BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen Menurut Robin, Stephen (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain Efisiensi adalah memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil, digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu secara benar. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai, digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu yang benar. Menurut Wijayanto, Dian (2012:10) manajemen merupakan ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu disusun melalui proses pengkajian yang panjang oleh para ilmuwan bidang manajemen dengan pendekatan ilmiah. Dalam aplikasinya, manajemen merupakan seni, yaitu seni mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diraih. Robbins dan Coutler (2012:36) mendifinisikan manajemen sebagai proses pengkoordinasian dan pengawasan terhadap aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. Efisiensi dan efektifvitas memiliki perbedaan makna menurut Robbins dan Coutler. Efisiensi mengacu pada menghasilkan output terbesar dari input terkecil, dimana input merupakan sumber daya yang termasuk individu, uang, dan peralatan sehingga dapat digambarkan sebagai melakukan sesuatu secara benar. Sedangkan efektivitas mengacu pada melakukan aktivitas pekerjaan yang akan membantu suatu organisasi mencapai tujuan yang dimiliki sehingga dapat digambarkan sebagai melakukan sesuatu yang benar. Berdasarkan beberapa pengertian manajemen strategi menurut para ahli, terdapat beberapa kesamaan definisi yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan sumber daya, efektif dan efisien. Sehingga berdasarkan kesamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajamen adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, 9

2 10 pengarahan, dan pengontrolan sumber daya di dalam sebuah organisasi dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien Fungsi Manajemen Robbins dan Coutler (2012:37) mengatakan bahwa terdapat 4 fungsi manajemen yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling). a. Perencanaan (Planning) merupakan fungsi manajemen untuk menentukan tujuan, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Pengorganisasian (Organizing) merupakan fungsi manajemen untuk mengatur dan menstruktur pekerjaan sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengaturan yang dilakukan manajer yaitu menentukan tugas yang harus dilakukan, siapa yang melakukannya, bagaimana tugastugas dikelompokan, siapa melapor kepada siapa, dan dimana keputusan harus dibuat c. Kepemimpinan (Leading) merupakan fungsi organisasi untuk melakukan interaksi atau mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Interaksi ini seperti memotivasi bawahan, mempengaruhi individu atau tim saat bekerja, dan memilih saluran komunikasi yang paling efektif. d. Pengendalian (Controlling) merupakan fungsi manajemen untuk memastikan bahwa tujuan organisasi terpenuhi dan pekerjaan berjalan sesuai rencana dengan melakukan proses pemantauan, pembandingan, dan pengoreksian terhadap kinerja aktual dengan tujuan yang ditetapkan. 2.2 Strategi Menurut David, Fred R. (2013:41) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi merupakan aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya

3 11 perusahaan dalam jumlah besar yang besar. Strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya lima tahun kedepan, karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Sebuah strategi korporasi membentuk rencana utama yang komprehensif yang menyatakan bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Hal ini memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keunggulan kompetitif. Pada perusahaan binis yang memiliki khas biasanya menganggap tiga jenis strategi yaitu strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional. (Wheelen dan David 2012:19) a. Strategi korporasi Strategi korporasi merupakan strategi yang menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan dalam persyaratan dari sikap umum terhadap pertumbuhan dan manajemen dari berbagai bisnis dan lini produk.strategi perusahaan biasanya cocok dalam tiga kategori utama stabilitas, pertumbuhan, dan penghematan. (Wheelen dan David 2012:19) b. Strategi bisnis Strategi bisnis merupakan strategi yang biasanya terjadi pada unit bisnis atau tingkatan produk dan menekankan peningkatan posisi kompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani oleh unit bisnis. Strategi bisnis ini mungkin cocok dalam dua kategori keseluruhan, kompetitif dan strategi kooperatif. (Wheelen dan David 2012:19) c. Strategi fungsional Strategi fungsional adalah strategi pendekatan yang diambil oleh bagian fungsional untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dan strategi dengan memaksimalkan produktivitas sumber daya. Strategi ini berkaitan dengan mengembangkan dan memelihara kompetensi khas untuk menyediakan sebuah perusahaan atau bisnis dengan keuangan kompetitif. (Wheelen dan David 2012:19)

4 Manajemen Strategi Pengertian Manajemen Strategi Menurut Rachmat, H. (2014:16) pengertian manajemen strategik adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif atau yang membantu perusahaan mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Assauri, Sofjan (2013:9) pengertian manajemen strategi adalah proses suatu organisasi atau perusahaan menata perumusan dan pengimplementasian strateginya. Namun menurut David, Fred (2013:35) pengertian manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memapukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok; perencanaan jangka panjang, sebaliknya berusaha mengoptimalkan trentren dewasa ini untuk esok. Rencana strategis adalah taktik permainan sebuah perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian manajemen strategi menurut para ahli, terdapat beberapa kesamaan definisi yaitu proses, tindakan pengembangan strategi, efektif dan pencapaian tujuan perusahaan. Sehingga berdasarkan kesamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi merupakan proses dan tindakan dalam pengambilan keputusan agar perusahaan dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mencapai tujuannya Manfaat Manajemen Strategi Secara historis, menurut David, Fred (2013:45) manfaat utama dari manajemen stratgeis adalah untuk membantu organisasi dalam merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan pendekatan rasional untuk pemilihan strategi. Ada dua keuntungan yang

5 13 diperoleh dari manajemen strategi yaitu keuntungan keuangan dan keuntungan non keuangan. Keuntungan keuangan yaitu organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil daripada yang tidak menurut David, Fred (2013:45). Sedangkan keuntungan non keuangan menurut Greenley yang dikutip oleh David, Fred (2013:46) adalah: a. Memungkinkan identifikasi, pemprioritasan, dan pemanfaatan peluang yang muncul. b. Menyediakan pandangan yang objektif tentang persoalan-persoalan manajemen. c. Merepresentasikan sebuah kerangka kerja untuk aktivitas koordinasi dan kontrol yang lebih baik. d. Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang tidak menguntungkan. e. Memungkinkan keputusan-keputusan besar yang mampu mendukung tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik. f. Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan sumber daya untuk mengejar peluang yang telah diidentifikasi. g. Memungkinkan pengalokasian sumber daya yang lebih sedikit untuk memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan. h. Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal antarpersonil. i. Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi upaya bersama. j. Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab individual. k. Mendorong hadirnya pemikiran ke depan. l. Menyediakan pendekatan yang koorperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menangani persoalan dan peluang. m. Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan. n. Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen bisnis.

6 Model Manajemen Strategi Model Manajemen Strategi Komprehensif menurut David, Fred (2013:44) adalah sebagai berikut: Gambar 2. 1 Model Manajemen Strategi Komprehensif Sumber: Fred R. David Strategic Management (2013:44) Tahapan Manajemen Strategi Menurut David, Fred (2013:35), tahap-tahap dalam manajemen strategi dibagi menjadi 3 tahap yaitu perumusan strategi, penerapan strategi, dan evaluasi strategi. Berikut merupakan tiga tahapan tersebut: a) Tahap perumusan strategi Berdasarkan jurnal Engkos (2010:171) mendefinisikan bahwa formulasi strategi merupakan proses pembuatan visi dan misi, mengidentifikasi ancaman dan peluang dari organisasi, menentukan kekuatan dan menentukan strategi terpilih yang akan digunakan. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat ahli David, Fred (2013:35) yang menyatakan bahwa perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan

7 15 dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah merger atau penggabungan usaha dibuat dan bagaimana mengindari pengambilalihan yang merugikan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tak terbatas, para penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang akan paling menguntungkan perusahaan. Keputusan perumusan strategi mendorong suatu organisasi untuk komit pada produk, pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama kurun waktu yang lama. Strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. b) Tahap penerapan strategi Menururt David, Fred (2013:35) Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Pada tahap penerapan strategi merupakan tahap yang paling sulit dalam manajemen strategi. Hal ini dikarenakan penerapan strategi memerlukan disiplin pribadi, komitmen, dan pengorbanan yang harus dilakukan oleh seluruh anggota perusahaan. Adapun pendapat menurut Barney dan Hesterly (2012:10) penerapan strategi terjadi apabila perusahaan mengadopsi kebijakan dari organisasi dan mempraktekkannya secara konsisten dengan strategi yang dimiliki. Adapun 3 kebijakan organisasi yang spesifik yang dapat dipraktekkan yang sangat penting dalam penerapan strategi, diantaranya: struktur organisasi formal suatu perusahaan, sistem pengendalian menejemen baik yang formal maupun tidakformal, dan kebijakan kompensasi untuk karyawannya. Perusahaan yang mengadopsi 3 kebijakan organisasi secara konsisten dan mampu memperkuat strategi akan lebih mungkin untuk dapat diterapkan pada suatu strategi dibandingkan dengan perusahaan yang mengadopsi 3 kebijakan organisasi namun tidak melakukannya dengan konsisten.

8 16 c) Tahap evaluasi strategi Evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi. Setiap manajer harus tahu kapan strategi tertentu tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan begitu perusahaan tahu faktor exksternal dan faktor internal yang harus diatasi pada strategi yang sedang dijalankan. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar yaitu peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja, dan pengambilan langkah korektif Audit Internal Berdasarkan jurnal Engkos (2010:171) menjelaskan bahwa pentingnya manajemen strategi untuk pengembangan perusahaan sehingga perusahaan dapat mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan berkala, sehingga perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat kemajuan perusahaan dan dapat dicari penyelesaiannya, juga untuk mencari faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan perusahaan agar dapat dikembangkan untuk keuntungan dan kekuatan bersaing perusahaan. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh David, Fred (2013:126) yang menjelaskan bahwa setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan pada area fungsional bisnis. Dengan adanya kekuatan dan kelemahan akan membantu perusahaan dalam menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi dari perusahaan memiliki tujuan untuk memanfaatkan kekuatan serta mengatasi kelemahan internal. Pada audit internal perlu untuk menggumpulkan dan menggabungkan informasi mengenai perusahaan, seperti manajemen perusahaan, finance/ accounting, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan (R&D) serta operasi sitem informasi manajemen Audit Eksternal Menurut Barney dan Hesterly (2012:08) dengan dilakukannya audit eksternal perusahaan mampu mengidentifikasiancaman kritis dan peluang dalam lingkungan bersaing. Tidak hanya itu, hal tersebut juga

9 17 meneliti bagaimana kodisi lingkungan bersaing pada lingkungan tersebut, apakah cenderung untuk berkembang atau mencari tahu implikasi apa yang dimiliki oleh evolusi untuk peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan. Teori ini juga diperkuat oleh David, Fred (2013:94) audit eksternal bertujuan untuk membangun sebuah daftar batasan peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindari perusahaan. Pada audit internal perlu untuk menggumpulkan dan menggabungkan informasi mengenai persaingan serta informasi mengenai ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan serta tren teknologi. 2.4 Jenis - Jenis Strategi Menurut David, Fred (2013:168) terdapat empat jenis strategi dari perusahaan, yaitu: 1. Strategi Integrasi Strategi Integrasi dibagi menjadi tiga yaitu: a. Integrasi ke depan Integrasi ke depan adalah strategi yang dimaksudkan untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer. Semakin banyak pemasok yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara membuat situs web agar secara langsung dapat menjual produk mereka kepada konsumen. Akan tetapi strategi ini menyebabkan kekacauan di beberapa industri (David, Fred 2013:168). b. Integrasi ke belakang Integrasi ke belakang adalah strategi yang mengusahakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat tepat apabila pemasok perusahaan yang ada saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan (David, Fred 2013:169). c. Integrasi horizontal Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mengusahakan kepemilikan atau meningkatkan kendali atas pesaing perusahaan. Salah

10 18 satu tren paling signifikan dalam manajemen strategis adalah meningkatnya pemakaian integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Dengan menggunakan merger, akuisisi, dan pengambilalihan antara pesaing memungkinkan untuk meningkatkan skala ekonomi dan meningkatkan transfer sumber daya dan kompetensi (David, Fred 2013:170). 2. Strategi Intensif Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk kadangkadang disebut sebagai strategi intensif karena mereka memerlukan upaya intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada adalah untuk peningkatan. Strategi Intensif dibagi menjadi tiga yaitu: a. Penetrasi pasar Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi peningkatan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, menawarkan perluasan produk promosi penjualan atau meningkatkan upaya publisitas (David, Fred 2013:171). b. Pengembangan pasar Pengembangan pasar adalah strategi yang meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah geografis yang baru (David, Fred 2013:171). c. Pengembangan produk Pengembangan produk adalah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa pada ada saat ini. Pengembangan produk biasanya memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan (David, Fred 2013:172). 3. Strategi Diversifikasi Ada dua jenis umum dari strategi diversifikasi yaitu: a. Diversifikasi terkait

11 19 Diversifikasi terkait adalah strategi yang ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif (David, Fred 2013:173). b. Diversifikasi tak terkait Diversifikasi tak terkait ketika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif (David, Fred 2013:173). 4. Strategi defensif Strategi defensif dibagi menjadi tiga yaitu: a. Penciutan Penciutan adalah strategi yang terjadi ketika sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Penciutan bisa memerlukan penjualan lahan dan bangunan untuk mendapatkan kas yang dibutuhkan, pemangaksan lini produk, menutup bisnis yang tidak menguntungkan, menutup pabrik yang usang, proses yang otomatis, mengurangi jumlah karyawan, dan membuat sistem pengendalian beban (David, Fred 2013:176). b. Divestasi Divestasi adalah strategi yang menjual satu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk mendapatkan modal untuk melakukan akuisisi atau investasi strategi yang lebih lanjut (David, Fred 2013:177). c. Likuidasi Likuidasi adalah strategi yang menjual seluruh asset perusahaan, secara terpisah, untuk kekayaan berwujudnya. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya dapat menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional. (David, Fred 2013:178).

12 Jenis - Jenis Matriks Matriks IFE Menurut David, Fred (2013:152) Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) adalah matriks yang memungkinkan para penyusun strategi untuk menentukan apakah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dilihat dari pemasaran, keuangan, sistem informasi manajemen, operasional dan produksi serta riset dan pengembangan. Matriks ini dapat membantu perusahaan dalam mengetahui kekuatan dari perusahaan agar perusahaan mampu untuk menggunakan kekuatan secara maksimal dan membantu perusahaan dalam meminimalkan kelemahan agar perusahaan mampu menghadapi ancaman dari lingkungan pesaing. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dapat dikembangkan dengan 5 langkah yaitu: Susnlah faktor kunci internal suatu perusahaan dengan minimal 10 atau 20 faktor internal baik kekuatan dan kelemahan. Susunlah kekuatan dahulu, lalu kemudian kelemahan. Lakukan dengan spesifik menggunakan persentase dan rasio. Masukkanlah bobot mulai dari 0.0 (tidak penting) ke 1.0 (penting) pada setiap faktor. Bobot yang dimasukkan untuk kedua faktor, baik faktor kekuatan maupun faktor kelemahan yang berpengaruh ke perusahaan. Total penjumlahan dari bobot harus sama dengan 1.0. Masukkanlah peringkat untuk setiap faktor yang menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3) dan kekuatan utama (peringkat = 4). Kalikanlah setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan jumlah untuk setiap variabel. Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel untuk menentukan total skor bobot untuk organisasi Matriks EFE Menurut David, Fred (2013:110) atriks EFE (External Factor Evaluation) adalah matriks yang memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis,

13 21 lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif. Matriks ini dapat membantu perusahaan dalam melihat peluang agar perusahaan mampu untuk memanfaatkan peluang dengan maksimal dan membantu perusahaan dalam mewaspadai ancaman agar perusahaan mampu menghadapi ancaman dari lingkungan pesaing. Matriks EFE (External Factor Evaluation) dapat dikembangkan dengan 5 langkah yaitu: Susnlah faktor kunci eksternal suatu perusahaan dengan minimal 10 atau 20 faktor eksternal baik peluang dan ancaman. Susunlah peluang dahulu, lalu kemudian ancaman. Lakukan dengan spesifik menggunakan persentase dan rasio. Masukkanlah bobot mulai dari 0.0 (tidak penting) ke 1.0 (penting) pada setiap faktor. Bobot yang dimasukkan untuk kedua faktor, baik faktor kekuatan maupun faktor kelemahan yang berpengaruh ke perusahaan. Total penjumlahan dari bobot harus sama dengan 1.0. Masukkanlah peringkat antara 1 sampai 4 untuk setiap faktor yang melihat faktor yang paling efektif, dimana 4 = sanga bagus, 3 = diatas rata-rata, 2 = rata-rata, 1 = dibawah rata-rata. Kalikanlah setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan jumlah untuk setiap variabel. Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel untuk menentukan total skor bobot untuk organisasi Matriks CPM Menurut David, Fred (2013:113) Matriks CPM (Competitive Profile Matrix) adalah matriks yang mengidentifikasi pesaing-pesaing utama dari suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus pesaing dalam hubungan dengan posisi strategis dari perusahaan. Matriks ini dapat membantu perusahaan dalam membandingkan apa yang menjadi keunggulan pada tiap-tiap perusahaan.faktor penetu keberhasilan pada matriks ini mencakup masalah internal dan eksternal dari suatu perusahaan di dalam industri. Sehingga peringkat yang digunakan pada matriks CPM (Competitive Profile Matrix) mengacu pada kekuatan dan kelemahan,

14 22 dimana 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan kecil, 2 = kelemahan kecil, dan 1 = kelemahan utama Matriks SWOT Menurut Fahmi, Irham (2013:252) SWOT adalah singkatan dari stenghts (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif. David, Fred (2013:206) Matriks SWOT (Strengths- Weaknesses- Opportunities- Threats) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu manajer dalam mengembangkan empat jenis strategi yaitu: Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor-faktor utama eksternal dan faktor-faktor utama internal merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT. a. Strategi SO atau SO Strategies merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. b. Strategi WO atau WO Strategies merupakan strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. c. Strategi ST atau ST Strategies merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. d. Strategi WT atau WT Strategies merupakan strategi taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Matriks SWOT (Stength-Weaknesses-Opportunities-Threat) memiliki tujuan yaitu untuk mencari tahu strategi apakah yang baiknya dilakukan perusahaan agar menjadi lebih fokus dan dapat dijadikan perbandingan dari berbagai sudut.

15 Matriks SPACE Menurut David, Fred (2013:208) Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) adalah matriks yang menunjukkan strategi apa yang paling sesuai untuk organisasi. Matriks ini memiliki empat strategi yaitu strategi agresif, strategi konservatif, strategi defensif, dan strategi kompetitif. Dalam mencari hasil dari Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), terdapat dua sumbu, sumbu pertama yaitu sumbu yang menunjukkan dimensi internal dimana terdapat posisi finansial (FP) dan posisi kompetitif (CP), sedangkan sumbu ke dua menunjukkan dimensi eksternal dimana terdapat posisi stabilitas (SP) dan posisi industri (IP) Matriks IE Menurut David, Fred (2013:216) Matriks IE (Internal-External) adalah matriks yang memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan kolom tabel. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang termasuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (grow and build), strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Kedua, divisi-divisi yang termasuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan(hold and maintain), strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk merupakan dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah strategi panen atau divestasi (harvest or divest) Matriks Grand Strategy Menurut David, Fred R. (2013:219) Matriks Grand Strategi adalah strategi yang didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Matriks Grand Strategi memiliki empat kuadran yaitu: Kuadran I memiliki posisi strategis yang sempurna, Kuadran II memiliki posisi di industri dengan pasar yang bertumbuh cepat, Kuadran III memiliki posisi bersaing di industri yang pertumbuhannya

16 24 lambat serta memiliki posisi kompetitif lemah, Kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada di dalam industri yang pertumbuhannya lambat Matriks QSPM Menurut David, Fred(2013:221) Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi utnutk mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) ini menyusun Tahap 3 dari kerangka analitis perumusan strategi. Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-strategi alternatif.matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) memiliki 6 langkah yang dibutuhkan untuk dikembangkan ((David, Fred 2013:223): Langkah 1 Buatlah daftar kunci eksternal perusahaan peluang/ ancaman internal dan kekuatan/ kelemahan di kolom kiri dari QSPM tersebut. Informasi ini harus diambil langsung dari Matrix EFE dan IFE Matrix. Minimal 10 faktor kunci keberhasilan eksternal dan 10 faktor kunci keberhasilan internal harus dimasukkan dalam QSPM. Langkah 2 Menetapkan bobot masing-masing faktor eksternal dan internal kunci. Berat ini identik dengan yang di Matrix EFE dan IFE Matrix. Bobot disajikan dalam kolom lurus hanya di sebelah kanan dari faktor penentu keberhasilan eksternal dan internal. Langkah 3 Mengkaji tahap 2 (pencocokan) matriks, dan mengidentifikasi strategi alternatif bahwa organisasi harus mempertimbangkan untuk menerapkan. Catat strategi ini di baris atas QSPM. Kelompok strategi dalam set manual eksklusif jika mungkin.

17 25 Langkah 4 Menentukan Attractiveness Score (AS) didefinisikan sebagai nilai-nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam memberi set alternatif. Attractiveness Score (AS) ditentukan dengan memeriksa setiap faktor kunci eksternal maupun internal, satu per satu, dan menanyakan satu pertanyaan "Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?" Jika jawaban untuk pertanyaan ini adalah ya, maka strategi harus dibandingkan relatif terhadap faktor kunci. Khususnya, Tarik Skor harus ditugaskan untuk setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu strategi atas orang lain, mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran untuk Attractiveness Score adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Langkah 5 Menghitung Total Attractiveness Score. Total Attractiveness Score (TAS) didefinisikan sebagai produk dari mengalikan berat (langkah 2) dengan Attractiveness Score (langkah 4) di setiap baris. Total Attractiveness Score menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, mengingat hanya dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi Total Attractiveness Score, akan semakin menarik alternatif strategisnya (hanya mempertimbangkan faktor penentu keberhasilan yang berdekatan). Langkah 6 Menghitung jumlah Total Attractiveness Score. Tambahkan s Total Attractiveness Score dalam kategori masing-masing kolom QSPM. Sum Total Attractiveness Scores (Stas) mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set alternatif. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mengingat semua faktor eksternal dan internal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara Sum Total Attractiveness

18 26 Scores dalam himpunan alternatif strategis menunjukkan keinginan relatif dari satu strategi di atas yang lain. 2.6 Keunggulan Bersaing Menurut Nilasari, Senja (2014:6) keunggulan bersaing adalah segala sesuatu pada perusahaan yang dinilai lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Sedangkan menurut Assauri, Sofjan (2011:1) keunggulan bersaing adalah apabila suatu perusahaan berhasil merancang dan mengimplementasikan strategi penciptaan nilai atau value Perspektif Dalam Keunggulan Bersaing Assauri, Sofjan (2011:14) menyatakan bahwa terdapat tiga penentu yang dapat dimanfaatkan suatu perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Ketiga penentu tersebut merupakan tiga perspektif utama yang dapat diciptakan, yaitu: a) Perspektif Internal Perspektif Internal adalah perspektif yang terfokus pada sumber daya dan kapabilitas, seperti sumber daya yang unik, yang memungkinkan perusahaan dapat mengukur lawan dalam persaingan. b) Perspektif Eksternal Perspektif Eksternal adalah perspektif yangterfokus pada struktur industri dan cara perusahaan mempromosikan dirinya di dalam keunggulan bersaing. c) Perspektif Dinamis Perspektif Dinamis adalah perspektif yang menjembatani perspektif internal dan eksternal, yang merupakan landasan ketiga dari keunggulan bersaing.

19 27 Gambar 2. 2 Tiga Prcpektif Dalam Keunggulan Bersaing Sumber: Assauri, Sofjan. Sustainable Competitive Advantages (2011:14) 2.7 Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter Gambar 2. 3 Model Lima Kekuatan dari Kompetisi Porter Sumber: David, Fred R. Strategic Management (2013:106)

20 28 1. Persaingan antar perusahaan saingan Persaingan antar perusahaan saingan merupakan kekuatan yang biasanya dianggap paling kuat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang ditempuh oleh salah satu perusahaan dapat mencapai sukses apabila mereka memberikan keunggulan kompetitif atas strategi ditempuh oleh perusahaan saingan. Perubahan strategi oleh satu perusahaan dapat diatasi dengan langkah pembalasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambahkan fitur, menyediakan layanan, memperluas jaminan, dan meningkatkan iklan (David, Fred R. 2013:106). 2. Potensi masuknya pesaing baru Dengan munculnya perusahaan baru yang dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, intensitas daya saing antara perusahaan akan meningkat. Hambatan masuk ke dalam suatu pasar dapat meliputi kebutuhan untuk mendapatkan skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan trik khusus, kurangnya pengalaman, loyalitas pelanggan yang kuat, preferensi merek yang kuat, kebutuhan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses ke bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang tidak diinginkan, serangan balik oleh perusahaan sudah lama di bidangnya, dan kejenuhan potensi pasar. Meskipun banyaknya hambatan masuk, perusahaan baru terkadang memasuki industri dengan produk-produkyang berkualitas tinggi, harga yang lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang substansial. Oleh karena itu, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasi potensi perusahaan baru memasuki pasar, untuk memonitor strategi perusahaan saingan baru, untuk melakukan serangan balik yang diperlukan, dan untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada (David, Fred R. 2013:107). 3. Potensi pengembangan produk pengganti Di dalam banyak industri, perusahaan akan berada dalam persaingan yang dekat dengan produsen produk pengganti di industri lain. Kehadiran produk pengganti menempatkan penjualan berada pada harga yang dapat diisi sebelum konsumen akan beralih ke produk pengganti. Harga penjualan

21 29 menyamakan keuntungan penjualan dan kompetisi persaingan antara perusahaan sejenis akan semakin meningkat (David, Fred R. 2013:107). 4. Daya tawar pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika ada hanya beberapa pengganti material-material mentah yang baik, atau ketika biaya pengganti bahan baku yang sangat tinggi. Dengan saling membantu, hal ini dapat menguntungkan bagi pemasok dan produsen untuk membantu satu sama lain dengan harga yang wajar, peningkatan kualitas, pengembangan layanan baru, pengiriman tepat waktu, dan mengurangi biaya persediaan, sehingga peningkatan sumberdaya keuntungan jangka panjang untuk semua pihak yang bersangkutan (David, Fred R. 2013:108). 5. Daya tawar konsumen Ketika pelanggan terpusat atau besar jumlahnya atau membeli dalam volume, daya tawar konsumen merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan saingan mungkin menawarkan jaminan diperpanjang atau layanan khusus untuk mendapatkan loyalitas pelanggan setiap kali daya tawar konsumen bersifat substansial. Daya tawar konsumen juga akan lebih tinggi ketika produk yang dibeli standar atau tidak terdifenensiasi. Ketika hal ini terjadi, konsumen lebih sering dapat menegosiasikan harga jual, garansi, dan paket aksesori untuk tingkat yang lebih tinggi (David, Fred R. 2013:108). Ada tiga langkah untuk menggunakan kompetitif model lima kekuatan Porter yang dapat menunjukkan apakah persaingan dalam industri tertentu dapat membuat keuntungan yang dapat diterima: 1. Mengidentifikasi aspek-aspek kunci atau elemen masing-masing kekuatan kompetitif yang mempengaruhi perusahaan. 2. Mengevaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen untuk perusahaan. 3. Memutuskan apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen tersebut bernilai bagi perusahaan untuk memasuki atau tetap di dalam industri.

22 Kerangka Penelitian PT. Makassar BerkatKakaoIndustri Analisis Lingkungan Eksternal Aanalisis Lingkungan Internal Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahann Evaluasi Faktor Matriks Profil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Kompetitif (CPM) Internal (IFE) Matriks SWOT Matriks SPACE Matriks IE Matriks Grand Strategy Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Sumber: Diolah oleh Penulis (2015) Rekomendasi Strategi Bisnis yang Tepat untuk Perusahaan PT. Makassar Berkat Kakao Industri Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Manajemen merupakan seni yaitu, seni mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diperoleh (Wijayanto 2012 : 12). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012) Penelitian manajemen strategis cenderungdilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Ernie dan Kurniawan (2005), manajemen adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Menurut Robbins dan

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Robbins

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan mereka dapat diselesaikan dengan efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk menentukan serta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Bisnis 2.1.1. Pengertian Strategi Menurut Rangkuti, Freddy (2006:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam penelitian ini, jenis peneltitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Dantes (2012: 51) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Istilah manajemen mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi berasal dari kata stratos yang berarti militer dan kata ag yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi berarti memimpin dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1 Konsep Strategi Mengikuti modus opini istilah strategi dalam bahasa yunani disebut strategos. Kembali ke dalam bahasa Indonesia strategos

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Manajemen Manajemen mengacu pada proses dalam menyelesaikan suatu aktivitas secara efisien dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1991).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci