6 Mei Dibawakan oleh Rivalino Shaffar
|
|
- Handoko Hendri Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 Mei 2017 Meningkatkan Dampak dalam Mendidik dan Counseling melalui Pemahaman Inner Child Dibawakan oleh Rivalino Shaffar
2 Apa Itu Inner Child? Inner Child (a child within) adalah bagian dari diri orang dewasa yang masih berperasaan dan bereaksi seperti anak-anak (kamus Cambridge). Suatu kejadian atau kejadian yang berulang yang emosional di masa kecil/remaja bisa sangat membekas sampai dewasa. Ketika kejadian serupa muncul di masa dewasa, secara tidak sadar perasaan dan reaksi orang tersebut persis seperti sewaktu kecil dulu. Reaksi ini bisa berdampak panjang positif atau negatif.
3 Dampak Inner Child 1. Pengalaman ditertawakan oleh teman-teman sekolah setiap maju ke depan kelas bisa membuat seseorang menjadi presenter yang handal agar tidak mau ditertawakan lagi atau sebaliknya, malu sampai gemetar ketika mengungkapkan pendapat sampai dewasa. 2. Pengalaman hidup dalam kemiskinan membuat seseorang menjadi pandai bersyukur atas keberhasilannya hari ini atau sebaliknya, membuat seseorang bekerja keras hingga menelantarkan keluarga.
4 Memahami Inner Child Otak manusia berfungsi mengatur semua sensor perasaan, indera, proses berpikir serta seluruh gerakan tubuh. Otak terdiri dari 4 bagian utama yaitu: Cerebrum (mengatur proses berpikir) Limbic System (emosi, motivasi dan kenangan) Cerebelum (keseimbangan dan koordinasi tubuh) Brain Stem (mengontrol tekanan darah, pernafasan, detak jantung, dll.)
5 Memahami Inner Child (Sambungan) Limbic System (otak emosional) adalah bagian otak tertua yang berkembang terlebih dahulu dalam perkembangan otak manusia. Bagian otak ini mengatur fungsi emosi, kenangan dan motivasi. Cerebrum, terutama bagian depan atau Frontal Lobe adalah bagian otak termuda yang baru selesai berkembang di usia pertengahan 20. Bagian otak ini salah satu fungsinya melakukan proses pemecahan masalah-pengambilan keputusan.
6 Memahami Inner Child (Sambungan) Ketika seorang anak atau remaja mengalami pengalaman yang sangat membekas, limbic system merekam dan menyimpannya di otak emosionalnya (limbic system). Reaksi inner child dapat membuat orang dewasa bertindak seperti anak-anak karena begitu ada kejadian yang sama, limbic system langsung spontan meresponnya tanpa pikir panjang. Reaksi inner child bisa berdampak negatif ketika seseorang membiarkan emosinya mengontrol tindakannya tanpa menggunakan kesadaran dan kemampuannya berpikir logis. Jika Anda ingin membantunya, bantu mereka berpikir logis.
7 Melatih Reaksi Inner Child Menjadi Positif Kenangan negatif tersebut terasa berat karena masih dilihat dari mata anak-anak sehingga perlu disadarkan ke masa kini dengan cara: 1. Minta mereka mengukur (beri nilai dari 1-100) perasaan marah, sedih, malu, kecewa atau takut terhadap kejadian atau orang tersebut, lalu 2. Bantu mereka mengingat kejadian di masa lalu yang serupa dan sangat membekas. 3. Bimbing mereka menghadapinya sebagai orang dewasa: Kalau orang yang berbuat jahat pada Anda dulu ada di depan Anda sekarang, apa yang akan kamu katakan padanya? Beri waktu untuk berpikir dan mengulang no. 1 dan 2. Lalu ukur kembali sampai nilai perasaan negatif jauh berkurang. Beri waktu. 4. Jika no. 2 sulit dilakukan, bentuk tulisan bisa membantu.
8 Melatih Reaksi Inner Child Menjadi Positif (Sambungan) 5. Jika kejadian semacam itu terjadi lagi dan berpotensi memicu reaksi inner child yang negatif, diskusikan beberapa reaksi logis yang positif yang bisa dilakukan. 6. Belajar dari orang lain yang sudah berhasil mempositifkan reaksi inner child yang sebelumnya negatif. Bergaul-lah. 7. Pahami tujuan hidup yang sebenarnya, hidup adalah perjalanan menuju akhirat yang lebih kekal. 8. Karena kenangan negatif tidak bisa dihilangkan maka perbanyak atau ingatkan kenangan positif. 9. Syukuri apa yang ada, buatlah daftar syukur. 10. Buat rencana hidup secara tertulis.
9 Untuk Diri Sendiri: Bekerja dan Bermain Menurut Wikipedia, komponen kunci dari pemainan adalah adanya tujuan, aturan, tantangan, interaksi. Permainan memproduksi yang disebut flow, sebuah kondisi dimana seseorang merasakan kenikmatan dan kontrol dan tidak memikirkan hal lain kecuali permainan tersebut. Dan salah satu ciri dari kondisi ini adalah waktu yang berjalan begitu cepat. Mihaly Csikszentmihalyi (professor University of Chicago)
TUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN. OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS
TUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS Carilah dan jelaskan klasifikasi karakteristik peserta didik didasarkan pada: a. Kecerdasan emosional b. teori
Lebih terperinciANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN
ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan
Lebih terperinciA. Bagian-Bagian Otak
A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Kematian terlihat sebagai konsep sederhana untuk dijelaskan yaitu waktu
Lebih terperinciBAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN
BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini
1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam
Lebih terperinciMENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa
MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa STRESS Segala kejadian (masa lalu/ masa datang) yang menimbulkan perasaan tidak enak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepribadian seorang anak merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan penguatan
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN PUNISHMENT OLEH GURU DENGAN KECEMASAN DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTPN) 1 DAWE KUDUS SKRIPSI Diajukan Kepada
Lebih terperinciBAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf
BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, tidak semua orang berada pada kondisi fisik yang sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan
Lebih terperinciPengendalian Emosi. Rerata Empirik (RE) : 124,95. Rerata Hipotetik (RH) : 107,5. Tergolong Tinggi
Pengendalian Emosi Rerata Empirik (RE) : 124,95 Rerata Hipotetik (RH) : 107,5 Tergolong Tinggi Kekhusyu an Shalat Rerata Empirik (RE) : 139,62 Rerata Hipotetik (RH) : 100 Tergolong Tinggi 138 KATEGORISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DENGAN MENGUNAKAN FLOOR-TIME UNTUK MENINGKATKAN BAHASA LISAN ANAK AUTISTIK. M. Sugiarmin Oom S. Homdijah
PEMBELAJARAN DENGAN MENGUNAKAN FLOOR-TIME UNTUK MENINGKATKAN BAHASA LISAN ANAK AUTISTIK M. Sugiarmin Oom S. Homdijah Abstrak Kata kunci: Pembelajaran, Pendekatan Floor-time, Interaksi Sosial, Anak Autistik
Lebih terperinci63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN 63 SKALA KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE Usia : Mulai Menopause umur : Masih Bersuami : ya / tidak Alamat : NO PERNYATAAN SS S TS STS 1. Saya menghadapi masa-masa menopause ini dengan biasa seperti
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya (Gerungan, 2004). Hal ini berarti
Lebih terperinciMempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)
Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan
Lebih terperinciBAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL
BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL 1. DEFINISI KETRAMPILAN INTERPERSONAL Ketrampilan interpersonal didefinisikan sebagai ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA REMAJA (ADOLESENCE) PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir logis
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perasaan cemas atau grogi saat mulai berbicara di depan umum adalah hal yang seringkali dialami oleh kebanyakan orang. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang
Lebih terperinciLAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth Warga 05 Kelurahan Kelapa Dua Di Tempat Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswi S1 Keperawatan, Universitas Esa Unggul. Nama : Intan
Lebih terperinciEMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi
EMOSI, STRES DAN KESEHATAN Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi unita@ub.ac.id http://www.youtube.com/watch?v=4kbsrxp0wik JW Papez mengajukan ide bahwa respon emosional tergantung oleh sistem di forebrain
Lebih terperinciKOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANG TUA DAN REMAJA MENGENAI TEMAN BERGAUL REMAJA. Dra. Muniroh A, M. Pd Afra Hafny Noer, S. Psi, M. Sc
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANG TUA DAN REMAJA MENGENAI TEMAN BERGAUL REMAJA Dra. Muniroh A, M. Pd Afra Hafny Noer, S. Psi, M. Sc Remaja Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa. Permasalahan
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Pengantar. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Pengantar Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pedologi Psikologi Anak dan Remaja Bermasalah Bidang terapan dari Psikologi Perkembangan,
Lebih terperinciSudah benarkah cara belajar Anda?
Sudah benarkah cara belajar Anda? Setelah mengevaluasi jawaban ujian mahasiswa, saya bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa kurang membaca dan tidak mampu menulis!!. Hal ini dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki modal yang sangat besar untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Modal tersebut salah satunya adalah otak yang bila dimanfaatkan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kecemasan Rasa cemas merupakan sesuatu perasaan gelisah terhadap suatu bahaya yang akan terjadi. Rasa cemas dan rasa takut sering berhubungan erat tapi diantara keduanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Lingkungan yang mendukung perkembangan individu adalah lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada seorang individu pun yang sama persis satu sama lain didunia ini sekalipun mereka kembar pasti memiliki perbedaan. Individu terlahir dengan beragam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengatasan Masalah Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) pengatasan masalah merupakan suatu proses usaha individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang dapat menimbulkan perilaku aneh, tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran mengelola, dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dalam rangka menyusun tugas akhir, maka saya membutuhkan bantuan. dari rekan-rekan untuk meluangkan waktu dan mengisi kuesioner ini.
Lampiran 1 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyusun tugas akhir, maka saya membutuhkan bantuan dari rekan-rekan untuk meluangkan waktu dan mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini semata-mata hanya untuk keperluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilatari oleh perasaan terhina, keinginan tidak tercapai, persaingan hidup yang kian ketat membuat kita semakin tertekan dan akhirnya berujung munculnya tindakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan orang lain yang masih
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sifat Pemalu Menurut Prayitno (2004:208) bahwa malu adalah bentuk yang lebih ringan dari rasa takut yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan
LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang sangat. kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas, dianalisa, dan diteliti. Manusia juga merupakan makhluk yang utuh. Walaupun banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi
Lebih terperinciCiri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja
Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Wanita 1. Tumbuh rambut pubik atau bulu kapok di sekitar kemaluan dan ketiak. 2. Bertambah besar buah dada. 3. Bertambah besarnya pinggul. Pria 1. Tumbuh rambut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock (2002:108) bahwa remaja. mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Remaja seringkali diartikan sebagai masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengacu pada fase usia remaja di atas, siswa Sekolah Menengah Atas. seperti kebutuhan akan kepuasan dan kebutuhan akan pengawasan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam rentang kehidupan, setiap manusia mengalami beberapa tahap perkembangan. Salah satu tahapan yang dijalani individu yaitu masa remaja. Djaali (2014)
Lebih terperinciBerdasarkan surat No 2/PSIK-FIKES/ESAUNGGUL/1/2013 dengan perihal
Lampiran 1 Nomor : 2 /PSIK- FIKES/ESAUNGGUL/1 / 2013 Jakarta, Januari 2013 Lampiran : - Perihal : Perijinan Kepada YTH, Ketua RW 013 Di Tempat Berdasarkan surat No 2/PSIK-FIKES/ESAUNGGUL/1/2013 dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ada anggapan bhw krn aktivitas jasmani mengakibatkan anak bodoh?
PENDAHULUAN Ada anggapan bhw krn aktivitas jasmani mengakibatkan anak bodoh? Kecerdasan adlh bawaan sejak lahir, yg perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan & interaksi individu dg lingkungan Out bound
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciMost Conceptual. Personal Dewasa
Most Conceptual Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi
Lebih terperinciLAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN
LAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN Identitas Partisipan Nama (Inisial) : Tempat, Tanggal Lahir : Anak Ke : Agama : Status : Suku Bangsa : Pendidikan Terakhir : Profesi/ Pekerjaan : Alamat/ No Telepon :
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak menimbulkan perubahan dan perkembangan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat
Lebih terperincikalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang dicintai, konflik keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini stres menjadi problematika yang cukup menggejala di kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN UTSMAN NAJATI TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN UTSMAN NAJATI TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM Kecerdasan emosional mengajarkan seseorang untuk mengarahkan emosi pada tempatnya, dengan kadar
Lebih terperinciDEWASA AKHIR (30 50 tahun)
SILABUS 10 DEWASA AKHIR (30 50 tahun) 10.1 Integritas ego Adalah perasaan menjadi bagian dari tata aturan yg ada di alam semesta ini, perasaan cinta pada sesama manusia dan dengan begitu ikut menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan mulus, tenang, penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Tetapi seringkali manusia menghadapi berbagai cobaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di dalam hidup dan situasi seperti ini dapat menimbulkan stres. Lazarus & Folkman (1984) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciEmosi P S I K O L O G I U M U M I I
Emosi P S I K O L O G I U M U M I I Definisi emosi melibatkan 3 komponen utama: 1. Perubahan fisiologis pada wajah, otak dan tubuh 2. Proses kognitif interpretasi peristiwa 3. Pengaruh budaya ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan umat manusia mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan ini tidak hanya berdampak positif pada ranah kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kematangan Emosional 2.1.1. Pengertian Kematangan Emosional Kematangan emosional dapat dikatakan sebagai suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan yang stabil terhadap suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian
BAB IV ANALISA DATA Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara, observasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh peneliti maka peneliti menganalisa dengan analisa deskriptif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluhan yang banyak dibicarakan manusia saat ini selalu berputar antara masalah kesehatan, ekonomi dan beban hidup. Semua masalah yang ditimbulkan memberi dampak stres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa anak-anak identik dengan penerimaan berbagai pengetahuan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat anak memasuki usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, anak mulai
Lebih terperinciAGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN
AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN 11 Februari 2009 Mari kita ubah SKK (Sikap, Konsentrasi dan Komitmen) Pertama : SIKAP Sikap merupakan kependekan dari SI = EMOSI; KA = TINDAKAN; P = PENDAPAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi pilar utama dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa mengandung air. Air memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah mahkluk sosial dan mahkluk pribadi. Manusia sebagai mahluk sosial akan berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciIDENTITAS RESPONDEN. Umur :.
LAMPIRAN 76 IDENTITAS RESPONDEN Isilah identitas Anda dengan lengkap pada kolom yang telah disediakan untuk nama diperbolehkan menggunakan inisial/disingkat. Nama :. Umur :. A. Petunjuk Pengisian Dalam
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial. hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara terus menerus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial yang dalam hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara terus menerus sepanjang hidupnya, sehingga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AFEKTIF
PERKEMBANGAN AFEKTIF PTIK PENGERTIAN AFEKTIF Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang
Lebih terperinciDETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA
Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 30/III/2006 Sent: 20 Maret 2006 DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Sebagian besar bahkan mungkin semua orang yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki
5 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional bukanlah merupakan lawan dari kecerdasan intelektual yang biasa kita kenal dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Menurut Durand & Barlow (2006), kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang
Lebih terperinciBayi tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka, untuk mengungkapkan emosi yang seg mereka alami adalah suatu tantangan. Meskipun vokalisasi gerakan- ge
Bayi tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka, untuk mengungkapkan emosi yang seg mereka alami adalah suatu tantangan. Meskipun vokalisasi gerakan- gerakan tubuh menyediakan beberapa informasi, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat ternyata membawa perubahan dalam segala lapisan masyarakat. Kreativitas manusia semakin berkembang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak usia 0-3 tahun merupakan masa untuk berkenalan dan belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang dikehendaki tidak dapat terpenuhi. Rasa kecewa, marah, sedih dan
Lebih terperinciMengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan
Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan
Lebih terperinciKecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi
Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra ( Studikasus di Purwacaraka, Cibubur b ) Disusun Oleh : Nama : Bagus aditya Reinovandy Pratama NPM : 1 0 5 0 7 3 1 8 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Warda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semula. Activation), anak-anak ditutup matanya dan diberikan sugesti-sugesti oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah Otak tengah mungkin masih terasa asing ditelinga masyarakat pada umumnya. Manusia ternyata tidak hanya memiliki dua bagian dari otaknya yaitu otak kanan
Lebih terperinciModul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika
Modul ke: 02 Inggar Fakultas Fakultas Ilmu Komputer ETIK UMB Memahami Potensi Diri Saputra, S.Pd, M.Si Program Studi Informatika Latar Belakang Setiap individu memiliki permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan
Lebih terperincibagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinci