BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rujukan yang dipakai sebagai pedoman penelitian. Beberapa penelitian terdahulu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rujukan yang dipakai sebagai pedoman penelitian. Beberapa penelitian terdahulu"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian tesis ini, penulis menggunakan beberapa sumber rujukan yang dipakai sebagai pedoman penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1) Gadiesya Mahalanie (2011), dengan judul Pengaruh Faktor Teknikal Harga Saham Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini meneliti pengaruh analisis teknikal berupa harga saham masa lalu dan volume perdagangan saham masa lalu terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah perusahaan dalam sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah 38 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan uji signifikansi simultan dan uji signifikan parsial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan uji signifikansi simultan harga saham masa lalu dan volume perdagangan masa lalu terhadap harga saham berpengaruh secara positif. 2) Paul Abbodante (2010), dengan judul Trading Volume and Stock Indices: A Test of Technical Analysis meneliti pengaruh Indeks Dow Jones, Indeks NYSE, Indeks S and P 500, Indeks Wilshire 5000 terhadap volume perdagangan saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi

2 menggunakan data selama 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan uji statistik F signifikan terhadap data jangka panjang selama 6 dan 16 bulan. Dan data 1 bulan terlihat tidak signifikan pada uji statistik F. 3) Ahmad Ripai Purba (2010), meneliti Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Indeks Harga Saham Individu (IHSI) dan volume perdagangan saham sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan sampel data dari 8 perusahaan sektor perbankan dan 25 perusahaan sektor manufaktur dari tahun 2005 hingga Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil uji simultan yang signifikan antara indeks harga saham individu dan volume perdagangan saham terhadap harga saham. 4) Laksmita Ayuningtyas (2010) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Faktor-faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor teknikal berupa Inflasi, Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar US Dollar terhadap Rupiah, Volume Perdagangan Saham Masa Lalu dan Harga Saham Masa Lalu menjadi variabel independen dengan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan data dari 60 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji F menunjukkan bahwa inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar,

3 perubahan nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, volume perdagangan saham masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. 5) Achmad Yani (2004), melakukan penelitian dengan judul Analisis Teknikal Harga Saham dengan Metode ARIMA (Studi pada IHSG di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini menggunakan metode ARIMA (autoregressive integrated moving average). Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2 januari 2003 hingga 30 Januari Hasil penelitian menunjukkan harga saham masa lalu (Yt) tidak semua signifikan dengan metode ARIMA. Variabel yang signifikan dengan metode ARIMA adalah harga saham Y t-1 dan Y t-32. 6) Dimitrios Vasiliou, Nikolaos Eriotis, and Spyros Papathanasiou (2006), melakukan penelitian dengan judul How Rewarding is Technical Analysis? Evidence from Athens Stock Exchange. Penelitian ini menguji indikator teknikal berupa Simple Moving Average (SMA) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) terhadap pergerakan harga saham di Bursa Efek Athena. Data penelitian diambil dari 1 Januari 1990 sampai 31 Desember Penelitian menggunakan standar tes dan bootstrap. Hasil uji F menunjukkan Simple Moving Average dan MACD secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil bootstrap penelitian ini juga menunjukkan hasil yang signifikan baik itu berupa Simple Moving Average maupun MACD.

4 7) Massoud Metghalchi and Xavier Garza-Gomez (2013), melakukan penelitian dengan judul The Use of Technical Trading Rules to Predict Overall Stock Price Movements: A Study on Share Prices on the Irish Stock Exchange. Penelitian ini menganalisis variabel Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), Parabolic Stop and Reverse (PSAR), Directional Movement System (DMS), Stochastic dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) terhadap pergerakan harga saham di Bursa Efek Irlandia. Penelitian ini menggunakan data harga dari tahun 1988 sampai dengan tahun Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan uji statistik dari enam variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan harga saham. 8) Alessio Emanuele Biondo, Alessandro Pluchino, Andrea Rapisarda, and Dirk Helbing (2013) melakukan penelitian dengan judul Are Random Trading Strategies Succesful than Technical Ones? dengan meneliti random strategy, momentum strategy, Relative Strength Index strategy, up and down persistency strategy, dan Moving Average Convergence Divergence menggunakan data masa lalu untuk dianalisis dengan indeks FTSE-UK, indeks FTSE-MIB, indeks DAX, dan indeks S & P 500. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di setiap indeks memiliki variabel yang berbeda untuk tingkat persentase kesuksesan. Dalam indeks FTSE-UK yang terbaik menggunakan momentum strategy, indeks FTSE-MIB dengan up and down persistency strategy, indeks DAX dengan Relative Strength

5 Index strategy, dan indeks S & P 500 dengan menggunakan up and down persistency strategy. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Gadiesya Mahalanie (2011) Paul Abbondante (2010) Ahmad Ripai Purba (2009) Laksmita Ayuningtyas (2010) Judul Penelitian Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Bursa Efek Indonesia Trading Volume and Stock Indices: A Test of Technical Analysis Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Faktor-faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Variabel Penelitian Harga saham masa lalu, Volume perdagangan saham masa lalu Indeks Dow Jones, Nasdaq, NYSE, Indeks S and P 500, Indeks Wilshire 5000, Volume Perdagangan Saham Indeks harga saham individu (IHSI), volume perdagangan saham Inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar, nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, Volume perdagangan saham masa lalu dan harga saham masa lalu Metode Analisis Data Analisis regresi berganda Analisis regresi Regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda Hasil Penelitian Hasil uji simultan menunjukkan harga saham masa lalu dan volume perdagangan saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham sektor keuangan BEI. Uji pada data jangka panjang signifikan. Pendapatan diatas rata-rata bisa diperoleh menggunakan future, opsi, dan perdagangan mata uang asing yang terdapat pada indeks saham. Hasil penelitian melalui uji simultan F menunjukkan bahwa indeks harga saham individu (IHSI) dan volume perdagangan saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil uji F statistik simultan menunjukkan bahwa inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar, perubahan nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, volume perdagangan saham masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan

6 Nama Peneliti Achmad Yani (2004) Noor Azlinna Azizan, Ibrahim Mohamed dan Jacinta Chan Phooi M ng (2011) Judul Penelitian Analisis Teknikal Harga Saham dengan Metode ARIMA (Studi Pada IHSG di Bursa Efek Jakarta) Profitability of Technical Analysis Indicators: A Study of an Adjustable Technical Indicator, ABZ, on the Malaysian Futures Markets Variabel Penelitian Harga saham 1 hari sebelum t, harga saham 2 hari sebelum t, harga saham n hari sebelum t, harga saham waktu t Simple Moving Average (MA), Moving Average Crossover (MAC), Kaufman Adaptive Moving Average (KAMA), Bollinger Bands Z-T-Statistics (BBZ), Optimized BBZ (Opt BBZ), Adaptive Bands Z-Tests Statistics (ABZ), Moving Average Envelopes of 1% (MAE), Trading Rule Breakout, Alexander's Filter Rules, Moving Average Convergence Divergence, Stochastic, Candle Market Oscillator (CMO) Metode Analisis Data Metode ARIMA (autoregressive integrated moving average) Uji Statistik Z Test Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ARIMA relevan untuk digunakan sebagai teknik peramalan harga saham dan menunjukkan hasil yang signifikan pada Y t-1 dan Y t-32. Semua variabel menunjukkan hasil yang baik kecuali stochastic dan CMO. Variabel yang paling baik hasilnya adalah simple moving average, moving average crossover, optimized BBZ dan ABZ.

7 Nama Peneliti Massoud Metghalchi and Xavier Garza-Gomez (2013) Dimitrios Vasiliou, Nikolaos Eriotis, and Spyros Papathanasiou (2006) Maurice Peat, Max Stevenson dan Daniel Maroney (2005) Alessio Emanuele Biondo, Alessandro Pluchino, Andrea Rapisarda, and Dirk Helbing (2013) Judul Penelitian The Use of Technical Trading Rules to Predict Overall Stock Price Movements: A Study on Share Prices on the Irish Stock Exchange How Rewarding is Technical Analysis? Evidence from Athens Stock Exchange The Relationship Between Technical Indicators and the Market Index Are Random Trading Strategies More Successful than Technical Ones? Variabel Penelitian Moving Average, Rel.Strength Index, Parabolic Stop and Reverse, Directional Movement System, Stochastic, Moving Avg. Convergence Divergence Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Price Movement Simple Moving Average, Moving Average Convergence Divergence, Rate of Change Random Strategy, Momentum Strategy, Relative Strength Index strategy, Up and Down Persistency strategy, Moving Average Convergence Divergence strategy Metode Analisis Data Uji statistik t dan uji hipotesis Standar tes dan bootstrap Uji Regresi Uji korelasi Hasil Penelitian Analisis teknikal dapat memprediksi periode baik dan buruk. Dari empat strategi terdapat dua strategi yang memberikan hasil yang potensial. Variabel yang paling baik untuk digunakan adalah indikator moving average (MA). Hasil uji t menunjukkan variabel Moving Average dan MACD memiliki nilai signifikan yang tinggi dan memberikan tanda analisis teknikal tepat untuk melakukan jual beli saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penelitian memiliki pengaruh 66,3% terhadap indeks pasar. Hasil menunjukkan bahwa setiap variabel memberikan hasil yang berubah-ubah dan berbeda pada index pasar yang berbeda. Penelitian ini juga memberikan hasil bahwa dengan random strategy memiliki tingkat fluktuasi yang kurang berisiko dibandingkan dengan strategy pasar lain yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.

8 Nama Peneliti Thira Chavarnakul dan David Enke (2006) Anbalagan Thirunavukarasu dan Uma Maheswari (2013) Thomas S. Coe dan Kittipong Laosethakul (2010) Judul Penelitian Stock Trading Using Neural Network and Ease of Movement Technical Indicator Technical Analysis of Fuzzy Metagraph Based Decision Support System for Capital Market Should Individual Investors Use Technical Trading Rules to Attempt to Beat the Market? Variabel Penelitian Ease of Movement (EMV), Simple Moving Average (MA), dan Volume Adjusted Moving Average (VAMA) Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence, William %R Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), dan Stochastic Oscillator (K) Metode Analisis Data Uji Model Neural Network Uji Fuzzy Metagraph Uji Beda Hasil Penelitian EMV menunjukkan kinerja profitabilitas yang optimal. MA memberikan hasil perdagangan yang positif namun tidak sebanyak hasil yang diperoleh VAMA. Penelitian menunjukkan hasil yang baik dimana ketiga variabel memberikan sinyal jual dan beli yang mengurangi resiko kerugian. Berdasarkan strategi beli dan tahan yang digunakan penelitian ini menunjukkan hasil rata-rata keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat ratarata kerugian. Variabel RSI dan K menunjukkan hasil yang lebih dari yang diharapkan Analisis Saham Saham merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Tandelilin, 2010). Pemegang saham suatu perusahaan mendapatkan keuntungan yang disebut dividen sedangkan investasi pada saham disebut dengan pembentukan portofolio (Lubis, 2008).

9 Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi harga suatu saham dapat dikenali dengan mudah. Yang sulit adalah mengubah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut dalam suatu sistem penilaian yang dapat digunakan untuk memilih saham mana yang harus dibeli dan saham mana yang harus dijual untuk mendapatkan keuntungan. Harga saham yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal dapat dilihat pada gambar dibawah ini: External constraints: 1) antitrust law 2) environmental regulations 3) product and workplace safety regulations 4) employment practices rules 5) federal reserve policy 6) international development 7) and so forth Strategic policy decision controlled by management: 1) Type of products or services produced 2) Production method used 3) Relative use of debt financing 4) Dividend policy 5) And so forth Level of economic market activity and corporate taxes Expected probability Timing of cash flows Degree of risk Stock conditions Gambar 2.1.: Faktor Eksternal dan Faktor Internal yang Mempengaruhi Harga Saham (Kodrat, 2010) STOCK PRICE Kerugian dalam berinvestasi pada saham ada pada resiko kerugian yang mungkin terjadi. Resiko ini dapat berupa akibat dari keadaan internal perusahaan yang merugi atau sebab lain dan keadaan eksternal perusahaan seperti kondisi perekonomian, terjadinya resesi atau hal lainnya. Keuntungan dalam investasi saham dapat berupa dividen atau tambahan saham. Selain itu keuntungan juga dapat diperoleh investor ketika menjual harga sahamnya lebih tinggi dari harga belinya dahulu.

10 Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari saham, investor di pasar modal memerlukan metode yang dapat digunakan dalam memilih saham yang tepat untuk dibeli dan saham mana yang harus dijual. Analisis saham yang dapat digunakan investor terdiri atas analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis investasi berdasarkan nilai intrinsik dimana harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Analisis fundamental dilakukan dengan mengolah dan menghitung nilai instrinsik kemudian membandingkannya dengan harga di pasar. Analisis teknikal merupakan metode untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di masa lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Investor disarankan untuk menggunakan kedua analisis saham tersebut karena harga saham dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham antara lain regulasi, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain. Sedangkan faktor internal dipengaruhi oleh keputusan dividen, struktur permodalan, resiko dan pertumbuhan laba Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah metode analisis saham berdasarkan kinerja keuangan perusahaan untuk memastikan saham yang dibeli merupakan saham dengan kinerja baik. Analisis fundamental akan meminimalkan resiko investor dari pembelian saham yang berpotensi memiliki kinerja buruk. Analisis fundamental juga dapat menganalisa tingkat kewajaran harga suatu saham

11 dengan membandingkan nilai rasio-rasio keuangan perusahaan tersebut (Tryfino, 2009). Analisis fundamental adalah untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan pemasarannya, analisis pertumbuhan laporan keuangan dan kinerja manajemen perusahaan (Vibby, 2010). Dalam analisis fundamental, faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dianalisis untuk memprediksikan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang (Hin, 2008). Analisis fundamental adalah studi tentang kondisi ekonomi, industri dan perusahaan untuk memperhitungkan nilai saham perusahaan. Analisis fundamental mengutamakan data-data dalam laporan keuangan untuk menghitung keakuratan nilai suatu saham (Kodrat, 2010). Analisis fundamental adalah metode penilaian sekuritas yang melibatkan operasi dan keuangan perusahaan seperti penjualan, laba, asset, utang, manajemen dan lainnya (Gumanti, 2011). Analisis fundamental memperkirakan harga saham mendatang dengan menilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga sama di masa depan kemudian menerapkan hubungan variabel sehingga memperoleh perkiraan harga saham (Harianto, 1998). Dalam analisis fundamental ini investor dapat menggunakan strategi pemilihan saham grow stocks atau value stocks. Grow stocks merupakan strategi pemilihan saham berdasarkan nilai price earning ratio (PER) yang tinggi. Value stocks merupakan strategi pemilihan saham berdasarkan asset yang murah dan neraca keuangan yang kuat.

12 Namun banyaknya faktor yang mempengaruhi harga saham, sehingga untuk melakukan analisis fundamental diperlukan tiga tahapan. Tahapan pertama melakukan analisis kondisi pasar atau kondisi makro ekonomi. Kedua, menganalisis kondisi industri dan terakhir menganalisis kondisi perusahaan. Tahapan analisis fundamental dapat dilihat pada gambar berikut: Analisis Fundamental melakukan penilaian 1. Manfaat yang diharapkan, baik dalam bentuk dividen maupun laba 2. resiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang layak Melakukan analisis terhadap: 1. ekonomi atau pasar 2. industri 3. perusahaan menggunakan model valuasi dividen atau menggunakan model PER Gambar 2.2.: Kerangka Analisis Fundamental (Harianto, 1998) William O Neil dalam Vibby (2010) mengemukakan bahwa analisis fundamental dapat memberikan informasi penting mengenai: a. Kinerja pertumbuhan perusahaan. b. Kemampuan perusahaan untuk tumbuh terutama setelah memenuhi kewajiban jangka pendek.

13 c. Pencapaian nilai tertinggi dari produk baru ataupun manajemen baru. d. Saham perusahaan yang kenaikan volume sahamnya bersamaan dengan nilai saham yang meningkat. e. Perbandingan kekuatan harga relatif bagi saham-saham unggulan. f. Perusahaan yang mendapatkan dukungan institusional. g. Perusahaan yang memiliki arah pasar yang baik. Analisis fundamental berguna bagi investor portofolio saham karena menilai harga intrinsik saham dan kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor yang sama. Kelemahan analisis fundamental ini adalah pada kerumitan analisisnya sehingga kurang efektif. Analisis ini memberikan gambaran jelas mengenai bobot harga saham dan kinerjanya tetapi tidak bisa memberikan gambaran trend yang sedang terjadi. Melalui analisis fundamental, investor dapat mengetahui suatu saham dengan harga murah atau mahal, saham dengan kinerja baik atau buruk dan potensi naik turunnya suatu saham. Tetapi tidak bisa memprediksi kapan saham tersebut akan naik atau turun. Oleh sebab itu analisis fundamental lebih efektif digunakan untuk investasi saham jangka panjang karena mengabaikan fluktuasi pergerakan harga saham dalam jangka pendek atau menengah Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan suatu metode untuk menganalisis pergerakan harga saham dengan cara menganalisis faktor-faktor eksternal

14 perusahaan. Analisis teknikal memperkirakan perubahan trend di pasar yang terus berubah-ubah namun akan kembali terjadi atau berulang. Analisis teknikal merupakan metode untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga di masa lalu. Analisis teknikal menyatakan bahwa harga saham mencerminkan informasi dari perubahan harga di masa lalu yang relevan sehingga perubahan harga saham akan membentuk pola tertentu dan berulang untuk di masa depan (Harianto, 1998). Analisis teknikal, menurut Kodrat, (2010) merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Analisis teknikal adalah metode analisis berdasarkan pergerakan harga saham dari statistik pergerakan data historisnya pada jangka waktu tertentu (Tryfino, 2009). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembelian suatu saham dan memperkirakan potensi arah dari pergerakan saham tersebut. Analisis teknikal merupakan metode evaluasi pergerakan saham dengan cara menganalisa nilai harga saham yang tercipta dari pergerakan saham berdasarkan pada penawaran dan permintaan saham (Vibby, 2010). Menurut Tandelilin (2010), analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Menurut Jones dkk (2009): technical analysis can be defined as the use of specific market data (price and volume information for stocks or indexes) for the analysis of both aggregate stock prices and individual prices. Analisis

15 teknikal dapat digunakan untuk menganalisis harga saham perusahaan maupun keseluruhan pasar dengan menggunakan grafik ataupun indikator. Hal ini dapat terlihat dari kerangka analisis teknikal sebagai berikut: Technical analysis seeks to Time movements in The aggregate market and/or Individual stocks By assessing changes in prices through Technical indicators Charts Gambar 2.3.: Kerangka Kerja Analisis Teknikal (Jones, 2009) Dari gambar diatas terlihat bahwa analisis teknikal tidak hanya bisa digunakan untuk memprediksi perubahan harga suatu saham, tetapi juga perubahan pasar secara keseluruhan. Cara memprediksi perubahan harga saham tersebut dapat melalui analisis indikator pasar atau saham ataupun dengan melihat perubahan grafik keadaan pasar atau harga saham tersebut.

16 Penggunaan analisis teknikal yang diharapkan dapat memberikan keuntungan atau capital gain yang besar atau tidak normal bertentangan dengan hipotesis pasar efisien kuat. Pasar efisien kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi masa lalu, informasi saat ini yang dipublikasikan dan informasi yang tidak dipublikasikan. Sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan tidak normal. Namun tidak sedikit pengguna analisis teknikal yang dapat memperoleh keuntungan lebih. Karena hipotesis pasar efisien belum dapat sepenuhnya terbukti, hal tersebut tidak menjadi kendala bagi pengguna analisis teknikal. Dalam Gumanti (2011), Reily (1995) dan Edwards dan Magee (1997) merangkum asumsi yang mendukung analisis teknikal sebagai berikut: 1) Nilai pasar atas semua barang atau jasa ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran atas barang dan jasa tersebut. 2) Permintaan dan penawaran ditentukan oleh banyak faktor dimana pasar dengan sendirinya akan melakukan penyesuaian atas faktor tersebut terhadap harga. Namun fokus analisis teknikal adalah kekuatan permintaan dan penawaran. 3) Harga suatu sekuritas dan keseluruhan nilai pasar cenderung membentuk pola tertentu dan muncul pada waktu tertentu. 4) Tren akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran, tetapi dapat dideteksi melalui refleksi yang terjadi di pasar.

17 5) Pergerakan permintaan dan penawaran dapat dideteksi melalui grafik atau transaksi di pasar. 6) Pola grafik yang terbentuk akan terulang kembali, dimana indikasi arah kembalinya pergerakan pola tersebut dapat diamati. 7) Analisis teknikal memprediksi harga sementara analisis fundamental memprediksi nilai perusahaan dan kemudian memprediksi perubahan harga saham. Analisis teknikal, dibandingkan dengan metode analisis saham lainnya, menurut Susanto dan Sabardi (2002) memiliki beberapa kekuatan sebagai berikut: 1. Analisis teknikal dapat digunakan secara luas hampir di semua pasar modal di seluruh dunia. 2. Grafik yang digunakan untuk menganalisis dapat dalam satuan waktu: jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun. 3. Terdapat berbagai alat-alat analisis teknikal dan teknik-teknik untuk digunakan sesuai kebutuhan di berbagai sektor pasar yang berbeda. 4. Prinsip dasar analisis teknikal mudah dipahami dan lebih memperhatikan pada kejadian sesungguhnya di pasar. 5. Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan tersedia setiap saat.

18 Beberapa kelemahan analisis teknikal yang diuraikan Susanto dan Sabardi (2002) adalah sebagai berikut: 1. Analisis teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan sehingga pola kecenderungan akan selalu berulang. 2. Analisis teknikal memperhatikan tingkat kemungkinan suatu kejadian akan terjadi, bukan kepastian dari kejadian tersebut. 3. Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep matematik dan statistik yang cukup kompleks sehingga menganalisis dengan perangkat lunak komputer sulit dihitung dan tidak mudah untuk memahami hasil keseluruhannya. 4. Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai harus akurat dan tepat waktu. Indikator adalah perhitungan matematis yang diterapkan pada harga sekuritas dan/atau volume perdagangan merupakan alat dalam berbagai analisis teknikal. Dalam analisis teknikal modern, terdapat empat tipe dasar indikator, yaitu: 1) Indikator Divergence Indikator ini menganalisis berdasarkan dari grafik pergerakan harga saham yang terdiri dari volume, open interest, relative performance dan moving average. Adapun yang termasuk teknik analisis dari indikator divergence ini adalah volume rate of change (ROC), volume oscillator, demand index, chaikin money flow, the arms index, on balance volume dan equivolume.

19 2) Indikator Momentum atau Oskilator (Oscillator) Indikator momentum mengukur tingkat perubahan arah pergerakan harga saham sebagai sinyal titik balik jangka pendek. Harga saham yang naik dengan cepat disebut overbought merupakan sinyal untuk menjual saham. Harga saham yang turun dengan cepat disebut oversold dan merupakan sinyal untuk membeli saham. Ukuran indikator momentum ini digunakan untuk analisis Relative Strength Index (RSI), stochastic oscillator, dan Moving Average Convergence Divergence (MACD). 3) Indikator Breadth (Keluasan) Indikator ini mengukur tingkat isu-isu utama yang berpartisipasi dalam pergerakan pasar dan memonitor trend pasar. Yang termasuk dalam indikator ini adalah advance/decline line, breadth oscillator, new high new low, dan diffusion indicators. 4) Indikator Sentimen Indikator ini mengacu kepada harapan investor yang diamati dalam harga yang sering menjadi satu-satunya ukuran sentiment investor. Pengamatan yang menggunakan indikator sentimen ini valid untuk jangka waktu menengah (50 99 hari). Indikator ini terbagi atas odd lot balance index, public short ratio, dan short interest ratio Teori Analisis Moving Average Moving average (MA) atau teknik rata-rata bergerak adalah metode yang paling banyak digunakan dalam analisis teknikal untuk memperkirakan

20 perubahan harga saham ataupun keadaan pasar. Menurut Tandelilin (2010), tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Menurut Murphy (1999), moving average bertujuan untuk mengidentifikasi atau memberi sinyal bahwa suatu trend telah dimulai atau trend yang lama telah berakhir atau berbalik arah. Selain untuk mendeteksi pergerakan harga saham, metode ini juga dapat membantu investor untuk mengambil keputusan membeli atau menjual saham. Tandelilin (2010) menyatakan dari metode moving average (MA) ini, investor dianjurkan membeli saham jika: 1) Garis MA bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis tersebut; 2) Harga saham berada dibawah garis MA yang sedang menaik; 3) Harga saham saat ini berada diatas garis MA yang cenderung menurun, namun kembali naik sebelum mencapai garis tersebut. Tandelilin (2010) menganjurkan investor untuk menjual saham jika: 1) Harga saham saat ini berada dibawah garis MA yang mendaatar; 2) Harga saham bergerak naik diatas garis MA, namun garis MA sedang menurun; 3) Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada dibawah garis MA), tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis MA tersebut.

21 Jones dkk (2009) menyatakan bahwa dalam menyusun teknik rata-rata bergerak ini, terdapat tiga hal utama yang harus diputuskan, yaitu: 1. Rata-rata jangka waktu yang digunakan untuk menganalisis. 2. Harga saham yang digunakan. 3. Tipe teknik rata-rata bergerak yang digunakan. Selain harga saham yang digunakan dalam perhitungan, elemen penting lain yang utama adalah jangka waktu yang digunakan. Jangka waktu yang digunakan dalam menganalisis harus sesuai dengan panjang siklus pasar yang dianalisis. Dalam Kodrat (2010) dijelaskan periode waktu trend yang disarankan seperti pada tabel berikut: Tabel 2.2 Periode Waktu Trend yang Disarankan Trend Moving Average Jangka sangat pendek 5 13 hari Jangka pendek hari Jangka menengah pendek hari Jangka menengah hari Jangka panjang hari Sumber: Kodrat, 2010 Terdapat berbagai jenis metode moving average yang merupakan metode rata-rata bergerak dengan menggunakan cara perhitungan yang berbeda. Jenis-jenis metode moving average adalah: 1) Simple Moving Average (SMA) 2) Weighted Moving Average (WMA) 3) Exponential Moving Average (EMA) 4) Triangular Moving Average (TMA) 5) Variable Moving Average (VMA)

22 Simple Moving Average (SMA) adalah jenis metode moving average yang paling banyak dilakukan oleh analis teknikal karena SMA merupakan jenis metode yang sederhana dan efektif. SMA dibentuk dari rata-rata harga atas periode waktu analisis. Umumnya harga yang dipilih adalah harga penutupan saham dan periode waktu yang digunakan adalah jangka pendek. Dalam Kodrat (2010), rumus dasar dari Simple Moving Average adalah: Dimana: Yt = harga penutupan saham n = periode waktu SMA = (Y t-1 + Y t-2 + Y t Y t-(n+1) ) / n Hasil dari rumus diatas menunjukkan trend yang terjadi di pasar sehingga dapat digunakan bagi investor dalam mengambil keputusan. Hal ini dijelaskan Kodrat (2010) mengenai hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dan interpretasinya seperti pada tabel berikut: Tabel 2.3 Posisi Simple Moving Average (SMA) dan Interpretasinya No. Posisi SMA Makna 1 SMA berada dibawah harga Kondisi bullish/trend naik 2 SMA berada diatas harga Kondisi bearish/trend menurun 3 SMA memotong harga dari bawah Perubahan trend menuju bearish 4 SMA memotong harga dari atas Perubahan trend menuju bullish 5 SMA periode pendek memotong SMA periode panjang dari bawah Perubahan trend menuju bearish 6 SMA periode lebih pendek Perubahan trend menuju bullish memotong SMA periode lebih panjang dari atas SMA dengan periode lebih panjang Kondisi bearish/trend menurun berada diatas SMA berperiode lebih 7 pendek 8 SMA dengan periode lebih panjang Kondisi bullish/trend naik berada dibawah SMA berperiode lebih pendek Sumber: Kodrat (2010)

23 Ketika harga penutupan saham bergerak diatas garis moving average hal ini menunjukkan sinyal untuk membeli saham. Sedangkan ketika harga penutupan saham bergerak dibawah garis moving average hal ini menunjukkan sinyal untuk menjual saham (Murphy, 1999) Relative Strength Index (RSI) Relative Strength Index (RSI) pertama kali dikenalkan oleh Welles Wilder pada tahun Menurut Jones dkk (2009), Relative strength is the ratio of a stock s price to a market index, or an industry index, or the average price of the stock itself. Hal ini juga dijelaskan Tandelilin (2010) bahwa relative strength menggunakan pendekatan rasio, yaitu antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Pring (2004) menjelaskan bahwa RSI dapat dihitung dengan menggunakan rumus: RRRRRR = RRRR RRRR = aaaaaaaaaaaaaa oooo xx dddddddd uuuu cccccccccccc aaaaaaaaaaaaaa oooo xx dddddddd dddddddd cccccccccccc Relative Strength Index (RSI) biasanya dihitung untuk periode jangka pendek untuk menganalisis harga saham harian atau mingguan. Hasil analisis dari RSI akan mengindikasikan apakah harga pasar sudah overbought atau

24 oversold sehingga akan membantu investor dalam mengambil keputusan. Kegunaan dari Relative Strength Index (RSI) menurut Wilder (1978) adalah sebagai berikut: 1) Tops and bottoms Puncak RSI berada di angka 70, dimana garis di atas angka ini menunjukkan tanda overbought dan memberi sinyal peringatan atas pembelian pada tingkat tersebut. Dasar RSI berada di angka 30, dimana garis dibawah angka ini memberikan tanda oversold dan memberi sinyal untuk berpikir dahulu sebelum menjual saham. 2) Chart formations Relative Strength Index membentuk pola grafik yang lebih nyata dari grafik harga. 3) Failure swings (konfirmasi dari pembalikan yang tertunda) Failure swing adalah situasi dimana RSI melewati harga tertinggi (puncak) atau jatuh di bawah harga terendah (lembah) sebelumnya. 4) Support and resistance Relative Strength Index menunjukkan tingkat dukungan (support) dan tingkat ketahanan (resistance) lebih jelas dari gerakan harga itu sendiri. 5) Divergence (penyimpangan) Penyimpangan terjadi ketika harga membuat harga tertinggi (atau terendah) baru tetapi tidak dikonfirmasi oleh harga tertinggi (atau

25 terendah) baru dalam RSI. Kemudian, harga terkoreksi dan bergerak sesuai dengan arah RSI. Dalam uraian diatas, dijelaskan bahwa metode RSI sangat berguna dalam menunjukkan terjadinya penyimpangan dan pola harga saham yang terjadi. Penyimpangan harga saham yang terjadi dengan Relative Strength Index mengindikasikan bahwa trend harga akan berubah arah. Ketika harga menyentuh titik 30, harga saham suatu perusahaan yang naik menunjukkan bahwa pada harga tersebut terlalu banyak saham yang terjual (oversold) Moving Average Convergence Divergence (MACD) Moving Average Convergence Divergence (MACD) merupakan teknik analisis saham yang diciptakan Gerald Appel untuk memberikan sinyal perubahan kecenderungan dan memberikan indikasi arah kecenderungan. MACD adalah perbedaan antara exponential moving average (EMA) untuk 26 hari dengan EMA 12 hari. Dengan menggunakan MACD akan terlihat tiga indikator dimana indicator pertama adalah garis MA (moving average) periode pendek (disebut fast), garis MA periode panjang (disebut slow), dan yang ketiga adalah susunan histogram atau garis yang menggambarkan ukuran jarak antara kedua MA tersebut. Berdasarkan Wijaya (2002), garis MACD yang berada di atas nol merupakan sinyal membeli saham dan sinyal menjual ketika garis MACD dibawa nol.

26 Garis MACD cepat memotong garis MA lambat dari atas ke bawah merupakan sinyal menjual dan sinyal akan semakin kuat apabila titik potongnya berada jauh diatas garis nol. Garis MACD cepat yang memotong garis MACD lambat dari bawah ke atas saat kedua garis tersebut memiliki nilai negatif merupakan sinyal beli dan menunjukkan sinyal beli yang kuat ketika pemotongan terjadi dibawah garis nol. Moving Average Convergence Divergence dapat dihitung dengan menggunakan rumus: MACD = EMA1t EMA2t EMA1t = EMA 1t-1 + SF1 (Pt EMA1t-1) EMA2t = EMA2t-1 + SF2 (Pt EMA2t-1) Dimana: MACD = Moving Average Convergence Divergence EMA1t = first value of exponential moving average EMA2t = second value of exponential moving average EMA1t-1 = first previous value of exponential moving average EMA2t-1 = second previous value of exponential moving average SF1 = smoothing factor for EMA1 SF2 = smoothing factor for EMA2

27 Indikator MACD terdiri atas dua bagian, yaitu: 1) MACD line, yaitu selisih dari EMA periode 12 dengan MA periode 26. MACD line digunakan untuk menciptakan sebuah sinyal mengenai arah pasar dan memicu terjadinya momentum trend yang sesuai dengan waktu sehingga membantu menjelaskan waktu yang tepat untuk memasuki pasar. 2) MACD histogram, adalah grafik yang membantu menegaskan garis MACD line. MACD histogram dengan bar berwarna biru diatas garis merah MACD line menunjukkan keadaan yang bullish. Sementara MACD histogram dengan bar berwarna merah dengan garis biru MACD line dibawah garis merah menunjukkan pasar yang bearish. MACD dapat digunakan dengan tiga cara, yaitu: 1) Crossover (penyebrangan), yaitu membeli ketika nilai MACD naik di atas garis sinyalnya dan menjual ketika nilai MACD turun di bawah garis sinyalnya. 2) Overbought atau oversold, dimana kondisi overbought ditunjukkan melalui garis MA yang pendek tertarik jauh dari MA yang panjang (yaitu MACD yang naik). Kondisi overbought atau oversold berbeda dari satu saham ke saham yang lain. 3) Divergence (penyimpangan), yaitu ketika MACD membuat harga terendah tetapi harga gagal mencapai harga terendah baru menunjukkan penyimpangan bearish. Dan ketika MACD membuat

28 harga tertinggi baru tetapi gagal mencapai harga tertinggi baru menunjukkan penyimpangan bullish. Tabel 2.4: Intrepretasi Garis Moving Average Convergence Divergence (MACD) No. Kriteria Defenisi 1 Garis MACD memotong garis Peralihan trend menuju sinyal dari bawah bullish 2 Garis MACD memotong garis sinyal Peralihan trend menuju dari atas bearish 3 Garis MACD dan garis sinyal berada Long bullish trend di atas centerline (area positif) 4 Garis MACD dan garis sinyal berada Long bearish trend di bawah centerline (area positif) 5 Histogram positif/negative Kondisi overbought/oversold 6 Divergence positif Harga akan ikut bergerak naik 7 Divergence negatif Harga akan ikut bergerak turun Sumber: Kodrat (2010) Prinsip dasar MACD yang harus diperhatikan adalah: 1) MACD akan bergerak membentuk puncak tertinggi hingga mencapai lembah terendah. 2) Kemungkinan pergerakan harga MACD adalah harga akan bergerak sesuai arah MACD, harga bergerak berlawanan tetapi kemudian mengikuti arah MACD (disebut divergent convergent), dan harga akan bergerak sideway hingga akhir trend MACD.

29 2.6. Teori Volume Perdagangan Saham Berdasarkan Murphy (1999), volume adalah nilai total aktifitas perdagangan (kontrak berjangka atau saham) di pasar dalam satu hari. Murphy juga menjelaskan bahwa tingkat volume mengukur intensitas dari pergerakan harga saham. Volume dalam jumlah besar menunjukkan tingginya intensitas atau tekanan yang terjadi di pasar. Menurut Wijaya (2002), volume memperlihatkan jumlah pelaku pasar yang bertransaksi dengan satuan lot. Volume dihitung setiap hari atau per hari transaksi perdagangan. Volume merupakan suatu patokan yang digunakan untuk melihat tingkat likuiditas pasar. Menurut Stevenson (1988), sangat sulit untuk menginterpretasikan volume perdagangan saham dalam statistik. Namun hal umum mengenai volume perdagangan saham adalah bahwa volume saham dalam jumlah besar mengindikasikan kelanjutan trend dan volume dalam jumlah kecil menunjukkan kebalikan arah dari trend. Berdasarkan Pring (1998), volume tidak hanya sebagai monitor dari antusiasme investor, tetapi juga suatu variabel bebas dari harga saham. Penggunaan volume dalam analisis teknikal memberikan bukti baru dari dimensi yang sangat berbeda daripada nilai statistika suatu harga saham. Volume menawarkan bukti yang bebas dari pembalikan trend harga saham. Volume perdagangan saham berfungsi sebagai pemberi konfirmasi atas perubahan trend harga yang terjadi. Pasar yang sedang bullish menunjukkan volume yang meningkat karena tekanan beli sangat besar sedangkan tekanan

30 jual kecil. Sementara pasar yang bearish terlihat dari volume yang menurun karena tekanan jual besar dan tidak ada investor yang membeli saham. Tandelilin (2010) menjelaskan hubungan volume perdagangan saham dengan harga saham melalui tabel dibawah ini: Tabel 2.5 Hubungan antara Harga Saham dengan Volume Harga Volume Implikasi Naik Meningkat Gejala meningkat Naik Menurun Gejala menurun Turun Meningkat Gejala menurun Turun Menurun Gejala meningkat Sumber: Kodrat (2010) Berdasarkan Tandelilin (2010), keuntungan yang diperoleh dari investor dengan mengawasi pergerakan volume perdagangan saham adalah: 1) Terlihatnya titik temu antara harga dan volume yang mungkin akan menguntungkan dari trend yang terjadi. 2) Volume perdagangan saham yang tidak sesuai dengan pergerakan harga saham mengindikasikan trend yang terjadi tidak terlalu kuat. 3) Volume perdagangan saham merupakan karakteristik yang menginformasikan trend pembalikan. Prinsip-prinsip interpretasi volume perdagangan saham berdasarkan Pring (2004) adalah sebagai berikut: 1) Prinsip yang paling penting adalah bahwa volume perdagangan saham secara umum akan mengikuti trend pasar. 2) Volume merupakan cerminan dari pertukaran antara pembeli dan penjual dimana arus uang pada suatu sekuritas berjumlah sama dengan arus uang keluar.

31 3) Pembeli yang tamak akan meninggikan penawaran hingga mencapai jumlah yang mereka inginkan. Penjual yang panik dapat menyebabkan harga menurun tajam tetapi jumlah volume yang terjual sama dengan yang terbeli. 4) Meningkatnya volume dan harga merupakan hal yang normal. Hal ini mengindikasikan pasar tidak memiliki nilai peramalan. 5) Umumnya volume memimpin harga selama periode bullish. Tingkat harga baru yang tinggi yang tidak dikonfirmasi oleh volume harus diwaspadai sebagai bendera merah, yaitu pertanda trend yang terjadi akan berbalik. 6) Harga yang meningkat dan volume yang menurun merupakan kondisi tidak normal yang mengindikasikan kondisi yang lemah. 7) Harga dan volume yang bergerak dengan pelan, secara bertahap menjadi kurva yang naik dengan titik akhir tertinggi. 8) Klimaks dari penjualan muncul ketika harga menurun setelah meningkat secara bertahap, diiringi dengan meningkatnya volume. 9) Ketika harga terus menerus turun dan volume kedua secara signifikan lebih rendah dari volume pertama, hal ini memberikan pertanda pasar yang bullish. 10) Sisi buruk dari pola harga, garis trend, atau rata-rata tertimbang (moving average/ma) yang muncul dengan volume yang banyak merupakan hal abnormal dan tanda dari bearish.

32 11) Ketika pasar terus meningkat selama beberapa bulan, harga yang melemah muncul diiringi oleh volume yang tinggi, mengindikasikan keadaan yang bearish. 12) Volume yang banyak dengan perubahan harga yang sedikit merupakan indikasi dari akumulasi dan merupakan faktor dari bullish yang normal. 13) Catatan volume yang berasal dari tingkat rendah biasanya sinyal yang bisa diandalkan bahwa tingkat rendah yang signifikan dapat terlihat karena mengindikasikan perubahan psikologi utama yang terjadi. 14) Ketika volume dan harga melebar pada titik tajam, ledakan parabolis yang singkat dan kemudian mengikat sedikit. Hal ini mengindikasikan perubahan pada trend. 15) Ketika harga mengalami peningkatan kecil dan volume menurun, hal ini merupakan situasi abnormal ganda karena harga meningkat dan volume menurun ketika tingkat tinggi dicapai Kerangka Konseptual Analisis teknikal adalah suatu metode untuk mengetahui bagaimana keadaan pasar saham saat ini. Analisis teknikal menggunakan informasi atau data pasar berupa harga dan/atau volume perdagangan saham untuk kemudian diolah untuk memprediksi harga saham atau keadaan pasar yang akan terjadi dimasa mendatang.

33 Analisis teknikal memiliki berbagai indikator yang dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dan keadaan pasar. Indikator-indikator tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Prediksi keadaan pasar yang mendekati ketepatan dapat tercapai jika dilakukan beberapa analisis. Moving average (MA) merupakan indikator analisis teknikal yang membantu investor untuk mengetahui kondisi pasar dan menjaga investor tetap berada didalam trend yang sedang terjadi dengan menghitung nilai rata-rata saham. Melalui Simple Moving Average investor dapat mengambil keputusan menjual atau membeli saham sebelum keadaan pasar berubah. Relative Strength Index (RSI) adalah indikator analisis teknikal yang memprediksi harga saham berada di titik atas atau berada di bawah dengan menghitung rasio harga saham terhadap nilai indeksnya. Hasil analisis Relative Strength Index membantu investor untuk mengetahui apakah suatu saham mengalami overbought atau oversold sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator analisis teknikal yang memberikan sinyal akan perubahan kecenderungan harga dan memberikan indikasi arah kecenderungan harga pasar apakah harga pasar overbought atau oversold dengan menghitung nilai rata-rata eksponensial saham. Volume perdagangan saham merupakan nilai total aktifitas perdagangan saham dan indikator analisis teknikal yang paling sering digunakan investor ataupun peneliti akademik dikarenakan volume perdagangan saham memiliki hubungan yang erat dengan perubahan harga saham. Perubahan volume

34 perdagangan yang meningkat atau menurun mengindikasikan keadaan pasar yang meningkat (bullish) atau menurun (bearish). Berdasarkan konsep diatas, peneliti ingin meneliti keempat indikator tersebut sebagai variabel penelitian yang dapat dirumuskan dengan kerangka konseptual sebagai berikut: Analisis Teknikal Simple Moving Average (SMA) Volume Perdagangan Saham Relative Strength Index (RSI) Moving Average Convergence Divergence (MACD) Harga Saham Gambar 2.4. Kerangka Konseptual (diolah) 2.8. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Simple Moving Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/subyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan perusahaan dan data pergerakan saham pada perusahaan yang menjadi sampel. Data keuangan

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

TEKNIK ANALISA FOREX - 3 - 3 MOVING AVERAGES BOLLINGER BANDS PARABOLIC SAR MACD STOCHASTIC RELATIVE STRENGHT INDEX (RSI) OSCILATOR & MOMENTUM TIME FRAME Moving Averages (MA) Moving Averages (MA) adalah pergerakan rata-rata harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1 Latar Belakang Analisa Saham Dedhy dan Liliana (2007) menyatakan bahwa pergerakan harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

ANALISIS MOMENTUM PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PASCA KRISIS. David Sukardi Kodrat

ANALISIS MOMENTUM PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PASCA KRISIS. David Sukardi Kodrat ANALISIS MOMENTUM PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PASCA KRISIS David Sukardi Kodrat david.kodrat@ciputra.ac.id Kurniawan Indonanjaya indonanjaya@ciputra.ac.id Program Studi Internasional

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45

ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45 ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45 Agung Pramono 1 Iman Murtono Soenhadji 2 Septi Mariani 3 Ida

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Setelah dilanda berbagai krisis di tahun 1997, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda tanda pemulihan. Tingkat suku bunga yang mulai menurun,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press DAFTAR ISI Halaman Tips... 8 Accumulation/Distribution (AD)... 10 Indikator (Aroon Up, Aroon Down, dan Aroon Oscillator)... 12 Average Directional Movement Index (ADX)... 14 Average True Range Technical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Saham Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi pergerakan harga saham, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan menghindari kerugian.

Lebih terperinci

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor Price Pattern Reversal Pattern Continuation Pattern Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend Indicator

Lebih terperinci

1) Petakan Trend dan Ikuti

1) Petakan Trend dan Ikuti Salah satu analisis penting yang dapat digunakan untuk membantu Anda dalam mengambil keputusan trading, selain analisa fundamental dan penggunaan manajemen modal adalah analisa teknikal. Sebegitu pentingnya

Lebih terperinci

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

MENDENGARKAN SUARA PASAR. MENDENGARKAN SUARA PASAR www.danareksa-research.com Quick Scan Ukur tekanan beli/jual Chaikin Money Flow Ukur kekuatan trend Aaron Indicator Avg Directional Index Ukur kejenuhan pasar Commodity Channel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara dan perkembangan pasar modal memberikan sumber investasi

Lebih terperinci

Analisa Investasi. Analisa Fundamental. Analisa Fundamental. Objek Analisa. Laporan Keuangan 3/19/2015. Analisa Teknikal. Analisa Fundamental

Analisa Investasi. Analisa Fundamental. Analisa Fundamental. Objek Analisa. Laporan Keuangan 3/19/2015. Analisa Teknikal. Analisa Fundamental Analisa Investasi Analisa Fundamental Analisa Teknikal Laporan Keuangan Grafik Harga Saham Analisa Investasi Operation Team of Phintraco Securities Jangka Panjang Dividend Pasar Efisien Jangka Pendek Capital

Lebih terperinci

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp Ikhtisar Analisis Pasar oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Pendahuluan... 3 Analisis Teknikal vs Analisis Fundamental... 4 Analisis Fundamental... 5 Analisis Teknikal... 6 Indikator... 7 RSI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN masukan kedalam kriteria daftar indeks kompas 100. Analisis teknikal ini menggunakan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelopes, karena dengan memakai dua indikator ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua yang berisi berbagai landasan teori ini akan dibahas mengenai definisi dan konsep dari saham, force index, dan moving average. Landasan teori ini akan memberikan pemahaman

Lebih terperinci

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator ANALISA TEHNIKAL I. Dasar Analisa Teknikal Bagian ini akan membahas: Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator Berjalanlah ke area terbuka,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, hal ini dapat diketahui dari banyaknya pengertian tentang manajemen keuangan yang

Lebih terperinci

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi 10 Bab 3 LANDASAN TEORI 3.1 Jenis Analisa dalam Pasar Modal Secara garis besar ada dua jenis analisa yang dapat digunakan dalam pasar modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal 3.1.1 Fundamental

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks. ANALISA TEKNIKAL Analisa Teknikal merupakan 'pelajaran sejarah' dalam menganalisa pergerakan harga. Dengan motto 'Sejarah akan terulang', pergerakan harga di masa lalu dipelajari untuk memprediksi arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Valas (Valuta Asing) atau yang lebih dikenal dengan Forex (Foreign

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Valas (Valuta Asing) atau yang lebih dikenal dengan Forex (Foreign BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Valas (Valuta Asing) atau yang lebih dikenal dengan Forex (Foreign Exchange) atau FX ataupun Spot FX adalah salah satu bentuk pasar keuangan yang terbesar di dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana investor yang ingin berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencari dana atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tak melulu dengan cara perdagangan, bekerja di sebuah instansi pemerintah maupun swasta, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia Pasar Modal yang kini mulai merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set masyarakat Indonesia akan pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Purwanti (2005) dengan obyek penelitian Indeks LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah: BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil analisa data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Pengaruh Simultan a. Secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yaitu

Lebih terperinci

Indikator tren.

Indikator tren. Indikator tren Salah satu alat utama trader dalam analisis teknis adalah indikator trend. Perangkat indikator tersebut akibat inersianya sering digunakan untuk menunjukkan arah pergerakan harga pada waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saat ini telah menjadi kegiatan penting di dalam kehidupan masyarakat. Instrumen investasi juga telah beragam jenisnya misalnya properti, deposito,

Lebih terperinci

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1 Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL ririkyunita@yahoo.co.id 1 2 Di Wall Street ada pepatah Bull makes money bear makes money but pig gets slaughtered 3 Harga bergerak dalam trend tertentu yang akan terjadi

Lebih terperinci

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading ANALISA TEHNIKAL I. Moving Average(MA) & Relative Strength Index(RSI) Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading Moving average (MA) dan Relative Strength

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pasar modal di negara Indonesia mengalami perkembangan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin bertambah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham. PENILAIAN SAHAM Tujuan penilaian saham Saham adalah aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham BAB II DASAR TEORI Pada Bab II dari laporan Tugas Akhir ini akan diuraikan dasar-dasar teori yang mendukung pelaksanaan Tugas Akhir, yaitu mengenai saham dan pasar saham, analisis teknikal, serta konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan 49 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham TLKM Dalam analisa yang akan dilakukan oleh penulis, penulis menggunakan data transaksi harian saham TLKM yang didapat dari Pusat Referensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham (Jake D. Tedder, 1978, p.212) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau disebut juga emiten. Pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam bidang ekonomi mempengaruhi objek-objek investasi dalam hal jenis maupun wujudnya. Selain aktivitas

Lebih terperinci

Miranti Harwaningrum. Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Miranti Harwaningrum. Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana   ABSTRAK PERBANDINGAN PENILAIAN SAHAM DENGAN METODE ANALISIS FUNDAMENTAL DAN ANALISIS TEHKNICAL, PENGGORENGAN SAHAM, SERTA KEPUTUSAN PENILAIAN SAHAM JIKA HASIL BERLAWANAN ARAH UNTUK KEDUA METODE ANALISIS PADA SAHAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA i ii iii iv v 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat Penelitian 8 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Transaksi pada pasar saham terjadi karena perusahaan yang sudah going public membutuhkan dana dan kemudian perusahaan tersebut menawarkan sahamnya di BEI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih beberapa alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

Buletin Compiled by

Buletin Compiled by Volume XXII/2014 Buletin Compiled by at.research@phintracosecurities.com Analisa Investasi : Analisa Teknikal Melanjutkan ulasan Profits Buletin Volume XXI mengenai pentingnya Likuiditas Saham dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan dalam berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang.

Lebih terperinci

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp Strategi Quad EMA oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Sekilas Tentang Penulis Deskripsi Strategi Exponential Moving Average Awesome Oscillator MACD Kesimpulan 3 4 5 9 13 19 Sekilas Tentang Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan suatu sarana yang mempertemukan masyarakat yang kelebihan modal dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Investor dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham BAB II DASAR TEORI Pada bab dua ini akan dibahas dasar teori yang dipergunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini, yang meliputi definisi dan konsep dari saham serta analisis pasar saham. Dasar teori ini

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 30 OKTOBER 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,000.4-5,111.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006:

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT Dalam analisa yang akan dilakukan, penulis menggunakan data transaksi harian saham BHIT, data yang digunakan oleh penulis adalah data

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang semakin

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 19 DESEMBER 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways menguat Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 5,063.9-5,138.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber :  Selain itu salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh akan potensi dari segi ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara favorit baik bagi para investor asing maupun investor

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 21 MEI 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,778.9-5,068.7 Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Menurut Tjiptono dan Hendy (2011: 1) Pasar modal

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 30 JANUARI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 5,247.5-5,274.6

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 6 AGUSTUS 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways menguat Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,074.8-5,142.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI II.1. Valas Valuta asing (Valas) atau biasa disebut juga Foreign Exchange (forex) merupakan transaksi perdagangan nilai tukar mata uang asing dari negara yang berbeda satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Investasi Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk waktu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V SIMPULAN DAN SARAN Bab V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Ringkasan Penelitian ini dilakukan untuk menguji prediksi menggunakan metode ARIMA. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSG penutupan harian IHSG mulai periode

Lebih terperinci

Analisis teknis. Analisa Teknikal Analisa Tehnikal

Analisis teknis. Analisa Teknikal Analisa Tehnikal 2.2. Analisa Tehnikal Analisa Teknikal Analisa Teknikal (technical analysis) adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, valas, kontrak berjangka (future

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, manusia melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya dengan cara berinvestasi. Investasi merupakan salah satu usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa mendatang. Proses penilaian investasi memerlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional serta menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah

Lebih terperinci

How to Become a Swing Trader?

How to Become a Swing Trader? How to Become a Swing Trader? www.1jamprofit.com ILUSTRASI Dibalik Layar ini ada 1 lembar kartu REMI ADVANCE TRAINING Type Pemain Pasar Modal INVESTOR..., beli saat punya uang dan jual saat butuh uang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Optimasi merupakan sebuah teknik matematis untuk menentukan solusi berupa keuntungan maksimum atau kerugian minimum dari beberapa alternatif solusi tersedia dibatasi pada kendala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan dengan cara melakukan

Lebih terperinci