SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Transkripsi

1 SNI : Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

2 Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk benih kodok lembu kelas benih sebar banyak diperdagangkan serta mempunyai pengaruh terhadap benih yang dihasilkan, sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. Standar produksi benih kodok lembu kelas benih sebar diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai pihak yang berwenang mengkoordinasikan standardisasi. Standar produksi benih kodok lembu kelas benih sebar dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen benih, penangkar dan instansi yang memerlukan, dan digunakan untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. Penyusunan standar produksi benih kodok lembu kelas benih sebar di susun oleh panitia teknis perbenihan perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah, pelaku usaha, pemakai produk, perguruan tinggi dan instansi terkait lainnya yang dilaksanakan dalam rapat konsensus di Hotel Parama Cisarua Bogor pada tanggal 7 desember 2001 serta menggunakan acuan dari: a) Keputusan Menteri Pertanian No. 26/Kpts/OT.210/1/98 tentang Pedoman Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional dalam Konsiderans. b) Pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (Pedoman ). c) Data dan informasi teknis dari pihak dan instansi terkait, yaitu : Pusat Riset Perikanan Budidaya, Perguruan Tinggi, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. d) Hasil penelitian dan perekayasaan produksi induk kodok lembu oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi dan Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBAT Sukabumi). i

3 Daftar isi Halaman Prakata... ii 1 Ruang lingkup Definisi Istilah Persyaratan Cara pengukuran dan pemeriksaan... 5

4 Produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar 1 Ruang Lingkup Standar produksi benih kodok lembu kelas benih sebar meliputi ruang lingkup, definisi, istilah dan singkatan, dan persyaratan serta cara pengukuran dan pemeriksaan. 2 Definisi produksi benih kodok lembu kelas benih sebar suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan benih kodok lembu kelas benih sebar. 3 Istilah 3.1 benih sebar keturunan pertama dari induk pokok, dan atau induk dasar, dan atau induk penjenis yang memenuhi standar mutu benih sebar dan terdiri dari larva, berudu, percil, yang telah teruji keunggulannya serta siap untuk disebarluaskan kepada petani/pengguna 3.2 induk pokok (Parent Stock, PS) induk kodok keturunan pertama dari induk dasar atau induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk pokok 3.3 induk dasar (Grand Parent Stock, GPS) induk kodok keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk dasar 3.4 induk penjenis (Great Grand Parent Stock, GGPS) induk kodok yang dihasilkan oleh dan dibawah pengawasan penyelenggara pemulia 3.5 larva benih kodok pada fase sejak telur menetas sampai berumur 7 hari serta mempunyai kriteria yang berbeda dari kodok dewasa 1 dari 7

5 3.6 berudu atau kecebong benih kodok pada fase atau tingkatan umur 8 hari sampai dengan 90 hari sejak telur menetas dan mempunyai kriteria yang berbeda dari kodok dewasa 3.7 percil benih kodok pada fase atau tingkatan umur 91 hari sampai dengan 150 hari sejak telur menetas dan mempunyai kriteria yang sama dengan kodok dewasa 3.8 pra produksi persyaratan yang harus dipenuhi dalam memproduksi benih kodok lembu kelas benih sebar, yang terdiri dari persyaratan : lokasi, sumber air, wadah, induk dasar, bahan dan peralatan 3.9 proses produksi persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangkaian kegiatan untuk memproduksi benih kodok lembu kelas benih sebar 3.10 pemanenan persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan tahap akhir proses produksi benih kodok lembu kelas benih sebar 3.11 gonad bagian dari organ reproduksi pada kodok yang menghasilkan telur pada kodok betina dan sperma pada kodok jantan 3.12 fekunditas jumlah telur kodok yang dikeluarkan per satuan bobot tubuh 3.13 sintasan perbandingan antara jumlah benih kodok lembu yang hidup pada saat panen dengan benih kodok yang ditebar dan dinyatakan dalam persen 2 dari 7

6 3.14 pemijahan rangkaian kegiatan pengeluaran telur dari induk betina dan sperma dari induk jantan 4 Persyaratan 4.1 Pra produksi Lokasi a) Kawasan usaha : bebas banjir dan pencemaran, sesuai RUTR, RUTW dan RUTRD. b) Jenis tanah : tanah berlumpur atau pasir berlumpur. c) Ketinggian : 1 m sampai dengan m di atas permukaan laut Sumber air a) Tidak tercemar. b) Tersedia sepanjang tahun dan memenuhi baku mutu air untuk budidaya Wadah a) Produksi larva : 1) Wadah pemijahan berupa bak fibre glass volume minimal liter atau bak semen ukuran minimal 2 m x 1 m dengan kedalaman air 20 cm, atau hapa ukuran 2 m x 1 m x 0,75 m, ukuran mata jaring 1 mm yang diletakkan di kolam. 2) Wadah penetasan telur dan pemeliharaan larva minimal 1 m x 1 m dengan kedalaman air 20 cm atau bak fibre glass volume minimal liter, atau hapa ukuran 2 m x 1 m x 0,50 m, ukuran mata jaring 1 mm yang diletakkan di kolam. b) Produksi berudu : bak fibre glass volume minimal liter, atau bak semen ukuran minimal 2 m x 1 m dengan kedalaman air 20 cm, atau hapa ukuran 2 m x 1 m x 0,75 m, ukuran mata jaring 1 mm yang diletakkan di kolam. c) Produksi percil : bak fibre glass volume minimal liter atau bak semen ukuran minimal 2 m x 1 m dengan kedalaman air 20 cm, atau hapa ukuran 2 m x 1 m x 0,75 m, ukuran mata jaring 1 mm yang diletakkan di kolam Induk Sesuai dengan SNI induk kodok lembu kelas induk pokok. 3 dari 7

7 4.1.5 Bahan a) Pakan : pakan buatan untuk berudu mengandung protein minimal 28 %. b) Pupuk organik (bila dipelihara di kolam, dosis maksimal 500 g/m 2 ). c) Kapur tohor (bila dipelihara di kolam, dosis 50 g/m 2 ). d) Bahan kimia dan obat-obatan (bila diperlukan) Peralatan a) Peralatan lapangan : timbangan, waring, lambit/serok, ember. b) Pengukur kualitas air : termometer, ph indikator (kertas ph). 4.2 Proses produksi Pemijahan a) Kualitas media 1) Suhu optimal : 28 0 C. 2) Nilai ph : 6,5 sampai dengan 8,5. b) Penggunaan bahan : eceng gondok untuk pelindung induk dan telur. c) Kepadatan induk di wadah pemijahan : 1 ekor/m 2 sampai dengan 2 ekor/m 2 dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 1 atau 1 : Produksi larva a) Kualitas media 1) Suhu optimal : 28 0 C. 2) Nilai ph : 6,5 sampai dengan 8,5. 3) Oksigen terlarut minimal : 3 mg/l. b) Penggunaan aerasi atau pemanas (water heater) (jika diperlukan). c) Waktu penetasan telur : 48 jam sampai dengan 60 jam (pada suhu 24 0 C). d) Penggunaan bahan : garam, biru metilina (bila diperlukan). e) Padat tebar : lihat Tabel 1. f) Waktu pemeliharaan : lihat Tabel 1. g) Sintasan : lihat Tabel 1. 4 dari 7

8 4.2.3 Produksi berudu a) Kualitas media 1) Suhu optimal : 28 0 C. 2) Nilai ph : 6,5 sampai dengan 8,5. 3) Oksigen terlarut minimal : 3 mg/l. b) Penggunaan aerasi atau pemanas (water heater) (jika diperlukan). c) Penggunaan bahan : formalin dan garam. d) Pakan buatan : berbentuk tepung (lihat Tabel 1). e) Padat tebar : lihat Tabel 1. f) Waktu pemeliharaan : lihat Tabel 1. g) Sintasan : lihat Tabel Produksi percil a) Kualitas media 1) Suhu optimal : 28 0 C. 2) Nilai ph : 6,5 sampai dengan 8,5. 3) Oksigen terlarut minimal : 3 mg/l. b) Penggunaan aerasi atau pemanas (water heater) (jika diperlukan) c) Waktu penetasan telur : 48 jam sampai dengan 60 jam (suhu 24 o C) d) Penggunaan bahan : formalin dan garam. e) Pakan buatan : berbentuk tepung (Tabel 1). f) Padat tebar : lihat tabel 1. g) Waktu pemeliharaan : lihat tabel 1. h) Sintasan : lihat tabel 1. Tabel 1 Standar proses produksi benih kodok lembu Penebaran Dosis Frek. Waktu Pemanenan No Produksi Kepadatan Ukuran Pakan Pemberian Pemeliharaan Sintasan Bobot Panjang (ekor/m 3 ) (g/ekor) (%) (kali/hari) (hari) prod (%) (g) standar (cm) 1. Larva *) Berudu , ,5 3. Percil 500 3, *) butir/m 3 5 dari 7

9 4.3 Pemanenan a) Sintasan : lihat Tabel 1. b) Mutu benih sesuai dengan SNI benih kodok lembu kelas benih sebar. 5 Cara pengukuran dan pemeriksaan 5.1 Cara menentukan umur Umur dihitung sejak telur menetas. 5.2 Cara mengukur panjang total Pengukuran panjang total dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai ujung sirip ekor dengan menggunakan alat jangka sorong yang dinyatakan dalam milimeter atau centimeter. 5.3 Cara mengukur bobot tubuh Pengukuran bobot tubuh dilakukan dengan menimbang benih kodok menggunakan timbangan analitik yang dinyatakan dalam miligram atau gram. 5.4 Cara pengamatan kesehatan a) Metoda pengambilan contoh untuk pemeriksaan dan mengetahui kesehatan benih kodok dilakukan secara acak dengan mengambil contoh sebanyak 10 % atau minimal 30 ekor benih kodok. b) Pengamatan visual dan organoleptik : pengamatan visual dan organoleptik dilakukan untuk pemeriksaan ektoparasit dan morfologi. c) Pengamatan mikroskopik : pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (endoparasit, jamur, bakteri dan virus). 5.5 Cara memeriksa kemurnian kodok Pemeriksaan kemurnian kodok dilakukan dengan pengambilan contoh darah kodok yang diambil dari pembuluh darah pada paha atau badan dengan menggunakan alat suntik untuk pengujian elektrophoresis di laboratorium. 5.6 Cara pengukuran suhu Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer pada waktu pagi dan sore hari yang dilakukan di permukaan air dan dasar wadah. 6 dari 7

10 5.7 Cara pengukuran ph air Pengukuran ph air dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, yang angkanya ditentukan berdasarkan kesesuaian warna terhadap standar warna derajat keasaman atau dengan menggunakan ph meter. 5.8 Cara menentukan dosis pakan Dosis pakan yang diperlukan per hari ditentukan dengan cara mengukur bobot rata-rata benih kodok (minimal 30 ekor benih kodok sampel) dikalikan jumlah populasi benih kodok yang ditebar dikalikan persentase pakan yang telah ditetapkan dalam satuan gram atau kilogram. 5.9 Cara menentukan sintasan Sintasan ditentukan dengan cara membandingkan jumlah benih kodok yang hidup pada saat panen dengan benih kodok yang ditebar, dinyatakan dalam persen. 7 dari 7