KONSTRUKSI SOSIAL SUAMI PADA PEKERJAAN ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI SOSIAL SUAMI PADA PEKERJAAN ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI"

Transkripsi

1 KONSTRUKSI SOSIAL SUAMI PADA PEKERJAAN ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI (STUDI DESKRIPTIF DI DESA SUKOREJO, KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO) JURNAL DISUSUN OLEH NIKEN FEBRIANTI PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA Semester Genap 2015/2016

2 KONSTRUKSI SOSIAL SUAMI PADA PEKERJAAN ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI (STUDI DESKRIPTIF DI DESA SUKOREJO, KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO) Oleh: Niken Febrianti Abstrak Studi tentang konstruksi sosial pada suami yang istrinya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri bertujuan untuk mengkaji pemahaman para suami pada istri yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Dalam studi ini juga mengkaji mengenai pergeseran fungsi keluarga yang terjadi pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Studi ini menggunakan paradigma definisi sosial dengan menggunakan datadata kualitatif. Studi ini menggunakan teori konstruksi sosial oleh Peter L Berger yang menekankan pada tiga dialektika yaitu, eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Selain itu juga, menggunakan teori George Murdock mengenai fungsi keluarga, yang digunakan untuk mengkaji pergeseran fungsi keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Informan dipilih secara purposif sesuai kriteria yang ditentukan, dimana terdapat enam informan utama yang dipilih. Hasil yang ditemukan dalam penelitian antara lain, suami yang mengkonstruksi pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri menerima dengan pasrah, dengan memberikan syarat kepada istri untuk tidak melupakan keluarga. Selain itu lingkungan di desa penelitian banyak yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, sehingga mempengaruhi konstruksi suami. Pergeseran fungsi keluarga yang terjadi adalah adanya bantuan dari keluarga dekat. Suami yang tidak setuju dengan istri bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri melakukan perselingkuhan. Sedangkan, suami yang tidak berselingkuh ada yang setuju dan tidak setuju istri bekerja menjadi Tenaga kerja Wanita (TKW) di luar negeri, tetap bekerja keras untuk membantu istri. Kata Kunci: Konstruksi Sosial Suami, Tenaga Kerja Wanita (TKW), Pergeseran Fungsi Keluarga.

3 Abstract This study was purposed to review the understanding of the husbands whose his wifes are working as Women's Labor in overseas. Moreover, this study also focused on transfer of role between family members which happened in the Women's Labor family. This study used paradigm of social definition with qualitative data. The theory that was applied in conducting this study was social construction theory stated by Peter L Berger. The theory identified three dimensions of the dynamic underlying social formation: externalization, objectivation, and internalization. The other theory that was also used in this study was stated by George Murdock about social function of the family. This theory was applied to elaborate the transfer of role between family members of the Women's Labor. There were six informants that were choosen purposively and appropriately as the criterion that have been determined. The findings of this study were the husbands who constructed his wifes that are working as Women's labor in overseas received it resignedly, but gave a provision not to set aside the family. In addition, in the surroundings of village where this study conducted has so many Women s Labor who work in overseas, therefore it affected the husband s construction. The husbands who did not allow his wife in becoming Women's labor indicated on having affair with another women. While the husbands who did not have affair, indicated that some of them were agree and the rest were disagree in giving allowance toward their wifes, however they were still working hard to help the financial of the family. Keywords: Social Husband's construction, Women's Labor, Transfer of family's function.

4 A. Pendahuluan Dalam masyarakat setiap manusia memiliki keluarga dan saling berinteraksi dengan anggotanya. Setiap anggota keluarga akan melakukan komunikasi dengan berbagai cara agar terjalin hubungan dengan baik. Kemudian dalam suatu keluarga akan memiliki hubungan kekerabatan dan persaudaraan. Dalam suatu keluarga juga terdapat peran masing-masing di setiap anggotanya. Peran ini membuat anggota keluarga saling bersosialisasi antara satu dengan yang lainnya. Menurut wikipedia, keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang memiliki hubungan darah. Sedangkan menurut Horton dan Hunt (1987), istilah keluarga umumnya digunakan untuk menunjuk beberapa pengertian sebagai berikut: (1) suatu kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama; (2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan; (3) pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak; (4) pasangan nikah yang mempunyai anak; dan (5) satu orang entah duda atau janda dengan beberapa anak (Narwoko dan Suyanto, 2011:227). Di era zaman modern ini dalam sebuah keluarga terdapat hal yang dapat dilakukan istri untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Salah satunya yaitu bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Menurut wikipedia, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 triliun rupiah (2006). Selain itu, mendapatkan gaji yang besar dari hasil kerja, namun tidak jarang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terutama Tenaga Kerja Wanita (TKW) terlibat dalam kasus. Entah karena pemotongan gaji, perlakuan yang kejam, atau pelecehan dan pemerkosaan dari majikannya.

5 Sebenarnya keputusan istri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri merupakan pilihan yang tidak mudah, karena harus meninggalkan keluarga. Namun, di lain kondisi hal ini harus dilakukan karena tuntutan kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak. Secara umum peran suami adalah bertanggungjawab mencari nafkah, dan istri mengurus rumah tangga. Menurut BNP2TKI Surabaya tahun 2013, terdapat banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan dari daerah Jawa Timur dimana Ponorogo memasuki urutan kedua jumlah penyumbang tenaga kerja Indonesia (TKI) tertinggi setelah Malang. Seperti halnya yang dijelaskan sebelumnya mengenai istri yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri hal ini juga akan mengalami permasalahan dengan suami. Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri memiliki resiko besar daripada bekerja di dalam negeri. Adanya beberapa kasus seperti kekerasan yang dilakukan oleh majikan, juga menjadi hal yang masih sering dirasakan oleh warga Indonesia yang bekerja di luar negeri. Kondisi ekonomi yang sulit terpenuhi di dalam negeri membuat para Tenaga Kerja Wanita (TKW) rela meninggalkan suami beserta anaknya untuk mencari uang. Tidak hanya itu, beberapa permasalahan juga muncul kepada suami yang jauh dari istri dimana dapat memicu kearah perselingkuhan. Hal ini terbukti dari realitas yang ada di sekitar penulis, di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo bahwa terdapat beberapa suami yang melakukan perselingkuhan. Hal ini dikarenakan istri yang bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, sehingga kebutuhan biologis yang tidak didapatkan dari istri. Dari kasus-kasus di atas dapat memperlihatkan tentang fenomena yang terjadi pada keluarga-keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW).

6 Dari kasus yang terjadi pada keluarga, dimana pada suami akibat ditinggalkan istri bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti konstruksi sosial suami pada pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Dimana peneliti ingin memahami tentang konstruksi sosial suami yang ditinggalkan istri bekerja di luar negeri. Penelitian ini penting untuk dilakukan guna memperkaya penelitian sosiologi, terutama pada bidang sosiologi keluarga. B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana suami mengkonstruksi pekerjaan istrinya sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri? 2. Bagaimana pergeseran fungsi keluarga pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo? C. Kerangka Teori - Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman Dalam penelitian ini menggunakan Teori Konstruksi Sosial dari buku Tafsir Sosial Atas Kenyataan, karya Peter L Berger dan Thomas Luckman. Kemudian Berger dan Luckman menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan kenyataan dan pengetahuan. Realitas kenyataan yaitu sebagai suatu kualitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena yang kita akui sebagai sesuatu yang memiliki keberadaan (being) dan tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri atau individu. Sedangkan pengetahuan yaitu sebagai kepastian bahwa fenomena-fenomena itu nyata (real) dan memiliki karakteristik-karakteristik yang spesifik. Sehingga muncullah dialektika dimana individu dan masyarakat saling mempengaruhi. Dimana individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses ini terjadi melalui tiga tahap

7 yaitu, eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Dalam kehidupan sehari-hari hal yang dilakukan individu dapat bermakna karena terjadi secara nyata dan hal ini bersifat subjektif. Realitas sosial, dalam penelitian ini mengenai suami yang mengkonstruksikan pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Sebagai kenyataan sosial hasil eksternalisasi dan objektivasi manusia terhadap pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Konstruksi sosial merupakan sintesis antara konsep subjektivitas dan objektivitas. Kenyataan sosial dihasilkan dari proses interaksi dan komunikasi melalui bahasa sehingga bersifat intersubjektivitas. Suami dengan istri yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) kenyataan sosial bagi masyarakat dimana suami memiliki peran ganda di keluarga karena tanpa adanya istri yang ikut serta membantu. Menurut Berger kenyataan sosial dibentuk melalui 3 konsep (tri dialektika) yaitu, eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Dimana tahap awal dalam proses ini dimulai dengan internalisasi. Internalisasi merupakan pemahaman atau penafsiran langsung dari peristiwa objektif sebagai pengungkapan suatu makna, sebagai manifestasi dari proses-proses subjektif. Internalisasi merupakan dasar pemahaman mengenai orang lain dan pemahaman makna atas kenyataan sosial. Dimana internalisasi berlangsung melalui proses identifikasi untuk memperoleh identitas secara subjektif. Sedangkan identitas objektif didefinisikan sebagai lokasi dan diperoleh dari proses sosialisasi. Dalam penelitian ini suami menginternalisasi pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Hal ini berkaitan dengan suami yang memberikan makna terhadap keputusan istri yang memilih bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka dan pemikiran mereka sendiri.

8 Eksternalisasi merupakan pencurahan kedirian manusia terhadap suatu kenyataan yang dibentuk. Berger mengatakan bahwa, struktur objektif memiliki karakter sendiri. Awalnya dilihat dari sehubungan eksternalisasi manusia atau interaksi manusia dengan struktur yang ada. Sehingga struktur ini merupakan proses yang berkelanjutan. Dapat dijelaskan bahwa, eksternalisasi dipengaruhi oleh stock of knowledge (cadangan pengetahuan) yang dimilikinya. Cadangan pengetahuan adalah akumulasi dari common sense knowledge (pengetahuan akal sehat). Common sense adalah pengetahuan yang dimiliki individu bersama individu-individu lainnya dalam kegiatan rutin yang normal dan jelas dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Berger, manusia adalah pencipta kenyataan objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana kenyataan objektif mempengaruhi kembali manusia melalui proses internalisasi. Oleh karena itu, terdapat beberapa reaksi yang dirasakan oleh suami yang ditinggal istrinya bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Hal ini dapat dipengaruhi dari pengetahuan suami sendiri mengenai pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, serta dipengaruhi dari nilai sosial kultural yang ada di lingkungan sosial masyarakat. Objektivasi juga bersifat signifikasi yaitu pembuatan tanda-tanda (sign) oleh manusia. Sebuah tanda dapat dibedakan dengan objektivasi lainnya karena tujuan eksplisitnya sebagai isyarat bagi makna-makna subjektif. Objektivasi menjelaskan bahwa, harus diakui adanya eksistensi kenyataan sosial objektif yang ditemukan dalam hubungan individu dengan lembaga-lembaga sosial. Dan aturan sosial atau hukumhukum yang melandasi lembaga sosial bukanlah hakekat dari lembaga itu karena lembaga itu hanyalah produk buatan manusia, produk dari kegiatan manusia. Supaya apa yang dibentuk kenyataan, maka individu melakukan internalisasi.

9 Dengan dialektika ini merupakan proses yang berjalan terus-menerus dimana eksternalisasi dan internalisasi menjadi momen. Dimana suami akan memaknai kehidupan keluarga tanpa adanya peran istri di rumah, dan cara menghadapi reaksi sosial dari masyarakat serta interaksi sosial suami dengan masyarakat. - Teori Fungsi Keluarga George Murdock Di mana Menurut Murdock ada empat fungsi keluarga terhadap masyarakat yang sangat penting. Fungsi-fungsi itu juga sekaligus merupakan alasan mengapa keluarga merupakan suatu institusi yang universal dan ditemukan pada setiap masyarakat. Ke empat fungsi tersebut adalah fungsi-fungsi yang berhubungan kehidupan seksual, ekonomi, reproduksi dan pendidikan. Murdock menambahkan bahwa tanpa fungsi yang pertama dan ketiga (seksual dan reproduksi) masyarakat tidak akan dapat bereksistensi, tanpa fungsi kedua (ekonomi) kehidupan tidak bisa dilanjutkan, dan tanpa fungsi yang ke empat (pendidikan) maka kebudayaan berakhir (Murdock, 1968: 37-44). Selain teori fungsi keluarga di atas, terdapat UUD perkawinan tahun 1974 untuk mendukung analisis pergeseran fungsi keluarga yang terjadi pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. D. Metedologi Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penggambaran yang mendalam mengenai hal yang diteliti. Untuk menjawab pertanyaan dan fokus penelitian, studi ini dilakukan di Desa Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Karena daerah Ponorogo merupakan kawasan penduduk dengan bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terbesar kedua setelah Malang.

10 Tidak hanya itu jika dibandingkan dengan Malang. Kabupaten Ponorogo lebih terkenal sebagian penduduknya bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jawa Timur. Terbukti Sebelumnya juga pernah diadakan studi penelitan tentang kiriman (remittance) Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke daerah asal dengan jumlah kiriman tertinggi berasal dari daerah Ponorogo. Lebih spesifik studi penelitian ini difokuskan Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. Karena di desa Sukorejo ini terdapat Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri dengan jumlah tertinggi dari data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Ponorogo pada tahun Informan yang diambil dari desa Sukorejo ini adalah suami-suami dan anaknya yang ditinggalkan istri bekerja di luar negeri. Penentuan informan penelitian ini peneliti menggunakan metode purposif. Penentuan metode dengan menggunakan teknik purposif adalah dengan menentukan kriteria-kriteria subjek penelitian sesuai dengan fokus penelitian. Dari penelitian di atas terdapat enam informan yang dipilih sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam atau indepth interview. Wawancara ini dilakukan secara terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya. Hasil wawancara ini menjadi data primer dalam penelitian. Wawancara ini dilakukan kepada semua informan tanpa terkecuali. E. Hasil Penelitian a. Konstruksi Sosial Proses konstruksi suami ini menggunakan teori dari Peter Berger dan Luckman. Menurut Berger yang memusatkan pada bersosiologi harus mengikuti proses berpikir

11 seperti yang dituntut oleh fenomenologi, yaitu dimulai dari kenyataan sehari-hari sebagai realitas dalam masyarakat. Berger dan Luckman tidak pernah menjadi produk akhir dari suatu interaksi sosial, karena struktur berada dalam suatu proses obyektivasi menuju suatu bentuk baru insternalisasi yang akan melahirkan suatu proses eksternalisasi yang baru lagi. Dimana di penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: - Eksternalisasi Merupakan pencurahan diri manusia terhadap suatu kenyataan yang dibentuk. Eksternalisasi manusia atau interaksi manusia terjadi dengan struktur yang ada. Eksternalisasi ini dibentuk ketika individu melakukan interaksi atau komunikasi dengan sosiokulturnya. Dimana individu tersebut melakukan penyesuain dengan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini muncul beberapa reaksi sosial dan pemahaman suami tentang pekerjaan istri sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, serta dipengaruhi dari pengetahuan yang dimiliki pada sosial budaya di sekitar. Kemudian pengetahuan tersebut dipengaruhi dari nilai sosial kultural yang ada di lingkungan sosial masyarakat. Proses eksternalisasi ini memiliki bagian penting, yaitu dalam sebuah keluarga memiliki fungsi yang berbeda antara suami dan istri, terutama dalam memenuhi kebutuhan. Ketika tuntutan kebutuhan terus mendesak, suami akan berusaha untuk memenuhinya. Karena dalam keluarga suami berfungsi untuk mencari nafkah. Selain itu, ada beberapa istri yang ikut andil dalam memenuhi kebutuhan dengan ikut bekerja di sektor domestik maupun di sektor publik. Hal ini sangat bernilai karena bertujuan untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan keluarga agar bertahan dan eksistensi keluarga diterima di lingkungan masyarakat. - Obyektivasi

12 Aktivitas-aktivitas manusia yang dieksternalisasikan dan memperoleh sifat yang obyektif. Hal ini yaitu keluarga, dimana merupakan sebuah lembaga yang terdapat seperangkat nilai dan norma sosial yang mengatur perilaku individu, proses pelembagaan digambarkan dengan terciptanya realitas sosial yang obyektif, serta keberadaannya disepakati bersama dan mempengaruhi pola pikir dan perilaku individu. Keluarga merupakan wadah utama dalam sosialisasi dan menerapkan nilai dan norma sosial pada individu. Ketika keluarga menganggap kebutuhan ekonomi merupakan hal yang utama di sebuah rumah tangga. Dan harus terpenuhi dengan melakukan berbagai cara, seperti keikutsertaan istri bekerja di luar negeri untuk membantu mencari nafkah, bukanlah suatu hal yang dilarang. Meskipun istri bekerja di luar negeri dan meninggalkan tanggungjawab sebagai ibu di rumah tangga. Hal ini telah mendapatkan toleransi dari keluarga terutama dari suami. - Internalisasi Internalisasi menjadi dasar pemahaman tentang dunia sebagai sesuatu yang mempunyai makna dari kenyataan sosial. Proses yang penting dari penyerapan realita obyektif adalah adanya sosialisasi. Dimana proses sosialisasi tersebut akan terus berlangsung dari generasi ke generasi selanjutnya. Misalnya, dalam sebuah keluarga orang tua selalu berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi, untuk kelangsungan hidup. Secara perlahan akan menanamkan pemikiran kepada individu, ketika telah berkeluarga pemenuhan kebutuhan ekonomi harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup. Dan memunculkan peran dimana suami bertugas mencari nafkah dan istri mengurus rumah tangga. Hal ini dipahami bahwa perempuan memiliki peran besar untuk mengurus rumah tangga, karena anak membutuhkan sosok ibu untuk mendampinginya dalam kehidupan sehari-hari.

13 Skema Proses Konstruksi Sosial Suami pada Pekerjaan Istri sebagai TKW di Luar Negeri Reaksi lingkungan sosial, istri dan keluarga. Tuntutan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi. Eksternalisasi Internalisasi Obyektivasi Sosialisasi suami dari keluarga tentang pekerjaan sebagai TKW Mengizinkan istri bekerja menjadi TKW di luar negeri. b. Pergesaran Fungsi Kelurga Menurut Murdock ada empat fungsi keluarga terhadap masyarakat yang sangat penting. Fungsi-fungsi itu juga sekaligus merupakan alasan mengapa keluarga merupakan suatu institusi yang universal dan ditemukan pada setiap masyarakat. Ke empat fungsi tersebut adalah fungsi-fungsi yang berhubungan kehidupan seksual, ekonomi, reproduksi dan pendidikan. Murdock menambahkan bahwa tanpa fungsi yang pertama dan ketiga (seksual dan reproduksi) masyarakat tidak akan dapat bereksistensi, tanpa fungsi kedua (ekonomi) kehidupan tidak bisa dilanjutkan, dan tanpa fungsi yang ke empat (pendidikan) maka kebudayaan berakhir (Murdock, 1968: 37-44). Fungsi keluarga di atas memiliki peran yang penting pada setiap anggotanya. Kehidupan sebuah keluarga tidak akan seimbang, ketika salah satu fungsi di atas tidak berjalan dengan baik. Seperti halnya di dalam keluarga di mana istri ikut membantu suami mencari nafkah, hingga meninggalkan tanggungjawabnya mengurus rumah tangga. Meskipun tujuan istri bekerja adalah membantu perekonomian keluarga, namun akhirnya fungsi keluarga misalnya sosialisasi akan terbengkalai. Dan terjadinya

14 hubungan yang kurang harmonis antara suami dan istri dikarenakan jarak yang jauh. Sehingga terdapat beberapa informan yang melakukan perselingkuhan. - Dari penjelasan-penjelasan diatas terdapat keterangan tabel matriks dari Konstruksi Sosial dan Pergeeseran Fungsi Keluarga: No Informan Konstruksi sosial Pergeseran Fungsi Keluarga 1. HRY, 39 tahun (wiraswasta), lama istri bekerja di luar negeri 4 bulan dan memiliki 1 anak (SD). 2. SNN, 40 tahun (Buruh Tani), lama istri bekerja di luar negeri 4 tahun dan memiliki 1 anak (TK). - Kurang setuju dan akhirnya pasrah dengan keputusan istri bekerja di luar negeri. - Informan memberi syarat kepada istri, saat bekerja di luar negeri. - Lingkungan sekitar banyak yang bekerja menjadi TKI di luar negeri. - Awalnya setuju istri bekerja di luar negeri, akhirnya menyesali keputusan tersebut. - Pasrah dan mengizinkan istri bekerja di luar negeri. - Informan tidak memberikan syarat apapun, kepada istri saat bekerja di luar negeri. - Bekerja di luar negeri sudah menjadi hal yang biasa di lingkungan sekitar. - Saat anak membutuhkan dukungan dan pendampingan dari istri seperti belajar di rumah, digantikan oleh ponaan. - Sosialisasi pendidikan yang lain seperti mengajarkan sopan santun pada anak, dilakukan sendiri tanpa ada peran istri yang membantu. - Pekerjaan rumah tangga seperti memasak diserahkan ke ibu. Namun, mencuci baju, membersihkan rumah, merawat anak semua dilakukan oleh informan. Saat bekerja, anak dititipkan pada ibu. - Pendampingan terhadap anak, belajar dan pemenuhan kasih sayang dilakukan oleh informan tanpa adanya peran istri. - Istri tidak mengirimkan penghasilan ke rumah, akhirnya informan memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri. - Pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah dikerjakan

15 3. DIO, 30 tahun (Perangkat Desa), lama istri bekerja di luar negeri 1 tahun dan memiliki 1 anak (TK). 4. SPT, 48 tahun (Petani), lama istri bekerja di luar negeri 9 tahun dan memiliki 1 anak (Sarjana). - Membebaskan istri bekerja, selagi memiliki kesempatan. - Menghargai keputusan istri, karena ingin mandiri memiliki penghasilan sendiri. - Memberikan syarat, agar istri bekerja dengan benar di luar negeri. - Lingkungan sekitar banyak yang bekerja menjadi TKI di luar negeri. - Informan mengerti istri bekerja di luar negeri untuk membantu ekonomi keluarga. - Informan pasrah dan mengizinkan istri bekerja di luar negeri. - Memberikan syarat istri untuk tidak menyalahgunakan kepercayaannya saat bekerja di luar negeri. oleh ibu dan keluarga lain. - Mencuci baju dikerjakan oleh ibu, untuk merawat anak sepenuhnya dikerjakan oleh informan. Mulai dari makan, mandi, mengantar, menjemput sekolah dari pagi hingga malam semua dikerjakan oleh informan. - Mendidik dan merawat anak dibantu oleh ibu. - Pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak dan mencuci baju dibantu oleh ibu dan adik kandung. - Terkadang mengantar anak sekolah dan ibu yang menjemput anak saat pulang sekolah. - Dalam mendidik anak informan menjalankan perannya sendiri tanpa adanya istri selama 9 tahun. - Selain mendidik, informan juga menjadi tempat curhat dimana hal tersebut dibutuhkan peran istri untuk mendampingi anak. - Untuk pekerjaan rumah tangga, semua yang mengerjakan anak mulai dari memasak, membersihkan rumah hingga mencuci baju. 5. SLM, 38 tahun (petani), lama istri bekerja di luar negeri 5 tahun dan memiliki 1 anak - Kurang setuju, saat istri tidak dirumah menjadi tidak seimbang. - Pasrah dan memahami keputusan istri, karena untuk membantu ekonomi dan sebelumnya ibu pernah bekerja di - Untuk mendidik dan merawat anak peran istri digantikan oleh ibu. Sosialisasi pendidikan informal, dan mengawasi anak saat informan tidak ada di rumah.

16 (SD). 6. PRD, 40 tahun (buruh tani), lama istri bekerja di luar negeri 2,5 tahun dan memiliki 1 anak (TK). luar negeri. - Masyarakat sekitar banyak yang bekerja di luar negeri. - Kurang setuju karena banyaknya kasus kekerasan majikan di luar negeri. - Kebutuhan ekonomi sulit tercukupi, sehingga informan pasrah dan merelakan istri bekerja di luar negeri. - Informan memberikan syarat kepada istri saat bekerja di luar negeri. - Didukung banyaknya masyarakat sekitar yang bekerja menjadi TKI di luar negeri. - Pembagian kerja di rumah lebih banyak dibantu ibu karena informan lebih sering bekerja. - Terkadang saat anak sekolah, ibu yang menjemput dan informan yang mengantar. - Kebutuhan biologis atau rohani saat istri tidak di rumah, dengan mencari kepuasan di luar. Informan memiliki hubungan dengan perampuan lain dan telah berjalan selama satu tahun. - Anak dirawat oleh mertua di Jawa Tengah, sehingga pendidikan dan perawatan sepenuhnya mertua yang berperan. - Pekerjaan rumah semua dikerjakan oleh ibu kecuali, mencuci baju. - Saat istri tidak di rumah informan memenuhi kebutuhan biologis atau rohani dengan mendatangi tempat prostitusi di daerah dekat rumah. Sering dilakukan karena kebutuhan biologis yang tidak didapatkan dari istri karena jarak yang berjauhan. F. Kesimpulan Suami yang berselingkuh mengkonstruksi pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, adalah menerima dengan pasrah serta

17 memberikan syarat kepada istri sebelum bekerja menjadi TKW di luar negeri. Meskipun demikian, suami yang berselingkuh kurang menyetujui, jika istri bekerja di luar negeri. Karena berdampak pada keluarga, misalnya pendampingan terhadap anak. (Dalam hal ini suami melakukan pembenaran sikap, dimana ketika istri tidak ada di rumah, mereka melakukan pemenuhan kebutuhan rohani atau biologis dengan perempuan lain. Dan hal tersebut tetap dilakukan hingga saat ini, meskipun tahu bahwa perbuatan tersebut tidak benar. Perbuatan tersebut tidak seharusnya dilakukan karena tidak sesuai dengan norma sosial yang ada di masyarakat). Suami yang tidak berselingkuh mengkonstruksi pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, adalah menerima dengan pasrah, dimana ada suami yang memberikan syarat kepada istrinya dan tidak memberikan syarat apapun sebelum istri berangkat bekerja. Suami yang tidak berselingkuh juga ada yang setuju dan kurang setuju dengan pekerjaan istri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Terdapat pergeseran fungsi keluarga pada fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi dan fungsi seksual/biologis. G. Saran Bagi penelitian selanjutnya: Secara keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap hasil studi penelitian yang menggunakan landasan teori Peter L Berger dan Thomas Luckman tentang konstruksi sosial dan teori Murdock mengenai fungsi keluarga ini dapat memberikan masukan sekaligus sumbangan bagi berbagai pihak.

18 DAFTAR PUSTAKA Buku: Goode William, J. (1983) Sosiologi Keluarga. Jakarta. Bina Aksara. Ihromi T.O. (1999) Bunga Rampai: Sosiologi Keluarga. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Luckman Thomas dan Berger L. Peter. (1990) Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta. LP3ES. Ritzer, George Edisi Ketujuh Teori Sosiologi Modern. Kencana Prenamedia Group : Jakarta. S.H. Prof. Dr. Soerjono Soekonto. (2004) Sosiologi Keluarga: Tentang Ikhwal Keluarga, remaja dan anak. Jakarta. Bineka Cipta. Suyanto Bagong dan Narwoko, J Dwi. (2011) Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta. Kencana. SVD, Bernard Raho. (2003) Keluarga Berziarah Lintas Zaman: Suatu Tinjauan Sosiologis. Flores, NTT Indonesia. Nusa indah. Skripsi: Latief Pratiwi Citra, Dianti. Pola Remittance dan Dampaknya bagi keluarga dan Masyarakat. Studi tentang TKI asal desa Semanding Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, keluar negeri. Fisip Unair Jurnal : Ariani Irma. Peran dan Faktor Menjadi Tenaga Kerja Wanita (Studi Kasus di Kabupaten Demak). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Juliana Saptia. Peran Istri sebagai Pencari Nafkah dalam Keluarga Ditinjau dari Hukum islam dan UUD no 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Studi Kasus Kehidupan Keluarga TKW, di Desa Santong Kabupaten Lombok Utara). Fakultas Hukum Universitas Matarram Paputungan Faradila. Kepuasan Pernikahan Suami yang Memiliki Istri Berkarier. Universitas Brawijaya Malang.

19 Yunitasari Winda. Perubahan Fungsi Keluarga Tenaga Kerja Wanita di Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang Internet: diakses rabu tanggal 8 maret 2015 pukul tahun 2013 Surabaya diakses 25 juni 2015 pukul diakses 30 Maret 2016 pukul kasus-diluar-negeri.html diakses 30 Maret 2016 pukul tetangga_jablai.html diakses 30 Maret 2016 pukul Sumber Data Statistik: Data Desa dan Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo tahun 2013 Data Perceraian Kecamatan Sukorejo tahun 2015 Data Tenaga Kerja Indonesi (TKI) BPS Ponorogo tahun 2013

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu kota yang dikenal sebagai kota kembang, Bandung menyediakan sarana pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah, atas dan perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur an : Kami telah menjadikan kalian berpasang-pasangan (QS.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) SKRIPSI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) SKRIPSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) SKRIPSI Disusun Oleh: DONNA AYU ANGGRAENY (NIM. 071114070) PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : bargaining position, vasektomi.

ABSTRAK. Kata kunci : bargaining position, vasektomi. ABSTRAK Program KB yang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini juga disediakan bagi laki-laki, yang salah satunya yaitu vasektomi. Seorang laki-laki sebagai suami juga harus mempunyai tanggung jawab yang

Lebih terperinci

Oleh : Bambang Hermanto NIM :

Oleh : Bambang Hermanto NIM : Makna dan Sosialisasi Nilai Orang Tua terhadap Anak Tunggal (Studi Kualitatif Tentang Makna Anak dan Sosialisasi Nilai Orang Tua Terhadap Anak Tunggal di Surabaya) Oleh : Bambang Hermanto NIM : 071014051

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh suatu negara. Berdasarkan data BPS tahun 2010, persentase kemiskinan saat ini mencapai 13,3 persen. Kemiskinan tersebut

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. MAKNA KEMISKINAN (Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. MAKNA KEMISKINAN (Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga) MAKNA KEMISKINAN (Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga) SKRIPSI Disusun oleh : CONITATUS ZULAICHAH 071211433043 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOIAL

Lebih terperinci

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sulitnya memperoleh lapangan kerja saat ini menimbulkan berbagai dampak mulai dari pengangguran, kemiskinan, hilangnya rasa percaya diri, dan stres. Bahkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi 219 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi Islam di Indonesia dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK Winda Yunitasari Prodi Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. 1 PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, tetapi

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI hanyalah yang tidak mengandung nilai-nilai yang berlawanan dengan nilai-nilai partai. Biasanya dalam sistem komunikasi seperti itu, isi media massa juga ditandai dengan sejumlah slogan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan lapangan pekerjaan yang sedikit maka biaya hidup seseorang adalah masalah terbesar yang sedang di hadapi oleh sebagian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

MAHARANI C. MANGGALA SOSIOLOGI FISIP UA 2016

MAHARANI C. MANGGALA SOSIOLOGI FISIP UA 2016 PEMILIHAN JODOH DI KALANGAN PENYANDANG DISABILITAS (Studi tentang Pemilihan Jodoh antara Pria Non Disabilitas dengan Wanita Disabilitas Anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Cabang Surabaya) Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan bukti bahwa pemerintah belum mampu mengatasi masalah pengangguran di dalam negeri. Fenomena ini tampil sebagai solusi

Lebih terperinci

Motif Kerja Wanita Sebagai Karyawan Lepas Pabrik Tembakau PT GMIT Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember

Motif Kerja Wanita Sebagai Karyawan Lepas Pabrik Tembakau PT GMIT Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember 1 Motif Kerja Wanita Sebagai Karyawan Lepas Pabrik Tembakau PT GMIT Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember WOMEN S WORKING MOTIF AS A FREELANCER OF TOBACCO FACTORY PT GMIT KLOMPANGAN KECAMATAN AJUNG

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann

Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann Kuliah ke-10 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D. a.wardana@uny.ac.id Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann Eksternalisasi Objektivasi Internalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah ikatan yang sedikit banyak berlangsung lama antar suami istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller merumuskan keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL

Lebih terperinci

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suami yang tidak bekerja di Surabaya, peran istri dalam meningkatkan perekonomian keluarga, penyebab istri bekerja, peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM DAMPAK PERAN GANDA DALAM PENDIDIKAN ANAK (STUDI PADA PEREMPUAN TUKANG OJEK DI BTN PAO-PAO PERMAI KABUPATEN GOWA) Agustina Jamal Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tanggung Jawab Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998 : 1006) tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa

Lebih terperinci

PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL Desty Dwi Kurnia desty.dwi.k@mail.ugm.ac.id Wiwik Puji Mulyani mulyaniwp@gmail.com Abstrak Desa Selopamioro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia adalah perempuan abad modern ini. Cita-cita para aktifis gerakan feminisme telah terwujud menjadi sosok-sosok perempuan tangguh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng nok, wuwung maupun genteng biasa bahkan genteng glasir. Pada tahu 1980an pabrik genteng mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa pembangunan sekarang ini sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus tujuan pembangunan. Produktivitas

Lebih terperinci

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKMANN. A. Pengaruh Fenomenologi Terhadap Lahirnya Teori Konstruksi Sosial

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKMANN. A. Pengaruh Fenomenologi Terhadap Lahirnya Teori Konstruksi Sosial BAB II KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKMANN A. Pengaruh Fenomenologi Terhadap Lahirnya Teori Konstruksi Sosial Teori konstruksi sosial merupakan kelanjutan dari pendekatan fenomenologi,

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Isu tentang peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional dewasa ini menjadi semakin penting dan menarik. Peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Keluarga menurut Ahmadi dan Uhbiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

Kontribusi Buruh Wanita Di Industri Perakitan Lampu Untuk Ekonomi Keluarga

Kontribusi Buruh Wanita Di Industri Perakitan Lampu Untuk Ekonomi Keluarga Kontribusi Buruh Wanita Di Industri Perakitan Lampu Untuk Ekonomi Keluarga (Studi Deskriptif Di Industri Perakitan Lampu Di Kelurahan Kedung Baruk, Kota Surabaya) Putri Luckytasari Prasetya Antropologi

Lebih terperinci

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL - PETER L. BERGER. gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Gagasan-gagasan pokok konstruktivisme

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL - PETER L. BERGER. gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Gagasan-gagasan pokok konstruktivisme BAB II KONSTRUKSI SOSIAL - PETER L. BERGER A. Teori Konstruksi Sosial Realitas Asal usul konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam aspek sifat, sikap, minat dan kepribadian sosial anak dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam aspek sifat, sikap, minat dan kepribadian sosial anak dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perkembangan anak terjadi proses perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan kepribadian sosial anak dengan lingkungan sekitarnya (Hidayat 2010:89).

Lebih terperinci

PERAN SOSIAL PEREMPUAN DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT

PERAN SOSIAL PEREMPUAN DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT PERAN SOSIAL PEREMPUAN DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT (Studi terhadap Buruh Industri Perempuan PT. Sekar Group di Desa Pucang, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo) SKRIPSI Disusun Oleh : PUTRI SEPTYANING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Hal ini terlihat dari peran sosial yang diikuti sebagian wanita dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

Makna Penggunaan Jilbab di Kalangan Mahasiswi Muslim yang Tidak Berjilbab

Makna Penggunaan Jilbab di Kalangan Mahasiswi Muslim yang Tidak Berjilbab Makna Penggunaan Jilbab di Kalangan Mahasiswi Muslim yang Tidak Berjilbab (Studi Deskriptif Pada Mahasiswi Fakultas Farmasi di Universitas Airlangga dan Mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris di Universitas

Lebih terperinci

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita

Lebih terperinci

Peran Perempuan Anggota Kampung Unggulan Kue Penjaringansari, dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Peran Perempuan Anggota Kampung Unggulan Kue Penjaringansari, dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Peran Perempuan Anggota Kampung Unggulan Kue Penjaringansari, dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Annisa Wira Setyati annisawira.s@gmail.com Departemen Antropologi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dan kasih sayang, Keluarga merupakan tempat yang pertama menerima anak

BAB V PENUTUP. dan kasih sayang, Keluarga merupakan tempat yang pertama menerima anak 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keluarga merupakan tempat dimana anak mendapatkan perlindungan dan kasih sayang, Keluarga merupakan tempat yang pertama menerima anak lahir ke dunia. Keluarga bertanggung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Suatu pengkajian tentang wanita dan kerja perlu dihubungkan dengan keadaan masyarakat pada umumnya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis moneter yang melanda Indonesia pada Tahun 1997 meningkatkan angka kemiskinan dan angka pengangguran. Jumlah penduduk miskin selama periode 1996-2006 berfluktuasi dari

Lebih terperinci

THE MEANING OF WORK TOWARDS MOTHER WHO HAS AUTISTIC CHILD (PHENOMENOLOGICAL STUDY) ANOLDY AGUS SAPUTRA Faculty of Psychology University of Diponegoro

THE MEANING OF WORK TOWARDS MOTHER WHO HAS AUTISTIC CHILD (PHENOMENOLOGICAL STUDY) ANOLDY AGUS SAPUTRA Faculty of Psychology University of Diponegoro THE MEANING OF WORK TOWARDS MOTHER WHO HAS AUTISTIC CHILD (PHENOMENOLOGICAL STUDY) By ANOLDY AGUS SAPUTRA Faculty of Psychology University of Diponegoro Anoldysaputra@gmail.com Karyonoundip@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA (Studi Kasus TPA Jaya Kartika Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar) Nur Ita Kusumastuti K8409045 Pendidikan Sosiologi Antropologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah terindah dan tak ternilai yang diberikan Tuhan kepada para orangtua. Tuhan menitipkan anak kepada orangtua untuk dijaga, dididik, dan

Lebih terperinci

PERAN GANDA PEREMPUAN PEDAGANG SAYURAN DALAM KELUARGA (STUDI KASUS PASAR BENTENG KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON)

PERAN GANDA PEREMPUAN PEDAGANG SAYURAN DALAM KELUARGA (STUDI KASUS PASAR BENTENG KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON) VOLUME 2 No.3 Oktober 2014 63 PERAN GANDA PEREMPUAN PEDAGANG SAYURAN DALAM KELUARGA (STUDI KASUS PASAR BENTENG KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON) MULTIPLE ROLES OF VEGETABLE TRADER WOMEN IN HOUSEHOLD (CASE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya tergantung pada keunggulan teknologi, sarana dan prasarana, melainkan juga tergantung pada kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

Fadilah et al., Pendapatan Wanita... 1 Pendapatan Wanita yang Berprofesi Sebagai Guru Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga (Studi Kasus Pada Guru PNS Wanita di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2013) Fike Hikmatul

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN MASALAH BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi, sekat pemisah antara pria dan wanita dalam bekerja semakin menipis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Konstruksi Gaya Hidup Vegetarian

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Konstruksi Gaya Hidup Vegetarian BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Konstruksi Sosial Gaya Hidup Vegetarian (Studi Fenomenologi Tentang Konstruksi Sosial Gaya Hidup Vegetarian), dapat

Lebih terperinci

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Noorfi Kisworowati F 100 050 234

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang tentunya memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. Sekarang ini, Indonesia banyak menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

PERAN GANDA PEREMPUAN PADA IBU BEKERJA DI DESA PAKEMBINANGUN, PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA

PERAN GANDA PEREMPUAN PADA IBU BEKERJA DI DESA PAKEMBINANGUN, PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA PERAN GANDA PEREMPUAN PADA IBU BEKERJA DI DESA PAKEMBINANGUN, PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Peran Ganda Perempuan... (Eka Puspitasari) 209 THE DUAL ROLE OF WOMEN IN WORKING MOTHERS IN PAKEMBINANGUN VILLAGE,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

SUSI RACHMAWATI F

SUSI RACHMAWATI F HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya manusia sudah melakukan komunikasi sejak ia dilahirkan. Manusia melakukan proses komunikasi dengan lawan bicaranya baik dilingkungan masyarakat,

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Komunikasi Massa sebagai system social dan pranata social. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI

Sosiologi Komunikasi. Komunikasi Massa sebagai system social dan pranata social. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: Sosiologi Komunikasi Komunikasi Massa sebagai system social dan pranata social Fakultas KOMUNIKASI Frenia T.A.D.S.Nababan Program Studi PUBLIC RELATION www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Basis Sosial

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) PALUPI CIPTONINGRUM I34050807 SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari kehidupan di negeri orang sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi seseorang, kecuali di sekitar tempat kediamannya tidak terdapat kesempatan kerja.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor. 1. Faktor-faktor penyebab perceraian pada Keluarga TKW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor. 1. Faktor-faktor penyebab perceraian pada Keluarga TKW BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa CItembong, kecamatan Bantarsari, kabupaten Cilacap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahanperubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA ASUH ANAK TKW. Yuli Candrasari, S.Sos., M.Si Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jawa Timur

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA ASUH ANAK TKW. Yuli Candrasari, S.Sos., M.Si Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jawa Timur POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA ASUH ANAK TKW Yuli Candrasari, S.Sos., M.Si Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jawa Timur Abstracts : Poverty becomes the primary reason people work as a migrant workers.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui BAB IV KESIMPULAN 4.1 Simpulan Hasil Analisis Novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi merekam fenomenafenomena atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui novelnya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepasang suami istri namun juga keinginan setiap anak di dunia ini, tidak seorang

BAB I PENDAHULUAN. sepasang suami istri namun juga keinginan setiap anak di dunia ini, tidak seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki keluarga yang utuh dan bahagia tidak hanya menjadi impian sepasang suami istri namun juga keinginan setiap anak di dunia ini, tidak seorang anakpun menginginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

Konstruksi Sosial Keluarga Tanpa Anak. (Studi Deskriptif Tentang Makna Keluarga Tanpa Anak dan Stigma yang Dialami Oleh

Konstruksi Sosial Keluarga Tanpa Anak. (Studi Deskriptif Tentang Makna Keluarga Tanpa Anak dan Stigma yang Dialami Oleh Konstruksi Sosial Keluarga Tanpa Anak (Studi Deskriptif Tentang Makna Keluarga Tanpa Anak dan Stigma yang Dialami Oleh Pasangan Suami Istri Tanpa Anak di Surabaya) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Hasil Dokumentasi Penelitian Bulan Juni Dan Juli 2008

Hasil Dokumentasi Penelitian Bulan Juni Dan Juli 2008 Hasil Dokumentasi Penelitian Bulan Juni Dan Juli 2008 Foto Perkebunan Sawit Milik PT.Socfindo Indonesia Yang Berada Di Daerah Mata Pao,Kabupaten Sergei Tempat Para Buruh/Karyawan Bekerja Yang Melaksanakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH (Studi Kasus Penyelenggaraan Pernikahan di KUA Kec. Mantingan Kab. Ngawi dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

FUNGSI ISTRI YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG OJEK(Studi Kasus : di Nagari Aia Gadang Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat)

FUNGSI ISTRI YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG OJEK(Studi Kasus : di Nagari Aia Gadang Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat) FUNGSI ISTRI YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG OJEK(Studi Kasus : di Nagari Aia Gadang Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat) ARTIKEL Vivi 12070061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Oleh : DEDI WIZANI NIM :

Oleh : DEDI WIZANI NIM : KELOMPOK WANITA TANI (STUDI KASUS PERAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DOMESTIK DAN KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN GUNUNG LENGKUAS KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan kota yang inovatif dan serba maju dalam aspek kehidupan sosial ternyata telah menimbulkan berbagai permasalahan didalamnya seperti, semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Beban Ganda Beban ganda wanita adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang wanita (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu

Lebih terperinci

GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1

GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1 GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1 Drs. Togiaratua Nainggolan, M.Si 2 ABSTRAK Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa para TKW melakukan migrasi ke luar negeri dengan meninggalkan keluarganya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Tujuan perkawinan adalah mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan, dan keturunan. Menikah dan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER CONSTRUCTION OF SOCIAL REALITY OF FASHION MULTI LEVEL MARKETING MEMBERS IN JEMBER CITY SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika seorang laki-laki dan perempuan bertemu dan berkenalan kemudian saling mengenal satu sama lain dan menemukan kecocokan diantara mereka, pasti mereka memutuskan

Lebih terperinci