BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka penelitian sebelumnya yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka penelitian sebelumnya yang"

Transkripsi

1 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka penelitian sebelumnya yang dipakai sebagai acuan penulis untuk mendukung dalam penelitian ini. Berikut adalah penelitian-penelitian terdahulu, diantaranya: Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Fauzan, Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Lembaga Keuangan Syariah (Studi Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya). Isi dari skripsi tersebut membahas kepada strategi yang dilakukan dalam suatu kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan Bank Muamalat, yang mana nantinya seberapa besar keefektifannya strategi yang digunakan sehingga memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan kelembagaan dalam menghadapi persaingan di masa sekarang maupun masa yang akan datang. 12 Skripsi yang ditulis oleh Eka Fauzan Rasyid, Rekrutmen SDI Syariah di Perbankan Syariah (Analisis Seleksi Fit And Proper Test Perekrutan Karyawan di BSM Cabang Palangka Raya). Isi dari skripsi tersebut membahas tentang penarikan karyawan yang berdasarkan kriteria kompetensi dan integritas 12 Muhammad Fauzan, Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Lembaga Keuangan Syariah (Studi Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya), Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangkaraya, 2012,t.d. 10

2 11 karyawan, proses seleksi fit and proper test dan analisis komponen fit and proper test di BSM Cab. Palangka Raya. 13 Skripsi yang ditulis oleh M. Nurkholis.F, Motivasi Masyarakat Non Muslim Menjadi Peserta Asuransi Syariah Prudential Palangka Raya. Isi dari skripsi tersebut membahas tentang motivasi dan tanggapan peserta non muslim menjadi peserta asuransi syariah Prudential Palangka Raya. 14 Skripsi yang ditulis oleh Ananda Amalia Rusfa, Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Panakkukang Dalam Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat. Isi dari skripsi tersebut membahas seberapa besar motivasi kerja pegawai kantor Kecamatan Panakukkang Kota Makassar dalam memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat menurut faktor intrinsik dan ekstrisik. 15 Berdasarkan pemaparan penelitian terdahulu yang ditemukan di atas, maka dapat dianalisis bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki beberapa persamaan dan perbedaan yang dapat dijelaskan pada tabel berikut: 13 Eka Fauzan Rasyid, Rekrutmen Sumber Daya Manusia Di Perbankan Syariah (Analisis Seleksi Fit And Proper Test Perekrutan Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Palangka Raya), Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangkaraya, 2014, t.d. 14 M. Nurkholis.F, Motivasi Masyarakat Non Muslim Menjadi Peserta Asuransi Syariah Prudential Palangka Raya, Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangkaraya, 2011, t.d. 15 Ananda Amalia Rusfa, Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Panakkukang Dalam Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat, Makassar: Universitas Hasanuddin, 2014, t.d.

3 12 No Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan. 1 Identitas Penulis 2 Judul Penelitian Muhammad Fauzan 3 Jenis Penelitian 4 Lokasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya 5 Pendekatan penelitian 6 Substansi penelitian Persamaan dan Perbedaan Eka Fauzan Rasyid M. Nurkholis.F Ananda Amalia Rusfa Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Panakkukang Dalam Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat Meilin Ansar Noor Strategi Pengembang Rekrutmen SDI Motivasi Masyarakat an Sumber Syariah di Non Daya Perbankan Muslim Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Lembaga Keuangan Syariah Syariah di Perbankan Syariah (Analisis Seleksi Fit And Proper Test Menjadi Peserta Asuransi Syariah Prudential Palangka Raya. (Studi Pada Perekrutan PT. Bank Kariyawan Muamalat di BSM Indonesia Cabang Palangka Cabang Palangka Raya) Raya) Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan Kualitatif deskriptif Untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalam suatu kegiatan pengembang an sumber daya manusia dan seberapa besar keefektifan BSM Cabang Palangka Raya Kualitatif deskriptif Untuk mengetahui kriteria kompetensi dan integritas karyawan, proses seleksi fit and proper test dan analisis komponen Palangka Raya Kualitatif deskriptif Untuk mengetahui motivasi dan tanggapan peserta non muslim menjadi peserta asuransi syariah Prudential Palangka Kantor Kecamatan Panakkukang Dalam Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat Mix research Untuk mengetahui seberapa besar motivasi kerja pegawai kantor Kecamatan Panakukkang Kota Makassar dalam Motivasi Sarjana Ekonomi Syariah Bekerja pada Bank Konvensional di Palangka Raya Palangka Raya Kualitatif deskriptif Untuk mengetahui motivasi sarjana ekonomi syariah bekerja pada bank konvensional dan bagaimana pandangan Islam tentang hal tersebut.

4 13 strategi yang digunakan dalam menghadapi persaingan di masa sekarang maupun masa yang akan datang. fit and proper test di BSM Cab. Palangka Raya. Raya. memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat menurut faktor intrinsik dan ekstrisik. Sumber: Diolah penulis B. Deskripsi Teori 1. Pandangan Islam tentang Bank Konvensional Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa yang diberikan kepada masyarakat. 16 Perbankan merupakan lembaga intermediasi yaitu menyimpan dana dari masyarakat serta menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Di Indonesia bank dibagi menjadi 2 yaitu bank yang menggunakan sistem bunga dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) ketika pemilik modal bekerja sama dengan pengusaha untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan dibagi berdua, dan apabila apabila kegiatan usaha menderita kerugian ditanggung bersama. 17 Eksistensi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah, disamping yang beroperasi secara konvensional dalam UU No. 10 Tahun 1998, maka dengan sendirinya dalam sistem perbankan nasional terdapat dua sistem bank (dual banking 16 O.P Simorangkir, Kamus Perbankan Inggris-Indonesia, Cet IV, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994, hal Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 26.

5 14 system), yakni bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan bank yang beroperasi secara konvensional. 18 Bank konvensional adalah bank yang menggunakan sistem bunga di dalam setiap transaksinya. Masih banyak perbedaan pendapat tentang sistem bunga. Ada fatwa yang mengganggap sistem bunga sama dengan riba. Adapula yang mengatakan bahwa sistem bunga itu tidak riba. Berikut beberapa fatwa yang menganggap sistem bunga itu haram antara lain: 19 a. Rabithah Al-Alam Al-Islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan. (keputusan No. 6 sidang ke- 9, Mekkah Rajab 1406) b. Keputusan No.10 Majelis Majma Fiqh Islamy, Konferensi OKI II (Organisasi Konferensi Islam II), Desember 1985: Bahwa setiap tambahan (interest) atas hutang yang telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya, dan sebagai imbalan atas penundaannya itu, demikian pula tambahan (interest) atas pinjaman yang ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah riba yang diharamkan dalam syariat. Namun di Indonesia, ternyata ulama masih terbagi pada tiga kelompok besar, ada yang mengharamkan, ada yang menghalalkan dan ada yang menganggapnya syubhat. Adapun pendapat para ulama di Indonesia tentang riba adalah sebagai berikut: Cik Basir, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah: Di Pengadilan Agama dan Mahkamah Agung, Cet II, Jakarta: Kencana, 2012, hal Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah,...hal Ibid.

6 15 1) Kalangan Nahdhatul Ulama terbagi menjadi tiga, ada yang mengatakan bahwa bunga itu sama dengan riba, ada yang mengatakan tidak sama dan ada yang mengatakan syubhat (meragukan). Namun demikian,bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung tahun 1992 merekomendasikan agar PBNU mendirikan bank Islam NU dengan sistem tanpa bunga. 2) Kalangan Ulama Muhammadiyah melalui Lajnah Tarjih Sidoarjo tahun 1968 menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khusus lembaga perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam. Menurut mukktamar di Sidoarjo, hukum bunga yang ada dalam bank konvensional dan yang ada pada koperasi simpan pinjam serta asuransi berbeda, dalam bank konvensional hukumnya mutasyabihat sedangkan dalam koperasi simpan pinjam dan asuransi hukumnya mubah. Keputusan sisoarjo selengkapnya adalah: 21 a) Riba hukumnya haram dengan nash-nash Al-Qur an dan al-sunnah. b) Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank tanpa riba hukumnya halal. c) Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik neraga kepada nasabahnya, atau sebaliknya yang selama ini berlaku termasuk perkara mutasyabihat. d) Menyarakan kepada pengurus muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian, khususnya lembaga perbankan yang sesuai denga kaidah Islam. 21 Atang Abd. Hakim, Fiqh Perbankan Syariah: Transformasi Fiqih Muamalah Ke Dalam Peraturan Perundang-Undangan, Bandung: PT Refika Aditama, 2011, hal. 75.

7 16 Keputusan ini tampak diliputi kebimbangan dan serba dilematis manakala kedua diktum pertimbangan, yaitu aspek akademik dan sosial dikorelasikan dengan ststus hukum riba. Lebih-lebih jika bungan yang diambil oleh bank yang ternyata memiliki fungsi administratif, yang kenyataannya ia merupakan keuntungan bangi negara. Oleh karenanya pertimbangan ketiga, yaitu dalil menjadi sangat relevan untuk melengkapi kedua pertimbangan tersebut. 22 3) Majlis Ulama Indonesia dalam lokakarya Alim Ulama di Cisarua tahun 1991 bertekad behwa MUI harus segera mendirikan bank alternatif. 23 Mengenai pendapat para ulama banyak yang masih berbeda pendapat mengenai pengharaman bunga bank yang ada di perbankan konvensional dalam hal ini Yusuf Qardhawi menyatakan bunga bank haram berdasarkan hasil ijma yang dilakukan oleh 3 lembaga ilmiah terkenal Pusat Riset Islam Al-Azhar (Institute of Islamic Research) di Mesir, Lembaga Fikih (Al Majma Al Fiqihi) Rabithah Alam Islami, Mekah, dan Lembaga Fikih Islam, Organisasi Konferensi Islam (OKI), Jeddah, Arab Saudi. Dari hasil ijma tidak bisa dibatalkan kecuali dengan ijma lain yang setara. 24 Selain itu Yusuf Qardhawi juga memaparkan mengapa bunga bank diharamkan: 1) Fungsi utama bank sebagai financial intermediation, jadi bank konvensional merupaka pelaku riba akbar, yang menggantikan posisi 22 Atang Abd. Hakim, Fiqh Perbankan Syariah: Transformasi Fiqih Muamalah Ke Dalam Peraturan Perundang-Undangan,...hal Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah,...hal Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, Cet IV, Jakarta: Kencana, 2014, hal. 252.

8 17 pelaku riba kelas teri tempo dulu. Ia juga merupakan calo riba yang memakan dan memberi riba. 25 2) Dalam praktik perbankan setiap pinjaman yang disyaratkan sebelumnya keharusan memberikan tambahan adalah riba. 26 3) Pada batas pinjaman berakhir dan peminjam belum bisa melunasi hutangnya, maka terdapat dua pilihan melunasi hutangnya, maka terdapat dua pilihan melunasi atau hutang bertambah, praktek ini juga berlaku pada bank kovensional. 27 Para modernis juga berpendapat tentang riba dan bunga seperti Fazlur Rahman, Muhammad Asad, Said al-najjar, dan Abd al-mun im al-namir menekankan perhatiannya pada aspek moral sebagai bentuk pelarangan riba dan mengasmapingkan aspek legal formal dari larangan riba sebagaimana yang dijaleskan dalam hukum Islam. Para modernis juga menyandarkan pandangan mereka dengan pandangan ulama klasik, seperti Razi menjelaskan di antara sebab-sebab larangnya menyatakan bahwa pemberi pinjaman akan semakin kaya, sedangkan peminjam dana kana semakin miskin. Menurut Ibn Qayyim, seorang ulama mazhab Hanbali menyatakan bahwa larangan riba berkaitan dengan aspek moral. 28 Hal senada juga dinyatakan oleh kalangan Filosof Yunani dan Romawi. Menurut Plato, bunga merupakan alat eksploitasi kaum kaya 25 Yusuf Al-Qardhawi, Bunga Bank Haram, Cet IV, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003, hal Ibid, hal Ibid, hal Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga: Studi Krisis Larangan Riba dan Interprestasi Kontemporer, Cet III, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal. 73.

9 18 terhadap kaum miskin, bahkan sistem bunga menjadi penyebab perpecahan dalam masyarakat. Bagi aristoteles, fungsi uang adalah sebagai alat tukar menukar dan bukan alat tambahan melalui bunga Motivasi a. Pengertian Motivasi Menurut kamus bahasa Indonesia motivasi adalah kecendrungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. 30 Motivasi adalah rangsangan dari luar dalam bentuk benda atau bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan pada orang untuk memiliki, menikmati, menguasai benda/ bukan benda tersebut. Menurut Robert L Mathis dan John H. Jackson yang dikutip oleh H.A.S. Moenir dalam bukunya Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, mengatakan bahwa motivasi asal kata dari motif yaitu suatu kehendak atau keinginan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan orang itu berbuat. 31 Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi itu sesuatu yang terjadi pada diri seseorang yang menyebabkan seseorang berbuat tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi organisasi mempunyai peranan penting, karena menyangkut langsung pada unsur manusia dalam organisasi. Motivasi yang tepat akan mampu memajukan dan mengembangkan organisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari dua kelompok orang yaitu 29 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah,...hal Aditya Bagus Pratama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Pustaka Media, 2012, hal H.A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hal. 136.

10 19 orang yang memimpin (manajemen) dan orang yang dipimpin (pegawai). Sesuai dengan sifat motivasi bahwa rangsangan bagi motif perbuatan orang, maka manajemen harus dapat menciptakan motivasi yang mampu menumbuhkan motif orang-orang sehingga mau berbuat sesuai dengan kehendak organisasi. 32 b. Teori motivasi yang terkenal yaitu: 1) Hierarki Teori Kebutuhan (Hierarchical of Needs Thry) Teori motivasi yang paling terkenal adalah teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini mengikuti teori jamak, yakni seorang berprilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Dasar dari teori ini adalah: 33 a) Manusia adalah makhluk yang berkeinginan, ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayat tiba. b) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator. c) Kebutuhan manusia tarsusun dalam suatu jenjang yakni: (1) Kebutuhan secara fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme 32 H.A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia,...hal Brantas, Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 105.

11 20 manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dsb. (2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan seperti tejamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb. (3) Kebutuhan sosial yeng meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama. (4) Kebutuhan akan penghargaan termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dsb. (5) Kebutuhan akan aktualitas diri antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri. 34 2) Teori Motivasi dari Herzberg Frederick Herzberg berusaha memperluas hasil karya Maslow dan mengembangkan suatu teori khusus yang bisa diterapkan kedalam motivasi kerja. Kepuasan dalam kerja oleh Herzberg diberi nama motivator, adapun ketidak puasan disebut faktor hygiene. Kedua sebutan itu kalau digabungkan terkenal dengan nama Dua Faktor Teori Motivasi dari Herzberg. Teori Herzberg ini pada hakikatnya sama dengan teori Maslow. Faktor hygiene sebenarnya bersifat hal M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007,

12 21 preventif dan memperhitungkan lingkungan yang berhubungan dengan kerja. Faktor ini kira-kira tidak jauh berbeda dengan susunan bawah dari hirarki kebutuhan Maslow. Adapun faktor yang dapat memotivasi para karyawan adalah yang disebut oleh Herzberg dengan sebutan motivator, yang kira-kira sama dengan tingkat yang lebih tinggi dari hirarki kebutuhan Maslow. Menurut teori Herzberg, agar supaya para karyawan bisa termotivasi, maka mereka hendaknya mempunyai suatu pekerjaan dengan isi yang selalu merangsang untuk berprestasi. 35 Teori Herzberg ini sebenarnya mematahkan anggapan sementara pimpinan atau manager bahwa persoalan-persoalan semangat kerja para karyawan itu dapat diatasi dengan pemberian upah dan gaji yang tinggi, insentif yang besar dan memperbaiki kondisi tempat kerja. Pemecahan ini tidak banyak menguntungkan, karena hal-hal tersebut tidak memotivasi karyawan. Itulah sebabnya Herzberg menawarkan suatu pemacahan bahwa faktor-faktor higienis seperti misalnya upah, gaji, honorarium, kondisi tempat kerja teknik pengawasan antara bawahan dan pengewasannya, dan kebijaksanaan administrasi organisasi, tidak bisa membangkitkan semangat kerja karyawan. Kalau hanya memberikan konsentrasi pemecahan masalah-masalah semangat kerja para karyawan pada faktor-faktor tersebut, hal itu tidak bisa menolong management. Adapun yang dapat membengkitkan 35 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: CV Rajawali, 1988, hal. 224.

13 22 semangat kerja seperti dikatakan Herzberg adalah motivator. Faktor ini terdiri atas faktor keberhasilan, penghargaan, faktor pekerjaan itu sendiri, rasa tanggungjawab, dan faktor peningkatan. 36 Herzberg menamakan faktor-faktor hygiene. Jika tidak tersedia faktor ini menyebabkan para pegawai merasa sangat tidak puas. Sifatnya ekstrisik, berada diluar diri. Mencegah ketidakpuasan, jika tersedia dengan memadai. Herzberg menanamkan faktor motivator, jika tersedia faktor ini menimbulkan rasa sangat puas. Sifatnya intrinsik, berada di dalam diri. Bila dikembangkan dalam cara kita mengelola, dapat membangkitkan motivasi. 37 3) McClelland Theory of Needs David McClelland menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia yang sangat penting di dalam organisasi atau perusahaan tentang motivasi mereka. McClelland theory of needs memfokuskan kepada tiga hal yaitu: 38 a) Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for achievement); kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan. Beberapa orang memiliki keinginan untuk mencapai kesuksesan. Mereka berjuang untuk memenuhi ambisi secara pribadi dari pada mencapai kesuksesan dalam 36 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya,...hal Ibid,hal Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik, Cet. III, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, hal. 840.

14 23 bentuk penghargaan atau organisasi. Sehingga mereka melakukannya selalu lebih baik dan lebih efisien dari waktu ke waktu. b) Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja (Needs for power); kebutuhan untuk membuat orang berprilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana di dalam tugasnya masingmasing. Beberapa orang mungkin selalu untuk memiliki pengaruh, dihormati dan senang mengatur sebagian manusia lainnya. Manusia semacam ini justru senang, dengan tugas yang dibebankan kepadanya atau statusnya dan cenderung untuk lebih peduli dengan kebanggan, prestise, dan memperoleh pengaruh terhadap manusia lainnya. c) Kebutuhan untuk berafiliasi (Needs for affiliation); hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan di dalam organisasi. Kebutuhan ini menempati posisi paling akhir dari riset para pakar manajemen. Orang yang memiliki kebutuhan seperti ini tentu mereka memiliki motivasi untuk persahabatan, menanggung dan bekerjasama daripada sebagai ajang kompetisi di dalam suatu organisasi. Termasuk di dalam hal pengertian satu dengan lainnya. 39 Praktik,...hal Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke

15 24 4) Teori ERG Teori ERG menyebutkan ada tiga kategori kebutuhan individu yaitu eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth), karena itu disebut sebagai teori ERG, yang berupa: 40 a) Kebutuhan eksistensi untuk bertahan hidup, kebutuhan fisik. b) Kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain yang bermanfaat bagi keluarga, sahabat, atasan, keanggotaan di dalam masyarakat. c) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi produktif dan kreatif, misalnya diberdayakan di dalam potensi tertentu dan berkembang secara terus menerus. c. Macam-macam motivasi Adapun macam-macam motivasi dilihat dari sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut dengan motivasi ekstrisik. 41 1) Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif yang yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar 40 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik,...hal Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, hal

16 25 akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas. 2) Motivasi Ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrisik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena datangnya disebabkan faktor-faktor dari luar, seperti penghargaan, pujian, hukuman atau celaan. d. Tujuan dan Faktor-faktor Motivasi Kerja 1) Tujuan Motivasi Kerja Menurut Saydam yang dikutip oleh Dr. M. Kadarisman bukunya manajemen pengembangan Sumber Daya Manusia mengatakan bahwa pada hakikatnya tujuan pemberian motivasi kerja kepada para karyawan adalah untuk : mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan, meningkatkan gairah dan semangat kerja, meningkatkan disiplin kerja, meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan rasa tanggung jawab, meningkatkan produktifitas dan efisiensi, dan menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan. 42 Jadi dapat diketahui bahwa tujuan pemberian motivasi kerja kepada karyawan adalah untuk mengubah perilaku karyawan sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu tujuan pemberian motivasi kepada para karyawan adalah untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja. 43 2) Faktor-faktor Motivasi Kerja Motivasi karyawan untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi ini melibatkan faktor-faktor individual dan 42 Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cet II, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012,hal Ibid, hal. 292.

17 26 faktor-faktor organisasional. Yang tergolong pada faktor-fakor yang sifatnya individual adalah kebutuhan (needs), tujuan (gaols), sikap (attitudes), dan kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi, pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (prayise), dan pekerjaan itu sendiri (job it self) Kerja Kerja menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah Aktifitas untuk melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan dengan tujuan mencari nafkah, mata pencaharian. Sedangkan bekerja artinya melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan sesuatu. 45 Selain itu dalam kerja kita juga harus memiliki etika yang baik. Etika kerja itu sendiri adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh karyawan perusahaan, termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab. 46 Dalam rangka mewujudkan usaha bisnis dan kepemerintahan yang baik dan memiliki daya saing global diperlukan sumber daya insani yang mempuni. Pada saat ini sangat dirasakan kompetisi yang ketat di dunia kerja sebagai dampak adanya resesi global, maka seluruh organisasi memerlukan 44 Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia,...hal Aditya Bagus Pratama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,...hal diakses pada tanggal 20 Februari 2016.

18 27 keunggulan kompetitif atau disebut keunggulan bersaing dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas SDM. Kualitas sumber daya yang unggul memiliki berbagai kompetensi. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) telah mengatakan SDM unggul adalah yang memiliki tiga kompetensi, yaitu: 47 a. Kompetensi teknis Kompetensi teknis adalah kompetensi yang harus dimiliki karyawan sesuai dengan tugas pekerjaannya secara teknis. b. Kompetensi spiritual Kompetensi spiritual akan mewujudkan disiplin, dedikasi, integritas dan loyalitas, etos kerja, dan motivasi kerja. c. Kompetensi sosial Kompetensi sosial akan mewujudkan kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul dan berkomunikasi, kemampuan berkoordinasi, kemampuan mengapresiasi pendapatan orang lain serta mampu bekerja sama dalam tim. Sedangkan kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Hasil pekerjaan itu mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberi kontribusi pada ekonomi. 48 Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan antara harapan kinerja individu dengan tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan organisasi 47 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Cet. I, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hal Wibowo, Manajemen Kinerja, Ed. II, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009, hal. xiii.

19 28 akan mampu mewujudkan kinerja yang baik. 49 Sebuah organisasi yang berkeinginan membangun kalitas kinerja yang baik tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari kinerja para pegawainya. Sehingga merencanakan pengembangan kualitas para pegawai artinya organisasi tersebut berusaha membangun dan menciptakan suatu kekuatan yang bersinergi dalam satu rangka yaitu organisasi manjemen yang berkinerja. Sehingga sangat tidak mungkin suatu organisasi bisa mencapai kinerja yang maksimal jika tanpa ada dukungan dari kinerja karyawan. 50 C. Kerangka Pikir Faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan yaitu sumber daya insani. Dalam menjalankan setiap usahanya suatu perusahaaan harus memiliki sumber daya insani yang memadai yang dapat mendukung perkembangan dan serta dapat menjalankan sistem yang ada dalam perusahaan agar berjalan sesuai dengan yang diinginkan secara profesional. Karena dengan adanya sumber daya insani yang baik maka suatu perusahaan juga akan dapat mencapai tujuan yang di inginkan dengan baik pula. Begitu juga halnya dengan perbankan syariah, agar sistem yang ada didalam perbankan syariah ini dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan sumber daya insani yang tepat agar perbankan syariah dapat menjalankan prinsipprinsip Islam secara tepat. Sumber daya insani yang baik akan mendukung dalam menjalankan aktivitas-aktivitas yang ada di dalam perbankan itu sendiri tentunya. Pengembangan sumber daya insani tentunya sangat diperlukan agar mendapatkan Wibowo, Manajemen Kinerja,...hal Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2010, hal.

20 29 sumber daya insani yang berkualitas dalam menjalankan prinsip islam dengan baik di dalam perbankan tersebut. Dalam mendukung hal ini juga banyak universitas yang membuka program studi yang terkait dengan hal tersebut. Tujuan di bukanya program studi tersebut tentunya untuk membantu perbankan syariah mendapatkan sumber daya insani yang berkompeten di bidangnya. Sehingga berkembangan bank syariah ini mendapat banyak respon yang cukup baik dari masyarakat. Akan tetapi yang sangat disayangkan adanya sarjana ekonomi Islam yang mengetahui hal tentang prinsip-prinsip syariah dan keheraman riba yang banyak terdapat dalam Al-Qur an dan Hadis tetapi masih ada yang bekerja pada bank kovensional. Disini penulis ingin mengetahui secara mendalam apa motivasi yang ada di dalam diri mereka sehingga mereka bekerja di bank konvensional dan pandangan Islam tentang sarjana ekonomi syariah yang bekerja pada bank konvensional. Kerangka pikir peneliti dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Karyawan Perbankan Konvensional Motivasi Karyawan (Sarjana) Ekonomi Syariah dalam bekerja Pandangan Islam tentang sarjana Ekonomi Syariah yang bekerja pada bank konvensional

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Motivasi sarjana ekonomi syariah bekerja pada bank konvensional di Palangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank umum menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional ataupun berdasarkan prinsip syariah yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum, diantara hukum yang diatur Islam adalah manusia dengan manusia yang disebut dengan muamalah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI A. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Mengenai Bunga dalam Kegiatan Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah, banyak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk yang berlabel syariah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011:839), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (2): 756-765 ISSN 2477-2631, ejournal.ip.fisip-unmul.org Copyright 2016 PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA Akbar Setiawan 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Berdasarkan pendapat Hasibuan (2002:10), manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama penyempurna membawa perubahan dalam kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja namun juga dalam hal di luar ibadah ghairu

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti KELOMPOK 3 Mia Resmiati 2108022 Novi Febriyanti 2108025 Integrasi Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kasatuan yang utuh atau bulat. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Semua organisasi memiliki kesamaan, dan hanya berbeda dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dan praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional semakin membumi. Perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH

BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH A. Kompetensi SDM Peran SDM di bidang teller dalam organisasi atau perusahaan mempunyai arti yang penting dalam menentukan keberhasilan organisasi

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Kinerja karyawan Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Wirawan (2009) menyatakan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS SYARIAH

PENGANTAR BISNIS SYARIAH PENGANTAR BISNIS SYARIAH Materi 1 Pengertian & Ruang Lingkup Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Pengertian Hukum Bisnis Syariah Definisi Hukum: Dari perspektif hukum positif: Keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK / SUBJEK PENELITIAN 1. Sejarah Bank Islam di Indonesia Inspirasi awal munculnya praktek perbankan islam di Indonesia tentu tidak dapat kita

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2009:1) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi perencanaan,

Lebih terperinci

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal Sukuk Ijarah Sukuk berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata Shakk yang berarti surat berharga. Secara terminologi AAOIFI mendefinisikan Sukuk dengan, "Beberapa lembar sertifikat dengan nilai sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengonversi bank konvensional menjadi bank yang syariah kini seperti trend saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada abad ke 7 masehi, menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan berkembangnya peradaban

Lebih terperinci

1.1. Penelitian Terdahulu

1.1. Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penyusunan yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti juga mempelajari penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Berikut ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syari ah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan manusia, baik ibadah maupun muamalah. Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian masyarakat terhadap perbankan selalu besar, baik pada waktu ekonomi sedang tumbuh subur maupun sebaliknya. Hal itu dikarenakan lembaga perbankan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Penempatan kerja. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat. Sebelum proses penempatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua perjanjian di bidang perekonomian dikaitkan dengan bunga. Akibat sistem bunga yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Dimensi baru dalam

Lebih terperinci

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN PENGERTIAN Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak Istilah lain yang dipergunakan secara bergantian dengan istilah motivasi antara lain: desire

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dari kegiatan ekonomi. Perilaku ini terlihat dari berbagai macam usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas saat ini, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat. Terdapat berbagai tantangan dan peluang yang terdapat di pasar,

Lebih terperinci

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik. M o t i f Motive motion Gerakan; sesuatu yang bergerak; menunjuk pada gerakan manusia sebagai tingkah laku. Rangsangan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Keadaan dalam diri subyek yang mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan ekonomi Islam dan praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal ini ditandai dengan pesatnya kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan rumah sakit (RS) di Indonesia sudah bersifat padat modal, padat karya dan padat teknologi, yang diandalkan untuk memberikan pengayoman medik untuk pusat pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional atau berdasarkan prisip syariah yang kegiatannya memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. konvensional atau berdasarkan prisip syariah yang kegiatannya memberikan jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari system perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah sebagaimana diatur dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin global dan ketat, perusahaan dituntut untuk mengelola usahanya dengan baik sehingga perusahaan mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI KONVENSIONAL (Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan a. Pengertian Kinerja Karyawan Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang ABSTRAK Asmitha. 2011. Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Gadai Syariah PT. Bank BRI Syariah, Tbk., Cabang Makassar. Pembimbing I: Prof. DR. H. Gagaring Pagalung, SE, MS, Ak. Pembimbing II: Drs. Asri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian Yustina (2000) dengan judul Analisis Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Gula Djatiroto Lumajang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami peningkatan pesat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah cukup

Lebih terperinci

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Motivasi Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com Definisi Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Forces acting on an employee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktifitas di dalam suatu perusahaan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH Sudah menjadi keharusan bagi bank syari ah untuk menerapkan prinsip keadilan dalam pengelolaannya. Prinsip keadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah suatu pandangan atau cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka tidak ada satu pun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari perkembangan teknologi bahkan seiring dengan perkembangan teknologi itu ternyata mampu mendorong semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama bahwa Islam adalah merupakan agama yang paling sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun di dalamnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya intensif pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri jejaknya sejak tahun 1988 di saat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Oktober (Pakto) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan kasus yang sangat ditakuti oleh setiap negara di dunia. Hal ini membuat setiap negara berusaha untuk memperkuat ketahanan ekonomi. Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri

I. PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif. SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam sudah ada dan sudah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia sebagai sebuah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia baru pada akhir abad XX ini memiliki bank-bank yang mendasarkan pengelolaannya pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi merupakan sesuatu yang penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Selain itu ekonomi juga menjadi indikator tingkat kesejahteraan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian. Kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. strategis dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian. Kegiatan pokok BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas pembayaran uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan sangat bergantung pada tenaga kerjanya. Tenaga kerja yang kinerjanya baik akan membawa kemajuan pada perusahaannya. Apalagi di era sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensi Perawat 1. Pengertian Retensi adalah tindakan penahan dimana ini merupakan kemampuan untuk melanjutkan kerja individu yang berkualitas, yaitu perawat dan/penyedia layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi. Sebagai tenaga penggerak utama, faktor tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi dalam pembangunan dan perkembanganya tidaklah terlepas dari peran serta lembaga keuangan. Lembaga keuangan pada prinsipnya sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi hasil adalah suatu sistem perjanjian pengelolaan tanah dengan upah sebagian dari hasil yang diperoleh dari pengelolaan tanah itu. Menurut Undangundang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dibantah, bahwa bank syariah tidaklah sama dengan bank konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari kulit saja, selalu berpandangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi Pengantar Manajemen Umum Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi By Erma Sulistyo Rini Asumsi dasar Mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan mudah dipahami atau dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan semuanya boleh, kecuali yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi penentu jalannya perusahaan. Sumber daya manusia perlu dikelola secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian motivasi Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semaraknya prinsip penerapan syariah dalam lembaga keuangan bank di Indonesia, maka pelaku bisnis di bidang LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah surat kabar Harian Jogja Express tertanggal 13 September 2012 menulis sebuah artikel yang sangat menarik. Dalam tulisannya, diinformasikan bahwa batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam diperuntukan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan merupakan tatanan perekonomian dalam suatu negara yang berperan dan melakukan aktivitas dalam berbagai jasa keuangan yang diselenggarakan oleh lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang berubah cepat, tantangan yang dinamis, semakin kompleks serta terintegrasi dengan perekonomian internasional

Lebih terperinci