PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATUMALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A05966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00

2 RINGKASAN BAITURROHMAH. Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh WINARSO D WIDODO). Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan selama masa pembuahan apel. Teknik dan manajemen budidaya yang tepat serta pengetahuan tentang pengelolaan pembungaan dan pembuahan dapat diperoleh dari kegiatan magang. Pelaksanaan magang bertujuan untuk memperoleh pengalaman, melatih keterampilan kerja, meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa, meningkatkan kemampuan profesional dalam budidaya apel dan mempelajari teknik pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel di kebun PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. Selama kegiatan magang penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas selama dua bulan, pendamping pengawas selama satu bulan, mengikuti kegiatan di departemen trading selama sepuluh hari, dan di departemen pemasaran agrowisata selama sepuluh hari. Data yang diperoleh dari kegiatan magang berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan, diskusi dengan staf dan karyawan, dan hasil kerja penulis. Data sekunder diperoleh dari arsip perusahaan dan studi pustaka. Pengamatan dilakukan pada proses pembungaan sampai pembuahan. Peubah yang diamati adalah saat bunga mekar serempak, jumlah bunga yang muncul, jumlah pentil buah, dan diametar buah. Pengamatan pada pembungaan dan diameter buah dilakukan pada tiga blok dan setiap blok diamati tiga pohon contoh. Dari pohon contoh dipilih tiga cabang dan dari masingmasing cabang dipilih dua ranting. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk pembungaan dan setiap minggu untuk diameter buah. Kegiatan budidaya apel yang dilakukan selama kegiatan magang adalah pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pelengkungan cabang, dan panen. Selain itu dilakukan juga kegiatan pasca panen di departemen trading dan pemasaran agrowisata di departemen agrowisata.

3 Pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel di Kusuma Agrowisata meliputi pemupukan, perompesan daun, pelengkungan cabang, pemangkasan, pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT), pengendalian hama dan penyakit, dan penjarangan buah. Selama fase pembungaan dilakukan pengamatan terhadap keadaan bunga sampai menjadi buah. Pembungaan dan pembuahan apel dipengaruhi oleh kondisi tanaman, kesuburan lahan dan kondisi iklim terutama curah hujan. Banyaknya bunga yang muncul diduga dipengaruhi oleh kondisi tanaman. Kerontokan bunga dan pentil buah dipengaruhi oleh kondisi tanaman dan curah hujan. Sedangkan perkembangan buah dipengaruhi oleh umur tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan pembungaan pada apel terjadi 3 minggu setelah rompes (MSR). Kerontokan bunga pada tanaman apel mencapai 9.97 %. Setelah menjadi pentil buah, apel masih mengalami kerontokan. Kerontokan pentil buah sampai umur 8 MSR adalah 8.88 %, sehingga dari total bunga yang muncul hanya sekitar 5.7 % yang menjadi buah muda. Terdapat perbedaan perkembangan buah antar blok yang di amati, karena perbedaan umur tanaman. Perkembangan buah pada blok 3 lebih cepat dibanding blok dan. Pada akhir pengamatan diperoleh besar buah pada blok dengan umur buah.5 bulan setelah rompes (BSR) adalah 5. cm, pada blok dengan umur BSR adalah.89 cm dan pada blok 3 dengan umur buah 3.5 BSR adalah.8 cm.

4 PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATUMALANG JAWA TIMUR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor BAITURROHMAH A05966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 0 Juni 987. Penulis merupakan anak ketiga dari Idris dan Nani Yeni. Tahun 999 penulis lulus dari SD Negeri Tegalurung II Balongan Indramayu, kemudian pada tahun 00 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri I Balongan. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri I Sindang Indramayu pada tahun 005. Tahun 005 penulis diterima di IPB melalui USMI. Tahun 006, penulis memilih Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian sebagai mayor dan Ekonomi Pertanian sebagai minor dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Tahun 008/009 dan 009/00 penulis menjadi asisten mata kuliah DasarDasar Agronomi dan pada tahun 009/00 penulis menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis juga aktif di Organisasi Kemahasiswaan. Tahun 006 sampai 009, penulis aktif di Forum Komunikasi Rohis Departemen (FKRD) yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Fakultas Pertanian dan pada tahun 008/009, penulis menjadi staf Departemen Pertanian Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan magang sebagai bahan penulisan skripsi. Skripsi dengan judul Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT Kusuma Agrowisata Batu, Malang, Jawa Timur ini diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Program Sarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:. Dr. Ir. Winarso D Widodo, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini. Dr. Ir. Adiwirman, MS dan Ir. Ketty Suketi, MSi sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan untuk skripsi ini 3. Ir. Pieter Lontoh, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menjalani perkuliahan ini. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan 5. Kedua orang tuaku yang selalu mendo akan, kedua kakakku dan seluruh keluargaku atas dukungan dan motivasinya selama ini 6. Ir. Edy Antoro sebagai pemilik perusahaan, Pak Wiyono sebagai kepala bagian dan Pak Agus Sugiantoro sebagai pengawas lapang Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) serta seluruh staf dan karyawan PT Kusuma Agrowisata atas bantuan dan kerja samanya selama penulis magang 7. Temanteman magang di Malang : Niniek, Rere, dan Mia atas kerjasama dan kebersamaannya 8. Temanteman Agronomi dan Hortikultura angkatan serta temanteman semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Bogor, Maret 00 Penulis

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... PENDAHULUAN Latar Belakang... Tujuan... TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel... 3 Syarat Tumbuh... Pembungaan dan Pembuahan... 5 METODOLOGI Tempat dan Waktu... 8 Metode Pelaksanaan... 8 Pengumpulan Data... 8 Pengamatan Pembungaan dan Pembuahan... 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT Kusuma Agrowisata... 0 Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel... 0 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 6 Saran... 7 DAFTAR PUSTAKA... 8 LAMPIRAN... 5 ix x xi

8 DAFTAR TABEL Nomor Halaman. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel Kota Batu Tahun Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan.... Jumlah Karyawan Harian lepas (KHL) Departemen Budidaya Tanaman Tahunan Ratarata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar Luas Areal Budidaya Tanaman Tahunan dan Budidaya Tanaman Semusim di Kusuma Agrowisata Luas Areal Pertanaman Apel Wisata Petik Masingmasing Blok di Kusuma Agrowisata Realisasi Pemupukan Apel di Kusuma Agrowisata Pedoman Pemupukan Apel Menurut Surachmat Kusumo Pedoman Pemupukan Apel Menurut Sub Balai Penelitian Hortikultura, Tlekung.... Waktu Rompes dan Saat Bunga Mekar Serempak Jumlah Bunga dan Persentase Bunga Rontok per Pohon Ratarata Jumlah Bakal Buah/Pentil dan Persentase Kerontokan Bakal Buah/Pentil per Pohon sampai 8 MSR Ratarata Jumlah Bunga Muncul, Jumlah Buah Muda, dan Persentase Buah Muda per Pohon sampai 8 MSR Waktu Rompes, Waktu Awal Pengamatan, dan Umur Buah Awal Pengamatan pada Masingmasing Blok Waktu Panen Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata...

9 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman. Pelaksanaan Pemupukan ZA Pelaksanaan Perompesan Pemangkasan Produksi Pemangkasan Peremajaan Tanaman Hasil Pelengkungan Cabang Pentil Buah Terserang Hama Ulat Pelaksanaan Pengolesan dengan Nordox Pelaksanaan Penyemprotan Pestisida dengan Power Sprayer Pelaksanaan Panen Apel Pelaksanaan Penyortiran Buah Apel di Kebun.... Buah Apel Ana Hasil Pengemasan Pelaksanaan Pengepakan Buah Apel Grafik Pertambahan Diameter Buah Apel di Tiga Blok Pertanaman Apel... 37

10 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Jurnal Kegiatan Magang sebagai Staf Trading di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Jurnal Kegiatan Magang sebagai Staf Pemasaran Agrowisata di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Struktur Organisasi Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur Peta Lokasi Kusuma Agrowisata Peta Areal Kusuma Agrowisata secara Keseluruhan Data Curah Hujan dan Hari Hujan PT Kusuma Agrowisata (Daerah Ngaglik) Tahun Peta Areal Pertanaman Apel di Kusuma Agrowisata Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Tambahan Unsur Hara yang Digunakan di Kusuma Agrowisata Pestisida yang digunakan di Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) PT Kusuma Agrowisata... 73

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan buahbuahan cukup besar dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. Sejalan dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi bagi tubuh, permintaan buahbuahan terus meningkat. Menurut Rukmana (008), buahbuahan merupakan penyumbang keanekaragaman dan kecukupan gizi yang cukup besar. Buahbuahan mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, asam, minyak yang mudah menguap, pektin, air, serat, dan gula. Salah satu jenis buah yang digemari masyarakat Indonesia adalah apel. Apel merupakan buah temperate yang dapat dikembangkan di Indonesia. Di daerah tropika buah ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian m dpl. Apel banyak digemari karena memiliki nilai gizi yang tinggi, rasa, aroma, dan kerenyahan yang khas. Setiap 00 gr buah apel mengandung 85 gr air, 03.5 gr karbohidrat, 0 mg kalsium, 0 mg fosfor, 0. mg besi, 50 mg kalium, 0 mg vitamin A, B, B, B6, dan vitamin C. Kandungan protein dan lemaknya sangat rendah dan nilai energinya 6535 KJ (Kusumo dan Verheij, 997). Buah apel merupakan buah dengan permintaan impor terbesar dibandingkan buahbuah impor lainnya. Volume impor apel Indonesia pada tahun 003 sebesar 7 6 kg dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 005 menjadi sebesar kg (Direktorat Jenderal Hortikultura, 008 dan Komarudin, 005). Meningkatnya impor setiap tahunnya merupakan indikator produksi dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan buah apel yang terus meningkat. Pertanaman apel di Kota Batu, Malang, Jawa Timur (merupakan daerah sentra apel di Indonesia) selama kurun waktu 5 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Jumlah pohon yang produktif pada tahun 00 sebanyak pohon dan mengalami penurunan sampai tahun 008 menjadi pohon (Tabel ). Sedangkan untuk produksi apel dari tahun 00 sampai 007 terus meningkat dari 99.0 ton menjadi 5. ton. Namun pada tahun 008

12 mengalami penurunan produksi menjadi ton (Dinas Pertanian Kota Batu, 009). Tabel. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel Kota Batu Tahun Tahun Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu, 009 Jumlah Tanaman Produktif (pohon) Produksi (Ton) Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kembali produksi apel yang sudah ada. Teknik budidaya yang tepat dan manajemen budidaya yang baik dapat meningkatkan produksi tanaman. Salah satu tahap yang menentukan produksi adalah fase pembungaan. Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan selama masa pembuahan apel. Menurut Untung (99), gagalnya pembuahan dapat disebabkan oleh gugurnya bunga. Penyebab gugurnya bunga antara lain kandungan nitrogen dalam tanah sedikit, kekeringan, hujan, dan penyemprotan pupuk daun saat tanaman sedang berbunga. Kusumo dan Verheij (997) menyatakan pembungaan pada tanaman apel hasilnya rendah dari bunga yang muncul dan pembentukan buahnya jelek pada musim hujan sedangkan pembungaan pada musim kemarau menghasilkan pembentukan buah yang baik. Teknik dan manajemen budidaya yang tepat serta pengetahuan tentang pengelolaan pembungaan dan pembuahan dapat diperoleh dari kegiatan magang. Tujuan. Memperoleh pengalaman dan melatih keterampilan kerja serta meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan apel. Meningkatkan kemampuan profesional dalam memahami proses kerja secara nyata dalam budidaya apel berdasarkan keadaan di lapangan 3. Mempelajari pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel

13 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina, Amerika Serikat, Turki, Jepang, Iran, Australia, dan Argentina (Ashari, 995). Menurut sistematikanya, tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Klas : Dicotyledone Ordo : Rosales Family : Rosaceae Genus : Malus Spesies : Malus sylvestris Mill Apel berasal dari silangan Malus sylvestris Miller, Malus dasyphylla Borkh., Malus pumila Miller, dan beberapa jenis asal Asia. Lebih dari 000 kultivar ditanam di seluruh dunia, terutama di daerah beriklim bukan tropik (Kusumo dan Verheij, 997) Tanaman apel merupakan tanaman tahunan dengan tinggi dapat mencapai 0 m, tetapi sekarang dibentuk semak yang tingginya hanya meter (Kusumo dan Verheij, 997). Tanaman mempunyai akar tunggang dan akar samping tidak terlalu banyak, tetapi sistem perakaran kuat dan dalam. Apel berdaun tunggal, berbulu kasar, dan tersebar melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daun lonjong dengan ujung meruncing dan warnanya hijau muda (Sunarjono, 005). Pohon apel berkayu keras dan kuat, kulit kayunya cukup tebal, warna kulit batang cokelat muda sampai cokelat kekuningkuningan dan setelah tua berwarna hijau kekuningkuningan sampai kuning keabuabuan (Soelarso, 997). Bunga apel temasuk bunga sempurna. Bunga ini mempunyai bagianbagian yang lengkap yaitu putik, benangsari, mahkota, dan kelopak (Untung, 99). Bunga berbentuk tunggal atau berkelompok dengan penyerbukan silang

14 (Sunarjono, 005). Bunga apel muncul secara berkelompok. Dalam satu tunas terdapat 37 kuntum bunga yang bergerombol (Ashari, 995; Mansyur, 008). Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, dan bertandan. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota bunganya berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai, menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengahtengah bunga terdapat putik atau bakal buah (Soelarso, 997). Pada semua varietas, jumlah tangkai benangsari dan tangkai putik adalah sama yaitu antara 5 0 dan 5 sedangkan panjang tangkai benangsari dan panjang tangkai putik bervariasi antara 0.5. cm dan panjang tangkai bunga antara.0.0 cm (Sugiyatno dan Yuflosponto, 007). Buah apel berbentuk bulat hingga bulat telur, keras tetapi renyah, dan kandungan air sedikit (Sunarjono, 005). Kulit apel agak kasar dan tebal dengan poripori buah kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah hijau kemerahmerahan, hijau kekuningkuningan, hijau berbintikbintik hingga merah tua. Warna kulit ini tergantung dari varietasnya (Soelarso, 997). Menurut Ashari (995), bakal buah apel terbagi menjadi lima kompartemen, masingmasing mengandung dua ruang bakal biji, dengan demikian maksimal 0 biji akan terbentuk bila persarian dan dan pembuahan terjadi dengan normal. Menururt Soelarso (997), biji apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, berbentuk bulat berujung tumpul, dan gabungan dari keduanya. Syarat Tumbuh Tanaman apel di daerah tropika dapat menghasilkan buah yang baik pada ketinggian m dpl. Tinggi tempat yang ideal adalah m dpl. Kondisi lingkungan yang memberi pengaruh baik adalah dataran tinggi kering (Soelarso, 997). Di daerah beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis. Di dataran rendah, tanaman tidak dapat berbunga (Sunarjono, 005).

15 5 Menurut Untung (99), ketinggian tempat berhubungan erat dengan suhu udara. Suhu maksimal tanaman apel adalah 7 o C dan suhu minimum sekitar 6 o C, dengan kelembaban udara berkisar 75 % 85 %. Curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman apel berkisar antara mm/tahun, dengan 3 bulan kering dan 67 bulan basah (Kusumo, 986). Curah hujan yang tinggi saat bunga mekar menyebabkan banyak bunga gugur dan dan tidak dapat menjadi buah (Soelarso, 997). Intensitas sinar matahari sangat tergantung pada letak geografis, yaitu ketinggian tempat dan cerah tidaknya cuaca (Untung, 99). Tanaman apel memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan dan untuk mendapatkan mutu buah yang baik. Cahaya yang dibutuhkan antara 50 % 75 % setiap harinya (Soelarso, 997). Tipe tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah yang mempunyai bahan organik tinggi dan porositas baik (Sunarjono, 990). Soelarso (997) menambahkan tanah tersebut harus mempunyai aerasi dan penyerapan air baik sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara, dan kemampuan menyimpan airnya optimal. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah latosol, andosol, dan regosol dengan ph 67. Pembungaan dan Pembuahan Kemampuan tanaman buah untuk berbunga dan berbuah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain musim, lingkungan tumbuh, dan keadaan internal tanaman. Faktor musim meliputi intensitas cahaya, lama penyinaran, kelembaban dan suhu udara, angin, dan curah hujan. Lingkungan tumbuh meliputi unsur hara, kadar air dalam tanah, dan mikroorganisme dalam tanah. Keadaan internal tanaman meliputi umur tanaman, asal bibit, kesehatan tanaman, serta distribusi karbohidrat dan hormon dalam jaringan tanaman (Rukmana, 008). Bunga tanaman buahbuahan dapat berbentuk bunga jantan, bunga betina, atau bunga sempurna. Jika sudah masak, bunga jantan akan mengeluarkan serbuk sari yang cukup banyak dari kepala sarinya. Satu kepala sari bunga apel, mengandung sekitar butir serbuk sari (Kalie, 99).

16 6 Fase reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncupkuncup bunga, bunga, buah dan biji. Fase ini berkaitan dengan proses () pembuatan selsel yang secara relatif sedikit, () pendewasaan jaringanjaringan, (3) penebalan serabutserabut, () pembentukan hormonhormon yang diperlukan untuk perkembangan kuncup bunga (primordia), (5) perkembangan kuncup bunga, bunga, biji, dan alatalat penyimpanan, (6) pembentukan koloidkoloid hidrofilik (bahan yang dapat menahan air) (Harjadi, 989). Pembungaan merujuk pada kejadiankejadian fisiologi dan morfologi. Dalam kejadian fisiologi, transformasi primordia batang vegetatif menjadi primordial bunga, yaitu suatu proses merubah diferensiasi dari daun, tunas, dan jaringan batang ke jaringan yang membentuk organ reproduktif (pistil dan stamen) dan bagianbagian bunga tambahan (petal dan sepa l). Proses transformasi dari keadaan vegetatif menjadi reproduktif, prosesnya tidak dapat kembali dan bagianbagian bunga akan terus berkembang sampai anthesis (saat bunga mekar penuh). Saat anthesis, meosis terjadi dan perkembangan tepung sari dan kantung embrio sempurna. Kemudian terjadilah proses pembentukan buah (Harjadi, 989). Pembuahan adalah proses bersatunya inti sperma dari serbuk sari dengan sel telur (Kusumo, 986). Perkembangan buah dibagi atas empat fase yaitu () inisiasi jaringan buah, () perkembangan prapenyerbukan, (3) perkembangan pascapenyerbukan, dan () pematangan, pendewasaan, dan senescence (Harjadi, 989). Pembungaan dan pembuahan pada tanaman apel terjadi setelah proses perompesan daun. Hasil penelitian Sugiyatno dan Yuflosponto (007) menyebutkan bahwa munculnya kuncup bunga apel manalagi yaitu hari setelah rompes (HSR) dan saat muncul kuncup bunga sampai bunga mekar membutuhkan waktu 8 hari. Dari bunga mekar penuh sampai menjadi bakal buah membutuhkan waktu 8 hari. Pertumbunhan dari bakal buah menjadi pentil buah membutuhkan waktu 7 hari. Sedangkan masa pentil buah sampai menjadi buah siap panen dibutuhkan waktu dua sampai tiga bulan. Hasil penelitian Mansyur (008) menyebutkan bahwa b unga apel di wilayah Batu ratarata muncul hari setelah dilakukan perontokan daun secara

17 7 buatan (rompes). Sebagian besar bunga muncul dan tumbuh dengan baik pada bagian tajuk yang terkena cahaya matahari secara langsung. Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan selama masa pembuahan apel. Menurut Untung (99), gagalnya pembuahan dapat disebabkan oleh gugurnya bunga. Penyebab gugurnya bunga antara lain kandungan nitrogen dalam tanah sedikit, kekeringan, hujan, dan penyemprotan pupuk daun saat tanaman sedang berbunga. Sedangkan penyebab utama gagalnya bunga menjadi buah adalah curah hujan yang terlalu tinggi. Menurut Kusumo dan Verheij (997), pada musim hujan pembungaan pada tanaman apel hasilnya rendah dari bunga yang muncul dan pembentukan buahnya jelek sedangkan pembungaan pada musim kemarau menghasilkan pembentukan buah yang baik.

18 METODOLOGI Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di kebun PT. Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan mulai dari tanggal Februari 009 sampai tanggal Juni 009. Metode Pelaksanaan Selama kegiatan magang penulis bekerja di lahan sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama dua bulan dan sebagai pendamping pengawas selama satu bulan. Selain bekerja di lahan, penulis juga mengikuti kegiatan di departemen trading selama sepuluh hari, dan di departemen pemasaran agrowisata selama sepuluh hari. Sebagai KHL, penulis bekerja secara langsung dalam kegiatan pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pewiwilan, dan pelengkungan cabang. Selain kegiatan perawatan dilakukan panen dan kegiatan pasca panen. Kegiatan pasca panen dilakukan di departemen trading. Sebagai pendamping pengawas penulis melakukan pengawasan dan mengorganisasikan pelaksanaan kerja karyawan. Selama mengikuti kegiatan di departemen trading penulis melakukan kegiatan penyortiran, pengemasan, pengepakan, dan penjualan produk perusahaan. Sedangkan di departemen pemasaran agrowisata, penulis melakukan kegiatan memasarkan agrowisata melalui telepon, membuat paket wisata, menjadi penerima tamu, dan menjadi pemandu wisata. Selama kegiatan berlangsung penulis mengisi jurnal harian magang yang dapat dilihat pada Lampiran sampai Lampiran. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data skunder). Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan, mengadakan diskusi dengan staf dan karyawan kebun serta hasil kerja yang dilakukan penulis selama kegiatan

19 9 magang. Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen perusahaan dan dari hasil studi pustaka. Data yang diperoleh dari kegiatan magang dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Pengamatan Pembungaan dan Pembuahan Pengamatan dilakukan pada fase pembungaan sampai dengan pembuahan. Pengamatan pembungaan dilakukan setiap hari sedangkan pengamatan diameter buah dilakukan setiap minggu. Peubah yang diamati adalah saat bunga mekar serempak, jumlah bunga yang muncul, jumlah pentil buah dan diametar buah. Pengamatan pada pembungaan dan diameter buah masingmasing dilakukan pada tiga blok dan setiap blok diamati tiga pohon contoh. Dari pohon contoh dipilih tiga cabang dan dari masingmasing cabang dipilih dua ranting. Data hasil pengamatan dianalisis dengan metode statistika menggunakan uji t taraf 5% untuk membandingkan keragaman fase pembungaan dan pembuahan antar blok.

20 HASIL DAN PEMBAHASAN KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 989. Pertama kali dikembangkan budidaya apel sebagai lahan produksi yang kemudian hasilnya dipasarkan ke luar kota. Namun, dalam hal pemasaran mengalami kendala sehingga mendorong pemilik untuk mengupayakan suatu cara untuk meningkatkan nilai jual produk dengan memperpendek rantai pemasaran. Pemilik mencoba untuk menjual secara langsung kepada konsumen melalui sistem agrowisata. Kusuma Agrowisata didirikan pada tanggal 0 Mei 990. Nama Kusuma Agrowisata berasal dari nama perusahaan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Kusuma Agrowisata adalah suatu obyek wisata yang memanfaatkan komoditas pertanian sebagai obyek utamanya. Awalnya Kusuma Agrowisata memiliki areal kebun seluas 8 hektar yang ditanami apel dan jeruk. Pada tahun 996, untuk menambah objek wisata agro dibangun green house untuk tanaman hias dan menanam kopi jenis arabika seluas 9 hektar. Selanjutnya Tahun menambah jenis tanaman untuk wisata agro yaitu stroberi dan membangun green house untuk tanaman sayur yang dibudidayakan secara hidroponik diantaranya kangkung, sawi hijau, sawi daging, baby kailan, dan sawi putih. Tanaman lain yang diusahakan di Kusuma Agrowisata meliputi jambu biji merah, buah naga, rosella, paprika, dan tomat ceri. Pada tahun 00 didirikan Klinik agribisnis yang bertujuan sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan petani Indonesia. Klinik agribisnis bergerak dalam bidang pelatihanpelatihan, studi banding, seminar, kajiankajian dan memasyarakatkan wisata agro dikalangan masyarakat. Disamping itu klinik agribisnis juga mengembangkan pertanian organik. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kusuma Agrowisata berada di bawah PT Kusuma Satria Dinasasti Wisata Jaya yang merupakan suatu badan usaha milik perorangan. Kusuma Agrowisata dipimpin oleh seorang direksi yang merupakan pemilik dari perusahaan. Dalam

21 menjalankan tugasnya direksi dibantu oleh seorang general manager. Divisi yang ada di Kusuma Agrowisata ada empat yaitu divisi Agrowisata, hotel, villa Kusuma Agrowisata, dan agroindustri. Masingmasing divisi dipimpin oleh seorang manager yang bertanggung jawab terhadap kelancaran kerja divisi (Lampiran 5). Dalam menjalankan tugasnya, manager dibantu oleh kepala bagian yang membawahi setiap departemen yang ada dalam divisi tersebut. Masingmasing divisi terbagi dalam beberapa departemen. Divisi agrowisata terbagi menjadi tujuh departemen diantaranya departemen keuangan dan administrasi (KUA), Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), Budidaya Tanaman Semusim (BTS), Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA), Pemasaran Agrowisata, Food and Beverage dan Entertainment (F & B dan ENT), dan trading. Setiap departemen yang ada di divisi agrowisata dipimpin oleh seorang kepala bagian dan seorang kepala bagian dibantu oleh seorang asisten (Lampiran 6). Setiap departemen yang ada di divisi agrowisata, memiliki jumlah karyawan yang berbedabeda. Pada departemen keuangan dan administrasi (KUA) karyawan berjumlah 35 orang, budidaya tanaman tahunan (BTT) sebanyak 53 orang, budidaya tanaman semusim (BTS) sebanyak 0 orang, klinik agribisnis dan agrowisata (KAA) sebanyak orang, pemasaran agrowisata sebanyak 6 orang, Food & Beverage dan Entertainment sebanyak 5 orang, dan trading sebanyak 5 orang (Tabel ). Tabel. Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata Departemen Jumlah karyawan Keuangan dan Administrasi (KUA) 35 Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) 53 Budidaya Tanaman Semusim (BTS) 0 Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA) Pemasaran Agrowisata 6 Food & Beverage dan Entertainment 5 Trading 5 Total 78 Sumber: Arsip Departemen Keuangan dan Administrasi 009, diolah Departemen budidaya tanaman tahunan yang menangani budidaya tanaman apel, jeruk, buah naga, jambu biji merah, dan kopi yang ada di lokasi

22 wisata berjumlah 53 orang dengan sebaran mulai dari kepala bagian, pengawas kebun, staf administrasi, dan karyawan harian lepas (Tabel 3 dan Lampiran 7). Tabel 3. Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan Jabatan Kepala bagian Pengawas Staf administrasi KHL Jumlah Lakilaki Perempuan Total Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 009, diolah budidaya Kepala bagian bertanggungjawab penuh terhadap manajemen pengelolaan tanaman tahunan. Pengawas memiliki peran dalam membuat perencanaan budidaya apel bersama kepala bagian dan melakukan pengawasan terhadapa kerja karyawan di lapang. Staf administrasi berperan dalam perekapan data karyawan, banyaknya pupuk dan pestisida yang masuk dan digunakan, merekap gaji karyawan setiap minggunya, dan membuat laporan keuangan setiap bulan. Tabel. Jumlah Karyawan Harian Lepas (KHL) Departemen Budidaya Tanaman Tahunan Kelompok Tenaga Apel dan jeruk kebun dalam Jambu Jeruk kebun luar Kopi Kingsoe Kopi Karang ploso Kopi Serruk Apel Junggo Banpam (tenaga keamanan) Jumlah Lakilaki Perempuan Total Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 009, diolah Karyawan harian lepas dibagi dalam delapan kelompok tenaga kerja diantaranya tenaga apel dan jeruk kebun dalam, tenaga jambu, tenaga jeruk kebun luar, tenaga kopi Kingsoe, tenaga kopi Karang Ploso, tenaga kopi Serruk, tenaga apel Junggo, dan tenaga banpam (Tabel ). Setiap kelompok tenaga kerja

23 3 mempunyai peranan masingmasing. Kelompok tenaga kerja apel dan jeruk kebun dalam bertanggungjawab atas pekerjaan di budidaya apel dan jeruk yang ada di dalam kebun agrowisata. Tenaga jambu bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya jambu, tenaga kopi Kingsoe, kopi Karang Ploso, dan kopi Serruk bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya kopi yang ada di Kingsoe, Karang Ploso, dan Serruk. Tenaga kerja apel Junggo bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya apel yang ada di kebun Junggo. Sedangkan untuk tenaga bampam adalah tenaga keamanan kebun. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya tanaman apel terbagi dalam masingmasing kegiatan budidaya yaitu dari pembuatan lubang tanam sampai panen. Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan dalam setiap kegiatan budidaya ditentukan berdasarkan standar kerja perusahaan (Lampiran ). Ratarata kebutuhan tenaga kerja per hektar dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ratarata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar Kegiatan Budidaya Kebutuhan Tenaga Kerja per Hektar (HOK) Pembuatan Lubang Tanam 55 Penanaman Pemupukan 5 Pengapuran 5 Perompesan 0 Pemangkasan 0 Penelungan 39 Pengendalian gulma 0 PHPT 00 Penyiraman 0 Pengolahan tanah 6 Panen 6 Total 58 Pengelolaan tenaga kerja tingkat staf Pengelolaan manajemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dipimpin oleh seorang kepala bagian yang dibantu oleh seorang pengawas dan seorang staf administrasi. Kepala bagian bertanggungjawab penuh terhadap manajemen pengelolaan budidaya tanaman tahunan. Pelaksanaannya dibantu oleh pengawas kebun dan staf administrasi. Tugas dan tanggung jawab kepala bagian adalah membuat dan melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang telah

24 disetujui, membuat rencana kerja tahunan, bulanan, dan harian, mengontrol seluruh kegiatan kebun setiap hari dan memeriksa hasil laporan harian, dan bertanggungjawab terhadap semua pelaksanaan kerja di kebun. Kepala bagian juga mengarahkan pengawas dan staf administrasi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Pengawas kebun sebagai bawahan langsung dari kepala bagian yang bertanggungjawab atas pengelolaan kebun pada seluruh komoditas tanaman tahunan yang ada yaitu apel, jeruk, jambu biji merah, buah naga dan kopi. Tugas dan tanggung jawab pengawas kebun adalah menyiapkan kelengkapan alat dan bahan, memberikan pengarahan kepada karyawan harian, mengawasi dan mengontrol kerja karyawan, melakukan pengamatan di kebun, menganalisa keadaan di lapang, dan mengawasi pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit. Setiap pagi, pengawas kebun mengarahkan karyawan dalam pembagian kerja di masingmasing blok dan komoditas, mengawasi, menilai, dan mengendalikan kerja di lapangan. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan mengelilingi seluruh blok dan komoditas sekaligus melakukan bimbingan teknis tentang pelaksanaan kegiatan di lapang kepada karyawan. Staf administrasi bertanggungjawab terhadap administrasi pengelolaan kebun. Tugas dan tanggung jawab staf administrasi meliputi absensi karyawan, menyiapkan keperluan kebun, menerima, memeriksa, dan mencatat penerimaan dan pengiriman/pengeluaran barang, memeriksa hasil kerja yang diserahkan pengawas, membuat laporan ( pembukuan) dan melaksanakan kegiatan administrasi lainnya. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, staf administrasi dibantu oleh seorang asisten staf yang berperan dalam pelaksanaan administrasi. Disamping melaksanakan kegiatan administrasi, seorang administrator ikut berperan dalam pengawasan pengendalian hama dan penyakit, mengontrol perkembangan tanaman khususnya terhadap hama dan penyakit yang menyerang, dan merekomendasikan pengaplikasian bahanbahan kimia untuk pengendalian hama dan penyakit. Pengontrolan terhadap hama dan penyakit dilakukan setiap dua hari sekali pada setiap blok.

25 5 Pengelolaan tenaga kerja di lapangan Pekerja harus berada di depan kantor BTT pukul pagi untuk mendapat pengarahan dari pengawas. Asisten staf administrasi melakukan absensi terhadap karyawan yang datang sementara pengawas menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan di kebun dan membagi karyawan ke dalam beberapa kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Pukul pekerja sudah harus ada di areal yang dikerjakan. Setiap hari kegiatan dilakukan selama enam jam yaitu mulai dari pukul Pekerja istirahat pukul untuk sarapan dan melanjutkan kegiatan lagi sampai pukul.30. Kegiatan pengelolaan lapangan terdiri dari kegiatan pemupukan, perompesan, pemangkasan, penjarangan buah, pengendalian HPT dan panen. Kegiatan yang dilaksanakan di kebun dikerjakan dengan sistem kerja harian dan sistem kerja borongan. Sistem kerja menentukan sistem pengupahan yang berlaku di kebun. Pengupahan sistem kerja harian didasarkan pada jumlah hari kerja yang diikuti oleh karyawan. Besar upah sistem harian sama untuk semua kegiatan yaitu Rp 000 untuk karyawan lakilaki dan Rp untuk karyawan wanita. Apabila dilaksanakan lembur, sistem pengupahannya adalah Rp per jam berlaku untu karyawan lakilaki maupun wanita. Sistem borongan dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Karyawan ditargetkan menyelesaikan pekerjaan dengan hasil tertentu. Upah yang diberikan sesuai dengan prestasi yang telah dicapai oleh karyawan. Sistem kerja borongan biasanya dilakukan pada kegiatan perompesan, pengolahan tanah, dan persiapan pemupukan (persipuk). Namun dari kegiatan tersebut tidak selalu dengan sistem borongan. Kegiatan perompesan yang dilakukan secara borongan, biasanya dilakukan oleh pekerja dari luar dengan upah sesuai dengan luas dan banyaknya pohon. Kegiatan pengolahan tanah dilakukan oleh pekerja sementara dengan sistem upah sesuai dengan luas lahan dan kegiatan persipuk dibayar sesuai dengan banyaknya pohon yang telah dikerjakan. Untuk borongan persipuk upah dibayar sesuai dengan jenis pohon, yaitu untuk TBM Rp 300/pohon dan TM Rp 00/pohon. Dalam sehari biasanya pekerja dapat menyelesaikan persipuk sebanyak 8000 pohon. Dengan demikian sistem borongan pengupahannya lebih menguntungkan daripada dengan sistem harian.

26 6 Letak Geografis dan Administratif Kusuma Agrowisata terletak pada ketinggian m dpl. Kusuma Agrowisata terletak di Kota Batu, Jawa Timur yang terletak sekitar 9 km dari Kota Malang. Lokasi Kusuma Agrowisata berbatasan dengan Desa Pasanggrahan di sebelah timur, Desa Sisir di sebelah barat, gunung Panderman di sebelah selatan, dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngaglik. Secara keseluruhan Kusuma Agrowisata ini terletak di Desa Ngaglik, Kota Batu, Kabupaten Malang, propinsi Jawa Timur. Peta lokasi dan areal Kusuma Agrowisata secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9. Keadaan Tanah, Topografi, dan Iklim Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah andosol. Ketinggian tempat meter dpl dengan kemiringan 5 o 5 o. Kelembaban udara 75 % 85 % dan suhu ratarata 6 o C 30 o C. Tipe iklim didasarkan pada klasifikasi Schmidt dan Ferguson, yaitu berada pada bulan basah dan bulan kering dan termasuk kategori tipe D. Berdasarkan data curah hujan Badan Metereologi dan Geofisika Karangploso, selama kurun waktu 0 tahun terakhir, curah hujan Kusuma Agrowisata adalah mm/tahun dengan ratarata bulan basah 5.6 hari dan bulan kering 5.5 hari (Lampiran 0). Luas Areal Budidaya Tanaman Luas areal budidaya tanaman di Kusuma Agrowisata pada tahun 009 adalah 3. ha. Areal tersebut digunakan untuk tanaman tahunan dan tanaman semusim. Tanaman tahunan meliputi apel sebagai komoditas utama, jeruk, jambu biji merah, kopi, dan buah naga. Sedangkan tanaman semusim meliputi stroberi, rosella, paprika dan tomat ceri dan hidroponik. Luas areal budidaya tanaman tahunan dan budidaya tanaman semusim di Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel 6.

27 7 Tabel 6. Luas Areal Budidaya Tanaman Tahunan dan Budidaya Tanaman Semusim di Kusuma Agrowisata Areal Apel (TM dan TBM) Jeruk Jambu biji merah Kopi Buah naga Stroberi Rosella Green house paprika Green house tomat ceri Hidroponik Tanaman Luas Lahan (m ) Total Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman, 009, diolah Lahan yang digunakan untuk pertanaman apel meliputi 7 areal yaitu areal A terdiri 5 blok, areal B terdiri dari blok, areal C terdiri 6 blok, areal D terdiri 3 blok, areal E terdiri 5 blok, areal F terdiri 6 blok, areal G terdiri 3 blok. Secara keseluruhan lahan yang digunakan untuk pertanaman apel terdiri dari 3 blok. Tanaman apel yang ada dibedakan menjadi tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman belum menghasilkan (TBM). Peta areal per tanaman apel dapat dilihat pada Lampiran dan luas areal masingmasing blok dapat dilihat pada Tabel 7. Lahan yang digunakan untuk pertanaman jeruk ada satu blok besar dengan luas 6.6 ha. Lahan yang digunakan untuk pertanaman jambu biji merah terdiri atas 8 blok kecil dengan luas total adalah 3. ha. Untuk tanaman kopi di tanam pada dua tempat yaitu di Batu (sebelah areal agrowisata apel) dan di daerah Karangploso dengan luas total 9 ha, dan buah naga ditanam pada lahan seluas.6 ha berada di dalam kebun agrowisata. Budidaya tanaman semusim meliputi stroberi dengan luas ha, rosella 0.85 ha, paprika m, tomat ceri 350 m, dan sayuran yang di tanam secara hidroponik. Tanaman paprika, tomat ceri dan sayuran hidroponik di tanam di dalam green house. Green house (GH) untuk paprika berjumlah 6 dengan nama dan luasan masingmasing GH A seluas 98 m, GH B seluas 00 m, GH C seluas 85 m, GH D seluas 00 m, GH D dan GH D3 masingmasing seluas 9 m. Green house untuk tomat ceri berjumlah dua dengan luasan masing

28 8 masing 00 m dan 50 m. Sedangkan green house untuk sayuran hidroponik berjumlah dengan luasan masingmasing 5 m. Blok A A A3 A A5 B B B3 B C C C3 C C5 C6 D D D3 E E E3 E E5 F F F3 F F5 F6 G G G3 Tabel 7. Luas Areal Pertanaman Apel Wisata Petik Masingmasing Blok di Kusuma Agrowisata Tahun Jumlah Tanaman Tanam TM TBM Total Luas (m ) Total Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 009, diolah Keadaan Tanaman Tanaman apel di Kusuma Agrowisata merupakan tanaman apel yang berasal dari pembibitan secara okulasi. Varietas yang ada terdiri dari manalagi,

29 9 rome beauty (RB), ana, dan wanglin. Pada masingmasing blok, varietas yang ditanam berbedabeda. Varietas manalagi adalah yang paling mendominasi pertanaman yang ada. Tahun tanam tanaman apel bervariasi dari tahun Secara umum jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 3 m, walaupun ada juga yang jarak tanamnya 3 m x.5 m dan.5 m x.5 m sehingga populasi ratarata per hektarnya antara 500 pohon. Jika dilihat dari populasi tanaman apel di Kusuma Agrowisata, secara umum sudah mendekati pada populasi tanaman optimal yaitu 09 pohon/ha. Namun pada kenyataannya, di lapangan banyak tanaman yang tidak berproduksi, terutama untuk tanaman bongkaran ( tanaman sulaman susulan dengan umur tanaman mendekati umur tanaman yang ada di kebun). Pertumbuhan tanaman bongkaran tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi tanaman yang ada, bahkan tanaman ini banyak yang kering (mati) karena sudah terlalu tua untuk dipindahkan. Sehingga akar sudah tidak dapat beradaptasi dengan kondisi tanah yang ada. Umur maksimal tanaman apel adalah 530 tahun. Setelah mencapai umur tersebut, pohon harus dibongkar dan ditanami kembali dengan bibit apel yang berkualitas. Sampai saat ini, umur tanaman apel tertua di Kusuma Agro adalah 8 tahun. Pada usia ini pohon apel masih berproduksi, namun produksi sudah tidak optimal lagi bahkan sudah mulai menurun. Tanaman ini sudah banyak yang dibongkar karena disamping produksinya yang sudah menurun juga terserang penyakit yang sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

30 0 PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL DI PT KUSUMA AGROWISATA Pemeliharaan tanaman apel dimulai sejak bibit ditanam. Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik sampai tanaman siap untuk berproduksi. Setelah tanaman siap untuk berproduksi perlu diperhatikan saat tanaman mulai muncul bunga. Munculnya bunga saat tanaman berumur dibawah tiga tahun sebaiknya dibuang. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat maksimal pada perkembangan vegetatif. Pemeliharaan yang dilakukan setelah penanaman bibit diantaranya pemupukan, pemangkasan, dan pelengkungan cabang. Saat tanaman siap untuk berproduksi, maka diperlukan pengelolaan yang tepat agar tanaman dapat berproduksi optimal. Fase pembungaan pada buah apel merupakan fase yang paling rentan dalam penentuan produksi. Oleh karena itu diperlukan teknik yang tepat dalam pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel. Pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel yang dilakukan di Kusuma Agrowisata meliputi pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pelengkungan cabang, pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT), pengendalian hama dan penyakit, dan penjarangan buah. Setelah masa pembungaan dan pembuahan selesai (buah telah masak) maka buah siap untuk dipanen. Pemanenan dilakukan oleh pengunjung wisata sedangkan karyawan melakukan panen pada buah sisa petikan pengunjung. Penanganan pasca panen hanya dilakukan terhadap buah yang dipanen oleh karyawan. Pemupukan Pemupukan adalah kegiatan memberikan unsur hara pada tanaman baik melalui tanah maupun melalui daun. Hal ini disebabkan keadaan unsur hara yang ada di dalam tanah dan tanaman tidak dapat memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman. Kegiatan pemupukan di Kusuma Agrowisata menggunakan pupuk organik dan anorganik. Pemupukan organik dilakukan melalui tanah. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi dengan dosis 0

31 kg per tanaman dan kompos dengan menggunakan sisasisa tanaman yang ada disekitar pertanaman apel. Pemupukan anorganik diaplikasikan melalui tanah dan daun. Pupuk anorganik yang diaplikasikan melalui tanah biasanya berupa pupuk padat. Pupuk padat yang digunakan yaitu pupuk ZA dan NPK. Pupuk yang diaplikasikan melalui daun berupa pupuk yang dicairkan yaitu gandasil D, mamigro, mono kalium phosphate (MKP) dan multi mikro. Pemupukan dengan pupuk padat dibedakan atas dasar umur tanaman, yaitu pada tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman yang sudah menghasilkan (TM). Pemupukan pada TBM menggunakan pupuk ZA dengan dosis yang berbeda berdasarkan umur tanaman, sedangkan pada TM menggunakan pupuk majemuk NPK (5:5:5) (Tabel 8). Tabel 8. Realisasi Pemupukan di Kusuma Agrowisata Umur tanaman (tahun) Pupuk Dosis (gr/tanaman) 3 5 ZA ZA ZA ZA NPK Sumber: Pengamatan di lapang Menurut Kusumo (986), jenis dan dosis pupuk yang digunakan pada tanaman apel dibedakan untuk TBM dan TM. Jenis pupuk yang dibutuhkan oleh TBM adalah lebih pada tersedianya unsur N untuk meransang pertumbuhan vegetatif. Unsur N ini dapat diperoleh dari pupuk ZA. Sedangkan untuk TM dibutuhkan tersedianya unsur N, P O 5, dan K O. Ketiga unsur ini dapat diperoleh dari pupuk NPK (5:5:5). Dosis pupuk yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 9. Sedangkan menurut Sub Balai Penelitian Hortikultura Malang (990), menganjurkan pemberian pupuk Urea, ZA, TSP, dan ZK (Tabel 0).

32 Umur Saat tanam bulan bulan 6 bulan tahun tahun 3 tahun tahun 5 tahun 5.5 tahun > 6 tahun Tabel 9. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Surachmat Kusumo Sumber: Kusumo (986) Umur (Tahun) Pupuk Buatan Jenis Pupuk Dosis (g/pohon) Urea 5 Urea 5 Urea 50 NPK (5:5:5) 00 NPK (5:5:5) 00 NPK (5:5:5) 50 NPK (5:5:5) 300 NPK (5:5:5) 00 NPK (5:5:5) 500 NPK (5:5:5) Pupuk Kandang (blek minyak tanah) 3/tahun Tabel 0. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Sub Balai Penelitian Hortikultura, Tlekung Sumber: Soelarso (996) Pupuk Kandang Pupuk Buatan (g/pohon) (blek minyak tanah) Urea ZA TSP ZK Pemupukan dilakukan saat perompesan daun dan pemangkasan produksi. Menurut Untung (99), umumnya pupuk diberikan setelah daun dirontokkan, muncul bunga baru, atau setelah pemangkasan cabang yang sakit atau rusak. Untuk pupuk kandang diberikan satu kali dalam setahun. Prinsip pemupukan adalah dilakukan saat tanah tidak terlalu kering dan tidak ada air yang mengalir. Karena jika kekurangan air, pupuk dapat membakar akar tanaman dan apabila ada air yang mengalir, maka pupuk akan hanyut sebelum terserap oleh akar tanaman. Pemupukan dilakukan pada pukul 06.00, hal ini bertujuan supaya efek dari penguapan belum begitu besar. Pupuk diaplikasikan dengan cara disebar pada alur (Gambar ). Sebelum dilakukan pemupukan, dilakukan persiapan pemupukan, yaitu dengan membuat alur pupuk. Bentuk alur yang dibuat adalah persegi empat dengan kedalaman sekitar 00 cm dan selebar tajuk yaitu sekitar satu meter dari batang pohon (TM) dan setengah meter untuk TBM. Menurut Soepardi (983 ),

33 3 cara pemberian pupuk padat diantaranya dengan dibuat larikan disebelah barisan tanaman, disebar di seluruh lahan, dan secara melingkar. Soelarso (996) menambahkan, pemberian pupuk di sekeliling tanaman dengan membuat alur sedalam 0 cm pada jarak selebar tajuk daun. Pupuk yang sudah diaplikasikan ditutup dengan tanah. Pemupukan anorganik cair diaplikasikan melalui daun. Pemberian pupuk dilakukan berdasarkan monitoring dan kekurangan unsur hara. Aplikasi pemupukan dilakukan bersamaan dengan aplikasi penyemprotan zat pengatur tumbuh (ZPT) dan pestisida. Menurut Soepardi (983), cara pemberian p upuk berupa cairan yaitu dengan pemberian langsung pada tanah, pemberian dalam air irigasi, dan penyemprotan pada tanaman. Pupuk yang digunakan berupa unsur hara makro, unsur hara mikro yang berfungsi untuk menambah unsur hara pada tanaman untuk pertumbuhan optimal. Selain itu digunakan gandasil B dan gandasil D dengan dosis berdasarkan kekurangan unsur hara. Gandasil B diaplikasikan bersamaan dengan aplikasi penyemprotan ZPT yaitu setelah perompesan maupun saat pemangkasan produksi sampai menjelang berbunga. Sedangkan gandasil D diaplikasikan bersamaan dengan penyemprotan pestisida. Gandasil B diberikan lima sampai tujuh hari sekali sampai menjelang berbunga sebanyak 5 kali, sedangkan gandasi D diberikan.5 bulan setelah rompes sampai menjelang panen sebanyak kali. Gambar. Pelaksanaan Pemupukan ZA

34 Standar kerja perusahaan untuk kegiatan pemupukan melalui tanah adalah 600 pohon/hok. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan pemupukan adalah 86 pohon dan prestasi karyawan adalah 30 pohon. Dengan demikian prestasi kerja penulis dan karyawan dalam kegiatan pemupukan belum memenuhi standar kerja perusahaan. Secara umum pelaksanaan pemupukan di Kusuma Agrowisata sudah baik. Pemberian pupuk anorganik padat yaitu ZA dengan dosis berdasarkan umur tanaman dan NPK dengan dosis 500 g per pohon sudah memenuhi standar pemupukan pada tanaman apel. Karena kenyataan di lapangan, pemupukan dikombinasikan dengan pemberian pupuk organik yang dosisnya lebih tinggi dari standar. Diharapkan pemberian pupuk organik yang berlebih ini dapat menggantikan kekurangan unsur dari pupuk anorganik. Namun, perlu diperhatikan pemberian pupuk pada TBM yaitu dengan kombinasi pemberiane pupuk yang tepat. Perompesan Perompesan merupakan kegiatan merontokkan/menggugurkan daun apel. Perompesan bertujuan untuk mematahkan dormansi mata tunas di daerah beriklim sedang karena tanaman apel di negeri asalnya yang beriklim temperate berbunga setelah musim gugur dimana seluruh daunnya gugur. Di daerah tropika, perompesan merupakan salah satu cara terhadap ketidaksesuaian faktor iklim daerah asal dengan daerah introduksi yang berpengaruh terhadap perilaku tanaman. Menurut Sunarjono (9 90), perompesan mendorong cepat tumbuhnya tunastunas baru. Soelarso (997) menambahkan, perompesan dapat menstimulasi membukanya kuncup terminal dan lateral, kemudian diikuti dengan pembungaan sekitar satu bulan berikutnya. Perompesan dilakukan pada daundaun yang telah tua. Menurut Soelarso (997), perompesan daun yang dilakukan sebelum waktunya menyebabkan kebanyakan tunas tersebut akan tumbuh menjadi tunas vegetatif. Jika waktu perompesan daun tepat, sekitar satu bulan sesudahnya tunastunas padat akan berkembang menjadi tunastunas daun yang kemudian disusul dengan rangkaian bunga.

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 1989. Pertama kali dikembangkan budidaya apel sebagai lahan produksi yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT. Kusuma Agrowisata Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA) terletak di Desa Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Administratif Batu,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 28 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan terdiri atas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Tanaman apel termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Malus, dan spesies Malus sylvestris Mill.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate) dengan tepi daunnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Panjang Secara Umum Dilihat dari hubungan kekerabatannya dalam dunia tumbuhan, kacang panjang dapat disusun klasifikasinya mulai dari division, class, ordo, familia, genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang mempunyai prospek cukup cerah untuk dibudidayakan. Buah tomat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Sawi Sawi merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya segar dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI 1 PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A24052231 SKRIPSI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat 1) Botani dan morfologi tanaman tomat Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae (berkeping dua). Secara lengkap ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Kailan (Brassica oleraceae) Kailan merupakan kelompok dari genus Brassica yang memiliki beberapa jenis seperti sawi putih, pakcoy dan sawi sendok. Kailan merupakan salah

Lebih terperinci

Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat

Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat Medha Baskara Fakultas Pertanian - Universitas Brawijaya Email : mbaskara@ub.ac.id Setiap mendengar kata Apel yang terlintas di benak kita adalah buah yang segar,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci