BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda
|
|
- Yuliana Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda Hasil pengamatan secara mikroskopis yang dilakukan terhadap 90 ekor sampel ikan nila (Oreochromis nilotica), ukuran 5 cm (+ 1 bulan), 10 cm (+ 2 bulan) dan ukuran 15 cm (+ 3 bulan), 100 % terinfeksi Trichodina sp dengan jumlah total parasit 145 sel pada ikan ukuran 5 cm, 94 sel pada ikan ukuran 10 cm dan 58 sel pada ikan ukuran 15 cm (Tabel 6). Prevalensi dengan nilai 100 % menunjukkan bahwa parasit Trichodina sp menginfeksi seluruh sampel ikan nila yang diteliti. Intensitas Trichodina sp pada ukuran ikan yang berbeda adalah gabungan intensitas dari organ kulit dan insang, data hasil pengamatan intensitas parasit Trichodina sp dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini : Tabel 6. Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan yang Berbeda Ukuran Ikan Jumlah Total Trichodina sp Intensitas Trichodina sp (sel/ekor) I II III Rata-rata (sel/ekor) 5 cm (+1 bulan) 145 sel 4,70 4,20 5,60 4,83 10 cm (+2 bulan) 94 sel 2,90 3,10 3,40 3,13 15 cm (+3 bulan) 58 sel 1,90 1,80 2,10 1,93 Rata-rata intensitas serangan parasit Trichodina sp yang menginfeksi ikan nila (Oreochromis nilotica), pada ikan sampel ukuran 5 cm (+ 1 bulan) yaitu 4,83 sel/ekor, ukuran 10 cm (+ 2 bulan) yaitu 3,13 sel/ekor dan pada ikan sampel
2 ukuran 15 cm (+ 3 bulan) yaitu 1,93 sel/ekor, seperti pada Gambar 5 di bawah ini: Sel/ekor 4,83 3,13 1,93 Gambar 5. Tingkat Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan yang Berbeda. Hasil uji statistik anova (Analisys of Varians) pada tingkat kepercayaan 95 % dengan menggunakan program SPSS 17 terhadap intensitas parasit Trichodina sp, pada ketiga ukuran ikan yang diteliti adalah berbeda secara signifikan. Karena terdapat perbedaan jumlah intensitas parasit Trichodina sp antara ketiga ukuran ikan maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences) dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa intensitas Trichodina sp pada ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) berbeda secara signifikan dengan ikan ukuran 10 cm (+ 2 bulan) dan ikan ukuran 15 cm (+ 3 bulan). Perbedaan intensitas Trichodina sp yang menginfeksi ikan nila (Oreochromis nilotica) pada ketiga ukuran ikan diduga disebabkan oleh perbedaan perkembangan sistem imunnya. Hewan muda memiliki respon antibodi yang lebih lambat daripada hewan yang lebih tua. Hal ini disebabkan
3 sistem imun pada hewan yang lebih tua telah sempurna sehingga lebih tahan terhadap infeksi parasit (Noble & Noble, 1989 dalam Nurlita, dkk, 2008). Disamping itu Dogiel, et al., (1970) & Awilia (2002) dalam Aria (2008) mengatakan bahwa intensitas tiap jenis parasit tidak selalu sama karena banyaknya faktor yang berpengaruh, salah satu faktor yang berpengaruh adalah ukuran inang. Menurut Winton (2002) dalam Nurlita, dkk, (2008) bahwa sistem imun pada ikan terbagi menjadi dua yaitu imunitas bawaan dan imunitas adaptif. Imunitas bawaan didapat dari induk ikan, bersifat non-spesifik dan merupakan pertahanan pertama dalam melawan infeksi, pertahanan ini berupa sisik dan mukosa. Imunitas bawaan pada hewan muda belum cukup untuk menghadapi ektoparasit yang ada di lingkungan karena belum cukup berkembang. Sedangkan imunitas adaptif merupakan imunitas yang sangat spesifik sampai ke tipe patogen tertentu dan bersifat mengingat patogen yang menyerang. Imunitas adaptif meliputi limfosit, antibody dan sitokin. Karena imunitas adaptif bersifat mengingat maka imunitas ini akan semakin membaik oleh infeksi yang berulang sehingga ikan yang berumur lebih tua lebih berkembang. Menurut Lumsden (2003) dalam Nurlita, dkk, (2008) bahwa imunitas adaptif hanya berperan 0,05% dalam sistem pertahanan tubuh ikan sedangkan imunitas bawaan sangat berperan penting (99,5 %), karena berhubungan langsung dengan lingkungan. Imunitas yang belum berkembang inilah yang diduga menyebabkan rata-rata intensitas Trichodina sp pada ikan nila ukuran 5 cm (+ 1 bulan) lebih tinggi (4,83 sel/ekor) daripada ikan nila ukuran 10 cm (+ 2 bulan)
4 sebanyak 3,13 sel/ekor dan ikan nila ukuran 15 cm (+ 3 bulan) sebanyak 1,93 sel/ekor. Resistensi umur dapat pula disebabkan oleh ketahanan hewan dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan dalam hal ini hewan muda biasanya lebih mudah terkena stres dibandingkan dengan hewan yang lebih tua. Stres akibat lingkungan pada ikan dapat mengakibatkan menurunnya respon imun terhadap organisme penyebab penyakit (Stickney,1994 & Prasetya, 2004 dalam Nurlita, dkk, 2008). 1.2 Perbandingan Tingkat Intensitas Trichodina sp pada Kulit/Lendir dan Insang Ikan Nila Hasil pengamatan jumlah rata-rata intensitas Trichodina sp pada organ kulit/lendir ikan nila ukuran 5 cm (+ 1 bulan) adalah 3,06 sel/ekor, pada ukuran 10 cm (+ 2 bulan) adalah 1,90 sel/ekor dan pada ukuran 15 cm (+ 3 bulan) adalah 1,20 sel/ekor (Tabel 7). Sedangkan hasil pengamatan jumlah rata-rata intensitas Trichodina sp pada organ insang ikan nila ukuran 5 cm (+ 1 bulan) adalah 1,76 sel/ekor, pada ukuran 10 cm (+ 2 bulan) adalah 1,23 sel/ekor dan pada ukuran 15 cm (+ 3 bulan) adalah 0,73 sel/ekor (Tabel 7). Hasil pengamatan Trichodina sp pada organ kulit/lendir dan insang ikan nila (Oreochromis nilotica) dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
5 Tabel 7. Intensitas Trichodina sp pada Organ Kulit/Lendir dan Insang Ikan Nila. Organ Target Kulit/lendir Ukuran Ikan (cm /+ bulan) Intensitas (sel/ekor) I II III Rata-rata Trichodina sp/organ (sel/ekor) 5 (+1) 3,2 2,4 3,6 3,06 10 (+2) 1,7 2,0 2,0 1,90 15 (+3) 1,4 1,0 1,2 1,20 5 (+1) 1,5 1,8 2,0 1,76 Insang 10 (+2) 1,2 1,1 1,4 1,23 15 (+3) 0,5 0,8 0,9 0,73 Hasil Anova (Analisys of Varians), pada tingkat kepercayaan 95 % (lampiran 3), menunjukkan bahwa intensitas Trichodina sp pada organ target ikan nila berbeda secara nyata. Karena terdapat perbedaan intensitas Trichodina sp antar organ maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences) dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji LSD (Lampiran 4), menunjukkan bahwa intensitas Trichodina sp pada kulit ikan nila ukuran 5 cm (+ 1 bulan) berbeda secara signifikan dengan intensitas pada organ kulit maupun insang dari semua ukuran ikan nila. Pada kulit ikan ukuran 10 cm (+ 2 bulan) berbeda secara signifikan dengan intensitas pada kulit maupun insang dari semua ukuran ikan kecuali pada insang ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) tidak berbeda secara signifikan. Sedangkan pada kulit ikan ukuran 15 cm (+ 3 bulan) berbeda secara signifikan
6 dengan kulit ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) dan ukuran 10 cm (+ 2 bulan) juga berbeda secara signifikan dengan insang ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan). Intensitas parasit pada insang ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) berbeda secara signifikan dengan kulit ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) dan 15 cm (+ 3 bulan) juga berbeda secara signifikan dengan insang ikan ukuran 15 cm (+ 3 bulan). Pada insang ikan ukuran 10 cm (+ 2 bulan) berbeda secara signifikan dengan kulit ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) dan ukuran 10 cm (+ 2 bulan). Pada insang ikan ukuran 15 cm (+ 3 bulan) berbeda secara signifikan dengan kulit ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan) dan ukuran 10 cm (+ 2 bulan) juga berbeda signifikan dengan insang ikan ukuran 5 cm (+ 1 bulan). Intensitas Trichodina sp yang menginfeksi kulit ikan nila pada ukuran 5 cm (+ 1 bulan) mempunyai jumlah yang paling banyak dibanding organ insang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahaely (2007) dalam Nurlita, dkk, (2008) bahwa jumlah mukus di permukaan tubuh ikan dewasa lebih banyak dibanding ikan juvenile sehingga ketika dalam keadaan stres ikan dewasa lebih tahan terhadap infeksi parasit, bakteri dan jamur. Insang pada ikan nila ukuran 15 cm (+ 3 bulan) merupakan organ ikan yang paling sedikit ditemukan Trichodina sp. Jumlah intensitas Trichodina sp yang menginfeksi insang antara ketiga ukuran ikan tidak berbeda secara signifikan, kemungkinan hal ini terjadi karena posisi insang yang terlindungi oleh overculum sehingga menyulitkan Trichodina sp untuk mencapainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahaely (2007) dalam Nurlita, dkk, (2008) bahwa untuk sel mukus pada insang jumlahnya tidak berbeda nyata antara ikan juvenile
7 dengan ikan dewasa sehingga dalam hal ini sel mukus tidak berpengaruh terhadap intensitas Trichodina sp. Winton (2002) dalam Nurlita, dkk, (2008) menjelaskan bahwa akibat yang ditimbulkan oleh infeksi Trichodina sp adalah timbulnya lendir (mukus) pada permukaan tubuh. Pertahanan pertama ikan terhadap serangan penyakit berada pada permukaan kulit, yaitu mukus, jaringan epitel dan insang. Mukus melapisi seluruh permukaan integumen ikan, termasuk kulit, insang dan perut. Pada saat terjadi infeksi atau iritasi fisik dan kimiawi sekresi mukus meningkat. Lapisan mukus secara tetap dan teratur akan diperbarui sehingga kotoran yang menempel pada tubuh ikan juga ikut dibersihkan. Mukus ikan mengandung lisosim, komplemen, antibodi (IgM) dan protease yang berperan untuk mendegradasi dan mengeliminer patogen. 1.3 Parameter Kualitas Air Hasil pengukuran parameter kualitas air di karamba jaring apung Danau Limboto, Kabupaten Gorotalo, pada saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Parameter Kualitas Air Terukur Selama Penelitian Waktu Pengukuran 12 Mei 2011 Parameter Suhu PH DO BOD Karamba Ikan Uk.5cm 31 o C 6 2,2 ppm Lokasi Pengukuran Karamba Ikan Uk.10 cm 30 o C 6 6,2 mg/l 2 ppm Karamba Ikan Uk.15cm Kualitas Normal 29 o C 6,3 2 ppm Suhu C
8 24 Mei 2011 Suhu PH DO BOD 30 o C 6 2,1 ppm 29 o C 6,5 6,2 mg/l 2,0 ppm 29 o C 6 6,5 mg/l 1,9 ppm PH 6-8,5 DO > 5 ppm BOD < 2 ppm (Kordi, 2004). 06 Juni 2011 Suhu PH DO BOD 30 o C 6,6 5,8 mg/l 2,1 ppm 30 o C 7 2 ppm 28 o C 6,8 2 ppm Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukkan bahwa suhu ratarata sebesar 30 o C dan kandungan bahan organik (BOD) lebih dari 2 ppm merupakan kondisi yang sangat ideal bagi Trichodina sp untuk tumbuh dan berkembang di karamba jaring apung. Suhu air terhitung tinggi karena pengukuran dilakukan pada saat siang hari. Sedangkan tingginya kandungan bahan organik disebabkan oleh keberadaan enceng gondok yang memenuhi 30 % areal danau. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Deptan (1995), musim mempengaruhi fauna parasit, dimana dapat terjadi epzootik dalam bulan dimusim semi yang panas dan tumbuh subur di perairan yang banyak mengandung bahan organik dengan suhu air C, peningkatan suhu memicu perkembangan populasi parasit. Sementara nilai ph rata-rata 6 masih dalam kisaran normal. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) pada ketiga lokasi pengukuran termasuk tinggi (> 5 ppm). Tingginya nilai DO diduga terkait dengan tempat pengukuran DO pada permukaan air, dimana pada tempat ini terdapat banyak enceng gondok yang dapat membantu mensuplai oksigen dari hasil fotosintesis sehingga DO yang terukur termasuk tinggi.
9 Banyaknya enceng gondok juga diduga menjadi pemicu tingginya prevalensi Trichodina sp. Deptan (1995), tanaman air maupun hewan-hewan akuatik yang berupa makanan ikan dapat juga menjadi habitat tuan rumah perantara bagi parasit. Tanaman air membantu dalam penukaran oksigen dan kandungan gas dalam air, sedangkan hewan akuatik selain dapat menjadi predator juga menjadi tuan rumah perantara parasit.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ikan dilakukan di keramba jaring apung Danau Limboto, Kecamatan Batudaa,
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juni 201 Tempat penelitian ada dua lokasi yakni pengambilan sampel
Lebih terperinciNikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 2, Juni 2014
Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 2, Juni 2014 Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Monogenea Cichlidogyrus sp pada Insang Ikan Nila dengan Ukuran yang Berbeda di Keramba Jaring
Lebih terperinciPrevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan
Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan Disusun Oleh: Putri Ratna Noer Zheila 1508 100 065 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciMahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis S.Pi, M.Sc 3).
PREVALENSI DAN INTENSITAS Trichodina sp PADA KULIT DAN INSANG IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (BPBIAT) GORONTALO Mahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis
Lebih terperinciTabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pemeliharaan Ikan Maskoki (Carassius auratus) Pengambilan sampel ikan maskoki dilakukan di tiga tempat berbeda di daerah bogor, yaitu Pasar Anyar Bogor Tengah, Batu Tulis Bogor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo. Pemeriksaan parasit yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis Parasit Yang Menginfeksi Ikan Nila Identifikasi ektoparasit pada ikan nila dilakukan di Laboratorium Parasit Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan selama 40 hari massa pemeliharaan terhadap benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diketahui rata-rata tingkat kelangsungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus L.) adalah ikan yang hidup di air tawar dan berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan nila mulai didatangkan ke Bogor
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciARTIKEL JURNAL PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT MONOGENEA
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT MONOGENEA Cichlidogyrus sp PADA INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN UKURAN YANG BERBEDA DI KERAMBA JARING APUNG DANAU
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat diisolasi dari ikan, sel trophont menunjukan pergerakan yang aktif selama 4 jam pengamatan. Selanjutnya sel parasit pada suhu kontrol menempel pada dasar petri dan
Lebih terperinciSISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII
SISTEM IMUN Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM KEKEBALAN TUBUH Imunologi : Ilmu yang mempelajari cara tubuh melindungi diri dari gangguan fisik, kimiawi, dan biologis. . SISTEM IMUN INNATE : Respon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Taksonomi Klasifikasi atau pengelompokkan ikan lele dumbo menurut Bachtiar (2007) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fisika Kimia Perairan Lokasi budidaya rumput laut diketahui memiliki dasar perairan berupa substrat pasir dengan serpihan karang mati. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sudah dikenal memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang cukup besar. Ada beragam jenis ikan yang hidup di air tawar maupun air laut. Menurut Khairuman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah satu komoditas ekspor.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Ikan Mas yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila Pengamatan gejala klinis pada ikan mas yang diinfeksi Aeromonas hydrophila meliputi kerusakan jaringan tubuh dan perubahan
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampai Desember Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Parasit
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Parasit
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL
PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciHAMA DAN PENYAKIT IKAN
HAMA DAN PENYAKIT IKAN I. MENCEGAH HAMA DAN PENYAKIT IKAN Hama dan penyakit ikan dapat dibedakan berdasarkan penyerangan yaitu hama umumnya jenis organisme pemangsa (predator) dengan ukuran tubuh lebih
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Konsumsi Pakan Perbedaan pemberian dosis vitamin C mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (P
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Ikan Nilem yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila 4.1.1 Kerusakan Tubuh Berdasarkan hasil pengamatan, gejala klinis yang pertama kali terlihat setelah ikan diinfeksikan
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan suatu perairan yang airnya berasal dari air tanah dan air hujan, yang mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran tersebut dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Organisme Bioflok 4.1.1 Populasi Bakteri Populasi bakteri pada teknologi bioflok penting untuk diamati, karena teknologi bioflok didefinisikan sebagai teknologi
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran
Lebih terperinciImmunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age
Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budidaya ikan hias dapat memberikan beberapa keuntungan bagi pembudidaya antara lain budidaya ikan hias dapat dilakukan di lahan yang sempit seperti akuarium atau
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinciGambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan
Kelangsugan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Nilem Pada penelitian yang dilakukan selama 30 hari pemeliharaan, terjadi kematian 2 ekor ikan dari total 225 ekor ikan yang digunakan.
Lebih terperinciGambar 2.1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Nila Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (2010), klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR) Perubahan bobot ikan selama masa pemeliharaan diukur dan dicatat untuk mendapatkan data mengenai laju pertumbuhan
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Spesies Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tingkat kelangsungan hidup yang paling
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Benih Lele Sangkuriang yang terinfeksi Aeromonas hydrophila Pengamatan gejala klinis benih lele sangkuriang yang diinfeksikan Aeromonas hydrophila meliputi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Probiotik Penggunaan bakteri untuk kesejahteraan manusia seperti kesehatan dan pertanian sangat menarik perhatian lebih dari satu dekade terakhir. Probiotik sudah digunakan di
Lebih terperinciKERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN
KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus DI KARAMBA JARING APUNG BALAI SEA FARMING KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA AGNIS MURTI RAHAYU DEPARTEMEN
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air sebagai Tempat Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan nila.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelangsungan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup (SR) Kelangsungan hidup merupakan suatu perbandingan antara jumlah organisme yang hidup diakhir penelitian dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Hematokrit Ikan Hematokrit adalah persentase sel darah merah dalam darah, bila kadar hematokrit 40% berarti dalam darah tersebut terdiri dari 40% sel darah merah dan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar Hasil analisis kualitas media air yang digunakan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis kualitas
Lebih terperinciIma Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Mojosari merupakan itik lokal yang berasal dari Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Itik ini merupakan petelur unggul. Telur itik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 282.695 ton, dengan persentasi
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek
II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciGambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (C.macropomum) Ikan bawal air tawar (C.macropomum) atau lebih dikenal dengan sebutan tambaqui adalah ikan introduksi yang berasal dari Amerika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Lele Dumbo Lele dumbo merupakan jenis ikan lele yang ukuran tubuhnya besar (bongsor). Ukuran tubuh inilah yang membuatnya disebut dengan lele dumbo. Kata dumbo
Lebih terperinciSISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS
SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) PASCA TERJADINYA HARMFULL ALGAL BLOOMS (HABs) DI PANTAI RINGGUNG KABUPATEN PESAWARAN ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) PASCA TERJADINYA HARMFULL ALGAL BLOOMS (HABs) DI PANTAI
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan
5 TINJAUAN PUSTAKA Estuari Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara maritim karena sebagian besar wilayahnya didominasi oleh perairan. Perairan ini meliputi perairan laut, payau, maupun perairan
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS AIR
MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN NILA DI DANAU LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN NILA DI DANAU LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO OLEH: RIVAL S. NAKI NIM. 631409029 1 KAJIAN HUBUNGAN ANTARA
Lebih terperinciDi dalam pelaksanaannya, petugas karantina ikan hams mengetahui jenisjenis
PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan perikanan di Indonesia terus mengalami kemajuan dengan semakin meningkatnya lalu lintas komoditas perikanan antar pulau maupun antar negara. Kegiatan ekspor perikanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali pada tanggal 17 Februari 28 Februari 2014.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali pada tanggal 17 Februari 28 Februari 2014.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir memiliki lebar maksimal 20 meter dan kedalaman maksimal 10 meter.
Lebih terperinciSistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus
Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian yang dilakukan selama 30 hari, diperoleh bahwa pengaruh salinitas terhadap kelangsungan hidup benih nila
Lebih terperinciIDENTIFIKASI EKTOPARASIT PROTOZOA PADA BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KOLAM MILIK PETANI IKAN DESA PATIMUAN KECAMATAN PATIMUAN KABUPATEN CILACAP
IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PROTOZOA PADA BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KOLAM MILIK PETANI IKAN DESA PATIMUAN KECAMATAN PATIMUAN KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Identifikasi Parasit Jenis parasit yang ditemukan adalah Trichodina (Gambar 2), Chilodonella (Gambar 3), Dactylogyrus (Gambar 4), Gyrodactylus (Gambar 5), dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Patin Sektor perikanan memang unik beberapa karakter yang melekat di dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian penanganan masalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PERASAN LARUTAN DAUN API-API
SIDANG TUGAS AKHIR EFEKTIFITAS PERASAN LARUTAN DAUN API-API (Avicennia marina) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio l.) TERHADAP PERKEMBANGAN Trichodina sp. Oleh: Bidayatul Afifah NRP. 1510 100 703 Dosen Penguji
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila (Oreochromis nilotica) 2.1.1 Klasifikasi Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun menurut klasifikasi terbaru pada Tahun 1982
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6483.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kualitas Air Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada masingmasing perlakuan selama penelitian adalah seperti terlihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kualitas Air
Lebih terperinciSri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract
Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin (1984) dalam Hadiroseyani et al. (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Untuk mengerti bagaimana kedudukan dan peran imunologi dalam ilmu kefarmasian, kita terlebih dahulu harus mengetahui apakah yang
Lebih terperinciRESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)
1 RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN) Angga Yudhistira, Dwi Rian Antono, Hendriyanto Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori yang Relevan. Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit dari golongan protozoa yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Relevan Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit dari golongan protozoa yang biasa menyerang benih ikan air tawar pada usaha budi daya intensif, sebagai akibat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh kosentrasi limbah terhadap gerakan insang Moina sp Setelah dilakukan penelitian tentang gerakan insang dan laju pertumbuhan populasi Moina sp dalam berbagai kosentrasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan keragaman hayati yang selalu ada di sekitar kita, baik yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman dahulu, tumbuhan sudah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan
4.1. Laju Pertumbuhan Mutlak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Laju pertumbuhan mutlak Alga K. alvarezii dengan pemeliharaan selama 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi komunitas plankton sampai tingkat genus di Pulau Biawak terdiri dari 18 genus plankton yang terbagi kedalam 14 genera
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Itik merupakan salah satu unggas penting yang diternakkan di Indonesia. Ternak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan produk yang dihasilkannya. Produk yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis nilotica) DI DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO
IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis nilotica) DI DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO Sufriyanto K. Ali 1), Yuniarti Koniyo 2), Mulis 3) Email : sufriyatoali@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kualitas Air Kualitas air merupakan parameter lingkungan yang memegang peranan penting dalam kelangsungan suatu kegiatan budidaya. Parameter kualitas air yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Klasifikasi Ikan Lele Dumbo Klasifikasi ikan lele dumbo menurut (Saanin,1984) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sub kingdom : Metazoa Phylum
Lebih terperinciBerdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof.
Pada ekosistem kolam air tawar terdapat berbagai macam tumbuhan dan hewan yang hidup bersama. Ekosistem tersusun atas populasi makhluk hidup dan lingkungan tidak hidup. Hubungan antar populasi tersebut
Lebih terperinciTingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.
Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus., L) Oleh: Annisa Rakhmawati, Agung Budiantoro Program Studi Biologi Fakultas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR (SB )
TUGAS AKHIR (SB-091358) Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Juvenile Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) secara In-Situ di Kali Mas Surabaya Oleh : Robby Febryanto (1507 100 038) Dosen Pembimbing
Lebih terperinci