THE ROLE OF EUROPEAN UNION TO HANDLING ECONOMIC CRISIS GREECE ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "THE ROLE OF EUROPEAN UNION TO HANDLING ECONOMIC CRISIS GREECE ( )"

Transkripsi

1 THE ROLE OF EUROPEAN UNION TO HANDLING ECONOMIC CRISIS GREECE ( ) HERDI HARJA K ABSTRACT Intention of this research is to know how the role of European Union to handling economic crisis Greece on So that the researcher tries to analyse of the goal, step, resistance, affect and the economic growth. Framework in this study are supported by the following theories: The role of the International Organization Theory, Foreign Aids, Economic Crisis, Regionalism and International Cooperation in International Relations The methods of this study research used descriptive qualitative analysis method, aiming to describe the facts relating to the problem under study. Most of the data collected through library research, online data retrieval, documentation, and interviews. The data has been analyzed by a theoretical approach to dealing with International Relations. The results showed that the EU has done its role as an international organization that focuses on economic crisis. EU is providing bailout to Greece areas experiencing economic crisis. To help the implementation throughout by agreement Greece Government with European Union of the economic crisis programs have been done by Greece Government. Even though in help assistance EU faced resistance to handling economic crisis Greece but at least Greece s economic has changed Keywords: EU, International Organizations, Bailout, Economic Crisis, Greece I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan bermunculannya organisasi-organisasi kerjasama antarnegara, terutama di tingkat regional, misalnya Uni Eropa atau European Union (EU) di Eropa, North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara, Association of South East Asian Nations (ASEAN) di Asia Tenggara, dan Mercado Comun del Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin. Kehadiran organisasi-organisasi tersebut tentunya memberi warna baru bagi Hubungan Internasional (HI), dimana dunia cenderung bergerak menuju pada suatu tatanan dunia baru yang dikuasai organisasi-organisasi regional dan negara-negara ada dalam satu kesatuan (integrasi). Sebagai akibatnya, batas-batas negara menjadi kabur identitas wilayah menjadi samar serta terjadi pengerucutan jumlah negara. Terbentuknya organisasi-organisasi regional tersebut semakin dibuat kompleks oleh adanya arus globalisasi (Luhulima, 2002:12). Dalam sejarah perjalanannya, Uni Eropa menjelma menjadi satu kekuatan baru yang tangguh dan disegani masyarakat internasional karena dianggap sebagai satu-satunya organisasi regional yang berhasil secara penuh mengintegrasikan anggota-anggotanya dalam satu wadah kebijakan bersama dan menjadi organisasi yang selalu dicermati kebijakannya, karena dapat dipastikan membawa dampak internasional dikarenakan kebijakan tersebut merupakan suara bersama yang ditaati oleh semua negara anggotanya. Kebijakan bersama Uni Eropa sangat terlihat pengaruhnya di bidang ekonomi, meskipun dalam beberapa kasus, keputusan-keputusan Uni Eropa masih memberikan pengecualian untuk tidak ditaati karena kondisi-kondisi khusus yang dialami negara anggota (Luhulima, 2002:18). Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah negara-negara Eropa untuk mencetak Eropa Baru yang lebih kuat di pentas ekonomi dan politik dunia. Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa Baru

2 yang terintegrasi dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) 6 triliun dollar. Eropa Baru ini bisa saja menandingi Amerika Serikat yang telah lebih dahulu dikenal sebagai negara superpower. Kekuatan baru ini akan bertambah besar jika Inggris, Denmark, Swedia, dan beberapa negara Zona Non Euro lainnya bergabung ke klub euro atau menggunakan mata uang euro ( 9/01/05/KL/mbm KL92730.id.html diakses 11 April 2014). Ketidakmampuan pemerintah Yunani mengatasi krisis ekonomi di dalam negerinya ini kemudian berimbas pada negara-negara lain di kawasan Eropa. Irlandia, Portugal, Spanyol, Italia, dan beberapa negara lain turut terkena dampak dari krisis Yunani ini. Efek domino ini dapat terjadi salah satunya diakibatkan oleh keterikatan negara-negara Eropa tersebut di dalam sistem Eurozone. Krisis ekonomi yang tidak kunjung selesai dan justru berdampak ke negara Eropa lainnya ini juga berimbas pada merosotnya pasar saham di beberapa negara di dunia. Hal ini kemudian menjadi isu global yang hangat diperbincangkan ( 21 April 2014). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan Masalah Mayor Berdasarkan latar belakang masalah diatas, untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pembahasan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Peranan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani? Rumusan Masalah Minor 1. Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani? 2. Kendala apa yang menjadi hambatanhambatan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani? 3. Bagaimana perkembangan ekonomi Yunani setelah mendapatkan bantuan dari Uni Eropa? Pembatasan Masalah Peneliti membatasi masalah penelitian dengan menitikberatkan pada Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani. Masa waktu yang telah dipilih mulai tahun 2009 yaitu ketika krisis dalam negeri Amerika Serikat menjadi Krisis Ekonomi Global pada tahun 2008, yang pada awal tahun 2009 krisis tersebut berdampak pada kawasan Eropa yang diawali dengan Yunani itu sendiri hingga 2013 sesuai dengan dimana para kreditur negara-negara anggota Uni Eropa memberikan bantuan pinjaman dana untuk memulihkan dan menstablikan kembali perekonomian Eurozone dan Yunani. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja Peranan yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani serta faktor dan hambatan apa saja yang dilalui oleh Uni Eropa dalam memberikan bantuan untuk menangani krisis dalam negeri Yunani serta kawasan di Eropa Tujuan Penelitian 1. Mengetahui langkah-langkah Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani 2. Hambatan-hambatan apa saja yang menjadi kendala Uni Eropa dalam mengatasi krisis di Yunani 3. Mengetahui Proses perkembangan krisis ekonomi di Yunani setelah mendapatkan bantuan dari Uni Eropa 1.4 Kegunaan Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menguji konsep-konsep yang dipergunakan dalam studi hubungan internasional dalam menjelaskan berbagai fenomena hubungan bilateral dan migrasi internasional, tidak hanya mengungkap fenomena mengenai hubungan internasional tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Organisasi Internasional sebagai inti konsep dari Penelitian yang berjudul Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau acuan bagi para penstudi lainnya yang ingin mengkaji mengenai Peranan sebuah organisasi internasional dalam suatu kawasan atau region terhadap suatu negara. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka

3 Dalam mendapatkan dan memperoleh pijakan dan referensi ilmiah untuk penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan referensi khusus dari keilmuan Hubungan Internasional, tetapi referensi dilihat juga dari bidang-bidang keilmuan lainnya. Peneliti menggunakan beberapa sumber dari hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama yaitu mengenai upaya Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi politik di Yunani. 2.2 Kerangka Pemikiran Hubungan Internasional Hubungan internasional yang pada dasarnya merupakan studi mengenai interaksi lintas batas Negara oleh state actor maupun non-state actor memiliki berbagai macam pengertian. Dalam buku Pengantar Ilmu Hubungan Internasional Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan Mochamad Yani. menyatakan bahwa: Studi tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batasbatas Negara. Terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu Negara yang menutup diri terhadap dunia luar (Perwita & Yani, 2005:3-4). Dalam usaha sebuah Negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional maupun internasional bisa diselesaikan bersama dengan kerjasama, dalam kerjasama ini terdapat kepentingan-kepentingan nasional yang bertemu dan tidak bisa dipenuhi di Negaranya sendiri. Menurut Muhadi Sugiono ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kerjasama internasional: 1. Negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik internasional melainkan hanya bagian dari jaringan interaksi politik, militer, ekonomi dan kultural bersamasama dengan aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil. 2. Kerjasama internasional tidak lagi sematamata ditentukan oleh kepentingan masingmasing Negara yang terlibat di dalamnya, melainkan juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya bisa mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari Negaranegara anggotanya, tetapi juga memiliki dan bisa memaksakan kepentingannya sendiri (Sugiono, 2006:6) Organisasi Internasional Ada beberapa macam penggolongan organisasi internasional. Suatu organisasi internasional dapat sekaligus menyandang lebih dari satu macam penggolongan, bergantung pada segi yang ditinjau dalam menggolongkannya. Secara terperinci penggolongan organisasi internasional ada bermacam-macam segi tinjauan berdasarkan delapan hal, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan Administrasi: organisasi internasional antar pemerintah 2. Ruang Lingkup (wilayah) Kegiatan dan Keanggotaan: organisasi internasional global dan organisasi internasional regional. 3. Bidang Kegiatan (operasional) Organisasi: bidang ekonomi, lingkungan hidup, pertambangan, komoditi (pertanian, industri) bidang bea cukai dan perdagangan internasional. 4. Tujuan dan Luas Bidang Kegiatan Organisasi: organisasi internasional umum dan organisasi internasional khusus. 5. Ruang Lingkup (wilayah) dan Bidang Kegiatan: global-umum dan global-khusus, regional-umum dan regional-khusus. 6. Menurut Taraf Kewenangan (kekuasaan): organisasi supranasional (supranational organization) dan organisasi kerjasama (cooperative organization) (Rudy, 2009:94-97) Peranan Organisasi Internasional Peranan organisasi internasional terbagi dalam 3 (tiga) kategori, adalah sebagai berikut : 1) Sebagai instrumen, yaitu organisasi internasional digunakan oleh negaranegara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar negerinya. 2) Sebagai arena, organisasi internasional merupakan tempat bertemu bagi anggotaanggotanya yang membahas dan membicarakan masalah masalah yang dihadapi. 3) Sebagai aktor independen. organisasi internasional dapat membuat keputusankeputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh

4 kekuasaan atau paksaan dari luar organisasi (Perwita & Yani, 2005:95) Kerjasama Internasional Secara umum, kerjasama internasioanal ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di kawasan tersebut. Adapun secara spesifik, kerjasama internasional tersebut ditujukan sebagai berikut : 1. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi di antara para negara anggota. 2. Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa, serta menciptakan suatu system perdagangan yang transparan dan mempermudah investasi. 3. Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijakan yang tepat dalam rangkas kerjasama ekonomi di antara para anggota. 4. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota dan menjembatani kesenjangan pembangunan ekonomi di antara para anggota (Tambunan, 2000:45) Bantuan Luar Negeri (Foreign Aid) Menurut Sukirno dalam Perwita dan Yani, bahwa bantuan luar negeri pada umumnya tidak ditujukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Setidaknya terdapat dua syarat aliran modal luar negeri yang merupakan bantuan luar negeri: 1. Aliran modal dari luar negeri tersebut bukan didorong untuk mencari keuntungan. 2. Aliran modal dari luar negeri tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan dari pada yang berlaku dalam pasar Internasional (Perwita & Yani, 2005:83) Regionalisme Fenomena globalisasi di satu sisi menjadikan dunia menjadi lebih kecil dan memungkinkan terjadinya penyatuan wilayah baik dalam arti geografi, ekonomi, politik dan budaya. Menurut Louis Cantori dan Steven Spiegel dalam Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, mendefinisikan : Kawasan adalah dua atau lebih negara yang saling berinteraksi dan memiliki kedekatan geografis, kesamaan etnis, bahasa, budaya, keterkaitan sosial, sejarah dan perasaan identitas yang seringkali meningkat disebabkan adanya aksi dan tindakan dari negara-negara di luar kawasan (Perwita & Yani, 2005:104) Ekonomi Politik Internasional Ekonomi politik internasional mulai menjadi kajian dalam studi Hubungan Internasional sejak tahun 1970-an. Dimana pada saat itu negara-negara di dunia sedang mengalami krisis minyak yang disebabkan oleh pemboikotan pasokan minyak bumi oleh negaranegara Arab. Hal tersebut menggoyahkan stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di dunia, hal ini menjadi awal timbulnya kesadaran kepada para pemegang otoritas pemerintahan akan pentingnya faktor ekonomi yang menentukan proses politik, begitupun juga sebaliknya. Sehingga eksistensi antara negara dan pasar keduanya tidak dapat dipisahkan Teori Krisis Ekonomi Tambunan (2011:4) membahas sejumlah tipe-tipe krisis ekonomi yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia. 1. Krisis Perbankan: Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah kesempatan kerja dan pendapatan yang menurun di subsektor keuangan. Pada fase kedua, krisis perbankan merembet ke perusahaan-perusahaan yang sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan-pembiayaan kegiatan produksi/bisnis mereka. 2. Krisis Nilai Tukar: Krisis ini terjadi jika sebuah mata uang mengalami perubahan/penurunan/depreseasi yang sangat besar dan berlangsung mendadak terhadap mata uang lain. III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Uni Eropa (UE) adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang dibentuk untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat hubungan antara negara-negara anggotanya. Kantor utamanya berada di Brussels, Belgia dan beranggotakan 28 negara padatahun Dalam buku Aelina Surya Hubungan Internasional di Kawasan Eropa

5 Antara Konflik, Kerjasama dan Integrasi, dijelaskan bagaimana proses integrasi yang telah dilalui oleh negara-negara di Eropa dalam menyatukan sebuah kepentingan nasional menjadi kepentingan bersama dalam sebuah organisasi di kawasan yang tak lain European Union (EU) yang dimana dalam buku ini dipaparkan bagaimana hambatan-hambatan yang harus dihadapi oleh Uni Eropa. Uni Eropa dibentuk pada 1 Nopember Namun Uni Eropa tidak terbentuk begitu saja, organisasi ini berasal dari sebuah organisasi European Coal and Steel Community (ECSC) Tahun 1950, Menteri Luar Negeri Perancis Robert Schumann atas saran dari Jean Monnet mengajukan sebuah ide untuk integrasi Perancis dan Jerman dalam industri baja dan batu bara dan mengundang negara lain untuk ikut bergabung Gambaran Umum Sistem Ekonomi Yunani Yunani (Greece) adalah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis yaitu sistem ekonomi yang pada hakikatnya segala aturan kehidupan masyarakat, termasuk di bidang ekonomi, tidaklah diambil dari agama tetapi sepenuhnya diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang memberikan manfaat. Dengan azas manfaat ini, yang baik adalah yang memberikan kemanfaatan material sebesarbesarnya kepada manusia dan yang buruk adalah yang sebaliknya. Sehingga kebahagiaan di dunia ini tidak lain adalah terpenuhinya segala kebutuhan yang bersifat materi, baik itu materi yang dapat diindera dan dirasakan (barang) maupun yang tidak dapat diindera tetapi dapat dirasakan (jasa) ( 0jurnal-krisis%20yunani diakses 21 April 2014) Krisis Ekonomi Yunani dan Dinamikanya Pada tahun 1999 saat Perjanjian Maastricht ditandatangani, Yunani dinyatakan belum memenuhi persyaratan fiskal yang diatur oleh convergence criteria (kriteria konvergensi) untuk bergabung dengan Eurozone (Zona Eropa). Akan tetapi, pada tahun 2001, Yunani dinyatakan sudah memenuhi semua persyaratan untuk bergabung dengan Eurozone (Zona Eropa) dan diizinkan untuk mengadopsi euro sebagai mata uang. Euro secara resmi digunakan sebagai mata uang Yunani pada tahun 2002 untuk menggantikan mata uang sebelumnya, yaitu drachma. Yunani pun menjadi negara ke-12 yang mengadopsi euro sebagai mata uang. Sebelum bergabung menjadi anggota Eurozone (Zona Eropa), Yunani menjadi salah satu negara anggota yang menunjukkan performa ekonomi yang buruk di regional Eropa Kronologi Perjalanan Krisis Ekonomi Yunani Tahun 1981 Yunani menjadi anggota Uni Eropa dan pada Januari 2002 Yunani resmi menjadi anggota zona Euro karena dianggap memenuhi persyaratan seperti defisit anggaran negaranya tidak di atas 3%, rasio utang tidak melebihi 60% dari PDB. Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam perjalanan perekonomiannya, ternyata defisit anggaran tidak pernah di bawah 3% seperti yang diharuskan otoritas Penyebab Krisis Ekonomi Yunani Penyebab utama terjadinya Krisis Ekonomi adalah akumulasi hutang yang menumpuk, sehingga menyebabkan pemerintah Yunani mengalami defisit dalam jumlah yang besar bahkan tidak sanggup melunasi hutangnya yang akan jatuh tempo beserta bunganya. Perekonomian Yunani sangat rentan karena beberapa faktor yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan. Pertama, karena ketidakseimbangan fiskal. Rasio hutang dan defisit terhadap jumlah PDB Yunani tertinggi jika dibandingkan dengan negara anggota Eurozone (Zona Eropa) yang lain. Kedua, dikarenakan besarnya anggaran belanja pemerintah. 1. Faktor Internal Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone (Zona Eropa) pemerintah Yunani sudah boros dalam hal anggaran. Setelah mengadopsi euro sebagai mata uang, pengeluaran publik justru semakin meningkat. Selain itu, Yunani lebih banyak melakukan impor daripada melakukan ekspor. Pengeluaran pemerintah Yunani merupakan salah satu pengeluaran terbesar jika dibandingkan dengan negara anggota Eurozone (Zona Eropa) yang lain. Akan tetapi, pengeluaran dalam jumlah yang besar tidak diiringi dengan pemasukan yang besar. Akibatnya, neraca anggaran Yunani selalu mengalami ketidakseimbangan. 2. Faktor Eksternal

6 Selain disebabkan oleh faktor-faktor internal yang ada di Yunani, Krisis Ekonomi yang terjadi juga disebabkan oleh beberapa faktor-faktor eksternal. Salah satunya adalah kondisi perekonomian global. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 memengaruhi seluruh perekonomian negara di dunia, tidak terkecuali Yunani. Dampak yang dapat dirasakan dari krisis finansial global adalah rendahnya tingkat aliran investasi akibat berkurangnya jumlah simpanan dan kurangnya kepercayaan investor Dampak-dampak Krisis Ekonomi Yunani Dampak dari krisis ekonomi Yunani telah mengakibatkan perekonomian Yunani mengalami penurunan baik dalam bidang impor, ekspor, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran serta meningkatnya Rasio utang PDB. Adapun penjelasan dari dampak-dampak krisis ekonomi terhadap perekonomian Yunani dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasio Utang terhadap PDB Rasio utang terhadap PDB Yunani terakhir dilaporkan berada pada level 157,20%. Dari tahun , rata-rata rasio utang Yunani terhadap PDB adalah 65,62%. Rekor tertinggi dalam sejarah Yunani mencapai 170,30% pada bulan Desember 2012 dan rekor terendah 112,90% pada bulan Desember Umumnya, rasio utang terhadap PDB digunakan oleh investor sebagai persentase untuk mengukur kemampuan Yunani melakukan pembayaran utangnya di masa yang akan datang, sehingga mempengaruhi besarnya pinjaman Yunani dan hasil obligasi. 2. Pertumbuhan Ekonomi Selain utang negaranya yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Yunani juga relatif rendah dimana dari tahun sebelum krisis hanya sekitar 4,2%, walaupun angka tersebut merupakan angka tertinggi di zona Euro sebagai hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut. Apalagi setelah diterpa krisis ekonomi yang berkepanjangan bisa dipastikan pertumbuhan ekonominya kurang dari angka tersebut. Sebagai akibatnya, pemerintah Yunani akan memecat 15 ribu pegawai negerinya dan memotong upah minimum hingga 20% dari 751 Euro menjadi 600 Euro yang tentunya akan semakin berakibat buruk pada tingkat pengangguran di Yunani yang telah mencapai 21%. 3. Ekspor Ekspor Yunani pada bulan Januari 2011 adalah senilai $ 1,539 juta. Komoditas ekspor utama Yunani adalah adalah buah, sayuran, minyak zaitun, tekstil, baja, aluminium, semen, dan berbagai jenis barang manufaktur seperti pakaian, makanan, minyak bumi olahan dan produk berbasis minyak bumi. Adapun negara yang menjadi mitra ekspor Yunani beserta nilai ekspornya pada tahun 2013 adalah Jerman (10,9%), Italia (10,9%), Inggris (10,9%), Cyprus (7,3%), Bulgaria (6,5%), Turki (5,4%), Belgium (5,1%), China (4,8%), Switzerland (4,5%), Polandia (4,2%). 4. Impor Impor Yunani pada bulan Januari 2011 adalah senilai senilai $ juta. Komoditas impor utama Yunani adalah barang-barang industri seperti mesin, bahan bakar, bahan kimia, barang modal, bahan makanan, dan minyak bumi. Mitra impor utama Yunani pada tahun 2013 adalah anggota Uni Eropa (Jerman 10,6%, Italia 9,9%, Belanda 5,3%, Perancis 4,9%, Austria 4,5%), Rusia 9,6% dan China 6,1%. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan nilai impor Yunani dari tahun awal 2014 dalam juta Euro/bulan: 5. Tingkat Pengangguran Pada Juli 2012, tingkat pengangguran di Yunani terakhir dilaporkan berada di angka 21,9%. Dari tahun , tingkat rata-rata pengangguran Yunani sebanyak 5,93%. Dalam sejarah Yunani, angka tertinggi mencapai angka 27,6% pada Juli 2013 dan rekor terendah 21,9% pada bulan Juli Metode Penelitian Desain Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah desain atau rancangan yang berisi rumusan tentang objek yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif analisis kualitatif. Merujuk pada permasalahan yang diangkat serta variabel yang tersedia, maka peneliti hanya melakukan analisa data berdasarkan data-data serta informasi yang dikeluarkan oleh Uni Eropa dan Pemerintah Yunani dan diimplementasikan

7 dengan teori-teori dalam kajian Hubungan Internasional Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif melalui pendekatan sistem, yang didukung oleh teknik pengumpulan data: Studi Kepustakaan, Penelusuran data online, Dokumentasi, dan Wawancara. Hal ini dikarenakan penelitian ini difokuskan pada peran suatu organisasi internasional dalam mengatasi permasalahan di Yunani dengan mengolah datadata yang diperoleh dari sumber yang relevan secara mendalam: a. Studi Kepustakaan, Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik kepustakaan dengan menelaah teori, opini, membaca buku, jurnal serta karya ilmiah yang relevan dengan masalah yang diteliti. b. Penelusuran Data Online, dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan data informasi berupa informasi data maupun teori, secepat dan semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. c. Metode Dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar mengenai Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani. d. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data atau fakta untuk memperoleh keterangan Teknik Penentuan Informan Teknik Analisa Data Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menganalisis data dengan menggunakan teknik reduksi data. Artinya, data-data yang diperoleh, baik melalui studi pustaka, penelusuran online dan wawancara, digunakan sesuai dengan keperluan penelitian berdasarkan dengan tujuan penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang digunakan berkorelasi dengan perumusan masalah yang telah dibuat. Penyajian Data, peneliti menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil meneliti dan wawancara atau dari sumber-sumber internet sesuai dengan kebutuhan. Penarikan kesimpulan, peneliti menarik kesimpulan dari beberapa data yang disajikan baik data primer atau sekunder yang didapatkan dari beberapa informan yakni Pihak Perwakilan Staff Uni Eropa dan pihak Perwakilan Pemerintah Yunani untuk Indonesia. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani Menilik masalah yang dihadapi Yunani seperti yang dijelaskan di BAB III mengenai Krisis Ekonomi yang terjadi di Yunani berhasil memunculkan spekulasi bahwa Yunani akan keluar dari keanggotaan Eurozone (Zona Eropa). Akan tetapi, Uni Eropa berhasil menepis spekulasi tersebut dan menyelamatkan Yunani melalui pemberian bailout (dana pinjaman) demi mempertahankan eksistensi Yunani dalam keanggotaan Eurozone (Zona Eropa). Namun kontribusi Yunani bagi PDB Eurozone (Zona Eropa) sebenarnya sangat kecil, yaitu hanya sebesar 2% Economic Adjustment Programme Pada 9 Mei 2010, pemerintah Yunani, European Commission (Komisi Eropa), ECB, dan IMF sepakat untuk melaksanakan Economic Adjustment Programme (Program Penghematan Ekonomi) sebagai timbal balik atas bantuan ekonomi yang diberikan oleh Negara-negara anggota Eurozone (Zona Eropa) dan IMF kepada Yunani, yaitu sebesar 110 milyar euro untuk jangka waktu tiga tahun. Pemberlakukan EAP dituang dalam nota kesepahaman, yaitu Memorandum of Economic and Financial Policies (Nota Kebijakan Ekonomi dan Keuangan) yang menjelaskan secara detail kebijakan-kebijakan apa saja yang harus diterapkan oleh pemerintah Yunani. Kesepakatan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa dalam rangka pengetatan anggaran ini memiliki visi untuk mengurangi secara signifikan defisit anggaran Yunani menjadi di bawah 3% dari jumlah PDB pada tahun The European Financial Stability Facility Pada KTT zona euro yang diselenggarakan pada 26 Oktober 2011, Kepala Negara zona euro atau Pemerintah menyetujui program bantuan keuangan kedua untuk Yunani. Rincian Program ini disetujui oleh Eurogroup pada tanggal 21 Februari Tawaran publik untuk PSI diluncurkan oleh Republik Hellenic pada 24 Februari dan ditutup pada 8 Maret. Pada 9 Maret, diumumkan bahwa pemegang obligasi memegang 85.8% dari hukum obligasi, Yunani

8 setuju untuk pertukaran obligasi. Pada pengaktifan Collevtive Action Clauses untuk menaik tingkat partisipasi 95,7%. Unsur-unsur lain yang memerlukan pembiayaan oleh EFSF adalah: 1. Kontribusi Private Sector Initiative (PSI) sebagai bagian dari pertukaran utang sukarela, Yunani menawarkan investor obligasi EFSF (1 sampai 2 tahun). Obligasi EFSF ini, diberikan kepada pemegang obligasi di bawah hukum Yunani, selanjutnya akan diperpanjang dalam jangka waktu yang lebih lama. 2. Bunga yang masih harus dibayar memungkinkan Yunani untuk memberikan investor EFSF tagihan 6 bulan. 3. Buy-Back Eurosystem memungkinkan Yunani untuk membiayai tawaran pembelian kembali, dimana Yunani yang bertindak melalui ECB sebagai agennya, menawarkan untuk membeli kembali dari Eurosystem. 4. Peminjaman sebesar 35 miliar untuk buyback Eurosystem berada di atas paket baru Yunani Penerapan The European Financial Stability Facility dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani Terhadap latar belakang ini, dan mempertimbangkan tindakan yang diambil oleh pemerintah, pada November 2012, Menteri keuangan zona euro dan IMF setuju untuk memperpanjang jalur penyesuaian fiskal dua tahun, melibatkan pengurangan target surplus primer untuk 2014 dari 4,5% PDB menjadi 1,5% dari PDB dan penyesuaian tahunan bahkan sebesar 1,5% dari PDB sampai surplus primer sebesar 4,5% dari PDB yang dicapai dalam Mereka juga menyepakati paket kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi utang Yunani menjadi 124% dari PDB pada tahun Anggota Negara zona euro setuju untuk melakukan beberapa inisiatif sebagai berikut: 1. Suatu penurunan sebesar 100 bps dari suku bunga yang dikenakan ke Yunani pada pinjaman yang diberikan dalam konteks Greek Loan Facility (Fasilitas Pinjaman Yunani). 2. Suatu penurunan sebesar 10 bps dari biayabiaya jaminan yang dibayarkan oleh Yunani pada pinjaman EFSF. 3. Perpanjangan jangka waktu pinjaman bilateral EFSF 15 tahun dan penundaan pembayaran bunga pinjaman EFSF Yunani hingga 10 tahun. 4. Sebuah komitmen negara-negara anggota untuk menyampaikan kepada Greece s Segrated Account, denga jumlah yang setara dengan pendapatan di Pasar Program Securities atau Securities Market Programme (SMP) yang diperoleh bank sentral nasional mereka sebagai dari anggaran tahun Kendala Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani Selain didorong oleh keinginan kuat untuk segera menyelamatkan perekonomian regional Eropa khususnya perekonomian zona euro, Uni Eropa juga menemui berbagai jenis hambatan. Hambatan-hambatan itu dapat berupa dari anggota Negara-negara Eropa sendiri maupun dari peranan Bank Sentral Eropa sebagai institusi perbankan zona euro. A. Pengaruh Jerman dan Perancis sebagai Negara dengan Perekonomian Terbesar di Uni Eropa Hambatan yang berasal dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri, misalnya ketidaksetujuan perwakilan negara-negara besar seperti Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas bailout tahap kedua bagi Yunani. Negara-negara ini sepakat pemberian bailout tahap kedua ditunda. Bahkan mereka mulai ragu dan tidak mau lagi mendukung Yunani. B. Dampak dari Kebijakan Moneter Bank Sentral Eropa di Yunani Pentingnya keberadaan ECB diikuti oleh tugas dan fungsi krusial dari ECB yaitu menjaga stabilitas finansial di kawasan Eurozone (Zona Eropa). Kebijakan moneter muncul sebagai kebijakan utama yang di conduct (lakukan) oleh ECB untuk mengatur stabilitas harga di kawasan Eurozone (Zona Eropa). Kebijakan moneter ECB menjadi sangat signifikan karena keberadaan Common Monetary Policy (Kebijakan Moneter Bersama), yang berarti kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh ECB harus diaplikasikan oleh 18 negara pengguna euro tanpa kecuali.

9 4.3 Perkembangan Perekonomian Yunani Setelah Mendapatkan Bantuan Dari Uni Eropa Dalam menerapkan Program Penghematan Ekonomi untuk krisis ekonomi Yunani, Yunani mendapat bantuan teknis dan pengawasan dari European Commission (Komisi Eropa), Negara Anggota Uni Eropa, IMF serta ECB. Bantuan teknis yang diberikan Uni Eropa berfokus pada beberapa area yang sangat krusial bagi kesuksesan penerapannya EAP sebagai Economic Adjustment Programmed dan EFSF sebagai Second Economic Adjustment Programme seperti administrasi pajak dan usaha pemberantasan praktik pemangkiran pajak, manajemen finansial publik, serta reformasi administrasi publik, termasuk di dalamdalamnya strategi-strategi untuk memperbaiki iklim bisnis. 4.4 Analisa Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi.Yunani Dalam tiga kategori peranan zang didefinisikan oleh Perwita dan Yani dalam Bab II, maka Uni Eropa atau European Union (EU) sebagai Organisasi Internasional (Intergovernmental Organizations-IGO) dapat dikatakan sebagai: 1. Instrumen, Uni Eropa digunakan untuk membantu pemerintah Yunani dalam mengatasi permasalahan krisis ekonomi, Dalam hal mengatasi Krisis Ekonomi Yunani, Uni Eropa juga lebih banyak mengambil peran dibanding pemerintah Yunani. 2. Arena, Yunani sebagai anggota Uni Eropa atau European Union (EU) menjadikan Organisasi Internasional tersebut sebagi tempat atau wadah untuk membicarakan dan menggalang kerjasama mengenai permasalahan Krisis Ekonomi, 3. Aktor independen, dalam menjalankan fungsinya maka Negara-negara anggota Uni Eropa atau European Union (EU) adalah aktor independen yang bekerjasama untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dan melakukannya tanpa adanya pengaruh dari pihak diluar Uni Eropa atau European Union (EU) kecuali IMF sebagai Bantuan Internasional. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Uni Eropa memiliki berbagai macam program dalam mengatasi krisis ekonomi untuk Negara-negara anggotanya. Dalam hal ini Uni Eropa menerapkan beberapa langkah dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani seperti: a. Economic Adjustment Programme Sebuah program yang dirancang oleh Pemerintah Yunani, European Commission, ECB dan IMF sebagai bentuk kesepakatan dari timbak balik bantuan yang diberikan untuk Pemerintah Yunani dalam mengatasi krisis ekonomi. b. The European Financial Stability Facility Merupakan sebuah program bantuan keuangan untuk Yunani yang di buat oleh pemerintah Yunani dan Eurogroup dalam hal pengaturan kebijakan moneter. c. The Stability and Grow Pact Program yang di buat oleh Bank Sentral Eropa melalui kesepakan bersama Negara-negara anggota Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi melalui kebijakan moneter dan fiskal bagi Negara-negara yang menggunakan mata uang tunggal euro. 2. Penerapan Program-program yang dibuat oleh Uni Eropa sebagai berikut First Economic Adjustment Programme dan dilanjutkan kembali pada tahapan berikutnya melalui Second Economic Adjustment Programme serta The Stability and Growth Pact yang dibawah kebijakan moneter dan fiskal European Central Bank (ECB) Untuk Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani 3. Di dalam hambatannya dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani, Uni Eropa harus dapat meninjau kembali mengenai bantuan pinjaman yang harus mereka lakukan, dikarenakan Negara-negara denga perekonomian besar seperti Jerman dan Perancis menolak untuk memberikan tahapan kedua untuk Yunani, 4. Perkembangan perekonomian Yunani setelah mendapatkan bantuan pinjaman dari Uni Eropa memiliki perubahan yang cukup baik. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan iklim ekonomi Yunani,

10 berkurangnya imigran serta perubahan dalam sektor pajak, yang memberikan dampak yang sangat baik untuk rakyat Yunani. 5. Dalam analisis teori Peranan Uni Eropa sebagai arena melakukan kesepakatan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa dalam rangka pengetatan anggaran. Melalui First Economic Adjustment Programme dan dilanjutkan kembali pada tahapan berikutnya melalui Second Economic Adjustment Programme serta The Stability and Growth Pact yang dibawah kebijakan moneter dan fiskal European Central Bank (ECB). 5.2 Saran 1. Sebaiknya negara-negara besar anggota Uni Eropa, mengesampingkan kepentingannya terlebih dahulu dan berfokus pada pengambilan kebijakan dan tindakan yang efektif dan efisien dalam mengatasi krisis yang sudah terjadi dan meminimalisasi dampak negatif yang diesebabkan oleh krisis. 2. Dampak Kebijakan Moneter ECB sebagai ujung tombak perekonomian Eurozone sebaiknya dibebaskan dari kepentingan politik dan ekonomi segelintir negara anggota. 3. Uni Eropa perlu segera memperbaiki sistem ekonominya, termasuk memberi solusi bagi negara anggota ketika menghadapi kemerosotan ekonomi dan tekanan akibat resesi. 4. Bagi pemerintah Yunani, pemerintah Yunani juga sebaiknya memerhatikan kesejahteraan masyarakat dalam mengimplementasi EAP karena yang paling merasakan implikasi negatif dari austerity measures yang diambil oleh pemerintah adalah masyarakat Yunani. 5. Pemerintah yang memimpin saat ini juga diharapkan jangan hanya menyalahkan pemerintah yang berkuasa sebelumnya yang menyebabkan hutang membengkak, melainkan berusaha membuka lembaran baru untuk menyelesaikan krisis yang terjadi. 6. Masyarakat Yunani juga jangan hanya menyalahkan pemerintah, namun juga harus berbenah diri dan mendukung dan mengontrol usaha yang diambil pemerintah. VI. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Alogoskoufis, George Greece s Sovereign Debt Crisis: Retrospect and Prospect. London: Hellenic Obsevatory European Institute, London School of Economics and Political Science. Athanassiou, Ersi Fiscal Policy and the Recession: The Case of Greece. Athena: Centre or Planning and Economic Research. Clark, Andrew, Heather Stewart, & Elena Moya Goldman Sachs Faces Fed Inquiry Over Greek Crisis. The Guardian. Eichengreen, Barry Europe, Euro, and the ECB: Monetary Success, Fiscal Failure. Journal of Policy Modelling, vol. 27, no. 4, Amsterdam: Elsevier. Elliot, Larry Greece s Financial Crisis puts the Future of the Euro in Question. The Guardian. Fernanda, Nechio Long-Run Impact of the Crisis in Europe: Reforms and Austerity Measures. FRBSF ECONOMIC LETTER, San Fransisco: Federal Reserve Bank of San Francisco. Geary, Michael Enlarging The European Union. Palgrave Macmilan Group. Ikbar, Yanuar Ekonomi Politik Internasional Implementasi Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Graha Ilmu Ekonomi Politik Internasional:2 Konsep dan Teori. Bandung: PT. Rafika Aditama. Kaplanoglou, Georgia & Rapanos, Vassalis T The Greek Fiscal Crisis and The Role of Fiscal Governance. London: Hellenic Observartory European Institute, London School of Economics and Political Science. Kouretas, Georgios P & Prodromos, Vlamis The Greek Crisis: Causes and Implications. Beograd: Economists Association of Vojvodina. Luhulima, C.P.F Eropa Sebagai Kekuatan Dunia: Lintasan Sejarah dan Tantangan Masa Depan. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Perwita, A.A Banyu, dan Yanyan Moch. Yani Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Penyusun, Tim Pedoman Penulisan Skripsi Dan Pelaksanaan Sidang Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

11 Komputer Indonesia. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Rudy, Teuku May Hubungan Internasional Kontemporer Masalahmasalah Global. Bandung: PT Refika Aditama Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: PT. Refika Aditama. Smallwood, Anthony EU Economic and Monetary Union: A Framework for Stability, Washington, D.C: the Delegation of the European Commission to the United States. Sugiono, Muhadi Global Governance Sebagai Agenda Penelitian Dalam Studi Hubungan Internasional. Jakarta. Surya, Aelina Hubungan Internasional di Kawasan Eropa. Antara Konflik, Kerjasama, dan Integrasi. Bandung: PT Kibar Internasional. Susilo, Taufik Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi. Tambunan, Tulus Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta: Pustaka LP3S Krisis Ekonomi Indonesia: Teori dan Empiris. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti. Valiante, Diego The Eurozone Debt Crisis: from Its Origins to A Way Forward, Brussels: Centre for European Policy Studies. Verney, Susannah Flaky Fringe? Southern Europe Facing the Financial Crisis. Southern European Society and Politics. B. JURNAL DAN KARYA ILMIAH Anasias, Reszki Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Peranan Uni Eropa dan International Monetary Fund Sebagi Organisasi Internasional Dalam Penanganan Krisis Uni Eropa. Skripsi-S1, Universitas Sumatera Utara, Medan. Eurobarometer Public Opinion in the European Union. Retrieved from eb/eb74/eb74_en.htm Indra, Pahlawan Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta, hal Kusumawardhana, Indra European Union In Crisis: Menguatnya Pandangan Berbasis Kedaulatan di Dalam Krisis Ekonomi Uni Eropa. Jurnal Hubungan Internasional, Volume VI, No 1. Musafir, Rizky Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "Veteran" Yogyakarta, melalui diakses tanggal 2 Maret 2014 Vehuliza, I. Tengku Krisis Eurozone: Kegagalan Kebijakan Moneter European Central Bank (ECB) Menjaga Stabilitas Finansial di Kawasan Eurozone. Skripsi-S1, Universitas Indonesia, Depok, hal 36. C. RUJUKAN ELEKTRONIK Ada warga Yunani jadi Penganggur. Melalui 00.WargaYunani.Jadi.Penganggur [28/03/14]. Anti Pemerintahan Yunani. Melalui [20/05/14]. Bank of Greece. Melalui [20/03/14]. BBC News-Greece Timeline. Melalui stm [10/04/14]. Court of Justice. Melalui ment/index en.htmm [22/03/14]. Debt to GDP. Melalui dictionary.thefreedictionary.com/debt-to- GDP+Ratio [29/04/14]. Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN. Melalui ndex_id.htm [10/103/14]. Decision Making EU. Melalui decisionmaking/treaties/index_en.htm [20/04/14]. Economic Crisis. Melalui n/economi c-crisis.html [29/04/14]. European Financial Stability Facility. Melalui index [29/04/14]. Economic Growth. Melalui n/econo mic-growth.html [29/04/14].

12 Economy of Greece. Melalui reece [28/03/14]. Economic Policy. Melalui +policy [29/03/14]. Euro. Melalui [09/04/14]. European Union and Euro Currency. Melalui /lesson_4/index _en.htm [05/06/14]. Fiscal of Eurozone. Melalui html/ or_012.en.html [23/05/14]. Greek crisis timeline from Treaty of Maastricht. Melalui com/news/ /greek-crisis-timelinefrom-maastricht-treatyto-ecb-bondbuying.html [20/05/14]. Greece Exports. Melalui xports [27/03/14]. Greece Fiscal. Melalui ce fiscalcrisis-european-union-euro [22/06/14]. Greece Imports. Melalui mports [27/03/14]. Greece Government Debt To GDP. Melalui greece/government-debt-to-gdp [27/03/14]. Greece Market Deficit. Melalui -pressure-greece-cut-spending [20/07/14]. Greece on crisis. Melalui n/21iht-edcohen21.html [05/06/14]. Gross Domestic Product at Market Prices. Melalui eu/tgm/table.do?tab=table&language=en&p code=tec00118&tableselection=1&footnote s=yes&labeling=labels&plugin=1 [20/04/14]. Jurnal Krisis Yunani. Melalui %20 jurnal-krisis%20yunani [21/04/2014]. Kebijakan Uni Eropa dalam bidang Human Rights. Melalui delegations/indonesia/key_eu_policies/huma n_rights/indexid.htm [20/03/14]. Kebijakan dan Keamanan Bersama. Melalui indonesia/key_eu_policies/common_foreign _security_policy/index_id.htm [20/03/14]. Kebijakan Kawasan Uni Eropa. Melalui nesia/key_eu_policies/regions/index_id.htm [20/03/14]. Kebijakan Uni Eropa dalam bidang Perdagangan. Melalui delegations/indonesia/key_eu_policies/trade /index_id.htm [20/03/14]. Kebijakan Uni Eropa dalam hal Penanganan Krisis. Melalui key_eu_policies/crisis_management/index_i d.htm [20/03/14]. Krisis Ekonomi Global. Melalui -Ekonomi-Global [21/04/14]. Krisis Mata Uang Tunggal Euro. Melalui [21/04/14]. Langkah Baru Eropa Mengatasi Krisis Ekonomi. Melalui tail.php?lang=id&id=10028&type=6#.uyk NCt3ybMw [23/04/14]. Members of European Union. Melalui [11/04/14]. Pengetatan Anggaran. Melalui [23/04/14]. Treaty of Maastricht. Melalui df [20/04/14]. Uni Eropa Terancam Retak. Melalui 23/ /ue.terancam.retak [20/03/14].

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi maupun politik, negara-negara memutuskan untuk berintegrasi dalam suatu organisasi regional. Bentuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi 181 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi besar negara-negara dalam hal integrasi regional. Akan tetapi, untuk menciptakan sekaligus memelihara EMU

Lebih terperinci

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( )

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( ) NAMA : AINUL ICHSAN NIM : 20090510133 PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI (2008-2014) ABSTRACT As one of the largest regionalism in the world, the Eroupean Union has a duty to provide

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani 102 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani Menilik masalah yang dihadapi Yunani seperti yang dijelaskan di BAB III mengenai Krisis Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa BAB V KESIMPULAN Krisis ekonomi yang melanda Irlandia merupakan batu sandungan yang cukup besar. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa hebatnya perekonomian di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV SKEMA BANTUAN UNI EROPA TERHADAP YUNANI

BAB IV SKEMA BANTUAN UNI EROPA TERHADAP YUNANI BAB IV SKEMA BANTUAN UNI EROPA TERHADAP YUNANI Krisis finansial yang terjadi di Yunani juga dipengaruhi oleh krisis finansial global yang berpengaruh pada sistem finansial negara-negara zona euro terutama

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. xii

DAFTAR SINGKATAN. xii DAFTAR SINGKATAN APEC ASEAN EC ECB ECOFIN EFSM EMU EU GDP IDA IMF MoU NAFTA TFEU UE : Asia-Pacific Economic Cooperation : Association of Southeast Asian Nations : European Commission : European Central

Lebih terperinci

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pengeluaran dalam negeri, anggaran belanja negara, hingga faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pengeluaran dalam negeri, anggaran belanja negara, hingga faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN Tidak banyak negara yang bisa mempertahankan perekonomiannya tanpa berhutang kepada negara lain atau pihak lain seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank, dll. Sebuah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Structural Adjustment Programs (SAPs) adalah sebuah program pemberian pinjaman yang dicanangkan oleh IMF. SAPs pada mulanya dirumuskan untuk membendung bencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky Memahami Krisis Yunani Oleh: Nicholas Cachanosky Pada saat saya menulis baris ini; sudah hampir pasti bahwa Yunani akan gagal membayar hutangnya hari ini, 30 Juni. Apa yang menuntun kepada situasi malapetaka

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Prinsip perluasan Uni Eropa adalah semua anggota harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh Uni Eropa saat ini, antara lain menyangkut isu politik (kecuali bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3 KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk yang sejahtera merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam proses pembangunan suatu negara. Knowles (1993) menyatakan bahwa kepuasan dengan tercapainya kebutuhan dasar

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1997-2 1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1997-1999

Lebih terperinci

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KAJIAN SINGKAT

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun. Namun

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pembangunan ekonomi yang ditempuh pada masa lalu ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam arti yang seluasluasnya. Kemajuan dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian Presented by: M Anang Firmansyah IMF Dana Moneter Internasional adalah Salah satu badan khusus dalam system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJASAMA EKONOMI KERJA SAMA EKONOMI BILATERAL: antara 2 negara KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL: antara negara-negara dalam 1 wilayah/kawasan KERJA SAMA EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016 Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu:

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu: 116 LAMPIRAN Lampiran 1 Penentuan Sample Negara Anggota Uni Eropa Penulis membutuhkan sample dalam proses pengerjaan penelitian ini. Sample yang hendak digunakan berdasarkan negara-negara yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA

BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA Pada bab ini akan menjelaskan secara singkat tentang krisis yunani, dan faktorfaktor major penyebab adanya krisis yunani. Faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

Krisis Ekonomi Irlandia Tahun Saiman Pakpahan & Aulia Adi Utama

Krisis Ekonomi Irlandia Tahun Saiman Pakpahan & Aulia Adi Utama Krisis Ekonomi Irlandia Tahun 2008-2012 (Saiman & Aulia) Krisis Ekonomi Irlandia Tahun 2008-2012 Saiman Pakpahan & Aulia Adi Utama Abstract This research narrate about the economic crisis in Ireland. The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam suatu negara, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. Pertemuan 5 Dinamika Organisasi Internasional Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

Kerja sama ekonomi internasional

Kerja sama ekonomi internasional Meet -12 1 hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Tujuan umum kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada dekade terakhir menunjukkan perkembangan yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka 71 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. G20 bukan merupakan lembaga atau organisasi

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya

Lebih terperinci