PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI"

Transkripsi

1 1 PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 2 PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR Retna Yusfika A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

3 3 PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI PT KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA, KOTA BATU- MALANG, JAWA TIMUR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Retna Yusfika A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

4 4 RINGKASAN RETNA YUSFIKA. Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh Slamet Susanto). Kegiatan magang yang dilakukan di Kusuma Agrowisata (KA) adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja secara praktis di lapangan, mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel di KA, mengetahui aspek produksi dan ekonomi tanaman apel di KA dan memperluas wawasan pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan ketermpilan dalam budidaya dan kemampuan managerial. Magang dilaksanakan di KA, Kota Batu-Malang, Jawa Timur pada tanggal 12 Februari sampai 12 Juni Metode pelaksanaan magang yaitu dengan melakukan pengamatan mengenai keadaan lapang, mengumpulkan data primer dan sekunder, serta mengikuti secara langsung seluruh kegiatan di lapang, meliputi kegiatan di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), departemen Trading, departemen Marketing dan Divisi Industri, metode yang dilakukan di departemen BTT meliputi pengamatan dan praktek secara langsung di lapang dengan tenaga kerja karyawan harian lepas (KHL) dan bekerja sebagai asisten pengawas kebun serta melakukan analisis produktivitas tenaga kerja KHL pada kegiatan budiddaya tanaman apel. Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya kegiatan perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan cabang. Kegiatan pascapanen apel KA berada dibawah tanggung jawab departemen trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara manual, kecuali untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel dilakukan untuk menunjang kegiatan wisata kebun yang ada. Produk olahan apel KA meliputi sari buah, jenang, cuka dan cider. Pemasaran apel KA dilakukan di wilayah lokal, yaitu lokasi wisata KA dan luar kota. Penjualan apel di lokasi wisata KA terbanyak pada Mei 2009 adalah apel Ana yaitu sebesar kg Ana segar. Persentase pengiriman apel ke pasar luar kota pada Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada

5 5 April 2009 untuk daerah Bali sebesar 0.43% dari pesanan, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang tidak terpenuhi pada Maret dan April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi apel dari petani maupun supplier apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel di tingkat kulak. Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun produksi, yaitu sebesar Rp dan Rp , sedangkan nilai B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan5.27 serta 2.02 dan 2.50 Asumsi yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun.

6 6 Judul Nama NRP : PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI PT KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA, KOTA BATU- MALANG, JAWA TIMUR : Retna Yusfika : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc. NIP : Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP : Tanggal Lulus :

7 7 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada tanggal 11 Maret Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Yusup dan Ibu Pipih. Tahun 2000 penulis lulus Sekolah Dasar Rimba Putra Bogor kemudian dilanjutkan di SMP Insan Kamil Bogor sampai tahun Tahun 2005, penulis menamatkan pendidikan menengah lanjutan atas di SMA Insan Kamil Bogor. Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Semasa menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan, diantaranya sebagai Anggota Forum Kajian Rohis Departemen Agronomi (FKRD-A) Divisi Informasi dan Komunikasi ( ), Panitia Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) pada tahun Penulis pun melakukan kegiatan magang dalam mengisi liburan semester, yaitu di Balai Penelitian dan Pengembangan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis (2007) serta Saung Mirwan, Megamendung (2008).

8 8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya yang tak terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu - Malang, Jawa Timur. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS serta Dr. Dewi Sukma, SP MSi yang telah bersedia menjadi dosen penguji. 3. Dr.Ir Eny Widajdati, MS. selaku dosen pembimbing akademik. 4. Yayah dan Embu atas dukungannya yang tulus baik moril maupun materil. 5. Pak Agus Sugiantoro selaku pembimbing lapang di Kusuma yang telah membimbing penulis dalam pelaksanaan teknis di lapangan. 6. Seluruh staf departemen BTT, trading, mrketing, dan agroindustri Kusuma Agrowisata atas segala bantuannya selama kegiatan magang berlangsung. 7. Ibu Yanti yang telah menyediakan tempat tinggal dan keperluan sehari-hari selama magang. 8. Baith, Nini, dan Mia atas persahabatan serta kebersamaannya selama kegiatan magang di Kusuma serta seluruh teman-teman AGH 42 atas kebersamaan dan dukungannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. Bogor, Januari 2010 Penulis

9 9 DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN.. 1 Latar Belakang. 1 Tujuan.. 3 TINJUAN PUSTAKA... 4 Botani Apel.. 4 Syarat Tumbuh. 5 Pemanenan 5 Pascapanen... 6 METODE MAGANG. 8 Tempat dan Waktu... 8 Metode Pelaksanaan.. 8 Analisis Data dan Informasi. 9 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 10 Sejarah Perusahaan.. 10 Lokasi 10 Keadaan Ikilm, Tanah, dan Topografi.. 11 Tata Guna Lahan 11 Keadaan Tanaman dan Produksi 12 Organisasi Perusahaan 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG.. 15 Aspek Teknis. 15 Pembibitan. 15 Penanaman Pemupukan Perompesan 18 Pemangkasan. 19 Pelengkungan Cabang (Penelungan).. 20 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT). 22 Taksasi Buah.. 23 Inventarisasi Tanaman 25 Panen dan Pascapanen 25 Aspek Managerial.. 27 Pendamping Pengawas Kebun 27 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen 30 Pembersihan (cleaning) Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading) Pengemasan (packaging) Penyimpanan (storing) Pengangkutan. 39 Pemasaran. 41

10 10 System Pembayaran 44 PENGOLAHAN HASIL.. 46 Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji 46 Pembersihan.. 46 Proses Produksi.. 47 Pengemasan 50 Penyimpanan.. 51 Pengangkutan dan Pemasaran. 52 PROSPEK USAHA TANI APEL KESIMPULAN DAN SARAN.. 56 Kesimpulan. 56 Saran 57 DAFTAR PUSTAKA. 58 LAMPIRAN 61

11 11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo) Grade Apel Kusuma Agrowisata Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata Hasil Analisis Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun. 54

12 12 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan Mata Tunas Hasil Okulasi Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan) Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni),(b) Lalat buah (Rhogoletis pomonella),(c)bercak daun,(d)kanker batang, (e)ulat Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata Alat Timbangan Apel Buah Apel Ana Tidak Layak Jual Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA Kemasan Jenang dan Cuka Apel Kusuma Agrowisata Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata 52

13 13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Trading di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Marketing di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Agroindustri di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Data Hujan Desa Ngaglik, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Periode Peta Areal Kusuma Agrowisata Peta Kebun Apel Wisata Kusuma Perbedaan Fenotipe Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata Struktur Organisasi Kusuma Agrowisata Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah Inventarisasi Tanaman Apel Kebun Kusuma Agrowisata Blanko Laporan Harian Pengawas Standar Operasional Pengawas Kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani)

14 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan merupakan komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan diminati oleh konsumen. Buah-buahan yang terdapat di Indonesia sangat beragam, mulai dari buah-buahan tropis hingga beberapa buah temperate. Apel (Mallus sylvestris) merupakan salah satu tanaman buah yang dapat dibudidayakan di Indonesia dan merupakan tanaman tahunan yang berasal dari daerah temperate. Menurut Soelarso (1996) apel mulai dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 1934 dan dapat berbuah dengan baik. Buah-buahan mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga merupakan sumber vitamin dan mineral. Menurut Kusumo dan Verheij (1997) dalam 100 g buah apel terkandung 85 g air, g karbohidrat (terutama fruktosa), 10 mg kalsium, 10 mg fosfor, 0.2 mg besi, 150 mg kalium, 10 mg vitamin C, sedikit sekali vitamin A, B1, B2, dan B6, kandungan lemaknya sangat rendah, dan nilai energinya kj/100g. Buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral utama semakin banyak diminati oleh masyarakat dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dengan gizi tinggi. Pada akhirnya buah-buahan menjadi banyak diperdagangkan. Oleh karena itu usaha tani di bidang buah masih sangat bagus untuk dikembangkan. Peluang bisnis buah-buahan juga terlihat pada kenyataan konsumsi buah penduduk Indonesia yang masih kurang. Menurut Husodo (2003), rata-rata konsumsi per kapita per tahun rakyat Indonesia untuk buah-buahan adalah baru sebesar kg, sedangkan rekomendasi FAO adalah 65,75 kg. Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nangkojajar) Jawa Timur merupakan daerah sentra produksi apel di Indonesia. Iklim yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan apel memungkinkan tanaman subtropis tersebut dapat berkembang dengan baik di Jawa Timur. Menurut Sunarjono (2006), buah-buah subtropis menghendaki suhu yang rendah (<21 o C)

15 15 untuk dapat tumbuh dan berbuah. Suhu yang rendah hanya terdapat di daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari m dpl. Populasi tanaman apel di Indonesia pada tahun adalah pohon, dengan produksi mencapai ton (BPS, 2007). Menurut Ariani (2007), perkembangan tanaman apel di Indonesia dari tahun 2005 mengalami penurunan dalam hal produksi dan produktivitas. Produksi tanaman apel menurun sebesar 58.55% sedangkan produktivitas menurun sebesar 26.53%. Rendahnya produktivitas tanaman apel Indonesia memungkinkan produk impor menguasai pasaran dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Pertanian (2008), impor buah apel pada periode tahun mengalami peningkatan mencapai 2 ton per tahun dan tahun 2006 total impor apel Indonesia sebesar ton. Buah impor yng masuk ke dalam negeri menyebabkab adanya persaingan dengan buh lokal. Buah impor cenderung memiliki kualitas yang lebih baik daripada buah lokal, seperti penampilan, rasa dan warna yang lebih seragam. Menurut Irawan (2007) dalam rangka meningkatkan daya saing agribisnis hortikultura maka diperlukan berbagai upaya salah satunya adalah upaya pengembangan fasilitas pascapanen pada setiap unit agribisnis. Dengan adanya penanganan pascapanen dapat menjadikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan meningkatkan harga jual. Kusuma Agrowisata merupakan salah satu perusahaan yang terdapat di Kota Batu, Jawa Timur yang mengembangkan usaha tanaman apel dalam skala komersial. Perusahaan tersebut juga mempunyai sebuah tujuan yaitu menjadi wahana produktif dan berpartisipasi dalam perkembangan agribisnis dan agrowisata di Indonesia. Kegiatan magang merupakan salah satu upaya dalam mengetahui sistem kerja dari suatu perusahaan. Seluruh kegiatan perusahaan yang meliputi aspek budidaya mulai dari pembibitan hingga panen dan pascapanen serta pemasarannya merupakan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang. Dalam kegiatan ini lebih ditekankan kepada pengalaman serta pengetahuan di bidang pertanian, khususnya budidaya apel sehingga penulis memiliki kemampuan dalam teknik budidaya apel.

16 16 Tujuan Pelaksanaan kegiatan magang ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel yang dilakukan di Kusuma Agrowisata. 2. Mengetahui aspek produksi dan ekonomi tanaman apel di Kusuma Agrowisata. 3. Memperluas wawasan pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam budidaya dan kemampuan managerial.

17 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Secara taksonomi tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermathophyta Sub divisi : Angiosperma Kelas : Dicotyledinae Ordo : Rosales Famili : Rosaceae Genus : Malus Spesies : Malus sylvestris Tanaman apel dapat tumbuh tinggi mencapai 10 m, tetapi untuk memudahkan dalam pemanenan maka dibentuk menyerupai semak yang tingginya hanya 2-3 m. Apel memiliki daun yang tunggal, berbulu kasar, dan tersebar melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daunnya lonjong meruncing dengan warna hijau muda (Heru, 1993). Bunga apel merupakan bunga tunggal atau berkelompok berwarna putih bersih. Bunga keluar pada ujung-ujung tunas generatif yang tumbuh dari setiap mata pada setiap ruas cabang (Sunarjono, 2006). Munculnya bunga didahului oleh munculnya tunas produktif (spurs) dan pertunasan berhenti setelah pertumbuhan buah. Pada musim panas bunganya berkembang dan berdiferensiasi. Sebagian tunas yang tidak berbunga akan tinggal dorman dan biasanya akan berbunga pada musim berikutnya (Kusumo, 1986). Secara alami, tanaman apel hanya berbunga sekali dalam setahun setelah mengalami musim kemarau (di Eropa musim dingin) (Sunarjono, 2006). Namun, berdasarkan penelitian Crockett (1972), dengan melangkungkan cabangcabangnya yang telah dewasa secara mendatar, tanaman dapat berbunga setiap saat setelah daunnya digugurkan (dirompes).

18 18 Syarat Tumbuh Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 700 sampai m dpl (Kusumo, 1986). Berdasarkan hasil penelitian Kusumo dan Verheij (1997), curah hujan yang baik untuk pertumbuhan apel adalah sampai mm. Apabila curah hujan melebihi optimal maka dapat mengganggu pembungaan pada tanaman apel. Tanaman apel memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan dan mutu buah yang baik. Menurut Kusumo (1986) besarnya penyinaran yang dibutuhkan adalah sebesar 50% tiap harinya, sedangkan suhu yang baik untuk pertumbuhan apel maksimal adalah 27 o C dan minimal 16 o C dengan RH antara 75-85%. Pertumbuhan tanaman apel lebih subur pada tanah-tanah yang berstruktur baik dan bersolum dalam. Uap air sangat menentukan produksi. Pada tanah-tanah yang bergantung pada hujan biasanya produksi yang baik hanya sekali dalam setahun dan pertumbuhannya menjadi kurang subur. Pemanenan Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan hasil dari suatu pertanaman. Panen dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen. Apabila panen dilakukan pada waktu yang tidak tepat maka produk panen tidak akan tahan simpan dan cepat busuk. Menurut Sunarjono (2006) pada umumnya tanaman apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Menurut Untung (1994) semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin lama waktu panen buah apel. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari (Kusumo, 1986). Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres (Kusumo, 1986).

19 19 Apel termasuk buah yang peka terhadap kerusakan, oleh karenanya pemanenan harus dilakukan dengan baik. Cara pemanenan buah apel adalah dengan cara memetik buah dengan tangan. Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati. Kulit buah yang memar karena jatuh atau tekanan telapak tangan yang terlalu keras dapat menimbulkan infeksi. Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan. Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon (Kusumo, 1986). Panen yang baik akan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan kegiatan pasca panen. Pascapanen Perlakuan pascapanen dilakukan dengan tujuan memberikan penampilan yang baik, melindungi produk serta memperpanjang daya simpan. Buah-buahan merupakan komoditas yang ringkih, sehingga diperlukan penanganan pascapanen yang memadai agar dapat dipertahankan mutunya, ditingkatkan daya simpan dan daya gunanya (Broto, 1993). Menurut Made (2001) secara umum perlakuan pascapanen meliputi sortasi dan grading, pencucian, pelilinan, pengendalian penyakit dan insekta. 1. Sortasi dan Grading Tujuan sortasi adalah untuk menghilangkan bagian-bagian yang dengan jelas tidak layak dijual seperti buah yang luka, busuk atau mempunyai bentuk dan warna yang tidak normal (Broto, 1993). Selain itu sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pasaran. Pemisahan produk busuk dapat menghindarkan penyebaran infeksi ke produk lainnya. Grading merupakan kegiatan pemisahan produk berdasarkan kriteria mutu, seperti ukuran, warna, serta kematangan. 2. Pencucian Buah membutuhkan pembersihan untuk menghilangkan kotoran seperti debu, atau residu penyemprotan yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan tersebut secara umum dilakukan dengan penyemprotan air atau mencelupkan ke dalam air. Namun, pembersihan dapat pula dilakukan dengan menggunakan bahan

20 20 kimia, seperti klorin. Klorin merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan mikroorganisme. Menurut Made (2001) perlakuan klorin dengan konsentrasi ppm dapat membantu mengendalikan patogen selama operasi pascpapanen. 3. Pelilinan Pelilinan pada buah-buahan seperti apel dan peach umum dilakukan. Lilin alami yang banyak digunakan adalah shellac dan carnauba atau beeswax (lilin lebah) yang semuanya digolongkan sebagai food grade (Made, 2001). Pelapisan lilin berfungsi sebagai pengganti lilin alami pada buah yang hilang karena proses pencucian. Selain itu, dapat berfungsi untuk mengurangi kehilangan air selama penanganan dan pemasaran serta membantu memberikan proteksi dari serangan mikroorganisme pembusuk. 4. Pengemasan Pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari pelukaan, memudahkan dalam pengleolaan suhu, mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus, serta memberi estetika untuk menarik konsumen (Broto, 1993). Pengemasan yang baik dapat melindungi produk selama proses pengangkutan, mulai dari kebun hingga ke pasar. 5. Penyimpanan Umur pemasaran dari buah dapat diperpanjang dengan penyimpanan yang tepat dalam kondisi lingkungan yang dapat mempertahankan mutunya. Menurut Kusumo (1986), buah apel yang disimpan di dalam kamar dingin dapat tetap segar selama 4-7 bulan. Manajemen suhu merupakan salah satu cara mengendalikan penyakit. Penghilangan panas lapang secara cepat dan menjaganya tetap pada suhu rendah, menghambat perkembangan penyakit pascapanen. Manurut Made (2001) buah apel, peach dan delima merupakan buah-buah yang mendapat perlakuan dingin dengan suhu 0.5 o C atau dibawahnya selama 14 hari agar dapat memenuhi persyaratan karantina pasar dunia untuk pengendalian 10 lalat buah Queensland.

21 21 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung selama 4 bulan yang dimulai pada awal bulan Februari 2009 sampai awal bulan Juni Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari: 1. Metode yang dilakukan secara keseluruhan di Kusuma Agrowisata yaitu: a. Mengadakan pengamatan mengenai keadaan lapang dan praktek kerja langsung dengan mengikuti seluruh rangkaian di perusahaan, meliputi kegiatan di Divisi Agrowisata, yaitu di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) (76 hari kerja efektif), di departemen Trading (10 hari kerja efektif), di departemen Marketing (10 hari kerja efektif), serta di Divisi Industri (2 hari kerja efektif). b. Mengumpulkan data primer dengan mewawancarai pihak-pihak yang berhubungan dalam kegiatan magang. c. Mengumpulkan data sekunder meliputi data luas lahan, kondisi iklim, jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi perusahaan dan studi pustaka. 2. Metode yang dilakukan di departemen BTT yaitu mengadakan pengamatan mengenai keadaan lapang dan praktek kerja secara langsung dengan mengikuti seluruh kegiatan di departemen BTT. Kegiatan terdiri dari kegiatan di lapang bersama tenaga kerja (46 hari kerja efektif) dan bekerja sebagai asisten pengawas (30 hari kerja efektif). 3. Melakukan analisis produktivitas tenaga kerja pada kegiatan budiddaya tanaman apel dengan satu sampai sembilan kali pengamatan. Kegiatan yang diikuti secara langsung adalah kegiatan pemeliharaan, meliputi pemupukan, perompesan, pemangkasan, pelengkungan cabang dan pemanenan.

22 22 Analisis Data dan Informasi Data-data yang diperoleh dikelompokan dan diolah dengan menggunakan rataan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan meliputi kegiatan budidaya sampai penanganan pascapanen yang meliputi: 1. Budidaya Apel Kegiatan budidaya meliputi pembibitan, pemupukan, perompesan, pelengkungan cabang, serta pengendalian hama dan penyakit. 2. Teknik Pemanenan Kegiatan pemanenan meliputi taksasi hasil panen, alat serta cara panen yang dilakukan. 3. Teknik Penanganan Pascapanen Kegiatan pascapanen meliputi pembersihan, penyortiran, pengkelasan, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan serta pengolahan.

23 23 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT Kusuma Agrowisata merupakan perusahaan keluarga yang mulai dibangun sejak tahun 1989 dengan tujuan sebagai usaha agrowisata apel. Badan usaha Perseroan Terbatas (PT) dibentuk pada tahun 1992 yang mewadahi seluruh kegiatan usahanya dan dinamakan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (KSDW) dengan no izin usaha 530/01/ /IUI/2002, kemudian disingkat dengan nama dagang Kusuma Agrowisata. Perusahaan terus berkembang menjadi sebuah usaha agribisnis dengan meningkatkan luas area, menambah komoditi buah serta membangun sebuah home industry pengolahan apel. Kusuma Agrowisata menjadi pelopor dalam memproduksi sari apel di Jawa Timur. Perusahaan pun tidak hanya dibangun sebagai sebuah usaha agribisnis, namun juga sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan petani. Pusat kajian tersebut diberi nama Klinik Agribisnis. Klinik Agribisnis tersebut memiliki program, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan, studi banding, dan seminar. Semua kegiatan tersebut diwadahi dalam sebuah badan hukum yang legal, yaitu PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Lokasi Secara administratif, KSDW terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Desa Ngaglik, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Batu, Propinsi Jawa Timur. Kota Batu merupakan daerah yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata dan terletak 19 Km dari Kota Malang. Sebelah Utara perusahaan berbatasan dengan Desa Ngaglik, sebelah Selatan dengan Gunung Panderman, sebelah Timur dengan Desa Pesanggrahan, dan sebelah Barat dengan Desa Sisir. Daerah tersebut dikelilingi oleh rangkaian pegunungan, yaitu Gunung Panderman ( 2040 m), Gunung Arjuno ( 3339 m), Gunung Welirang (2156 m), Gunung Anjasmoro (2277), dan Gunung Kawi (2651 m).

24 24 Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi Pada Lampiran 6, berdasarkan iklim Schmidt-Ferguson keadaan iklim di Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam tipe iklim D dengan bulan basah rata-rata 5.6 dan bulan kering rata-rata 6.4. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir adalah mm/tahun dengan hari hujan (HH) rata-rata sebanyak HH/tahun. Kelembaban udara dan suhu di daerah tersebut masing-masing adalah 60-70% dan o C. Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah latosol, dengan lapisan tanah yang berpasir dan berbatu. Kedalaman efektifnya yaitu 20 cm. Topografi tanah bergelombang dengan kemiringan 15-20%. Ketinggian tempat berkisar antara m dpl (di atas permukaan laut). Tata Guna Lahan Total luas areal Kusuma Agrowisata adalah 62 ha. Luasan tersebut terbagi ke dalam beberapa blok pertanaman apel (32 blok), jeruk, strawberry, buah naga, jambu biji merah, kopi serta rumah kaca untuk tanaman paprika dan tomat cherry. Sisanya adalah untuk area perhotelan, cottage, dan restoran. Peta areal Kusuma Agrowisata dan kebun apel perusahaan tercantum pada Lampiran 7 dan 8. Tabel 1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata Tata Guna lahan Luas (ha) Apel 7.21 Jeruk 7.11 Strawberry 2 Buah Naga 1.60 Jambu Biji Merah 2.67 Kopi 9 Rumah Kaca Paprika 0.39 Rumah Kaca Tomat Cherry 0,03 Jalan, Area perhotelan, Cottage, dan Restauran Total 62

25 Produksi (ton) 25 Keadaan Tanaman dan Produksi Apel yang dibudidayakan di Kusuma Agrowisata terdiri atas apel Manalagi, Ana, Rome Beauty, dan beberapa apel Wangling dan Australia. Dalam memproduksi apel, perusahaan membangun sebuah kebun produksi apel di Kecamatan Junggo dengan luas areal pertanaman apel sebesar 7.6 ha. Baik di kebun wisata maupun kebun produksi, mayoritas apel yang dibudidayakan adalah apel Manalagi. Hasil pengamatan terhadap penampakan fisik beberapa varietas apel di Kusuma Agrowisata ditampilkan pada Lampiran 9 dan 10. Produksi apel Kusuma Agrowisata selama 8 tahun terakhir mengalami fluktuasi (Gambar 1). Produksi apel pada tahun 2005 sebesar ton, tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi ton. Pada tahun 2009 (Januari sampai April) produksi apel mencapai ton * Tahun *Januari-April 2009 Gambar 1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata Organisasi Perusahaan Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya terdiri atas lima divisi, yaitu Divisi Hotel Kusuma Agrowisata, Divisi Estate (Villa Kusuma Agrowisata), Divisi Industri, dan Divisi Agrowisata. Divisi yang berperan langsung dalam budidaya serta pengolahan apel adalah Divisi Agrowisata dan Industri. Masing-masing divisi terbagi kembali dalam beberapa departemen. Struktur organisasi secara

26 26 lengkap disajikan pada Lampiran 11. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata merupakan garis staf yang telah menempatkan posisi karyawan berdasarkan tugasnya masing-masing. Tiap-tiap divisi dipimpin oleh seorang general manager dan untuk tiap departemen dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertindak sebagai manager. General manager bertanggung jawab atas kelancaran kerja divisi yang dipimpin dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu suatu keuntungan yang wajar dengan memberikan rasa puas kepada pengunjung, pemilik serta karyawan sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Seorang kepala bagian atau manager bertanggung jawab atas kelancaran operasional kerja pada departemen yang dipimpinnya. Penyerapan tenaga kerja di Kusuma Agrowisata dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dari setiap departemen. Jumlah karyawan tetap sebanyak 400 orang dan total seluruh karyawan termasuk harian lepas mencapai lebih dari 800 orang. Latar belakang pendidikan karyawan terbesar adalah lulusan SLTA. Dalam pelaksanaannya terdapat pembagian tenaga kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontrak, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja kontrak merupakan tenaga kerja yang dikontrak untuk pekerjaan tertentu dengan jangka waktu tertentu minimal 1 tahun. Tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang dibutuhkan pada waktu dan kegiatan tertentu saja, serta digaji atau dibayar berdasarkan prestasi kerja, misal tenaga kerja borongan untuk kegiatan perompesan, pengendalian gulma, dan sebagainya. Data jumlah tenaga kerja bersadarkan pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 2. No Tabel 2. Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen Jumlah Karyawan (orang) Departemen 1 Keuangan, Umum dan Adm Marketing 16 3 Klinik Agribisnis dan Agrowisata 14 4 Food and Beverage 25 5 Budidaya Tanaman Semusim 20 6 Budidaya Tanaman Tahunan 16 Total 136 Sumber : Klinik Agribisnis dan Agrowisata, 2009.

27 27 Ketua Departemen Budidaya Tanaman Assisten Ketua Departemen Budidaya Tanaman Staff Administrasi Waker Pengawas Green House Hidroponik, Substrat dan Packing Pengawas Tanaman Strawberry, Sayur Organik, Buah Naga, Lanskap Pengawas Apel dan Jeruk Pengawas Kebun Junggo dan Karang Ploso Pengawas Gudang, Kopi, Kompos Pengawas Kebun Kingsoe, Seruk, Pentil Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan

28 28 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan terdiri atas kegiatan perawatan, pemanenan, pascapanen dan pengolahan apel. Kegiatan perawatan yang diikuti meliputi kegiatan pemupukan, perompesan atau pengguguran daun, pemangkasan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta penelungan atau pelengkungan cabang. Kegiatan lainnya yang dilakukan penulis terkait dengan budidaya tanaman apel serta kegiatan yang rutin dilakukan di perusahaan tempat magang adalah pembibitan, taksasi tanaman dan taksasi produksi. Pembibitan Kualitas bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan tanaman. Bibit yang berkualitas baik dapat memiliki produktivitas yang tinggi. Bibit apel dapat diperoleh melalui hasil perbanyakan dengan cara okulasi atau penempelan mata tunas dan grafting atau penyambungan. Departemen BTT Kusuma Agrowisata (KA) tidak melakukan kegiatan pembibitan apel. Bibit yang ditanam diperoleh dari mitra Kusuma, yaitu tempat pembibitan yang berada di Desa Bumiaji. Bibit dibeli dengan harga Rp 2 500/bibit dan bibit tersebut merupakan hasil perbanyakan dengan cara okulasi. Jenis apel yang digunakan sebagai batang bawah adalah Malus pumila atau lebih dikenal dengan apel liar. Menurut Soelarso (1996), pemilihan apel liar sebagai batang bawah dikarenakan sifatnya yang memiliki sistem perakaran yang lebih kuat dan luas, bentuk pohonnya kokoh, serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Mata tunas yang digunakan berasal dari apel yang berumur cukup tua (0.5-1 tahun). Pemeliharaan yang dilakukan selama pembibitan meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bibit hasil okulasi dapat dipindah (transplanting) setelah 7-8 bulan setelah okulasi.

29 29 Gambar 3. Mata Tunas Hasil Okulasi Penanaman Jarak tanam apel di Kusuma Agrowisata adalah 3 m x 3 m untuk semua jenis apel. Jarak tanam yang lebar dapat memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman. Selain itu untuk mempermudah dalam perlakuan pemeliharaan terhadap tanaman. Kelembaban lingkungan tumbuh pun dapat terjaga, sehingga dapat mencegah penyakit menyerang tanaman. Tanaman apel dikatakan sebagai Tanaman Menghasilkan (TM ) setelah berumur 6 tahun. Sebelumnya tanaman apel adalah Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Apabila perawatan yang dilakukan cukup baik, sehingga perkembangan dan pertumbuhan tanaman apel sangat baik, tanaman apel telah dapat dikatakan sebagai TM pada umur 5 tahun. Pemupukan Pemupukan merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada tanaman melalui tanah maupun daun sebagai pengganti unsur yang terbawa oleh buah yang dipanen atau unsur hara yang terserap oleh tanaman apel selama fase produktif (Klinik Agribisnis, 2009). Dalam kegiatan pemupukan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain unsur hara yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, takaran tepat, tepat cara, dan tepat waktu. Tabel 3 menunjukkan dosis pemupukan apel di Kusuma Agrowisata. Pemupukan dilakukan berdasarkan umur tanaman apel dan kondisi tanaman. Pemupukan terdiri atas pupuk organik dan anorganik. Selama masa TBM, dosis pupuk anorganik yang diberikan akan terus meningkat dengan meningkatnya

30 30 umur tanaman apel, tetapi setelah tanaman memasuki masa TM maka dosis yang diberikan akan tetap. Pupuk organik diberikan pada tahun pertama dan akan diberikan kembali sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tabel 3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata Tanaman Pupuk Anorganik (g/pohon) Pupuk organik Apel ZA NPK (kg/pohon) TBM I TBM II TBM III TBM IV TM I Persiapan pemupukan, dilakukan pada satu minggu sebelum pemupukan. Persiapannya adalah dengan membuat alur pupuk berbentuk segi empat mengelilingi pohon. Jarak alur pupuk dari batang pohon apel adalah kurang lebih satu meter, sedangkan untuk tanaman apel belum menghasilkan (TBM ) jarak alur pupuk yang dibuat adalah setengah meter dari batang pohon. Selain kedua jenis pupuk di atas, perusahaan pun memberikan pemupukan mikro, yaitu pupuk ZK dan MKP. Pupuk tersebut diberikan dengan tujuan untuk pembesaran mata tunas calon pembungaan dan tunas-tunas baru. Pupuk mikro diaplikasikan melalui daun dan batang dengan cara disemprot. Tenaga kerja persiapan pemupukan dan pemupukan dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Standar prestasi untuk kegiatan pemupukan adalah 300 pohon/hari kerja (HK). Standar prestasi tersebut tidak dibedakan antara TM dengan TBM, sedangkan standar kerja persiapan pemupukan berbeda antara TM dengan TBM. Standar kerja persipuk untuk TBM adalah 30 pohon/hk, sedangkan untuk TM mencapai 50 pohon/hk. Sistem pembayaran untuk kegiatan persipuk dan pemupukan biasanya dilakukan dengan sistem borongan. Harga borongan untuk persiapan pemupukan dan pemupukan adalah Rp 300/TBM dan Rp 400/TM.

31 31 Perompesan Perompesan daun merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan pada setiap musim tanam. Perompesan daun bertujuan untuk memutus dormansi mata tunas pada tanaman apel. Tanaman apel yang merupakan tanaman asli daerah temperate, akan mengalami masa dormansi setelah setiap akhir musim tanam. Menurut Hardianto (1991) perkembangan tanaman apel di Indonesia sangat pesat terutama setelah ditemukannya teknik perompesan daun dan pelengkungan cabang untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Perompesan daun dapat mengurangi pembentukkan zat penyebab dorman, yaitu ABA. Hal tersebut dikarenakan daun merupakan tempat yang paling peka untuk mensintesa zat penyebab dorman apabila menerima rangsangan dari luar. Perompesan daun di Kusuma Agrowisata dilakukan 1-2 bulan setelah panen musim sebelumnya dan dilakukan secara manual dengan tangan. Dengan dilakukan perompesan daun, pembungaan apel dapat serempak dan teratur. Kegiatan perompesan dilakukan setiap bulan pada blok yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar ketersediaan buah apel bagi pengunjung dapat terus terjaga. Gambar 4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan). Kegiatan rompes di Kusuma Agrowisata dilakukan bersamaan dengan kegiatan pangkas. Hal tersebut bertujuan untuk efektifitas pekerjaan. Tenaga kerja perompesan adalah tenaga kerja wanita dan pria. Standar prestasi kerja untuk perompesan adalah 8-10 pohon/hk.

32 32 Pemangkasan Pemangkasan pada tanaman apel dilakukan dengan tujuan pembentukan tanaman serta merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru (Untung, 1994). Pemangkasan yang dilakukan di Kusuma Agrowisata terdiri atas empat jenis pangkasan, yaitu pangkasan bentuk, pangkasan pemeliharaan, dan pangkasan produksi dan pangkas ringan atau disebut pewiwilan. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang baik. Bentuk tanaman apel yang ada di Kusuma Agrowisata dibuat menjadi kerdil dengan tajuk yang sedikit melebar. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan wisatawan dalam pemetikan buah. Pemangkasan untuk pembentukan pohon dilakukan saat tanaman berada pada fase TBM. Pada pemangkasan ini dipertahankan 2-3 cabang primer dan membuang cabang primer lain pada batang utama. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada cabang sakit atau tua, cabang yang tidak produktif (tunas air), cabang yang berlekuk-lekuk atau disebut juga cabang cacing, cabang yang mati, cabang yang tumbuh terlalu rapat dan padat sehingga saling menutupi dan cabang yang ditumbuhi oleh benalu. Pada pemangkasan pemeliharaan dilakukan juga pemangkasan berat bila diperlukan. Pemangkasan berat merupakan pemangkasan terhadap lebih dari 50% bagian cabang tanaman. Pemangkasan berat dilakukan apabila kondisi tanaman rusak akibat penyakit. Pemangkasan produksi bertujuan untuk memicu atau merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan produksi dilakukan setelah perompesan. Pemangkasan produksi dilakukan dengan memotong cabang sampai mata tunas terbesar. Pemangkasan ringan dilakukan pada saat buah apel masuk pada fase pentil atau 1-2 bulan setelah pembungaan. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas air yang tumbuh di batang dan cabang primer, daun yang menutupi buah, cabang serta daun-daun yang saling menutupi, sehingga penetrasi cahaya terhadap tanaman menjadi lebih baik. Pada pemangkasan ringan juga dilakukan kegiatan penjarangan buah.

33 33 Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan adalah gergaji pangkas dan gunting pangkas. Gergaji pangkas digunakan untuk memangkas cabangcabang yang besar sedangkan gunting pangkas digunakan untuk cabang-cabang yang kecil. Gergaji serta gunting pangkas yang digunakan harus tajam agar tidak menyebabkan sobekan pada kulit batang sehingga tidak merusak tanaman. Tanaman memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan bagian yang terluka, akibatnya pertumbuhan generatif tertunda. Bantalan yang rusak dapat berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu cara pemangkasan yang baik harus diketahui oleh tenaga pangkas. Hasil pangkasan sangat rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu setiap kali pemangkasan, dilakukan juga upaya pengendalian penyakit pada tanaman, yaitu dengan mengoleskan fungisida dalam bentuk cair pada bagian bekas pangkasan. Fungsida yang digunakan adalah Nordox (Tembaga Oksida 56%) dengan konsentrasi 3-6 ml/l. Standar pretasi untuk kegiatan pemangkasan produksi, bentuk dan pemeliharaan adalah 12 pohon/hk, sedangkan standar prestasi untuk pemangkasan ringan adalah pohon/hk. Tenaga kerja pemangkasan adalah tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pemangkasan tersebut merupakan tenaga kerja yang telah terampil melakukan pemangkasan. Pelengkungan Cabang (Penelungan) Pelengkungan cabang merupakan salah satu cara dalam pembentukan tanaman. Pelengkungan cabang dilakukan agar letak dan arah ranting menjadi berjauhan, sehingga sinar matahari dapat diterima sepenuhnya. Pelengkungan cabang dilakukan setelah perompesan daun dan sebelum keluarnya bunga. Pelengkungan cabang pada tanaman apel bertujuan untuk menumbuhkan tunastunas lateral yang ada di sepanjang cabang yang akan dilengkungkan. Selain itu, pelengkungan cabang pun bertujuan agar tanaman menjadi pendek. Tunas yang tumbuh tegak lurus cenderung tidak menghasilkan bunga. Menurut Untung (1994) hal tersebut dikarenakan zat tumbuh atau auksin yang ada di tanaman merangsang pertumbuhan vegetatif secara terus menerus. Agar hal tersebut tidak terjadi maka cabang atau ranting pada tanaman apel dilengkungkan

34 34 sampai posisi mendatar. Dalam posisi cabang yang mendatar, peranan auksin diambil alih oleh etilen yang bisa merangsang pembungaan. Apabila cabang melengkung sampai ujungnya merunduk maka tunas lateral hanya tumbuh di pangkal dan ujung cabang. Sebaliknya apabila bentuk cabang yang dilengkungkan itu masih mengarah ke atas, tunas lateral hanya tumbuh di ujung cabang. Pelengkungan cabang hanya dilakukan terhadap TBM. Selain dikarenakan cabangnya yang masih muda sehingga masih lentur dan mudah dilengkungkan, tetapi juga agar dapat diproduksi secara optimal. Gambar 5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM Pada cabang yang tua, cabang telah keras sehingga sulit untuk dibengkokan. Selain itu tunas lateral pun sulit tumbuh meskipun telah dilengkungkan. Akan tetapi pelengkungan yang dilakukan terhadap cabang yang terlalu muda pun tidak baik dilakukan, sebab tunas lateral yang tumbuh menjadi terlalu banyak dan kecil, sehingga tidak begitu bagus. Cabang yang paling sesuai untuk dilengkungkan adalah yang tidak terlalu muda ataupun tua, yaitu yang telah berwarna cokelat dan mudah melengkung. Penelungan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita, sebab dianggap bahwa wanita dapat melakukannya lebih terampil dan rapi. Standar prestasi untuk kegiatan penelungan adalah 50 TM/HK dan 20 TBM/HK.

35 35 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT) Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk melestarikan kualitas lingkungan, mengendalikan populasi dan serangan hama atau penyakit, khususnya untuk meningkatkan produksi tanaman apel. Oleh karena itu Departemen BTT melakukan monitoring hama dan penyakit setiap 2-3 hari agar hama maupun penyakit yang menyerang dapat segera teratasi. Pengendalian hama dan penyakit di Kusuma Agrowisata dilaksanakan secara kimiawi. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan menggunakan alat EPS (Engine Power Sprayer). EPS dilengkapi dengan drum (tempat pencampuran bahan), selang 200 m dan mesin pompa. Waktu-waktu penyemprotannya adalah satu sampai dua minggu setelah perompesan, setelah muncul tunas, pada saat pembungaan, pada saat muncul buah muda, dan pada saat menjelang panen. Penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja pria dan mendapat pengawasan langsung dari pengawas PHPT, terutama saat pembuatan larutan. Prestasi kerja untuk kegiatan penyemprotan mencapai 300 pohon/hk. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman apel di antaranya adalah ulat buah, ulat jengkal, ulat grayak, lalat buah (Rhogoletis pomonella), kutu daun hijau (Aphis porni), bercak daun, kanker batang serta busuk akar. Ulat menyerang daun serta buah apel. Gejalanya adalah daun dan buah akan tampak berlubang. Bagian dalam buah merupakan tempat disimpannya telur yang akan berkembang menjadi larva. Kutu hijau (Aphis porni) menyerang pada bagian daun apel. Kutu tersebut biasanya berada pada bagian bawah daun dan tersamar karena warnanya sama dengan daun. Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Marssonina coronaria dan merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman apel. Gejala bercak daun di kebun Kusuma Agrowisata mulai terlihat pada 4 minggu setelah pemangkasan. Gejala serangan kanker batang adalah kulit batang busuk, basah, dan mengeluarkan getah merah dan perkembangannya sangat cepat. Kanker batang disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria. Upaya pencegahan penyakit kanker batang dilakukan dengan mengoleskan fungisida Nordox atau Bucali pada batang.

36 36 Gejala tanaman apel yang terserang penyakit busuk akar adalah daun-daun menjadi kering cokelat hingga akhirnya berguguran, bunga menjadi layu, bercakbercak hitam, pada batang bagian bawah berwarna hitam seperti terbakar, efek penyakit dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman. Busuk akar disebabkan oleh cendawan Armillaria. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni), (b) Lalat buah (Rhogoletis pomonella), (c)bercak daun, (d)kanker batang, (e)ulat grayak. Taksasi Buah Perkiraan produksi buah apel perlu dihitung dalam mempersiapkannya sebagai lokasi petik. Dalam hal ini terdapat koordinasi antara departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dengan departemen marketing wisata. Hasil taksasi buah menunjukkan perkiraan jumlah atau produksi apel dalam suatu blok. Dari perkiraan jumlah buah tersebut maka dapat diperkirakan jumlah pengunjung atau wisatawan yang dapat masuk dalam blok tersebut. Penulis melakukan taksasi buah didampingi oleh seorang asisten pengawas (Lampiran 12). Pengambilan contoh dilakukan dalam penghitungan taksasi buah

37 37 tersebut. Pengambilan contoh atau sample dilakukan dengan teknik segi empat (Lampiran 13). Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap perkiraan hasil untuk satu blok tanaman dan perkiraan jumlah pengunjung yang dapat masuk ke dalam blok tersebut. Tabel 4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5 Hasil Perhitungan Rumus Perhitungan Total Sampel 22 pohon Total Buah Sampel 691 buah Total TM 89 pohon buah/pohon 31.4 buah Total buah sampel / Total sampel Total Buah Blok E buah Jumlah buah/pohon x total TM Sumber : Data Lapang, 2009, diolah Berdasarkan hasil perhitungan taksasi produksi pada Tabel 4, maka dapat diketahui bahwa perkiraan produksi untuk blok E5 dengan jumlah TM sebanyak 89 pohon adalah 2795 buah. Hasil taksasi tersebut kemudian digunakan oleh departemen marketing Kusuma Agrowisata dalam memperkirakan jumlah wisatawan yang dapat masuk ke dalam blok tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan perkiraan jumlah pengunjung, diantaranya adalah adanya faktor kehilangan hasil dari buah apel per blok yang dimasukkan dalam perhitungan. Kehilangan hasil diperkirakan dalam bentuk persentase, dengan total persentase kehilangan hasil sebesar 30%. Persentase tersebut terdiri atas 10% kehilangan hasil akibat faktor kerusakan oleh pengunjung dan 20% kehilangan hasil karena faktor alam. Setiap wisatawan mendapat kesempatan untuk memetik buah apel sebanyak dua buah per orang. Namun dalam kenyataannya di lapang, wisatawan terkadang memetik lebih dari dua. Perusahaan mengasumsikan bahwa maksimal buah yang dipetik oleh wisatawan adalah sebanyak tiga buah. Perkiraan jumlah wisatawan untuk setiap blok dihitung dengan cara total buah dalam blok dibagi tiga. Berdasarkan hasil taksasi blok E5 maka didapat perkiraan jumlah wisatawan

38 38 yang dapat masuk blok E5 adalah sebanyak 931 orang. Selama kegiatan magang berlangsung, penulis melakukan tiga kali taksasi buah di kebun dengan blok yang berbeda. Inventarisasi Tanaman Inventarisasi tanaman merupakan kegiatan yang rutin dilakukan departemen BTT. Tujuannya adalah untuk memantau keadaan tanaman di setiap blok. Hasil dari taksasi tanaman digunakan sebagai acuan dalam penyediaan tanaman di masa mendatang, yaitu sebagai pengganti bagi tanaman yang mati. Penulis melakukan taksasi tanaman tahun 2009 untuk seluruh blok ( Lampiran 14). Panen dan Pasca Panen Mutu buah-buahan dan sayuran setelah dipanen tidak dapat diperbaiki, tetapi dapat dipertahankan. Mutu yang baik diperoleh bila pemanenan hasilnya dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat (Pantastico et al., 1986). Umur panen apel berbeda untuk tiap varietas. Waktu panen yang dilakukan di Kusuma Agrowisata disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata Varietas Apel Umur Panen (Bulan Setelah Rompes) Manalagi Rome Beauty Ana Wanglin Kegiatan panen yang dilakukan Kusuma Agrowisata terdiri atas panen kebun wisata dan panen kebun produksi (Junggo). Panen kebun wisata dilakukan sebanyak dua kali, yaitu panen pertama oleh wisatawan dan kedua oleh karyawan atau disebut pula dengan panen racutan karena panen tersebut dilakukan untuk menghabiskan apel sisa-sisa pemetikan wisatawan. Panen kebun Junggo dilakukan jika terdapat pesanan dari supermarket.

39 39 Gambar 7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo Kegiatan panen dilakukan oleh 2-3 karyawan harian lepas dengan standar prestasi kerja 300 kg/hk. Hasil panen racutan umumnya berupa buah-buah apel yang berdiameter 5-6 cm dan memiliki luka akibat serangan hama dan penyakit. Hasil panen racutan disortasi dan grading secara langsung di kebun dengan memisahkan antara buah yang masih baik dengan buah yang telah busuk atau cacat. Hasil panen disimpan ke dalam kontainer plastik berukuran 60 cm x 42 cm x 30 cm dan dikirim ke bagian trading. Buah apel racutan kemudian disortasi kembali di bagian trading dengan memisahkan antara buah yang berdiameter 5 cm hingga lebih dengan yang kurang dari 5 cm. Buah yang berdiameter 5 cm atau lebih kemudian dikirim ke departemen industri, sedangkan sisanya dijual kepada karyawan ataupun pengunjung. Buah yang telah diterima di departemen industri kemudian diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Produk-produk olahan apel yang dihasilkan berupa cuka apel, jenang apel dan sari buah apel. Hasil panen kebun Junggo langsung diangkut ke departemen trading setelah dipanen tanpa dilakukan penyortiran dan pengkelasan terlebih dahulu. Buah hasil panen disimpan dalam keranjang bambu dan diangkut dengan menggunakan mobil pick-up. Pengkelasan dan penyortiran dilakukan di departemen trading bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau packing untuk pemasaran ke luar Kusuma Agrowisata.

40 40 Aspek Managerial Aspek managerial yang dilakukan penulis yaitu sebagai pendamping pengawas kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping pengawas adalah mengisi jurnal kegiatan kebun, mengawasi karyawan dan mencatat prestasi kerja yang dicapai, serta menghitung gaji karyawan. Pengelolaan manajemen di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) Kusuma Agrowisata terdiri atas kepala departemen budidaya tanaman tahunan. Kepala departemen BTT dalam menjalankan fungsinya, berperan juga sebagai asisten kepala departemen budidaya tanaman. Kepala departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) membawahi pengawas-pengawas kebun, yaitu pengawas green house hidroponik, substrat dan packing, pengawas tanaman starwberry, sayur organik dan buah naga, pengawas gudang dan pengolahan kopi serta kompos, pengawas kebun Seruk, Kingsue dan Pentil, pengawas kebun apel dan jeruk, serta pengawas kebun Junggo dan Karang Ploso. Pendamping Pengawas Kebun Penulis bertindak sebagai pendamping pengawas kebun pada bulan kedua pelaksanaan magang. Penulis hadir pukul WIB untuk melakukan absensi para KHL. Setelah itu penulis mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan mencatat pretasi kerjanya. Kegiatan lain yang dilakukan penulis selain mengawasi KHL adalah melaksanakan tugas-tugas di bagian administrasi kantor departemen BTT. Tugastugas tersebut antara lain adalah merekap hasil kerja karyawan serta kegiatan yang dilakukan per harinya. Rekapan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan dalam penghitungan gaji karyawan per minggunya. Blanko laporan harian pengawas terlampir pada Lampiran 15. Gaji diberikan setiap hari jumat, artinya perhitungan gaji harus telah selesai pada hari sebelumnya atau hari kamis. Perhitungan gaji untuk karyawan harian lepas (KHL) dilakukan berdasarkan hari masuk karyawan tanpa memperhitungkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan, kecuali untuk tenaga kerja borongan. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas kerja dari KHL

41 41 yang terkadang tidak memenuhi standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengawas kebun bertugas menjalankan standar opersional bagi pengawas kebun yang dibuat oleh departemen BTT. Apabila standar operasional tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka masalah prestasi kerja KHL pun dapat teratasi. Standar operasional pengawas kebun departemen BTT dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 16. Gaji yaang diberikan berbeda antara KHL wanita dan pria. Bagi KHL wanita diberikan gaji sebesar Rp /HK, sedangkan untuk KHL pria sebesar Rp /HK. Tambahan gaji diberikan kepada karyawan yang melakukan lembur, yaitu sebesar Rp 3 500/jam. Selain tenaga kerja harian terdapat pula tenaga kerja borongan yang merupakan KHL yang sehari-harinya bekerja di departemen BTT. Kegiatan yang biasanya diborongkan adalah kegiatan persiapan pemupukan atau persipuk, pemupukan, dan perompesan. Sistem penghitungan gaji untuk pekerja borongan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang dicapai. Misalnya untuk kegiatan pemupukan, harga borongan untuk persipuk serta pemupukan adalah Rp 100 untuk setiap TBM dan Rp 400 untuk setiap TM. Seorang pengawas betugas mengawasi atau mengontrol kerja karyawan agar target prestasi kerja atau standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Apabila hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar prestasi kerja, maka seorang pengawas harus memberikan peringatan agar keadaan tesebut tidak menjadi suatu kebiasaan. Tugas yang dilakukan penulis sebagai pendamping pengawas kebun, salah satunya adalah mengawasi serta menghitung produktvitas hasil kerja karyawan harian BTT khususnya dalam kegiatan budidaya apel. Hasil analisis produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

42 42 No Tabel 6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT Standar Prestasi Kegiatan Kerja* Prestasi Kerja (per HK) KHL Mahasiswa 1. Pengolahan Tanah Pembuatan Sengkreng 50 pohon/hk 104 pohon ** 2. Penyulaman Pembuatan Lubang Tanam 15 lubang/hk - ** Penanaman 50 pohon/hk - ** 3. Babat Rumput 0.3 ha/hk 0.6 ha ** 4. Pemupukan Persiapan Pemupukan 50 pohon/hk 215 pohon ** Pemupukan 300 pohon/hk 368 pohon 142 pohon 5. Penyemprotan 0.37 ha/hk 1.97 ha ** 6. Pemangkasan Perompesan 8-10 pohon/hk 15 pohon 9 pohon Pangkas TM 12 pohon/hk 25 pohon 24 pohon Pangkas TBM 8 pohon/hk 65 pohon 60 pohon Wiwilan pohon/hk 32 pohon 17 pohon 7. Pelengkungan Cabang 50 pohon/hk 72 pohon 26 pohon 8. Pemanenan 300 kg/hk 304 kg 240 kg Keterangan HK : Hari Kerja (7 jam/hari) *standar prestasi kerja berdasarkan ketetapan perusahaan **tidak dilakukan oleh mahasiswa Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat produktivitas kerja tenaga kerja KHL departemen BTT secara umum telah memenuhi standar prestasi kerja yang ditetapkan perusahaan. Pada kegiatan wiwilan, prestasi kerja yang dihasilkan sedikit kurang memenuhi standar prestasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Faktor penyebabnya adalah kurang disiplinnya KHL dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut ditandai dengan KHL yang lebih banyak berbicara daripada bekerja. Pengawasan terhadap kerja karyawan harus lebih ditingkatkan agar kedisiplinan karyawan dapat lebih baik.

43 43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah yang akan dihasilkan pada akhir proses pascapanen. Penanganan pascapanen yang dilakukan departemen Kusuma Agrowisata (KA) dibedakan antara hasil panen racutan dengan panen kebun produksi (Gambar 8). Penanganan pascapanen apel hasil kebun produksi (Junggo) lebih intensif dari pada hasil panen racutan. Panen Kebun Junggo Racutan Sortasi dan Grading di Kebun Trading Pembersihan Sortasi dan Grading Packing (Plastik Wrapping film) Trading Pembersihan Pengemasan Curah Pengemasan Distribusi Supermarket Industri KA Produk Olahan Apel Pos Penjualan KA Konsumen Konsumen Gambar 8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata

44 44 Kegiatan pascapanen dimulai dengan pengiriman buah dari kebun menuju trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk mengirim buah dari lapang ke trading adalah kontainer plastik dan keranjang bambu. Penerimaan barang di departemen trading dimulai dengan penimbangan. Seluruh buah yang datang ditimbang dan dicatat dalam buku penerimaan barang. Gambar 8 menunjukkan adanya perbedaan perlakuan pascapanen antara panen racutan dengan kebun Junggo. Apel Junggo mengalami proses pascapanen yang lebih intensif, sedangkan apel racutan langsung dijual di lokasi wisata Kusuma Agrowisata atau masuk ke divisi industri untuk diolah menjadi berbagai produk olahan apel. Selain perbedaan di atas, terdapat perbedaan lainnya antara hasil panen racutan dengan panen kebun produksi (Junggo). Tabel 7 menunjukkan perbedaan antara hasil panen racutan dan Junggo berdasarkan penamapilan buah, diameter buah, tujuan pemanenan, jumlah penenan serta sasaran penjualan. Penampilan Buah Diameter Buah Tujuan Dipanen Jumlah Panenan Sasaran Penjualan Tabel 7. Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo) Apel Racutan Apel Junggo Secara umum merupakan buah Apel yang dipanen dengan banyak luka akibat serangan memiliki penampilan yang hama dan penyakit baik tanpa atau hanya sedikit buah yang rusak akibat hama atau penyakit 5-7 cm 6-9 cm Penghabisan untuk suatu blok sisa pemetikan wisatawan sehingga bisa dimulai untuk kegiatan selanjutnya, seperti perompesan. Tergantung dari sisa petikan wisatawan Apel segar dijual untuk karyawan KA serta wisatawan, sedangkan produk olahan dijual untuk wisatawan dan supermarket Memenuhi permintaan dari supermarket dan pos penjualan KA Tergantung dari jumlah pesanan supermarket, biasanya dilebihkan. Pasar modern (supermarket) Harga Jual Apel segar :Rp Rp 5 000/kg Rp Rp /kg Apel Olahan : Rp Rp per eceran. Sumber : Hasil Pengamatan

45 45 1. Pembersihan (cleaning) Menurut Sabari et al. (1991) pencucian buah dapat meningkatkan penampilan buah (bersih dan bercahaya) serta menekan surut bobot dan kerusakan mekanis. Pembersihan buah di Kusuma Agrowisata dilakukan di bagian trading secara manual dengan metode pembersihannya yaitu pencucian basah atau kering. Pencucian basah dilakukan dengan meletakkan kontainer berisi apel di bawah air mengalir. Apel dibersihkan dengan menghilangkan kotoran atau sisa pestisida yang menempel. Pencucian kering dilakukan dengan cara pengelapan menggunakan kain yang kering dan bersih. Pencucian basah dilakukan terhadap hasil panen racutan, sedangkan pencucian kering atau pengelapan dilakukan terhadap hasil panen Junggo. Pencucian untuk hasil racutan dilakukan sebelum buah dikirim ke trading dan setelah dilakukan sortasi dan grading di kebun. Pengelapan untuk hasil Junggo dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengemasan. 2. Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading) Penyortiran dan pengkelasan apel di Kusuma Agrowisata dilakukan secara manual berdasarkan pada keahlian dan pengalaman para pekerja. Penyortiran dilakukan dengan memisahkan antara buah yang busuk, terserang hama dan penyakit dengan buah yang berpenampilan baik sedangkan pengkelasan dilakukan dengan memisahkan buah berdasarkan perbedaan besar buah yang dapat menentukan harga jual. Menurut Winata (2006) pengkelasan dilakukan berdasarkan kriteria warna, bentuk, tingkat kematangan dan tingkat kerusakan. Pekerja harian Kusuma Agrowisata tidak melakukan seleksi terhadap kualitas warna dan rasa buah sehingga keseragaman kualitas buah kurang terjamin. Tabel 8. Grade Apel Kusuma Agrowisata Kriteria Grade A1 AB C D Diameter 7-8 cm ke 6-7 cm 5-6 cm < 5 cm Buah atas buah/kg

46 46 Kegiatan penyortiran dan pengkelasan apel hasil racutan dilakukan langsung di kebun oleh tenaga kerja panen. Apel yang telah disortir diangkut ke departemen trading Kusuma Agrowisata dan dilakukan penimbangan bobot kotor dengan alat timbangan (Gambar 9). Apel hasil panen Junggo dan apel yang berasal dari petani atau kulak langsung diangkut ke departemen trading tanpa dilakukan kegiatan penyortiran dan pengkelasan terlabih dahulu. Penimbangan dilakukan ketika apel sampai ke trading, kemudian kegiatan penyortiran dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau kegiatan wrapping yang dilakukan oleh tenaga kerja khusus wrapping. Gambar 9. Alat Timbangan Apel Seluruh apel hasil sortiran yang tidak layak jual dikumpulkan dan dipisahkan dari apel yang masih layak jual. Apel sortiran tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk olahan apel atau dimanfaatkan sebagai pakan untuk Baby Zoo Kusuma Agrowisata. Hasil sortiran buah apel yang tidak layak jual merupakan suatu kehilangan hasil. Berdasarkan pengamatan di lapang, besarnya kehilangan hasil disajikan pada Tabel 9.

47 47 Tabel 9. Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata Sumber Buah Apel Hasil Panen (kg) Kahilangan Hasil (kg) Persentase Kahilangan Hasil (%) Racutan Junggo Kulak / Petani Sumber : Hasil Pengamatan Kehilangan hasil dalam pascapanen merupakan produk yang tidak layak dijual kepada konsumen. Kehilangan hasil komoditas apel di Kusuma Agrowisata berkisar antara 20-27%. Kehilangan hasil terbesar diperoleh dari hasil panen kebun Junggo, yaitu sebesar 27.07%. Kehilangan hasil tersebut merupakan buahbuah yang sejak awal memiliki penampilan buah yang tidak layak jual, seperti banyaknya luka akibat serangan hama dan penyakit, memar serta bentuk buah yang tidak sempurna. Gambar 10. Buah Apel Ana Tidak Layak Jual Kehilangan hasil juga dapat disebabkan oleh teknik pengemasan dan pengangkutan dari kebun ke departemen trading.. Hasil panen Junggo dikemas dalam keranjang bambu. Menurut Sari (2008) pengemasan dengan keranjang bambu memiliki kelemahan yaitu anyaman bambu mudah lepas sehingga tidak cukup untuk melindungi buah, mudah berubah bentuk karena konstruksinya

48 48 lemah, banyak buah memar akibat benturan sesama buah dan daya simpan buah rendah. Menurut Soesarno (1992), proses packaging dan transportasi produk hortikultura merupakan proses yang sangat kritis. Proses packaging dan transportasi yang lebih baik dapat secara signifikan mengurangi kehilangan (loses) produk hortikultura. Keranjang bambu tidak dapat kebal terhadap kerusakan mekanik dan pada lapisan bagian dalam akan terjadi akumulasi panas dan gas etilen sehingga mempercepat kerusakan produk. 3. Pengemasan (packaging) Pengemasan yang dilakukan terdiri atas pengemasan transportasi dan pemasaran. Kemasan transportasi digunakan sejak buah dipanen dan akan dibawa ke bagian trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk hasil panen racutan adalah kontainer plastik dan karung, sedangkan hasil panen Junggo dikemas dengan keranjang bambu. Kemasan yang digunakan untuk memasarkan buah adalah kemasan kontainer plastik, tray foam, plastik wrapping film dan kardus. Menurut Burdon (1991), disain atau tempat pengemasan penting diperhatikan agar sesuai dengan fungsinya. Kemasan kontainer digunakan untuk penjualan apel secara curah di pos penjualan Kusuma Agrowisata, kemasan packing tray foam dengan plastik wrapping film digunakan untuk pemasaran apel ke supermarket, sedangkan kemasan kardus digunakan sebagai kemasan master untuk distribusi packing apel. Keuntungan yang diperoleh dari adanya pengemasan adalah produk menjadi mudah disimpan dan memberikan perlindungan terhadap kerusakan sehingga dapat melidungi mutu serta dapat meningkatkan harga jual. Menurut Hardenberg (1986) pengemasan tidak dapat meningkatkan mutu akan tetapi pengemasan berfungsi dalam menjaga mutu. Perbaikan dalam pengemasan memberikan peluang yang besar dalam pemasaran buah-buahan segar yang lebih efisien.

49 49 Gambar 11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata Kemasan tray foam digunakan untuk apel yang akan dikirim ke supermarket. Tray foam yang digunakan berukuran 16 cm x 12 cm x 2.5 cm. Apel disusun dalam tray foam dan ditimbang bobotnya sebesar 1 kg per pack dengan timbangan analitik sehingga hasil timbangan lebih tepat (Gambar 12). Kemasan tray foam tersebut kemudian dikemas kembali dengan plastik wrapping film menggunakan alat wrapping (Gambar 12). Hasil packing tersebut kemudian diberi sticker berlogo Kusuma Agrowisata. Pengemasan yang demikian merupakan pengemasan yang lebih menarik serta dapat meningkatkan nilai jual. Menurut Broto (1993), tujuan pengemasan adalah memberikan estetika untuk menarik konsumen, selain itu juga untuk melindungi buah dari pelukaan, memudahkan dalam pengleolaan suhu, mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus Pengiriman apel untuk supermarket tidak seluruhnya dikirim dalam bentuk packing. Terdapat beberapa yang dikirim dengan kemasan curah, misalnya untuk pengiriman ke Surabaya dan Bali. Hal tersebut disesuaikan dengan pesanan dari pihak supermarket.

50 50 Gambar 12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping Tray foam dapat memberikan perlindungan yang baik akan tetapi hanya pada bagian bawah dan sisi (Ryall and Pentzer, 1982). Penambahan plastik wrapping film dapat memberikan perlindungan dari kerusakan akibat tekanan atau tubrukan. Namun, kemasan tersebut masih memerlukan kemasan master untuk memudahkan dalam proses pendistribusian ke pasar. Apel hasil kemasan packing dengan tray foam dan plastik dikemas kembali dengan menggunakan kardus sebagai kemasan master untuk distribusi dengan daya muat 25 pack. Pengisian ke dalam kardus dilakukan dengan padat dan rata, sebab kardus akan ditumpuk dalam perjalanan distribusi. Menurut Hardenberg (1986) pengemasan untuk pengiriman dan penanganan memerlukan wadah-wadah yang dirancang dengan baik untuk melindungi barang dari getaran, kememaran dan berat wadah-wadah lain yang ditumpuk di atasnya. Gambar 13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi

51 51 Pengisian yang padat dan rata tersebut memungkinkan wadah mempunyai kekuatan yang cukup ketika ditumpuk sehingga dapat melindungi isinya dalam keadaan penanganan yang bagaimanapun. Penambahan lubang ventilasi dilakukan untuk meminimalkan kerusakan akibat pengemasan yang terlalu padat dan akibat penumpukkan. Lubang ventilasi dalam kardus berfungsi untuk menghilangkan panas. Menurut Hardenberg (1986) penambahan lubang-lubang ventilasi dan peningkatan luas permukaan yang tersentuh udara dingin yang bergerak, sampai suatu derajat tertentu dapat meningkatkan penghilangan panas. Pendinginan dapat berlangsung lebih cepat bila udara mengalir menembus wadah-wadah yang ditumpuk dan melalui lubang angin daripada bila udara hanya mengalir sekeliling wadah-wadah saja. 4. Penyimpanan (storing) Penyimpanan buah-buahan segar dapat memperpanjang daya guna sebelum akhirnya dikirim ke konsumen. Menurut Pantastico et. al (1986) tujuan utama dilakukannya penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen. Ruang penyimpanan apel Kusuma Agrowisata merupakan packing house yang juga merupakan tempat pos penjualan produk segar Kusuma. Penyimpanan dalam packing house dilakukan tanpa diberi perlakukan khusus. Apel yang telah dikemas dalam bentuk packing maupun curah disusun rapi dalam packing house. Penempatannya dipisahkan antara packing apel yang akan dikirim ke supermarket dengan apel racutan yang akan dijual langsung di pos penjualan Kusuma Agrowisata. Penyimpanan packing apel Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam penyimpanan jangka pendek. Kusuma Agrowisata hanya melakukan pemanenan serta packing pada hari dikirimnya apel tersebut ke supermarket, baik lokal maupun luar kota. Hal tersebut untuk mengurangi resiko kerusakan pada produk segar tersebut. Menurut Childers (1973), apabila buah mengalami penangangan secepat mungkin setelah dipanen maka akan sedikit kemungkinan bahaya

52 52 kerusakan dan infeksi. Selain itu, hal tersebut memberikan keuntungan untuk membuang dan menghilangkan atau mengurangi sumber infeksi bagi apel lain, yang akan berpengaruh terhadap kualitas, dan dapat memberikan ruang yang lebih luas dalam penyimpanan maupun pengepakan. Gambar 14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA Penyimpanan apel racutan di dalam packing house tidak dapat bertahan lama. Berdasarkan pengamatan, apel racutan mengalami kemunduran dengan ciri, daging buah melunak, luka akibat serangan hama dan penyakit semakin meluas. Tindakan yang dilakukan pihak trading adalah dengan melakukan penghapusan barang. Total buah apel pada penghapusan barang Mei 2009 sebanyak 17.2 kg. seluruh komoditi hasil penghapusan barang, dikumpulkan dan segera dibuang untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap komoditi yang masih segar. 5. Pengangkutan Apel hasil panen dari kebun dikirim ke trading Kusuma Agrowisata menggunakan sepeda motor atau mobil bak terbuka (pick up), sedangkan pengangkutan dari trading menuju pasar menggunakan mobil box serta truck tertutup. Pengiriman apel dibedakan berdasarkan pasar tujuan, yaitu pasar tujuan lokal (Batu dan Malang) serta pasar tujuan Surabaya dan Bali. Jenis pengangkutan yang digunakan untuk produk hortikultura salah satunya dipengaruhi oleh faktor waktu dan jarak serta lingkungan (Chace dan Pantastico, 1973). Sepeda motor digunakan untuk pengiriman apel dari kebun

53 53 wisata yang jaraknya relatif dekat dengan trading Kusuma Agrowisata, sedangkan hasil panen kebun produksi dikirim dengan mobil pick-up karena jaraknya yang cukup jauh dari trading Kusuma Agrowisata. Departemen trading Kusuma Agrowisata memiliki beberapa unit kendaraan untuk mengirimkan buah ke supermarket (Tabel 10). Mobil boks digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Malang, Surabaya serta Kediri sedangkan truck tertutup digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Bali. Pengiriman apel dari kebun hingga ke supermarket berlangsung selama satu hari, kecuali untuk daerah Bali yang membutuhkan waktu 2 hari. Tabel 10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata Jenis Kendaraaan Unit Tujuan Kapasitas (kg) Waktu Pengiriman Mobil Boks 2 Malang 2100 Pukul WIB Surabaya, Kediri Pukul WIB Truck Tertutup 1 Bali Pukul WIB Sumber : Departemen Trading KA, 2009 Departemen trading Kusuma Agrowisata melakukan pengiriman buah empat kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu sekitar pukul WIB. Penyusunan packing apel di dalam mobil boks dilakukan berdasarkan tujuan pengiriman. Produk untuk pengiriman terjauh diletakkan paling dalam sedangkan yang terdekat diletakkan paling luar. Hal tersebut untuk memudahkan dalam penangananya. Mobil boks Kusuma Agrowisata memiliki pendingin (AC) yang bersuhu 8-10 o C untuk mempertahankan kualitas buah dan sayuran agar tetap segar dan tidak rusak hingga tiba di tempat pengiriman. Menurut Chace dan Pantastico (1973) terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan bahanbahan makanan yang mudah rusak, yaitu penyampaian barang yang cepat dan tepat, pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi serta adanya harapan keuntungan yang cukup dari hasil yang bersangkutan.

54 54 Komoditi buah dan sayur Kusuma Agrowisata yang dikirim ke supermarket terkadang kembali ke bagian trading Kusuma Agrowisata karena tidak diterima oleh pihak supermarket. Faktor penyebabnya adalah barang ditolak pihak supermarket atau karena barang tidak terkirimkan oleh sales. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapang, jumlah apel yang ditolak atau kembali ke trading Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah sebanyak 279 kg apel Rome Beauty. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kualitas apel yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh supermarket, seperti faktor keseragaman ukuran buah, kematangan, dan bercak-bercak pada kulit buah. Pemasaran Pemasaran merupakan proses penjualan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan tujuan akhir untuk memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak. Pemasaran merupakan kegiatan penting dalam kegiatan usaha tani. Rantai pemasaran apel di departemen trading Kusuma Agrowisata yaitu berasal dari perusahaan langsung ke konsumen atau dari petani atau pengepul terlebih dahulu baru kemudian diterima oleh konsumen. Rantai yang terakhir adalah melalui pasar modern (supermarket) baru kemudian dipasarkan ke konsumen. Apel yang didapat dari petani, dibeli oleh pihak trading Kusuma Agrowisata dengan sistem tebas dan kulak. Sistem tebas merupakan sistem membeli langsung dari petani dengan langsung panen sendiri di kebun petani tersebut. Hasil panen kemudian ditimbang tanpa dilakukan sortasi, sehingga penimbangan dilakukan secara menyeluruh atau satu harga. Sistem kulak merupakan system membeli dari tengkulak yang telah mengumpulkan dari petani dan telah dilakukan sortasi dan grading terlebih dahulu oleh tengkulak. Pemasaran langsung ke konsumen dilakukan di pos penjualan Kusuma Agrowisata yang terdapat di departemen trading serta melalui paket wisata petik buah. Apel dijual dengan harga yang berbeda berdasarkan varietasnya dan sumbernya. Harga apel di pos penjualan Kusuma Agrowisata disajikan pada Tabel 11. Total apel yang dijual trading Kusuma Agrowisata pada bulan Mei 2009

55 55 adalah sebanyak kg Ana, 1.10 kg Rome Beauty, dan kg Manalagi. Penerimaan total yang didapat dari penjualan apel pada bulan Mei 2009 sebesar Rp Tabel 11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata Harga (Rp) Varietas Apel Pos Penjualan Trading KA Kebun KA Petani/Kulak Paket Wisata Manalagi 5 000/kg /kg /2 buah apel Rome Beauty /kg Ana 7 000/kg /kg Sumber : Departemen Trading KA, 2009 Harga jual apel berbeda antara yang berasal dari kebun sendiri dengan yang didapat dari petani atau kulak. Pihak trading Kusuma Agrowisata membeli apel dari petani atau kulak dengan harga Rp Rp Setelah sampai di pos penjualan Kusuma Agrowisata maka harga buah menjadi meningkat. Hal tersebut disebabkan adanya faktor penangan setelah sampai di trading serta lokasi penjualan yang strategis, yaitu di tempat wisata. Berdasarkan pengamatan di lapang, kendala yang dihadapi pihak trading Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah mulai meningkatnya harga kulak untuk beberapa item buah termasuk buah apel. Hal tersebut mengakibatkan persentase pengiriman menjadi tidak dapat terpenuhi. Tabel 12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun 2009 Target Realisasi Bulan Bulan ini (Rp) s/d bulan ini (Rp) Bulan ini (Rp) s/d bulan ini (Rp) Januari Februari Maret Sumber : Departemen Trading KA, 2009

56 56 Hasil penjualan apel Kusuma Agrowisata periode Januari sampai Maret 2009 semakin meningkat setiap bulannya (Tabel 12). Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap buah apel semakin meningkat setiap bulan. Namun, terjadi peningkatan harga jual buah apel di tingkat kulak pada April 2009, akibatnya permintaan apel Manalagi dan apel Rome Beauty tidak dapat tepenuhi oleh pihak trading sama sekali. Pemasaran apel melalui supermarket dilakukan sesuai dengan pesanan, namun banyaknya produk akan disesuaikan dengan ketersediaan di Kusuma Agrowisata. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata pada beberapa supermarket disajikan pada Tabel 13. No Tabel 13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April 2009 Komoditi Kulak Volume Pemesanan Volume Pengiriman Kg Nilai (Rp) Kg Nilai (Rp) Area Bali 1. Apel Manalagi Apel Rome Beauty Produk Kusuma Area Kediri dan Malang 1. Apel Manalagi Apel Rome Beauty Kulak Apel Manalagi Apel Rome Beauty Kulak Area Surabaya 1. Apel Manalagi Apel Rome Beauty Sumber : Departemen Trading KA, 2009

57 57 Berdasarkan Tabel 13, persentase pengiriman apel Kusuma Agrowisata terhadap pesanan adalah sebesar 0.43% dari pesanan untuk daerah Bali, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Volume pesanan yang tidak dapat terpenuhi 100% disebabkan karena keterbatasan ketersediaan produk di Kusuma Agrowisata serta tingginya seleksi terhadap buah yang masuk ke supermarket. Pada Maret dan April 2009 pihak trading Kusuma Agrowisata kesulitan dalam mendapatkan apel Manalagi. Kurangnya produksi apel dari petani, kulak, maupun supplier apel lainnya menyebabkan permintaan apel tidak dapat terpenuhi. Permintaan apel Manalagi pada bulan Maret 2009 untuk pengiriman ke Solo tidak dapat terpenuhi dan pada April 2009 permintaan apel Manalagi ke daerah Surabaya pun tidak terpenuhi. Sistem Pembayaran Penjualan produk segar Kusuma Agrowisata terhadap supermarket dilakukan dengan menggunakan sistem putus, maksudnya adalah barang yang telah dikirim tidak dapat dikembalikan. Barang dapat dikembalikan dengan syarat bahwa barang tersebut tidak berada di receiving atau loading fresh selama 24 jam. Buah yang dikirim ke supermarket apabila terjadi kerusakan selama transportasi akan menjadi tanggung jawab bagian trading Kusuma Agrowisata. Penimbangan akan dilakukan kembali oleh pihak supermarket dan buah yang rusak atau tidak sesuai dengan standar supermarket akan dikembalikan ke bagian trading Kusuma Agrowisata. Pengurangan pengiriman tersebut berakibat pada pengurangan harga total sesuai dengan bobot yang diterima pihak supermarket. Pembayaran yang dilakukan oleh pihak supermarket dilakukan melaui sistem transfer yang dilakukan dua minggu sejak dilakukannya pengiriman sedangkan sistem pembayaran di pos penjualan Kusuma Agrowisata dilakukan secara langsung (cash) saat dilakukannya jual beli. Harga jual apel telah ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan biaya produksi dan biaya managemen oleh departemen trading Kusuma Agrowisata.

58 58 Tabel 14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket No Komoditi Harga (Rp/kg) Keterangan Fresh Departemen Alfa 1. Apel Manalagi Curah 2. Apel Rome Beauty Curah 3. Apel Manalagi Cherry Overrapping 1 kg-an 4. Apel Rome Beauty Cherry Overwrapping 1 kg-an MD Fresh Carrefoure Sunset Road Bali 1. Apel Manalagi Curah 2. Apel Rome Beauty Curah 3. Apel Manalagi Cherry Overwrapping 1 kg-an 4. Apel Rome Beauty Cherry Overwrapping 1 kg-an Supermarket Malang 1. Apel Ana Overwrapping 1 kg-an Sumber : Departemen Trading KA, 2009 Tabel 14 menunjukkan bahwa harga apel untuk Fresh Alfa dan Carrafoure Sunset Road Bali relatif sama karena masih dalam satu wilayah Bali. Apel cherry yang merupakan apel kelas C memiliki harga jual yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga di pasar tradisional atau pun tingkat petani yang hanya mencapai /kg. Hal tersebut dikarenakan apel tersebut mendapatkan proses pascapanen yang baik terutama dalam proses pengemasan, sehingga penampilannya menjadi lebih baik dan lebih menarik sehingga mampu meningkatkan harga jual. Apel Ana memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan varietas apel lainnya. Penampilan apel Ana yang lebih mirip dengan apel impor, membuat harga apel tersebut lebih tinggi di pasaran dibandingkan varietas apel lokal lainnya. Tabel 15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran Saluran Pemasaran Harga Apel(Rp/kg) Manalagi Ana Rome Beauty Petani Tengkulak Pasar Tradisional Kusuma Agrowisata Sumber : Departemen Trading KA, 2009.

59 59 PENGOLAHAN HASIL Pengolahan apel Kusuma Agrowisata berada di bawah divisi industri. Proses pengolahan tersebut secara keseluruhan dilakukan secara manual. Namun pada tahun 2002 Kusuma Agrowisata melakukan modernisasi dengan menggunakan mesin serta alat-alat modern lainnya dalam proses pengolahan apel. Proses pengolahan tersebut terdiri atas beberapa tahap, yaitu pemilihan bahan baku dan pembuangan biji, pembersihan, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan. Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji Bahan baku pengolahan apel didapat dari kebun sendiri dan petani sekitar. Kriteria apel yang digunakan untuk diolah adalah apel manalagi, ukuran diameter buah minimal 5 cm, buah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda serta apabila apel yang digunakan adalah BS (Barang Sortir), maka merupakan apel BS kering. Apel BS kering merupakan apel yang memiliki cacat akibat serangan hama atau penyakit dengan luka yang kering atau hanya mengenai bagian terluar buah (kulit buah). Penetapan ukuran diameter buah berhubungan dengan proses produksi awal, yaitu pada tahap pembuangan biji. Biji dibuang dengan menggunakan alat pembuang biji. Apabila diameter buah kurang dari 5 cm maka daging buah akan lebih banyak terbuang bersama biji. Pembersihan Pembersihan buah dilakukan dengan meletakkan buah dibawah air mengalir hingga tercuci semua kotoran atau debu yang menempel. Apabila terdapat sisa-sisa pestisida pada bagian kulit buah, maka dilakukan penyikatan. Hasil pencucian kemudian ditiriskan dengan diletakkan pada kontainer plastik hingga kering.

60 60 Proses produksi Proses produksi produk olahan apel Kusuma Agrowisata dimulai dengan memisahkan antara daging buah dengan sari buah. Hasil pemisahan tersebut kemudian diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti jenang, sari buah, cuka buah dan cider. Keseluruhan proses produksi tersebut dijalankan dengan mesinmesin dan diawasi oleh seorang supervisor. Berikut ini proses produksi beberapa produk olahan apel Kusuma Agrowisata: 1) Jenang Apel Jenang atau dodol merupakan salah satu penganan khas Indonesia. Rasanya yang manis dan enak membuat panganan ini menjadi banyak digemari. Bahan baku utama dalam proses pembuatan jenang apel ini merupakan bubur buah apel yang didapat dari proses pemisahan antara sari buah dengan daging buah apel. Bahan Baku (Apel) Pembuangan Biji Pencucian Buah Greeter Conveyor Belt Conveyor Separator Bubur Buah Pengayakan Bahan Cair / Juice apel Pendinginan 24 jam Cooling Penjenangan Proses Pembuatan Sari Buah Dicetak Packing Gambar 15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA 2) Sari Buah Apel Sari buah apel merupakan produk unggulan dan produk yang pertama kali dibuat oleh Kusuma Agrowisata, sehinggga perusahaan dikenal pula sebagai pioneer dalam pembuatan sari buah apel. Menurut Pujimulyani (2009) sari buah merupakan cairan yang diambil atau diperas (edible portion) dengan pengepresan

61 61 atau cara mekanis lain. Adapun proses pembuatan sari buah apel di Kusuma Agrowisata adalah sebagai berikut: Bahan cair / jus apel Receiver Tank Mixing Tank Heating Tank Tandon CoolingTank Heek Exanger Mesin Cupping Conveyor Packing Gambar 16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA Mixing tank berfungsi sebagai tempat pencampuran sari buah dengan larutan gula dan merupakan tempat pemanasan bahan sari buah dengan suhu 65 o C. Heating tank merupakan tangki yang menghantarkan uap panas ke tangkitangki lain sebagai tempat pemanasan. Heek exchanger merupakan tempat pemanasan bahan sari buah hingga suhu 110 o C. Tujuannya adalah untuk membunuh pathogen serta mikroorganisme serta untuk homogenisitas bahan. Cooling tank merupakan tempat pendinginan bahan sari buah yang telah jadi hingga mencapai suhu 75 o C. Bahan jadi atau sari buah kemudian ditampung dalam tandon, kemudian ditransfer ke dalam mesin cupping yang mengemas sari buah ke dalam gelas plastik atau cup. Sari buah dalam gelas platik kemudian ditrasnfer untuk dikemas dalam kardus melalui conveyor. Kusuma Agrowisata melakukan quality control terhadap produk sari apel yang dihasilkannya. Quality control dimulai dengan pengambilan sample pada tiga tahap, yaitu pada tahap awal (sebelum masuk tandon), pertengahan proses (saat mulai packing), dan akhir proses. Quality control dilakukan terhadap rasa, warna, dan kehomogenan bahan. Quality control terhadap rasa dilakukan terhadap

62 62 kriteria rasa manis, tingkat kehomogenan bahan dilihat dari ada tidaknya bahan asing dari produk sari apel, sedangkan Quality control terhadap warna sari apel dilakukan terhadap tingkat kejernihan dari sari apel. Menurut Pujimulyani (2009) sari buah yang keruh mengandung komponen sel dalam suspensi koloid dengan sejumlah hancuran jaringan. Hal ini mungkin juga mengandung bahan berminyak dan pigmen karotenoid yang berasal dari kulit buah. 3) Cuka Apel Cuka apel merupakan produk yang masih baru yang dihasilkan oleh Kusuma Agrowisata. Produk cuka apel merupakan salah satu produk yang dihasilkan melalui tahap fermentasi. Fermentasi dapat diartikan secara sederhana sebagai proses pemecahan gula menjadi alkohol dan CO 2. Menurut Harningsih (2008) fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas dari mikroorganisme penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Reaksi dalam proses fermentasi adalah sebagai berikut: C 2 H 5 OH + O 2 CH 3 COOH (asam asetat/cuka) + H 2 O Reaksi di atas dibantu oleh keberadaan mikroorganisme Acetobacter aceti yang dapat mengubah etanol menjadi asam asetat. Reaksi tersebut merupakan reaksi dasar pada pembuatan cuka. Berikut proses pembuatan cuka apel : Sari Apel Penyaringan Fermentasi Selama 3 Bulan Penyaringan Pemanasan Pemeraman Diambil bagian yang jernih Pengemasan dalam botol Labeling Pasteurisasi Gambar 17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA

63 63 Sari apel yang akan difermentasi dicampur terlebih dahulu dengan bahan lain, yaitu gula pasir. Gula pasir berfungsi dalam perombakan oleh bakteri yang akan menghasilkan asam cuka (Harningsih et al., 2008). Lamanya waktu fermentasi menyebabkan habisnya gula akibat perombakan oleh bakteri. Fermentasi yang terus berlanjut setelah gula habis, menyebabkan bakteri manghasilkan sebuah asam cuka. Waktu fermentasi untuk proses produksi cuka apel adalah selama kurang lebih tiga bulan. Kriteria cuka yang dihasilkan oleh Kusuma Agrowisata memiliki ph brix dengan nilai Pengecekan terhadap nilai ph brix terus dilakukan selama proses produksi. Apabila telah tercapai maka proses fermentasi dihentikan. 4) Cider Apel Cider merupakan produk lainnya yang dihasilkan Kusuma Agrowisata dengan proses yang hampir sama dengan produk cuka apel. Perbedaannya adalah dari lamanya proses fermentasi. Lama fermentasi untuk pembuatan cider adalah satu bulan. Kadar gula, ph dan kadar alkohol terus dicek selama proses fermentasi agar didapat produk dengan kadar alkohol yang sesuai. Apabila kadar alkohol telah tercapai, proses fermentasi dihentikan. Penghentian proses fermentasi dilakukan dengan cara melakukan pemanasan ulang dengan suhu 100 o C sehingga bakteri fermentasi mati. Matinya bakteri fermentasi berarti berhentinya proses fermentasi. Cider yang telah jadi kemudian disimpan dalam tangki kedap udara selama satu bulan. Tujuannya adalah untuk proses penjernihan serta pembentukkan aroma. Semakin lama proses penyimpanan, semakin bagus hasil cider yang akan didapatkan. Hal tersebut dikarenakan warnanya yang akan semakin jernih dan aromanya lebih terbentuk. Pengemasan Produk-produk olahan apel Kusuma Agrowisata dikemas secara menarik dengan tujuan mendapat perhatian dari konsumen (Gambar 18). Setiap kemasan diberi stiker Kusuma Agrowisata sebagai nama dagang produk-produk Kusuma Agrowisata. Macam-macam kemasan disajikan pada Tabel 16.

64 64 Gambar 18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel KA Tabel 16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata Jenis Produk Sari Apel Sari Apel Cup Botol Jenang Apel Cuka Apel Cider Apel Kemasan Cup/gelas plastic Botol Plastik Pack Botol Botol Ukuran Isi/kemasan 220 ml 500 ml 12 biji 300 ml 300 ml Isi /kardus 24 cup 24 botol 60 pack 12 botol 12 botol Apel dan air Apel dan air Bahan Apel, Air, Apel, Air, Apel, gula cuka 5% cuka 5% Dasar Gula Gula dan tepung kadar asam kadar asam Rasa Manis Manis Batas Waktu Kadaluarsa Harga per kardus Harga Eceran Sumber : Pos Penjualan KA, 2009 Manis dan asam Asam Asam 8 bulan 8 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Penyimpanan Produk olahan apel Kusuma Agrowisata disimpan dalam ruang penyimpanan tanpa perlakuan suhu maupun RH tertentu sebelum akhirnya dikirim ke pasar. Penyimpanan dilakukan dengan menumpuk produk dengan

65 65 menggunakan alas plastik terlebih dahulu dengan ketinggian alas 10 cm dari lantai. Gambar 19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata Pengangkutan dan Pemasaran Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran adalah faktor transportasi. Tanpa adanya alat transportasi maka pelaksanaan pemasaran dapat terhambat. Transportasi yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas 2 mobil panther box serta 2 box elf, masing-masing memiliki kapasitas angkut sebesar 200 kardus dan 400 kardus. Produk olahan apel Kusuma Agrowisata di pasarkan langsung di lokasi wisata Kusuma Agrowisata serta di toko, restauran, supermarket, dan kios-kios. Wilayah pemasarannya meliputi daerah Batu, Malang, Jombang, Blitar, Jember, Tulung Agung, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Bali, NTB, Semarang, Yogyakarta, Mataram dan Solo. Pengiriman dilakukan melalui sales dan distributor. Sistem pembayaran dilakukan secara langsung (cash) saat dilakukan pembelian, sedangkan untuk pemasaran ke supermarket, pembayarannya dilakukan secara kredit satu bulan (One Bill System), yaitu pembayaran dilakukan pada satu bulan setelah pengiriman barang. Selama periode tahun 2003 sampai April 2009, Kusuma Agrowisata mengalami fluktusi dalam penjualan produk olahannya. Penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu mencapai

66 66 PROSPEK USAHA TANI APEL Usaha tani apel merupakan usaha yang cukup baik untuk dikembangkan. Analisis usaha tani apel dilakukan untuk mengetahui prospek usaha tani apel, dengan memperkirakan biaya usaha tani yang diperlukan, sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan dan kerugian yang diperoleh pada saat ini dan tahun-tahun berikutnya. Analisis usaha ini meliputi analisis Net benefit, B/C ratio, R/C ratio,pp (Payback Period), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Analisis usaha ini disusun dengan membandingkan antara usaha apel sebagai agrowisata dan sebagai kebun produksi. Kusuma Agrowisata diambil sebagai contoh perusahaan yang melakukan usaha apel sebagai agrowisata sedangkan petani di desa Bumiaji diambil sebagai contoh untuk analisis usaha apel sebagai kebun produksi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah: 1. Analisis usaha dilakukan dalam kurun waktu 25 tahun, berdasarkan umur produksi tanaman apel dan terdapat dua kali musim panen dalam setahun. Biaya usaha tani terdiri dari biaya investasi/ha, biaya operasional/ha dan biaya tetap/ha. 2. Sewa lahan tidak diperhitungkan untuk analisis usaha Kusuma Agrowisata karena lahan adalah milik sendiri, sedangkan pada usaha tani apel oleh petani sewa lahan diperhitungkan per tahunnya. Biaya bibit untuk Kusuma Agrowisata diperhitungkan hanya untuk tahun pertama sedangkan untuk petani biaya bibit sudah termasuk ke dalam biaya sewa lahan. 3. Terdapat penerimaan berupa pinjaman dari Bank pada tahun pertama. Besarnya pinjaman adalah Rp 50 juta, dengan bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun. 4. Perhitungan penerimaan panen dimulai pada tahun ke-4. Penerimaan petani berasal dari penjualan apel berukuran besar dan kecil, dengan asumsi produksi apel berukuran sedang-besar petani mulai tahun ke-4 sampai tahun ke-6 adalah kg, kg, dan kg, sedangkan produksi apel berukuran kecil diasumsikan setengah dari produksi apel besar. Harga apel berukuran sedang hingga besar adalah Rp 6 000/kg dan Rp 2 500/kg apel kecil.

67 67 5. Penerimaan Kusuma Agrowisata diperoleh dari tiket agrowisata dan penjualan buah apel, dengan asumsi banyaknya wisatawan adalah orang pada tahun pertama sampai tahun ke-3, dan orang pada tahun ke-4 sampai tahun ke-5, dan orang untuk tahun berikutnya. Apel segar yang dijual berasal dari kebun yang ada, dengan asumsi banyaknya apel yang dijual setiap musim adalah kg. Harga tiket agrowisata apel adalah Rp /orang dan harga buah apel Rp 5 000/kg. 6. Harga yang digunakan dalam analisis berdasarkan harga barang-barang pada tahun Pada Lampiran 17 dan 19 terlihat bahwa pada masing-masing analisis usaha tani apel baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun produksi, keduanya masih mengalami kerugian pada awal tahun usaha. Kusuma Agrowisata masih mengalami kerugian hingga tahun ke-3, sedangkan petani mengalami kerugian usaha hingga tahun ke-5. Tabel 17. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun Kriteria Kelayakan Usaha Kusuma Agrowisata Petani Net benefit > B/C > 1 4,03 2,02 R/C > 1 5,27 2,50 PP 7.1 tahun 9.2 tahun IRR >i 42% 28% NPV > Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa semua kriteria kelayakan usaha telah terpenuhi untuk usaha tani apel, baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun produksi. Nilai NPV yang positif menandakan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Nilai B/C dan R/C ratio Kusuma Agrowisata lebih tinggi daripada petani. Nilai B/C menunjukkan perbandingan antara Benefit atau keuntungan yang diterima terhadap Cost atau biaya yang telah dikeluarkan. Nilai B/C Kusuma Agrowisata yang tinggi disebabkan oleh tingginya benefit yang diterima perusahaan. Hal tersebut ditunjang dari adanya pemasukan dari tiket masuk kebun

68 68 wisata petik apel yang sangat tinggi dan penjualan apel segar, sedangkan petani hanya mendapatkan penerimaan dari hasil penjualan apel segar. Nilai B/C ratio menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan tiap satuan biaya yang dikeluarkan, artinya apabila nilai B/C ratio 2 maka keuntungan dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 2 x Rp 1.00 yaitu Rp Nilai B/C ratio Kusuma Agrowisata sebesar 3.18, artinya keuntungan dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 3.18 x Rp 1.00 yaitu Rp Perbedaan lainnya terlihat pada waktu pengembalian modal usaha (Payback Periode/PP). Kusuma Agrowisata memiliki nilai PP yang lebih rendah yaitu 7,1 daripada petani yang memiliki nilai PP 9,2. Artinya waktu pengembalian modal Kusuma Agrowisata lebih cepat, yaitu 7.1 tahun dari pada petani 9.1 tahun. Nilai IRR digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian proyek yang menghasilkan NPV=0. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai IRR lebih dari suku bunga. Suku bunga yang diperhitungkan dalam analisis usaha tani apel ini adalah sebesar 17%. Nilai IRR yang dihasilkan untuk kedua analisis usaha tani apel di atas lebih dari 17%, yaitu 42% dan 28% sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan.

69 69 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang dilaksanakan di Kusuma Agrowisata telah memberikan pengetahuan, pengalaman serta wawasan terutama dalam budidaya tanaman apel. Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya kegiatan perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan cabang. Produktivitas tenaga kerja KHL di departemen BTT rata-rata berada di atas standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan pascapanen apel Kusuma Agrowisata berada dibawah tanggung jawab departemen trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara manual, kecuali untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel dilakukan untuk menunjang kegiatan wisata kebun yang ada, selain itu juga untuk meningkatkan nilai jual produk buah apel yang kurang layak untuk dijual segar. Produk olahan apel Kusuma Agrowisata meliputi sari buah, jenang, cuka dan cider. Pemasaran apel Kusuma Agrowisata dilakukan di dalam lokasi wisata Kusuma Agrowisata serta pemasaran ke supermarket. Penjualan apel pada Mei 2009 dengan jenis apel yang banyak terjual adalah apel Ana yaitu sebesar kg Ana segar. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata ke supermarket dipengaruhi oleh ketersediaan produk di perusahaan serta tingginya seleksi terhadap buah yang masuk ke supermarket. Persentase pengiriman apel pada Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada April 2009 untuk daerah Bali sebesar 0.43%, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang tidak terpenuhi pada Maret dan April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi apel dari petani maupun supplier apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel di tingkat kulak. Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun produksi, yaitu sebesar Rp dan Rp , sedangkan nilai B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan 5.27 serta 2.02 dan Asumsi yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel

70 70 sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun. Saran Diperlukan perluasan jaringan petani mitra sehingga pihak trading Kusuma Agrowisata tidak bergantung pada satu supplier. Selain itu jaringan petani mitra yang luas dapat digunakan sebagai pembanding harga kulak.

71 71 DAFTAR PUSTAKA Ariani, R.R.R Analisis Daya Saing Apel (Malus sylvestris Mill.) di Sentra Produksi Kota batu, Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal. Burdon, J.N Postharvest handling of tropical and subtropical fruit for export, p In S.K.Mitra [Ed.] Physiology and Storage of Tropical and Subtropical Fruits. CABI Publishing. New York. Broto, W Metode penanganan segar buah-buahan dan sayuran dalam skala industri. Info Hortikultura Vol.1 (1):26-37 Badan Pusat Statistik Produksi dan produktivitas apel. [14 Mei 2008]. Crockett, J.U An encyclopedia of vegetables, fruits, nuts, and herbs, p In Ogden Tanner (Ed.). Vegetables and Fruits. CABI Publishing. New York. Chace dan Pantastico Er.B, Asas-asas pengangkutan dan operasi pengangkutan komersial, p In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Syur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Childers, N.F Modern Fruit Science. Fifth Edition. New Jersey. Somerset Press, Inc. 953 p. Hardenberg, R.E Dasar-dasar pengemasan, p In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buahbuahan dan Syur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Hardianto Evaluasi Beberapa Varietas Apel di Kebun Koleksi Punten. Jurnal Hortikultura (1): Heru, A.W Pedoman Praktis Budidaya Apel dan Sirsak. Cetakan II. PD Mahkota. Yakarta. 45 hal. Husodo, S.Y Membangun Kemandirian di Bidang Pangan: Kebutuhan Bagi Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat (6): 2003 Suatu Harningsih, D., Bambang W. dan Septi L Teknologi Hasil Pangan. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 136 hal.

72 72 Irawan, B Agribisnis Hortikultura:Peluang dan Tantangan dalam era Perdagangan Bebas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertaanian. Bogor. 22 hal. Kusumo, S Apel. Cetakan II. CV Yasaguna. Yakarta. 131 hal. Kusumo, S. dan E.W.M. Verheij Malus domestica Borkh, p In E.W.M. Verheij and R.E Coronel (Eds.). Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Made, S.U Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar. [31 Desember 2009]. Pantastico, Er. B, Chattopadhya T.K., dan Subramanyam H Penyimpanan dan operasi penyimpanan secara komersial, p In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Syur-sayuran Tropika san Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Pusat Data dan Informasi Pertanian Impor apel Indonesia periode tahun [14 Mei 2008]. Pujimulyani, D Teknologi Pengolahan Sayur-sayuran dan Buah-buahan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 288 hal. Sabari, S.D., Sulusi, P., Yulianingsih dan Sjarifullah Pengaruh pengemasan modified atmosfer dan lama penyimpanan terhadap pematangan dan mutu mangga arumanis. Jurnal Hortikultura 1 (1) : Soesarsono Postharvest handling of horticultural produce a challenge to developing countries, p: Haryadi, S.S, Sutarmi T., W.Harjadi, Winarso D.W., and Sudarsono [Eds.]. Proceeding: Joint Symposium on Small Scale Vegetable Production and Horticultural Economics in Developing Countries. Bogor, Indonesia June Commision for Tropical and Subtropical Crops and Commisions for Horticultural Economics. Soelarso, R. B Budidaya Apel. Kanisius. Yogyakarta. 69 hal. Sunarjono, H Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Cetakan III. Penebar Swadaya. Jakarta. 173 hal. Sari, O.K Studi Budidaya dan Penanganan Pascapanen Salak Pondoh (Salacca zallaca Gaertner Voss.) di Wilayah kabupaten Sleman. Skripsi Fakultas Pertanian IPB. 71 hal. Untung, O Jenis dan Budidaya Apel. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hal.

73 Winata, S Penanganan Pasca Panen Komoditi Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L. Subvar. Cymosa Lamm) dan Selada Daun (Lactuca sativa L.) untuk Tujuan Pasar Swalayan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 74 hal. 73

74 LAMPIRAN 74

75 75 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tingkat Karyawan Harian lepas di Kusuma Agrowisata, Kota batu-malang, Jawa Timur Prestasi Kerja Tanggal Kegiatan Penulis Karyawan Standar Lokasi Keterangan.Satuan/HK. 14 Februari 2009 Pemangkasan 0 12 pohon F5 Pemupukan pohon 300 kg F5 16 Februari 2009 Taksasi tanaman G3 Pemanenan 103 kg 363 kg 300 kg B1 17 Februari 2009 Pemanenan 114 kg 125 kg 300 kg B1 Taksasi tanaman D Februari 2009 Pemangkasan 2 pohon 10 pohon 12 pohon F5 Taksasi tanaman G2 Pewiwilan 9 pohon 22 pohon pohon D1 19 Februari 2009 Pewiwilan 13 pohon 16 pohon pohon D1 20Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 63 pohon pohon D1 21 Februari 2009 Perompesan 7 pohon 10 pohon 8-10 pohon F6 23 Februari 2009 Perompesan 4 pohon 11 pohon 8-10 pohon F6 24 Februari 2009 Perompesan 13 pohon 13 pohon 8-10 pohon F6 Pemangkasan 4 pohon 11 pohon 12 pohon F6 25 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 13 pohon 12 pohon F6 26 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 10 pohon 12 pohon F6 Taksasi Buah G2 27 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 9 pohon 12 pohon F6 Pewiwilan 13 pohon 22 pohon pohon A2 28 Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 33 pohon pohon A2 02 Maret 2009 Pewiwilan 13 pohon 25 pohon pohon A2 03 Maret 2009 Pewiwilan 31 pohon 45 pohon pohon B3,C6 TBM Ana

76 76 Lampiran 1. Lanjutan Prestasi Kerja Tanggal Kegiatan Penulis Karyawan Standar Lokasi Keterangan.Satuan/HK. 04 Maret 2009 Panen jambu A5 Bungkus jambu Trading 05 Maret 2009 Bubut rumput Buah naga 06 Maret 2009 Panen jambu 168 kg A5 07 Maret 2009 Panen jambu 63 kg Blok 4 10 Maret 2009 Pemupukan 137 pohon 368 pohon 300 pohon C6 TBM Ana Pemanenan 4 kg 43 kg 300 pohon G2 Apel grade C 11 Maret 2009 Panen jambu 504 kg A5 Bungkus jambu Kantor BTT 12 Maret 2009 Pemupukan 115 pohon 368 pohon 300 pohon C5 TBM Mnalagi 128 pohon B3 TBM Ana 13 Maret 2009 Pemanenan 93 kg 95 kg 300 kg G1,E6 14 Maret 2009 Perompesan 7 pohon 17 pohon 8-10 pohon C5 16 Maret 2009 Perompesan 13 pohon 20 pohon 8-10 pohon C5 17 Maret 2009 Perompesan 12 pohon 19 pohon 8-10 pohon C5 Pemangkasan 12 pohon 14 pohon 12 pohon C5 18 Maret 2009 Pemangkasan 10 pohon 18 pohon 12 pohon C5 Panen jambu 37 kg 45 kg Jambu atas 19 Maret 2009 Bungkus jambu 10 pohon 80 pohon Jambu atas Panen jambu 84 kg 105 kg A5 378 kg 423 kg Jambu atas 20 Maret 2009 Panen jeruk 378 kg 420 kg A1-3 Taksasi tanaman C2,C5,B4

77 77 Lampiran 1. Lanjutan Prestasi Kerja Tanggal Kegiatan Penulis Karyawan Standar Lokasi Keterangan.Satuan/HK. 21 Maret 2009 Perompesan 13 pohon 15 pohon 8-10 pohon B1 23 Maret 2009 Pemangkasan 11 pohon 12 pohon 12 pohon B1 24 Maret 2009 Pemangkasan 10 pohon 14 pohon 12 pohon B1 Pemanenan 63 kg 70 kg 300 kg E4-5,G2 Racutan 25 Maret 2009 Pemupukan 175 pohon 175 pohon 300 pohon E4-5 Taksasi tanaman E4-5 Pemanenan 82 kg 80 kg 300 kg G Maret 2009 Panen jambu 378 kg 400 kg Blok 7 28 Maret 2009 Pewiwilan 24 pohon 36 pohon pohon A3 30 Maret 2009 Pewiwilan 27 pohon 30 pohon pohon A3 31 Maret 2009 Pemupukan 200 pohon 429 pohon 300 pohon G3 01 April 2009 Panen jambu 294 kg 423 kg A5 02 April 2009 Perompesan 5 pohon 11 pohon 8-10 pohon E4 03 April 2009 Perompesan 4 pohon 12 pohon 8-10 pohon E4 Pemangkasan 12 pohon 12 pohon 12 pohon E4 04 April 2009 Pemangkasan 5 pohon 17 pohon 12 pohon E4 06 April 2009 Pemangkasan 10 pohon 12 pohon 12 pohon E4 07 April 2009 Pemangkasan 6 pohon 17 pohon 12 pohon E4 08 April 2009 Supervisi Kebun KA 13 April 2009 Penelungan 27 pohon 56 pohon 50 pohon E3 14 April 2009 Pemupukan 63 pohon 252 pohon 300 pohon G1 Pemangkasan 15 pohon 20 pohon 12 pohon G1

78 78 Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas (Mandor) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. Prestasi Kerja Penulis Tanggal Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam) 16 April 2009 Pemangkasan G1 Pengendalian gulma A4 17 April 2009 Pemangkasan G1 Pemanenan A1 18 April 2009 Pemangkasan G1 20 April 2009 Pemangkasan G1 PHPT A,B,C 21 April 2009 PHPT C,D Pemangkasan G1 Persipuk B 23 April 2009 Persipuk dan pemupukan D1-2,B Pengendalian gulma B4,C2 Pemangkasan G1 24 April 2009 Pemanenan D1 Pengendalian gulma F2 PHPT F4 Persipuk dan pemupukan A1 25 April 2009 Pemanenan B2 PHPT C5,A1 Perompesan A1 27 April 2009 Perompesan A1 PHPT C

79 79 Lampiran 2. Lanjutan. Prestasi Kerja Penulis Tanggal Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam) Pengendalian gulma C April 2009 Pemangkasan A1 PHPT D1 Pengendalian gulma E1-3 Perompesan C3 30 April 2009 Pemangkasan A1 Pengendalian gulma E Mei 2009 Pemangkasan D1 Perompesan D2 Persipuk A2,A5 Pengendalian gulma E4-5 PHPT A,B 12 Mei 2009 Pemangkasan D1-2 Persipuk A2,A5 Pengendalian gulma E5 PHPT F5-6,G Mei 2009 Pemangkasan D2 PHPT C4-5,E2-5,D1-2,F2,F4 Persipuk A2 14 Mei 2009 Pemangkasan D2 Penelungan D1 Pengendalian gulma D3 Persipuk A3

80 80 Lampiran 2. Lanjutan. Prestasi Kerja Penulis Tanggal Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam) 15 Mei 2009 Pemangkasan D2 Penjarangan buah F6 Pemupukan A2 Pengendalian gulma B1 Persipuk C2 16 Mei 2009 Pemangkasan D2 Perompesan B2 PHPT A1,E4-5,G Mei 2009 Penelungan D2 Pemangkasan D2 PHPT A,B Persipuk E3 19 Mei 2009 Penelungan D3 PHPT C,E,F Persipuk D Juni 2009 Pemangkasan A2 03 Juni 2009 Pemangkasan 4 6 A2 Pengendalian gulma C2,A1 05 Juni 2009 Pewiwilan C2 PHPT A,B,C Pengendalian gulma D1A,E4,B4 Pengapuran E3,G3

81 81 Lampiran 2. Lanjutan. Prestasi Kerja Penulis Tanggal Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam) 6 Juni 2009 Pewiwilan C2 PHPT D,E Pengendalian gulma E1,B1 6 Juni 2009 Pemangkasan F1 Perompesan E1 Persipuk E1 Pengendalian gulma D1

82 82 Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Trading, Kusuma Agrowisata. Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan (jam) Lokasi Keterangan 01 Mei Pengenalan manager dan staf-staf 8 Departemen Trading Penjelasan dilakukan oleh Trading supervisor 2.Penjelasan mengenai departemen trading mengenai system pemasaran 3.Penjualan 02 mei Persiapan penjualan 8 Departemen Trading Mempersiapkan produk-produk 2.Penjualan penjualan 3.Sortasi jeruk 4.Diskusi Diskusi dengan sales trading 03 Mei Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Cuci kentang 04 mei Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Sortasi jambu Untuk pengiriman ke Malang 05 mei Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Mengambil apel Ana hasil panenan Hasil panen Kebun Junggo 4.Packaging strawberry 5.Wrapping apel Ana 6.Sortasi jeruk Untuk pengiriman ke Surabaya

83 83 Lampiran 3. Lanjutan.. Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan (jam) Lokasi Keterangan 06 Mei Penjualan 8 Departemen Trading 2.Persiapan pengiriman ke Bali 08 Mei Penjualan 2.Sortasi jeruk 8 Departemen Trading Penghapusan barang terhadap buah dan 3.Cuci kentang sayur yang busuk dan layu 4.Penghapusan barang 09 Mei Penjualan 2.Sortasi jambu 8 Departemen Trading 3.Sortasi paprika 10 Mei Penjualan 8 Departemen Trading 2.Sortasi paprika

84 84 Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Marketing, Kusuma Agrowisata Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan (jam) Lokasi 22 Mei Pengenalan departemen marketing Keterangan 8 Kantor Departemen Marketing Sales call merupakan kegiatan penawaran ke luar, seperti sekolah, perusahaan lain, instansi, dan lain-lain 2.Menyiapkan brosur dan formulir untuk keperluan sales call 3.Membuat reservasi 23 Mei Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing 2. Menyiapkan brosur dan formulir untuk keperluan sales call 3.Telemarketing 24 Mei Telemarketing 8 Kantor Departemen Marketing 2.Membuat reservasi 3. Menyiapkan brosur dan formulir untuk keperluan sales call 25 Mei Resepsionis 8 Lobby Kusuma Agrowisata 2.Mencari referensi Perpus Kusuma Agrowisata 26 Mei Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing 2. Membuat Even Organizer(EO) dan mengedarkannya 27 Mei Mencari referensi 3 Perpus Umum Malang

85 85 Lampiran 4. Lanjutan.. Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan (jam) Lokasi 28 Mei Membuat reservasi 8 Kantor Departemen Marketing 2.Telemarketing 3.Membuat EO 4.Pemberian materi oleh manager departemen marketing 29 Mei Mengedarkan EO 8 2.Resepsionis Lobby Kusuma Agrowisata 30 Mei 2009 Pemandu Agrowisata Kebun wisata Kusuma Agrowisata 31 Mei 2009 Pemandu Agrowisata 8 Kebun wisata Kusuma Agrowisata Keterangan Sales call merupakan kegiatan penawaran ke luar, seperti sekolah, perusahaan lain, instansi, dan lain-lain Mengenai knowledge product agrowisata, pola sasaran, Bentuk promosi, dan sasaran

86 86 Lampiran 5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Divisi Industri, Kusuma Agrowisata Tanggal Kegiatan Lama Kegiatan (jam) Lokasi Keterangan 08 Juni Pengenalan dan penjelasan 8 Pabrik agroindustri Quality control meliputi uji mikro, Produksi sari buah, jenag, cuka, KA organoleptik, dan retain. selai dan cider, serta pengenalan mesin-mesin produksi dan quality Control 2.Pengambilan biji apel 3.Packaging sari buah Packaging sari buah 24 gelas per karton 4.Melihat proses pembuatan selai 09 Juni Packaging selai nanas dan 8 Pabrik agroindustri Packaging jenang 12 buah per pax jenang apel KA 2.Packing jenang 3.Diskusi dengan sub departemen Warehouse (gudang) Kantor marketing 4.Diskusi dengan marketing industry Kusuma industry Agrowisata

87 87 Lampiran 6. Data Hujan Desa Ngaglik, Malang, Jawa Timur Periode Tahun Nama Pos : Ngaglik (Batu), 7 o 87'78'' LS dan 112 o 52'59''BT Nomor Pos : 8 Elevasi : 887 m Bulan Tahun CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

88 88 Lampiran 6. Lanjutan. Tahun Bulan CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH HH HM Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : BMG Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Jawa Timur Keterangan : CH : jumlah curah hujan dalam 1 bulan (mm) * : Alat rusak HH : jumlah hari hujan dalam 1 bulan (hari) 0 : tidak ada hujan HM : curah hujan tertinggi dalam 1 bulan Perhitungan Tipe Iklim (Q) Menurut Schmidth-Ferguson Q = (Rata-rata BK/rata-rata BB) x 100% Q =

89 R JEMBATAN Q 2 C4 C7 C 8 R R B4 B3 GH GH TW F 4 F 3 TW F 2 F 1 TW TW 89 Lampiran 7. Peta Areal Kusuma Agrowisata TW A R E A L K U S U M A A G R O W I S A T A KARTIKA 2/2007/041 C10 C9 KOPI C1 KOPI KOPI A2 KOPI B1 KOPI A2 KOPI B2 KOPI B2 KOPI A1 KOPI B2 KOPI B2 KOPI B3 KOPI B3 KOPI HUTAN PINUS PERHUTANI LEGENDA TANAH TEGALAN BANGUNAN CURAH JALAN BATAS BLOK BATAS TANAH TANDON PAGAR PONDASI SALURAN AIR JEMBATAN RUMAH PAYUNG TOWER B1 KOPI B3 KOPI BED C3 KOPI C2 KOPI Q1 KOPI D JAMBU 11/2006 B1 JAMBU 15/3/2006 EC 1 KOPI KUSUMA ESTATE TAHAP V B JAMBU 3/2005 B6 JERUK B7 JERUK B6 JERUK B7 JERUK JEMBATAN C1 JERUK C3 JERUK C7 JERUK C6 JERUK A7 JERUK A7 JERUK EC 3 A JAMBU 3/2005 HOTEL EDR B1 JERUK B2 JERUK STRAWBERRY B5 JERUK JEMBATAN C2 JERUK TW PLN STAND BUNGA PLAY GROUND LOBBY BUAH NAGA C9 JERUK 12/2006 C4 JERUK C5 JERUK BUAH NAGA A8 JERUK 2/2007 E4 APEL E3 APEL INDUSTRI E2 APEL APEL HOUSE C5 APEL C4 APEL C3 APEL C2 APEL C1 APEL ALAMANDA HOTEL PARKIR STRAWBERRY STRAWBERRY G2 APEL G3 APEL E1 APEL B5 APEL A1 JERUK JOVA HOTEL SECURITY D JAMBU 12/2006 D2 APEL D1 APEL B4 APEL B3 APEL B1 APEL A2 JERUK JOVA A3 JERUK JOVA B2 APEL JL ABDUL GANI ATAS GREEN HOUSE A2 APEL A3 APEL A6 JERUK JOVA A1 APEL POS SECURITY A4 JERUK JOVA A5 JERUK JOVA KANTOR LAPANGAN LAPANGAN BOLA U BUAH NAGA SAYUR ORGANIK

90 90 Lampiran 8. Peta Kebun Kusuma Agrowisata KANTOR BTT PLAY GROUN D TOWER PINTU MASUK POS SECUERITI STAND BUNGA RESTAURA NT APPLE HOUSE APEL GUDANG RUMAG INDUSTRI APEL E3 APEL D3 APEL F2

91 91 Lampiran 9. Perbedaan fenotip Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata Fenotip Warna Batang Warna Daun Bentuk Daun Permukaan daun Manalagi Hijau kekuningan Rome Beauty Cokelat keemasan Varietas Apel Ana Australia Wanglin Cokelat bintikbintik Cokelat Cokelat bintik putih Hijau tua Hijau tua Hijau kelabu Hijau kelabu Hijau kelabu Oval Narrow Acute Ovale Acute oval Berkerut, Berkerut, Berkerut, Berkerut, Berkerut, berbulu berbulu berbulu berbulu berbulu halus kasar halus halus halus Panjang 11.3 cm 11.3 cm 11.6 cm 7.5 cm 12.3 cm daun Lebar daun 5.4 cm 5.4 cm 6.4 cm 4.2 cm 6.7 cm Warna bunga Putih Putih Putih, tepi merah Putih Putih muda Warna kulit Hijau Hijau Merah tua Hijau Hijau buah kekuningan kemerahan berbintik berbintik Bentuk Flat Globose Long globose Globose buah conical Cita rasa manis Manis agak Asam Asam Manis asam

92 92 Lampiran 10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata Manalagi Ana Rome Beauty Wanglin Australia

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 28 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan terdiri atas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT. Kusuma Agrowisata Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA) terletak di Desa Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Administratif Batu,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCAPANEN

PENANGANAN PASCAPANEN 43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Tanaman apel termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Malus, dan spesies Malus sylvestris Mill.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 1989. Pertama kali dikembangkan budidaya apel sebagai lahan produksi yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATUMALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A05966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko 1. Pertumbuhan Apel dan Pengaruh Iklim Apel (Malus sylvestris Mill) merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM Oleh : Medi Humaedi BAB I 1.1. 1.2. 1.3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan. Rumusan Masalah.. 1 1 2 3 BAB II 2.1. 2.2. TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat

Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat Medha Baskara Fakultas Pertanian - Universitas Brawijaya Email : mbaskara@ub.ac.id Setiap mendengar kata Apel yang terlintas di benak kita adalah buah yang segar,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN ASPARAGUS (Asparagus officinalis L.) OLEH MUTIARA HANUM A

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN ASPARAGUS (Asparagus officinalis L.) OLEH MUTIARA HANUM A PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN ASPARAGUS (Asparagus officinalis L.) OLEH MUTIARA HANUM A24050822 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR MIANTI MANDIRA A

PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR MIANTI MANDIRA A PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR MIANTI MANDIRA A24051938 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN MIANTI MANDIRA.

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.)

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.) TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.) Didiek Kristianto dan Ica Purwanti Balai Penelitian Tanaman Jeruk & Buah SubtropikaJl.Raya Tlekung

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tanaman pada dasarnya akan meninggalkan limbah baik limbah kimia maupun limbah organik, limbah organik biasanya berupa sisa tanaman seperti sisa batang dan daun tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci