BAB II: STUDI PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II: STUDI PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II: STUDI PUSTAKA 2.1. Stasiun Kereta Api Terpadu dengan Prinsip TOD Perancangan Stasiun Kereta Api Terpadu a Definisi Stasiun Kereta Api Terpadu Stasiun kereta api adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan keperluan operasi kereta api dimana kereta api memerlukan tempat untuk bersilang, bersusulan, berhenti, dan menyusun rangkaian kereta api, Dirgantoro (2012). Dalam merancang stasiun terpadu harus memperhatikan kegiatan yang terjadi di stasiun kereta api, tidak hanya untuk kereta saja tapi juga mencakup adanya comuter line yang sebelumnya disebut dengan istilah KRL Jabodetabek. Sebagai upaya modernisasi angkutan KRL yang dilakukan PT KAI dengan menyederhanakan KRL yang ada menjadi 6 rute utama yaitu Rute Tangerang- Duri, Rute Rangkasbitung- Tanah Abang, Rute Depok/Bogor- Kota, Rute Depok/Bogor- Jatinegara, Rute Tanjung Priok- Kota dan Rute Bekasi- Kota. Upaya modernisasi lainnya yaitu mengubah nama KRL Ekonomi AC menjadi kereta Commuter, pemisahan gerbong khusus wanita, renovasi dan sterilisasi sarana dan pra sarana maupun jalur kereta, penempatan petugas keamanan di setip gerbong kereta, dan terutama penerapan sistem tiket elektronik yang diikuti dengan perubahan pada tarif kereta, yang dijelaskan pada gambar dibawah ini : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

2 Gambar 2. 1 Peta Rute KRL Jabodetabek Sumber : b Jenis Jenis dan Fungsi Stasiun Kereta Api Menurut Dirgantoro (2012) ada beberapa jenis stasiun kereta api yaitu: Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

3 Stasiun Penumpang. Stasiun penumpang adalah stasiun kereta api untuk keperluannaik turun penumpang. Stasiun Barang. Stasiun barang adalahstasiun kereta api untuk keperluanbongkar muat barang. Stasiun Operasi. Stasiun Operasimerupakan stasiun kereta api untukmenunjang pengoperasian kereta api Selanjutnya menurut Dirgantoro (2012) fungsi dari bangunan di stasiun kereta api yaitu merupakan bagian dari stasiun kereta api yang digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan pengguna jasa kereta api. Terdapat dua jenis kegiatan di stasiun kereta api yaitu: a. Gedung untuk kegiatan pokok, yang terdiri atas: 1. hall 2. perkantoran kegiatan stasiun 3. loket karcis 4. ruang tunggu 5. ruang informasi 6. ruang fasilitas umum 7. ruang fasilitas keselamatan 8. ruang fasilitas keamanan 9. ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia 10. ruang fasilitas kesehatan b. Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api, yang terdiri atas: 1. pertokoan 2. restoran Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

4 3. perkantoran 4. perparkiran 5. perhotelan 6. ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta api c. Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, yang terdiri atas: 1. ruang tunggu penumpang 2. bongkar muat barang 3. pergudangan 4. parkir kendaraan 5. penitipan barang 6. ruang atm 7. ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan stasiun kereta api. Pendekatan Pelaku Pendekatan pelaku kegiatan menurut Dirgantoro (2012) yang didasari oleh data yang ada pada Stasiun Sudirman (Dukuh Atas). Klasifikasinya adalah sebagai berikut : 1. Penumpang Kereta Komuter (KA Jabotabek) Pelaku aktivitas kegiatan utama adalah penumpang kereta komuter yang naik atau turun dari kereta. Merupakan pelaku yang kegiatannya cenderung sibuk dan menginginkan kepraktisan dan keefisiensian dalam segala hal, termasuk pelayanan perjalanan. Pada kasus Stasiun Manggarai, penumpang kereta komuter sebagian besar adalah para pegawai perkantoran di daerah Jabodetabek. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16

5 Aktivitas Calon Penumpang Waktu (menit) Masuk Stasiun 0 Belanja/ Makan Minum 15 Informasi 2 Beli Tiket dan Antri 2 Checking Tiket dan Antri 1 Menunggu Kereta 5 Antri Naik Kereta 1 Total 26 Tabel 2. 1 Perkiraan Aktivitas Penumpang Kereta Api Sumber :Dirgantoro (2012) 2. Pengunjung dan Penumpang non KA Jabotabek Pengunjung stasiun terdiri dari ; a. Pengunjung umum adalah pengunjung yang hanya ingin menikmati fasilitas fasilitas di stasiun seperti restoran, kios oleh oleh atau datang untuk melihat jadwal kereta, memesan / mengembalikan tiket kereta. Biasanya mereka hanya sampai pada hall stasiun. b. Tamu pengelola adalah tamu yang ingin bertemu dengan pengelola stasiun karena ada kepentingan dalam urusan pengelolaan stasiun dan kereta api, atau keperluan lainnya. c. Penumpang KA adalah pengunjung yang masuk ke dalam stasiun hanya untuk mencapai stasiun moda dan menikmati fasilitas yang ada. 3. Pengelola Pengelola berfungsi untuk mengendalikan kegiatan yang ada di dalam stasiun dan memberikan pelayanan terhadap para pemakai jasa kereta api di stasiun kereta api. Kegiatannya mengawasi dan mengatur kegiatan operasional di dalam stasiun serta melakukan koordinasi antar bidang kegiatan (ekstern-intern). Pengelola saling berhubungan dengan berbagai bidang kerja yang lain dan membutuhkan privasi saat bekerja. 4. Penyewa Retail / Kios Adalah orang yang menyewa kios kios yang terdapat di dalam stasiun dengan tujuan komersil. Kegiatannya berupa mendisplay Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

6 barang / jasa yang ditawarkan, melakukan transaksi jual beli barang / jasa yang diperdagangkan kepada para penumpang kereta api dan para pengunjung, dan melayani konsumen. Dimungkinkan bahwa kios-kios yang ada merupakan kios-kios dengan transaksi cepat. 5. Kegiatan Kereta Api Untuk menampung kegiatan kereta api dibtuhkan emplasemen dan peron. Selain itu juga memperhatikan sestem double-double track diterapkan ke depan sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang di masa yang akan datang. Pendekatan aktivitas dan kebutuhan ruang, Aktivitas dan kebutuhan ruang dalam Stasiun Kereta Api berdasarkan kelompok kegiatannya, dapat dikelompokkan menjadi : a. Kelompok kegiatan utama (Penumpang KA Jabotabek) b. Kelompok Kegiatan Pengelola (Pengelola Stasiun dan Commercial Area) c. Kelompok Kegiatan Penunjang d. Kelompok kegiatan Servis e. Kelompok Kegiatan Kereta Api Konsep TOD dalam Perancangan Stasiun a Definisi TOD dalam Perancangan TOD Stasiun Senen Menurut Peter Calthrope konsep dari Transit-Oriented Developmentadalah sebagai berikut : The Transit-Oriented Development (TOD) concept is simple: moderate and highly density housing along with complementing public uses, job, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18

7 retail and services, are concentrated in mixed-use developments located ata these TODs in, Secondary Areas. The location, design, configuration, and mix of uses in TOD provides an alternative to traditional development by emphasizing a pedestrian-oriented environment and reinforcing the use of public transportasion. The linkage beetwen land use and transit is designed to result in an efficient pattern of development that supports the transit system and make significant progress in reducing sprawl, traffic congestion and air pollution. The TOD s mixed-use clustering of land uses within a pedestrian-friendly area connected to transit, provides for growth with minimum environmental and social costs. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsep TOD pada dasarnya adalah mengintegrasikan berbagai fasilitas umum sekaligus mengupayakan kelancaran mobilitas penduduk. Pusat kegiatan lingkungan terhubung dengan pusat kegiatan wilayah serta pusat kegiatan kota dengan fasilitas transportasi yang memadai, aman dan nyaman. Pada setiap pusat kegiatan tersebut terdapat berbagai jenis fasilitas umum dan fasilitas komersial sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan skala pelayanannya. Dengan pengembangan TOD tingkat kepadatan, sebaran penduduk dan fasilitasnya dapat terjaga secara proporsional. Dengan terhubungnya antara daerah pemukiman dan daerah transit memungkinkan berkurangnya masalah perkembangan pemukiman yang tidak terkontrol, kemacetan lalu-lintas, dan dengan konsep bangunan mix use pada kawasan TOD yang nyaman untuk pejalan kaki, dapat sehingga dapat meminimumkan biaya karena perjalanan dapat dilakukan denga berjalan kaki. Menurut Askaria (2013)TOD dibagi menjadi 2 jenis yaitu: Urban TOD adalahpengem bangan yang berlokasi pada jalur lintas transportasi umum kota seperti terminal bus kota, stasiun kereta, maupun halte bus kota yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan bisa berpotensi menjadi daerah komersil. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19

8 Neighborhood TOD adalah pengembangan transit yang terbatas berlokasi pada rute feeder bus dalam sebuah wilayah perumahan yang bisa di akses sekitar 10 menit dari titik transportasi kota. Neighborhood TOD mempunyai lingkup yang lebih kecil dari Urban TOD, biasa akan melayani kebutuhan sehari hari dari sebuah perumahan b Variabel dalam Pengembangan Kawasan TOD Menurut Widayanti (2013) dalam satu pengembangan kawasan TOD terdapat beberapa variabel yang harus ada dalam kawasan, yaitu : Kawasan Pusat Komersial Fungsi komersial pada konsep TOD merupakan bagian inti dari kawasan yang diintegrasikan dengan fungsi transit. Terintegrasinya fungsi transit dan core comercial di kawasan akan dapat menarik orang-orang untuk datang ke kawasan dan menggunakan jasa transit menuju kawasan. Perletakan core comercial yang akan diciptakan harus tetap memperhatikan keseimbangan akan kenyamanan, visibilitas dan aksesibilitas dari pejalan kaki dan kendaraan. Area Hunian Kawasan TOD juga harus dapat memfasilitasi fungsi hunian di sekitarnya. Bangunan yang cocok untuk satu kawasan TOD yang berada di kawasan perkotaan adalah bangunan apartemen mengingat tingginya intensitas di satu kawasan perkotaan. Taman, Plasa dan Bangunan publik Pola pembangunan dari TOD adalah dengan penempatannya yang mudah diakses oleh berbagai fasilitas dan ruang publik. Fungsi ruang publik disini adalah agar dapat memenuhi tuntutan agar ruang publik sebagai tempat bagi masyarakat melakukan interaksi sosial. Selain itu ruang terbuka yang berupa taman dan plasa adalah sebagai pengikat antar massa bangunan. Sistem Transit Lokasi tempat perhentian transit diletakan di bagian pusat dari area TOD yang berdekatan dengan core comercial area. Fungsi komersial tersebut harus dapat dilihat dan diakses dengan mudah dari tempat perhentian transit. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20

9 Mixed Use Fungsi-fungsi baru yang akan dimasukkan ke dalam kawasan perencanaan adalah fungsi mixed use berupa fungsi komersial (mall, toserba, retail, pkl), fungsi hunian, perkantoran, fasilitas publik dan sosial (stasiun kereta api beserta fasilitasnya, kantor keamanan, mesjid, dan gedung parkir), dll. Tujuan dari penggabungan berbagai fungsi yang ada ke dalam kawasan adalah untuk menciptakan suatu kawasan yang hidup selama 24 jam. Pengawasan dilakukan secara menerus dan bersama oleh aparat keamanan serta para penghuni kawasan, sehingga kemudian keamanan lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik. Sistem Jalan dan Sirkulasi. Jaringan jalan harus dapat menciptakan keselamatan serta menyediakan jalur pejalan yang nyaman yang terpisah antara jalur kendaraan dan pejalan. Kebutuhan Parkir Fasilitas parkir dalam kawasan TOD harus memperhatikan : Sesuai dengan kebutuhan kawasan untuk kebutuhan minimum dan maksimum. Perletakan tempat parkir harus terintegrasi dengan jalur pejalan kaki dan jarak tempuh ke bangunan tidak terlalu jauh. Fungsi parkir dapat dilakukan dengan pembagian waktu, dimana waktu siang digunakan untuk parkir fungsi perkantoran dan pada malam hari digunakan sebagai tempat parkir untuk fungsi hunian. Jalur Pejalan Kaki Jalur pejalan kaki dibuat untuk menghubungkan fungsi-fungsi yang berada di kawasan sehingga pencapaian dari satu fungsi ke fungsi lain dapat diakses dengan mudah oleh pengguna jalan. Jalur-jalur pejalan kaki dibuat dengan nyaman dan memiliki akses langsung ke area-area komersial dan transit. Jalur pejalan kaki juga harus teritegrasi dengan fungsi ruang terbuka dan plasa-plasa. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21

10 2.2. Ekspresi Struktur dan Material Hemat Energi dalam Penerapan Arsitektur Kontekstual Konsep Arsitektur Kontekstual dalam Perancangan Stasiun a Definisi Arsitektur Kontekstual dalam Perancangan Arsitektur kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya Aliya dalam Brolin (2010). Selanjutnya menurut Aliya (2010), Arsitektur kontekstual dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: 1. Contras (kontras / berbeda) Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namun dalam pengaplikasiannya diperlukan kehati hatian hal ini agar tidak menimbulkan kekacaun. Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasannya kontras bangunan modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmosi, namun ia mengatakan bila terlalau banyak akan mengakibatkan shock effect yang timbul sebagai akibat kontras. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul adalah chaos. 2. Harmony (harmoni / selaras) Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian / keselarasan, hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu berada. Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih menunjang daripada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat dominan (secara Kuantitatif). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22

11 b Unsur-Unsur dalamarsitektur Kontekstual Menurut Aliya (2010), unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam Arsitektur kontekstual adalah: 1. Irama adalah sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau warna secara teratur dan harmonis. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengelompokkan unsur unsur di dalam suatu komposisi acak menurut a. Kedekatan atau keterhubungan satu sama lain, dan b. Karakteristik visual yang dimiliki bersama 2. Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir secara berulang adalah: a. Ukuran b. Bentuk wujud c. Karakteristik detail 3. Datum Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu komposisi.datum mengorganisir suatu pola acak unsur unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan. Sebagi contoh, garis garis lagu berfungsi sebagai suatu datum yang memberi dasar visual untuk membaca not dan irama secara relatif nada nada yang ada. Selanjutnya menurut Aliya (2010), ciri ciri dari Arsitektur kontekstual adalah: 1. Adanya pengulangan motif dari desain bangunan sekitar. 2. Pendekatan baik dari bentuk, pola atau irama, ornament, dan lain - lain terhadap bangunan sekitar lingkungan, hal ini untuk menjaga karakter suatu tempat. 3. Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 23

12 Ekspresi Struktur dan Material Hemat Energi a Definisi Ekspresi Struktur dan Material Hemat Energi Pengertian ekspresi Struktur bangunan, menurut Hendri (2013) ekspresi struktur berarti ungkapan secara visual tentang suatu alat yang berfungsi sebagai media untuk menyalurkan beban akibat kehadiran bangunan yang kemudian disaluran ke tanah dan berfungsi untuk memperkuat konsep arsitektural pada bangunan.sedangkan menurut Sutrisno (1983) Struktur bangunan sebagai penjelmaan dari ekspresi sistem konstruksi yang memenuhi fungsinya secara tepat, sehingga menghasilkan keindahan yang logis. Sedangkan pengertian material Hemat Energi menurut Sukendar (2012) Selain memilih material yang harganya kompetitif, saat ini kesadaran untuk memilih materi berkualitas, efisien, dan ramah lingkungan menjadi pilihan masyarakat modern karena dengan munculnya fenomena pemanasan global beberapa tahun belakangan ini, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak diangkat sebagai topik yang hangat di berbagai bidang kehidupan salah satunya di bidang konstruksi. Dimana pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan bangunan hijau atau disebut juga bangunan yang ramah lingkunganl b Kriteria Pemilihan Sistem Struktur dan Kriteria Material Ramah Lingkungan Sistem struktur yang digunakan harus memiliki kriteria yang diperlukan dan penting, meskipun tidak semua bangunan memerlukannya. Menurut Hendri (2013) Kriteria dalam Pemilihan Sistem Struktur yaitu sebagai berikut : a) Daya tahan struktur : tahan dari cuaca & alam memberikan rasa nyaman. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 24

13 b) Kokoh : dapat menahan beban dan kokoh terhadap gaya horizontal c) Aman terhadap api : penghuni didalamnya ada kesempatan untuk evakuasi. d) Ekonomis : Pembiayaan dapat seimbang dengan biaya bangunan. e) Visual : Sebagai pendukung dan meningkatkan fungsi arsitektural. Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut: a) Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan. b) Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan. c) Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan). d) Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan). e) Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami Studi Banding Stasiun dalam dan Luar Negeri Studi Banding Stasiun Gambir, a Sejarah Stasiun Gambir Stasiun Gambir adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota, berlokasi di Gambir, Pusatdan berada di Daerah Operasi I. Stasiun Gambir dibangun sekitar tahun 1930-an dengan nama Stasiun Koningsplein setelah itumengalami renovasi secara besar-besaran pada 1990-an. Stasiun Gambir memiliki 4 jalur yang melayani transportasi kereta api di Kota Tujuan utama di pulau Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 25

14 Jawa, selain kereta api, di stasiun Gambir juga terdapat Bus DAMRI untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Gambar 2. 2 Jalur Kereta Gambir Sumber : Wikipedia Dahulu kala di wilayah Weltevreden yang terletak di sebelah kanan Gereja Willem di Koningsplein Oost, yang kini bernama Jalan Medan Merdeka Timur, pada tahun 1871 merupakan halte Koningsplein (halte Lapangan Raja). halte Koningspleinmemiliki jarak beberapa ratus meter dari Stasiun Gambir sekarang. Dahulu halte Koningsplein dikelola oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij(NIS) hingga tahun 1884 yang pada zaman dahulu masih berbentuk bangunan kecil dan sangat sederhana.pada tanggal 4 Oktober 1884halte Koningspleinkemudian digantikan oleh Stasiun Weltevredendi tempat Stasiun Gambir kini berada Hingga tahun 1906, Stasiun Weltevredenmerupakan stasiun pemberangkatan untuk tujuan Bandung dan Surabaya.Hingga pada tahun 1928, setelah pengambilalihan Staats spoorwegen (SS) di tahun 1913, menyebabkan Stasiun Weltevredendiperbesar dan mengalarni perubahan besar-besaran berupa tampak luar bangunan dengan gaya art-deco, atap penutup diperpanjang pada tahun 1928 hingga ke sisi utara sepanjang 55 meter. Dan kemudian pada tahun 1937 stasiun itu Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26

15 diresmikan sebagai Stasiun Batavia Koningsplein dan kemudian menjadi Stasiun Gambir. Pada tahun 1990-an setelah terjadi renovasi stasiun di ruas Manggarai- Kota, stasiun Gambir berubah menjadi rel layang. b Analisis Stasiun Gambir Stasiun Gambir terdiri dari tiga lantai, dengan peron kereta api yang berada di lantai tiga.pada lantai dasar stasiun terdapat Aula utama, loket, Atm Center, dan Area Komersil berupa restoran dan toko. Seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini : Gambar 2. 3 Denah Lantai Dasar Stasiun Gambir Sumber : Data KAI Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pintu masuk utama di stasiun manggarai dibagi menjadi dua, yaitu Pintu Masuk Utara yang berada di sisi timur stasiundan Pintu Masuk Selatan yang berada di sisi barat stasiun, di sisi utara Stasiun Gambir terdapat pangkalan taxi stasiun dan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27

16 di sisi selatan stasiun terdapat parkir kendaraan. Untuk interior stasiun di lantai dasar terdapat beberapa kios komersil di sisi sebelah utara. Analisis berikutanya adalah analisis lantai 2 dari stasiun Gambir yang dijelaskan oleh gambar berikut : Gambar 2. 4 Denah Lantai 1 Stasiun Gambir Sumber :Data KAI Dari gambar diatas dapat diketahui bahwalantai 1 stasiun Gambir ( tingkat 2 stasiun) terdapat Ruang Tunggu yang digunakan untuk ruang tunggu penumpangdari luar kota dan terdapat beberapa kios komersil (restoran sepat saji dan kafetaria), yang berada di sisi utara yang memiliki lokasi yang sama seperti di lantai dasar.selain itu untuk menghubungkan sirkulasi ke peron di lantai 2 yang dihubungkan oleh dua tangga utama yang masing masing berupa tanggauntuk kedatangan penumpang kereta dan tangga untuk keberangkatan penumpang, sehingga dapat mempermudah penumpag kereta api. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28

17 Selanjutnya karena menggunakan rel layang, maka peron di stasiun Gambir ini ditempatkan di lantai 2 stasiun Gambir ( tingkat 3 stasiun), dan karena stasiun Gambir merupakan Stasiun Besar, maka pengumuman yang digunakan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Studi Banding Stasiun Tianjin Barat, Beijing a Sejarah Stasiun Tianjin Barat, Beijing Studi Banding selanjutnya merupakan studi banding stasiun kereta api di luar negeri yaitu stasiun tianjin yang terletak sekitar 130 kilometer sebelah Barat Laut Kota Beijing, stasiun ini berfungsi sebagai jalur pemberhentian dari kereta berkecepatan tinggi yang menghubungkan antara ibukota Cina dan kota Shanghai, serta menghubungkan berbagai lini regional di daerhak China dan menghubungkan kereta-kereta di jalur bawah tanah. Seperti dalam gambar berikut ini : Gambar 2. 5 Stasiun Tianjin Sumber :Arch daily b Analisis Stasiun Tianjin Barat, Beijing Selama dua setengah tahun, von Gerkan, Marg dan Rekan Arsitek (GMP), telah menyelesaikan pembangunan Stasiun Kereta Api Tianjin Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29

18 Barat ini, dimana fungsi dari stasiun kereta api ini adalah untuk menghubungkan daerah komersial daerah utara dengan pusat kota tua di daerah selatan, dengan melalui trek layang, sungai dan jalan-jalan di kota dengan penduduk berjumlah sekitar 12 juta jiwa ini. Para arsitek telah menyoroti fungsi jembataan penghubung antara bagian kota dengan atap kubah sepanjang 57 meter, dengan panjang hampir 400 meter di atas concourse terminal Gambar 2. 6Kubah Stasiun Tianjin Sumber :Arch daily Stasiun tianjin memiliki tiga yang terdiri dari dua lantai bangunan dan satu basement, untuk denah bangunan dijelaskan pada gambar berikut : Gambar 2. 7Denah Stasiun Tianjin Sumber :Arch daily Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30

19 Setiap penumpang memasuki Stasiun barat Tianjin melewati pintu utama yang berada di utara dan selatan bangunan, atap lengkung diatas pintu masuk dan jendela kaca yang tinggi menjadi penanda bahwa itu adalah pintu masuk utama dari stasiun, setelah itu penumpang memasuki antrian tiket, yang pada hari biasa selalu penuh oleh penumpang lainnya. Untuk menuju peron penumpang dapat menggunakan eskalator dan lift yang terhubung di tiap-tiap peron yang akan dituju. Bila dilihat dari potongan stasiun Tianjin memiliki bentuk yang menarik dan futuristik, dengan struktur lengkung dan material yang hemat energi membuat stasiun ini dapat dijadikan referensi dalam merancang stasiun kereta api di Indonesia. Yang ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 2. 8 Potongan Stasiun Tianjin Sumber :Arch daily Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31

BAB IV: KONSEP Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD)

BAB IV: KONSEP Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD) BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD) Pada tahun 1993 Peter Calthorpe menawarkan sebuah sistem mengenai Konsep Transit Oriented Development ( TOD

Lebih terperinci

BAB 3 ELABORASI TEMA

BAB 3 ELABORASI TEMA BAB 3 ELABORASI TEMA Tema : Arsitektur Kontekstual Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah: Perkembangan teknologi dan informasi yang cukup pesat sehingga perlunya penyesuaian terhadap

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA 26 BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Tema : Arsitektur Kontekstual Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah: Berada di lingkungan komplek kampus Telkom sehingga dalam perancangannya perlu menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK adalah bagaimana desain gedung Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat ini dapat menjadi bangunan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar belakang Tema 8 BAB III BAB III TINJAUAN KHUSUS Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah: Perkembangan teknologi dan informasi yang cukup pesat sehingga perlunya penyesuaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persoalan utama yang dihadapi kota-kota besar di Pulau Jawa akibat pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi adalah masalah transportasi, masalah transportasi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak

Lebih terperinci

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 114 Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 115 Gambar 5.32 Kondisi Jalur Pedestrian Penghubung Stasiun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan salah satu masalah terbesar pemerintah pusat dan daerah hingga

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS Dukuh Atas adalah nama perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng. Lokasinya sangat strategis, berada di dekat pusat bisnis Jakarta, di selatan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : TINGGA PRADANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Kereta api merupakan transportasi darat

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. OBSERVASI 1. Stasiun Gambir Jakarta Pusat Merupakan Stasiun yang terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Dibangun pada dasawarsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transit oriented development (TOD) merupakan konsep yang banyak digunakan negara-negara maju dalam kawasan transitnya, seperti stasiun kereta api, halte MRT, halte

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TOD TERPADU MANGGARAI PERANCANG: FAIZAL (NIM: 41210110018) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Transportasi kota Jakarta berkembang sangat pesat dikarenakan mobilitas yang tinggi dan masyarakatnya yang membutuhkan kendaraan. Semakin meningkatnya populasi manusia

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,

Lebih terperinci

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan G14 Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan Muhamad Agra Adhiprasasta dan Vincent Totok Noerwasito Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA

BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1. Arsitektur Kontekstual Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo merupakan rumah sakit yang telah berdiri sejak jaman penjajahan, bangunan tua yang saat ini masih berdiri masih

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota sebagai pusat pertumbuhan menyebabkan timbulnya daya tarik yang tinggi terhadap perekonomian sehingga menjadi daerah tujuan untuk migrasi. Dengan daya tarik suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik Firdha Ayu

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Denah 5.1.1. Perancangan Denah Lantai Satu Berdasarkan konsep pola-pola ruangan, perancangan denah ini merupakan pengembangan hubungan ruang yang telah dirancang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 38 3.1 Gambaran Umum BAB III DESKRIPSI PROYEK Gambar 3. 1 Potongan Koridor Utara-Selatan Jalur Monorel (Sumber : Studi Pra Kelayakan Koridor 1 Dinas Perhubungan Kota Bandung Tahun 2014) Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb);

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual B. DEFINISI JUDUL DAN PEMAHAMAN DALAM LINGKUP ARSITEKTUR 1. Definisi 1. Revitalisasi Revitalisasi

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA UNIVERSITAS DIPONEGORO TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA TUGAS AKHIR JOHANSYAH 21020110141041 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG SEPTEMBER 2014 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1

Lebih terperinci

STASIUN DAN BALAI YASA MANGGARAI

STASIUN DAN BALAI YASA MANGGARAI STASIUN DAN BALAI YASA MANGGARAI MENELISIK MANGGARAI: DAHULU, KINI, DAN NANTI ARI NOVIANTO VP ARCHITECTURE PT.KAI Sejarah Kawasan Manggarai Wilayah Manggarai di Jakarta sudah dikenal warga Batavia sejak

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.

Lebih terperinci

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung telah mengalami perkembangan pesat sebagai kota dengan berbagai aktivitas yang dapat menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut

Lebih terperinci

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Nama Proyek Kategori Proyek Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Transportasi Antar Moda : Fasilitas Transportasi : Fiktif : Negri : ± 4 Ha KDB (%) : 60 % KLB

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

Lebih terperinci

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah

Lebih terperinci

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018 Kriteria Green Infrastructure NADIA ULFAH, SOFYAN TRIANA Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang namanya transportasi, transportasi sudah lama ada dan cukup memiliki peranannya dalam

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN TERMINAL kelancaran mobilitas keterpaduan intra dan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3. Data Fisik dan Non Fisik Stasiun Senen memiliki data data sebagai berikut : Pemilik, Jenis dan pelayanan Stasiun Kerta Api Senen a. Pemilik : Badan Usaha Milik Negara b. Nama

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS INTERCHANGE STATION

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS INTERCHANGE STATION LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS INTERCHANGE STATION Disusun Oleh : Alfian Lutfi Eky Sudarso 21020112130071 Dosen Koordinator Ir. B. Adji Murtomo, MSA Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126 BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Manusia memiliki sifat alami untuk selalu bergerak. Pergerakan yang dilakukan dapat bersifat fisik (berpindah tempat) maupun non fisik (perilaku). Bergerak secara fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial, pengertian Judul : Re-Desain Redesain berasal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Peran perkeretaapian dalam penggerak utama perekonomian nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan

Lebih terperinci

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor daya tarik kota yang kemudian menyebabkan pertambahan penduduk dan akhirnya bermuara pada perubahan fisik dan

Lebih terperinci

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Bab ini berisi analisis mengenai karakteristik dan preferensi pengguna mobil pribadi, taksi, maupun bus DAMRI yang menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN

PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN Perancang: FACHRY MUHAMMAD RACHMAD (NIM: 41211010010) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas

Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas VI.1 Simulasi Rancangan Rancangan kawasan TOD Dukuh Atas merupakan hasil akhir dari penulisan tesis ini. Hasil rancangan memperlihatkan bahwa kawasan ini

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

Peran Transportasi. (Studi Kasus: Stasiun KA Patukan, Gamping, Yogyakarta)

Peran Transportasi. (Studi Kasus: Stasiun KA Patukan, Gamping, Yogyakarta) Peran Transportasi dalam Pengembangan Kawasan TOD/ROD (Studi Kasus: Stasiun KA Patukan, Gamping, Yogyakarta) Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan http://zudhyirawan.staff.ugm.ac.id Pendahuluan ROD merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan dan didefinisikan sebagai berikut : Peremajaan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Kereta api merupakan salah satu dari moda transportasi nasional yang ada sejak masa kolonial sampai dengan sekarang dan masa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Surat Pernyataan... Lembar Pengesahan Tugas Akhir... Tanda Lulus Mempertahankan Tugas Akhir...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Surat Pernyataan... Lembar Pengesahan Tugas Akhir... Tanda Lulus Mempertahankan Tugas Akhir... DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... Surat Pernyataan... Lembar Pengesahan Tugas Akhir... Tanda Lulus Mempertahankan Tugas Akhir... Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir... Kata Pengantar...

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : NOVAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang di dunia bergantung pada transportasi untuk melangsungkan hidupnya, seperti

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT 3.1. Tinjauan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.1.1. Kondisi Administrasi Potensi Jakarta Pusat secara administratif terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci