Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah"

Transkripsi

1 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Laporan Kinerja Tahun 2016

2

3

4 Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Ringkasan Eksekutif Bab I Pendahuluan Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Struktur Organisasi Aspek strategis Kemenko Bidang Perekonomian Isu Strategis Kemenko Bidang Perekonomian 6 Bab II Perencanaan Kinerja Rencana Strategis Rencana Kerja Perjanjian Kinerja Pengukuran Kinerja 12 Bab III Akuntabilitas Kinerja Capaian Kinerja Analisis Capaian Kinerja 15 a. Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi 15 b. Transformasi Industri 16 c. Peningkatan Daya Saing 17 d. Optimalisasi Hubungan Internasional 18 e. Kinerja Penugasan Khusus 19 #Paket Kebijakan Eonomi 19 #Koordinasi Percepatan Penyediaan Infrastruktur Kinerja dari Waktu ke Waktu (2015 dan 2016) Tindak Lanjut Rekomendasi Evaluasi SAKIP Realisasi Anggaran 26 Bab IV Penutup 28 Lampiran : 1. Perjanjian Kinerja 2. Formulir Capaian Indikator Kinerja Utama 3. Realisasi Keuangan per Bidang Koordinasi 4. Daftar Rancangan Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis

5 Daftar Gambar Bab I 1.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kemenko Bidang Perekonomian Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian Peran Strategis Kemenko Bidang Perekonomian Indikator & Target Pembangunan Bidang Ekonomi Tahun Bab II 2.1 Peta Strategi Tahun Kemenko Bidang Perekonomian Alokasi Rencana Kerja dan Anggaran TA Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bid. Perekonomian Model Otomatisasi Pengukuran Kinerja Kemenko Perekonomian Pengukuran Kinerja 12 Bab III 3.1 Capaian IKU dan Realisasi Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi (RKP 2016) Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis mewujudkan Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis Berkontribusi terciptanya Transformasi Industri Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis terciptanya Peningkatan Daya Saing Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis Kontribusi mewujudkan Optimalisasi Hubungan Internasional Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi Ringkasan Fokus Paket Kebijakan Ekonomi Distribusi Jenis Peraturan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Proyek Strategis Nasional dalam Koordinasi Percepatan Penyediaan Infrastuktur KKBP Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 KKBP Nilai Evaluasi SAKIP Kemenko Perekonomian Contoh Tampilan Integrasi Pengumpulan-Pengukuran Data Kinerja dalam ekon-go Pagu Anggaran per Jenis Belanja Pagu Anggaran per Program Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Realisasi Anggaran per Program Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran per Strategic Outcome 2015 dan

6 Ringkasan Eksekutif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai bagian dari Pemerintah dalam Kabinet Kerja memiliki peranan strategis dalam koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Peran strategis tersebut di Tahun 2016 diposisikan untuk menentukan arah kebijakan dalam menjawab permasalahan, yaitu: bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, mengokohkan sektor-sektor ekonomi, mendorong pemerataan dan keadilan pembangunan melalui rekomendasi dalam bentuk instrumen peraturan perundang-undangan dan keputusan strategis. Kontrak kinerja atau perjanjian kinerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian adalah mewujudkan 3 Sasaran Strategis dalam internal process untuk berkontribusi nyata pada harapan stakeholder, yaitu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, transformasi industri, peningkatan daya saing, dan optimalisasi hubungan internasional. Keempat kelompok harapan stakeholder tersebut merupakan fokus bidang yang ada pada Kemenko Bidang Perekonomian. Terwujudnya perspektif stakeholder melalui instrumen peraturan perundangundangan yang dikoordinasikan/disinkronkan/dikendalikan oleh Kemenko Bidang Perekonomian secara agregat akan mewujudkan target indikator Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 Bidang Pembangunan Ekonomi. Capaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama dalam prespektif internal process, memenuhi perspektif/harapan stakeholder dan indikator RKP 2016 Bidang Pembangunan Ekonomi adalah sebagai berikut.

7 Selain capaian tersebut di atas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga diberikan penugasan khusus, yang antara lain adalah: koordinasi percepatan penyediaan infrastruktur melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, dan Koordinasi Paket Kebijakan Ekonomi melalui Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi. Tugas Satgas meliputi 14 Paket Kebijakan Ekonomi yang telah diterbitkan sejak Tahun Capaian regulasi pokok yang telah terbit dari Paket I sampai dengan Paket IV adalah 204 peraturan, termasuk satu yang masih dalam proses penyelesaian perpres tentang peta jalan e-commerce. Kinerja Paket Kebijakan Ekonomi berdasarkan jenis peraturan adalah sebagai berikut. Kinerja keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2016 adalah 95,4% atau Rp ,- dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Realisasi tersebut digunakan untuk membiayai dua program yaitu: Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian, dan program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian mendukung tercapainya perspektif stakeholder peta strategi Kementerian. Kinerja Keuangan Berdasarkan Program Kinerja Keuangan Berdasarkan perspektif Stakeholder Kementerian Koordinator Bidang Perekonomain terus-menerus melakukan perbaikan kinerja untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan di bidang perekonomian. Komitmen dan kerja keras terus dioptimalkan dalam proses sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian kebijakan agar bisa menghasilkan rekomendasi kebijakan menuju terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

8 Bab I Pendahuluan 1

9 1.1 Latar Belakang Selama periode tahun , indikator kinerja perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren perlambatan seiring dengan perlambatan ekonomi global, yaitu dari 6,0 persen pada tahun 2012 menjadi 4,8 persen pada tahun 2015, dan membaik pada tahun 2016 mencapai 5,02 persen. Perlambatan kinerja perekonomian tersebut didorong oleh dinamika perekonomian global yang menunjukkan perlambatan, seiring dengan perlambatan pemulihan ekonomi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Kawasan Eropa; gejolak dan konflik geopolitik di beberapa negara di kawasan Timur Tengah; serta perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Perlambatan tersebut juga terlihat dari kecenderungan penurunan volume perdagangan dunia serta harga komoditas yang semakin menurun Di sisi lain, laju inflasi sempat mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan 2014 yang mencapai masing-masing 8,4 persen, sebagai dampak kebijakan pemerintah di bidang harga, khususnya terkait reformasi kebijakan energi. Kemudian, pada tahun 2015 inflasi dapat dikendalikan menjadi 3,4 persen dan pada tahun 2016 inflasi tersebut yaitu mendekati 3,02 persen. Relatif stabilnya harga komoditas bahan pangan dan energi serta semakin meningkatnya kelancaran arus distribusi mendorong upaya Pemerintah dalam mengendalikan laju inflasi pada level yang rendah dan stabil. Di tengah kondisi perekonomian yang sangat dinamis, dalam upaya menjaga laju pertumbuhan ekonomi tetap tinggi dan Inflasi yang terkendali, diperlukan kebijakan strategis di bidang perekonomian. Sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Dengan semakin terbatasnya ruang fiskal pemerintah dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi, peran Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian semakin menjadi bagian yang amat penting dalam mengharmonisasikan bauran kebijakan, baik itu Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter dan Kebijakan Sektor Riil dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Salah satu contoh dari bauran kebijakan tersebut adalah dengan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi, yang merupakan upaya bagi pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan melalui peningkatan daya saing dan peningkatan Iklim Investasi, dengan harapan akan dapat mendorong percepatan pembangunan di Indonesia sejalan dengan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. 2

10 1.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka kedudukan, tugas, fungsi, dan Kementerian/Lembaga dalam koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Kedudukan Tugas Pokok menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian 1) koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perekonomian; 2) pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang Perekonomian; 3) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian 4) Koordinator Bidang Perekonomian; 5) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 6) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan 7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden. Fungsi Koordinasi K/L 1. Kementerian Keuangan 2. Kementerian PU dan Perumahan Rakyat; 3. Kementerian Ketenagakerjaan; 4. Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan; 5. Kementerian Perindustrian; 6. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN; 7. Kementerian Perdagangan; 8. Kementerian Badan Usaha Milik Negara; 9. Kementerian Pertanian; 10. Kementerian Koperasi dan UKM; dan 11. Instansi lain yang dianggap perlu. Gambar 1.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kemenko Bidang Perekonomian 3

11 1.3 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, struktur organisasi adalah sebagai berikut : Gambar 1.2 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian 4

12 1.4 Aspek Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian turut mendukung agenda prioritas atau Nawa Cita, yaitu : membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan (cita ke-3), meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing pasar internasional (cita ke-6), dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis domestik (cita ke-7). Guna mewujudkan citacita tersebut strategi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diarahkan untuk menciptakan kondisi, antara lain: terciptanya kondisi Aspek Strategis Membangun dari Pinggiran (Cita III) Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kepercayaan investor. Koordinasi Produktifitas dan Daya Saing (Cita VI) Kemandirian Ekonomi (Cita VII) Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kepercayaan investor. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi kemiskinan. Menstabilkan situasi ekonomi makro dan memperkuat struktur ekonomi. Realokasi sumber daya untuk pemanfaatan yang lebih produktif, di bidang ekonomi terutama percepatan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan dan pembangunan industri. Sinkronisasi Pengendalian Gambar 1.3 Peran Strategis Kemenko Bidang Perekonomian Peran koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian, kebijakan perekonomian memberikan posisi strategis menentukan arah kebijakan agar terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan nasional. Sasaran Strategis perspektif internal process yang dituju Kemenko Perekonomian dalam rangka mewujudkan posisi strategis tersebut, adalah: a. Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian b. Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian c. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik Terwujudnya sasaran strategis dalam perspektif internal process akan berdampak pada terwujudnya perspektif stakeholder, yaitu: stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, transformasi industri, peningkatan daya saing, dan optimalisasi hubungan internasional. 5

13 1.5 Isu Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 mengusung tema : Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas. Rencana Kerja Pemerintah 2016 dalam bidang pembangunan ekonomi mengarah pada terwujudnya ekonomi yang lebih mandiri dan mendorong bangsa indonesia lebih maju dan sejahtera. Upaya yang melandasi kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah bagaimana berkontribusi menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan langkah-langkah yang tepat dan terarah. Target makro dan indikator pembangunan sebagai sasaran utama bidang pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi (%) 5,3 Indikator dan Target Pembangunan Bidang Ekonomi PDB per kapita (Rp ribu) tahun dasar Inflasi (%) 4 Tingkat Kemiskinan (%) 9,5-10,5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,3-5,6 Gambar 1.4 Indikator dan Target Pembangunan Bidang Ekonomi Tahun 2016 (Sumber: Nota Keuangan dan RKP 2016) Isu strategis yang dihadapi dalam upaya mewujudkan target pembangunan bidang ekonomi dalam mengkoordinasikan kebijakan bidang ekonomi, antara lain adalah: 1. Bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan (Pertumbuhan dan stabilitas ekonomi) 2. Memperkokoh sektor-sektor ekonomi melalui kebijakan yang tepat. (Transformasi industri, peningkatan daya saing, optimalisasi hubungan internasional) 3. Pembangunan yang menuju pada pemerataan dan berkeadilan. (Peningkatan daya saing) Isu strategis tersebut dijawab dengan rekomendasi kebijakan melalui instrumen peraturan perundang-undangan dan keputusan strategis yang mempunyai daya ungkit menyelesaikan masalah bidang ekonomi. 6

14 Bab II Perencanaan Kinerja 7

15 2.1 Rencana Strategis Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun berdasarkan pada RPJMN tahun dan program prioritas Nawa Cita sebagai jalan perubahan menuju Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara garis besar memuat peta strategi yang didalamnya menetapkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang dimuat dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan Pernyataan Visi Visi ini mendukung Visi Presiden : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Makna Kata : koordinasi dan sinkronisasi : proses mengupayakan terjadinya kesamaan persepsi, pemikiran dan tindakan dalam mewujudkan pencapaian tujuan; pengendalian : bagian proses koordinasi dan sinkronisasi yang penekanannya pada pusat penanggungjawab implementasi kebijakan agar dapat mewujudkan tujuan organisasi sesuai rencana; efektif mempunyai arti bahwa kinerja hasil koordinasi dan sinkronisasi memberikan manfaat dan dampak yang signifikan bagi upaya pencapaian sasaran pembangunan di bidang ekonomi; berkelanjutan bermakna bahwa koordinasi harus dilakukan secara terus menerus dan proaktif supaya pelaksanaan pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh sektor dan pelaku ekonomi dapat berjalan sinergi, sehingga pembangunan ekonomi yang dicapai dapat berkesinambungan. Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian Misi tersebut merupakan perwujudan peran dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mendukung Misi Presiden yang antara lain adalah Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera serta Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing. Implementasi Misi tersebut diwujudkan melalui kinerja lintas sektor di bidang ekonomi. Dalam rangka meningkatkan kinerja lintas sektor di bidang ekonomi, dibutuhkan usaha untuk menyatukan tindakan, kebulatan pemikiran, dan keselarasan dari berbagai intansi terkait melalui kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan. Sejalan dengan strategi dan aktivitas yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan suatu kebijakan yang telah diterbitkan, maka pengendalian pelaksanaan kebijakan secara intensif diupayakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul. Pernyataan Misi 8

16 Peta strategi Kementerian adalah menuju terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui sinergi antara dukungan dasar-perspektif learning and growth, strategic driver koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan bidang perekonomian sebagai output kerja deputi yang merupakan persepktif proses internal, dan strategic outcome yang merupakan perspektif stakeholder. Perspektif : Internal Process Perspektif : Learning & Growth Tujuan & Sasaran Strategis Perspektif : Stakeholder Gambar 2.1 Peta Strategi Tahun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tujuan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan merupakan upaya Kemenko Bidang Perekonomian untuk memastikan pelaksanaan kebijakan/program oleh sektor/lintas sektor di bidang ekonomi dijalankan dengan komitmen yang tinggi. Sasaran Strategis perspektif stakeholder adalah memastikan keberhasilan sasaran Indikator Kinerja Utama, terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi, terwujudnya pengendalian, dan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik menciptakan outcome (strategic outcome): stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, transformasi industri dan optimalisasi hubungan internasional. 9

17 2.2 Rencana Kerja Tahun 2016 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperoleh pagu sebesar Rp ,- (tiga ratus enam puluh enam milyar delapan ratus dua puluh dua juta dua ratus tiga puluh lima ribu rupiah). Pagu tersebut di fokuskan untuk membiayai dua Program yang telah ditetapkan, yaitu Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian dengan alokasi sebesar Rp (65%), dan Program Dukungan Manajemen & Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian dengan alokasi sebesar Rp (35%). Jumlah tersebut pada akhirnya terjadi penyesuaian mengikuti kebijakan nasional (penghematan anggaran). PEMBAGIAN DANA PROGRAM KEMENKO BIDANG PEREKONOMIAN TA % 65% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenko Bidang Perekonomian Gambar 2.2 Alokasi Rencana Kerja dan Anggaran TA Perjanjian Kinerja Indikator Perjanjian Kinerja ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Hal ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refromasi Birokrasi RI Nomer 53 Tahun 2014, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Proses penurunan/cascading Indikator Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dituangkan dalam perjanjian kinerja Pejabat Eselon I dan II, dan ditingkat pegawai kontrak kinerja dituangkan dalam mekanisme Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 5 Tahun Setiap bulan kontrak kinerja pegawai di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dimonitor capaiannya. Laporan capaian kinerja bulanan merupakan realisasi Indikator Kinerja Utama Individu. Laporan dijadikan landasan pemberian reward berupa tunjangan kinerja yang tidak hanya berdasarkan kehadiran dan kode etik 10

18 Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mekanisme pengukuran kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah diatur dalam Permenko Nomor 9 Tahun 2015 dan Permenko Nomor 5 Tahun Adapun tahapan dalam pengukuran kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu meliputi: I II III Pengumpulan Data Kinerja (IKU) Setiap semester dilakukan pengukuran kinerja atas target IKU oleh Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja, Biro Perencanaan. Untuk data kinerja kegiatan (fisik output dan anggaran) dilakukan per triwulan oleh Bagian Program dan Anggaran. Data Capaian Kinerja Bulanan Individu dikumpulkan oleh Bidang Program dan Tata Kelola setiap bulan, dan di rekap oleh Bagian SDM. Data capaian target IKU dikumpulkan dari KPI Manager tiap-tiap kedeputian/sekretariat. Analisis Data Kinerja Data yang telah terkumpul dikelompokkan dan dilakukan analisis. Terhadap Indikator yang belum tercapai dilakukan pendalaman atas hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja. Kegiatan analisis ini dilakukan bersama dengan Unit kerja terkait. Pelaporkan Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja unit semesteran dipaparkan pada Rapat Pimpinan Kemenko Bidang Perekonomian, Menteri secara periodik (2-3 bulan) mengumpulkan satu unit Es.I untuk evaluasi dan brainstorming kemajuan kinerja. Kinerja semester digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja pada akhir tahun. Pelaporan kinerja individu dilakukan bulanan dan secara keseluruhan Kementerian dikelola Bagian SDM melalui Bidang Program dan Tata Kelola sebagai dasar pemberian reward sebagaimana diatur dalam Permenko 5/

19 2.4 Pengukuran Kinerja PP KINERJA INDIVIDU KINERJA ORGANISASI PENGHARGAAN SAKIP SKP PKP PPK D1 D2 D3 D4 D5 D6 Setmenko Kementerian D1 D2 D3 D4 D5 D6 Setmenko Tunjangan Kinerja T4 Predikat SAKIP Unit Es. I Perencanaan Pengukuran Pelaporan Evaluasi Capaian Kinerja Gambar 2.4 Model Otomatisasi Pengukuran Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Model pengukuran kinerja memadukan pengukuran kinerja sebagai amanat Peraturan Pemerintah nomor 46/2011, Peraturan Kepala BKN nomor 1/2013, Permenko 9/2015, dan Permenko 5/2016. Kontrak kinerja tahunan PPK diterjemahkan menjadi laporan indikator kinerja individu yang disampaikan secara bulanan dan mendukung capaian IKU organisasi. Pengukuran kinerja dilakukan secara berjenjang dari kinerja individu hingga membentuk kinerja organisasi. Demikian juga dengan penghargaan kinerja diberikan bagi individu dan unit kerja. Data elektronik akuntabilitas kinerja tercatat dan terdokumentasi secara elektronik dalam informasi/sistem akuntabilitas kinerja. 12

20 Bab III Akuntabilitas Kinerja 13

21 3.1 Capaian Kinerja Perspektif Internal Proses Capaian Target Indikator Kinerja dengan pendekatan pelaksanaan proses internal terhadap tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian kinerja Menko Bidang Perekonomian terdiri tiga Indikator Kinerja Utama untuk menuju pada tiga Sasaran Strategis. SS : Koordinasi & Sinkronisasi Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Indikator 1: % Program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yg terimplementasi Target : 100 % (40 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis) Realisasi : 118% ( 47 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis) Kinerja SS : Pengendalian Terwujudnya Pengendalian kebijakan perekonomian Indikator 2: % Kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi Target : 100 % (13 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis Revisi) Realisasi : 138% ( 18 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis Revisi) Kinerja SS : Tata Kelola Kebijakan K/L Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Indikator 3: Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (Kebijakan Bid.Perekonomian K/L) Kinerja Target : 4 (79 Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis) 72 X 100 = 91 Realisasi : 4 (72 Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis) 79 Skala Tingkat : 4 = ; 3 = 65 n<85 ; 2 = 45 n<65 ; 1 = n<45 Total Capaian IKU terhadap seluruh SS adalah RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L. SS - Koordinasi dan Sinkronisasi IKU 1 47 RPPU/ Keputusan Strategis SS - Pengendalian IKU 2 18 RPPU/ Keputusan Strategis Revisi SS - Tata Kelola Kebijakan K/L IKU 3 72 Peraturan/ Keputusan Kementerian Teknis Gambar 3.1 Capaian IKU dan Realisasi Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi (RKP 2016) Perspektif Stakeholder Capaian Target Indikator Kinerja tersebut memiliki pengaruh terhadap harapan masyarakat atau pihak lainnya. Peraturan perundang-undangan atau keputusan strategis yang dikoordinasikan/disinkronisasikan/dikendalian mencapai kelompok outcome, yaitu: stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi, transformasi industri, peningkatan daya saing, dan optimalisasi hubungan internasional. Transformasi Industri (22) Stabilitas & Pertumbuhan Ekonomi (50) Optimalisasi Hubungan Internasional (8) Peningkatan Daya Saing (57) Realisasi Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi 2016 : 1. Pertumbuhan Ekonomi 5,0% 2. PDB per kapita Rp51.759,81 3. Inflasi 3,02% 4. Tingkat Kemiskinan 10,7% 5. Tingkat Pengangguran 5,61% 14

22 3.2 Analisis Capaian Kinerja Terwujudnya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, transformasi industri, peningkatan daya saing, dan optimalisasi hubungan internasional secara agregat (seluruh sektor) nasional memberikan kontribusi tercapainya target pembangunan bidang ekonomi. Berbagai Rancangan Peraturan Perundang-Undangan atau Keputusan Strategis, baik yang baru maupun revisi kebijakan yang telah ada, serta keputusan atau peraturan kementerian teknis didalam koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendukung strategic outcome peta strategi Kementerian. Fokus bidang koordinasi tercapainya indikator kinerja utama Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian adalah: ekonomi makro, keuangan, pangan, pertanian, energi, sumber daya alam, lingkungan hidup, ekonomi kreatif, kewirausahaan, daya saing koperasi, usaha kecil dan menengah, perniagaan, industri, infrastruktur, pengembangan wilayah, dan kerjasama ekonomi internasional. A. Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Outcome tercapainya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi merupakan fokus strategi bidang ekonomi makro dan keuangan, serta bidang pangan dan pertanian. Kebijakan baru dan kebijakan yang direvisi, serta tata kelola K/L teknis melalui kebijakan bidang perekonomian memberikan kontribusi terciptanya stabilitas perekonomian. Outcome/tercapainya kondisi RPPU/Keputusan Strategis Sasaran dan Indikator ` menguatnya Menguatnya keuangan kapasitas negara menguatnya fiskal negara 20 investasi sumber domestik Fokus: ekonomi makro, keuangan, pangan & pertanian Terwujudnya Sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Realisasi program (pendekatan: perencanaan) kebijakan tersedianya & stabilisasi harga pangan Berkembang nya komoditi berorientasi ekspor Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi tersedianya sarana & pras. pangan & pertanian Penanggulang an kemiskinan petani 24 6 Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian revisi terhadap kebijakan yang ada (pendekatan implementasi) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (tata kelola kebijakan perekonomian pada Kementerian dalam koordinasi Kemenko Perekonomian Gambar 3.2 Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis mewujudkan Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi 15

23 Tantangan dalam melaksanakan koordinasi/ sinkronisasi/pengendalian guna mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi adalah, meningkatkan harmonisasi kebijakan, program dan/atau kegiatan pembangunan baik antar sektor maupun antara pusat dan daerah. Dalam menjawab tantangan tersebut, diperlukan penyelarasan dan sinergitas antar pemangku kepentingan dalam koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan perekonomian oleh Kemenko Bidang Perekonomian. Jumlah Rancangan Kebijakan yang ditujukan untuk menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi adalah 52 (36%) RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L dari Total seluruh capaian IKU sebanyak 137 RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L. Rincian RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L per IKU, dan per sasaran perspektif stakeholder dapat dilihat pada lampiran laporan kinerja ini. B. Transformasi Industri Melalui transformasi industri akan terwujud proses perkembangan inovasi, spesialisasi, perdagangan, pemanfaatan sumber daya alam termasuk energi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Koordinasi/sinkronisasi/pengendalian dalam upaya mewujudkan transformasi industri mempunyai fokus pada bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, termasuk lingkungan hidup, ekonomi kreatif, kewirausahaan, dan daya saing koperasi, usaha kecil dan menengah. Capaian kinerja kebijakan dalam mewujudkan transformasi industri tergambar berikut ini. Outcome/tercapainya kondisi RPPU/Keputusan Strategis Sasaran dan Indikator meningkat- ` nya tata meningkatnya kelola industri meningkatproduktivitas ekstraktif nya & infrastruktur pengelolaan energi 9 SDA, LH Fokus: energi, SDA, LH, ekonomi kreatif, kewirausahaan, daya saing KUKM Terwujudnya Sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Realisasi program (pendekatan: perencanaan) kebijakan berkembang nya industri kreatif terciptanya wirausaha berbasis teknologi Transformasi Industri meningkatnya daya saing KUKM tercipta, terlindungi tenaga kerja 2 11 Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian revisi terhadap kebijakan yang ada (pendekatan implementasi) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (tata kelola kebijakan perekonomian pada Kementerian dalam koordinasi Kemenko Perekonomian Gambar 3.3 Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis Berkontribusi terciptanya Transformasi Industri 16

24 Jumlah RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L yang mendorong terwujudnya transformasi industri adalah 22 (16%) dari Total seluruh capaian IKU sebanyak 137 RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L. Rincian RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L per IKU, dan per sasaran perspektif stakeholder dapat dilihat pada lampiran laporan kinerja ini. Tantangan dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian untuk mewujudkan transformasi industri adalah keterbatasan ruang fiskal pemerintah, peningkatan daya saing dan perbaikan ilkim Investasi. Kinerja koordinasi/sinkronisasi/pengendalian sebagai upaya terciptanya transformasi industri menghasilkan rancangan kebijakan yang ditujukan untuk menguatkan fondasi struktur ekonomi dengan peningkatan daya saing, peningkatan iklim investasi, mendorong hilirisasi pengelolan SDA dan mengisi pohon industry yang kosong khususnya pada intermediate goods dan induatri padat karya. C. Peningkatan Daya Saing Kinerja kebijakan peningkatan daya saing merupakan penanganan masalah dengan fokus koordinasi/sinkronisasi/pengendalian pada bidang perniagaan, industri, percepatan infrastruktur, dan pengembangan wilayah. Pemetaan kinerja sasaran peningkatan daya saing, tergambar berikut ini. Outcome/ tercapainya kondisi RPPU/Keputusan Strategis Sasaran dan Indikator meningkat- ` nya meningkatberkembang konektivitas nya daya nya pasar nasional saing di pasar tradisional internasional 14 berkembang nya investasi berkembang nya sektor & kawasan industri Peningkatan Daya Saing tersedianya infrastruktur SDA dan sistem transportasi Tersedianya tanah & pembiayaan infrastruktur tersedianya perumahan, Taru & berkembangnya KSE Fokus: Perniagaan, industri, infrastruktur, pengembangan wilayah Terwujudnya Sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Realisasi program (pendekatan: perencanaan) kebijakan Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian revisi terhadap kebijakan yang ada (pendekatan implementasi) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (tata kelola kebijakan perekonomian pada Kementerian dalam koordinasi Kemenko Perekonomian Gambar 3.4 Jumlah Peraturan Perundang-undangan/Keputusan Strategis terciptanya Peningkatan Daya Saing Peningkatan daya saing Indonesia sangat terlihat dari membaiknya peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business) dari sebelumnya peringkat 106 menjadi peringkat 91. Komitmen peningkatan daya saing diwujudkan dengan mengembangkan 17

25 kebijakan yang mendukung iklim investasi, seperti : penyederhanaan izin, penyaluran kredit usaha, dan pembangunan infrastruktur. Percepatan pembangunan infrastruktur dikoordinasikan melalui Proyek Strategis Nasional Indonesia sentris yang terdiri dari 225 proyek (jalan, kereta, bandara, pelabuhan, perumahan, energi, pertanian/kelautan, air bersih, kawasan, teknologi, bendungan, pos lintas batas negara, smelter) dan 1 program kelistrikan. Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan koordinasi/sinkronisasi/ pengendalian untuk mewujudkan peningkatan daya saing adalah menurunkan biaya logistic, meningkatkan ratio elektrifikasi, percepatan pembangunan infrastruktur, meningkatkan suplai tenaga kerja terampil. Intervensi kebijakan yang dibuat adalah: kebijakan untuk aksesibilitas pembangunan infrastruktur, kebijakan hilirisasi untuk pertumbuhan industri, dan pendidikan/pelatihan vokasi. Jumlah RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L yang mendorong terwujudnya peningkatan daya saing adalah 57 (42%) dari Total seluruh capaian IKU sebanyak 137 RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L. Rincian dapat dilihat pada lampiran laporan kinerja ini. D. Optimalisasi Hubungan Internasional Optimalisasi Hubungan Internasional yang ingin diwujudkan adalah melalui kerjasama ekonomi internasional. Kerjasama ekonomi internasional memberikan kontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Free Trade Agreement (FTA) atau Partnership menjadi skema pilihan untuk memperluas dan memanfaatkan ekonomi global. Tantangan yang dihadapi dalam mengkoordinasikan kerjasama ekonomi internasional adalah: penentuan FTA atau partnership yang memberikan manfaat optimal bagi Indonesia. Hal ini diupayakan dengan melakukan negosiasi dan berperan aktif dalam kancah hubungan luar negeri, intervensi koordinasi/sinkronisasi/ pengendalian dalam menjalin integrasi antara pusat, daerah, dan pelaku usaha, membuat pola pikir masyarakat menjadi terbuka untuk dapat mengambil manfaat dari keterbukaan pasar global dan integrasi ekonomi antar wilayah. Kinerja optimalisasi hubungan internasional dapat dipetakan sebagai berikut. Outcome/ tercapainya kondisi RPPU/Keputusan Strategis Sasaran dan Indikator Komitmen kerjasama ekonomi multilateral komitmen kerjasama ekonomi bilateral 4 Fokus: Kerja Sama Ekonomi Internasional Terwujudnya Sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Realisasi program (pendekatan: perencanaan) kebijakan komitmen kerjasama ekonomi regional Optimalisasi Hubungan Internasional 4 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (tata kelola kebijakan perekonomian pada Kementerian dalam koordinasi Kemenko Perekonomian Gambar 3.5 Jumlah Peraturan Perundang-undangan/ Keputusan Strategis Kontribusi mewujudkan Optimalisasi Hubungan Internasional 18

26 Jumlah RPPU/Keputusan Strategis terwujudnya optimalisasi hubungan internasional adalah 8 (6%) dari Total seluruh capaian IKU sebanyak 137 RPPU/Keputusan Strategis/Peraturan K/L. Rincian dapat dilihat pada lampiran laporan kinerja ini. E. Kinerja penugasan khusus #Paket kebijakan ekonomi Dalam upaya menjaga laju pertumbuhan ekonomi, ditengah perlambatan perekonomian global yang masih berlanjut di tahun 2016, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi. Sampai dengan tahun 2016, telah diterbitkan 14 Paket Kebijakan Ekonomi (8 paket tahun 2015, 6 paket tahun 2016). Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi, pemerintah membetuk Satuan Tugas (Satgas) percepatan dan efektivitas pelaksanaan kebijakan ekonomi oleh Presiden pada Tahun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ditugaskan sebagai ketua Satgas, yang kemudian dibagi menjadi Kelompok Kerja (Pokja), dan ruang lingkup tugas masing-masing pokja tampak dalam gambar berikut. Kampanye dan Diseminasi Kebijakan Respon positif PKE berdasarkan pemberitaan di media Percepatan dan Penuntasan Regulasi Total Regulasi yang telah diselesaikan sebanyak 204 Selesai 99% Satu Regulasi belum selesai Pokja I Pokja II Evaluasi dan Analisa Dampak dilakukan dengan cara survei awarness Permasalahan yang paling membutuhkan tindaklanjut adalah mengenai petanahan dan infrastruktur Pokja III Pokja IV Penanganan dan penyelesaian kasus terdapat 113 kasus, telah dibahas 95 kasus 69 kasus diteruskan ke K/L, 4 kasus ke Pakja dan Satgas, 5 kasus ditolak Gambar 3.6 Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi 19

27 Total Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I XIV adalah 204 peraturan, dengan tingkat kinerja penyelesaian peraturan 99%. Satu peraturan yang belum selesai adalah pada Paket Kebijakan Ekonomi XIV dengan status masih menunggu penyelesaian Perpres tentang Roadmap e-commerce. Ringkasan Paket Kebijakan Ekonomi yang ditangani Kemenko Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut. Gambar 3.7 Ringkasan Fokus Paket Kebijakan Ekonomi 20

28 Distribusi 204 regulasi berdasarkan jenis peraturan adalah sebagai berikut. Perpres 33% Presidensial Inpres 6% PP 60% Inmen 2% Perdirjen 1% Kepmen 1% SE 5% POJK 4% Peraturan Lainnya 4% K/L Permen 83% Jumlah 50 Peraturan yang terdiri dari : 31 PP, 17 Perpres dan 3 Inpres Jumlah 154 Peraturan yang terdiri dari 128 Permen, 1 Kepmen, 3 Inmen, 1 Perdirjen, 8 SE, 7 POJK, dan 6 Peraturan Lainnya Gambar 3.8 Distribusi Jenis Peraturan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Kinerja implementasi Paket Kebijakan Ekonomi yang telah digulirkan telah membawa beberapa keberhasilan. Kemenko Bidang Perekonomian berpartisipasi aktif dan mempunyai andil pencapaian-pencapaian bidang ekonomi yang diantaranya yaitu: PUSAT LOGISTIK BERIKAT (PLB) Telah diresmikan 28 PLB, antara lain industri perawatan pesawat terbang dan perminyakan PERIZINAN INVESTASI 3 JAM Telah dimanfaatkan 130 perusahaan dengan nilai investasi Rp. 291 Triliun (per Oktober 2016), tambahan penyerapan tenaga kerja 77 ribu orang KAWASAN INDUSTRI (KI) Jawa Tengah telah mengusulkan 3 KI: Kendal, Demak, dan Ungaran Kawasan Industri Farmasi di Bitung Tahun 2017 SISTEM PENGUPAHAN 14 Provinsi telah menetapkan UMP 2016 sesuai PP 78/2015 (Kepri, Kalbar, NTB, Sumbar, Jambi, NAD, Kalsel, Banten, Gorontalo, NTT, Jabar, Bali, Sumut, dan Babel) KEMUDAHAN DAN INSENTIF KEK Total nilai sebesar Rp 33,88 Triliun (per September 2016) PEMBIAYAAN EKSPOR/KURBE Pembiayaan ekspor Gerbong Kereta Api ke Bangladesh KEMUDAHAN BERUSAHA BAGI UMKM (EODB) Memangkas Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya dalam 10 indikator Kemudahan MEMPERSINGKAT PROSES INSENTIF FISKAL Telah dimanfaatkan 18 perusahaan dengan lama pengurusan rata-rata 13,4 hari (sebelumnya 2 tahun) AGREGATOR/KONSOLIDATOR PRODUK EKSPOR UKM Sudah dilakukan ekspor perdana kelapa dari Sulawesi Utara oleh Sinergi BUMN. Dimulainya direct call dari Bitung ke Davao, mulai tanggal 18 Desember 2016 setiap minggu REVISI DNI (PERPRES NO. 44/2016) Implementasi DNI, per 24 Juni 2016 (Q- II/2016) sudah ada 527 perusahaan yang memanfaatkan, rencana investasi USD 12,926 M 21

29 #KOORDINASI PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR Wujud keseriusan pemerintah dalam memastikan realisasi dari proyek infrastruktur prioritas yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah dengan membentuk Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) melalui Peraturan Presiden No. 75/2014 dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku ketuanya,. KPPIP memperoleh mandat melakukan koordinasi percepatan proyek strategis nasional. Koordinasi percepatan penyediaan infrastruktur menghasilkan 225 proyek dan 1 program kelistrikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebaran proyek dan estimasi investasi adalah sebagai berikut. Gambar 3.9 Proyek Strategis Nasional dalam Koordinasi Percepatan Penyediaan Infrastuktur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Perkembangan pembangunan infrastruktur sampai dengan tahun 2016 dari target hingga 2019 dalam koridor yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui KPPIP adalah sebagai berikut. 22

30 3.3 Kinerja dari Waktu ke Waktu (2015 dan 2016) Tahun 2016 adalah tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintahan Jokowi-JK Kemenko Bidang Perekonomian melalui berbagai instrumen kebijakan secara berkelanjutan akan menjaga laju perekonomian Indonesia sesuai dengan sasaran pembangunan. Melalui indikator kinerja utama, peraturan perundang-undangan dan keputusan strategis sebagai intervensi kebijakan yang dikelompokan sesuai fungsi koordinasi/sinkronisasi, pengendalian, dan kebijakan K/L teknis, menopang sasaran perseptif stakeholder yang memberikan kontribusi pencapaian indikator pembangunan Bidang Ekonomi. Perspektif Sasaran Strategis : Internal Process Perspektif Sasaran Strategis : Stakeholders SS : Koordinasi & Sinkronisasi IKU 1 - Realisasi/Target (PerUUan/Keputusan Strategis Baru) SS : Pengendalian % % 14 % Stabilitas & Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ek. (%) 4,8 5,0 PDB/kapita (Rp) , ,81 IKU 2 - Realisasi/Target (PerUUan/Keputusan Strategis Revisi) SS : Tata Kelola Kebijakan Perekonomian K/L IKU 3 - Realisasi/Target (Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis) % % % 11 Transformasi Industri Optimalisasi Hubungan Internasional Peningkatan Daya Saing Inflasi (%) 3,35 3,02 Tk. Kemiskinan (%) 11,2 10,7 Tk.Pengangguran (%) 6,18 5,61 PerUUan/Kepstra tersebar memenuhi perspektif stakholder Menopang/kontribusi tercapainya indikator pembangunan bidang ekonomi *) *) dari berbagai sumber, antara lain: Pres Release Kemenkeu, Bank Dunia, dan BPS, Januari Gambar 3.10 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Capaian kinerja perspektif internal process meningkat dibanding tahun Peraturan perundang-undangan dan keputusan strategis hasil koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian memenuhi target yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Utama prosentase Kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi dengan keluaran peraturan revisi atas peraturan yang telah terbit sebelumnya menunjukan kinerja yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Kemenko makin dapat 23

31 mengidentifikasi peraturan mana yang akan di rubah melalui paket kebijakan ekonomi yang digulirkan, sehingga gap target dengan realisasi dapat diperkecil, berbeda dengan tahun 2015 yang merupakan tahun pertama paket kebijakan ekonomi dijalankan. Kondisi terjaganya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, transformasi industri, peningkatan daya saing, dan optimalisasi hubungan internasional membuat Indonesia memiliki indikator makro ekonomi yang semakin baik dibanding tahun Ditengah kelesuan ekonomi global, perekonomian Indonesia mampu tumbuh mencapai 5,0% yang diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran. 3.4 Tindak Lanjut Rekomendasi Evaluasi SAKIP 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selalu menjaga implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana amanat PP 29 Tahun Sistem yang sudah berjalan dari tahun ke tahun secara terus-menerus patuh dilaksanakan. Implementasi SAKIP selalu terpadu dengan peraturan dan pedoman yang diterbitkan oleh Bappenas, Kementerian Keuangan, selain dari Pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB. Tahun 2014 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mampu mencapai nilai implementasi SAKIP 2013 sebesar 70,07. Namun Tahun 2015, atas implementasi SAKIP 2014, nilai tersebut turun menjadi 63,82. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut. 65,07 65,96 66,62 70,07 63,82 44, Nilai SAKIP tahun (n) adalah merupakan implementasi SAKIP tahun (n-1). Gambar 3.11 Nilai Evaluasi SAKIP Kemenko Bidang Perekonomian Kepatuhan implementasi SAKIP di Kemenko Bidang Perekonomian tidak pernah menurun dari tahun 2009 hingga sekarang. Evaluasi tahun 2016 atas implementasi SAKIP tahun 2015, pada saat exit meeting, tanggal 27 Oktober 2016, Tim Evaluator memberikan rekomendasi, antara lain yaitu: Menyempurnakan ukuran kinerja yang lebih relevan dengan hasil yang akan dicapai. Memperbaiki Sistem AKIP, dari pengumpulan data kinerja, pengukurannya, sampai dengan pelaporan capaian kinerja. Menyempurnakan pedoman evaluasi internal atas implementasi Sistem AKIP agar dapat melihat penerapan SAKIP dengan lebih jelas. Konfirmasi dan upaya tindak lanjut atas rekomendasi adalah sebagaimana penjelasan berikut. 24

32 Relevansi kinerja dengan hasil yang dicapai diukur dengan pendekatan perspektif internal process yang terdiri dari 3 Indikator Kinerja Utama untuk mewujudkan 3 Sasaran Strategis. Keluaran internal process tersebar kedalam kelompok fokus unit kerja di Kemenko Bidang perekonomian untuk menciptakan kondisi perspektif stakeholder, yaitu: stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, transformasi industri, peningkatan daya saing, dan optimalisasi hubungan internasional. Terciptanya kondisi tersebut, melalui peraturan perundangundangan/keputusan strategis (kebijakan) memberikan kontribusi tehadap tercapainya sasaran pembangunan bidang ekonomi dalam RKP Perbaikan Sistem AKIP pada pengumpulan data kinerja, pengukuran, dan pelaporan telah diatur dalam Permenko 9/2015 dan Permenko 5/2016. Otomatisasi pengumpulan, dan pengukuran data kinerja terintegrasi dalam sistem berbasis jaringan (implementasi model Bab II.2.4), yaitu: ekon-go (evaluasi kinerja online-gerai otomatisasi)- Evaluasi Kinerja Online-Gerai Otomatisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Gambar 3.12 Contoh Tampilan Integrasi Pengumpulan-Pengukuran Data Kinerja Tindaklanjut penyempurnaan pedoman evaluasi internal atas implementasi SAKIP (Permenko 9/2014) adalah untuk menyesuaikan perubahan pedoman evaluasi SAKIP yang dikeluarkan Kementerian PAN dan RB, yaitu PermenPANRB 12/2015. Perubahan yang dilakukan antara lain terkait bobot penilaian dan kategori nilai hasil evaluasi. Dalam melakukan Evaluasi aparat APIP telah mengacu pada Permen PANRB tersebut. 25

33 3.5 Realisasi Anggaran Pagu Anggaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian TA 2016 adalah sebesar Rp ,- dengan kebijakan pemotongan anggaran melalui blokir mandiri Rp ,- sehingga pagu anggaran yang dapat digunakan adalah Rp ,-. Porsi pengeluaran per jenis belanja adalah : Belanja Modal Rp ,- (1,6%), Belanja Barang Rp ,- (78,6%), dan Belanja Pegawai Rp ,-. (19,8%). Belanja tersebut dalam rangka mendukung dua Program Kementerian yaitu : Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian, dan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Perkembangan Pagu TA 2015 dan 2016 per Belanja dan per Program adalah sebagai berikut. Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian (Rp ) 2016 (Rp ) Gambar 3.13 Pagu Anggaran per Jenis Belanja 2015 (Rp ) 2016 (Rp ) Gambar 3.14 Pagu Anggaran per Program Realisasi Anggaran adalah sebesar Rp ,- (95,40%). Realisasi tersebut bila dirinci per jenis Belanja dan per Program adalah sebagai berikut Pagu Realisasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pagu Realisasi Gambar 3.15 Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Gambar 3.16 Realisasi Anggaran per Program 26

34 Realisasi anggaran mendukung kinerja indikator-indikator yang telah ditetapkan hingga terwujud sasaran strategis yang dituju. Realisasi Anggaran per jenis sasaran perspektif stakeholder (stategic outcome) adalah sebagai berikut : Stabilitas dan Pertumbuhan Transformasi Industri Peningkatan Daya Saing Optimalisasi Hub.Int'al Pagu Realisasi Kinerja Anggaran 88,11% 86,70% 98,32% 98,85% Gambar 3.17 Realisasi Anggaran per Strategic Outcome Perspektif Stakeholder Adapun perbandingan kinerja anggaran per strategic outcame antara tahun 2015 dan 2016 menunjukan peningkatan. 100% 80% 73% 88,11% 86,70% 77% 98,32% 98,85% 83% 60% 61% 40% % 0% Stabilitas dan Pertumbuhan Transformasi Industri Peningkatan Daya Saing Optimalisasi Hub.Int'al Gambar 3.18 Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran per Strategic Outcome 2015 dan

35 Bab IV Penutup 28

36 Melanjutkan reformasi: menjaga ketahanan dan memacu pertumbuhan ekonomi. (Menko Perekonomian, pada outlook Ekonomi Indonesia 2017, Nov 2016) Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dilihat melalui dua pendekatan, yaitu dari perspektif proses internal dan perspektif harapan stakeholder. Penggunaan perspektif tersebut digunakan untuk memudahkan melihat keterkaitan diantara keduanya dalam menjawab isu strategis di bidang perekonomian sesuai dengan Peta Strategis Kementerian, sejalan dengan amanat RPJMN , dan Prioritas Pemerintah dalam Nawa Cita. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui kewenangan sinkronisasi, koordinasi, dan pengendalian kebijakan akan terus berupaya melakukan perbaikan dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mensukseskan Pembangunan Nasional terutama di bidang perekonomian. Hal ini dibuktikan dengan berbagai rekomendasi kebijakan di bidang perekonomian yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan dan/atau keputusan strategis yang memberikan kontribusi pada terpenuhinya harapan stakeholder dan sasaran indikator Rencana Kerja Pemerintah Bidang Perekonomian tahun Capaian indikator sasaran Rencana Kerja Pemerintah tahun 2016 menunjukan kondisi Pertumbuhan positif, diantaranya adalah Pertumbuhan EKonomi ekonomi Indonesia pada tahun 2016 meningkat sebesar 5,0% (dibanding 2015 sebesar 4,8%), PDB perkapita berada pada kisaran Rp51.798,81, tingkat inflasi berada dalam kisaran target yaitu 3,02% (yoy), angka kemiskinan mengalami penurunan menjadi 10,7% dan tingkat Pengangguran juga menurun menjadi 5,61%. sumber : BPS & Kemenkeu Tahun 2017 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit meningkat dengan disertai harga komoditas yang tidak berubah dan sektor keuangan yang relatif beresiko. Perekonomian Indonesia akan tetap kuat dengan posisi fiskal yang lebih baik. Permintaan domestik akan terus mendorong pertumbuhan. Kebijakan akan difokuskan pada reformasi fiskal dan reformasi struktural untuk membangun pondasi agar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan berkualitas. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan selalu melakukan perbaikan kinerja untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan di bidang perekonomian. Komitmen dan kerja keras terus dioptimalkan dalam proses sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian kebijakan agar bisa menghasilkan rekomendasi kebijakan menuju terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 29

37 Lampiran-Lampiran 30

38 Lampiran 1

39 Lampiran 1

40 Lampiran 1 4

41 Keterangan (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c) (f) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Unit : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SEMESTER II 2016 SS Indikator Kinerja Target 2016 Realisasi s/d Desember 2016 Kinerja Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi 100% 118% 118% Rancangan Peraturan Perundang-undangan (RPPU) Baru atau Kebijakan Strategis Nasional Baru) Realisasi :47 buah Target : 40 RPPU/Keputusan Strategis Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi 100% 138% 138% Rancangan Peraturan Perundang-undangan Perubahan atau Kebijakan Strategis Nasional yang bersifat merivisi kebijakan sebelumnya Realisasi : 18 buah Target : 13 RPPU/Keputusan Strategis Revisi Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian 85 n 100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65 n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45 n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah) 4 4 Sangat Baik Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian Realisasi : 72 buah Target : 79 peraturan/keputusan kementerian teknis Lampiran 2

42 % Realisasi Anggaran FISIK (KINERJA CAPAIAN OUTPUT) Target Kinerja KINERJA FINANSIAL vs FISIK % Finansial % Capaian Fisik LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN CAPAIAN OUTPUT PER ESELON I TAHUN ANGGARAN 2016 FINANSIAL (KINERJA ANGGARAN) NO. UNIT KERJA / ESELON I Pagu DIPA Blokir Mandiri Pagu Setelah Blokir Realisasi Net % Capaian 1 Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Rp Rp Rp Rp ,06% 87 96,55% 85,06% 96,55% 2 Kedeputian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Rp Rp Rp Rp ,22% 37 98% 98,22% 98% 3 Kedeputian Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Rp Rp Rp Rp ,26% 45 95% 81,26% 95% 4 Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM Rp Rp Rp Rp ,98% % 97,98% 100% 5 Kedeputian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Rp Rp Rp Rp ,85% 59 92% 91,85% 92% 6 Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Rp Rp Rp Rp ,13% 86 96% 98,13% 96% 7 Kedeputian Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Rp Rp Rp Rp ,85% 93 96% 98,85% 96% 8 Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Rp Rp Rp Rp ,69% % 99,69% 106% 9 Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Rp Rp Rp Rp ,88% % 99,88% 100% 10 Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rp Rp Rp Rp ,14% 86 99% 97,14% 99% CAPAIAN KINERJA ANGGARAN DAN KINERJA OUTPUT TAHUN ANGGARAN 2016 Rp Rp Rp Rp ,40% % 95,40% 97% Lampiran 3

43 Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 1: % Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan Perencanaan, menghasilkan Kebijakan Baru) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Koordinasi dan Sinkronisasi Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Baru) 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas No Fokus Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan 2 Peraturan Pemerintah mengenai Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Real Estat Ekonomi Makro dan Keuangan Dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu yang mengatur pemberian fasilitas Pajak Penghasilan final berupa pemotongan tarif hingga 0,5% dari tarif normal 5% kepada perusahaan yang menerbitkan DIRE 3 PP No. 48/1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Ekonomi Makro dan Keuangan 4 Peraturan Pemerintah tentang Pemasukan Ternak dan/atau Produk hewan dalam hal tertentu yang berasal dari Negera atau zona Dalam Suatu Negara Asla Pemasukan Pangan dan Pertanian 5 Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Lembaga Administrasi Negara Ekonomi Makro dan Keuangan 6 PP tentang Pembawaan Uang Tunai dan Instrumen Pembayaran Lain Ke Dalam atau Ke Luar Daerah Ekonomi Makro dan Keuangan Pabean Indonesia 7 PP tentang Tata Cara Penyampaian Data dan Informasi Oleh Instansi Pemerintah dan/atau Lembaga Ekonomi Makro dan Keuangan Swasta Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang 8 Peraturan Presiden tentang Gearakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga 9 Peraturan Pemerintah tentang Perusahaan Umum (Perum) BULOG 10 Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan Pangan dan Pertanian Pangan dan Pertanian Ekonomi Makro dan Keuangan 11 PP tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai dari Pemberi Kerja dengan Kriteria tertentu Ekonomi Makro dan Keuangan 12 Peraturan Presiden tentang Komite Ekonomi dan Industri Nasional Ekonomi Makro dan Keuangan 13 Instruksi Presiden tentang Langkah-langkah Pengendalian Transfer ke Daerah dan Dana Desa Dalam Ekonomi Makro dan Keuangan Rangka Pengamanan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ekonomi Makro dan Keuangan 15 Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau Pejabat Lain Ekonomi Makro dan Keuangan 16 Perpres tentang komite keuangan nasional keuangan syariah Ekonomi Makro dan Keuangan 17 Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif Ekonomi Makro dan Keuangan 18 Peraturan Pemerintah tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Pada Asian Infrastrukture Investment Bank Ekonomi Makro dan Keuangan 19 Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Ekonomi Makro dan Keuangan Lampiran 4 20 Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Ekonomi Makro dan Keuangan pada Kementerian Luar Negeri

44 Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 1: % Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan Perencanaan, menghasilkan Kebijakan Baru) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Peningkatan Daya Saing Fokus Bidang Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 2 Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 3 Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Perniagaan dan Industri 4 Peraturan Presiden tentang Penetapan Pelabuhan Patimban Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat Sebagai Proyek Startegis Nasional Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 5 PP tentang penambahan penyertaan modal negara RI ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk, Rancangan PP tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Krakatau Steel Tbk, Rancangan PP tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Pembangunan Perumahan Tbk. Perniagaan dan Industri 6 Peraturan Presiden No 44/2016 tentang daftar negatif investasi (DNI) 7 Peraturan Pemerintah tentang Penambahan Penyertaan Modal Negra Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Garuda Indonesia Perniagaan dan Industri Perniagaan dan Industri 8 Instruksi Presiden tentang Penyederhanaan Perizinan Pembangunan Perumahan Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 9 Peraturan Pemerintah tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 10 Peraturan Presiden tentang Batas Sempadan Pantai Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 11 Keputusan Presiden tentang Dwan Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 12 Peraturan Presiden tentang Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pada Proyek Strategis Nasional Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 13 PP tentang penambahan penyertaan modal negara ke dalam modal saham persero PT Indonesia Asahan Aluminium Perniagaan dan Industri 14 Keputusan Presiden tentang Dewan Kawasan KEK Provinsi Papua Barat Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah Lampiran 4 Koordinasi dan Sinkronisasi Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Baru) 1 Perpres No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1: No

45 Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 1: % Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan Perencanaan, menghasilkan Kebijakan Baru) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Transformasi Industri Koordinasi dan Sinkronisasi Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Baru) 1 Peraturan Presiden Tentang Harga Gas Bumi No Fokus Bidang Energi, Sumber Daya Alam dan LH 2 Peraturan Presiden tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map Ekraf, Kewirausahaan, dan Daya e-commerence) Tahun Saing KUKM 3 Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan Energi, Sumber Daya Alam dan LH 4 Perpres tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakrat, Kota Bandung, Kota Surabaya, dan Kota Surakarata Energi, Sumber Daya Alam dan LH 5 Peraturan Presiden tentang Tata Cara Penetapan dan Penaggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi Energi, Sumber Daya Alam dan LH 6 Intruksi Presiden tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental Ekraf, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM 7 Energi, Sumber Daya Alam dan LH Inpres tentang evaluasi dan penundaan perizinan perkebunan sawit 8 Peraturan Presiden tentang Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Energi, Sumber Daya Alam dan LH 9 Peraturan Presiden Nomor 146 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri Energi, Sumber Daya Alam dan LH Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 1: % Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan Perencanaan, menghasilkan Kebijakan Baru) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Optimalisasi Hubungan Internasional Koordinasi dan Sinkronisasi Fokus Bidang Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Baru) 1 Peraturan Presiden tentang Pengesahan Perjanjian Negara Tuan Rumah Antara Pemerintah Negara Kerjasama Ekonomi Internasional Republik Indonesia dan Dana Internasional Untuk Pembangunan Pertanian (IFAD) tentang Pendirian Kantor Perwakilan IFAD di Indonesia (Host Country Agreement Between The Goverment of The REpublic ogf Indonesia and The Inter4nasional Fund for Agricultural Development (IFAD) on Ther EStablishment of The IFAD'S Country Office in Indonesia) No 3 Konvensi Kerangka kerja PBB mengenai perubahan iklim (persetujuan Paris) Kerjasama Ekonomi Internasional 4 UU tentang Pengesahan Protokol perubahan persetujuan Marrakesh Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (dalam COP) Kerjasama Ekonomi Internasional Lampiran 4 2 Undang-undang tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nations Framework Convention Kerjasama Ekonomi Internasional on Climate Change

46 Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 2: % Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan implementasi, menghasilkan Revisi Kebijakan) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi No 1 Koordinasi dan Sinkronisasi Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Revisi) Peraturan Pemerintah tentang perubahan Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Fokus Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan 2 Peraturan Pemerintah tentang Perubahan kempat Atas PP NO 48/1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan Ekonomi Makro dan Keuangan 3 Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Ekonomi Makro dan Keuangan Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu 4 Peraturan Presiden tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit 5 Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Ekonomi Makro dan Keuangan tata cara penyertaan dan penatausahaan modal negara pada badan usaha milik negara dan perseroan terbatas 6 Peraturan Pemerintah tentang perubahan kedua atas PP Nomor 45 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum, dan Hak Asasi Manusia Pangan dan Pertanian Ekonomi Makro dan Keuangan Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 2: % Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan implementasi, menghasilkan Revisi Kebijakan) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Transformasi Industri No 1 2 Koordinasi dan Sinkronisasi Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Revisi) PP atas perubahan keempat atas PP 23/2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara PP atas perubahan PP 79/2010 tentang biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di Bidang Usaha Huli Minyak dan Gas Bumi Fokus Bidang Energi, Sumber Daya Alam dan LH Energi, Sumber Daya Alam dan LH Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan/Keputusan Strategis IKU 2: % Kebijakan Bidang Perekonomian yang terimplementasi (Pendekatan implementasi, menghasilkan Revisi Kebijakan) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder (Terwujudnya Kondisi) Peningkatan Daya Saing 1 Koordinasi dan Sinkronisasi Peraturan PerUU-an/Keputusan Strategis (Revisi) Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Presiden Nomor 39 tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal Fokus Bidang Perniagaan dan Industri 2 Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang Infrastruktur dan Pengemb. Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Wilayah Bidang Penjaminan Infrastruktur. 3 Peraturan Pemerintah tentang perubahan ketiga atas peraturan pemerintah nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi Perniagaan dan Industri 4 Peraturan Presiden tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 5 Peraturan presiden tentang perubahan atas peraturan presiden nomor 99 tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan perkeretaapian umum di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 6 Peraturan pemerintah tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 72 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan kereta api Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 7 Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas pearturan pemerintah nomor 52 tahub 2000 tentang penyelenggaraan telekomunikasi dan rancangan peraturan pemerintah tentang perubahan atas peraturan pemerintah no 53 tahun 2000 tentang penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 8 Penyempurnaan Rumusan Pasal 12 Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Infrastruktur dan Pengemb. Penyelenggaraan Telekomunikasi Wilayah 9 Peraturan Presiden tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan. Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah 10 Pasal 10B dan Pasal 10 G Rancangan PP tentang perubahan atas PP nomor 52 tahun 2000 tentang penyelenggaraan telekomunikasi Infrastruktur dan Pengemb. Wilayah Lampiran 4 No

47 Daftar Peraturan/Keputusan Teknis Kementerian/Lembaga dalam Koordinasi Kemenko Perekonomian IKU 3: Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (melalui peraturan/keputusan/rekomendasi yang mendukung kebijakan bidang perekonomian) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder, terwujudnya kondisi : Optimalisasi Hubungan Internasional Keputusan/Rekomendasi Kerja Sama Subregional BIMP-EAGA dan IMT-GT untuk memperkuat Perdagangan Lintas Batas Keputusan/Rekomendasi Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka kerja PBB mengenai perubahan iklim Keputusan/Rekomendasi untuk memperkuat Kerjasama dengan Malaysia dan Thailand melalui IMT-GT Keputusan/Rekomendasi mempererat Kerja Sama Bilateral Melalui Sidang Komisi Bersama ke-11 RI-Rusia Peningkatan Daya Saing Keputusan pembahasan perkembangan pembangunan LRT DKI Jakarta, Jabodebek dan Palembang Keputusan konsolidasi data PSN dalam koordinasi KPPIP Keputusn Ratas Kabinet : Percepatan Pembangunan LRT di Jabodetabek Dalam Rangka Asian Games ke-18 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No.42/2016 tentang Percepatan Pencapaian Kemudahan Berusaha Lampiran Instruksi Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor IM 13 Tahun 2016 tentang Penerapan Inaportnet Untuk Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan Utama Makasar, Belawan, Tanjung Perak, dan tanjung Priok. 6 Keputusan Pembahasan/Rekomendasi Status Kelembagaan Badan Pengusahaan KPBPB Bintan, Karimun, dan Tanjung Pinang 7 Rekomendasi/Tanggapan Menteri Komunikasi dan Informatika terhadap Rancangan Peraturan Presiden tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map E-commerce) Tahun Peraturan Menteri Agraria dan tata Ruang/Kepala BPN Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Pelayanan Peralihan Hak Guna Bangunan 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah 10 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pedoman Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus 11 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 mengenai tunjangan hari raya keagamaan 12 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7 Tahun 2016 mengenai uang servis pada usaha hotel dan usaha restoran di hotel 13 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 32 Tahun 2014 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin Penyelenggaraan Pos 14 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung 15 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14/M-DAG/PER/3/2016 perubahan atas Permendag nomor 77 tahun 2013 tentang Penerbitan Surat Izin Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan secara Simultan Bagi Perusahaan Perdagangan 16 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16/M-DAG/Per/3/2016 Tentang Perubahan atas Permendag nomor 90/M-DAG/PER/12/2014 tentang Penataan dan Pembinaan Gudang 17 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 26/M-IND/PER/5/2016 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/3/2014 Tentang Pemberian Rekomendasi Eksportir Terdaftar Produk Pertambangan Hasil Pengolahan Dan Pemurnian. 18 Permendag No. 31/M-DAG/PER/4/2016 tgl 9 Mei 2016 tentang Ketentuan Impor Limbah non Bahan Berbahaya dan Beracun 19 Rancangan pedoman tentang GNRM (Kem PMK) 20 Rekomendasi tidak lanjut Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas BBK 21 Keputusan/Rekomendasi Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam 22 Rekomendasi Koordinasi perkembangan KEK usulan daerah baru 23 Keputusan/Rekomendasi LRT Jabodebek dan Bandung Raya 24 Keputusan/Rekomendasi tentang Koordinasi Perkembangan Proyek Stategis Nasional 25 Rekomendasi Koordinasi perkembangan dan Tindak Lanjut Paket Kebijakan Ekonomi 26 Keputusan/Surat Dewan Pengarah INSW kepada Pengelola Portal INSW untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Indonesia Single Risk Management (ISRM) bagi Kementerian/Lembaga terkait INSW. 27 Surat Dirjen Administrasi Kewilayahan Penugasan Pejabat Kementerian/lembaga koordinasi antar kementerian/lembaga terkait kewilayahan 28 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/SE/M/2016 tentang Penerbitan IMB dan SLF untuk Bangunan Gedung UMKM Seluas 1300m2 dengan menggunakan desain prototipe 29 Surat Kepala BP Batam Tindak lanjut laporan audit komprehensif BP Batam Tahun Surat Pimpinan DPRD Batam terkait Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang menjadi hambatan pelaksanaan pembangunan di Batam 31 Surat Audit Komprehnsif Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (ke Presiden) 32 Keputusan/Rekomendasi Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang 33 Rekomendasi/Koordinasi Usulan Penyesuaian Remunerasi Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam ke Kemenkeu

48 Daftar Peraturan/Keputusan Teknis Kementerian/Lembaga dalam Koordinasi Kemenko Perekonomian IKU 3: Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (melalui peraturan/keputusan/rekomendasi yang mendukung kebijakan bidang perekonomian) SS Perspektif Internal Process : Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran Strategis Perspektif Stakeholder, terwujudnya kondisi : Lampiran 4 Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi 1 Instruksi Menhub No. 7/2016 tentang Penggunaan Mata Uang Rupiah Dalam Melakukan Transaksi Pada Kegiatan Transportasi 2 Keputusan Direksi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Nomor 0003/PDE/03/2016 tentang Manual Produk Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor 3 Keputusan/Rekomandasi pada Koordinasi implementasi Kebijakan KUR 4 Keputusan/rekomendasi Koordinasi tentang Kondisi Pangan 5 Kesepakatan Rakor RPP tentang Perubahan Kempat Atas PP NO 48/1994 tentang Pemabayarn Pajak Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan 6 Koordinasi Laporan Presiden terkait Rapat Hari Pertama Dewan Gubernur Bank Indonesia 7 Peraturan Kepala BPJS No. 1/2016 untuk Pembayaran Online 8 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 29/Permentan/KP.401/5/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/Ot.140/9/2013 Tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan 9 PMK No. 35/PMK.010/2016 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.011/2011 Tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang Dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor 10 Keputusan Koordinasi tentang APBN 11 Kebijakan Stabilitas Pangan Nasional 12 Keputusan Koordinasi Kebijakan Stabilitas Pangan Nasional Ketersediaan Pangan 13 Keputusan Koordinasi tentang kebijakan Penyehatan Struktur Industri Peternakan Ayam 14 Keputusan Kesepakatan koordinasi kebijakan bidang perekonomian untuk sidang paripurna kabinet 15 Keputusan Koordinasi kebijakan Stabilitas Bawang Merah, Bawang Putih 16 SE Mahkamah Agung Nomor 2/2016 tentang Peningkatan Efisiensi dan Transparansi Penanganan Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Utang di Pengadilan 17 Keputusan melalui surat Dana Kontribusi Pendirian The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) (ke Kemenkeu) 18 urat Menteri Keuangan Nomor S-694/MK.05/2016, tentang Inventarisasi Transaksi-Transaksi/Kejadian atau Peristiwa Ekonomi yang Spesifik dan Melengkapi Kebijakan Akuntansi 19 Surat Ke Kementerian BUMN tentang Pelaksanaan Uji Tuntas Dari Segi Hukum (Legal Due Diligence) PT Aldevco 20 Keputusan/Surat Menteri BUMN Nomor: 163/MBU/03/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penugasan PT. Bhanda Ghara Reksa untuk Menjadi Integrator BUMN Logistik dan BUMN Trading 21 Surat Menteri BUMN Nomor: S-169/MBU/03/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penerapan Single Billing 22 Surat Peluncuran Program Pengurangan Kemiskinan dan Kesenjangan : Pilot project Petani Bawang di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 23 Surat Komite ke Menteri Pertanian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menkeu, Mendag,Menperin,Men BUMN, Men ESDM, Dirut BPDP Kelapa Sawit tentang Sawit 24 Tindak Lanjut Hasil Penelitaian Ombudsman RI Terhadap Kepatihan Atas Pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Transformasi Industri 1 Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2016 Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No. 33 Tahun 2014 Tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik Oleh Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara 2 Keputusan/Rekomendasi penyusunan Pedoman Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait usaha penilai 3 Keputusan Koordinasi Pemanfaatan hasil tambang 4 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 20 Tahun 2016 tantang tata cara pemberian sanksi administratif PP 78/2015 tentang Pengupahan 5 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kebutuhan Hidup Layak 6 Kesepakatan Koordinasi tentang Ketenagakerjaan 7 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.4/Menlhk-Setjen/PHPL.3/1/2016 tentang Pembatasan Luasan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Dalam Hutan Alam Atau IUPHHK Hutan Tanaman Industri Pada Hutan Produksi 8 Rancangan Peraturan tentang PT Asahan Aluminium (inisiasi Kementerian ESDM) 9 Keputusan Koordinasi tentang Kebakaran Hutan 10 Surat Edaran Direksi PT PLN No E/Dir/2016 tentang Prosedur Percepatan Penyambungan Baru dan Perubahan Daya bagi Pelanggan Tegangan Rendah dengan Daya 100 s.d 200 KVA 11 Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait Rekomendasi Penataan Ruang Pelaksanaan Addendum AMDAL PT. Chevron Pasific Indonesia

49

Manual Indikator Kinerja Utama

Manual Indikator Kinerja Utama 2017 Manual Indikator Kinerja Utama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indikator kinerja Target 2017 Ket Menjaga Target Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi : 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 2. PDB

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan per-uu-an Baru Rancangan perubahan Peraturan Perundangan

Rancangan Peraturan per-uu-an Baru Rancangan perubahan Peraturan Perundangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 RAPAT MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 Agenda Pagu dan Realisasi s.d. 29 Juli 2016 Upaya pengoptimalan Capaian Realisasi Anggaran dan Kinerja Tahun 2016

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

Tingkat Kementerian dan Eselon I

Tingkat Kementerian dan Eselon I Tingkat Kementerian dan Eselon I IKU KEMENTERIAN 1 Presentase Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi Definisi : Implementasi program-program koordinasi dan sinkronisasi kebijakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan III Tahun 2016 Kode dan Nama Unit Organisasi Kode Dan Nama Program

Lebih terperinci

Manual Indikator Kinerja Utama. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Manual Indikator Kinerja Utama. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Manual Indikator Kinerja Utama 2016 Kumpulan manual Indikator Kinerja Utama teriri dari IKU tingkat Kementerian dan Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016 CAPAIAN KINERJA PENYERAPAN ANGGARAN PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan II Tahun 2016 Kode Dan Nama Program

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan I Tahun 2016 Kode Dan Nama Program [035.01.06] Program Koordinasi

Lebih terperinci

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : A. KEMENTRIAN : () KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala RAKORBANGPUS Jakarta, 7 April 2010

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2017

Rencana Kerja Tahun 2017 Rencana Kerja Tahun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian FORMULIR PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN UKM Jl. Medan Merdeka Barat No.7, Jakarta Pusat

Lebih terperinci

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL 1 PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara PPN/Bappenas Workshop Sinkronisasi Program Pembangunan Bidang Geologi: Optimalisasi Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Perekonomian Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

NOTA DINAS KP.06. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp Rp Rp

NOTA DINAS KP.06. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp Rp Rp KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT BIRO UMUM Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Telepon 021-3521974: Faksimile 021-3521985 Nomor : ND- NOTA DINAS /SET.M.EKON.3.3/08/2014

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia =============================================================================== Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia !" #$ %$#&%!!!# &%!! Tujuan nasional yang dinyatakan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO Hotel Grand Sahid Jaya - Jakarta, 11 Maret 2016 ABSOLUT 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.108, 2014 JAKSA AGUNG. Rencana Kerja. Tahun 2014. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 031 /A/JA/12/2013 TENTANG RENCANA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing

Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing Andin Hadiyanto Kementerian Keuangan RI Tantangan Utama Sektor Industri Indonesia

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis

Lebih terperinci

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Selasa, 20 Mei 2014 INDEF 1 Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO) LAPORAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN BERDASARKAN SATUAN KERJA DAN UNIT KERJA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S.D. 31 AGUSTUS 2014 (dalam rupiah) KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PAGU ANGGARAN 2 3 4

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU Disampaikan Dalam Acara Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2012 DEPUTI BIDANG PENDANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN POKOK KESIMPULAN RAPAT REGIONAL BIDANG PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2016 WILAYAH III TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN Provinsi Bali, Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi ekonomi makro yang baik, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh: MENTERIDALAMNEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Bangka Tengah, 7 April 207 2 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL (Pasal

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci