AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI SEPAK BOLA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI SEPAK BOLA"

Transkripsi

1 DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DIAJUKAN OLEH NIM: FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015

2 AKTJNTANSI ST]MBER DAYA MAIruSIA PADA INDUSTRI SEPAK BOLA DIAJT'KAI\I OLEH MOCII. FAHRIZAL ANAI\I IttIM: ,: a,l TELAH DISETUJUI DANI DITERIMA DENGAI\I BAIK OLEH: :- DOSEN PEMBIMBING, : (k nr. ARnrANTo. se. M.sL. Arc. ca. TANGGAL.. le47z"r KETUA PROGRAM STUDI ]+ 2z/ 2// '/ z -2nl\ Drs. AGUS WII)ODO M. M..Si.. Alc. CMA. TAI\IGGAL..

3 PER}IYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Saya, (Moch. Fahrizal Anani, I 70), menyatakan bahwa: 1. saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang lain. ini belum pernah diajukan untuk men&patkan gelar akademik baik di Universitas Airlanggq maupun di perguruan tinggr lainnya. 2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang [ain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan rurma pengarang dan dicantumkan dalam daftax kepustakaan. 3. Pemyataan ini saya buat sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka sirya bdsedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai denganirorma dan peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga. NIM: = 111

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena hanya dengan berkah, rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepak Bola. ini disusun dalam upaya memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu akuntansi. Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta kerja sama banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., Msc., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. 2. Dr. Ardianto, SE, M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, nasihat, petunjuk serta arahan baik sejak awal penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. 3. Drs. Agus Widodo Mardijuwono, M.,Si., Ak., CMA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. iv

5 4. Novrys Suhardianto, S.E., Ak., selaku Dosen Wali yang mendukung penulis selama menjalankan studi di Universitas Airlangga. 5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. 6. Kedua orang tua penulis, Ayah Sandiko, M.Pd., dan Ibu Riyani atas segala kasih sayang, perhatian, pengertian, bantuan, semangat, dukungan dan doa yang tiada henti selama ini. 7. Adik penulis, Akhmad Haydar Alfarizqi, juga seluruh saudara penulis, atas doa dan dukungan serta hiburan yang telah diberikan. 8. Sahabat dekat, teman curhat dan teman hidup, Dewi Agustina, atas doa, bantuan pikiran dan tenaga serta dukungan moril kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat penulis sejak di SMPN 26 Surabaya: Adit, Edgar, Nurdin, Nashirin, Harun, Hantono, Volita, Dindut, Adinda; sahabat-sahabat penulis sejak di SMAN 6 Surabaya: Boim, Bombom, Cecep, Aji, Pras, Topan, Augas, Ali; sahabat-sahabat penulis di Universitas Airlangga: warga Aks1 2010, arek kontrakan, arek begundal. Nomor siji rek!; sahabat-sahabat UKM Bola Voli UNAIR; terima kasih atas tawa, dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis. v

6 10. Kerabat dan teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak disengaja. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dari pembaca, sehingga penulisan karya ilmiah ini menjadi bermanfaat bagi kita semua. Surabaya, 24 Januari 2015 Moch. Fahrizal Anani vi

7 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh klub sepak bola yang berkompetisi di Liga Inggris. Pemain sepak bola merupakan aset penting bagi klub dalam mencapai tujuannya berprestasi baik di tingkat regional maupun dunia. Maka dari itu, pemain sepak bola harus diukur dan dilaporkan dalam laporan keuangan klub agar laporan keuangan klub menjadi kredibel serta akuntabel. Sampel yang dipilih merupakan empat klub yang berkompetisi di Liga Inggris yaitu Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United. Dengan menggunakan konten analisis melalui jurnal ilmiah yang membahas akuntansi pemain sepak bola dan laporan keuangan yang dilaporkan klub tiap akhir musim, diketahui bahwa keempat klub tersebut melaporkan pemain yang dimilikinya sebagai aset tidak berwujud dalam pos player s registration. Meskipun masih banyak terjadi perdebatan, tetapi karakteristik dari pemain sepak bola dapat dikategorikan sebagai aset tidak berwujud jika dilihat dari IAS 38 dan FRS 10 yang menjadi acuan pencatatan di Inggris. Hampir seluruh klub besar di daratan Eropa melaporkan pemainnya sebagai aset tidak berwujud daripada membebankan ke pos biaya. Kata Kunci: Akuntansi Sumber Daya Manusia, Pemain Sepak Bola, Aset Tidak Berwujud vii

8 ABSTRACT This study aims to determine the accounting treatment of football players as human resources owned by the football club competing in the Premier League. Football players is an important asset for the club to do well in achieving its objectives in the region and the world. Therefore, football players should be measured and reported in the financial statements of the club so that the club's financial statements to be credible and accountable. The selected sample is four clubs competing in the Premier League is Arsenal, Everton, Manchester United and West Ham United. By using content analysis through scientific journals that discuss football players accounting and financial statements are reported to the club each end of the season, it is known that the club's fourth report of its player as an intangible asset in a post player's registration. Although there are still a lot of debate, but the characteristics of football players can be categorized as intangible assets when viewed from IAS 38 and FRS 10 is the reference recording in the UK. Almost all the big clubs in mainland Europe to report players as intangible assets rather than charge to the cost center. Keywords: Human Resources Accounting, Football Player, Intangible Assets viii

9 DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Pernyataan Orisinalitas... Kata Pengantar... Abstrak... Abstract... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii iv vii viii ix xii xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika... 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Akuntansi Sumber Daya Manusia Sejarah Akuntansi Sumber Daya Manusia Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia Metode Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia Human Capital Penyajian Laporan Keuangan ix

10 2.5. Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola Pengakuan Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva Tak Berwujud Pengukuran Kapitalisasi Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva Amortisasi dan Revaluasi Pemain Sepak Bola Penghentian (Retirement) dan Pelepasan Pemain Sepak Bola Pengungkapan Pemain Sepak Bola Penelitian Sebelumnya Kerangka Konseptual BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis dan Sumber Data Profil Subjek Penelitian Arsenal Everton Manchester United West Ham United Prosedur Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian Konsep dan Pengukuran Human Capital dalam Akuntansi Sumber Daya Manusia x

11 Pemain Sepak Bola sebagai Human Capital dalam Industri Sepak Bola Karakteristik Pemain Sepak Bola sebagai Aset Hasil Penelitian Kebijakan Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola Pengakuan Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva Pengukuran dan Penilaian Pemain Sepak Bola Pelepasan Pemain Sepak Bola Pengungkapan Pemain Sepak Bola Industri Sepak Bola di Indonesia BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Saran Daftar Pustaka Lampiran xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Data yang Diteliti Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Bagian Sumber Daya Manusia Gambar 2.2 Kerangka Konseptual xiii

14 BAB 1 PENDAHULUAN Setiap penelitian memiliki titik pemicu tersendiri sehingga satu objek penelitian menjadi menarik untuk diteliti. Bab ini memberikan informasi mengenai mengapa penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola sebagai human capital dalam laporan keuangan klub sepak bola. Kemudian, peneliti menampilkan rumusan masalah, dimana fokus penelitian merujuk pada perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Pada bagian brikutnya tujuan dan manfaat penelitian diberikan sebelum sistematika penulisan laporan penelitian di akhir bab ini Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian tujuan suatu entitas bisnis. Manusia menjadi sumber daya yang sangat penting bagi terlaksananya kegiatan usaha entitas. Kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu indikator penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan suatu entitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki semangat profesionalisme merupakan nilai tambah dan salah satu kunci sukses dalam pencapaian tujuan entitas. Seiring dengan perkembangan dalam bidang manajemen sumber daya manusia (SDM), para pakar berpendapat bahwa sebaiknya SDM dalam suatu entitas tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi yang dapat dieksploitasi 1

15 2 sebagaimana mesin atau faktor produksi lainnya. Hal ini karena SDM mempunyai karakteristik yang berbeda dengan faktor produksi lain. Karakteristik yang menjadikan SDM berbeda adalah karena secara kodrati Sumber Daya Manusia memiliki daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh seorang manusia (Warno, 2011). Sumber daya manusia memiliki kontribusi yang besar terhadap pihak manajemen suatu entitas, yakni mengembangkan, mengalokasikan, menghemat, memanfaatkan, dan mengevaluasi tujuan entitas. Besarnya peranan manusia pada perkembangan bisnis dan perekonomian secara keseluruhan mendorong sejumlah besar riset dirancang untuk mengembangkan konsep dan metode akuntansi guna mengakui dan mencatat manusia sebagai aset bagi entitas. Perkembangan akuntansi sumber daya manusia tidak lepas dari dukungan para ilmuwan untuk mengkapitalisasikan investasi sumber daya manusia dan mengelompokkannya pada akun aset. Banyak pihak yang masih meragukan konsep akuntansi sumber daya manusia dan bahkan menentang dikelompokkannya sumber daya manusia sebagai aset. Hal ini terlihat dari praktik pelaporan keuangan selama ini yang sering kali mengabaikan informasi penting yaitu informasi tentang sumber daya manusia sebagai suatu aset (human assets) dan perlakuan akuntansi konvensional terhadap pengeluaran untuk sumber daya manusia selalu dianggap sebagai beban. Pengukuran dan pencatatan aset fisik dan non fisik dalam laporan keuangan berbeda. Pelaporan untuk aset non fisik sering kali belum memadai dalam laporan keuangan perusahaan. Pada pencatatan investasi aset fisik terdapat metode penyusutan dan kapitalisasi, maka tidak demikian halnya dengan investasi

16 3 non fisik. Pengeluaran atas investasi non fisik akan dicatat sebagai biaya bukan dilaporkan sebagai aset atau sumber daya perusahaan yang nantinya akan mendatangkan keuntungan ekonomis di masa depan. Hal ini disebabkan belum semua investasi non fisik tersebut dapat memenuhi kriteria sebagai aset dan masih diperdebatkan relevansi dan keandalannya. Beberapa industri yang ada tidak bisa dilepaskan dari aset non fisik seperti Sumber Daya Manusia karena aset tersebut memiliki peranan yang signifikan terhadap perusahaan. Salah satu industri yang menjadikan aset non fisik sebagai aset yang paling penting adalah industri olahraga khususnya industri sepak bola. Data statistik FIFA (Fédération Internationale de Football Association) mencatat bahwa turnamen Piala Dunia sepak bola yang diselenggarakan pada tahun 2002 menjadi permainan olahraga yang paling banyak menarik perhatian masyarakat dunia. Penonton pertandingan tersebut hampir 49,2 miliar orang diseluruh dunia dan disiarkan di 213 negara di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa sepak bola memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan sosial, agama, hiburan, teknologi informasi dan ekonomi. Antusias masyarakat dunia terhadap permainan ini menjadikan sepak bola yang awalnya hanya merupakan permainan olahraga, sekarang telah berkembang dan membuka kesempatan bisnis yang dapat memberikan keuntungan financial. Bisnis klub sepak bola yang saat ini sedang berkembang menuntut pengelolaan yang baik oleh manajemen klub. Aturan yang tepat dan jelas harus dibuat agar tujuan klub dan kepentingan investor dapat terpenuhi. Pedoman akuntansi yang jelas dalam pembuatan laporan keuangan klub menjadi salah satu

17 4 hal yang sangat penting. Laporan keuangan yang telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dapat memudahkan pengguna internal maupun eksternal klub untuk membuat kebijakan financial dan mengawasi keberlangsungan klub tersebut. Industri sepak bola menjadikan pemain sepak bola sebagai aset penting yang dimiliki oleh klubnya. Pemain menjadi salah satu sumber daya yang sangat besar manfaatnya terhadap suatu klub sepak bola. Real Madrid yang berasal dari Spanyol merupakan salah satu klub yang dikenal paling royal dalam bursa transfer pemain. Klub tersebut rela mengeluarkan uang dalam jumlah yang fantastis demi membentuk sebuah tim yang berisikan deretan pemain bintang. Tujuannya agar Real Madrid dapat berprestasi baik di liga lokal dan daratan Eropa serta tingkat dunia. Karena banyaknya pemain bintang yang ada Real Madrid sampai dijuluki Los Galacticos yang artinya tim bertabur bintang. Data yang diperoleh dari situs rekor pemain termahal dunia saat ini dipegang oleh Gareth Bale pemain sepak bola asal Wales yang bermain untuk Real Madrid. Dia dibeli dari klub Inggris Tottenham Hotspur dengan harga 84,5 juta poundsterling. Klub-klub di Liga Inggris pun tidak kalah royal dalam hal transfer pemain. Analisis yang diterbitkan oleh Deloitte pada September 2013, klub-klub yang berkompetisi di Liga Primer Inggris telah mengeluarkan 630 juta poundsterling pada bursa transfer musim panas 2013 dan menjadi sebuah peningkatan yang signifikan dari bursa transfer tahun sebelumnya yang mengeluarkan dana sebesar 490 juta poundsterling serta melampaui rekor pada tahun 2008 yang menembus angka 500 juta pounds. Sebagian besar pengeluaran terjadi saat detik-detik akhir

18 5 penutupan bursa transfer sebesar 140 juta poundsterling yang diakibatkan oleh kepanikan klub-klub tersebut. Besarnya dana transfer yang dikeluarkan oleh klub-klub sepak bola ini menunjukkan bahwa pemain merupakan aset penting yang dimiliki untuk membangun sebuah klub yang solid dan hebat. Dana akan dikeluarkan secara besar apabila klub melihat pemain yang dianggap berkualitas dan mampu memberikan dampak yang signifikan bagi klub di masa yang akan datang. Tidak hanya membeli dan meminjam pemain di bursa transfer saja, klub juga melatih para pemain muda yang ada di akademinya agar menjadi pesepakbola handal yang nantinya akan mengantar klub menuju kesuksesan. Negara-negara maju di Eropa dan Amerika telah mengembangkan pencatatan akuntansi terhadap transfer pemain dalam klub sepak bola seperti halnya penjualan, pembelian, dan pemberian kontrak seperti gaji atau bonus dan sebagainya. Sedangkan di Indonesia sendiri belum terdapat sistem akuntansi yang memadai dalam transfer pemain sepak bola di Liga Super Indonesia. Maka dari itu penulis ingin memberikan referensi sistem akuntansi terhadap transfer pemain klub sepak bola dengan mengacu pada salah satu liga terbesar di eropa yaitu Liga primer Inggris. Laporan keuangan sebuah klub sepak bola dirilis setiap bulan maupun setiap tahun, laporan tahunan klub biasanya dirilis setelah musim liga telah berakhir sekitar bulan Juni. Pengakuan akuntansi dalam laporan keuangan beberapa klub yang menyebutkan bahwa pemain sebagai aset tak berwujud sudah sejak lama menjadi bahan perdebatan di kalangan akademisi maupun peneliti, terutama terkait

19 6 manfaat masa depan yang diterima atas transaksi akuisisi kontrak pemain sepak bola. Tetapi jika tidak mengakui pemain sebagai aset klub dan membebankan biaya transfer pemain ke dalam income statement, maka nilai aset dari klub tersebut akan menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Selain itu industri sepak bola memiliki karakteristik yang unik sehingga memungkinkan mengakui pemain sebagai asetnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, fenomena dan masih sedikitnya penelitian tentang human capital pada industri sepak bola, peneliti membuat suatu penelitian dengan judul Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepakbola Rumusan Masalah Mengacu pada laporan keuangan tahun sesuai dengan uraian permasalahan di atas, maka perumusan masalah-masalah pokok yang akan dibahas lebih lanjut secara terperinci dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana metode pengukuran yang digunakan oleh klub sepak bola Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC untuk melaporkan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub periode ? 2. Bagaimana pelaporan untuk pemain sepak bola pada klub Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC dalam laporan keuangan klub periode ?

20 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan kajian mengenai bagaimana metode pengukuran yang dilakukan oleh Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC untuk melaporkan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub periode Memberikan kajian mengenai bagaimana pelaporan pemain sepak bola oleh Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC dalam laporan keuangan klub periode Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Manfaat tersebut diantaranya adalah: 1. Manfaat teori, penelitian ini diharapkan bisa memberikan suatu pengetahuan baru dalam penjelasan dan perbaikan teori yang telah ada tentang pelaporan dan pengukuran human capital dalam laporan keuangan klub sepakbola. 2. Manfaat praktis, diharapkan hasil yang didapat dalam penelitian ini bisa digunakan dalam praktik nyata atau paling tidak untuk memperbaiki pelaporan dan pengukuran human capital yang sudah dijalankan selama ini kepada pihak klub sepakbola. 3. Manfaat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi dewan penyusun standar untuk menilai pelaporan dan

21 8 pengukuran human capital dalam laporan keuangan klub sepak bola secara menyeluruh Sistematika Penelitian dengan judul Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepak Bola ini disusun berdasarkan sistematika penulisan yang ditentukan dalam buku pedoman penulisan skripsi Universitas Airlangga Surabaya. Bab 1: PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini memberikan informasi mengenai mengapa penulis tertarik untuk meneliti mengenai perlakuan akuntansi bagi pemain sepak bola sebagai human capital dalam laporan keuangan klub sepak bola. Peneliti menampilkan rumusan masalah, dimana fokus penelitian merujuk pada pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC. Pada bagian berikutnya tujuan dari penelitian yaitu untuk mendapat jawaban atas rumusan masalah yang ditimbulkan, dan manfaat penelitian adalah untuk menambah referensi pada penelitian di bidang akuntansi sumber daya manusia, khususnya terkait perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Bagian akhir dari bab ini mengulas singkat tentang sistematika penulisan laporan penelitian. Bab 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menampilkan teori-teori dasar yang diperoleh peneliti melalui literatur atau sumber lain di sekitar objek penelitian saat ini.

22 9 Literatur penelitian yang keseluruhan merupakan penelitian terdahulu akan dipaparkan untuk mendukung analisis penelitian. Kerangka pemikiran pada penelitian ditampilkan pada sub-bab akhir bab ini. Adapun dukungan teori yang dipaparkan terkait penelitian ini meliputi : Akuntansi Sumber Daya Manusia, Human Capital, dan Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola. Bab 3: METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi cara dilakukannya penelitian. Penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui metode penelitian kepustakaan (library research), dan teknik analisa menggunakan metode analisis isi (content analysis). Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam skripsi ini yaitu jurnal-jurnal ilmiah, artikel, handbook dan laporan keuangan klub yang diambil dari website klub sepak bola tersebut. Sedang objek dalam penelitian ini yaitu informasi mengenai konsep pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola sebagai human capital pada laporan keuangan klub. Bab 4: HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang bahasan analisis data dan hasil penelitian mengenai Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepak Bola. Analisis ditampilkan melalui adanya sub-sub bahasan yang dideteksi dalam penelitian ini. Langkah analisis dilakukan dengan tinjauan mengenai: Konsep dan pengukuran

23 10 human capital; Pemain sepak bola sebagai human capital dalam industri sepak bola; dan Karakteristik pemain sepak bola sebagai aset. Pokok bahasan yang menjadi sorotan utama terkait rumusan masalah ditampilkan melalui pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC. Bab 5: KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan kesimpulan hasil pada penelitian ini yaitu Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC, dan West Ham United FC melakukan hal yang sama dalam hal pelaporan dan pengukuran pemain sepak bola yang dimilikinya. Keempat klub tersebut mengukur nilai pemain sepak bola menggunakan historical value sebesar nilai akuisisi pemain tersebut kemudian melaporkannya sebagai player s registration dalam pos aset tidak berwujud.

24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menampilkan teori-teori dasar yang diperoleh peneliti melalui literatur atau sumber lain di sekitar objek penelitian saat ini. Literatur penelitian yang keseluruhan merupakan penelitian terdahulu akan dipaparkan untuk mendukung analisis penelitian. Kerangka pemikiran pada penelitian ini juga akan ditampilkan pada sub-bab akhir Landasan Teori Landasan teori adalah alur logika yang masuk akal tentang konsep, definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis. Penelitian ini menggunakan beberapa teori untuk menyampaikan konsep akuntansi sumber daya manusia, konsep human capital, metode pengukuran human capital, dan perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Kemudian, teori-teori tersebut dapat membantu menjelaskan bagaimana pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub Akuntansi Sumber Daya Manusia Sejarah Akuntansi Sumber Daya Manusia Studi awal yang dilakukan oleh Hermanson, Brummet, Flamholtz, dan Pyle, terdapat beberapa riset teoritis dan empiris untuk mengembangkan konsep, 11

25 12 model, dan metode akuntansi bagi manusia sebagai aktiva organisasional. Bidang tersebut telah dikenal sebagai Akuntansi Sumber Daya Manusia (Warno,2011). Berdasarkan sejarah perkembangan akuntansi sumber daya manusia, Flamholtz membagi perkembangan sejarah di bidang ini ke dalam lima tahap (Arfan, 2008). Tahapan tersebut dimulai sejak tahun 1960-an sampai tahun 1980-an. Adapun tahapan-tahapan tersebut meliputi : 1. Tahap pertama ( ) Tahap ini dimulai dengan adanya minat terhadap akuntansi sumber daya manusia dan asal mula mengenai konsep-konsep dasar akuntansi sumber daya manusia dan kerangka teori yang berhubungan. 2. Tahap kedua ( ) Tahap ini merupakan tahap periode riset akademik untuk mengembangkan dan menilai validitas dari model-model pengukuran biaya sumber daya manusia (biaya historis atau biaya pengganti) dan nilai (moneter atau non moneter). 3. Tahap ketiga ( ) Tahap ini mencakup banyak riset akademik di seluruh dunia Barat, Australia dan Jepang, dalam masa ini terjadi peningkatan usaha untuk menerapkan akuntansi sumber daya manusia dalam usaha organisasi. 4. Tahap keempat ( ) Tahap ini merupakan periode menurunnya minat para akademik dalam dunia perusahaan.

26 13 5. Tahap kelima (1980-sekarang) Tahap ini mencakup awal kebangkitan minat dalam teori dan praktek akuntansi sumber daya manusia. Praktek akuntansi sumber daya masih sangat jarang diterapkan di Indonesia, tetapi perhatian terhadap sumber daya manusia itu sendiri sebenarnya cukup besar (Tunggal,1995). Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kasus pembajakan buku-buku, lagu-lagu, dan lain-lain. Kejadian tersebut menjadikan kaum usahawan sadar bahwa sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola perusahaan secara efisien sehingga perusahaan tidak segan memberikan apresiasi tinggi untuk sumber daya manusia tersebut. Perusahaan juga bisa memperoleh keuntungan setiap tahunnya di mana dana yang dikeluarkan untuk sumber daya manusia bertujuan untuk memberikan manfaat pada masa mendatang yang lebih besar dari dana yang telah dikeluarkan Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia Akuntansi sumber daya manusia (Human Resource Accounting) merupakan konsep sumber daya manusia sebagai aktiva, penentuan biaya yang diinvestasikan dan berhubungan dengan biaya-biaya hasil pakai, estimasi dan menyediakan ketelitian ekonomi tentang nilai sumber daya manusia dalam organisasi (Brummet, 1995: 2). Sedangkan menurut Lako (1995:5), Akuntansi sumber daya manusia adalah sebuah proses pengidentifikasian dan pengukuran data tentang sumber daya manusia dan pengomunikasiannya atas informasiinformasi yang termasuk di dalamnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

27 14 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu proses pengukuran dan pelaporan biaya serta nilai manusia sebagai sumber daya organisasi dan pelaporan hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Dengan demikian pada proses akuntansi sumber daya manusia terdapat unsur pengukuran, pelaporan, data tentang manusia dan organisasi. Data tentang manusia dalam hal ini berupa biayabiaya untuk seleksi, penerimaan, pelatihan dan pengembangan kemampuan pegawai serta informasi lainnya yang berupa tingkat pendidikan, pengalaman, usia, keadaan kesehatan dan lain sebagainya. Flamhotz (1974) dalam Tunggal (1994), menyebutkan bahwa human resource accounting means accounting for people as an organizational resource (akuntansi sumber daya manusia berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu sumber daya organisasi). Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Komite Akuntansi Sumber Daya Manusia dari American Accounting Association yaitu merupakan suatu proses identifikasi dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia serta pengomunikasian informasi ini ke pihak-pihak yang berkepentingan. Pengertian lainnya menurut Work Institute of America (WIA) pada tahun 1978 dalam Baridwan (2000: 492) yaitu Akuntansi Sumber Daya Manusia merupakan pengembangan perspektif teoritis untuk menjelaskan sifat dan penentu nilai manusia ke dalam organisasi formal; pengembangan metode yang valid dan dapat dipercaya untuk mengukur cost dan nilai manusia pada organisasi; dan merancang sistem operasional untuk mengimplementasi metode pengukuran yang diusulkan.

28 Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia Flamholtz (1974) dalam Tunggal (1995), menyatakan bahwa tujuan dari penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah : 1. Menyediakan kerangka kerja untuk membantu manajer dalam menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien. 2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi user dalam memperoleh, mengembangkan, menempatkan, mengkonversi, menggunakan, mengevaluasi dan menghargai sumber daya manusia. 3. Menyediakan alat ukur biaya (cost) dan nilai (value) dari manusia bagi organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. 4. Memotivasi manajer untuk menghargai segala akibat dari pengambilan keputusan usaha atas sumber daya manusia (human resource). Tunggal (1995) menyebutkan bahwa fungsi akuntansi sumber daya manusia secara keseluruhan yaitu : 1. Akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu cara berfikir mengenai manajemen dari sumber daya manusia suatu organisasi paradigma ini didasarkan pada pemikiran bahwa manusia merupakan sumber daya organisasi yang mempunyai nilai. 2. Akuntansi sumber daya manusia merupakan sistem yang memberi manajemen informasi yang diperlukan untuk mengelola sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Tujuan Perlakuan Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Brummet (1995:12), ditujukan sebagai (1) Informasi Kuantitatif, yakni mampu

29 16 meningkatkan manfaat laporan keuangan karena memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya manusia bagi pemakainya yang bervariasi misalnya manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan; (2) Metode penelitian, untuk memberikan metode penilaian terhadap utilisasi sumber daya manusia dan (3) Teori dan Model, untuk memberikan suatu teori dari variabel-variabel yang relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal, untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan, dan untuk mengembangkan model yang ideal untuk pengelolaan sumber daya manusia Metode Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia Skema bagian dari Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Flamholtz (1974) adalah sebagai berikut: Human Resource Accounting (HRA) Human Resource Cost Accounting (HRCA) Human Resource Value Accounting (HRVA) Personal Cost Human Asset Gambar 2.1 Skema Bagian Sumber Daya Manusia Sumber : Tunggal (1995)

30 17 Metode pengukuran moneter dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran yang terjadi dan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu mengukur besarnya biaya (cost) yang terjadi (Human Resource Cost Accounting) dan besarnya nilai (value) yang terjadi (Human Resource Value Accounting), sementara itu dengan metode non moneter dilakukan untuk mengetahui prestasi kerja karyawan dan evaluasi atas karyawan. Human Resource Cost Accounting (HRCA) merupakan metode pengukuran Human Resource Accounting (HRA) yang mengukur dan melaporkan seluruh biaya yang timbul untuk pencarian, pengembangan dan penggantian tenaga sebagai sumber daya organisasi (Tunggal, 1994). Pada dasarnya pada metode HRCA terdapat dua metode pengukuran yaitu Metode Biaya Historis (Historical Cost of Human Resource) dan Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost of Human Resource). Metode Historical Cost of Human Resource menghitung nilai atas semua biaya sumber daya manusia yang telah dikeluarkan untuk memperoleh (acquisition cost) dan mengembangkan (development cost) sumber daya manusia dari suatu organisasi. Sedangkan metode Replacement Cost of Human Resource mencakup semua biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya manusia yang sekarang dipekerjakannya. Dasar metode pengukuran Human Resource Value Accounting (HRVA) terdiri dari dua metode, yaitu : 1. Metode Moneter tujuannya adalah menyediakan sebuah cara untuk pengukuran dua dimensi utama dari harga perseorangan di sebuah organisasi perusahaan (Expected Conditional Value dan Realizable Value). Metode-metode

31 18 pengukuran yang menggunakan ukuran-ukuran moneter adalah Historical (Original Cost Method), Replacement Cost Method, Current Cost Method, Opportunity Cost Method, Compensation Model, Adjusted Discounted Future Wages Method, dan Goodwill method. 2. Metode pengukuran non moneter pada Human Resource Accounting (HRA) menggunakan variabel-variabel tertentu dalam menyajikan informasi mengenai nilai sumber daya manusia, seperti inventarisasi keterampilan dan kemampuan pekerja, dan pengukuran sikap atau tingkah lakunya, pengukuran ini lebih relevan digunakan untuk pihak intern terutama untuk mengukur prestasi kerja level manajemen dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Beberapa metode menilai sumber daya manusia dengan teknik non moneter adalah mendaftar kemampuan dan keahlian seseorang, pembuatan rating atau ranking atas prestasi seseorang, penilaian terhadap potensi seseorang, pengukuran sikap, subjective expected utility dan model likert-bowers Human Capital Intellectual capital merupakan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan, dan merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki oleh perusahaan. Human capital memiliki arti sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun luar perusahaan (Stewart, 1997 dalam Totanan, 2004).

32 19 Human capital merupakan bagian penting dari entitas karena menjadi sumber inovasi dan pengembangan strategi yang diperoleh dari brainstorming melalui riset laboratorium, impian manajemen, process reengineering, dan perbaikan atau pengembangan keterampilan pekerja. Selain itu, human capital juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah untuk perusahaan yang diperoleh dari pekerja yaitu pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan budaya manajemen (Mayo, 2000 dalam Rachmawati et al. 2004). Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Tambahan nilai yang diperoleh dari human capital dalam proses menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa yang akan datang bagi suatu entitas (Malhotra, 2003 dalam Rachmawati dan Wulani, 2004). Menurut Totanan (2004) jika perusahaan dikelola oleh orang yang berbeda akan menghasilkan kinerja yang berbeda juga. Artinya, suatu aset yang sama tetapi dikelola oleh manusia yang berbeda nantinya memiliki nilai tambah yang berbeda. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa aset berwujud perusahaan bersifat pasif tanpa adanya sumber daya manusia yang dapat mengelola dan menghasilkan nilai bagi suatu perusahaan. Stewart, et al. (1998) dalam Sawarjuwono dan Kadir (2003) mengatakan bahwa human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual, sumber dari

33 20 innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital menggambarkan kemampuan kolektif perusahaan dalam menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orangorang yang ada di dalam perusahaan tersebut, yang akan meningkat jika dalam prosesnya perusahaan mampu memanfaatkan dengan baik pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Fitz-Enz (2000) dalam Setyanto (2004) menjelaskan human capital sebagai kombinasi dari tiga faktor, yaitu: (1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen; (2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi, kreatifitas dan bakat dan (3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim dan orientasi tujuan Penyajian Laporan Keuangan Penyusunan IAS 1 oleh IASB tentang Presentation of Financial Statements bertujuan untuk memenuhi karakteristik yang dapat diperbandingkan. IAS 1 mengatur tentang hal-hal yang dipersyaratkan dalam penyajian laporan keuangan secara menyeluruh, petunjuk untuk struktur dari laporan keuangan serta persyaratan minimum mengenai isi dari laporan keuangan. IAS 1 terakhir kali direvisi pada 6 September 2007 dan mulai berlaku untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari Adopsi lebih awal sebelum tanggal 1 Januari 2009 juga diperbolehkan. IAS 1 yang terakhir direvisi pada tahun 2007 mensyaratkan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :

34 21 1. Statement of financial position pada akhir periode. Pada IAS versi sebelumnya laporan ini menggunakan judul balance sheet, sedangkan pada IAS 1 revisi 2007 menggunakan judul statement of financial position. 2. Statement of comprehensive income untuk satu periode. Komponen dari profit atau loss dapat disajikan sebagai bagian dari statement of comprehensive income, atau disajikan dalam income statement yang terpisah. Jika income statement disajikan, maka laporan tersebut menjadi bagian dari laporan keuangan yang lengkap. 3. Statement of change in equity untuk satu periode. 4. statement of cash flow untuk satu periode. IAS 1 versi sebelumnya menggunakan judul cash flow statement, sedangkan pada IAS 1 revisi menggunakan judul statement of cash flow. 5. Catatan (Notes), yang terdiri dari rangkuman kebijakan akuntansi yang penting dan informasi penjelas lainnya. Perusahaan diperbolehkan untuk menggunakan judul untuk laporan keuangan mereka di luar yang dinyatakan oleh IAS 1 tersebut. Selain itu IAS 1 juga mengatur beberapa hal lain seperti penggunaan asumsi going concern, accrual basis of accounting (kecuali untuk laporan arus kas), pelarangan melakukan offsetting, frekuensi pelaporan, informasi komparatif serta konsistensi dalam pelaporan. Beberapa konsep penyajian yang disebutkan di dalam IAS 1 diantaranya adalah materiality and aggregation yang menyatakan bahwa dalam penyajian laporan keuangan, setiap item yang serupa jika jumlahnya material maka harus disajikan terpisah dalam laporan keuangan. Sementara item yang

35 22 tidak serupa boleh digabungkan hanya jika secara individual tidak material. Konsep yang lain adalah offsetting dimana aktiva dan kewajiban, serta penghasilan dan beban, tidak diperbolehkan untuk di-offset kecuali diminta atau diperbolehkan oleh IFRS. IAS 1 juga mensyaratkan bahwa informasi komparatif harus diungkapkan sehubungan dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, kecuali standar menentukan lain. Jika jumlah informasi komparatif diubah atau diklasifikasi ulang, maka diperlukan pengungkapan atas hal tersebut Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola Devi (2004) menjelaskan target sebuah klub sepak bola adalah bersaing untuk meraih kemenangan dan menjadi juara di berbagai kompetisi dengan cara membentuk sebuah tim yang baik. Segala upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan nama klub agar dapat menarik sponsor, meningkatkan hak siar televisi, menambah penerimaan dari uang hadiah kompetisi, dan menambah jumlah pendukung fanatik. Pembentukan tim yang baik bertujuan untuk membawa prestasi kepada klub sehingga nama klub tersebut akan meningkat. Karena itu pemain sepak bola merupakan hal penting bagi klub untuk membawa mereka ke jalur prestasi. Semakin berkualitas pemain dan semakin solid tim yang dimiliki klub tersebut maka peluang juara akan semakin besar. Pemain yang berkualitas dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu membeli, meminjam atau mengembangkan pemain-pemain muda lewat akademi sepak bola yang dimiliki klub. Pembelian pemain biasanya dilakukan lewat mekanisme transfer.

36 23 Setiap pemain pada sebuah klub, baik yang diperoleh dengan cara pembelian, peminjaman maupun berasal dari pembinaan pemain muda, terikat dengan sebuah kontrak yang mengikat secara hukum dalam jangka waktu tertentu dan dapat diperpanjang jika telah habis jangka waktunya. Pemain yang terikat kontrak berkewajiban untuk memberikan jasanya kepada klub dengan berkontribusi dalam pertandingan. Pemain tersebut tidak dapat berhenti bermain atau berpindah klub tanpa seizin klub pemilik. Berdasarkan paparan di atas, Devi (2004) berpendapat bahwa pemain sepak bola adalah aset berharga bagi sebuah klub sepak bola sehingga semestinya pemain tersebut dilaporkan pada neraca sebuah klub sepak bola. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini terdapat perdebatan mengenai apakah human capital seperti pemain sepak bola dapat menjadi aset perusahaan. Menurut Devi (2004) dalam industri sepak bola human capital seperti pemain dapat memberikan nilai tambah bagi klub tempatnya bermain. Bahkan nilai kontrak dari pemain sepak bola bisa mencapai setengah dari nilai aset bersih klub. Sehingga jika klub tidak melaporkannya sebagai aset dalam neraca, maka hal tersebut menjadikan nilai klub atau perusahaan tidak digambarkan sesuai dengan yang sebenarnya. Senada dengan hal tersebut, SFAC no 1 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan harus memberikan informasi yang relevan bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi dikatakan relevan jika memiliki kapasitas untuk mengkonfirmasi atau mengubah ekspektasi pembuat keputusan. Dengan demikian, nilai relevansi dari sebuah laporan keuangan adalah kemampuan mengkonfirmasi atau mengubah ekspektasi investor atas nilai.

37 24 Sehubungan dengan hal tersebut Krohn dan Knivsfla (2000) menyatakan bahwa sumber daya tidak berwujud harus dicatat untuk memaksimalkan relevansi informasi laporan keuangan kepada pengguna, terutama saat ini dan calon investor. Namun masalah paling besar terhadap sebagian besar aset yang tidak berwujud adalah bahwa mereka sulit untuk diidentifikasi serta manfaat masa depan yang diharapkan sering jauh lebih tidak pasti daripada aset berwujud. Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan berbagai kriteria pengakuan aset, organisasi penetapan standar dan regulator lainnya telah enggan untuk mengakui beberapa sumber daya tidak berwujud sebagai aset. Meski begitu, belakangan ini organisasi penetapan standar, seperti IASB dalam IAS 38, lebih bersedia untuk mengubah fokus mereka dari kehati-hatian menuju pengakuan (recognition) Pengakuan Pemain Sepak bola sebagai Aktiva Tak berwujud Pertanyaan mengenai apakah pemain sepak bola dapat dikategorikan sebagai aset dan dilaporkan di neraca merupakan sebuah perdebatan. Pemain sepakbola harus memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset agar dapat dilaporkan sebagai aset. Menurut FASB sebagaimana disebutkan dalam SFAC no 6 tentang Elements of Financial Statements mendefinisikan aktiva sebagai kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Definisi ini berlaku bagi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud, hanya aktiva berwujud memiliki bentuk fisik sedangkan aktiva tidak berwujud tidak memiliki wujud fisik. Kieso et al., (2008) menyatakan bahwa intangible asset memiliki dua karakteristik, yaitu

38 25 tidak memiliki eksistensi secara fisik karenanya nilai dari aktiva tersebut ditunjukkan dengan hak yang dijamin bagi perusahaan untuk menggunakan aktiva tersebut dan bukan instrumen keuangan. Kieso et al., (2008) mengklasifikasikan intangible assets ke dalam enam kategori besar yaitu marketing-related intangible asset, customer-related intangible asset, artistic-related intangible asset, contract-related intangible asset, technology-related intangible asset, goodwill. Sementara itu IAS 38 tentang aktiva tidak berwujud mendefinisikan aktiva tidak berwujud merupakan aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif. Yang dimaksud dengan aktiva moneter sendiri adalah kas dan setara kas serta aktiva yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. IAS 38 menjelaskan bahwa dalam definisi aktiva tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aktiva tidak berwujud harus bisa dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill). Suatu aktiva tidak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah jika aktiva tersebut dapat dipisahkan. Suatu aktiva disebut dapat dipisahkan jika perusahaan dapat menjual, mendistribusikan, mengeluarkan lisensi, menyewakan atau menukarkan manfaat ekonomis masa depan yang dimiliki aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis di masa depan yang timbul dari aktiva lain yang digunakan dalam aktifitas yang sama untuk menghasilkan pendapatan.

39 26 Perusahaan dikatakan mengendalikan suatu aktiva apabila perusahaan mempunyai kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aktiva tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aktiva tidak berwujud biasanya timbul dari hak hukum yang dapat ditegakkan dalam suatu pengadilan. Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Perusahaan mengendalikan manfaat ekonomis tersebut jika, misalnya, perusahaan memiliki suatu pengetahuan yang dilindungi oleh hak hukum, seperti hak cipta dan pembatasan perjanjian dagang (sepanjang diijinkan oleh peraturan) atau oleh kewajiban hukum bagi pegawai untuk menjaga kerahasiaan. Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aktiva tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan. IAS 38 menjelaskan bahwa dalam mengakui suatu pos sebagai aktiva tidak berwujud, perusahaan perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi definisi aktiva tidak berwujud dan kriteria pengakuan. Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika:

40 27 1. Kemungkinan manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut akan dimiliki oleh perusahaan. 2. Biaya perolehan dari aktiva tersebut dapat diukur secara andal. Sementara itu, menurut FRS 10 yang diterbitkan oleh ASB (Accounting Standard Boards), lembaga pembuat standar di Inggris, tentang Goodwill and Intangible asset, item-item tidak berwujud (intangible) dapat disebut sebagai aset ketika terdapat akses kepada keuntungan ekonomis di masa depan yang dikendalikan oleh entitas pelapor, baik itu melalui kustodian maupun perlindungan hukum. Batasan intangible item ini mulai dari dapat diidentifikasi dan dapat diukur terpisah dari goodwill, sampai pada hal-hal yang secara esensial mirip dengan goodwill. Dengan kriteria tersebut FRS 10 dianggap sebagai standar yang paling memberi peluang bagi kemungkinan pengakuan pemain sepakbola sebagai aset. Berdasarkan dari beberapa kriteria tersebut, menurut Devi (2004) pemain sepakbola dapat dikategorikan sebagai aset. Hal ini didasarkan penilaian bahwa pemain sepak bola dapat diidentifikasi dengan jelas, sehingga dapat dijual, disewakan dan dipertukarkan secara terpisah. Klub sepak bola memiliki kendali atas pemain sepak bola karena pemain tersebut hanya boleh berpindah klub sesuai dengan izin dari klub pemiliknya melalui kontrak hukum yang mengikat antara klub dengan pemain yang bersangkutan sehingga dikatakan klub memiliki kontrol atau kendali terhadap pemainnya. Tujuan sebuah klub membeli atau memiliki pemain sepak bola yaitu untuk menghasilkan atau meningkatkan keuntungan ekonomis bagi klub di masa depan.

41 28 Keuntungan yang diberikan oleh pemain sepak bola adalah sesuatu yang bersifat intangible yaitu kontribusi atau jasanya pada pertandingan untuk kesuksesan klub. Karena apabila klub memiliki pemain yang bagus dan menjadi sebuah tim yang solid maka kemungkinan untuk memenangi pertandingan dan meraih prestasi akan lebih besar dan pada akhirnya akan berdampak bertambahnya keuntungan bagi klub baik melalui meningkatnya pemasukan dari penjualan tiket, hak siar televisi maupun penjualan merchandise. Selain itu, dengan adanya bursa transfer untuk pemain sepakbola yang dibuka setiap awal dan pertengahan musim suatu kompetisi, maka harga perolehan aktiva dapat diukur secara andal dengan melihat nilai transfernya. Amir dan Livne (2005) menyatakan bahwa FRS 10 yang dikeluarkan ASB pada tahun 1997 dan berbagai standar akuntansi internasional yang lain (IAS 38 tentang intangible assets yang diterbitkan IASB tahun 1998 dan SFAS 142 yang di keluarkan FASB tahun 2001) mengisyaratkan dilakukannya kapitalisasi atas kontrak pemain sepakbola. Standar-standar tersebut secara umum mensyaratkan bahwa aktiva yang diperoleh dalam arm s length transaction harus dikapitalisasi. Alasan rasionalnya adalah bahwa harga transaksi memberikan bukti yang andal mengenai nilai wajar dari assets Pengukuran Kapitalisasi Pemain Sepak bola sebagai Aktiva Tahapan selanjutnya setelah pemain sepak bola sudah memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset adalah berapa nilai yang harus dikapitalisasi. IAS 38 menyatakan bahwa suatu aktiva tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan. Kieso et al., (2008) juga menyatakan hal yang sama

42 29 bahwa pembelian aktiva tidak berwujud dari pihak lain dicatat sebesar harga perolehan. Harga perolehan termasuk seluruh biaya untuk mendapatkan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan untuk membuat aktiva tersebut siap digunakan. IAS 38 menjelaskan bahwa suatu aktiva tidak berwujud apabila diperoleh secara terpisah, biaya aktiva tidak berwujud biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aktiva moneter lainnya. Biaya perolehan suatu aktiva tidak berwujud terdiri dari harga beli, termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak dapat di restitusi dan semua biaya yang dikeluarkan yang berhubungan langsung dalam proses persiapan aktiva tersebut untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya perolehan untuk aktiva tidak berwujud yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva sejenis yang memiliki kegunaan yang sama dalam lini usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang sama pula diukur sebesar nilai wajar aktiva yang diterima, yang sama dengan nilai wajar aktiva yang diserahkan. Sedangkan Kieso et al., (2008) berpendapat bahwa harga perolehan dari aktiva tidak berwujud yang diperoleh dari pertukaran adalah nilai wajar dari aktiva yang diserahkan atau nilai wajar dari aktiva yang diterima, mana yang lebih bisa ditentukan. Sementara itu jika terjadi pengeluaran setelah aktiva tidak berwujud diperoleh maka pengeluaran tersebut diakui sebagai beban pada saat terjadinya pengeluaran, kecuali :

43 30 1. Pengeluaran tersebut besar kemungkinannya akan meningkatkan manfaat ekonomis masa depan sehingga menjadi lebih besar daripada standar kinerja yang diperkirakan semula. 2. Pengeluaran tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan aktiva secara andal. Pengeluaran setelah perolehan harus ditambahkan kepada biaya perolehan aktiva tak berwujud apabila kedua syarat sebelumnya sudah terpenuhi. Sementara jika pengeluaran setelah perolehan dilakukan dengan maksud untuk memelihara aktiva tidak berwujud supaya beroperasi pada standar kerja yang telah direncanakan, maka pengeluaran tersebut diakui sebagai beban Amortisasi dan Revaluasi Pemain Sepakbola Pemain sepak bola yang sudah dikapitalisasi sebagai aset dalam neraca, tahap berikutnya adalah nilai kapitalisasi tersebut harus diamortisasi sebagaimana aktiva berwujud disusutkan. IAS 38 menyebutkan bahwa jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. IAS 38 memandang bahwa manfaat ekonomis masa depan yang terkandung dalam suatu aktiva tidak berwujud dikonsumsi dengan berjalannya waktu. Untuk mencerminkan konsumsi tersebut, nilai tercatat aktiva tersebut diturunkan. Hal tersebut, dilakukan melalui alokasi yang sistematis atas biaya perolehan, dikurangi nilai sisa. Alokasi yang sistematis tersebut diperhitungkan sebagai beban amortisasi sepanjang masa manfaat aktiva tersebut. Amortisasi perlu diakui tanpa memandang apakah telah terjadi kenaikan, misalnya, pada nilai wajar atau nilai yang dapat diperoleh

44 31 kembali dari aktiva tersebut. Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tak berwujud tak akan melebihi 20 tahun. Amortisasi dimulai sejak tanggal aktiva siap digunakan. Mengenai metode amortisasi yang digunakan, IAS 38 menjelaskan bahwa metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh perusahaan. Jika pola tersebut tak dapat ditentukan secara andal, maka harus digunakan metode garis lurus. Selain metode garis lurus, terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasi jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aktiva atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode itu meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit produksi. Sementara itu nilai sisa suatu aktiva tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aktiva tersebut pada akhir masa manfaatnya dan ada pasar aktif bagi aktiva tersebut Penghentian (Retirement) dan Pelepasan Pemain Sepakbola Ketika seorang pemain telah habis masa kontraknya atau dijual ke klub lain, maka aktiva tersebut harus dihilangkan dari neraca. IAS 38 menyatakan bahwa suatu aktiva tak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harus dihilangkan dari neraca, saat aktiva tersebut dilepas atau ketika tidak ada lagi manfaat masa depan yang diharapkan dari penggunaannya dan pelepasan yang dilakukan sesudahnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tak berwujud ditentukan dengan menghitung selisih antara

45 32 jumlah penerimaan bersih dari pelepasan aktiva dan nilai tercatat aktiva tersebut, serta diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi Pengungkapan Pemain Sepak bola Ketika pemain sepakbola sudah diakui sebagai aset perusahaan, maka pemain tersebut harus diungkapkan dalam laporan keuangan. IAS 38 memberikan arahan bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap golongan aktiva tidak berwujud, dengan membedakan antara aktiva tidak berwujud yang dihasilkan secara intern dan aktiva tak berwujud lainnya: 1. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan. 2. Metode amortisasi yang digunakan. 3. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode. 4. Unsur pada laporan keuangan yang didalamnya terdapat amortisasi aktiva tidak berwujud. 5. Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode diantaranya dengan menunjukkan: a. Penambahan aktiva tidak berwujud yang terjadi, dengan mengungkapkan secara terpisah penambahan yang berasal dari pengembangan di dalam perusahaan dan dari penggabungan usaha. b. Penghentian dan pelepasan aktiva tidak berwujud. c. Rugi penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi periode berjalan. d. Amortisasi yang diakui selama periode berjalan. e. Selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing.

46 33 f. Perubahan lainnya dalam nilai tercatat selama periode berjalan. Informasi komparatif tidak dibutuhkan Penelitian Sebelumnya Penelitian sudah banyak dilakukan baik dari dalam maupun luar negeri sehubungan dengan perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Secara umum penelitian yang paling banyak ditemukan membahas tentang pemain sepak bola sebagai human capital atau sebagai modal intelektual bagi klub, sehingga penelitian tersebut sering kali dihubungkan dengan akuntansi untuk aktiva tidak berwujud. Untuk itu penelitian yang banyak disebutkan di bawah ini berhubungan dengan akuntansi untuk aktiva tidak berwujud, terutama untuk pemain sepak bola. Lisvery dan Ginting (2004) melakukan penelitian yang bertujuan melihat sejauh mana perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud yang telah ditetapkan oleh standar akuntansi dan implementasinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh terdapatnya berbagai kesulitan seperti kapan aktiva tidak berwujud diakui serta bagaimana penilaian, pengukuran dan pelaporannya dalam neraca. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan perlakuan akuntansi untuk aktiva tidak berwujud sering kali masih menimbulkan kesulitan dalam teori akuntansi, terutama dalam hal pengakuan aktiva tidak berwujud dan adanya ketidakpastian mengenai pengukuran nilai dan masa manfaat dari aktiva tersebut. Ciri yang melekat pada aktiva jenis tersebut justru menyebabkan perdebatan panjang terhadap perlakuan akuntansinya. Sementara itu pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Widyaningrum (2004) bertujuan melihat kemungkinan mengkapitalisasi modal intelektual dalam

47 34 neraca, karena sistem akuntansi konvensional dianggap tidak mengizinkan kapitalisasi dan pelaporan atas modal intelektual sehingga laporan keuangan tidak memadai lagi untuk menilai kinerja dan nilai potensial perusahaan. Indikator pengukuran seperti ROI dan ROE jadi mengambang karena denominatornya tidak mencakup nilai dari aktiva tidak berwujud. Kesimpulan yang diambil dari penelitian di atas adalah terdapat dua macam pengukuran yang telah diperkenalkan para ahli akuntansi untuk menilai modal intelektual, yaitu dalam bentuk moneter dan non-moneter. Meski secara moneter dimungkinkan, namun penilaian terhadap angka-angka yang tersaji masih sulit dilakukan bahkan dikhawatirkan akan dapat membuka celah bagi manipulasi laba. Penilaian secara non-moneter diperkirakan akan lebih dapat menggambarkan kinerja perusahaan atas modal intelektual yang dimiliki. Penilaian non-moneter yang telah dikembangkan salah satunya adalah balance scorecard. Penyajian laporan keuangan yang dilengkapi dengan suplemen berupa balance scorecard dinilai akan memberikan gambaran yang lebih kongkrit tidak hanya mengenai financial performance namun juga financial performance dari modal intelektual yang merupakan aset utama perusahaan, terutama untuk perusahaan yang berbasis pada penggunaan modal intelektual. Penelitian selanjutnya yang secara spesifik berhubungan dengan dunia sepakbola, yaitu penelitian mengenai akuntansi untuk pemain sepakbola yang dilakukan oleh Astri Prima Devi. Seperti halnya penelitian untuk modal intelektual, Devi (2004) bertujuan untuk melihat kemungkinan pelaporan human capital dalam sebuah klub sepakbola, yaitu pemain sepakbola, sebagai aset dalam

48 35 neraca perusahaan. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa pelaporan human capital dalam laporan keuangan masih kurang terakomodasi sesuai standar yang ada karena terhambat dengan keandalan pengukurannya. Pada industri sepak bola, pemain dianggap sebuah aset karena dapat menambah nilai bagi klub. Adanya bursa transfer pemain dan nilai perolehan secara jelas memungkinkan pemain sepak bola diakui sebagai aset. Sehingga diharapkan adanya aturan yang mengatur tentang pengakuan human capital dalam sebuah laporan keuangan. Berdasarkan beberapa penelitian diatas saat disimpulkan bahwa aktiva tidak berwujud seperti human capital dan modal intelektual lainnya memiliki peran penting dalam memberi manfaat ekonomi masa depan kepada perusahaan, meski demikian terdapat kendala dalam pengakuan sebagai aset terkait dengan keandalan pengukurannya. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi pemain sepak bola, karena dalam industri sepak bola seorang pemain dapat diukur dengan jelas sehingga dapat diperjualbelikan, disewakan dan dipertukarkan. Selain itu dalam hal transaksi untuk pemain sepak bola juga terdapat active transfer market dengan nilai perolehan yang jelas sehingga pengukurannya sebagai aset dapat dilakukan secara andal. Kemudian pemain sepak bola juga berperan dalam hal meningkatkan nilai klub dan memberi manfaat ekonomi di masa depan bagi sebuah klub. Berdasar alasan-alasan tersebut maka pemain sepak bola dapat memenuhi kriteria sebagai aset Kerangka Konseptual Berdasarkan tujuan, teori-teori yang melandasi serta penelitian sebelumnya, maka didapat kerangka konseptual seperti pada gambar berikut :

49 36 Akuntansi Sumber Daya Manusia Intellectual Capital Human Capital Pengakuan Human Capital sebagai aset di industri sepak bola Pengukuran Human Capital Pelaporan Human Capital Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

50 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui metode penelitian kepustakaan (library research), dan teknik analisa menggunakan metode analisis isi (content analysis). Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam skripsi ini adalah empat klub yang berkompetisi di Liga Inggris yaitu Arsenal, Everton, Manchester United, dan West Ham. Objek dalam penelitian ini yaitu informasi mengenai pelaporan dan pengukuran pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode library research atau penelitian kepustakaan. Anselm dan Corbin (2003) menjelaskan penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Karakteristik penelitian kualitatif bersifat induktif, humanistis, serta memahami manusia dari sudut pandang mereka sendiri (Iskandar 2009). Sawarjuwono dan Kadir (2003) menjelaskan bahwa Library research merupakan bentuk penelitian yang menggunakan literatur sebagai objek kajian. Penelitian yang dilakukan oleh Newby pada Weber State University (2001) 37

51 38 menjelaskan bahwa langkah-langkah dari library research berkaitan dengan organisasi perpustakaan, jenis bahan yang tersedia, akses informasi, dan strategi penelitian. Hasil dari proses tersebut berupa synthesis paper, yang dinilai melalui gaya penulisan karya ilmiah, topik makalah, penulisan outline dan pengenalan, format kutipan, mengedit, dan membuat presentasi lisan. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah klub sepak bola Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC, dan West Ham United FC yang berkompetisi di Liga Inggris serta yang menjadi objek penelitian adalah pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub. Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola yang berhubungan dengan akuntansi sumber daya manusia merupakan bahasan baru dalam treatment akuntansi, yang sebelumnya belum pernah Peneliti pelajar secara intensif, terlebih jangkauan akan penelitian-penelitian dalam bidang tersebut masih cukup awam bagi kawasan dimana Peneliti berada. Metode pengumpulan data melalui library research digunakan untuk menjamin kualitas dari informasi yang dibutuhkan. Jurnal-jurnal ilmiah, artikel, handbook yang dipublikasikan maupun karya ilmiah lain yang diterbitkan oleh institusi, dan laporan keuangan yang diperoleh dari website klub sepak bola digunakan sebagai sumber informasi yang intensif dan relevan.

52 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berbentuk angka-angka yang didapat dari laporan keuangan klub sepak bola yang berkompetisi di Liga Inggris. Sampel diambil dari 4 klub yang berkompetisi di kasta teratas sepak bola Liga Inggris yaitu Arsenal FC, Everton FC, Manchester United dan West Ham United. Sementara data kualitatif atau data non digit diperoleh dari jurnal dan artikel serta sumber referensi lainnya yang membahas tentang pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola sebagai aset dalam laporan keuangan klub. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa laporan keuangan klub sepak bola yang berasal dari website klub. Data kualitatif berupa sumber tertulis atau literatur yang berasal dari perpustakaan maupun penelusuran data online. Tabel 3.1 Daftar Data yang Diteliti Nama Klub Data yang Diteliti Periode Arsenal FC Everton FC Manchester United FC West Ham United FC Statement of account and annual report annual report and account annual financial report report and financial statement 1 Juni Mei Juni Juni Juni Mei Juni Mei 2013

53 Profil Subjek Penelitian Arsenal FC Arsenal Football Club (dikenal pula sebagai Arsenal atau The Gunners) adalah klub profesional Inggris yang berbasis di daerah London Utara, London. Klub ini kini bermain di Liga Utama Inggris. Arsenal didirikan di daerah Woolwich, bagian tenggara kota London pada 1886 dengan nama Dial Square, lalu dengan cepat berganti nama menjadi Royal Arsenal. Tahun 1891 nama mereka diganti menjadi Woolwich Arsenal. Pada tahun 1913, klub ini pindah ke wilayah utara, tepatnya di daerah Highbury dan membangun Stadion Highbury, yang menjadi markas baru mereka. Saat pindah lokasi itulah, nama depan klub mereka, yaitu Woolwich dihapus sehingga hanya nama Arsenal yang tersisa. Selain itu karena lokasi stadion Arsenal dekat dengan markas Tottenham Hotspur, maka tak heran jika pertandingan Arsenal vs Tottenham Hotspur disebut "North London derby" dan merupakan salah satu derby terpanas di London. Pada tahun 1991, Arsenal menjadi juara bersama dengan Tottenham di Community Shield setelah hasil kedudukan imbang 0-0 (saat itu, jika kedudukan seri maka kedua tim dianggap juara). Puasa Arsenal akan gelar dari kompetisi Eropa akhirnya hilang setelah pada musim , ditangan pelatih George Graham, Arsenal kembali juara di kancah Eropa, tepatnya di ajang Piala Winners setelah mengalahkan klub Parma FC dengan skor 1-0. Pada musim berikutnya, Arsenal kembali berhasil ke final di ajang yang sama, tapi kali ini mereka dikalahkan oleh Real Zaragoza dengan skor 2-1.

54 41 Kedatangan pelatih Arsène Wenger ke Arsenal pada tahun 1996 berhasil membuat Arsenal kembali berjaya dan berhasil merusak dominasi Manchester United di Liga Utama Inggris pada saat itu. Arsenal pun dibawanya berhasil menjadi runner-up di ajang Piala UEFA pada tahun 2000 setelah melawan Galatasaray lewat adu penalti 4-1 setelah kedudukan imbang. Pada musim hingga awal musim , Arsenal berhasil mencetak rekor 49 pertandingan tak terkalahkan dan mematahkan rekor milik Nottingham Forest F.C. (42 kali) yang merupakan rekor tak terkalahkan terpanjang di dalam sejarah sepak bola Inggris. Pada musim , Arsenal kembali meraih prestasi di kancah Eropa dengan menjadi finalis Liga Champions setelah dikalahkan FC Barcelona 2-1 di Stade de France, Paris. Setelah mencapai final Liga Champions pada tahun 2006, prestasi terbaik Arsenal hanyalah mencapai babak final pada tahun 2007 dan 2011 pada Piala Liga Inggris, kalah 2 1 dari Chelsea dan kalah dengan skor yang sama dari Birmingham City. Arsenal sudah tidak pernah meraih piala semenjak gelar Piala FA yang didapat pada tahun Arsenal dikenal sebagai klub yang sering mencetak pemain hebat. Mendidik pemain lewat akademi ataupun membeli pemain dengan harga murah nantinya pemain tersebut dijual dengan harga mahal. Sejak berdiri, Arsenal beberapa kali pindah stadion. Mulai dari memakai sebuah lapangan di Woolwich yang bernama Manor Ground, lalu pindah ke London Utara, sekaligus membangun Stadion Highbury dan dipakai pertama kali dipakai pada tahun Stadion ini dipakai Arsenal hingga pada musim 2005/06 (atau berusia kurang lebih 93 tahun). Pertandingan terakhir yang digelar di

55 42 Stadion Highbury adalah Liga Utama Inggris, yaitu Arsenal vs Wigan Athletic yang berhasil dimenangkan oleh Arsenal dengan skor 4-2 dengan tiga gol dari Thierry Henry. Stadion ini diganti, dikarenakan kapasitasnya yang terlalu kecil dibanding stadion klub-klub lain, seperti Chelsea. Sejak bulan Juli 2006 sampai sekarang, klub ini menempati markas barunya, Stadion Emirates yang berkapasitas kursi dan terletak di Ashburton Grove dan peresmian pemakaian Stadion Emirates sekaligus pertandingan pertama yang digelar adalah dengan diadakannya sebuah pertandingan persahabatan antara Arsenal dengan para pemain legenda Belanda untuk perpisahan Dennis Bergkamp, seorang mantan penyerang Arsenal Everton FC Everton F.C. adalah sebuah klub sepak bola profesional yang bermarkas di Kota Liverpool, Inggris, dan merupakan klub rival dari klub sekota Liverpool. Didirikan pada tahun 1878 dan menjadi salah satu pendiri dari Liga Sepak Bola (Football League) pada tahun 1888 serta Liga Primer pada tahun Saat ini berkompetisi di Liga Utama Inggris, divisi teratas Liga Inggris. Mereka telah berkompetisi di divisi teratas dengan rekor 108 musim, menjadi klub yang paling lama bermain di divisi teratas kompetisi sepak bola Inggris. Pada saat didirikan klub ini bernama St. Domingo F.C. dengan tujuan agar jemaah disekitar Gereja St. Domingo dapat mengikuti olah raga di luar musim panas saat mereka jeda bermain kriket. Diawal pembentukan Everton, tim ini bermain lapangan Stanley Park tanpa ada ruang ganti dan harus membawa tiang gawang sendiri ke lapangan. Klub berubah nama menjadi Everton setahun

56 43 kemudian, agar bisa menampung orang dari luar jamaah yang ingin berpartisipasi. Seragam Royal Blue baru dikampanyekan penggunaannya pada musim 1901/1902. Gelar liga pertama mereka raih pada musim Bergabungnya Dixie Dean pada tahun 1925 mempengaruhi kesuksesan "The Toffees" menjuarai kompetisi musim Dan setelah lima gelar liga dan dua trofi Piala FA kemudian, pretasi Everton seperti berhenti dan baru bangkit lagi pada tahun an. Dua gelar liga dan satu trofi Piala FA menjadi bukti kesuksesan pada periode tersebut. Pada tahun 1980-an, Everton kembali menikmati periode keemasan. Setelah penunjukan manajer Howard Kendall pada tahun 1981, Toffees berhasil meraih dua gelar liga pada musim dan dan satu trofi Piala FA Gelar domestik tersebut dilengkapi pula dengan trofi Piala Winners UEFA , yang menjadi satu-satunya gelar Eropa yang pernah direngkuh Everton hingga saat ini. Akibat Tragedi Heysel, Everton tidak dapat ikut berkompetisi di Eropa. Tragedi tersebut membuat klub-klub Inggris tidak diperbolehkan mengikuti kompetisi Eropa selama lima tahun. Everton pun gagal memperoleh peluang mengulangi sukses tim-tim Inggris di kejuaraan antarklub Eropa selama periode 1980-an. Ketika larangan tersebut dicabut oleh UEFA dan Inggris memasuki era Liga Primer, prestasi Everton mulai menurun. Setelah menjuarai Piala FA 1995, prestasi Everton cendrung menurun. Kedatangan manajer Joe Royle pada tahun 1994 sempat membuat klub disegani dan Everton sukses menduduki peringkat keenam Liga Primer musim Penampilan Everton kembali menurun,

57 44 hingga akhirnya David Moyes datang. Manajer asal Skotlandia ini menyelamatkan Everton dari ancaman degradasi pada musim Tangan dingin Moyes berhasil mengangkat kembali penampilan tim Manchester United FC Manchester United Football Club merupakan sebuah klub sepak bola profesional Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester Raya, yang bermain di Liga Premier Inggris. Didirikan dengan nama Newton Heath LYR Football Club pada tahun 1878, kemudian berganti nama menjadi Manchester United pada 1902 dan pindah ke Old Trafford pada tahun Stadion utama dari Manchester United yaitu Old Trafford Stadium yang mendapat julukan Theatre of Dreams. Manchester United yang memiliki julukan Setan Merah atau The Reds Devils termasuk klub sukses di Inggris bersaing dengan Liverpool karena telah memenangkan banyak trofi di sepak bola Inggris maupun Eropa, termasuk rekor 20 gelar Liga, rekor 11 Piala FA, empat Piala Liga dan rekor 20 FA Community Shield. Klub ini juga telah memenangkan tiga Piala Eropa, Piala UEFA satu Piala Winners UEFA, satu Piala Super UEFA, satu Piala Interkontinental dan satu Piala Dunia Antarklub FIFA. Pada , klub memenangkan treble dari Liga Premier, Piala FA dan Liga Champions, prestasi yang belum pernah diraih oleh klub Inggris sebelumnya. Pertemuan Manchester United dengan Liverpool sering disebut Derby terpanas di Inggris Raya. Bencana Udara München 1958 merupakan tragedi yang tidak bisa dilupakan para pendukung Manchester United karena telah merenggut nyawa

58 45 delapan pemain. Pada tahun 1968, di bawah manajemen Matt Busby, Manchester United adalah klub sepak bola Inggris pertama yang memenangkan Piala Eropa. Alex Ferguson merupakan manajer tersukses yang pernah menangani Manchester United setelah memenangkan 28 penghargaan utama, dan 38 secara total, dari bulan November 1986 sampai Mei Beliau pensiun setelah mengabdikan diri selama 26 tahun di klub. Kemudian menunjuk rekan sesama Skotlandia yaitu David Moyes untuk menggantikannya pada tanggal 9 Mei Manchester United adalah klub sepak bola terkaya ketiga di dunia untuk dalam hal pendapatan, dengan pendapatan tahunan sebesar juta, dan klub kedua paling bernilai tahun 2013, dengan nilai sebesar $3.165 miliar. Manchester United juga merupakan salah satu tim sepak bola yang mempunyai banyak pendukung di dunia. Setelah sahamnya tercatat di London Stock Exchange pada tahun 1991, klub itu dibeli oleh Malcolm Glazer pada Mei 2005 di kesepakatan menilai klub di hampir 800 juta. Pada bulan Agustus 2012, Manchester United melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek New York West Ham United FC West Ham United Football Club adalah sebuah klub sepak bola profesional Inggris yang berbasis di Upton Park, London Timur, Inggris. Saat ini klub bermain di kasta teratas sepak bola Inggris yaitu Barclays Premier League. Klub ini didirikan pada tahun 1895 sebagai Thames Ironworks dan direformasi pada tahun 1900 sebagai West Ham United. Pada tahun 1904 klub pindah ke stadion Boleyn Ground. West Ham pada awalnya berkompetisi di Shoutern

59 46 League dan West League sebelum akhirnya bergabung dengan Football League pada tahun Kemudian klub mendapat jatah promosi ke liga teratas untuk musim Pada tahun 1923 juga klub masuk final pertama pada Piala FA berhadapan dengan Bolton Wanderers yang digelar di stadion Wembley. Klub memenangkan Football League Cup pertama kali pada tahun West Ham United telah memenangkan Piala FA sebanyak tiga kali yaitu pada tahun 1964, 1975 dan 1980 serta menjadi runner-up dua kali, pada tahun 1923 dan Pada tahun 1965, mereka memenangkan Piala Winners Eropa, dan pada tahun 1999 mereka memenangkan Piala Intertoto. Mereka adalah salah satu dari delapan klub ada tak pernah turun di bawah tingkat kedua sepakbola Inggris, menghabiskan 55 dari 87 musim liga di Divisi 1 sampai Namun, tidak seperti tujuh lainnya (Arsenal Chelsea, Everton, Liverpool, Manchester United, Newcastle united dan Tottenham Hotspur), klub tidak pernah memenangkan gelar liga. Posisi liga akhir terbaik di klub adalah tempat ketiga di Divisi Pertama Julukan yang dimiliki West Ham United adalah The Hammers. Manajer klub sekarang adalah Sam Allardyce dengan membawa klub menduduki peringkat 7 klasemen Barclays Premier League. Pada bulan Juni 2013 West Ham menciptakan rekor klub dalam pembelian pemain dengan membeli Andy Carroll dari Liverpool seharga 15 juta Euro. West Ham United akan pindah ke stadion Olympic, London pada musim

60 47 Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian Nama Negara Nama Liga Nama Klub Inggris Premier League Arsenal FC Inggris Premier League Everton FC Inggris Premier League Manchester United FC Inggris Premier League West Ham United FC 3.3. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data merupakan cara peneliti mendapatkan data yang selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut sesuai hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan dikaji. Berikut merupakan prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini : 1. Pencarian buku-buku literatur terkait konsep dasar akuntansi sumber daya manusia yang didapatkan peneliti di perpustakaan. 2. Studi teoritis lebih lanjut mengenai pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola yang didapat dari jurnal-jurnal, handbook dan artikel terkait. 3. Pengumpulan data laporan keuangan klub sepak bola yang berkompetisi di Liga Inggris yang diperoleh melalui website klub tersebut.

61 Teknik Analisis Data Peneliti melakukan teknik analisis data sesuai prosedur penelitian kualitatif dengan menggunakan content analysis. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang valid sesuai konteks dan bertujuan memberikan pengetahuan, wawasan baru, representasi fakta dan panduan praktis untuk bertindak (Krippendorff, 1980 dalam Elo dan Kyngas, 2008). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan dan mengidentifikasi referensi konsep pengakuan pemain sepak bola dalam laporan keuangan. Melakukan kegiatan resume untuk mendapatkan informasi yang intensif mengenai pokok bahasan seperti konsep human capital sebagai aset, metode pengukuran human capital, pelaporan pemain sepak bola sebagai human capital dalam laporan keuangan klub, dan relevansi juga kritik terhadap konsep human capital sebagai aset. 2. Mempelajari referensi khusus yang berkaitan dengan konsep pengakuan pemain sepak bola sebagai aset bagi klub serta melihat bentuk pelaporan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub. 3. Membandingkan dengan kondisi industri sepak bola di Indonesia, permasalahan yang ada pada industri sepak bola di Indonesia, proses transfer pemain sepak bola di Liga Indonesia, dan pelaporan laporan keuangan klub sepak bola di Indonesia berdasarkan konsep akuntansi sumber daya manusia.

62 BAB 4 PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil studi literatur yang Peneliti gunakan dalam Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepak Bola beserta beberapa ulasan fakta-fakta yang Peneliti temukan dalam penelitian. Dimulai dengan menyajikan gambaran umum literatur perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola, kemudian dilanjutkan dengan: Konsep dan Pengukuran Human Capital dalam Akuntansi Sumber Daya Manusia; Pemain Sepak Bola sebagai Human Capital dalam Industri Sepak Bola; dan Karakteristik Pemain Sepak Bola sebagai Aset yang akhirnya menuju pada pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola yang dilakukan oleh klub Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC, dan West Ham United FC Gambaran Umum Objek Penelitian Objek bahasan tentang akuntansi pemain sepak bola menarik perhatian peneliti karena pemain sepak bola sebagai sumber daya manusia bagi klub merupakan aset penting yang harus diakui dalam laporan keuangan. Sedangkan masih terdapat perdebatan oleh banyak kalangan mengenai pengakuan akuntansi bagi pemain sebagai aset atau beban bagi suatu klub sepak bola. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku literatur dan e-book yang membahas tentang akuntansi pemain sepak bola. 49

63 50 Penelitian ini menggunakan sampel laporan keuangan 4 klub yang bermain di kasta teratas sepak bola Liga Inggris sebagai salah satu data yang diteliti. Klub tersebut adalah Arsenal FC, Everton FC, Manchester United dan West Ham United. Pembahasan dilakukan dengan menampilkan literatur utama kemudian diikuti dengan konsep dan pengukuran human capital dalam akuntansi sumber daya manusia, pemain sepak bola sebagai human capital dalam industri sepak bola dan karakteristik pemain sepak bola sebagai aset klub sepak bola Deskripsi Hasil Penelitian Konsep dan Pengukuran Human Capital dalam Akuntansi Sumber Daya Manusia Human capital memiliki arti sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kemampuan daya pikir dan daya fisik yang dimiliki (Stewart, 1997 dalam Totanan, 2004). Daya pikir merupakan kecerdasan yang dibawa sejak lahir dan kecakapan yang diperoleh dari suatu pembelajaran maupun pelatihan. Sedangkan daya fisik adalah kekuatan dan ketahanan yang dimiliki manusia dalam melakukan suatu pekerjaan yang lama ataupun berat. Mayo (2000) dalam Rachmawati et al. (2004) menjelaskan bahwa human capital merupakan bagian penting dari entitas karena menjadi sumber pengetahuan dan inovasi serta pengembangan strategi melalui suatu penelitian, pelatihan dan pengembangan keterampilan. Perusahaan akan memiliki nilai tambah dari human capital melalui motivasi, komitmen dan efektivitas kerja

64 51 sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan. Tambahan nilai yang diperoleh dari human capital dalam proses menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa yang akan datang bagi suatu entitas. Perusahaan yang dikelola oleh orang yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang berbeda juga. Artinya, jika suatu aset perusahaan yang sama tetapi dikelola oleh individu yang berbeda nantinya akan memiliki nilai tambah yang berbeda. Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan juga merupakan suatu penggerak bagi aset berwujud yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Terdapat dua metode menurut Flamholtz (1974) dalam Tunggal (1995) untuk mengukur human capital yaitu Metode Biaya Historis (Historical Cost of Human Resource), yang menghitung nilai atas semua biaya sumber daya manusia yang telah dikeluarkan untuk memperoleh (acquisition cost) dan mengembangkan (development cost) sumber daya manusia dari suatu organisasi, serta Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost of Human Resource) yang mencakup semua biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya manusia yang sekarang dipekerjakannya. Dasar metode pengukuran nilai Human Capital terdiri dari dua metode, yaitu : 1. Metode Moneter tujuannya adalah menyediakan sebuah cara untuk pengukuran dua dimensi utama dari harga perseorangan di sebuah organisasi perusahaan (Expected Conditional Value dan Realizable Value). Metode-metode pengukuran yang menggunakan ukuran-ukuran moneter adalah Historical (Original Cost Method), Replacement Cost Method, Current Cost Method,

65 52 Opportunity Cost Method, Compensation Model, Adjusted Discounted Future Wages Method, dan Goodwill method. 2. Metode pengukuran non moneter pada Human Resource Accounting (HRA) menggunakan variabel-variabel tertentu dalam menyajikan informasi mengenai nilai sumber daya manusia, seperti inventarisasi keterampilan dan kemampuan pekerja, dan pengukuran sikap atau tingkah lakunya, pengukuran ini lebih relevan digunakan untuk pihak intern terutama untuk mengukur prestasi kerja level manajemen dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Beberapa metode menilai sumber daya manusia dengan teknik non moneter adalah mendaftar kemampuan dan keahlian seseorang, pembuatan rating atau ranking atas prestasi seseorang, penilaian terhadap potensi seseorang, pengukuran sikap, subjective expected utility dan model likert-bowers Pemain Sepak Bola sebagai Human Capital dalam Industri Sepak Bola Sepak bola telah menjadi industri yang sangat menguntungkan pada masa sekarang. Banyak investor dari Timur Tengah dan Rusia yang menginvestasikan kekayaannya pada klub-klub besar di daratan Eropa. Tujuannya pun sudah pasti untuk meraup kentungan lewat banyaknya prestasi yang didapatkan oleh klub yang dimiliki. Klub yang kuat adalah klub yang terdiri dari pemain-pemain bintang kelas dunia. Maka dari itu para pemilik klub tidak segan mengeluarkan dana jutaan poundsterling untuk membeli pemain yang dianggap mampu mengangkat prestasi klub tersebut. Pemain sepak bola merupakan human capital yang secara personal memberikan kontribusi jasa melalui daya pikir dan fisik yang dimilikinya untuk

66 53 klub sepak bola. Pemain sepak bola memiliki daya pikir yaitu bakat yang dimiliki sejak lahir dan visi bermain di atas lapangan yang diperoleh dari proses latihan di akademi sepak bola. Daya fisik yang merupakan kekuatan dan ketahanan stamina yang dimiliki pemain sepak bola dalam berlatih maupun bermain dalam suatu pertandingan. Pemain sepak bola menjadi bagian penting dari klub karena memiliki peranan menambah nilai klub tersebut melalui performa dan kemenangan yang diraih dalam suatu pertandingan. Tambahan nilai yang didapat dari pemain sepak bola dalam melakukan tugas dan kewajibannya akan memberikan sustainable revenue bagi klub di masa yang akan datang. Seperti banyaknya sponsor yang akan dimiliki oleh klub, pendapatan dari segi siaran pertandingan, semakin banyaknya suporter yang menonton pertandingan klub, dan hadiah dari kompetisi yang diikuti. Penilaian pemain sepak bola hanya dilakukan bagi pemain yang dibeli klub dari klub lainnya dengan harga tertentu. Sedangkan untuk pemain yang berasal dari akademi klub dan pemain yang dibeli secara gratis karena kontrak dengan klub lamanya habis, oleh IFRS tidak diperbolehkan dinilai di neraca keuangan klub. Hal ini serupa dengan internally generated intangibles lainnya seperti merek yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Transfer pemain sepak bola dilakukan ketika awal dan pertengahan kompetisi. Klub mencari pemain yang dianggap dapat membantu tim meraih kesuksesan. Soepriyanto (2013) menjelaskan ada beberapa komponen biaya yang terkait dengan transfer yang

67 54 dikapitalisasi dalam laporan keuangan dan diamortisasi sepanjang usia kontrak pemain. Komponen biaya yang terkait dengan transfer yaitu : 1. Biaya Transfer Bagian yang utama dalam transaksi kontrak pemain yaitu biaya transfer. Biaya ini merupakan penawaran awal klub peminat kepada klub pemilik pemain yang bersangkutan. Nilainya dimulai dari nol, ratusan ribu sampai puluhan ataupun ratusan juta poundsterling. Jika biaya transfer disepakati, maka proses transaksi transfer akan bisa dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Pada kondisi terbaru seperti sekarang, banyak pemain sepak bola pada klausul kontraknya telah dicantumkan biaya transfer minimal yang harus dibayar oleh klub peminat. Jadi, apabila klub peminat sanggup membayar sejumlah uang yang telah ditentukan, maka proses transaksi bisa langsung ke tahap selanjutnya. Biaya transfer ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain performa pemain yang akan dibeli, pemain yang sedang dalam kondisi on fire akan dihargai dengan harga yang tinggi. Faktor selanjutnya adalah potensi yang dimiliki pemain yang akan berpengaruh di masa mendatang, pemain dengan usia emas antara tahun biasanya dihargai lebih mahal karena dianggap memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Lama kontrak yang dimiliki pemain juga akan mempengaruhi besarnya nilai transfer, jika sisa kontrak di klub sekarang masih lama maka biaya transfer akan menjadi mahal dan sebaliknya. Posisi pemain juga termasuk faktor dalam transfer pemain, biasanya posisi penyerang akan lebih mahal harganya karena dari seorang penyerang diharapkan terciptanya gol yang membawa tim memenangi suatu pertandingan. Dan beberapa faktor lainnya yang

68 55 bisa mempengaruhi nilai transfer yaitu sejarah cedera pemain, status kewarganegaraan, dan status klub yang akan membeli pemain. 2. Training Compensation Biaya pelatihan atau Training Compensation adalah biaya kompensasi latihan yang harus dibayarkan ke klub sebelumnya. Pelatihan dan pendidikan dalam akademi sepak bola biasanya dilakukan dalam rentang usia 12 sampai dengan 23 tahun. Biaya ini harus dibayarkan ketika pemain tersebut menandatangani kontrak profesional pertamanya dan setiap kali pemain tersebut ditransfer ke klub lain sampai berusia 23 tahun. Besarnya nilai biaya ini ditentukan oleh FIFA sebagai asosiasi sepak bola dunia. 3. Solidarity Contribution Solidarity Contribution merupakan besaran biaya yang dikeluarkan dalam transfer untuk membayar klub yang melatih pemain tersebut ketika berusia antara tahun. Biaya ini berbeda dengan biaya sebelumnya yaitu Training Compensation. Apabila pemain tersebut dalam rentang tahun berlatih di beberapa klub berbeda maka dipilih klub yang paling lama dia berlatih sebagai penerima biaya Solidarity Contribution. Besarnya biaya Solidarity Contribution yang telah ditetapkan FIFA yaitu 5% dari total biaya transfer setelah dikurangi Training Compensation. 4. Biaya Agen Setiap pemain sepak bola mayoritas akan diwakili oleh agen pemain dalam melakukan negosiasi dengan klub baik dalam hal gaji maupun biaya transfer. Agen juga berperan penting dalam lancarnya proses transfer dari satu klub ke klub

69 56 lainnya. Bisa dibilang agen merupakan jembatan antara pemain dan klub. Dari biaya total transfer terdapat juga beberapa persen bagian untuk agen sesuai kesepakatan yang telah ditentukan. Berdasarkan catatan FIFA pada tahun 2012, jumlah biaya agen dan pihak-pihak terkait lainnya mencapai 25% dari total biaya transfer pemain tersebut. Contoh agen yang terkenal yaitu Mino Raiola, seorang berkebangsaan Italia yang menjadi agen dari banyak pemain top di dunia seperti, Zlatan Ibrahimovich, Cristiano Ronaldo, dan lainnya lagi. Ada pula pemain yang mempercayakan ayah, kakak, adik atau saudara lainnya sebagai agennya sendiri. 5. Signing Bonus Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh klub untuk pemain itu sendiri secara pribadi. Signing bonus ini nantinya akan masuk ke rekening pribadi pemain sendiri sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Adanya signing bonus ini juga dapat mempengaruhi keputusan seorang pemain untuk bergabung dengan suatu klub. Selain mengkapitalisasi pemain sepak bola alternatif lain yang dilakukan oleh klub yaitu dengan langsung membebankan kos dari transfer pemain ke akun biaya di laporan laba rugi klub pembeli. Sehingga nilai dari kontrak pemain tidak diakui dalam periode kontrak yang berlaku dan pemain tidak diakui sebagai aset tetapi sebagai beban. Klub melakukan pendekatan ini karena tidak dapat mengukur masa manfaat ekonomis masa depan dari kontrak pemain sehingga tidak mengakuinya sebagai aset tidak berwujud.

70 Karakteristik Pemain Sepak Bola sebagai Aset Berdasarkan laporan dari UEFA sebagai asosiasi klub sepak bola benua Eropa, dalam UEFA Club Licensing Benchmarking Report tahun 2010, diketahui bahwa terdapat 60% klub yang berada di bawah naungan UEFA menggunakan pendekatan kapitalisasi dalam mengakui pemain sepak bola. Namun jika dikerucutkan lagi menjadi 80 klub elit yang masuk ke babak kualifikasi utama kompetisi UEFA, maka akan terlihat jika 91% dari klub-klub tersebut menggunakan kapitalisasi dalam mengakui pemain sepak bola daripada melakukan pendekatan pembebanan kos ke akun biaya. Kompetisi UEFA merupakan kompetisi yang diikuti oleh klub yang menduduki peringkat atas masing-masing liga di negaranya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa klub-klub besar di benua Eropa lebih memilih pendekatan kapitalisasi yang mengakui pemain sepak bola sebagai aset. Pengakuan pemain sepak bola sebagai aset telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara para akademisi dan peneliti. Hal ini dipicu karena masih biasnya manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh dari kontrak pemain sepak bola tersebut. Dari penelitian yang dilakukan Amir dan Livne (2005) Brommer (2011) menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan oleh kontrak pemain sepak bola terhadap manfaat ekonomi masa depan sebuah klub. Berbeda dengan penelitian Devi (2004) yang menganggap pemain sepak bola sebagai aset karena berperan penting terhadap bertambahnya nilai klub. Pemain yang tepat dapat membawa klub berprestasi sehingga nantinya akan membawa keuntungan bagi

71 58 klub lewat sponsor, hak siar pertandingan, penjualan merchandise klub, dan bertambahnya basis pendukung klub secara global. Pencatatan transaksi jual beli kontrak pemain atau dalam laporan keuangan klub disebut player s registration di Eropa menggunakan standar IAS 38 Intangible Assets. Kriteria pengakuan suatu aset tak berwujud dapat diakui sebagai aset di neraca menurut IAS 38 adalah sebagai berikut : 1. Aset tersebut dapat diidentifikasi. Yang berarti aset tersebut mempunyai manfaat ekonomis yang dapat dijual, disewakan atau dipertukarkan secara terpisah. 2. Perusahaan memiliki kendali terhadap aset tersebut, seperti adanya hak legal dan kontrak. 3. Perusahaan mendapatkan manfaat ekonomis di masa mendatang dari aset tersebut. 4. Harga Perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria yang telah disebutkan di atas akan menjadi dasar pembahasan bagaimana pemain sepak bola dapat diakui sebagai aset. Pemain sepak bola dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga dapat dijual, disewakan dan dipertukarkan secara terpisah. Adanya bursa transfer membuat klub bisa menjual, menyewakan dan menukar pemainnya. Pemain akan dijual bila memang tidak dibutuhkan oleh tim atau ada tawaran besar yang datang dari tim lain. Sedangkan klub akan menyewakan pemainnya bila mereka kelebihan pemain dan ingin memberikan waktu bermain lebih banyak kepada pemainnya. Biasanya para pemain muda yang akan

72 59 dipinjamkan agar saat kembali dari masa peminjaman pemain tersebut memiliki kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya. Alasan lain karena biaya gaji yang terlalu tinggi sehingga klub akan meminjamkan pemainnya dan gaji akan dibayar oleh klub peminjam. Pertukaran pemain terjadi lebih dikarenakan strategi yang akan dipakai oleh kedua tim yang bersangkutan. Kedua tim akan sepakat jika pemain yang ditukar akan berguna di timnya masing-masing. Pada proses pertukaran biasanya ada klub yang akan dikenakan biaya tambahan sesuai dengan kesepakatan. Klub juga memiliki kendali atas pemain sepak bola melalui kontrak hukum yang mengikat antara klub dan pemain sepak bola. Kontrak dilakukan pada awal bergabungnya pemain ke klub tersebut dan berisi kesepakatan di antara kedua pihak. Pemain dan klub harus mematuhi apa yang ada di isi kontrak tersebut. Pemain tidak boleh berpindah ke klub lain tanpa seizin klub yang telah mengontraknya kecuali kontraknya telah habis. Menurut aturan dari FIFA, pemain yang kontraknya tersisa 6 bulan lagi dapat melakukan negosiasi klub lain tetapi proses kepindahan baru diresmikan setelah kontrak dengan klub lamanya telah habis. Maka dari itu klub memiliki kendali penuh atas pemainnya agar tidak pindah tanpa izin selama masih terikat kontrak dengan klub. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan klub memiliki dan membeli pemain yang berkualitas adalah untuk membawa klub berprestasi baik di tingkat lokal maupun secara global. Manfaat ekonomis masa depan yang diberikan oleh pemain sepak bola bagi klub yaitu kesuksesan dan sustainable revenue. Pemain berkontribusi terhadap kesuksesan klub lewat penampilannya di

73 60 atas lapangan dalam meraih kemenangan. Apabila klub berprestasi karena kemenangan yang diraih oleh tim yang kuat maka akan banyak menarik pihak sponsor untuk masuk ke dalam klub, meningkatnya hak siar karena orang akan berebut melihat permainan klub tersebut, meningkatnya penjualan merchandise klub, dan bertambahnya fans secara global. Pemain seperti Cristiano Ronaldo bahkan dapat memberi kontribusi baik di luar ataupun di dalam lapangan. Sudah banyak rekor gol yang telah diciptakan dan mengantar Real Madrid meraih juara Liga Spanyol dan Liga Champions Eropa. Di luar lapangan pesona Ronaldo juga tidak kalah hebat dengan banyaknya iklan yang telah dibintangi. Dengan banyaknya iklan yang dibintangi pemainnya, Real Madrid pun memperoleh keuntungan ekonomis. Bursa Transfer pemain di Eropa merupakan active transfer market bagi pemain sepak bola. Harga Perolehan yang jelas dapat dilihat dari nilai transfer yang dikeluarkan oleh klub pembeli. Sehingga harga pemain sepak bola dapat diukur secara andal dengan adanya bursa transfer pemain. Dan sekarang dengan banyaknya situs penyedia nilai transfer pemain memudahkan pengukuran pemain sepak bola. Salah satu situs yang menyajikan nilai transfer pemain secara lengkap yaitu transfermarkt.de. Pembahasan kriteria yang telah dilakukan menjelaskan bahwa untuk industri sepak bola di Eropa dapat mengategorikan dan mengakui pemain sepak bola sebagai aset tak berwujud.

74 Hasil Penelitian Kebijakan Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Arsenal menyatakan bahwa biaya (cost) yang berkaitan dengan perolehan player registration atau perpanjangan kontrak mereka, termasuk fee untuk agen, dikapitalisasi dan diamortisasi dalam jumlah yang sama selama periode kontrak tersebut. Jika kontrak di negosiasi ulang, maka biaya yang belum diamortisasi (unamortized cost) akan diamortisasi selama masa kontrak yang baru bersama dengan biaya baru yang muncul dari perpanjangan kontrak. Jika akuisisi player registration melibatkan aktiva non kas, seperti pertukaran antar pemain, maka transaksi tersebut dihitung menggunakan estimasi nilai pasar dari aktiva yang ditukar tersebut. Everton, Manchester United dan West Ham United secara umum menerapkan kebijakan akuntansi yang tidak berbeda jauh dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh klub sepak bola Arsenal. Baik Everton, Manchester United dan West Ham United juga memiliki kebijakan yang sama saat mengelola biaya klub. Khususnya saat terjadi negosiasi ulang untuk memperpanjang kontrak pemain yang otomatis akan muncul biaya baru yang langsung di amortisasi bersama dengan sisa biaya amortisasi kontrak sebelumnya selama masa kontrak baru pemain yang sedang berjalan. Pada dasarnya kebijakan akuntansi keempat klub tersebut mengakui dan mengkapitalisasi pemain sepakbola dalam player registration sebagai aktiva tak berwujud. Nilai kapitalisasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pemain

75 62 tersebut sampai siap digunakan (harga perolehan). Keempat klub tersebut menggunakan metode garis lurus selama masa kontrak dalam mengamortisasi kontrak pemain sepak bola yang dimilikinya Pengakuan Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva Pengamatan yang dilakukan dari laporan keuangan klub Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United diketahui bahwa mereka mengakui pemain sepak bola sebagai aktiva tak berwujud pada laporan keuangannya. Arsenal melaporkan para pemain sepak bolanya pada neraca (Balance Sheet) dengan perkiraan Intamgible Asset. Pada tanggal neraca 31 Mei 2013 nilai intangible fixed asset yang dilaporkan sebesar 96,570,000 Poundsterling. Everton juga mengakui pemain sepak bola yang dimiliki sebagai aktiva tak berwujud. Pada tanggal Balance Sheet per 31 Mei 2013, Everton mencatat pengakuan pemainnya pada intangible asset sebesar 29,601,000 Pounsterling dari total aset klub tersebut yang sebesar 35,829,000 Poundsterling. Berbeda dengan Arsenal, jumlah aktiva tak berwujud yang dimiliki oleh Everton lebih besar daripada jumlah aktiva berwujud. Aktiva tidak berwujud yang dimiliki Everton mencapai lebih dari 80% dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki. Manchester United dalam melakukan pengakuan terhadap pemain sepak bola yang dimilikinya tidak berbeda dengan Arsenal dan Everton. Manchester United mencatat pemainnya pada player registration. Pada Balance Sheet tanggal 30 Juni 2013 tercatat bahwa jumlah player registration yaitu sebesar 119,947,000 Poundsterling dari total keseluruhan aktiva yang berjumlah 1,118,311,000 Poundsterling.

76 63 West Ham United juga mengakui pemain sepak bola yang bermain untuk mereka sebagai aktiva tidak berwujud sama seperti tiga klub sebelumnya. Pada Balance Sheet tanggal 30 Mei 2013 dilaporkan bahwa West Ham United memiliki intangible asset sebesar 24,479,000 Poundsterling dari total aset sebesar 89,084,000 Poundsterling. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa keempat klub Liga Inggris tersebut memiliki kebijakan yang sama dalam mengakui pemain sepak bola yang dimilikinya, yaitu mengakui mereka sebagai aset yang berharga bagi klubnya masing-masing dan dicatat di intangible asset yang berada di neraca atau Balance Sheet klub sepak bola di Liga Inggris Pengukuran dan Penilaian Pemain Sepak Bola Setelah diakui sebagai aset tidak berwujud bagi klub, selanjutnya pemain sepak bola akan diukur dan dinilai lalu dicatat dalam laporan keuangan klub sepak bola. Pemain sepak bola diperoleh dari hasil didikan akademi ataupun pembelian dari klub lain. Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United melaporkan pemain sepak bola yang dimilikinya sebesar net book value pemain tersebut, yaitu sebesar nilai historis (harga akuisisi/harga pembelian) dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Keempat klub sepak bola tersebut melakukan amortisasi untuk pemain sepak bola yang dimilikinya serta mengakumulasikannya dalam perkiraan Akumulasi Amortisasi. Arsenal, dalam laporannya menambahkan bahwa net book value dari pemain tersebut mungkin tidak menggambarkan current market value dari pemain tersebut. Klub memperkirakan bahwa nilai realisasi bersih (net realizable value) dari pemain tersebut lebih besar dari nilai bukunya dengan

77 64 jumlah yang signifikan. Bagi pemain yang dikembangkan oleh klub lewat akademi yang dimiliki klub tersebut, nilainya tidak dicantumkan di dalam laporan keuangan Pelepasan Pemain Sepak Bola Pelepasan atau penjualan pemain disebabkan oleh banyak faktor misalnya, pemain tersebut terlalu sering cedera sehingga klub tidak bisa menerima manfaat dari pemain tersebut sehingga pemain akan diputus kontraknya atau dijual ke klub yang menginginkannya. Kemudian dapat juga terjadi penjualan pemain bintang atau pemain yang menjadi andalan klub karena klub mendapat tawaran yang besar dari klub lain sehingga terjadi transaksi penjualan antar klub. Pelepasan atau penjualan pemain sepak bola terjadi pada keempat klub untuk periode 2012/2013. Berdasarkan pengamatan terhadap laporan keuangan keempat klub tersebut, transaksi pelepasan pemain melibatkan beberapa item pada beberapa laporan keuangan yaitu Balance Sheet, Income Statement, Statement of Cashflow, dan Catatan atas laporan keuangan atau biasa di sebut Notes of Financial Statement. Penjualan pemain sepak bola terjadi antara satu klub dengan klub lainnya. Pemain akan dijual jika klub menerima tawaran harga dari klub pembeli. Setelah itu pemain akan diperbolehkan menegosiasikan kontrak dengan klub pembeli tersebut. Pelepasan biasanya terjadi jika pemain tersebut akan habis kontraknya pada klubnya saat ini. Menurut aturan UEFA, pemain yang mempunyai sisa kontrak 6 bulan atau kurang boleh bernegosiasi dengan klub lain. Dalam peristiwa seperti ini klub pembeli tidak perlu mengeluarkan dana untuk mengakuisisi

78 65 pemain tersebut. Proses kepindahan akan diselesaikan ketika kontrak pemain yang bersangkutan telah habis pada klub lamanya Pengungkapan Pemain Sepak Bola Pengungkapan pemain sepak bola atau dalam laporan keuangan klub disebut sebagai player s registration di Eropa mengikuti standar akuntansi IAS 38 Intangible Assets. Berdasarkan data yang dimiliki oleh UEFA pada tahun 2010, diketahui bahwa kontrak pemain sepak bola berjumlah 25% dari total aset klub di Eropa yang bernilai 5,2 trilyun Euro dan hampir bernilai sama dengan aset tetap klub-klub tersebut seperti stadion dan fasilitas akademi yang bernilai 5,9 trilyun Euro. Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United melaporkan pemain sepak bolanya pada neraca (Balance Sheet) dengan perkiraan Intangible Fixed Asset. Keempat klub tersebut melaporkannya sebesar net book value, yaitu harga perolehan (cost) dikurangi dengan akumulasi amortisasi/depresiasi. Jika merujuk pada pengungkapan menurut IAS 38 tersebut, tampak bahwa keempat klub tersebut telah melakukan pengungkapan yang cukup memadai terhadap aktiva berupa pemain sepakbola yang dimilikinya Industri Sepak Bola di Indonesia Sepak bola di Indonesia menjadi olahraga yang paling populer dibanding dengan bulutangkis atau basket, hampir sama seperti di kebanyakan negara. Kecintaan masyarakat terhadap olahraga ini ditunjukkan dengan dukungan penuh secara besar-besaran saat timnas Indonesia bermain. Sepak bola Indonesia

79 66 sekarang sedang menuju masa transisi untuk menjadi sebuah industri sepak bola. Hal ini ditandai dengan diwajibkannya klub-klub amatir untuk memiliki badan hukum. Sehingga pengelolaan klub yang dulunya amatir berubah menjadi klub yang dikelola secara profesional. Penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional di Indonesia dilaksanakan secara amatir pada tahun yang lebih dikenal dengan istilah Perserikatan. Pada tahun dibentuklah kompetisi sepak bola semiprofesional oleh PSSI yang dinamakan Liga Sepak Bola Utama atau Galatama. Meski begitu, Perserikatan dan Galatama tetap berjalan sendiri-sendiri. Perserikatan merupakan klub yang dibiayai menggunakan APBD sedangkan Galatama berisikan klub yang dibiayai oleh perusahaan swasta. Pada tahun 1994, PSSI membentuk Liga Indonesia, sebuah kompetisi baru hasil penggabungan dari fanatisme kedaerahan yang dimiliki Perserikatan dan profesionalisme yang dimiliki Galatama. Namun sumber biaya yang dimiliki klub masih ada yang menggunakan APBD. Baru pada tahun 2008 PSSI membentuk sebuah liga profesional di Indonesia yang bernama Liga Super Indonesia. Klub pun diwajibkan berbadan hukum legal sehingga pengelolaan klub menjadi profesional. Kondisi sepak bola di Indonesia masih tertinggal jauh apabila dibandingkan dengan sepak bola di Eropa khususnya Liga Inggris. Masih banyak permasalahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar lapangan yang harus diselesaikan oleh induk organisasi sepak bola Indonesia atau PSSI. Mulai dari tunggakan gaji pemain sepak bola yang belum dibayar, tidak tentunya jadwal

80 67 penyelenggaraan liga, pemasukan bagi klub yang masih minim, kericuhan antar suporter dan praktek pengaturan skor. Klub sepak bola di Indonesia hanya mengandalkan pemasukan lewat tiket pertandingan. Hal ini yang menjadikan pemasukan tiap klub menjadi sedikit. Hanya beberapa klub saja yang mendapatkan suntikan dana lebih dari investor maupun sponsor yang diperoleh misalnya klub Arema Cronus dan Persib Bandung. Pendapatan dari merchandise klub juga tidak dapat diandalkan karena maraknya barang tiruan yang dijual di pasaran sehingga penjualan merchandise klub di Indonesia tidak efektif dan menjadi sia-sia. Sedangkan pembagian hak siar klub berbeda dengan yang terjadi di Liga Inggris. Jika di Liga Inggris pendapatan hak siar akan dibagi secara rata kepada klub, di Indonesia hak siar akan diberikan kepada operator liga yang kemudian beberapa persennya akan dibagi kepada klub. Sedikitnya jumlah pemasukan tersebut yang menimbulkan beberapa masalah finansial dan yang paling umum terjadi adalah belum dibayarnya gaji pemain selama beberapa bulan. Pemain sepak bola yang berkompetisi di Indonesia rata-rata akan di kontrak selama satu musim penuh berjalan dan paling lama sampai 2 tahun. Hal ini yang menyebabkan jarang sekali terjadinya proses transfer jual beli pemain dari satu klub ke klub lainnya. Jarang sekali melihat klub di Indonesia membayar sejumlah uang kepada klub lain untuk membeli pemain yang dimilikinya. Karena setelah kontraknya habis pemain akan bebas memilih bertahan di klub lamanya atau pindah ke klub baru yang akan menjadi tempat bermain selanjutnya. Pelaporan keuangan klub di Indonesia sulit sekali untuk ditemukan karena

81 68 memang meskipun sudah berbadan hukum legal tetapi klub tersebut tidak listing di bursa sehingga laporan keuangan tidak dipublikasikan untuk umum..

82 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana klub sepak bola mengukur dan melaporkan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub. Pemain sepak bola merupakan aset penting bagi klub dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh klub. Dengan diukur dan dilaporkannya pemain sepak bola, laporan keuangan klub menjadi relevan dan reliable sehingga para investor lebih percaya lagi kepada manajemen klub. Yang menjadi sampel merupakan empat klub yang berkompetisi di Liga Inggris yaitu Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC, dan West Ham United FC. Peneliti menganalisis bagaimana keempat klub tersebut mengukur dan melaporkan pemain sepak bola dari laporan keuangan klub yang diperoleh dari website klub. Penelitian ini juga menggunakan beberapa jurnal ilmiah ataupun tulisan ilmiah lainnya serta beberapa penelitian yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Sisa dari bab ini memberikan informasi lebih lanjut tentang kesimpulan, kontribusi dari penelitian ini, keterbatasan penelitian dan arah potensial lebih lanjut untuk studi Kesimpulan Perkembangan industri sepak bola semakin maju sebagai suatu bisnis khususnya di daratan Eropa. Hal ini menuntut adanya pengelolaan yang baik dari manajemen klub agar dapat terus dipercaya oleh para investor. Aturan yang tepat dan jelas harus dibuat agar tujuan klub dan kepentingan investor dapat terpenuhi. 69

83 70 Pedoman akuntansi yang jelas dalam pembuatan laporan keuangan klub menjadi salah satu hal yang sangat penting. Laporan keuangan yang telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dapat memudahkan pengguna internal maupun eksternal klub untuk membuat kebijakan financial dan mengawasi keberlangsungan klub tersebut. Manusia merupakan sumber daya penting dalam pelaksanaan kegiatan usaha dari satu entitas. Pemilihan, pelatihan dan penempatan sumber daya manusia secara tepat akan memberi hasil maksimal kepada perusahaan. Peran penting yang dimiliki oleh manusia tersebut memungkinkan manusia untuk dilaporkan dalam laporan keuangan satu perusahaan. Begitu juga dengan sebuah klub sepak bola yang sangat bergantung terhadap pemainnya untuk meraih kesuksesan. Klub akan meraih kemenangan demi kemenangan jika diisi oleh pemain yang berkualitas dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Secara umum terdapat dua metode untuk mengukur pemain sepak bola sebagai human capital yaitu Metode Biaya Historis (Historical Cost of Human Resource), yang menghitung nilai atas semua biaya sumber daya manusia yang telah dikeluarkan untuk memperoleh (acquisition cost) dan mengembangkan (development cost) sumber daya manusia dari suatu organisasi, serta Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost of Human Resource) yang mencakup semua biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya manusia yang sekarang dipekerjakannya. Pada 4 klub yang diteliti yaitu Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United melaporkan pemain sepak bola yang dimilikinya sebesar net book value pemain tersebut, yaitu sebesar nilai

84 71 historis (harga akuisisi/harga pembelian) dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Keempat klub sepak bola tersebut melakukan amortisasi untuk pemain sepak bola yang dimilikinya serta mengakumulasikannya dalam perkiraan Akumulasi Amortisasi. Pengungkapan pemain sepak bola atau dalam laporan keuangan klub disebut sebagai player s registration di Eropa mengikuti standar akuntansi IAS 38 Intangible Assets. Merujuk pada pengungkapan menurut IAS 38, keempat klub yang diteliti yaitu Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United melaporkan pemain sepak bolanya pada neraca (Balance Sheet) dengan perkiraan Intangible Fixed Asset. Keempat klub tersebut melaporkannya sebesar net book value, yaitu harga perolehan (cost) dikurangi dengan akumulasi amortisasi/depresiasi Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yang juga bisa menjadi saran untuk penelitian selanjutnya. Pembatasan penelitian terletak pada objek klub yang mempublikasikan laporan keuangan klub setiap musim. Peneliti lebih banyak mendapat laporan keuangan klub sepak bola dari klub yang berkompetisi di Liga Inggris. Untuk menghindari subjektivitas analisis, peneliti menggali banyak jurnal dan artikel sebagai sumber informasi teoritis yang menjadi dasar penilaian dalam pnearikan kesimpulan penelitian ini. Penelitian selanjutnya dapat melakukan pencarian lebih lanjut dan lebih banyak lagi baik di wilayah Eropa atau wilayah lokal. Melihat kondisi sepak bola Indonesia yang terus berbenah, bukan tidak

85 72 mungkin akan ada beberapa klub yang mempublikasikan laporan keuangannya ke masyarakat Saran Perlu beberapa perbaikan agar laporan keuangan klub dapat mencerminkan kondisi sesungguhnya dari klub tersebut sehingga tujuan klub dan kepentingan investor dapat terpenuhi. Beberapa hal atau alternatif yang disarankan adalah sebagai berikut : 1. Perlunya standar yang mengatur tentang pelaporan human capital pada suatu entitas bisnis. Hal ini penting bagi entitas yang sangat dipengaruhi oleh adanya human capital khususnya dalam industri sepak bola. Sehingga klub dapat menyusun laporan keuangan sesuai standar yang sudah ditetapkan dan para calon investor yang akan menanamkan modalnya di klub dapat melihat nilai perusahaan yang memadai. 2. Dibentuknya badan formal untuk melakukan penilaian yang wajar dan independen terhadap seorang pemain sepak bola. Sehingga klub dapat mengetahui besaran nilai dari pemain yang dimilikinya berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh badan formal tersebut. 3. Untuk sepak bola di Indonesia, harus ditetapkan sistem dan aturan finansial yang ketat bagi klub yang akan berkompetisi di Liga Indonesia. Sistem pengelolaan yang profesional agar klub dapat memperoleh pemasukan sehingga tidak mengalami masalah finansial saat berkompetisi.

86 DAFTAR PUSTAKA Anselm, Strauss. dan Juliet Corbin Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Amir, Eli & Gilad Livne Accounting, Valuation and Duration of Football Player Contract. Journal of Business Finance & Accounting, 32(3) & (4). Arsenal Holdings PLC Statement of Accounts and Annual Report 2012/2013, (Online), ( diakses pada tanggal 5 Desember 2014) Baridwan, Zaki Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Brummet, R. Lee Human Resource Accounting: Modern Accounting. Terjemahan oleh Tim Penerjemah CV. Alfa Beta Bandung: CV. Alfa Beta. Brommer, B.C Does the Football Players Contracts Require Extra Attention?. Tillburg University Deloitte Annual Review of Football Finance-Highlights. UK: Sport Business Group. Devi, Astri P Jurnal Perlakuan Akuntansi Terhadap Pemain Sepakbola. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1, Elo, S. & Kyngäs, H The Qualitative Content Analysis Process. Journal of Advanced Nursing, 62(1): Everton FC Company Limited Annual Report and Account 2012/2013, (Online), ( diakses pada tanggal 5 Desember 2014) Fitz-enz, J The ROI of Human Capital: Measuring the Economic Value Added of Employee Performance. New York: American Management Association. Flamholtz, E.G Human Resource Accounting: A Review Of Theory And Research. Journal of Management Studies, 11(1): 44-61

87 Høegh-Krohn, N. E. J., & K. H. Knivsflå Accounting for Intangible Assets in Scandinavia, the UK, the US, and by the IASC: Challenges and a Solution. International Journal of Accounting 35, Ikhsan, Arfan Akuntansi Sumber Daya Manusia: Suatu Tinjauan Penilaian Modal Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Iskandar Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gubung Persada Press. Kieso, Donald E, et al. Warlfield Accounting Principles Eighth Edition. John Wiley & Sons, Inc Warlfield Intermediate Accounting Twelfth Edition. John Wiley & Sons, Inc. Krippendorff, K Content Analysis: An Introduction to Its Methodology. Beverly Hills, Calif.: Sage Publications. Lako, Andreas Akuntansi Sumber Daya Manusia: Pengakuan dan Pelaporan Sumber Daya Manusia Sebagai Asset Organisasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Lisvery, Saoria & Irma Yosephine Ginting Aktiva Tak Berwujud. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1, Mayo, A The Role of Employee Development in The Growth of Intellectual Capital. Personal Review, Vol.29, No. 4. Manchester United PLC Annual Financial Report 2012/2013, (Online), ( diakses pada tanggal 5 Desember 2014) Mulyadi Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara. Rachmawati, D., F. Wulani, & C. E. Susilowati Intellectual Capital pada Industri di Indonesia. Seminar Internasional Management and Reseach Conference, Sanur Beach Bali Hotel, FE-Universitas Indonesia, Agustus: Rachmawati, D., dan F. Wulani Human Capital dan Kinerja Daerah: Studi Kasus di Jawa Timur. Penelitian APTIK, April: 1-73.

88 Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1): Setyanto, R. P., Pengukuran Human Capital: Peluang bagi Departemen SDM untuk Berperan sebagai Strategic Business Partner. Usahawan No.10, Tahun XXXIII, Oktober: Soepriyanto, Gatot Fenomena Galactico Bale dan Oezil-Akuntansi Untuk Kontrak Pemain Sepak Bola, (Online), ( diakses 16 September 2014) Stewart, T Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations. New York: Doubleday/Currency. Tunggal, Amin Akuntansi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Totanan, C., Peranan Intellectual Capital dalam Penciptaan Nilai untuk Keunggulan Bersaing. Usahawan, No. 1, Tahun XXXIII, Januari: UEFA UEFA Club Licensing Benchmarking Report. Switzerland. Warno Pencatatan dan Pengakuan Sumber Daya Manusia dalam Akuntansi. Jurnal STIE Semarang,3(2): West Ham Holding Limited Report and Financial Statement 2012/2013, (Online), ( diakses pada tanggal 5 Desember 2014) Widyaningrum, A Modal Intelektual. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1,

89 LAMPIRAN

90

91

92

93

94 EVERTON FC

95

96

97

98 MANCHESTER UNITED FC

99

100

101

102 WEST HAM UNITED

103

104

ANALISIS ATAS PENYAJIAN, INCOME, EXPENSE, DAN PEMAIN SEPAKBOLA PADA LAPORAN KEUANGAN KLUB SEPAKBOLA ARSENAL, JUVENTUS, DAN BARCELONA SKRIPSI

ANALISIS ATAS PENYAJIAN, INCOME, EXPENSE, DAN PEMAIN SEPAKBOLA PADA LAPORAN KEUANGAN KLUB SEPAKBOLA ARSENAL, JUVENTUS, DAN BARCELONA SKRIPSI ANALISIS ATAS PENYAJIAN, INCOME, EXPENSE, DAN PEMAIN SEPAKBOLA PADA LAPORAN KEUANGAN KLUB SEPAKBOLA ARSENAL, JUVENTUS, DAN BARCELONA SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : RINDHASWARI LARETNA SEKARLARASATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa dilepaskan dari suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai laba yang maksimal dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Bisnis Setiap perusahaan atau organisasi selalu memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk menghasilkan dan mengelola produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepakbola adalah salah satu olahraga terpopuler di muka bumi, kalau bukan di bilang yang paling popular menurut situs FIFA berdasarkan survei pada tahun 2001.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum Menurut Warren, Fess, dan Reeve (2012) menyatakan bahwa akuntansi sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum Warren, Fess, dan Reeve (2008) mendefinisikan akuntansi sebagai sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak perlu diperdebatkan lagi bila sepakbola disebut sebagai cabang olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai macam olahraga populer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Transfer Pemain Klub Sepakbola di Liga Inggris Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki kecenderungan untuk mencari sebuah prestasi baik di negaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat menggiurkan. Sepakbola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling digemari di seluruh

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSFER PEMAIN KLUB SEPAKBOLA (STUDI KASUS PADA KLUB SEPAKBOLA DI LIGA INGGRIS) LAPORAN SKRIPSI. Oleh

PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSFER PEMAIN KLUB SEPAKBOLA (STUDI KASUS PADA KLUB SEPAKBOLA DI LIGA INGGRIS) LAPORAN SKRIPSI. Oleh PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSFER PEMAIN KLUB SEPAKBOLA (STUDI KASUS PADA KLUB SEPAKBOLA DI LIGA INGGRIS) LAPORAN SKRIPSI Oleh Stanley Gyver 1301037190 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2013 i ii iii

Lebih terperinci

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar)

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) ELDI MANCA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSFER PEMAIN KLUB SEPAKBOLA (STUDI KASUS PADA KLUB SEPAKBOLA DI LIGA INGGRIS)

PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSFER PEMAIN KLUB SEPAKBOLA (STUDI KASUS PADA KLUB SEPAKBOLA DI LIGA INGGRIS) PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSFER PEMAIN KLUB SEPAKBOLA (STUDI KASUS PADA KLUB SEPAKBOLA DI LIGA INGGRIS) Stanley Gyver Universitas Bina Nusantara Jalan Rawa Belong Raya No.8, Kemanggisan Jakarta Barat

Lebih terperinci

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan yang

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi terhadap Pemain Sepak Bola (Studi Kasus pada Klub Manchester United)

Analisis Perlakuan Akuntansi terhadap Pemain Sepak Bola (Studi Kasus pada Klub Manchester United) Analisis Perlakuan Akuntansi terhadap Pemain Sepak Bola (Studi Kasus pada Klub Manchester United) Kappyanti Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi globlalisasi saat ini menuntut pelaku ekonomi bersaing sangat ketat, cara kerja yang solid akan menghasilkan kinerja yang bagus. Tidak dapat dipungkiri dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik yang bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang

Lebih terperinci

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B ABSTRACT THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG By: Ella Indryani B12.2010.01515 Revenue can be considered as a company product, which means that income is

Lebih terperinci

2012, Annual Report Tottenham Hotspurs FC

2012, Annual Report Tottenham Hotspurs FC 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Peringkat Tabel 1. Peringkat tim Arsenal, Everton dan Tottenham Hotspurs dari tahun 2006-2012. Peringkat Tim Arsenal Everton Tottenham Hotspurs 2006 4 11 5 2007 4 6 5 2008 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri serta arus globalisasi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk mampu bergerak sejalan dengan perkembangan tersebut. Selain itu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama bulan Mei ini terjadi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang cukup menarik, sampai berbagai pihak merasa bingung. Bahkan, petinggi pasar pun

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (1980)

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (1980) SFAC No. 1 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises (1978) Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, saat ini akuntansi dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang positif terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN Perbandingan laporan keuangan merupakan salah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KLUB SEPAK BOLA EROPA

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KLUB SEPAK BOLA EROPA i PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KLUB SEPAK BOLA EROPA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, informasi menjadi bagian penting untuk seluruh segi kehidupan (Ridwan, 2011). Ketersediaan informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam pengambilan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: Regulasi Status dan Transfer Pemain Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia("PSSI") Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: 1) Asosiasi terdahulu: asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah sejarah. Persepsi tersebut tergantung dan masing-masing pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi saat ini telah menghilangkan batasan-batasan geografis dalam kegiatan perekonomian dan menuntut adanya suatu sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TIPE INDUSTRI, EXTRAORDINARY ITEM, DAN LABA TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TIPE INDUSTRI, EXTRAORDINARY ITEM, DAN LABA TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TIPE INDUSTRI, EXTRAORDINARY ITEM, DAN LABA TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas bisnis harus melaporkan aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Laporan tersebut merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA

AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA NUR CHAYATI F0311088 / RANGKUMAN MATERI KULIAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA Konsep Akuntansi Sumber Daya Manusia Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh Komite Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Irham (2012:2), Laporan Keuangan adalah produk akhir dari akuntansi yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut oleh

Lebih terperinci

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets 1 Ruang Lingkup Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-psak 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan laba perusahaan serta komponennya dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam menyediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

1 Universitas Bhayangkara Jaya

1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai penerapan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Pelayanan Customer Service Terhadap Tingkat Kepuasan Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Kusuma Bangsa Surabaya Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini, kekayaan dan pertumbuhan ekonomi terutama

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini, kekayaan dan pertumbuhan ekonomi terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan yang baik hendaknya memiliki sumber daya intelektual dan kemampuan dalam pencapain tujuan perusahaan. Perusahaan mampu berkembang dan bersaing dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPRS MITRA HARMONI MALANG

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPRS MITRA HARMONI MALANG ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPRS MITRA HARMONI MALANG Ayu Wahyu Wulan R. Didied Poernawan A. SE., MBA., Ak Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru yang berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan apabila item tersebut telah memenuhi definisi dari sebuah elemen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan apabila item tersebut telah memenuhi definisi dari sebuah elemen yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Aset Perusahaan Suatu item dapat dikategorikan sebagai sebuah akun dalam laporan keuangan apabila item tersebut telah memenuhi definisi dari sebuah elemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Komite Terminologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Komite Terminologi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Siegel dan Marconi (1989), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

ELEMEN KEUANGAN & KONSEP DASAR PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

ELEMEN KEUANGAN & KONSEP DASAR PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN ELEMEN KEUANGAN & KONSEP DASAR PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN NAMA ANGGOTA : 1. KOMANG WISNU ARIE GUNA PARTHA 1115351163 2. PUTU TEDDY ARTHAWAN 1215351003 KONSEP FUNDAMENTAL ELEMEN LAPORAN

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP PADA KOPERASI KARYAWAN DHARMA LAUTAN UTAMA (PERIODE TAHUN )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP PADA KOPERASI KARYAWAN DHARMA LAUTAN UTAMA (PERIODE TAHUN ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP PADA KOPERASI KARYAWAN DHARMA LAUTAN UTAMA (PERIODE TAHUN 2013-2014) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia Pada PT. Bank XXX, Tbk (Cabang Utama) Perusahaan menyadari bahwa kepuasan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi di Bank dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING OPACITY TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ-45 SELAMA PERIODE )

PENGARUH EARNING OPACITY TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ-45 SELAMA PERIODE ) PENGARUH EARNING OPACITY TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ-45 SELAMA PERIODE 2012 2014) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGAIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan

Lebih terperinci

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan bisnis telah berkembang pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dekade terakhir ini. Pengaruh persaingan bisnis tergambarkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah yang menjadi

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Laporan Posisi Keuangan Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Content Laporan Posisi Keuangan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi masa kini olahraga telah menjadi sebuah olah raga yang dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, baseball,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SAK-ETAP TERHADAP ASET TETAP PADA UKM PERSEORANGAN DI SURABAYA

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SAK-ETAP TERHADAP ASET TETAP PADA UKM PERSEORANGAN DI SURABAYA PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SAK-ETAP TERHADAP ASET TETAP PADA UKM PERSEORANGAN DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT)

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KLUB SEPAK BOLA (STUDI KASUS PADA ARSENAL, TOTTENHAM HOTSPUR DAN EVERTON)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KLUB SEPAK BOLA (STUDI KASUS PADA ARSENAL, TOTTENHAM HOTSPUR DAN EVERTON) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KLUB SEPAK BOLA (STUDI KASUS PADA ARSENAL, TOTTENHAM HOTSPUR DAN EVERTON) Elvina Chandra Pranata Alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Supatmi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia) KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menyatakan bahwa manajemen atau pihak perusahaan haruslah memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

CURRENT COST ACCOUNTING

CURRENT COST ACCOUNTING RMK TEORI AKUNTANSI CURRENT COST ACCOUNTING OLEH : KELOMPOK 4 KHATMI TAMTAMI NISA K (A311 11 108) NURHADI AKIB (A311 11 113) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 DASAR

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ANALISIS PERBEDAAN SERAPAN ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA DAN KABUPATEN ( studi kasus pemerintahan daerah kota dan kabupaten di jawa timur periode 2008-2013 ) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN

Lebih terperinci