BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada waktu periode tertentu. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Sumber daya manusia adalah sekumpulan individu maupun organisasi yang dipergunakan sebagai tenaga kerja dalam suatu perusahaan. Dengan d emikian dalam melakukan perekrutan tenaga kerja, manajer sumber daya manusia haruslah dapat menghitung biaya-biaya yang terjadi dalam penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia tersebut. Melalui pengertian akuntansi dan sumber daya manusia di atas, maka akuntansi sumber daya manusia berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu sumber daya organisasional. Hal ini melibatkan pengukuran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan bisnis dan organisasi lainnya untuk merekrut, menyeleksi, mempekerjakan, melatih dan mengembangkan aktiva manusia. Akuntansi sumber daya manusia juga

2 melibatkan pengukuran terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya manusia dari suatu perusahaan. Komite Akuntansi Sumber Daya Manusia dari American Accounting Association (1970), mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia sebagai proses identifikasi dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia serta pengomunikasian informasi ini ke pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi di atas, terkandung tiga pengertian akuntansi sumber daya manusia, yaitu: 1. Identifikasi nilai-nilai sumber daya manusia. 2. Pengukuran harga dan nilai manusia bagi organisasi itu. 3. Penyelidikan mengenai dampak kognitif dalam perilaku sebagai akibat dari informasi itu. Menurut Flamholtz dalam bukunya Resource Accounting (1977), dikemukakan sebagai berikut: Resource Accounting means accounting for people as an organizational resources. Artinya: Akuntansi Sumber Daya Manusia berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu sumber dari organisasi. Hal ini menyangkut tentang biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan organisasi yang lain untuk merekrut, memilih, mempekerjakan, melatih, dan mengembangkan human assets yang juga berhubungan dengan nilai ekonomis dari pekerja/pegawai perusahaan.

3 2.1.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia Sepanjang akhir tahun 1960-an, para manajer, ilmuwan keperilakuan, analis keuangan dan para akuntan menjadi semakin tertarik terhadaap gagasan akuntansi bagi manusia sebagai sumber daya organisasional. Pada awalnya, gagasan tersebut adalah untuk memasukkan manusia ke dalam neraca karena diakui bahwa manusia adalah sumber daya yang berharga dan laporan keuangan tidaklah lengkap jika laporan keuangan tersebut tidak mencerminkan status dari aktiva manusia. Barubaru ini, terdapat kecenderungan yang semakin kuat ke arah pengembangan metode akuntansi sumber daya manusia sebagai alat manajerial dan bukan untuk tujuan laoran keuangan. Beberapa organisasi bisnis telah mulai mengembangkan sistem akuntansi untuk sumber daya manusianya. Pengembangan metode akuntansi sebagai alat manajerial lebih kepada dukungan manajemen puncak terhadap efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Berdasarkan sejarah perkembangan akuntansi sumber daya manusia, Flamholtz membagi perkembangan sejarah di bidang ini ke dalam lima tahap. Tahapan tersebut dimulai sejak tahun 1960-an sampai tahun 1980-an. Adapun tahapan-tahapan tersebut meliputi : a. Tahap Pertama ( ) Tahap ini ditandai dengan timbulnya minat terhadap akuntansi sumber daya manusia dan asal mula mengenai konsep-konsep dasar akuntansi sumber daya manusia dan kerangka teori yang berhubungan. Dorongan

4 mula-mula untuk pengembangan akuntansi sumber daya manusia berasal dari berbagai sumber, termasuk teori ekonomi mengenai modal manusia, perhatian ahli jiwa organisasional terhadap efektivitas kepemimpinan, perspektif sumber daya manusia yang baru. b. Tahap Kedua ( ) Tahap ini merupakan tahap periode riset akademik untuk mengembangkan dan menilai validitas dari model-model pengukuran biaya sumber daya manusia (biaya historis atau biaya pengganti) dan nilai (moneter dan non moneter). Oleh karena itu, riset didesain untuk memformulasi manfaat sekarang dan potensial dari akuntansi sumber daya manusia sebagai suatu alat profesional sumber daya manusia, manajer lini, dan pemakai eksternal dari informasi keuangan perusahaan. c. Tahap Ketiga ( ) Tahap ini mencakup banyak riset akademik di seluruh dunia Barat, Australia dan Jepang, dalam masa ini terjadi peningkatan usaha untuk menerapkan akuntansi sumber daya manusia dalam usaha organisasi. Selama tahap ketiga ini riset meliputi penilaian pengaruh potensial dari informasi akuntansi sumber daya manusia atas keputusan yang diambil oleh profesional sumber daya manusia, manajer lini, dan investor. Mencakup juga keberlanjutan pengembangan mengenai konsep-konsep

5 serta model-model untuk mengukur dan mempertanggungjawabkan biaya dan nilai sumber daya manusia. d. Tahap Keempat ( ) Tahap ini merupakan periode menurunnya minat para akademik dalam dunia perusahaan. Salah satu alasan menurunnya minat ini adalah kebanyakan riset pendahuluan yang relatif mudah telah diselesaikan, riset yang tersisa yang diperlukan untuk mengembangkan akuntansi sumber daya manusia adalah rumit, hanya dapat diselesaikan oleh akademisi yang relatif sedikit, dan memerlukan kerjasama dengan organisasi yang ingin memberi pelayanan sebagai tempat riset untuk studi riset terapan. e. Tahap Kelima (1980-sekarang) Tahap ini mencakup awal kebangkitan minat dalam teori dan praktik akuntansi sumber daya manusia. Walaupun selama periode tahun mengalami kelesuan, tetapi tidak sepenuhnya mati. Awal pembaharuan terjadi selama tahun 1980-an, dan sejak saat itu terjadi peningkatan sejumlah riset baru yang signifikan terkait dengan perkembangan dan penerapan akuntansi sumber daya manusia, dan juga meningkatnya (sekalipun relatif kecil) sejumlah usaha untuk menerapkan akuntansi sumber daya manusia oleh organisasi terkemuka.

6 2.1.3 Asumsi Dasar Akuntansi Sumber Daya Manusia Davidson and Weil (1978) dalam Arfan (2008), mengatakan asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut : 1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. 2. Pengaruh dari gaji manajemen. 3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia Ruang Lingkup Akuntansi Sumber Daya Manusia Resources Accounting Resource Cost Accounting (HRCA) Resource Value Accounting (HRVA) Personal Cost Asset Sumber: Tunggal, 1995 Gambar 2.1 Ruang Lingkup Akuntansi Sumber Daya Manusia

7 1. Resource Cost Accounting (HRCA) Merupakan pengukuran dan pelaporan biaya yang timbul untuk pencarian, pengembangan dan penggantian tenaga sebagai sumberdaya organisasi. Dalam hal ini terdapat dua jenis cost berkenaan dengan HRCA ini, yaitu: a. Personal Cost Accounting adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi proses manajeman personalia dalam pencarian dan pengembangan sumberdaya manusia. b. Assets Accounting mencakup Cost manusia itu sendiri dimasukkan sebagai human resource dari suatu perusahaan. 2. Resource Value Accounting (HRVA) Pengertian value di sini adalah present value of future service. Sedangkan HRV adalah: present worth of future service that people are expected to provide Tujuan Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Flamholtz dalam Amin Widjaja Tunggal (1995), menyatakan bahwa tujuan dari penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah : 1. Menyediakan kerangka kerja untuk membantu manajer dalam menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien.

8 2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi user dalam memperoleh, mengembangkan, menempatkan, mengkonversi, menggunakan, mengevaluasi dan menghargai sumber daya manusia. 3. Menyediakan alat ukur biaya (cost) dan nilai (value) dari manusia bagi organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. 4. Memotivasi manajer untuk menghargai segala akibat dari pengambilan keputusan usaha atas sumber daya manusia (human resource) Kendala Kendala Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai suatu konsep sampai dengan sekarang ini belum dapat diterima sebagai suatu generally accepted accounting principles (GAAP). Hal ini disebabkan karena adanya syarat yang diatur dalam FASB No.5 dalam Amin Widjaja Tunggal (1995), yaitu: 1. Definition Menurut FASB definisi Asset adalah sebagai berikut : asset are probble future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a result of past transections or events. Dari definisi tersebut ada tiga unsur penting dari suatu asset yakni : a. manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin ( probable future economic benefits ),

9 b. diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan usaha tertentu (obtained or controller by particular entry), c. akibat transaksi atau peristiwa masa lalu (a result of past transaction or events). Dengan demikian akuntansi sumber daya manusia telah memenuhi syarat pertama dan ketiga, tetapi syarat yang kedua tidak dapat dipenuhi, karena sumber daya manusia tidak dapat diperoleh atau dikendalikan perusahaan. Artinya bahwa asset tidak dapat dimiliki oleh perusahaan. Hal inilah yang disadari oleh beberapa ahli seperti A.Belkoui, Lev & Schwarz, Yuri Ijiri, dan Lee Brummet, sebagai suatu kelemahan mengapa sumber daya manusia belum dapat diterima sebagai asset. 2. Measurement (Dapat Diukur) FASB No.5 menjelaskan bahwa ada lima atribut yang dapat digunakan dalam mengukur suatu aktiva, yaitu : historical cost, current cost, current market value, net realizable (settlement, value and present (or discounted) value of future cash flow). Berdasarkan atribut tersebut atau konsep sumber daya manusia dengan demikian telah memenuhi kriteria seperti telah diuraikan dalam metode pengukuran, namun demikian sumber daya manusia mempunyai kendala berupa kelemahan kelemahan yang ada pada masing masing metode pengukurannya. Disamping itu, sumber daya manusia juga berbeda dengan sumber daya fisik lainnya dari sudut penilaian, karena

10 perusahaan tidak dapat memiliki sumber daya ini. Kalaupun sumber daya manusia ini diakui sebagai suatu asset akn mengalami kesulitan dalam pengamortisasian secara rasional dalam penyajian laporan keuangan. Masalah pengukuran inilah yang menjadi isu sentral yang belum terpecahkan pada akuntansi sumber daya manusia, karena sumber daya manusia mempunyai karekteristik yang berbeda dengan aktiva lainnya. Seperti masalah kepemilikan, amortisasi, perputaran, pengukuran dan penilaian secara moneter tingkat kemampuan manusia yang pada dasarnya sering berubah ubah, dan lain lain. Yuri Ijiri mencoba memberikan pemecahan dengan sudut pandang yang berbeda, yaitu : The central problem in human resource accounting is not what kind of resources should be treated, but rather than when the resource be organized. This timing issue is particular important because human resource are not owned by the firm, while many physical resource. 3. Relevance Tahun 1980 telah mengeluarkan pernyataan mengenai karekteristik kualitas informasi dalam SAFC No 2. Karakteristik ini ditujukan kepada para pemakai informasi akuntansi, terutama investor dan kreditor untuk pedoman dalam pengambilan keputusan. Agar dapat berguna informasi harus mempunyai sifat utama, yaitu relevance dan reability (relevan dan keandalan).

11 Suatu informasi dikatakan relevan, jika informasi itu dapat memiliki kapasitas untuk membuat suatu perbedaan keputusan antara para investor, kreditor, dan pengambilan keputusan lainnya. Agar informasi itu relevan, maka harus memenuhi tiga sifat yang merupakan kualitas utama relevansi, yaitu mempunyai nilai prediksi, mempunyai nilai umpan balik, dan tepat waktu. Dalam hal ini sumber daya manusia mengalami kendala berupa subjektivitas dalam pengukuran nilai prediksi serta estimasted useful life. 4 Reability Informasi yang dapat diandalkan merupakan informasi yang harus memenuhi sifat dapat diperiksa (verifiability), netral (neutral), dan menyajikan yang sebenarnya (representationally faithfull). Informasi akuntansi dapat dikatakan andal, jika pengaruh penyajiaannya bebas dari kesalahan dan biasa yang digunakan para pengambil keputusan yang lain. Hal inilah yang dirasakan sebagai kendala karena sumber daya manusia pengukurannya banyak yang menggunakan estimasi yang bersifat subyektif Metode Pengukuran Sumber Daya Manusia Metode pengukuran sumber daya manusia ini dibagi menjadi dua yakni biaya akuntansi sumber daya manusia ( human resource cost

12 accounting) dan nilai akuntansi sumber daya manusia ( human resource value accounting). a. biaya akuntansi sumber daya manusia ( human resource cost accounting) pada dasarnya ada dua metode pengukuran biaya akuntansi sumber daya manusia, yakni : yang pertama, historical cost of human resources yaitu sumber sumber yang telah dikeluarkan dalam rangka memperoleh dan mengembangkan tenaga kerja. Sehingga dalam hal ini akan mencakup biaya rekrutmen, seleksi, mempekerjakan, dan penempatan. kedua, replacement cost of human resources yaitu mencakup semua biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya manusia yang sekarang dipekerjakannya. Jadi disini harus diperhitungkan pula biaya menunggu dan lain lain sampai dengan pegawai baru itu diterima dan siap menggantikan tugas pegawai lama. b. nilai akuntansi sumber daya manusia ( human resource value accounting). Dasar metode pengukuran nilai akuntansi sumber daya manusia ( human resource value accounting) terdiri dari dua metode, yakni : yang pertama, metode monetary yaitu metode yang tujuan utamanya adalah menyediakan sebuah cara untuk pengukuran dua

13 dimensi utama dari harga perseorangan di sebuah organisasi perusahaan. kedua, metode non monetary mempunyai kegunaan yang penting sebagai inventarisasi keterampilan dan kemampuan orang, rating atau ranking hasil kerja karyawan, dan pengukuran mengenai sikap/tingkah laku. Pengukuran non moneter nilai human asset yang paling sering digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Likert dan Bowers mengenai variable variable yang menentukan efektivitas organisasi suatu perusahaan. 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berpedoman dari tinjauan teori, jurnal-jurnal internasional mengenai akuntansi sumber daya manusia. Adapun jurnal-jurnal internasional yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

14 Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1 Saeed Divkhaar Taymoorluie, et all (2011) Judul Penelitian Studi of Resource Acoounting and International Development 2 Sandra E.Peterson Accounting For Resources : The Basic Function of Resource Variabel Penelitian Resource Accounting, Capital, Intelectual Capital, International Accounting, International Financial Accounting, International Financial Reporting Standard. Asset Value and Future Economic Benefit, Identifying, Quantifying and Reporting the Investment, Resource Amortization Hasil Penelitian Terdapat perbedaan di setiap Negara dalam mengungkapkan informasi sumber daya manusia dan penyediaan akuntansi serta wawasan professional keuangan di wilayah akuntansi sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk fokus pada masing-masing negara Terdapat fungsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah untuk mengukur sumber dan penggunaan investasi tersebut. Dengan memanfaatkan konsep dengan membandingkan investasi dalam sumber daya manusia (input) dengan kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya (ouput),

15 3 Raunak Narayan Resource Accounting : A New Paradigm in the era globalization 4 Shalini Sharma and R.K Shukla 5 Adam Steen, Denice Welch, and Darcy McCormark Application of Resource Accounting in Heavy Industries Conflicting Conceptualizations of Resource Accounting Globalization, Physical Assets, Resource Accounting (HRA) Resources, Accounting for Resources, Resource Accounting Concepts, Resources Accounting Model Resource Costing, Resource Accounting, Resources, Capital, Intellectua Capital, Goodwill Akuntansi sumber daya manusia adalah masukan penting dari setiap organisasi di era globalisasi, karena menarik dari semua fisik lainnya dan asset. Konsep HRA telah diakui besar manfaatnya tapi sayangnya belum berkembang di seluruh dunia. Perlunya ada evaluasi nilai sumber daya manusia dimana konsep akuntansi sumber daya manusia itu sendiri merupakan cara baru berfikir tentang manusia sebagai asset. Dan ini memiliki potensi besar bagi masa depan perusahaan untuk memahami nilai kekuatan manusia yang disebutkan dalam laporan keuangan. Adanya perbedaan persepsi atau konseptualisasi yan telah memberikan kontribusi terhadap pandangan yang berlaku yang diselenggarakan oleh akuntan pada pengukuran dan pelaporan sumber daya manusia.

16 2.3 Kerangka Konseptual kerangka konseptual merupakan suatu sistem yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang kemudian dapat diuraikan dan diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan. Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan tinjauan peniliti terdahulu, maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut : Akuntansi Sumber Daya Manusia Sejarah Perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Indonesia India Australia Skandinavia Cina

17 a. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Indonesia Menurut Islahuzaman, di Indonesia akuntansi sumber daya manusia masih jarang dipergunakan. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kasus pembajakan tenaga professional. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan bisnis di Indonesia telah menyadari bahwa sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan mampu mengelola perusahaan secara efisien sehingga perusahaan tidak segan segan memberikan nilai tinggi untuk sumber daya manusia. Perusahaan perusahaan ini melakukan hal tersebut dengan pertimbangan. Yang cukup matang dan memperhatikan tujuan jangka panjangnya yaitu memberikan profit yang lebih besar setiap tahun. Jadi, dana dalam jumlah besar itu dikeluarkan dengan tujuan untuk dapat memberikan manfaat pada masa yang akan datang yang lebih besar dari dana yang telah dikeluarkan. b. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di India Menurut Mahalingam (2001:19), Minat dalam mengukur modal manusia juga telah terlihat di India., Mahalingam mencatat bahwa "Para pakar saat ini menyatakan bahwa bentuk lain dari modal, termasuk bahan, peralatan, alat dan teknologi hanya mewakili potensi yang lemah. Sumber daya manusialah yang mengubah potensi ini dan memberikan energi penciptaan kekayaan". Penulis menunjukkan nilai pendekatan sumber daya manusia berdasarkan kemampuan seseorang dan kembalinya keterampilan yang

18 diharapkan selama lima tahun ke depan dengan tahun-tahun mendatang didiskontokan untuk tiba di nilai saat ini. Mahalingam mengemukakan bahwa setiap orang memiliki seperangkat kompetensi dan nilai yang ditugaskan masing-masing dengan jumlah nilai total yang membentuk nilai karyawan dan nilai dari semua karyawan yang membentuk sumber daya manusia dari organisasi yang bersama-sama dengan pelanggan dan modal struktural menghasilkan pendapatan. c. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Australia Penulis Australia Whiting & Chapman (2003) mengemukakan bahwa penelitian mengenai akuntansi sumber daya manusia menunjukkan bahwa secara umum akuntan akan membuat keputusan investasi yang sama terlepas dari apakah informasi sumber daya manusia dibebankan atau dikapitalisasi. Mereka kemudian menunjukkan jika akuntansi sumber daya manusia untuk mengikuti tren internasional yang muncul dalam pelaporan tidak berwujud, informasi sumber daya manusia dapat dikapitalisasi menjadi lebih umum. d. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Skandinavia Negara Skandinavia telah mengambil minat yang sangat kuat di bidang akuntansi sumber daya manusia. Grojer (1997) memberikan perspektif yang menarik tentang mengapa akuntansi sumber daya manusia telah berakar di Skandinavia terutama Swedia, dibandingkan dengan bagian lain dari Eropa, dengan menyarankan bahwa sumber daya manusia ukuran akuntansi dapat

19 berhasil diperkenalkan hanya bila itu sesuai tatanan sosial di organisasi-dan manajemen Skandinavia dan Swedia organisasi sesuai tatanan sosial HRCA. Grojer mencatat bahwa pengenalan rasio personil baru kunci dalam keuangan halaman rasio kunci dalam organisasi dapat mengakibatkan perubahan dalam tatanan sosial antara elit manajemen, dan Oleh karena itu akan menjadi proses yang bermasalah. Sebuah kesimpulan yang mungkin dari perspektif ini adalah bahwa tindakan sumber daya manusia dapat diperkenalkan dengan lancar dalam organisasi ketika langkah-langkah akan sesuai dengan tatanan sosial organisasi, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari ini bidang ketertiban HRA dan sosial dalam organisasi untuk membantu kita memahami penuh implikasi dari faktor ini e. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Cina Tang (2005) berfokus pada pengukuran biaya sumber daya manusia dalam mengembangkan kerangka heuristik menangani hubungan antara penggantian biaya sumber daya manusia dan pengambilan keputusan, dalam manusia sumber daya biaya penggantian (HRRC) sistem. Sistem ini mengukur biaya langsung dan tidak langsung dari sumber daya manusia, yang kemudian diterapkan pada sebuah perusahaan dalam industri metro di Cina. Itu Penulis termasuk ukuran disarankan belajar biaya, biaya kehilangan produktivitas, dan biaya pekerjaan kekosongan dan membahas kegunaan dari model HRRC dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang seperti turnover karyawan,

20 pemisahan ganti rugi, durasi kontrak tenaga kerja, dan anggaran personil di moneter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Komite Terminologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Komite Terminologi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Siegel dan Marconi (1989), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, saat ini akuntansi dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang positif terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik yang bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang

Lebih terperinci

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak

Lebih terperinci

AKUNTANSI SUMBERDAYA MANUSIA: ANTARA HIDUP DAN MATI. Rispantyo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

AKUNTANSI SUMBERDAYA MANUSIA: ANTARA HIDUP DAN MATI. Rispantyo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta AKUNTANSI SUMBERDAYA MANUSIA: ANTARA HIDUP DAN MATI Rispantyo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT The practice accounting expands along with blooming economics. One of the existences

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan apabila item tersebut telah memenuhi definisi dari sebuah elemen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan apabila item tersebut telah memenuhi definisi dari sebuah elemen yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Aset Perusahaan Suatu item dapat dikategorikan sebagai sebuah akun dalam laporan keuangan apabila item tersebut telah memenuhi definisi dari sebuah elemen

Lebih terperinci

PENILAIAN ASSET DAN BISNIS MF. ARROZI ADHIKARA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PENILAIAN ASSET DAN BISNIS MF. ARROZI ADHIKARA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PENILAIAN ASSET DAN BISNIS MF. ARROZI ADHIKARA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PENDAHULUAN Standar Penilaian - telah dikembangkan oleh berbagai profesional organisasi dan ada banyak individu melakukan

Lebih terperinci

AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA. Oleh: Princilvanno Andreas Naukoko ABSTRACT

AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA. Oleh: Princilvanno Andreas Naukoko ABSTRACT AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA Oleh: Princilvanno Andreas Naukoko Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado email: v4naukoko@yahoo.com ABSTRACT Nowadays, accounting has developed more

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPRS MITRA HARMONI MALANG

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPRS MITRA HARMONI MALANG ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPRS MITRA HARMONI MALANG Ayu Wahyu Wulan R. Didied Poernawan A. SE., MBA., Ak Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan adalah pihak internal yang terdiri dari pemilik,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan adalah pihak internal yang terdiri dari pemilik, BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihakpihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar)

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) ELDI MANCA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia Pada PT. Bank XXX, Tbk (Cabang Utama) Perusahaan menyadari bahwa kepuasan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi di Bank dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

PEMBAHASAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PEMBAHASAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PEMBAHASAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Konsep Dasar Pengakuan dan Pengukuran Pos Pelaporan Keuangan SFAC No. 5. Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Suatu Entitas Bisnis (Recognation and Measurement

Lebih terperinci

AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA

AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA NUR CHAYATI F0311088 / RANGKUMAN MATERI KULIAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA Konsep Akuntansi Sumber Daya Manusia Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh Komite Akuntansi

Lebih terperinci

ELEMEN KEUANGAN & KONSEP DASAR PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

ELEMEN KEUANGAN & KONSEP DASAR PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN ELEMEN KEUANGAN & KONSEP DASAR PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN NAMA ANGGOTA : 1. KOMANG WISNU ARIE GUNA PARTHA 1115351163 2. PUTU TEDDY ARTHAWAN 1215351003 KONSEP FUNDAMENTAL ELEMEN LAPORAN

Lebih terperinci

TEORI AKUNTANSI SFAC 6 & SFAC 5. Oleh Kelompok 6: YULI PITALOKA ( ) BAIQ DEWI NOVA WIRA ASTUTI ( )

TEORI AKUNTANSI SFAC 6 & SFAC 5. Oleh Kelompok 6: YULI PITALOKA ( ) BAIQ DEWI NOVA WIRA ASTUTI ( ) TEORI AKUNTANSI SFAC 6 & SFAC 5 Oleh Kelompok 6: YULI PITALOKA (1206305011) BAIQ DEWI NOVA WIRA ASTUTI (1206305151) YULIANA GRECE SETIAWAN (1206305161) METTA YUSTIA WIGUNA (1206305180) FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY)

CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY) CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY) PENGERTIAN (1) Menurut FASB: a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes

Lebih terperinci

Fidyah Purnamasari, Masinah, Arief Rachman Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Fidyah Purnamasari, Masinah, Arief Rachman Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS DOLLARIZED ATTITUDE MODEL SEBAGAI DASAR KAPITALISASI NILAI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP DISCLOSURE LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS Pada PT. Matahari Putra Prima Store, Tbk di SURABAYA)

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI. Akuntansi Keuangan 1

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI. Akuntansi Keuangan 1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI Akuntansi Keuangan 1 AGENDA HARI INI! 1. Tujuan Pelaporan Keuangan 2. Laporan Keuangan vs Pelaporan Keuangan 3. Standar Akuntansi Keuangan 4. Kerangka Konseptual 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan laba perusahaan serta komponennya dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam menyediakan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SDM DAN AKUNTANSI SDM: STUDI KASUS PT X

ANALISIS NILAI SDM DAN AKUNTANSI SDM: STUDI KASUS PT X ANALISIS NILAI SDM DAN AKUNTANSI SDM: STUDI KASUS PT X Irra Chrisyanti Dewi Program Studi D3 Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan STIKOM Surabaya irracdewi@stikom.edu Abstrak: Bagi suatu perusahaan

Lebih terperinci

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16

Lebih terperinci

Latihan Soal Teori Akuntansi ATA 2013/2014

Latihan Soal Teori Akuntansi ATA 2013/2014 Latihan Soal Teori Akuntansi ATA 2013/2014 1. Dilihat dari sudut fungsinya, akuntansi diartikan sebagai a. Suatu alat untuk mencatat semua transaksi atau kejadian-kejadian yang terjadi dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap negara, penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang berbeda-beda. Standar dan tahapan tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

S t I c e S t I c e S k o u s e n. Financial Reporting. Chapter 1. Intermediate Accounting 16E. Tujuan Pembelajaran

S t I c e S t I c e S k o u s e n. Financial Reporting. Chapter 1. Intermediate Accounting 16E. Tujuan Pembelajaran S t I c e S t I c e S k o u s e n Financial Reporting Chapter 1 Intermediate Accounting 16E Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan mengidentifikasi laporan keuangan primer. 2.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Dari segi fungsinya akuntansi merupakan: Suatu aktivitas penyediaan jasa Akuntansi memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholders),

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL PERKEMBANGAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL FINA FADILAH SIREGAR NIM. 110522059 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan dari pemegang. sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan

Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan dari pemegang. sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan BAB I BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan dari pemegang sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu aset dan ekuitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saat ini semakin pesat dirasa sangat penting bagi setiap perusahaan. kesuksesan dalam pencapaian setiap tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang saat ini semakin pesat dirasa sangat penting bagi setiap perusahaan. kesuksesan dalam pencapaian setiap tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perkembangan dunia usaha yang saat ini semakin pesat dirasa sangat penting bagi setiap perusahaan. Kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia yang berbeda-beda telah

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia yang berbeda-beda telah BAB II KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka A.I. Definisi Akuntansi Sumber Daya Manusia Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia yang berbeda-beda telah banyak diberikan oleh beberapa ahli akuntansi namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor, calon investor

Lebih terperinci

Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :

Keuntungan GPL adalah sebagai berikut : Akuntansi Inflasi Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini cenderung terjadi stagnasi akibat dari inflasi yang berlangsung lama yang dapat melumpuhkan perekonomian. Kondisi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AKUNTANSI

PERKEMBANGAN AKUNTANSI PERKEMBANGAN AKUNTANSI PERKEMBANGAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL Isu / Fenomena Masalah : Derasnya arus informasi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan transportasi mengakibatkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia) KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan

BAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).

Lebih terperinci

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD. Accounting Assumptions, Principles, Procedures and Policies

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD. Accounting Assumptions, Principles, Procedures and Policies Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Accounting Assumptions, Principles, Procedures and Policies Pemahaman tentang asumsi, prinsip, prosedur, dan kebijakan terkait penyusunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (iptek) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman telah membawa banyak perubahan. Khususnya pada zaman era globalisasi pada saat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai : a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dalam investasi sangatlah penting karena melalui penilaian kinerja dapat diketahui apakah kinerja dan operasional perusahaan tersebut sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang perdagangan dan perkembangan dalam era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada perubahan berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

AKUNTANSI SUMBERDAYA MANUSIA: PERLAKUAN DAN PENGUKURAN. Sudarno* Abstract. Keywords: human resources accounting, measurement of HRA

AKUNTANSI SUMBERDAYA MANUSIA: PERLAKUAN DAN PENGUKURAN. Sudarno* Abstract. Keywords: human resources accounting, measurement of HRA AKUNTANSI SUMBERDAYA MANUSIA: PERLAKUAN DAN PENGUKURAN Sudarno* Abstract The objective of this study is to examine the accounting treatment for human resource, whether human resource is recognized as an

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi, baik yang bersifat kualiatatif maupun kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi, baik yang bersifat kualiatatif maupun kuantitatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya kompetisi di dunia usaha dalam memasuki era globalisasi, maka semakin besar pula kewajiban bagi perusahaan untuk menyediakan informasi, baik yang

Lebih terperinci

SESI 1 PENGANTAR AKUNTANSI

SESI 1 PENGANTAR AKUNTANSI Modul ke: 01Fakultas EKONOMI BISNIS SESI 1 PENGANTAR AKUNTANSI Sesi 1 Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan mengidentifikasikan sifat bisnis, profesi akuntansi dan peranan akuntansi dalam bisnis Sri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu laporan keuangan juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini dikarenakan fungsi akuntansi yang merupakan media komunikasi diantara para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Kontemporer Accounting Theory Construction In Accounting

Akuntansi Keuangan Kontemporer Accounting Theory Construction In Accounting Modul ke: Fakultas Pasca Sarjana Akuntansi Keuangan Kontemporer Accounting Theory Construction In Accounting Dr.Harnovinsah M.Si,Ak,CA Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id Formulasi Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka

BAB I PENDAHULUAN. masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketika perkembangan teknologi mengubah seluruh negara menjadi sebuah negara seolah tanpa batas (borderless). Era ini populer dengan nama globalisasi. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat,mengharuskan suatu perusahaan untuk mengukur dan menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat,mengharuskan suatu perusahaan untuk mengukur dan menilai kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan bisnis saat ini dengan persaingan yang begitu ketat,mengharuskan suatu perusahaan untuk mengukur dan menilai kinerja perusahaan guna perbaikan penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI

PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk. Oleh : Nur Ali Purnama, Titin Ruliana, Suyatin Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien.

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan bisnis yang sangat kompetitif untuk lebih meningkatkan profesionalisme untuk menjalankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Administrasi Bisnis 1

Sistem Informasi Administrasi Bisnis 1 Tugas : e Learning Administrasi Bisnis 02Nov15 Nama : Erwin Febrian Nim : 14121005 1. Menurut Stoner dan Charles Wankel elemen dasar manajemen meliputi : a. Diklat dan promosi b. Visi dan Misi c. Standar

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-1 GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

PERTEMUAN KE-1 GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PERTEMUAN KE-1 GAMBARAN UMUM AKUNTANSI Definisi Akuntansi (menurut A.A.A) Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

INCOME DAN PELAPORANNYA

INCOME DAN PELAPORANNYA INCOME DAN PELAPORANNYA Definisi Menurut FASB dalam SFAC No. 6: Comprehensive income adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan bisnis selama suatu periode yang berasal dari transaksi-transaksi dan

Lebih terperinci

Keywords: financial reporting purposes, the measurement of the elements of financial statements.

Keywords: financial reporting purposes, the measurement of the elements of financial statements. PENGARUH TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP METODE PENGUKURAN UNTUK UNSUR-UNSUR DALAM LAPORAN KEUANGAN (SEBUAH STUDI ARTIKEL DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA) Etty Gurendrawati * ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

CURRENT COST ACCOUNTING

CURRENT COST ACCOUNTING RMK TEORI AKUNTANSI CURRENT COST ACCOUNTING OLEH : KELOMPOK 4 KHATMI TAMTAMI NISA K (A311 11 108) NURHADI AKIB (A311 11 113) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 DASAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam nemenuhi kewajiban- kewajiban

Lebih terperinci

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kerangka konseptual berisi pembahasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan: 1. tujuan laporan keuangan

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kerangka konseptual berisi pembahasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan: 1. tujuan laporan keuangan 4. KERANGKA KONSEPTUAL INDONESIA Di Indonesia, kerangka konseptual dikenal pada bulan September 1994. dalam hal ini IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Definisi Aset Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia disebutkan bahwa: Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi menetapkan aturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki suatu tantangan untuk terus meningkatkan kualitas informasi akuntansi disetiap perusahaan yaitu dengan melakukan penyajian dan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level First Level Second Level 1. Karakteristik kualitatif 2. Unsur-unsur laporan keuangan

IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level First Level Second Level 1. Karakteristik kualitatif 2. Unsur-unsur laporan keuangan Kebutuhan menjadi acuan pembuatan standar akuntansi keuangan agar standar tersebut dapat lebih berguna, koheren dan konsisten sepanjang waktu Membantu akuntan untuk dengan cepat mengatasi masalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan, walaupun ada pula perusahaan

Lebih terperinci

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan yang go public adalah untuk mengembangkan usaha dan mencari suatu alternatif dana selain dari kegiatan operasi, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat diukur dari sejauh mana perusahaan mampu meningkatkan nilainya sehingga dapat meningkatkan kemakmuran baik bagi para stockholders maupun stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan adalah semua cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci