BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Jual Beli Akad Istishna Pada Produk SEMBAKO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Jual Beli Akad Istishna Pada Produk SEMBAKO"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Jual Beli Akad Istishna Pada Produk SEMBAKO Berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam menyediakan sembako saat Lebaran, serta menambah keragaman produk maka BMT An-Najah membuat produk yang diberi nama SEMBAKO. SEMBAKO adalah sebuah produk yang unik, yang memungkinkan setiap orang dapat membeli paket sembako dari BMT An-Najah. Produk SEMBAKO tersebut dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam pembelian sembako dengan mudah. Terutama bagi calon nasabah yang tidak mau repot dalam mempersiapkan kebutuhan sembako persediaan Lebaran. 1 Produk SEMBAKO ini menggunakan akad istishna. Berikut alur jual beli akad istishna pada produk SEMBAKO. Gambar Nasabah SEMBAKO Biro Swalayan BMT An-Najah 1 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah Wiradesa pada Tanggal 11 September 2014 pukul WIB. 2 Ibid. 59

2 60 Keterangan : 1. Nasabah SEMBAKO mendaftar menjadi anggota kepada pihak BMT An-Najah dengan pembayaran dimuka maupun diangsur selama 40 minggu 2. Kemudian pihak BMT An-Najah melakukan kerjasama dengan agen sembako Biro Swalayan untuk menyediakan barang sembako 3. Setelah jatuh tempo penyerahan barang sembako, maka pihak Biro Swalayan akan menyerahkan sembako kepada pihak BMT An-Najah 4. Dan setelah sembako tersebut sudah berada di BMT An-Najah, sembako akan diserahkan kepada nasabah SEMBAKO setelah mereka melunasi setorannya. Dari skema diatas terlihat bahwa, jual beli istishna pada produk SEMBAKO di BMT An-Najah menggunakan istishna paralel. Karena dalam pengadaan barang sembako untuk nasabahnya pihak BMT belum bisa menyediakan barang sendiri, jadi pihak BMT bekerjasama dengan Biro Swalayan untuk menyediakan barang tersebut. Dalam kontrak pertama pihak BMT bertanggungjawab kepada nasabah atas kesalahan, kelalaian atau pelanggaran yang sekiranya berasal dari pihak Biro

3 61 Swalayan. Jadi pihak biro swalayan tidak mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah SEMBAKO. 3 Berikut ketentuan pelaksanaan akad istishna pada produk SEMBAKO di BMT An-Najah serta analisis penulis: 4 1) Ketentuan umum a) Simpanan sembako menggunakan akad istishna dimana penyimpan telah memesan sejumlah barang yang ditawarkan BMT An-Najah. Menurut BMT An-Najah disebut simpanan karena anggota SEMBAKO mengumpulkan uang sebesar Rp per minggu selama 8 bulan. b) Jumlah, jenis, dan harga barang yang ditawarkan akan dilampirkan dalam akad. Berdasarkan pengamatan penulis pihak BMT hanya memberitahu jenis dan harganya tanpa melampirkan jumlah per item sembako dalam akad seperti yang tertera di brosur SEMBAKO. c) Simpanan sembako diperuntukan untuk perorangan. d) Jika terjadi perbedaan saldo maka yang akan digunakan adalah catatan pada BMT An-Najah. Bedasarkan informasi dari BMT An-Najah untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan dari pihak anggota SEMBAKO. e) Akad dapat dibatalkan secara sepihak oleh BMT An-Najah bila tidak aktif selama 6 kali setoran. Sedang dananya akan di berikan 3 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah Wiradesa pada Tanggal 11 September 2014 pukul WIB. 4 Dari Modul BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan.

4 62 pada saat pembagian barang dengan dipotong biaya administrasi. Menurut bapak Prihatmanto praktisi BMT An-Najah walaupun tertulis ketentuan seperti itu sering diabaikan, karena dalam praktiknya anggota SEMBAKO yang tidak menyetor lebih dari 6 kali setoran akan tetapi dikemudian hari bisa menutup sebelum jatuh tempo pembayaran, masih bisa untuk ikut sebagai anggota. 5 2) Penyetoran pembagian barang a) Jumlah setoran sebesar Rp perminggu selama 40 minggu. Walaupun tertulis setoran Rp perminggu namun banyak anggota yang tidak rutin dalam pengumpulan uang seminggu sekali. b) Setoran dilakukan pada hari jumat pada jam kerja. Pada praktinya tidak selalu hari jumat tergantung anggota pada saat mempunyai uang. c) Pembagian barang dilakukan pada tanggal Ramadhan dengan membawa bukti pelunasan sembako An-Najah. Praktiknya sesuai dengan peraturan karena memang diperuntukan persediaan Lebaran. Dalam mekanisme jual beli produk SEMBAKO, pihak BMT melakukan promosi ke berbagai kalangan masyarakat khususnya yang berada di kabupaten Pekalongan dan sekitarnya, karena mengingat lokasi 5 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah Wiradesa pada Tanggal 11 September 2014 pukul WIB.

5 63 BMT An-Najah yang berada di kabupaten Pekalongan. Promosi hanya berlangsung selama 2 bulan setelah hari raya Idul Fitri. Setelah terkumpul nasabah selama 2 bulan masa promosi, pendaftaran untuk menjadi nasabah produk SEMBAKO ditutup. 6 Salah satu cara promosi produk SEMBAKO di BMT An-Najah yakni mendatangi nasabah secara langsung dipasar Wiradesa Pekalongan seperti kunjungan ke Ibu Toya dan Paeroh dipasar Wiroto Wiradesa Pekalongan. Selain dipasar pihak BMT juga melakukan promosi secara door to door ke rumah nasabah. 7 Adanya promosi yang dilakukan oleh pihak BMT tersebut, BMT mendapatkan nasabah cukup banyak. Hal tersebut terbukti dengan jumlah nasabah SEMBAKO yang semakin tahun semakin banyak, seperti tahun 2015 ini mencapai 2356 orang. 6 Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku manager Bisnis pada tanggal 1 September 2014,pukul WIB. 7 Ibid.

6 64 Berikut jumlah nasabah SEMBAKO dari tahun 2008 sampai Tabel No Tahun Jumlah Nasabah Jumlah setoran Sumber : Data nasabah SEMBAKO per tahun dari BMT An-Najah Produk SEMBAKO yang masih berjalan pada tahun 2015 ini adalah simpanan dalam bentuk setoran tunai sebesarrp Dimana setoran tersebut harus dibayar oleh nasabah dengan cara mengangsur sebesar Rp per minggu yang disetor selama 40 minggu.simpanan tersebut nantinya akan ditukarkan dengan paket sembako,dimana sembako` tersebut akan diserahkan 1 minggu sebelum lebaran ketika nasabah telah melunasi setorannya selama 40 minggu. 8 Berdasarkan catatan dari BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag. Pemasaran pada Tanggal 24 April 2015 pukul WIB.

7 65 Jika ada nasabah atau anggota SEMBAKO yang memberikan sejumlah uang secara tunai sebesar Rp diawal tanpa mengangsur, BMT An-Najah juga siap untuk menerimanya. 9 Simpanan SEMBAKO tidak boleh diambil kapanpun dalam bentuk tunai karena simpanan tersebut memang telah dikhususkan untuk ditukarkan dengan sembako. Sembako tersebut baru boleh diambil ketika sudah 8 bulan atau 40 minggu ketika nasabah sudah melunasi setoran sesuai kesepakatan.berikut proses pembukaan dan penutupan rekening. 1. Proses Pembukaan Rekening 10 Cara pembukaan rekening sebagai nasabah SEMBAKO di BMT An- Najah yaitu : a) Mengisi formulir pendaftaran SEMBAKO dan pedaftaran anggota (jika belum menjadi anggota di BMT An-Najah) b) Menyerahkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM) yang masih berlaku atau masih sah c) Menyerahkan setoran awal sebesar Rp Proses Penutupan Rekening 11 Cara penutupan rekening sebagai nasabah SEMBAKO di BMT An- Najah yaitu : a) Rekening hanya bisa ditutup setelah akhir periode (8 bulan atau 40 minggu) 9 Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku manager Bisnis pada tanggal 1 September 2014,pukul WIB. 10 Ibid. 11 Ibid.

8 66 b) Jika anggota atau nasabah tidak menyetor selama 6 kali berturutturut maka secara otomatis keikutsertaan nasabah dalam produk SEMBAKO akan terdelete. Dan uang yang sudah masuk ke rekening An-Najah akan diserahkan pada akhir periode (8 bulan atau 40 minggu) serta potong biaya administrasi. B. Penerapan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.06/DSN- MUI/IV/2000Tentang Jual Beli Akad Istishna Pada Produk SEMBAKO Di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan. Jual beli sembako memang sudah biasa dilakukan oleh setiap orang dalam keseharian. Apalagi menjelang hari-hari spesial, seperti menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Sehubungan hal tersebut, ada produk simpanan yang ditawarkan di BMT An-Najah, yaitu SEMBAKO yang menggunakan akad Istishna. Akad Istishna menurut Bapak Prihatmanto salah satu manager BMT An-Najah adalah akad jual beli dengan cara pemesanan, dimana pihak BMT sebagai penjual menyediakan barang pesanan untuk nasabah dan pembayaran bisa dilakukan diawal maupun secara mengangsur dan setelah lunas baru barang pesanan bisa diambil. 12 Penerapan produk SEMBAKO di BMT An-Najah yakni BMT sebagai penjual telah menyiapkan 1 paket sembako yang berisi beberapa jenis barang yang nantinya akan diserahkan kepada anggota SEMBAKO yang telah mendaftar dan melunasi pembayarannya. Dalam hal pengadaan 12 Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah pada Tanggal 11 September 2014 Pukul WIB.

9 67 sembako, pihak BMT bekerjasama dengan Biro Swalayan. Dua bulan sebelum penyerahan sembako kepada nasabah,pihak BMT melakukan pemesanan kepada Biro Swalayan mengenai sembako tersebut. 13 Mengingat BMT belum bisa untuk menyediakan sembako sendiri. Para anggota SEMBAKO tidak bisa memilih sembako yang diinginkan sesuai selera, hanya terpaku pada barang yang telah disiapkan oleh pihak BMT yang telah dibungkus dalam 1 paket. Maka semua anggota SEMBAKO akan mendapat barang dengan jenis, jumlah, ukuran dan harga yang sama. Karena menurut pihak BMT jika setiap anggota SEMBAKO diberikan hak memilih sembako sesuai selera maka bisa berbeda jenis, ukuran bahkan beragam merk produk yang diinginkan. Hal tersebut tentunya akan memberatkan pihak BMT karena jumlah anggota SEMBAKO yang mencapai lebih dari orang. Nasabah SEMBAKO memang mencapai ribuan orang, namun ada ratusan nasabah yang gugur menjadi anggota SEMBAKO pada tahun ini. Berikut daftar jumlah nasabah yang tidak melanjutkan sampai akhir: Tabel Tahun Nasabah awal Nasabah yang gugur Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan pada Tanggal 20 Mei 2015 Pukul WIB. 14 Berdasarkan catatan BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 22 April 2015 pukul WIB.

10 Sumber : Data nasabah SEMBAKO per tahun dari BMT An-Najah Berdasarkan tabel diatas, nasabah yang gugur disebabkan karena ketidakmampuan nasabah dalam membayar setoran selama seminggu sekali. Bahkan nasabah belum melunasi pembayarannya selama 6 kali setoran. Sehingga secara otomatis akad dibatalkan secara sepihak oleh BMT An-Najah. Hal tersebut dikarenakan mayoritas nasabah adalah golongan menengah kebawah yang terkadang sulit untuk membayar setoran. 15 Produk SEMBAKO pada BMT An-Najah ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam pembelian sembako lebih awal menjelang Lebaran. Penerapan produk SEMBAKO pada BMT An-Najah mengacu pada peraturan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.06/DSN-MUI/IV/2000 akan tetapi pihak BMT mengkombinasikannya dengan peraturan baku yang dibuat sendiri oleh pihak BMT An-Najah. 15 Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan ibu Eka Yuningsih Saputri,SE selaku Kabag. pemasaran ARDAKO pada tanggal 22 April, pukul WIB.

11 69 Sebagai lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah tentunya BMT An-Najah menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam sesuai perintah dan larangan syariah. Sehingga dalam operasionalnya BMT di awasi oleh DPS yang melakukan pengawasan terhadap ketaatan BMT pada prinsip syariah. Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha BMT agar sesuai dengan ketentuan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. DSN memiliki kewenangan untuk menetapkan fatwa tentang produk dan jasa dalam kegiatan usaha BMT yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Berikut penerapan jual beli sembako akad istishna pada produk SEMBAKO di BMT An-Najah Wiradesamenurut Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.06/DSN-MUI/IV/2000. Pertama : Mengenai Ketentuan Pembayaran 1) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang atau manfaat.di BMT An-Najah alat bayar yang digunakan dalam produk SEMBAKO yaitu uang. Pada tahun 2008 sebesar Rp , tahun sebesar Rp , tahun sebesar Rp , tahun sebesar Rp dan tahun 2015 ini sebesar Rp /anggota untuk 1 paket sembako tersebut. 16 2) Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan. Berdasarkan penelitian pembayaran sembako menurut peraturan dan kesepakatan di BMT An- 16 Berdasarkan catatan BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 22 April 2015 pukul WIB.

12 70 Najah yaitu dilakukan secara angsuran selama 40 minggu dari mulai pendaftaran. Pada tahun 2008 sebesar Rp.5000/minggu, tahun sebesar Rp.6000/minggu, tahun sebesar Rp.7000/minggu, tahun sebesar Rp.8000/minggu dan hingga 2015 ini sebesar Rp /minggu. Pembayaran dapat dibayar secara tunai diawal akad sebesar pembayaran perminggu dikalikan 40 minggu. 17 3) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang. Di BMT An-Najah produk SEMBAKO pembayaran tidak dengan pembebasan hutang yang terkait. Selama ini belum pernah dilakukan pembayaran dalam bentuk pembebasan hutang terhadap akad tersebut. Kedua : Ketentuan Mengenai Barang 1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. Dalam produk SEMBAKO ciri-cirinya berupa sembako untuk memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat diakui sebagai hutang karena berupa sembako yang pembayaranya diangsur diawal dan barang akan diserakan setelah setoran lunas sesuai kesepakatan.berikut daftar sembako yang diserahkan kepada nasabah SEMBAKO: 17 Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 20 April 2015 pukul WIB.

13 71 Tabel Tahun Daftar Barang 2008 Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti Kaleng, Gula, Daging/Uang, Emping, Sarung Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang,emping, kue kering, souvenir 2010 Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, souvenir 2011 Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang,emping, kue kering, souvenir Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, kue kering, souvenir 2013 Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, susu kaleng, permen, kue kering, souvenir 2014 Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, kue kering, souvenir 2015 Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang,susu kaleng, permen,souvenir Sumber : Data dari BMT An-Najah mengenai daftar sembako yang ditawarkan per tahun 18 Berdasarkan catatan BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 24 April 2015 pukul WIB.

14 72 Karena menurut pihak BMT, sembako yang didapat akan disesuaikan dengan harga jenis barangnya, seperti tabel diatas. Jika pada saat pembelian terjadi kenaikan harga maka akan disesuaikan, bila masih tersisa uang akan dibelikan sesuatu yang sekiranya mencukupi atau dikembalikan dalam bentuk uang. 2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. Berdasarkan informasi dari anggota SEMBAKO, sebagian dari mereka tidak mengetahui barang yang nantinya akan didapat. Mereka sekedar mengetahuinya berupa sembako. Pihak BMT hanya memberikan daftar checklist barang yang didapat pada saat penyerahan sembako. 19 Namun berdasarkan pengamatan peneliti, mayoritas anggota sebetulnya sudah diberitahu pihak BMT sembako yang akan didapat dan telah tertera di brosur, hanya jumlah serta merk sembako tersebut belum tercantum. Hal itu dikarenakan harga sembako pada saat menjelang lebaran tidak menentu, agar menghindari kesalahpahaman ketika penyerahan sembako, maka pihak BMT tidak mencantumkan ataupun memberi kepastian mengenai jumlah dan merknya. 3) Penyerahanya dilakukan kemudian. Di BMT An-Najah barang pesanan tersebut akan diserahkan, ketika anggota sudah melunasi pembayaran. Kemudian barang dapat diambil mejelang hari lebaran yaitu pada tanggal Ramadhan menurut perjanjian awal. Jika diserahkan mepet menjelang lebaran pihak BMT takut kualahan dalam melayani 19 Ibid.

15 73 ribuan nasabah SEMBAKO, karena mengingat banyak produk yang harus diselesaikan dengan nasabah selain produk SEMBAKO. 20 4) Waktu dan tempat peyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sembako akan diserahkan mejelang hari lebaran yaitu pada tanggal Ramadhan, menurut wawancara tempat penyerahan barang sembako bisa diambil di kantor BMT An-Najah atau bisa diantar langsung ke rumah anggota. Jadi nasabah diberikan keleluasaan dalam memilih pengambilan barang pesanan yang berupa sembako tanpa ada biaya tambahan jika barang tersebut diantar langsung ke rumah anggota. 21 5) Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. Selama ini belum ada anggota yang menjual sembako tersebut sebelum didapat. Karena menurut anggota SEMBAKO sembako yang nantinya didapat untuk persediaan lebaran sendiri. 6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan. Apabila ada anggota yang mau menukarkan barang sembako yang telah didapat padahal barang tersebut sudah sesuai dengan daftar checklist sembako, maka pihak BMT tidak akan melayani. Pihak BMT hanya akan melayani nasabah yang barang pesanannya memang kurang sesuai dengan daftar checklist. 20 Berdasarkan peraturan dari BMT An-Najah Wiradesa yang tertera di buku catatan nasabah. Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 22 April 2015 pukul WIB.

16 74 Hal tersebut pernah dialami oleh beberapa anggota pada saat penyerahan sembako. Pada saat itu sembako yang anggota terima jumlahnya kurang sesuai dengan daftar checklist yaitu tidak ada roti atau syrup yang seharusnya ada. 7) Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.dari hasil wawancara menurut bapak Prihatmanto belum ada nasabah yang pernah membatalkan akad, hanya karena barang tidak sesuai dengan kesepakatan. Karena dalam penyerahan barang pesanan apabila tidak sesuai, pihak BMT langsung menggantinya dengan barang yang sesuai. Ketiga :Ketentuan Lain 1) Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.pada prakteknya sudah sesuai kesepakatan yaitu barang berupa sembako yang telah ditentukan dalam 1 paket. Sehingga nasabah yang telah mendaftar tidak boleh membatalkan akad tanpa ada suatu alasan yang masuk akal. Jika nasabah membatalkan akad atau tidak melunasi hingga akhir maka dikenakan denda administrasi. 22 2) Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli istishna.jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi 22 Berdasarkan keterangan di buku setoran nasabah ARDAKO.

17 75 Syari ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.selama ini belum ada perselisihan mengenai produk SEMBAKO yang penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari ah. karena masalah yang terjadi masih bisa diselesaikan secara baik-baik dan bisa teratasi. 23 Berdasarkan peraturan diatas, ada beberapa masalah yang pernah dihadapi oleh pihak BMT, Berikut permasalahannya: 1) Setelah sembako diterima oleh anggota, beberapa anggota kurang menyukai beberapa jenis sembako yang diberikan. Seperti roti, syrup, kecap, krupuk kerena rasa dan merknya yang kurang sesuai. 24 Karena memang dari awal anggota SEMBAKO hanya mengetahui jenis sembako yang akan didapat. Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, alasan BMT tidak memberitahu sembako yang diberikan karena nasabah SEMBAKO mayoritas sudah mengetahui sembako yang akan didapat. Sebab nasabah SEMBAKO telah menjadi nasabah selama 2 tahun, 4 tahun bahkan sejak diadakannya produk SEMBAKO tersebut. 25 2) Ketika penyerahan barang sembako. Ada beberapa nasabah yang komplain karena barang sembako yang diterima kurang sesuai dengan checklist daftar sembako yang diberikan. Hal tersebut terjadi kerena 23 Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis pada tanggal 11 September 2014, pukul WIB. 24 Berdasarkan wawancara di Pasar Wiroto dengan beberapa nasabah ARDAKO Ibu Toya, Sumiyati, dan paeroh. Pada tanggal 22 April 2015, pukul WIB. 25 Berdasarkan wawancara dengan nasabah ARDAKO Ibu Paeroh di Pasar Wiroto Wiradesa Pekalongan Tanggal 22 April Pukul WIB.

18 76 pihak BMT kurang memperhatikan barang pesanan, kerena jumlah nasabah yang begitu banyak dan karyawan yang kurang teliti untuk mengecek kembali barang yang didapat dari Biro Swalayan. Ketika nasabah komplain mengenai hal tersebut, maka pihak BMT pun langsung menangani dengan mengganti atau menambah sembako tersebut agar sesuai dengan checklist yang diberikan. Sejak terjadinya permasalahan tersebut, sekarang pihak BMT lebih mengatisipasinya dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Untuk masalah mengenai kurangnya kesesuaian antara barang pesanan dengan barang yang diserahkan, pihak BMT langsung menanganinya dengan cara menukarkan barang tersebut ke Biro Swalayan dan menggantinya agar sesuai dengan daftar checklist yang diberikan kemudian langsung memberikan kepada nasabah. 26 2) Dan mengenai kurang sesuainya beberapa jenis sembako yang diberikan itu adalah selera masing-masing anggota menurut pihak BMT. Karena pihak BMT memberikan jenis sembako tersebut telah disesuaikan dengan bugget dana yang diterima. Tahun 2015 ini BMT akan memberikan pelayanan bagi anggota yang komplain mengenai beberapa jenis sembako agar sesuai dengan permintaan anggota. misalnya roti bermerk Kong Guan, sirup Fress bukan ABC. 26 Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah pada Tanggal 11 September 2014 Pukul WIB.

19 77 Berikut checklist kesesuaian antara peraturan produk SEMBAKO yang dibuat oleh BMT An-Najah dengan fatwa DSN No.06/DSN- MUI/IV/2000 Tentang jual beli akad Istishna. Tabel 4.3 No Syarat dan Ketentuan jual beli istishna Sesuai Tidak menurut fatwa DSN No.06/DSN- Sesuai MUI/IV/ Alat bayar harus diketahui jumlah dan V - bentuknya, baik berupa uang, barang atau manfaat. 2 Pembayaran dilakukan sesuai V - kesepakatan. 3 Pembayaran tidak boleh dalam bentuk V - pembebasan hutang. 4 Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui V - sebagai hutang. 5 Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. - V 6 Waktu dan tempat peyerahan barang V - harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. 7 Pembeli tidak boleh menjual barang V -

20 78 sebelum menerimanya. 8 Tidak boleh menukar barang, kecuali V - dengan barang sejenis sesuai kesepakatan 9 Dalam hal terdapat cacat atau barang V - tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. 10 Dalam hal pesanan sudah dikerjakan V - sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat. 11 Semua ketentuan dalam jual beli salam V - yang tidak disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli istishna. 12 Jika salah satu pihak tidak menunaikan V - kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrasi syari ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

21 79 Berdasarkan checklist diatas dapat dilihat bahwa syarat ketentuan Fatwa DSN No.06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang jual beli akad Istishna pada penerapan SEMBAKO di BMT An-Najah ada yang tidak dijalankan sesuai dengan peraturan, yakni ketentuan mengenai barang harus dijelaskan spesifikasinya. Hal tersebut dibuktikan adanya brosur yang dibuat oleh pihak BMT mengenai produk SEMBAKO hanya menjelaskan jenis dan harga sembako yang akan diterima tanpa jumlah serta merk yang jelas. Karena menurut pihak BMT belum bisa memberikan kepastian, agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika penyerahan sembako kurang sesuai dengan jumlah maupun merk sembako yang ditawarkan diawal akad. 27 Karena harga sembako menjelang lebaran menurut pihak BMT tidak menentu. Harga sembako akan mempengaruhi jumlah dan merk yang akan dibeli, BMT harus menyesuaikan uang anggota SEMBAKO seperti tahun 2015 ini yakni sebesar Rp Dalam jual beli sembako ini, pihak BMT membelanjakan uang anggota sebesar Rp semuanya tanpa menyisikan uangnya untuk BMT. Jadi BMT tidak mengambil margin dari jual beli sembako tersebut. Namun margin yang didapat BMT yakni dengan memutarkan uang tersebut sebelum dibelanjakan untuk pembiayaan dan bagi hasilnya yang di dapat BMT untuk membiayai operasional seperti sewa gudang penempatan sembako sebelum dibagi ke 27 Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dengan Bapak Ir.Ahamad Musa selaku Dewan Pengawas Syariah, Tanggal 10 Agustus 2015 pukul WIB.

22 80 nasabah, biaya tranpotasi, biaya packing, gaji karyawan dan lain sebagainya. 28 Setiap keuntungan yang diperoleh pihak BMT, akan dibagikan pula kepada anggota SEMBAKO sebagai hibah atau bonus. Bonus yang diberikan BMT pada tahun 2015 ini sebesar 1,25% atau Rp setiap anggota SEMBAKO dari total simpanan RP tersebut. Uang tersebut tidak diberikan secara tunai namun dalam bentuk 1 sovenir berupa mangkuk senilai Rp Ibid. 29 Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan pada Tanggal 20 Mei 2015 Pukul WIB.

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: TRANSAKSI SALAM Fakultas FEB AFRIZON Program Studi www.mercubuana.ac.id DEFINISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 103 SALAM adalah akad jual beli muslam fiih

Lebih terperinci

BAB III KELEMBAGAAN. A. Sejarah Berdirinya BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan sesuai laporan keputusan RAT berganti nama menjadi KOPSYAH

BAB III KELEMBAGAAN. A. Sejarah Berdirinya BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan sesuai laporan keputusan RAT berganti nama menjadi KOPSYAH BAB III KELEMBAGAAN A. Sejarah Berdirinya BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan Pada tahap awal pendirian tanggal 4 agustus 1994, KJKS BMT An- Najah bernama KPERMA (koperasi remaja masjid), kemudian pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN 71 BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN A. Kebijakan Besar Potongan Pelunasan Dalam Pembiayaan Murabahah Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. 1 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO A. Aplikasi Akad Mura>bah}ah pada Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Larangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000 Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang 1. Pengertian Pembiayaan produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam BAB V PEMBAHASAN Pengamatan dan observasi / temuan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Bahjah Tulungagung. Temuan

Lebih terperinci

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. FATWA DSN MUI Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro Pertama: Giro ada dua jenis: 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Giro yang dibenarkan secara

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN IDUL FITRI DI KJKS SUBAH BATANG. A. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Simpanan Idul Fitri di KJKS Mitra

BAB 1V ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN IDUL FITRI DI KJKS SUBAH BATANG. A. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Simpanan Idul Fitri di KJKS Mitra BAB 1V ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN IDUL FITRI DI KJKS SUBAH BATANG A. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Simpanan Idul Fitri di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang Persiapan awal semua karyawan di Di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah. Dalam suatu pembiayaan memang mengandung resiko, meskipun BMT Citra Keuangan

Lebih terperinci

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA A. Perbankan Syari ah Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda

Lebih terperinci

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM Manusia lahir sebagai makhluk sosial, didalam memenuhi kebutuhannya seringkali harus berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan antara satu manusia dengan manusia

Lebih terperinci

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat (SMS) Di UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan produk Simpanan Mitra Sahabat (SMS) merupakan salah satu produk unggulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). 78 BAB IV Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). A. Analisa Aplikasi Penentuan Margin Dalam Pembiayaan Mud}a>rabah Mikro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama baitul maal wat tamwil (BMT). 1 BMT merupakan usaha. Dalam opersionalnya BMT (baitul maal wat tamwil) memilki 2 fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama baitul maal wat tamwil (BMT). 1 BMT merupakan usaha. Dalam opersionalnya BMT (baitul maal wat tamwil) memilki 2 fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah merupakan sebuah realitas yang berkembang di Indonesia. Sejak awal 1992, Sebelum bank muamalat berdiri sudah mulai dikenal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN 65 BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN BERDASARKAN FATWA DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 Prosedur Penyelesaian Sengketa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 7: Akuntansi Akad Istishna Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah 63 BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah Cabang Ponolawen Pegadaian Syariah Cabang Ponolawen

Lebih terperinci

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan BAB IV ANALISIS FATWA MUI NO.04/DSN-MUI/IV/2000 DAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.7/46/PBI/2005 TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA MURA>BAH}AH BIL WAKA>LAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. WOM FINANCE SYARIAH WELERI. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah di PT. Wahana

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. WOM FINANCE SYARIAH WELERI. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah di PT. Wahana 52 BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. WOM FINANCE SYARIAH WELERI A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah di PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance Syariah Weleri Berdasarkan uraian

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Simpanan Qurban di BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Simpanan Qurban di BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Simpanan Qurban di BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba Simpanan qurban yang diterapkan BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba tidak berbeda dengan jenis simpanan qurban

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Penerapan Akad Mudharabah pada Tabungan / Simpanan SHaRi Di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang terdapat produk penghimpunan dana yang menggunakan akad mudharabah muthlaqah,

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PRODUK SIDIK AMAL DAN SIMWAPRES DI BMT YA UMMI MAS 1. Kekurangan dan Kelebihan dari Produk Tabungan Pendidikan Sidik Amal

BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PRODUK SIDIK AMAL DAN SIMWAPRES DI BMT YA UMMI MAS 1. Kekurangan dan Kelebihan dari Produk Tabungan Pendidikan Sidik Amal BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PRODUK SIDIK AMAL DAN SIMWAPRES DI BMT YA UMMI MAS 1. Kekurangan dan Kelebihan dari Produk Tabungan Pendidikan Sidik Amal dan Simwapres di BMT Yaummi Mas Cabang Puri. a. Tabungan

Lebih terperinci

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lembaga keuangan syariah (LKS), khususnya perbankan syariah, bai al-murābaḥah diterapkan sebagai produk pembiayaan untuk membiayai pembelian barang-barang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan

Lebih terperinci

AKUNTANSI ISTISHNA. Materi: 9. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI ISTISHNA. Materi: 9. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 9 AKUNTANSI ISTISHNA Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah Produk Talangan Haji Perbankan Syariah Dr. Setiawan Budi Utomo Seminar Sehari Kebijakan Penyelenggaraan Haji Oleh Pemerintah dan Masalah Dana Talangan Haji Pada Perbankan Syariah Majelis Tarjih dan Tajdid

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.404, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Penerbitan Efek Syariah. Akad. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5822) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag

Lebih terperinci

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa No. 70, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. KEUANGAN. Pengelolaan. Pendapatan. Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

AKAD PEMBIAYAAN JUAL-BELI PPUM Investasi DAN PENGAKUAN HUTANG Nomor : AKAD/005/7104/PPUM-INV/03-17/03-20

AKAD PEMBIAYAAN JUAL-BELI PPUM Investasi DAN PENGAKUAN HUTANG Nomor : AKAD/005/7104/PPUM-INV/03-17/03-20 AKAD PEMBIAYAAN JUAL-BELI PPUM Investasi DAN PENGAKUAN HUTANG Nomor : AKAD/005/7104/PPUM-INV/03-17/03-20 Pada hari ini Senin tanggal 14 (empat belas) Bulan 03 (Maret) Tahun 2017 ( Dua ribu tujuh belas),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Penghimpunan Dana dalam Upaya Meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Penghimpunan Dana dalam Upaya Meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi Penghimpunan Dana dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah Produk Sitabel di BMT Minna Lana Pekalongan BMT mempunyai kedudukan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Strategi Promosi Pada Produk SIM A (Simpanan Anak-Anak) di BMT. Dalam memasarkan produk-produknya BMT CKS Comal mengikuti

BAB IV PEMBAHASAN. A. Strategi Promosi Pada Produk SIM A (Simpanan Anak-Anak) di BMT. Dalam memasarkan produk-produknya BMT CKS Comal mengikuti BAB IV PEMBAHASAN A. Strategi Promosi Pada Produk SIM A (Simpanan Anak-Anak) di BMT Citra Keuangan Syariah Comal Dalam memasarkan produk-produknya BMT CKS Comal mengikuti teori-teori promosi yang ada.

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Akad Murabahah Pada Pembiayaan Produk Mulia Pegadaian Syariah cabang Pekalongan sebagai lembaga

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI 22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT A. Profil KJKS Maslahat Ummat Semarang 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat Tujuan awal didirikannya Koperasi

Lebih terperinci

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga 2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun ) BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah Di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran Kantor Cabang Gunungpati II Ada dua akad yang digunakan dalam produk pembiayaan di KSPPS BMT Al Hikmah kantor cabang Gunungpati

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, pada masa ini masyarakat Indonesia telah sadar betapa pentingnya syariat islam dalam mengatur setiap kegiatan manusia tanpa

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL 57 BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL A. Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada Simpanan Berjangka (Deposito)

Lebih terperinci

AKAD/PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

AKAD/PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH Halaman 1/15 Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang bertanda tangan dibawah ini: PERJANJIAN ANTARA PT DANA SYARIAH INDONESIA DAN Nomor. I. PT Dana Syariah Indonesia, berkedudukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Pembiayaan Modal Kerja di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Sayung 1. Persyaratan Permohonan Pembiayaan Mudharabah 1 a. Jujur

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN AKAD AL-ISTISHNA DENGAN AL-WAKALAH BERPOTENSI MENIMBULKAN RIBA TERSELUBUNG. Oleh Drs. Herman Supriyadi

PENGGABUNGAN AKAD AL-ISTISHNA DENGAN AL-WAKALAH BERPOTENSI MENIMBULKAN RIBA TERSELUBUNG. Oleh Drs. Herman Supriyadi PENGGABUNGAN AKAD AL-ISTISHNA DENGAN AL-WAKALAH Pendahuluan BERPOTENSI MENIMBULKAN RIBA TERSELUBUNG. Oleh Drs. Herman Supriyadi (Wakil Ketua Pengadilan Agama Sarolangun - PTA Jambi) Selain dikenal sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS) BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS) A. Analisis Konsep Pembiayaan Emas dengan Akad Murabahah di BNI Syariah Cabang Pekalongan Dengan latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL 1. Analisis Praktek Jual Beli Hasil Bumi Dengan Sistem Panjar Di Desa Jenarsari Gemuh Kendal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN A. Analisis Penanganan Pembiayaan Bermasalah di KJKS Madani Kota

Lebih terperinci

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENYITAAN BARANG JAMINAN PADA PEMBIAYAAN MURA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Bahjah Tulungagung Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Tabungan SHaRi 1. Pengertian Tabungan SHaRi Menurut Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, tabungan dalah simpanan berdasarkan wadi ah/atau investasi

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG A. Prosedur Produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ulak Karang

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS

PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS Antara Penanam Modal BFC Wikusama Dengan Putra Anggara PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS Antara Penanam Modal BFC-Wikusama

Lebih terperinci

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk Simpanan SAHARA di BMT El Amanah Kendal 1. Mekanisme Pembukan Rekening Simpanan SAHARA

BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk Simpanan SAHARA di BMT El Amanah Kendal 1. Mekanisme Pembukan Rekening Simpanan SAHARA BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk Simpanan SAHARA di BMT El Amanah Kendal Mekanisme produk simpanan SAHARA yang akan dibahas penulis yaitu meliputi: pembukaan rekening, penyetoran, pengambilan atau

Lebih terperinci

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH PEMBIAYAAN AKAD MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Aplikasi Pengambilan Nisbah Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisa Hukum Islam tentang Aplikasi Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond) di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah sebagai Produk Tabungan Rencana Pada Bank Mega Syariah Cabang Semarang Salah satu produk yang dikembangkan di Bank Mega Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang BAB IV ANALISIS 4.1. Contoh Study Kasus Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang seharga Rp. 16.000.000,00. Tetapi

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Giro Wadi ah di BNI Syariah Cabang Pekalongan Prinsip syariah merupakan dasar peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN A. Mekanisme Produk Pembiayaan Pensiun Produk pembiayaan pensiun di Bank Mandiri Syariah KC Ngaliyan termasuk dalam pembiayaan consumer. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS. 1 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS. Akad Ar-Rahn yang diterapkan dalam perbankan syari ah atau lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan mengintegrasikan hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mudharabah di PT BPRS Puduarta Insani maka dapat diambil kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mudharabah di PT BPRS Puduarta Insani maka dapat diambil kesimpulan 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah peneliti mengadakan penelitian, penelaahan, dan pembahasan secukupnya terhadap hal mengenai sistem prosedur dan perlakuan akuntansi mudharabah di PT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}Arabah BMT Bina Ummat Sejahtera Mekanisme bagi hasil yang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran 32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan

Lebih terperinci

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Istishna' ED PSAK 4 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 4.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 4 AKUNTANSI ISTISHNA' Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE Bismillahhirrahmannirrohim Pada hari Tanggal Bulan Tahun di yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ike Hermin Cahyani Jabatan:

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 6: Akuntansi Akad Salam Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Dari kata As salaf : pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka. jual beli

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk Si Aqur (Simpanan Aqiqah /Qurban) di KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Genuk Simpanan Aqiqah /Qurban yang dilaksanakan BMT Bina Ummat Sejahtera Genuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM (Materi 2) Beberapa istilah tentang Modal Saham : 1. Modal Dasar / Otorisasi Modal Saham Jumlah lembar saham dan nilai nominalnya pada saat pendirian perusahaan, dan dicantumkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga Jumlah perbedaan proporsi pembiayaan murabahah dengan pembiayaan modal kerja usaha yang menggunakan prinsip mudharabah

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi Sentosa adalah bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan dan perlakuan akuntansi pada pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PENENTUAN SEGMEN PASAR PADA PRODUK SIMPANAN TABUNGAN HARI RAYA (SITARA) DI KSPPS MINNA LANA PEKALONGAN

BAB IV PENENTUAN SEGMEN PASAR PADA PRODUK SIMPANAN TABUNGAN HARI RAYA (SITARA) DI KSPPS MINNA LANA PEKALONGAN BAB IV PENENTUAN SEGMEN PASAR PADA PRODUK SIMPANAN TABUNGAN HARI RAYA (SITARA) DI KSPPS MINNA LANA PEKALONGAN KSPPS Minna Lana Pekalongan merupakan lembaga keuangan mikro dengan kegiatan utama menghimpun

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT BMT NU Sejahtera Mangkang Semarang didirikanpada tahun 2007 dengan akta notaries badan hukum sebagai koperasi NO.180.08 / 315 Yang di tetapkan pada

Lebih terperinci