BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari"

Transkripsi

1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data angket tentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa SMP 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari pengolahan data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil persentase per indikator No Indikator Frekuensi % 1 Intern Siswa ,20 2 Ekstern Siswa ,83 Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik dapat terlihat dalam grafik 4.1 sebagai berikut : 29,83% Intern Siswa Ekstern Siswa 40,20% Berdasarkan hasil pengolahan data faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dengan indikator intern siswa menunjukan bahwa terdapat 40,70%

2 2 penyebab kesulitan belajar siswa dari dalam diri. Dan indikator ekstern siswa menunjukan bahwa terdapat 29,83% penyebab kesulitan belajar siswa dari lingkungan Indikator Intern Siswa Berdasarkan hasil pengolahan data indikator intern siswa dengan tiga deskriptor dapat ditampilkan dalam tabel dibawah : Tabel 4.2 Hasil persentase untuk indikator intern siswa. No Deskriptor Frekuensi % 1 Ranah Rasa 96 53,33 2 Ranah Karsa 79 37,62 3 Ranah Cipta 57 27,14 Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik dapat terlihat dalam grafik 4.2 sebagai berikut : 27, Ranah Rasa Ranah Karsa Ranah Cipta

3 3 Berdasarkan hasil pengolahan data indiktor intern siswa dengan deskriptor ranah rasa menunjukan bahwa terdapat 53,33% penyebab kesulitan belajar siswa karena rendahnya kapasitas intelektual siswa. Deskriptor ranah karsa menunjukan bahwa terdapat 37,62% penyebab kesulitan belajar siswa karena labilnya emosi dan sikap. Deskriptor ranah cipta menunjukan bahwa terdapat 27,14% penyebab kesulitan belajar siswa karena terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran Indikator Ekstern Siswa Berdasarkan hasil pengolahan data indikator ektern siswa dengan tiga deskriptor dapat ditampilkan dalam tabel dibawah : Tabel 4.3 Hasil persentase untuk indikator ektern siswa No Deskriptor Frekuensi % 1 Lingkungan keluarga 36 20,00 2 Lingkungan Perkampungan ,92 3 Lingkungan Sekolah 40 22,22 Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat dalam bentuk grafik 4.3 sebagai berikut :

4 ,00 Lingkungan Keluarga Lingkungan Pekampungan Lingkungan Sekolah Berdasarkan hasil pengolahan data indikator ektern siswa dengan deskriptor lingkungan keluarga menunjukan bahwa terdapat 20,00% penyebab kesulitan belajar siswa karena tidak harmonisnya hubungan ayah dan ibu. Deskriptor lingkungan perkampungan menunjukan bahwa terdapat 42,92% penyebab kesulitan belajar siswa karena pengaruh dari teman sepermainan yang nakal. Deskriptor lingkungan sekolah menunjukan bahwa terdapat 22,22% penyebab kesulitan belajar siswa karena kondisi dan linkungan sekolah yang buruk, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh data yang menggambarkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Adapun indikator yang diukur adalah : Faktor intern siswa dengan persentase 40,70% dengan tiga desktiptor yaitu: a). Ranah rasa dengan persentase 53,33% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena siswa itu sangat sulit untuk memahami pelajaran dan juga perlu 2-3 kali penjelasan dari

5 5 guru agar paham tentang materi yang diberikan oleh guru. b). Ranah karsa dengan persentase 37,26% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena penyebabnya siswa cepat emosi ketika guru mencoret tugas yang dibuatnya dan juga cepat emosi ketika ada teman yang sedang mengejeknya sehingga dia merasa malas untuk belajar. c). Ranah cipta dengan persentase 27,14% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena penglihatan terganggu sehingga siswa merasa kurang nyaman dalam belajar begitu juga dengan pendengaran yang kurang jelas sehingga siswa merasa tidak nyaman dalam penerimaan materi. Dilihat dari hasil persentase indikator intern siswa kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar dari deskriptor ranah rasa dengan persentase 53,33% dengan faktor penyebabnya dari dalam diri. Faktor ekstern siswa dengan persentase 29,83% dengan tiga deskriptor yaitu: a). Lingkungan keluarga dengan persentase 20,00% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena kurang adanya perhatian dari orang tua dan selalu sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga siswa tersebut merasa malas untuk belajar. b). Lingkungan perkampungan dengan persentase 42,92% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena selalu diajak bermain sama teman sehingga siswa tidak konsentrasi dalam belajar dan juga sekitran rumah sangat ribut sehingga mereka merasa malas untuk belajar. c). Lingkungan sekolah dengan persentase 22,22% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena ruang

6 6 kelas yang sangat panas sehingga mereka tidak nyaman dalam belajar dan juga mereka kurang suka dengan cara guru mengajar karena caranya membosankan. Jadi dilihat dari hasil persentase indikator ekstern siswa kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar dari deskiptor lingkungan perkampungan dengan persentase 42,92% dengan faktor penyebabnya dari luar diri yaitu lingkungan. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dengan dua indikator yaitu intern siswa dengan persentase 40,70% dan ektern siswa dengan persentase 29,83%. Dapat disimpulkan bahwa dari dua faktor penyebab yang paling dominan adalah penyebabnya dari dalam diri sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara kuantitatif diperoleh bahwa terdapat faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Data kuantitatif tersebut kemudian didukung dengan analisis data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dengan wali kelas (A) dapat keterangan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga berpengaruh pada nilai mereka. Seperti hasil wawancara sebagai berikut : Siswa yang mengalami kesulitan belajar kebanyakan faktor penyebabnya dari lingkungan keluarga yaitu pengaruh dari orang tua yang sering bertengkar sehingga tidak ada lagi perhatian dan motivasi yang diberikan sehingga siswa tersebut merasa malas untuk belajar sehingga dia tidak fokus dalam penerimaan materi. (Wawancara A, Tgl : ) Wali kelas (B) juga mengungkapkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar faktor penyebabnya dari lingkungan keluarga karena tidak ada lagi perhatian dari orang tua karena kedua orang tua sudah tidak ada sehingga siswa tersebut sering keluar kelas pada saat proses belajar mengajar.

7 7 (Wawancara B, Tgl : ) Ada beberapa wali kelas juga mengungkapkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar juga karena dari faktor-faktor lain, hal ini tertuang pada pernyataan wali kelas (C) sebagai berikut : Siswa yang mengalami kesulitan belajar bukan hanya pada lingkungan keluarga tetapi pada lingkungan sekolah juga karena siswa kurang suka dengan cara guru mengajar karena caranya membosankan sehingga siswa tersebut merasa malas untuk belajar ketika ada proses belajar mengajar siswa tersebut selalu diluar kelas. (Wawancara C, Tgl : ) Wali kelas (D) juga mengatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan karena ada pengaruh dari lingkungan perkampungan siswa tersebut merasa malas untuk belajar karena selalu ada ajakan dari teman sepermainan yang nakal sehingga dia tidak fokus dalam belajar dan merasa sulit meneriman materi. (Wawancara D, Tgl : ) Jadi dari hasil wawancara dengan wali kelas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dominan yaitu dari faktor lingkungan bukan dari dari dirinya sendiri. Tetapi dilihat dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan siswa dan hasil pengamatan didapat bahwa siswa tersebut sangat sulit memahami penjelasan/materi mereka perlu penjelasan 2-3 kali agar dapat memahami apa yang diberikan oleh guru, oleh sebab itu mereka selalu mendapat nilai rendah. Jadi berdasarkan hasil pengolahan data kuantitatif melalui angket faktorfaktor kesulitan belajar dan dari data kualitatif melalui observasi dan wawancara maka diperoleh hasil penelitian bahwafaktor intern siswa merupakan faktor utama dari kesulitan ssbelajar siswa hal ini di dukung oleh teori. NJCLD (National Joint Cimmitee of Learning Disabilities) Lerner, ( dalam Subini, 2012 : 58) Kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan. Kesulitan ini bukan

8 8 karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga hanya faktor lingkungan, melainkan faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderai sendiri.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Hajar Safi

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Hajar Safi FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Hajar Safi Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I : Dra. Tuti Wantu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkunga.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkunga. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar kata belajar merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data angket tentang deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data angket tentang deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data angket tentang deskripsi kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dianalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP NEGERI IX

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP NEGERI IX BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan kematangan

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DI SMK NEGERI 2 GORONTALO. Jufri Idris, Wenny Hulukati, Rustam Husain ABSTRAK

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DI SMK NEGERI 2 GORONTALO. Jufri Idris, Wenny Hulukati, Rustam Husain ABSTRAK 1 DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DI SMK NEGERI 2 GORONTALO Jufri Idris, Wenny Hulukati, Rustam Husain ABSTRAK Permasalahan yang dihadapi siswa di SMK Negeri 2 Gorontalo khususnya siswa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan implikasi dan diakhiri dengan saran-saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual. 1) Hakikat Belajar. Syah (2009) berpendapat belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN BUSANA INDUSTRI DI SMK NEGERI 3 MAGELANG

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN BUSANA INDUSTRI DI SMK NEGERI 3 MAGELANG Faktor-faktor Eksternal Penyebab Kesulitan Belajar.(Elsa Lesmayani) 1 FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN BUSANA INDUSTRI DI SMK NEGERI 3 MAGELANG Penulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Kesalahan Menyelesaikan Soal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Kesalahan Menyelesaikan Soal 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kesalahan Menyelesaikan Soal 1. Definisi Kesalahan Menyelesaikan Soal Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1996: 865) kesalahan adalah penyimpangan terhadap sesuatu yang benar.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kesulitan Belajar Matematika Pengertian kesulitan dalam kamus umum Bahasa Indonesia menurut Poerwadarminta (2007) adalah suatu keadaan yang sulit. Sedangkan pengertian belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berupa angket tentang hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin siswa di

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berupa angket tentang hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin siswa di BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diberikan kepada responden yang mengidentifikasi hambatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diberikan kepada responden yang mengidentifikasi hambatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi data hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan hasil-hasil pengumpulan data yaitu tentang jawaban responden atas angket yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu variabel dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sudah menjadi wacana umum di kalangan masyarakat. Banyak penelitian, seminar, lokakarya yang membahas tentang rendahnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 165 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, penulis menemukan temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan, yang terdiri dari kesimpulan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL OLEH AULIA FITRI 11090280 SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memerlukan adanya proses untuk menjadi maju, salah satu proses tersebut adalah dengan mencerdaskan anak bangsa.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN NGEMPLAK

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN NGEMPLAK Faktor-faktor Kesulitan (Novi Sanggra Pangestika) 81 FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN NGEMPLAK THE LEARNING DIFFICULTY FACTORS OF UNDER ACHIEVEMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil Belajar matematika memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan. Penerapan matematika dalam kehidupan sangatlah luas, sehingga hasil belajar matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat SMP Negeri 1 Suwawa SMP Negeri 1 Suwawa memiliki NSS/NPSN yakni; 201300401001/40500880. Selanjutnya, sekolah ini beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, dengan harapan siswa-siswi dapat memahami isu-isu global yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, dengan harapan siswa-siswi dapat memahami isu-isu global yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran yang membahas ilmu-ilmu biologi, kimia, dan fisika. IPA memiliki posisi penting dalam dunia pendidikan dewasa ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango Jalan Nani Wartabone nomor 39. Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, khususnya kelas VII.8 dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang besar untuk menciptakan masa depan yang gemilang. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk

BAB II KAJIAN TEORITIS. kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk 1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruh dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku. Witherington (dalam Yudhawati,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KESULITAN BELAJAR STATISTIK

PROBLEMATIKA KESULITAN BELAJAR STATISTIK PROBLEMATIKA KESULITAN BELAJAR STATISTIK Nusrotus Sa idah UNISNU Jepara Abstrak Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik, yang mampu menghadapi perkembangan

Lebih terperinci

KISI KISI ANGKET. No Variabel / indikator Nomor soal

KISI KISI ANGKET. No Variabel / indikator Nomor soal KISI KISI ANGKET No Variabel / indikator Nomor soal 1. Pengaruh game online Relevansi dengan pembelajaran Kondisi ekonomi Meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris Prestasi rendah Pergaulan terbatas

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 5 KOTA JAMBI

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 5 KOTA JAMBI SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 5 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar sarjana Pada Program Studi Bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi metode discovery

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi metode discovery BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi metode discovery learning dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1 Oleh Dapriansyah 1, R. Gunawan Sudarmanto 2, Eddy Purnomo 3 The research used quantitative approach. To collecting the data used

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Herlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Herlina, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang penting untuk dipelajari, karena kegunaannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari kurikulum K13 di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari kurikulum K13 di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari kurikulum K13 di sekolah SMP N egeri 1 Tilongkabila yang menekankan pada usaha memacu, meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN Kurnia Pradika, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diungkapkan oleh Wahyu Setiawan (1996 :4-5) bahwa daya serap siswa kelas IV Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep volume rendah. Selain itu Soedjadi

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan SDN 1 Biluhu Tengah Kabupaten Gorontalo. Atas dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa broken home yang ada di kelas VII SMP Al Khairiyah Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. siswa broken home yang ada di kelas VII SMP Al Khairiyah Surabaya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di SMP Al Khairiyah Surabaya menunjukkan adanya suatu hasil belajar yang kurang maksimal dari siswa yang keluarganya mengalami broken home. Data tersebut didapat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin diperkaya sumber dan media pembelajaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. semakin diperkaya sumber dan media pembelajaran. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga pengajar atau guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Sejalan dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Lulut Kusumaningtyas) 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN FACTORS INFLUENCING STUDENT S MUSIC LEARNING CONDITION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada manusia yang disebabkan oleh perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses belajar

Lebih terperinci

BAB II BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB II BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB II BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Letak Geografis Kecamatan Anjir Muara merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Barito Kuala. Kecamatan ini terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

ANGKET PENELITIAN. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Kelas : 3. Jenis Kelamin : 4. Alamat :

ANGKET PENELITIAN. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Kelas : 3. Jenis Kelamin : 4. Alamat : 1 ANGKET PENELITIAN Nama : Deri Ciciria NPM : 0913032006 Judul : Faktor-faktor Pencegahan Tindakan Tawuran Antar Pelajar di SMK 2 Mei Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 I. Identitas Responden 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuan peserta didik membaca berita. Membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuan peserta didik membaca berita. Membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan membaca merupakan dasar yang sangat penting untuk setiap individu agar ia bisa menguasai informasi melalui indra penglihatannya. Ada berbagai macam kegiatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Faktor-Faktor yang...(aditya Bayu)1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET THE INFLUENCES FACTORS OF STUDENTS PERCEPTION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 28 Mei 2014 di SDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 28 Mei 2014 di SDIT 61 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 8 Mei 014 di SDIT IQRA 1 Kota Bengkulu pada siswa kelas IV dan V yang berjumlah 58 siswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, mengembangkan penggunaan alat-alat belajar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1 Deskripsi tentang Pola Asuh Orangtua Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Hal tersebut disebabkan adanya perubahan tatanan kehidupan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap kemampuan mengerjakan maze pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap kemampuan mengerjakan maze pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Observasi Awal Berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap kemampuan mengerjakan maze pada anak kelompok B di TK Cempaka Kecamatan Kabila Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku tanggung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku tanggung 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku tanggung jawab siswa di Madrasah Aliysah Muhamadiyah Molowahu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sering dikatakan sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sering dikatakan sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai instansi pendidikan formal adalah satu pusat kegiatan belajar atau unit sosial anak, yang merupakan wadah untuk pengembangan berfikir dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Budi Nugroho Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: buinuo@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA Persepsi Guru Pendidikan...(Andyka Ristianto Saputro)1 PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA THE PERCEPTION OF PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksposisi di kelas IV SDN 3 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksposisi di kelas IV SDN 3 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan dipaparkan data hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan media gambar seri dalam menulis karangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01 yang terletak di Jln. Diponegoro 13 dan masuk di wilayah Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan harus didukung oleh peningkatan profesionalitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET Fitriah Nur Fadillah 1, Regina Lichteria Panjaitan 2, Riana Irawati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 1 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 1 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 1 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango, yaitu pada kelas X AGP, X TKJ, X APK. Penelitian ini dilaksanakan dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR Mega Anastasia Widyati Bety Nur Achadiyah Universitas Negeri Malang, Fakultas Ekonomi Mega_0603@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah efektivitas pembelajaran melalui kurikulum. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini sumber daya manusia merupakan aset penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN. 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut ini secara teliti.

PETUNJUK PENGISIAN. 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut ini secara teliti. Nomor :.. PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut ini secara teliti. 2. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan diri Anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang handal dan mutu pendidikan yang besifat dinamis sehingga dapat menciptakan dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang serius dalam pendidikan tersebut yaitu rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik itu jenjang pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bahkan dikatakan sebaai lompatan perkembangan.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI KELAS VIII-6 SMP

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI KELAS VIII-6 SMP UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI KELAS VIII-6 SMP Suryani Guru SMP Negeri 1 Panyabungan Surel : suryani34@gmail.com Abstract : Efforts to Improve Student

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Penetapan objek penelitian

Lebih terperinci

KISI-KISI KUESIONER Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Musik Klasik Untuk Mendukung Kecerdasan Janin Di Poli KIA Puskesmas Balong Ponorogo

KISI-KISI KUESIONER Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Musik Klasik Untuk Mendukung Kecerdasan Janin Di Poli KIA Puskesmas Balong Ponorogo 89 Lampiran 1 KISI-KISI KUESIONER Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Musik Klasik Untuk Mendukung Kecerdasan Janin Di Poli KIA Puskesmas Balong Ponorogo No Indikator Nomor Soal Jumlah Soal Kunci Jawaban Tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest (angket awal)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest (angket awal) 31 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapat adalah berupa skor minat belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan angket minat belajar. Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : YUNI ASMIKA ERA 1D009080 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih baik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih baik secara utuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pendidikan.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pengumpulan Data 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan peran aktif tersebut manusia menjadi dinamis. Demikian juga tentang prestasi belajar, semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

P - 88 ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

P - 88 ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 P - 88 ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA AJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Suhas Caryono, S.Pd., S.E., M.M. 1, Drs. Suhartono, M.M. 2 1, 2 SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang sangat kompleks dan tidak sepenuhnya dapat dijelaskan secara rinci. Akan tetapi, secara sederhana pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Andi Tenriawaru 1 YPUP Makassar 1 Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Intan Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH JOGOKARIYAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH JOGOKARIYAN YOGYAKARTA HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH JOGOKARIYAN YOGYAKARTA Chalin Kurniawati Apritia 1, Sutari Imam Barnadib Chalin_kurnia@yahoo.com Prodi PKK JPTK UST Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis 26 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini akan membahas tentang beberapa pokok penting berdasarkan hasil analisis data. Secara rinci hasil penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STRAY TWO STRAY (TSTS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STRAY TWO STRAY (TSTS) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STRAY TWO STRAY (TSTS) Oleh : Dr. Iin Nurbudiyani, M.Pd * dan Yean s Virgi Handhayanie** ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya anak-anak. Anak menghabiskan hampir separuh harinya di sekolah, baik untuk kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci