BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diharapkan mampu untuk mewujudkan suatu tujuan pendidikan nasional serta mampu mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan dan program-program yang dicanangkan oleh sekolah. Kemudian sekolah juga merupakan lingkungan kritis bagi siswa dalam mengembangkan kapasitas untuk keluar dari adversitas, menyesuaikan diri dengan tekanan dan menghadapi masalah, serta mengembangkan berbagai kompetensi sosial dan akademik yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam pengesahan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Kemudian pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sumber: Kemudian didukung oleh penelitian Bloom yang menyatakan bahwa kapasitas intelektual anak telah berkembang mencapai 50% ketika anak berusia empat tahun, 80% setelah anak berusia delapan tahun, dan genap 100% setelah anak berusia 18 tahun (Suryad, 2009:67). Kondisi tersebut yang membuat institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk membentuk suatu kegiatan diluar kurikulum standar sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kemampuan intelektual dan kemampuan sikap serta memberikan pengalaman kognitif kepada peserta didik. Salah satu kegiatan yang peneliti temui dan yang saat ini sudah mulai mampu diterapkan pada anak di tingkat SD, yaitu pengadaan kegiatan keorganisasian. 1

2 Kegiatan yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang ini, secara tersirat diharapkan dapat menunjang program pengajaran dan memaksimalkan perkembangan anak diusia produktif, baik dari segi komunikasi hingga pembentukkan karakter dan pola pikir. Diakses dari Kompas.com pada 7 September 2016, pakar pendidikan Arief Rachman mengatakan, dengan berorganisasi anak belajar mengenai kepemimpinan. Generasi global memiliki kepemimpinan dalam dirinya. Kepemimpinan dalam diri anak dapat membantunya mengendalikan diri, memiliki keberanian, dan mampu berkomunikasi dengan orang lain. Untuk itu Arief menegaskan, anak wajib berorganisasi. Arief juga mengatakan dampak berorganisasi pada anak tidak menonjol saat itu juga, namun akan terpatri dalam dirinya hingga kelak dewasa. Menurutnya, kebiasaan melakukan tugas secara efektif dan efisien terbentuk dalam diri anak saat berorganisasi. Manfaat organisasi bisa didapat oleh anak dengan syarat mereka harus terlibat aktif, berbaur, dan bergaul di organisasi dengan perasaan senang bukan paksaan. Dengan begitu anak bisa mengoptimalkan dirinya dan menuai manfaat atas pilihannya. Untuk itu organisasi pada anak secara sederhana berperan sebagai wadah untuk melakukan kegiatan bersama, saling bertukar ilmu, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat guna mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Organisasi pada anak juga dapat berperan sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang tergabung di dalamnya untuk dapat saling bekerjasama, baik secara formal maupun informal yang berujung pada pembentukan makna dalam keanggotaan. Seperti yang dikatakan oleh Pace (2015), bahwa pendekatan subjektif dalam organisasi memandang bahwa organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan orangorang yang terlibat di dalamnya untuk melakukan sejumlah tindakan, interaksi, dan transaksi. Organisasi bergerak secara dinamis dan tidak dapat dipisahkan dari makna yang ditunjukkan pada perilaku orang yang membentuk organisasi tersebut. Kemudian Putnam (1983: 39) mengatakan bahwa komunikasi dalam ruang lingkup organisasi merupakan proses dari penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan kegiatan anggota organisasi. Selain itu mencakup bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan apa maknanya. 2

3 Di Indonesia sendiri, peneliti menemukan ada empat pengadaan organisasi yang sudah mulai diterapkan oleh institusi pendidikan pada tingkat SD, sebagai berikut: Tabel 1.1 Organisasi pada Tingkat Sekolah Dasar No. Nama Organisasi Lokasi 1. OSSDIA (Organisasi Siswa SD Islam Al Jakarta Ikhlas) 2. BEST (Badan Eksekutif Siswa Teladan) SD Bandung Islam Al Amanah 3. Dewan Anak SDN Tlogomas II Kota Malang 4. Dewan Anak SD Plus Al Kautsar Kota Malang Sumber: Hasil Olahan Peneliti Tahun 2016 Namun pada penelitian kali ini, peneliti memilih BEST (Badan Eksekutif Siswa Teladan) di SD Islam Al Amanah Bandung sebagai subjek dari penelitian. Pemilihan organisasi BEST ini, didasari oleh adanya legalitas dari organisasi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah SD Islam Al Amanah Nomor: 54/S.KEP/SDI-AL/VIII/2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa BEST telah legal dan resmi dijalankan di sekolah. Kemudian BEST sendiri telah berhasil membuktikan ketercapaian visi dan misinya di tahun ini dan membawa SD Islam Al Amanah menuju sekolah Adiwiyata pada tingkat kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pencapaian optimal dalam organisasi, walaupun pelaku dari organisasi ini sendiri masih duduk di bangku SD. BEST merupakan program keorganisasian terstrukur, yang sudah berdiri sejak tahun 2009, didirikan oleh SD Islam Al Amanah yang bertempat di Jl. Raya Cinunuk no. 186 Cileunyi, Bandung. Anggotanya terdiri dari 50 orang dengan batas usia sembilan sampai sebelas tahun atau saat siswa duduk dibangku kelas empat sampai lima SD. Adapun fungsi pengadaan program ini yaitu untuk membantu melaksanakan dan mensukseskan program sekolah yang bersifat harian, mingguan, hingga tahunan. Selain itu BEST juga berfungsi untuk menampung ide kreatif peserta didik. Kegiatan BEST itu sendiri meliputi pelaksanaan projek-projek yang disesuaikan dengan masing-masing kementrian yang ada di dalamnya. Namun beberapa program 3

4 harian yang dilakukan oleh BEST diantaranya melakukan pengontrolan pembawaan misting agar mengurangi penggunaan kantong plastik, mengontrol keamanan sekolah, melakukan kontrol terhadap kebersihan dan kerapihan kelas, termasuk tanaman kesayangan, melaksanakan rapat rutin, serta menjalankan beberapa instruksi yang diberikan oleh pembina. BEST juga memiliki struktur organisasi yang terdiri dari pembina organisasi, presiden, wakil presiden dilengkapi dengan delapan kementrian, diantaranya Kementrian Keuangan, Kementrian Sekretaris, Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan, Kementrian Seni dan Olahraga, Kementrian Keamanan, Kementrian Lingkungan, dan Kementrian Kesehatan. Tentunya tujuan kami membentuk BEST ini agar siswa mendapatkan pengalaman, memiliki karakter kepemimpinan, membentuk pola pikir, pengelolaan teman, dan pengelolaan masalah yang sudah dipupuk sejak kecil. Dan yang terpenting bahwa siswa itu harus mendapatkan makna dan hikmah dari mengikuti kegiatan BEST ini. (Wawancara bersama kepala sekolah: Didin Salahudin, S.Ag) Sebagai bentuk organisasi formal yang diselenggarkan ditingkat SD, BEST juga terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara satu dengan yang lainnya. Masalah komunikasi selalu muncul dalam proses organisasi. Untuk itu komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks dan dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai terciptanya interaksi dengan sesama anggota organisasi. Komunikasi organisasi dalam ruang lingkup BEST juga memiliki fungsi dan peran sentral sebagai penghubung serta penyampai informasi antar setiap anggota sehingga sebuah organisasi dapat berjalan optimal. Setiap anggota dilibatkan dalam pencapaian tujuan organisasi, sehingga ide-ide dari anggota merupakan masukan yang berguna bagi kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam ruang lingkup BEST merupakan unsur pokok yang lebih dari sekedar alat, namun mampu dijadikan sebagai cara berpikir dan pembentukkan perilaku. Dalam menjalankan fungsinya sebagai anggota dari BEST, tentu setiap individu yang masih duduk dibangku kelas empat sampai lima SD dengan batas usia sembilan sampai sebelas tahun sudah dibiasakan dengan suasana produktif dalam lingkungan organisasinya. Selain itu anggota BEST juga kerap dihadapkan dengan situasi komunikasi yang formal ketika menjalankan kegiatan keorganisasian. Kegiatan tersebut meliputi menjalankan rapat, mendapatkan instruksi tugas, menyampaikan 4

5 arus informasi formal, termasuk membentuk pola interaksi organisasi dalam proses komunikasi. Dalam menjalankan peran sentral, anggota BEST kerap dihadapkan dengan situasi dimana mereka mengalami perbedaan dalam penerimaan pesan pada arus informasi formal. Perbedaan lain juga terdapat pada kemampuan dalam menangani tugas, perbedaan dalam kesiapan menjalankan kegiatan formal, dan perbedaan dalam memproses instruksi yang diberikan. Kondisi tersebut membuat anggota BEST kerap bergantung satu sama lain serta melakukan kegiatan bersama untuk memproses dan menjalankan tugas organisasi yang diberikan kepadanya. Hal tersebut juga menunjukkan adanya kecenderungan anak SD yang masih saling membutuhkan bantuan untuk memfokuskan perhatian dan memahami informasi dari teman sebayanya. Berdasarkan hasil dari pengamatan awal yang peneliti lakukan terhadap BEST, peneliti melihat bahwa anak-anak perlu diarahkan secara intensif dan khusus dalam menjalankan organisasi, jika kurangnya pegarahan dari pembina, maka anak-anak yang berperan sebagai anggota organisasi tidak dapat menjalankan fungsi keorganisasiannya secara optimal. Berdasarkan pengamatan diatas kemudian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tersebut, karena umumnya kegiatan organisasi yang bersifat formal baru dapat diikuti ketika siswa duduk dibangku sekolah menengah pertama. Sementara pada kasus ini peneliti menemukan fenomena bahwa SD Islam Al Amanah telah menerapkan adanya organisasi formal sejak dini, termasuk pengadaan projek-projek yang harus dilaksanakan oleh anggota sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab kementrian masing-masing. Peneliti melihat bahwa anggota organisasi yang merupakan siswa di SD Islam Al Amanah memiliki potensi fisik dan psikis yang khas dan merupakan insan yang unik, dikarenakan telah mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan diri hingga mencapai taraf optimal melalui kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Untuk itu pada penelitian ini, peneliti akan mengungkap secara sistematis tentang bagaimana aktivitas organisasi yang dijalankan oleh pelaku organisasi yang masih duduk dibangku kelas empat dan lima SD. Kemudian peneliti juga akan menggali dan 5

6 menguraikannya kedalam proses, pesan komunikasi organisasi, serta keadaan saling tergantung selama anggota menjalankan aktivitas organisasi. Penelitian ini menarik judul Komunikasi Organisasi Pada Badan Eksekutif Siswa Teladan (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Al Amanah Bandung). Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penggunaan pendekatan studi kasus dimaksudkan agar peneliti dapat menguraikan, menjelaskan, dan mengkaji peristiwa kontemporer secara sistematis dan komprehensif. Selain itu, pendekatan studi kasus dipilih karena sesuai dengan pertanyaan penelitian dan dapat berhubungan dengan berbagai sumber bukti. Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini, maka peneliti akan mendapatkan hasil yang menjelaskan tentang bagaimana komunikasi organisasi dapat terjadi dalam pengadaan kegiatan organisasi formal di tingkat SD. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka muncul beberapa aspek pada fokus penelitian ini. Adapun aspek-aspek dalam fokus penelitiaan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses komunikasi organisasi pada Badan Eksekutif Siswa Teladan (BEST)? 2. Bagaimana pesan komunikasi organisasi pada Badan Eksekutif Siswa Teladan (BEST)? 3. Bagaimana keadaan saling tergantung pada komunikasi organisasi di Badan Eksekutif Siswa Teladan (BEST)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun merujuk pada beberapa aspek dari fokus penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Penulis berupaya menggali proses komunikasi organisasi yang terjadi pada Badan Eksekutif Siswa Teladan (BEST). 2. Penulis berupaya untuk memahami pesan komunikasi organisasi pada Badan Eksekutif Siswa Teladan (BEST). 6

7 3. Penulis berupaya mengkaji keadaan saling tergantung dalam pelaksanaan organisasi bagi siswa SD dan faktor pendukung terjadinya keadaan saling tergantung pada aktivitas organisasi Badan Eksekutif Siswa Teladan (BEST). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan gagasan demi mengembangkan Ilmu Komunikasi serta dapat menambah literatur ilmiah yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi di bidang komunikasi organisasi pada siswa Sekolah Dasar Manfaat Praktisi 1. Bagi peneliti Memberikan pengetahuan dan pemahaman secara lebih jauh mengenai proses, pesan, dan keadaan saling tergantung yang terjadi dalam pelaksanakan program kegiatan organisasi pada siswa di jenjang Sekolah Dasar. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan, referensi, atau tambahan bagi akademisi Telkom University pada umumnya dan program studi Ilmu Komunikasi secara khusus dalam penyusunan penelitian selanjutnya dengan kajian yang sama. 3. Bagi Masyarakat Dapat menjadi wawasan bagi masyarakat mengenai manfaat pengadaan program organisasi pada ruang lingkup siswa Sekolah Dasar, serta diharapkan mampu menambah pemahaman masyarakat mengenai komunikasi organisasi yang terjadi di dalamnya sehingga masyarakat dapat mengembangkan kajian tersebut. 7

8 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SD Islam Al Amanah yang bertempat di Jl. Raya Cinunuk no. 186 Cileunyi, Bandung. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan yaitu data yang diperlukan oleh peneliti untuk menjawab masalah ini dapat diperoleh di SD tersebut, dikarenakan SD Islam Al Amanah merupakan sekolah yang menyelenggarakan program kegiatan organisasi formal pada jenjang sekolah dasar. Untuk wawancara dan observasi informan, penelti memilih tempat di kesekertariatan BEST, dikarenakan segala bentuk aktivitas komunikasi informan dilakukan di tempat tersebut Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2016 sampai dengan Januari Tabel 1.2 Waktu Penelitian N Tahapan o. 1. Persiapan penyusunan proposal skripsi BAB I sampai BAB III 2. Pengumpulan data dari observasi awal dan pengumpulan dokumentasi Bulan Agustus 2016 September 2016 Oktober 2016 November 2016 Desember 2016 Januari

9 kegiatan organisasi BEST 3. Pengumpulan data dari wawancara mendalam 4. Analisis data berdasarkan indikator yang telah ditentukan 5. Penyelesaian data meliputi kesimpulan dan saran Sumber: Hasil Olahan Peneliti Tahun Sistematika Penulisan Penelitian ini akan ditulis dalam lima bab dan sistematika ditulis sesuai dengan pedoman sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, fokus penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka, berisi tentang uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang mendukung pemecahan permasalahan. Bab III Metodologi, berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, situasi sosial unit anilisis dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan, berisi tentang hasil dari penelitian yang dilakukan, penjelasan dan penguatan terhadap temuan, dengan cara mengutip pendapat- 9

10 pendapat dari informan yang dianggap kredibel. Hasil tersebut dibahas dengan metode serta teori yang telah ditentukan. Bab V Kesimpulan dan Saran, menyimpulkan secara keseluruhan apa yang telah dibahas dari bab-bab sebelumnya dan mengutarakan saran yang dibutuhkan agar penelitian ini dapat bermanfaat. 10