BAB VIII PEMISAHAN PADAT - CAIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VIII PEMISAHAN PADAT - CAIR"

Transkripsi

1 A VIII PEMISAHAN PAAT - CAIR A. ahasan Umum Sedimentasi adalah salah satu bentuk pemisahan padat dan cairan. Ada beberapa jenis operasi pemisahan padatan-cairan yang dapat dijumpai dalam industri kimia. Pelbagai jenis operasi pemisahan dan pertimbangan pemilihan jenis operasi pemisahan dapat dilihat dalam skema berikut ini : SOLI-LIQUI SEPARATION Liquid constrained particles free Particles constrained, liquid free Flotation (dispersed air, dissaled air, elecrolitic) Grafity sedimentation (theckeners, clarifiers) Centrifugal sedimentation Cake filtration (acum, preeuru, centrifugal eep bad filtration (sand and cuke) Screening (dewatering, ibrating screens) Fixed wall (hidrociclones) Roting wall (sedimenting centrifugess Gambar: Klasifikasi operasi pemisahan padatan-cairan Particle size x < 5 Flocculation 5 < x < 50 μm x >50 Concentration Low High Low High Low High Equipment eep bed filter cartridge filters precoal filtration sedimenting centrifuges Cake filtration RV filters pressure filters plate and frame filters Settling tanks centrifuges Hydrocyclones Filtering centrifuges Gambar : Hal-hal yang menentukan dasar pemilihan alat pemisah padatan-cair. 101

2 Sedimentasi mempelajari gerakan padatan dalam fluida (cairan dan gas). Oleh sebab itu hal-hal yang berhubungan dengan sifat fluida perlu diketahui terlebih dahulu. Fluida zat yang dapat mengalir, misalnya cairan, gas, slurry. Sifat-sifat fluida : - Rapat massa (ρ) - Kekentalan fluida (μ) 1. Rapat Massa (ensitas (ρ)) erdasarkan sifat rapat massa fluida dapat dikelompokkan menjadi dua : a. Fluida incompressible engan adanya penekanan rapat massa tidak berubah (sifat ini banyak dimiliki cairan) b. Fluida compressible engan adanya penekanan rapat massa tidak berubah (sifat banyak dimiliki oleh gas). Rapat massa (massa/olume) satuan g/cm, kg/l, dan seterusnya. Spesific graity = ρ/ ρ ref (tidak bersatuan) data ini sering dijumpai di pustaka dengan data ini rapat massa suatu zat dapat ditentukan. Untuk padatan dan cairan zat standar yang digunakan biasanya air pada suhu 40 0 C atau sesuai dengan data informasi yang ada.. Kekentalan (iskositas, μ) Viskositas fluida suatu tetapan yang menyatakan perubahan momentum terhadap waktu dibagi dengan satun luas dibagi dengan gradien kecepatan. Viscositas = μ = d( m) / A( d / dy) Satuan (sedimentasi) μ antara lain poice, g/(cm detik). Ada beberapa jenis iskositas yaitu : 10

3 a. Viscositas absolut (μ) b. Viscositas spesifik (μ/ μ ref ) c. Viscositas kinematik (μ/ρ). Gerak Padatan dalam Cairan Gerak padatan dalam cairan ada yang ke atas ada yang ke bawah, tergantung densitas relatif padatan dalam cairan. Ada tiga peristiwa gerakan dalam cairan, yaitu : 1. Padatan diam fluida bergerak. Padatan bergerak fluida diam 3. Keduanya bergerak Gerakan padatan dalam cairan dimanfaatkan untuk operasi pemisahan campuran padatan cairan, yaitu operasi : 1. Sedimentasi (fluida diam, zat padat bergerak atau mengendap). Elutriasi Aliran fluida ke atas dengan kecepatan tertentu dan tetap, sehingga untuk butiran dengan ukuran atau densitas tertentu terbawa ke atas, ukuran atau densitas yang lebih besar sebagai hasil bawah. 1. Gaya Gesek Terjadi pada sistem gerakan padat-fluida. Misal : Padatan bergerak dengan kecepatan dan fluida diam, padatan bergerak maka fluida yang berada di sekitar padatan ikut bergerak dengan kecepatan u (karena ada gradien kecepatan maka ada perpindahan momentum ke fluida).. Hukum Newton d(mu) m m du u dm dengan : F = gaya yang bekerja pada fluida m = massa fluida 103

4 u = kecepatan max fluida yang dipengaruhi gerakan padatan u = f() jika tetap maka u tetap atau du / = 0, sehingga dm F = u dm = A ρ F = u. A ρ atau F = f A ρ r / = fungsi bilangan Reynold f(re) f r = kecepatan relatif padatan terhadap fluida 3. Kecepatan Relatif Padatan dalam pluida bergerak dengan kecepatan Kecepatan relatif (r) = Padatan bergerak dengan kecepatan fluida Kecepatan relatif (r) = Padatan bergerak dengan kecepatan 1 fluida bergerak dengan kecepatan lebih cepat dari 1 dan searah Kecepatan relatif (r) = 1 Padatan bergerak dengan kecep[atan 1 fluida bergerak dengan kecepatan berlawanan arah Kecepatan relatif (r) = 1 Nilai f dapat dibaca pada gambar 69 dan 70 (rown) dengan parameter faktor berbentuk (ψ) 104

5 luas perm. bola yang mempunyai olume sama denganolumebutir Ψ = luas permukaan partikel ag = ukuran ayakan rata-rata = (1 + ) / s = diameter sama yang mempunyai olume sama dengan olume padatan Untuk gerakan laminer (Re < 1) grafik Re s F satu garis lurus dan tidak berpotongan ila nilai semakin besar F juga semakin besar, sampai suatu d saat besarnya F=0 atau = 0 atau tetap. Keadaan ini disebut Keadaan Terminal (V maksimum) maksimum = m = m g (ρ ρ ) f s ρ ρs A Untuk butir berbentuk bola dan gerakan laminer C = 4. A = π/4 m = π/6 3 ρs 4 4 μ f = Re ρ m Persamaan m dapat dituliskan menjadi m = g (ρ s 18μ ρ ) hukum stoke s 4. Gerak Jatuh utiran Padat alam Fluida iam F K A F = G K A - F engan : G = gaya berat K A F = gaya keatas = gaya gesek G 105

6 d m m g d g(1 m ρs ρ ) ρs ρ g f f ρ A r m ρ A r engan ρs densitas padatan dan ρι densitas fluida Persamaan ini berlaku untuk : a. Padatan tidak berpori b. Fluida incompressible c. g uniform d. Padatan freely moing (tidak ada faktor lain di sekitarnya) 5. Pengaruh -Pengaruh Yang Mengganggu Persamaan Gerak (ila asumsi yang diambil tidak dapat berlaku untuk permasalahan yang diamati) a. Hindered Settling Ada saling pengaruh antar partikel. Hal ini terjadi bila konsentrasi padatan cukup besar. Pendekatan Yang igunakan Partikel dianggap bergerak dalam fluida yang bercampur dengan padatan. Untuk hal ini sifat fluida sifat slurry (ρ b, μ b ). Untuk keadaan ini hukum Stoke s dapat dituliskan sebagai : m = g (ρρ ρb) 18 μb Nilai μb didekati dengan menggunakan rumus berikut atau dapat dibaca dari grafik 71 (rown). 1,8(1 x) μb 10 x = fraksi olum cairan μ x 106

7 Ρb = berat campuran total per olum total Untuk utiran erbentuk ola Ada Cara Pendekatan Yang Lain V H = g (ρρ ρ) Fs 18μ Fs = H m Nilai Fs merupakan fungsi x dapat dilihat dalam grafik berikut : b. Flokulasi Ialah suatu peristiwa butir-butir padatan saling bergandengan. Keadaan ini menyebabkan maksimalnya semakin besar. Zat yang mendorong terjadinya flokulasi disebut flokulation agent. Pendekatan matematis untk peristiwa ini sangat komplek oleh sebab itu analisis terhadap peristiwa ini dilakukan secara percobaan laboratarium (empiris) c. Immobile Fluid Untuk butiran padatan yang bentuknya tidak beraturan, maka akan ada fluida yang terjerap di permukaan padatan tersebut Faktor koreksi untuk peristiwa ini dapat dituliskan dengan persamaan berkut: 107

8 Fs = H m = 0,1(1 a) 1 x a ( x ) 1 a engan :a = olume immobile fluid per olum partikel d. Pengaruh inding Pengaruh dinding container tidak dapat diabaikan pengaruhnya bila nilai c/ tidak besar (kira-kira < 0) Faktor koreksi Fs = (1- /c),5 laminer Fs = (1-(/c) 1,5 ) turbulen 3 6. Persamaan Umum Gerak Partikel ila ada gerakan kearah ertikal dan horizontal Horizontal F H d m d h h = F H ρ A r f h r ρ A r h f (A) m Vertikal F d m = G K A - F V mg m ρ g ρs f ρ A r r d ρ ρ A r g(1 )ρg f () ρs m engan r = h (C) f = f (Re) () Re = ρ r /μ (E) Persamaan A,, C,, dan E merupakan persamaan simultan. 108

9 Kalau Aliran Laminer f C Cμ = = Re ρ r (F) d d ρ A r h C μ C μ A h (G) m ρ r m ρ C μ A h g(1 ) (H) ρs m Persamaan F, G, dan H bukan merupakan persamaan simultan lagi. C. CLASSIFICATION Klasifikasi: Pemisahan material menjadi dua fraksi atau lebih didasarkan atas perbedaan kecepatan gerak dalam fluida. Sizing : Proses pemisahan material yang sama densitasnya, tapi berbeda bentuk dan ukurannya. Sorting : Proses pemisahan material yang sama bentuk dan ukurannya tetapi berbeda densitasnya. Pemisahan berdasarkan perbedaan ρ dan, jika suatu keadaan untuk ρ A > ρ tetapi >> A tidak dapat terjadi pemisahan dengan sempurna. Oleh sebab itu perlu adanya batasan harga kisaran ukuran padatan agar menghasilkan pemisahan yang sempurna. Supaya Pemisahan Padatan erlangsung engan Sempurna maka perbandingan ukuran padatan A dan. m A m 4A g(ρa ρ) = 3 f ρ 4 g (ρ = f 3 ρ) ρ 109

10 Untuk partikel padatan A dan yang mempunyai kecepatan maksimum sama (m A = m ), maka batasan perbandingan ukuran partikel dapat ditentukan dengan persamaan berikut : A f f A ( ) ( ) A Jika sifat gerakan turbulen sempurna maka f A =f A maka A ( ) ( ) A Jika sifat gerakan laminer A f f ( ) ( ) A 0, 5 A Turbulen A f A Maka f Laminer Pemisahan dapat terjadi dengan baik bila Separation Ratio (perbandingan ukuran partikel yang kecil terhadap ukuran partikel yang terbesar)menurut persamaan berikut: A n Turbulen n = 1 ( ) ( ) A Laminer n = 0,5 Transisi 0,5 < n < 1 Jika ρ harganya mendekati ρ atau sama dengan ρ maka A (ρ ρ) = 0 0 Pada keadaan ini pemisahaan berlangsung sempurna pada sembarang perbandingan ukuran. Untuk mendapatkan medium yang berata jenisnya lebih besara dapat dilakukan dengan cara: 1. Melarutkan soluble material ke dalam cairan. Mendispersikan padatan yang relatif halus kedalam cairan 110

11 Gambar alat klasifikasi dan cara kerjanya dapat dibaca sendiri di text book.. SEIMENTASI Sedimentasi pemisahan slurry menjadi cairan bening cairan bening dan slurry yang lebih pekat (slude) A : Cairan bening : Zone dengan Konsentrasi Co C : Zone dengan konsentrasi C 1 > Co : cake atau endapan Sedimentasi dalam industri dilakukan secara kontinyu (sinambung), sedimentasi dalam laboratorium dilakukan secara batch. ata-data(persamaan-persamaan)pada proses kontinyu diperoleh dari data poses batch 1. atch Sedimentasi Kecepatan turunnya bidang batas A- disebut kecepatan sedimentasi. Pada periode awal merupakan maximum elocity atau dikenal dengan free settling. ata percobaan laboratorium --- tinggi bidang batas fungsi waktu 111

12 dz Kecepatan turunnya bidang batas = - slope = = terminal d elocy partikel- partikel yang berada pada bidang batas. V = f(ρ s, ρ, μ,, g, C, ψ) konsentrasi > > V < < (karena ada saling pengaruh antar partikel) Untuk bahan yang sama V =f (C) penting untuk perancangan alat sedimentasi untuk konsentrasi awal yang lebih pekat, kecepatan pengedapannya lebih lambat (hindered settingnya lebih cepat) Menentukan Kecepatan pengendapan Vs konsentrasi data data sedimentasi secara atch Kalau ditinjau titik dengan konsentrasi tetap (C), posisi titik tersebut semakinlama semakin tinggi seolah-olah naik dengan kecepatanv L Neraca massa padatan pada zone dengan konsentrasi C C+dC input = output A (V + d + V L ) C = A ( V + V L )( C + dc) ( V + V L ) C + C d = ( V + V L ) C + (V + V L ) dc d V L = C V dc 11

13 V = f (C) d dc = f (C). Karena C tetap, maka V L C f '( C) f ( C) Maka - V L = tetap V = f(c) dapat ditentukan V slope kure Z s ө Penentuan nilai C L Nilai C L dicari dengan cara sebagai berikut : Misal zone dengan konsentrasi C L bergerak keatas dengan kecepatan tetap V L. Mula-mula zone tersebut berada didasar tabung. Jadi - L V = Z L L Pada saat ө = 0 (awal). Semua partikel berada diatas zone dengan konsentrasi C L (zone ini berada didasar tabung). Tapi pada saat ө = ө L, semua partikel berada di bawah zone tersebut. Jadi dalam waktu ө L semua partikel melewati zone tersebut. Jumlah paritikel yang menembus zone pada waktu ө L = Jumlah total partikel dalam endapan. A (V + - V L ) C L θ L C L = = A Zo Co Zo Co V L Z L L erdasarkan data batch θ L dan Z L dengan korelasi ini V L dan C L dapat ditentukan. 113

14 ari dara batch dapat disusun V = f(c), korelasi ini sangat diperlukan pada perancangan sedimentasi kontinyu. Kecepatan merupakan fungsi konsentrasi, tetapi bukan merupakan fungsi konsentrasi awal (Co). Jadi pada saat konsentrasi padatan sama akan mempunyai kecepatan pengendapan yang sama, walaupun konsentrasi awal berbeda. Akhir sedimentasi semua padatan mengendap didasar, membentuk tumpukan padatan = Porositas (X) Porositas = X = Volume rongga Volume total Contoh penentuan pororitas g iket : ρs = 3 cm g Ρ = 1 3 cm Fraksi massa padatan = x = 0% Volume slurru mula-mula = A. 7 cm 3 asis 100 g slurry padatan = 0, x 100 g = 0 gram Volume padatan 0 = 10 cm 3 cairan = 100 (1-X) = Konsentrasi padatan = 80 g = 80 cm 3 1 g 3 cm 0gram (10 80) cm 3 Total padatan dalam slurry = 9 7 A = 6 A gram 6 A = cm 3 = 3 A cm 3 Setelah mengendap Volume kueh = 5. A cm 3 9 g/cm 3 114

15 Volume rongga A Porositas = 5A = 5A 3A = A = 0,4. Continue Sedimentasi Perancangan Sedimentasi Kontinyu didasarkan atas Flux padatan yang diperkenankan. Kolom untuk sedimentasi kontinyu disebut Thickener F C F CV = 0 V, L, F Volume campuran = Waktu C F, C V, C U Massa padatan = Volume campuran Karena tidak ada kontraksi olume maka Neraca massa = Neraca olume F = V + L C u L FC F = V C V + L C u karena C V = 0 F C F = LC U asar Perancangan Luas thickener a. Tidak boleh ada partikel yang bergerak ke atas, oleh sebab itu luas tampang harus cukup besar. 115

16 b. luas tampang harus cukup untuk menampung gerak padatan ke bawah. Uraian masing-masing pernyataan 1) Luas tampang kecil kecepatan fluida keatas menjadi besar. Sedangkan partikel dapat bergerak keatas bila Vm = V f Oleh sebab itu dasar perancangan ( V = Vm ) A min ) Luas tampang thickener harus cukup untuk melewatkan padatan kebawah. Padatan yang diletakan kebawah = F L F L = Padatan yang dibawa aliran kebawah + padatan kebawah karena settling F L = L C + A V C -- FL = f (C) iinginkan F L > FC F atau f. Cp < F L oleh sebab itu harus dicek setiap ketinggian A min F L = FC F ila ada beberapa nilai A min, Yang dipilih adalah yang nilainya maksimum Kedalaman Theckiner Kedalaman Thickener ditentukan oleh kecepatan pengeluaran hasil bawah. Kecepatan underflow turun kedalaman thickener akan naik Kedalaman thickener dasar perhitungannya waktu tinggal. (Residence time) Residence time = lama suatu elemen bahan berada dalam suatu alat Hold up time = Residence time rata-rata θ = Volume (Vo/Waktu) massa (massa/ waktu) 116

17 waktu tinggal rata-rata dalam campuran zone = θu Z o CF F U H A Cu F C Z u A u H F u CU Z o F C F AC u Penentuan θu Selama tes, massa zat padat dalam silinder tetap Subscript u menyatakan hasil bawah C menyatakan Compression zone θc = waktu yang diperlukan sampai mencapai keadaan Compression zone θc dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut : Pada awal proses (keadaan free settling) slope tetap Pada tumpukan zat padat (akhir proses) slpoe tetap Titik potong antara slope yang tetap dapat ditentukan uat garis bagi sudut yang berbentuk dari perpotongan kedua garis singgung tersebut θc dan Zc dapat ditentukan Titik potong antara garis yang melalui Zu dengan garis singung Cc θu 117

18 ata pada batch sedimentasi Gambar Thickener 118

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI NAMA KELOMPOK : 1. FITRIYATUN NUR JANNAH (5213412006) 2. FERA ARINTA (5213412017) 3. DANI PRASETYA (5213412037) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITTAS

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat

Lebih terperinci

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) sedimentasi (pengendapan), pemisahan sentrifugal, filtrasi (penyaringan), pengayakan (screening/sieving). Pemisahan mekanis partikel fluida menggunakan gaya yang

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Kimia I Sedimentasi

Laporan Praktikum Teknik Kimia I Sedimentasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sedimentasi merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi fluid jernih (supernatant) dan slurry yang mengandung padatan jauh lebih tinggi.larutan suspensi terdiri

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor Dalam operasi penambangannya, PT Antam Tbk UBPE Pongkor menggunakan metoda penambangan cut and fill. Material pengisi (filling material)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Yogyakarta, 3 November 212 KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Ir. Adullah Kuntaarsa, MT, Ir. Drs. Priyo Waspodo US, MSc, Christine Charismawaty Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan Energy (Panas) Neraca

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI MODEL PERSAMAAN KECEPATAN SEDIMENTASI PADA KONDISI HINDERED SETTLING

LAPORAN SKRIPSI MODEL PERSAMAAN KECEPATAN SEDIMENTASI PADA KONDISI HINDERED SETTLING LAPORAN SKRIPSI MODEL PERSAMAAN KECEPATAN SEDIMENTASI PADA KONDISI HINDERED SETTLING Diajukan Oleh : Edvarda Latifany 5203013023 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Mixing : Ir. Gatot Subiyanto, M.T. Tanggal Praktikum : 03 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 10 Juni 2014 (Laporan)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 0805034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT  JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com luqmanbuchori@undip.ac.id JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES DISUSUN OLEH Astiya Luxfi Rahmawati 26020115120033 Ajeng Rusmaharani 26020115120034 Annisa Rahma Firdaus 26020115120035 Eko W.P.Tampubolon 26020115120036 Eva Widayanti

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Plate and Frame Filter Press : Iwan Ridwan, ST, MT Tanggal Praktikum : 10 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 21 Juni

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut. KINEMATIKA ZAT CAIR Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut. Jenis aliran. Aliran inisid dan iskos Aliran inisid aliran dengan kekentalan zat cair μ 0 (zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. - Pabrik gula menjalankan operasi filtrasi untuk memisahkan larutan gula dengan padatan-padatan. - Industri pemurnian air

BAB I PENDAHULUAN. - Pabrik gula menjalankan operasi filtrasi untuk memisahkan larutan gula dengan padatan-padatan. - Industri pemurnian air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filtrasi atau penyaringan adalah pemisahan partikel zat padat dari fluida dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau septum,dimana zat padat

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA

INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA (Indra Wibawa Dwi Sukma_Teknik Kimia_Universitas Lampung) 1 INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA Adapun berikut ini adalah flowsheet Industri pengolahan hasil tambang batubara. Gambar 1. Flowsheet Industri Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Misalkan sembarang persamaan fisik melibatkan k variabel seperti berikut. u 1 = f ( u 2, u 3,..., u k )

BAB II DASAR TEORI. Misalkan sembarang persamaan fisik melibatkan k variabel seperti berikut. u 1 = f ( u 2, u 3,..., u k ) BAB II DASAR TEORI 2.1 Analisis Dimensional Analisis dimensi adalah analisis dengan menggunakan parameter dimensi untuk menyelesaikan masalah masalah dalam mekanika fluida yang tidak dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan b. Menghitung pengaruh gaya-gaya yang bekerja pada pemisahan materi berat-ringan dalam reaktor jig, yaitu gaya gravitasi (gaya berat), gaya buoyant, dan gaya drag terhadap waktu pemisahan materi. c. Perhitungan

Lebih terperinci

MODUL 1.05 FLUIDISASI. Oleh : Ir. Agus M. Satrio, M.Eng

MODUL 1.05 FLUIDISASI. Oleh : Ir. Agus M. Satrio, M.Eng ODU 1.05 FUIDISASI Oleh : Ir. Agus. Satrio,.Eng ABORATORIU OPERASI TEKNIK KIIA JURUSAN TEKNIK KIIA UNIVERSITAS SUTAN AGENG TIRTAYASA CIEGON BANTEN 008 odul 1.05 FUIDISASI 1. Pendahuluan Fluidisasi merupakan

Lebih terperinci

MIKROMERITIK. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed Twitter: Dhadhang_WK Facebook: Dhadhang Wahyu Kurniawan 6/19/2013

MIKROMERITIK. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed Twitter: Dhadhang_WK Facebook: Dhadhang Wahyu Kurniawan 6/19/2013 1 MIKROMERITIK Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed Twitter: Dhadhang_WK Facebook: Dhadhang Wahyu Kurniawan 2 Mikromeritik dan Dispersi Kasar Partikel Bentuk partikel Ukuran partikel

Lebih terperinci

MODUL- 9 Fluida Science Center U i n versit itas Brawijijaya

MODUL- 9 Fluida Science Center U i n versit itas Brawijijaya MODUL- 9 Fluida Science Center Universitas it Brawijaya Definisi i i Fluida adalah zat alir, yaitu zat yang dapat mengalir. Contoh : Udara dan zat cair. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang diderita

Lebih terperinci

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Fluida. Konsep Dasar Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit

Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit TUGAS UNIT OPERASI II : MEKANIKA FLUIDA Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume 20000 Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit Disusun oleh : Kelompok 7 Abrar

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com DR. M. DJAENI, ST, MEng JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta FLUIDA DINAMIS Ada tiga persamaan dasar dalam hidraulika, yaitu persamaan kontinuitas energi dan momentum. Untuk aliran mantap dan satu dimensi persamaan energi dapat disederhanakan menjadi persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN

KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN May 14 Transpor Sedimen Karakteristika Aliran 2 Karakteristika fluida air yang berpengaruh terhadap transpor sedimen Rapat massa, ρ Viskositas, ν Variabel aliran

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 MATERI I KALIBRASI SEKAT UKUR

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Fluida Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-moleku1di dalam fluida mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai

Lebih terperinci

BAB III FLUIDISASI. Gambar 3.1. Skematik proses fluidisasi

BAB III FLUIDISASI. Gambar 3.1. Skematik proses fluidisasi BAB III FLUIDISASI 3.1 FENOMENA FLUIDISASI 3.1.1 Proses Fluidisasi Bila suatu zat cair atau gas dilewatkan melalui lapisan hamparan partikel padat pada kecepatan rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Penelitian ini akan menggunakan alat Particle Drag Coefficient Apparatus di Laboratorium Hidrolika Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konsep mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 8. FLUIDA Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Tegangan Permukaan Viskositas Fluida Mengalir Kontinuitas Persamaan Bernouli Materi Kuliah 1 Tegangan Permukaan Gaya tarik

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui jenis pola alir dari proses mixing. 2. Mengetahui bilangan Reynolds dari operasi pengadukan campuran tersebut setelah 30 detik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola Perpindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola Pengantar KONDUKSI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI RADIASI Perpindahan Panas Konveksi Konveksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Klasisifikasi Aliran:

Klasisifikasi Aliran: Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,

Lebih terperinci

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2008 2 Modul 1.04 FILTRASI I. Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat memahami tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI FLUID STTIS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fluida statis.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2 DINAMIKA FLUIDA FLUIDA DINAMIS SIFAT UMUM GAS IDEAL Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (STEADY ) dan tak tunak (non STEADY) Aliran fluida dapat termanpatkan (compressibel) dan tak termanfatkan

Lebih terperinci

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium A. Strategi perancangan bioreaktor Kinerja bioreaktor ditentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : MASSA JENIS DAN VISKOSITAS : RISPIANDI,ST.MT : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 25 September 2013 TANGGAL PENYERAHAN

Lebih terperinci

Distribusi Tekanan pada Fluida

Distribusi Tekanan pada Fluida Distribusi Tekanan pada Fluida Ref: White, Frank M., 2011, Fluid Mechanics, 7th edition, Chapter 2, The McGraw-Hill Book Co., New York 2/21/17 1 Tekanan pada Fluida Tekanan fluida (fluid pressure): tegangan

Lebih terperinci

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN I. TUJUAN 1. Menentukan viskositas cairan dengan metoda Ostwald 2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan II. DASAR TEORI Viskositas diartikan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN

Lebih terperinci

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Jurusan teknik kimia fakultas teknik universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98)

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98) ANALISIS HIDROMETER ASTM D-442-63 (98) 1. LINGKUP Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan No. 200 2. DEFINISI Silt/lanau adalah tanah dengan ukuran butir antara

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL KECEPATAN PEMISAHAN (VELOCITY CREAMING) BIODIESEL/GLISERIN TERHADAP KONSENTRASI TETESAN (DROPLET CONCENTRATION)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KECEPATAN PEMISAHAN (VELOCITY CREAMING) BIODIESEL/GLISERIN TERHADAP KONSENTRASI TETESAN (DROPLET CONCENTRATION) Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi KAJIAN EKSPERIMENTAL KECEPATAN PEMISAHAN (VELOCITY CREAMING) BIODIESEL/GLISERIN TERHADAP KONSENTRASI TETESAN (DROPLET CONCENTRATION)

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

PBP S1 Sperisa Distantina

PBP S1 Sperisa Distantina PBP S1 Sperisa Distantina Dust collector (lanjutan) Centrifugal separator Pustaka : Coulson, Particle Technology and Separation Processes, Volume, 5 th ed. Coulson, Chem. Engg. Des., Volume 6. Foust. Perry.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat

BAB II DASAR TEORI. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat BAB II DASAR TEORI II.1. Aliran Fluida Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 Faris Razanah Zharfan 06005225 / Teknik Kimia TUGAS. MENJAWAB SOAL 9.6 DAN 9.8 9.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past.5 cm-od tubes through which water is flowing

Lebih terperinci

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 Faris Razanah Zharfan 1106005225 / Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 19.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past 1.5 cm-od tubes through which water

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh.

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pemisahan memiliki peran penting dalam industri seperti industri kimia, petrokimia, pengolahan pangan, farmasi, pengolahan minyak bumi, atau pengolahan

Lebih terperinci

Menghitung Pressure Drop

Menghitung Pressure Drop Menghitung Pressure Drop Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa

Lebih terperinci

PROSES PEMISAHAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL SEPARATION PROCESS)

PROSES PEMISAHAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL SEPARATION PROCESS) PROSES PEMISAHAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL SEPARATION PROCESS) Proses pemisahan sentrifugal terdiri atas pengendapan sentrifugal atau sedimentasi, dan filtrasi sentrifugal. 1. Pengendapan sentrifugal atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN PRAKATA DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRACT

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN PRAKATA DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRACT DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii PENGESAHAN iii PRAKATA iv DEDIKASI vi RIWAYAT HIDUP PENULIS vii ABSTRAK viii ABSTRACT ix DAFTAR ISI x DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR SIMBOL

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR SIMBOL DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR SIMBOL... xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 2016 FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 1 FLUIDA STATIS Fluida meliputi zat cair dan gas. Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak

Lebih terperinci

DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT FLUIDA

DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT FLUIDA DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT FLUIDA Mekanika fluida dan hidrolika adalah bagian dari mekanika terpakai (Applied Mechanics) yang merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dasar bagi teknik sipil. Mekanika

Lebih terperinci

Rachmat Boedisantoso. Cyclone

Rachmat Boedisantoso. Cyclone Rachmat Boedisantoso Cyclone Cyclone separator adalah alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4. PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan pipa spiral dan pipa bulat ½ in, didapatkan data mentah berupa perbedaan tekanan manometer

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum Menentukan koefisien Viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan hukum Stokes 2. WaktuPraktikum Senin, 18 Mei 2015 3. Tempat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL) Disusun oleh: Joseph Bimandita Sunjoto Dr. Irwan Noezar Dr. Dendy Adityawarman Dr. Adriyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Gesekan Ketika dua benda saling bersinggungan satu dengan yang lainnya, apabila diamati pergerakannya seperti dilawan oleh suatu gaya. Fenomena ini adalah gesekan (friction); sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan untuk Pola Aliran Dengan dan Tanpa Sekat Ada jenis impeller yang membentuk pola aliran aksial dan ada juga jenis impeller lain yang membentuk pola aliran radial

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN FISIKA

DASAR PENGUKURAN FISIKA DASAR PENGUKURAN FISIKA M1 TUJUAN 1. Mampu melakukan pengukuran dan membedakan penggunaan berbagai alat ukur 2. Mampu menghitung densitas zat padat dan zat cair TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan pengertian

Lebih terperinci

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law PENGUKURAN VISKOSITAS RINI YULIANINGSIH Review Viskositas Newtonian Non Newtonian Power Law yz = 0 + k( yz ) n Model Herschel-Bulkley ( yz ) 0.5 = ( 0 ) 0.5 + k( yz ) 0.5 Model Casson Persamaan power law

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan mebandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013 ACARA D-4 HETP. (High Equivalent of Theoritical Plate)

MAKALAH SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013 ACARA D-4 HETP. (High Equivalent of Theoritical Plate) MAKALAH SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013 ACARA D-4 HETP (High Equivalent of Theoritical Plate) DISUSUN OLEH : Maydian Eliza Putri (121100006) Esti Suryandini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENCEMAR UDARA Semester Ganjil FABRIC FILTER. Aryo Sasmita Prodi Teknik Lingkungan Universitas Riau

PENGENDALIAN PENCEMAR UDARA Semester Ganjil FABRIC FILTER. Aryo Sasmita Prodi Teknik Lingkungan Universitas Riau PENGENDALIAN PENCEMAR UDARA Semester Ganjil 2013-2014 FABRIC FILTER Aryo Sasmita Prodi Teknik Lingkungan Universitas Riau Fabric Filtration merupakan alat kontrol udara yang paling umum dipergunakan Fabric

Lebih terperinci

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA DEFINISI Mekanika fluida gabungan antara hidraulika eksperimen dan hidrodinamika klasik Hidraulika dibagi 2 : Hidrostatika Hidrodinamika PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Lebih terperinci

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Lebih terperinci