IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG
|
|
- Vera Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG (Ephinephelus fuscoguttatus-lanceolatus) HASIL BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI BPBAP SITUBONDO DAN GUNDIL SITUBONDO Karlina Nurhayati 1, Endang Suarsini 2, Sofia Ery Rahayu 2 1) Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang 2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No.5, Malang, Indonesia Karlina.nurhayati@gmail.com ABSTRAK: Penyakit ikan yang paling umum adalah disebabkan oleh parasit. Proses identifikasi dan prevalensi serta intensitas ektoparasit diperlukan untuk menemukan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya serangan ektoparasit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi macam-macam ektoparasit yang menyerang pada ikan Kerapu Cantang di KJA BPBAP Situbondo dan KJA Gundil Situbondo serta membandingkan prevalensi dan intensitas ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang hasil budidaya air payau antara KJA BPBAP Situbondo dan KJA Gundil Situbondo. Teknik sampling yaitu purposive sampling dimana jumlah sampel ikan sebesar 40 ekor berukuran 15 cm yang memiliki ciri terserang penyakit. Lendir ikan diambil dengan metode kerok (scrapping). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 sampel ikan Kerapu Cantang di KJA BPBAP dan KJA Gundil Situbondo ditemukan ektoparasit fase dewasa genus Benedenia dan Dactylogyrus. Ukuran tubuh Dactylogyrus sebesar 0,5 mm dan memiliki sepasang bintik mata, kepala berlobus 4 buah dan sepasang median hooks, serta 14 marginal hooks. Ukuran tubuh Benedenia sebesar mm dan memiliki dua pasang bintik mata, bagian anterior terdapat sepasang alat penempel, pada bagian posterior terdapat haptor dan sepasang alat pengait. Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit Benedenia sebesar 4 individu/ekor dan Dactylogyrus sebesar 0 individu/ekor. Di KJA BPBAP Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Dactylogyrus sebesar 15% dan Benedenia sebesar 15% serta intensitas ektoparasit Benedenia sebesar 2 individu/ekor dan Dactylogyrus sebesar 1 individu/ekor. Kata Kunci: Identifikasi, Prevalensi, Ektoparasit, Ikan Kerapu Cantang (Ephinephelus fuscoguttatus-lanceolatus), Keramba Jaring Apung (KJA), Situbondo ABSTRACT: The most common fish disease is caused by a parasite. The process of identification and the prevalence and intensity of ectoparasites required to find appropriate solutions to prevent attacks ectoparasites. This study was conducted to identify the kinds of ectoparasites that attack on grouper Cantang in Situbondo and KJA BPBAP and KJA gundil Situbondo and to compare the prevalence and intensity of ectoparasites on fish grouper Cantang result of brackish water between the KJA BPBAP and KJA gundil Situbondo. Sampling technique is purposive sampling where the number of fish samples of 40 fish measuring 15 cm that has the characteristics of disease. Taken with scrapping method. The results showed that of the 40 samples of grouper Cantang in KJA Gundil and KJA BPBAP Situbondo found adult stage genus Benedenia and Dactylogyrus. Dactylogyrus body size of 0.5 mm and has a pair of eye spots, head lobulated 4 pieces and a pair of median hooks, as well as 14 marginal hooks. Benedenia body size of 2,05 to 3,29 mm and has two pairs of eye spots, there is the posterior part there is haptor and a pair of hook. The KJA gundil Situbondo prevalence of ectoparasites on fish grouper Cantang that Benedenia and Dactylogyrus by 100% and 0% and the intensity of ectoparasites Benedenia by 4 individuals/tail and Dactylogyrus by 0 individuals/tail. The KJA BPBAP Situbondo 1
2 2 prevalence of ectoparasites Dactylogyrus and Benedenia on fish grouper Cantang by 15% and 15% and ectoparasites Benedenia intensity by 2 individuals/tail and Dactylogyrus of 1 individual/tail. Keywords: Identification, Prevalence, Ectoparasites, Grouper Cantang (Ephinephelus fuscoguttatus-lanceolatus), Keramba cage (KJA), Situbondo Wabah penyakit pada ikan kerapu Cantang terbukti sangat merugikan para pembudidaya. Pada tahun 2013 di KJA Gundil pernah mengalami kematian sejumlah besar benih ikan kerapu Cantang (sekitar 2000 benih dari 4000 benih) yang masih berukuran cm. Ikan Kerapu merupakan salah satu komoditi perikanan Indonesia yang mempunyai prospek pengembangan yang cukup cerah. Ikan Kerapu banyak diekspor ke luar negeri (Export Oriented) (Alfath, 2012). Pada tahun 2010 pertama kali di Indonesia diproduksi ikan hasil hibridisasi antara ikan Kerapu Macan betina dan ikan Kerapu Kertang jantan yang dinamakan dengan Kerapu Cantang (Macan-Kertang) di Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo. Teknik budidaya ikan Kerapu Cantang yang ada di daerah Situbondo menggunakan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Keuntungan dari KJA menurut Purba (1990) yaitu: memungkinkan penggunaan perairan yang tersedia secara maksimum dan ekonomis, mengurangi predator, populasi ikan mudah dikontrol, mudah dipindahkan bila terjadi hal yang membahayakan, dan mudah dipanen. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang harus dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya ikan. Menurut Supriyadi (2007) kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat tergantung pada jenis parasit ikan yang menyerang, kondisi ikan dan kondisi lingkungan. Apabila kondisi lingkungan menurun maka kematian yang diakibatkan oleh wabah penyakit sangat tinggi, tapi sebaliknya apabila kondisi lingkungan baik maka kematian akibat infeksi suatu penyakit lebih rendah. Penyakit parasit yaitu penyakit akibat infeksi jasad parasitik seperti golongan protozoa maupun metazoa. Protozoa yang sering ditemukan sebagai organisme parasitik meliputi sporozoa, ciliata dan flagellata, sedangkan metazoa meliputi: crustacea, isopoda dan helminth (cacing). Jasad parasit tersebut dapat menginfeksi ikan air tawar maupun ikan laut (Taukhid, 2006). Pihak BPBAP belum memiliki data yang lengkap tentang macam-macam parasit yang biasa menyerang ikan Kerapu Cantang. Oleh karena itu, dari hasil observasi tersebut maka perlu penelitian lebih lanjut tentang macam-macam parasit dan membandingkan prevalensi dan intensitas ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang. METODE Purposive sampling yaitu hanya mengambil ikan Kerapu Cantang yang terinfeksi ektoparasit dan yang berukuran cm. Ikan yang memiliki ciri terkena parasit seperti adanya luka pada kulit, sirip menggeripis, nafsu makan berkurang, kurang bergerak aktif, dan berenang miring. Pengambilan sampel ini dilakukan di dua tempat yaitu KJA BPBAP Situbondo dan di KJA Gundil. Jumlah sampel ikan Kerapu Cantang adalah 5% dari total populasi ikan Kerapu Cantang di tiap KJA yaitu sebesar 20 ekor tiap KJA, sehingga total jumlah sampel 40 ekor. Selanjutnya melakukan pemeriksaan morfologis dan pengukuran panjang total serta
3 3 berat ikan. Pengerokan dilakukan dari ujung anterior kepala hingga posterior sirip ekor, pengerokan dilakukan pada kedua sisi tubuh ikan dan juga semua bagian sirip. Lendir yang didapatkan dimasukkan dalam microtube yang sudah diberi label dan kemudian ditetesi sebanyak 5 tetes larutan Alkohol 70% + Gliseril 5% (perbandingan 3:1) HASIL Adapun parasit spesimen 1 yang ditemukan pada penelitian ditunjukan pada Gambar 1 berikut. (a) (b) Gambar 1 Keterangan: Ektoparasit Spesimen 1 pada Ikan Kerapu Cantang. Ektoparasit Spesimen 1 dengan Perbesaran 400x (a) Skema Ektoparasit Spesimen 1 (b). A. Anterior Sucker, B. Bintik mata, C. Median Hooks, D. Opisthaptor, E. Marginal Hooks Dari Gambar 1 terlihat ektoparasit spesimen 1. Gambar b menunjukkan skema dari ektoparasit spesimen 1. Parasit berukuran kecil dengan panjang dari ujung anterior sampai posterior sekitar 0,5 mm dan lebar sekitar 0,1 mm. Parasit ini aktif bergerak seperti cacing yaitu memanjang dan memendekkan tubuh pada saat pengamatan. Parasit berbentuk pipih dorsoventral dan simetris bilateral. Bagian dorsal terdapat organ prohaptor dan bintik mata. Sedangkan pada bagian ventral terdapat organ opisthaptor. Pada bagian anterior terdapat prohaptor yaitu alat menghisap bercabang empat (berlobus 4) alat ini berfungsi untuk menempel maupun bergerak pada permukaan tubuh inang. Selain itu, sepasang bintik mata yang terlihat jelas. Pada bagian posterior tubuh terdapat opisthaptor dengan sepasang median hooks, dan 14 marginal hooks. Dari hasil pengamatan dan identifikasi ektoparasit dengan membandingkan morfologi parasit dengan buku identifikasi parasit ikan oleh Kabata (1985), maka parasit spesimen 1 termasuk dari genus Dactylogyrus. Hasil pengamatan morfologi ektoparasit spesimen 2 yang menyerang ikan Kerapu Cantang ditunjukkan pada Gambar 2.
4 4 (a) (b) Gambar 2 Keterangan: Ektoparasit Spesimen 2 pada Ikan Kerapu Cantang Ektoparasit Spesimen 2 dengan Perbesaran 10x (a) Skema Ektoparasit Spesimen 2 (b). A. Mulut, B. Anterior sucker, C. Bintik Mata, D. Faring, E. Ovarium, F. Testis, G. Kelenjar Kuning H. Anterior Hamulus, I. Posterior Hamulus, J. Ophisthaptor, K. Marginal Hooks Tubuh spesimen 2 memanjang dari anterior sampai posterior tubuh dengan ukuran sekitar mm dan lebar sekitar mm. Oleh karena itu parasit bisa terlihat langsung oleh mata karena berukuran cukup besar. Parasit ini berwarna putih transparan dan aktif bergerak yang melekat pada permukaan tubuh ikan Kerapu Cantang. Bentuk parasit spesimen 2 yaitu pipih dorsoventral. Pada bagian dorsal terdapat organ mulut, testis, ovarium, dan sebagian opisthaptor terlihat, sedangkan pada bagian ventral organ yang terlihat seperti anterior sucker, bintik mata, lubang genital terletak dekat dengan ovarium. Pada bagian anterior terdapat mulut dan alat menempel (anterior sucker) berjumlah 2 lobus. Di sebelah bawah anterior sucker terdapat bintik mata dan faring. Sebuah ovarium dan sepasang testis yang berbentuk bulat. Selain itu terdapat kelenjar kuning yang menyebar di sekitar ovarium dan testis. Pada bagian posterior terdapat sebuah opisthapthor yang lebar dan berbentuk lingkaran yang dilengkapi dengan sepasang alat pengait yaitu anterior hamulus dan posterior hamulus. Marginal hooks berada di sekitar opisthaptor. Nilai prevalensi dan intensitas serangan parasit pada ikan Kerapu Cantang dari dua lokasi berbeda di wilayah Situbondo tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Data Ringkasan Nilai Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit yang Menyerang Ikan Kerapu Cantang Lokasi KJA BPBAP Situbondo Gundil Situbondo Parasit yang ditemukan Jumlah parasit yang menyerang Int, (ind/ekor) Jumlah Ikan yang terinfeksi (ekor) Prev. (%) Kategori Prev. Benedenia Often Dactylogyrus Often Benedenia Always Dactylogyrus Very rarely
5 5 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan nilai prevalensi tertinggi terjadi pada KJA Gundil Situbondo yaitu sebesar 100% dari ektoparasit Benedenia menurut Williams dan Bunkley-Williams (1996) tergolong kategori always (selalu) yang berarti bahwa semua ikan sampel dari daerah tersebut terinfeksi oleh Benedenia. Nilai prevalensi terendah terdapat pada KJA Gundil Situbondo yaitu sebesar 0% tergolong very rarely (sangat jarang) pada ektoparasit Dactylogyrus. Sedangkan di KJA BPBAP Situbondo, nilai prevalensi ektoparasit Dactylogyrus dan Benedenia tersebut sama yaitu sebesar 15% termasuk dalam kategori often (sering). Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa nilai intensitas serangan ektoparasit terbesar terjadi di KJA Gundil Situbondo yaitu Benedenia sebesar 4 individu per ekor sedangkan nilai intensitas terendah pada Dactylogyrus sebesar 0 individu per ekor atau tidak menunjukkan adanya serangan ektoparasit. Nilai intensitas ektoparasit jenis Benedenia sebesar 2 individu per ekor di KJA BPBAP Situbondo, sedangkan pada ektoparasit jenis Dactylogyrus memiliki nilai intensitas sebesar 1 individu per ekor. Selain itu data pendukung kualitas perairan yaitu ph, salinitas, amoniak, oksigen, dan suhu pada KJA BPBAP dan Gundil Situbondo sebagai berikut pada Tabel 2. Tabel 2. Kualitas Air di KJA BPBAP Situbondo dan KJA Gundil Situbondo Lokasi KJA BPBAP situbondo Gundil Situbondo Parameter KJA BPBAP Situbondo Kategori ph 8,275 Baik Salinitas 33 ppm Baik Amonia < 0,001 mg/l Baik Oksigen 7,15 Baik Suhu 30 C Baik ph 7,875 Baik Salinitas 35 ppm Baik Amonia mg/l Kurang baik Oksigen 5,01 Kurang baik Suhu 35 C Baik Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat hasil pengukuran kualitas air terdapat perbedaan pada dua lokasi penelitian, dimana pada KJA BPBAP Situbondo memiliki ph sebesar 8,275. Salinitas sebesar 33 ppm, kadar amonia sebesar <0,001 mg/l. Kelarutan oksigen (DO) sebesar 7,15 mg/l dan suhu sebesar 30 C. Sedangkan pada KJA Gundil ph sebesar 7,875, salinitas sebesar 35 ppm, kadar amonia sebesar 0,001 mg/l. Kelarutan oksigen (DO) sebesar 5,01 mg/l dan suhu sebesar 35 C. PEMBAHASAN Parasit yang paling banyak ditemukan pada sampel ikan Kerapu Cantang adalah dari genus Dactylogyrus dan Benedenia yang keduanya dari kelas monogenea. Parasit Benedenia dan Dactylogyrus menginfeksi hanya pada permukaan tubuh ikan (sirip, operculum, dan permukaan tubuh) atau dinamakan ektoparasit. Tempat hidup ektoparasit Benedenia adalah di kulit ikan sedangkan
6 ektoparasit Dactylogyrus hidup di insang. Dactylogyrus didapatkan menginfeksi di permukaan tubuh Kerapu Cantang disebabkan memiliki prohaptor yaitu alat menghisap bercabang empat dan memiliki ujung kelenjar yang dapat mengeluarkan semacam cairan kental yang berfungsi untuk penempelan maupun pergerakan pada permukaan tubuh inang. Oleh karena itu Dactylogyrus dapat berpindah tempat dari insang ke permukaan tubuh atau sebaliknya. Selain itu didapatkannya parasit Dactylogyrus bukan di organ insang kemungkinan parasit ini berasal dari inang (ikan) lain yang berenang dan akan menginfeksi benih ikan Kerapu Cantang. Tingginya prevalensi dan intensitas ektoparasit Benedenia di KJA Gundil disebabkan ektoparasit Benedenia dapat melakukan reproduksi di dalam kondisi perairan KJA Gundil yang buruk dan mampu menghadapi perubahan kualitas perairan yaitu mampu menemukan ikan sebagai inang dan mampu menginfeksinya. Selain itu kadar amonia yang tinggi dan kadar oksigen KJA Gundil yang rendah dapat menjadi faktor menurunnya sistem imunitas ikan sehingga ikan mudah terserang parasit. Amonia dapat mengakibatkan gangguan seperti keracunan pada ikan karena bersifat toksik (Boyd, 1990). Benedenia merupakan ektoparasit kulit yang memakan jaringan epitel serta mucus atau lendir ikan untuk bertahan hidup. Hal ini disebabkan lendir ikan mengandung zat karbohidrat. Namun fungsi lendir pada ikan salah satunya adalah untuk perlindungan diri dari mikroorganisme karena mengandung zat antibodi. Menurut Irianto (2005), lendir yang menyelimuti permukaaan tubuh ikan, insang, dan lapisan mukosa usus berperan sebagai perangkap patogen secara mekanik dan mengeliminasi secara kimiawi dengan lisosim dan enzim proteolitik lainnya. Monogenea dapat berkembang sangat cepat jika sanitasi perairan yang kurang baik seperti kadar amonia yang tinggi, polusi dan rendahnya kadar oksigen (Hassan dkk, 2015). Dalam siklus hidupnya, Benedenia tidak memerlukan inang perantara (intermediet host). Selain itu di KJA Gundil terdapat bermacam-macam ikan air laut seperti ikan Kerapu Sunu, ikan Kerapu Tikus, ikan Kerapu Kertang, ikan Kerapu Macan dimana Benedenia mampu menginfeksi semua jenis ikan laut sehingga parasit Benedenia memiliki lebih banyak peluang terhadap inang untuk berkembang biak. Rendahnya nilai prevalensi ektoparasit Dactylogyrus pada sampel ikan di KJA Gundil kemungkinan disebabkan Dactylogyrus menghasilkan 100 telur per hari (Hoai dkk, 2014). Berbeda dengan Benedenia yang menghasilkan telur sebanyak 190 telur per hari (Hoai dkk, 2014). Adapun di KJA BPBAP Situbondo, tingkat serangan antara ektoparasit Benedenia dan Dactylogyrus seimbang dimana prevalensi kedua paraasit tidak terlalu besar (15%). Hal ini dikarenakan di KJA BPBAP Situbondo hanya membudidayakan 2 macam kerapu yaitu Kerapu Cantang dan Kerapu Tikus. Oleh karena itu kemungkinan terjadinya penularan ektoparasit menjadi kecil. Selain itu kualitas perairan yang masih baik yaitu kadar amonia rendah dan kadar oksigen yang masih tinggi juga menjadi faktor minimnya tingkat serangan ektoparasit Benedenia dan Dactylogyrus. Infeksi dari Dactylogyrus tidak terlalu bahaya, namun jika parasit dalam jumlah besar maka dapat menyebabkan kerusakan pada bagian insang. Hal ini disebabkan insang mengandung banyak kapiler darah yang merupakan makanan bagi Dactylogyrus. Kabata (1985) menambahkan bahwa efek umum dari serangan parasit Dactylogyrus adalah lambatnya pertumbuhan dan penurunan berat badan. 6
7 7 Gejala klinis ikan yang terserang parasit Benedenia menunjukkan abnormalitas dalam berenang baik di dasar atau permukaan bak dan KJA, nafsu makan berkurang (hilang), luka pada kulit dan kerusakan pada epitel insang yang pada akhirnya mempengaruhi respirasi ikan. Infeksi yang parah akan menyebabkan luka atau ulcer (cairan seperti nanah) kulit yang akhirnya akan menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur. PENUTUP (1). Ektoparasit yang menginfeksi benih ikan Kerapu Cantang di KJA BPBAP Situbondo dari genus Benedenia dan Dactylogyrus. Sedangkan di KJA Gundil Situbondo hanya dari genus Benedenia. (2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit Benedenia sebesar 4 individu per ekor dan Dactylogyrus sebesar 0 individu/ekor. Di KJA BPBAP Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Dactylogyrus sebesar 15% dan Benedenia sebesar 15% serta intensitas ektoparasit Benedenia sebesar 2 individu per ekor dan Dactylogyrus sebesar 1 individu per ekor. (1). Untuk mencegah mewabahnya penyakit parasitik pada benih ikan Kerapu Cantang sangat perlu dilakukan perawatan dari segi tempat budidaya yaitu Keramba Jaring Apung dan kualitas air sesuai standar kebutuhan pemeliharaan ikan Kerapu. (2). Selain itu juga perlu dilakukan pemantauan terhadap ikan secara rutin.perlu dilakukan identifikasi pada parasit sampai tingkat spesies agar dapat dilakukan pencegahan yang tepat terhadap serangan parasit tersebut dan menambah referensi baru tentang ektoparasit yang menyerang ikan Kerapu Cantang. DAFTAR RUJUKAN Alfath, M Kerapu Hibryd. (online) Diakses dari ( pada tanggal 25 Oktober Boyd, C. E Water Quality in Ponds for Aquaculture Experiment Station, Auburn University Alabama: Birmingham Publishing Co. Hassan, M. A., Hussien, A., Osman, M., Aswathan, M. Al Shwared, W and Fita, N Infestation of Cage-Cultured Marine Fish with Benedenia acanthopagri (Monogenea; Capsalidae) in Eastern Province of Saudi Arabia. Global Veterinaria. Vo. 14 No. 2, Hal: Hoai, T. D., Hutson, S. K Reproductive Strategies of the Insidious Fish Ectoparasite, Neobenedenia sp. (Capsalidae: Monogenea). Jurnal PlosOne Vol. 9, No. 9. Irianto, A Patologi Ikan Teleostei. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Kabata, Z Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. Taylor and Francis. London Purba, R Biologi Ikan Kerapu Epinephelus tauvina (Forskal) dan Catatan Penyebab Kematiannya. Oseana. Vol. XV, No.1 Hal:
8 Supriyadi, H Pemeriksaan dan Identifikasi Hama dan Penyakit Ikan, Hama, dan Penyakit Ikan Karantina. Pelatihan Dasar Karantina IkanTingkst Ahli dan Terampil Pusat Karantina Ikan: Jakarta. Hal: 6. Taukhid Manajemen Kesehatan Ikan dan Lingkungan. Laboratorium Riset Kesehatan Ikan: Bogor. 8
Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pemeliharaan Ikan Maskoki (Carassius auratus) Pengambilan sampel ikan maskoki dilakukan di tiga tempat berbeda di daerah bogor, yaitu Pasar Anyar Bogor Tengah, Batu Tulis Bogor
Lebih terperinciInventarisasi, Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Kerapu (Epinephelus sp.) di Keramba Jaring Apung Perairan Teluk Hurun Lampung
Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN 2089 3469 Volume 7 Nomor 1. Juni 2017 e ISSN 2540 9484 Halaman : 1-7 Inventarisasi, Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Kerapu (Epinephelus sp.) di Keramba
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Spesies Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) PASCA TERJADINYA HARMFULL ALGAL BLOOMS (HABs) DI PANTAI RINGGUNG KABUPATEN PESAWARAN ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) PASCA TERJADINYA HARMFULL ALGAL BLOOMS (HABs) DI PANTAI
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) DI KARAMBA JARING APUNG TELUK LAMONG, SURABAYA Oleh : RETNO DESI TRI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk negara maritim yang mempunyai potensi hasil perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut merupakan salah satu usaha yang dapat
Lebih terperinciKERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN
KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus DI KARAMBA JARING APUNG BALAI SEA FARMING KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA AGNIS MURTI RAHAYU DEPARTEMEN
Lebih terperinciPARASITES IDENTIFICATION ON CORAL GROUPER (Plectropomus reolatus) IN FLOATING NET CAGE IN PAGIMANA SUB-DISTRICT OF BANGGAI REGENCY
Jurnal Harpodon Borneo Vol.10. No.1. April. 2017 ISSN : 2087-121X PARASITES IDENTIFICATION ON CORAL GROUPER (Plectropomus reolatus) IN FLOATING NET CAGE IN PAGIMANA SUB-DISTRICT OF BANGGAI REGENCY Sri
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kondisi umum perairan lokasi penelitian Perairan pulau Semak Daun terletak di sebelah utara pulau Panggang dan Pulau Karya, dan di sebelah selatan pulau Karang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 282.695 ton, dengan persentasi
Lebih terperinciJURNAL RUAYA VOL. 6. NO.1. TH 2018 FPIK UNMUH-PNK ISSN
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) YANG DILALULINTASKAN MELALUI SKIPM KELAS I PONTIANAK IDENTIFICATION and the PREVALENCE of EKTOPARASIT in FISH BETUTU (Oxyeleotris
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus Ikan kerapu tergolong dalam famili Serrenidae, tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik kecil. Kebanyakan hidup di perairan terumbu karang
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda Hasil pengamatan secara mikroskopis yang dilakukan terhadap 90 ekor sampel ikan nila (Oreochromis nilotica),
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²
KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani² ¹Mahasiswa Program S1 Biologi ²Dosen Bidang Zoologi Jurusan Biologi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin (1984) dalam Hadiroseyani et al. (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6488.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar ini diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN)
Lebih terperinciPengendalian Monogenea pada benih ikan Nila gift 31
Pengendalian Monogenea pada benih ikan Nila gift 31 Jurnal Akuakultur Indonesia, 8(2): 31-38 (29) Pengendalian Infestasi Monogenea Ektoparasit Benih Ikan Nila Gift (Oreochromis Sp.) Dengan Penambahan Garam
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Identifikasi Parasit Jenis parasit yang ditemukan adalah Trichodina (Gambar 2), Chilodonella (Gambar 3), Dactylogyrus (Gambar 4), Gyrodactylus (Gambar 5), dan
Lebih terperinciHAMA DAN PENYAKIT IKAN
HAMA DAN PENYAKIT IKAN I. MENCEGAH HAMA DAN PENYAKIT IKAN Hama dan penyakit ikan dapat dibedakan berdasarkan penyerangan yaitu hama umumnya jenis organisme pemangsa (predator) dengan ukuran tubuh lebih
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta Hasil penangkapan ikan air tawar dari Kali progo, Yogyakarta diketahui terdapat 7 jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah satu komoditas ekspor.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia internasional kerapu dikenal dengan nama grouper yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Kerapu Dalam dunia internasional kerapu dikenal dengan nama grouper yang mempunyai sekitar 46 spesies yang tersebar di berbagai jenis habitat. Semua spesies tersebut dapat
Lebih terperinciPREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) DI KABUPATEN SIGI
J. Agrisains 17 (2) : 50-57, Agustus 2016 ISSN :1412-3657 PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) DI KABUPATEN SIGI Andi Juwahir 1, Zakirah Raihani Ya'la 2, Rusaini 2 1)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan terhadap ikan didapatkan suatu parameter pertumbuhan dan kelangsungan hidup berupa laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang mutlak dan derajat kelangsungan
Lebih terperinciPENGENDALIAN INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp. PADA BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAPUR
PENGENDALIAN INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp. PADA BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAPUR Tarmizi 1, Sofyatuddin Karina 2, Dwinna Aliza 3 1 Program Studi Budidaya Perairan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sudah dikenal memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang cukup besar. Ada beragam jenis ikan yang hidup di air tawar maupun air laut. Menurut Khairuman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus L.) adalah ikan yang hidup di air tawar dan berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan nila mulai didatangkan ke Bogor
Lebih terperinciBudidaya Perairan Mei 2016 Vol. 4 No. 2: 26-30
Identifikasi dan prevalensi ektoparasit pada ikan Nila (Oreochromis niloticus) di kolam budidaya Kampung Hiung, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe (Identification and prevalence of ectoparasite
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 109-114 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KEPADATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PENDEDERAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS AIR TERHADAP PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO
SKRIPSI HUBUNGAN KUALITAS AIR TERHADAP PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO Oleh : HERY IRAWAN CILEGON BANTEN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Suzuki Metode Suzuki adalah suatu metode yang digunakan untuk pemeriksaan telur Soil Transmitted Helmints dalam tanah. Metode ini menggunakan Sulfas Magnesium yang didasarkan
Lebih terperinciMahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis S.Pi, M.Sc 3).
PREVALENSI DAN INTENSITAS Trichodina sp PADA KULIT DAN INSANG IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (BPBIAT) GORONTALO Mahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6138 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Gurami Menurut Saanin (1984) ikan gurami dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Sub Kelas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Lele Dumbo Lele dumbo merupakan jenis ikan lele yang ukuran tubuhnya besar (bongsor). Ukuran tubuh inilah yang membuatnya disebut dengan lele dumbo. Kata dumbo
Lebih terperinciGambar 2.1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Nila Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (2010), klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes
Lebih terperinciPrevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan
Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan Disusun Oleh: Putri Ratna Noer Zheila 1508 100 065 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Patin Menurut Mahyuddin (2010), ikan patin dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Sub Kelas
Lebih terperinciIkan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk
Standar Nasional Indonesia Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Prevalensi Kecacingan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan bawal air tawar dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Tingkat
Lebih terperinciInduk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
Standar Nasional Indonesia SNI 6138:2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6138:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo. Pemeriksaan parasit yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis Parasit Yang Menginfeksi Ikan Nila Identifikasi ektoparasit pada ikan nila dilakukan di Laboratorium Parasit Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo.
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6483.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR
IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR IDENTIFICATION OF EKTOPARASITE ON THE LARVAE OF TILAPIA (Oreochromis niloticus) IN BALAI BENIH
Lebih terperinciMK Teknologi Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Dalam Akuakultur
MK Teknologi Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Dalam Akuakultur Jenis-jenis penyakit akibat mikroba: PROTOZOAN Program Alih Jenjang D4 Bidang Konsentrasi Akuakultur Penyakit Budidaya Perikanan akibat
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciJIMVET. 01(3): (2017) ISSN :
IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN PATIN (Pangasius spp.) DI TAMBAK BUDIDAYA IKAN DESA LAMPEUNEURUT KABUPATEN ACEH BESAR Identification of Ectoparasites in Pangas Catfish (Pangasius spp.) Cultivated at
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan
Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, banyak dikonsumsi karena rasanya lezat. Komoditas kerapu diekspor dalam
Lebih terperinci3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Uji Daya Hambat Infusa Rimpang Kunyit Terhadap E. coli dan Vibrio sp. Pada Ikan Kerapu Lumpur
ABSTRAK Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karena mengandung protein dan air cukup tinggi, oleh karena itu perlakuan yang benar setelah ditangkap sangat penting peranannya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mujair 2.1.1. Sistematika Dan Morfologi Ikan Mujair Ikan mujair berasal dari perairan Afrika, yaitu sekitar dataran rendah Zambezi, Shiré dan dataran pantai delta Zambezi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Taksonomi Klasifikasi atau pengelompokkan ikan lele dumbo menurut Bachtiar (2007) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,
III. METODOLOGI PENELITIAN.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, Lampung. Penelitian ini secara umum mencakup tahapan yaitu survei lapangan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ternak Itik Itik ( Anas sp.) merupakan unggas air yang cukup dikenal masyarakat. Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara dan merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) KOLAM BUDIDAYA DI DESA NYA, KECAMATAN SIMPANG TIGA, KABUPATEN ACEH BESAR Saiful munar 1, Dwinna Aliza 2, Iko
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6130 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinciPembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi
1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN POTENSI PARASIT PADA SUMBER DAYA IKAN HIAS DI DANAU LAIS KALIMANTAN TENGAH. Universitas Lambung Mangkurat.
EnviroScienteae 8 (2012) 164-174 ISSN 1978-8096 IDENTIFIKASI DAN POTENSI PARASIT PADA SUMBER DAYA IKAN HIAS DI DANAU LAIS KALIMANTAN TENGAH Rosita 1), A. Mangalik 2), M. Adriani, 2) M. Mahbub 3) 1) Progam
Lebih terperinci(Infestation of Parasitic Worm at Mujair s Gills (Oreochromis mossambicus)) ABSTRAK
ACTA VETERINARIA INDONESIANA ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373 Vol. 1, No. 1: 8-14, Januari 2013 Penelitian Infestasi Cacing Parasitik pada Insang Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) (Infestation of Parasitic
Lebih terperinciKEBERADAAN PARASIT BENIH IKAN KERAPU MACAN
KEBERADAAN PARASIT BENIH IKAN KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus PADA PENDEDERAN DI KARAMBA JARING APUNG BALAI SEA FARMING KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA HENI SELA ARIANTY PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciINTENSITAS DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI DESA LUBUK DAMAR, KABUPATEN ACEH TAMIANG
INTENSITAS DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI DESA LUBUK DAMAR, KABUPATEN ACEH TAMIANG PREVALENCE AND INTENSITY OF ECTOPARASITES IN CRAB (Scylla serrata) IN LUBUK DAMAR,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciGambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (C.macropomum) Ikan bawal air tawar (C.macropomum) atau lebih dikenal dengan sebutan tambaqui adalah ikan introduksi yang berasal dari Amerika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerapu Macan Perairan Indonesia terletak di antara dua Samudera, Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik dengan panjang garis pantai lebih dari 80.000 km yang banyak terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka
59 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Benih Ikan (BBI) adalah sarana pemerintah untuk menghasilkan benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka peningkatan produksi perikanan.
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciBudidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22
Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan
Lebih terperinciTEKNIK PEMBESARAN IKAN KERAPU CANTANG
TEKNIK PEMBESARAN IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus ) DENGAN METODE KARAMBA JARING APUNG DI UNIT PENGELOLAAN BUDIDAYA LAUT (UPBL), KABUPATEN SITUBONDO, PROPINSI JAWA TIMUR PRAKTEK
Lebih terperinciPengaruh Garam (NaCl) terhadap Pengendalian Infeksi Argulus sp. pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Pengaruh Garam (NaCl) terhadap Pengendalian Infeksi Argulus sp. pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) The Influence of Salt (NaCl) against Argulus sp. Infection Control on Goldfish (Cyprinus carpio) Anasthazya
Lebih terperinciTeknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan
Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan keseragaman.induk yang baik untuk pemijahan memiliki umur untuk
Lebih terperinciPREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG. Yudiana Jasmanindar
PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG Yudiana Jasmanindar Staf Pengajar Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian, Undana ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km 2, sehingga memiliki potensi perikanan baik laut maupun tawar (Anonimous, 2010). Permintaan
Lebih terperinciUnnes Journal of Life Science
Unnes J Life Sci 2 (2) (2013) Unnes Journal of Life Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/unnesjlifesci IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN KOI (Cyprinus carpio L) DI PASAR IKAN HIAS JURNATAN
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Ikan Mas yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila Pengamatan gejala klinis pada ikan mas yang diinfeksi Aeromonas hydrophila meliputi kerusakan jaringan tubuh dan perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes
Lebih terperinciJurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo
PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) LAMU KABUPATEN BOALEMO 1 Ipton Nabu, 2 Hasim, dan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat diisolasi dari ikan, sel trophont menunjukan pergerakan yang aktif selama 4 jam pengamatan. Selanjutnya sel parasit pada suhu kontrol menempel pada dasar petri dan
Lebih terperinciInduk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok
Standar Nasional Indonesia Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciLABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI
LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI Kegiatan Infeksi cercaria Schistosoma japonicum pada hewan coba (Tikus putih Mus musculus) 1. Latar belakang Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aeromonas salmonicida 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi A. salmonicida A. salmonicida merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak motil, tidak membentuk spora,
Lebih terperinciHilma Putri Fidyandini, Sri Subekti dan Kismiyati
Journal of Marine and Coastal Science, 1(2), 91 112, 2012 IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) YANG DIPELIHARA DI KARAMBA JARING APUNG UPBL SITUBONDO DAN DI TAMBAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada April hingga Juni 2008. Isolasi dan identifikasi bakteri, cendawan serta parasit dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen
Lebih terperinciIkan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk
Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan
III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Lokasi penelitian
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
Lebih terperinci(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO
ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOLAM BUDIDAYA IKAN DESA GONDOSULI KABUPATEN TULUNGAGUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI Analysis Ectoparasites of Dumbo Catfish (Clarias gariepinus)
Lebih terperinciIkan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih
Standar Nasional Indonesia Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN Erwin Nofyan 1, Moch Rasyid Ridho 1, Riska Fitri 1 Jurusan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.
ABSTRAK Leucocytozoonosis merupakan salah satu penyakit yang sering menyebabkan kerugian berarti dalam industri peternakan. Kejadian penyakit Leucocytozoonosis dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu umur,
Lebih terperinciUnnes Journal of Life Science
Unnes J Life Sci 2 (2) (2013) Unnes Journal of Life Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/unnesjlifesci IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN KOI (Cyprinus carpio L) DI PASAR IKAN HIAS JURNATAN
Lebih terperinciAlitropus typus dan Chironomus tentans
Alitropus typus dan Chironomus tentans PARASIT DAN PEYAKIT IKAN Kelompok 5 Kelas A VIDYA YUSTINDRIARINI 230110140022 NUR ANISA DIVA 230110140033 NENDRA SUHENDRA 230110140047 RIHAT 230110140061 UNIVERSITAS
Lebih terperinci