BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LandasanTeori BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian irigasi Irigasi merupakan sebuah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan digunakan untuk keperluan seperti air baku, penyediaan air minum, pembangkit tenaga listrik, keperluan industri, perikanan dan lain-lain. Sumber air yang digunakan untuk irigasi adalah air yang ada dipermukaan tanah seperti sungai, danau, waduk dan mata air. Kemudian air hujan yang ditampung dengan waduk buatan atau embung. 2.2 Sistem Irigasi Pada umumnya sistem irigasi di Indonesia pengaliran airnya dengan sistem jaringannya terbagi menjadi 3 golongan : Sistem Irigasi Sederhana Sistem irigasi ini baik bangunan maupun pemeliharaannya dilakukan oleh para petani dan pada umumnya jumlah arealnya relatif kecil. Biasanya terdapat dipegunungan, sedangkan sumber daya airnya didapat dari sungai-sungai kecil yang airnya mengalir sepanjang tahun. Bangunan bendungnya dibuat dari tumpukan batu dan bangunannya dibuat sangat sederhana serta tidak dilengkapi dengan pintu air dan alat ukur debit air sehingga pembagian airnya tidak dapat dilakukan dengan baik. II-1

2 2.2.2 Sistem Irigasi Setengah Teknis Sistem irigasi ini seluruh bangunan yang ada di dalam jaringan irigasi setengah teknis konstruksinya bisa permanen atau setengah permanen akan tetapi tidak dilengkapi dengan pintu air dan alat pengukur debit. Pada sistem ini pembangunaanya dilakukan oleh pemerintah Departemen Pekerjaan Umum. II-2

3 2.2.3 Sistem Irigasi Teknis Pada sistem irigasi ini seluruh bangunan yang ada di dalam jaringan irigasi teknis semua konstruksinya permanen dan juga dilengkapi dengan pintu-pintu air dan alat ukut debit, dimana pembagian airnya bisa diatur dan bisa diukur dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga pembagian atau perberian air ke areal sawah dilakukan dilakukan dengan tertib dan merata. II-3

4 Disamping itu untuk menjamin tidak terjadinya banjir, dibuat jaringan pembuang tersier, sekunder dan induk yang nantinya air tersebut dialirkan langsung ke sungai. Saluran ini juga berfungsi untuk membuang air sisa pemakaian sawah. II-4

5 2.3 Skema Jaringan Irigasi dan Skema Bangunan Skema Jaringan Irigasi Skema jaringan irigasi merupakan gambaran yang menampilkan saluran mulai dari bendung, saluran primer, sekunder, bangunan bagi, bangunan sadap dan petakpetak tersier dengan standar sistem tata nama Skema Bangunan Skema bangunan adalah yang menampilkan khusus jumlah dan macam-macam bangunan yang ada pada tiap-tiap ruas saluran dan benda dalam satu daerah jaringan irigasi dengan standar sistem tata nama. 2.4 Istilah-Istilah Irigasi dan Pengertiannya Agar tidak terjadi persepsi yang berbeda terhadap istilah-istilah menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor.20 tahun 2006 tentang irigasi degan istilah sebgai berikut : 1. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. 2. Jaringan irigasi dimulai dari bendung, jaringan saluran pembawa, jaringan saluran pembuang, bangunan pengatur air, dan bangunan pelengkapnya menjadi satu kesatuan di dalam melayani kebutuhan air untuk irigasi. 3. Saluran primer adalah saluran pembawa pertama yang menyadap air langsung dari bendung. 4. Saluran sekunder dalah saluran pembawa kedua yang mengambil air dari saluran induk. II-5

6 5. Saluran tersier adalah saluran pembawa ketiga yang mengambil dari saluran sekunder. 6. Saluran pembuang/drainase adalah pengaliran sisa pemakaian air irigasi yang sudah tidak digunakan lagi dan dibuang melalui jaringan saluran pembuang. 7. Waduk adalah tempat/wadah penampungan air dari sungai yang dapat digunakan untuk pembgankit listrik, irigasi, air minum, perikana dan industri. 8. Embung merupakan wadah penampungan air irigasi pada waktu terjadi surplus air di sungai atau air hujan. 9. Bangunan air adalah bangunan-bangunan yang bersangkutan dengan air yang utamanya yang berkaitan dengan jaringan irigasi. 10. Bangunan sadap utama adalah bangunan yang diletakkan melintang sungai yang fungsinya untuk meninggikan muka air sungai dan kemudian disadap dan dialirkan ke saluran primer. 11. Bangunan bagi adalah bangunan yang fungsinya membagikan air baik saluran primer ke saluran sekunder, atau dari saluran sekunder ke saluran sekunder yang lain. 12. Bangunan sadap dalah bangunan yang fungsinya membagikan air ke saluran tersier. Letaknya bisa disaluran primer da juga saluran sekunder. 13. Bangunan bagi-sadap adalah gabungan dari bangunan bagi dan bangunan sadap, yang berfungsi membagikan air baik dari saluran primer ke saluran sekunder maupun dari saluran sekunder ke saluran sekunder lainnya dan memberikan sadapan ke saluran tersier. II-6

7 14. Daerah potensial yaitu daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan. 15. Daerah fungsional adalah bagian dari daerah potensial yang telah memiliki jaringan irigasi yang telah dikembangkan. Daerah fungsional luasnya sama atau lebih kecil dari daerah potensial. 2.5 Pengolah Data Sumber Daya Air-Pengelolaan Aset Irigasi Pengolah Data Sumber Daya Air-Pengelolaan Aset Irigasi atau disingkat PDSDA PAI adalah sebuah aplikasi yang memadukan antara penggunaan data tabular dan spasial (peta untuk jaringan irigasi / skema irigasi). Berdasarkan hal tersebut, maka PDSDA-PAI dibangun dengan mengintegrasikan perangkat lunak berbasis tekstual dengan sistem informasi geografis. Filosofi dari pengembangan PDSDA-PAI digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.4 Filosofi pengembangan PDSDA-PAI Sustain (keberlanjutan) dari sistem adalah tujuan utama dari dibangunnya PDSDA-PAI. Fakta empiris menunjukkan bahwa pembangunan suatu sistem informasi di instansi pemerintahan (Departemen, Dinas, BUMN, dll) di Indonesia seringkali hanya bersifat parsial dan sporadis. Hal ini dikarenakan seringkali suatu sistem dibangun hanya untuk memenuhi persyaratan administrasi pekerjaan suatu II-7

8 proyek (project based) tanpa memikirkan aspek-aspek pendukung lainnya, misalnya : kelembagaan, prosedur operasional, aspek legal, sumberdaya manusia, dan lain-lain. Akibatnya, sistem tidak pernah bisa direplikasikan dan operasionalisasinya hanya sebatas kurun waktu proyek tersebut. Hal ini berimplikasi pada mubazirnya biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut, PDSDA-PAI berusaha untuk memenuhi kebutuhan semua persyaratan berlanjutnya sistem melalui tahapan-tahapan pengembangan yang konkrit, terstruktur, dan terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. Kajian-kajian khusus mengenai kelembagaan, penyusunan perundangan, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan prosedur operasional standar, telah dilakukan sebagai acuan bagi PDSDA-PAI dan selanjutnya dituangkan ke dalam arsitektur pengembangan PDSDA-PAI yang komprehensif. Ada dua hal mendasar yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan PDSDA-PAI, yaitu aspek yang terkait dengan biaya pengembangan dan implementasi (efektivitas biaya), dan aspek reliabilitas dari sistem aplikasi yang dikembangkan (kehandalan sistem) Efektivitas Biaya Terhadap aspek biaya pengembangan dan implementasi, pengembangan PDSDA- PAI menekankan pada keefektifan biaya (cost effective), yaitu dengan berusaha untuk menggunakan biaya yang optimal. Pengertian optimal disini adalah bahwa sulit untuk dipungkiri bahwa suatu pengembangan sistem informasi memerlukan biaya yang tidak sedikit, namun beberapa hal yang bisa dilakukan penghematan terhadap biaya adalah sebagai berikut : II-8

9 1. Penggunaan perangkat lunak yang tanpa biaya (freeware dan opensource) 2. Fleksibilitas dalam implementasi 3. User friendly 4. Integrasi dengan aplikasi lain Kehandalan Sistem (Reliability) Kehandalan dari suatu sistem bukan diukur dari seberapa banyak fitur yang disiapkan oleh sistem tersebut (misal : penggunaan GIS hanya sebagai aksesoris), melainkan sistem harus mampu menerjemahkan dan mengakomodasi keinginan pengguna dalam pengelolaan sistem tersebut. PDSDA-PAI menggunakan formulir survey yang telah disepakati oleh semua pihak dan dibakukan sebagai acuan terhadap data yang akan dimasukkan, diolah dan dibuatkan informasinya. Tentunya bahwa formulir survey tersebut telah pula mengkaji hal-hal yang terkait dengan kelembagaan, perundangan, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan prosedur operasional standar. Selain berfungsi sebagai tools yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna operasional, PDSDA-PAI juga bisa mengeluarkan informasi untuk konsumsi pengambilan keputusan atau manajerial, sebagai berikut : Prioritas investasi perbaikan aset Kondisi aset Fungsi aset Tingkat kekritisan aset Sisa Umur aset Level of Services (Tingkat Pelayanan) dengan index pertanaman II-9

10 Ketersediaan Air 2.6 Penggunaan Aplikasi Untuk menjalankan aplikasi PDSDA-PAI, Gunakan Windows Explorer dan masuk ke direktori dimana aplikasi ini diinstalkan. Anda bisa membuat shortcut di desktop sehingga tidak perlu setiap saat membuka dengan Windows Explorer dengan cara klik kanan pada PDSDA_PAI.EXE dan klik send to desktop (create shortcut). Klik ganda pada PDSDA_PAI..EXE. Selanjutnya akan muncul menu sebagai berikut : Gambar 2.5 Penggunaan Aplikasi PDSDA-PAI Klik menu Arsip Login, untuk masuk ke sistem sebagai pengguna sesuai dengan otorisasi yang diberikan. Pada saat pertama kali sistem digunakan, default nama pengguna sebagai contoh : pdsda_pai dan kata kunci : Teknik Sipil dan klik tombol login. Selanjutnya, silahkan ganti kata kunci untuk pengguna karena kata kunci tersebut akan digunakan sebagai supervisor sistem aplikasi ini. 2.7 Editing Data Tabular Tombol navigasi berikut ini akan dijumpai dalam pemeliharaan data tabular Gambar 2.6 Editing Data Tabular II-10

11 Tombol Keterangan Awal Sebelum Berikut Akhir Tambah Hapus Simpan Batal Menuju ke record pertama dari tabel yang aktif Menuju ke satu record sebelumnya dari tabel yang aktif Menuju ke satu record berikutnya dari tabel yang aktif Menuju ke record terakhir dari tabel yang aktif Menambahkan data Menghapus data Menyimpan data Membatalkan perubahan 2.8. Struktur Menu Struktur menu utama PDSDA PAI adalah sebagai berikut : Gambar 2.7 Struktur Menu Menu utama dari PDSDA-PAI terdiri dari : 1. Arsip 2. Data 3. Laporan 4. Supervisor 5. Peta 6. Skin II-11

12 7. Windows 8. Panduan Arsip Menu arsipterdiridarisubmenu : Gambar 2.8 Menu Arsip Menu arsip terdiri dari submenu : 1) Login Digunakan untuk masuk ke sistem aplikasi. Gambar 2.9 Login Sistem Aplikasi Masukkan nama pengguna dan kata kunci anda. Jika anda belum terdaftar, maka hubungi supervisor sistem anda. 2) Logout II-12

13 Digunakan untuk keluar dari sistem aplikasi. 3) Ganti Kata Kunci Digunakan untuk mengganti kata kunci pengguna yang aktif. 4) Setup Printer Digunakan untuk memilih printer yang akan digunakan untuk pencetakan. 5) Keluar Gambar 2.10 Setup Printer Digunakan untuk keluar dari sistem aplikasi. Ini juga bisa dilakukan dengan mengklik tombol pada kanan atas Data Menu data terdiri dari submenu : Gambar 2.11 Menu Data II-13

14 Menu data terdiri dari submenu : 1) Tabel Referensi Digunakan untuk melakukan pemeliharaan data terhadap tabel-tabel referensi yang akan dijadikan acuan agar konsistensi data terjaga. Gambar 2.12 Tabel Referensi Tabel referensi mencakup : 1. Administrasi kewilayahan yang terdiri dari propinsi dan kabupaten. Kodifikasi tabel propinsi dan kabupaten yang telah dimasukkan menggunakan standarisasi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik 2. Wilayah Sungai dan DAS berdasarkan PerMen 11A/KPTS/2006 Tentang Wilayah Sungai Standarisasiuntuk Wilayah Sungai PP.UU.SS PP=KodePulau, UU= No.Urut, SS=Status WS Standarisasi untuk DAS PP.UU PP=Kode Pulau, UU= No.Urut II-14

15 3. Status WS dan Status Daerah Irigasi 4. Tabel Kode Aset Gambar 2.13 Tabel referensi Informasi yang harus diisikan terdiri dari : Kode aset (berdasarkan standarisasi kodifikasi aset pada inventarisasi jaringan irigasi) Dummy : diisi Y (a) atau T (tidak). Dummy digunakan untuk asset bangunan yang secara kenyataan di lapangan tidak ada, kebutuhannya hanyalah sebatas untuk pembuatan skema irigasi. Warna adalah warna pada simbol yang akan ditampilkan pada aset tersebut Ukuran adalah ukuran pada simbol yang akan ditampilkan pada aset tersebut. Indeks huruf digunakan untuk aset bangunan II-15

16 2) Daerah Irigasi Gambar 2.14 Pengisian Data Daerah irigasi Digunakan untuk melakukan pemeliharaan data aset jaringan irigasi. Sebelum dilakukan pengisian data, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Kode dan Nama Daerah Irigasi harus dimasukkan. Klik tombol cetak untuk melakukan pencetakan Gambar 2.15 Form Pengisian Data Daerah Irigasi II-16

17 Untuk pengisian data ketersediaan air harus diisikan terlebih dahulu nama sumber airnya, dan selanjutnya klik tombol pada bagian kanan Sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 2.16 Pengisian data ketersediaan Air Isi tahun data dan data debit dalam 10 harian. Klik tombol cetak untuk mencetak laporan ketersediaan air. Untuk mengganti kode daerah irigasi, klik tombol dan masukkan kode irigasi baru Pengisian aset jaringan irigasi dimulai dengan pengisian skema irigasi. Klik tombol untuk melakukan pengisian skema irigasi secara manual. o Jika skema irigasi belum ada, maka akan muncul pertanyaan apakah skema irigasi akan dibuat. II-17

18 o Skema irigasi terdiri dari dua file spasial yaitu bangunan dan saluran. Format dari file tersebut adalah shapefile dan disimpan di subdirektori pai_peta. Standarisasi penamaannya adalah B_XXXXXXXXXXXX dan B_XXXXXXXXXXXX. Dimana B=Bangunan, S=Saluran dan X=Kode Daerah Irigasi o Topologi secara otomatis dilakukan oleh sistem aplikasi, yaitu dengan menambahkan kode bangunan hulu dan hilir pada saluran, dan menambahkan kode saluran pada bangunan pelengkap o Pembuatan skema irigasi dimulai dengan urutan sebagai berikut : Bangunan Pengambilan / Bangunan Irigasi Bangunan Pertemuan, dengan terlebih dahulu memilih bangunan hulunya Bangunan Pelengkap dengan mengklik pada saluran dimana bangunan pelengkap itu berada o Saluran akan secara otomatis terbentuk o Editing atribut dilakukan dengan mengklik bangunan atau saluran pada skema irigasi. Pemeliharaan data aset jaringan irigasi dilakukan dengan menglik tombol pada pemeliharaan data irigasi. Bagian ini hanya akan menjelaskan pembuatan skema irigasi dari awal dan tidak bergeoreferensi. II-18

19 Tombol Fungsi Area Skema Irigasi Gambar 2.17 Pembuatan Skema Irigasi Tombol-tombol fungsi dalam pembuatan skema irigasi adalah sebagai berikut : Gambar 2.18 Tombol-tombol Fungsi Pembuatan Skema Irigasi Tombol Keterangan Perbesar Perkecil Geser Editing Untuk memperbesar tampilan skema irigasi (Zoom-in) Untuk memperkecil tampilan skema irigasi (Zoom-out) Untuk menggeser tampilan peta (Pan) Untuk melakukan editing data aset irigasi (bangunan/saluran) yang dipilih In/Drain Untuk membuat bangunan pengambilan (pada saluran pembawa) atau bangunan drainase (pada bangunan drainase) II-19

20 Pertemuan Untuk membuat bangunan pembagi (pada saluran pembawa) atau bangunan pertemuan (pada saluran drainase) Pilih Pelengkap Sisip Untuk menentukan bangunan hulu dari suatu saluran Untuk membuat bangunan pelengkap pada suatu saluran Untuk menyisipkan bangunan pertemuan diantara dua bangunan pertemuan atau bangunan pertemuan dengan bangunan pengambilan/drainase Pindah Saluran Hapus Temu Untuk memindahkan lokasi dari aset bangunan Untuk melakukan modifikasi terhadap gambar saluran Untuk menghapus suatu bangunan pertemuan. Saluran akan dire-route ke bangunan hulu dan bangunan hilirnya Hapus Bgn Untuk menghapus suatu bangunan dan bangunan-bangunan serta saluran-saluran dibawahnya Cari Penuh Cetak Untuk mencari aset jaringan irigasi Untuk menampilkan keseluruhan peta Untuk mencetak tampilan skema irigasi yang sedang aktif ke printer Contoh pembuatan skema irigasi untuk saluran pembawa/drainase : Bangunan Bangunan Bangunan Editing In/Drain Pertemuan Pelengkap Atribut Gambar 2.19 Skema Irigasi Untuk Saluran Pembawa II-20

21 1. Klik pada tombol in/drain, kemudian klik pada area skema irigasi. Selanjutnya akan muncul tampilaan konfirmasi untuk memilih jenis bangunan (bangunan pengambilan atau bangunan drainase). Jenis bangunan pengambilan terdiri dari bendungan, bendung, Pompa Elektrik, Pompa Hidrolik dan Tanpa Bangunan. Sedangkan jenis bangunan drainase adalah Tanpa Bangunan. Definisi tanpa Bangunan adalah bahwa tidak ada bangunan pada aset tersebut. Tanpa Bangunan diperlukan karena filosofi pengembangan PDSDA-PAI hanya menggambar titik posisi dari bangunan, sementara saluran akan otomatis terbentuk dari dua buah titik aset bangunan. Tampilan berikut akan muncul : Gambar 2.20 Menu Bangunan Pengambilan Sebagai contoh : isi nomenklatur dengan B01, rotasi simbol dengan 0 dan nama dengan 1. Catatan : rotasi simbol digunakan untuk merotasi bentuk simbol pada skema irigasi. 2. Untuk membuat bangunan pertemuan, maka harus diidentifikasi terlebih dahulu bangunan hulunya. Klik tombol pilih dan klik pada bangunan sehingga bangunan hulunya akan diberikan lingkaran II-21

22 Gambar 2.21 Menu Pembuatan Bangunan Pertemuan 3. Klik pada bangunan pertemuan dan klik lokasi bangunan pertemuan tersebut di area skema irigasi. Gambar 2.22 Menu Pengisian Data Bangunan Pertemuan Isi informasi mengenai bangunan pertemuan dan saluran yang akan terbentuk secara otomatis. Klik simpan jika sudah selesai. II-22

23 Gambar 2.23 Hasil Pengisian Data Bangunan Pertemuan Lakukan hal yang sama untuk beberapa bangunan pertemuan di saluran pembawa. Jika bangunan hulu akan dipindahkan, maka klik Pilih dan klik pada bangunan yang akan dijadikan sebagai bangunan hulu. 4. Untuk mengisi bangunan pelengkap, klik pada tombol pelengkap dan klik pada saluran di skema irigasi. Bangunan pelengkap adalah bangunan yang berada pada saluran irigasi, sehingga pada saat klik di skema irigasi, haruslah mengenai salurannya. Gambar 2.24 Pengisian Data Bangunan Pelengkap Pilih jenis bangunan pertemuan, nomenklatur, rotasi simbol dan nama bangunan pertemuan. II-23

24 5. Klik Editing untuk melakukan editing data tabular aset bangunan atau aset sungai. Pilih layer aktifnya (bangunan atau saluran). Gambar 2.25 Editing Data Tabular Klik pada skema irigasi sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 2.26 Menu Pengisian data Bangunan Pengambilan Klik pada data bangunan untuk mengisi data tabular bangunan tersebut. Gambar 2.27 Data Bendungan II-24

25 Data Statis adalah data yang relatif tetap dan tidak berubah, sedangkan data dinamis adalah digunakan untuk mengukur kondisi dan kinerja dari aset. Gambar 2.28 Menu Bagian Bangunan Skema Irigasi Klik pada foto untuk memasukkan data foto aset pada tahun survey tersebut : Gambar 2.29 Dokumentasi Foto II-25

26 Klik cetak untuk membuat laporan mengenai data survey aset. Gambar 2.30 Laporan Data Survey Aset Lakukan hal yang sama untuk aset saluran dan bangunan yang lainnya. Tombol sisip digunakan untuk menyisipkan bangunan pertemuan diantara dua bangunan pertemuan atau bangunan pertemuan dengan bangunan pengambilan/drainase. Klik tombol sisip dan klik pada saluran sehingga akan muncul konfirmasi untuk menambahkan bangunan pertemuan Gambar 2.31 menyisipkan bangunan pertemuan antara bangunan pertemuan dengan bangunan pengambilan II-26

27 Jika diklik Yes maka akan terbentuk bangunan pertemuan baru. Gambar 2.32 proses penyisipan bangunan petemuan dengan bangunan pengambilan. Tombol pindah digunakan untuk memindahkan lokasi dari aset bangunan. Saluran akan secara otomatis mengikuti perpindahan dari aset bangunan tersebut. Gambar 2.33 tombol pindah untuk memindahkan aset bangunan II-27

28 Tombol saluran digunakan untuk memodifikasi gambar saluran dengan menggunakan vertex (ruas) dari saluran tersebut. Klik pada tombol saluran, maka akan muncul pilihan-pilihan sebagai berikut : a. Pilih saluran, digunakan untuk memilih saluran yang akan dimodifikasi b. Geser vertex, digunakan untuk menggeser vertex dari saluran yang dipilih (a) c. Tambah vertex, digunakan untuk menambah vertex dari saluran yang dipilih (a) d. Hapus vertex, digunakan untuk menghapus vertex dari saluran yang dipilih (a) Gambar 2.34 proses penggunaan tombol saluran Tombol Hapus Temu, digunakan untuk menghapus suatu bangunan pertemuan. Saluran akan dire-route ke bangunan hulu dan bangunan hilirnya. II-28

29 Gambar 2.35 proses penghapusan suatu bangunan Gambar 2.36 proses penghapusan suatu bangunan Tombol Hapus Bgn digunakan untuk menghapus suatu bangunan dan bangunanbangunan serta saluran-saluran dibawahnya. Untuk penghapusan apabila sudah dilakukan tidak bisa dibatalkan. Tombol cari digunakan untuk mencari aset jaringan irigasi II-29

30 Gambar 2.37 menu cari lokasi Klik pada layer dan masukkan nama obyek yang akan dicari, selanjutnya klik cari obyek. Klik tombol cari lokasi di peta untuk menuju ke lokasi yang dimaksud. Tombol Penuh digunakan untuk menampilkan keseluruhan skema irigasi. Tombol Cetak digunakan untuk mencetak tampilan skema irigasi yang sedang aktif ke printer default Tombol digunakan untuk melakukan cleaning data peta. Cleaning dimaksudkan untuk menyesuaikan peta saluran dan bangunan irigasi yang sudah dimiliki ke standar yang bisa digunakan oleh aplikasi PDSDA_PAI. File peta yang akan dilakukan cleaning harus menggunakan format shapefile (.shp) dan terdiri dari dua layer yaitu layer bangunan dan layer saluran. Sumber dari file peta ini bisa dari hasil survai GPS, hasil dijitasi, atau peta-peta yang sudah dimiliki. Pada saat diklik tombol clean peta, maka akan muncul tampilan sebagai berikut : II-30

31 Gambar 2.38 Menu Cleaning Peta Isi shape file bangunan dan saluran, selanjutnya klik tombol cleaning, maka akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 2.39 Cleaning Skema Irigasi Otomatis akan terbentuk dua buah shapefile di subdirektori pai_peta sebagai berikut: o Layer bangunan menggunakan nomenklatur B_xxxxxxxxx (x=kode DI) II-31

32 o Layer saluran menggunakan nomenklatur S_xxxxxxxxx (x=kode DI) Untuk melakukan cleaning data layer bangunan, lakukan hal-hal sebagai berikut : o Klik pada tombol edit dan pilih layer aktif bangunan, dan klik bangunan pada peta Gambar 2.40 Cleaning Data Bangunan o Isi jenis bangunan (harus dipilih) dan isian yang lainnya. Catatan : nomor record saluran hanya diisi jika bangunan tersebut adalah bangunan pelengkap, yaitu dengan melihat pada peta nomor record saluran dimana bangunan tersebut berada Untuk melakukan cleaning data layer saluran, lakukan hal-hal sebagai berikut : o Klik pada tombol edit dan pilih layer aktif saluran, dan klik saluran pada peta o Isi jenis saluran (harus dipilih), nomor record bangunan hulu dan hilir (harus diisi), dan isian lainnya. Sebagai contoh : saluran II-32

33 nomor 2, maka nomor record bangunan hulunya adalah 1, dan nomor record bangunan hilirnya adalah 2 Untuk penghapusan data, lakukan hal yang sama dengan pengeditan data. Penambahan data bangunan pengambilan, bangunan pertemuan dan bangunan dilakukan dengan mengklik terlebih dahulu ikon-ikonnya. Catatan: Untuk penambahan bangunan pertemuan dan bangunan pelengkap harus diklik pada salurannya. Khusus untuk bangunan pertemuan, saluran otomatis akan displit menjadi dua saluran, yang menjadi saluran hilir dan saluran huludari bangunan pertemuan yang baru tersebut. Lakukan cleaning untuk semua bangunan dan saluran. Jika sudah selesai, maka klik tombol posting. Jika masih terdapat obyek yang belum clean (baik bangunan atau saluran), maka akan ditampilkan obyek-obyek tersebut. Gambar 2.41 Objek Belum Clean II-33

34 Klik ganda pada baris yang akan dilakukan cleaning data dan peta akan secara otomatis menuju ke lokasi tersebut dan memberi tanda blink pada lokasi tersebut. Pilih edit bangunan atau edit saluran untuk melakukan cleaning data. Jika sudah tidak ada lagi obyek yang belum clean, maka akan muncul konfirmasi, jika diklik Yes, maka peta tersebut telah selesai diclean. Selanjutnya jika ingin melakukan pengisian data, gunakan edit skema. Transfer data peta ke Google Map, dimaksudkan agar peta bisa diintegrasikan dengan peta satelit yang diproduksi oleh google earth. Klik pada tombol, maka akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 2.42 Transfer Data peta Ke Google Earth Isi nama file KML yang akan digunakan untuk menampung data peta dari jaringan irigasi. Selanjutnya klik tombol generate. Catatan: ekstensi dari file harus kml agar bisa dibaca oleh Google Earth. II-34

35 2.8.3 Laporan Menu laporan terdiri dari submenu daerah irigasi : Gambar 2.43 Menu Laporan Klik pada daerah irigasi sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 2.44 Laporan Daerah irigasi Ada 2 jenis laporan daerah irigasi, yaitu : 1. Detail aset irigasi Detail aset irigasi akan menghasilkan laporan keseluruhan aset irigasi yang ada di suatu daerah irigasi tertentu. Klik direktori output, untuk menyimpan file output dalam format xls. II-35

36 Gambar 2.45 Laporan daerah Irigasi Misalkan direktori output disimpan pada e:\pdsda-pai-output, maka di direktori tersebut akan secara otomatis terbentuk file dengan struktur sebagai berikut : Gambar 2.46 Data Ouput PDSDA-PAI Kode dan nama daerah irigasi Kelompok aset Nama Aset Tahun survey aset. Klik pada salah satu file maka akan muncul inventarisasi aset irigasi pada tahun survey tersebut. 2. Summary aset irigasi. Digunakan untuk menampilkan summary aset dari suatu daerah irigasi. II-36

37 Gambar 2.47 Summary Aset Irigasi Supervisor Gambar 2.48 Menu Supervisor Pemeliharaan Pengguna, digunakan untuk melakukan pemeliharaan data pengguna. Ada dua jenis level pengguna, yaitu supervisor dan operator. Hanya pengguna dengan level supervisorlah yang bisa menjalankan menu supervisor, sementara pengguna dengan level operator berhak untuk melakukan pemeliharaan data. II-37

38 Gambar 2.49 Pemeliharaan Pengguna Upgrade Database, digunakan mengupgrade database PDSDA-PAI yang lama jika ada perubahan versi dari sistem aplikasi PDSDA-PAI Peta Klik pada menu peta sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut : Area Area Indeks Area Gambar 2.50 Menu Peta Area Peta II-38

39 Area pada peta dibagi atas : 1. Area toolbar, adalah area yang berisi tombol-tombol yang akan difungsikan untuk menjalankan aplikasi peta. Gambar 2.51 Area Toolbar Cetak Peta Cari Lokasi Tampilan Utuh Properti Informasi Geser Perkecil Perbesar Simpan ke file citra Simpan sebagai proyek baru Simpan Proyek Buka Proyek Proyek Baru Fungsi dari tombol-tombol tersebut adalah sebagai berikut : Proyek baru, digunakan untuk membuat proyek baru. Definisi proyek adalah kumpulan dari file peta, atribut, kustomisasi legenda, dan lain-lain. Proyeksamadengan Project (di ArcView) dan workspace (di MapInfo) Bukaproyek, digunakanuntukmembukaproyek yang telahada (disimpan) Simpanproyek, digunakanuntukmenyimpanproyek Simpan sebagai proyek baru, digunakan untuk menyimpan proyek dengan nama baru Simpanke file citra, digunakanuntukmenyimpantampilanpetake file citra Perbesar, digunakan untuk memperbesar tampilan peta (Zoom-in) II-39

40 Perkecil, digunakan untuk memperkecil tampilan peta (Zoom-out) Geser, digunakan untuk menggeser tampilan peta (Pan) Informasi, digunakan untuk mendapatkan informasi dari layer yang aktif Properti, digunakan untuk mengatur tampilan dan fitur-fitur peta Tampilan utuh, digunakan untuk menampilkan keseluruhan peta Cari lokasi, digunakan untuk melakukan pencarian lokasi Cetak peta, digunakan untuk melakukan pencetakan peta 2. Area indeks peta, adalah area yang digunakan untuk menampilkan indeks peta. 3. Area legenda, adalah area yang digunakan untuk menampilkan legenda peta. 4. Area peta, adalah area yang digunakan untuk menampilkan peta. Pada saat awal akan muncul tampilan peta kosong. Jika anda sudah pernah membuat suatu proyek, maka proyek tersebut bisa dipanggil dengan mengklik tombol (buka peta) pada area toolbar. Selanjutnya bisa dilakukan proses-proses dibawah ini. Catatan : proses-proses ini bukan merupatan urutan sekuensial. 1. Klik tombol (properti), untuk masuk ke properti peta sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut Gambar 2.52 Properti Peta II-40

41 Klik tutup untuk menutup properti peta Properti peta terdiri dari : Scrollbar (untuk menampilkan moda gulung), 3D (3 Dimensi), dan background (untuk mengganti background) dari area peta Layer adalah daftar layer yang akan ditampilkan. Gunakan tombol-tombol sebagai berikut : Tombol Fungsi Menaikkan urutan dari layer yang dipilih Menurunkan urutan dari layer yang dipilih Menambah layer Mengedit layer Menghapus layer Gambar 2.53 Daftar Layer Klik pada tab peta indeks, maka akan muncul tampilan sebagai berikut Gambar 2.54 Properti Peta II-41

42 Seperti pada tab peta utama, maka properti peta terdiri dari : Scrollbar (untuk menampilkan moda gulung), 3D (3 Dimensi), dan background (untuk mengganti background) dari area peta indeks. Klik pada propereti layer untuk menampilkan peta indeks yang akan ditampilkan. Catatan : peta indeks yang biasanya digunakan adalah lokasi administrasi (kabupaten, propinsi atau indonesia). Pada saat diklik tombol penambahan layer, pengeditan layer pada peta utama atau properti layer pada peta indeks, maka akan muncul tampilan sebagai berikut Gambar 2.55 Property Layer Pilih nama file peta (layer) yang akan ditampilkan. Isian yang bisa dikustomisasi o Legenda, yaitu tampilan teks yang akan ditampilkan di legenda o Warna obyek (bisa diklik pada warna) o Tampilkan label, adalah untuk menampilkan label pada peta dan field peta adalah label yang akan ditampilkan o Huruf, ukuran huruf dan warna huruf dari legenda II-42

43 o Tinggi label pada peta, derajat rotasi, skala zoom, posisi horisontal, dan posisi vertikal (pada saat awal, gunakan defaultnya) o Selanjutnya klik tombol apply, jika kustomisasi sudah selesai dilakukan o Jika akan diedit, maka klik ganda pada nama layernya atau gunakan tombol edit Gambar 2.56 File Peta Klik Kriteria Tema pada property layer untuk membuat peta tema Gambar 2.57 Property Layer II-43

44 sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 2.58 Menu Tema Klik (buat tema) Gambar 2.59 Kriteria Tema Pilih pada field yang akan dibuatkan tema dan klik ganda pada field tersebut, selanjutnya klik tombol Apply. Untuk mengganti property tema, sorot kriteria tema yang akan diganti propertinya kemudian diklik ganda atau klik tombol (ganti properti tema), maka akan muncul tampilan II-44

45 Gambar 2.60 Tampilan Kriteria Tema Ganti warna dan label sesuai kriteria tema yang ditetapkan, selanjutnya klik apply, sehingga akan muncul tampilan peta tematik sebagai berikut Gambar 2.61 Tampilan Peta Tematik Untuk menyimpan perubahan klik simpan proyek. 1. Untuk memperbesar tampilan skala peta, maka klik tombol (perbesar). Pada saat perbesaran atau perkecilan skala peta, maka peta indeks pada pojok kiri atas memberi tanda lokasi daerah pada area peta tersebut dengan warna kotak merah. 2. Untuk memperkecil tampilan skala peta, maka klik tombol (perkecil) dan klik pada area peta II-45

46 3. Untuk menggeser tampilan peta, maka klik tombol (geser), dan drag pada area peta. Menggeser peta bisa pula dilakukan dengan menggeser kotak warna merah pada indeks peta 4. Untuk mengetahui informasi dari obyek peta, maka klik tombol (informasi), dan klik pada area peta. Catatan : Informasi yang ditampilkan sesuai dengan layer aktifnya. Jika layer aktifnya adalah irigasi, maka yang akan ditampilkan adalah data irigasi. 5. Tombol (tampilan utuh) digunakan untuk menampilkan keseluruhan tampilan peta 6. Klik tombol (cari), untuk mencari lokasi pada peta. Gambar 2.62 Pencarian Lokasi Pada Peta Pilih layer dan isi nama obyeknya, jika nama obyek ditemukan, klik ganda pada obyek atau klik cari lokasi peta, maka tampilan akan menuju ke lokasi obyek dan obyek tersebut dikedip-kedipkan. II-46

47 7. Untuk menceta kpeta, klik tombol (cetak peta), sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut Gambar 2.63 Kriteria Pencetakan Peta Isi judul 1 dan judul 2, dan klik tombol cetak Gambar 2.64Peta Sumber Daya Air II-47

48 Catatan : Agar peta bangunan dan saluran terhubung dengan database PDSDA-PAI, maka lakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Layer bangunan harus dirubah nama layernya menjadi Bangunan Irigasi Gambar 2.65 Layer Bangunan Irigasi 2. Layer saluran harus dirubah nama layernya menjadi Saluran Irigasi Gambar 2.66 Layer Saluran Irigasi Skin Gambar 2.67 Menu Skin II-48

49 Terdiri dari dua submenu, yaitu : Tanpa Skin / Dengan Skin, yaitu pilihan untuk menggunakan skin atau tidak. Ganti skin, yaitu untuk mengganti skin yang aktif Windows Menu windows terdiri dari dua submenu, yaitu : Tile, yaitu posisi ubin untuk child windows Cascade, yaitu posisi bertumpuk untuk child windows Panduan Menu yang terdiri dari dua submenu, yaitu : Tentang, yaitu berisi informasi mengenai PDSDA-PAI. Panduan, yaitu menampilkan panduan penggunaan PDSDA-PAI. II-49

PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS

PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS Pengolah Data Sumber Daya Air Pengelolaan Aset Irigasi Prose dur Pemrosesan Data GPS Gambar diatas memperlihatkan urutan pemrosesan data GPS berdasarkan aktivitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah Daerah Irigasi Tada yang berada di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab ini akan membahas tentang: - Pengenalan ArcGIS Desktop - Pembuatan project pada ArcMap - Penambahan layer pada ArcMap 1.1 Sekilas tentang ArcGIS Desktop ArcGIS Desktop

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

Tombol ini berfungsi untuk menghapus data yang sudah ada. Cara menghapus. tombol hapus,maka detil data tersebut akan hilang (Gambar 4.27).

Tombol ini berfungsi untuk menghapus data yang sudah ada. Cara menghapus. tombol hapus,maka detil data tersebut akan hilang (Gambar 4.27). 75 5.3 Hapus Tombol ini berfungsi untuk menghapus data yang sudah ada. Cara menghapus data adalah dengan memilih dahulu data yang akan dipilih (Gambar 4.26) Lalu pilih tombol hapus,maka detil data tersebut

Lebih terperinci

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe Epi Info Instalasi File Installer Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe File installer versi terbaru dapat diperoleh melalui situs

Lebih terperinci

Panduan Aplikasi Database Riset Iptek Lokal. dipersiapkan oleh : Hadiyanto Pengelola Utama Situs DBRiptek

Panduan Aplikasi Database Riset Iptek Lokal. dipersiapkan oleh : Hadiyanto Pengelola Utama Situs DBRiptek Panduan Aplikasi Database Riset Iptek Lokal dipersiapkan oleh : Hadiyanto Pengelola Utama Situs DBRiptek http://www.dbriptek.ristek.go.id Januari 2007 Panduan Aplikasi Database Riset Iptek Lokal Panduan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN z KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE DAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI 2014

PANDUAN APLIKASI 2014 PANDUAN APLIKASI 2014 I. INSTALASI Ikuti langkah-langkah berikut untuk melakukan instalasi aplikasi SimpulDESA : 1. Klik dua kali pada file setup. 2. Klik tombol Next pada dialog yang muncul. Dialog Awal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA 7 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN

Lebih terperinci

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL 3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL Berikut adalah cara untuk memulai akses terhadap website Pemetaan Aset SPAM Khusus dan Regional: 1. Dengan menggunakan computer yang terhubung

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa (SIPEMDES) ini adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan database Pemerintahan Desa/Kelurahan. Untuk menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Hardware Spesifikasi hardware minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berdasarkan hasil analsis dan perancangan serta pengujian sistem aplikasi yang akan ditawarkan kepada instansi, maka dapat ditampilkan beberapan screen

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang harus memenuhi syarat minimal dalam spesifikasinya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dari hasil penelitian, analisis, perancangan dan pengembangan sistem yang diusulkan, maka hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah perangkat lunak Sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

SIGAPTARU USER MANUAL. v1.0.1

SIGAPTARU USER MANUAL. v1.0.1 SIGAPTARU USER MANUAL v1.0.1 SIGAPTARU Tentang Website Sistem Jaringan Penataan Ruang (SIGAPTARU) merupakan wadah yang dibuat untuk berbagi informasi kepada para pihak dalam mengangkat permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 18/PRT/M/2011 Tanggal : 7 Desember 2011 PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA 1 PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB II. Ringkasan Modul:

BAB II. Ringkasan Modul: BAB II PENGENALAN ArcMAP Ringkasan Modul: Membuka Data Spasial atau Peta yang Telah Ada dengan ArcMap Melihat Data Atribut Sebuah Layer Menggunakan Map Tips Penyusunan Layer Mengaktifkan dan Menonaktifkan

Lebih terperinci

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 68 hlm Harga: Rp Terbit pertama: Februari 2005 Sinopsis singkat:

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 68 hlm Harga: Rp Terbit pertama: Februari 2005 Sinopsis singkat: Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 68 hlm Harga: Rp 14.800 Terbit pertama: Februari 2005 Sinopsis singkat: Buku ini berisi tip dan trik tentang pemrograman aplikasi database dengan Microsoft Access 2000,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ILWIS JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ILWIS JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ILWIS Oleh: Deni Ratnasari 3513100040 Rizky Annisa Putri 3513100041 Cristian Febrianto 3513100051 Dody Pambudhi 3513100054 Kelas : Sistem Informasi Geografis

Lebih terperinci

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form Pokok Bahasan Membuat dan Menggunakan Switchboard Membuat Menu Navigasi Berupa Form Untuk memudahkan navigasi semua obyek pada file database

Lebih terperinci

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id Pedoman Database Koleksi Museum cagarbudaya.kemdikbud.go.id Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Aplikasi

Petunjuk Penggunaan Aplikasi Petunjuk Penggunaan Aplikasi (User Manual) Menu untuk User Table of Contents PENDAHULUAN...3 LOGIN...1 Form Entry User Baru...1 BERANDA...4 Profil Pengguna...4 PENDAFTARAN...6 PBB...6 PBB Sudah Dikukuhkan...7

Lebih terperinci

5.1 Pelajaran: Menggunakan Map Composer

5.1 Pelajaran: Menggunakan Map Composer BAB 5 Modul: Membuat Peta Pada modul ini, Anda akan mempelajari bagaimana menggunakan Map Composer QGIS untuk menghasilkan peta yang berkualitas lengkap dengan semua komponen peta yang diperlukan. 5.1

Lebih terperinci

MANUAL PENGGUNAAN GIS BENIH

MANUAL PENGGUNAAN GIS BENIH MANUAL PENGGUNAAN GIS BENIH I. STRUKTUR FILE Struktur File di Sistem computer yang di harapkan adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 1. Struktur File Keterangan Gambar 1. : 1. Folder dan File

Lebih terperinci

(User Manual) Sistem Informasi Manajemen Kependudukan dan Aset Desa Desaku. Buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi

(User Manual) Sistem Informasi Manajemen Kependudukan dan Aset Desa Desaku. Buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi Buku Petunjuk Penggunan Aplikasi (User Manual) Sistem Informasi Manajemen Kependudukan dan Aset Desa Desaku Hal 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 1 4 PENDAHULUAN... 1.1 TUJUAN PEMBUATAN DOKUMEN... 4 1.2 DESKRIPSI

Lebih terperinci

Gambar Menu utama. Pertama kali program dijalankan akan tampil form penentuan. harga servis yang merupakan halaman utama dari program.

Gambar Menu utama. Pertama kali program dijalankan akan tampil form penentuan. harga servis yang merupakan halaman utama dari program. MANUAL PROGRAM 1 Petunjuk pengoperasian program 1. Menu utama Gambar Menu utama Pertama kali program dijalankan akan tampil form penentuan harga servis yang merupakan halaman utama dari program. Menu yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form

Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form Pokok Bahasan : - Membuat dan menggunakan switchboard - Membuat Menu Navigasi Berupa Form Tujuan : - Mahasiswa mampu membuat dan menggunakan switchboard

Lebih terperinci

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL 3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL Berikut adalah cara untuk memulai akses terhadap website Pemetaan Aset SPAM Khusus dan Regional: 1. Dengan menggunakan computer yang terhubung

Lebih terperinci

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN LOCUS GIS Oleh : IWAN SETIAWAN FORUM FUNGSIONAL TERTENTU PROVINSI SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2016 LOCUS GIS Locus GIS adalah program GIS berbasis Android yang dibuat oleh Asamm Software, Praha, Republik

Lebih terperinci

Penilaian Prestasi Kerja PNS(PPKP)

Penilaian Prestasi Kerja PNS(PPKP) Buku Panduan Aplikasi Penilaian Prestasi Kerja PNS(PPKP) Bidang Data dan Sarana Informasi Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI 2013 1. Masuk (Log In) ke Portal Sebelum

Lebih terperinci

PT QWORDS COMPANY INTERNATIONAL

PT QWORDS COMPANY INTERNATIONAL PANDUAN MANUAL PT QWORDS COMPANY INTERNATIONAL DAFTAR ISI PANDUAN MANUAL... 1 PT QWORDS COMPANY INTERNATIONAL... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB 1. PENGENALAN... 3 a. Tampilan Desa01... 3 b. Tampilan Desa02... 3

Lebih terperinci

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW Tujuan: - Mahasiswa dapat mengenal software Arcview beserta menu-menu yang terdapat di dalamnya - Mahasiswa dapat mengoperasikan software Arcview Pendahuluan Software ArcView

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Aplikasi

Petunjuk Penggunaan Aplikasi Petunjuk Penggunaan Aplikasi (User Manual) Menu untuk User Table of Contents PENDAHULUAN...4 LOGIN...1 Form Entry User Baru...1 BERANDA...4 Profil Pengguna...4 PENDAFTARAN...6 Pajak Restoran...6 Pajak

Lebih terperinci

MODUL 1. SIWAK 1.1 Modul SIWAK

MODUL 1. SIWAK 1.1 Modul SIWAK DAFTAR ISI COVER DAFTAR ISI... 1 MODUL 1 SIWAK 1.1 Modul SIWAK... 2 1.2 Apa itu SIWAK... 4 MODUL 2 Instalansi SIWAK 2.1 Install Program... 5 2.2 Setting Awal... 19 MODUL 3 Implementasi Sistem 3.1 Modul

Lebih terperinci

Aplikasi SI Kemiskinan Daerah V.1. USER MANUAL APLIKASI SI Kemiskinan Daerah V.1 BAPPEDA JAKARTA

Aplikasi SI Kemiskinan Daerah V.1. USER MANUAL APLIKASI SI Kemiskinan Daerah V.1 BAPPEDA JAKARTA USER MANUAL APLIKASI SI Kemiskinan Daerah V.1 BAPPEDA JAKARTA 1 Sistem Informasi Kemiskinan dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan dalam penanggulangan kemiskinan secara

Lebih terperinci

Daftar Isi... i Daftar Gambar...ii 1 PENDAHULUAN CARA PENGINSTALLAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL...

Daftar Isi... i Daftar Gambar...ii 1 PENDAHULUAN CARA PENGINSTALLAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Gambar...ii 1 PENDAHULUAN... 1 2 CARA PENGINSTALLAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL... 4 3 PENGGUNAAN APLIKASI BASIS DATA SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PENGGUNAAN WEBSITE DAN APLIKASI WEBGIS DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1. PENDAHULUAN Website Webgis Dishubkominfo

Lebih terperinci

2. Setelah macro diaktifkan, buka file Print Alamat.XLSM. Hasilnya seperti tampilan Gbr. 1 berikut ini.

2. Setelah macro diaktifkan, buka file Print Alamat.XLSM. Hasilnya seperti tampilan Gbr. 1 berikut ini. Manual Penggunaan Aplikasi Database Pelanggan dan Reseller 1. Aktifkan macro excel dengan cara mengikuti tutorial di link berikut ini: a. https://www.youtube.com/watch?v=wtrdqzb9mlq (Video) b. http://adituek.blogspot.com/2013/11/cara

Lebih terperinci

ada submenu untuk pengaturan user.

ada submenu untuk pengaturan user. 179 4. Layar Menu User Disini tampilan untuk melihat submenu user, jika diklik maka akan ada submenu untuk pengaturan user. Gambar 4.90 Layar Menu User Jika kita klik submenu logout, maka kita akan dikembalikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

Buku Panduan. WebGIS Perencanaan

Buku Panduan. WebGIS Perencanaan Buku Panduan WebGIS Perencanaan Direktorat Pengembangan Wilayah dan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementrian PPN/Bappenas 2017 SPESIFIKASI YANG DISARANKAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI Aplikasi

Lebih terperinci

Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI

Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR : P.

Lebih terperinci

APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE

APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE I. LOGIN APLIKASI Pada saat aplikasi dibuka maka akan muncul halaman login yang mengharuskan pengguna aplikasi untuk memasukkan ID Pemakai dan Password lalu klik tombol

Lebih terperinci

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak Pada bagian sebelumnya, anda telah mempelajari bagaimana anda dapat merancang data dan menjadikannya lebih menarik serta menyoroti hal-hal yang ingin anda tunjukan.

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL PLANNER

BAB I MENGENAL PLANNER Bab I Mengenal Planner BAB I MENGENAL PLANNER Planner adalah tool manajemen proyek yang general purpose dan menyediakan berbagai fitur, yang tersedia melalui 4 layar terpisah yang disebut layout views.

Lebih terperinci

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka.

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka. 4.1. Tujuan Intruksional: Tujuan Instruksional Khusus pemberian materi ini adalah setelah mendapatkan materi ini, para mahasiswa diharapkan dapat : a. Membuka data spasial dengan ArcMap dan mengeditnya

Lebih terperinci

Mengenal Microsoft Word 2010

Mengenal Microsoft Word 2010 Mengenal Microsoft Word 2010 Kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan perangkat lunak (software) pengolah kata yang bernama Microsoft Word (MS Word). Sejak pertama kali dirilis tahun 1983 dengan nama

Lebih terperinci

BAB VII. Ringkasan Modul:

BAB VII. Ringkasan Modul: BAB VII MENAMPILKAN DATA SPASIAL Ringkasan Modul: Menampilkan Data Berdasarkan Kategori Data Attribut Menampilkan Data dalam Semua Kategori Menampilkan Data Berdasarkan Kategori yang Diinginkan Membuat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 DRAFT-4 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa pertanian mempunyai

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

Buku Panduan Penggunaan Aplikasi SKI

Buku Panduan Penggunaan Aplikasi SKI 2012 Buku Panduan Penggunaan Aplikasi SKI Aplikasi KM & SKI Online Versi 1.3 Telkom Management Consulting Center PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Daftar Isi Daftar Isi... i 1. Konfigurasi Pengguna...

Lebih terperinci

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile BAB 4 DIGITASI 4.1. Membuat Data Spasial Baru Pada bagian ini, akan dipelajari bagaimana membuat data spasial baru dengan format shapefile yang merupakan format standard Arc View. Buka ArcCatalog Tentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

Ringkasan Bab 1. Bab 1 ini akan membahas pemakaian dasar Access secara menyeluruh. Topik-topiknya antara lain:

Ringkasan Bab 1. Bab 1 ini akan membahas pemakaian dasar Access secara menyeluruh. Topik-topiknya antara lain: Ringkasan Bab 1 Bab 1 ini akan membahas pemakaian dasar Access secara menyeluruh. Topik-topiknya antara lain: 1 Database Access 1.1 Objek dan Manfaat 1.2 Bidang Kerja 2 Membuat Field dan Mengisi Data 2.1

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN PENGISIAN SASARAN KERJA PEGAWAI DAN REALISASI SECARA ONLINE

PETUNJUK PENGGUNAAN PENGISIAN SASARAN KERJA PEGAWAI DAN REALISASI SECARA ONLINE PETUNJUK PENGGUNAAN PENGISIAN SASARAN KERJA PEGAWAI DAN REALISASI SECARA ONLINE Petunjuk penggunaan Pengisian Sasaran Kerja Pegawai, Realisasi dan Form PPKP secara Online 1. Pastikan komputer anda terhubung

Lebih terperinci

PANDUAN PENGOPERASIAN

PANDUAN PENGOPERASIAN SIM - P2KP SUB-SISTEM APLIKASI PANDUAN PENGOPERASIAN APLIKASI PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT VERSI : 1A AGUSTUS 2005 KMP PUSINFO P2KP PANDUAN PENGOPERASIAN APLIKASI BAB I : PANDUAN APLIKASI 1. Maksud

Lebih terperinci

BAB IX. Ringkasan Modul:

BAB IX. Ringkasan Modul: BAB IX LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA Ringkasan Modul: Menampilkan/Mengatur Peta Mengatur Proyeksi Mengatur Halaman Layout Langkah-langkah untuk Menambahkan Koordinat Peta Langkah-langkah untuk Menambahkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kerusakan jalan dari masyarakat. Sebelumnya user harus mempersiapkan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kerusakan jalan dari masyarakat. Sebelumnya user harus mempersiapkan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program adalah implementasi dari analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi ini

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. bagian yaitu, header, content, dan footer. Kerangka ini dibuat untuk mengatur

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. bagian yaitu, header, content, dan footer. Kerangka ini dibuat untuk mengatur 4.1 Kerangka dan Desain Website BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Website PT Revtech Solution ini memiliki kerangka yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu, header, content, dan footer. Kerangka ini dibuat untuk mengatur

Lebih terperinci

MODUL #1 Membuat Kartu Nama dengan CorelDraw

MODUL #1 Membuat Kartu Nama dengan CorelDraw MODUL #1 Membuat Kartu Nama dengan CorelDraw A. Tujuan 1. Kartu Nama Kartu nama atau kartu bisnis adalah kartu yang digunakan sebagai sarana penunjang dalam menjalankan bisnis. Dari kartu nama akan tercerminkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

MANUAL GEOPORTAL. Memperkenalkan mengenai apa itu Geoportal, untuk apa, termasuk juga ringkasan mengenai aplikasi tersebut.

MANUAL GEOPORTAL. Memperkenalkan mengenai apa itu Geoportal, untuk apa, termasuk juga ringkasan mengenai aplikasi tersebut. MANUAL GEOPORTAL Selamat datang di Workshop untuk para pengguna Geoportal Sulawesi Tengah. Akan dipelajari bagaimana cara menggunakan Manajemen Sistem Informasi Geoportal. 1.0 Pendahuluan Memperkenalkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET PT.. Sool luussi i Teekknool looggi i IInnffoorrmaassi i Jln. Kalibata Raya No. 11-12B JAKARTA SELATAN 1274 Telp. : +62 (21) 7949534 / 7949535 Fax : +62 (21)

Lebih terperinci

USER MANUAL SIMALI

USER MANUAL SIMALI USER MANUAL SIMALI http://emispendis.kemenag.go.id Aplikasi Pengendalian Program dan Evaluasi Powered by DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I BAGIAN INTERFACE LAMAN... 1 BAB II PENGENALAN APLIKASI... 7 II.1.

Lebih terperinci

MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL

MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL Tentang Microsoft Office Microsoft Excel adalah salah satu bagian dari paket Microsoft Office, yaitu sekumpulan perangkat lunak untuk keperluan perkantoran secara umum. Berikut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN SISTEM RUJUKAN STATISTIK OFFLINE 2008 (SiRusa Offline 2008) BADAN PUSAT STATISTIK 2 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat

Lebih terperinci

MANUAL PENGOPERASIAN JSTOCKINVENTORY Twitter

MANUAL PENGOPERASIAN JSTOCKINVENTORY Twitter MANUAL PENGOPERASIAN JSTOCKINVENTORY 2 www.jasaplus.com 082227927747 Twitter : @ringlayer email : ringlayer@gmail.com jasapluscom@yahoo.com DAFTAR ISI BAB 1. PENGENALAN DAN INSTALASI JSTOCKINVENTORY 1.1.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

Mengelola Database Menggunakan Macro Excel

Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Yudhy Wicaksono & Solusi Kantor PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Yudhy

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN WEBSITE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ASET SPAM KHUSUS DAN SPAM REGIONAL

PETUNJUK PENGGUNAAN WEBSITE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ASET SPAM KHUSUS DAN SPAM REGIONAL PETUNJUK PENGGUNAAN WEBSITE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ASET SPAM KHUSUS DAN SPAM REGIONAL DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 78 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN WEBSITE

PANDUAN PENGGUNAAN WEBSITE PANDUAN PENGGUNAAN WEBSITE SISTEM DATA PILAH GENDER KABUPATEN KENDAL BAPPEDA KABUPATEN KENDAL Jalan Soekarno-Hatta No. 191 Kendal - Jawa tengah Telp. (0294) - 381225 Kode Pos 51311 Daftar ISI 1. Penejelasan

Lebih terperinci

Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. berdasarkan pada pencarian Region, Vendor dan Alarm Highlight.

Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. berdasarkan pada pencarian Region, Vendor dan Alarm Highlight. 291 2. Menu Search Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. Menu Search terdiri dari fungsi-fungsi pencarian alarm jaringan radio (BTS) berdasarkan pada pencarian Region, Vendor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan komponen yang saling berhubungan yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

SMARTSoft. Memulai Program SMARTSoft

SMARTSoft.  Memulai Program SMARTSoft Memulai Program SMARTSoft 1. 2. Jalankan Program SMARTSoft dengan klik ganda Shortcut Program SMARTSoft pada desktop Windows. Anda juga dapat menjalankan Program SMARTSoft dengan klik menu Start >> All

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN FITUR PENGUKURAN KHUSUS SIMEKA

PANDUAN PENGISIAN FITUR PENGUKURAN KHUSUS SIMEKA PANDUAN PENGISIAN FITUR PENGUKURAN KHUSUS SIMEKA BAGIAN: EVALUASI SATKER Panduan Penggunaan Evaluasi SATKER Menggunakan SIMEKA Bagi SATKER di Provinsi DAFTAR ISI 1. Cara Mengakses Menu Evaluasi Satker...

Lebih terperinci

PANDUAN UPDATING DATA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN GPS BAP S 852 H

PANDUAN UPDATING DATA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN GPS BAP S 852 H 1 PANDUAN UPDATING DATA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN GPS BAP S 852 H Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2 I. Pedoman Updating

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 143, 2001 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Modul 12 Open Office Calc

Modul 12 Open Office Calc Modul 12 Open Office Calc 12.1 Mengenal Open Office Calc Open Office Calc adalah sebuah program yang akan membantu anda bekerja pada lingkungan spreadsheet. Dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan anda

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Aplikasi Web Keluarga Sehat - Kementerian Kesehatan

Manual Penggunaan Aplikasi Web Keluarga Sehat - Kementerian Kesehatan ... i MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI KELUARGA SEHAT (VERSI WEB) KEMENTERIAN KESEHATAN 2016 1 DAFTAR ISI BAGIAN I - PENDAHULUAN... 3 1.1. Roadmap Pengembangan Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS)... 3 1.2. Aktor

Lebih terperinci

PANDUAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI KEARSIPAN STATIS (SiKS) ARSIP UNIVERSITAS GADJAH MADA

PANDUAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI KEARSIPAN STATIS (SiKS) ARSIP UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI KEARSIPAN STATIS (SiKS) ARSIP UNIVERSITAS GADJAH MADA A. Akses SiKS Untuk mengakses aplikasi SiKS, pengguna dapat menggunakan salah satu dari dua cara berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 95 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini dengan baik adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

Microsoft Internet Explorer 7 atau versi diatas (direkomendasikan) Mozilla FireFox 3.6 atau versi diatas (direkomendasikan)

Microsoft Internet Explorer 7 atau versi diatas (direkomendasikan) Mozilla FireFox 3.6 atau versi diatas (direkomendasikan) Cara Input Kasus Pada etb Manager e-tb Manager merupakan sistem berbasis web, oleh karena itu memerlukan penjelajah jaringan (web browser) untuk dapat menggunakan. Banyak terdapat program penjelajah jaringan

Lebih terperinci

Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser

Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser 4.3.4 Petunjuk Pemakaian Sistem Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser yang terhubung dengan internet. Berikut ini adalah detail prosedur pemakaian dari aplikasi tersebut.

Lebih terperinci

Membuat Model SEM dengan AMOS

Membuat Model SEM dengan AMOS Membuat Model SEM dengan AMOS Setelah membahas beragam konsep dasar pada SEM dan memperkenalkan software AMOS untuk mengolah data SEM, pembahasan akan beralih pada bagaimana AMOS dapat melakukan hal itu.

Lebih terperinci