BAB I PENDAHULUAN. kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan dasar dari manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang Universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang semasa hidupnya tidak tidur. Hal ini membuktikan, bahwa tidur memiliki peranan penting dalam kehidupan (Kozier.2000) 1. Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa adalah orangorang yang sedang mengikuti pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Prestasi belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh individu.hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik O, 2003). Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik dari luar maupun dari dalam, yang termasuk dari luar individu yaitu 1

2 salah satunya faktor lingkungan karena lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya, sedangkan dari dalam individu yaitu faktor psikologis antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi,. Nilai prestasi belajar dapat diketahui melalui proses evaluasi terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar tidak dapat langsung terlihat, tanpa seseorang melakukan sesuatu yang memperlihatkan hasil belajar tersebut melalui prestasi belajar. Jadi, dalam prestasi hasil belajar akan tampak. Perbedaan tingkat prestasi antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam mencapai apa yang dituju, merupakan akibat adanya perbedaan karakteristik individu. Orang yang sama dapat menghasilkan prestasi yang berbeda dalam situasi yang berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor situasi, hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto (2006) yang menjelaskan bahwa : berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor. Setelah rentang waktu tertentu, biasanya pada akhir semester semua penilaian untuk masing-masing bidang studi ditulis dalam sebuah transkrip nilai yang disebut IPK ( Indeks Prestasi Kumulatif ). IPK inilah yang menjadi alat bukti keberhasilan atau kegagalan mahasiswa di universitas. Dari nilai ini, orang tua,mahasiswa yang 2

3 bersangkutan, dan dosen pengajar dapat melihat sendiri prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. 2 Data dari The National Sleep Foundation, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa orang dewasa harus tidur sekitar 30 persen dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur. 1 Jumlah tidur yang cukup, penting bagi kesehatan mental dan fisik, fungsi kognitif, memori dan belajar. Syarat tidur untuk orang dewasa bervariasi, tetapi 7-8 jam per hari dianggap normal untuk orang dewasa. Telah dilaporkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional, kehilangan memori, dan penurunan konsentrasi. Berbagai penelitian telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa kurang tidur berpengaruh pada prestasi akademik siswa dan juga menyebabkan gangguan suasana hari, ketiakpuasan beraktivitas, mengantuk, obesitas dan penurunan fungsi kognitif 3. Sebuah studi serupa dilakukan di Pakistan yang mengungkapkan fakta bahwa kerja terus-menerus dengan tidur yang kurang akan menyebabkan kemerosotan status kognitif dan perilaku. Ada berbagai alasan untuk kurangnya tidur pada remaja termasuk menonton TV dan internet. Studi yang dilakukan di Universitas kedokteran Pakistan menunjukkan bahwa 58,9 persen dari remaja tidur kurang dari 8 jam sehari dan penyebab paling umum dari 3

4 kurang tidur ialah menonton TV dan mendengarkan musik.8. Stres pada remaja juga punya kuntribusi sangat penting pada kemampuan remaja untuk tidur dimalam hari Selain itu, konsumsi kafein, merokok dan penyalahgunaan obat atau zat-zat yang dapat menghilangkan rasa kantuk akan dapat mempengaruhi prestasi akademik 3. Sebuah studi dilakukan di University Of Colorado menyatakan bahwa gangguan tidur dapat berpengaruh kinerja siswa di berbagai usia maupun tingkat pendidikan lain. 3 Keadaan tidur menyebabkan timbulnya 2 macam efek fisiologis utama yaitu : Pertama, efek pada system sarafnya sendiri dan kedua, efek pada system fungsional tubuh lainnya. Efek pada system saraf pusat tampaknya jauh lebih penting, karena kekurangan tidur tentu saja akan mempengaruhi fungsi system saraf pusat. Kualitas tidur yang baik sangat berperan penting dalam kemampuan berpikir dan belajar. Memori di otak kita akan terasa susah di akses. Sehingga kurang tidur akan menurunkan kemampuan konsentrasi anda sehingga akan berdampak pada menurunnya daya talar, dan kemampuan memecahkan masalah. Karena data dan informasi akan terasa susah dikeluarkan dari memori otak kita. 4 4

5 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. 2. Tujuan Khusus a. Menentukan pola tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. b. Menentukan prestasi belajar dari mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. c. Menentukan pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi dalam upaya menanggulangi pola tidur yang terjadi 5

6 di kalangan mahasiswa fakultas kedokteran UMI yang berdampak pada indeks prestasi yang dicapai. 2. Bagi Pendidikan a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan pola tidur terhadap indeks prestasi. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan untuk mengembangkan wawasan serta pengetahuan. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan serta keterampilan didalam menganalisa permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat mengenai pengaruh pola tidur terhadap indeks prestasi mahasiswa. 6

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POLA TIDUR Definisi Tidur Tidur didefinisikan sebagai keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian sensorik atau rangsangan lainnya. Tidur juga merupakan suatu proses aktif yang terdiri dari periode berulang tidur gelombang lambat dan paradoks dimana selama tidur tingkatan aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang melainkan penyerapan O 2 oleh otak meningkat melebihi normal sewaktu terjaga. 4,5 Tidur merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk membentuk suatu sel-sel tubuh yang rusak ( natural healing mechanism ), memberi waktu organ tubuh beristirahat maupun menjaga keseimbangan metabolisme dan biokim tubuh. Dan juga dapat memperbaiki fungsi dan homeostatis ( mengembalikan keseimbangan fungsi-fungsi normal tubuh ) serta penting juga dalam pengaturan suhu tubuh dan energi cadangan. 1 7

8 Pola tidur berbeda-beda, tergantung pada usia dan kebiasaan individu. Pada orang dewasa istirahat secara relax juga diperlukan selain daripada tidur yang sebenarnya. Berdasarkan jenis pekerjaannya, bagi yang bekerja dengan menggunakan otak atau pikiran memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan dengan orang yang bekerja dengan fisik. Data dari The National Sleep Foundation, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa orang dewasa harus tidur sekitar 30 persen dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur Jenis dan Klasifikasi Tidur Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu: 1. Tipe Rapid Eye Movement (REM) Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlangsung sampai 5-30 menit biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sampai mengantuk, diakibatkan karena tidur REMnya sedikit bahkan tidak ada. Sebaliknya, sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang malamnya, durasi dari tidur REMnya juga semakin lama Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM) Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu: 1. Tidur stadium Satu. 8

9 Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks K. 6,7. 2. Tidur stadium dua Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K. 6,7. 3. Tidur stadium tiga Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K. 6,7. 4. Tidur stadium empat Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh 9

10 gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. 6,7. Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun Fisiologi Tidur Dua sistem didalam batang otak, sitem pengaktivasi retikulum dan daerah sinkronisasi bulbar, diyakini bekerja bersama mengontrol sifat siklik pada tidur. Formasi retikulum ditemukan dalam batang otak. Ini membentang keatas sampai kemedula, pons, batang otak, otak tengah dan kemudian ke hipothalamus. Ini terdiri dari banyak sel syaraf dan serabut. Syaraf memiliki hubungan yang merelay impuls ke dalam korteks serebral dan ke dalam medulla spinalis. Formasi retikulum membantu reflex dan gerakan volunter, maupun aktivitasi korteks yang berkaitan dengan keadaan sadar penuh. Selama tidur, system retikulum mengalami beberapa stimulasi dari korteks serebral dan dari tepi tubuh. Keadaan terbangun terjadi apabila system retikulum diaktivasi dengan sistem stimulasi dari korteks serebral dan dari sel dan organ sensoris tepi. Hipothalamus mempunyai pusat kontrol untuk 10

11 beberapa aktivitas tubuh, salah satunya adalah mengenai tidur dan terbangun. Cedera pada hypothalamus dapat menyebabkan sesorang tertidur untuk periode yang lama atau panjang. Sejumlah senyawa dapat berperan sebagai neurotransmitter dan terlibat dalam proses tidur. Norepinefrin asetilkolin, diikuti oleh dopamine, serotonin dan histamine, terlibat dalam inhibisi GaBa ( Gamma amino Butyric acid ) yang tampak perlu diinhibisi. 4, Manfaat Tidur Keadaaan tidur menyebabkan timbulnya dua macam efek fisiologi utama, yaitu efek pada system sarafnya sendiri dan efek pada system fungsional tubuh yang lain. Efek pada system saraf pusat tampaknya jauh penting, sebab setiap orang yang mengalami transeksi medulla spinalis setinggi leher dan karenanya tak mengalami siklus tidur-siaga dibawah daerah pemotongan tidak akan memperlihatkan efek yang berbahaya pada tubuh dibawah tingkat pemotongan yang dianggap merupakan tempat asal timbulnya siklus tidur siaga. Akan tetapi kekurangan tidur dapat mempengaruhi fungsi system syaraf pusat. 4. Kita semua telah mengetahui bahwa kelambanan pikiran semakin bertambah menjelang akhir periode siaga yang berkepanjangan namun selain itu, seseorang dapat 11

12 menjadi tersinggung. Oleh karena itu, kita menganggap bahwa tidur melalui berbagai cara dapat memulihkan tingkatan aktivitas normal dan keseimbangan normal diantara berbagai system saraf pusat. 4 Tidur malam yang berkualitas dapat meningkatkan fungsi alat mental, tidur juga sangat dibutuhkan untuk konsolidasi, sebuah proses dimana terjadi perubahan sinapsis yang membuat ingatan yang baru saja tersimpan menjadi lebih tahan lama dan stabil (Sickgold, 2005). Peningkatan dalam hal ingatan telah diasosiasiakn dengan tidur REM dan gelombang tidur yang lambat, dan juga dengan ingatan keterampilan motorik dan presepsi spesifik. Namun Ketika mereka kekurangan tidur REM, ingatan mereka terganggu (Karni dkk., 1994; Smith, 1995). Ketika seseorang mempelajari tugas-tugas menggunakan komputer menekan tombol pada saat mereka melihat sebuah titik pada tempattempat berbeda di layar beberapa dari daerah otak yang akan aktif pada saat tugas tersebut juga akan aktif pada saat tidur REM (maquet dkk., 2000). 8 Berdasarkan teori restorasi, sekurang-kurangnya ada 2 hal yang diduga kuat ymerupakan sebab dari mengapa manusia harus tidur : 9 1. Perbaikan sel diotak. 12

13 Dengan tidur, otak berkesempatan untuk istirahat dan memperbaiki neuron-neuron (sel-sel otak) yang rusak. Tidur juga berperan menyegarkan kembali koneksi penting antara sel-sel otak yang digunakan. Hal ini bisa dianalogikan kembali dengan motor. Apabila motor jarang digunakan maka tetap harus dipanaskan secara rutin untuk menjaga kinerja mesin agar tetap baik. Apabila tidak dipanaskan, aliran pelumas, aliran bahan bakar, putaran mesin, dan lainnya bias berjalan tidak benar yang bias menyebabkan kerusakan seluruh mesin. Hal yang sama terjadi pada otak, ada koneksikoneksi antara sel otak yang jarang digunakan yang memerlukan pemanasan secara rutin. Bentuk pemanasan pada otak yaitu berupa tidur Penyusunan ulang memori. Tidur memberikan kesempatan otak untuk menyusun kembali data-data atau memori agar bias menemukan solusi terhadap sebuah masalah. Pada saat merasa pusing dan tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi suatu masalah, tidurlah sangat mungkin setelah tidur, solusi yang dibutuhkan 13

14 dalam memecahkan masalah yang anda hadapi akan bias ditemukan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur Sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Kualitas tidur mengandung arti kemampuan individu untuk tetap tidur dan bangun dengan jumlah tidur REM dan NREM yang cukup. Sedangkan kuantitas tidur berarti total waktu tidur individu. 10 Faktor psikologis, fisiologi, dan lingkungan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut : 10 a. Usia Durasi dan kualitas tidur beragam diatara orang-orang dari semua kelompok usia. Variasi pola tidur menurut usia antara lain sebagai berikut : i. Remaja : tidur 8,5 jam/hari dan sekitar 20% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement). ii. Dewasa muda : tidur 6-8 jam/hari tetapi waktunya bervariasi, 20-25% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement). iii. Dewasa pertengahan : tidur 7 jam/hari, 20% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement) serat dapat mengalami insomnia. 14

15 iv. Dewasa tua : tidur sekitar 6 jam/hari, sekitar 20-25% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement). b. Penyakit fisik Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidak nyamanan fisik (seperti kesulitan bernafas), atau masalah hati seperti kecemasan atau depresi dapat menyebabkan masalah tidur. Penyakit juga menyebabkan seseorang untuk tidur dalam posisi tidak biasa. Sebagai contoh, posisi yang aneh saat lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur. 10 c. Gaya hidup Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur seseorang. Individu dengan waktu kerja tidak sama setiap harinya seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Kesulitan mempertahankan kesadaran selama waktu kerja. Perubahan lain yang menggunakan pola tidur merupakan kerja berat yang tidak biasanya, terlihat dalam aktivitas social pada larut malam, dan perubahan waktu makan malam. 10 d. Lingkungan Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang 15

16 tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Jika sesorang biasanya tidur dengan induvidu lain, maka tidur sendiri menyebabkan ia terjaga. Selain itu, suara juga mempengaruhi tidur, tingkat suara yang dibutuhkan untuk membangunkan seseorang tergantung dari tahapan tidurnya. Suara yang lebih rendah cenderung dapat membangunkan orang yang tidur dalam tahap I, sementara suara yang keras membangunkan seseorang dari tidur tahap III atau IV. Tingkat cahaya juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur, beberapa orang kadang meyukai keadaan gelap dan sementara itu beberapa orang juga menyukai keadaan yang terang. 10 e. Aktivitas dan kelelahan Jam hidup manusia terbagi atas tiga tahap yaitu delapan jam bekerja normal, delapan jam berikutnya dipergunakan untuk pekerjaan ringan, dan 8 jam lebihnya dipergunakan untuk istirahat toal. Tidak ada yang dapat menggantikan jam biologis ini, meskipun manusia menyuplai berbagai macam suplemen untuk tetap fit seharian karena suplemen hany memiliki sedikit peran dan produktivitas tubuh dan bahkan akan memperparah 16

17 penyakit akibatmenumpuknya berbagai bahan kimia yang berlebihan dan dapat merugikan tubuh. Maka dari itu istirahat yang cukup sangat penting demi menjaga stabilitas kerja tubuh dan menghindari berbagai dampak yang timbul akibat dari kurangnya waktu tidur dimalam hari oleh aktivitas tambahan Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan. Prestasi belajar adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar yang mempunyai arti yang berbeda.kamus Besar Bahasa Indonesia selanjutnya disebut KBBI, menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, diselesaikan dan sebagainya). Definisi belajar, menurut pendapat belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan 17

18 sempurna jika memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (berkaitan dengan kegiatan berpikir), afektif (berkaitan erat dengan emotional question / EQ) dan psikomotorik (berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental). Prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. 11 terdiri dari : 12 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar 1. Faktor dari dalam diri ( intern ) Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkata yang perlu diketahui menurut Slamet yaitu faktor jasmani, faktor psokologi dan faktor kelelahan. a) Faktor Jasmani Dalam faktor jamaniah ini dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. b) Faktor psikologi Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan. c) Faktor kelelahan 18

19 Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar seseorang dapat belajar dengan baik dan memperoleh prestasi belajar yang bagus maka haruslah mengusahankan jasmani dan rohani tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah Faktor dari luar ( ekstern ) Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor kampus, faktor lingkungan masyarakat. 12 a) Faktor keluarga Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi mahasiswa dan dapat mempengaruhi keluarga antara lain : cara mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah. b) Faktor kampus 19

20 Faktor kampus dapat berupa : cara mengajar dari dosen, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu kampus, interaksi dosen dan mahasiswa, disiplin kampus, dan media pendidikan. c) Faktor lingkungan masyarakat Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain diluar kampus dan cara hidup lingkungan keluarganya Hubungan Pola Tidur dan Prestasi Belajar Secara garis besar, bila seseorang tidur secara nyenyak dan dengan waktu yang cukup, maka ada proses fisiologis yang terjadi, biasanya terjadi pada orang normal. Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu pelepasan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktifitas di hari tersebut.saat tidur, seringkali manusia mengalami mimpi. Perlu untuk disampaikan bahwa tidur yang dialami seseorang melalui beberapa tahapan. Dua tahapan yang dianggap paling penting adalah tahapan tidur delta dan tahap tidur REM (Rapid Eyemovement ). Yang menarik pada saat tidur REM ada dua kejadian. 8,13,14 20

21 1. Terjadi penyimpanan dan retensi daya ingat. Pada saat tidur REM, terjadi pengaktifan neuron yang intensif yang menyebar ke atas dari batang otak. Ini dianggap sebagai penyebab meningkatnya penyimpanan dan retensi ingatan serta pengingatan kembali, serta pengkategorisasian informasi. 2. Organisasi dan reorganisasi ingatan. Berbagai informasi yang ada dan informasi yang telah ditancapkan dalam ingatan ditata sebagaimana penataan folder dalam komputer. Dalam keadaan tidur, otak mengganti, memodifikasi, dan meningkatkan ingatan sesuai dengan keperluan. Hal di atas diperkuat oleh ungkapan mahasiswa sendiri berdasarkan konseling dan wawancarayang penulis lakukan. Mereka yang kualitas tidurnya jelek, seperti tidur sangat larut (sesudah pukul 24), kesulitan untuk tidur atau sering bangun tidur, mengaku memiliki prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, ketika ditanyakan pada mahasiswa yang berprestasi tinggi dankebiasaan hidup mereka, maka diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik mampu menjalani tidur secara baik, seperti tidur di awal waktu dan bangun lebih awal, waktu tidur cukup. Di samping itu, mimpi yang berkualitas, yang ditandai oleh adanya mimpi yang positif serta kemampuan menjaga jarak dan mengambil hikmah dengan mimpi buruk, menjadikan seseorang dapat 21

22 menyongsong kehidupan terjaga secara optimal. Dalam kondisi psikologis yang bersifat positif ini seorang mahasiswa akan dapat mengerahkan konsentrasinya untuk belajar. Dari sanalah akhirnya prestasi yang optimal dapat dicapai. Belajar melibatkan tiga proses otak yang berbeda: akuisisi, konsolidasi, dan recall. Akuisisi adalah proses dimana otak menerima informasi baik itu cara atau teknik yang tepat untuk menyimpan informasi dalam sirkuit saraf sebagai memori. Konsolidasi adalah sebuah proses yang dapat memperpanjang dalam menit, jam, atau bahkan berhari-hari, di mana koneksi di otak diperkuat, diperluas, dan dalam beberapa kasus bahkan melemah, sehingga memori berakhir dalam bentuk yang lebih stabil dan berguna. Recall adalah langkah penting terakhir dalam pembelajaran, di mana otak mengakses dan memanfaatkan informasi yang tersimpan, sehingga dapat diingat oleh seseorang. 15 Kurang tidur mempengaruhi semua tiga proses pembelajaran. Yang paling sering adalah pada system Akuisisi dan recall karena lebih sulit untuk berkonsentrasi ketika kurang tidur, ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus dan mengumpulkan informasi yang disajikan, dan kemampuan untuk mengingat bahkan hal-hal yang telah dipelajari di masa lalu. 15 Meskipun tidak ada yang tahu persis bagaimana tidur memungkinkan konsolidasi memori, sejumlah studi telah menunjukkan 22

23 bahwa pengurangan waktu tidur total atau tahap tidur tertentu secara dramatis dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mengkonsolidasikan memori. Kurang tidur tampaknya mempengaruhi kemampuan otak untuk mengkonsolidasikan informasi baik seperti prosedural tentang bagaimana melakukan berbagai tugas fisik seperti naik sepeda atau bermain piano dll. Temuan ini telah memberikan informasi baru tentang pentingnya waktu untuk tidur, tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi bagi siapa saja yang ingin terus belajar. Namun, bukan berarti mencari waktu untuk tidur selalu mudah. Bagi banyak orang, bahkan mereka yang menyadari pentingnya tidur untuk menyeimbangkan pekerjaan, sekolah, keluarga, kegiatan sosial, dan waktu pribadi, dan tidur sering salah satu kegiatan pertama yang salalu dibutuhkan Kerangka Teori TIDUR 23

24 PENGAKTIFAN NEURON YANG INTENSIF DARI BATANG OTAK MODIFIKASI DAN MENGGANTI INGATAN OLEH OTAK PENYUSUNAN ULANG MEMORI PROSES BELAJAR DI OTAK (AKUISISI, KONSOLIDASI, RECALL) Ingatan Prestasi Belajar BAB III KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPRASIONAL 24

25 Gangguan Jiwa Ringan ( stres ) Pola tidur Pemulihan Kognitif Prestasi Belajar Penyakit Organik Keterangan : : Variabel Independent : Variabel Dependent : Variabel Antara : Variabel Kendali Variabel Variabel Independent : Pola tidur Variabel Dependent : Prestasi belajar Variabel Antara Variabel kendali : Proses konsolidasi memori di otak : Penyakit organik, gangguan jiwa ringan (stress) 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Definisi Oprasional 25

26 Pola tidur Adalah kebiasaan tidur seseorang yang dilihat dari durasi atau lamanya tidur yang seseorang lakukan dalam 1 hari Prestasi Belajar Adalah hasil yang diperoleh seseorang yang telah melaui suatu proses yang disebut belajar yang diukur dalam bentuk Indeks Presatasi Komulatif ( IPK ) Gangguan jiwa ringan ( stress ) : Adalah keadaan dimana diri kita menggalami suasana hati atau emosi yang tidak stabil. Penyakit organik: Adalah sakit yang terdapat pada bagian luar tubuh yang dapat menyebabkan nyeri Kriteria Objektif Pola tidur 1. Pola tidur yang baik : Tidur malam 6 8 jam 2. Pola tidur yang buruk : Tidur malam < 6 jam atau > 8 jam Prestasi Belajar 1. Sangat memuaskan : 3, Memuaskan : 3 3,49 26

27 3. Cukup memuaskan : 2 2,9 4. Kurang memuaskan : < Hipotesis Penelitian 1) Hipotesis Null (H o ) Pola tidur tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. 2) Hipotesis Alternatif (Ha) Pola tidur berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. BAB IV 27

28 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional, dengan metode deskriptif analitik Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar yang merupakan tempat kegiatan perkuliahan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 Januari Populasi dan Sampel Populasi adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI, kemudian sampel diambil dengan cara totally sampling, dimana sampel yang diambil adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian ini Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi a. Merupakan mahasiswa fakultas kedokteran UMI. b. Merupakan mahasiswa yang aktif hingga semester sekarang, dimana dilakukan penelitian. c. Bersedia mengikuti penelitian. 2. Kriteria Eksklusi a. Mahasiswa menderita suatu penyakit fisik. 28

29 b. Mahasiswa mengalami gangguan jiwa ringan Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar mahasiswa. Data primer dikumpulkan dari kuisioner untuk mengetahui pola tidur dari mahasiswa tersebut. Data sekunder terdiri dari Nilai Indeks prestasi kumulatif dari semester 1 sampai semester sekarang ( saat dilakukan penelitian ) Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan program SPSS-10 dengan metode statistik yang akan dipergunakan adalah uji Chi Square dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasannya serta grafik Etika Penelitian Izin penelitian akan diajukan ke majelis etika penelitian. Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari kuisoner dengan tidak menuliskan nama tetapi hanya berupa insial, jenis kelamin, dan umur. Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan memberikan surat persetujuan untuk mengikuti penelitian kepada semua sampel. 29

30 DAFTAR PUSTAKA 1. Purnama, Pande Putu. Hubungan Tingkatan Kecemasan dan Gangguan Pola tidur pada Pasien Pertama Kali Dirawat Inap di Ruang Perawatan Umum Rumah Sakit PUSAT Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta. Jakarta Andriani, Heni S.Kep. Hubungan motivasi belajar dan prestasi akademik mahasiswa s1 keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto. Mojokerto.2011 ( diakses tanggal 15 July Kazim M, Abrar A. Sleep patterns and academic performance in students of a medical college in Pakistan. KUST Med J 2011; 3(2): ( diakses tanggal 12 july Guyton, Arthur C. Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG Sherwood, Lauralle. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG Japardi,Dr.Iskandar. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. %20japardi12.pdf, diakses tanggal 20 Desember

31 bab2.pdf diakses tanggal 28 Desember Travis, Carol. Wade, Carole; Psikologi. Edisi 9. Jilid 1; Jakarta; Penerbit Erlangga Catherine. Faktor yang Mempengaruhi Pola Tidur Pasien di Ruang Perawatan Bedah Baji Kamase I dan II BP-RSUD Labuan Baji Makassar. Skripsi. Makassar Warahmatillah. Hubungan Aktivitas Akademik yang disertai Aktivitas Fisik dengan Gangguan Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI Makassar Angkatan Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran UMI Drs. Nur Kholis, M. Pd. Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Adaptif dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Jurusan TITL Smk Negeri 1 Magelang. SKRIPSI. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ( diakses 15 july Sari, Rahayu Iriani. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran UMI Makassar. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Terhadap-Prestasi diakses pada tanggal 03 Januari

32 14. diakses pada tanggal 03 Januari Stickgold, dr.robert. Harvard University. Artikel Sleep and Memory ( diakses pada tanggal 15 July

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Tenaga kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti seseorang dapat dikatakan

Lebih terperinci

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan ISTIRAHAT & TIDUR By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Pengertian Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah Tidur adalah status perubahan kesadaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori belajar dan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian tidur dan fisiologi tidur serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua

Lebih terperinci

Tidur dan Ritme Sirkadian

Tidur dan Ritme Sirkadian Modul ke: Tidur dan Ritme Sirkadian Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Tidur : Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada era globalisasi, manusia lebih memforsir tubuh untuk melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan menuntut seseorang sering lebih bergadang yang

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan hampir seperempat hingga sepertiga waktunya untuk tidur. Tidur merupakan proses yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insomnia adalah keluhan sulit untuk masuk tidur atau sulit mempertahankan tidur (sering terbangun saat tidur) dan bangun terlalu awal serta tetapi merasa badan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah: 1 Naskah Publikasi Pendahuluan Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai.tidur memberikan peran yang esensial bagi kebutuhan fisiologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul, 2007). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina. Kebutuhan tidur bervariasi pada masing-masing orang, umumnya 6-8 jam per hari. Agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang membutuhkan tidur, makan, air dan oksigen untuk bertahan hidup. Untuk manusia sendiri, tidur adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang

Lebih terperinci

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI Prinsip Perawat digaji untuk bekerja bukan untuk tidur Latar Belakang Saat jaga malam, banyak perawat yang

Lebih terperinci

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu aktivitas dalam kehidupan keseharian kita, termasuk kedalam kebutuhan dasar yang harus dipenuhi layaknya makan, minum bernafas dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa BAB V PEMBAHASAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata yang sedang menghadapi tugas akhir. Karena kesibukan

Lebih terperinci

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang berbahaya bagi kesehatan, mudah terjangkit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan emosional (Colten & Altevogt, 2006). Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif idak bergerak dan kurang responsif (ambang respon. tubuh meningkat) dibandingkan waktu terjaga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif idak bergerak dan kurang responsif (ambang respon. tubuh meningkat) dibandingkan waktu terjaga. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori Terkait 1. Gangguan Pola Tidur a. Definisi Tidur Tidur adalah suatu keadaan organisme yang teratur, berulang dan mudah dibalikkan (dibangunkan) yang ditandai

Lebih terperinci

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ Gangguan tidur P E N Y A J I LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA P E M B I M B I N G DR. SUZY YUSNA D, SPKJ pendahuluan Tidur adalah suatu aktivitas khusus dari otak, yang di kelola oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perkumpulan lansia Kartasura pada bulan November 2016 didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur multidisipliner yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Keperawatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Tidur merupakan keadaan seseorang memasuki alam bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian orang, bangun pagi adalah hal yang mudah, tidak perlu alarm, tidak perlu dibangunkan, mereka akan bangun pada waktu yang baik dan memiliki banyak energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana  dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, maka internet menjadi salah satu media yang paling mudah dan murah untuk digunakan. Sejalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup (Istirahat) MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah periode kritis antara masa anak anak dan masa dewasa (WHO). Masa remaja selalu disertai dengan perubahan aspek biologis, kognitif, emosional, dan sosial

Lebih terperinci

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat 2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah satunya adalah kegiatan tidur. Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar saat seseorang dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat terkait dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya kesehatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung Fisiologi Tidur Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung Pendahuluan Kebanyakan orang menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya untuk tidur. Tapi mengapa?

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al., BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Tidur tidak hanya berdampak pada perkembangan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya pengetahuan dan teknologi terutama ilmu kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan manusia yang esensial, karena tidur dapat mengendalikan irama kehidupan manusia sehari-hari. Proses tidur mengikuti irama sirkadian atau biologic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Fisiologi Tidur Tidur merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam hidup manusia. Selain itu tidur juga merupakan salah satu kegiatan signifikan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Migren Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja. 11 Nyeri kepala merupakan penyebab tersering anak-anak dirujuk ke ahli neurologi anak.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil 59 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Self-efficacy yang dimiliki sebagian besar mahasiswa jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sleep is a very important aspect of life (Allison, n.d., Sleep Deprivation as a Tool in Military

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sleep is a very important aspect of life (Allison, n.d., Sleep Deprivation as a Tool in Military BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sleep is a very important aspect of life (Allison, n.d., Sleep Deprivation as a Tool in Military Interrogations ). Demikian pernyataan dalam studi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Status Gizi a. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu insting untuk memulihkan diri dari aktivitas pada siang hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan kewaspadaan terhadap

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai dengan berkurangnya responsivitas terhadap rangsang eksternal. Secara fisiologis tidur dibagi menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Remaja WHO mendefinisikan remaja (adolescent) sebagai individu berusia 10 sampai 19 tahun dan dewasa muda (youth) 15 sampai 24 tahun. Dua kelompok usia yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein merupakan zat psikoaktif yang terdapat pada banyak sumber seperti kopi, teh, soda dan cokelat. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian tidur Tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar yang orang tersebut dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton, 1991).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya, dibalik setiap rutinitas yang dilakukan, manusia juga membutuhkan tidur untuk mengistirahatkan tubuh.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari dunia anak tidak terlepas dari bermain dan belajar. bermain merupakan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seperti yang disebutkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa. dirinya sendiri, seperti tidak mudah takut, benci, dan bijaksana.

I. PENDAHULUAN. Seperti yang disebutkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa. dirinya sendiri, seperti tidak mudah takut, benci, dan bijaksana. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan dan dambaan bagi setiap orang, akan tetapi banyak orang yang tidak menyadari bagaimana sehat itu. Dengan menerapkan budaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan sembarang perbuatan, dimana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kedokteran merupakan ilmu yang mempelajari penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta

Lebih terperinci