PENDAHULUAN. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan atas hasil koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan terkait isu bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko Perekonomian menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dengan kementerian koordinator lainnya maupun dengan kementerian/lembaga lain terkait. Prinsip tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Kemenko Perekonomian, yaitu : a) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian, b) Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mewujudkan tujuan prioritas nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan bagian dari penyelenggara pemerintah yang mempunyai peran strategis terhadap tercapainya tujuan nasional khususnya di bidang perekonomian. Di dalam RPJMN , Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diarahkan untuk mendukung kegiatan prioritas nasional berupa: a. Menstabilkan situasi ekonomi makro dan memperkuat struktur ekonomi. b. Realokasi sumber daya untuk pemanfaatan yang lebih produktif, di bidang ekonomi terutama percepatan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan dan pembangunan industri, c. Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kepercayaan investor, serta Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

2 2 d. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi kemiskinan. Fokus kegiatan pada prioritas nasional tersebut memberikan posisi strategis Kemenko Bidang Perekonomian untuk memberikan rekomendasi kebijakan di bidang perekonomian kepada Presiden dan Kementerian yang ada berada dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Melalui tugas dan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian, Kementerian Koordinator melakukan rapat koordinasi/sinkronisasi, monitoring serta evaluasi terhadap suatu isu kebijakan perekonomian. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan arah kebijakan yang berkualitas dan efektif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan nasional Tema Outcome yang dicapai Dalam pelaksamaam tugas dan fungsinya Kementerian Koordinator Bidang perekonomian mempunyai tujuan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta mewujudkan kinerja organisasi yang baik. Tujuan tersebut merupakan upaya Kemenko Bidang Perekonomian memastikan pelaksanaan kebijakan/ program oleh sektor/lintas sektor di bidang ekonomi dijalankan dengan komitmen yang tinggi guna pencapaian kinerja perekonomian yang semakin baik dari waktu ke waktu. Upaya-upaya pencapaian kinerja perekonomian difokuskan pada target sasaran makro ekonomi yang dalam peta strategi kementerian memenuhi diantara: 1. Stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi; 2. Peningkatan Daya Saing; 3. Transformasi Industri dan; 4. Optimalisasi Hubungan Internasional. Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

3 3 AKUNTABILITAS KINERJA 1. Capaian Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Semester I Tahun dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing Indikator selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut akan diperoleh persentase pencapaian target. Capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada semester I Tahun disajikan dalam tabel sebagai berikut : SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi Tingkat Manajeman Kementerian 85 n 100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65 n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45 n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah) (e)=(d)/ (c/2) 100% 55% 110% 100% 61.5% 123% 3 3 BAIK (f) Rancangan Peraturan Perundang-undangan (RPPU) Baru atau Kebijakan Strategis Nasional Baru) Realisasi semester I : 22 buah Target dalam 1 tahun: 40 RPPU/Keputusan Strategis Rancangan Peraturan Perundang-undangan Perubahan atau Kebijakan Strategis Nasional yang bersifat merivisi kebijakan sebelumnya Realisasi semester I : 8 buah Target dalam 1 tahun : 13 RPPU/Keputusan Strategis Revisi Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian Realisasi semester I : 28 buah Target dalam 1 tahun : 79 peraturan/keputusan kementerian teknis 2. Analisis Capaian Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

4 4 Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Terwujudnya Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian adalah hasil yang dirasakan atas peraturan perundang-undangan baru yang disusun sebagai tindaklanjut rekomendasi kebijakan. Rancangan Peraturan Peraturan atau Keputusan Strategis dihasilkan melalui berbagai rapat Koordinasi dan Sinkronisasi dengan berbagai Kementerian terkait di bidang perekonomian. Indikator Utama Target Realisasi Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi 100% (40 RPPU/Keputu san Strategis ) 55% (22 RPPU/Keputus an Strategis ) 110% Pada tahun, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan sebanyak 40 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru dan sampai dengan semester I telah terealisasi sebanyak 22 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan. Adapun Rancangan Peraturan Perundang-Undangan yang telah dihasilkan dapat dilihat pada tabel di samping. Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

5 5 Sesuai dengan Roadmap/Peta Strategi Tahun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Sasaran Strategis serta Indikator Utama dikelompokkan ke dalam pemenuhan diantara 4 (empat) tema yaitu : (1) Stabilisasi dan Pertumbuhan Ekonomi; (2) Peningkatan Daya Saing; (3) Transformasi Industri dan; (4) Optimalisasi Hubungan Internasional. Capaian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian semester I tahun untuk SS1 bila dikelompokkan berdasarkan tema disajikan pada diagram di bawah ini. Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian Salah satu fungsi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah melakukan pengendalian kebijakan pemerintah melalui pemantauan, evaluasi, serta pengendalian penyusunan dan pelaksanaan kebijakan yang sudah berjalan. Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian merupakan implementasi fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian oleh K/L yang menghasilkan rekomendasi dan Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

6 6 berimplikasi pada Rancangan perubahan Peraturan Perundangan yang ada. Capaian kinerja semester 1 tahun untuk SS 2 adalah sebagai berikut : Indikator Utama Target Realisasi Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi 100% (13 RPPU/ Keputusan Strategis Revisi) 53.9% (7 RPPU/Keputusan Strategis Revisi) 108% Realisasi pengendalian kebijakan bidang ekonomi semester I adalah upaya bertahan dan menuju ke peningkatan kondisi perekonomian. Kemenko Bidang Perekonomian diamanatkan untuk mengintensifkan pelaksanaan deregulasi melalui Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) guna mempercepat upaya pemulihan perekonomian negara. Rancangan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang telah dihasilkan selama semester 1 disajikan berdasarkan tema dalam tabel berikut. Disusunnya rancangan peraturan perundangundangan tersebut ditujukan untuk menyempurnakan atau merubah peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan. Diharapkan dengan dilakukannya perubahan pada peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan, dapat menjawab tantangan dan permasalahan terkait isu strategis dalam bidang ekonomi Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

7 7 Salah satu peraturan yang sangat krusial untuk segera ditetapkan adalah revisi Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Hal ini disebabkan karena banyak pasal-pasal dalam UU no.4 yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi perekonomian saat ini. Revisi Undang-undang no. 4 tahun 2009 saat ini telah dilakukan pembahasan dan penyusunan rancangan revisi serta diharapkan dapat ditetapkan pada akhir tahun. Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik (Tindak lanjut Kementerian Teknis dalam mendukung Kebijakan Perekonomian) Untuk mencapai sasaran strategis 3, diukur dengan Indikator Utama yaitu Tingkat Manajeman Kementerian. Maksud dari manajeman kinerja Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian. Berbeda dengan indikator kinerja utama pertama dan kedua yang melihat batasan keberhasilan sasaran strategis melalui tersusunnya Rancangan Peraturan Perundang- Undangan atau Keputusan Strategis yang ditetapkan oleh Presiden, atau Menko Perekonomian maka pada IKU ketiga ini Kemenko Bidang Perekonomian diarahkan pada tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian, untuk merespon masalah-masalah perekonomian, seperti misalnya: perlambatan pertumbuhan ekonomi, depresiasi rupiah, implementasi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dan dinamika globalisasi ekonomi. Adapun pengklasifikasian Tingkat manajeman kinerja tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian Teknis/Sektor adalah sebagai berikut : Nilai Kategori 85 n 100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65 n<85 = 3 : Baik: (Hijau) 45 n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah) Nilai diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus. Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

8 8 Sampai dengan semester I Tahun, peraturan/keputusan kementerian teknis yang sudah ditetapkan sebanyak 28 peraturan/keputusan (target tahun adalah 79 peraturan/keputusan kementerian teknis). Perbandingan antara realisasi dengan target tersebut menunjukan bahwa capaian nilai tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada semester I adalah sebesar 70,8, sehingga Realisasi Indikator Utama ketiga ini adalah 3 (Baik) dari target yang telah ditetapkan sebelumnya 3 (baik). Sehingga capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk IKU ini adalah 100%. Peraturan/keputusan kementerian teknis yang telah ditetapkan sampai dengan semester 1 tahun adalah : Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

9 tingkat capaian kinerja 9 3. Perbandingan Capaian dengan periode sebelumnya Sebagai bahan perbandingan, capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada semester I Tahun dengan periode tahun sebelumnya (semester I Tahun 2015) disajikan pada tabel di bawah ini. 120% Perbandingan Capaian 100% 80% 60% 40% 20% 0% IKU 1 IKU 2 IKU 3 Semester I % 88% 100% Semester 1 110% 108% 100% Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada semester I tahun lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dengan Sasaran Strategis dan Indikator Utama (IKU) yang sama, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengalami peningkatan kinerja pada IKU 1 (Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi) dan IKU 2 (Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi). Realisasi capaian IKU Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada semester I Tahun telah memenuhi target yang ditetapkan, bahkan meningkat dari periode waktu tahun sebelumnya (capaian kinerja IKU Semester I Tahun 2015). Hal ini menunjukkan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara konsisten berupaya menjaga Perekonomian nasional dan dapat meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu. Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

10 dalam jutaan rupiah Keuangan Realisasi belanja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sampai dengan tanggal 31 Juli (berdasarkan penerbitan SP2D) adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 38,74% dari total pagu sebesar Rp ,-, dengan perincian per unit kerja sebagai berikut: % 60% 50% % 30% % % - 0% Pagu Realisasi Keuangan Keuangan adalah persentase penyerapan Anggaran yang dihitung berdasarkan Realisasi dibagi pagu. Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Interim-Semester I )

11 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

12 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN (Semester I) Unit : Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan SS (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya dan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi makro dan keuangan (10 Rekomendasi) koordinasi Persentase Indikator rekomendasi kebijakan di bidang ekonomi makro dan keuangan Target Realisasi Semester I 80% 90% 113% (f) 1. Penyusunan regulasi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VII (Insentif Pajak untuk Industri Padat Karya), yaitu : - Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun tentang Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai dari Pemberi Kerja dengan Kriteria Tertentu. 2. Penyusunan regulasi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XI (Dana Investasi Real Estat/DIRE), yaitu : - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan Real Estat Dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu. - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Insentif dan/atau Kemudahan Investasi oleh Pemerintah Daerah. 3. Pembahasan Usulan Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengenaan Cukai Terhadap Kemasan Plastik Minuman menindaklanjuti Surat Menteri Keuangan Nomor S-432/MK.010/ tanggal 27 Mei perihal Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengenaan Cukai Terhadap Kemasan Plastik Minuman kepada Presiden Republik Indonesia. 4. Tanggapan terhadap Permohonan Fasilitas Tax Allowance bagi PT Samsung Electronics Indonesia. 5. Masukan Terhadap Paraf Persetujuan pada Rancangan Instruksi Presiden tentang Optimalisasi Pemanfaatan Laporan Hasil Analisis dan Laporan Hasil Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. 6. Penyusunan basis data perekonomian (variabel) yang terbaharui secara periodik. 7. Revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) Sektor Keuangan. 8. Koordinasi penyusunan dokumen Strategi Nasional Keuangan Inklusif direncanakan untuk dipaparkan dihadapan Queen Maxima dalam kunjungan ke RI pada 30 Agustus sampai dengan 1 September. 9. Keputusan Komite Privatisasi tentang Program Privatisasi Tahun Nomor : Rakor tanggal 29 Januari.

13 SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya pengendalian Presentase rekomendasi pelaksanaan kebijakan di pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi makro dan bidang ekonomi makro dan keuangan (10 keuangan Rekomendasi) 80% 70% 175% 1. Pemantauan Realisasi APBN dan APBNP Tahun. (f) 2. Evaluasi Pelaksanaan Ketentuan Fasilitas Tax Allowance sebagaimana amanat Pasal 6 PP Nomor 18 Tahun Penilaian TPID Terbaik dan Berprestasi Tahun Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM nomor S-110/M.EKON/05/ tanggal 13 Mei tentang Penyusunan Pedoman Pelaksanaan KUR Sektoral kepada 11 Menteri dan 2 Kepala Badan. 5. Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM nomor S-112/M.EKON/05/ tanggal 13 Mei tentang Fokus Penyaluran KUR kepada Gubernur Provinsi Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat; Kementerian Keuangan; Kementerian Koperasi dan UKM; dan 19 Direksi Bank Pelaksana KUR. 6. Surat Menko Perekonomian perihal Pinjaman Komersial Luar Negeri PLN (Persero) Nomor : S-68/M.EKON/03/ tanggal 24 Maret. 7. Surat Menko Perekonomian perihal Pinjaman Komersial Luar Negeri PT SMI (Persero) Nomor : S-113/M.EKON/06/ tanggal 13 Mei.

14 SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya perluasan Tercapainya target akses pembiayaan bagi penyaluran kredit Usaha Mikro dan Kecil berpenjaminan Kredit (UMK) Usaha Rakyat/KUR (dalam rupiah) Rp. 100 Triliun Rp ,- 109,54% (f) 1. Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanggal 11 Februari dalam rangka membahas skema KUR Menengah (dengan plafon diatas Rp 500 juta - Rp 2 miliar). 2. Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanggal 29 Maret dalam rangka membahas skema KUR untuk sektor pertanian dan koperasi sebagai penyalur KUR 3. Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanggal 24 Juni dalam rangka membahas usulan perubahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2015 jo. 13 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR 4. Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM nomor S-111/M.EKON/05/ tanggal 13 Mei tentang Pelaksanaan KUR Triwulan I Tahun kepada Presiden RI. 5. Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor S- 68/D.I.M.EKON/05/ tanggal 31 Mei tentang Relaksasi Aturan SIKP kepada Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. 6. Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor S- 49/D.I.M.EKON/05/ tanggal 4 Mei tentang Kajian Subsidi Bunga KUR Super Mikro, kepada Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

15 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEMESTER I TAHUN Unit : Asisten Deputi Fiskal SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) (f) Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Fiskal Persentase rekomendasi kebijakan yang terkait dengan bidang fiskal yang ditindaklanjuti 80% 100% 125% 1). Penyusunan regulasi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VII (Insentif Pajak untuk Industri Padat Karya), yaitu : - Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun tentang Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai dari Pemberi Kerja dengan Kriteria Tertentu. 2). Penyusunan regulasi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XI (Dana Investasi Real Estat/DIRE), yaitu : - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan Real Estat Dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu. - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Insentif dan/atau Kemudahan Investasi oleh Pemerintah Daerah. 3). Pembahasan Usulan Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengenaan Cukai Terhadap Kemasan Plastik Minuman menindaklanjuti Surat Menteri Keuangan Nomor S-432/MK.010/ tanggal 27 Mei perihal Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengenaan Cukai Terhadap Kemasan Plastik Minuman kepada Presiden Republik Indonesia. 4). Tanggapan terhadap Permohonan Fasilitas Tax Allowance bagi PT Samsung Electronics Indonesia. 5). Masukan Terhadap Paraf Persetujuan pada Rancangan Instruksi Presiden tentang Optimalisasi Pemanfaatan Laporan Hasil Analisis dan Laporan Hasil Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

16 Realisasi SS Indikator Target Semester I (a) (b) (c) (d) (e) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan yang terkait dengan bidang fiskal yang ditindaklanjuti Layanan dukungan administrasi kegiatan dan tata kelola pada Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan 80% 60% 150% 1 Laporan 1 Laporan 100% (f) 1). Pemantauan Realisasi APBN dan APBNP Tahun. 2). Evaluasi Pelaksanaan Ketentuan Fasilitas Tax Allowance sebagaimana amanat Pasal 6 PP Nomor 18 Tahun ). Updating perkembangan isu perekonomian terkini : - Pengaruh Brexit Terhadap Perekonomian Global dan Perekonomian Nasional. - Kebijakan Fiskal Dalam Rangka Meningkatkan Daya Beli Masyarakat. - Optimalisasi Penerimaan Perpajakan Tahun. 1). Draft Laporan Capaian IKU Semester I. 2). Renja Tahun ). TOR RAB ). Laporan Hasil Rakor Menko Perekonomian Tahun. 5). Laporan Hasil Rakor Evaluasi Persiapan Penilaian RB Tahun.

17 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) Terwujudnya kebijakan yang terkait dengan bidang moneter dan neraca pembayaran (5 rekomendasi) rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan yang terkait dengan bidang moneter dan neraca pembayaran yang ditindaklanjuti 80% 100% 125% (f) 1). Rekomendasi upaya mempersempit defisit transaksi berjalan melalui kajian terkait transportasi barang. 2). Penyusunan basis data perekonomian (variabel) yang terbaharui secara periodik. 3). Penyusunan publikasi ekonomi mingguan dan booklet statistik triwulanan. 4). Komunikasi yang efektif dan efiisien dengan TPID di daerah dengan memanfaatkan Website Pokjanas TPID dan Video Conference WEBEX. 5). Penguatan kerjasama dengan pelaku pasar keuangan dalam rangka pemantauan pasar keuangan.

18 SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) (f) Terwujudnya pengendalian kebijakan yang terkait dengan bidang moneter (inflasi), 5 rekomendasi rekomendasi Persentase pelaksanaan rekomendasi Terwujudnya pengendalian kebijakan yang terkait dengan kebijakan remitansi, pembiayaan dan asuransi TKI (5 rekomendasi)* hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan yang terkait dengan bidang moneter (inflasi) yang ditindaklanjuti rekomendasi Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan yang terkait dengan kebijakan remitansi, pembiayaan dan asuransi TKI yang ditindaklanjuti 80% 100% 125,00% 1). Addendum Perjanjian Kerjasama (PKS) Pokjanas TPID. 2). Sinergi Pokjanas TPID dengan KKPU dan POLRI (arahan Rakornas VI TPID 2015). 3). Penilaian TPID Terbaik dan Berprestasi Tahun ). Pengoperasian Sekretariat Pokjanas TPID di Kantor Kemenko Perekonomian Jl. Medan Merdeka Barat No. 7. 5). Rekomendasi SOP Operasi Pasar dan Pasar Murah serta Pasar Lelang Komoditas bersama tim TPI dan Pokjanas TPID. 80% 20% 50% 1). Peningkatan peran dalam Employment Working Group G20. *: Bidang tersebut sudah tidak ditangani keasdepan sejak nomenklatur baru yaitu Asdep Moneter, Neraca Pembayaran dan Perluasan Kesempatan kerja berubah menjadi asdep Moneter dan Neraca Pembayaran.

19 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEMESTER I TAHUN Unit : Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Daerah & Sektor Riil SS (a) (b) (c) (d) (e) Terwujudnya kebijakan yang terkait dengan bidang ekonomi daerah dan sektor riil (3 rekomendasi) rekomendasi Persentasi Indikator rekomendasi kebijakan yang terkait dengan bidang ekonomi daerah dan sektor riil yang ditindaklanjuti Target Realisasi Semester I 80% 67% 167% (f) 1). Pengembangan UMKM Melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT). 2). Revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) Sektor Keuangan. Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan pengendalian pelaksanaan kebijakan yang terkait dengan kebijakan yang terkait dengan pengembangan ekonomi pengembangan ekonomi daerah daerah (3 rekomendasi) yang ditindaklanjuti 80% 33% 83% 1). Buku Kumpulan Peraturan Terkait Ease of Doing Business (EoDB).

20 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan SS Terwujudnya rekomendasi kebijakan yang terkait dengan bidang PMLK (5 rekomendasi) Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) Persentasi 80% 100% 125% rekomendasi kebijakan yang terkait dengan bidang PMLK yang ditindaklanjuti (f) 1). Koordinasi penyusunan KMK No. 287/KMK.02/ tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran Subsidi Bunga KUR. 2). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan KUR Nomor S- 67/D.I.M.EKON/05/ tanggal 31 Mei tentang Acuan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan KUR Sektoral, sebagai tindak lanjut sektor pertanian, kelautan dan perikanan, industri, jasa konstruksi, penempatan TKI, penyusunan petunjuk Sistem Informasi Kredit Program, penyusunan database UMKM. 3). Koordinasi penyusunan petunjuk teknis KUR sektor kelautan dan perikanan dan ditindaklanjuti dengan Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan KUR Nomor S-67/D.I.M.EKON/05/ tanggal 31 Mei tentang Acuan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan KUR Sektoral. 4). Koordinasi penyusunan dokumen Strategi Nasional Keuangan Inklusif direncanakan untuk dipaparkan dihadapan Queen Maxima dalam kunjungan ke RI pada 30 Agustus sampai dengan 1 September. 5). Koordinasi pengendalian penyaluran KUR Berorientasi Ekspor (KURBE) dengan LPEI.

21 SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) Terwujudnya Persentase hasil 80% 100% 125% rekomendasi rekomendasi pengendalian pengendalian pelaksanaan kebijakan pelaksanaan yang terkait dengan kebijakan di bidang bidang PMLK (5 PMLK yang rekomendasi) ditindaklanjuti (f) 1). Rapat Teknis dalam rangka penetapan plafon penyaluran KUR tahun dan ditindaklanjuti dengan Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor S- 70/D.I.M.EKON/06/ tanggal 7 Juni tentang Pengaturan Plafon KUR Tahun. 2). Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM nomor S- 110/M.EKON/05/ tanggal 13 Mei tentang Penyusunan Pedoman Pelaksanaan KUR Sektoral kepada 11 Menteri dan 2 Kepala Badan. 3). Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM nomor S- 112/M.EKON/05/ tanggal 13 Mei tentang Fokus Penyaluran KUR kepada Gubernur Provinsi Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat; Kementerian Keuangan; Kementerian Koperasi dan UKM; dan 19 Direksi Bank Pelaksana KUR. 4). Workshop Sistem Informasi Kredit Program dalam rangka Mendukung Program KUR di 6 Provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi dan ditindaklanjuti dengan Nota Dinas Asdep Pasar Modal dan Lembaga Keuangan kepada Deputi I Nomor ND- 55/D.I.M.EKON.4/02/ tentang Laporan Woorkshop SIKP 5). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan tentang permohonan username dan password bagi 29 Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia kepada Dirjen Perbendaharaan

22 SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) Terwujudnya Persentase hasil 80% 180% 144% rekomendasi rekomendasi kebijakan pembiayaan kebijakan KUR usaha mikro dan kecil (5 rekomendasi) (f) 1). Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanggal 11 Februari dalam rangka membahas skema KUR Menengah (dengan plafon diatas Rp 500 juta - Rp 2 miliar) 2). Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanggal 29 Maret dalam rangka membahas skema KUR untuk sektor pertanian dan koperasi sebagai penyalur KUR 3). Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanggal 24 Juni dalam rangka membahas usulan perubahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2015 jo. 13 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR. 4). Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM nomor S- 111/M.EKON/05/ tanggal 13 Mei tentang Pelaksanaan KUR Triwulan I Tahun kepada Presiden RI. 5). Rapat Koordinasi Teknis tentang penambahan penyalur KUR (perusahaan pembiayaan dan koperasi). Saat ini tengah disusun revisi Pedoman Pelaksanaan KUR yang mengatur mekanisme penambahan penyalur dan penjamin KUR. 6). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor S-68/D.I.M.EKON/05/ tanggal 31 Mei tentang Relaksasi Aturan SIKP kepada Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

23 SS Indikator Target Realisasi Semester I (a) (b) (c) (d) (e) (f) 7). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor S-49/D.I.M.EKON/05/ tanggal 4 Mei tentang Kajian Subsidi Bunga KUR Super Mikro, kepada Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. 8). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor S-48/D.I.M.EKON/05/ tanggal 4 Mei tentang Rekomendasi dan Kesehatan PT. PNM (Persero) kepada Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK. 9). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM mengenai rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Program KUR tahun Semester I 2015.

24 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Badan Usaha Milik Negara SS Indikator (a) (b) (c) (d) (e) Terwujudnya Persentasi rekomendasi kebijakan rekomendasi kebijakan yang terkait dengan yang terkait dengan bidang BUMN (5 bidang BUMN yang rekomendasi) ditindaklanjuti Terwujudnya Persentase hasil rekomendasi pengendalian rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan pelaksanaan kebijakan yang terkait dengan di bidang BUMN yang bidang BUMN (5 ditindaklanjuti rekomendasi) Target Realisasi Semester I 80% 60% 150% 80% 80% 100% (f) 1). Keputusan Komite Privatisasi Nomor : Rakor tentang Program Tahunan Privatisasi Tahun, Tanggal 29 Januari. 2). Surat Menko Perekonomian kepada Presiden Nomor : S- 33/M.EKON/02/ perihal Laporan Pelaksanaan Privatisasi Perusahaan Perseroan Tahun 2015, Tanggal 12 Februari. 3). Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan kepada Deputi Infrastruktur Bisnis Nomor : S- 18/D.I.M.EKON/02/ perihal Penyampaian Masukan Terkait Revisi Ketentuan PKBL, Tanggal 8 Februari. 1). Surat Menko Perekonomian Nomor : S-68/M.EKON/03/ perihal Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tanggal 24 Maret. 2). Surat Menko Perekonomian Nomor : S- 113/M.EKON/06/ perihal Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Tanggal 13 Mei. 3). Surat Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Nomor : S-51/D.I.M.EKON/05/ perihal Jawaban atas pertanyaan Ijin PKLN PT. PLN, Tanggal 16 Mei. 4). ND Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Nomor : ND-88/D.I.M.EKON/06/ kepada Sesmenko perihal Pendapat atas RPP PMN PT. Pelindo IV, Tanggal 07 Juni.

25 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

26 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Pangan dan Pertanian Persentase hasil rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pangan dan pertanian yang diselesaikan 100% % 1. Verifikasi lahan pangan dan pertanian 2. Fleksibilitas HPP gabah/beras 3. Revitalisasi data pangan dan pertanian 4. Perpres penugasan Perum Bulog (48/) 5. Kebijakan Restrukturisasi Industri Perunggasan Nasional 6. Rancangan Perpres roadmap pengembangan industri rumput laut nasional Penguatan ISPO dengan penyusunan Perpres baru 8. Kebijakan stabilisasi pasokan dan harga bawang merah 9. Kebijakan peningkatan pemanfaatan karet alam di dalam negeri. 10. Kebijakan pemberdayaan petani karet dengan hortikultura dan ternak 11. Kebijakan irigasi lahan 12. Kebijakan penyusunan benih GMO 13. Penyusunan Perpres LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) 14. Konsep model bisnis penggemukan sapi potong dengan pemanfaatan KUR 15. Penyusunan KUR Sektor Pertanian 16. Konsep model kelembagaan penyuluhan PPPK di daerah 17. Penyusunan Pembentukan BLU Riset Perkebunan dan Hortikultura Indonesia

27 SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan Pangan dan Pertanian Persentase kebijakan bidang Pangan dan Pertanian yang terimplementasi 100% % 1. Kebijakan pengendalian impor pangan 2. Kebjakan stabilisasi pasokan dan harga pangan 3. Penetapan kebijakan harga referensi komoditas pangan 4. Kebijakan pemasukan karkas, daging, jeroan dan/atau olahannya ke dalam wilayah negara RI (Permentan 34/) 5. Kebijakan pengembangan industri rumput laut 6. Kebijakan pasokan dan harga ikan 7. Revisi Perpres Gula sebagai barang pengawasan (Perpres 57 tahun 2004) 8. Kebijakan moratorium perizinan perusahaan kelapa sawit (Inpres 10 tahun 2012.) 9. Kebijakan evaluasi produksi biji kakao 10. Kebijakan penyediaan lahan sawah 11. Kebijakan penggunaan pupuk organik dan labelisasi produk pupuk organik 12. Kebijakan pengembangan lahan di KEK Merauke 13. Deregulasi Perpres DNI Bidang Pangan dan Pertanian

28 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Pangan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya penyiapan koordinasi dan Persentase hasil rekomendasi koordinasi sinkronisasi kebijakan pangan (1 dan sinkronisasi kebijakan pangan yang dokumen) diselesaikan Terwujudnya pengendalian Persentase kebijakan bidang pangan pelaksanaan kebijakan pangan (1 yang terimplementasikan dokumen) Terwujudnya layanan dukungan Jumlah layanan dukungan administrasi administrasi kegiatan dan tata kelola kegiatan dan tata kelola pada Deputi pada Deputi Bidang Koordinasi Bidang Koordinasi Pangan dan Pangan dan Pertanian (1 dokumen) Pertanian 100% 50% 100% - Verifikasi lahan pangan dan pertanian - Fleksibilitas HPP gabah/beras - Revitalisasi data pangan dan pertanian - Perpres penugasan Perum Bulog (48/) 100% 50% 100% - Kebijakan pengendalian impor pangan - Kebjakan stabilisasi pasokan dan harga pangan - Penetapan kebijakan harga referensi komoditas pangan 12 bulan 6 bulan 100% - Penyusunan Lakip - Penyusunan laporan triwulan - Penyusunan Resntra Penyusunan RKKL Penyusunan konsep Quick win dan IKU - Pemberian pelayanan administrasi keuangan, kepegawaian, dan kesejahteraan pegawai

29 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya penyiapan koordinasi dan Persentase hasil rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan peternakan dan sinkronisasi kebijakan peternakan dan perikanan yang perikanan (1 dokumen) diselesaikan 100% 50% 100% - Kebijakan Restrukturisasi Industri Perunggasan Nasional - Rancangan Perpres roadmap pengembangan industri rumput laut nasional Konsep usulan impor indukan sapi perah dalam rangka peningkatan produksi susu nasional Terwujudnya pengendalian pelaksanaan Persentase kebijakan bidang peternakan dan kebijakan peternakan dan perikanan (1 perikanan yang terimplementasikan dokumen) 100% 25% 50% - Kebijakan pemasukan karkas, daging, jeroan dan/atau olahannya ke dalam wilayah negara RI (Permentan 34/) - Kebijakan pengembangan industri rumput laut - Kebijakan pasokan dan harga ikan

30 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Perkebunan dan Hortikultura SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perkebunan dan hortikultura (1 dokumen) Persentase hasil rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perkebunan dan hortikultura yang diselesaikan 100% 50% 100% 1. Penguatan ISPO dengan penyusunan Perpres baru 2. Kebijakan stabilisasi pasokan dan harga bawang merah 3. Kebijakan peningkatan pemanfaatan karet alam di dalam negeri. 4. Kebijakan pemberdayaan petani karet dengan hortikultura dan ternak Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan perkebunan dan hortikultura (1 dokumen) Persentase kebijakan bidang perkebunan dan hortikultura yang terimplementasikan 100% 50% 100% 1. Revisi Perpres Gula sebagai barang pengawasan (Perpres 57 tahun 2004) 2. Kebijakan moratorium perizinan perusahaan kelapa sawit (Inpres 10 tahun 2012.) 3. Kebijakan evaluasi produksi biji kakao

31 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian (1 dokumen) Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian (1 dokumen) Persentase hasil rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian yang diselesaikan Persentase kebijakan bidang prasarana, sarana pangan dan pertanian yang terimplementasikan 100% 50% 100% 1. Kebijakan irigasi lahan 2. Kebijakan penyusunan benih GMO 3. Penyusunan Perpres LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) 100% 50% 100% 1. Kebijakan penyediaan lahan sawah 2. Kebijakan penggunaan pupuk organik dan labelisasi produk pupuk organik 3. Kebijakan pengembangan lahan di KEK Merauke

32 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Agribisnis SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c) (f) Terwujudnya penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan agribisnis (1 dokumen) Persentase hasil rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan agribisnis yang diselesaikan 100% 50% 100% 1. Konsep model bisnis penggemukan sapi potong dengan pemanfaatan KUR 2. Penyusunan KUR Sektor Pertanian 3. Konsep model kelembagaan penyuluhan PPPK di daerah 4. Penyusunan Pembentukan BLU Riset Perkebunan dan Hortikultura Indonesia Terwujudnya pengendalian Persentase kebijakan bidang agribisnis yang pelaksanaan kebijakan agribisnis (1 terimplementasikan dokumen) 100% 50% 100% Deregulasi Perpres DNI Bidang Pangan dan Pertanian

33 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

34 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengelolaan energi, sumber daya alam dan lingkungan hidup Persentase rancangan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup yang diselesaikan 100% 54,60% 109,20% Regulasi yang telah dan sedang dikoordinasikan antara lain : -Perpres No. 40 th tentang Penetapan Harga Gas Bumi -RPerpres Tata Kelola Gas (masih dalam proses) -Persiapan Pembangunan kilang Bontang dan kilang Tuban -Perpres 4/ Percepatan Pembangunan Infrstruktur Ketenagalistrikan -RPP Panas Bumi (dalam proses) -Koordinasi Pembangunan Pembangkit 35 GW -Revisi Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara -Renegosiasi KK dan PKP2B, -Kebijakan peningkatan nilai tambah mineral -RPerpres Penggunaan Lahan di Kawasan Hutan -RInpres Moratorium Ijin Perkebunan Kelapa Sawit -RPerpres Kelembagaan Operasional Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan -Perpres 18/ Percepatan Pembangunan Listrik Sampah Kota Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup Meningkatnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap kebijakan baru Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) Persentase kebijakan bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup yang terimplementasikan Persentase pemahaman pemangku kepentingan terhadap kebijakan baru EITI 100% 48,60% 97,20% 90% 30% 67% -RPerpres Kebijakan Pengelolaan Sampah Nasional. -RPP Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup Pengendalian kebijakan bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup yang dilaksanakan : -Peninjauan Harga BBM secara berkala, -Evaluasi penetapan harga gas LPG tabung 3 kg -Pembebasan tanah untuk proyek PLTU Batang -Penyelesaian permasalahan PLTU Mulut Tambang -Penyelesaian Permasalahan Lahan PLTA Asahan III -Penyelesaian divestasi saham perusahaan pertambangan -Kebijakan tata cara pemberian Izin Khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara (Permen ESDM No 32 Tahun Kebijakan pengecualian penggunaan LC untuk ekspor barang tambang (Revisi Permendag 67 Tahun 2015) -Revisi PerMen LHK 16/2014 tentang IPPKH untuk Kegiatan Survei/Eksplorasi -Revisi PerMenDag 89/2015 tentang Ketentuan Ekspor Industri Kehutanan danpermendag 35/2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan Penyusunan rancangan road map transparansi beneficial ownership (pemilik manfaat) perusahaan tambang.

35 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Produktivitas Energi SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2 ) (f) Terwujudnya koordinasi kebijakan Persentase rekomendasi kebijakan di bidang Produktivitas 100% 60% 120% Koordinasi kebijakan bidang Produktivitas Energi yang telah dilakukan: RPerpres bidang Produktivitas energi (3 energi yang terimplementasikan Penetapan Harga Gas Bumi (telah ditetapkan Perpres 40/), RPerpres Tata Rekomendasi) Kelola Gas (masih dalam proses pembahasan), Proses Pembangunan kilang Bontang dan kilang Tuban. Terwujudnya pengendalian kebijakan bidang Produktivitas energi (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang Produktivitas energi 100% 55% 110% Pengendalian kebijakan bidang Produktivitas Energi yang telah dilakukan : Peninjauan Harga BBM secara berkala, Evaluasi penetapan harga gas LPG tabung 3 kg, Penyelesaian Tumpang Tindih Lahan Kilang Tuban dengan peruntukan lainnya, dukungan Kemenkeu Bagi Kerjasama Pemerintah & Badan Usaha Kilang Bontang, Penyelesaian masalah kegiatan Tim Penghematan Energi dan Air Terwujudnya layanan dukungan administrasi kegiatan dan tata kelola pada Deputi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup (3 Laporan) Jumlah layanan dukungan administrasi kegiatan dan tata kelola pada Deputi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup 12 bulan 40% 80% Laporan Kegiatan Administrasi dan Tata Kelola Kegiatan Deputi III Triwulan I dan Laporan Kegiatan Administrasi dan Tata Kelola Kegiatan Deputi III Triwulan II.

36 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Infrastruktur Energi SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi kebijakan bidang Infrastruktur energi (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan di bidang infrastruktur energi yang terimplementasikan 100% 53% 106% Koordinasi kebijakan bidang infrastruktur energi yang telah dilakukan : - Merumuskan RPerpres Percepatan Pembangunan Infrastruktur - Ketenagalistrikan (Perpres 4/) - Merumuskan RPP Panas Bumi - Koordinasi Pembangunan Pembangkit 35 GW Terwujudnya pengendalian kebijakan bidang infrastruktur energi (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang Infrastruktur Energi 100% 55% 110% Pengendalian kebijakan bidang Infrastruktur Energi yang dilakukan : - Pembebasan tanah untuk proyek PLTU Batang - Penyelesaian permasalahan PLTU Mulut Tambang - Penyelesaian Permasalahan Lahan PLTA Asahan III

37 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Industri Ekstraktif SS Indikator Target Realisasi s/d Juni Terwujudnya koordinasi kebijakan bidang industri ekstraktif (3 Rekomendasi) (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2 Persentase rekomendasi kebijakan di bidang industry ekstraktif ) yang terimplementasikan 100% 60% 120% Koordinasi kebijakan bidang industri ekstraktif yang telah dibahas diantaranya adalah Kebijakan renegosiasi KK dan PKP2B, Kebijakan peningkatan nilai tambah mineral, Kebijakan revisi Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Kebijakan hilirisasi batubara (pemanfaatan batubara untuk PLTU Mulut Tambang), dan Kebijakan tata cara dan persyaratan pemberian rekomendasi pelaksanaan penjualan mineral ke luar negeri (Permen ESDM No 5 Tahun ). (f) Terwujudnya koordinasi pengendalian kebijakan bidang industri ekstraktif (3 Rekomendasi) Meningkatnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap kebijakan baru Extractive Industries Transparancy Initiative (EITI) (1 Laporan) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang industri ekstraktif Persentase pemahaman pemangku kepentingan terhadap kebijakan baru EITI 100% 58% 116% Pengendalian kebijakan bidang industri ekstraktif yang telah dilakukan diantaranya adalah Penyelesaian divestasi saham perusahaan pertambangan, Kebijakan tata cara pemberian Izin Khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara (Permen ESDM No 32 Tahun 2015), dan kebijakan pengecualian penggunaan LC untuk ekspor barang tambang (Revisi Permendag 67 Tahun 2015). 90% 30% 67% EITI mengharapkan agar pemerintah daerah dan Perusahaan tambang (minerba dan migas) lebih terbuka di dalam melaporkan pajak dan PNBP di sektor energi dan sumber daya mineral. Isu yang telah dibahas yaitu penyusunan rancangan road map transparansi beneficial ownership (pemilik manfaat) perusahaan tambang.

38 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi kebijakan bidang Tata Kelola Kehutanan (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan di bidang tata kelola kehutanan yang terimplementasikan 100% 50% 100% Isu Tata Kelola Kehutanan yang telah dibahas dalam Rapat Koordinasi : -Penyusunan SOP dan Raperpres Kelembagaan Operasional PencegahanKebakaran Hutan dan Lahan -Penyusunan Raperpes Penggunaan Lahan di Kawasan Hutan -Menyusun RaInpres Moratorium Ijin Perkebunan Kelapa sawit - Penyusunan Permen LHK No. 32/ ttg Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terwujudnya pengendalian kebijakan bidang Tata Kelola Kehutanan (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang Tata Kelola Kehutanan 100% 45% 90% Pengendalian kebijakan Tata Kelola Kehutanan yang telah dilaksanakan : -Revisi PermenLHK Nomor 16 tahun 2014 tentang -Pedoman Pinjam Pakai Kawasan -Revisi Permendag Nomor 89 tahun 2015 tentang ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan -Revisi Permendag 35 tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan

39 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Pelestarian Lingkungan Hidup SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/ 2) (f) Terwujudnya koordinasi kebijakan bidang pelestarian lingkungan hidup (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan di bidang pelestarian lingkungan hidup yang terimplementasikan 100% 50% 100% Isu Pelestarian Lingkungan Hidup yang dikoordinasikan dilakukan : - Merumuskan Perpres Perc Pemb Listrik Sampah Kota (Perpres 18/) - Merumuskan PP Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup - Merumuskan Perpres Kebijakan Pengelolaan Sampah Nasional Terwujudnya pengendalian kebijakan bidang pelestarian lingkungan hidup (3 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pelestarian lingkungan hidup 100% 45% 90% Isu Pelestarian Lingkungan Hidup yang dikendalikan : - Belum diadopnya kesepakatan Paris dalam perundangan Indonesia - Belum adanya standar BBM yang mengacu pada EURO IV - Belum ada ketentuan impor limbah non bahan berbahaya bagi industri (PerMenDag 31/M-DAG/PER/5/).

40 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

41 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi & UKM SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Persentase perumusan rancangan peraturan di bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM, serta SDM dan Ketenagakerjaan ekonomi kreatif nasional yang diselesaikan Persentase kebijakan bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM, serta SDM dan Ketenagakerjaan ekonomi kreatif nasional yang terimplementasikan 85% 42,5% 100% 85% 42,5% 100%

42 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan ekonomi kreatif (2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan ekonomi kreatif yang diselesaikan 85% 40% 94% 1 Rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan jangka panjang pengembangan ekonomi kreatif 2 Rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pembiayaan pengembangan produk kreatif (f) Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif (2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan ekonomi kreatif 85% 40% 94% 1 Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan pembiayaan di sektor ekonomi kreatif 2 Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan fiskal/perpajakan bagi Industri Modal Ventura untuk mendorong pengembangan start-up Terwujudnya efektifitas pelaksanaan program dan tata kelola administrasi pada Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM yang optimal (2 Laporan) Jumlah layanan administrasi kegiatan dan tata kelola pada Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM 12 bulan 6 bulan 100% 1 Laporan pelaksanaan program dan anggaran pada Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM 2 Laporan pelaksanaan tata kelola pada Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM

43 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan peningkatan daya saing ekonomi kawasan (2 Rekomendasi) Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan peningkatan daya saing ekonomi kawasan (2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan peningkatan daya saing ekonomi kawasan yang diselesaikan Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang peningkatan daya saing ekonomi kawasan 85% 42,5% 100% 85% 42,5% 100% 1. Rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan kota kreatif 2. Rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan penumbuhkembangan ekonomi digital 1. Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan pengembangan kota kreatif 2. Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan penumbuhkembangan ekonomi digital (f)

44 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan kewirausahaan (2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan kewirausahaan yang diselesaikan 85% 42,5% 100% Tersusunnya konsep guiding principle pengembangan kewirausahaan. Penyusunan usulan rekomendasi kebijakan guiding principle dengan melibatkan Bappenas dan K/L terkait. Tujuannya agar dalam pelaksanaan pengembangan kewirausahaan mempunyai pedoman yang sama dan tercipta sinergi dan koordinasi yang jelas. Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan pengembangan kewirausahaan (2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan kewirausahaan 85% 42,5% 100% Tersusunnya rekomendasi kebijakan pengendalian pelaksanaan kebijakan berupa mapping program dan output tahun untuk penajaman output dan program terkait pengembangan kewirausahaan untuk tahun 2017, dengan Bappenas, dan K/L terkait.tujuannya agar program dan output pada K/L terkait pengembangan kewirausahaan dapat dengan mudah dimonitor dan diwvaluasi dengan mudah

45 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Koperasi dan UMKM SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diselesaikan 85% 42,5% 100% (f) Dua rekomendasi yang dihasilkan terkait dengan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Rekomendasi koordinasi program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat (telah dilaksanakan koordinasi dan pelaksanaan Peluncuran program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat dengan Kabupaten Brebes sebagai pilot project. Beberapa program terkait peningkatan daya saing koperasi dan UMKM yang di-launching antara lain: IUMK, pembuatan akta koperasi gratis, bantuan dana untuk koperasi dari LPDB, dan pemberian HAKI untuk produk UMKM secara gratis). 2. Rekomendasi koordinasi percepatan implementasi agregator dan konsolidator ekspor produk UKM (telah dilaksanakan FGD dan rapat koordinasi dalam rangka percepatan implementasi agregator dan konsolidator ekspor produk UKM di Kota Batam dan Semarang. Jawa Tengah akan menjadi pilot project program agregator dan konsolidator ekspor produk UKM) Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (2 Rekomendasi) Persentase pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 85% 42,5% 100% Dua rekomendasi yang dihasilkan terkait dengan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Rekomendasi pengendalian pelaksanaan Perpres No. 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil (Telah disusun rekomendasi Revisi Perpres No. 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) melalui beberapa rapat koordinasi dan Focus Group Discussion). 2. Rekomendasi koordinasi pelaksanaan koperasi sebagai penyalur KUR (telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi ke KSP Sejahtera Bersama Bogor dan rapat koordinasi terkait hal tersebut di atas. Pada tahun, hanya ada 1 koperasi yang akan menjadi pilot project koperasi sebagai penyalur KUR yaitu KOSPIN Jasa Pekalongan). Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Penataan Kelembagaan Pengembangan UKM berbasis Teknologi (B) (1 Rekomendasi) Persentase rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Penataan Kelembagaan Pengembangan UKM berbasis Teknologi (B) yang diselesaikan 85% 42,5% 100% Rekomendasi yang dihasilkan terkait dengan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Penataan Kelembagaan Pengembangan UKM berbasis Teknologi (B) adalah Rekomendasi Pembiayaan Pemerintah untuk Start up berbasis Teknologi dan Informasi melalui LPDB disusun rekomendasi skema pembiayaan pemerintah untuk start up berbasis Teknologi dan Informasi melalui beberapa rapat koordinasi dan Focus Group Discussion). Terwujudnya pengendalian kebijakan Penataan Kelembagaan Pengembangan UKM berbasis Teknologi (B) (1 Rekomendasi) Persentase pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 85% 42,5% 100% Rekomendasi yang dihasilkan terkait dengan pengendalian kebijakan Penataan Kelembagaan Pengembangan UKM berbasis Teknologi (B) adalah Rekomendasi Penyusunan Daftar Negatif Investasi (DNI): 1. Telah disusun rekomendasi Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan yang dicadangkan atau kemitraan dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta Koperasi melalui beberapa rapat koordinasi. 2. Telah diterbitkan Perpres No. 44 Tahun Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal sebagai pengganti Perpres No. 39 Tahun 2014.

46 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Ketenagakerjaan SS Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan (2 rekomendasi) Persentase koordinasi dan sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan yang diselesaikan. 85% 42,5% 100% (f) Dua rekomendasi yang dihasilkan terkait dengan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan adalah: 1. Rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasional (telah dilaksanakan beberapa kali ratas hingga tingkat menteri. Hasil koordinasi selanjutnya akan dibawa ke sidang kabinet) 2. Rekomendasi koordinasi dan sinkronisasi RPP BNSP (telah dilaksanakan beberapa kali ratas hingga tingkat menteri. RPP saat ini dikembalikan kepada K/L terkait untuk dikaji kembali secara teknis sesuai rekomendasi dari kantor Kementeri Koordinator Bidang Perekonomian). Terwujudnya pengendalian pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan (2 rekomendasi) Persentase pengendalian pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan. 85% 42,5% 100% Dua rekomendasi yang dihasilkan terkait dengan pengendalian pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan adalah: 1. Rekomendasi pengendalian pelaksanaan PP 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan (Telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi kepada provinsi yang belum melaksanakan amanat PP 78 Tahun 2015 dan kepada provinsi yang berhasil melaksanakan amanat PP 78 Tahun 2015 sebagai perbandingan). 2. Rekomendasi pengendalian pelaksanaan penerbitan KITAS dan IMTA untuk TKA (telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi ke beberapa locus untuk mencari permasalahan pelaksanaan penerbitan KITAS dan IMTA sesuai dengan laporan dari K/L terkait).

47 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

48 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN (Semester I) Unit: Asisten Deputi Pengembangan Iklim Investasi Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan pengembangan investasi kebijakan pengembangan investasi yang ditindaklanjuti (4 Rekomendasi) 100% 50% 100% 1 Rekomendasi kebijakan perluasan investasi melalui fasilitas bagi masyarakat Indonesia di luar negeri (Diaspora); (f) 2 Rekomendasi kebijakan pengembangan investasi dengan diterbitkannya Perpres tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pelaksanaan pengendalian pengembangan investasi yang ditindak lanjuti kebijakan pengembangan investasi (4 Rekomendasi) Terwujudnya rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing investasi (1 Rekomendasi) Terwujudnya layanan dukungan administrasi dan tata kelola dapa Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri (12 Bulan) Persentase rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing investasi yang ditindaklanjuti Jumlah (bulan) layanan dukungan administrasi dan tata kelola pada Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri 100% 50% 100% 1 Pengendalian pelaksanaan kebijakan pembentukan kelembagaan PTSP di daerah (Kediri, Pekanbaru, Jeneponto, Batam); 100% 100% 200% 2 Rekomendasi pengendalian kebijakan peningkatan ekspor dan peningkatan investasi melalui Timnas PEPI Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing investasi dengan perbaikan kemudahan berusaha (Ease of Doing Business /EoDB) 12 bulan 6 bulan 100% Terlaksananya program dan anggaran pada Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri samapai dengan semester I/

49 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN (Semester I) Unit : Asisten Deputi Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya rekomendasi kebijakan di bidang pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW(2 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan di bidang pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW yang ditindaklanjuti 100% 50% 100% (f) Koordinasi kebijakan penyederhanaan prosedur ekspor/impor melalui otomasi perijinan/rekomendasi secara menyeluruh ke dalam sistem INSW melalui penerapan Indonesia Single Risk Management Terwujudnya rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan di bidang pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW (2 Rekomendasi) Terwujudnya rekomendasi kebijakan peningkatan ekspor dan fasilitasi perdagangan internasional (4 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pelaksanan pengendalian kebijakan di bidang pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi kebijakan peningkatan ekspor dan fasilitasi perdagangan internasional yang ditindaklanjuti 100% 50% 100% Pegendalian kebijakan integrasi NSW ke dalam sistem ASW melalalui pembentukan Tim Nasional dalam rangka penanganan ASEAN Solution for Investment, service and trade (asssit) 100% 50% 100% 1 Rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas eskpor barang dan jasa prioritas melalui stadardisasi pengaturan tata niaga ekspor dan impor; 2 Rekomendasi kebijakan Tindakan Anti Dumping dan tindangan pengamanan perdagangan melalui perpanjangan perngenaan bea masuk anti dumping (BMAD). Terwujudnya rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan peningkatan ekspor dan fasilitasi perdagangan internasional (4 Rekomendasi) Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan peningkatan ekspor dan fasilitasi perdagangan internasional yang ditindaklanjuti 100% 50% 100% Rekomendasi kebijakan penerapan Inland FTA sebagai tindak lanjut dari Inpres nomor 13/2015 tentang Kebijakan Fasilitasi Perdagangan Bebas di dalam Negeri. Terwujudnya rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor (1 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor yang ditindaklanjuti 100% 50% 100% Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor daerah melalui deregulasi kebijakan ekonomi ubtuk peningkatan ekspor di wilayah Barat dan Timur Indonesia dengan pembentukan Konsolidator ekspor produk UKM

50 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN (Semester I) Unit: Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Sasaran Strategis (SS) Indikator Target Realisasi s/d Juni Terwujudnya rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional (4 Rekomendasi) (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya rekomendasi pelaksaanan pengendalian kebijakan pengembangan logistik nasional (3 Rekomendasi) Terwujudnya rekomendasi kebijakan peningakatam daya saing logistik nasional (1 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi pelaksanan pengendalian kebijakan pengembangan logistik nasional yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing logistik nasional yang ditindaklanjuti 100% 50% 100% 1 Rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional melalui harmonisasi dan regulasi bidang logistik. 100% 33% 66% 100% 0 0% (f) 2 Rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional melalui pengembangan pusat logistik berikat rekomendasi pengendalian kebijakan pengembangan logistik nasional melalui pemantauan pelaksanaan sertifikasi kompetensi di bidang logistik.

51 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN (Semester I) Unit: Asisten Deputi Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Tertib Usaha SS Indikator Target Reealisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan penguatan 100% 50% 100% kebijakan penguatan pasar dalam pasar dalam negeri dan tertib usaha yang negeri dan tertib usaha (4 ditindaklanjuti Rekomendasi) (f) 1 Rekomendasi kebijakan penguatan kelembagaan melalui program penjaminan dan pendampingan calon pengelola resi gudang; 2 Rekomendasi kebijakan penggunaan produk dalam negeri memalui penerpan sertifikasi online untuk meminimalisir kesalahan dalam penerbitan sertifikasi halal di provinsi. Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi pelaksanan pelaksanaan pengendalian pengendalian kebijakan pengembangan pasar kebijakan penguatan pasar dalam dalam negeri yang ditindaklanjuti negeri dan tertib usaha (4 Rekomendasi) Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan peningaktan kebijakan peningkatan daya saing daya saing pasasr dalam negeri yang pasar dalam negeri (1 ditindaklanjuti Rekomendasi) 100% 50% 100% 100% 50% 100% Rekomendasi kebijakan perlinduangan konsumen melalui penyederhanaan skema sertifikasi wajib SNI terkait dengan produk pelaku usaha mikro dan kecil agar tidak membebani pelaku usaha mikro dan kecil. Rekomendasi peningkatan daya saing di pasar dalam negeri melalui penyempurnaan regulasi yang memuat pemerian insentif kekayaan Intelektual kepada pelaku usaha, para peneliti dan inventor pada lembaga pendidikan serta lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah.

52 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit: Asisten Deputi Pengembangan Industri Sasaran Strategis (SS) Indikator Target Realisasi s/d Juni (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan kebijakan pengembangan industri (2 pengembangan industri yang ditindak rekomendasi) lanjuti 100% 100% 100% (f) 1. Kebijakan pendukung pengembangan industri melalui Kawasan Industri yang tertuang dalam PP No. 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri, yaitu Permenperin No. 39 Tahun tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri, dan Permenperin No. 40/M-ND/PER/6/ tentang Pedoman Teknis Pembangunan Kawasan Industri. 2. Kebijakan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan dengan diterbitkannyan Inpres No. 6 Tahun mengenai Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Terwujudnya rekomendasi Persentase rekomendasi pelaksanaan pelaksanaan pengendalian pengendalian kebijakan kebijakan pengembangan industri (2 pengembangan industri yang Rekomendasi) ditindaklanjuti 100% 50% 100% Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi untuk peningkatan daya saing industri nasional, seperti Permenperin No. 38/M-IND/PER/6/ tentang Industri Tertentu yang Mendapatkan Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam Negeri (Inland FTA), Permenperin No. 22/M-IND/PER/3/ tentang Perubahan atas Permenperin No. 34/M-IND/PER/3/2014 tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor Terwujudnya rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing industri (1 Rekomendasi) Persentase rekomendasi kebijakan peningakatan daya saing industri yang ditindaklanjuti 100% 75% 150% Kebijakan (i) Peningkatan daya saing industri farmasi dan alkes melalui penerbitan Inpres No. 6 Tahun ; (ii) Peningkatan daya saing industri baja dengan diterbitkannya Permenperin No. 11/M-IND/PER/2/ tentang Permberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pipa Baja Saluran Air dengan Atau Tanpa Lapisan Seng secara Wajib; (iii) Peningkatan daya saing industri petrokimia dengan diterbitkannya Perpres No. 40 tahun tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

53 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN (Semester I) Unit : Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Kewirausahaan Sasaran Strategis (SS) Indikator Target Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perniagaan dan industri Realisasi s/d Juni (a) ( b) (c) (d) ( e) =(d)/(c/2) Persentase rancangan peraturan bidang perniagaan dan industri yang diselesaikan (f) 85% 58% 137% 1 Rekomendasi kebijakan perluasan investasi melalui fasilitas bagi masyarakat Indonesia di luar negeri (Diaspora); 2 Koordinasi kebijakan penyederhanaan prosedur ekspor/impor melalui otomasi perijinan/rekomendasi secara menyeluruh ke dalam sistem INSW melalui penerapan Indonesia Single Risk Management (ISRM) 3 Rekomendasi kebijakan Tindakan Anti Dumping dan tindakan pengamanan perdagangan melalui perpanjangan perngenaan bea masuk anti dumping (BMAD). 4 Rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional melalui pengembangan pusat logistik berikat Terwujudnya pengendalian Persentase kebijakan bidang perniagaan pelaksanaan kebijakan perniagaan dan dan industri yang terimplementasi industri 5 Rekomendasi kebijakan penggunaan produk dalam negeri melalui penerapan sertifikasi online untuk meminimalisir kesalahan dalam penerbitan sertifikasi halal di provinsi. 85% 47% 111% 1 Rekomendasi kebijakan pengembangan investasi dengan diterbitkannya Perpres tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal 2 Pegendalian kebijakan integrasi NSW ke dalam sistem ASW melalalui pembentukan Tim Nasional dalam rangka penanganan ASEAN Solution for Investment, service and trade (asssit) 3 Rekomendasi kebijakan penerapan Inland FTA sebagai tindak lanjut dari Inpres nomor 13/2015 tentang Kebijakan Fasilitasi Perdagangan Bebas di dalam Negeri. 4 Kebijakan pengembangan logistik nasional melalui pemantauan pelaksanaan sertifikasi kompetensi di bidang logistik 5 Rekomendasi Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi untuk peningkatan daya saing industri nasional, seperti Permenperin No. 38/M-IND/PER/6/ tentang Industri Tertentu yang Mendapatkan Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam Negeri (Inland FTA). Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan peningkatan daya saing nasional Persentase kebijakan peningkatan daya saing nasional yang terimplementasi 85% 55% 129% 1 Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing investasi melalui peningkatan peringkat EoBD dengan diterbitkannya perpres tentang Daftar Usaha yang Terbukan dan Daftar Usaha yang Tertutup. 2 rekomendasi kebijakan Peningkatan daya saing industri farmasi dan alkes melalui penerbitan Inpres No. 6 Tahun tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

54 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

55 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah SS Indikator Target (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya koordinasi Tingkat (indeks) efektivitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi dan sinkronisasi kebijakan kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan di bidang percepatan pengembangan wilayah infrastruktur dan pengembangan wilayah Realisasi s/d Juni % Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan Jumlah kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar pulau Jawa Tercapainya penetapan Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan Komite proyek infrastruktur Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) prioritas yang diusulkan 80% 60,71% 152% % 7 0 0% Belum sampai pada proses penetapan, masih dalam proses kajian ataupun FS

56 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air SS Indikator Target (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air (4 Rekomendasi) Persentase (%) rekomendasi kebijakan infrastruktur sumber daya air yang ditindaklanjuti Realisasi s/d Juni 85% 60% 141% a b c (f) Koordinasi Pemetaan Layanan Irigasi dari Primer hingga Tersier sebagai tindaklanjut Surat Menko Perekonomian No. S-44/M.EKON/ 02/ kepada Menteri PUPR. Saat ini sudah dilakukan penyiapan audit teknis kinerja layanan irigasi dari primer hingga tersier di 4 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat oleh Kementerian PUPR Koordinasi Percepatan Pembangunan Bendungan Karian dan Sindang Heula melalui Surat Deputi VI Kemeko Perekonomian kepada K/L terkait untuk mempercepat penyelesaian masalah lahan. Koordinasi Percepatan Penyusunan Raperpres Perubahan Perpres 29 Tahun 2009, yang saat ini telah sampai pada tahap Pembahasan di Panitia Antar Kementerian dan selanjutnya akan dilakukan harmonisasi di Kemenkum HAM Tersusunnya rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air (4 Rekomendasi) Persentase (%) rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan terpadu pesisir Ibukota Negara Indonesia Persentase (%) rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan percepatan pembangunan terpadu pesisir Ibukota Persentase (%) rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan infrastruktur sumber daya air yang ditindaklanjuti 80% 20% 50% 80% 80% 100% 90% 60% 133% Koordinasi Percepatan Penetapan Skema Pembiayaan Jakarta Severage System, yang saat ini dalam tahap koordinasi penetapan skema pembiayaan untuk seluruh zona diluar 1 dan 6 Koordinasi Percepatan Penyusunan MoU Tripartide Indonesia - Korea - Belanda, yang saat ini dalam tahap finalisasi MoU. a Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Estuary Dam Teluk Bintan, melalui Surat Menko No. S-38/M.EKON/ 02/, kepada K/L terkait untuk mereview kembali perijinan pembangunan berdasarkan RTRW. b Koordinasi Pelaksanaan Pembangunan 1 juta ha irigasi dan Rehabilitasi 3 juta ha irigasi, melalui Surat Deputi VI Kemenko Perekonomian kepada Ditjen Bina Bangda Kemendagri tentang Rekomendasi Pengelolaan Jaringan Irigasi Tersier, yang ditindaklanjuti dengan Surat Dirjen Bina Bangda kepada Gubernur se-indonesia yang telah ditindaklanjuti melalui sinkronisasi Pembangunan Irigasi oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian. c Koordinasi Percepatan Penyelesaian Permasalahan Pengembangan SPAM Umbulan dan SPAM Jatiluhur sebagai salah satu amanat Perpres No.3/, yang saat ini telah dilakukan penandatanganan kontrak antara PJPK dengan Badan Usaha, PII dan SMI. Sedangkan untuk SPAM Jatiluhur, saat ini sedang dalam pembahasan mengenai penetapan pola kerjasama antara KPBU atau Business to Business Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan JWG Indonesia-Singapura untuk pengembangan BBK (Batam-Bintan- Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) lainnya di Indonesia yang ditindaklanjuti (2 Rekomendasi) Terwujudnya dukungan administrasi kegiatan dan tata kelola pada Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (12 Bulan) Persentase (%) rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan JWG Indonesia-Singapura untuk pengembangan BBK (Batam-Bintan- Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) lainnya di Indonesia yang ditindaklanjuti Jumlah layanan dukungan administrasi kegiatan dan tata kelola pada Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 80% 65% 163% 12 bulan 6 bulan 100% a Koordinasi Peningkatan Kerjasama Indonesia - Singapura dalam pengembangan Batam-Bintan-Karimun, yang saat ini telah sampai pada tahap tersusunnya Terms of Reference dan finalisasi Joint Action Roadmap Working Group (WG) on Batam-Bintan-Karimun (BBK) and other Special Economic Zones in Indonesia Periode b Koordinasi Peningkatan Daya Saing dan Revitalisasi Kelembagaan BP Batam, yang saat ini telah ditetapkan kepengurusan baru berdasarkan Kepmenko Perekonomian no 43 Tahun

57 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan telematika dan utilitas yang kebijakan telematika dan ditindaklanjuti utilitas (8 Rekomendasi) Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan pengendalian pelaksanaan telematika dan utilitas yang ditindaklanjuti kebijakan telematika dan utilitas (5 Rekomendasi) Catatan: Untuk menghitung kinerja Semester I, maka Target di bagi 2 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Telematika dan Utilitas SS Indikator Target Realisasi s/d Juni 80% 50% 125% Target rekomendasi : 8 Realisasi : 4 (Peta Jalan Sistem Perdagangan Berbasis Elektronik (Roadmap e-commerce), Program Sinergi Aksi Pemanfaatan Aplikasi TIK, Penyusunan RaPerpres Percepatan PLTSa, Penyiapan Pembuatan Satelit Inarsat Pertama) 80% 60% 150% Target rekomendasi : 5 Realisasi : 3 (Pemantauan Infrastruktur Telematika terkait Perpres 98/2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia, Program Sinergi Aksi Pemanfaatan Aplikasi TIK untuk Ekonomi Rakyat, Percepatan Pembangunan PLTSa terkait Perpres 18 tahun )

58 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Tersusunnya rekomendasi kebijakan sistem transportasi multimoda (4 Rekomendasi) LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Sistem Transportasi Multimoda SS Indikator Target Persentase rekomendasi kebijakan sistem transportasi multimoda yang ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi pengendalian Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan pelaksanaan kebijakan sistem transportasi sistem transportasi multimoda yang ditindaklanjuti multimoda (2 Rekomendasi) Terwujudnya pemahaman peserta terhadap Persentase pemahaman peserta terhadap materi sosialisasi materi sosialisasi kebijakan sistem kebijakan sistem transportasi multimoda transportasi multimoda (2 Laporan) Realisasi s/d Juni 80% 75% 188% Target rekomendasi : 4 Realisasi : 3 (Perpres No. 3 Tahun tentang PSN, Perpres no 47 tahun tentang penetapan pelabuhan patimban dalam PSN, Surat Menko Penyelesaian Lahan Otoritas Asahan) 80% 50% 125% Target rekomendasi : 2 Realisasi : 1 (Perpres No. 55 Tahun tentang Perubahan Perpres No. 116 Tahun 2015 tentang LRT Sumatera Selatan) 80% 50% 125% Target : 2 laporan Realisasi : 1 (Sosialisasi Pola Kelembagaan dan Pembiayaan LRT Sumatera Selatan) Tersusunnya rekomendasi kebijakan percepatan pengembangan sistem transportasi JABODETABEK (2 Rekomendasi) Tersusunnya rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sistem transportasi JABODETABEK (1 Rekomendasi) Catatan: Untuk menghitung kinerja Semester I, maka Target di bagi 2 Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pengembangan sistem transportasi JABODETABEK Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sistem transportasi JABODETABEK yang ditindaklanjuti 80% 50% 125% Target : rekomendasi : 2 Realisasi : 1 (Rekomendasi TOD & Transportasi Perkotaan di Jabodetabek) 80% 50% 125% Target rekomendasi : 1 Realisasi : dalam proses penyusunan RITPJ

59 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (6 Rekomendasi) LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi SS Indikator Target Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan kawasan strategis yang ditindaklanjuti Realisasi s/d Juni 80% 100% 125% Target Rekomendasi : 12 Realisasi : 11 (PLTU Cirebon, Komplek Industri RAPP, PLTU Indramayu Tahap-2, High Speed Train, PLTU Tanjung Jati, PT.CPI Riau, Perkebunan dan Industri Kelapa Sawit Sijunjung, Integrasi PSN dalam RTRWN, PKSP RKP 2017, Mekanisme dan Pengusulan Satgas PKSP, RTR KSN Perbatasan) Tersusunnya rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan proyek-proyek MP3EI (6 Rekomendasi) Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan proyek-proyek infrastruktur dan kawasan strategis yang ditindaklanjuti 80% 88% 109% Target : 8 Laporan Realisasi : 7 (PLTU Cirebon, Komplek Industri RAPP, PLTU Indramayu Tahap-2, PLTU Tanjung Jati, PT.CPI Riau, Perkebunan dan Industri Kelapa Sawit Sijunjung, Revisi RTR KSN Jabodetabekpunjur) Terwujudnya pemahaman peserta terhadap materi sosialisasi/desiminasi kebijakan MP3EI (2 Laporan) Persentase pemahaman peserta terhadap materi sosialisasi/desiminasi kebijakan proyek-proyek infrastruktur dan kawasan strategis yang diprioritaskan 80% 300% 750% Target : 1 Laporan Realisasi : 3 (RTR KSN Perbatasan Negara, NSPK Penataan Ruang, Integrasi RTRW dan RPJMN) penyelenggaraan sosialisasi yang dihadiri oleh 200 peserta, 170 peserta (85 %) dapat memahami sosialisasi ini secara baik Catatan: Untuk menghitung kinerja Semester I, maka Target di bagi 2

60 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN Unit : Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur SS Indikator Target (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Tersusunnya rekomendasi kebijakan Persentase rekomendasi kebijakan perumahan, pertanahan, dan bidang perumahan, pertanahan dan pembiayaan infrastruktur yang ditindaklanjuti pembiayaan infrastruktur (4 Rekomendasi) Realisasi s/d Juni 80% 63% 156% Target : 4 rekomendasi Realisasi : 8 (UU No 4 Tahun tentang Tapera; Perpres No 3 Tahun tentang PSN; RPP tentang HGU, HGB, dan Hak Pakai; RPP tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah terlantar; RaPermendagri ttg AP daerah, RaPerpres Dana Talangan utk PSN, RaPerpres Bank Tanah; RPP turunan UU Tapera) Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan pengendalian pelaksanaan kebijakan perumahan, pertanahan dan pembiayaan infrastruktur yang bidang perumahan, pertanahan dan ditindaklanjuti pembiayaan infrastruktur (4 Rekomendasi) Terwujudnya pemahaman peserta terhadap materi sosialisasi kebijakan perumahan, pertanahan dan pembiayaan infrastruktur (2 Laporan) Tersusunnya rekomendasi hasil kebijakan ekonomi terkait penyediaan infrastruktur prioritas (7 Rekomendasi) Tersusunnya rekomendasi hasil Pre FS/Revisi Pre Fs proyek infrastruktur prioritas (7 Rekomendasi) Persentase pemahaman peserta terhadap materi sosialisasi kebijakan perumahan, pertanahan dan pembiayaan infrastruktur Persentase rekomendasi hasil kebijakan ekonomi terkait penyediaan infrastruktur prioritas yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi hasil Pre FS / Revisi Pre FS proyek infrastruktur prioritas yang ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan penyediaan infrastruktur prioritas yang ditindaklanjuti pelaksanaan kebijakan penyediaan infrastruktur prioritas (1 Laporan) Terwujudnya pemahaman peserta Persentase pemahaman pserta terhadap materi sosialisasi kebijakan terhadap materi sosialisasi kebijakan penyediaan infrastruktur prioritas penyediaan infrastruktur prioritas (1 Laporan) Catatan: Untuk menghitung kinerja Semester I, maka Target di bagi 2 80% 38% 94% Target : 4 rekomendasi Realisasi : 3 (RPP Rumah Negara; RPP terkait perumahan untuk MBR; peraturan turunan PP 103/2015 ttg Kepemilikan hunian utk WNA) 80% 50% 125% Target : 2 sosialisasi Realisasi : 1 (Laporan sosialisasi pembiayaan infrastruktur di Tangerang, Boyolali, dan Jakarta) 80% 71,43% 179% 5 Rekomendasi telah ditetapkan melalui Rapat Komite KPPIP pada tanggal 22 Juni. 80% 42,86% 107% 3 Rekomendasi hasil Pre-FS (Kilang Minyak Tuban, Kilang Minyak Bontang dan Jalan Tol Serang Panimbang) 80% 0,00% 0% Evaluasi Proyek Strategis Nasional dan Prioritas dilaksanakan setiap 6 bulan. Proses evaluasi berikutnya akan dilaksanakan pada bulan Agustus 80% 0,00% 0% Survei sosialisasi akan dilaksanakan pada semester 2 TA

61 Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester I Tahun

Kementerian koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian koordinator Bidang Perekonomian Kementerian koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Unit : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian TAHUN Target s/d Desember (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c) (f) Terwujudnya

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan SS Indikator Target 2015 Terwujudnya koordinasi

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Indikator Terwujudnya

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Indikator Target Terwujudnya koordinasi dan Presentase hasil

Lebih terperinci

Tingkat Kementerian dan Eselon I

Tingkat Kementerian dan Eselon I Tingkat Kementerian dan Eselon I IKU KEMENTERIAN 1 Presentase Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi Definisi : Implementasi program-program koordinasi dan sinkronisasi kebijakan

Lebih terperinci

Manual Indikator Kinerja Utama

Manual Indikator Kinerja Utama 2017 Manual Indikator Kinerja Utama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indikator kinerja Target 2017 Ket Menjaga Target Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi : 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 2. PDB

Lebih terperinci

Manual Indikator Kinerja Utama. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Manual Indikator Kinerja Utama. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Manual Indikator Kinerja Utama 2016 Kumpulan manual Indikator Kinerja Utama teriri dari IKU tingkat Kementerian dan Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : A. KEMENTRIAN : () KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2017

Rencana Kerja Tahun 2017 Rencana Kerja Tahun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian FORMULIR PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

NOTA DINAS KP.06. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp Rp Rp

NOTA DINAS KP.06. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp Rp Rp KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT BIRO UMUM Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Telepon 021-3521974: Faksimile 021-3521985 Nomor : ND- NOTA DINAS /SET.M.EKON.3.3/08/2014

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAPORAN KINERJA. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAPORAN KINERJA 2 0 1 6 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif i iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan III Tahun 2016 Kode dan Nama Unit Organisasi Kode Dan Nama Program

Lebih terperinci

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO) LAPORAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN BERDASARKAN SATUAN KERJA DAN UNIT KERJA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S.D. 31 AGUSTUS 2014 (dalam rupiah) KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PAGU ANGGARAN 2 3 4

Lebih terperinci

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Selasa, 20 Mei 2014 INDEF 1 Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016 CAPAIAN KINERJA PENYERAPAN ANGGARAN PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan II Tahun 2016 Kode Dan Nama Program

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 RAPAT MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 Agenda Pagu dan Realisasi s.d. 29 Juli 2016 Upaya pengoptimalan Capaian Realisasi Anggaran dan Kinerja Tahun 2016

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan I Tahun 2016 Kode Dan Nama Program [035.01.06] Program Koordinasi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2016 DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2015 DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Unit : Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan SS Indikator Target Terwujudnya koordinasi

Lebih terperinci

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI KREDIT USAHA RAKYAT Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta, 6 Februari 2017 I. Evaluasi Pelaksanaan KUR 2016 A. KINERJA PENYALURAN

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Jakarta, 22 September 2015 A. RPP Tempat Penimbunan Berikat, (D1) B. RPP Perubahan PP Nomor 23 Tahun 2010, (F3) C. RPerpres

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN UKM Jl. Medan Merdeka Barat No.7, Jakarta Pusat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2015

LAPORAN KINERJA 2015 LAPORAN KINERJA 2015 DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja merupakan laporan capaian-capaian target indikator kinerja Deputi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan per-uu-an Baru Rancangan perubahan Peraturan Perundangan

Rancangan Peraturan per-uu-an Baru Rancangan perubahan Peraturan Perundangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan & Daya Saing KUKM

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan & Daya Saing KUKM Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun 2015 Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan & Daya Saing KUKM Unit : Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015 BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015 1. Fasilitas Tax Holiday adalah fasilitas pembebasan dan pengurangan Pajak

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M. SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.EKON/07/2008 TENTANG TIM PEMANTAU FOKUS PROGRAM EKONOMI TAHUN 2008 2009 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 Oleh : Ir. Braman Setyo, M.Si Deputi Bidang Pembiayaan Bali,

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan Inception Report Pelaporan EITI Indonesia 2015 KAP Heliantono & Rekan AGENDA Pendekatan dan Metodologi Ruang Lingkup Laporan EITI 2015 Hasil Kerja dan Tanggal Kunci Permasalahan dan Rekomendasi Status

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR Kepada Yth. : 1. Kepala Dinas Yang Membidangi Pembiayaan Koperasi dan UKM Provinsi/DI 2.

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-11/M.EKON/08/ 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA TIM NASIONAL REHABILITASI DAN REVITALISASI KAWASAN PLG DI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : KEP-42/M.EKON/08/2007 TENTANG TIM PENDUKUNG DAN

Lebih terperinci

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 1 PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM 1. Revitalisasi dan Modernisasi Koperasi; 2. Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi;

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 74/DPD RI/IV/2012 2013 PERTIMBANGAN TERHADAP KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL SERTA DANA TRANSFER DAERAH DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan salah satu unsur penerimaan negara yang masuk di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Lebih terperinci

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral

Lebih terperinci

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M. SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.EKON/01/2008 TENTANG TIM KOORDINASI PROGRAM AKSI PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Asisten Deputi Pengembangan Industri Manufaktur SS Indikator Target 2015 (a)

Lebih terperinci

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA SATUAN TUGAS NASIONAL PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA NOMOR 160 TAHUN 2017 TENTANG TIM PELAKSANA SATUAN TUGAS NASIONAL PERCEPATAN

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/411/KEP/ /2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/411/KEP/ /2013 BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/411/KEP/429.011/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGENDALI INFLASI DAERAH BUPATI BANYUWANGI, Menimbang Mengingat : a. bahwa tingkat inflasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU PADA SEKTOR-SEKTOR TERTENTU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Laporan Kinerja Tahun 2016 Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Ringkasan Eksekutif Bab I Pendahuluan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.662, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Kerjasama Pemerintah. Badan Usaha. Infrastruktur. Panduan Umum. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL Dasar Hukum RUEN UU No. 30/2007 Energi UU No.22/2001 Minyak dan Gas Bumi UU No.30/2009 Ketenagalistrikan PP No. 79/2014 Kebijakan Energi Nasional Perbaikan bauran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 JAKARTA, 15 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Kondisi yang memungkinkan dilakukan penyesuaian APBN melalui mekanisme APBN Perubahan atau pembahasan internal di Badan Anggaran berdasarkan UU No. 27/2009 1. Pasal 14 Undang-Undang No.47 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI

BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI A. Tahapan Pelaksanaan MP3EI merupakan rencana besar berjangka waktu panjang bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, implementasi yang bertahap namun

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 59 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 59 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 59 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka menjaga stabilitas

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Jakarta, 26 Januari 2017 Penyediaan pasokan air melalui irigasi dan waduk, pembangunan embung atau kantong air. Target 2017, sebesar 30 ribu embung Fokus

Lebih terperinci

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin) LAMPIRAN II MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin) Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu Jaminan pasokan energi Terjaminnya pasokan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS. Jakarta, 25 September 2015

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS. Jakarta, 25 September 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Jakarta, 25 September 2015 Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I: Beberapa Peraturan Digabungkan Pemerintah mencatat sejumlah kemajuan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016 Jakarta, 10 Februari 2016 ARAH KEBIJAKAN DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM

Materi Paparan Menteri ESDM Materi Paparan Menteri ESDM Rapat Koordinasi Infrastruktur Ketenagalistrikan Jakarta, 30 Maret 2015 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN POKOK KESIMPULAN RAPAT REGIONAL BIDANG PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2016 WILAYAH III TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN Provinsi Bali, Nusa Tenggara

Lebih terperinci

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M. SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M.EKON/05/2008 TENTANG TIM EVALUASI PERLAKUAN PERPAJAKAN PADA SEKTOR KEUANGAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, Menimbang

Lebih terperinci