BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pendapat Stephanie K.Morris (Umar,2002, p31), Strategi adalah suatu proses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pendapat Stephanie K.Morris (Umar,2002, p31), Strategi adalah suatu proses"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Pendapat Stephanie K.Morris (Umar,2002, p31), Strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, di sertai penyusunan suatu upaya bagaimana agar tujuan dapat tercapai. Mengutip dalam buku analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Rangkuti (2008,p3-4) pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi, antara lain: a. Chandler, Strategi merupakn alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. b. Learned, Christiansen, Andrews dan Guth, strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. c. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Meiner, Strategi merupakan respon secara terus menerus adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. d. Porter, Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. e. Andrew dan Chaffe, Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stokeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan perusahaan.

2 f. Hamel dan Prahalad, Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan, dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai dengan apa yang dapat terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perubahan perlu mencari kompetensi inti dalam bisnis yang di lakukan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah suatu tindakan yang di lakukan oleh perusahaan utnuk mencapai tujuan dan sasaran yang di inginkan untuk menjadi lebih baik Konsep Strategi Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (Tjiptono, 2002, p.3) konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan 2 perspektif yang berbeda, yaitu : 1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi didefinisikan sebagai program yang menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkadung dari strategi ini adalah bahwa manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. 2. Dari perspektif apa yang akhirnya organisasi lakukan Strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara explisit.

3 2.1.2 Level Strategi Dalam perusahaan terdapat 3 (tiga) level strategi, yakni level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis dan level fungsional (Tjiptono, 2002, p.4). 1. Strategi Level Koorporasi (Corporate Strategy) Menurut Andrewa (1980, pp.18-19), strategi level korporasi adalah strategi yang disusun dalam suatu organisasi bisnis, dimana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi competitive advantage. Sementara itu, Michael Porter (1985, p.23) menyarankan bahwa dalam penyusunan strategi korporasi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki, atau yang akan diciptakan, dan menempatkannya pada masing-masing inti bisnis. 2. Strategi Level Unit Bisnis Lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu. Pada prinsipnya strategi level unit bisnis memiliki karakteristik sebagai berikut (Hall, 1978, p.89 dan Abel&Hammond, 1979, p.26): Memiliki misi dan strategi. Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan dengan misi dan strategi. Menghasilkan produk atau jasa secara spesifik. Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas. 3. Strategi Level Fungsional Strategi tingkat fungsional ini lebih bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen yang ada dibawah tanggung jawabnya, seperti fungsi manajemen produksi/operasional, fungsi manajemen pemasaran, fungsi manajemen keuangan, fungsi manajemen sumber daya manusia.

4 2.1.3 Tipe-tipe Strategi Menurut Rangkuti (2000, pp.6-7) strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 (tiga) tipe strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi, strategi bisnis. 1. Strategi Manajemen Strategi Manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan straetegi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. 2. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan berorientasi pada investasi. Misalnya, apakan perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diversivikasi dan sebagainya. 3. Strategi Bisnis Strategi bisnis sering disebut strategi bisnis fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau profesional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan Perumusan Strategi Analisis factor internal dan eksternal merupakan factor yang sangat penting dalam merumuskan strategi bersaing perusahaan. Hariadi, Bambang (2003, p.20) berpendapat ada 3 (tiga) langkah utama yang dilakukan perusahaan dalam melakukan perumusan strategi, yaitu: 1. Mengembangkan Visi dan Misi

5 Visi manajemen merupakan suatu perspektif gambaran besar tentang yang diinginkan tentang siapa kita ini (who we area), apa yang kita kerjakan (what we do), dan kemana kita akan pergi (where we are headed). Visi merupakan gambaran perubahan pada masa yang mendatang yang ingin kita ciptakan. Sedangkan misi adalah jalan yang perlu ditempuh agar visi dapat tercapai. 2. Penetapan Tujuan Penetapan tujuan merupakan komitmen manajemen untuk mendapatkan hasil tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan harus mengungkapkan tentang seberapa jauh kinerja ingin dicapai, kinerja macam apa dan kapan. Penetapan tujuan harus menetapkan apa yang ingin dicapai, kapan dan siapa yang bertanggung jawab. 3. Menyusun Strategi Setiap organisasi butuh sejumlah strategi untuk membimbing bagaimana untuk mencapai tujuan atau target tertentu dan bagaimana menjalankan misi organisasi dengan sukses. Strategi untuk perusahaan secara keseluruhan, untuk tiap unit bisnis dan untuk tiap fungsi dalam organisasi. Tidak ada satu strategi yang berlaku untuk segala situasi. 2.2 Pengertian Bisnis Mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi bisnis, dalam buku Pengantar Bisnis, Buchari Alma (2006,p21) adalah sebagai berikut: a. Menurut Hughes dan Kapoor, bisnis adalah suatau kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

6 b. Brown dan petrello, menyatakan bahwa bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang di butuhkan oleh masyarakat. Berdasarkan definis tersebut di atas, dapat di kemukakan bahwa kegiatan bisnis itu dapat di lakukan secara indovidu maupun kelompok yang terorganisasi dalam suatu institusi, dengan tujuan menghasilkan atau memasarkan barang atau jasa yang di butuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu sebenarnya kegiatan bisnis meliputi 2 hal utama, yaitu: 1. Proses produksi 2. Pemasaran barang dan jasa Jadi bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik dengan cara berkelompok maupun dengan cara individu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memasarkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.3 Pengertian Delivery Service (Jasa Penyerahan) Jasa atau layanan penyerahan yang berkaitan dengan di mana, ketika, dan bagaimana produk atau jasa dikirimkan kepada konsumen tersebut, unsur ini tidak hanya mempunyai unsur-unsur yang terlihat dari jasa atau layanan yang beroperasi seperti systembuildings, peralatan, dan personal tetapi bisa juga melibatkan promosi ke pelanggan lain Karakteristik Jasa Ada empat karakteristis pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik jasa tersebut adalah : 1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli. 2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

7 Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. 3. Variability (berubah-ubah/aneka ragam) Jasa sangat bersifat variable karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. 4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. 2.4 Pengertian Manajemen Strategi Menurut Fred David (2008,p5) manajemen strategi dapat di definisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan dan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Hariadi (2003,p3) mengatakan bahwa strategi manajemen adalah suatu proses yang di rancang secara sistematis oleh manejemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan mengevalusi strategi dalam rangka menyediakan nilai- nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan organisasi.

8 2.4.1 Tahapan Dalam Manajemen Strategi Dalam bukunya, Fred David (2008,p6-8) proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. 1. Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan di laksanakan. Isu formulasi strategi mencakup bisnis apa yang akan di masuki, bisnis apa yang harus di tinggalkan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah harus melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, apakah harus memasuki pasar international, apakah harus merger atau membentuk join venture dan bagaimana menhindari pengambilalihan secara paksa. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar sumber daya dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang. 2. Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi termasuk strategi yang telah di formulasikan dapat dijalankan. Implementasi mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisai. Implementasi strategi sering kali di sebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk

9 menempatkan strategi yang telah di formulasikan menjadi tindakan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni dari pada ilmu, strategi yang telah di formulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apapun. 3. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang di harapkan; evaluasi srategiadalah alat unutk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat di modifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah: Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini Mengukur kinerja, dan Mengambil tindakan korektif Evaluasi di butuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok Analisis Lingkungan Menurut Pearce dan Robinson (2001, p.92) dalam buku manajemen strategic menjabarkan analisis lingkungan dibedakan menjadi dua komponen utama yaitu : Lingkungan eksternal dan Lingkungan internal. Lingkungan Internal Faktor internal kunci, kekuatan dan kelemahan potensial (Pearce dan Robinson, 2001, p.238): a. Pemasaran b. Keuangan dan Akunting c. Produksi, Operasi, dan Teknik

10 d. Personalia e. Manajemen Mutu f. Sistem Informasi g. Organisasi dan Manajemen Umum Lingkungan eksternal Dibagi menjadi tiga sub kategori yang berkaitan, yaitu : a. Lingkungan jauh, terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Lingkungan ini memberi peluang, ancaman dan kendala bagi perusahaan; tetapi perusahaan jarang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan ini. Lingkungan ini tediri dari faktor sebagai berikut : 1) Faktor Ekonomi 2) Faktor Sosial 3) Faktor Politik 4) Faktor Teknologi 5) Faktor Ekologi b. Lingkungan Industri terdiri dari : 1) Ancaman masuknya pendatang baru 2) Kekuatan Pemasok 3) Kekuatan Pembeli 4) Produk Subsitusi 5) Persaingan (rivalitas) antar perusahaan c. Lingkungan Operasional (Pearce dan Robinson, 2001, p.142), terdiri dari faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan

11 sumber daya yang dibutuhkan atau dalam memasarkan produk dan jasanya secara mnguntungkan. Lingkungan operasional biasanya lebih dapat dipengaruhi atau proaktif dalam menangani lingkungan operasional. Beberapa faktor penting dalam lingkungan operasional, antara lain : 1) Posisi Pesaing, menilai posisi bersaing dapat meningkatkan kesempatan perusahaan untuk merancng strategi yang mengoptimalkan peluang yang muncul dari lingkungan. 2) Profil Pelanggan, mengembangkan profil pelanggan dari calon pelanggan perusahaan meningkatkan kemampuan para manajer untuk merencanakan operasi dtrategik untuk mengantisipasi perubahan besar pasar, dan merealokasi sumber daya guna perubahan pola permintaan. 3) Pemasok, hubungan yang sdapat diandalkan antara suatu perusahaan dan pemasoknya sangat penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan, perusahaan selalu tergantung pada pemasok untuk dukungan keuangan, layanan, bahan baku dan peralatan. 4) Kreditor, penilaian atas kreditor sangat penting untuk mengevaluasi lingkungan operasional perusahaan secara akurat. 5) Sumber daya manusia, akses perusahaan ke karyawan yang dibutuhkan utamanya dipengaruhi oleh factor-faktor antara lain : Reputasi, Tingkat kesempatan kerja, dan Ketersediaan. Menurut Michael A Hit, dalam bukunya Manajemen Strategis Daya Saing dan Globalisasi (2001, p.52), untuk menangani data-data lingkungan yang tidak lengkap dan seringkali ambigu dan untuk meningkatkan pemahaman perusahaan akan lingkungan umum, perusahaan melibatkan diri dalam suatu proses yang disebut sebagai analisis lingkungan eksternal. Proses tersebut yang harus dilakukan secara kontinyu, terdiri dari 4 aktivitas :

12 1. Pemindaian (Scanning) Pemindaian (scanning) merupakan studi terhadap semua segmen dalam lingkungan umum. Melalui pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam lingkungan umum dan mendeteksi perubaha-perubahan yang sedang terjadi. Ketika melakukan pemindaian, seringkali perusahaan mengalami data dan informasi yang ambigu, tidak lengkap, dan tidak ada kaitannya. Pemindaian lingkungan merupakan hal penting dan menentukan bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang sangat tidak stabil. Selain itu, aktivitas pemindaian harus disatukan dengan konteks organisasi; suatu system pemindaian dirancang untuk lingkungan yang tidak stabil tidak akan cocok bagi perusahaan yang berada Dallam lingkungan stabil. 2. Pengawasan (Monitoring) KEtika analisis pengawasan (monitoring) mengamati perubahan-perubahan lingkungan untuk melihat apakan suatu trend yang penting sedang berkembang diantara hal-hal yang diamati dalam pemindaian. Kritikal bagi pengawasan yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-peristiwa lingkungan yang berbeda. 3. Peramalan (Forecasting) Pemindaian dan pengawasan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dalam lingkungan umum pada suatu waktu. Pada peramalan (forecasting), perusahaan mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang mungkin terjadi dan seberapa cepat, perubahan-perubahan dan trend-trend itu dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan. 4. Penilaian (Assessing)

13 Tujuan penilaian (assessing) adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-efek dari perubahan-perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis suatu perusahaan. Melalui pemindaian, pengawasan, dan peramalan, akan memahami lingkungan umum. Selangkah lebih maju, tujuan penilaian adalah untuk menspesifikasi implikasi pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa penilaian perusahaan dibiarkan dengan data-data yang manarik, tapi tidak diketahui relevansi kompetitifnya Analisis Kompetitif (Model Lima Kekuatan Porter) Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing bilamana memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalammenarik konsumen dan mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan perusahaan, strategi bersaing perusahaan merupakan langkah-langkah strategis yang terncana maupun tidak terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat menarik perhatian konsumen, memperkuat posisi dalam pasar dan bertahan terhadap tekanan persaingan. Keunggulan bersaing dalam pasar akan memudahkan perusahaan untuk meraih keuntungan lebih besar dari pada pesaing dan memberikan kesempatanhidup lebih lama dalam persaingan. Menurut Michael R.Porter yang dikutip dari buka Fred R.David(2008,p30), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan: 1. Persaingan Antara Perusahaan Sejenis Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif di banding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

14 Intensitas persaingan di anatar perusahaan sejenis yang bersaing cenderung meningkat karena: Jumlah pesaing semakin bertambah Karena pesaing semakin seragam dalam hal ukuran dan kemampuan Karena permintaan untuk produk industri menurun Pemotongan harga menjadi semakin umum 2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk kedalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila di butuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini. 3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk substitusi dalam industri yang berbeda. Cara` terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang di dapat oleh produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Penjual Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya,ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus atau, ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Perusahaan dapat menjalankan strategi intergrasi kebelakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok. Strategi ini efektif khususnya ketika pemasok tidak dapet diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten.

15 5. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Ketika konsumen membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdifensiasi. Kelima kekuatan persaingan (five force model) juga menggambarkan jenis persaingan vertikal atau horizontal. Persaiangn horizontal merupakan persaingan di antara perusahaan pada industri yang sama. Sedangkan persaingan vertikal perupakan persaingan di antara dan di dalam saluran distribusi. Potensi Pengembangan Produk Substitusi Kekuatan Tawar Menawar Penjual Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Sumber: Fred David (2008,p131) Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Porter

16 2.4.4 Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk pembeli yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai tersebut adalah apa yang bersedia dibayar oleh pembeli,sedangkan nilai unggul berasal dari banyak aktivitas berlainan yang dilakukan perusahaan dalam mendisain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, mendukung produknya. Menurut Rangkuti (2008,p99) terdapat beberapa komponen kunci dalam menbangun kekuatan kompetitif: 1. Berkonsentrasi dalam bisnis yang dimiliki oleh kekuatan perusahaan. Ini merupakan syarat untuk menang dalam persaingan. 2. Bermain dalam bisnis yang dipandang kurang atraktif oleh pesaing. 3. Bermain dalam bisnis, dimana teknologi yang digunakan perusahaan lebih unggul di bandingkan dengan teknologi pesaing. 4. Bermain dalam pasar dimana perusahaan dilindungi oleh paten atau kontrak dengan konsumen. 5. Konsentrasi dalam bisnis dimana perusahaan memiliki hubungan khusus sumber bahan baku, distributor, konsumen atau mendapat dukungan organisasi lain. 6. Bermain dalam bisnis, dimana perusahaan memiliki hubungan kebelakang maupun ke depan lebih baik di bandingkan dengan yang dimiliki pesaing Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2008,p18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesess) dan ancaman (threats).

17 Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dankebijakan perusahaan, dengan demikian perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. BERBAGAI PELUANG 3. mendukung strategi turnaround 1. Mendukung strategi agresif KELEMAHAN INTERNAL 4. Mendukung strategi diversif 2. Mendukung strategi diversifikasi KEKUATAN INTERNAL BERBAGI ANCAMAN Sumber: Fredy Rangkuti (2008,p19) Gambar 2.2 Diagram Analisis SWOT Penjelasan Gambar: Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus di terapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)

18 Kuadaran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuaatan dari segi internal. Strategi yang harus di terapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar) Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadaran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasara yang lebih baik. Kuadaran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menhadapai berbagai ancaman dan kelemahan internal.

19 GAMBAR ANALSIS PERUMUSAN STRATEGI Tahap I : Tahap Input Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Matrik Profil Persaingan (CPM) Matrik Efaluasi Faktor Internal (IFE) Tahap II : Tahap Pencocokan Matrik Threats- Opportunities- Weakness- Strengths (SWOT) Matrik Strategic Position, and Action Evaluation (SPACE) Matrik Boston Consulting Group (BCG) Matrik Internal Eksternal (IE) Matrik Grand Strategy Tahap III : Tahap Keputusan Quantitative Strategic Planning Matrik (QSPM) Sumber: Fred David (2008) Gambar 2.3 Analisis Perumusan Strategi

20 2.5 TAHAP INPUT Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti: Analisis ekonomi Analisis sosial-budaya Analisis demografi Analisis politik, pemrintah dan hukum Analisis kelompok teknologi Anlisisis persaingan/kompetitif Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti: Laporan keuangan Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over) Laporan kegiatan operasional Laporan kegiatan pemasaran Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari tiga, yaitu: Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Matriks Evalusi Faktor Internal (EFI) Matriks Profil Kompetitif Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Matriks EFE meringkas dan mengevalusi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.

21 Langkah-langkah membentuk suatu Matriks EFE adalah sebagai berikut (Fred David,2008,p ). 1. Membuat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal, termasuk peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. 2. Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting), dimana jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0. 3. Memberikan peringkat 1 samapi dengan 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukkan sebarapa efektif strategi perusahaan saat menjawab faktor ini. 1 = jawaban jelek, 2 = jawaban rata-rata, 3 = jawaban di atas ratarata, 4 = jawaban superior. Peringkat didasarkan pada keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada industri. 4. Mengkalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot. 5. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai yang di bobot total bagi perusahaan. Tabel 2.1 Tabel Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Faktor-faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Peluang: - Peluang 1 1, 2, 3, atau 4

22 - Peluang 2 - Peluang 3 - Peluang 4 - Peluang 5 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 Ancaman: - Ancaman 1 - Ancaman 2 - Ancaman 3 - Ancaman 4 - Ancaman 5 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 1, 2, 3, atau 4 Jumlah 1,00 Minimal 1,00 Maksimal 4,00 Sumber: Fred David (2008,p145) Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) Matriks EFI digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat Matriks EFI, yaitu (Fred David, 2008,p ): 1. Mengidentifikasi dan membuat daftar faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan, yang langsung maupun tidak langsung dan mempengaruhi perusahaan secara khusus dan industri pada umumnya. Tentukan 5-10 faktor kekuatan dan 5 10 faktor kelemahan, yang dianggap paling dominan. 2. Beri bobot nilai, dimana nilai bobot 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Bobot menandakan tingkat pentingnya faktor tersebut secara

23 relatif bagi keberhasilan perusahaan dalam industri tersebut. Ukuran bobot dapat ditetapkan dengan membandingkan antara hasil dari proses analisis faktor-faktor internal di perusahaan ini. Jumlah dari bobot tersebut tidak boleh melebihi 1,0. 3. Tentukan nilai rating. Nilai rating yaitu 1 samapi 4 dari setiap faktornya, dimana nilai rating menandakan apakah faktor tersebut mewakilkan kelemahan mayoritas (rating = 1), kelemahan minoritas (rating = 2), kekuatan minoritas (rating = 3), dan kakuatan mayoritas (rating = 4). Perhatikang bahwa kekuatan harus menerima rating 4 sampai 3 dan kelemahan harus menerima rating 1 atau 2. rating adalah berdasarkan perusahaan, sedangkan bobot adalah berdasarkan industri. 4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan ratarata tertimbang untuk masing-masing variabel. 5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang. Total rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 maka menandakan bahwa perusahaan mempunyai posisi internal yang lemah, sementara total nilai rata-rata di atas 2,5 menandakan bahwa perusahaan mempunyai posisi internal yang kuat.

24 Tabel 2.2 Tabel matrik EFI Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Kekuatan: - Kekuatan 1 - Kekuatan 2 - Kekuatan 3 - Kekuatan 4 - Kekuatan 5 4 atau 3 4 atau 3 4 atau 3 4 atau 3 4 atau 3 4 atau 3 Kelemahan: - Kelemahan 1 - Kelemahan 2 - Kelemahan 3 - Kelemahan 4 - Kelemahan 5 2 atau 1 2 atau 1 2 atau 1 2 atau 1 2 atau 1 Jumlah 1,00 Minimal 1,00 Maksimal 4,00 Sumber: David, Fred R (2004, p.206) Matriks kompetitor / Pesaing Menurut David, (2008,p144) matriks profil kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM) adalah matriks yang di gunakan untuk mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari perusahaan. Tetapi faktor penentu keberhasilan dalam CPM mencakup isu internal dan

25 eksternal, dengan demikian peringkat mengacu pada kekuatan dan kelemahan. 1 = jika perusahaan tersebut kondisinya sangat lemah dibandingkan dengan pesaing, 2 = perusahaan yang kondisinya sedikit lebih lemah di bandingkan dengan pesaing, 3 = perusahaan yang memiliki kondisi sedikit lebih kuat di bandingkan dengan pesaing, 4 = perusahaan yang memiliki kondisi paling kuat di bandingkan dengan perusahaan lainnya. Tabel 2.3 Matrik Kompetitor / Pesaing Faktor Penentu Bobot Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C Keberhasilan Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Faktor 6 Jumlah Sumber: David, Fred R (2004, p.147) 2.6 TAHAP ANALISIS Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Model yang digunakan adalah sebagai berikut: Matriks SWOT Matriks BCG

26 Matrik Internal-Eksternal Matrisk SPACE Matriks Grand Strategy Matriks SWOT Menurut David (2008,p284) matriks kekuatan- kelemahan-peluang dan ancaman (strenght- weakness- opportunitie- threats SWOT matrix) adalah alat untuk mencocokkan yang penting. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan yang dapat di sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks ini dapat mengahasilkan emapat set kemungkinan alternative strategis. Diagaram Matrik SWOT Opportunities (O) Peluang Daftarkan 5-10 peluang eksternal disini Threats (T) Ancaman Daftarkan 5-10 ancaman Strenght (S) Kekuatan Daftarkan 5-10 Kekuatan perusahaan disini Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Weakness (W) Kelemahan Daftarkan 5-10 kelemahan perusahaan disini Strategi WO Atasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

27 eksternal disini Sumber: David, Fred R. (2008, p.287) Gambar 2.4 Matrik SWOT a. Strategi SO Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. b. Strategi WO Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. c. Strategi ST Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. d. Strategi WT Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal Matriks Internal Eksternal (IE) Matriks internal eksternal memosisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel. Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang di hadapi. Matriks IE di dasari pada dua dimensi kunci: total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Total rata-rata tertimbang yang di turunkan dari masing-masing divisi memungkinkan pembuatan matriks IE tingkat koorporasi. Pada sumbu x dari matriks IE: total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah

28 Dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda: Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat di gambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategii intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengambangan produk) atau integratif (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai bagi divisi ini. Kedua, divis yang masuk dalam sel III, V, VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan; penetrasi pasar dan pengambangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII dan IX adalah tuai atau divestasi.

29 Sumber:Fred R. David (2008, p.301) Gambar 2.5 Matrik IE Matriks SPACE (MATRIKS EVALUASI POSISI DAN TINDAKAN STRATEGIS) Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Positioning and Action Evaluation- SPACE Matrix), adalah alat penting lain dalam pencocokan di tahap 2. Kerangka kerja matriks SPACE terbagi dalam empat kuadran yang mengindikasikan apakah perusahaan cocok menerapkan strategi agresif, konservatif, defensive, atau kompetitif. Sumbu untuk matriks SPACE mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan (financial strength-fs) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage-ca) dan dua dimensi eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environtmental stability-es) dan kekuatan industri (industrial strength-is). Keempat faktor ini adalah penentu paling penting dari keseluruhan posisi strategis organisasi. Tahap-tahap Matriks SPACE :

30 1. Pilih serangkaian variable untuk mendefinisikan kekuatan keuangan (FS), keunggulan kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan industri (IS). 2. Beri nilai yang berkisar antara +1 (terburuk) hingga +6 (terbaik) untuk masingmasing variable yang membentuk dimensi FS dan IS. Beri nilai berkisar antara - 1(terbaik) hingga -6 (terburuk) untuk masing-masing variable yang membentuk dimensi ES dan CA. Pada sumbu FS dan CA, buat perbandingan terhadap pesaing. Pada sumbu IS dan ES, buat perbandingan terhadap pesaing. Pada sumbu IS dan ES, bust perbandingan dengan industri lain. 3. Hitung nilai rata-rata untuk FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan nilai yang diberikan kepada variable dari setiap dimensi dan kemudian membaginya dengan jumlah variabel yang disertakan dalam dimensi tersebut. 4. Tempatkan nilai rata-rata untuk FS, IS, ES, dan CA untuk sumbu yang sesuai dalam Matriks SPACE. 5. Tambahkan dua nilai pada sumbu x dan gambar titik hasil pada X. Tambahkan dua nilai pada sumbu y dan gambar titik hasil pada Y. Gambar perpotongan yang dari titik xy yang baru. 6. Gambar vektor arah dari titik asal matriks SPACE melalui titik perpotongan yang baru. Vektor ini mengungkapkan tipe strategi yang direkomendasikan untuk organisasi: agresif, kompetitif, defensive, atau konservatif.

31 FS CA Konservatif Agresif IS Defensif -6 Kompetitif ES Fred R. David (2008,p.293) Gambar 2.6 Matriks SPACE Matriks Grand Strategy Matriks Grand Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Startegi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatau organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadaran dalam matriks. Perusahaan yang berada pada kuadran I dalam matriks Grand Strategy berada pada posisi yang sangat bagus. Untuk perusahaan ini terus berkonsentrasi pada pangsa pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai. Ketika organisasi pada kuadaran I memiliki sumber daya yang berlebih, maka integrasi kebelakang, kedepan, atau horizontal dapat menjadi strategi yang

32 efektif. Perusahaan kuadaran I mampu mengambil keuntungan dari peluang eksternal dalam beberapa area: me reka dapat mengambil risiko secara agresif ketika dibutuhkan. Perusahaan yang beraada di kuadaran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara serius. Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing secara efektif. Karena perusahaan kuadaran II berada dalam industri yang pasarnya tumbuh secara cepat, strategi intensif biasanya menjadi pilihan pertama yang dipikirkan, tetapi jika perusahaan tidak memiliki kompetensi yang unik atau keunggulan kompetitif, maka integrasi horizontal sering menjadi alternatif yang disukai. Sebagai jalan terakhir, divestasi atau likuidasi dapat dipertimbangkan. Perusahaan kuadaran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki posisi kompetitif yang lemah. Pengurangan biaya dan aset secara ekstensif (retrenchment) harus dilakukan terlebih dahulu. Alternatif strategiadalah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang lain (diversifikasi). Jika alternatif yang dilaksanakan gagal, pilihan terakhir untuk bisnis di kuadaran III adalah divestasi atau likuidasi. Bisnis di Kuadaran IV memiliki posis kompetitif yang kuat dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan Kuadaran IV memiliki karakteristik tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan untuk tumbuh secara internal yang terbatas dan sering kali dapat menjalankan diversifikasi kinsentrik, hirizontal, atau konglomerat dengan sukses. Perusahaan Kuadaran IV juga dapat menjalankan joint venture.

33 PERTUMBUHAN PASAR YANG TINGGI Kuadran II Kuadran I POSISI KOMPETIT IF YANG LEMAH 1. Pengembangan pasar 2. Penetrasi pasar 3. Pengembangan produk 4. Integrasi horizontal 5. Divestasi 6. Likuidasi Kuadran III 1. Pengembangan pasar 2. Penetrasi pasar 3. Pengembangan produk 4. Integrasi kedepan 5. Integrasi ke belakang 6. Integrasi horizontal 7. Diversifikasi konsentrik Kuadran IV POSISI KOMPETIT IF YANG KUAT 1. Retrenchment 2. Diversifikasi konsentrik 3. Diversifikasi horizontal 4. Diversifikasi konglomerat 5. Divestasi 6. Likuidasi 1. Diversifikasi konsentrik 2. Diversifikasi horizontal 3. Diversifikasi konglomerat 4. Joint Venture Fred R. David (2006,p.307) PERTUMBUHAN PASAR YANG RENDAH Gambar 2.7 Matriks Grand Strategy

34 2.6.5 Tahap Pengambilan Keputusan: Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Di samping membuat peringkat strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, alternative tindakan yang layak, yakni Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM). Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu set altenatif strategi dihitung dengan menentukan kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kunci internal dan kunci eksternal. Jumlah set yang dimasukan dalam QSPM bisa berapa saja, jumalah strategi dalam satu set juga bisa berapa saja, tetapi hanya strategi dala set yang sama yang dapat dievaluasi satu sama lain. Matriks perencanaan strategis kuantitatif adalah alat yang memungkinkan perumus strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan pada faktorfaktor internal dan eksternal yang telah dianalisis sebelumnya. Langkah-langkah penyusunan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif: a) Langkah pertama: Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci internal dan sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal harus dimasukkan dalam QSPM. b) Langkah kedua: berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan matriks IFE. Bobot disajikan dalam kolom di samping kanan kolom faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. c) Langkah ketiga: evaluasi matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus diperimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Catat strategi-strategi

35 ini pada baris atas dari QSPM. Kelompokan strategi ke dalam set yang independen jika memungkinkan. d) Langkah keempat: tentukan nilai daya tarik (Attractiveness scores - AS) didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relative dari masing-masing strategi dalam set alternatif tertentu.nilai daya tarik (Attractiveness scores - AS) ditentukan dengan mengevaluasi msing-masing faktor internal atau eksternal kunci, satu pada suatu saat tertentu, dan mengajukan pertanyaan, apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat? jika jawabannya ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci tersebut. Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan untuk masing-masing strategi untuk mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan daya tarik adalah 1 sama dengan tidak menarik, 2 sama dengan agak menarik, 3 sama dengan cukup menarik, 4 sama dengan sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan diatas adalah tidak, mengindikasikan bahwa faktor kunci tersebut tidak memiliki dampak terhadap pilihan spesifik yang dibuat, dengan demikian tidak perlu diberikan bobot terhadap strategi dalam set tersebut. Gunakan tanda minus untuk mengindikasikan faktor utama tersebut tidak mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Catatan: jika anda memberikan nilai daya tarik (AS) untuk satu strategi, kemudian berikan nilai AS untuk yang lainnya. Dalam kata lain, jika satu strategi mendapat minus, maka yang lainnya pada baris sama harus mendapat minus juga. e) Langkah kelima: Hitung Total Nilai Daya Tarik. Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness scores - TAS) didefinisikan sebagai produk pengalihan bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Total Nilai Daya Tarik (TNDT) mengindikasikan daya tarik relative dari masing-masing alternatif strategi, dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal atau

36 eksternal yang terdekat. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik, semakin menarik elternatif strategi tersebut (dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat). f) Langkah keenam: Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan total nilai daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan nilai total daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengidikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimpangkan semua faktor internal dan faktor eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategi. Tingkat perbedaan antara penjumlahan total nilai daya tarik dari set alternatif strategi tertentu mengindikasikan tingkat kesukaran relatif dari satu strategi di atas yang lain. Tabel 2.4 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Alternatif Strategi Strategi Strategi Strategi Faktor-Faktor Kunci Bobot Faktor-Faktor Kunci Eksternal * Ekonomi * Politik/Pemerintah * Teknologi * Persaingan xxx Xxx xxx xxx Faktor-Faktor Kunci Internal * Manajemen

37 * Pemasaran * Keuangan * Akunting * Sistem Informasi Komputer xxx Xxx xxx xxx Sumber: David, Fred R. (2008,309)

38 2.7 Kerangka Pemikiran PT FASTFOOD INDONESIA, Tbk. (Store KFC tebet) MATRIKS IFE MATRIKS EFE MATRIKS CPM MATRIKS SWOT MATRIKS SPACE MATRIKS IE MATRIKS GRAND STRATEGY MATRIKS QSPM HASIL ANALISIS STRATEGI BISNIS Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Dewanti, Retno (2008, p4), "wirausaha adalah seseorang yang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Dewanti, Retno (2008, p4), wirausaha adalah seseorang yang BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Dewanti, Retno (2008, p4), "wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sesuatu yang baru dengan mengambil

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012) Penelitian manajemen strategis cenderungdilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Manajemen merupakan seni yaitu, seni mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diperoleh (Wijayanto 2012 : 12). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB 3. Metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif. 19 BAB 3 Metodologi penelitian 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang di gunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memuat rencana tentang informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan penelitian, sumber khusus dari mana informasi diperoleh, strategi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan. keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, Strategi untuk memenangkan. keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan. 7 Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT A. Teori Strategi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENDUKUNG

BAB II TEORI PENDUKUNG BAB II TEORI PENDUKUNG 2.1 Visi Menurut Thompson Jr, Strickland, & Gamble (2007, H.20) Sudut pandang dan kesimpulan dari top management terhadap arah perkembangan dari perusahaan, produk / market / klien

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robin, Stephen (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada Bakso Lotus Jembar. Adapun yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Istilah manajemen mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Bisnis 2.1.1. Pengertian Strategi Menurut Rangkuti, Freddy (2006:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci