BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja Definisi Remaja Remaja adalah suatu periode dalam tumbuh kembang manusia yang terjadi setelah fase anak anak dan sebelum fase dewasa. Periode ini biasanya ditentukan oleh awitan yang sangat cepat dari pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Remaja atau adolesen dulu merupakan sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan psikososial yang menyertai pubertas. Walaupun begitu, akselarasi pertumbuhan somatik yng merupakan bagian dari perubahan fisik pada pubertas, disebut sebagai pacu tumbuh remaja (adolescent growth spurt) ( Santrock,2007) Klasifikasi Remaja Menurut Santrock 2007, dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahap berikut : a. Masa remaja awal / dini atatu Early adolescent Masa remaja awal terjadi pada umur tahun ditandai dengan awitan pubertas,dimana remaja pada masa ini sudah punya perhatian dengan tubuhnya yang berkembang. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan lingkungan sosial di keluarga, dan terpusat pada hubungan teman sebaya. Dalam masa ini, fungsi kognitifnya konkret, sederhana dan masih menggunakan petunjuk visual dan verbal. b. Masa remaja pertengahan atau middle adolescent Masa ini terjadi pada umur tahun, dimana perkembangan pubertas biasanya lengkap dan hasrat seksual muncul. Remaja sudah berpikir untuk mengembangkan kemampuan untuk membuat tertarik lawan jenis,dan dukungan teman sebaya lebih dibuutuhkan. Pada masa ini kemampuan kognitif remaja mulai bersifat abstrak dan belum lengkap.

2 c. Masa remaja lanjut atau Late adolescent Masa ini terjadi pada umur tahun, ditandai dengan kematangan fisik yang biasanya sudah lengkap,gambaran tubuh dan defenisi jenis kelamin sudah terjamin sifat individualis sudah mulai muncul dan dukungan sebaya mulai kurang dibutuhkan. Remaja pada umur ini biasanya sudah mulai menggunakan pemikiran idealisme yang juga akan mengarah pada konflik dengan keluarga atau figur autoritas lainnya. Pada masa ini remaja juga sudah mempertanyakan apa tujuan hidupnya Tidur Defenisi Tidur Tidur didefenisikan sebagai suatu kedaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton, 2007) Klasifikasi Tidur Setiap malam orang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain. Tipe ini disebut (1) tidur gelombang - lambat, karena pada tipe ini gelombang otak sangat kuat dan frekuensinya sangat rendah, dan (2) tidur dengan pergerakan mata yang cepat (REM sleep), karena pada tipe tidur ini mata bergerak dengan cepat meskipun orang tersebut tetap tidur. Tidur Gelombang Lambat atau Non Rapid Eye Movement (NREM) Tidur gelombang lambat bersifat tenang dan dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi vegetatif tubuh lain, contohnya tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10 sampai 30 persen. Fase tidur ini dikenal dengan fase tidur tanpa mimpi, namun sebenarnya pada fase ini sering timbul mimpi. Perbedaan antara mimpi mimpi yang terjadi pase tidur NREM dengan tidur REM adalah bahwa mimpi yang terjadi pada tidur REM lebih sering melibatkan aktivitas otot tubuh, dan mimpi pada tidur NREM biasanya tidak dapat diingat ketika bangun (Guyton, 2007).

3 Tidur REM (Tidur Paradoksikal, Tidur Desinkronisasi) Sepanjang tidur normal, tidur REM berlangsung 5 sampai 30 menit biasanya muncul rata rata setiap 90 menit. Bila sesorang sangat mengantuk, setiap tidur REM akan berlangsung singkat, bahkan mungkin tidak ada. Terdapat hal penting dalam tidur REM, yaitu : Tidur REM biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif Seseorang lebih sukar dibangunkannoleh rangsangan sensorik selama tidur gelombang lambat,namun terbangun spontan di pagi hari. Tonus otot di seluruh tubuh sangat berkurang Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya menjadi irregular Terdapat pergerakan mata yang cepat Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen. Ringkasnya, tidur REM adalah tipe tidur saat otak dalam keadaan aktif ( Guyton, 2007). Perubahan-perubahan aktivitas korteks serebri selama tidur ternyata dikelompokkan dalam 5 tahapan tidur. Sewaktu siap untuk tidur, terbaring rileks, tonus otot mulai menurun dan mata masih terbuka, gelombang listrik otak memperlihatkan gelombang alfa dengan penurunan voltase; keadaan ini sering disebut tahap 1. Keadaan tidur masuk tahap 2, apabila timbul sekelompok gelombang berfrekuensi14-18 siklus per detik, ini dinamakan gelombang tidur (sleep spindle). Pada tahap ini kedua bola mata berhenti bergerak dan tonus otot masih terpelihara. Selama waktu ini masih akan terbangun oleh suara yang agak berisik (Guyton, 2007). Selama beberapa waktu berikutnya, masuk dalam tidur lelap tahap 3, dan bahkan tidur lebih lelap lagi pada tahap 4. Dalam tahap 3, orang yang tertidur cukup pulas, rileks sekali karena tonus otot lenyap sama sekali dan EEG

4 memperlihatkan gelombang lambat delta 20-50%. Tahap 4 adalah tidur paling nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan. EEG memperlihatkan dominasi gelombang delta (> 50%) dan gelombang tidur sulit didapat. Ada yang mengatakan bahwa pada waktu ini, hormon pertumbuhan diproduksi untuk memulihkan tubuh, memperbaiki sel, membangun otot dan jaringan pendukung, menguatkan tulang (Guyton, 2007). Setelah berlangsungnya tahap 4, tiba-tiba bola mata mulai bergerak cepat, sehingga tidur ini disebut REM (tahap 5). Detak jantung dan napas bertambah cepat, tekanan darah naik, otot-otot anggota gerak dan badan tegang kembali (menggerakkan badan di tempat tidur) (Guyton, 2007) Fisiologi Tidur Ada teori lama yang menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut sistem aktivasi retikular, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga sehingga menjadi inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif tidur.percobaan penting telah mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru, bahwa tidur disebabkan oleh proses penghambatan inaktif (Guyton, 2007). Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangya keadaan terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan berkurang selama tidur. Selama tahap tahap tertentu tidur, penyerapan oksigen oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat normal waktu terjaga. Durasi tidur berbeda beda sesuai dengan umur seseorang. Pada akhirnya jumlah total tidur menurun bertahap selama periode anak-anak. Perkembangan tidur ini berkaitan dengan umur dan bertambah besarnya anak, maka jumlah tidur yang diperlukan berkurang dan diikuti dengan penurunan proporsi REM dan non REM (Gambar 1).

5 Gambar 1 : Perbandingan fase tidur NREM dan REM pada berbagai umur (Roberts, 2009) Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi proses deaktivasi susunan saraf pusat. Jadi seseorang yang tertidur bukannya karena susunan sarafnya tidak aktif,melainkan sedang bergiat. Tidur merupakan aktivitas area tertentu di otak yang menyebabkan tidur dan masukan sensorik yang menurun pada korteks serebri. Stimulasi pada area ini akan menghasilkan tidur,sebaliknya kerusakan akan mengakibatkan sulit tidur ( Widodo, 2000). Siklus tidur-bangun adalah suatu variasi siklik normal dalam kesadaran akan lingkungan (Sherwood, 2011). Siklus tidur - bangun dikontrol oleh pusat tidur, yaitu reticular activating system (RAS). RAS terdiri dari sistem retikularis batang otak, hipotalamus posterior dan basal otak depan. Mekanisme tidur dan bangun ini sesungguhnya belum diketahui secara pasti. Aktivitas di pons, mid brain, dan hipotalamus posterior penting untuk keadaan bangun. Aktivitas di medula sangat penting untuk stimulasi keadaan tidur. Tidur dan bangun mungkin terintegrasi di basal otak depan ( Widodo, 2000). Bila pusat tidur tidak diaktifkan, nuklei pengaktivasi retikular di mesensepalon dan pons bagian atas akan terbebas dari inhibisi, yang memungkinkan nuklei pengaktivasi retikular ini menjadi aktif secara spontan. Keadaan ini selankutnya akan merangsang korteks serebri dan sistem saraf perifer,

6 yang keduanya kemudian mengirimkan banyak sinyal umpan balik positif kembali ke nuklei retikular yang sama agar sistem ini tetap aktif. Oleh karena itu, begitu timbul keadaan siaga, ada kecenderungan secara alami untuk mempertahankan keadaan ini akibat seluruh aktivitas umpan balik positif tersebut. Kemudian, sesudah otak tetap aktif selama beberapa jam, neuron itu sendiri dalam sistem aktivasi mungkin menjadi letih. Akibatnya, siklus umpan balik positif di antara nuklei retikular mesensefalon dan korteks akan memudar dan pengaruh perangsang tidur akan mengambil alih, sehingga timbul peralihan yang cepat dari keadaan siaga menjadi keadaan tidur (Guyton, 2007) Fungsi Tidur Keadaan tidur menyebabkan dua macam efek, yaitu efek pada sistem sarafnya sendiri dan efek pada fungsional tubuh lainnya. Efek pada sistem saraf tampaknya jauh lebih penting, sebab setiap orang yang mengalami transeksi medula spinalis (dan karenanya tidak mengalami siklus tidur-bangun dibawah daerah pemotongan) tidak akan mengalami efek berbahaya pada tubuh. Akan tetapi, kekurangan tidur tentu saja akan memengaruhi fungsi sistem saraf pusat. Kita dapat menganggap bahwa tidur, melalui berbagai cara, dapat memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara berbagai sistem di sistem saraf pusat. Hal ini seperti keadaan pulih asal rezeroing pada sebuah komputer yang analog dengan otak, yang dipakai terus menerus, karena semua jenis komputer ini secara bertahap akan kehilangan base line kerjanya. Jadi, nilai utama tidur adalah memulihkan keseimbangan alami diantara pusat pusat neuron (Guyton, 2007). Walaupun masih spekulatif, studi terakhir menunjukkan bahwa tidur gelombang lambat dan tidur REM memiliki fungsi berbeda. Salah satu hipotesis yang diterima luas adalah bahwa tidur memberi otak waktu untuk mengejar (catch up) guna memulihkan proses proses biokimia atau fisiologis yang secara progresif mengalami penurunan ketika terjaga. Bukti paling langsung adalah peran adenosin sebagai faktor tidur saraf. Adenosin, tulang punggung ATP, mata uang energi tubuh, terbentuk selama keadaan terjaga oleh neuron dan sel glia yang aktif secara metabolik. Karena itu, konsentrasi adenosin ekstrasel otak terus

7 meningkat selama terjaga. Kadar adenosin menurun ketika tidur, dikarenakan otak menggunakan otak menggunakan adenosin sebagai bahan mentah untuk memulihkan simpanan memori. Karena adenosin mencerminkan tingkat aktivitas sel otak maka konsentrasi bahan kimia ini di otak dapat berfungsi sebagai ukuran seberapa banyak energi yang telah dipakai (Sherwood,2011). Tidur juga digunakan untuk proses pemulihan. Hipotesis menyatakan bahwa gelombang lambat memberi otak waktu untuk memperbaiki kerusakan akibat radikal bebas toksik yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh saat terjaga (Sherwood,2011). Tidur juga diperlukan otak untuk berganti persneling untuk melaksanakan penyesuaian kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan dalam proses belajar dan mengingat (Sherwood,2011) Memori Defenisi Memori Memori atau ingatan adalah penyimpanan informasi sepanjang waktu. Memori adalah pusat bagi kehidupan mental dan pemrosesan informasi. Memori adalah retensi informasi, oleh karenanya, kita harus memasukan informasi, menyimpannya, dan memanggilnya kembali ketika dibutuhkan (Santrock, 2007). Memori adalah fungsi penyimpanan informasi di dalam otak yang kemudian diingat kembali ke alam sadar (Kaplan dan Sadock) Fisiologi Memori Memori merujuk pada kemampuan kita memiliki dan mengambil kembali suatu informasi danjuga struktur yang mendukung kemampuan kita ini. Salah satu ilmuwan yang meniti memori adalah Sir Frederic Barlett seorang psikolog Inggris. Barlett kemudian menyatakan bahwa memori merupakan proses rekonstruksi yang sangat besar. Sifat rekonstruksi alami yang terdapat pada memori memungkinkan pikiran kita bekerja secara efisien. Sifat rekonstruktif tersebut memungkinkan kita menyimpan bagian-bagian esensial dari suatu pengalaman, dan kemudian menggunakan pengetahuan kita mengenai dunia untuk melengkapi bagian bagian esensial saat kita membutuhkannya,tanpa harus memenuhi otak kita dengan semua detail berbagai pengalaman dalam hidup kita (Wade, 2007).

8 Ingatan terus bekerja seiring dengan setiap langkah yang diambil, setiap pemikiran yang dilakukan dan setiap kata yang diutarakan. Untuk berhasil belajar dan menalar, remaja perlu menyimpan informasi suatu informasi dan kemudian mengingat informasi tersebut. Memori adalah retensi dari sebuah informasi yang melewati proses encoding, storage,dan retrieval. a. Encoding Encoding adalah proses perolehan informasi atau persepsi yang disampaikan oleh alat indera manusia, misalnya ketika sesorang sedang mendengarkan pengarahan dosen, mendengarkan musik, menonton film, atau berbicara dengan orang lain, seseorang terebut sedang melakukan encoding informasi ke dalam ingatannya. Proses encoding dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Atensi (perhatian) Atensi (perhatian) sangat berperan dalam peningkatan proses encoding memori, meskipun proses detailnya dalam aktivitas otak belum secara jelas diketahui. Perhatian atau atensi adalah proses seleksi apa yang akan diterima otak, dan mencegah penerimaan hal lain. Meskipun hal yang akan diterima oleh otak telah tersedia, seseorang tidak dapat mengingat secara jelas hal tersebut sekaligus dalam suatu waktu. Tingkat pemrosesan ( level of prossessing) Perhatian pada sebuah stimulus tidak secara sempurna dapat mempengaruhi proses encoding. Terdapat beberapa tingkatan pemrosesan dalam encoding,yaitu Level dangkal (shallow level) Pada tingkat ini terjadi proses analisa terhadap stimuli yang diterima. Sebagai contoh,kita dapat mengenali garis, sudut, dan kontur serta warna huruf yang terdapat dalam tulisan sebuah buku, atau dapat mendeteksi ada lemah kuatnya suara (frekuensi) suara atau durasi suara tersebut dapat kita dengar

9 Level menengah ( intermedite level) Pada tingkat ini terjadi proses pengenalan dan pemberian label, tanda, atau nama. Misalnya, ketika kita mengetahui bahwa gambar binatang berkaki empat dalam sebuah buku adalah gambar seekor sapi, atau bahwa hewan yang menggonggong adalah seekor anjing. Level dalam ( deepest level) Pada tingkatan ini informasi diproses lebih mendalam daan sudah memiliki makna, dan pada tingkatan ini, otak sudah melakukan asosiasi. Misalnya, sesorang dapaat mengasosiasikan atau menghubungkan gonggongan seekor anjing merupakan pertanda buruk. Semakin banyak asosiasi yang dibuat oleh otak, semakin dalam tingkat proses yang terjadi (Wade, 2007). Elaborasi Elaborasi adalah perluasan dari semua informasi di seluruh tingkat proses encoding. Seseorang akan lebih baik mempelajari suatu hal dengan membuat contoh contoh atau perumpamaan yang akan memudahkan hal tersebut untuk masuk ke dalam pikiran,bagaimana menyimpannya (stored), dan bagaimana untuk mengingatnya kembali (retrieval) dibandingkan menghafal defenisi dari hal tersebut seperti apa yang tertulis dalam suatu buku. Contohnya, ketika diminta untuk mengahafal defenisi kata win, Anda akan memikirkan saat pertama kali Anda menang dalampertarungan balap sepeda ; atau saat diminta untuk menghafal kata cook, yang mungkin muncul dalam pikiran Anda adalah makan malam Anda bersama keluarga. Elaborasi yang dalam proses elaborasi terhadap informasi yang bermakna adalah cara yang baik untuk mengingat sesuatu. Imajinasi Salah satu kekuatan terbesar dalam proses ingatan adalah menggunakan imajinasi. Anda mungkin tidak ahli dalam hal ini, tapi Anda sebenarnya menggunakan imajinasi saat pikiran Anda mengalami encoding. Ketika kita

10 ditanya, berapa jumlah jendela yang ada di rumah Anda?. beberapa dari kita akan menjawabnya dengan langsung mengatakan jumlahnya, namun yang lain juga akan menjawab lebih baik dengan imajinasi seakan mereka berada di dalam rumah dan menelusuri seluruh ruangan sambil menghitungnya. b. Storage Storage atau penyimpanan adalah proses diamana informasi dapat dipertahankan dan bagaimana hal tersebut dipresentasikan dalam memori. Model peyimpanan memori yang sangat terkenal dan diakui sampai sekarang adalah model memori tiga kotak yang terdapat dalam teori Atkinson-Shiffirin, yang terdiri dari memori sensorik atau sensory memory, memori jangka pendek atau short term memory (STM), dan memori jangka panjang atau long term memory (LTM) (Wade, 2007). Memori Sensorik Memori sensorik adalah jenis memori atau tingkatan dalam penyimpanan memori yang pertama kali berhadapan dengan stimulus.. Mulanya seluruh kesan ini akan membekas di otak dan membentuk jejak ingatan kemudian akan tertahan sejenak di register memori.(rathus, 2007) Memori sensorik bertindak sebagai ember penampung, menahan informasi dengan tingkat akurasi yang tinggi, hingga kita memilih informasi yang ingin kita perhatikan dari sekian banyak informasi yang menghunjani indera kita. Informasi yang tidak segera dipindahkan ke dalam memori jangka pendek akan menghilang selamanya. Proses alami menghilangnya sensasi yang masuk sesungguhnya menguntungkan kita, karena hal tersebut mencegah munculnya kesan sensorik ganda pemaparan berlebihan - yang dapat mempengaruhi ketepatan persepsi dan ketepatan penyediaan informasi (Wade, 2007). Memori jangka pendek Memori jangka pendek atau short term memory adalah tipe atau tingkatan penyimpanan memori yang dapat menahan informasi sampai satu menit atau sampai jejak ingatan yang terbentuk menghilang.

11 Bayangkan ketika Anda sedang melengkapi karangan dan Anda sedang mengetik kata atau frase dengan keyboard pada program pengolahan kata dalam komputer Anda. Huruf huruf tersebut akan muncul pada monitor Anda sebagai tanda bahwa komputer Anda sedang memiliki mereka dalam memorinya. Program pengolahan data Anda mengijinkan Anda untuk menambah atau menghapus kata, memeriksa ejaannya dengan teliti, memasukkan gambar, memindahkan paragraf dari satu halaman ke halaman lain. Anda dapat memanipulasi apa saja, namun semua itu belum tersimpan. Semua yang Anda kerjakan belum masuk dalam penyimpanan. Jika program pengolahan data tersebut rusak, atau komputer Anda mati, maka seluruh informasi yang Anda masukkan akan hilang. Jadi untuk mempertahankannya Anda harus menyimpannya. Menyimpan berarti memberi nama dimana dengan nama tersebut Anda akan mengingatnya dan dapat melihatnya kembali ketika Anda mencari informasi tersebut dalam komputer Anda (Rathus, 2007). Jika Anda fokus pada sebuah stimulus dalam register sensorik, Anda akan mempertahankannya dalam memori jangka pendek Anda., yang disebut juga working memory. Ketika Anda diberi nomor telepon, lalu mengetik dan menyimpannya dalam kontak telepon atau segera menghubungi nomor tersebut, sebenarnya Anda sedang menyimpannya dalam memori jangka panjang Anda (Rathus, 2007). Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas, yaitu berkisar 5 sampai 9 unit, umumnya 7 unit. Proses penyimpanannya pun sangat singkat sekitar 12 detik, namun dapat bertahan lama dengan pengulangan. Singkatnya waktu penyimpanan ini menyebabkan seseorng sering mengalami kegagalan mengingat, seperti yang akan dijelaskan pada subbab berikutnya ( Solso, 2007). Salah satu cara untuk mempertahankan memori jangka pendek adalah mengulang-ulang informasi (rehearsal) baik diucapkan dari mulut atau dalam hati. Semakin sering kita mengulang informasi, semakin lama kita dapat mempertahankannya dalam ingatan anda.selain mengulang

12 informasi, Anda juga perlu menentukan sesuatu dalam informasi tersebut yang memudahkan Anda untuk menemukan atau memanggil kembali ingatan Anda (Rathus, 2007). Pernyataan yang menyatakan bahwa memori jangka pendek memuat tujuh unit terlepas dari data apapun yang masuk ke dalamnya, adalah pernyataan yang paradoks. Serangkaian kata, yang tentu saja mengandung informasi yang lebih besar dibandingkan serangkaian huruf. Sebagai contoh, Anda melihat rangkaian huruf T,V,K,A,M,B,R,J,L,E,W, Anda mungkin mengingat tujuh huruf,dan bila Anda melihat rangkaian kata sepert, handuk,musik,dosen,panah, buku, gula, sendok, Anda juga mengingat tujuh item. Anda mampu mengingat lebih banyak informasi. Sesuai dengan Dalil Miller terdapat model memori dengan tujuh chunk atau tujuh bongkahan unit informasi (Solso, 2007). Huruf huruf tunggal tadi ( T,V,K,...) dianggap sebagai unit informasi yang terpisah sehingga setiap unit kata menempati satu slot memori jangka pendek. Namun, ketika huruf huruf tersebut membentuk suatu kata, kata tersebut dianggap otak sebagai satu unit informasi sehingga setiap unit kata menempati satu slot memori jangka pendek. Proses ini disebut chunking, yakni mengubah huruf menjadi unit kata yang bermakna, agar memori jangka pendek kita memproses sejumlah besar informasi tanpa menyebabkan kemacetan dalam rangkaian pemrosesan informasi. Jadi, selain melakukan pengulangan ( rehearsal), chunking juga merupakan proses pertahanan penyimpanan memori jangka pendek. (Solso, 2007). Banyak ahli fisiologi memperkirakan bahwa ingatan jangka pendek ini disebabkan oleh aktivitas saraf yang berkesinambungan, yang merupakan hasil sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan berkeliling pada jejak ingatan sementara di dalam suatu sirkuit neuron reverberasi. Teori ini masih belum dapat dibuktikan. Kemungkinan penjelasan lain mengenai ingatan jangka pendek ini adalah fasilitasi atau inhibisi presinaptik. Hal ini terjadi pada sinaps sinaps yang terletak pada fibril fibril saraf terminal segera sebelum fibril fibril tersebut tersinaps dengan neuron berikutnya. Bahan

13 bahan kimiawi neurotransmitter yang disekresikan pada terminal seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau inhibiisi yang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit. Lintasan jenis ini dapat menimbulkan ingatan jangka pendek (Guyton,2007). Beberapa buku mengatakan memori jangka pendek (short term memory) sama dengn memori kerja (working memory).selain menyimpan informasi baru dalam jangka waktu singkat selagi kita mempelajari informasi tersebut, memori jangka pendek juga menyimpn informasi yang diterima dari memori jangka panjang untuk penggunaan yang sementara. Istilah memori jangka pendek merujuk pada (a) memori jangka pendek ditambah dengan (b) proses mental yang mengendalikan pengulangan dan pemanggilan kembali informasi dengan tepat sesuai tugas yang kita lakukan (Wade,2007). Memori Jangka Panjang atau long term memory (LTM) Memori atau ingatan jangka panjang pada umumnya diyakini sebagai hasil perubahan struktural pada saat ini, bukan hanya perubahan kimiawi,pada sinaps-sinaps, dan hal tersebut memperkuat atau menekan penghantaran sinyal sinyal. Pembentukan ingatan jangka panjang sebenarnya bergantung pada restrukturisasi sinaps sinaps itu sendiri secara fisik dengan cara cara tertentu untuk mengubah sensitivitasnya dalam menjalarkan sinyal sinyal saraf. Perubahan fisik yang terjadi adalah peningkatan tempat- tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahan bahan transmitter, peningkatan jumlah vesikel transmitter yang dilepaskan, peningkatan jumlah terminal presinaptik, perubahan struktur spina dendritik, yang memperbolehkan terjadinya transmisi sinyal yang lebih kuat (Guyton, 2007). Kapasitas penyimpanan yang dimiliki oleh memori jangka panjang tidak terbatas. Informasi dalam jumlah sangat besar, yang tersimpan dalam jumlah sangat besar. c. Retrieval Proses retrieval berarti proses pencarian lokasi, dalam hal ini adalah jejak ingatan dalam keadaan sadar. Seperti pada komputer, proses retrieval akan

14 sangat mudah dilakukan denan menggunakan nama filenya. Retrieval merupakan proses mengingat kembali informasi yang sudah disimpan. Proses mengingat kembali merupakan proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Terdapat tiga jenis proses,yaitu : Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada orang tersebut. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang tersebut. Recognition, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat berjumpa dengan orang yang bersangkutan. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks (Bhinney, 2008) Sumber : ( Wade, 2007)

15 Klasifikasi Memori Memori seringkali digolongkan berdasarkan jenis informasi yang disimpannya. Salah satu penggolongan ini membagi ingatan menjadi ingatan deklaratif dan ingatan keterampilan, yaitu sebagai berikut : 1. Ingatan deklaratif pada dasarnya berarti ingatan terhadap beraga detil mengenai suatu pikiran terintegrasi, seperti ingatan suatu pengalaman penting yang meliputi (1) ingatan akan keadaan sekeliling, (2) ingatan akan hubungan waktu, (3) ingatan akan penyebab pengalamn tersebut (4) ingatan akan makna pengalaman tersebut, dan (5) ingatan akan kesimpulan seseorang yang tertinggal pada pikiran seseorang. 2. Ingatan keterampilan sering kali dihubungkan dengan aktivitas motorik tubuh seseorang, seperti keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis, termasuk ingatan otomatis pada (1) pandangan ke bola, (2) menghitung hubungan dan kecepatan bola raket, dan (3) mengambil kesimpulan secara cepatpergerakan tubuh, lengan, dan raket yang dibutuhkan untuk memukul bola seperti yang diinginkan (Guyton, 2007) Hipokampus, Gyrus Prefrontalis, Memori jangka Pendek, dan Konsolidasi Memori Hipokampus a. Mikroanatomi Formasio Hipokampalis Korteks hipokampus terdiri dari arkhikorteks, korteks serebri yang tua secara filogenetik, yang hanya terdiri dari tiga lapisan. Jenis sel utamanya adalah sel piramidal. Ada beberapa tipe sel dalam formasio ini, yaitu sel CA1, CA2, CA3. Hipokampus dan girus dentatus juga tidak hanya mengandung interneuron GABAergik, tetapi juga neuropeptida dan protein pengikat-kalsium (Baehr,2010). Ion Kalsium berperan sebagai second messenger melekatkan diri pada protein calmodulin dan enzim protein kinase C membentuk calcium calmodulin- dependent protein kinase II yang dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatan sinaps yang berlangsung lama, sehingga memori dapat disimpan dalam jangka panjang.

16 b. Hipokampus dan Konsolidasi Memori Proses konsolidasi adalah proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi simpanan jangka panjang. (Sherwood et al). Jika ingatan jangka pendek diubah menjadi ingatan jangka panjang, dan dapat dipanggil kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka ingatan tersebut harus mengalami konsolidasi. Artinya, ingatan jangka pendek jika diaktifkan berulangulang ( rehearsal) akan menimbulkan perubahan kimia, fisika, dan anatomis pada sinaps sinaps yang bertanggung jawab untuk ingatan jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu 5 sampai 10 menit dan satu jam atau lebih untuk konsolidasi maksimal (Guyton,2007). Scoville dan Millner menyimpulkan bahwa hipokampus dan struktur struktur yang terkait berperan dalam konsolidasi. Mereka mengatakan bahwa ingatan disimpan secara temporer di hipokampus sampai ditransfer ke sistem penyimpan kortikal yang lebih stabil. Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori konsolidasi standar (Rathus, 2007). Penelitian psikologi menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama dan berulang-kali dalm pikiran dpat mempercept dan memperkuat tingkat pengalihan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Dengan demikian, mempercepat dan meningkatkan konsolidasi. Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang baru diterima, terutama informasi yang menyita perhatian pikiran. Oleh karena itu, sesudah melewati suatu periode waktu gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi terfiksasi secara progresif dalam gudang ingatan. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang dipelajari secara mendalam daripada banyak informasi yang hanya dipelajari secara superfisial. Keadaan ini juga mennjelaskan mengapa orang yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasikan ingatannya secara jauh lebih baik daripada dalam keadaan kelelahan mental (mental fatigue) (Guyton, 2007).

17 Gyrus Prefrontalis dan Memori Jangka Pendek (Memori Kerja) Gyrus prefrontalis adalah bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang lebih tinggi. Area asosiasi prefrontal memiliki kemampuan untuk memanggil informasi dari area luas dalam otak (hipokampus) dan menggunakan informasi tersebut untuk memperoleh pola pikiran yang lebih dalam. Walaupun orang orang yang gyrus prefrontalisnya sudah diangkat masih dapat berpikir, namun dalam mengingat, mengelola informasi, dan membuatnya dalam urutan yang logis harus membutuhkan waktu yang lama, dan mudah beralih dari topik pikiran utama (Guyton,2007). Fungsi lainnya adalah perluasan pikiran. Tes fisiologis telah menunjukkan bahwa pada hewan tingkat rendah yang mengalami lobektomi prefrontal gagal menerima potongan kecil informasi sensoris untuk ingatan sementara (ingatan jangka pendek) karena tidak memiliki tempat sementara untuk menyimpan informasinya (Guyton,2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah periode kritis antara masa anak anak dan masa dewasa (WHO). Masa remaja selalu disertai dengan perubahan aspek biologis, kognitif, emosional, dan sosial

Lebih terperinci

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009 MEMORI DITA RACHMAYANI., S.PSI., M.A dita.lecture.ub.ac.id / dita.lecture@gmail.com Ingatkah Anda? No HP Anda? Nama teman pertama anda saat masuk kuliah? Ketua kelompok saat PKK Maba? Nama guru olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Positif 1. Definisi Berpikir Positif Menurut Elfiky, 2008 (dalam Dwitantyanov dan Sawitri, 2010) berpikir positif adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih

Lebih terperinci

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan ISTIRAHAT & TIDUR By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Pengertian Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah Tidur adalah status perubahan kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Tenaga kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori disimpan di otak dengan mengubah sensitivitas dasar transmisi hipnotis antar neuron sebagai akibat dari aktivitas neuron sebelumnya. Jaras terbaru atau yang

Lebih terperinci

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto Long Term Memory Memori jangka panjang Wakid Rima Oktafianto 0403514012 Seperti halnya kemampuan biologis lainnya, memori disesuaikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul, 2007). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia,

Lebih terperinci

Memori. Rahayu Ginintasasi

Memori. Rahayu Ginintasasi Memori Rahayu Ginintasasi Memori A. Pengertian memori kemampuan untuk menerima informasi (Encoding), menyimpannya (Storage), dan mengeluarkannya kembali (Retrieval), tanpa ada perbedaan dengan saat kita

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung pada daya ingat untuk melakukan berbagai aktivitas seperti sekolah dan bekerja. Daya ingat ini sangat berkaitan

Lebih terperinci

Tidur dan Ritme Sirkadian

Tidur dan Ritme Sirkadian Modul ke: Tidur dan Ritme Sirkadian Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Tidur : Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Psikologi Ingatan Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Sifat Dasar Ingatan Para Psikolog mendefinisikan ingatan (memory) sebagai penyimpan informasi atau pengalaman seiring dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Fisiologi Tidur Tidur merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam hidup manusia. Selain itu tidur juga merupakan salah satu kegiatan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap individu, dan sudah menjadi hak setiap manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak terlepas dari proses belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Semua proses tersebut akan berjalan dengan baik apabila melibatkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY. Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY. Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma LABORATORIUM PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013 TIM PENYUSUN

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seseorang mengunyah, melalui sensorik saraf trigeminus akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seseorang mengunyah, melalui sensorik saraf trigeminus akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan mengunyah. Mengunyah merupakan proses membuka dan menutup mulut secara berulangulang. Selain berfungsi

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi telah melanda setiap bangsa di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Arus ini membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

Psikologi Umum 2 Memori. Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Psikologi Umum 2 Memori. Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya Psikologi Umum 2 Memori Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya Analogi: perpustakaan besar Sir Frederic Bartlett (1932) O Pertama kali meneliti memori O Mengingat kembali = proses rekonstruksi yang

Lebih terperinci

Interaksi Manusia Komputer. Manusia

Interaksi Manusia Komputer. Manusia Interaksi Manusia Komputer Manusia PENDENGARAN (TELINGA) Kebanyakan manusia dapat mendeteksi suara dalam kisaran frekuensi 20 Hertz s/d 20 KHeartz Selain frekuensi, suara juga dapat bervariasi dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

PENGINDERAAN & PERSEPSI

PENGINDERAAN & PERSEPSI P S I K O L O G I K O G N I T I F PENGINDERAAN & PERSEPSI Ursa Majorsy 2 nd meeting 1 Menjelaskan bagaimana manusia memperoleh informasi dari lingkungan Menjelaskan tahap-tahap pemrosesan informasi Persepsi

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Remaja WHO mendefinisikan remaja (adolescent) sebagai individu berusia 10 sampai 19 tahun dan dewasa muda (youth) 15 sampai 24 tahun. Dua kelompok usia yang saling

Lebih terperinci

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977 Hall & Lindsay, Human information processing, 1977 Struktur memori terdiri dari Sensori Information Storage (SIS), Short-Term Memory (STM) dan Long-Term Memory (LTM). Sistem indera Sistem ingatan Mata,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori belajar dan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian tidur dan fisiologi tidur serta

Lebih terperinci

Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual

Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Akhir dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses dimana kita menghasilkan atau mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Memori adalah proses menyimpan pengetahuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan 1 EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : UNTARI RETNO WULAN F 100060052

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian

Lebih terperinci

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup (Istirahat) MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian tidur Tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar yang orang tersebut dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton, 1991).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan dasar dari manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

Lebih terperinci

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling luhur memiliki daya ingat (memori) untuk menunjang kehidupannya. Memori membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tidur a. Pengertian Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kegiatan manusia yang membutuhkan kewaspadaan dan ketelitian seperti mengerjakan tugas, ujian, berkendara, dan aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan proses belajar dan mengingat, yang erat hubungannya dengan memori. Memori memungkinkan seseorang melakukan tindakan

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Mengingat 1. Defenisi Ingatan Menurut Matlin (2005), ingatan adalah proses untuk mempertahankan informasi dalam kurun waktu tertentu. Menurut Oxford University Press

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perkumpulan lansia Kartasura pada bulan November 2016 didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam aktivitas sehari-hari, setiap orang memerlukan memori yang baik. Pada dasarnya, memori pada manusia terbagi atas 3 jenis, yakni memori jangka pendek, yang merupakan

Lebih terperinci

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ Gangguan tidur P E N Y A J I LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA P E M B I M B I N G DR. SUZY YUSNA D, SPKJ pendahuluan Tidur adalah suatu aktivitas khusus dari otak, yang di kelola oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak akan terjadi tanpa adanya ingatan, bahkan untuk sekedar melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak akan terjadi tanpa adanya ingatan, bahkan untuk sekedar melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan memori sangat dibutuhkan terutama dalam kegiatan belajar. Segala macam belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak dapat mengingat sesuatu

Lebih terperinci

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang BABf PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidur merupakan fungsi fisiologis yang menarik, karena kebanyakan orang menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya untuk tidur. Namun demikian ditulis bahwa Rata-rata

Lebih terperinci

Aspek Manusia dalam IMK

Aspek Manusia dalam IMK Minggu 3 Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom Coba Diskusikan Hal Berikut ini: 1. Bagaimana membuat sebuah desain antarmuka yang efektif? 2. Aspek apa saja yang mempengaruhi manusia dalam IMK? Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK Interaksi Manusia dan Komputer Tujuan Perkuliahan Menjelaskan aspek-aspek manusia yang terkait dengan IMK Mengetahui pentingnya aspek manusia dalam merancang IMK Coba Diskusikan Hal Berikut ini: 1. Bagaimana

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Proses Komunikasi Intra Personal I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Markom & 85006 Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/)

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/) 92 PEMBAHASAN UMUM Berdasarkan bukti empiris menunjukkan bahwa pegagan yang kaya mineral, bahan gizi dan bahan aktif telah lama digunakan untuk tujuan meningkatkan fungsi memori. Hasil analisa kandungan

Lebih terperinci

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna SENSASI PERSEPSI Dita Rachmayani., S.Psi., M.A PROSES Sensasi Transduksi Persepsi Tanggapan Proses pendeteksian hadirnya stimuli Sederhana/perasaan/- kesan yg timbul sebagai akibat Perangsangan suatu reseptor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun ke atas sesuai dengan definisi World Health Organization (WHO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun ke atas sesuai dengan definisi World Health Organization (WHO) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia 1. Pengertian Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, social,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis interval, serta perancangan alat ukur relative pitch. A. Memori 1. Definisi Memori Memori, dalam Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, ada beberapa informasi yang disimpan di dalam ingatan selama beberapa saat

BAB I PENDAHULUAN. itu, ada beberapa informasi yang disimpan di dalam ingatan selama beberapa saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup dalam dunia yang sarat akan informasi. Informasi masuk ke dalam pikiran individu melalui serangkaian proses dan sebagian besar dari informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Daya ingat atau memori adalah proses penyimpanan dan pengeluaran kembali informasi yang didapat dari proses belajar. 1 Berdasarkan durasi, memori dapat dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1 Pengertian dan Fungsi Tidur Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur bukan berarti bahwa susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori jangka pendek adalah memori yang bertahan selama beberapa detik hingga menit, tanpa disadari memori tersebut sering diaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR KONSEP ISTIRAHAT TIDUR PENDAHULUAN Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang sakit seringkali membutuhkan istirahat dan tidur yang lebih banyak dari biasanya. Terganggu Peran perawat ISTIRAHAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari proses belajar. Memori atau mengingat sangat berkaitan dengan proses belajar. Belajar dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah satu proses mental yang penting. Tanpa kemampuan mengingat, makhluk hidup hanya dapat melakukan gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi tidur adalah untuk memelihara kondisi otak dalam keadaan optimal agar dapat membantu kerusakan yang terjadi saat terjaga sepanjang hari. Alasan mengapa seseorang

Lebih terperinci

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung Fisiologi Tidur Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung Pendahuluan Kebanyakan orang menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya untuk tidur. Tapi mengapa?

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep konsep yang berkaitan dala penelitian ini akan dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Lanjut Usia 1.1 Proses menua 1.2 Teori - teori menua 1.3 Batasan-batasan lanjut usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Olahraga Olahraga merupakan rangsangan fisiologis yang melibatkan seluruh sistem didalam tubuh seperti sistem otot, saraf, metabolisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam segala aktivitas manusia memori selalu terlibat. Berdasarkan jangka waktunya, memori dibagi menjadi memori jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Migren Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja. 11 Nyeri kepala merupakan penyebab tersering anak-anak dirujuk ke ahli neurologi anak.

Lebih terperinci