BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan"

Transkripsi

1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Migren Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja. 11 Nyeri kepala merupakan penyebab tersering anak-anak dirujuk ke ahli neurologi anak. 12 Nyeri kepala yang sering terjadi pada anak adalah migren. 13,14 Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya migren adalah genetik (riwayat keluarga), usia (lebih sering pada pubertas), menstruasi, makanan, terlambat makan, adanya rangsangan yang berlebihan (sorotan cahaya, bau yang menyengat), perubahan cuaca, terlalu banyak atau kurang tidur dan stres. 11,15 Diagnostik diperoleh dengan anamnesa yang tepat, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan psikologik. Pemeriksaan laboratorium, elektroensefalogram (EEG), CT-scan kepala dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa diferensial dan bila dicurigai adanya nyeri kepala sekunder. 11,14, Gangguan tidur Lamanya kebutuhan tidur adalah bervariasi antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi optimal. Pada suatu penelitian membuktikan bahwa tidur 4

2 5 kurang dari 6 jam dapat menyebabkan defisit kognitif, juga dilaporkan remaja dengan gangguan tidur mengalami gangguan emosi, defisit akademik, kehadiran sekolah, defisit penampilan sosial. 5,6 Tahapan bangun dan tidur dikarakteristikkan oleh pengukuran fisiologik yang dinilai dengan polisomnografi. Tidur terdiri dari fase rapid eye movement (REM) dan non rapid eye movement (NREM), fase NREM dibagi menjadi empat tingkat dimana tingkat 1 dan 2 merupakan tidur NREM ringan sedangkan tingkat 3 dan 4 merupakan tidur NREM yang dalam, disebut juga delta atau slow wave sleep (SWS). Siklus tidur yang normal dimulai dari tingkat 1 diikuti tingkat 2 kemudian SWS dan kembali dengan cepat ketingkat 2 dan kemudian tidur REM dimulai. 11,17 Pola tidur akan berubah sejalan dengan pertambahan usia. Bayi baru lahir mengalami tidur REM yang lebih panjang dibanding anak-anak dan dewasa. Bayi cukup bulan akan menghabiskan sekitar 50% total waktu tidurnya pada tidur REM. Pada usia 10 tahun, total tidur REM akan menyerupai proporsi pada orang dewasa yaitu 20 sampai 25% waktu tidur. 5,18,19 Terjadinya gangguan tidur pada anak ada empat mekanisme yaitu : lama tidur yang tidak adekuat berdasarkan usia dan kebutuhan tidur ( kuantitas tidur yang insufisien ), gangguan dan fragmentasi tidur (kualitas tidur yang jelek), primary excessive daytime sleepiness dan gangguan irama sirkadian. 5,18,20

3 6 Gangguan tidur dapat berupa sleep apnea, insomnia, parasomnia, restless leg syndrome, narkolepsi, excessive daytime sleepines. 9, Hubungan migren dengan gangguan tidur Hubungan antara tidur dengan nyeri kepala telah lama diketahui. 17 Ada tiga kemungkinan hubungan antara nyeri kepala dan gangguan tidur yaitu nyeri kepala menyebabkan gangguan tidur, gangguan tidur menyebabkan nyeri kepala dan keduanya disebabkan oleh faktor intrinsik. Nyeri kepala primer belum diamati sebagai penyebab langsung gangguan tidur mayor kecuali depresi pada nyeri kepala atau penggunaan analgetik berlebihan. Gangguan tidur yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri kepala umumnya terjadi pada obstructive sleep apnea. 9,17,22 Keduanya disebabkan oleh faktor intrinsik yaitu dipacu oleh perubahan neurotransmiter, mungkin karena dipengaruhi oleh obat yang mempengaruhi neurotransmiter atau karena perubahan cuaca. 9,23 Kadar serotonin mempengaruhi tidur REM dan migren, dimana serotonin bekerja mengatur tidur REM. Selama serangan migren terjadi pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA), maka akan terjadi gangguan tidur. 9,24 Anatomi dan fisiologi hipotalamus mempengaruhi nyeri kepala dan mekanisme tidur, dimana hipotalamus mengandung hypocretin synthesizing cell yang jika fungsinya terganggu dapat menyebabkan

4 7 terjadinya narkolepsi. Hipotalamus juga berhubungan dengan periaqueductal gray matter, spinal noriceptive neuron dan sistem retikular yang berperan dalam pengaturan rasa sakit dan nyeri kepala. 25,26 Pada penelitian yang dilakukan oleh Michael dkk untuk melihat prevalensi gangguan tidur dan gejala-gejalanya pada 64 anak dengan nyeri kepala didapati bahwa anak dengan nyeri kepala lebih sering mengalami gangguan tidur berupa mengantuk yang berlebihan di siang hari, narkolepsi dan insomnia bila dibandingkan dengan anak tanpa nyeri kepala tetapi tidak ditemukan prevalensi yang tinggi untuk gejala sleep apnoe, restlessness dan parasomnia. 9 Pada penelitian yang dilakukan oleh Miller dkk pada anak usia 2 sampai 12 tahun ditemukan bahwa anak dengan nyeri kepala migren lebih sering mengalami gangguan tidur dibandingkan pada anak normal. Gangguan tidur yang sering dialami anak dengan migren adalah keterlambatan onset tidur, lebih banyaknya resistensi jam tidur, durasi waktu tidur lebih pendek, sering mengantuk di siang hari, sering terbangun malam, kecemasan saat akan tidur, parasomnia dan gangguan nafas saat tidur. 27

5 Kerangka Konsep Pola makan Genetik Perubahan cuaca Migren Gangguan tidur -Excessive daytime sleepiness -Narcolepsy -Insomnia -Sleep apnea -Restlessness -Parasomnia stres Rangsangan luar ( cahaya, bau ) - Ketidakhadiran disekolah - Gangguan emosi - Defisit akademik - Defisit penampilan sosial : yang diamati dalam penelitian

LAMPIRAN. 1. Jadwal Penelitian. Desember Februari Januari Persiapan. Pelaksanaan. Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

LAMPIRAN. 1. Jadwal Penelitian. Desember Februari Januari Persiapan. Pelaksanaan. Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan LAMPIRAN 1. Jadwal Penelitian Kegiatan/ Waktu Persiapan November 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Pelaksanaan Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan 2. Personil penelitian 1. Ketua Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN MIGREN TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA TESIS LINA WATY /IKA

HUBUNGAN MIGREN TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA TESIS LINA WATY /IKA HUBUNGAN MIGREN TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA TESIS LINA WATY 087103004/IKA PROGRAM MAGISTER KLINIS SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERUBAHAN POLA TIDUR DENGAN KEJADIAN MIGREN PADA MAHASISWA TINGKAT IV SEMESTER VIII PRODI S1 KEPERAWATAN DI STIKES PEMKAB JOMBANG

HUBUNGAN PERUBAHAN POLA TIDUR DENGAN KEJADIAN MIGREN PADA MAHASISWA TINGKAT IV SEMESTER VIII PRODI S1 KEPERAWATAN DI STIKES PEMKAB JOMBANG HUBUNGAN PERUBAHAN POLA TIDUR DENGAN KEJADIAN MIGREN PADA MAHASISWA TINGKAT IV SEMESTER VIII PRODI S1 KEPERAWATAN DI STIKES PEMKAB JOMBANG (THE RELATION SLEEPING PATTERN CHANGES WITH OCCURRENCE OF MIGRAINE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Remaja WHO mendefinisikan remaja (adolescent) sebagai individu berusia 10 sampai 19 tahun dan dewasa muda (youth) 15 sampai 24 tahun. Dua kelompok usia yang saling

Lebih terperinci

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid

Lebih terperinci

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan ISTIRAHAT & TIDUR By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Pengertian Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah Tidur adalah status perubahan kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai dengan berkurangnya responsivitas terhadap rangsang eksternal. Secara fisiologis tidur dibagi menjadi

Lebih terperinci

Tidur dan Ritme Sirkadian

Tidur dan Ritme Sirkadian Modul ke: Tidur dan Ritme Sirkadian Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Tidur : Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada era globalisasi, manusia lebih memforsir tubuh untuk melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan menuntut seseorang sering lebih bergadang yang

Lebih terperinci

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ Gangguan tidur P E N Y A J I LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA P E M B I M B I N G DR. SUZY YUSNA D, SPKJ pendahuluan Tidur adalah suatu aktivitas khusus dari otak, yang di kelola oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah periode kritis antara masa anak anak dan masa dewasa (WHO). Masa remaja selalu disertai dengan perubahan aspek biologis, kognitif, emosional, dan sosial

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan. kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan. kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Tidur Normal pada Remaja Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan fisiologik aktif yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti

Lebih terperinci

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ GANGGUAN TIDUR Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ Sub Topik Bahasan 1. Sleep-wake cycle disturbance 2. Nightmare 3. Sleep Walking Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan Etiologi Gangguan Tidur 2. Membedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian tidur Tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar yang orang tersebut dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton, 1991).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan lebih sulit memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih

BAB I PENDAHULUAN. akan lebih sulit memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai saat ini yaitu Insomnia. Insomnia merupakan kesukaran dalam memulai dan mempertahankan tidur sehingga tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tidur a. Pengertian Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Fisiologi Tidur Tidur merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam hidup manusia. Selain itu tidur juga merupakan salah satu kegiatan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas tidur yang baik berperan penting terhadap fungsi kognitif. Manusia menghabiskan sekitar sepertiga

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. minggu mengalami perbaikan pada kualitas tidur dalam studi ini. Perbaikan

BAB V PEMBAHASAN. minggu mengalami perbaikan pada kualitas tidur dalam studi ini. Perbaikan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Siswi yang mengikuti latihan menari Gambyong Pareanom selama 8 minggu mengalami perbaikan pada kualitas tidur dalam studi ini. Perbaikan kualitas tidur ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Gagal Jantung adalah ketidakmampuan Jantung untuk memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Kegagalan fungsi pompa Jantung ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, yang memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya dan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina. Kebutuhan tidur bervariasi pada masing-masing orang, umumnya 6-8 jam per hari. Agar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. emosional dan sosial. Menurut Santrock (2003) perubahan. remaja terbagi menjadi 3, yaitu: hormonal pada pubertas.

BAB II KAJIAN TEORI. emosional dan sosial. Menurut Santrock (2003) perubahan. remaja terbagi menjadi 3, yaitu: hormonal pada pubertas. BAB II KAJIAN TEORI A. Remaja 1. Definisi Menurut Santrock (2003), remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi tidur adalah untuk memelihara kondisi otak dalam keadaan optimal agar dapat membantu kerusakan yang terjadi saat terjaga sepanjang hari. Alasan mengapa seseorang

Lebih terperinci

Created by: Rahayu Ginintasasi

Created by: Rahayu Ginintasasi Created by: Rahayu Ginintasasi Freud berkebangsaan Austria, lahir 6 Mei 1856 di Pribor, (ketika itu) Austria, lalu bersama keluarganya pindah ke Wina dan terus tinggal di kota itu. Ia berasal dari keluarga

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA xv 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1. Definisi Tidur Tidur adalah suatu keadaan reversible dimana terjadi perceptual disengagement dan unresponsiveness terhadap lingkungan. Tidur juga merupakan

Lebih terperinci

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR KONSEP ISTIRAHAT TIDUR PENDAHULUAN Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang sakit seringkali membutuhkan istirahat dan tidur yang lebih banyak dari biasanya. Terganggu Peran perawat ISTIRAHAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya pengetahuan dan teknologi terutama ilmu kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori belajar dan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian tidur dan fisiologi tidur serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & Barros (2012), mendefinisikan tidur sebagai suatu kondisi dimana proses pemulihan harian terjadi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perkumpulan lansia Kartasura pada bulan November 2016 didapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. 17. hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. 17. hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Definisi Belajar Belajar merupakan sebuah proses yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari hari. Menurut pendapat Notoatmodjo belajar merupakan usaha untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1. Definisi Tidur Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Tenaga kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak faktor yang menjadi penyebab batita menjadi susah tidur. Padahal, tidur pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya bisa

Lebih terperinci

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung Fisiologi Tidur Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung Pendahuluan Kebanyakan orang menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya untuk tidur. Tapi mengapa?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Tidur Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Jika seseorang yang sedang sakit memerlukan lebih banyak istirahat dan tidur dibandingkan pada umumnya. Seringkali,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul, 2007). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization (WHO) secara global lebih dari 500 juta orang dan sekitar 1,5 juta orang harus menjalani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur merupakan keadaan berkurangnya tanggapan dan interaksi dengan lingkungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur merupakan keadaan berkurangnya tanggapan dan interaksi dengan lingkungan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1. Definisi Tidur Tidur merupakan keadaan berkurangnya tanggapan dan interaksi dengan lingkungan yang bersifat reversibel dan berlangsung cepat. 6 Literatur lain mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir seluruh hidup manusia dikaruniai nikmatnya tidur dan berbagai cara terus dilakukan untuk menciptakan kualitas tidur yang baik dimalam hari. Bagi sebagian

Lebih terperinci

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup (Istirahat) MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Persetujuan Presentasi Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Singkatan Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Bagan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Persetujuan Presentasi Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Singkatan Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Bagan DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Persetujuan Presentasi Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Singkatan Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Bagan i ii iii iv vi ix x xii xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia,

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia, BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia, Diperkirakan sekitar 90% manusia pernah mengalami minimal satu kali nyeri kepala berat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al., BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Tidur tidak hanya berdampak pada perkembangan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1 Pengertian dan Fungsi Tidur Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur bukan berarti bahwa susunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1997). Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1997). Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep tidur 1.1 Fisiologi tidur Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab kecacatan dan peringkat kedua penyebab kematian di dunia. 1 Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan menyebabkan perubahan anatomis,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150

BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember 2015. Dari 150 mahasiswa ini kemudian dinilai lama penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam daur kehidupan yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa, terjadi pertumbuhan dan perkembangan. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif idak bergerak dan kurang responsif (ambang respon. tubuh meningkat) dibandingkan waktu terjaga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif idak bergerak dan kurang responsif (ambang respon. tubuh meningkat) dibandingkan waktu terjaga. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori Terkait 1. Gangguan Pola Tidur a. Definisi Tidur Tidur adalah suatu keadaan organisme yang teratur, berulang dan mudah dibalikkan (dibangunkan) yang ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Pola Tidur 1. Definisi Tidur Tidur merupakan kebutuhan mental dan juga kebutuhan fisik bagi manusia, karena pada saat tidur akan memberikan kesempatan bagi otot untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang atau low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai. Hampir 80% penduduk di negara-negara industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insulin, kerja insulin atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsangan lain. Tidur

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Responden. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di SMA N 4 Purworejo dengan mendapatkan ijin dari kepala sekolah dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Menurut Fadila, Nadjmir dan Rahmantini (2014), dan Deliana (2002), kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu proses BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur 1.1. Defenisi Tidur Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DAN PENANGANAN INSOMNIA KRONIK

DIAGNOSIS DAN PENANGANAN INSOMNIA KRONIK DIAGNOSIS DAN PENANGANAN INSOMNIA KRONIK G.A Dian Puspitha Candra Bagian/ SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Insomnia merupakan kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tidur a. Pengertian tidur Tidur merupakan keadaan dimana tubuh dalam keadaan tidak sadar dan tidak bereaksi terhadap lingkungan. Ketika sedang tidur, seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hemodialisa merupakan salah satu metode pengobatan gagal ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hemodialisa merupakan salah satu metode pengobatan gagal ginjal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemodialisa merupakan salah satu metode pengobatan gagal ginjal tahap akhir yang dianggap dapat menyelamatkan jiwa pasien (Alikari et al., 2015). Data penyakit Gagal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sleep Disorders 1. Definisi Sleep disorders adalah gangguan tidur yakni gangguan klinis dari pola tidur pada seseorang. Beberapa gangguan tidur dapat berdampak serius terhadap

Lebih terperinci

DEPRESI DAN GANGGUAN TIDUR

DEPRESI DAN GANGGUAN TIDUR DEPRESI DAN GANGGUAN TIDUR Wyn. Eko Radityo Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Depresi merupakan gangguan mood berupa kesedihan yang intens, berlangsung dalam waktu lama, dan mengganggu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).

Lebih terperinci

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI Overview of Sleep Quality and Sleep Disorders In Elderly at Social Home Tresna Werdha Budi Luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa perubahan yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu didukung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN

Lebih terperinci

Klasifikasi dan Penatalaksanaan Gangguan Tidur. Bagaimanakan klasifikasi dan penatalaksanaan gangguan tidur?

Klasifikasi dan Penatalaksanaan Gangguan Tidur. Bagaimanakan klasifikasi dan penatalaksanaan gangguan tidur? Klasifikasi dan Penatalaksanaan Gangguan Tidur Kasus Seorang wanita berusia 26 tahun merasa sulit tidur dan pusing kurang lebih satu minggu ini. Pasien merasa sulit untuk memulai tidur, terkadang sampai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hall (1997), p.488 (dalam Karota-Bukit, 2005). Selama tidur, tubuh akan beristirahat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hall (1997), p.488 (dalam Karota-Bukit, 2005). Selama tidur, tubuh akan beristirahat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, dimana seseorang dapat dibangunkan oleh rangsang sensori atau stimulus lain dari lingkungan Guyton and Hall (1997),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berhubungan dengan cita-cita, pengharapan, dan pandangan-pandangannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berhubungan dengan cita-cita, pengharapan, dan pandangan-pandangannya, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas hidup anak Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu tentang posisinya dalam kehidupan, dalam hubungannya dengan sistem budaya dan nilai setempat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat Perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur 2.1.1. Definisi Tidur Terdapat berbagai definisi tidur. Menurut beberapa pakar, menurut Potter & Perry (2005), tidur adalah perubahan keadaan kesadaran yang terjadi secara

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. mengakibatkan perubahan yang kumulatif, dimana terjadi proses penurunan

KAJIAN PUSTAKA. mengakibatkan perubahan yang kumulatif, dimana terjadi proses penurunan BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Lansia Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, dimana terjadi proses penurunan daya tahan tubuh dalam

Lebih terperinci

NREM tahap I NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap IV

NREM tahap I NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap IV Tahapan Tidur Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid Eye Movement(REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur diawali dengan fase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas menstabilkan kondisi tubuh dan sangat penting dalam modulasi hormon, aktivitas kardiovaskular dan regulasi glukosa. 1,2 Jumlah jam maupun

Lebih terperinci

Perkembangan Normal Tidur pada Anak dan Kelainannya

Perkembangan Normal Tidur pada Anak dan Kelainannya Sari Tinjauan Pediatri, Vol. Pustaka 2, No. 3, Desember 2000 Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 139-145 Perkembangan Normal Tidur pada Anak dan Kelainannya Dwi Putro Widodo, Taslim S Soetomenggolo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri

Lebih terperinci