METODE PENELITIAN. Desain penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Desain penelitian"

Transkripsi

1 47 METODE PENELITIAN Desain penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode survey dengan tujuan mencari data dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan adopsi inovasi program Sapta Pesona oleh pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di Jakarta Timur. Metode survey merupakan metode yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan sesuai fakta yang dikumpulkan. Penelitian ini akan menguraikan faktafakta dan informasi yang diperoleh di lapangan, baik langsung maupun tidak langsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, kuisioner dan wawancara. Observasi, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek untuk keperluan pencarian data tentang adopsi inovasi Program Sapta Pesona oleh pengelola dan karyawan hotel di Jakarta Timur. Kuisioner atau daftar pertanyaan yang digunakan mengarah kepada adopsi inovasi rogram Sapta Pesona oleh pengelola dan karyawan hotel di Jakarta Timur, bagaimana pengetahuan, persesi dan adopsi mereka terhadap inovasi program Sapta Pesona. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan pada hotel berbintang dan hotel tidak berbintang yang berada di kawasan Jakarta Timur dan merupakan hotel yang berada di Daerah Tujuan Wisata (DTW) binaan Dinas Pariwisata Jakarta Timur sebagaimana terlihat pada Gambar 7. Penelitian berlangsung mulai Bulan April sampai dengan Agustus Populasi dan sampel Populasi adalah kelompok besar individu yang memiliki karakteristik umum yang sama, sedangkan sampel adalah sekelompok individu yang diperoleh dari kelompok yang lebih besar guna mewakili kondisi populasi atau untuk generalisasi hasil. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengelola/pimpinan dan karyawan Hotel Bintang dan Non Bintang/Akomodasi yang ada di Jakarta Timur yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan program sapta pesona dan terdaftar di Dinas Pariwisata Jakarta Timur mulai tahun 2004 s.d Sampel yang diambil adalah pengelola/penanggung jawab dan karyawan hotel yang bertanggung jawab langsung terhadap program sapta pesona.

2 48 Keseluruhan jumlah fasilitas dan penunjang usaha pariwisata di Jakarta Timur, kerangka sampling dan proses pengambilan sampel disajikan dalam tabel berikut (Tabel 4 6): Tabel 4 Jumlah jenis fasilitas penunjang usaha pariwisata Jakarta Timur pada Tahun 2004 s.d Usaha Pariwisata s.d Panti Pijat Billiar Bioskop Diskotik Padang Golf Kolam Renang Kawasan Wisata Wisata Belanja Musik Hidup-Karaoke Hotel Berbintang Hotel Tak Berbintang Motel Biro Perjalanan No. Kerangka sampling penelitian sebagaimana pada Tabel berikut: Kategori Hotel Tabel 5 Kerangka sampling penelitian Jumlah Populasi Sample Hotel Jumlah Responden Keterangan A. Hotel Bintang dipilih secara acak Pengelola/Pimpinan dan diambil acak dari hotel Karyawan yang berbeda B. Hotel Non Bintang (Akomodasi) Pengelola/Pimpinan dan Karyawan Jumlah dipilih secara acak diambil acak dari hotel yang berbeda Berdasarkan kerangka sampling, lokasi hotel ditentukan secara acak berdasarkan lokasi di seluruh wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Jumlah sampel/responden pada masing-masing hotel ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah pengelola dan karyawan yang berkaitan atau terlibat langsung dengan program sapta pesona. Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan dengan rumus slovin. n = Keterangan: n : Jumlah sampel N : Jumlah Populasi α : Taraf kesalahan (0,05) N N (α) 2 +1

3 49 Secara rinci, proses pengambilan sampel sebagai responden dalam penelitian ini disajikan dalam gambar berikut: Hotel Bintang N = 5 hotel Hotel Bintang n = 2 hotel Hotel Non Bintang N = Responden Hotel Jakarta Timur Total sampel (n) = 102 Hotel Non Bintang N = 25 Hotel Non Bintang n = 12 hotel Hotel Bintang N = Responden Gambar 6 Proses pengambilan sampel Pengembangan Instrumen Penelitian Jenis data Jenis data dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data mengenai ciri pribadi dan kondisi lingkungan usaha hotel yang diduga mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan adopsi inovasi pengelola hotel terhadap program sapta pesona. Skala pengukuran dalam penelitian ini sebagian besar meliputi skala ordinal, serta sebagian skala nominal dan rasio. Data sekunder berupa dokumendokumen yang dapat mendukung data penelitian. Variabel penelitian Variabel/peubah penelitian terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel tidak bebas (dependent) sebagai berikut: (1). Variabel bebas (x), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel tidak bebas (y). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: (a). Ciri pribadi (x1), yaitu faktor yang melekat dalam diri individu (pengelola hotel) yang terdiri dari sub variabel: usia, pendidikan, pengalaman berusaha, intensitas komunikasi, keanggotaan kelompok, kemampuan mengendalikan resiko, dan keterampilan teknis.

4 50 (b). Faktor lingkungan usaha hotel (x2), yang terdiri dari sub variabel: kebijakan pemda, skala usaha, modal keuangan, modal tenaga kerja, sarana usaha, prasarana usaha, lokasi usaha dan kompetitor. (2). Variabel tidak bebas (y), terdiri dari: (a). Pengetahuan pengelola dan karyawan hotel mengenai program Sapta Pesona (y1) yang meliputi pengertian terhadap unsur-unsur Sapta Pesona keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keramahan dan kenangan. (b). Persepsi pengelola dan karyawan hotel terhadap ciri inovasi program Sapta Pesona, (y2) yang meliputi keuntungan relatif, kerumitan, kesesuaian, kemungkinan dicoba dan kemudahan dilihat hasilnya. (c). Proses adopsi pengelola dan karyawan hotel terhadap inovasi program Sapta Pesona,(y3) yang meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keramahan dan kenangan. Definisi operasional (1). Ciri pribadi pengelola/manajer dan karyawan hotel adalah ciri-ciri dari dalam diri pribadi pengelola/manajer dan karyawan di Jakarta Timur yang diduga berhubungan dengan adopsi pengelola/manajer dan karyawan dalam usaha hotel di Jakarta Timur. (2). Usia, adalah lamanya (tahun) hidup responden yang dihitung sejak dilahirkan sampai dengan saat wawancara/penelitian dilakukan. (3). Pendidikan, adalah lamanya (tahun) pendidikan formal dan jenis pelatihan yang pernah diikuti responden pada saat dilakukan wawancara. (4). Lama bekerja, adalah jumlah tahun lamanya responden bekerja di bidang perhotelan, diukur dari lamanya tahun dari awal sampai saat dilaksanakan penelitian. (5). Intensitas komunikasi, adalah derajat tingkat frekuensi komunikasi, lamanya interaksi, sumber informasi (penyuluh, media massa, dan kegiatan pertemuan). Termasuk bentuk interaksi dengan sumber informasi, dan jenis komunikasi (personal, kelompok, dan massa) yang paling sering diikuti sampai saat wawancara/penelitian dilaksanakan. (6). Keanggotaan kelompok, adalah keterlibatan responden dalam kelompok formal dan atau kelompok informal, meliputi nama kelompok, status/kedudukan, lamanya keikutsertaan dalam kelompok, dan frekuensi pertemuan yang diadakan kelompok. (7). Keberanian mengambil risiko adalah risiko yang paling sering dihadapi responden, dampaknya terhadap pengembangan usaha rumah makan, jenis risiko yang mampu dihadapi, dan usaha yang dilakukan terhadap risiko yang tidak mampu dihadapi. Termasuk keputusan yang akan diambil responden jika usahanya menghadapi kemerosotan ataupun keuntungan besar, dan sikap keberanian mengambil risiko pada beberapa kasus dalam pengelolaan hotel. (8). Keterampilan teknis adalah keterampilan yang meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktifitas yang spesifik berkaitan dengan suatu metode, proses, dan prosedur tertentu yang bersifat teknis terkait dengan fungsi

5 51 manajemen dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. (9). Lingkungan usaha hotel adalah lingkungan usaha yang memiliki keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan didalam maupun di luar hotel. (10). Kebijaksanaan Pemda yaitu adanya kebijakan pemerintah daerah yang mengatur program sata pesona dinyatakan dalam jumlah kebijakan tentang program tersebut. (11). Skala usaha/luas hotel yaitu kapasitas kamar/tempat tidur, atau jumlah karyawan yang merupakan karakter dari skala usaha mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat produktifitas. Maka hal ini akan pula berpengaruh pada kemauan, kemampuan, dan kesempatan pengelola hotel dalam mengadopsi suatu inovasi. (12). Modal keuangan merupakan karakteristik finansial hotel berupa tersedianya modal keuangan bagi usaha hotel dinyatakan dalam besaran modal dan asal modal apakah dari perorangan atau dari bank. (13). Modal tenaga kerja yaitu tersedianya modal tenaga kerja bagi hotel berupa sumber daya manusia, diukur dari segi kecukupan jumlah, kualitas tenaga kerjanya ditinjau dari segi pendidikan (formal dan pelatihan) dan keterampilan yang dimiliki. (14). Sarana usaha yaitu seluruh fasilitas utama untuk kebutuhan operasional hotel dalam mendukung keuasan pelanggannya. Sarana yang dimaksud dikelompokan menjadi tiga terdiri dari: (a) sarana pokok yaitu peralatan hotel (kamar, toilet, ruangan rapat, lobby, parkir,keamanan dan internet); (b) sarana pelengkap yaitu jenis perabot hotel lainnya (meja, kursi, dan lemari/meja tempat rapat, sarana perlengkapan kantor, infokus); (c) sarana penunjang yaitu perlengkapan lenan (sheet/siprey bersih), meja kerja (perlengkapan alat tulis, kertas dan asbak), dan perlengkapan (sarana penunjang untuk kebutuhan tamu). (15). Prasarana usaha adalah seluruh fasilitas penunjang untuk kelancaran operasional rumah makan dan kepuasan pelayanan bagi pelanggannya, terdiri dari instalasi komunikasi, PLN, gas, air bersih, penampungan sampah dan saluran limbah, fasilitas taman parkir, fasilitas penunjang keselamatan kerja, dan fasilitas ibadah. (16). Lokasi usaha adalah kondisi lokasi/letak usaha hotel dinilai dari strategis atau tidaknya dengan indikator kedekatan dengan target pasar, sumber perolehan bahan baku, dan dampak lingkungan terhadap citra perusahaan. (17). Kompetitor adalah iklim usaha berupa persaingan antara pengusahapengusaha kecil dengan pengusaha perhotelan, dinyatakan dalam bagaimana pengembangan kemitraan yang terjadi yang memungkinkan persaingan sehat. (18). Pengetahuan mengenai program Sapta Pesona adalah pengetahuan pengelola dan karyawan hotel terhadap kebijakan, tujuan, unsur-unsur dan manfaat sapta pesona. (19). Persepsi terhadap ciri inovasi program Sapta Pesona adalah anggapan/pendapat/interpretasi dan penilaian pengelola dan karyawan hotel terhadap ciri inovasi program Sapta Pesona.

6 52 (20). Keuntungan relatif adalah tingkatan dimana suatu ide baru dianggap suatu yang lebih baik dari pada ide-ide yang ada sebelumnya. Seringkali keuntungan relatif dinyatakan dalam bentuk keuntungan ekonomis. (21). Kesesuaian adalah sejauh mana inovasi dianggap konsisten dengan nilainilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima. Ide yang tidak kompatibel dengan ciri-ciri sistem sosial yang menonjol akan tidak diadopsi secepat ide yang kompatibel. (22). Kompleksitas adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan. Semakin rumit suatu inovasi bagi seseorang, semakin lambat diadopsi. (23). Triabilitas adalah adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil. Inovasi yang dapat dicoba biasanya diadopsi lebih cepat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. (24). Observabilitas (dapat diamati) adalah tingkat dimana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Observabilitas suatu inovasi menurut anggapan anggota sistem sosial berhubungan positif dengan kecepatan adopsinya. (25). Adopsi pengelola dan karyawan hotel adalah ikut sertanya responden dalam memanfaatkan konsep Sapta Pesona (yang terdiri dari 7 unsur sebagaimana telah disebutkan) dengan mengambil inisiatif sendiri untuk melakukan tindakan sebagai dampak dari adopsi inovasi program Sapta Pesona. (26). Keamanan adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya kesuatu destinasi wisata. Bentuk aksi dalam sapta pesona keamanan antara lain adalah: (1) tidak mengganggu wisatawan; (2) menolong dan melindungi wisatawan; (3) bersahabat terhadap wisatawan; (4) memelihara keamanan lingkungan; (5) membantu memberi informasi kepada wisatawan; (6) menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular; dan (7) meminimalkan risiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik. (27). Ketertiban adalah adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan. Bentuk aksi sapta pesona ketertiban antara lain adalah: (1) mewujudkan budaya antri; (2) memelihara lingkungan dengan mentaati peraturan yang berlaku; (3) disiplin /tepat waktu; (4) menjaga keteraturan, kerapian dan kelancaran; serta (5) semua sisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi. (28). Kebersihan adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan. Bentuk aksi dalam sata pesona kebersihan antara lain: (1) tidak membuang sampah/limbah sembarangan; (2) turut menjaga kebersihan sarana dan lingkungan; (3) menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih; dan (5) pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi. (29). Kesejukan adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk bagi berlangsungnya

7 53 kegiatan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman, sejuk, sehingga menimbulkan rasa betah bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan yang lebih panjang. Bentuk aksi sapta pesona kesejukan antara lain: (1) melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon; (2) memelihara lingkungan hotel tetap hijau; dan (3) menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel, penginapan, dan tempat lainnya. (30). Keindahan adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang. Bentuk aksi sapta pesona keindahan antara lain: (1) menjaga keindahan lingkungan hotel dalam tatanan yang alami dan harmoni; (2) menata lingkungan hotel secara teratur, tertib dan serasi serta menjaga karakter kelokalan; dan menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural. (31). Keramah-tamahan adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di rumah sendiri bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas. Bentuk aksi sapta pesona keramah-tamahan antara lain: (1) bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan; (2) memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan; (3) para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji; dan (4) menampilkan senyum dan keramah-tamahan yang tulus. (32). Kenangan adalah salah satu unsur sapta pesona yang bertujuan menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk kunjungan ulang. Bentuk aksi sapta pesona kenangan antara lain: (1) menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal; (2) menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik; dan (3) menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa. Matriks pengembangan instrumen Instrumen yang dipakai pada penelitian adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan peubah dalam penelitian. Daftar pertanyaan untuk peubah yang berhubungan dengan tingkat adopsi pengelola hotel di Jakarta Timur, terdiri atas ciri pribadi pengelola meliputi: umur, pendidikan formal, intensitas komunikasi, dan keanggotaan kelompok. Ciri usaha pengelola Hotel meliputi: skala usaha, pengalaman usaha, kewirausahaan, dan keterampilan manajerial. Daftar pertanyaan peubah interevening, adopsi inovasi serta peubah terikat, yakni sikap pengelola usaha hotel di Jakarta Timur. Berikut disajikan matrik pengembangan instrumen secara rinci:

8 54 Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data Peubah Sub Peubah Definisi Indikator Ciri Pribadi (X1) Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Umur resonden dari lahir sampai saat penelitian dinyatakan dalam jumlah tahun Tingkat pendidikan formal responden dinyatakan dalam jumlah tahun mengikuti pendidikan formal Pelatihan yang pernah atau sedang diikuti responden Karakteristik umur Karakteristik pendidikan formal Frekuensi pelatihan yang pernah/sedang diikuti dalam 3 tahun terakhir. Skala Data Pengalaman Usaha Lamanya responden melakukan usaha hotel/bekerja di hotel Jumlah lamanya tahun dalam melakukan kegiatan usaha hotel Intensitas Komunikasi Intensitas kontak & kualitas komunikasi antara responden dengan sumber Jenis sumber informasi Frekuensi dan lamanya berinteraksi Bentuk interaksi pada sumber informasi Bentuk komunikasi yang dipilih untuk diikuti. Keanggotaan kelompok Keikutsertaan responden dalam kegiatan kelompok professional PHRI (persatuan hotel restoran Indonesia) Keikutsertaan dan keaktifan dalam kelompok Status dalam kelompok Frekuensi pertemuan Kemampuan Mengendalikan Risiko Kemampuan mengendalikan Risiko yang muncul pada Pengembangan usaha hotel Kemampuan mengenali dan mengendalikan hambatan/gangguan lain Jenis risiko yang sering dihadapi Keterampilan Teknis Keterampilan teknis dalam mengelola tenaga kerja. Jenis hambatan lain yang sering dihadapi jenis keterampilan yang dikuasai dalam pengelolaan usaha

9 55 Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data (lanjutan) Peubah Sub Peubah Definisi Indikator Keterampilan teknis berkaitan metode, proses, dan prosedur dalam: - kesesuaian kerja dengan prosedur - penilaian kinerja - evaluasi & umpan balik kepuasan pelanggan Skala Data Ciri Lingkungan Usaha (X2) Kebijakan Pemda Skala Usaha Adanya kebijakan Pemda setempat yang mendukung sapta pesona dan keberlangsungan usaha Skala usaha hotel yang dikelola/tempat bekerja responden pada saat penelitian dilakukan - Kebijakan yang memadai Skala usaha mendukung dilaksanakannya program sapta pesona ordinal Modal keuangan Data skala usaha Luas total bangunan Jumlah karyawan Kapasitas berdasarkan jumlah kamar tersedia Jumlah ruang rapat Jumlah pengunjung harian yang memperoleh pelayanan Jumlah omzet yang diperoleh per-hari Gambaran mengenai modal yang dikelola dan keterlibatan pada lembaga keuangan dalam investasi awal & pengembangan usaha Asal modal keuangan Tingkat kecukupan besaran modal keuangan Tingkat kecukupan besaran Modal investasi Lembaga keuangan sumber modal usaha Tingkat kemudahan dalam memperoleh modal dari lembaga keuangan

10 56 Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data (lanjutan) Peubah Sub Peubah Definisi Indikator Modal tenaga kerja Kondisi modal tenaga kerja dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilan. Tenaga kerja memadai dalam pelaksanaan kegiatan hotel Asal tenaga kerja Status kepegawaian karyawan Kesesuaian pendidikan (formal dan non formal) dengan kebutuhan Frekuensi pemberian pelatihan karyawan Sarana usaha Kondisi sarana usaha Kecukupan dan kelayakan sarana usaha Jumlah frekuensi kegiatan inventarisasi peralatan Prasarana usaha Kondisi prasarana usaha Kecukupan dan kelayakan prasarana usaha Lokasi usaha Pengaruh lokasi usaha Tingkat strategis menurut yang terhadap tingkat Pengunjung dekat kunjungan kerja/wisata Pengaruh lokasi terhadap tingkat kunjungan tamu Kompetitor Bentuk persaingan hotel dengan kompetitor usaha sejenis Kondisi lingkungan Bentuk persaingan: produk, harga, pelayanan, dan promosi Strategi dalam menghadapi Persaingan Skala Data Pengetahuan Program Sapta Pesona (Y1) Kebijakan sapta pesona Tujuan sapta pesona Unsur-unsur Sapta Pesona Pengetahuan resonden tentang kebijakan sapta pesona Pengetahuan resonden tentang tujuan Sapta Pesona Pengetahuan resonden tentang unsure-unsur sapta pesona Tingkat pengetahuan responden tentang kebijakan pemerintah di bidang pariwisata Tingkat pengetahuan responden tentang kebijakan sapta pesona Tingkat pengetahuan responden tentang kebijakan sapta pesona Tingkat pengetahuan responden tentang tujuan sapta pesona Manfaat Sapta Pesona Pengetahuan resonden tentang manfaat sapta pesona Tingkat pengetahuan responden tentang tujuan sapta pesona Persepsi terhadap ciri inovasi Sapta Pesona (Y2) Keuntungan Relatif Pendapat dan penilaian terhadap keuntungan adanya program sapta pesona Inovasi sapta pesona yang di anggap menguntungkan responden.

11 57 Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data (lanjutan) Peubah Sub Peubah Definisi Indikator Adopsi Program Sapta Pesona (Y3) Kerumitan Kesesuaian Kemungkinan dicoba Kemudahan dilihat hasilnya Keamanan Pendapat/interpretasi dan penilaian pengelola dan karyawan hotel terhadap sejauh mana inovasi dianggap mudah untuk diterima dan diterapkan. Pendapat/interpretasi dan penilaian pengelola dan karyawan hotel dimana suatu inovasi sesuai untuk diterima dan diterapkan. Pendapat/interpretasi dan penilaian pengelola dan karyawan hotel terhadap inovasi dimana inovasi dapat dicoba. Inovasi yang dapat dicoba biasanya diadopsi lebih cepat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu Pendapat/interpretasi dan penilaian pengelola dan karyawan hotel terhadap inovasi (sapta pesona) dapat diamati. Adopsi resonden dalam unsur keamanan yaitu menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya kesuatu destinasi wisata. Inovasi sapta pesona yang di anggap tidak rumit oleh responden sehingga bisa di terima Sapta pesona yang di anggap responden memiliki kesesuaian Inovasi sapta pesona oleh responden dapat di pahami dan dicoba Inovasi sapta pesona oleh responden dapat diamati (di observasi) 1. Tindakan untuk tidak mengganggu wisatawan, 2. Tindakan untuk menolong dan melindungi wisatawan 3. Tindakan untuk bersahabat terhadap wisatawan, 4. Tindakan untuk memelihara keamanan lingkungan, 5. Tindakan untuk membantu memberi informasi kepada wisatawan 6. Tindakan untuk menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular, 7. Tindakan untuk meminimalkan risiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik Skala Data

12 58 Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data (lanjutan) Peubah Sub Peubah Definisi Indikator Kebertiban Kebersihan Kesejukan Adopsi resonden dalam unsur keamanan yaitu menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan Adopsi resonden dalam unsur keamanan yaitu menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan Adopsi resonden dalam unsur kesejukan yaitu menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman, sejuk, sehingga menimbulkan rasa betah bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan yang lebih panjang 1. Tindakan untuk mewujudkan budaya antri. 2. Tindakan untuk memelihara lingkungan dengan mentaati peraturan yang berlaku 3. Tindakan untuk disiplin waktu/tepat waktu 4. Tindakan untuk serba teratur, rapi dan lancar 5. Tindakan untuk semua sisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi 1. Tidak membuang sampah/ limbah sembarangan 2. Menjaga kebersihan sarana dan lingkungan objek dan daya tarik wisata, 3. Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis, 4. Menyiapkan perlengkapan makanan /minuman yang bersih, 5. Berakaian dan berpenampilan bersih dan rapi 1. Tindakan untuk melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon 2. Tindakan untuk memelihara penghijauan di objek dan daya tarik wisata serta jalur wisata 3. Tindakan untuk menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel, penginapan, restoran dan alat transportasi dan tempat lainnya Skala Data

13 59 Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data (lanjutan) Peubah Sub Peubah Definisi Indikator Keindahan Adopsi resonden dalam unsur keindahan yaitu menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang 1. Tindakan untuk menjaga keindahan objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang alami dan harmoni 2. Tindakan untuk menata tempat tinggal dan lingkungan secara teratur, tertib dan serasi serta menjaga karakter kelokala 3. Tindakan untuk menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural Skala Data Keramahan Kenangan Adopsi responden dalam unsur keramahan yaitu menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di rumah sendiri bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas Adopsi resonden dalam unsur kenangan yaitu menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk kunjungan ulang 1. Tindakan bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan 2. Tindakan memberi informasi secara sopan 3. Tindakan menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji 4. Tindakan menampilkan senyum dan keramah-tamahan yang tulus 1. Tindakan untuk menggali dan mengangkat keunikan budaya local 2. Tindakan untuk menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik 3. Tindakan untuk menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa

14 60 Kisi-kisi instrumen Instrumen penelitian berupa kuesioner terdiri dari 86 pertanyaan dengan rincian, 21 (dua puluh satu) pertanyaaan untuk ciri pribadi; 18 (delapan belas) pertanyaan untuk ciri lingkungan usaha; 5 (lima) pertanyaan untuk pengetahuan tentang sapta pesona; 8 (delapan) pertanyaan untuk persepsi ciri inovasi; dan 34 (tiga puluh empat) pertanyaan untuk adopsi inovasi program sapta pesona. Secara rinci dapat diuraikan dalam tabel berikut : (disajikan dalam lampiran) Uji kualitas data instrumen Validitas instrumen adalah validitas pengukuran variabel. Makna validitas dalam suatu instrumen tercermin dari pertanyaan? Apakah kita sungguh-sungguh mengukur hal yang memang ingin kita ukur? (Kerlinger, 2004). Instrumen yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkapkan data dari peubah yang diteliti secara tepat (Hasan, 2002). Penelitian ini menggunakan teknik validitas konstruk (construct validity), dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) penyesuaian daftar pertanyaan dengan esensi kerangka konsep yang diperoleh dalam kajian pustaka, terutama yang berfokus pada variabel dan indikator-indikator yang diteliti; (2) memeriksa butir tes satu persatu untuk mengetahui hubungannya dengan tujuan yang ingin diukur; dan (3) konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak lain memahami tentang materi alat ukur. Reliabilitas atau keandalan adalah ketepatan instrumen pengukur (Kerlinger, 2004). Keandalan juga berarti konsistensi internal suatu test atau alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Suatu instrumen yang andal adalah instrument yang jika digunakan untuk mengukur himpunan obyek yang sama berulangkali akan memperoleh hasil yang sama atau serupa pula. Hasil uji instrumen disajikan dalam tabel berikut: Variabel Jumlah item Tabel 7 Hasil uji instrumen penelitian Skala ordinal Uji reliabilitas Keterangan Uji validitas Keterangan Ciri Pribadi Reliabel 0.201* ** Valid Ciri Lingkungan Usaha Pengetahuan Tentang Sapta Pesona Persepsi Terhadap Sapta Pesona Adopsi Inovasi Program Sapta Pesona Sangat reliabel Sangat reliabel Sangat reliabel Sangat reliabel 0.302** ** Valid 0.714** ** Valid 0.595** ** Valid 0.236** ** Valid

15 61 Dari hasil uji tersebut di atas dapat diketahui bahwa semua item dalam instrumen tergolong reliabel dan sangat reliabel serta valid pada level signifikan dan sangat signifikan. Hanya terdapat 1 item yang tidak valid pada ciri individu yaitu lama bekerja pengelola/pimpinan dan karyawan hotel. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari mengisi kuisoner, dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (quisioner) yang telah disiapkan dan pengamatan di lapangan. Untuk data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dengan cara peninjauan studi kepustakaan dan dari instansi terkait. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul dari beberapa hotel bintang dan non bintang diolah melalui tahapan editing, coding, dan tabulasi dengan interval yang dihasilkan pada masing-masing hasil pengukuran. Data yang diperoleh, diolah dan analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data yang diperoleh secara tabulasi dan uji korelasi Rank Spearman pada α = 0,05 atau α = 0,01. Analisa tabulasi digunakan untuk mengetahui adopsi inovasi program sapta pesona hotel di Jakarta Timur. Berikut adalah rumus/persamaan korelasi Rank Spearman: r s = 1- N 6 Σ di 2 i =1 n (n 2 1) Keterangan: r s = Koefisien korelasi spearman d i = Selisih antar jenjang n = Banyaknya subyek Pengujian hipotesis menggunakan statistik non parametrik untuk mengukur keeratan hubungan antara ciri pribadi pengelola dan karyawan hotel dan ciri lingkungan usaha hotel dengan pengetahuan, persepsi dan proses adopsi program Sapta Pesona oleh pengelola dan karyawan hotel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji korelasi Rank Spearman pada α = 0,05 atau α = 0,01 (Siegel, 1992) dan untuk memudahkan pengolahan data digunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Science) 20.0.

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan bagian wilayah Provinsi DKI Jakarta yang terletak antara 106 0 49 35 Bujur Timur dan 06 0 10 37 Lintang

Lebih terperinci

Oleh HY. Agus Murdiyastomo.

Oleh HY. Agus Murdiyastomo. Oleh HY. Agus Murdiyastomo hy.agusmurdiyastomo@yahoo.com Kegiatan perjalanan, atau sebagian dari kegiatan tersebut, yang dilakukan secara sukarela, dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sukmadinata dalam Aries penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : 3.1.1 Data Primer Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA PERHOTELAN

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGELOLA DAN KARYAWAN HOTEL TERHADAP ADOPSI INOVASI PROGRAM SAPTA PESONA: KASUS HOTEL DI JAKARTA TIMUR

PERSEPSI PENGELOLA DAN KARYAWAN HOTEL TERHADAP ADOPSI INOVASI PROGRAM SAPTA PESONA: KASUS HOTEL DI JAKARTA TIMUR PERSEPSI PENGELOLA DAN KARYAWAN HOTEL TERHADAP ADOPSI INOVASI PROGRAM SAPTA PESONA: KASUS HOTEL DI JAKARTA TIMUR Roy Daniel Samboh Dosen AKPINDO, Jakarta Abstract Sapta Pesona is a program to increase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dituju untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data adalah Bank Bukopin cabang Esa Unggul yang bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di sekitar Jalan Cihampelas yaitu dimulai dari Jalan Bapa Husen sampai Hotel Promenade yang telah di gambarkan di

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan Konsekuensi pada Homestay Desa Wisata Tembi, Bantul, Yogyakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan Konsekuensi pada Homestay Desa Wisata Tembi, Bantul, Yogyakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini akan membahas mengenai Kepuasan wisatawan, Anteseden, dan Konsekuensi pada Homestay Desa Wisata Tembi, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok data BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok data mengenai pengaruh personal selling terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Dengan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, III. METODE PENELITIAN Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Penelitian ini berlangsung pada bulan April sampai dengan Mei 2017. Kecamatan Sayegan berada pada

Lebih terperinci

SADAR WISATA-SAPTA PESONA DAN EKONOMI KREATIF

SADAR WISATA-SAPTA PESONA DAN EKONOMI KREATIF SADAR WISATA-SAPTA PESONA DAN EKONOMI KREATIF OLEH DENI DARMAWAN Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Sapta Pesona, Disbudpar Kota Pontianak Pontianak, 7 11 Maret 2013 MUKADIMAH SADAR WISATA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya terletak di desa Karya Wangi RT 02/02 Kampung Nyampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja. BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Telaah hasil penelitian sebelumnya menguraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Kualitas pelayanan adalah kesusaian antara harapan pelanggan (masyarakat) pengguana layanan dengan persepsi pelanggan (masyarakat)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah TOKO KU Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi Mahasiswa UMY B.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Logistik atau yang disebut model LOGIT untuk mengidentifikasi atribut-atribut

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian akan dilaksanakan di UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Restoran BMC (Bandoengsche Melk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Restoran BMC (Bandoengsche Melk 41 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Restoran BMC (Bandoengsche Melk Centrale) Bandung dengan judul Analisis Pelaksanaan Bauran Pemasaran Jasa Pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat terlaksana secara efektif dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang akan melakukan penelitian harus mengetahui serta menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang berawal dari kemauan atau minat untuk mengetahui permasalahan tertentu dan mencari jawabannya yang selanjutnya berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Sugiyono (014) metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Definisi operasional merupakan definisi terhadap variabel yang akan diteliti guna memberikan batasan yang tegas dan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel (hubungan sebab-akibat). Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel (hubungan sebab-akibat). Permasalahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah experimental studies, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (2014). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Menurut sugiyono (2009 : 6) metode survey digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Semen Tonasa Pangkep. Penulis akan melakukan penelitian dengan mendatangi langsung lokasi obyek penelitian untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data primer yang dilakukan pada Unit Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian Kuantitatif. Menurut Ruslan (2010:24) metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Hotel Sewu Mas yang berlokasi di Jl. Ring Road Utara No. 198 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu usaha atau cara yang dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu usaha atau cara yang dapat digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu usaha atau cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menyusun data serta untuk memecahkan suatu permasalahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci