BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham (Jake D. Tedder, 1978, p.212) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau disebut juga emiten. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian pendapatan tetap atau dividen dari perusahaan serta memiliki kewajiban untuk menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan yang bersangkutan. Ada 2 buah jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferen. Bentuk saham biasa dan dan saham preferen sama, perbedaannya ada pada jumlah dividen yang diterima, waktu pengajuan klaim, dan hak suara yang dimiliki oleh pemilik saham. Pemilik saham preferen menerima dividen dalam jumlah yang tetap, sedangkan pemilik saham biasa menerima dividen yang jumlahnya tidak tetap. Waktu pengajuan klaim dan hak suara dari pemilik saham preferen juga lebih diprioritaskan dari pemilik saham biasa. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya, berdasarkan besar kecilnya nilai saham yang dimiliki. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.

2 9 2.2 Jenis Kondisi Pasar Keuangan Bullish Bullish Market (anonymous, article/98/34/pasar_bullish_dan_bearish) adalah suatu kondisi pasar keuangan dalam periode tertentu dimana harga pasar dari surat berharga seperti saham sedang mengalami kenaikan. Kondisi ini digambarkan dengan binatang Banteng, ketika banteng sedang marah biasanya dia akan menandukkan kepalanya, gerakan menandukkan kepala bergerak ke atas tersebut dianalogikan sebagai kondisi pasar sedang mengalami kenaikan, yaitu dengan chart yang bergerak ke atas. Gambar 2.1 Keadaan Bullish

3 Bearish Bearish Market (anonymous, /article/98/34/pasar_bullish_dan_bearish)adalah suatu kondisi pasar keuangan dalam periode tertentu dimana harga pasar dari surat berharga seperti saham sedang mengalami penurunan. Kondisi ini digambarkan dengan binatang beruang, ketika beruang sedang marah biasanya dia akan menerkam, gerakan menerkam beruang yang bergerak ke bawah dengan menjatuhkan badannya secara tiba-tiba tersebut dianalogikan sebagai kondisi pasar sedang mengalami penurunan, yaitu dengan chart yang bergerak kebawah dan terkadang tidak terduga. Gambar 2.2 Keadaan Bearish

4 Tren Harga dan Volume Tren harga dan volume atau lebih dikenal dengan istilah Price and Volume Trend (PVT atau PV) merupakan suatu indikator dalam analisis teknis yang ditujukan untuk menggabungkan harga dan volume pada pasar modal. PVT didasarkan oleh volume transaksi berjalan, dengan penambahan volume berdasarkan persentase perubahan harga pada saat penutupan pasar dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya. Rumusan PVT adalah sebagai berikut : PVT adalah serupa dengan On-balance Volume (OBV), tetapi apabila OBV menggunakan volume hanya berdasarkan saat mencapai harga penutupan tertinggi atau terendah maka pada PVT juga dimasukkan besaran nilai tertinggi atau terendah yang terjadi. PVT diartikan dengan cara yang serupa dengan OBV. Pemikiran umumnya adalah bahwa volume akan meningkat pada hari dimana harga bergerak pada arah yang dominan, misalnya saja pada tren kenaikan yang kuat maka volume akan lebih tinggi daripada hari dimana harga mengalami penurunan. Jadi apabila harga mengalami kenaikan maka PVT akan naik juga dan sewaktu harga menciptakan tingkat tertinggi

5 12 barunya maka PVT juga akan demikian. Apabila PVT gagal untuk mencapai reli harga tertinggi sebelumnya maka ini adalah merupakan divergensi negatif yang menandakan melemahnya pergerakan. 2.4 Strategi Ada dua jenis perdagangan yang melibatkan uang atau saham yang sebenarnya tidak dimiliki penjualan pendek dan pembelian batas Penjualan Pendek Dalam penjualan pendek (short selling), seseorang menjual saham yang mereka tidak miliki sendiri, berharap harga akan jatuh. Mereka pada akhirnya harus membeli kembali saham tersebut. Keluar dari posisi pendek dengan membeli kembali saham disebut covering a short. Mudahnya, seseorang meminjam saham milik orang lain untuk dijual pada harga pasar. Kemudian orang tersebut berharap agar harga saham tersebut turun agar dapat dibeli kembali dengan harga lebih murah untuk dikembalikan kepada pemiliknya dalam bentuk saham, dan mengantongi keuntungannya yaitu selisih harga jual dan harga beli Pembelian Batas Dalam pembelian batas, Go long berarti seseorang meminjam uang untuk membeli saham dan berharap saham tersebut dapat naik harganya. Banyak negara

6 13 industry mempunyai aturan yang mengharuskan jika peminjaman berdasarkan kolateral dari saham lain, peminjaman ini harus dalam persentasi tertentu dari harga saham lain tersebut. Aturan lain termasuk pelarangan freeriding (penungangan gratis), yaitu menaruh pesan untuk membeli saham tanpa membayar terlebih dahulu, dan kemudian menjualnya dan menggunakan keuntungan untuk membayar harga pembelian sebelumnya Short-term Trading Short-term trading bisa diartikan sebagai sebuah perdagangan saham atau media lainnya, yang dilakukan dengan jangka waktu yang sangat pendek, biasanya dalam periode harian atau bahkan bisa sampai hitungan menit. Bisa saja transaksi short-term trading terjadi 10 kali dalam waktu 1 jam. Tentunya short-term trading akan memberikan keuntungan yang sangat besar jika dilakukan dengan tepat, tapi sangat berpotensi untuk memberikan kerugian yang besar pula Long-term Investment Long-term investment bisa diartikan sebagai usaha untuk melakukan investasi dengan jangka waktu yang lama, biasanya lebih dari 1 bulan, bahkan bisa sampai bertahuntahun. Tentunya long-term investment tidak akan memberikan keuntungan sebesar short-term trading, tetapi long-term investment memiliki resiko yang lebih kecil.

7 Jenis Harga Saham Jenis Harga Saham 1) Open: Harga pembukaan suatu saham pada hari tertentu. 2) Close : Harga penutupan suatu saham pada hari tertentu. 3) High : Harga tertinggi yang dicapai suatu saham pada suatu hari tertentu. 4) Low : Harga terendah yang dicapai suatu saham pada suatu hari tertentu. 2.6 Moving Average Dalam statistika, moving average atau rolling average salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan waktu berseri. Teknik ini diaplikasikan di bidang keuangan dan khususnya pada analisis teknikal. Teknik ini juga bisa digunakan sebagai operasi penghalusan generik, dimana data mentahnya tidak harus merupakan data dengan waktu berseri. Moving average bisa dikalkulasikan dimanapun dalam sebuah serial waktu. Di dalam keuangan, teknik ini seringkali dipalikasikan pada harga saham, keuntungan atau volume perdagangan. Moving average digunakan untuk menghaluskan fluktuasi jangka pendek, dan menguatkan tren jangka panjang. Penggunaan jangka pendek atau jangka panjang tergantung dari aplikasinya, dan parameter dari moving average bisa diatur sedemikian rupa.

8 Time Frame Semakin pendek timeframe sebuah moving average (MA) Semakin sensitif dan semakin mudah untuk melihat tren baru dengan lebih cepat, tetapi bisa juga memberikan sinyal yang salah. Moving average yang lebih panjang dapat lebih diandalkan, tapi hanya dapat mengidentifikasi tren yang berskala besar. Sangat disarankan untuk menggunakan moving average dengan jangka waktu setengah dari siklus pergerakan data yang dianalisis. Jika panjang siklus puncak ke puncak adalah sekitar 30 hari, maka sangat disarankan untuk menggunakan moving average dengan jangka waktu 15 hari. Jika siklusnya adalah 20 hari, maka pergunakanlah MA 10 hari. Tetapi, banyak pemain saham yang menggunakan MA 14 untuk siklus 30 hari, dan MA 9 untuk siklus 20 hari dengan harapan mereka dapat mendapatkan sinyal-sinyal dengan lebih cepat. 200 Hari (40 Minggu) moving average sangat populer untuk melakukan analisis siklus jangka panjang 20 sampai 65 Hari ( 4 sampai 13 Minggu) moving average sangat bergunauntuk siklus jangka panjang 5 sampai 20 Hari untuk siklus jangka pendek. Panjang siklus dapat berubah seiring berjalannya waktu, sehingga penggunaan moving average selalu disesuaikan sesuai keadaan.

9 Simple Moving Average diterapkan. Simple moving average (atau SMA) adalah yang paling gampang untuk Diberikan N titik data dan diputuskan untuk menggunakan T pengamatan pada setiap rata rata (yang disebut dengan rata rata bergerak metode T, atau SMA(T)), sehingga keadaannya adalah sebagai berikut : Kelompok Inisialisasi Kelompok Pengujian Waktu Rata rata Ramalan T T+1 T+2 Dibandingkan dengan nilai tengah sederhana (dari semua data masa lalu) rata rata bergerak berorde T mempunyai karakteristik sebagai berikut :

10 17 o Hanya mengenai T periode terakhir dari data yang diketahui. o Jumlah titik data dalam setiap rata rata tidak berubah dengan berjalannya waktu. Secara aljabar, rata rata bergerak (SMA) dapat dituliskan sebagai berikut : 1 1 Sebuah SMA 5 hari mengambil jumlah harga 5 hari terakhir dan membaginya dengan 5. Sangat mudah tapi tidak selalu akurat. Sebagai contoh: Tabel 1. Contoh Simple Moving Average Hari Harga ($) SMA 5 hari

11 18 Bisa dilihat pada hari ke 9 terdapat kenaikan besar dalam SMA, padahal harganya berada pada nilai konstan $17. Distorsi ini disebabkan oleh rendahnya nilai harga pada hari ke-4, yang tidak lagi diperhitungkan oleh SMA pada hari ke 9. Metode ini masih menyimpan kelemahan, yaitu seringkali menghasilkan sinyal yang terlambat (Syamsir, 2004, p119). Keterlambatan SMA dalam memberikan konfirmasi nilai disebabkan karena metode ini memberikan bobot yang sama bagi semua data, dalam kenyataannya data yang paling mencerminkan nilai data berikutnya tentulah data terakhir Exponential Moving Average Untuk menghitung sebuah Exponential moving average (EMA): 1. Ambil nilai dari harga hari ini dan dikalikan dengan EMA%. 2. Tambahkan dengan harga EMA kemarin dikalikan dengan (1 - EMA%). Jika dilakukan kalkulasi ulang dengan data pada tabel 1, maka dapat dilihat bahwa EMA memberikan sebuah tren yang lebih halus:

12 19 Tabel 2. Contoh EMA Hari Harga ($) EMA 33,3% EMA % EMA% adalah bobot berdasarkan nilai jangka waktu: 50% adalah nilai yang digunakan untuk EMA 3 hari. 10% adalah nilai yang digunakan untuk EMA 19 hari. 1% adalah nilai yang digunakan untuk EMA 199 hari. EMA Time Periods Cara untuk menghitung EMA% untuk periode waktu tertentu: EMA% = 2 / (n+1) ; dimana n adalah nilai dari waktu Sebagai contoh: EMA% untuk EMA 5 hari adalah 2/ (5hari + 1) = 33,3%

13 20 Sebuah exponential moving average (EMA), yang juga dikenal sebagai exponentially weighted moving average (EWMA), menggunakan faktor pembobotan yang berkurang secara eksponensial. Pembobotan untuk setiap data yang lebih lama berkurang secara eksponensial, memberikan kepentingan yang lebih kepada observasi terkini tanpa menghilangkan nilai observasi yang lama. Penggambaran nilai bobot pada EMA dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 EMA dengan bobot N=15 Derajat pembobotan diekspresikan sebagai faktor konstan α, sebuah nilai antara 0 dan 1. α dapat diekspresikan sebagai persentase, jadi faktor penghalusan 10% adalah sama dengan α=0.1. Secara alternatif, α dapat diekspresikan sebagai nilai N dalam periode waktu, dimana contohnya N=19 adalah sama dengan α=0.1. Observasi pada sebuah periode waktu dilambangkan dengan Yt, dan nilai EMA pada sebuah periode waktu t dilambangkan dengan St. S1 tidak didefinisikan. S2 dapat diinisialisasi dengan berbagai cara, cara paling mudah adalah dengan menggunakan nilai Y1. Besar dari efek nilai inisial S2 pada hasil Moving Average bergantung pada α; nilai α yang lebih kecil membuat pemilihan nilai S2 kebih penting daripada nilai α yang lebih besar.

14 21 Formula untuk menghitung EMA pada periode waktu t 2 adalah: 1 Formula ini berdasarkan Hunter (1986), sebuah pendekatan alternatif oleh Roberts (1959) menggunakan Y t menggantikan Y t-1, 1 Formula ini juga bisa diekspresikan dalam analisis teknis dalam persamaan sebagai berikut, sehingga menunjukkan bagaimana EMA maju menuju titik data terakhir, tapi hanya dalam proporsi diferensiasi Dengan terus melebarkan EMAyesterday setiap kali menghasilkan sebuah power series, menunjukkan bagaimana faktor pembobotan untuk setiap data p1,p2,dst, menurun secara eksponensial: Pertanyaannya adalah seberapa jauh untuk kembali menghitung nilai inisial yang mana dalam kasus terburuk bergantung pada data. Jika ada nilai p yang besar dalam data yang lama, maka itu akan memberikan efek pada keseluruhan walaupun pembobotannya sangat kecil. Jika diasumsikan bahwa harganya tidak terlalu bergejolak begitu kasar, maka hanya pembobotannyalah yang berpengaruh banyak.

15 22 Bobot yang dihasilkan dengan berhenti setelah term k adalah 1 1 dimana 1_ Sebuah pecahan 1 dari keseluruhan pembobotan. Sebagai contoh, untuk memiliki 99,9% pembobotan log log 1 Persamaan itulah yang digunakan, karena log 1 mendekati selama N bertambah. Ini menyederhanakan kira - kira: untuk contoh ini (bobot 99,9%)

16 Weighted Moving Average Weighted moving average (WMA) memberikan bobot yang lebih besar pada data yang terakhir (paling baru) dibandingkan dengan data yang sebelumnya (lebih lama). Pembobotannya dihitung dari jumlah hari. Pada dasarnya besar bobot yang diberikan kepada data terakhir akan tergantung kepada panjang periode yang ditetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka makin besar pula pembobotan yang diberikan kepada data yang terbaru. Secara matematis, WMA disusun berdasarkan formula di bawah ini : dimana : n = periode yang dipilih k = n - (n-1) X n = data ke-n Dari formula di atas dapat diketahui panjang periode akan menentukan bobot yang diberikan pada data yang terbaru. Contoh: Untuk WMA 5 hari, jumlah harinya adalah = 15

17 24 Tabel 3. Contoh WMA Hari Harga ($) Pembobotan 1/15 2/15 3/15 4/15 5/15 Nilai bobot WMA 5 Hari Nilai bobot dihitung dengan mengalikan harga hari tersebut dengan 5/15, hari hari sebelumnya dengan 4/15, dan seterusnya. WMA adalah jumlah dari 5 nilai bobot. 2.7 Force Index Ditemukan oleh Dr Alexander Elder, Force Index mengkombinasikan pergerakan harga dan volume pembelian atau penjualan untuk mengukur kekuatan kenaikan dan penurunan di pasar saham (Elder, Alexander. 1993, p.227). Dalam penghitungan nilai Force Index secara mentah, dapat digunakan formula: Force index (i) = (penutupan (i) - penutupan (i-1)) * Volume (i) Force index (i) Force Index pada waktu i;

18 25 Penutupan (i) harga penutupan pada waktu i; Penutupan (i-1) harga penutupan pada waktu i-1; Volume (i) volume transaksi penjualan/pembelian pada waktu i Index mentahnya ini sangat kasar dan hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan menghaluskannya dengan EMA 2 hari atau EMA 13 hari sesuai dengan rekomendasi Dr Alexander Elder. o EMA 2 hari dari Force Index digunakan untuk mengukur kekuatan pembeli dan penjual dalam jangka pendek o EMA 13 hari digunakan untuk mengukur kekuatan kenaikan dan perununan dalam siklus jangka panjang Jika Force Index bernilai positif, maka dapat berarti keadaan berada pada posisi Bulls. Force index negatif memberikan pertanda bahwa keadaan berada pada posisi bears. Jika indeksnya berada disekitar angka 0, maka ini adalah suatu pertanda tidak ada tren kuat pada saat itu. o Semakin tinggi nilai positif pada Force Index, maka semakin kuat nilai bulls. o Nilai negatif yang dalam menunjukkan kekuatan nilai bears.

19 26 o Jika Force index cenderung mendatar, maka volume penjualan pembelian sedang turun atau volume yang besar gagal untuk menggerakkan harga. Keduanya akan cenderung berlanjut ke arah yang sebaliknya. Dalam metode ini, pembelian atau penjualan hanya dilakukan sesuai dengan arah tren, yang dapat dilihat melalui Force Index dengan EMA 13 hari. o Go long Jika Force index dibawah nol, dan kondisi berada pada keadaan bullish. o Go short Jika Force index diatas nol, dan kondisi berada pada keadaanbearish Formula Force Index dengan Exponential Moving Average Force index dihitung dengan cara mengurangi nilai penutupan hari ini dengan nilai penutupan hari sebelumnya, dan dikalikan dengan volume: FORCE INDEX(i) = VOLUME(i) * ((MA (PRICE, N, i) - MA (PRICE, N, i-1)) dimana: FORCE INDEX (i) Force Index pada waktu i; VOLUME (i) volume pada waktu i; MA (PRICE, N, i) Exponential Moving Average pada waktu i untuk periode N PRICE harga penutupan; N periode penghalusan (2 dan 13);

20 27 MA (PRICE, N, i-1) Exponential Moving Average dari waktu sebelumnya Force Index untuk Jangka Pendek Pada saat digunakan dengan indikator pengikut tren lain, efektifitas Force Index digabung EMA 2 hari akan lebih terlihat, dengan menggunakan indikator pengikut tren lainnya untuk melihat tren naik, bisa dilihat titik beli terbaik pada saat indicator Force Index menurun. Pada saat indikator tren lain menunjukkan tren menurun, Force Index digabung EMA 2 hari dapat menunjukkan titik akurat dimana dapat diputuskan untuk menjual. Penggunaan EMA 2 hari ini, dikarenkan EMA 2 hari merupakan derajat terendah dalam penghalusan data yang sangat sensitif terhadap indikator indikator dalam jangka pendek (Elder, Alexander. 1993, p.229). Untuk mengidentifikasi titik terendah jangka pendek pada saat tren naik, tunggu sampai Force Index berubah menjadi negatif. Sehingga dapat dilakukan aksi beli pada saat tren jangka panjang mengalami sedikit penurunan. Lebih spesifiknya, saham dapat dibeli diluar harga tinggi pada saat Force Index bernilai negatif dengan kondisi tren naik. Pemain saham akan terlindungi dari penurunan harga karena transaksinya tidak akan dilakukan jika harga menurun, tetapi, jika sesuai dugaan, tren naik terus berlangsung, maka transaksinya akan diisi dengan tren naik yang kuat dari bulls. Jika pembelian diturunkan sampai suatu titik balik tinggi, maka dapat ditempatkan suatu titik henti dibawah harga terendah suatu hari pada saat sinyal untuk

21 28 berhenti membeli sudah menyala. Ini menguatkan titik henti sehingga memungkinkan untuk dapat keluar dari pasar lebih cepat jika trennya melemah. Dalam kasus dimana Force Index berubah menjadi positif pada saat pasar mengalami tren menurun jangka panjang, strateginya adalah sell short. Ini adalah sebuah peluang cepat yang disediakan oleh kondisi bullish pasar, yang memungkinkan untuk melakukan sell short dibawah harga terbawah. Jika ternyata kondisi bullish bertahan lebih lama dari yang diduga, maka bisa ditambah proporsi penjualannya untuk tetap bertahan pada titik terendah yang baru. Kemudian, pada saat harga mulai berubah, penjualannya cepat dieksekusi, dan dapat dibuat sebuah titik henti aman untuk harga tertinggi pada nilai harga yang baru, lalu bisa dimulai memindahkan titik hentinya dan bisa memutuskan untuk keluar dari pasar secepatnya. Force Index digabung EMA 2 hari dapat digunakan untuk menambah posisi long dan short. Posisi long dapat ditambah pada saat Force Index berubah negatif pada tren naik jangka panjang, dan menambah posisi short pada saat Force Index berubah positif pada tren turun jangka panjang. Untuk suatu periode waktu yang lebih panjang, pada saat Force Index turun ke titik terendahnya untuk suatu periode waktu yang panjang (misalnya 1 bulan), bears memiliki kekuatan yang luar biasa, dan harga kemungkinan akan jatuh lebih rendah. Secara alternatif, pada saat Force Index meningkat sampai ke titik tertingginya dalam 1 bulan, bulls memiliki kekuatan yang luar biasa, harga memiliki kecenderungan untuk bergerak lebih tinggi lagi.

22 29 Dalam memutuskan kapan untuk keluar dari posisi long atau short, Force Index digabung EMA 2 hari adalah sebuah alat yang penting. Jika pemain saham jangka pendek membeli pada saat Force Index bernilai negatif, maka dia sebaiknya membeli pada saat Force Index bernilai positif. Jika pembelinya melakukan go short pada saat indikator positif, maka dia harus mengembalikannya pada saat Force Index bernilai negatif. Pemain saham dengan jangka yang lebih panjang sebaiknya keluar dari posisinya hanya jika tren berubah atau jika ada perbedaan antara Force Index digabung EMA 2 hari dan tren jangka panjang. Perbedaan kurva juga sangat penting pada saat melakukan jual beli dengan basis Force Index. Kondisi bullish terjadi pada saat harga jatuh ke sebuah titik rendah baru sementara Force Index membuat titik yang lebih dangkal. Perbedaan bullish, Force Index dan harga adalah sinyal kuat untuk membeli. Sinyal kuat untuk menjual ditandai oleh kondisi bearish antara Force Index dan harga. Pada saat harga menanjak menuju puncak baru sementara Force Index menempati titik naik yang mengambang, kondisi bearish tercipta Force Index untuk Jangka Panjang Seperti Force Index digabung EMA 2 hari, Force Index digabung EMA 13 hari mengindikasikan kekuatan bulls jika bernilai positif. Pada saat bernilai negatif, bearslah yang memiliki kontrol. Pada saat indikator tetap berada pada atau dekat dengan nol, maka pasar tidak memiliki tren.

23 30 Pada saat Force Index digabung EMA 13 mencapai puncak baru, sebuah tren naik dikonfirmasikan. Ini berarti bahwa penaikan memiliki kekuatan dan harga akan menaik dalam jumlah yang besar. Pada saat tren naik menjadi panjang disekitar garis tengah, ini dapat berarti harga meningkat dengan lebih lambat, atau volume transaksi berkurang. Force Index digabung EMA 13 kemudian menunjukkan titik yang kian menurun, dan pada akhirnya akan turun dibawah garis tengah. Tren penting ini adalah indikasi final bahwa tren bullish sudah berakhir. Sebuah puncak baru dari Force Index digabung EMA 13 mengindikasikan kecenderungan tren naik yang kuat. Sebuah kondisi bearish antara Force Index digabung EMA 13 dan harga adalah sebuah indikasi kuat untuk melakukan go short. Jika harga mencapai titik tinggi baru tapi Force Index digabung EMA 13 hanya mencapai titik positif yang rendah, maka kondisi bulls mulai melemah dan bears sudah mulai untuk masuk dan mengambil alih. Kelanjutan dari sebuah tren menurun biasanya ditandai dengan nilai Force Index digabung EMA 13 yang mencapai titik rendah yang baru. Jika harga jatuh ke sebuah titik rendah baru tapi Force Index digabung EMA 13 hanya mencapai nilai negative yang dangkal, maka bears mulai kehilangan kekuatannya. Ini adalah sebuah kondisi bullish, dan sebuah sinyal kuat untuk membeli(elder, Alexander. 1993, p.231).

24 Waterfall Model Waterfall model adalah sebuah model perancangan software secara sekuensial dimana proses perancangan tersebut mengalir secara teratur dari atas ke bawah sehingga seolah olah terlihat seperti air terjun (Anonymous, Waterfall_model). Waterfall model ini melalui beberapa fase seperti analisis kebutuhan, desain, implementasi, pengetesan atau validasi, integrasi dan perawatan. Pada awal mulanya kata waterfall ini berasal dari kutipan artikel yang dipublikasikan pada tahun 1970 oleh Winston W. Royce, tetapi Royce sendiri tidak pernah menggunakan kata tersebut. Melainkan menggunakan pendekatan iteratif dalam perancangan software. Walaupun begitu penggunaan model ini tetap populer di dalam perancangan program. Gambar 2.4 Waterfall Model

25 32 Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.4 diatas, fase fase pada proses perancangan program menggunakan waterfall model mengalir dari atas ke bawah seperti air terjun. Dalam Royce orisinal waterfall model, fase fase yang harus dilewati adalah sebagai berikut : o Analisa Kebutuhan o Desain Sistem o Penulisan Kode Program o Pengujian Program o Penerapan Program Perancangan program menggunakan waterfall model, fase yang yang diproses harus secara sekuensial, berurutan dari satu fase ke fase yang lain dan harus menunggu proses fase sebelumnya selesai, baru dilanjukan dengan fase yang berikutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua yang berisi berbagai landasan teori ini akan dibahas mengenai definisi dan konsep dari saham, force index, dan moving average. Landasan teori ini akan memberikan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH Pada bab tiga ini akan dibahas mengenai pengukuran fluktuasi nilai saham dengan menggunakan metode Force Index, dan dibantu oleh Exponential Moving Average dalam menentukan

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

TEKNIK ANALISA FOREX - 3 - 3 MOVING AVERAGES BOLLINGER BANDS PARABOLIC SAR MACD STOCHASTIC RELATIVE STRENGHT INDEX (RSI) OSCILATOR & MOMENTUM TIME FRAME Moving Averages (MA) Moving Averages (MA) adalah pergerakan rata-rata harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1 Latar Belakang Analisa Saham Dedhy dan Liliana (2007) menyatakan bahwa pergerakan harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan

Lebih terperinci

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp Ikhtisar Analisis Pasar oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Pendahuluan... 3 Analisis Teknikal vs Analisis Fundamental... 4 Analisis Fundamental... 5 Analisis Teknikal... 6 Indikator... 7 RSI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Saham Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi pergerakan harga saham, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan menghindari kerugian.

Lebih terperinci

TIPS. Membaca Pola Grafik. Pola Pembalikan Arah

TIPS. Membaca Pola Grafik. Pola Pembalikan Arah TIPS Membaca Pola Grafik Pola Pembalikan Arah i. Kepala dan Bahu Pola yang paling handal dari semua pola pembalikan arah yang mencerminkan suatu puncak utama. Sempurna jika harga yang sedang bergerak mempunyai

Lebih terperinci

Moving Average. Perhatikan gambar Simple Moving Average dengan periode 10 berikut:

Moving Average. Perhatikan gambar Simple Moving Average dengan periode 10 berikut: Moving Average Merupakan indikator yang paling sering digunakan dan paling standar. Jika di Indonesiakan artinya kira-kira adalah rata-rata bergerak. Moving average sendiri memiliki aplikasi yang sangat

Lebih terperinci

Indikator Rise Fall dan Cara Setting oleh : Liokta Briansyah SOFTWARE BINARY EXECUTOR

Indikator Rise Fall dan Cara Setting oleh : Liokta Briansyah SOFTWARE BINARY EXECUTOR Indikator Rise Fall dan Cara Setting oleh : Liokta Briansyah SOFTWARE BINARY EXECUTOR 1. Time Frame Time Frame (Tick) adalah pengaturan untuk tampilan chart (Tick) pergerakan yg di tampilkan, Jika kita

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal menentukan apa pasangan mata uang yang ingin di perdagangkan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/subyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan perusahaan dan data pergerakan saham pada perusahaan yang menjadi sampel. Data keuangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Beberapa usaha yang biasanya dilakukan adalah bekerja sebagai pegawai negeri atau swata, berdagang, bertani,

Lebih terperinci

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor Price Pattern Reversal Pattern Continuation Pattern Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend Indicator

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN FLUKTUASI NILAI SAHAM DENGAN METODE FORCE INDEX

STUDI DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN FLUKTUASI NILAI SAHAM DENGAN METODE FORCE INDEX STUDI DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN FLUKTUASI NILAI SAHAM DENGAN METODE FORCE INDEX LAPORAN TUGAS AKHIR oleh : Christopher Kurniawan NIM 13504117 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN

Lebih terperinci

Indikator Rise Fall dan Cara Setting oleh : Liokta Briansyah SOFTWARE BINARY EXECUTOR

Indikator Rise Fall dan Cara Setting oleh : Liokta Briansyah SOFTWARE BINARY EXECUTOR Indikator Rise Fall dan Cara Setting oleh : Liokta Briansyah SOFTWARE BINARY EXECUTOR 1. Time Frame Time Frame (Tick) adalah pengaturan untuk tampilan chart (Tick) pergerakan yg di tampilkan, Jika kita

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

1) Petakan Trend dan Ikuti

1) Petakan Trend dan Ikuti Salah satu analisis penting yang dapat digunakan untuk membantu Anda dalam mengambil keputusan trading, selain analisa fundamental dan penggunaan manajemen modal adalah analisa teknikal. Sebegitu pentingnya

Lebih terperinci

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp Strategi EMA-50 Williams oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Sekilas Tentang Penulis Deskripsi Strategi Exponential Moving Average Williams Percent Range Stochastic Pivot Points Kesimpulan 3 4

Lebih terperinci

Buletin Compiled by

Buletin Compiled by Volume XXII/2014 Buletin Compiled by at.research@phintracosecurities.com Analisa Investasi : Analisa Teknikal Melanjutkan ulasan Profits Buletin Volume XXI mengenai pentingnya Likuiditas Saham dalam memilih

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis Bab IV PEMBAHASAN IV.1 Rencana Perdagangan ( Trading Plan ) Dalam simulasi perdagangan yang akan dibahas pada bab ini penulis akan membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan

Lebih terperinci

Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan menunjukkan perkiraan yang. akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses

Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan menunjukkan perkiraan yang. akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator ANALISA TEHNIKAL I. Dasar Analisa Teknikal Bagian ini akan membahas: Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator Berjalanlah ke area terbuka,

Lebih terperinci

Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan secara studi literatur, dan dengan mengikuti seminarseminar

Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan secara studi literatur, dan dengan mengikuti seminarseminar 32 Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Kerangka pemikiran Penelitian dilakukan secara studi literatur, dan dengan mengikuti seminarseminar yang berkaitan dengan metode analisa teknikal. Data diperoleh dari

Lebih terperinci

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp Strategi Quad EMA oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Sekilas Tentang Penulis Deskripsi Strategi Exponential Moving Average Awesome Oscillator MACD Kesimpulan 3 4 5 9 13 19 Sekilas Tentang Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia Pasar Modal yang kini mulai merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set masyarakat Indonesia akan pentingnya

Lebih terperinci

Indikator tren.

Indikator tren. Indikator tren Salah satu alat utama trader dalam analisis teknis adalah indikator trend. Perangkat indikator tersebut akibat inersianya sering digunakan untuk menunjukkan arah pergerakan harga pada waktu

Lebih terperinci

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2 Bollinger Bands Menyiasati Bollinger Bands Sebagai penghasil sinyal transaksi Bollinger bands merupakan salah satu dari beberapa indikator yang populer bagi kalangan trader dunia. Banyak sekali strategi

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIKAL MODERN DENGAN INDIKATOR

ANALISIS TEKNIKAL MODERN DENGAN INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL MODERN DENGAN INDIKATOR 6.1. PENGERTIAN INDIKATOR TEKNIKAL Bagian ini dirancang untuk memperkenalkan konsep dari indikator-indikator teknikal dan menjelaskan penggunaan mereka dalam analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa sering terjadi

Lebih terperinci

How to Become a Swing Trader?

How to Become a Swing Trader? How to Become a Swing Trader? www.1jamprofit.com ILUSTRASI Dibalik Layar ini ada 1 lembar kartu REMI ADVANCE TRAINING Type Pemain Pasar Modal INVESTOR..., beli saat punya uang dan jual saat butuh uang.

Lebih terperinci

INDIKATOR-INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL

INDIKATOR-INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL INDIKATOR-INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL 7.1. MOVING AVERAGES Moving averages adalah salah satu alat yang paling populer dan mudah digunakan untuk para analis teknikal. Alat ini berfungsi untuk memuluskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Emas merupakan suatu barang yang sangat berharga karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Emas merupakan suatu barang yang sangat berharga karena mempunyai BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Emas merupakan suatu barang yang sangat berharga karena mempunyai nilai yang tinggi. Fungsi dari emas dijadikan sebagai perhiasan, sebagai pelengkap budaya

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA Liliana Halim 24210024 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN TIM RISET LAPORAN TEKNIKAL HARIAN DISCLAIMER & DISCLOSURES Please read the disclaimer and the disclosures which can be found at the end of this report KECENDRU NGAN TIMEFRAME STRATEGI / POSISI Harap dicatat:

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks. ANALISA TEKNIKAL Analisa Teknikal merupakan 'pelajaran sejarah' dalam menganalisa pergerakan harga. Dengan motto 'Sejarah akan terulang', pergerakan harga di masa lalu dipelajari untuk memprediksi arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencari dana atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tak melulu dengan cara perdagangan, bekerja di sebuah instansi pemerintah maupun swasta, membuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sebuah perusahaan dan merepresentasikan klaim dari sebagian aset dan pendapatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. sebuah perusahaan dan merepresentasikan klaim dari sebagian aset dan pendapatan 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saham Saham adalah sebuah tipe sekuritas yang mensignifikasikan kepemilikan atas sebuah perusahaan dan merepresentasikan klaim dari sebagian aset dan pendapatan perusahaan.

Lebih terperinci

Technical Analisys Dan Bitcoin Traders

Technical Analisys Dan Bitcoin Traders Technical Analisys Dan Bitcoin Traders Apa Yang Perlu Diketahui Oleh Bitcoin Trader Tentang Technical Analisys Jurnal Trading Volume 1, Maret 2017 Terjemahan Yang Disesuaikan Penulis Wakhid Mukti M.A.,

Lebih terperinci

PERAMALAN (Forecast) (ii)

PERAMALAN (Forecast) (ii) PERAMALAN (Forecast) (ii) Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com E-mail: pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009 2010]

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN TIM RISET LAPORAN TEKNIKAL HARIAN DISCLAIMER & DISCLOSURES Please read the disclaimer and the disclosures which can be found at the end of this report KECENDRU NGAN TIMEFRAME STRATEGI / POSISI Harap dicatat:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan adanya Foreign Exchange (Forex) dimana satu orang atau

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan adanya Foreign Exchange (Forex) dimana satu orang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan jaman yang terjadi sekarang ini, banyak perusahaan yang sudah menjalani bisnis sampai ke negara asing. Hal ini menyebabkan adanya perdagangan antar

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke

Bab I. Pendahuluan. saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham BAB II DASAR TEORI Pada Bab II dari laporan Tugas Akhir ini akan diuraikan dasar-dasar teori yang mendukung pelaksanaan Tugas Akhir, yaitu mengenai saham dan pasar saham, analisis teknikal, serta konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab satu ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan metodologi dalam tugas akhir pengukuran fluktuasi nilai saham dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN TIM RISET LAPORAN TEKNIKAL HARIAN DISCLAIMER & DISCLOSURES Please read the disclaimer and the disclosures which can be found at the end of this report KECENDRU NGAN TIMEFRAME STRATEGI / POSISI Please note:

Lebih terperinci

Dian Dwi Parama Asthri Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dian Dwi Parama Asthri Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TEKNIKAL DENGAN INDIKATOR MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE UNTUK MENENTUKAN SINYAL MEMBELI DAN MENJUAL DALAM PERDAGANGAN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Sub Sekto Makanan Dan Minuman Di Bei

Lebih terperinci

Bagian 1 Keajaiban Lilin

Bagian 1 Keajaiban Lilin Bagian 1 Keajaiban Lilin Apa itu candlesticks? Candlesticks adalah representasi grafis dari pergerakan harga pasar yang ditentukan dalam periode waktu. Sebuah candle dapat mewakili pergerakan harga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, manusia melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya dengan cara berinvestasi. Investasi merupakan salah satu usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat mendatangkan keuntungan finansial bagi investor individual maupun institusional. Perkembangan

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN TIM RISET LAPORAN TEKNIKAL HARIAN DISCLAIMER & DISCLOSURES Please read the disclaimer and the disclosures which can be found at the end of this report KECENDRU NGAN TIMEFRAME STRATEGI / POSISI Harap dicatat:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press DAFTAR ISI Halaman Tips... 8 Accumulation/Distribution (AD)... 10 Indikator (Aroon Up, Aroon Down, dan Aroon Oscillator)... 12 Average Directional Movement Index (ADX)... 14 Average True Range Technical

Lebih terperinci

PERAMALAN CUACA KOTA SURABAYA TAHUN 2011 MENGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES

PERAMALAN CUACA KOTA SURABAYA TAHUN 2011 MENGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES PERAMALAN CUACA KOTA SURABAYA TAHUN 2011 MENGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES Mohammad Aminudin Jurusan Teknik Informatika, Entin Martiana K. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TAURIDA ADINDA.

RINGKASAN EKSEKUTIF TAURIDA ADINDA. RINGKASAN EKSEKUTIF TAURIDA ADINDA. 2007. Hubungan Variabel Makroekonomi dan Beta Saham Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Agribisnis dan Non Agribisnis Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII).

Lebih terperinci

KUMPULAN TRADING STRATEGY

KUMPULAN TRADING STRATEGY KUMPULAN TRADING STRATEGY 1. TEKNIK ROLE REVERSAL 2. KOMBINASI INDIKATOR (Bolinger Band, MA, Stochastic Oscilator) 3. KOMBINASI EXPONENTIAL MOVING AVARAGE (EMA) EMA (5, 15, dan 60) 4. KOMBINASI EMA 5,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI BAB IV PEMBAHAS AN Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI dalam grafik saham Indofood. Hasil perhitungan Bollinger Bands dan RSI akan tersaji dalam bentuk grafik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya pertumbuhan ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah satu contohnya

Lebih terperinci

1. Introduction 2. Head and Shoulder 3. Symmetrical Triangle 4. Ascending Triangle 5. Descending Triangle

1. Introduction 2. Head and Shoulder 3. Symmetrical Triangle 4. Ascending Triangle 5. Descending Triangle Mypip Education Program www.mypippartner.com Chart Pattern 1. Introduction 2. Head and Shoulder 3. Symmetrical Triangle 4. Ascending Triangle 5. Descending Triangle Part I 1 Mypip Education Program PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Stochastic Trader. Stochastic Oscillator

Stochastic Trader. Stochastic Oscillator Stochastic Trader Saat ini dengan semakin meluasnya masyarakat internasional yang terjun ke dalam dunia trading, semakin pesat pula perkembangan pengetahuan dan metode trading yang digunakan, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Pelatihan Trading Binary Option Olymp Trade

Pelatihan Trading Binary Option Olymp Trade Pelatihan Trading Binary Option Olymp Trade www.olymptrade.com 2 Pelatihan Trading Binary Option Olymp Trade Daftar Isi Strategy... 4 Rata-Rata Pergerakan... 5 Binary Gambit... 9 Professional MACD... 16

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN TIM RISET LAPORAN TEKNIKAL HARIAN DISCLAIMER & DISCLOSURES Please read the disclaimer and the disclosures which can be found at the end of this report KECENDRU NGAN TIMEFRAME STRATEGI / POSISI Harap dicatat:

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3).

LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3). BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Saham Dedhy Sulistiawan dan Liliana (2007) menjelaskan pergerakan harga saham dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan dan penawaran.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Fungsi Saham

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Fungsi Saham BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang dipergunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini, yang meliputi : 1. Saham 2. Pasar Saham 3. Analisis Pasar Saham 4. Indikator Teknikal Hal di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Optimasi merupakan sebuah teknik matematis untuk menentukan solusi berupa keuntungan maksimum atau kerugian minimum dari beberapa alternatif solusi tersedia dibatasi pada kendala

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN TIM RISET LAPORAN TEKNIKAL HARIAN DISCLAIMER & DISCLOSURES Please read the disclaimer and the disclosures which can be found at the end of this report KECENDRU NGAN TIMEFRAME STRATEGI / POSISI Harap dicatat:

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum berdasarkan reaksi pasar terhadap informasi yang tersed1a.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum berdasarkan reaksi pasar terhadap informasi yang tersed1a. BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum berdasarkan reaksi pasar terhadap informasi yang tersed1a. maka pasar dibagi menjadi dua bagian, yaitu pasar efisien dan

Lebih terperinci

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA -  Dalam trading, istilah momentum VOLUME 3, ISSUE 6 SEPTEMBER - OKTOBER 2015 INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - WWW.INDOTRADERPEDIA.COM Inside this issue: Candle Power : Identical Three Crow 6 Indicator : Donchian Channels 9 Charting

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada Bab III dari laporan Tugas Akhir ini akan diuraikan tantang analisis tren pergerakan harga saham dengan menggunakan metode Parabolic SAR, analisis kebutuhan perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Foreign Exchange, lebih dikenal dengan istilah forex, merupakan salah satu pilihan investasi yang berkembang di Indonesia. Forex Trading adalah transaksi perdagangan

Lebih terperinci

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

MENDENGARKAN SUARA PASAR. MENDENGARKAN SUARA PASAR www.danareksa-research.com Quick Scan Ukur tekanan beli/jual Chaikin Money Flow Ukur kekuatan trend Aaron Indicator Avg Directional Index Ukur kejenuhan pasar Commodity Channel

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SIGNAL JUAL BELI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILLIAMS %R DAN GEOMETRIC MOVING AVERAGE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SIGNAL JUAL BELI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILLIAMS %R DAN GEOMETRIC MOVING AVERAGE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SIGNAL JUAL BELI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILLIAMS %R DAN GEOMETRIC MOVING AVERAGE Harianto Kristanto, Umi Proboyekti Abstrak : Investasi saham merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015 1/16/215 OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi. Penilaian opsi. PENGERTIAN OPSI 2/65 Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading ANALISA TEHNIKAL I. Moving Average(MA) & Relative Strength Index(RSI) Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading Moving average (MA) dan Relative Strength

Lebih terperinci

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu 1 CROSS SECTION DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU Data yang tidak berdasar waktu TIME SERIES Berbasis Waktu 2 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suatu deret berkala merupakan suatu himpunan observasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang termasuk dalam kelompok LQ45 selama periode penelitian ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

Oscillator.

Oscillator. Oscillator Nama oscillator berasal dari kata Latin oscillo bergoyang. Di dalam analisis teknis oscillator adalah rumusan matematika, yakni kecepatan pergerakan harga dalam waktu. Oscillator adalah indikator

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seperti melalui wawancara maupun menyebar kuesioner.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seperti melalui wawancara maupun menyebar kuesioner. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data dan Sumber Data 3.1.1. Data Primer Data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa, seperti melalui wawancara maupun menyebar kuesioner.

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN masukan kedalam kriteria daftar indeks kompas 100. Analisis teknikal ini menggunakan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelopes, karena dengan memakai dua indikator ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader BAB II LANDASAN TEORI II.I Analisis Saham Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam menganalisis saham. Dengan kemampuan dan pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR NAMA : GALANG INDRAS SUWANTO NPM : 12210908 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SUPRIYO HARTADI, W. SE. MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama Statistical Process Control (SPC) ialah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Earning Per Share (EPS) 1. Pengertian Earning Per Share (EPS) Earnings Per Share menunjukkan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal

II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip/ idikator Analisa teknikal Tujuan Analisa teknikal Asumsi Analisa teknikal Jenis Analisa teknikal Pengertian Analisa teknikal Analisa teknikal adalah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam jangka pendek biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam jangka pendek biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap investasi memiliki risiko dan keuntungan yang berjalan searah. Bila investor menginginkan keuntungan yang besar maka mereka sudah harus siap menerima

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEO RI

BAB 2 LANDASAN TEO RI 6 BAB 2 LANDASAN TEO RI 2.1 Saham Saham (Jake D. Tedder, 1978, p. 212) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau disebut juga emiten. Saham

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori 9 Bab 2 Landasan Teori 2. 1 Saham Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan

Lebih terperinci

SCREENING TEKNIKAL Menggunakan Telegram

SCREENING TEKNIKAL Menggunakan Telegram SCREENING TEKNIKAL Menggunakan Telegram bot @HQSAHAMIDX_BOT http://t.me/hqsahamidx_bot PERINTAH SCREENING SIGNAL MACD, SMA dan EMA: MACD /macdgc : screening MACD Golden Cross /macddc : screening MACD Death

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Tren Harga Saham dengan Metode Relative Strength Index

Pengembangan Aplikasi Prediksi Tren Harga Saham dengan Metode Relative Strength Index Pengembangan Aplikasi Prediksi Tren Harga Saham dengan Metode Relative Strength Index LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh : Basilius Prabawa Brodjonegoro / 13501032

Lebih terperinci