LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
|
|
- Erlin Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Konsentrasi Pelarut (%) Tabel L1.1 Data Rendemen Ekstrak Waktu Ekstraksi (menit) Berat Ekstrak (gram) 0,84 0,73 0,76 1,44 0,7 0,84 1,55 1,74 2,4 0,56 0,7 1,76 1,48 0,83 0,95 1,65 1,34 2,01 Rendemen Ekstrak (%) 4,20 3,65 3,80 7,20 3,50 4,20 7,75 8,70 12,00 2,80 3,50 8,80 7,40 4,15 4,75 8,25 6,70 10,05 Pada Tabel L1.1 di atas terlihat besar rendemen ekstrak dari 18 run, yang dinyatakan dalam satuan %. Besar rendemen didapat dengan membandingkan berat produk yang didapat dari setiap run dengan berat bahan baku kunyit awal (yang beratnya 20 gram). Metode perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3. 46
2 L1.2 DATA KADAR KURKUMIN Dari hasil percobaan diperoleh data kadar kurkumin sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Tabel L1.2 Data Kadar Kurkumin Konsentrasi Pelarut (%) Waktu Ekstraksi (menit) Kadar Kurkumin (%) 0,125 0,083 0,593 2,004 2,551 0,148 10,770 10,736 15,15 0,089 0,181 0,028 2,270 11,211 15,545 8,506 13,467 16,001 Pada Tabel L1.2 di atas terlihat besar kadar kurkumin dari seluruh 18 run, yang dinyatakan dalam satuan %. Besar kadar kurkumin ini maksudnya adalah besar kadar terhadap rendemen. Misalnya, untuk run 3, besar rendemen adalah 3,8%. Maka, banyaknya kadar kurkumin untuk run 3 adalah sebesar 0,593% dari 3,8% keseluruhan bahan baku kunyit (yang beratnya 20 gram). Metode perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 47
3 LAMPIRAN 2 HASIL ANALISA L2.1 HASIL ANALISA KURKUMIN STANDAR Gambar L2.1 Grafik Spektrum Aktif Kurkumin Standar Pada gambar L2.1 di atas terlihat grafik spektrum aktif kurkumin standar, dimana puncaknya adalah pada panjang gelombang 425 nm. Maka, pembacaan absorbansi untuk seterusnya akan dilakukan pada panjang gelombang 425 nm. 48
4 Gambar L2.2 Grafik Standar Kurkumin Pada gambar L2.2 di atas terlihat titik-titik hasil pembacaan absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Visible terhadap kurkumin standar dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Dari titik-titik tersebut ditarik garis, dan didapatkan persamaan y=0,36301x + 0, Persamaan inilah yang akan digunakan untuk menghitung konsentrasi dari sampel-sampel run pada penelitian ini, setelah absorbansi mereka dibaca dengan spektrofotometer UV-Visible. 49
5 L2.2 HASIL ANALISA KADAR KURKUMIN Gambar L2.3 Hasil Analisa Kadar Kurkumin Pada gambar L2.3 di atas terlihat tabel hasil analisa kadar kurkumin. Terlihat bahwa, misalnya pada run 1, diambil sampel (sebesar 0,0181 gram) dari keseluruhan sampel hasil run 1, kemudian dimasukkan ke kuvet dengan ditambah etanol 10 ml. Kuvet dimasukkan ke spektrofotometer untuk pembacaan absorbansi. Jika hasil pembacaan absorbansi tidak melebihi 1, maka dipakailah pembacaan absorbansi tersebut. Namun, jika hasil pembacaan absorbansi awal melebihi 1, maka kuvet dikeluarkan dan larutan diencerkan dengan kelipatan 10 kali hingga pembacaan absorbansi tidak melebihi 1. Sedangkan di kolom paling kanan terlihat konsentrasi (hasil perhitungan dengan persamaan y=0,36301x+0,02124) yang dinyatakan dalam satuan ppm. 50
6 LAMPIRAN 3 CONTOH PERHITUNGAN L3.1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR L3.1.1 Untuk Pembuatan Larutan Etanol 70% dan 50% Kebutuhan air yang digunakan sebagai pengencer untuk pembuatan pelarut etanol dalam proses ekstraksi didapat dari perhitungan. Larutan etanol 96% ingin diencerkan menjadi etanol 70% dan etanol 50%. Perhitungan air yang digunakan sebagai pengencer, dengan rumus : M 1. V 1 = M 2. V 2 Dimana V 1 = volume awal etanol 96% yang akan ditambahkan air Dimana V 2 = volume etanol 96% untuk ekstraksi (80 ml) Dimanaρ = densitas etanol Dimana % = persen berat etanol Untuk perhitungan pengenceran etanol 96% menjadi etanol 70% : C 1. V 1 = C 2. V V 1 = V 1 = 58,33 ml Maka air yang ditambahkan = 80 ml 58,33 ml = 21,67 ml Untuk perhitungan pengenceran etanol 96% menjadi etanol 50% : C 1. V 1 = C 2. V V 1 = V 1 = 41,66 ml Maka air yang ditambahkan = 80 ml 41,66 ml = 38,34 ml Tabel L2.1 menunjukkan jumlah air yang ditambahkan sebagai pengencer, yang diperoleh dari perhitungan. Tabel L3.1 Jumlah Air Sebagai Pengencer Etanol : Air Volume Air (ml) 1:1(etanol 50%) 38,34 7:3 (etanol 70%) 21,67 51
7 Dari tabel L3.1 pada perbandingan etanol : air = 1 : 1 volume air yang ditambahkan adalah 38,34 ml dan pada perbandingan etanol : air = 7 : 3 volume air yang ditambahkan adalah 21,67 ml. Masing-masing perbandingan dilakukan sebanyak 6 run, sehingga : Perbandingan etanol : air = 1 : 1 yaitu = 38,34 ml x 6 = 230,04 ml Perbandingan etanol : air = 7 : 3 yaitu = 21,67 ml x 6 =130,02 ml + Total = 3,06 ml Total = 361 ml Maka banyaknya air yang dibutuhkan adalah sebanyak 361 ml. L3.2 PERHITUNGAN KEBUTUHAN ETANOL L3.2.1 Sebagai Pelarut Proses Ekstraksi Kebutuhan etanol yang digunakan sebagai pelarut proses ekstraksi didapat dari perhitungan. Pada proses ini etanol yang digunakan adalah etanol teknis 96% yang diencerkan menjadi etanol 70% dan etanol 50%. Tabel L2.2 menunjukkan jumlah etanol sebagai pelarut yang diperoleh dari perhitungan. Tabel L3.2 Jumlah Etanol Sebagai Pelarut Ekstraksi Etanol : Air Volume Etanol (ml) 1:1 41,66 7:3 58,33 24:1 80 Dari tabel L3.2 pada perbandingan etanol : air = 1 : 1 volume etanol yang dibutuhkan adalah 41,66 ml, pada perbandingan etanol : air = 7 : 3 volume etanol yang dibutuhkan adalah 58,33 ml, dan pada perbandingan etanol : air = 24 : 1 volume etanol yang dibutuhkan adalah 80 ml. Masing-masing perbandingan dilakukan sebanyak 6 run, sehingga : Perbandingan etanol : air = 1 : 1 yaitu = 41,66 ml x 6 = 249,96 ml Perbandingan etanol : air = 7 : 3 yaitu = 58,33 ml x 6 = 349,98 ml Perbandingan etanol : air = 24 : 1 yaitu = 80,00 ml x 6 = 480 ml + Total = 1079,94 ml Total = 1080 ml Maka banyaknya etanol yang dibutuhkan adalah sebanyak 1080 ml. 52
8 L3.3 PERHITUNGAN RENDEMEN EKSTRAK KURKUMIN Perhitungan rendemen dilakukan dengan cara membandingkan antara massa produk yang dihasilkan dengan massa bahan baku awal, dengan rumus : Misal, untuk Run 1 diperoleh berat ekstrak (produk jadi) sebesar 0,84 gram dari berat awal 20 gram, maka perhitungannya adalah : Tabel L3.3 menunjukkan hasil perhitungan rendemen untuk seluruh 18 run : Tabel L3.3 Rendemen untuk Masing-masing Run Run Berat Ekstrak (gm) Berat Awal (gm) Rendemen (%) 1 0, ,2 2 0, ,65 3 0, ,8 4 1, ,2 5 0,7 20 3,5 6 0, ,2 7 1, ,75 8 1, ,7 9 2, , ,8 11 0,7 20 3,5 12 1, ,8 13 1, ,4 14 0, , , , , , , ,7 18 2, ,05 L3.4 PERHITUNGAN KURVA STANDAR KURKUMIN Untuk menghitung kadar ekstrak kurkumin, sebelumnya harus dibuat kurva standar kurkumin terlebih dulu. Prosedur pembuatan kurva standar ini telah dicantumkan sebelumnya di Bab 3, dimana hasilnya didapatkan absorbansi dari 11 titik yang digunakan. Pertama dihitung dulu konsentrasi stok standar : 53
9 Satuan konsentrasi standar ini akan diubah dari mg/l menjadi ppm. Karena ppm adalah satuan perbandingan (satu per sejuta bagian) dan densitas etanol bukanlah 1 kg/l, maka dilakukan pembagian dengan densitas etanol lebih dulu : karena 1 mg adalah 1/ kg, maka 1 mg/kg = 1 ppm, sehingga : Konsentrasi masing-masing titik dihitung dengan persamaan : Misal, untuk titik pertama volume pengencerannya 0,025 ml, maka perhitungannya adalah : Setelah itu dihitung konsentrasi untuk 10 titik yang tersisa, yang tercantum pada Gambar L2.3 di Lampiran 2 L3.5 PERHITUNGAN KADAR EKSTRAK KURKUMIN Analisa data dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV Visible. Skala absorbansi dibaca pada panjang gelombang 425 nm.konsentrasi kurkumin dihitung dengan menggunakan grafik standar absorbansi vs konsentrasi yang ditunjukkan pada gambar L2.3 pada Lampiran 2. Pada gambar tersebut terdapat persamaan garis lurus, yaitu y = ax + b, dimana : a = 0,
10 b = 0,02124 y = skala absorbansi x = konsentrasi (ppm) Tabel L3.4 menunjukkan skala absorbansi, berat sampel, dan pengenceran untuk masing-masing run : Tabel L3.4 Absorbansi, Berat Sampel, dan Pengenceran Masing-masing Run Run Berat Sampel (gm) Pengenceran Abs , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,847 Untuk mendapat nilai x (konsentrasi), maka : y = ax + b Untuk mendapat nilai x dalam ppm maka harus dikalikan lebih lanjut dengan : sehingga persamaannya menjadi : dengan volume labu adalah 10 ml. Kita ambil contoh run 3, maka : x = 5927,1539 ppm 55
11 Nilai konsentrasi dalam satuan ppm ini kemudian dikonversi ke dalam satuan %. Karena ppm adalah satuan rasio satu persejuta bagian dan persen adalah satuan rasio satu perseratus bagian, maka untuk mengubah ppm ke % dilakukan dengan : Maka kadar kurkumin untuk run 3 adalah sebesar 0,5927%. Namun, % kadar kurkumin ini maksudnya adalah besar kadar terhadap rendemen. Misalnya, untuk run 3, besar rendemen adalah 3,8%. Maka, banyaknya kadar kurkumin adalah sebesar 0,5927% dari 3,8% keseluruhan bahan baku kunyit. Konsentrasi dalam satuan ppm sebenarnya sudah cukup. Dalam penelitian ini, pengubahan ke satuan % dilakukan untuk keperluan membandingkan kadar kurkumin dengan kadar kurkumin yang didapat dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang juga dinyatakan dalam satuan %. Cara perhitungan ini lalu digunakan untuk run-run selanjutnya, dimana hasilnya terlihat dalam tabel L3.5 yang menunjukkan hasil perhitungan kadar ekstrak untuk seluruh 18 run : Tabel L3.5 Kadar untuk Masing-masing Run Run Berat Sampel (gm) Pengenceran Abs 425 Konsentrasi Kadar (%) (ppm) 1 0, , ,66 0, , , ,24 0, , , ,15 0, , , ,18 2, , , ,90 2, , , ,65 0, , , ,23 10, , , ,26 10,73 9 0, , ,85 15, , , ,12 0, , , ,14 0, , , ,49 0, , , ,68 2, , , ,96 11, , , ,25 15, , , ,66 8, , , ,68 13, , , ,83 16,
12 LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI PENELITIAN L4.1 FOTO PERLAKUAN AWAL BAHAN BAKU Gambar L4.1 Foto Kunyit Gambar L4.2 Foto Kunyit Potong Gambar L4.3 Foto Pengeringan di Oven 57
13 L4.2 FOTO PROSES EKSTRAKSI cs Gambar L4.4 Foto Proses Ekstraksi L4.3 FOTO PROSES DISTILASI Gambar L4.5 Foto Proses Distilasi 58
14 L4.4 FOTO PRODUK Gambar L4.6 Foto Produk 59
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1
Lebih terperinciLAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut
3 LMPIRN 1. Tabel penentuan panjang gelombang maksimal Panjang Gelombang (nm) bsorbansi 490 0,895 500 0,776 510 0,74 50 0,646 530 0,61. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar
76 Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar 1.1 Larutan standar Pb 5, 3, 1, 0.5 mg/l Rumus: x Keterangan: = Konsentrasi larutan pekat Volume larutan pekat C2 = Konsentrasi larutan encer V2 = Volume
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman
LAMPIRAN 52 Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman 53 54 Lampiran 2 Perhitungan nilai rendemen Hasil fraksinasi dari 5,046 gram ekstrak adalah 2,886 gram atau 57,1938 % dari berat ekstrak. Oleh karena itu,
Lebih terperinciLAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut Sampel Panjang Gelombang Absorbansi Konsentrasi Kadar (%)
LMPIRN 1. Tabel penentuan panjang gelombang maksimal PanjangGelombang (nm) bsorbansi 595 1,300 600 1,6 605 1,156 610 1,136 615 1,06. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut : Konsentrasi tawas dalam perendaman Variabel independen Kadar aluminium
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciLampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum
Lampiran Lampiran I. Rancangan Percobaan Sampel 2 macam Laaitan standar formaldehid Persiapan sampel dengan berbagai variasi suhu (50,6O,7O,8O,9O,dan 100 V Penentuan waktu kestabilan warna y V Penentuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi
LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik
Lebih terperinciLampiran 1. Data dan perhitungan analisis proksimat Padina australis
LMPIRN 35 36 Lampiran 1. Data dan perhitungan analisis proksimat Padina australis a. Kadar air Ulangan (gram) B (gram) C (gram) Kadar air (%) Rata-rata 1 5,03 7,09 7,57 90,46 90,57 5,37 4,69 5,19 90,69
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Gambar rumput laut dan serbuk simplisia Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Rumput laut segar Gracilaria
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Absorbansi Larutan Naphthol Blue Black pada Berbagai Konsentrasi No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1. 3 0.224 2. 4 0,304 3. 5 0,391 4. 6 0,463 5. 7 0,547 6. 8 0,616 7. 9 0,701
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN
26 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat alat 1. Spektrofotometer UV-Visibel La Motte 2. Hot Plate Nouva II 3. Neraca Analitis Ohauss 4. Kuvet 5. ph Meter Lovibond 6. Spatula 7. Labu Takar Pyrex 8. Termometer
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama
LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173
Lebih terperinciSTUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK
STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK Oleh: Retno Rahayu Dinararum 1409 100 079 Dosen Pembimbing: Drs. R. Djarot
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN
LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN A.1 DATA PENELITIAN PENDAHULUAN Tabel A.1 Data Panjang Gelombang Antosianin Perlakuan Panjang Gelombang Dipotong kecil-kecil 512 Diblender 514,5 Tabel A.2
Lebih terperinci9. Pembuatan Larutan Cr ppm Diambil larutan Cr ppm sebanyak 20 ml dengan pipet volumetri berukuran 20 ml, kemudian dilarutkan dengan
35 Lampiran 1 Perhitungan dan Pembuatan Larutan Cr 3+ 1. Perhitungan dan pembuatan larutan Cr 3+ 1000 ppm Diketahui : konsentrasi larutan 1000 ppm Volume Larutan 1 Liter (Ar Cr = 52; Cl = 35,5 ; H = 1;
Lebih terperinciLampiran 1. Data Absorbansi dan Kurva Standar Pada Pengujian Kadar Amilosa
35 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Absorbansi dan Kurva Standar Pada Pengujian Kadar Amilosa Tabel 6. Data absorbansi pada larutan standar amilosa pada berbagai konsentrasi (ppm) yang diukur pada panjang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2
LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode stabilisasi dedak padi terhadap kualitas minyak dedak padi sebagai minyak pangan. Dengan demikian dapat
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN
LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN A.1 DATA PENELITIAN PENDAHULUAN Tabel A.1 Data Panjang Gelombang Antosianin Perlakuan Panjang Gelombang Dipotong kecil-kecil 506 Diblender 507,5 Tabel A.2
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciEKSTRAKSI MULTI TAHAP KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma domestica Valet) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL SKRIPSI. Oleh Rajian Sobri Rezki
EKSTRAKSI MULTI TAHAP KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma domestica Valet) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL SKRIPSI Oleh Rajian Sobri Rezki 100405030 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi
30 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Kimia Terpadu Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi dan Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah lab. Kimia DIII Analis Kesehatan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciLAMPIRAN C PERHITUNGAN UMPAN DAN PRODUK
LAMPIRAN C PERHITUNGAN UMPAN DAN PRODUK D.1. Perhitungan Umpan 1. Pembuatan Larutan NaOH 5 N BM NaOH Volume larutan eq NaOH = 1 Berat NaOH yang dibutuhkan = m = m = N x BM x V 1000 x eq 5 x 40 x 100 1000
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet 1. Membuat larutan Induk Methyl Violet 1000 ppm. Larutan induk methyl violet dibuat dengan cara melarutkan 1 gram serbuk methyl violet dengan akuades sebanyak
Lebih terperinciLampiran 1 Pohon mangrove Api-api (Avicennia marina) Lampiran 2 Perhitungan analisis proksimat daun Api-api (Avicennia marina)
LAMPIRAN 74 Lampiran 1 Pohon mangrove Api-api (Avicennia marina) Lampiran 2 Perhitungan analisis proksimat daun Api-api (Avicennia marina) a. Kadar air % Kadar air U 1 % Kadar air U 2 Kadar air rata-rata
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sediaan Tablet
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciGambar 6. Kerangka penelitian
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis
Lebih terperincimassa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue 1. Larutan Induk Pembuatan larutan induk methylene blue 1000 ppm dilakukan dengan cara melarutkan kristal methylene blue sebanyak 1 gram dengan aquades kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciLampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)
153 LAMPIRA 154 Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Ditimbang
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN
31 LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN A. Prosedur Analisa Spektrofotometri untuk Logam Cu 1. Mengambil 1 ml larutan sampel, kemudian diencerkan sampai 100 ml dengan aquades. 2. Menambahkan 0,4 ml larutan karbamat
Lebih terperinci1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar
LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.
34 BAB V METODOLOGI 1.1 Alat dan bahan yang digunakan 1.1.1 Alat yang digunakan 1. Spektrofotometri Visible 2. Magnetic Stirer 3. Neraca Digital 4. Kaca Arloji 5. Pipet Tetes 6. Klem dan Statif 7. Pengaduk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)
Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 19 Desember 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil
Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11
Lebih terperinciCabai rawit. Lampiran 1. Cara Kerja Penelitian. 1. Pengawetan
Lampiran 1 Cara Kerja Penelitian 1. Pengawetan Cabai rawit dibersihkan dari kotoran sampai bersih. direndam selama 15 menit ke dalam larutan 25 gram kapur sirih : 1 L air. dicelupkan ke dalam air hangat
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)
LAMPIRAN 49 50 Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography) 1.1 Penetapan kadar: a. Fase gerak: Buat campuran metanol : 0,01 M phosphoric acid ;
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir proses maserasi
Lampiran 1. Diagram alir proses maserasi Lampiran 2. Diagram alir proses remaserasi Simplisia (1 gram) Etanol 95% (1 ml) Perendaman dan pengocokan (2 jam) Campuran simplisia dan pelarut Penyaringan Residu
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons
Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons 96 97 98 Lampiran 2. Pembuatan Larutan untuk Uji Toksisitas terhadap Larva Artemia salina Leach A. Membuat Larutan Stok Diambil 20 mg sampel kemudian dilarutkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)
LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan
Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran
Lebih terperinciKadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a
LAMPIRAN 48 49 Lampiran. Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 00 o C selama 5 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 0 menit. Ditimbang
Lebih terperinciLampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil
Lampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil 1. Cara pengamatan perhitungan kadar klorofil dalam daun Mucuna a. Ambil sampel daun Mucuna lalu potong-potong kecil. Timbang potongan kecil daun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN L1.1 DATA HASIL PERCOBAAN Berikut merupakan gambar hasil analisa SEM adsorben cangkang telur bebek pada suhu aktivasi 110 0 C, 600 0 C dan 800 0 C dengan berbagai variasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin Dilarutkan sejumlah HPMC dalam 7 ml akuades. Diamkan 10 menit agar mengembang Sorbitol dilarutkan dalam sejumlah air hangat dan mentol dilarutkan dalam
Lebih terperinciEktrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembuatan pereaksi dan larutan Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1 ml dengan akuades. Ektrak CaCl 2,1 M : Sebanyak 1,48 g kristal CaCl 2 dilarutkan
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Red 1. Larutan Induk Larutan induk 1000 ppm dibuat dengan cara menimbang kristal methyl red sebanyak 1 gram, dilarutkan dalam etanol sebanyak 600 ml dan distirrer selama
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,
36 BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, bahan, dan cara kerja penelitian. Dibawah ini adalah uraian mengenai tiga hal tersebut. 3.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen
Lebih terperinciFerry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1
Ferry Riyanto Harisman 1410 100 026 Dosen Pembimbing : Drs. R. Djarot Sugiarso K. S., MS Page 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Page 2 Latar Belakang Zat Besi Bahanbaku dalamproses
Lebih terperinciLampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR
Lebih terperinciAntioksidan dalam Bakso Rumput Laut Merah Eucheuma cottonii
Antioksidan dalam Bakso Rumput Laut Merah Eucheuma cottonii Dikron Wirada Sirat (1407 100 043) Dosen Pembimbing : Dra. Sukesi, M.Si. CONTENT PENDAHULUAN METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN Tepung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat,
15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung.
Lebih terperinciZubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet
Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik Cair
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 1. Data Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik Cair Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Sedimentasi Fermentasi N % 1,3598 1,0724 P % 0,0489 0,0412 K % 0,8739 0,8272
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu: Lama perendaman dalam larutan tawas Kadar aluminium Variabel Bebas Variabel Terikat B. Tabel Rancangan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak
Lebih terperinciKentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati
Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih
Lebih terperinci