BLOK FAKTORISASI QR DALAM SISTEM MEMORI TERSEBAR MULTIKOMPUTER BERBASIS MPI-LINUX

PARALEL BLOK FAKTORISASI QR DALAM SISTEM MEMORI TERSEBAR MULTIKOMPUTER BERBASIS MPI-LINUX PARALEL BLOK FAKTORISASI QR DALAM SISTEM MEMORI TERSEBAR MULTIKOMPUTER BERBASIS MPI-LINUX Abdul Rochman Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti ABSTRAK: Dalam tulisan

Lebih terperinci

Pengantar Komputer. Jaringan Komputer. Salhazan Nasution, S.Kom

Pengantar Komputer. Jaringan Komputer. Salhazan Nasution, S.Kom Pengantar Komputer Jaringan Komputer Salhazan Nasution, S.Kom Jaringan Komputer 2 Pengertian Jaringan Komputer sebuah rangkaian dua atau lebih komputer yang dihubungkan satu sama lain dengan sebuah sistem

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi 1.1. Definisi Sitem Terdistribusi Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring kebutuhan komputasi pada bidang sains yang terus meningkat, CPU (Central Processing Unit) cluster atau komputer cluster diharapkan bisa memenuhi kebutuhan komputasi

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : Maret 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54403/ Organisasi dan Arsitektur Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR

Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR A. Sistem Multiprosesor Merupakan sebuah sistem dimana sekumpulan prosessor dalam suatu komputer tunggal berhubungan dan bekerja sama satu sama lain Prosessor tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Berdasarkan hasil studi lapangan yang telah dilakukan, koperasi ini masih menggunakan sistem manual untuk keg

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Berdasarkan hasil studi lapangan yang telah dilakukan, koperasi ini masih menggunakan sistem manual untuk keg APLIKASI KOPERASI PEGAWAI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM DAN PEMBAYARAN PEWARALABA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC.NET DAN MICROSOFT ACCESS 2003 Nadia Amalinda Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Implementasi Komputasi Paralel. Mohammad Zarkasi Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M.

Implementasi Komputasi Paralel. Mohammad Zarkasi Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M. Implementasi Komputasi Paralel untuk Enkripsi Citra berbasis AES menggunakan JPPF Mohammad Zarkasi 5109100155 Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M.Sc 1 Latar Belakang

Lebih terperinci

CLUSTERING & GRID COMPUTING. Sistem terdistribusi week 10

CLUSTERING & GRID COMPUTING. Sistem terdistribusi week 10 CLUSTERING & GRID COMPUTING Sistem terdistribusi week 10 Outline Komputasi terdistribusi dengan terkluster Komputasi terdistribusi dengan grid Tujuan dari komputasi terdistribusi adalah menyatukan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, berikut alat dan bahan penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, berikut alat dan bahan penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, berikut alat dan bahan penelitian yang digunakan: 1. Literatur: yaitu buku, jurnal, paper, dan artikel ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan internet akhir-akhir ini telah membuat internet menjadi begitu besar peranannya baik sebagai sarana memperoleh informasi dengan cepat dan selalu diperbaharui.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya komputer di zaman sekarang membuat semua aspek kehidupan tidak dapat menghindari dari pengaruh komputer. Pengaplikasian komputer dalam

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Aplikasi setelah dianalisa dan dirancang, maka aplikasi tersebut siap

BAB V IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Aplikasi setelah dianalisa dan dirancang, maka aplikasi tersebut siap 67 BAB V IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Aplikasi setelah dianalisa dan dirancang, maka aplikasi tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi aplikasi ini merupakan tahap meletakkan

Lebih terperinci

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Basis Data 2 Database Client / Server Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan Memahami bentuk-bentuk arsitektur aplikasi dalam database. Memahami konsep arsitektur: Single-Tier Two-Tier:

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kuliah merupakan suatu hal yang wajib di era modern ini. Di setiap daerah memiliki universitas - universitas unggulan yang banyak diminati para calon mahasiswa

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini telah menghasilkan pencapaian yang sangat signifikan, baik dari segi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Kata Kunci: grid computing, distributed computing, PVM (Parallel Virtual Machine)

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Kata Kunci: grid computing, distributed computing, PVM (Parallel Virtual Machine) KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI Abstraksi Grid Computing, suatu arsitektur sistem komputer berkinerja tinggi yang memanfaatkan teknologi grid computing yang ada (beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai komunitas di antaranya akademik, peneliti, bisnis dan industri dihadapkan pada pertambahan kebutuhan komputasi yang semakin besar dan komplek. Kebutuhan

Lebih terperinci

Pengolahan Database Parallel

Pengolahan Database Parallel Pengolahan Database Parallel Imam Machdi Graduate School of Systems and Information Engineering University of Tsukuba Presentasi PPI Ibaraki Tsukuba, 7 Pebruari 2010 Daftar Isi Pendahuluan Arsitektur Pengolahan

Lebih terperinci

APLIKASI KAMUS ISTILAH-ISTILAH TEKNIK INFORMATIKA BERBASIS ANDROID

APLIKASI KAMUS ISTILAH-ISTILAH TEKNIK INFORMATIKA BERBASIS ANDROID APLIKASI KAMUS ISTILAH-ISTILAH TEKNIK INFORMATIKA BERBASIS ANDROID Marchel Thimoty Tombeng, Meisa TL Temmar Universitas Klabat; Jl. Arnold Mononutu Airmadidi,0431-891035/0431-891036 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KINERJA ALGORITMA RECURSIVE DECOUPLING PADA SISTEM MULTIPROSESOR BERBASIS PVM

KARAKTERISTIK KINERJA ALGORITMA RECURSIVE DECOUPLING PADA SISTEM MULTIPROSESOR BERBASIS PVM KARAKTERISTIK KINERJA ALGORITMA RECURSIVE DECOUPLING PADA SISTEM MULTIPROSESOR BERBASIS PVM Tri Prabawa Program Studi Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Yogyakarta Jl. Raya Janti 143, Yogyakarta 55198 E-mail

Lebih terperinci

MACAM-MACAM JARINGAN KOMPUTER

MACAM-MACAM JARINGAN KOMPUTER MACAM-MACAM JARINGAN KOMPUTER STANDAR KOMPETENSI 10. Menggunakan jaringan lokal (LAN) untuk keperluan informasi dan komunikasi. KOMPETENSI DASAR 10.1. Mengenal macam-macam jaringan komputer INDIKATOR Mengidentifikasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT AUSTRAL BYNA MUARA TEWEH KALIMANTAN TENGAH

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT AUSTRAL BYNA MUARA TEWEH KALIMANTAN TENGAH SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT AUSTRAL BYNA MUARA TEWEH KALIMANTAN TENGAH Naskah Publikasi diajukan oleh Sunday Pangalinan 09.12.4273 kepada SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom ramadhan_rs@dsn.dinus.ac.id 085640989018 RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER W Pokok Bahasan 1 Pengenalan Teknologi Informasi 2 Konsep

Lebih terperinci

PAPER MULTIPROCESSOR

PAPER MULTIPROCESSOR PAPER MULTIPROCESSOR ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER Dosen : Drs. Eko Polosoro, M.Eng, M.M Kelompok: Muhammad Akbar (1111601058) Rano Kurniawan (1111601074) Taufik Tirkaamiasa (1111601082) MAGISTER

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

U K D W BAB I PENDAHULUAN

U K D W BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada setiap perusahaan yang memiliki banyak karyawan tentunya memiliki beberapa kebijakan yang mengatur pengajian karyawan. Kebijakan pemberian gaji tersebut

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : ARSITEKTUR KOMPUTER Kode Mata Kuliah : TK - 16301 Jurusan / Jenjang : S1 - SISTEM KOMPUTER M POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sekarang ini berjalan sangat cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sekarang ini berjalan sangat cepat dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Komputer yang pada awalnya digunakan sebagai alat hitung. Seiring dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan di berbagai bidang. Misalnya pada bidang kesehatan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA

PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA Eko Adi Sarwoko Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Perancangan arsitektur pemaralelan merupakan salah satu tahap

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dan perancangan yang selanjutnya dilakukan tahapan implementasi. Analisis digunakan untuk mengindentifikasi masalah yang timbul sebelum dilakukan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ARSITEKTUR KOMPUTER (TK) KODE / SKS KK /4

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ARSITEKTUR KOMPUTER (TK) KODE / SKS KK /4 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ARSITEKTUR KOMPUTER (TK) KODE / SKS KK-014412/4 Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran 1 Arsitektur Komputer Perspektif

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputasi berkinerja tinggi (high performance computing) dapat dikaitkan dengan sebuah metode untuk meningkatkan kinerja dari sebuah aplikasi. Hal ini meliputi pembagian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO PLASTIK WS YOGYAKARTA. Naskah Publikasi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO PLASTIK WS YOGYAKARTA. Naskah Publikasi ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO PLASTIK WS YOGYAKARTA Naskah Publikasi diajukan oleh Binti Musta adah 07.12.2617 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi Jaringan Cloud Computing Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud Computing yang dirancang belum pasti akan diimplementasikan.

Lebih terperinci