BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Artificial Neural Network Artificial neural network (ANN) / jaringan saraf tiruan adalah konsep yang merefleksikan cara kerja dari jaringan saraf biologi kedalam bentuk artificial atau buatan. Tujuan dari ANN adalah untuk meniru kemampuan jaringan saraf biologi asli yaitu dalam hal pembelajaran, seperti jaringan saraf biologi salah satunya jaringan saraf manusia yang dapat belajar terhadap lingkungan sehingga dapat mengelola lingkungan berdasarkan pada pengalaman yang didapat. Tujuan dikembangkan ANN adalah mengambil kemampuan dalam melakukan pembelajaran berdasarkan pada data yang didapat dan jika diberikan data dengan kasus / lingkungan yang sama, maka jaringan saraf dapat melakukan klasifikasi yang akurat terhadap data tersebut Backpropagation Backpropagation adalah jaringan neural network yang bersifat supervised. Metode pada backpropagation adalah melakukan dua teknik pembelajaran yaitu feedforward dan backward. Pada pembelajaran teknik pembelajaran feedforward pada backpropagation adalah mendapatkan nilai error output pada jaringan saraf backpropagation. Setelah didapat nilai error maka melakukan pembelajaran mundur dengan mengubah atau mengupdate nilai weight-nya. Tujuan dari kedua pembelajaran itu bertujuan agar nilai error yang dihasilkan konvergen dengan nilai 0.

2 5 Gambar 2. 1 Neural network backpropagation Algoritma backpropagation memiliki 3 layer yaitu input layer, hidden layer, output layer, masing masing layer terdapat neuron / node. Pada input layer tujuan node / neuron ini adalah menerima input seusai dengan banyak variabel nilai yang diinputkan. Hidden layer neuron berfungsi untuk menerima nilai dari input layer yang telah dikalikan dengan nilai weight. Pada hidden layer maka nilai input diubah menjadi nilai hidden layer dengan menggunakan function, setelah itu nilai tersebut diteruskan ke output layer. Output layer menerima nilai pada hidden layer yang telah dikalkulasikan dengan nilai weight. Pada output layer berfungsi untuk mendapatkan nilai output. Setelah mendapatkan nilai output maka dicari nilai error dengan cara membandingkan dengan nilai target. Jika nilai ouput sama dengan nilai target maka pembelajaran sudah selesai, jika tidak mendekati target maka pembelajaran akan dilanjutkan dengan melakukan teknik backward yaitu pembelajaran dari output kembali ke input dengan melakukan update weight. Setelah selesai update weight maka dilanjutkan kembali pembelajaran sampai konvergen dengan nilai target. Langkah langkah perhitungan dalam pelatihan backpropagation dijabarkan sebagai berikut (Prasetyo, 2014): 1. Inisialisasi bobot / weight Pertama kali yang dilakukan adalah penentuan bobot / weight secara acak pada setiap node yang berada pada input layer, hidden layer, dan output layer. 2. Aktivasi hidden layer Menghitung nilai total masukan pada masing neuron / node pada hidden layer

3 6 r n h (p) = x i (p) w ih (p) i=1 n h (p) : nilai total bobot yang masukan ke hidden neuron 2.1 x i (p) : nilai input w ih (p) : nilai weight yang menuju ke hidden layer r : Jumlah masukan ke hidden neuron Setelah mendapatkan nilai total masukan pada setiap hidden layer, maka dilakukan perhitungan fungsi aktivasi pada setiap neuron di hidden layer. 1 y h (p) = 1 + e n h(p) y h (p) : nilai aktivasi hidden neuron. 3. Aktivasi output layer Menghitung total nilai yang masuk ke output neuron 2.2 m n o (p) = y h (p) w ho (p) 2.3 h=1 n o (p) : nilai total bobot yang masuk ke output neuron y h (p) : nilai aktivasi dari neuron hidden layer w ho (p) : nilai weight yang menuju ke output layer m : Jumlah neuron yang ada pada hidden layer Setelah mendapatkan nilai total masukan ke neuron output layer, maka dilakukan perhitungan fungsi aktivasi pada setiap neuron di output layer 1 y o (p) = 1 + e n o(p) y o (p) : nilai aktivasi output neuron 4. Gradien error layer output Menghitung nilai error pada setiap neuron output layer 2.4 e o (p) = y do (p) y o (p) 2.5 e o (p) : nilai error dari neuron output layer y do (p) : nilai target neuron pada output layer y o (p) : nilai aktivasi neuron pada output layer

4 7 Setelah mendapatkan nilai error neuron dari output layer, lalu dicari nilai gradien error dari neuron tersebut δ o (p) = y o (p) [1 y o (p)] e o (p) δ o (p) : nilai gradien error y o (p) : nilai aktivasi output neuron e o (p) : nilai error dari neuron output layer 5. Perhitungan update weight hidden layer ke output layer Menghitung delta bobot w ho (p) = η y h (p) δ o (p) w ho (p) : nilai delta bobot η : learning rate y h (p) : nilai aktivasi neuron hidden layer δ o (p) : nilai gradien error Setelah didapat delta bobot kemudian melakukan update bobot weight dari hidden layer menuju ke output layer. w ho (p + 1) = w ho (p) + w ho (p) w ho (p + 1) : weight baru dari neuron hidden layer ke neuron output layer w ho (p) : weight lama dari neuron hidden layer ke neuron output layer w ho (p) : nilai delta bobot 6. Perhitungan update weight input layer ke hidden layer Menghitung gradien error pada hidden layer δ h (p) = y h (p) [1 y h (p)] δ o (p). w ho (p) l o=1 δ h (p) : nilai gradien error dari neuron hidden layer y h (p) : nilai aktivasi pada hidden layer l : banyak neuron output layer yang terhubung ke neuron hidden layer δ o (p) : nilai gradien error neuron output layer w ho (p) : nilai weight lama neuron hidden layer ke neuron output layer Menghitung delta bobot dari input layer ke hidden layer w ih (p) = η x i (p) δ h (p) w ih (p) : nilai delta bobot untuk hidden layer ke input layer

5 8 η : learning rate x i (p) : nilai input δ h (p) : nilai gradien error neuron pada hidden layer Mengupdate nilai weight input layer ke hidden layer w ih (p + 1) = w ih (p) + w ih (p) 2.11 w ih (p + 1) : weight baru dari input layer ke hidden layer w ih (p) : nilai weight lama w ih (p) : delta bobot dari hidden layer ke input layer 7. Nilai iterasi (p) dinaikan sebanyak 1 dan diulangi prosesnya dari langkah 2 sampai nilai error tercapai Resilient Backpropagation Resilient backpropagation (RPROP) adalah algortima neural network yang bersifat supervised dan adaptive learning. RPROP merupakan perkembangan dari backpropagation. Pada resilient backpropagation parameter sudah ditetapkan jadi tidak diperlukan penentuan learning rate lagi. Kemampuan RPROP adalah untuk menghidari perubahan nilai gradien yang terlalu kecil ini bertujuan agar mempercepat laju pembelajaran RPROP dibandingkan dengan backpropagation, ini ditunjukan pada jaringan RPROP memiliki sebuah nilai delta yang mengikuti perubahan nilai weight. Jika perubahan nilai weight kecil maka nilai delta membesar, sebaliknya ketika perubahan weight aktif maka nilai delta mengecil. RPROP memiliki langkah yang sama dengan backpropagation yang membedakannya adalah pada waktu backwardnya yaitu pada bagian update weight. Untuk melakukan update weight harus dilakukan pemilihan berdasarkan gradien error yang dihasilkan, lalu penentuan learning rate yang dipakai untuk melakukan update weight. Pelatihan feedforward pada algoritma resilient propagation sama dengan pelatihan feedforward pada algoritma backpropagation, yang membedakan pada waktu melakukan update weight dengan learning rate pada pelatihan backward. Perhitungan learning rate akan dijabarkan pada langkah langkah sebagai berikut (Riedmiller, 1994):

6 9 (t) 1. Perhitungan nilai ij Untuk menentukan nilai (t) ij ada beberapa aturan yang harus dipenuhi untuk mendapat nilai delta tersebut yaitu : (t) ij = { η + (t 1) ij, if E(t 1) E(t) > 0 w ij w ij η (t 1) ij, if E(t 1) E(t) < 0 w ij w ij (t 1) ij, else 2.12 (t) (t 1) Untuk mendapatkan ij untuk pertama kali pembelajaran ij = 0. Nilai 0 = 0.1 nilai pada delta 0 dapat saja ditetapkan lebih besar atau lebih kecil dari 0.1, karena nilai delta 0 tidak memiliki pengaruh besar terhadap laju proses pembelajarannya (Martin Riedmiller, 1994). Untuk pembelajaran berikutnya maka ij yang terdahulu akan dikalikan dengan learning rate. Pada perkalian (t 1) ij dengan learning rate ada aturan yang harus dicapai yaitu error gradien pada hasil terdahulu E(t 1) w ij dikalikan dengan error gradien E(t) w ij. Dari hasil perkalian error tersebut maka didapatkan hasil jika hasil lebih besar dari 0 maka (t 1) ij dikalikan dengan η + (t 1), dan jika hasil lebih kecil dari 0 maka ij dikalikan dengan η. Nilai η + dan η merupakan learning rate yang membedakan adalah pada η + memiliki nilai yang lebih besar daripada η. Marthin Riedmiller (1994) menetapkan nilai standar pada η + = 1.2 sedangkan η = 0.5 untuk algoritma resilient propagation. 2. Penentuan nilai w ij (t) (t) Setelah ditentukan ij maka akan dilanjutkan ke dalam aturan untuk menentukan fungsi operator yang akan dipakai untuk melakukan update weight dengan aturan sebagai berikut:

7 10 w ij (t) = { (t) ij, if E(t) > 0 w ij + (t) ij, if E(t) < 0 w ij 0, else w ij (t+1) = w ij (t) + w ij (t) (t) Dengan menggunakan error function maka diketahui ij yang akan digunakan apakah akan dikurangi atau ditambah atau tidak terjadi perubahan (t) bobot. Untuk menentukan fungsi operator yang dipakai pada ij maka dibandingkan nilai error gradien terhadap nol. Jika nilai error gradien lebih (t) (t) besar daripada nol maka w ij akan menerima nilai ij, dan jika nilai (t) (t) error gradien lebih kecil daripada 0 maka w ij akan menerima + ij. Setelah mendapatkan nilai delta w maka dilanjutkan ke update weightnya secara langsung. Pada aturan pertama untuk penentuan learning rate memiliki masalah pada aturan kedua yaitu terjadi peningkatan pembelajaran yang melebih batas minimum maka dilakukan pengurangan weight secara langsung dengan weight terdahulunya. w ij (t) = w ij (t 1), if E(t 1) w ij E(t) w ij < Untuk menghindari terjadi keadaan tersebut untuk terjadi kedua kalinya maka pada E(t) w ij = Parallel Processing Parallel processing adalah sebuah kegiatan menjalankan beberapa proses sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Teknik parallel processing ada 2 macam yaitu SIMD (Single Instruction Multiple Data streams) dan MIMD (Multiple Instruction Multiple Data streams).

8 11 SIMD (Single Instruction Multiple Data streams) adalah teknik parallel yang menggunakan sebuah control unit dan processor melakukan eksekusi terhadap instruksi yang sama ini ditunjukan pada Gambar 2.2. Gambar 2. 2 Single Instruction Multiple Data streams (Sumber : El-Rewini & Abd- El-Barr, 2005) MIMD (Multiple Instruction Multiple Data streams) adalah teknik parallel yang menggunakan multiple processor dan multiple memory yang tergabung dalam sebuah koneksi. Pada MIMD setiap processor memiliki control unit sendiri yang dapat memberikan instruksi yang berbeda. Arsitektur dari MIMD akan ditunjukan pada Gambar 2.3. Gambar 2. 3 Multiple Instruction Multiple Data streams (Sumber : El-Rewini & Abd- El-Barr, 2005)

9 12 Implementasi parallel processing maka digunakan multithreading untuk mengimplementasikan parallel processing tersebut Thread & Multithreading Thread adalah sebuah proses yang berukuran kecil yang dibuat oleh sebuah program untuk dijalankan bersamaan dengan thread thread lainnya. Tujuan thread ini adalah agar proses proses yang dapat dikerjakan bersamaan dapat dijalankan secara bersamaan tanpa memerlukan waktu tunggu untuk proses berikutnya. Ini dapat dicontohkan dari perangkat lunak pengolah kata yang membentuk beberapa thread untuk melakukan fungsi tampilan, proses pengetikan, dan proses pemeriksaan jumlah kata, dengan pembagian fungsi tersebut kedalam thread maka semua proses tersebut dapat dijalankan secara bersamaan tanpa terjadinya delay, sehingga dapat disebut berjalan secara parallel. Multithreading adalah kumpulan beberapa thread yang dijalankan bersamaan pada sebuah processor. Pada multithreading ini merupakan proses eksekusi dari kumpulan thread dimana kumpulan thread tersebut diproses secara berulang ulang dengan perpindahan dalam waktu nanosecond Parallel Arsitektur Neural Network Parallel arsitektur neural network mengikuti penelitian dari Ganeshamoorthy & Ranasinghe, Parallel yang digunakan adalah Hybrid partition pada metode parallel ini tidak membutuhkan siklus pembelajaran per pola hanya melakukan penyimpanan nilai - nilai weight pada masing masing neuron hidden unit. Bentuk arsitektur dari parallel neural network tersebut ditunjukan pada Gambar 2.4.

10 13 Gambar 2. 4 Arsitektur Neural Network dengan parallel (Ganeshamoorthy & Ranasinghe, 2008) Gambar 2.4 adalah sebuah teknik parallel yang bernama hybrid partition yaitu membagi arsitektur proses pada neural network menjadi subproses subproses. Subproses tersebut dikerjakan pada waktu yang bersamaan dengan menggunakan teknik multithreading. Proses yang akan dilakukan adalah dari input layer (A) akan mengirimkan data input yang telah dikalikan dengan weight ke neuron (P1) dan nilai tersebut akan dihasilkan nilai function yang akan diteruskan ke output (B). Proses di hidden layer yaitu P1, Pk, dan Pn dijalankan bersamaan dengan memproses nilai dari A dan diteruskan ke B Penelitian Terdahulu Penelitian jurnal Ganeshamoorthy & Ranasinghe (2008) pada penelitian yang dilakukan yaitu algoritma batch backpropagation dan non batch backpropagation, kedua algoritma tersebut digabungkan pada metode parallel hybrid partition, dan ditambahkan dengan batch backpropagation dengan metode fast parallel matrix multiplication. Teknik pengujian yang dipakai adalah menggunakan tiga arsitektur neural network yaitu NN1 (5-7-1), NN2 ( ), dan NN3 ( ). Selain pengujian menggunakan arsitektur yang berbeda beda pengujian parallel menggunakan dua teknik yaitu teknik distributed memory implementation

11 14 menggunakan program MPI dan virtual shared memory implementation menggunakan program C/Linda. Hasil penelitian yang didapatkan kecepatan pembelajaran hybrid partition dengan batch backpropagation meningkat dengan seiring penambahan processor sedangkan untuk hybrid partition dengan backpropagation dan fast parallel matrix multiplication dengan batch backpropagation menunjukan dengan penambahan processor kecepatan pembelajaran berangsur angsur meningkat tapi fast parallel matrix multiplication dengan batch backpropagation lebih unggul dibandingkan dengan hybrid partition dengan backpropagation. Penelitian jurnal Gu, Shen, & Huang (2013) yaitu menggunakan teknik paralllel computing terhadap mode pembelajaran pada jaringan neural network. Algoritma neural network yang digunakan adalah backpropagation dan teknik parallel menggunakan framework cneural. Teknik parallel pada cneural akan dijelaskan pada Gambar 2.5.

12 15 Sent Data Sent Data Sent Data Sent Data Gambar 2. 5 Framework cneural parallel computation pada algoritma neural network (Gu, Shen, & Huang, 2013) Framework cneural membagi dataset menjadi beberapa sub - dataset. Sub - dataset tersebut dikirim ke computer pembantu berserta dengan arsitektur neural network untuk diolah mendapatkan weight update, setelah itu delta weight yang dihasilkan dari komputer pembantu dikirim ke komputer utama untuk digabungkan dengan beberapa delta weight yang dihasilkan dari komputer pembantu lain. Proses tersebut diulangi sampai jaringan neural network dapat mengenali lingkungannya. Hasil penelitian adalah dengan menggunakan framework cneural membantu untuk meningkatkan proses pembelajaran seiring dengan penambahan komputer pembantu untuk membantu memproses dalam pembelajaran.

13 16 Penelitian Riedmiller & Braun (1993) pada jurnal penelitian memperkenalkan sebuah algoritma neural network yaitu Resilient Backpropagation yang memiliki kemampuan dalam adaptive learning rate, adaptive learning rate adalah sebuah kemampuan dalam mengubah learning rate berdasarkan pada nilai error gradien yang dihasilkan. Algoritma adaptive learning rate pada resilient backpropagation dijelaskan pseudocode sebagai berikut: 1. Berikan nilai awal pada semua nilai delta = 0.1 dan nilai awal gradien error = Lakukan perhitungan feedforward untuk mendapatkan nilai gradien error. 3. Nilai gradien error yang telah didapatkan dikalikan dengan nilai gradien terdahulu. 4. Nilai gradien error yang telah didapat akan dibadingkan dengan beberapa rule sebagai berikut: Jika nilai gradien error lebih besar dari nilai 0 dilakukan hal berikut: i. Nilai delta didapatkan dari nilai minimum antara dua nilai yaitu nilai delta terdahulu dikalikan learning rate max dengan delta max = ii. Setelah mendapatkan nilai delta maka dilanjutkan ke delta weight. Pada delta weight akan menentukan nilai delta tersebut akan berbentuk sebagai nilai minus atau positif, yang berdasarkan dari nilai error gradiennya. Jika nilai error gradien lebih besar dari 0 maka nilai delta weight akan bernilai negatif sedangkan nilai gradien error lebih kecil dari 0 maka nilai delta weight bernilai positif. iii. Setelah didapatkan nilai delta weight dilajutkan dengan melakukan udapte weight yaitu weight terdahulu dijumlah dengan delta weight. iv. Terakhir adalah menyimpan nilai gradien error. Jika nilai gradien error lebih kecil dari 0 dilakukan hal berikut: i. Nilai delta didapatkan dari nilai maksimum dari dua nilai yaitu nilai delta terdahulu dikalikan learning rate min dengan delta min = 1e -6. ii. Nilai weight yaiut nilai weight dikurangi dengan nilai weight terdahulunya.

14 17 iii. Nilai gradien error menyimpan nilai 0 Jika nilai gradien error sama dengan 0 dilakukan sebagai berikut: i. Nilai delta weight menentukan nilai delta apakah nilai tersebut menjadi minus atau positif. ii. Update weight yaitu nilai weight ditambah dengan delta weight. 5. Setiap weight akan mengalami proses pada aturan keempat 6. Melakukan pembelajaran lagi dimulai dari aturan kedua sampai nilai error mendekati 0. Pada setiap weight yang digunakan pada neural network dilakukan update weight berdasarkan nilai gradien error yang dihasilkan pada setiap neuron. Resilient backpropagation menetapkan beberapa parameter awal yaitu 0 = 0.1 ini merupakan nilai penetapan awal yang diberikan pada setiap nilai delta weight awal, nilai max = 50.0 dan min = 1e 6 yang bertujuan untuk menghindari masalah overflow / underflow pada variabel floating, dan nilai learning rate η + = 1.2 dan η = 0.5. Hasil penelitian jurnal tersebut menunjukan resilient backpropagation hanya memerlukan pembelajaran / epoch yang lebih sedikit dibandingkan dengan algoritma Backpropagation, SuperSAB, dan Quickprop. Jurnal penelitian Prasad, Singh, & Lal (2013) melakukan klasifikasi terhadap serangan spam menggunakan algoritma neural network. Algoritma neural network yang digunakan pada jurnal penelitian ini adalah backpropagation dan resilient backpropagation. Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukan tingkat convergence yang lebih cepat pada algoritma resilient backpropagation daripada algoritma backpropagation. Dalam ukuran tingkat akurasi algoritma resilient backpropagation memiliki tingkat 77,76% dengan nilai threshold 0.4 (nilai threshold ini sebagai batasan nilai untuk 2 jenis yaitu spam adalah surat elektronik yang dikirim secara terus menerus tanpa adanya konfirmasi dari penerima dan ham adalah surat elektronik yang telah di konfirmasi oleh penerima yang dikirim secara terus menerus), sedangkan pada backpropagation dengan nilai threshold 0.4 tingkat akurasi adalah 71,56%. Jumlah neuron pada hidden layer juga berpengaruh terhadap akurasi pada algoritma resilient backpropagation jumlah yang optimal tingkat akurasi yang tinggi untuk mengenal spam adalah dengan jumlah 40 neuron pada hidden layer yang akan ditunjukan pada Gambar 2.7.

15 18 Gambar 2. 6 Pengaruh tingkat akurasi jumlah neuron pada hidden layer pada algoritma Resilient Backpropagation (Prasad, Singh, & Lal, 2013) Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2. 1 Penelitian yang sudah pernah dilakukan No. Nama Peneliti Teknik yang Dipakai Keterangan 1 Ganeshamoorthy & Ranasinghe, Gu, Shen, & Huang, 2013 Batch Backrpopagation & Metode Parallel Hybrid partition Backpropagation Penelitian membandingkan beberapa metode parallel hybrid partition yang diterapkan kedalam algoritma Batch Backpropagation. Hasil yang didapat adalah parallel hybrid partition dengan algoritma Backrpopagation memiliki kemampuan dalam mengurangi waktu yang diperlukan pada waktu pembelajaran Penelitian ini memperkenalkan sebuah sistem parallel untuk neural network yang disebut dengan cneural yaitu sebuah sistem untuk melakukan komputasi secara parallel pada neural networks

16 19 Tabel 2. 2 Penelitian yang sudah pernah dilakukan (lanjutan) No. Nama Peneliti Teknik yang Dipakai Keterangan 3 Riedmiller & Braun, Prasad, Singh, & Lal, 2013 Resilient Backpropagation Backpropagation & Resilient Backpropagation Jurnal ini memperkenalkan algoritma Resilient Backpropagation dengan kemampuan memilih learning rate berdasarkan nilai error gradien. Jurnal ini melakukan perbandingan kedua jenis algoritma yaitu Backpropagation standar dan Resilient Backropagation terhadap pengenalan kasus spam. Hasil yang didapatkan adalah kecepatan pembelajaran dalam mencapai nilai nol atau konvergen pada algoritma Resilient Backpropagation dibandingkan Backpropagation Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu Pada penelitian yang akan dilakukan pada tesis memiliki perbedaan terhadap penelitian terdahulu yaitu pada penelitian tesis ini menggunakan algoritma resilient backpropagation sebagai algoritma dasar untuk dijadikan sebagai bentuk parallel processing. Pada parallel processing menggunakan hybrid partition yaitu yang dijelaskan pada jurnal Ganeshamoorthy & Ranasinghe (2008) yaitu memecahkan arsitektur dari jaringan neural network menjadi bagian bagian kecil yang dapat dijalankan pada waktu bersamaan pada bagian hidden layer. Perbedaan penelitian ini terhadap penelitian jurnal Ganeshamoorthy & Ranasinghe (2008) adalah algoritma yang digunakan yaitu pada penelitian jurnal terdahulu menggunakan algoritma backpropagation dan batch backpropagation, sedangkan dengan penelitian ini akan digunakan algoritma resilient backpropagation. Pada penelitian yang dilakukan oleh Gu, Shen, & Huang (2013) memiliki perbedaan dari algoritma yang digunakan dan teknik parallel yang digunakan yaitu melakukan distribusi sub - dataset dan arsitektur neural network kepada processor pembantu untuk dilakukan kalkulasi dan setelah itu

17 20 hasil delta weight yang dihasilkan dari masing masing processor pembantu akan dikumpulkan untuk dijumlah semua terlebih dahulu dan dilakukan update weight, sedangkan penelian yang akan dilakukan menggunakan teknik parallel hybrid partition adalah membagi kerja komputasi yang terletak pada bagian hidden layer agar dapat dikerjakan pada waktu yang bersamaan. Jurnal penelitian lain yaitu Riedmiller & Braun (1993) dan Prasad, Singh, & Lal (2013) adalah sebagai jurnal tambahan yang menunjukan kemampuan kecepatan pembelajaran pada algoritma resilient backpropagation.

ANALISIS PENGGUNAAN PARALLEL PROCESSING MULTITHREADING PADA RESILIENT BACKPROPAGATION

ANALISIS PENGGUNAAN PARALLEL PROCESSING MULTITHREADING PADA RESILIENT BACKPROPAGATION ANALISIS PENGGUNAAN PARALLEL PROCESSING MULTITHREADING PADA RESILIENT BACKPROPAGATION Kelvin Onggrono, Tulus, Erna Budhiarti Nababan Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara Jl Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 31 Pendahuluan Algoritma Resilient Backpropagation (RPROP) dibagi menjadi dua bagian proses yaitu forward pass dan backward pass Forward pass berfungsi untuk mendapatkan nilai

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION Fitrisia, Adiwijaya, dan Andrian Rakhmatsyah Program Studi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol.6 No. 2, Desember 217 : 8-91 PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION

Lebih terperinci

NEURAL NETWORK BAB II

NEURAL NETWORK BAB II BAB II II. Teori Dasar II.1 Konsep Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network) Secara biologis jaringan saraf terdiri dari neuron-neuron yang saling berhubungan. Neuron merupakan unit struktural

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) Intelligent Systems Pembahasan Jaringan McCulloch-Pitts Jaringan Hebb Perceptron Jaringan McCulloch-Pitts Model JST Pertama Diperkenalkan oleh McCulloch

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori pendukung pada penelitian ini. Adapun teori tersebut yaitu teori jaringan saraf tiruan dan algoritma backpropragation. 2.1. Jaringan Saraf

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION

PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1 PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION Fitrisia, Adiwaya, dan Andrian

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital BAB II DASAR TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital didefinisikan sebagai fungsi f (x,y) dua dimensi,dimana x dan y adalah koordinat spasial dan f(x,y) adalah disebut dengan intensitas atau tingkat keabuan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis merupakan proses penguraian konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sehingga struktur logisnya menjadi jelas. Metode untuk menguji, menilai, dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rentannya kesalahan yang dapat terjadi oleh pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dalam menganalisa, atau ketika mencoba membangun relasi antar fitur yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum 2.1.1 Genetic Algorithm Genetic algorithm adalah suatu algoritma yang biasanya digunakan untuk mencari solusi-solusi yang optimal untuk berbagai masalah

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network Neural Network (NN) adalah suatu prosesor yang melakukan pendistribusian secara besar-besaran, yang memiliki kecenderungan alami untuk menyimpan suatu pengenalan yang pernah dialaminya, dengan kata lain

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION ABSTRAK Juventus Suharta (0722026) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Dewi Kusumawati 1), Wing Wahyu Winarno 2), M. Rudyanto Arief 3) 1), 2), 3) Magister Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan adalah menduga atau memperkirakan suatu keadaan di masa yang akan datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk menetapkan kapan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A ARTIFICIAL NEURAL NETWORK CAHYA YUNITA 5213100001 ALVISHA FARRASITA 5213100057 NOVIANTIANDINI 5213100075 TEKNIK PERAMALAN - A MATERI Neural Network Neural Network atau dalam bahasa Indonesia disebut Jaringan

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan penelitian dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan (fakta),at berupa angka-angka, huruf, simbol-simbol, atau gabungan dari ketiganya. Dalam perkembangan selanjutnya,

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan 07/06/06 Rumusan: Jaringan Syaraf Tiruan Shinta P. Sari Manusia = tangan + kaki + mulut + mata + hidung + Kepala + telinga Otak Manusia Bertugas untuk memproses informasi Seperti prosesor sederhana Masing-masing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artificial Neural Network atau jaringan syaraf tiruan merupakan bidang yang sangat berkembang saat ini. Pemanfaatan teknologi mesin dan computer yang tidak terbatas

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Pegawai atau karyawan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Neuron biologi manusia (Medsker & Liebowitz, 1994)

Gambar 2.1 Neuron biologi manusia (Medsker & Liebowitz, 1994) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Saraf Biologi Manusia Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks, serta memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Citra Digital Citra digital adalah suatu citra elektronik yang diambil dari dokumen, seperti foto, buku, maupun sebuah video. Proses perubahan citra analog menjadi citra digital

Lebih terperinci

ABSTRAKSI I. PENDAHULUAN

ABSTRAKSI I. PENDAHULUAN ABSTRAKSI Back Propagation merupakan teknik yang sering digunakan untuk generalisasi pada Delta Rule. Delta Rule merupakan aturan yang berdasarkan pada ide sederhana yaitu secara berkesinambungan memodifikasi

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Perceptron 2. ADALINE 3. MADALINE 2 Perceptron Perceptron lebih powerful dari Hebb Pembelajaran perceptron mampu menemukan konvergensi terhadap bobot yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF Asti Rahma Julian 1, Nanik Suciati 2, Darlis Herumurti 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK UNTUK OPTIMASI AKURASI PADA PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK UNTUK OPTIMASI AKURASI PADA PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK UNTUK OPTIMASI AKURASI PADA PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN Riska Yanu Fa rifah dan Zulfiqar Busrah Dosen Jurusan Teknik Informatika Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA DENGAN QUANTUM PERCEPTRON

KLASIFIKASI DATA DENGAN QUANTUM PERCEPTRON KLASIFIKASI DATA DENGAN QUANTUM PERCEPTRON Lipantri Mashur Gultom 1* 1 Program Studi Teknik Komputer, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7867311 Fax: 061-7874466 * Email : lipantri@gmailcom ABSTRAK Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat ini banyak sekali perubahan perkembangan yang telah terjadi untuk membantu kehidupan masyarakat. Dalam perkembangan

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION (Forecast The Number of Vehicle in Jakarta Using Backpropagation Neural Net ) Zumrotus Sya diyah Universitas Darussalam Ambon,

Lebih terperinci

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB II NEURAL NETWORK (NN) BAB II NEURAL NETWORK (NN) 2.1 Neural Network (NN) Secara umum Neural Network (NN) adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan syaraf manusia. NN ini merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

Laporan Implementasi Naïve Bayes dan Feed Forward Neural Network untuk Klasifikasi

Laporan Implementasi Naïve Bayes dan Feed Forward Neural Network untuk Klasifikasi Laporan Implementasi Naïve Bayes dan Feed Forward Neural Network untuk Klasifikasi dibuat oleh 707 Berusaha Imba: 13514002 M. Diaztanto Haryaputra 13514023 Fanda Yuliana Putri 13514025 Ratnadira Widyasari

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran Kecerdasan Buatan Pertemuan 11 Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network)

Lebih terperinci

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR Jurnal Barekeng Vol. 8 No. Hal. 7 3 (04) ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR Analysis of Backpropagation Artificial Neural Network to

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembenihan Ikan. 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Ikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembenihan Ikan. 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Ikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembenihan Ikan Pemeliharaan larva atau benih merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan suatu pembenihan ikan. Hal ini disebabkan sifat larva yang merupakan stadia

Lebih terperinci

Studi Modifikasi standard Backpropagasi

Studi Modifikasi standard Backpropagasi Studi Modifikasi standard Backpropagasi 1. Modifikasi fungsi objektif dan turunan 2. Modifikasi optimasi algoritma Step Studi : 1. Studi literatur 2. Studi standard backpropagasi a. Uji coba standar backpropagasi

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ONLINE DAN OFFLINE TRAINING PADA JARINGAN BACKPROPAGATION PADA KASUS PENGENALAN HURUF ABJAD

ANALISIS PERBANDINGAN ONLINE DAN OFFLINE TRAINING PADA JARINGAN BACKPROPAGATION PADA KASUS PENGENALAN HURUF ABJAD ANALISIS PERBANDINGAN ONLINE DAN OFFLINE TRAINING PADA JARINGAN BACKPROPAGATION PADA KASUS PENGENALAN HURUF ABJAD M Anggi Rivai Nst, Muhammad Zarlis, Zakarias Situmorang Program Studi S-2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan (JST) pertama kali diperkenankan oleh McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 943. Jaringan saraf tiruan merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y) yaitu dua dimensi, dimana x dan y merupakan koordinat spasial dan f(x,y) disebut dengan intensitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan prediksi semakin meningkat pada era globalisasi saat ini sejalan dengan keinginan masyarakat khususnya pelaku bisnis untuk memberikan tanggapan

Lebih terperinci

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Bilqis Amaliah 1, Amethis Oktaorora 2 1,2 Teknik Informatika, FTIf - ITS,Surabaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES Thomas Brian Universitas Trunojoyo Madura Bangkalan, Indonesia thomasbrian2112@yahoo.com Abstrak Salah satu algoritma

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Havid Syafwan 1, Herman Saputra 2 *1 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK

Lebih terperinci

Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Paramita 1) 1) Program Studi Teknik Informatika STEI ITB, Bandung, email: if14040@studentsifitbacid Abstract MAC adalah fungsi hash satu arah yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran air Air merupakan salah satu komponen utama dalam lingkungan yang berperan penting dalam kehidupan (Warlina, 2004). Air, yang bersumber dari sungai, danau, gletser,

Lebih terperinci