DISKRIMINASI TEMU LAWAK, TEMU MANGGA, TEMU HITAM, DAN KUNYIT MENGGUNAKAN SPEKTRUM ULTRAVIOLET-TAMPAK DAN KEMOMETRIKA RAODATUL JANNAH
|
|
- Ratna Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DISKRIMINASI TEMU LAWAK, TEMU MANGGA, TEMU HITAM, DAN KUNYIT MENGGUNAKAN SPEKTRUM ULTRAVIOLET-TAMPAK DAN KEMOMETRIKA RAODATUL JANNAH DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
2
3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Diskriminasi Temu Lawak, Temu Mangga, Temu Hitam, dan Kunyit Menggunakan Spektrum Ultraviolet-Tampak dan Kemometrika adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2014 Raodatul Jannah NIM G
4
5 ABSTRAK RAODATUL JANNAH. Diskriminasi Temu Lawak, Temu Mangga, Temu Hitam, dan Kunyit Menggunakan Spektrum Ultraviolet-Tampak dan Kemometrika. Dibimbing oleh MOHAMAD RAFI dan RUDI HERYANTO. Temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit termasuk ke dalam genus Curcuma yang banyak digunakan di Indonesia sebagai obat tradisional (jamu) untuk mengobati berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mendiskriminasikan sampel keempat simplisia yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dengan menggunakan spektrum ultraviolet-tampak yang dikombinasikan dengan kemometrika. Prapemrosesan sinyal untuk data matriks spektrum ultraviolet-tampak pada daerah nm telah dilakukan menggunakan variat normal standar sebelum diolah dengan analisis multivariat, seperti principal component analysis (PCA), linear discriminant analysis (LDA), dan soft independent modeling of class analogy (SIMCA). Sampel dapat dikelompokkan menggunakan metode PCA, namun hasil pengelompokan tersebut belum memberikan keterpisahan antarsampel, begitu pula dengan klasifikasi sampel menggunakan SIMCA yang belum memberikan hasil keterpisahan antarsampel. Keempat sampel dapat didiskriminasikan menggunakan metode LDA dan validasi silang model LDA memberikan nilai akurasi sebesar 94.2%. Kata kunci: Curcuma, diskriminasi, kemometrika, spektrum ultraviolet-tampak ABSTRACT RAODATUL JANNAH. Discrimination of Java Turmeric, Mango Ginger, Black Turmeric, and Turmeric Using Ultraviolet-Visible Spectrum and Chemometrics. Supervised by MOHAMAD RAFI and RUDI HERYANTO. Java turmeric, mango ginger, black turmeric, and turmeric belong to Curcuma genus that are widely used by Indonesian as traditional medicines (herbal remedies) to treat various diseases. The purpose of this study was to discriminate sample of these four species from various regions in Java Island by using ultraviolet-visible spectrum combined with chemometrics. Signal preprocessing for data matrix from the ultraviolet-visible spectrum in the region of nm has been done using the standard normal variate prior to multivariate analysis, such as principal component analysis (PCA), linear discriminant analysis (LDA), and soft independent modeling of class analogy (SIMCA). The samples can be grouped using PCA, however the result does not give separation among the samples, as well as that the classification of the samples using SIMCA does not give separation among them. These four samples can be discriminated using LDA methods with accuracy level of 94.2% using cross validation method. Keywords: chemometrics, Curcuma, discrimination, ultraviolet-visible spectrum
6
7 DISKRIMINASI TEMU LAWAK, TEMU MANGGA, TEMU HITAM, DAN KUNYIT MENGGUNAKAN SPEKTRUM ULTRAVIOLET-TAMPAK DAN KEMOMETRIKA RAODATUL JANNAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
8
9 Judul Skripsi : Diskriminasi Temu Lawak, Temu Mangga, Temu Hitam, dan Kunyit Menggunakan Spektrum Ultraviolet-Tampak dan Kemometrika Nama : Raodatul Jannah NIM : G Disetujui oleh Dr Mohamad Rafi Pembimbing I Rudi Heryanto, SSi, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:
10
11 PRAKATA Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas rahmat-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April 2014 dengan tema kontrol kualitas tanaman genus Curcuma. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Mohamad Rafi dan Bapak Rudi Heryanto, SSi, MSi selaku pembimbing yang senantiasa memberikan saran, bimbingan, bantuan, nasihat, dan kritikan yang membangun kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Eman Suherman, Mas Eko Firmansyah, Eva Lilis Nurgilis, Baiq Amelia Riyandari, Lestari Pudjiastuti, Herdiyanto, Anisyah Is Purwati atas bantuannya. Ucapan terima kasih yang takterhingga juga penulis berikan untuk Ibuku Triyanti, Bapakku Sudiman, Kakak-kakakku Pratiwi Mardiyanti, Liana Puspita Sari, dan Akhmad Khoiril Anam yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, November 2014 Raodatul Jannah
12 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 METODE 2 Bahan 2 Alat 4 Prosedur 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Penentuan Kondisi Optimum Preparasi Sampel 5 Proses Pendahuluan dan Klasifikasi Menggunakan PCA 6 Diskriminasi Menggunakan PCA-LDA 7 Klasifikasi Menggunakan SIMCA 9 SIMPULAN DAN SARAN 11 Simpulan 11 Saran 11 DAFTAR PUSTAKA 11 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 19
13 DAFTAR TABEL 1 Kode dan asal sampel 2 DAFTAR GAMBAR 1 Score plot hasil PCA sampel temu lawak (L), temu mangga (M), temu hitam (H), dan kunyit (K) Hasil analisis LDA sampel temu lawak ( ), temu mangga ( ), temu hitam ( ), dan kunyit ( ) Cooman plot kunyit dan temu lawak Discrimination power kunyit dan temu lawak DAFTAR LAMPIRAN 1 Bagan alir penelitian 13 2 Tabulasi data hasil analisis sampel menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak 14 3 Penentuan kondisi optimum preparasi sampel 15 4 Hasil klasifikasi menggunakan SIMCA 17
14
15 PENDAHULUAN Genus Curcuma dari keluarga Zingiberaceae merupakan genus besar yang terdiri atas 70 spesies yang tumbuh sebagai tanaman liar maupun yang dibudidayakan (Jarikasem et al. 2005). Tanaman jenis temu-temuan ini banyak digunakan di Indonesia sebagai obat tradisional (jamu). Tanaman genus Curcuma yang lazim digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu adalah temu lawak (C. xanthorrhiza Roxb.), temu mangga (C. mangga Val.), temu hitam (C. aeruginosa Roxb.), dan kunyit (C. longa Linn.). Keempat tanaman tersebut sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, di antaranya mengobati diare, obat jerawat, gatal-gatal (Rukmana 2004), dan sebagai obat infeksi yang disebabkan oleh mikrob patogen (Jawetz et al. 2005). Bagian tanaman tersebut yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat dan jamu adalah rimpangnya. Banyaknya pemanfaatan rimpang tanaman temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit sebagai obat atau jamu harus diimbangi dengan pengawasan terhadap mutunya. Dalam bentuk rimpang, keempat tanaman tersebut masih dapat dibedakan, tetapi menjadi sulit dibedakan lagi bila sudah dalam bentuk serbuk. Pemalsuan bahan baku obat antara satu dan lainnya kerap terjadi, antara lain disebabkan oleh adanya perbedaan harga. Menurut Rafi et al. (2011), komponen kimia aktif dalam tanaman obat merupakan sumber khasiat tanaman obat tersebut. Kendali mutu diperlukan agar khasiat, keamanan, dan mutu tanaman obat tetap terjaga. Kendali mutu tanaman genus Curcuma dilakukan dengan cara diskriminasi, yaitu proses membedakan satu sampel dengan sampel lainnya dengan menemukan kesamaan antarsampel. Zhang et al. (2013) telah mendiskriminasikan beberapa jenis tanaman genus Curcuma lainnya, yaitu C. wenyujin, C. kwangsiensis, C. phaeocaulis, dan C. longa asal Tiongkok menggunakan kromatografi gas dan spektrometri massa. Ni et al. (2011) juga telah melakukan klasifikasi C. kwangsiensis, C. phaeocaulis, dan C. wenyujin menggunakan kromatografi gas, spektrometri massa, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Teknik-teknik tersebut memiliki beberapa kelebihan, yaitu analisis yang cepat, resolusi yang tinggi, detektor yang sensitif, akurasi yang tinggi, dan sampel yang diperlukan sedikit. Namun, preparasi yang rumit dan lama serta biaya analisis yang relatif mahal menjadikan teknik tersebut bukan pilihan yang atraktif. Oleh karena itu, diperlukan teknik alternatif lainnya dalam kendali mutu tanaman obat genus Curcuma asal Indonesia. Salah satu teknik alternatif yang dapat digunakan dalam kendali mutu tanaman obat adalah spektrofotometri (ultraviolet-tampak). Teknik spektrofotometri ultraviolet-tampak sering digunakan untuk tujuan analisis karena memiliki sifat sensitif dan kuantitatif. Kelebihan lainnya dari teknik ini adalah cepat, murah, dan mudah dalam preparasi maupun pengujian sampel, sehingga lebih efisien bila digunakan dalam proses kendali mutu (Sanchez et al. 2008). Kendali mutu menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak telah banyak diterapkan untuk autentikasi, identifikasi, dan diskriminasi tanaman yang berkerabat dekat maupun produk pangan. Morillo et al. (2012) telah melakukan diferensiasi terhadap varietas teh, Gad et al. (2012) mengembangkan metode autentikasi untuk beberapa tanaman genus Thymus, Sanchez et al. (2008)
16 2 melakukan kendali mutu terhadap Crocus sativus L., dan Garcia et al. (2007) melakukan diskriminasi senyawa kimia pada minuman tequila. Spektrum serapan ultraviolet-tampak dari ekstrak tumbuhan yang kompleks ini memerlukan suatu metode kemometrika berupa analisis multivariat untuk mendapatkan informasi yang diinginkan seperti diskriminasi tumbuhan yang berkerabat dekat. Metode diskriminasi yang lazim digunakan untuk mengklasifikasikan sampel dalam kemometrika, yaitu principal component analysis (PCA), linear discriminant analysis (LDA), dan soft independent modeling of class analogy (SIMCA). Spektrum ultraviolet-tampak yang dikombinasikan dengan kemometrika akan memudahkan dalam mendiskriminasikan atau mengklasifikasikan sampel tanaman yang memiliki kemiripan atau berkerabat dekat. Penelitian ini bertujuan mendiskriminasikan C. xanthorrhiza Roxb, C. mangga Val., C. aeruginosa Roxb., dan C. longa Linn. yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dengan menggunakan spektrum ultraviolet-tampak yang dikombinasikan dengan kemometrika. METODE Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu penentuan kondisi optimum preparasi sampel, ekstraksi sampel berdasarkan kondisi optimum yang telah diperoleh, analisis seluruh sampel menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak pada panjang gelombang nm, dan pengolahan data menggunakan metode kemometrika. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, 70 sampel yang terdiri atas 15 sampel temu hitam, 19 sampel temu lawak, 24 sampel kunyit, dan 12 sampel temu mangga yang dikumpulkan dari 3 provinsi di Pulau Jawa, Indonesia (Tabel 1). Seluruh sampel telah berbentuk serbuk. Tabel 1 Kode dan asal sampel Kode Sampel a Sumber (Wilayah, Kabupaten, Provinsi) Kode Sampel a Sumber (Wilayah, Kabupaten, Provinsi) H1 Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Wonogiri (1), Wonogiri, K2 Jawa H2 Wonogiri (1), Wonogiri, Wonogiri (2), Wonogiri, K3 Jawa Jawa H3 Wonogiri (2), Wonogiri, Songgolangit, Ponorogo, K4 Jawa Jawa H4 Songgolangit, Ponorogo, Balidono, Purworejo, Jawa K5 Jawa H5 Balidono, Purworejo, Jawa Minulyo, Pacitan, Jawa K6 Timur H6 Minulyo, Pacitan, Jawa K7 Tegalombo, Pacitan, Jawa
17 Timur Timur H7 Tegalombo, Pacitan, Jawa Tawangmangu, K8 Timur Karanganyar, Jawa H8 Tawangmangu, Karangpandan, K9 Karanganyar, Jawa Karanganyar, Jawa H9 Karangpandan, Kutoarjo, Purworejo, Jawa K10 Karanganyar, Jawa H10 Kutoarjo, Purworejo, Jawa Kuniran, Ngawi, Jawa K11 Timur H11 Kuniran, Ngawi, Jawa Leuwiliang, Bogor, Jawa K12 Timur Barat H12 Leuwiliang, Bogor, Jawa Tegalwaru, Bogor, Jawa K13 Barat Barat H13 Tegalwaru, Bogor, Jawa Pulung (1), Ponorogo, Jawa K14 Barat Timur H14 Pulung (1), Ponorogo, Jawa Baturetno, Wonogiri, Jawa K15 Timur H15 Baturetno, Wonogiri, Jawa Gondang, Sragen, Jawa K16 L1 Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Ciampea, Bogor, Jawa K17 Barat L2 Wonogiri (1), Wonogiri, Ciemas, Sukabumi, Jawa Jawa K18 Barat L3 Wonogiri (2), Wonogiri, Tanjung Kerta, Sumedang, K19 Jawa Jawa Barat L4 Songgolangit, Ponorogo, Nagrak, Sukabumi, Jawa K20 Jawa Barat L5 Balidono, Purworejo, Jawa Ngadirojo, Wonogiri, Jawa K21 L6 Minulyo, Pacitan, Jawa Cimalaka, Sumedang, Jawa K22 Timur Barat L7 Tegalombo, Pacitan, Jawa Arjosari, Pacitan, Jawa K23 Timur Timur L8 Tawangmangu, Pulung (2), Ponorogo, Jawa K24 Karanganyar, Jawa Timur L9 Karangpandan, Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa M1 Karanganyar, Jawa L10 Kutoarjo, Purworejo, Jawa Wonogiri (1), Wonogiri, M2 Jawa L11 Kuniran, Ngawi, Jawa Wonogiri (2), Wonogiri, M3 Timur Jawa L12 Leuwiliang, Bogor, Jawa Songgolangit, Ponorogo, M4 Barat Jawa L13 Tegalwaru, Bogor, Jawa Balidono, Purworejo, Jawa M5 Barat L14 Pulung (1), Ponorogo, Jawa Minulyo, Pacitan, Jawa M6 Timur Timur L15 Gondang, Sragen, Jawa M7 Tegalombo, Pacitan, Jawa 3
18 4 Timur L16 Ciampea, Bogor, Jawa Barat Tawangmangu, Pacitan, M8 Jawa Timur L17 Ciemas, Sukabumi, Jawa Karangpandan, M9 Barat Karanganyar, Jawa L18 Tanjung Kerta, Sumedang, Kutoarjo, Purworejo, Jawa M10 Jawa Barat L19 Nagrak, Sukabumi, Jawa Kuniran, Ngawi, Jawa M11 Barat Timur K1 Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Leuwiliang, Bogor, Jawa M12 Barat a H: Temu Hitam, L: Temu Lawak, K: Kunyit, M: Temu Mangga. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer ultraviolet-tampak 1700 PC, Ultrasonic cleaning bath, dan peranti lunak The Unscrambler X versi 10.2 (CAMO, Norwegia). Prosedur Penentuan Kondisi Optimum Preparasi Sampel Sampel (temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit) ditimbang sebanyak g dan ditambahkan 10 ml metanol kemudian diekstrak secara sonikasi dalam waktu tertentu (10, 20, 30, 40, 50 menit) pada suhu ruang. Campuran disaring dalam labu takar 10 ml kemudian dibilas dan ditera dengan metanol. Larutan tersebut diencerkan menggunakan metanol dalam labu takar 10 ml hingga berbagai konsentrasi. Selanjutnya larutan diukur serapannya menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak pada panjang gelombang nm dengan menggunakan metanol sebagai blangko. Kondisi optimum preparasi sampel ditentukan dari 2 parameter, yaitu konsentrasi sampel dan waktu sonikasi (Lampiran 1). Sampel yang digunakan untuk penentuan kondisi optimum preparasi sampel berasal dari daerah Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa. Analisis Sampel Menggunakan Spektrofotometer Ultraviolet-Tampak Sebanyak g sampel ditimbang dan ditambahkan 10 ml metanol kemudian diekstrak secara sonikasi pada suhu ruang berdasarkan waktu optimum yang telah didapatkan. Campuran disaring dalam labu takar 10 ml kemudian dibilas dan ditera dengan metanol. Larutan tersebut diencerkan menggunakan metanol dalam labu takar 10 ml hingga konsentrasi optimum yang telah didapatkan sebelumnya. Larutan tersebut diukur serapannya menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak pada panjang gelombang nm dengan menggunakan metanol sebagai blangko. Spektrum yang dihasilkan
19 memuat data berupa panjang gelombang dan absorbans yang dikonversi ke dalam MS. Excel. Analisis Kemometrika Data matriks yang diperoleh terdiri atas 1202 kolom (panjang gelombang) sebagai variabel dan 70 baris (sampel) seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2. Daerah pada panjang gelombang nm dipilih sebagai daerah yang digunakan untuk klasifikasi sampel. Sebelum dilakukan analisis multivariat, matriks data yang dipilih kemudian dilakukan proses pendahuluan berupa transformasi variat normal standar (VNS). Selanjutnya dilakukan analisis kemometrika berupa PCA untuk pengelompokan sampel dengan mereduksi jumlah variabel. Metode LDA dan SIMCA juga digunakan untuk mengklasifikasikan sampel. Peranti lunak yang digunakan adalah The Unscrambler X versi 10.2 (CAMO, Norwegia). 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kondisi Optimum Preparasi Sampel Penentuan kondisi optimum preparasi sampel dilakukan sebagai tahap awal dalam penelitian ini. Parameter yang dicakup, yaitu konsentrasi dan waktu sonikasi sampel. Sampel diekstraksi menggunakan pelarut metanol agar dapat mengikat komponen kimia yang bersifat polar dalam sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit. Ekstraksi sampel dilakukan dengan cara sonikasi, kelebihan ekstraksi dengan cara ini adalah keterulangan ekstraksi yang baik, waktu ekstraksi lebih singkat, lebih efisien, dan dapat digunakan untuk ukuran sampel yang beragam (Susilowati 2006). Penentuan kondisi optimum ditentukan dengan mengukur serapan sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit (hasil ekstraksi) menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak pada panjang gelombang nm. Konsentrasi sampel dibuat sedemikian rupa sehingga didapatkan konsentrasi optimum keempat sampel sebesar 0.015% (b/v). Konsentrasi tersebut dipilih karena memberikan nilai absorbans kurang dari 2 dengan tujuan meminimalkan kesalahan. Pengukuran absorbans yang baik untuk meminimalkan kesalahan, yaitu pada nilai absorbans Berdasarkan hukum Lambert-Beer, jumlah radiasi cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi dan tebal kuvet (Pavia et al. 2009). Konsentrasi optimum yang didapat kemudian digunakan untuk menentukan waktu sonikasi. Waktu sonikasi yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40, dan 50 menit. Kondisi optimum dilihat berdasarkan respon terbaik atau serapan terbesar dari larutan setiap sampel. Berdasarkan hasil yang telah didapat, serapan terbesar untuk sampel temu mangga ditunjukkan pada waktu sonikasi selama 50 menit (Lampiran 3). Namun, serapan terbesar untuk sampel temu lawak, temu hitam, dan kunyit dihasilkan pada waktu sonikasi selama 40 menit, sehingga digunakan waktu sonikasi selama 40 menit sebagai waktu sonikasi optimum untuk preparasi seluruh sampel.
20 6 Proses Pendahuluan dan Klasifikasi Menggunakan PCA Sampel dianalisis menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak pada panjang gelombang nm. Cahaya yang diserap suatu senyawa pada daerah ultraviolet-tampak bergantung pada struktur senyawa tersebut. Spektrum ultraviolet-tampak senyawa-senyawa organik berkaitan dengan transisi elektronik dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Informasi yang didapat cenderung untuk senyawa secara keseluruhan. Keempat sampel menunjukkan spektrum absorbsi dengan pola yang sama pada daerah panjang gelombang nm. Kesamaan pada serapan tersebut diperkirakan karena adanya serapan dari senyawa flavonoid. Menurut Tsimogiannis et al. (2007), gugus aromatik yang ada pada senyawa flavonoid terserap pada panjang gelombang nm, diduga adanya transisi elektron π π pada C=C terkonjugasi dari gugus aromatik. Spektrum absorbsi sampel memuat data berupa panjang gelombang dan absorbans yang digunakan dalam analisis kemometrika. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran serapan sampel menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak terdiri atas 1202 kolom (panjang gelombang) sebagai variabel dan 70 baris (sampel). Banyaknya jumlah variabel dan analisis spektrum yang rumit memerlukan metode kemometrika berupa analisis multivariat. Matriks data yang digunakan untuk analisis multivariat dipilih berdasarkan daerah yang lebih berpengaruh atau daerah yang memberikan respons yang baik pada keempat jenis sampel yang digunakan. Sehingga dipilih daerah pada panjang gelombang nm untuk klasifikasi sampel. Sebelum dilakukan analisis, matriks data diberikan proses pendahuluan berupa VNS. Teknik ini merupakan proses transformasi baris yang digunakan untuk tiap spektrum individual (Jorgensen 2000). Setiap nilai dalam baris data ditransformasikan dengan rumus: nilai awal rerata (baris awal ) Nilai baru = SD (ba ris awal ) VNS didapatkan dari nilai setiap titik absorbans dikurangi rerata baris dan hasilnya dibagi dengan standar deviasinya. Proses pendahuluan ini dilakukan untuk perbaikan informasi data yang akan menghilangkan efek pencar dari data spektrum. VNS akan menstandardisasi setiap spektrum hanya dengan menggunakan data dari spektrum tersebut. Setelah dilakukan tahap pendahuluan kemudian dilakukan analisis multivariat. Sampel diklasifikasikan menggunakan PCA. Teknik PCA banyak digunakan untuk mengenali pola dari suatu set data sehingga data dapat dikelompokkan berdasarkan persamaan polanya (Brereton 2003). PCA digunakan untuk mereduksi dimensi variabel dengan tetap mempertahankan informasi data. Metode statistik multivariat takterawasi ini mencari komponen utama yang merupakan kombinasi linear dari peubah asli (Miller dan Miller 2000). Komponen utama (PC) adalah variabel baru yang merupakan kombinasi linear dari variabelvariabel dalam set data dan memiliki sifat varians yang semakin mengecil. Komponen-komponen utama dipilih sedemikian rupa sehingga PC1 memiliki varians terbesar dalam set data, sedangkan komponen utama kedua tegak lurus terhadap komponen utama pertama dan memiliki varians terbesar berikutnya (Brereton 2003). Keragaman cenderung terkumpul pada beberapa komponen utama pertama dan semakin sedikit yang terkumpul pada komponen utama
21 terakhir, sehingga komponen-komponen utama pada urutan terakhir dapat diabaikan tanpa kehilangan informasi. Melalui cara tersebut PCA dapat digunakan untuk mereduksi variabel-variabel. 7 Gambar 1 Score plot hasil PCA sampel temu lawak (L), temu mangga (M), temu hitam (H), dan kunyit (K) Pengelompokan keempat sampel berdasarkan asal daerah dengan menggunakan PCA ditunjukkan dengan plot nilai score dari dua PC pertama dalam bentuk dua dimensinya (Gambar 1). PC1 dan PC2 biasanya paling berguna dalam klasifikasi sampel menggunakan PCA karena kedua PC ini memiliki paling banyak keragaman data. Jumlah varians kedua PC ini adalah 74%, yang artinya dua PC mewakili 74% dari seluruh data. Diskriminasi Menggunakan PCA-LDA Analisis menggunakan PCA belum memberikan keterpisahan antarsampel. Hal ini menandakan bahwa keempat sampel memiliki beberapa kemiripan satu sama lainnya seperti mengandung beberapa senyawa kimia yang sama. Spektrum keempat sampel (Lampiran 3) menunjukkan pola serapan yang sama pada daerah panjang gelombang nm. Kesamaan serapan keempat sampel tersebut diduga karena adanya komponen kimia yang sama pada keempat sampel tersebut seperti senyawa flavonoid. Oleh karena itu, digunakan metode analisis multivariat terawasi seperti LDA dengan VNS sebagai proses pendahuluan. LDA mengklasifikasikan berdasarkan analisis matriks penyebaran yang tujuannya adalah menemukan proyeksi optimal sehingga dapat memproyeksikan data input pada ruang dengan dimensi yang lebih kecil dan semua pola dapat dipisahkan semaksimal mungkin. LDA mencoba memaksimalkan penyebaran data-data diantara kelas-kelas yang berbeda dan meminimalkan penyebaran data pada kelas yang sama (Berrueta et al. 2007). Metode LDA yang digunakan merupakan penggabungan antara PCA dengan LDA yang diharapkan akan menghasilkan
22 8 reduksi dimensi yang optimal. Pemilihan jumlah komponen didasarkan pada eigenvalue tiap komponen. Komponen utama hasil PCA yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 1 digunakan dalam LDA berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Kaiser. Setiap variabel yang diamati berkontribusi satu unit varians terhadap total varians. Jika eigenvalue lebih besar dari 1, maka setiap komponen utama menjelaskan sejumlah besar varians dari 1 variabel yang diamati (Morillo et al. 2012). Terdapat 4 komponen utama dari hasil PCA yang kemudian digunakan dalam LDA. Komponen utama hasil PCA yang digunakan dalam analisis LDA divalidasi menggunakan metode validasi silang yang digunakan untuk mengetahui seberapa baik kemampuan prediksi dari model. Metode validasi silang merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi model-model regresi dengan menggunakan suatu ukuran kemampuan prediksi dan memilih satu model yang terbaik. Ukuran kemampuan prediksi dalam metode validasi silang dicari dengan cara membagi data menjadi dua bagian, bagian pertama digunakan untuk membuat model regresi (data training) dan bagian kedua digunakan untuk memvalidasi model (data testing) agar diketahui seberapa baik kemampuan prediksi dari model tersebut (Berrueta et al. 2007). Validasi silang yang digunakan adalah leave-one-out, satu sampel dikeluarkan dari model dan sisanya digunakan untuk membuat model lalu sampel yang satu diujikan pada model yang baru. Teknik validasi model dengan cara ini telah sering digunakan, metode ini dapat menghindari adanya overfitting yang merupakan kondisi terdapat banyak galat acak, kondisi tersebut dapat menurunkan kemampuan prediksi model. Gambar 2 menunjukkan hasil LDA sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit. Hasil diskriminasi mengunakan metode LDA menghasilkan nilai akurasi sebesar 94.2%. Diskriminasi sampel dengan menggunakan penggabungan PCA dan LDA memberikan hasil keterpisahan yang lebih baik daripada PCA karena sebelum dilakukan LDA, telah dilakukan reduksi dimensi oleh PCA kemudian LDA mengklasifikasikan sampel berdasarkan matriks penyebaran data pada dimensi yang lebih kecil sehingga pemisahan dapat lebih optimal. Gambar 2 Hasil analisis LDA sampel temu lawak ( ), temu mangga ( ), temu hitam ( ), dan kunyit ( )
23 9 Klasifikasi Menggunakan SIMCA Sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit juga diklasifikasikan menggunakan SIMCA. Teknik analisis multivariat terawasi ini berbeda dengan metode PCA, namun didasarkan pada pembuatan model PCA untuk setiap kelas pada data training. Metode klasifikasi ini terdiri atas dua tahap, yaitu membangun satu model PCA untuk masing-masing kelas dan mengklasifikasikan setiap sampel pada masing-masing model kemudian memutuskan apakah sampel tersebut masuk ke dalam kelas yang sesuai. Sampel baru akan diakui sebagai anggota kelas jika memiliki kemiripan dengan anggota dalam kelas tersebut (Garcia et al. 2013). SIMCA dapat mengklasifikasikan sampel ke dalam satu, beberapa kelas, atau tidak terklasifikasikan ke dalam kelas manapun (Urbano et al. 2005). Jumlah komponen utama masing-masing kelas pada data training juga ditentukan oleh validasi silang leave-one-out. Tabel klasifikasi (Lampiran 4) menunjukkan hasil klasifikasi sampel menggunakan SIMCA. Hasil tersebut memerlihatkan sampel temu hitam, temu lawak, dan temu mangga terklasifikasi ke dalam kelasnya masing-masing dan terklasifikasikan ke dalam kelas lainnya, yang artinya ketiga sampel tersebut memiliki kesamaan satu sama lain berdasarkan komponen kimianya. Sebanyak 1 sampel temu hitam diakui ke dalam kelas temu lawak dan kunyit, serta 8 sampel diakui ke dalam kelas temu mangga. Sama halnya dengan sampel temu lawak, sebanyak 15 sampel diakui ke dalam kelas temu hitam, 4 sampel ke dalam kelas kunyit, dan 10 sampel ke dalam kelas temu mangga. Begitu pula dengan sampel temu mangga, sebanyak 8 sampel temu mangga diakui ke dalam kelas temu hitam dan 1 sampel diakui ke dalam kelas kunyit. Perbedaan terlihat pada kunyit, sampel kunyit hanya terklasifikasi ke dalam kelas kunyit saja dan tidak diakui ke dalam kelas lainnya. Hal tersebut dimungkinkan karena kunyit memiliki perbedaan pada komponen kimia yang dimilikinya. Namun, terdapat 1 sampel kunyit (K1) yang berasal dari daerah Tirtomoyo, Jawa yang tidak terklasifikasikan ke dalam kelas manapun. Hal tersebut kemungkinan karena sampel K1 memiliki perbedaan komponen kimia pada sampel lainnya atau terjadi galat saat preparasi sampel. Gambar 3 Cooman plot kunyit dan temu lawak
24 10 Hasil tabel klasifikasi dievaluasi menggunakan Cooman plot. Sampel yang baru diklasifikasikan akan ditampilkan dalam warna hijau, sedangkan sampel kalibrasi untuk dua model ditampilkan dalam warna biru dan merah. Cooman plot mendiskriminasikan dua kelas yang terpisahkan oleh garis tiap kelas. Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan Cooman plot sampel kunyit dan temu lawak, sampel kunyit terpisah jauh dari sampel temu lawak, temu hitam, dan kunyit. Beberapa sampel temu lawak berdekatan dengan model kelas temu hitam dan temu mangga. Begitu pula beberapa sampel temu hitam yang berdekatan dengan model kelas temu lawak dan temu mangga. Beberapa sampel temu mangga juga berdekatan dengan model kelas temu hitam. Hasil tersebut menunjukkan hanya sampel kunyit yang terdiskriminasi sempurna dari sampel temu lawak, temu mangga, dan temu hitam. Gambar 4 Discrimination power kunyit dan temu lawak Hasil discrimination power yang ditunjukkan pada Gambar 4 memerlihatkan variabel mana yang paling berguna dalam menggambarkan perbedaan antara dua jenis sampel. Gambar 4 menunjukkan absorbans pada daerah panjang gelombang nm memiliki kekuatan diskriminasi yang paling besar diantara lainnya. Berdasarkan spektrum serapannya (Lampiran 4), kunyit memberikan serapan yang besar pada daerah panjang gelombang nm, dapat diperkirakan adanya ikatan π π dari C=C terkonjugasi pada senyawa kurkuminoid yang terlihat pada daerah tampak. Menurut Kim et al. (2013) senyawa kurkuminoid memiliki spektrum serapan ultraviolet yang luas pada daerah nm karena adanya gugus fenolik, sehingga dapat diartikan bahwa senyawa kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit memberikan pengaruh besar dalam diskriminasi kunyit dengan sampel lainnya. Senyawa kurkuminoid merupakan pigmen warna kuning dan terdapat pada kunyit sebanyak 3-15%. Senyawa tersebut juga terdapat dalam temu lawak, temu mangga, dan temu hitam serta spesies Curcuma lainnya, namun kadarnya lebih rendah dari kunyit (Li et al. 2011). Kandungan senyawa kurkuminoid kunyit yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel temu lawak, temu mangga, dan temu hitam menjadikan sampel kunyit dapat dengan mudah terbedakan dengan lainnya. Hasil diskriminasi sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit dengan
25 menggunakan metode SIMCA belum dapat mendiskriminasikan keempat sampel tersebut. 11 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit dari berbagai daerah yang dianalisis menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak dapat dikelompokkan menggunakan metode PCA dengan VNS sebagai proses pendahuluan, namun hasil tersebut belum belum memberikan hasil keterpisahan antarsampel. Begitu pula dengan klasifikasi sampel menggunakan metode SIMCA yang belum memberikan hasil keterpisahan antarsampel. Keempat sampel dapat didiskriminasikan menggunakan LDA dengan nilai akurasi sebesar 94.2%. Saran Perlu dilakukan analisis lebih lanjut pada variabel yang lebih berpengaruh dan menggunakan analisis multivariat lainnya dalam mendiskriminasikan sampel temu lawak, temu mangga, temu hitam, dan kunyit asal Indonesia yang memberikan keterpisahan yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Brereton RG Chemometrics: Data Analysis for the Laboratory and Chemical Plant. Chichester: John Wiley and Sons. Berrueta LA, Alonso RM, Heberger K Supervised pattern recognition in food analysis. J. Chromatogr. A. 1158: doi: /j.chroma Gad HA, El-Ahmady SH, Abou-Shoer MI, Al-Azizi MM A modern approach to the authentication and quality assessment of Thyme using UV spectroscopy and chemometric analysis. Phytochem. Anal. 24: doi: /pca Garcia OB, Ortiz GR, Maldonado JL, Molina JLP, Nava MAM, Landgrave JEA, Martinez JC UV-vis absorption spectroscopy and multivariate analysis as a method to discriminate tequila. Spectrochim. Acta Part A. 66: doi : /j.saa Garcia YC, Osorio AC, Dennes EL, Morales AD Classification of kerosene using physicochemical data and multivariate techniques. Ciencias Quim. 44: Jarikasem S, Thubthimthed S, Chawananoraseth K, Suntorntanasat T Essential oils from three Curcuma species collected in Thailand. Acta Hort. 3(677):
26 12 Jawetz E, Melnick JL, Adelberg E Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kesehatan. Jorgensen A Clustering excipient near infrared spectra using different chemometric methods. Prosiding seminar, 2000 September 18. Finlandia (FI): University of Helsinki. Kim HJ, Kim DJ, Karthick SN, Hemalatha KV, Raj CJ, Ok S, Choe Y Curcumin dye extracted from Curcuma longa L. used as sensitizers for efficient dye-sensitized solar cells. Int. J. Electrochem. Sci. 8: Li S, Yuan W, Deng G, Wang P, Yang P, Aggarwal BB Chemical composition and product quality control of turmeric (Curcuma Longa L.). Pharm. Crops. 2: Miller JC, Miller JN Statistic and Chemometrics for Analytical Chemistry. Harlow (GD): Pearson Education. Morillo AP, Alcazar A, Pablos F, Jurado JM Differentiation of tea varieties using UV-Vis spectra and pattern recognition techniques. Spectrochim. Acta Part A. 103: doi: /j.saa Ni Y, Minghua M, Kokot S One- and two-dimensional gas chromatography-mass spectrometry and high performance liquid chromatography-diode-array detector fingerprints of complex substances: A comparison of classification performance of similar, complex Rhizome Curcumae samples with the aid of chemometrics. Anal. Chim. Acta. 712: doi: /j.aca Pavia DL, Lampman GM, Kriz GS, Vyvyan JR Introduction to Spectroscopy Fourth Edition. Belmont (US): Cencage Learning. Rafi M, Rohaeti E, Miftahudin A, Darusman LK Differentiation of Curcuma longa, Curcuma xanthorrhiza, and Zingiber cassumunar by thin layer chromatography fingerprint analysis. Indo. J. Chem. 11 (1): Rukmana R Temu-temuan Apotik Hidup di Pekarangan. Yogyakarta (ID): Kanisius. Sanchez AM, Carmona M, Zalacain A, Carot JM, Jabaloyes JM, Alonso GL Rapid determination of crocetin esters and picrocrocin from saffron spice (Crocus sativus L.) using UV-visible spectrophotometry for quality control. J Agric Food Chem. 56: doi: /jf703725e. Susilowati E Optimalisasi senyawa kurkumin dari rimpang temu lawak dengan metode sonikasi. [Skripsi]. Bogor (ID): FMIPA IPB. Tsimogiannis D, Samiotaki M, Panayotou G, Oreopoulou V Characterization of flavonoid subgroups and hydroxy substitution by HPLC-MS/MS. Molecules. 12: Urbano M, Luque MD, Perez PM, Garcia J, Gomez MA Ultraviolet-visible spectroscopy and pattern recognition methods for differentiation and classification of wines. Food Chem. 97: doi: /j.foodchem Zhang X, Qiu J, Guo L, Wang Y, Li Peng, Yang F, Su H, Wan J Discrimination of multi-origin chinese herbal medicines using gas chromatography-mass spectrometry-based fatty acid profiling. Molecules. 18: doi: /molecules
27 13 LAMPIRAN Lampiran 1 Bagan alir penelitian Sampel Metanol Campuran Ditimbang Diekstraksi secara sonikasi selama 10, 20, 30, 40, 50 menit (suhu ruang) Larutan sampel Spektrum Disaring dan ditera di labu takar 10 ml Diencerkan menggunakan metanol hingga berbagai konsentrasi Analisis menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak ( nm) Pemilihan kondisi optimum preparasi Konsentrasi (0.015% (b/v)) dan waktu sonikasi (40 menit) optimum Preparasi sampel berdasarkan kondisi optimum Analisis menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak ( nm) Spektrum Panjang gelombang dan absorbans Konversi ke dalam MS. Excel
28 14 Analisis kemometrika Data (panjang gelombang dan absorbans) terpilih VNS PCA Hasil VNS PCA tiap kelas Score plot Hasil LDA Pemilihan PC Kategori variabel LDA Score plot tiap kelas SIMCA Tabel klasifikasi Cooman plot Discrimination power Lampiran 2 Tabulasi data hasil analisis sampel menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak Sampel H1 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs H2 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs H3 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs... Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs H15 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs L1 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs L2 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs L3 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs... Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs L19 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs K1 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs K2 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs K3 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs... Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs K24 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs M1 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs M2 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs M3 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs... Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs M12 Abs Abs Abs Abs Abs Abs Abs
29 15 Lampiran 3 Penentuan kondisi optimum preparasi sampel Spektrum serapan sampel temu lawak 0.015% (b/v) dengan variasi waktu sonikasi ( ) 10 menit, ( ) 20 menit, ( ) 30 menit, ( ) 40 menit, dan ( ) 50 menit Spektrum serapan sampel temu mangga 0.015% (b/v) dengan variasi waktu sonikasi ( ) 10 menit, ( ) 20 menit, ( ) 30 menit, ( ) 40 menit, dan ( ) 50 menit
30 16 Spektrum serapan sampel temu hitam 0.015% (b/v) dengan variasi waktu sonikasi ( ) 10 menit, ( ) 20 menit, ( ) 30 menit, ( ) 40 menit, dan ( ) 50 menit Spektrum serapan sampel kunyit 0.015% (b/v) dengan variasi waktu sonikasi ( ) 10 menit, ( ) 20 menit, ( ) 30 menit, ( ) 40 menit, dan ( ) 50 menit
31 17 Lampiran 4 Hasil klasifikasi menggunakan SIMCA Sampel a Temu Temu Temu Kunyit Hitam Lawak Mangga H1 * * H2 * * * H3 * * H4 * * H5 * * H6 * * * H7 * * H8 * * * H9 * * H10 * * H11 * * * H12 * * * H13 * * * H14 * * * H15 * * * L1 * * L2 * L3 * L4 * L5 * L6 * L7 * L8 * L9 * L10 * L11 * L12 * L13 * L14 * L15 * L16 * L17 * L18 * L19 * K1 K2 * K3 * K4 * K5 * K6 * K7 * *
32 18 K8 * K9 * * K10 * K11 * K12 * K13 * K14 * K15 * K16 * K17 * K18 * K19 * K20 * * * * K21 * K22 * K23 * * K24 * M2 * * * M3 * * * M4 * * * M5 * * M6 * * * M7 * * * M8 * * M9 * * M10 * * M11 * * * M12 * * * a H: Temu Hitam, L: Temu Lawak, K: Kunyit, M: Temu Mangga.
33 19 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 23 November Penulis merupakan anak ke-4 dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sudiman dan Ibu Triyanti. Penulis menempuh pendidikan menengah atas di SMAN 11 Bekasi. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB melalui jalur USMI. Pada bulan Juli-Agustus 2013, penulis mengikuti kegiatan Praktik Lapangan di Pusat Penelitian Karet, Bogor dengan judul laporan Pembuatan Organobentonit dari Bentonit Alam sebagai Bahan Pengisi dan Pengaruhnya terhadap Sifat Vulkanisat Karet Alam. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis memiliki pengalaman sebagai asisten praktikum Azas Kimia Analitik dan Praktikum Analisis Instrumental TA 2013/2014 di Laboratorium Kimia Analitik.
PENENTUAN SIMULTAN NATRIUM BENZOAT DAN KALIUM SORBAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN PENDEKATAN KALIBRASI MULTIVARIAT
PENENTUAN SIMULTAN NATRIUM BENZOAT DAN KALIUM SORBAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN PENDEKATAN KALIBRASI MULTIVARIAT DEW1 ANGGKAINI SEPTANINGSIH DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN AUTENTIKASI MENIRAN (Phyllanthus niruri) MENGGUNAKAN SPEKTRUM ULTRAVIOLET- TAMPAK DAN KEMOMETRIKA BAYU NURCAHYO
IDENTIFIKASI DAN AUTENTIKASI MENIRAN (Phyllanthus niruri) MENGGUNAKAN SPEKTRUM ULTRAVIOLET- TAMPAK DAN KEMOMETRIKA BAYU NURCAHYO DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciOleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak
Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 Analisis Diskriminan Linier untuk Klasifikasi Komponen Obat Bahan Alam Berdasarkan Spektrum Inframerah. Studi Kasus :
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:
PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai
Lebih terperinciLatifah K Darusman Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Bahan Baku Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern
Simposium Nasional PERHIPBA 2011 dan Kongres Nasional IV Obat Tradisional Indonesia (OTI) Latifah K Darusman Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Bahan Baku Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Pusat Studi
Lebih terperinciANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b)
6 pengembang yang masih segar. Pelat dideteksi dengan UV 366 nm. Stabilitas Analat pada Pelat dan dalam Larutan. Ekstrak ditotolkan pada pelat 10 x 10 cm. Ekstrak dibuat sebanyak tiga buah. Ekstrak satu
Lebih terperinciBEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciSPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
SPEKTROFOTOMETRI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI SPEKTROFOTOMETER JENIS SPEKTROFOTOMETER PRINSIP KERJA UV-Vis MENENTUPAN λ MAKSIMUM MEMBUAT KURVA STANDAR ANALISA SAMPEL
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTIBAKTERI GLYCYRRHIZAE RADIX
IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTIBAKTERI GLYCYRRHIZAE RADIX, BORNEO CAMPHOR, DAN COPTIDIS RHIZOMA TERHADAP Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus DHESTI SETYO WULAN DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciESTIMASI KANDUNGAN KURKUMIN PADA SEDIAAN HERBAL KOMERSIAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF
Jurnal Sains Kimia ESTIMASI KANDUNGAN KURKUMIN PADA SEDIAAN HERBAL KOMERSIAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF Irmanida Batubara, Mohamad Rafi, Latifah K. Darusman Jurusan Kimia FMIPA Institut Pertanian
Lebih terperinciAPLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI
APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI AVIE FUROHMA PROGRAM STUDI S1 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciISOLASI MINYAK ATSIRI TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa Roxb.) DENGAN METODE DESTILASI AIR DAN DESTILASI UAP SERTA ANALISIS KOMPONEN SECARA GC-MS
ISOLASI MINYAK ATSIRI TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa Roxb.) DENGAN METODE DESTILASI AIR DAN DESTILASI UAP SERTA ANALISIS KOMPONEN SECARA GC-MS SKRIPSI OLEH: Ratna Mandasari NIM 081524043 PROGRAM EKSTENSI
Lebih terperinciSIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja
Lebih terperinciANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI
ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI RAMADHANI PUTRI PANINGKAT PROGRAM STUDI S1 KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciGambar 5 Spektrum IR EVA water -based A-760 (a), DA-101 (b). : standar; :non-standar. Bilangan Gelombang (cm -1 )
5 HIL D PEMH nalisis pektrum I Pola spektrum FTI sel utuh sampel biologis maupun non-biologis merupakan pola spektrum sidik jari hasil serapan vibrasi dari seluruh penyusun sel tersebut, seperti protein,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1
Lebih terperinciMETODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK
METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini
Lebih terperinciPENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA
PENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRAK ANDRE BRAMANDITA. Pengendapan
Lebih terperinciKIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)
KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur Penggunaan Peranti Lunak ImageJ
sedangkan PLSDA untuk mengklasifikasikan ketiga tanaman sampel ke dalam tiga kelompok tanaman yang berbeda dalam bentuk model prediksi. Model tersebut selanjutnya digunakan untuk memprediksi ketiga sampel
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian
3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Pangan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka Bogor. Pelaksanaan Penelitian selama
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Disusun oleh Sucilia Indah Putri 10511019 Kelompok 2 Tanggal percobaan : 27 September 2013 Asisten : Lisna Dewi (20513082) Rustianingsih
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER
BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi 2. Mahasiswa mampu menganalisis sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer 3. Mengetahui pengaruh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciANNISA RAHMAYANI TELAAH KANDUNGAN KIMIA RAMBUT JAGUNG (ZEA MAYS L.) PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
ANNISA RAHMAYANI 10703024 TELAAH KANDUNGAN KIMIA RAMBUT JAGUNG (ZEA MAYS L.) PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2 0 0 7 Pada kutipan atau saduran skripsi
Lebih terperinciARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK
ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Iqmal Tahir Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciDAFTAR ISI... A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah C. Keaslian Penelitian D. Urgensi Penelitian... 5
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vii x xi xiii INTISARI... xvii ABSTRACT...
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1
Lebih terperinciPENETAPAN HARGA pka DERIVAT ASAM ARIL ASETAT (Diklofenak, Ibuprofen dan Ketoprofen) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV SKRIPSI
PENETAPAN HARGA pka DERIVAT ASAM ARIL ASETAT (Diklofenak, Ibuprofen dan Ketoprofen) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV SKRIPSI Oleh: HELVI DELIANA NIM: 060824052 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciMETODE CEPAT UNTUK KUANTIFIKASI RESERPIN DALAM OBAT DAN EKSTRAK Rauwolfia serpentina SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF ULTRAVIOLET
METODE CEPAT UNTUK KUANTIFIKASI RESERPIN DALAM OBAT DAN EKSTRAK Rauwolfia serpentina SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF ULTRAVIOLET WORO DINA RACHMANTI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)
LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)
Lebih terperinciLaporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)
Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13
Lebih terperinciSpektrofotometri uv & vis
LOGO Spektrofotometri uv & vis Fauzan Zein M., M.Si., Apt. Spektrum cahaya tampak Spektrum cahaya tampak INSTRUMEN Diagram instrumen Spektrofotometer uv-vis 1. Prisma MONOKROMATOR 2. Kisi MONOKROMATOR
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C
LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C HARI/ TANGGAL PRAKTKUM : KAMIS/ 20 DESEMBER 2012 JAM : 08.00 11.00 WIB Nama Praktikan : KAROLINA BR SURBAKTI (NIM: 20127008018) LUCIA AKTALINA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciPenggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot
Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com
Lebih terperincikomunikasi penulis,
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 6, No. 1: 43-52 STUDI PENGGUNAAN UV-VIS SPECTROSCOPY DAN KEMOMETRIKA UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMALSUAN KOPI ARABIKA DAN ROBUSTA SECARA CEPAT [STUDY ON THE USE OF UV-VIS
Lebih terperinciLaporan Kimia Analitik KI-3121
Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 28 September 2012 Tanggal Laporan : 5 Oktober 2012 Asisten
Lebih terperinciDasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik
Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik Klasifikasi Peralatan Gelas (Glassware) Analytical Techniques for Environments Analysis Sampling Sample Treatment
Lebih terperinciKata kunci : fotometer portable, kunyit, LED, PCA, kemometrik
DIFERENSIASI ASAL GEOGRAFIS KUNYIT (Curcuma domestica Val.) MENGGUNAKAN FOTOMETER PORTABLE DAN ANALISIS KEMOMETRIK Antonio Kautsar 1 dibawah bimbingan Drs. Husain Nashrianto, M.Si 1 dan Rudi Heryanto,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR DAN KOMPONEN MINYAK ATSIRI RIMPANG CABANG DAN RIMPANG INDUK KUNYIT (Curcuma longa L.) SEGAR DAN KERING SECARA GC-MS
PERBANDINGAN KADAR DAN KOMPONEN MINYAK ATSIRI RIMPANG CABANG DAN RIMPANG INDUK KUNYIT (Curcuma longa L.) SEGAR DAN KERING SECARA GC-MS SKRIPSI OLEH: LEDYA RAMAYANA PURBA NIM 081501077 PROGRAM STUDI SARJANA
Lebih terperinciPROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
PENETAPAN KADAR CAMPURAN KLORAMFENIKOL DAN PREDNISOLON DALAM SEDIAAN KRIM SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN APLIKASI METODE PANJANG GELOMBANG BERGANDA SKRIPSI OLEH: ERVINA EDIB HANUM HARAHAP NIM
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*
PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DALAM TETES MATA PADA SEDIAAN GENERIK DAN MERK DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinciPERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA
PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER
TUGAS AKHIR EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER (Extraction of Rosela Petals Powder for Colour Content Test using Spectrophotometer)
Lebih terperinci3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Uji Daya Hambat Infusa Rimpang Kunyit Terhadap E. coli dan Vibrio sp. Pada Ikan Kerapu Lumpur
ABSTRAK Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karena mengandung protein dan air cukup tinggi, oleh karena itu perlakuan yang benar setelah ditangkap sangat penting peranannya.
Lebih terperinciKOMBINASI SPEKTRUM ULTRAVIOLET DAN MODEL KALIBRASI MULTIVARIAT UNTUK PENENTUAN SIMULTAN KAFEIN, VITAMIN B1, B2, DAN B6 YULIA FATMAWATI
KOMBINASI SPEKTRUM ULTRAVIOLET DAN MODEL KALIBRASI MULTIVARIAT UNTUK PENENTUAN SIMULTAN KAFEIN, VITAMIN B1, B2, DAN B6 YULIA FATMAWATI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN
KURKUMINOID, PENETAPAN KADARNYA PADA JAMU SERBUK TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Wiranti Sri Rahayu, Tjiptasurasa, Dewi Indriyani Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciPROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
PENETAPAN KADAR CAMPURAN RIFAMPISIN DAN ISONIAZID DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN METODE PANJANG GELOMBANG BERGANDA SKRIPSI OLEH: RIRIS ANUGRAH REMA SITORUS NIM 121524192
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI
SKRIPSI VALIDASI METODE ANALISIS CAMPURAN VITAMIN B 1, B 2, DAN B 6 DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN KCKT MENGGUNAKAN KOLOM RP-18 ULTRA HIGH BASE DEACTIVATED PURITY SILICA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI
PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI OLEH: RISTINA HASIBUAN NIM 121524085 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
Lebih terperinciAPLIKASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL UNTUK MENGUKUR KADAR CURCUMINOID PADA RIMPANG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA)
APLIKASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL UNTUK MENGUKUR KADAR CURCUMINOID PADA RIMPANG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA) Bernadeta Wuri Harini 1), Rini Dwiastuti 2), Lucia Wiwid Wijayanti 3) 1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Absorbsi Near Infrared Sampel Tepung Ikan Absorbsi near infrared oleh 50 sampel tepung ikan dengan panjang gelombang 900 sampai 2000 nm berkisar antara 0.1 sampai 0.7. Secara grafik
Lebih terperinci1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar
LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit utama di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi, yaitu 25,8% untuk usia 18 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013), meskipun
Lebih terperinciPEMBUATAN SPEKTRUM INFRA MERAH (IR) TERHADAP NISBAH SINYAL TERHADAP DERAU DAN JUMLAH PAYAR SERTA PENENTUAN KADAR KAFEIN DALAM TEH
PEMBUATAN SPEKTRUM INFRA MERAH (IR) TERHADAP NISBAH SINYAL TERHADAP DERAU DAN JUMLAH PAYAR SERTA PENENTUAN KADAR KAFEIN DALAM TEH Listiana Cahya Lestari 2*, Antonio Kautsar 1, dan Mohamad Rafi 1 1 Pusat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN 4.1.1. Analisis Kandungan Senyawa Kimia Pada tahap ini dilakukan analisis proksimat terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam temulawak kering yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
VALIDASI METODE UNTUK PENETAPAN KADAR CIPROFLOXACIN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Herlinda I.P Tjaboali 1), Fatimawali 1), Defny S. Wewengkang
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS
PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS Norma Nur Azizah 1, Mulyati a, Wulan Suci Pamungkas a, Mohamad Rafi a a Departemen Kimia, Fakultas
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN RINGAN YANG BEREDAR DI WILAYAH KARANGANYAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR
PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN RINGAN YANG BEREDAR DI WILAYAH KARANGANYAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:
8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SILDENAFIL SITRAT DALAM KAPSUL JAMU KUAT SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI SILDENAFIL SITRAT DALAM KAPSUL JAMU KUAT SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR OLEH: MUHZA LUBIS NIM 102410044 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI
Lebih terperincidianalisis dengan menggunakan
4 1. Eksplorasi data keluaran FTIR a. Membuat plot antara nilai absorban dan bilangan gelombang untuk setiap bahan temuan. Sumbu vertikal untuk nilai absorban dan sumbu horizontal untuk bilangan gelombang.
Lebih terperinciUJI KANDUNGAN FOSFAT SEBAGAI P 2 O 5 DALAM BERBAGAI MEREK PUPUK FOSFAT KOMERSIAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SKRIPSI DESMI SIANTURI
UJI KANDUNGAN FOSFAT SEBAGAI P 2 O 5 DALAM BERBAGAI MEREK PUPUK FOSFAT KOMERSIAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana DESMI SIANTURI
Lebih terperinciMASERASI SEBAGAI ALTERNATIF EKSTRAKSI PADA PENETAPAN KADAR KURKUMINOID SIMPLISIA TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb)
ABSTRAK MASERASI SEBAGAI ALTERNATIF EKSTRAKSI PADA PENETAPAN KADAR KURKUMINOID SIMPLISIA TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) Mujahid R, Awal PKD, Nita S Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Lebih terperinciANALISA ANTOSIANIN PADA BUAH STROBERI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK
i TUGAS AKHIR ANALISA ANTOSIANIN PADA BUAH STROBERI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK (Analysis of Anthocyanin on Strawberry Using Spectrophotometer Visible) Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciLaporan Kimia Analitik KI-3121
Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten
Lebih terperinciVALIDASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS UNTUK PENENTUAN KURKUMINOID DALAM PRODUK HERBAL
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL D ISBN : 978-602-73159-1-4 VALIDASI SPEKTROFOTOMETRI
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN Latar Belakang Obat-obatan tradisional atau jamu sering kali menggunakan tanaman obat seperti jahe sebagai bahan baku. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rimpang berbatang semu. Jahe
Lebih terperincikecepatan penyapuan, orde turunan, jumlah jendela, dan penghalusan yang optimum. 45 mg/l. Masing-masing konsentrasi dibuat 3 ulangan.
6 kecepatan penyapuan, orde turunan, jumlah jendela, dan penghalusan yang optimum. Penentuan kurva standar dari D L, D S, dan D Z yang terbaik. Pengukuran serapan larutan standar 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/l
Lebih terperinciPENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK
Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 UTAMI DYAH
Lebih terperinciSPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTRONIK 20D+
Laporan Praktikum Praktikum Analisis Instrumental SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTRONIK 20D+ Muhammad Ardiyansyah 1 dan Mohammad Rafi 2 1 Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperincikondisi analisis kuantitatif simultan Cr(III) dan Cr(VI) yaitu konsentrasi kuersetin sebesar 2,95 x 10-3 M, konsentrasi surfaktan
ABSTRAK MOHAMAD RAFI. Potensi Metode Penambahan Standar Titik-H Untuk Penentuan Simultan Kromium(III) dan Kromium(VI). Dibimbing oleh ZAINAL ALIM MAS UD dan MUHAMMAD BACHRI AMRAN Metode penambahan standar
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciPlot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel
Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Vitawati Bawotong, Hanny Komalig, Nelson Nainggolan 3 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, vbawotong@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciSpektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis Prinsip Spektrometri Larutan sampel dikenai radiasi elektromagnetik, sehingga menyerap energi / radiasi terjadi interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi (atom/molekul)
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, DAN KAROTENOID EKSTRAK METANOL KLIKA ANAK DARA. (Croton oblongus Burm.f.).
PENENTUAN KADAR TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, DAN KAROTENOID EKSTRAK METANOL KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm.f.) Haeria, Surya Ningsi, Adilah Daeng Riaji Jurusan Farmasi, FIKES, Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciOPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1*, Ibrahim Arifin 1 1 Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN
PENETAPAN KADAR TANIN DALAM INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Mufti Kharismawati*, Pri Iswati Utami*, Retno Wahyuningrum * Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciYOVITA NOVELINA ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
YOVITA NOVELINA 10702067 ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau saduran skripsi ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri
Lebih terperincikomunikasi penulis,
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 6, No. 1: 45-52 STUDI PENGGUNAAN UV-VIS SPECTROSCOPY DAN KEMOMETRIKA UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMALSUAN KOPI ARABIKA DAN ROBUSTA SECARA CEPAT [STUDY ON THE USE OF UV-VIS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA (Cu) DAN MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS(Garcinia Mangostana, L)
PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA (Cu) DAN MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS(Garcinia Mangostana, L) SKRIPSI HELEN G SITUMORANG 120822030 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinci