BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Hendra Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah Daerah Irigasi Tada yang berada di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. 3.2 Lokasi Penelitian Daerah Irigasi (DI) Tada merupakan daerah irigasi yang terletak di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong memiliki luas areal 1672 Ha. Wilayah sungainya masuk pada wilayah sungai Lambunu Buol. Jaringan irigasi Tada terdiri dari 6 bangunan bagi/sadap, 26 bangunan sadap, dan 53 bangunan pelengkap. Daerah Irigasi Tada terletak pada titik koordinat S T Gambar 3.1 Peta Wilayah Sungai Lambunu Buol III-1
2 Gambar 3.2 Daerah Aliran Sungai Tada 3.3 Pengumpulan Data Formulir Isian Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi ( SIPAI ) Garis besar formulir SIPAI terdiri dari 4 jenis data yang perlu dikumpulkan yaitu : 1) Data Identitas Daerah Irigasi 2) Data sekunder berisi : Ketersediaan air Skema irigasi dan skema bangunan Harga harga satuan pekerjaan setempat, dan Data lahan 3) Data tentang saluran, dan data tentang bangunan 4) Data tentang pendukung pengelolaan irigasi III-2
3 Yang dapat dirinci lebih detail lagi sebagai berikut : 1) Data Identitas Daerah Irigasi a. Nama daerah Irigasi ( DI ) b. Koordinat Bendung c. Lokasi Administratif d. Penggunaan jaringan e. Pola tanam f. Luas potensial g. Luas Terbangun Jaringan Utama h. Luas Terbangun Jaringan tersier i. Luas Tanam / Intensitas Tanam 2) Data saluran a. Keterangan umum b. Dimensi c. Foto d. Umur e. Nilai aset f. Kondisi g. Fungsi h. Usulan Pekerjaan Perbaikan 3) Data Bangunan ( idem (2) ) III-3
4 3.4 Pekerjaan Survey Di Lapangan Strategi Implementasi Strategi implementasi PDSDA-PAI disesuaikan dengan kondisi di lokasi dimana PDSDA-PAI akan diimplementasikan. Strategi ini dikelompokkan sebagai berikut: 1. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi 2. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi tetapi sudah ada hardcopy sketsa jaringan irigasi 3. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi tetapi belum berdasarkan titik koordinat bumi 4. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi yang sudah berdasarkan titik koordinat bumi Lokasi Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : III-4
5 Walkthrough Back end Menuju ke bangunan dan saluran GPS? Tidak Sketsa Buat (Tidak Georeferensi) (Tidak Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.3 Diagram Alir Survey Lokasi Yang Belum Memliki File Digital Jaringan Irigasi Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum memiliki file digital jaringan irigasi : 1. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka buat sketsa skema irigasi Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran Ambil foto III-5
6 Ambil video, jika dirasakan perlu 2. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI Lokasi Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Memiliki Hardcopy Sketsa Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : III-6
7 Walkthrough Back end Menuju ke bangunan dan saluran GPS? Tidak Pencocokan Sketsa Skema Irigasi Buat (Tidak Georeferensi) (Tidak Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.4 Diagram Alir Survey Lokasi yang Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Memiliki Hardcopy Sketsa Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi sudah mempunyai hardcopy sketsa jaringan irigasi : 1. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy sketsa skema irigasi dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki sketsa skema irigasi III-7
8 Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran Ambil foto Ambil video, jika dirasakan perlu 2. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI III-8
9 3.4.4 Lokasi Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Belum Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : Walkthrough Back end Cetak hardcopy skema irigasi eksisting Menuju ke bangunan dan saluran Perbaiki file Skema Irigasi yang tidak sesuai (Tidak Georeferensi) Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile GPS? Tidak Pencocokan Sketsa Skema Irigasi (Tidak Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.5 Diagram Alir Survey Lokasi Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Belum Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) belum berdasarkan pada titik koordinat titik bumi : 1. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey 2. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat III-9
10 bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki skema irigasi Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran Ambil foto Ambil video, jika dirasakan perlu 3. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Perbaiki skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan software yang sesuai Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI III-10
11 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI Lokasi Memiliki file Digital Jaringan Irigasi yang Sudah Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : III-11
12 Walkthrough Back end Cetak hardcopy skema irigasi eksisting Menuju ke bangunan dan saluran Perbaiki file Skema Irigasi yang tidak sesuai (Georeferensi) Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile GPS? Tidak Pencocokan Sketsa Skema Irigasi (Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.6 Diagram Alir Survey Lokasi Memiliki file Digital Jaringan Irigasi yang Sudah Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file digital jaringan irigasi dan layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) sudah berdasarkan pada titik koordinat titik bumi : 1. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey 2. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS 1, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking III-12
13 Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki skema irigasi Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran. Ambil foto. Ambil video, jika dirasakan perlu. 3. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Perbaiki skema irigasi (georeferensi) dengan menggunakan software yang sesuai Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran III-13
14 sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI 3.5 Rekomendasi Jika lokasi dimana PDSDA-PAI dijalankan memiliki GPS untuk survey, maka direkomendasikan untuk melakukan identifikasi titik-titik koordinat bumi dari bangunan dan saluran dengan menggunakan GPS, meskipun sudah memiliki skema irigasi yang mempunyai georeferensi. Hal ini dikarenakan alasan antara lain : a. Georeferensi dari skema irigasi eksisting seringkali bukan didapat dari survey GPS melainkan melalui proses digitasi yang keakuratannya bervariasi sesuai dengan skala petanya. Biasanya yang paling sering terjadi adalah bahwa georeferensinya mengacu ke peta rupa bumi Indonesia. b. Jika terdapat bangunan atau saluran baru, sementara georeferensi dari skema irigasi eksisting berbeda dengan hasil GPS, maka bangunan atau saluran baru tersebut akan bergeser dari skema irigasi eksistingnya c. Menggunakan Google Earth sebagai sarana untuk mengkalibrasi keakuratan peta yang dihasilkan. Titik-titik koordinat yang didapat dari GPS sudah sesuai dengan sistem proyeksi yang digunakan oleh Google Earth. III-14
15 3.6 Metode Analisis Data Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Mulai Persiapan Survey di Lapangan Perekaman Koordinat GPS Dokumentasi Validasi Data Pemasukan Data ke Komputer Penyusunan laporan Inventarisasi Selesai Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian III-15
16 Diagram Alir Analisis Pada Program PDSDA-PAI adalah sebagai berikut : Mulai Masuk Software PDSDA-PAI Penginputan Data Pengisian Data Aset Irigasi Pengisian Data Ketersediaan Air Cetak hasil Input Pengisian Data Aset Bangunan Pengisian Data Aset Saluran Cetak Output Pembuatan Summary Selesai Gambar 3.8 Diagram Alir Analisis pada Program PDSDA-PAI III-16
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari
BAB 1 Pendaluhuan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari suatu jaringan irigasi. Air mempunyai peran besar bagi kehidupan semua
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang turut mempengaruhi peningkatan produksi pertanian adalah kondisi dan fungsi sistem daerah irigasi, termasuk bangunan penunjangnya yang mampu
Lebih terperinciMODULE-2. PANDUAN PENGUKURAN GPS Navigasi UNTUK P.A.I. 1 Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF
MODULE-2. PANDUAN PENGUKURAN GPS Navigasi UNTUK P.A.I 1 Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF sesuai dengan tipe dan jenis alat nya. 2 Pastikan receiver GPS telah di setup sebagai
Lebih terperinciRANCANGAN POLA PENGEMBANGAN IRIGASI POMPA DANGKAL BERDASARKAN DATA GEOSPASIAL PADA DAERAH IRIGASI POMPA III NAGARI SINGKARAK
RANCANGAN POLA PENGEMBANGAN IRIGASI POMPA DANGKAL BERDASARKAN DATA GEOSPASIAL PADA DAERAH IRIGASI POMPA III NAGARI SINGKARAK Isril Berd dan Delvi Yanti Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciNomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI 1. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LandasanTeori BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian irigasi Irigasi merupakan sebuah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan digunakan untuk keperluan seperti air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010-2035. Proyeksi jumlah penduduk ini berdasarkan perhitungan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS
A IV Pembahasan dan Hasil Analisis A IV PEMAHASAN DAN HASIL ANALISIS Inventarisasi merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan Aset Irigasi (PAI), sebagaimana yang tercantum dalam pasal 65 Peraturan
Lebih terperinciPengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan
Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui
Lebih terperinciPROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS
PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS Pengolah Data Sumber Daya Air Pengelolaan Aset Irigasi Prose dur Pemrosesan Data GPS Gambar diatas memperlihatkan urutan pemrosesan data GPS berdasarkan aktivitas sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan, dan perbaikan sarana irigasi. seluruhnya mencapai ± 3017 Ha di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan P. Sei.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Sebagai negara agraria tidaklah heran jika pemerintah senantiasa memberikan perhatian serius pada pembangunan di sector pertanian. Dalam hal ini meningkatkan produksi pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk
Lebih terperinciGambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 5 Juli 2013, meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan pengamatan lapangan (ground
Lebih terperinciBAPPEDA KOTA BANDUNG. e-litbang. Sistem Informasi Kelitbangan
BAPPEDA KOTA BANDUNG e-litbang Sistem Informasi Kelitbangan 1 Penyusunan Sistem Informasi Kelitbangan (e-litbang) Mendukung Program Bandung Smart City Dokumentasi & Sosialisasi hasil litbang dengan memanfaatkan
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian desktriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat gambaran secara
Lebih terperinciTujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016
Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) sapi perah Kabupaten Bogor seluas 94,41 hektar, berada dalam dua wilayah yang berdekatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.863, 2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengelolaan. Aset. Irigasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG
PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG Ryan Hernawan 1),Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Teguh Hariyanto 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Yogyakarta yang berada pada kabupaten Sleman. Jalan lingkar utara Yogyakarta
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang di ambil yaitu pada bagian Jalan alteri lingkar utara Yogyakarta yang berada pada kabupaten Sleman. Jalan lingkar utara Yogyakarta
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI
EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI Desember, 2011 KATA PENGANTAR Executive Sumary ini merupakan laporan ringkas dari kegiatan Pengelolaan Basis
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PRT/M/2015 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PRT/M/2015 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN
Lebih terperinciIDENTITAS DAERAH IRIGASI
Daerah Irigasi Kewenangan / Kepemilikan Kantor Pengelola 4 Wilayah Sungai 5 Daerah Aliran Sungai 6 Tingkatan Daerah Irigasi 7 Status Daerah Irigasi 8 Sumber/Suplesi Air 4 9 0 Lokasi Bangunan Pengambilan
Lebih terperinciBAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI PEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian
23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini difokuskan pada lahan sagu yang ada di sekitar Danau Sentani dengan lokasi penelitian mencakup 5 distrik dan 16 kampung di Kabupaten Jayapura.
Lebih terperinci4.1. PENGUMPULAN DATA
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya
Lebih terperinci3/17/2011. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis Pendahuluan Data yang mengendalikan SIG adalah data spasial. Setiap fungsionalitasyang g membuat SIG dibedakan dari lingkungan analisis lainnya adalah karena berakar pada keaslian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan air untuk pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting, untuk tercapainya hasil panen yang di inginkan, yang merupakan salah satu program pemerintah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan otonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam data spasial (persil) maupun data tekstualnya. memiliki sebagian data digital (database) pertanahan namun kwalitasnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi pertanahan saat ini menjadi kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani. Di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung, sistem informasi pertanahan
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AUDIT
Lebih terperinciTeknik Digitasi. Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Teknik Digitasi Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Pendahuluan Digitasi merupakan proses penggambaran peta yang dalam hal ini dilakukan secara on-screen pada layar monitor. Proses digitasi akan menghasilkan
Lebih terperinciLOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN
LOCUS GIS Oleh : IWAN SETIAWAN FORUM FUNGSIONAL TERTENTU PROVINSI SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2016 LOCUS GIS Locus GIS adalah program GIS berbasis Android yang dibuat oleh Asamm Software, Praha, Republik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinci- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG
Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) Oleh: Ardiansyah, S.Si GIS & Remote Sensing Research Center Syiah Kuala University, Banda Aceh Session_03 March 11, 2013 - Sumber dan Akuisisi Data - Global
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai keberlanjutan sistem irigasi serta untuk
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom
No.1513, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Audit Tata Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Indonesia adalah Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya bersumber dari beras, sagu, serta ubi hasil pertanian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung yang terdiri dari 16 desa diantaranya Lembang, Jayagiri, Kayuambon, Wangunsari, Gudangkahuripan,
Lebih terperinciANALISIS PROSES PENGGAMBARAN PETA JARINGAN JALAN DARI HASIL SURVAI TRACKING JARINGAN JALAN DENGAN ALAT GPS (STUDI KASUS KOTA MANADO)
ANALISIS PROSES PENGGAMBARAN PETA JARINGAN JALAN DARI HASIL SURVAI TRACKING JARINGAN JALAN DENGAN ALAT GPS (STUDI KASUS KOTA MANADO) Longdong Jefferson Theo Kurniawan Sendow ABSTRAK Pertumbuhan fisik kota
Lebih terperinciAplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia
Proposal Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D Geographic Information System Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah PT. Lexion Indonesia Jl. Bendul Merisi Selatan IV No 72 Surabaya Phone.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IRIGASI
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di IUPHHK HA (ijin usaha pemamfaatan hasil hutan kayu hutan alam) PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut,
Lebih terperinciIDENTITAS DAERAH IRIGASI
FORM SIPAI-D01 INVENT JARINGAN TAHUN : IDENTITAS DAERAH IRIGASI 1 Nama Daerah Irigasi 2 Kewen./Kepem. Pemerintah, status: Pusat Provinsi Kab./Kota Badan Usaha Badan Sosial P3A Desa Perseorangan 3 Nama
Lebih terperinciSumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan
Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Data pada SIG Mendapatkan data adalah bagian yang sangat penting pada setiap proyek SIG Yang harus diketahui: Tipe-tipe data yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2001 dengan diberlakukannya otonomi daerah istilah pemerintahan nagari kembali digunakan untuk menggantikan istilah pemerintahan desa yang digunakan sebelumnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan pada penelitian ini dimulai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menggali potensi lahan daerah kabupaten wilayah Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan investasi pada daerah tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan irigasi, baik secara operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air menjadi sumber utama dalam kehidupan manusia yang tidak selamanya berlimpah, terkadang ada suatu perbedaan kesetimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air. Oleh
Lebih terperinciPURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)
Purwarupa Sistem Informasi Kadaster 3D Berbasis Web (Studi Kasus : Rumah Susun Penjaringan Sari, Kota Surabaya) PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS OBJEK WISATA KOTA BANDUNG
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS OBJEK WISATA KOTA BANDUNG (STUDI KASUS PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA BANDUNG) Oleh : Ilham Mugni 10108846 Penguji 1 : Riani Lubis, S.T., M.T. Penguji 2 : S. Indriani
Lebih terperincip o t r e t u d a r a
SOFTWARE ada di dalam Micro-SD RTKLIB/ RTKCONV untuk konversi data LOG Rinex RTKLIB/RTKPOST untuk Post Processing (PPK) Program Android untuk instalasi program RTKGPS+ dan command nya Demo Proses Data
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Kabupaten karawang sebagai lumbung padi mempunyai peran penting dalam menjaga swasembada beras nasional tentunya demi menjaga swasembada beras nasional
Lebih terperinciGIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG
GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG Dinar DA Putranto dwianugerah@yahoo.co.id PENGERTIAN RUANG Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2009 sampai Januari 2010, mengambil lokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan dan Analisis
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arif Basofi 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode penelitian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pertanian adalah suatu kegiatan manusia dalam mengelola sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertanian adalah suatu kegiatan manusia dalam mengelola sumber daya alam yang ada di sekitarnya dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan. Menurut Mosher (1966),
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DATA
BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan salah satu komponen penting pendukung
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii LEMBAR KEASLIAN... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika
Lebih terperinciPEMETAAN JARINGAN JALAN KAWASAN PERKOTAAN TONDANO
PEMETAAN JARINGAN JALAN KAWASAN PERKOTAAN TONDANO Theo Kurniawan Sendow ABSTRAK Seiring dengan perkembangan Kawasan Perkotaan Tondano, maka segala aktifitas secara perlahan berubah baik pergerakan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan air di suatu daerah irigasi, kenyataannya seringkali terdapat pembagian air yang kurang sesuai kebutuhan air di petak-petak sawah. Pada petak yang
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Persiapan 3.1.1.Persiapan Administrasi a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas lampung kepada CV. Geoplan Nusantara b. Transkrip nilai semester
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 Undang-
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam kegiatan pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka, dimana pada metode ini kegiatan yang dilaksanakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 24 TAHUN 2009 SERI E. 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang : a.
Lebih terperinciMENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA)
MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA) Setelah semua kebutuhan software diatas telah di Install, maka aplikasi Database Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dapat dijalankan
Lebih terperinciGambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas
MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode Survey Deskriptif Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Metode survey deskriptif merupakan metode untuk
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PENGOLAHAN DATA GPS GARMIN NO. ISK/AGR-KBN/02 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Identifikasi kebutuhan Data
BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah langkah
Lebih terperinciOPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI. Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM
OPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM 031710201034 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 25/PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PROSEDUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa sumber daya air adalah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan adanya perkembangan ilmu informasi dan teknologi yang sangat cepat di segala bidang dapat dipastikan mempengaruhi gaya hidup yang awalnya tidak tergantung
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... Error! Bookmark not def KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not def DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i iv x BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark not def BAB II
Lebih terperinciPANDUAN UPDATING DATA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN GPS BAP S 852 H
1 PANDUAN UPDATING DATA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN GPS BAP S 852 H Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2 I. Pedoman Updating
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan
35 BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Tahapan Pelaksanaan Secara khusus tahapan pelaksanaan pembuatan Peta Lahan Investasi ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Persiapan Administrasi Situasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi
Lebih terperinciAnalisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur. Ari Wahono 1)
Analisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur Ari Wahono 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pembangunan dan pengembangan wilayah di setiap daerah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di wilayah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di daerah irigasi Leuwi Kuya yang berada di sebelah Utara Soreang, tepatnya di Desa Buninagara, Kecamatan Kutawaringin,
Lebih terperinciBUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 474 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 474 TAHUN 2011 TENTANG KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN PENGELOLA IRIGASI DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI PARTISIPATIF
Lebih terperinci