Perkembangan Sepanjang Hayat

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perkembangan Sepanjang Hayat"

Adi Sasmita
6 tahun lalu
Tontonan:

1 Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi

Sama halnya, individu yang berada dalam kondisi sekarat

2 Kematian terlihat sebagai konsep sederhana untuk dijelaskan yaitu waktu di mana individu tidak lagi bernyawa. Sama halnya, individu yang berada dalam kondisi sekarat dapat diartikan sebagai proses masa peralihan dari kehidupan menuju kematian

3 Menurut sejarah, kriteria mengenai kematian adalah tidak adanya detak jantung dan pernafasan, yang disebut dengan kematian cardiopulmonary

4 Delapan kriteria mengenai penentuan dari kematian otak Tidak ada gerakan spontan untuk merespon berbagai stimulus yang diberikan Tidak ada pernafasan minimal selama 1 jam Rekaman electroencephalogram (EEG) yang datar minimal selama 10 menit Tidak ada perubahan dalam beberapa kriteria ini ketika individu diperiksa kembali setelah 24 jam Tidak ada refleks motorik Tidak ada aktivitas posisi tubuh, menelan, menguap atau mengeluarkan suara apa pun Secara total tidak ada respon terhadap stimulus yang menimbulkan rasa sakit Tidak ada gerakan mata, mengedipkan mata atau respon dari pupil mata

5 Sebagai tambahan untuk 8 kriteria mengenai kematian, ada kondisi tertentu lainnya seperti mengalami koma, yang harus dikesampingkan Terdapat dua area di dalam kendali otak yang berbeda dengan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari : batang otak mengendalikan detak jantung dan pernafasan serta korteks mengendalikan integrasi sensori dan fungsi kognitif

6 Death Apabila merujuk pada delapan kriteria mengenai kematian, maka dapat dinyatakan bahwa individu secara teknis telah meninggal Death Ketika kondisi ini terjadi, anggota keluarga, dokter dan terkadang pihak pengadilan menghadapi kesulitan untuk mengambil keputusan apakah sebaiknya individu dalam kondisi tersebut memang harus di ikhlaskan dan dianggap meninggal atau tidak

7 Death Bagi beberapa individu, kematian berarti kesepian, sedangkan bagi yang lain berarti pencarian kebahagiaan Death Bagi sebagian lainnya, kematian melambangkan penebusan, kelapangan dari cobaan dan kesulitan dunia fana Death Sebagian individu menyambut kematian namun sebagian lain membenci dan takut terhadap kematian

8 Bagi yang menyambutnya, kematian dapat dipandang sebagai akhir yang tepat untuk kehidupan yang bermakna. Berdasarkan perspektif ini, bagaimana kita meninggalkan dunia dipengaruhi oleh bagaimana kita hidup

9 Sikap terhadap Kematian Usia anak-anak dan dewasa memengaruhi cara mereka mengalami dan berpikir mengenai kematian Konsepsi orang dewasa yang matang mengenai kematian meliputi pemahaman bahwa kematian merupakan sesuatu yang bersifat akhir dan tidak dapat diubah, bahwa kematian merupakan akhir dari kehidupan, dan bahwa semua yang hidup akan meninggal dunia

10 Sikap terhadap Kematian Anak-anak yang berusia 3 hingga 5 tahun hanya memiliki sedikit ide atau tidak sama sekali mengenai arti kematian Sebagian besar anak-anak berusia di bawah 7 tahun tidak memandang kematian sebagai kemungkinan. Namun, mereka yang dapat memandangnya sebagai kemungkinan, akan berpendapat bahwa orang yang meninggal dunia dapat hidup kembali

11 Sikap terhadap Kematian Sebagian besar peneliti menemukan bahwa seiring dengan pertumbuhannya, anak-anak mengembangkan sikap yang lebih matang mengenai kematian Pada masa kanak-kanak, anak-anak kecil tidak mempersepsikan waktu seperti yang dipersepsikan oleh individu dewasa

12 Sikap terhadap Kematian Bagi beberapa anak maupun individu dewasa, kematian orang tua dapat menjadi pukulan yang sangat keras dan mengakibatkan mereka menjadi sangat sensitif terhadap peristiwa kematian, termasuk takut kehilangan orang yang dekat bagi individu tersebut Pada kenyataannya, yang dibutuhkan anak-anak kecil adalah lebih dari sekadar penjelasan yang terperinci mengenai kematian ; pada dasarnya mereka perlu diyakinkan kembali bahwa mereka dicintai dan tidak akan ditinggalkan

13 Sikap terhadap Kematian Pada remaja, kemungkinan meninggal, seperti halnya kemungkinan yang terjadi pada orang tua dianggap sebagai sebuah gagasan yang sangat jauh, dan juga kemudian dianggap dapat dihindari, diabaikan atau dijadikan bahan olok-olokkan Perspektif ini merupakan pemikiran kesadaran diri yang tipikal dari seorang remaja Namun, sebagian remaja lainnya memperlihatkan kepedulian terhadap kematian, berusaha untuk memahami maknanya dan dalam menghadapi kemungkinan kematiannya sendiri

14 Sikap terhadap Kematian Seiring dengan bertambahnya usia, kesadaran akan kematian pada individu juga meningkat, di mana kesadaran ini biasanya menjadi intensif di masa dewasa madya Masa dewasa madya merupakan waktu di mana individu dewasa mulai banyak berpikir mengenai berapa banyak waktu yang tersisa dalam hidupnya

15 Sikap terhadap Kematian Sebelum mencapai usia dewasa madya, individu cenderung untuk tidak banyak memikirkan hal-hal terkait dengan kematian mereka sendiri ; pada kenyataannya orang tua mereka masih tetap hidup dan menjadi pelindung dari realita kehidupan yang ada Setelah individu memasuki usia dewasa madya, dalam setiap kasus atau peristiwa yang normal terjadi, orang tua akan meninggal sebelum anakanak mereka Ketika orang tua telah meninggal, setiap individu akan menyadari bahwa sekarang mereka menjadi generasi tertua dalam keluarga garis keturunan berikutnya yang akan meninggal

16 Sikap terhadap Kematian Individu dewasa yang lebih tua didorong untuk lebih sering mengkaji makna dari kehidupan dan kematian dibandingkan individu yang lebih muda Individu dewasa lebih sering merasa bahwa mereka belum memperoleh kesempatan untuk apa yang mereka lakukan dalam hidupnya. Individu dewasa awal merasa bahwa mereka kehilangan apa yang sebenarnya ingin mereka raih, sementara individu dewasa akhir merasa bahwa mereka kehilangan apa yang telah mereka miliki

17 Tahap-tahap Menjelang Kematian Penolakan dan isolasi (denial and isolation) Menerima (acceptance) Marah (anger) Depresi (depression) Tawar-menawar (bargaining)

18 Terdapat dua jalan yang berbeda untuk memperoleh kematian yang baik diantara setiap individu yaitu dalam waktu yang lambat, merasakan sakit menjelang kematian dalam waktu singkat, mengalami kematian yang alamiah (hospice care) dan kematian yang mudah (euthanasia)

19 Kematian dari seseorang yang dicintai dapat memberikan stimulus pada tinjauan proses kehidupan, mengarahkan individu untuk merefleksikan makna dari kehidupannya

20 Terima Kasih Hanifah M.Psi, Psikolog

dokumen-dokumen yang mirip

Dying & Bereavement. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

Dying & Bereavement. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi Dying & Bereavement Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Kematian Berakhirnya fungsi-fungsi biologis tertentu, seperti pernafasan dan tekanan darah, serta kekakuan tubuh dianggap sebagai