PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN"

Transkripsi

1 PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN OLEH IRIANE GUAVANY TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

2

3

4

5

6

7 PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Iriane Guavany Ratriana Y.E. Kusumiati Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

8 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pada Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Partisipan pada penelitian ini adalah berjumlah 64 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah sampel purposive sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data yakni dengan metode skala likert, yaitu Skala Kesiapan Pensiun yang dibuat berdasarkan aspek aspek kesiapan pensiun yang dikembangkan berdasarkan pandangan teori dari Sutarto dan Ismulcokro.. Teknik analisa data yang dipakai adalah dengan formula uji-t. Dari hasil analisa data diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,225 (p < 0,05), yang berarti tidak ada perbedaan Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pada Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Kata Kunci : Kesiapan Pensiun, Jenis Kelamin i

9 Abstract This study aims to determine the significance of differences in the preparation of the Civil Service Retirement diversified III Seen From Gender. Participants in this study is numbered 64 and the sampling technique used was purposive sampling. The research method used in the data collection with the Likert method, namely the preparation Scale pension is based on aspects retirement readiness developed by Sutarto and Ismulcokro. Data analysis technique used is the t-test formula. From the analysis of data obtained significance value of (p <0.05), which means there is no difference in the Civil Service Retirement Preparation diversified III Seen From Gender. Keywords: Retirement Preparation, Gender ii

10 1 PENDAHULUAN Masa pensiun adalah masa yang akan dihadapi semua karyawan perusahaan atau pegawai pemerintah. Datangnya sudah pasti berdasarkan pada batas tertentu. Pensiun terbagi menjadi 2 yaitu pensiun yang secara secara sukarela dan yang berdasarkan pada peraturan (Eliana, 2003). Berdasarkan artikel pada Prasetya Online (2010) menyebutkan bahwa masa pensiun merupakan fase baru dalam kehidupan seseorang. Pada fase ini, masa pensiun datang diiringi dengan beberapa permasalahan seperti meningkatnya beban ekonomi keluarga, menurunnya kesehatan, hingga kualitas hidup produktif yang menurun. Dari beberapa permasalahan yang mungkin muncul pada masa pensiun maka perlu adanya persiapan untuk dapat menyesuaikan diri dalam memasuki masa pensiun tersebut. Menurut Sasmito (2011) pada kenyataannya, tidak mudah bagi mantan karyawan untuk bisa menyesuaikan diri dengan status pensiunan. Hidup dengan status pensiunan menuntut banyak penyesuaian. Bagi yang sudah siap menyesuaikan diri maka mentalnya akan siap menghadapi. Bagi yang tidak siap maka akan dilanda kebingungan dan kerisauan. Menurut Phillips dkk (Setyarini & Atamimi, 2011) Pensiun merupakan sebuah transisi atau proses yang disertai dengan perubahan status atau aktivitas. Schwartz (dalam Hurlock, 1991) mengatakan bahwa masa pensiun dapat dirasakan sebagai masa transisi ke pola hidup yang baru. Pensiun selalu menyangkut tentang perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap individu. Menurut Agustina (dalam Yunianti dkk, 2014) mengatakan bahwa masa pensiun bisa mempengaruhi konsep diri, karena pensiun menyebabkan seseorang kehilangan peran (role) dan identitas dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi

11 2 harga diri mereka. Pensiun akan menyebabkan seseorang kehilangan perannya dalam masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi statusnya dan pada akhirnya bisa mempengaruhi konsep diri menjadi negatif. Seseorang yang akan memasuki masa pensiun harus melakukan persiapan agar dapat menghadapi berbagai perubahan yang akan muncul pada masa pensiun seperti faktor sosial, ekonomi, faktor psikologis dan faktor kesehatan. Dari perubahan perubahan yang akan muncul pada masa pensiun yang sudah dijelaskan sebelumnya, Dari faktor sosial, Individu akan kehilangan sumber penghargaan dari lingkungan dan masyarakat berkaitan dengan hilangnnya status pekerjaan itu. Fletcher & Hanson (1991) menyatakan bahwa dengan memasuki masa pensiun, orang akan kehilangan status pekerjaannya. Karena itu akan sering muncul kekhawatiran dalam diri individu saat memasuki masa pensiun. Faktor ekonomi juga merupakan masalah yang mungkin muncul ketika masa pensiun. Karena saat memasuki masa pensiun, sedikit demi sedikit individu akan merasakan bahwa pendapatannya makin berkurang. Menurut Glick (dalam Schell & Hall, 1984) perubahan penting dalam kehidupan sosial seseorang terjadi pada waktu mereka pensiun. Masa pensiun umumnya mengurangi pendapatan sebesar 50 % sehingga mereka harus memperhitungkan kembali pengeluaran makan, perumahan, dan biaya lain-lain. Kemudian adapun masalah dari faktor psikologis yang mungkin muncul pada saat masa pensiun seperti perasaan depresi. Eliana (2003) mejelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Rahe, mengungkapkan bahwa masa pensiun menempati rangking 10 besar sebagai penyebab depresi. Didalam penelitian Mahmoudi dan Hasani (2007) yang dilakukan terhadap lansia dengan menggunakan Geriatric

12 3 Scoring System (GSS), didapatkan 14% lansia mengalami depresi akibat pensiun. Permasalahan psikologis yang mungkin muncul ketika masa pensiun juga dijelaskan Turner & Helms (dalam Hidayati, 2009) yang mengungkapkan bahwa masa pensiun menyebabkan terjadinya post power syndrome karena kasus kehilangan pekerjaan yakni, kehilangan harga diri, hilangnya jabatan menyebabkan hilangnya perasaan atas pengakuan diri, kehilangan fungsi eksekutif yaitu fungsi yang memberikan kebanggaan diri, kehilangan perasaan sebagai orang yang memiliki arti dalam kelompok tertentu, kehilangan orientasi kerja, kehilangan sumber penghasilan terkait dengan jabatan terdahulu. Pensiun sudah pasti tiba pada batas tertentu. Di Indonesia pensiun tiba pada batas usia tertentu seperti dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c dan Pasal 90 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negar, ditentukan bahwa Pegawai negeri Sipil diberhetikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun yaitu 58 Tahun. Pada usia tersebut termasuk dalam kategori usia dewasa madya. Pada masa dewasa madya tersebut terdapat tugas perkembangan yang baru yaitu belajar untuk menyesuaikan dirinya kembali terhadap perubahan-perubahan yang terjadi misalnya perubahan fisiologis, fisik, perubahan seksual, perubahan minat dan tugas yang berhubungan dengan kehidupan keluarga menurut Hurlock (dalam Yunianti dkk, 2014). Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan sesuatu hal yang sangat membanggakan. Banyaknya keuntungan yang akan diperoleh PNS seperti fasilitas dan tunjangan tunjangan. Dari banyaknya keuntungan tersebut membuat pekerjaan ini sangat di minati oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Terbukti dengan banyak nya orang yang mengikuti pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) setiap tahunnya. Menurut Dinsi (2006) pihak yang paling takut menghadapi

13 4 masa pensiun adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Para Pegawai Negeri Sipil yang telah pensiun, mengalami mental shock (faktor kejiwaan). Menjelang akhir masa kerjanya, mereka tampak kurang beraktivitas dan sering sakit-sakitan. Mental shock ini terjadi, karena adanya ketakutan tentang apa yang harus dihadapi kelak, ketika masa pensiun tiba. Rakhmawanto (2014) Problem yang menimbulkan shock tersebut sering terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah memiliki kedudukan atau jabatan strategis/penting. Ketika pensiun tiba jabatan tersebut ditinggalkan, hal ini secara otomatis akan berdampak pada hilangnya penghasilan dari tunjangan jabatannya tersebut yang tentunya juga terjadi penurunan pendapatan secara drastis. Selain itu, Pegawai Negeri Sipil yang memasuki masa pensiun, baik sukarela maupun terpaksa, menyebabkan hilangnya identitas peran. Tuntutan hidup yang terus mendesak dan dirinya adalah satu-satunya penopang hidup keluarga, menyebabkan risiko terjadinya depresi semakin besar. Dengan demikian, seseorang yang akan memasuki masa pensiun khususnya Pegawai Negeri Sipil tentunya membutuhkan persiapan untuk dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan perubahan yang akan terjadi pada masa pensiun. Rakhmawan (2014) adanya persiapan menjelang masa pensiun baik secara fisik maupun mental sangat diperlukan. Persiapan pensiun ini sebaiknya dilakukan pada saat seorang masih aktif dalam bekerja atau intens dipersiapkan pasca saat masa transisi (paling tidak 5-10 tahun menjelang masa pensiun). Persiapan pensiun ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh negatif, yang diharapkan tidak menimbulkan efek negatif pada saat orang telah memasuki masa pensiun. Menurut Sutarto dan Ismulcokro (2008), kesiapan pensiun adalah keadaan siap untuk mereaksi dan menghadapi datangnya masa berhenti bekerja dari suatu pekerjaan

14 5 yang ditekuninya yang dipengaruhi dari dalam diri individu dan pengaruh dari luar individu. Menurut Wardana (2013),semakin baik kesiapan diri seseorang saat akan memasuki masa pensiun maka kemungkinan besar akan semakin sukses dan nyaman saat menikmati hari-hari tuanya. Menurut Sutarto dan Ismulcokro (2008) terdapat empat aspek kesiapan dalam menghadapi masa pensiun yaitu: a. Kesiapan materi finansial : Ketersediaan sejumlah bekal pendukung berupa tabungan, asuransi, simpanan asset dan kegiatan usaha selain penghasilan bulanan pensiun. b. Kesiapan fisik : Kesehatan fisik yang senantiasa terpelihara dengan menjalankan pola hidup yang benar. Kesehatan yang dimiliki pada masa lansia adalah berkat pemeliharaan kesehatan yang sudah dilakukan secara terus menerus semenjak masih muda. c. Kesiapan mental dan emosi : Kekuatan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. d. Kesiapan Seluruh Keluarga : Mempersiapkan dan menyiapkan seluruh anggota keluarga untuk menyesuaikan gaya hidup baru yang jauh berbeda. Muratore & Earl, 2010 menjelaskan bahwa salah satu faktor mempengaruhi persiapan pensiun pada individu, yaitu jenis kelamin. Petkoska & Earl, 2009 membuktikan bahwa terdapat perbedaan usaha yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam usaha persipan pensiun. Laki-laki lebih banyak melakukan persiapan financial sedangkan perempuan lebih banyak menghabiskan usaha untuk peningkatan kesehatan dan bersenang-senang.

15 6 Terkait dengan persiapan pensiun, Putri (2015) dalam penelitiannya tentang Pravalensi Depresi pada Pensiunan PNS terdapat perbedaan Pravalensi Depresi antara laki laki dan perempuan dimana tingkat depresi laki laki pada masa pensiun lebih tinggi dibanding wanita. Terdapat pula pendapat lain yang menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi kepuasan pada masa pensiun. Mein et al(2003) dalam penelitiannya mengenai perbedaan jenis kelamin dalam merasakan kepuasan hidup masa pensiun menyatakan bahwa pada umumnya pria mengalami penurunan kesehatan secara fisik dan psikis dibandingkan wanita. Namun, Eddington dan Shuman (2005) mengenai gender dan kebahagiaan masa tua mengatakan bahwa wanita lebih memiliki afek negatif yang lebih tinggi dan tingkat depresi yang lebih tinggi dibanding pria. Saat memasuki masa pensiun pada umumnya golongan terakhir yang dipegang oleh seorang Pegawai Negeri Sipil adalah golongan III dan IV. Dalam penelitian ini, penulis terfokus pada Pegawai Negeri Sipil Golongan III dikarenakan merujuk pada penelitian Putri (2015) yang menunjukkan bahwa prevalensi depresi terbanyak pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil adalah pada PNS golongan III. Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dan masih adanya perbedaan hasil penelitian mengenai perbedaan laki laki dan perempuan terkait dengan kesiapan pensiun. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai Perbedaan Kesiapan Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Disamping itu penulis juga mengajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan signifikan Kesiapan Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin.

16 7 METODE PENELITIAN Partisipan Partisipan dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor pemerintahan kota Banjarmasin yang menjelang pensiun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan melihat karakteristik tertentu, yaitu : 1. Pegawai Negeri Sipil Golongan III 2. Berusia antara Tahun 3. Memiliki masa kerja ± 25 35Tahun Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan pertama tama memohon surat persetujuan dari dosen pembimbing untuk mengambil data yang ditujukan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Selatan, Kesbangpol Kota Banjarmasin, dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin. Kemudian dengan surat persetujuan tersebut, penulis mengajukan permohonan izin kepada Kesbangpol Provinsi Kalimantan Selatan dan Kesbangpol Kota Banjarmasin sebagai syarat untuk dapat melakukan penelitian di kantor pemerintahan kota Banjarmasin dan dapat memperoleh data kepegawaian dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin terkait dengan partisipan yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu 30 data pegawai Perempuan dan 30 data pegawai Laki Laki yang sesuai dengan rancangan penelitian. Selanjutnya dengan surat izin dari Kesbangpol Provinsi Kalimantan Selatan dan Kesbangpol Kota Banjarmasin serta adanya data kepegawaian yang diperoleh dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin, peneliti mulai menyiapkan 70 skala psikologi dengan rincian 60 skala yang akan digunakan dan 10 skala yang digunakan sebagai cadangan dalam penelitian. Selanjutnya penyebaran

17 8 angket mulai dengan mendatangi pegawai pegawai yang tercantum didalam data kepegawaian yang diberikan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin tersebut. Namun demikian, dari data kepegawaian tersebut tidak semua pegawai yang dapat ditemui. Penulis juga melakukan penyebaran angket kepada pegawai pegawai yang tidak tercantum didalam data kepegawaian tersebut. penyebaran angket dilakukan sejak tanggal 4 April 2016 sampai dengan 11 April setelah semua angket terisi dan terkumpul kepada penulis, penulis mengelompokkan angket angket tersebut berdasarkan jenis kelamin dan mulai membuat penilaian dan melakukan olah data dengan menggunakan program komputer SPSS statistics 21.0 for windows. Alat Ukur Penelitian Teknik Pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket yang akan diisi oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di kantor pemerintahan kota Banjarmasin. Angket yang akan diberikan berupa skala yaitu Skala Kesiapan Pensiun yang dibuat berdasarkan aspek aspek kesiapan pensiun yang dikembangkan oleh Rahmi (2012) berdasarkan pandangan teori dari Sutarto dan Ismulcokro. Adapun aspek aspek tersebut adalah : a) Kesiapan Materi Finansial b) Kesiapan Fisik c) Kesiapan Mental dan Emosi d) Kesiapan Seluruh Keluarga. Jumlah item yang diuji untuk skala makna hidup ada 37 item dan item tersebut dikatakan valid apabila kofisien korelasinya 0,03. Hasil uji seleksi item dan reliabilitas untuk skala kesiapan pensiun ini terdapat dalam empat kali pengujian. pada pengujian pertama dari skala kesiapan pensiun dengan 37 item didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,906 yang berarti alat ukur tersebut tergolong reliabel. Item yang gugur berjumlah 2 item, yaitu item nomor 6 dan 18. Daya diskriminasi item menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan berdiskriminasi baik

18 9 apabila 0,03. Nilai korelasi item total bergerak antara 0,304 0,585. Pada pengujian kedua didapatkan perubahan koefisien reliabilitas yaitu menjadi sebesar 0,905 dengan jumlah 2 item gugur yaitu item nomor 3 dan 24. Nilai korelasi item bergerak antara 0,313 0,547. Kemudian pada pengujian ketiga didapatkan perubahan koefisien reliabilitas yaitu menjadi sebesar 0,901 dengan jumlah 1 item gugur yaitu item nomor 11. Nilai korelasi item dalam pengujian ketiga ini bergerak antara 0,311 0,558. Dan pada pengujian terakhir, koefisien reliabilitasnya yaitu sebesar 0,901 dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0,305. Jadi, jumlah item dari daya diskriminasi untuk skala kesiapan pensiun adalah sebanyak 31 item. HASIL PENELITIAN Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Alfa Cronbach menunjukkan hasil yang memuaskan dengan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,901. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh maka alat ukur dalam penelitian dapat dikatakan alat ukur yang reliabel. Tabel 1: Reliability Statistic Uji Validitas Berdasarkan validitas isi, skala pengukuran ini sudah termasuk valid karena antara bahan acaun dengan variabel serta item sudah sesuai.

19 10 Analisis Item Hasil yang diperoleh dari empat kali perhitungan atau pengujian menggunakan program komputer SPSS Statistics menunjukkan bahwa terdapat 6 item yang gugur, karena mempunyai nilai corrected item total < 0,30. Dari hasil tersebut maka item yang tersisa adalah 31 item yang dianggap valid dan memiliki reliabilitas yang dihitung dengan Alfa Cronbach sebesar 0,901. Standar yang digunakan adalah sebesar 0,30 (Azwar, 2012), maka bila item tidak memiliki corrected item-total correlation 0,30 maka item dianggap tidak valid. Uji Asumsi Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov untuk sampel laki laki sebesar 0,800 hal ini berarti untuk signifikansi laki - laki >0,05 sehingga sampel laki - laki berdistribusi normal. Sedangkan nilai Kolmogorov Smirnov untuk sampel perempuan sebesar 0,303 hal ini berarti untuk signifikansi rumah >0,05 sehingga sampel perempuan berdistribusi normal. Melihat hasil nilai Kolmogorov Smirnov untuk laki - laki dan perempuan bersignifikansi >0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua jenis sampel sebaran datanya berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut : Hasil Uji Normalitas Tabel 2: One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

20 11 Kemudian Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode Levene's Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai based on Mean, yaitu dengan p value (sig) sebesar 0,026 di mana < 0,05 yang berarti tidak terdapat kesamaan varians antar kelompok atau yang berarti tidak homogen. Selanjutnya melalui pendekatan Independent Sample t-test yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan, hasil perhitungan Uji-t dapat diketahui nilai signifikansinya adalah sebesar 0,225 (p>0,05). Yang artinya tidak terdapat perbedaan kesiapan pensiun pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin. Tabel 3: Independent Sample Test Hasil Uji Homogenitas dan Uji T Bedasarkan hasil perhitungan variabel, berikut adalah kategorisasi deskriptifnya. Kategorisasi tersebut digunakan untuk menggolongkan kategorisasi kesiapan pensiun pada laki laki dan perempuan. Berdasarkan penggolongan tersebut, didapatkan hasil bahwa kesiapan pensiun PNS golongan III yang berjenis kelamin Laki Laki dan Perempuan berada dalam kategori Sangat Tinggi. Berikut tabel kategorisasi :

21 12 Tabel 4: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III Berjenis Kelamin Laki - Laki NO Interval Kategorisasi Mean F % x < 54,25 Sangat Buruk 0 0% 2. 54,25 x < 77,5 Buruk 0 0% 3. 77,5 x < 100,75 Baik 0 0% ,75 x < 124 Sangat Baik 119, % Jumlah % x = skor kesiapan pensiun Tabel 5: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III Berjenis Kelamin Perempuan NO Interval Kategorisasi Mean F % x < 54,25 Sangat Buruk 0 0% 2. 54,25 x < 77,5 Buruk 0 0% 3. 77,5 x < 100,75 Baik 1 3,13 % ,75 x < 124 Sangat Baik 115, ,87 Jumlah % x = skor kesiapan pensiun PEMBAHASAN Dari uraian hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikansi yang diperoleh sebesar 0,225 (p>0,05). Yang berarti tidak ada perbedaan kesiapan pensiun pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kesiapan pensiun subjek laki laki dan perempuan sama sama tergolong sangat baik yang terlihat dari persiapan seluruh aspek kesiapan pensiun yang

22 13 menunjukkan skor yang tinggi. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian dari Hasyani (2006) bahwa tidak adanya perbedaan antara laki-laki dan subjek perempuan terkait kecemasan menghadapi pensiun. Secara umum, peran gender secara tradisional terkait dengan persiapan pensiun memang lebih cenderung dominan pada laki-laki. Namun demikian, sesuai dengan perkembangan jaman dimana meningkatnya kehadiran perempuan didalam dunia kerja sehingga menimbulkan terjadinya pergeseran peran gender yang tentunya mempengaruhi sikap tersahdap persiapan pensiun. Dan dapat dibuktikan dengan adanya hasil survei dari Wolcott dalam Stepens dan Alpass (1998), yang menyatakan bahwa sikap perempuan terhadap pensiun telah terjadi perubahan. Oleh karena itu, peran gender tradisional dianggap menjadi kurang tepat dari waktu ke waktu terkait dengan persiapan pensiun. sehingga diperlukan penelitian untuk menentukan apakah konseptualisai tradisional gender masih sesuai untuk persiapan pensiun kontemporer. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, terkait dengan kesiapan pensiun ada beberapa faktor yang dapat memepengaruhi kesiapan pensiun, jika dilihat dari sudut pandang psikologis ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan pensiun yaitu Menurut Yunianti dkk (2014) bahwa self-esteem mempengaruhi kesiapan pensiun karena ketika seseorang memilliki self-esteem yang tinggi maka akan mempengaruhi kesiapan pensiun individu. Adapun faktor psikologis lain yaitu konsep diri karena Individu dengan konsep diri positif, rasa percaya diri kuat, maka individu tersebut akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun tersebut. Sikap terhadap pensiun juga mempengaruhi terhadap kesiapan pensiun, seperti yang dijelaskan Hurlock bahwa sikap para pekerja terhadap pensiun pasti mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyesuaiannya.

23 14 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari hasil perhitungan Uji-t dapat diketahui nilai signifikansinya adalah sebesar 0,225 (p>0,05). Artinya tidak terdapat perbedaan kesiapan pensiun pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin. Saran 1. Bagi pegawai yang menjelang pensiun: Bagi para pegawai yang menjelang pensiun baik yang berjenis kelamin laki laki dan perempuan sama sama mempertahankan kesiapan pensiun yang dimiliki agar dapat menyesuaikan diri dengan baik pada saat masa pensiun tiba. 2. Bagi peneliti selanjutnya: a) Memperhatikan kondisi maupun psikis subjek sebelum melakukan tes, sehingga kesalahan dalam menjawab tes dapat diminimalisir sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal. b) Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian ini diharapkan untuk menggunakan metode penelitian kualitatif agar mendapatkan hasil yang akurat dan menghindari adanya kemungkinan faking good.

24 15 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (1999). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar Dagun, S. M. (1992) Maskulin Dan Feminin Perbedaan Pria-Wanita Dalam Fisiologi, Psikologi, Seksual, Karier Dan Masa Depan. Jakarta: Rineka Cipta. Dinsi, V,. Setiati, E., & Yuliasari, E. (2006). Ketika Pensiun Tiba. Jakarta : Wijayata Media Utama. Earl, J.K & Muratore, A. (2010). Predicting retirement preparation through thedesign of a new measure. Australian Psychologist, June 2010; 45(2): Eddington, N. & Shuman, R. (2005). Subjective Well Being (Happiness). Contiuing psychology education: 6 continuing education hours. Diunduh dari: pada tanggal 18 Januari 2016 Eliana, R (2003). Konsep Diri Pensiunan. Jurnal. Di unduh dari : pada tanggal 17 November 2015 Feist&Feist. (2008). Theories of Personality Edisi Keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Fletcher, W. L. & Hansson, O.R. (1991). Assesing the social component retirement of anxiety scale. Psychology and Aging Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima Terjemahan Soedjarwo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga Mahmoudi G, Vahedi M, Hasani S. Studi of depression in nurses at the University of Medical Science Affiliated Hospitals in World Applied Sciences Journal ;(9): Mein, G., et al. (2003). Is retirement good or bad mental and physical health functioning? Whitehall Iilongitudinal study of civil servant. Journal Department of Epidemiology and Public Health, Royal Free and UniversityCollege Medical. London, 57(2), Muslimah, A. I. & N. Wahdah. (2013). Hubungan Antara Attachment dan Self Esteem dengan Need for Achievement Pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 Cakung Jakarta Timur. Volume 6, No. 1. Jurnal. Diunduh dari : pada tanggal 10 September 2015 Noone, J. H., Stephens, C. V. & Alpass, F.M. (2009). Do men and women still differ in their retirement planning? Testing a theoretical model of gendered pathways to retirement preparation.

25 16 Rakhmawanto, A. (2014). Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil: Analisis Perspektif Perbaikan Sistem Pensiun PNS dari Pay as you go ke Fully Funded. Civil Service Vol.8. No.2. Jurnal. Diunduh dari : pada tanggal 3 Februari 2016 Santrock, John W. (1995). Life-Span Development; Perkembangan Masa Hidup (Edisi kelima). Alih bahasa oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga Sasmito, E. (2011). Hidup Makmur Di Masa Pensiun. Jakarta: Raih Asa Sukses Setyarini, R & Atamimi, N. (2011). Self-Esteem dan Makna Hidup pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Volume 38, No. 2. Jurnal. Diunduh dari : pada tanggal 25 September 2015 Sutarto, J. T. & Ismulcokro, C. (2008). Pensiun Bukan Akhir Segalanya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Theresia Kresensia Haryani (2006). "Kecemasan Menjalani Masa Pensiun Ditinjau Dari Jenis Kelamin dan Status Ekonomi". Skripsi Sarjana Strata 1. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun Penyelenggaraan Program jaminan Pensiun. Diunduh dari : an%20program%20jaminan%20pensiun.pdf pada tanggal 25 September 2015 Prasetya Online (2010). Pensiun, Fase Baru Kehidupan. Artikel. Diunduh dari : pada tanggal 9 September 2015 Putri, F. D. (2015). Prevalensi Depresi pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang Mengambil Dana Pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang. Jurnal. Diunduh dari: pada tanggal 5 Februari 2016 Yunianti, M., Dkk. (2014). Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesiapan Pensiuan Pada Perwira Menengah TNI AL. Diunduh dari : pada tanggal 7 September 2015 Widyowati, A & Hadjam, N.R. (2013). Peran Core Self Evaluation dalam Memprediksi Persiapan Pensiun. Di unduh dari : pada tanggal 17 November 2015

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESIAPAN PENSIUN PADA PERWIRA MENENGAH TNI AL. Oleh :

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESIAPAN PENSIUN PADA PERWIRA MENENGAH TNI AL. Oleh : 1 HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESIAPAN PENSIUN PADA PERWIRA MENENGAH TNI AL Oleh : Mangesti Yunianti mangestiyunianti@yahoo.com Amir Hasan Ramli amirhasanramli@gmail.com Ilhamuddin ilham@ub.ac.id

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. usia pensiun 56 tahun pada PNS golongan III di kota Palangkaraya.

PENDAHULUAN. usia pensiun 56 tahun pada PNS golongan III di kota Palangkaraya. PENDAHULUAN Bekerja merupakan bagian fundamental kehidupan bagi hampir semua orang dewasa, baik pria maupun wanita yang dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan (Suardiman, 2011). Namun manusia tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diberikan dan diisi oleh subyek yaitu usia, jenis kelamin, lama menjadi gamer, pekerjaan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

Prevalensi Depresi pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang Mengambil Dana Pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang

Prevalensi Depresi pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang Mengambil Dana Pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang 382 Artikel Penelitian Prevalensi Depresi pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang Mengambil Dana Pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang Finna Dwi Putri 1, Amel Yanis 2, Elmatris 3 Abstrak Pensiun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan karakteristik responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang Abstrak

Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang Abstrak HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERNIKAHAN DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PRIA PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGGOTA PERSATUAN WREDATAMA REPUBLIK INDONESIA (PWRI) KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY 1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan manusia lainnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Pada umumnya penelitian kuantitatif dianggap mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Quasi-Experimental Research). Kuasi eksperimen merupakan sebuah eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Tempat penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Suharsini Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan sejumlah 66 siswa dan siswa-siswi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN SKALA PENELITIAN A SKALA KEPUASAN NASABAH Usia : Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan (lingkari huruf yang sesuai) PETUNJUK PENGISIAN 1. Kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Berdasarkan data item yang valid yang ada, maka selanjutnya akan dibuat kategorisasi untuk menentukan tinggi rendahnya harga diri dalam penelitian ini akan dibuat 5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nining Sriningsih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Nining Sriningsih, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan suatu aktivitas yang penting dalam kehidupan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan bekerja, individu dapat memperoleh kepuasan tersendiri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

HARGA DIRI DAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGGOTA PWRI CABANG KOTA CIREBON

HARGA DIRI DAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGGOTA PWRI CABANG KOTA CIREBON HARGA DIRI DAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGGOTA PWRI CABANG KOTA CIREBON Istiqomah Nurhayati 1, Yeniar Indriana 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

TIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM:

TIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU DITINJAU DARI USIA DI SEKOLAH-SEKOLAH YANG BERADA DI BAWAH NAUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN EBEN HAEZER SALATIGA TESIS untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling. 1. Berusia dewasa madya antara tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling. 1. Berusia dewasa madya antara tahun. 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker serviks yang telah menjalani pengobatan. Adapun karakteristik populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan membandingkan antara kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tulungagung pada tanggal 23 Oktober 07 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Arikunto (2013: 207) menyatakan penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahu ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Dimana FKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian Standar Pengelolaan Pendidikan di SMA Terakreditasi Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai dari tanggal 15 September 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penentuan Objek 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kemangkon tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match 59 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini berlokasi di MTsN Tunggangri, kecamatan Kalidawir kabupaten Tulungagung. Dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. akan dicapai dalam penelitian ini,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. akan dicapai dalam penelitian ini, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini ada beberarapa langkah yang dilakukan peneliti, antara lain: a) Merumuskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu: SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang. Siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan 64 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel disebut juga sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi,

Lebih terperinci

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PE ELITIA Pada bagian ketiga ini, penulis akan memaparkan metode dari penelitian ini yang meliputi partisipan penelitian (didalamnya terdapat karakteristik partisipan, teknik pengambilan sampel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Mahameru Centratama Spinning Mills yang beralamat di jln. Cisirung Km. 2 (Cangkuang Wetan) Moh. Toha Km 6.5

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci