BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi
|
|
- Inge Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan pilihan bagi individu. Dalam budaya Timur menjalani keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi seorang ibu rumah tangga ketika menikah. Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan yang semakin meningkat setiap tahunnya membuat peran tersebut menjadi berubah. Di era globalisasi ini wanita mulai menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Wanita modern masa kini memiliki lebih banyak pilihan dalam hidupnya. Para wanita berkesempatan untuk mengakses pendidikan yang lebih tinggi hingga ke jenjang perkuliahan yang membuat sebagian besar wanita memiliki ambisi dalam karir dan juga kesejahteraan keluarga ( Hal ini terlihat dari meningkatnya wanita lulusan Universitas. Berdasarkan tingkat pendidikan, wanita lulusan Universitas yang memilih bekerja meningkat pada tahun 2011 dan 2012 dari orang menjadi orang, sehingga lebih memungkinkan bagi seorang wanita untuk berkarier. ( 1
2 2 Peningkatan jumlah wanita yang bekerja ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran wanita untuk menyelesaikan sekolah sampai tingkat pendidikan tinggi, selain adanya keinginan untuk memperoleh kesetaraan dengan pria dalam mendapatkan pekerjaan. Disamping itu adanya tuntutan ekonomi dan keinginan untuk mengaktualisasikan diri serta eksistensi diri yang membuat para wanita memutuskan untuk bekerja. Hal ini terlihat pada Februari 2011 karyawati di DKI Jakarta sebanyak orang, kemudian Februari 2012 menjadi orang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan karyawati di DKI Jakarta pada Februari 2012 sebesar orang. ( Peran wanita dalam keluarga seperti yang kita ketahui pada umumnya adalah mengurus keluarga, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau lebih fokus untuk bekerja bagi keluarga di rumah. Sedangkan wanita karir memiliki kewajiban pekerjaan yang harus diselesaikan sebagai tuntutan dari kantor. Inilah risiko peran yang harus dikerjakan oleh wanita ketika berada dalam keluarga dan dalam pekerjaan. Ketika wanita mengetahui apa yang diinginkan dalam hidupnya, termasuk tahu bagaimana menghadapi berbagai risiko dari pilihan yang dibuatkan, ia akan mampu menjalani berbagai peran dan tanggung jawabnya. Setiap peran yang akan dijalankan memiliki harapan atas peran yang dijalaninya dari lingkungan. Harapan ini muncul dari pasangan, anak, keluarga, rekan kerja serta atasan. Harapan yang muncul atas setiap peran yang dijalankan merupakan sebuah tuntutan yang harus dipenuhi oleh para
3 3 wanita. Setiap tuntutan yang mulai untuk dipenuhi akan dievaluasi oleh lingkungannya. Jika harapan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka akan ada sanksi sosial yang akan diberikan oleh lingkungannya. Wanita modern yang memutuskan untuk menikah dan tetap mengejar karirnya mungkin akan menemui beberapa masalah. Masalah yang pertama adalah multi peran istri dalam keluarga, sebagai istri, ibu dan pengurus rumah tangga. Sedangkan sebagai seorang karyawati yang sudah berkeluarga, tugas dan peran mereka bertambah tidak hanya di rumah tetapi juga di kantor. Karyawati harus siap untuk menyelesaikan tugas tugas rumah tangga maupun kantor. Masalah yang kedua adalah ketika jabatan dan gaji istri yang lebih tinggi dibandingkan suaminya. Setiap keputusan yang diambil akan memiliki konsekuensinya yang memungkinkan untuk memicu tumbuhnya masalah.( Bekerja di sektor perbankan merupakan minat sebagian besar wanita Indonesia khususnya kota Jakarta. Fasilitas yang diberikan pun cukup banyak, terutama di Bank X seperti akses kesehatan, kendaraan dinas, rumah dinas, dan sebagainya. Meskipun demikian, bekerja di sektor perbankan ternyata cukup menyita waktu dan tenaga, namun fasilitas dan reward yang diberikan pun cukup sehingga membuat individu yang bekerja di sektor perbankan merasa sebanding dengan apa yang telah dikerjakan. Satu-satunya perusahaan yang menjadi pusat sektor perbankan di Indonesia adalah Bank X. Bank X merupakan Bank Sentral di Indonesia yang terdiri atas 23 Direktorat, 3 Unit Khusus dan 1 Satuan Kerja setingkat Biro. Bank X di
4 4 Jakarta memiliki jumlah karyawan sebanyak 3078 orang, dengan komposisi pria sebanyak 2133 orang dan wanita sebanyak 945 orang. Jumlah karyawati Bank X yang sudah menikah hingga tahun 2011 sebanyak 94,4% atau sebanyak 893 orang, diantara karyawati Bank X yang sudah memiliki anak hingga tahun 2011 sebanyak 816 orang. Bank X mempunyai tuntutan yang tinggi pada karyawannya. Hal ini dikarenakan Bank X merupakan Bank Sentral yang mempunyai visi menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil, serta menjawab tantangan dari dunia luar. Untuk mencapai visi yang dimilikinya Bank X memiliki misi, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Untuk memenuhi visi dan misinya, maka karyawan Bank X dituntut untuk memiliki SDM yang terus meningkat dalam segi kualitas dan juga fokus akan pekerjaannya. Salah satu bentuk tuntutan yang tinggi ini adalah tuntutan laporan setiap akhir bulan dan laporan akhir tahun dari seluruh kegiatan kantor cabang di seluruh Indonesia untuk menentukan laju perbankan Indonesia yang harus dikerjakan oleh karyawan pada setiap divisinya. Pembuatan laporan seperti ini membuat para pekerja menghabiskan waktu lebih panjang di kantor. Setelah membuat laporan tersebut akan diadakan rapat untuk membicarakan mengenai
5 5 laporan yang telah dikerjakan. Tuntutan pekerjaan ini menyita waktu dan tenaga yang dimiliki oleh karyawan Bank X khususnya yang sudah berkeluarga. Para karyawan sering mendapatkan tugas untuk pergi ke luar kota dalam jangka waktu minimal empat hari untuk sekali perjalanan. Mereka ditugaskan untuk bekerja di luar kota minimal dua kali dalam sebulan. Hal tersebut membuat para karyawati sering meninggalkan keluarganya untuk menyelesaikan tugasnya di luar kota. Adanya tuntutan untuk bekerja sebaik mungkin dengan kehadiran mereka di rumah bersama keluarganya membuatnya mengalami konflik akan peran yang dijalaninya. Salah satu elemen yang dihadapi dari kehidupan pekerjaan dan diluar pekerjaan adalah pengalaman konflik seseorang antara peran pekerjaan dan peran dalam keluarga. Contoh dari situasi ini adalah ketika karyawati mendapatkan tugas untuk ke luar kota disaat anak anaknya sedang dalam pekan ulangan. Sepanjang perjalanan menyelesaikan pekerjaannya para karyawati terus memikirkan keadaan anaknya. Berdasarkan hasil wawancara kepada sepuluh orang karyawati, sebanyak enam orang dari karyawati ini memiliki anak yang masih balita, sehingga saat berada di kantor para karyawati sering sekali menelepon ke rumahnya untuk memastikan keadaan anaknya. Kekhawatiran yang dirasakan cukup mengganggu para karyawati tersebut untuk fokus pada pekerjaan ataupun sebaliknya. Ketika karyawan tidak dapat menjalani tuntutan yang diberikan oleh Bank X tidak terpenuhi dengan baik, maka akan ada sanksi yang didapatkan oleh karyawati. Sanksi yang berlaku di Bank X yaitu sanksi ringan, sanksi
6 6 sedang dan sanksi berat. Sanksi ringan diberikan dalam bentuk surat peringatan tertulis dengan jangka waktu tiga sampai sembilan bulan. Sanksi sedang berupa penurunan gaji antara 5% hingga 15% dengan jangka waktu satu sampai tiga tahun. Serta sanksi berat berupa penurunan jabatan sebanyak tiga sampai lima grade atau pemberhentian dengan tidak hormat. Tingginya tuntutan kerja yang dihayati oleh karyawati Bank X membuat mereka merasa kelelahan dalam bekerja. Rasa lelah dalam bekerja ini membuat para karyawati ini merasa lelah ketika sampai rumah ataupun di kantor. Hal ini memunculkan keluhan dari pasangan, anggota keluarga lainnya, rekan kerjanya atau bahkan atasannya. Beberapa keluhan yang muncul dari atasan atau dari rekan kerjanya, seperti menurunnya kinerja, banyaknya kesalahan dalam mengerjakan laporan, kurang fokus dalam bekerja, lambatnya dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan seringnya ijjin keluar kantor. Sedangkan keluhan yang muncul dari keluarga adalah jarang ada di rumah, terlambatnya datang ke rumah, serta beberapa harapan yang muncul dari ruang lingkup keluarga yang sulit dipenuhi oleh karyawati. Keluhan yang memunculkan ketegangan bagi karyawati membuatnya mengalami kesulitan dalam mencapai kepuasan kerja dan pernikahan yang karyawati inginkan. Akan tetapi gaji yang besar, bonus setiap tahun yang besar, fasilitas yang diberikan oleh Bank X, tunjangan bagi keluarga, serta pengakuan dari masyarakat yang didapatkan oleh para pegawai Bank X membuat para karyawan memilih untuk bertahan bekerja di Bank X. Para
7 7 karyawati yang bekerja pun tidak jarang yang memiliki gaji serta tunjangan yang lebih besar dibandingkan dengan suaminya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Direktorat Sumber Daya Manusia, karyawati di Bank X memiliki masalah terlambat datang ke kantor, pulang lebih cepat dan jatah cuti tahunan yang minus. Sebanyak 30 orang dalam setahun melakukan konseling akan kesulitan menjalankan peran ganda, sehingga Direktorat SDM memberikan program baru yang bernama work-life balance. Work-life balance merupakan kegiatan yang dapat berupa pemberian izin kepada pegawai yang ingin berpartispasi dalam kegiatan non-kedinasan di luar Bank X, misalnya pada lembaga sosial, pendidikan atau keagamaan. Pelaksanaan work-life balance menjadi fokus perhatian Bank X selama beberapa tahun terakhir. Kesibukan kerja dan kemacetan lalu lintas dapat berdampak pada berkurangnya waktu untuk keluarga. Implementasi work life balance juga tercermin dari penerapan waktu kerja yang fleksibel, pemberian bantuan biaya perjalanan bagi karyawan kantor Bank X, penyediaan anggaran pelaksanaan gathering karyawan beserta keluarga, dana penyediaan sarana kebugaran serta instruktur beberapa jenis olahraga. Waktu kerja fleksibel bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja dan kualitas kehidupan pribadi karyawati karena memiliki fleksibilitas waktu kehadiran dan waktu kepulangan karyawati. Dengan demikian, karyawan yang memiliki keperluan pribadi pada pagi atau sore hari dapat mengatur jadwal kehadirannya sesuai dengan waktu kerja fleksibel. Saat ini, rentang waktu
8 8 maksimum yang diizinkan adalah 80 menit. Sedangkan waktu kerja fleksibel untuk unit kerja operasional yang pengaturan kerjanya dibagi berdasarkan shift ditetapkan oleh pemimpin satuan kerja masing-masing dengan maksimum rentang waktu yang sama. Namun ternyata setelah dilaksanakan selama setahun, hasilnya masih kurang efektif, diantaranya waktu kehadiran yang terlambat, waktu kepulangan yang cepat serta waktu istirahat yang telalu lama. Kelelahan dan ketegangan yang muncul di karyawati bisa memunculkan tekanan ke rumah demikian pula sebaliknya, kondisi seperti ini disebut sebagai work family conflict. Khan et al. dalam Greenhaus dan Beutell (1985) menyampaikan bahwa work-family conflict adalah konflik antar peran yang terjadi karena partisipasi individu untuk berperan dalam pekerjaan menjadi lebih sulit dengan adanya partisipasi untuk berperan di dalam keluarga dan begitu pula sebaliknya. Work Family Conflict memiliki tiga bentuk, yaitu Time Based Conflict, Strain Based Conflict dan Behavior Based Conflict. Work Family Conflict juga memiliki dua arah, yaitu Work Interfering with Family dan Family Interfering with Work. Berdasarkan hasil dari survey awal yang telah peneliti lakukan kepada sepuluh orang karyawati Bank X, delapan orang menyatakan bahwa mereka membawa pekerjaan ke rumah, sehingga pekerjaan rumah tidak dapat terselesaikan dengan baik. Kesibukan dalam bekerja menghabiskan waktu yang cukup banyak membuat mereka sulit untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu. Hal ini menunjukkan bahwa delapan orang karyawati Bank Indonesia mengalami konflik dari pekerjaan yang mempengaruhi
9 9 kehidupan keluarga (Work Interfering with Family). Sedangkan dua orang menyatakan bahwa mereka merasa sulit konsentrasi dalam bekerja ketika harus meninggalkan keluarganya berhari hari. Adanya kekhawatiran dari kedua karyawati akan pekerjaan rumah tangga yang ditingalkannya berhari hari. Hal ini menyatakan bahwa dua orang karyawati Bank X mengalami konflik dari keluarga yang mempengaruhi pekerjaan (Family Interfering with Work). Salah seorang manager wanita yang diwawancara merasa bahwa terkadang sikap tegasnya terbawa ke rumah. Hal ini membuat suami dan anakanaknya merasa seperti bawahan. Dia pun merasa tidak enak kepada suami dan anak-anaknya ketika bersikap seperti itu, tapi hal tersebut muncul tanpa disadarinya, terutama ketika dirinya merasa sangat lelah akan pekerjaan di kantornya. Karyawati lain menyampaikan bahwa tugasnya yang cukup banyak di kantor membuatnya kehilangan waktu bersama keluarganya. Hampir setiap hari pulang sekitar pukul karena perjalaan antara rumah dan kantor yang cukup jauh dan ditambah dengan keadaan kota Jakarta yang selalu macet pada saat jam pulang kantor. Saat sampai di rumah, ibu A hanya memiliki waktu satu jam bersama anak-anaknya. Ketika Ibu A diharuskan lembur, maka ia akan sampai rumah lebih malam lagi ditambah tugasnya yang harus ke luar kota dan meninggalkan keluarganya. Hal tersebut membuat dirinya sering merasa bersalah dengan suami dan anak-anaknya karena memiliki waktu yang singkat bersama dengan keluarganya.
10 10 Seorang karyawati bagian Y menceritakan bahwa dirinya memiliki masalah dengan atasannya. Atasannya kurang bersahabat dengan bawahannya. Hal ini membuat dirinya kurang nyaman berada di kantor. Kekesalan yang dirasakannya tidak bisa diungkapkannya di kantor, sehingga membuatnya membawa kekesalan tersebut ke rumah. Ia terkadang marah-marah terhadap keluarganya. Keesokan harinya barulah ia menyadari perilakunya dan merasa tidak enak dengan anggota keluarganya hingga akhirnya meminta maaf. Hal tersebut sering terjadi, ketika yang bersangkutan merasa stress atau kesal dengan urusan kantor, maka dia akan marah-marah dengan orang yang ada di rumah. Hal ini dirasakannya cukup mengganggu, namun itu terkadang berada di luar konttrol dirinya. Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan di atas, maka peneliti ingin melihat bagaimana work family conflict yang terjadi pada karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti ingin mengetahui seperti apakah derajat Work Family Conflict pada karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta.
11 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Untuk menggambarkan fenomena work family conflict pada karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk memeroleh gambaran mengenai derajat work family conflict yang terdiri dari enam dimensi, yaitu Time based WIF, Time based FIW, Strain based WIF, Strain based FIW, Behavior based WIF dan Behavior based FIW pada karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis - Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu bidang psikologi khususnya psikologi keluarga dan psikologi industri organisasi dalam memberikan informasi tentang Work Family Conflict pada karyawati yang sudah berkeluarga. - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dalam jenis bidang yang sama.
12 Kegunaan Praktis a. Bagi Lembaga Bank X Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada Bank X mengenai keadaan dari karyawati Bank X khususnya mengenai Work Family Conflict. b. Karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada karyawati Bank X Jakarta akan konflik yang dirasakannya. 1.5 Kerangka Pikir Setiap individu akan menjalani peran dalam kehidupannya. Menjalani dua peran bukanlah hal yang mudah dan memungkinkan terjadinya konflik peran. Khan et al.dalam Greenhaus & Beutell (1985), mendefinisikan konflik peran sebagai dua tekanan yang terjadi secara bersamaan, ketika pemenuhan pada satu sisi akan menyebabkan kesulitan pemenuhan yang lain. Para karyawati Bank X Jakarta hingga saat ini pernah mengalami konlik peran, dimana tuntutan pekerjaan dan keluarga datang secara bersamaan. Hal tersebut membuat salah satu kebutuhan sulit untuk dipenuhi. Interrole conflict adalah sebuah bentuk konflik peran yang muncul dari tekanan yang bertolakbelakang dari keikutsertaannya dalam peran-peran yang berbeda. Konflik terjadi pada orang yang fokus sebagai pekerja dan perannya sebagai istri atau ibu (Khan et al dalam Greenhaus & Beutell; 1985).
13 13 Berdasarkan Khan et al. dalam Greenhaus dan Beutell (1985), definisi work-family conflict adalah sebuah bentuk interrole conflict dimana tekanan peran yang berasal dari pekerjaan dan keluarga mengalami berbenturan. Dengan demikian, partisipasi untuk berperan dalam pekerjaan (keluarga) menjadi lebih sulit dengan adanya partisipasi untuk berperan di dalam keluarga (pekerjaan). Bagi seorang istri sekaligus ibu menjalani tuntutan yang muncul dari pekerjaan dan keluarga secara bersamaan akan menemui beberapa masalah. Setiap individu yang menjalani peran ganda pasti akan mengalami konflik. Greenhaus (1985), membedakan dua hal untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi work family conflict yaitu lingkup/area kerja dan keluarga, tetapi keduanya mempunyai kesamaan yaitu saling memberi tekanan. Tekanan yang muncul dari lingkup kerja bagi Karyawati Bank X adalah waktu kerja yang padat, adanya shift kerja, perjalanan kerja yang padat, pekerjaan yang berlebihan, role conflict, role ambiguity, dan harapan untuk bersikap objektif dan mampu menyimpan rahasia. Tekanan tersebut mungkin saja muncul dalam waktu yang bersamaan dan dirasakan oleh para karyawati Bank X Jakarta. Hal ini membuat para karyawati Bank X Jakarta bekerja sama dengan suami untuk membagi waktu antara urusan pekerjaan dan rumah tangga seperti ketika anak sakit maka istri akan meminta izin untuk tidak berangkat kerja ke kantor dan merawat anak yang sedang sakit, perjalanan yang padat dan pekerjaan yang berlebihan membuat karyawati Bank X Jakarta merasakan kelelahan di
14 14 pekerjaan sehingga istri kurang dapat melaksanakan pekerjaan rumah tangga di rumah, serta atasan atau perusahaan yang tidak mendukung yang membuat karyawati Bank X Jakarta harus bertingkahlaku sesuai dengan yang diharapkan oleh atasan atau perusahaan. Selain tekanan yang berasal dari lingkup kerja, muncul juga tekanan dari lingkup keluarga. Tekanan dari lingkup keluarga yang dirasakan oleh Karyawati Bank X adalah Lingkup/area keluarga: kehadiran anak yang masih balita dan remaja, dukungan dari suami, keluarga besar, konflik dalam keluarga, dukungan yang rendah dari pasangan, dan harapan untuk bersikap tehangat dan terbuka dalam keluarga. Hal ini membuat karyawati Bank X Jakarta masih harus memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak dibandingkan pekerjaan serta keberadaan anggota keluarga yang tidak mendukung membuat karyawati Bank X Jakarta kurang berkonsentrasi dalam pekerjaan karena memikirkan masalah keluarga yang dialami. Karyawati Bank X Jakarta yang tidak dapat memenuhi tanggung jawab dalam keluarga maupun di pekerjaan, dapat dikatakan bahwa karyawati Bank X Jakarta mengalami work family conflict yang tinggi. Sedangkan karyawati Bank X Jakarta yang dapat memenuhi tanggungjawab dalam keluarga maupun di pekerjaan, dapat dikatakan bahwa karyawati Bank X Jakarta mengalami work family conflict yang rendah. Menurut Greenhaus & Beutell (dalam Carlson, 2000) ada tiga bentuk dari Work Family Conflict, yaitu : Time-Based Conflict, Strain-Based Conflict, dan Behavior-Based Conflict. Time-Based Conflict merupakan suatu konflik
15 15 yang dialami ketika tekanan waktu menuntut pemenuhan suatu peran dan menghambat pemenuhan peran yang lain. Waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas disuatu peran membuat seseorang tidak bisa memenuhi tugas peran yang lain. Karyawati Bank X yang dalam setiap bulannya harus bekerja lembur dan menjalani tugasnya ke luar kota membuat mereka memiliki kesulitan meluangkan waktu untuk keluarganya. Dengan tuntutan tugas yang banyak pula terkadang saat sudah berada di rumah, karyawati masih suka memikirkan pekerjaan kantornya dan kurang fokus saat berada di rumah bersama keluarganya. Strain-Based Conflict muncul karena ketegangan atau kelelahan pada satu peran sehingga memengaruhi kinerja dalam peran yang lain, ataupun ketegangan di satu peran bercampur dengan pemenuhan tanggung jawab di peran yang lain. Karyawati Bank X yang mengalami kelelahan, sehingga saat sampai di rumah menjadi kurang perhatian pada suami dan anak-anaknya. Behavior-Based Conflict merupakan suatu konflik yang pola-pola pikiran dalam satu peran tidak sesuai dengan pola-pola perilaku yang lain. Konflik terjadi saat perilaku pada satu peran tidak mungkin dengan harapanharapan untuk peran lain. Karyawati Bank X yang mengalami peran ganda dan berbeda karakter terkadang salah satu perannya terbawa ke tempat lainnya, contohnya peran di kantor terbawa ke rumah atau sebaliknya. Menurut Gutek et al (dalam Carlson 2000) Work Family Conflict dapat muncul dalam dua arah, yaitu : Work Interfering with Family dan Family Interfering with Work. Work Interfering with Family (WIF) merupakan
16 16 konflik yang bersumber dari pekerjaan yang akan mempengaruhi kehidupan keluarga, misalnya karyawati Bank X Jakarta memiliki tugas yang banyak, baik itu tugas yang mewajibkan mereka lembur ataupun pergi ke luar kota meninggalkan keluarganya. Hal ini berpengaruh pada perilaku karyawati di rumahnya, seperti kurangnya memiliki waktu bersama dengan anak dan suami. Peran dan tugasnya sebagai ibu rumah tangga tidak dapat terselesaikan dengan baik. Family Interfering with Work (FIW) merupakan konflik yang bersumber dari keluarga yang akan mempengaruhi pekerjaan. Misalnya, karyawati Bank X Jakarta yang memiliki anak, ketika anak sedang sakit sedangkan pekerjaan di kantor tidak bisa ditinggal maka konsentrasi akan terbagi. Fokus perhatian karyawati tersebut lebih pada keadaan rumah dan hasilnya pekerjaan yang dikerjakan pun tidak dapat terselesaikan dengan baik. Menurut Gutek et all (dalam Carlson, 2000) jika ketiga bentuk work family conflict dengan kedua arah work family conflict akan menghasilkan enam dimensi work family conflict, yaitu : time based WIF, time based FIW, strain based WIF, strain based FIW, behavior based WIF dan behavior based FIW. Time based WIF adalah konflik yang berkaitan dengan tuntutan waktu pada peran dalam pekerjaan yang menghambat pemenuhan waktu pada peran dalam keluarga. Karyawati Bank X yang sering diberikan tugas lembur dan berangkat ke luar kota mengalami konflik karena sedikitnya waktu untuk memenuhi perannya sebagai ibu di rumah. Time based FIW merupakan konflik yang berkaitan dengan tuntutan waktu pada peran dalam keluarga
17 17 yang menghambat pemenuhan waktu pada peran sebagai pekerja. Tuntutan waktu di rumah yang lebih banyak untuk seorang ibu membuat karyawati Bank X datang terlambat dan pulang lebih cepat. Karyawati mengalami konflik karena akan merasa kesulitan dalam pemenuhan tuntutan waktu dalam perannya sebagai seorang karyawati Bank X Jakarta. Strain based WIF adalah konflik yang berkaitan dengan kelelahan dalam peran dalam pekerjaan yang menghambat pemenuhan tuntutan peran dalam keluarga. Tuntutan yang tinggi sebagai seorang karyawati Bank X membuat wanita merasa kelelahan, sehingga ketika menjalani perannya sebagai ibu di rumah membuatnya marah atau langsung istirahat di dalam kamar. Strain based FIW adalah konflik yang berkaitan dengan kelelahan dalam peran keluarga yang menghambat pemenuhan tuntutan peran dalam pekerjaan. Sebagai seorang ibu yang harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dari mulai bangun tidur hingga akan tidur membuat karyawati Bank Indonesia merasa kelelahan dan pekerjaan di kantornya menjadi terhambat. Behavior based WIF adalah konflik yang berkaitan dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam pekerjaan yang tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam keluarga. Karyawati Bank X Jakarta yag menjabat sebagai seorang manager dituntut memiliki sikap yang tegas, namun saat menjadi seorang ibu perilakunya lebih lembut. Hal ini membuat karyawati Bank X konflik akan pola perilaku akan kedua peran ganda yang dijalaninya. Behavior based FIW adalah konflik yang berkaitan dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam keluarga yang tidak sesuai dengan
18 18 tuntutan pola perilaku pada peran dalam pekerjaan. Karyawati Bank X yang menjalani perannya sebagai seorang ibu dalam rumahnya yang sering menasehati anaknya akan mengalami konflik ketika pekerjaannya sering menerima nasehat dari kepala bagianya karena pekerjaannya yang sering salah.
19 19 Faktor-faktor yang mempengaruhi : - Lingkup/area kerja: waktu kerja yang padat, adanya shift kerja, perjalanan kerja yang padat, pekerjaan yang berlebihan, role conflict, role ambiguity, dan harapan untuk bersikap objektif dan mampu menyimpan rahasia. - Lingkup/area keluarga: kehadiran anak yang masih balita dan remaja, dukungan dari suami, keluarga besar, konflik dalam keluarga, dukungan yang rendah dari pasangan, dan harapan untuk bersikap tehangat dan terbuka dalam keluarga. Karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta Work Family Conflict Tinggi Rendah - Time-based conflict WIF - Strain-based conflict WIF - Behavior-based conflict WIF - Time-based conflict FIW - Strain-based conflict FIW - Behavior-based conflict FIW Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pikir
20 Asumsi 1) Setiap karyawati Bank X Jakarta pernah mengalami Work Family Conflict dalam hidupnya. 2) Karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta yang mengalami work family conflict muncul dalam tiga bentuk, yaitu time-based conflict, strain-based conflict dan behavior-based conflict. 3) Karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta yang mengalami work family conflict muncul dalam dua arah, yaitu work interfering with family (WIF) dan family interfering with work (FIW). 4) Karyawati yang sudah berkeluarga di Bank X Jakarta yang mengalami work family conflict dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari area kerja dan area keluarga.
BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sudah banyak wanita yang bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing dan di berbagai macam perusahaan. Permintaan untuk karyawan wanita dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari masa ke masa, perbedaan waktu dan tempat mengelompokan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, 1998). Di Eropa, fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan keluarga dibagi oleh gender, dimana pria bertanggung jawab atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa abad yang lalu di sebagian besar masyarakat, tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dibagi oleh gender, dimana pria bertanggung jawab atas urusan-urusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sementara itu pada saat ini banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sementara itu pada saat ini banyak negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian antara suami dan istri, sikap saling percaya-mempercayai dan sikap saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidupnya. Dalam perkawinan diperlukan kematangan emosi, pikiran, sikap toleran, sikap saling pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini, laju peningkatan tenaga kerja di Indonesia sangat pesat. Peningkatan tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menggunakan sebagian besar waktunya. Meskipun berbeda, pekerjaan dan keluarga saling interdependent satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya saing dalam dunia usaha. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi abad ke dua puluh satu, ditandai dengan globalisasi ekonomi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia serta menuntut adanya efisiensi dan daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita yang ikut dalam aktifitas bekerja. Wanita sudah mempunyai hak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kebutuhan hidup individu semakin meningkat. Bekerja menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan individu. Aktifitas bekerja banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang menarik di banyak negara, termasuk negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita yang memilih bekerja telah menjadi fenomena yang menarik di banyak negara, termasuk negara-negara berkembang salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah faktor utama dalam kehidupan karena dengan tubuh yang sehat setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization, rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian, lebih banyak wanita/istri yang bekerja di luar rumah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap individu memiliki peran dalam menjalani kehidupan di berbagai area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai PT. X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini Kota Bandung telah menjadi salah satu dari sekian banyak kota di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Kota Bandung telah menjadi salah satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang menjadi tujuan wisata. Sejak tahun 2005, kegiatan usaha di bidang perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja dan berkeluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Bekerja adalah salah satu sarana atau jalan yang dapat dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan masyarakatnya dan menyebabkan kebutuhan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini kondisi ekonomi diberbagai negara terasa sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya dan menyebabkan kebutuhan hidup yang terus meningkat,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
62 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian untuk menjawab masalah penelitian dan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian. Disamping itu, akan dibahas pula
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor
BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA
BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor, salah satu diantaranya adalah faktor ekonomi keluarga. Hal ini terlihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini wanita mulai menyadari pentingnya kesejahteraan keluarga. Banyak wanita yang mulai bekerja karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al,1992). Pada umumnya masyarakat memandang bahwa bekerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami peningkatan maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga adalah unit sosial terkecil di masyarakat. Peran keluarga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Keluarga adalah unit sosial terkecil di masyarakat. Peran keluarga menjadi penting untuk dasar sosialisasi dari banyak hal yang harus dibekalkan pada anakanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu melakukan suatu aktivitas kerja, yang mana aktivitas tersebut terdapat di dalam perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole
BAB II LANDASAN TEORI A. Work-Family Conflict 1. Definisi Work-Family Conflict Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, terjadi pergeseran dari rumah tangga tradisional ke rumah tangga modern. Dalam rumah tangga tradisional terdapat pembagian tugas yang jelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki peran dalam dunia kerja. Wanita mulai mengecap pendidikan yang tinggi dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia, salah satunya adalah kota Bandung. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah suatu hubungan yang sah dan diketahui secara sosial antara seorang pria dan seorang wanita yang meliputi seksual, ekonomi dan hak serta tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan ritel sedang berkembang dengan maraknya belakangan ini. Retailer atau yang disebut dengan pengecer adalah pedagang yang kegiatan pokoknya melakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Komitmen Organisasi II.A.1. Definisi Komitmen Organisasi Streers dan Porter (1991) mengemukakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Dengan beralihnya peran gender ini, maka seorang wanita tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern, wanita tidak hanya melaksanakan akivitas dalam lingkungan kerja. Dengan beralihnya peran gender ini, maka seorang wanita tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, baik pria maupun wanita berusaha untuk mendapatkan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, baik pria maupun wanita berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan bekerja sebaik mungkin demi memenuhi kebutuhan hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam detikfinance (2 februari 2008), partisipasi wanita Indonesia di dunia kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan perkembangan dunia pekerjaan yang semakin maju dan kesempatan mengenyam pendidikan yang tinggi, membuat pria dan wanita mempunyai kesempatan
Lebih terperinci2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan keprihatinan tentang kesejahteraan psikologis perempuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja meningkat di seluruh dunia. Kecenderungan ini mengakibatkan transformasi dalam peran gender tradisional dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat banyak harga-harga kebutuhan rumah tangga, angkutan umum dan biaya rumah sakit semakin mahal,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI
48 BAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI 4.1 Gambaran Partisipan penelitian berdasarkan data partisipan Dalam bab 4 ini akan dipaparkan gambaran demografis partisipan, gambaran tingkat konflik kerja-keluarga dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Karir Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir. Namun wanita karir adalah wanita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala
Lebih terperinciBAB VIII PERAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. organisasi dengan bukti meningkatnya hubungan konflik kerja-keluarga yang
BAB VIII PERAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT 8.1 Pendahuluan Mencapai keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan komitmen berkeluarga berkembang menjadi kekhawatiran bagi karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan era modern ini, pemandangan wanita bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari budaya Timur yang pada umumnya peran
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab 5 ini, akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan diskusi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, saran-saran juga akan dikemukakan untuk perkembangan
Lebih terperinciPuji Hastuti F
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA KARIER DENGAN SIKAP KERJA NEGATIF ABSTRAKSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi Oleh : Puji Hastuti F 100
Lebih terperinciHubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X Arlinda Ashar 11511192 3PA09 Pembimbing : Marchantia Andranita, Mpsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pekembangan zaman yang modern di Indonesia, semakin memberikan kesempatan pada setiap perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada bidang-bidang pekerjaan yang sebelumnya jarang diminati oleh wanita.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Abad 20 merupakan titik tolak dimana wanita mulai mengambil posisi dan peranan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan yaitu di dunia kerja khususnya pada
Lebih terperinciPekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda)
Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda) Dengan hormat, Disela-sela kesibukan Anda, perkenankanlah saya mohon
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S1
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Pekerjaan Istri = Bekerja / Tidak Bekerja Apa pekerjaan Istri Anda? = Berapa jam perhari Istri bekerja = Usia Anak =...Tahun Pembantu Rumah Tangga = Punya / Tidak Punya (Lingkari Salah Satu) Dengan hormat,
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran work-family conflict (WFC) perawat wanita rawat inap I Rumah sakit X Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pengetahuan kepada anak didik (Maksum, 2016). pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Guru Guru merupakan salah satu profesi yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas pada bidang pendidikan. Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah. Dalam pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan lama. Karena salah satu sumber daya yang sangat penting yang. dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan sumber daya manusianya. Apabila perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segera setelah menyelesaikan pendidikan yang ditempuh. Menurut Anoraga (2009:11, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan suatu kewajiban yang harus dijalani oleh hampir seluruh individu segera setelah menyelesaikan pendidikan yang ditempuh. Menurut Anoraga (2009:11,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini permasalahan mengenai kerja dan interaksi keluarga menarik untuk diteliti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan mengenai kerja dan interaksi keluarga menarik untuk diteliti. Antara pekerjaan dan keluarga adalah dua ruang lingkup manusia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Pada saat ini tidak hanya suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selalu mengalami serangkaian perubahan yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut dinamakan perkembangan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. langsung akan berdampak pada adanya perubahan-perubahan di berbagai aspek
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi terjadi dengan sangat pesat. Berbagai permasalahan dalam bisnis dan ekonomi secara langsung akan berdampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk menghasilkan produktifitas kinerja yang baik dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk memberikan jasajasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menghabiskan sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga interdependent satu sama lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (2003), work-family conflict (WFC) merupakan suatu bentuk konflik peran
14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Work-Family Conflict (WFC) Work-family conflict (WFC) memiliki beberapa definisi. Menurut Triaryati (2003), work-family conflict (WFC) merupakan suatu bentuk konflik peran
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia, di bagian lain di muka bumi ini pun wanita sering kali menghadapi
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Peran wanita erat kaitannya dengan latar belakang kebudayaan dimana wanita itu berada serta kedudukannya dalam keluarga dan masyarakat. Bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu peran baru yang dimainkan oleh perempuan dewasa kini adalah peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, pekerja/buruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, perkembangan ekonomi yang terjadi begitu pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suami istri yang bersama-sama mencari nafkah (bekerja) untuk masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era globalisasi ini. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan individu yang memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang melanjutkan pendidikan ke sebuah perguruan tinggi. Menurut Kamus Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran sosial dimana dapat bekerja sesuai dengan bakat, kemampuan dan. antara tugasnya sebagai istri, ibu rumah tangga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman telah membawa perubahan terhadap peran wanita dari peran tradisional yang hanya melahirkan anak dan mengurus rumah tangga, menjadi peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kini menghadapi percepatan pembangunan dalam bidang ekonomi, teknologi, dan infrastruktur. Industrialisasi bangkit dalam skala global dengan melibatkan segala
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
56 6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi mengenai hasil penelitian, dan saran bagi penelitian di masa mendatang. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis
Lebih terperinciBAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family
BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT 7.1 Pendahuluan Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family conflict dirasakan oleh narasumber akibat bentroknya dua kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di era globalisasi sekarang ini menimbulkan berbagai macam perubahan, salah satu dari perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya peran kaum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1. Lembar Kuesioner KUESIONER PENELITIAN Depok, November 2012 Kepada Yth... Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan dibawah ini Nama : REINHAT NPM : 1006814465 Program Studi : Manajemen Bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menghabiskan sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga interdependent satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari tambahan penghasilan dari suami. Selain karena faktor ekonomi keluarga, wanita juga bisa mengekspresikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi, sekat pemisah antara pria dan wanita dalam bekerja semakin menipis
Lebih terperinciABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai Work- Family Conflict pada istri yang bekerja di Perusahaan X kota Bandung. Menurut Khan et al. (1964), Work-Family Conflict adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, sehingga masalah sumber daya manusia menjadi hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dijalani. Harapan ganda yang tidak tercapai dapat memicu konflik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu memiliki peran dalam kehidupannya. Peran yang dijalani berupa kumpulan perilaku yang dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang yang menempati posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. motif perilaku seseorang (Gibson et al., 1994). Teori atribusi mengacu pada
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi menjelaskan proses bagaimana menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (kesejahteraan psikologis) merupakan suatu kondisi tertinggi yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinci